Anda di halaman 1dari 14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sosialisasi

2.1.1 Definisi sosialisasi

Sosialisasi adalah suatu proses untuk memperoleh keterampilan dan sikap

yang dilakukan sehingga dapat berfungsi sebagai orang dewasa dan sebagai

pemeran aktif dalam suatu kedudukan atau peranan tertentu di masyarakat.8

Kegiatan sosialisasi merupakan proses yang panjang, baik secara sengaja atau

tidak seseorang mengadakan suatu proses internalisasi.9

Sosialisasi ini menentukan pembentukan orientasi berpikir seseorang yang

paling banyak didapatkan melalui keluarga, sekolah, masyarakat dan media masa.

Seirig perkembangan zaman, sosialisasi dapat difasilitasi oleh media massa. Hal

ini dapat mempercepat peyampaian informasi kepada orang banyak.9

2.1.2 Agen dan strategi sosialisasi

Agen-agen sosialisasi adalah pihak-pihak yang membantu seorang

individu menerima nilai-nilai atau tempat dimana seorang individu belajar

terhadap segala sesuatu yang kemudian menjadikannya dewasa. Secara rinci,

beberapa media sosialisasi yang utama adalah:10

1. Keluarga

2. Kelompok belajar atau teman sebaya

3. Sekolah

4. Lingkungan Kerja

5. Media massa

6
7

2.1.3 Tujuan sosialisasi

Sosialisasi memiliki tujuan sebagai berikut :10

a) Setiap individu harus diberi keterampilan yang dibutuhkan bagi hidupnya

kelak di masyarakat

b) Setiap individu harus mampu berkomunikasi secara efektifdan

mengembangkan kemampuannya untuk membaca, menulis dan berbicara.

c) Pengendalian fungsi-fungsi organik harus dipelajari melalui latihan-latihan

mawas diri yang tepat.

d) Tiap individu harus dibiasakan dengan nilai-nilai dan kepercayaan pokok

pada masyarakat.

2.1.4 Fungsi sosialisasi

Sosialisasi memiliki fungsi sebagai berikut :8

1. Membentuk pola perilaku individu

2. Menjaga hidup yang teratur dalam masyarakat

3. Menjaga interaksi kelompok didalam masyarakat

2.2 Sampah

2.2.1 Definisi sampah

Menurut definisi World Health Organization (WHO) sampah adalah

sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, dan tidak disenangi atau sesuatu yang

dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya.

Undang-Undang Pengelolaan Sampah Nomor 18 tahun 2008 menyatakan sampah

adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau dari proses alam yang berbentuk

padat.11
8

Menurut Departemen Kesehatan, sampah merupakan material sisa yang

tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan konsep

buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada sampah, yang ada hanya

produk-produk yang tak bergerak. Sampah dapat berada pada setiap fase materi:

padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir,

terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan

dengan polusi. Dalam kehidupan manusia sampah dalam jumlah besar datang dari

aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan,

manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah

pada suatu waktu dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah

konsumsi.11

Berdasarkan data dari Kementerian Negara Lingkungan Hidup (KNLH)

pada 2008, dengan jumlah penduduk yang lebih besar, kota-kota metro

menghasilkan sampah yang lebih besar dibandingkan kota-kota lainnya di

Indonesia. Kota-kota tersebut seperti Medan, Palembang, Jakarta, Depok,

Tangerang, Bekasi, Bandung, Surabaya, Semarang, dan Makasar. Jumlah sampah

rata-rata per hari kota tersebut meningkat setiap tahun, yang mempengaruhinya

adalah jumlah penduduk yang meningkat dan penanganan sampah di Bandung

meningkat dari 6.473,7 m³/ hari pada 2005 (data 2006 tidak ada) menjadi 7.500

m³/ hari pada 2007 dengan jumlah penduduk yang hampir sama. Sampah sudah

menjadi masalah nasional dan global bukan hanya lokal. Masalah sampah timbul

dengan adanya peningkatan timbulan sampah sebesar 2-4% per tahun, namun

tidak diimbangi dengan dukungan sarana dan prasarana penunjang yang

memenuhi persyaratan teknis, sehingga banyak sampah yang tidak terangkut.


9

Belum adanya regulasi di tingkat nasional yang mengatur juga mengurangi upaya

penanganan dan pengelolaan sampah secara optimal.12-14

2.2.2 Jenis sampah

A. Sampah berdasarkan zat kimia yang terkandung didalamnya :11

1. Sampah anorganik

Sampah anorganik adalah sampah yang umumnya tidak dapat membusuk,

misalnya logam/besi, pecahan gelas, plastik dan sebagainya.

2. Sampah organik

Sampah organik adalah sampah yang pada umumnya dapat membusuk,

misalnya sisa-sisa makanan, daun-daunan, buah-buahan dan sebagainya.

B. Sampah berdasarkan dapat dan tidaknya terbakar

1. Sampah yang mudah terbakar, misalnya kertas, karet, kayu, plastik, kain

bekas, dan sebagainya.

2. Sampah yang tidak dapat terbakar, misalnya kaleng-kaleng bekas,

besi/logam bekas, pecahan gelas, kaca, dan sebagainya

C. Sampah berdasarkan karakteristiknya - Abu (Ashes)

Merupakan sisa pembakaran dari bahan yang mudah terbakar, baik di rumah,

di kantor, maupun industri.

D. Sampah Jalanan (Street Sweeping)

Berasal dari pembersihan jalan dan trotoar, terdiri dari kertas-kertas, kotoran

dan daun-daunan.

E. Bangkai Binatang (Dead Animal)

Yaitu bangkai binatang yang mati karena bencana alam, penyakit atau

kecelakaan.
10

F. Sampah pemukiman (Household refuse)

Yaitu sampah campuran yang berasal dari daerah perumahan.

G. Bangkai Kendaraan (Abandoned vehicles)

Yang termasuk jenis sampah ini adalah bangkai mobil, truk, kereta api,

satelit, kapal laut, dan alat transportasi lainnya.

H. Sampah industri

Terdiri dari sampah padat yang berasal dari industri pengolahan hasil bumi,

tumbuh-tumbuhan dan industri lainnya.

I. Sampah hasil penghancuran gedung/bangunan (Demolotion waste)

Yaitu sampah yang berasal dari perombakan gedung/bangunan.

J. Sampah dari daerah pembangunan

Yaitu sampah yang berasal dari sisa pembangunan gedung, perbaikan dan

pembaharuan gedung. Sampah dari daerah ini mengandung tanah batu-

batuan, potongan kayu, alat perekat, kertas, dan lain-lain.

K. Sampah Padat Pada Air Buangan (Sewage Solid)

Sampah yang terdiri dari benda yang umumnya zat organik hasil saringan

pada pintu masuk suatu pusat pengolahan air buangan.

L. Sampah Khusus

Yaitu sampah yang memerlukan penanganan khusus dalam

pengelolaannya, misalnya kaleng cat, film bekas, zat radioaktif, dan zat

yang toksis.

2.2.3 Dampak Sampah terhadap Lingkungan

Sampah yang berasal dari berbagai sumber berpotensi mencemari

lingkungan, baik lingkungan darat, udara maupun air.15


11

1. Pencemaran lingkungan darat adalah pencemaran sebagai dampak

langsung dari timbunan sampah di lingkungan, maka akan berdampak

pada segi kesehatan masyarakat, hal ini disebabkan karena timbunan

sampah merupakan tempat bersarang dan menyebarnya bibit penyakit,

sedangkan ditinjau dari segi keindahan, timbunan sampah tidak sedap

dipandang mata.

2. Pencemaran udara sebagai dampak dari sampah adalah ditimbulkannya

bau yang tidak sedap, debu gas-gas beracun. Pembakaran sampah dapat

meningkatkan karbonmonoksida (CO), karbondioksida (CO2), nitrogen-

monoksida (NO), gas belerang, amoniak dan asap di udara.

3. Pencemaran perairan adalah pencemaran air yang ditimbulkan oleh

sampah misalnya terjadinya perubahan warna dan bau pada air sungai,

penyebaran bahan kimia dan mikroorganisme yang terbawa air hujan dan

meresapnya bahan-bahan berbahaya sehingga mencemari sumur dan

sumber air. Bahan-bahan pencemar yang masuk ke dalam air tanah dapat

muncul ke permukaan tanah melalui air sumur penduduk dan mata air.

Jika bahan pencemar itu berupa B3 (bahan berbahaya dan beracun), maka

akan berbahaya bagi manusia. Cairan rembesan sampah yang masuk ke

dalam drainase atau sungai akan mencemari air. Berbagai organisme

termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap, hal ini

mengakibatkan berubahnya ekosistim perairan biologis. Penguraian

sampah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam organik dan

gas cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini

dalam konsentrasi tinggi dapat meledak. Selain ketiga dampak tersebut di


12

atas, sampah dilingkungan dengan pengelolaan yang kurang baik, apabila

hujan turun akan terbawa ke got/ atau sungai, sementara kebiasaan

membuang sampah ke sungai atau ke got masih sulit dihilangkan, tentu

saja akibatnya sangat tersumbat dan timbul banjir. Pada akhirnya banjir

menyebarkan penyakit di sekitar lingkungan.

2.2.4 Pengelolaan sampah

Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan

berkesinambungan yanmeliputi pengurangan dan penanganan sampah.

Pengelolaan sampah sangat penting untuk mencapai kualitas lingkungan yang

bersih dan sehat, sehingga sampah harus dikelola dengan sebaik-baiknya dengan

demikian hal-hal yang negatif bagi kehidupan tidak sampai terjadi. Dalam ilmu

kesehatan lingkungan, suatu pengelolaan sampah dianggap baik jika sampah

tersebut tidak menjadi tempat berkembangbiaknya bibit penyakit serta tidak

menjadi media perantara menyebar luasnya suatu penyakit. Syarat lainnya yang

harus terpenuhi dalam pengelolaan sampah ialah tidak mencemari udara, air, dan

tanah, tidak menimbulkan bau (segi estetis), tidak menimbulkan kebakaran, dan

lain sebagainya.16

Salah satu konsep pengelolaan sampah yaitu dengan prinsip nol sampah

atau zero waste yang didasarkan pada kegiatan daur ulang (Recycle). Pengelolaan

sampah dilakukan dengan melakukan pemilahan, pengomposan dan

pengumpulan barang layak jual. Pembagian zero waste terdiri dari :16
13

a. 3R (reduce, reuse, recycle)

1) Reduce, yaitu mengurangi, memilih dan menggunakan sumber daya

atau produk dengan baik dalam upaya mengurangi sampah sesudah

penggunaannya.

2) Reuse, yaitu mengurangi, memilih dan menggunakan sumber

daya/produk dengan baik dalam upaya mengurangi sampah sesudah

penggunaannya.

3) Recycle, yaitu mengolah produk yang sudah menjadi sampah untuk

dapat digunakan kembali sebagai produk yang sama atau produk

lainnya.

b. Bank Sampah

Suatu wadah yang dapat menampung sampah lingkungan dan dihargai

dengan sejumlah uang.

c. Pengomposan

Sampah rumah tangga yang sudah di pilah, menyisakan sampah organik yang

dapat dilakukan pengomposan dan kembali bermanfaat untuk pupuk tanaman.

d. Lubang Biopori

Lubang yang dibuat secara tegak lurus (vertikal) kedalam tanah dengan

diameter 10-30 cm dan kedalaman 100 cm. dan diisi dengan sampah organik

sebagai sumber makanan fauna bawah tanah dan akar tanaman yang mampu

membuat biopori atau liang didalam tanah.Manfaat lubang biopori untuk

menjaga ketersediaan air tanah dan juga dapat dimanfaatkan untuk membuat

kompos.
14

2.3 Bank sampah

2.3.1 Definisi bank sampah

Bank Sampah adalah salah satu alternatif mengajak warga memperdulikan

sampah berbasis rumah tangga. Bank sampah dapat memberikan hasil berupa

uang tunai atau kupon gratis kepada mereka yang dapat memilah dan menyetor

sejumlah sampah. Hal ini memiliki tujuan yakni mengubah kebiasaan masyarakat

dalam membuang sampah.17 Tiga kegiatan dari bank sampah meliputi

menghimpun sampah anorganik yang berpotensi untuk di daur ulang atau diubah

menjadi bahan yang mempunyai nilai jual, menyalurkan bahan daur ulang dan

produk dari sampah, dan melakukan bagi hasil dari hasil penjualan ke nasabah.18

Mekanisme bank sampah ini adalah memberikan pelayanan menabung

sampah anorganik yang dapat di daur ulang. Pihak bank akan menjual sampah ke

pengepul (lapak atau bandar kecil) yang selanjutnya hasil penjualan diserahkan ke

masyarakat kembali berdasarkan jumlah sampah yang telah ditabung. Keberadaan

bank sampah menjadi alternatif solusi dalam menangani sampah anorganik

rumah tangga.18

2.3.2 Tujuan dan manfaat bank sampah

Pelaksanaan bank sampah bertujuan untuk memecahkan masalah sampah

dilingkungan yaitu: mengurangi jumlah sampah, memaksimalkan pemanfaatan

barang bekas, dan membuat tabungan.17

Sistem bank sampah ini berdampak positif bagi lingkungan dan

masyarakat. Selain manfaat bank sampah untuk mengurangi jumlah sampah di


15

lingkungan, bank sampah dapat menambah penghasilan bagi masyarakat yang

ikut menabung sampah. Kebiasaan ini juga memupuk kesadaran diri masyarakat

akan pentingnya menjaga dan menghargai lingkungan hidup.17,18

2.3.3 Struktur kepengurusan bank sampah

Struktur kepengurusan bank sampah terdiri dari direktur, bendahara,

petugas administrasi dan teller, serta petugas teknis. Adapun tugas-tugas dari

pengurus sebagai berikut.19-21

1. Direktur

Tujuan pokok direktur bank sampah adalah memimpin dan

mengembangkan bank sampah serta membina hubungan internal dan

eksternal.

2. Sekretaris

Sekretaris memiliki tugas untuk membantu direktur mengurus kerjasama

dengan bank sampah induk maupun instansi lain.

3. Bendahara

Bendahara memiliki tugas mengelola keuangan bank sampah serta

menyampaikan laporan hasil usaha bank sampah.

4. Petugas administrasi dan teller

Teller dan administrasi memiliki tugas menerikam asetoran dan

melakukan pencatatan pada buku tabungan, membayar nasabah atas

simpanannya serta merekap tabungan nasabah.


16

5. Petugas teknis

Petugas teknis memiliki tugas melakukan penimbangan sampah nasabah,

pemilahan serta daur ulang. Petugas teknis dapat terdiri dari lebih dari satu

orang untuk mempermudah tugas yang dilakukan.

Pelaksana Pengelolaan bank sampah20:

a. Penanggung jawab pelaksana program bertugas sebagai koordinator

pelaksanaan program.

b. Divisi Humas (1-3 orang), bertugas sebagai customer service,

mensosialisasikan tentang bank sampah kepada masyarakat umum,

melakukan koordinasi dan menjual sampah terpilah maupun hasil daur

ulang.

c. Divisi Penimbangan Sampah (1-2 orang), menimbang sampah yang

diantar oleh masyarakat ke bank.

d. Teller (1-2 orang), bertugas mencatat keluar masuknya sampah dari

para penyetor (nasabah sampah) dan pengepul sampah.

e. Divisi Quality Control (1-2 orang), bertugas mengontrol hasil

pemilahan sampah yang telah disetor ke bank sampah.

2.3.4 Surat Keputusan pengurus bank sampah

Pengurus bank sampah ditetapkan secara resmi oleh pejabat setempat yang

mengetahui. Diperlukan administrasi resmi untuk membuat petugas bank sampah

diakui oleh pemerintah. Hal tersebut dituangkan dalam peraturan tertulis yang
17

diterbitkan oleh instansi resmi, baik dalam pengertian lembaga maupun dalam

pengertian pejabat tertentu.22

Peraturan yang dimaksud meliputi Undang-Undang, Peraturan Pemerintah

Pengganti Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan

Menteri, Peraturan Daerah, Instruksi, Surat Edaran, Pengumuman, Surat

Keputusan, dan lain-lain. Dalam hal ini diperlukan surat keputusan dari Kelurahan

untuk ditebus kepada walikota dan dinas lingkungan hidup.22

2.3.5 Mekanisme kerja bank sampah19

a. Pemilahan Sampah

Nasabah harus melakukan pemilahan sampah sebelum penyetoran sampah.

Sampah dikelompokkan berdasarkan sampah organik dan anorganik.

Kemudian anorganik dipisahkan kembali berdasarkan jenis sampahnya

(plastik, kertas, kaleng dan lain-lain). Hal ini memudahkan proses selanjutnya

untuk dilakukan 3R yaitu Reduce, Reuse, dan recycle.

b. Penyerahan sampah ke bank sampah

Penyetoran ditetapkan oleh kesepakatan bank sampah dan masyarakat.

Idealnya dilakukan selama 2 hari salam seminggu. Hal ini bertujuan untuk para

pengepul menjemput sampah sesuai jadwal dan tidak tertumpuk dilokasi bank

sampah.

c. Penimbangan sampah

Sampah yang disetor kemudian ditimbang oleh petugas bank sampah. Berat

sampah yang ditimbang disesuaikan dengan jenis sampah tersebut.

d. Pencatatan
18

Hasil berat sampah yang sudah ditimbang kemudian dilakukan konversi ke

nilai rupiah. Kemudian dijulahkan dan ditulis pada buku tabungan bank

sampah. Jumlah tabungan bertambah seiring frekuensi menyetor sampah ke

bank sampah. Hasil penjualan sampah yang diserahkan dimasukkan ke dalam

buku tabungan. Jenis tabungan terdiri dari tabungan individu dan tabungan

kelompok. Tabungan individu dapat ditarik tunai sesuai kesepakatan bersama

atau sesuai tujuan tabungan seperti tabungan naik kelas, tabungan idul fitri dan

lain-lain. Sedangkan tabungan kelompok adalah tabungan kegiatan arisan,

pengajian dan pengurus mesjid.

e. Pengangkutan

Sampah yang sudah terkumpul di bank sampah akan diangkut oleh pengepul.

Pengepul dan petugas bank sampah telah berkerjasama untuk menyetorkan

sampah ke pihak yang akan mengolah. Jadwal ini harus disesuaikan agar tidak

menumpuk sampah di lokasi bank sampah.

2.3.6 Pelaksanaan bank sampah19

Bank sampah memiliki jam kerja yang berbeda dengan bank konvesional.

Jam kerja bank sampah dibuka sesuai kesepakatan yang sudah ditetapkan petugas

bank sampah dan masyarakat. Hal ini ditetapkan sesuai dengan komitmen

masyarakat sebagai penabung. Jadwal pengumpulan efektif ketika para penabung

tidak sedang bekerja dan telah mengumpulkan banyak sampah yang akan disetor.

Bank sampah menyediakan wadah tempat pengumpulan tabungan sampah sesuai

jenisnya. Wadah yang disediakan untuk plastik, kertas dan logam.

Nasabah bank sampah adalah seluruh masyarakat umum. Setoran sampah

yang ditabung tidak dapat langsung ditukar menjadi uang sebelum ada masa
19

minimal menabung. Minimal tabungan dapat ditarik sekali dalam 3 bulan. Harga

sampah juga disesuaikan dengan pengepul dan harga barang dipasaran. Pekerjaan

ini dilakukan oleh masyarakat secaras ukarela, sehingga untuk upah pegawai tidak

ditetapkan. Namun sistem bagi hasil dapat dilakukan antara pengelolah sampah

yang memiliki nilai jual dengan petugas bank sampah.

Anda mungkin juga menyukai