Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN

TUTORIAL LBM 3
BLOK NEUROMUSKULOSKELETAL I
“KONTRAKSI OTOT”

DISUSUN OLEH :
SGD 1, KELOMPOK 1

I Gusti Ngurah Oko Surya Wirawan (019.06.0035)


Ni Ketut yulina pratiwi (018.06.0038)
Ardian Ansari ( 016.06.0018)
Irawati sofia (019.06.0044)
R Tsania Fahrany (016.06.0049)
Aulia rinjani lestari (019.06.0011)
Baiq Dara Elok Cintya Monica (019.06.0014)
Desak Made Paramestri Dyah Parameswari (019.06.0021)
Baiq Fahira Mentari (019.06.0015)
Dinda Amalia Shaleha (019.06.0022)
I Putu Aditya Krisna Yoga (019.06.0041)
Hafidz Reginald Bhagaskara (019.06.0034)
Tutor : dr. Fachrudi Hanafi, M.Kes.

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR MATARAM
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat-Nya dan dengan kemampuan yang kami miliki, penyusunan makalah SGD
(Small Group Discussion) LBM 3 yang berjudul kontraksi otot dapat diselesaikan
tepat pada waktunya.
Makalah ini membahas mengenai hasil SGD lembar belajar mahasiswa
(LBM) 3 yang berjudul kontraksi otot meliputi seven jumps step yang dibagi
menjadi dua sesi diskusi. Penyusunan makalah ini tidak akan berjalan lancar tanpa
bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu dalam kesempatan ini kami
mengucapkan terimakasih kepada:
1. dr. Fachrudi Hanafi, M.Kes. sebagai dosen fasilitator SGD 1 yang
senantiasa memberikan saran serta bimbingan dalam pelaksanaan SGD.
2. Sumber literatur dan jurnal ilmiah yang relevan sebagai referensi kami
dalam berdiskusi.
3. Keluarga yang kami cintai yang senantiasa memberikan dorongan dan
motivasi.
Mengingat pengetahuan dan pengalaman kami yang terbatas untuk
menyusun makalah ini, maka kritik dan saran yang membangun dari semua pihak
sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Kami berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Mataram, 12 Maret 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan Masalah 2
1.3 Manfaat Masalah 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Data Tutorial 6
2.2 Skenario LBM 1 6
2.3
2.4 Pembahasan LBM 1 4
2.3.1 Klarifikasi Istilah 4
2.3.2 Identifikasi Masalah 5
2.3.3 Brain Stroming 5
2.3.4 Rangkuman Permasalahan 12
2.3.5 Learning Issue 12
2.3.6 Referensi 13
2.3.7 Pembahasan Learning Issue 16
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan 29
DAFTAR PUSTAKA 27

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Secara umum sistem otot terdiri dari satu jenis otot yang ditemukan dalam
tubuh—otot rangka/lurik/bergaris. Namun, ada dua jenis jaringan otot lainnya
ditemukan dalam tubuh, otot polos dan otot jantung, yang merupakan komponen
penting dari sistem-sistem yang lain. Ketiga jenis otot ini dapat dikarakterisasikan
melalui sifat otot-otot tersebut, apakah dikendalikan dengan kehendak/secara
volunter atau tanpa disadari/secara involunter, apakah bergaris atau halus, dan
apakah berkaitan dengan dinding tubuh (somaticae), atau dengan organ-organ
dalam/viscera dan pembuluh darah (viscerales).

■ Otot rangka membentuk mayoritas jaringan otot di dalam tubuh. Otot rangka
terdiri dari spindel/gelondong-gelondong paralel yang panjang, serabut-serabut
berinti banyak dengan garis-garis tranversus, mampu berkontraksi kuat, dan
dipersarafi oleh nervi somaticae dan motorius branchiates. Otot ini digunakan
untuk menggerakkan tulang dan struktur-struktur lainnya, dan menyokong dan
memberikan bentuk pada tubuh. Masing-masing otot rangka sering dinamakan
berdasarkan orientasi bentuknya (misalnya, musculus rhomboideus major),
perlekatan perlekatannya (misalnya, musculus sternohyoideus), fungsinya
(misalnya, musculus flexor pollicis longus), posisinya (misalnya, musculi
interossei palmares), atau arah serabutnya (misalnya, musculus obliquus externus
abdominis).

■ Otot jantung adalah otot bergaris yang hanya ditemukan pada serabutnya
(misalnya, musculus obliquus externus abdominis). dinding cor (myocardium) dan
di dalam beberapa pembuluh darah besar yang dekat tempat bergabung dengan
cor. Otot jantung terdiri dari percabangan jejaring dari masing-masing sel yang
terhubung secara elektrik dan mekanik untuk bekerja sebagai satu unit. Kontraksi
otot ini kurang kuat dibandingkan otot rangka dan tahan terhadap kelelahan. Otot
jantung dipersarafi oleh nervi motorius viscerales.

■ Otot polos (tidak memiliki garis-garis) terdiri dari serabutserabut memanjang


atau berbentuk gelondong/spindel yang mampu berkontraksi lambat dan
berkesinambungan. Otot ini di temukan di dalam dinding pembuluh-pembuluh
darah (tunica media), berkaitan dengan folliculi rambut di dalam kulit, terletak di
dalam bulbus oculi/bola mata, dan ditemukan pada dinding berbagai macam
struktur yang berkaitan dengan systema digestorium, respiratorium, dan

1
urogenitale. Otot polos dipersarafi oleh nervi motorius viscerales. ( GRAYS
BASIC ANATOMY )

1.2 Tujuan Masalah


Adapun tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui pentingnya mempelajari
fisiologis dan anatomi dari otot, embriologi otot, kontraksi dan relaksasi otot,
metabolisme energi otot, dan fungsi origo dan insersio.

1.3 Manfaat Masalah


1.3.1 Mahasiswa mampu memahami dan mengidentifiksai anatomi dari otot
1.3.2 Mahasiswa mampu memahami dan mengidentifikasi fisiologi otot
1.3.3 Mahasiswa mampu memahami dan mengidentifikasi embriologi otot
1.3.4 Mahasiswa mampu memahami origio dan insersio
1.3.5 Mahasiswa mampu memahami kontraksi dan relaksasi otot
1.3.6 Mahasiswa mampu memahami metabolisme energi otot
1.3.7

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Data Tutorial


Hari/Tanggal Sesi I : Senin, 9 Maret 2020.
Hari/Tanggal Sesi II : Rabu, 11 Maret 2020.
Tutor : dr. Fachrudi Hanafi, M.Kes.
Moderator : Dinda Amalia Sholehah
Sekretaris : Hafidz Reginald Bhagaskara

2.2 Skenario LBM 2


KONTRAKSI OTOT

Skenario

Seorang binaragawan melatih otot lengannya dengan cara


mengangkat beban ditangannya dan menggerakan keatas dan kebawah sehingga
otot bisep dan trisep bisa berkontraksi dan berileksasi. Gerakan tersebut terjadi
dibutuhkan peranan tulang, otot, dan sistem saraf dan metabolisme energi . seperti
gambar dibawah ini :

3
Pembahasan LBM 2
1. Klarifikasi Masalah
NO TERMINILOGI PENJELASAN
1 otot : Sebuah jaringan dalam tubuh manusia
dan hewa berfungsi sebagai alat gerak
aktif yang menggerakan tulang
2 metabolisme : Pertukaran zat pada organisme yang
meliputi proses fisika dan kimia,
pembentukan dan penguraian zat di
dalam badan yang memungkinkan
berlangsungnya hidup.
3 tulang : Rangka atau bagian rangka tubuh
manusia atau binatang, dimana tulang
ini bersifat keras.
4 energi : Kemampuan untuk melakukan kerja
(misalnya untuk energi listrik dan
mekanika). daya (kekuatan) yang dapat
digunakan untuk melakukan berbagai
proses kegiatan, misalnya dapat
merupakan bagian suatu bahan atau
tidak terikat pada bahan (seperti sinar
matahari)
5 saraf jaringan yang mengatur kerja sama,
menyalurkan rangsangan dari dan ke
alat-alat tubuh

2. Identifikasi Masalah
1. Bagaimana mekanisme otot bisep dan trisep dalam
mengangkat beban ?

4
2. Keterkaitan sendi dan tulang dalam proses flesksi dan ekstensi
3. Jaringan histologi dari otot rangka ?
4. Bagaimana kontrkais dari otot rangka ?

3. Brain Stroming

1. Bagaimana mekanisme otot bisep dan trisep dalam


mengangkat beban ?

Otot Biceps Brachii


Biceps Brachii atau yang dikenal dalam Indonesia adalah
otot bisep merupakan otot yang besar berkepala (caput) dua, karena
berorigo pada dua tempat yang berbeda. Letak otot bisep ini
terdapat pada lengan atas

Dua caput tersebut ialah :

 Caput longum (panjang)


 Caput brevis (pendek)
Otot bisep ini cukup dikenal, karena dekat dengan permukaan
kulit sehingga mudah untuk dilihat. Biceps brachii ini sering
dipertunjunkkan dalam ajang binaragawan dan dapat terus tumbuh
membesar dengan latihan beban yang intensif.

Otot Triceps Brachii


Triceps Brachii dikenal sebagai otot trisep. Otot triseps
merupakan otot besar berkepala (caput) dengan jumlah tiga, kenapa
tiga? Karena berada pada tiga tempat yang berbeda. Letak otot
trisep ini terletak sepanjang lengan atas.

Bicara mengenai kepala(caput), bagiannya ialah :

 Caput longum
 Caput medial
 Caput lateralis
Fungsi dari otot trisep adalah sebagai penahan beban
lengah pada sendi bahu dan ekstensi sendi siku. Namun khusus
pada caput longum ia dapat melakukan adduksi(gerakan

5
mendekati tubuh) sendi bahu. Otot manusia bekerja dengan
cara berkontraksi, sehingga otot bisa memendek, mengeran
dan pada bagian tengah otot akan membesar. Jika memendek,
tulang yang dilekati oleh otot tersebut akan terangkat.
Kontraksi pada satu macam otot hanya mampu untuk
menggerakkan tulang ke satu arah saja, jadi supaya balik ke
posisi semula, otot tersebut harus berelaksasi dan ditarik ke
posisi semula.Untuk melakukan aktivitas tersebut otot lain ikut
ambil alih dengan cara berko ntraksi ibaratnya pembalik dari
kerja otot yang pertama tadi. Berdasarkan cara kerja otot dibagi
menjadi 2 tuh, yaitu : otot antagonis dan otot sinergis.

Mengenal Otot Antagonis

Otot antagonis adalah dua otot atau lebih yang tujuan


gerakannya saling berlawanan. Beberapa contoh efek gerak
otot antagonis yaitu :

 Ekstensor (meluruskan) dan fleksor


(membengkokkan). Contohnya otot bisep dan otot
trisep.
 Abduktor (menjauhi badan) dan adduktor
(mendekati badan). Contohnya gerak tangan sejajar
dengan bahu dan sikapnya sempurna.
 Depresor (ke bawah) dan elavator (ke atas).
Contohnya gerak kepala dengan menundukkan dan
menengadah.
 Supinator (menengadah) dan pronator
(menelungkup). Contohnya gerak telapak tangan
menengadah dan gerak tangan menelungkup.

Cara Kerja Otot Bisep Dan Trisep

6
1. Gambar Otot Bisep Berkontraksi dan Otot Tricep
Berelaksasi

Pada gambar di atas jelas menggambarkan saat tangan ditekuk,


pada otot bisep akan berkontraksi (membesar) dan otot trisep
akan berelaksasi (memanjang).

2. Gambar Otot Bisep Berelaksasi dan Otot Tricep


Berkontraksi

Pada gambar kedua juga menggambarkan megenai kontraksi


dan relaksi. Namun kali ini saat lengan/tangan kamu dilurusin
maka otot bisep akan berelaksasi (memanjang) dan otot trisep
akan berkontraksi (membesar).

2. Keterkaitan sendi dan tulang dalam proses flesksi dan ekstensi

Jawaban::

Fleksi: merupakan gerakan menekuk sendi atau memperkecil


sudut antar dua tulang.
Ekstensi: merupakan kebalikan dari fleksi yaitu memperbesar
sudut antar dua tulang.

Fleksi femur pada sendi panggul ini dilakukan bersama-sama


oleh otot-otot flexor panggul dan otot-otot abdomen.
Contohnya, bila melakukan fleksi femur unilateral pada sendi
panggul dengan posisi A n a t o m i d a n B i o m e k a n i k a S
e n d i P a n g g u l 26 Al - Muqsith terlentang (unilateral

7
straight-leg-raise), kontraksi yang hanya berasal dari otot-otot
flexor panggul saja akan menyebabkan panggul miring ke
anterior (anterior pelvic tilt) dan peningkatan lordosis vertebra
lumbalis, sehingga membutuhkan lebih banyak tenaga untuk
memfleksikan femur dan fleksi femur menjadi tidak efisien.
Namun dengan adanya aksi dari otot-otot abdomen (seperti
musculus rectus abdominis), panggul dapat distabilkan dan
miringnya panggul ke anterior akibat tarikan ke inferior dari
otototot flexor panggul dapat dicegah, sehingga fleksi femur
pada sendi panggul dapat dilakukan dengan mudah.

Ekstensi femur pada sendi panggul dilakukan oleh


musculus gluteus maximus, otot-otot hamstring dan serat-serat
posterior dari musculus adductor magnus. Otot-otot adduktor
panggul memiliki aksi ganda yaitu dapat memperkuat ekstensi
femur maupun fleksi femur pada sendi panggul. Pada saat
berlari cepat, ketika panggul dalam keadaan mendekati fleksi
penuh, otot-otot adduktor secara mekanik bersiap untuk
memperkuat otot-otot ekstensor, sebaliknya, ketika panggul
mendekati ekstensi penuh, otot-otot adduktor akan memperkuat
otot-otot flexor. Kekuatan bidireksional tersebut sangat berguna
pada saat melakukan aktivitas siklik yang membutuhkan tenaga
besar, seperti balap sepeda ataupun berlari cepat, dan juga hal
tersebut menyebabkan otot-otot adduktor menjadi lebih tahan
terhadap cedera akibat tegangan.

3. Jaringan histologi dari otot rangka ?

OTOT KERANGKA

Satuan otot kerangka (skelet) umumnya disebut “serabut”


(fibers) dan bukan sel. Bentuk serabut silindris dan memiliki
banyak inti sel yang terletak di tepi, berbatasan dengan sarkolema.
Pada manusia panjang serabut berkisar antara 3-4 cm, sedangkan

8
pada hewan dapat mencapai 12 cm. Diameter berkisar antara 10-
150µ. Bentuk panjang dan diameter serabut otot kerangka
tergantung pada beberapa faktor, antara lain:

- Jenis hewan (spesies)

- Keadaan gizi (state of nutrition)

- Umur, jenis kelamin dan cara kerja hewan yang bersangkutan.

Bangun Histologi

A. Sarkolema:

Pengamatan dengan mokroskop cahaya tampak sebagai


selaput tipis dan tembus cahaya (transparan), tetapi dengan
mikroskop elektron tampak adanya selaput ganda (double
membrane), yakni

- Selaput luar, setebal 40 Angstrom

- Ruang antara, setebal 20 Angstrom

- Selaput dalam, setebal 40 Angstrom

Selaput luar mirip membrane basal epitel yang dibalut


serabut retikuler. Selaput dalam (plasmalemma) terdiri dari dua
lapis protein yang ditengahnya diisi lemak (lipid). Secara umum
sarkolema bersifat transparan, kenyal dan resisten terhadap asam
dan alkali. Serabut-serabut otot kerangka yang bergabung
membentuk berkas serabut otot primer disebut fasikulus, yang
dibalut oleh jaringan ikat kolagen pekat (endomisium). Ada 5 sel
utama yang dijumpai dalam fasikulus yaitu: serabut otot, sel
endotel, perisit, fibroblast dan miosatelit.

B. Sarkoplasma:

Sarkoplasma (Cytoplasmic matrix) mengandung:

 Organoida, a.l.:
- mitokondria (sarcosomes)

- ribosom

9
- Apparatus golgi. - myofibril

-Endoplasmik retikulum

 Paraplasma, a.l.:
- lipid

- glikogen

- myoglobin

Selain itu terdapat pula enzim sitokrom oksidatif. Mitokondria


terdapat berbatasan dengan sarkolema dan dekat inti di antara
myofibril. Sarkoplasmik retikulum bersifat agranuler (Smooth
ER.), karena ribosom pada otot kerangka terdapat bebas dari
matriks. Sisterna pada sarkolasmik retikulum terjalin pararel
dengan myofibril, yang pada interval tertentu membentuk
pertemuan dengan jalinan transversal, disebut triade. Penelitian
pada otot salamander (Amblistoma punctatum) , triade ini terdapat
mengitari garis Z (Zwischenschreibe). Pada hewan lain dan
manusia tiap sarkomer memiliki dua triade di daerah pertemuan
garis A (anisotrop) dan garis I (isotrop). Organoida ini berfungsi
menyalurkan impuls dari permukaan otot kerangka ke dalam
serabut yang lebih dalam letaknya.

Myofibril

Dengan mikroskop cahaya myofibril tampak memiliki bagian


cerah (cakram I) dan gelap (caktam A), bila menggunakan
pewarnaan hematoksilin besi (Heidenheia). Inilah yang
memberikan aspek bergaris melintang baik pada otot kerangka
maupun otot jantung. Garis melintang ini dapat diamati pada:

- Otot kerangka yang masih hidup


- Otot segar tanpa menggunakan pewarnaan
- Otot setelah mengalami fiksasi dan di warnai
Pada satu serabut otot kerangka terdapat ribuan myofibril,
sedangkan tiap myofibril memiliki ratusan myofilamen yang
bersifat submikroskopis.

Myofilamen terdiri dari 2 macam yaitu:

10
Filament Miosin

Sering disebut filament kasar (coarse filaments), berdiameter 100


Angstrom dan panjangnya 1,5 µ. Filamen ini membentuk daerah A
atau cakram A. Filamen ini tersusun pararel dan berenang bebas
dalam matriks. Bagian tengah agak tebal dari bagian tepi. Fungsi
dari myosin adalah sebagai enzim katalisator yang berperanan
memecah ATP menjadi ADP + energi, dan energi ini digunakan
untuk kontraksi.

Filamen Aktin

Panjangnya 1µ dan diameternya 50 Angstrom, terpancang antara 2


garis Z. Bagian tengahnya langsing dan elastis. Filamen ini
membentuk cakram I, meskipun sebagian masuk ke dalam cakram
A. Aktin dan myosin tersusun sejajar dengan sumbu memanjang
serabut otot skelet.

Pada sediaan histologi yang baik selain cakram I dan A, tampak


pula garis Z dan H bahkan garis M.

 Garis Z (Zwischenschreibe) atau intermediate disc:


Berupa garis tipis dan gelap yang membagi cakram I sama rata.
Daerah antara 2 garis Z disebut “sarkomer” yang panjangnya
sekitar 1,5µ.

 Garis H (Helleschreibe):
Terdapat dalam cakram A. Merupakan bagian agak cerah di kanan-
kiri garis M, yang bebas dari unsur aktin.

 Garis M (Mittelschreibe):
Terdapat di tengah-tengah cakram A, suatu garis yang disusun oleh
bagian tengah filamen myosin yang menebal.

Jadi dalam 1 sarkomer terdapat garis-garis Z-I-A-H-M-H-A-I-Z


(tepatnya interval antara 2 garis Z, 1 pita A, dan ½ dari 2 garis I).

C. Inti:

11
Dalam satu serabut otot kerangka terdapat banyak inti, dapat
ratusan. Pada mamalia bentuk inti memanjang, terletak langsung di
bawah sarkolema pada otot pucat, sedangkan pada otot merah
letaknya lebih dalam lagi.

Secara umum pada mamalia posisi inti di tepi, tetapi pada insekta
dan vertebrata tingkat rendah posisi inti terletak di tengah, seperti
halnya otot jantung..

Pada otot kerangka dikenal dua bentuk otot, yaitu:

a. Otot merah (Tipe I)

Otot merah memiliki myofibril relative sedikit, tetapi sarkoplasma


dan mitokondria relative banyak serta mioglobin dengan jumlah
yang banyak bila dibandingkan dengan otot pucat. Miofibril
membentuk lapang Cohnheim (Cohnheim’s field), mengelompok
dengan batas yang jelas. Dalam sarkoplasma banyak butir-butir
lemak halus sehingga berasfek seperti lumpur.

b. Otot pucat (Tipe II)

Otot pucat memiliki myofibril banyak dan sarkoplasma dan


mitokondria relative sedikit. Miofibril tidak membentuk lapang
Cohnheim (Cohnheim’s field) seperti pada otot merah. Otot jenis
ini memiliki kandungan mioglobin lebih sedikit dari pada otot
merah. Posisi inti lebih superficial langsung di bawah sarkolema.
Otot pucat bekerja cepat dan kuat, tetapi cepat lelah. Kuda-kuda
pacu arab lebih banyak memiliki otot pucat dibandingkan dengan
kuda kerja misalnya kuda belgia yang memiliki otot kekar.
Muskulus pektoralis mayor burung merpati adalah otot pucat,
sedangkan muskulus pektoralis minor adalah otot merah.

Kedua macam otot rangka ini pada mamalia dan manusia


umumnya bercampur, tetapi susunanya secara terperinci belum
dilaporkan dengan tuntas.

Susunan Otot

Susunan serabut otot kerangka dalam membentuk muskulus


ditunjang oleh jaringan ikat. Tiap serabur dikelilingi oleh
endomisium, suatu jaringan ikat halus dengan serabut retikuler dan

12
kapiler. Sejumlah serabut otot dibungkus oleh jaringan ikat pekat
dengan banyak serabut kolagen disebut fasikulus , sedangkan
pembungkusnya disebut perimisium. Di luar perimisium diisi oleh
jaringan ikat longgar yang memberikan kelonggaran bagi vasikulus
untuk bergerak. Beberapa fasikulus bergabung membentuk
muskulus dan dibalut oleh jaringan ikat pekat disebut epimisium,
sedangkan fasia terdapat disekitarnya.

Sebelum otot bertaut pada bungkul tulang baik pada origo dan
lebih-lebih pada insersio, terdapat tendon. Di daerah peralihan
antara otot dan tendon endomisium, perimisium berangsur-angsur
menebal untuk kemudian membentuk serabut tendon. Pada daerah
peralihan ini terdapat tendon spindle yang memiliki ujung saraf.

4. Bagaimana kontrkais dari otot rangka ?

AcetylCholine yang dilepaskan oleh terminal akson pada celah


sinaps akan diterima oleh receptor yang terdapat di motor end
plate, reseptor tersebut disebut dengan nicotinic receptor tipe 1,
reseptor ini bila berikatan dengan AcH maka akan membukan
gerbangnya sehingga membuat ion Na+ masuk ke dalam sel dan
meningkatkan potensial aksi sel otot hingga -55 mv yang awalnya
-90mv ini dinamakan dengan fase depolarisasi End Plate. Setelah
itu channel ion Na+ akan terbukan lagi disebabkan oleh
peningkatan potensial aksi sel otot, yang menyebabkan semakin
banyak Na+ yang masuk ke dalam sel dan menyebabkan terjadinya
depolariasi hingga sel memiliki potensial aksi +30 mv, potensial
aksi sel yang tinggi ini akan memicu terbukanya reticulum
sarkoplasma dan menyebabkan cadangan ion Ca2+ yang terdapat
dalam reticulum sarcoplasma keluar ke dalam sitoplasma sel otot
dan menuju daerah myofibril. Ca2+ akan berikatan dengan
troponin yang terdapat di thin filament dan akan memicu terjadinya
kontraksi otot.

2.3.4 Rangkuman Permasalahan

OTOT MANUSIA
HISTOLOGY
ANATOMY dan
EMBRIOLOG
Y 13
FISIOLOGY

OTOT BERKONTRAKSI dan


BERRELAKSASI
2.3.5 Learning Issue

1. Bagaimana anatomi dari otot ?

2. Bagaimana histologi dari otot ?

3. Bagimana embriologi dari otot ?

4. Bagaimana fisiologi dari dan otot ?

5. Bagaimana mekanisme kontraksi dan relaksasi otot ?

6. Bagaimana mekanisme origo dan insersio ?

2.3.6 Referensi

Otot rangka tersusun dari serat-serat otot yang merupakan “ komponen


pembangun” (“building block”) sistem otot dalam arti yang sama dengan
neuron merupakan “komponen pembangun” sistem saraf. Hampir seluruh
otot rangka berawal dan berakhir di tendon, dan serat-serat otot rangka
tersusun sejajar di antara ujung-ujung tendon, sehingga daya kontraksi
setiap unit akan saling menguatkan. Setiap serat otot merupakan satu sel
otot yang berinti banyak, memanjang, silindris, dan diliputi oleh membran

14
sel yang dinamakan sarkolema. Di antara sel-selnya tidak terdapat
jembatan sinsitium. Serat-serat otot tersusun atas miofibril yang terbagi
menjadi filamen-filamennya masing-masing. Berbagai miofilamen ini
tersusun dari protein-protein yang bersama-sama membentuk perangkat
kontraktil otot rangka.Mekanisme kontraktil di otot rangka bergantung
pada protein miosin-II, aktin, tropomiosin, dan troponin. Troponin terdiri
dari 3 subunit, troponin I, troponin T, dan troponin C. Protein-protein
penting lain di otot berperan dalam mempertahankan protein-protein
kontraktil agar berhubungan secara sesuai satu sama lain dan dengan
matriks ekstrasel.

Suatu serat otot yang terbungkus sarkonemanya telah dipotong untuk


memperhatikan tiap-tiap miofibril. Permukaan miofibril yang telah
terpotong memperlihatkan susunan filamen tebal dan filamen tipis.
Retikulum sarkoplasma dengan tubulus transversus (T) dan sisterna

15
terminalnya membungkus setiap miofibril. Tubulus T merupakan
invaginasi sarkolema dan berkontak dengan miofibril sebanyak dua kali
dalam setiap sarkomer. Mitokondria terdapat di antara miofibril dan
lamina basalis yang mengelilingi sarkolema.

2.3.7 Pembahasan Learning issue

1. Bagaimana anatomi dari otot ?

Jawaban :

Otot rangka merupakan otot lurik yang melekat pada tulang yang
membentuk daging dari anggota badan. Susunan tulang merupakan
salah satu unsur sistem penegak. Tulang manusia dihubungkan
dengan tulang yang lain melalui sendi. Otot merupakan alat gerak
aktif dan sumsum tulang atau kerangka merupakan alat gerak pasif.

Terdapat tiga lapisan jaringan ikat dalam serabut otot rangka,


lapisan terluar yang melapisi seluruh otot disebut epimisium, di
dalam lapisan ini terdapat lapisan perimisium yaitu lapisan jaringan
ikat yang membungkus satu kelompok serabut otot tersendiri yang
disebut fasikuli. Masing-masing serabut otot di dalam fasikuli
dibungkus oleh jaringan ikat yang disebut endomisium.

Sel-sel otot memiliki bentuk yang unik, walau demikian sel-sel ini
memiliki organela-organela yang hampir sama dengan yang
dimiliki sel lain pada umumnya, seperti mitokondria, lisosom, dan
lainnya. Namun, tidak seperti kebanyakan sel dalam tubuh, sel-sel
otot memiliki inti yang multinuclear atau lebih dari satu. Salah satu
ciri khas lain dari sel ini ialah penamakan garis garis striae, garis

16
ini dihasilkan dari pergantian bagian gelap dan terang di sepanjang
serabut otot.

Sarkolema adalah membran serabut otot yang terdiri dari membran


sel yang sebenarnya, yang disebut membran plasma dan sebuah
lapisan luar yang terdiri dari satu lapisan tipis bahan polisakarida
yang mengandung sejumlah serat kolagen tipis. Pada ujung serabut
otot, lapisan permukaan sarkolema ini bersatu dengan serat tendon
dan kemudian serat-serat tendon berkumpul menjadi berkas untuk
membentuk tendon otot dan kemudian menyisip ke dalam tulang.
Di dalam sarkolema terdapatlah sarkoplasma.

Sarkoplasma adalah matriks yang terdiri dari unsur-unsur


intraselular yang di dalamnya mengandung protein-protein selular,
organela, dan miofibril. Miofibril merupakan struktur threadlike
berjumlah banyak yang mengandung protein kontraktil. Miofibril
ini disusun oleh dua tipe filamen protein yaitu, filamen tebal yang
disusun oleh protein miosin dan filamen tipis yang disusun oleh
protein aktin. Di dalam aktin terdapat tambahan protein yaitu
troponin dan tropomiosin, molekul ini berukuran kecil di dalam
otot, namun memegang peranan penting dalam regulasi proses
kontraksi otot. Letak dari filamen filamen inilah yang
mengakibatkan terbentuknya penampakan striae pada serabut-
serabut otot. Miofibril kemudian dapat dibagi lagi ke dalam
segmen-segmen tersendiri yang disebut sebagai sarkomer.
Sarkomer ini kemudian dipisahkan satu dengan lainnya oleh
selaput tipis protein struktural yang disebut garis Z. Filamen
miosin terletak terutama di daerah gelap dari sarkomer, bagian ini
dinamakan sebagai pita A, sedangkan filamen aktin terletak
terutama di daerah terang dari sarkomer, bagian ini dinamakan
sebagai pita I. Pada pertengahan sarkomer, terdapat bagian dari
filamen miosin yang tidak saling bertumpang tindih dengan aktin,

17
bagian ini disebut sebaga zona H. Cairan sarkoplasma mengandung
kalium, magnesium, fosfat, enzim protein dalam jumlah besar, dan
mitokondria dalam jumlah yang banyak yang terletak di antara dan
sejajar dengan miofibril. Terdapatnya mitokondria dalam jumlah
yang banyak serta terletak di antara dan sejajar dengan miofibril
menunjukkan bahwa miofibril-miofibril yang berkontraksi
membutuhkan sejumlah besar adenosin trifosfat (ATP) yang
dibentuk oleh mitokondria.

Retikulum sarkoplasmik merupakan nama lain dari retikulum


endoplasma yang terdapat di dalam sarkoplasma serat otot.
Struktur ini penting untuk menimbulkan kontraksi otot yang cepat,
semakin cepat 12 kontraksi suatu otot, maka ia mempunyai banyak
sekali retikulum sarkoplasmik

2. Bagaimana histologi dari otot ?


Jawaban :
Perbedaan dalam indeks bias berbagai bagian serat otot
menyebabkan timbulnya gambaran seran-lintang yang khas
pada otot rangka jika dilihat di bawah mikroskop. Bagian-
bagian dari pola seran-lintang sering diberi tanda dengan huruf
(Gambar 5–2 ). Pita I yang terang terbagi oleh garis Z yang
gelap, dan di tengah pita A yang gelap tampak pita H yang
lebih terang. Garis melintang M tampak di tengah pita H, dan
garis ini dengan daerah terang yang sempit di kedua sisinya
kadang-kadang dinamakan daerah pseudo-H. Daerah di antara
dua garis Z yang bersebelahan dinamakan satu sarkomer.
Susunan teratur dari aktin, miosin, dan protein terkait yang
menghasilkan pola ini diperlihatkan di Filamen tebal, yang
berdiameter lebih kurang 2 kali diameter filamen tipis, tersusun
dari miosin; filamen tipis tersusun dari aktin, tropomiosin, dan
troponin. Filamen tebal berjajar membentuk pita A, sedangkan

18
susunan filamen tipis setelah pita A membentuk pita I yang
kurang padat. Pita H yang lebih terang, di tengah pita A,
merupakan daerah di mana, apabila otot melemas, filamen tipis
tidak bertumpang tindih dengan filamen tebal. Garis Z
merupakan tempat melekatnya filamen tipis. Bila potongan
melintang pita A diamati dengan mikroskop elektron, tampak
bahwa setiap filamen tebal dikelilingi oleh enam filamen tipis
dalam pola heksagonal yang teratur.

3. Bagaimana dari embriologi dari otot ?


Jawaban :
Pertama pada pembentukan dari otot tersebut terbentuk dari yang
Namanya germinativum mesoderm yang dibai menjadi dua yaitu:
otot rangka dan otot polos, yang otot rangka terbentuk dari yang
Namanya paraksial, kemudian yang polos terbentuk dari yang
Namanya splanknik, pembentukan otot pada tulang tersebut yaitu
di tulang rangka aksial dinding tubuh dan ekstrimitas yang berasal
dari somit, somit tersebut meluas ke regio bagian oksipital menuju

19
ke tunas ekor kemudian melalui mengalami proses epitalisasi yang
membentuk bola sel epitel dengan rongga kecil di tengahya setelah
somit tesebut berbentuk seperti bola dia nanti akan mengalami
penghancuran atau mengalami perurairan kemudian membentuk
yang Namanya sklerotom yaitu sel pembentuk tulang vertebra dan
tulang iga.
Dibagian atas somit terdapat yang Namanya dermatome dan 2 area
pembentuk otot yaitu dengan cara bermigrasi dan berprotiperasi.
Beberapa sel dari regio akan bermigrasi menjadi lapisan parietal
kemudian menjadi lempeng mesoderm lateral yang akan
membentuk otot-otot infrahioid dinding abdomen dibagian otot
ekstrimitas, pada minggu ke-7 otot ekstrimitas akan mengalami
pemadatan yang akan membentuk masenkim yang dimana
masenkim tersebut berasal dari sel-sel dorsal lateral somit
kemudian bermigrasi menjadi tunas ekstrimitas.Pada pembentukan
polao tot tersbut diatur oleh jaringan ikat yang 1 pada bagian
kepala berasal dari sel krista neuralis, kemudian yang ke-2 pada
regio servikal dan oksipital, dan yang ke -3 lapisan parietal
mesoderm lempeng lateralis.

4. Bagaimana fisiologi dari otot?


Jawaban :

Berdasarkan buku Textbook of Medical Physiology, Guyton


(2011), dapat dikatakan bahwa kontraksi otot dimulai dengan Aksi
potensial yang dihantarkan sepanjang saraf dan berakhir pada
membran otot. Kemudian pada ujung saraf dilepaskan
neurotrasnmitterasetilkolin. Asetilkolin akan bekerja pada
membran serabut otot dan membuka gate atau kanal Natrium. Dan

20
masuknya ion Natrium dalam jumlah banyak akan memulai
terjadinya aksi potensial pada membran otot. Yang mana Aksi
potensial ini akan dihantarkan sepanjang membran otot
sebagaimana yang terjadi pada membran saraf. Hingga aksi
potensial yang terjadi di membran otot pada akhirnya sampai ke
bagian tengah otot yang menstimulasi retikulum sarkoplasma
melepaskan ion Kalsium. Ion Kalsium akan berikatan dengan
troponin-C, yang kemudian ini akan mengawali ikatan antara aktin
dengan myosin. Ikatan antara aktin dengan myosin menyebabkan
kedua filamen ini saling menarik ke arah tengah yang biasa
dinamakan dengan sliding filament mechanism atau
slidingcoupleing, hal inilah yang disebut sebagai kontraksi otot.
Kemudian setelah beberapa waktu, ion Kalsium dipompa kembali
ke retikulum sarkoplasma, lalu terjadi pelepasan ikatan antara aktin
dan myosin yang mana hal tersebut dinamakan relaksasi. Kontraksi
yang terjadi melalui sliding filament mechanism atau
slidingcoupleing, akibat terbentuknya cross-bridge yang disusun
oleh filamen myosin dan aktin, yang akan menarik aktin ke arah
myosin (tengah). Kekuatan untuk menarik diperoleh dari ATP yang
tersedia di kepala myosin dan akan aktif saat aksi potensial
mencapai bagian otot.

5. Bagaimana mekanisme origo dan insersio ?


Jawaban :

Berdasarkan perlekatannya dibedakan menjadi :


1. Origo
Yaitu bagian ujung otot yang melekat pada tulang dengan
pergerakan yang tetap/stabil pada saat kontraksi.
2. Insersio

21
Yaitu bagian ujung otot yang melekat pada tulang dengan
pergerakan yang berubah posisi pada saat kontraksi.
3. Berdasarkan struktur selnya dibedakan menjadi :
a. Otot Polos/Licin
• Memiliki bentuk sel otot seperti silibdris/gelendong dengan kedua
ujung meruncing.
• Memiliki satu buah inti sel yang terletak di tengah sel otot.
• Mempunyai permukaan sel otot yang polos dan halus/licin.
• Pergerakan sel otot ini diluar kehendak/tanpa disadari dengan
sifat pergerakan lambat dan teratur. Sehingga dengan demikian
tidak memungkinkan cepat lelah pada sel otot.
• Sel otot ini banyak dijumpai di seluruh organ dalam tubuh keculai
jantung dan rangka.
b. Otot Lurik/Serat Lintang/Rangka
• Memiliki bentuk sel yang panjang seperti
serabut/benang/filament.
• Memiliki banyak inti sel yang terletak di tepi.
• Memiliki permukaan yang tampak bergaris-garis gelap dan terang
yanag melintang pada struktur selnya. Hal ini dikarenakan adanya
myofibril yang tidak seragam/tidak sama tebalnya pad permukaan
sel otot.
• Pergerakan sel otot ini sesuai dengan kehendak/diperintah oleh
otak. Sehingga sifat pergerakannya cepat dan tidak teratur serta
mudah lelah.
• Sel otot ini hanya dijumpai di rangka, karena melekat di tulang
untuk pergerakan.

22
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari hasil diskusi SGD kami kali ini, kami dapat mengambil kesimpulan
bahwa manusia dapat bergerak karena ada kerjasama dari rangkaian susunan
rangka dan otot yang bekerja saling berkesinambungan. Rangka tersebut
tidak dapat bergerak sendiri, melainkan dibantu oleh otot. Dengan adanya
kerja sama antara rangka , otot serta saraf, manusia dapat berjalan,
melompat, berlari bahkan berolahraga. Dari hasil diskusi kami ini pula kita
dapat memahami beberapa konsep diantaranya ialah memahami dan
mengidentifiksai anatomi, histology beserta embryology dari otot itu sendiri
hingga mekanisme yang lebih jelas bagaimana otot itu sendiri dapat
berkontraksi dan berelaksasi termasuk juga keterkaitan dari penjelasan origo
dan insertion dalam pemendekan otot sehingga dapat terjadinya gerakan
tangan seperti fleksi dan ekstensiy.

23
DAFTAR PUSTAKA

Feriyawati, Lita. 206. Anatomi Sistem dan Peranannya dalam Regulasi

Guyton Dan Hall. 2014. Fisiologi Kedokteran. Edisi 12. Elsevier. Jakarta.

KBBI Online
Sobbota. 2013. Sobotta Atlas Anatomi Manusia. Edisi 23. EEG
Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta.
Sherwood, LZ. 2014. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi
8. EEG Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta.

Tortora. 2017. Dasar Anatomi dan Fisiologi. Jakarta; EGC

24

Anda mungkin juga menyukai