Disusun Oleh:
1. Maftuhati
2. Mayunita Sari
3. Mia Farlena
4. Putri Sri Utami
5. Radha Insyiraa Alief
6. Repi Karlina
7. Rey Lorenza
8. Riki Pratama
9. Roy Yini
10. Sandra Wulandra Putri
11. Tri Utami
12. Windi Fibraili
Laporan ini sudah di periksa oleh pembimbing akademik dan pembimbing praktik (CI)
dan demikian untuk disampaikan ke pihak yang membutuhkan.
Mengetahui,
KaProdi D-IV Keperawatan
Laporan ini sudah di periksa oleh pembimbing akademik dan pembimbing praktik (CI)
dan demikian untuk disampaikan ke pihak yang membutuhkan.
Mengetahui,
KaProdi D-IV Keperawatan
A. Latar Belakang
B. Tujuan praktik
1. Tujuan Umum :
Setelah melaksanakan Praktik manajemen keperawatan, mahasiswa
dapat menerapkan prinsip manajemen keperawatan dengan
menggunakan Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP), secara
bertanggung jawab dan menunjukan sikap kepemimpinan yang
professional serta langkah manajemen keperawatan
2. Tujuan Khusus :
Setelah menyelesaikan kegiatan praktek kepemimpinan dan
manajemen, peserta mampu :
a. Melakukan kajian situasi di unit pelayanan sebagai dasar untuk
menyusun rencana strategis dan operasional unit
b. Menuyusun rancangan strategis dan operasional unit pelayanan
keperawatan berdasarkan kajian bersama-sama penanggung jawab
unit
c. Mengorganisasikan pelayanan keperawatan sesuai kondisi unit
d. Melakukan pengelolaan staff
e. Melaksanakan fungsi pengarahan
f. Melaksananakn fungsi control
C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
a. Mahasiswa lebih terampil dalam penerapan aplikasi prinsip-
prinsip manajemen keperawatan di lapangan.
b. Mahasiswa mendapat pengalaman baru di lapangan dalam hal
penerapan manajemen keperawatan.
2. Bagi Perawat
a. Membantu meringankan beban kerja perawat selama praktek
berlangsung di ruang rawat inap Jana Nuraga II.
b. Menambah pengetahuan tenaga perawat tentang manajemen
pelayanan dan manajemen asuhan keperawatan melalui bermain
peran oleh mahasiswa (roleplay dan penyegaran yang diberikan
sesuai dengan masalah yang ditemukan.
3. Bagi Rumah Sakit
Data yang diperoleh dari hasil pengkajian akan membantu sebagai
bahan masukan bagi Rumah Sakit, dalam upaya peningkatan mutu
manajerial pelayanan rumah sakit.
BAB II
KONSEP TEORI MANAJEMEN KEPERAWATAN
A. Konsep Manajemen
1. Pengertian Manajemen
Menurut Stoner (2012) Manajemen adalah suatu proses
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya
dari anggota organisasi serta penggunaan semua sumber daya yang ada
pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Manajemen adalah suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan di organisasi (Grant dan Massey, 1999).
Manajemen juga didefinisikan sebagai proses untuk melaksanakan
pekerjaan melalui upaya orang lain. Manajemen berfungsi untuk
melakukan semua kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka pencapaian
tujuan dalam batas yang telah ditentukan pada tingkat administrasi (P.
Siagian.1997)
Manajemen adalah suatu seni dan ilmu perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, penyusunan dan pengawasan dari pada
sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
terlebih dahulu(Atik & Ratminto, 2012 ).
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan
bahwa manajemen merupakan suatu rangkaian kegiatan mulai dari
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, serta
pengawasan dengan memanfaatkan SDM serta sumber-sumber daya
lainnya untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan.
2. Tujuan Manajemen
1) Menjalankan dan mengevaluasi strategi yang telah direncanakan
agar dapat berjalan secara efektif
2) Melakukan peninjauan kembali terhadap implementasi fungsi
manajemen serta kinerja para anggota dalam melaksanakan
tugasnya
3) Memperbaharui strategi pelaksanaan fungsi manajemen agar tetap
dapat mencapai target jika dalam pelaksanaannya ditemukan
ditemukan tantangan-tantangan.
4) Melakukan peninjauan kembali terhadap kekuatan,kelemahan,serta
ancaman pada organisasi.
5) Merancang inovasi yang dapat meningkatkan efektivitas kinerja
para anggota yang juga berimbas pada tercapainya tujuan dan
sasaran organisasi
3. Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu
ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan
oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan.
1. Perencanaan ( planning)
Perencanaan adalah suatu keputusan untuk masa yang akan datang.
Artinya, apa, siapa, kapan, dimana, berapa, dan bagaimana yang akan dan
harus dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Perencanaan merupakan
proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan,
fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan. Perencanaan merupakan proses
pemikiran dan penentuan secara matang hal-hal yang akan dikerjakan
dimasa mendatang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
(Siagian, 1990).
1) Tujuan perencanaan:
a) Memberi arah organisasi, menentukan tujuan yang realistic;
b) Menjamin tercapainya tujuan, meningkatkan efesiensi;
c) Membuang program yang tidak bermanfaat, menghindari duplikasi
upaya atau program;
d) Mengkonsentrasikan pelayanan yang bersifat urgent, meningkatkan
aktifitas koordinasi dan komunikasi;
e) Memungkinkan adaptasi terhadap perubahan lingkungan kerja.
2) Prinsip perencanaan:
a) Jelas tujuan, jelas hasil yang akan dicapai, sederhana;
b) Berdasarkan kebijakan dan prosedur yang berlaku, prioritas;
c) Perlibatan aktif, efektif dan efesien, fleksibel, berkesinambungan,
kejelasan metode evaluasi.
3) Syarat-syarat Perencanaan yang baik
a) Merumuskan dahulu masalah yang akan direncanakan
b) Perencanaan harus didasarkan pada informasi, data, dan fakta
c) Menetapkan beberapa alternative
d) Putuskanlah suatu keputusan yang menjadi rencana.
2. Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan berbagai
macam kegiatan, penetapan tugas dan wewenang seseorang dan
pendelegasian wewenang untuk mencapai tujuan (Kuntoro, 2010:12)
Pengorganisasian adalah keseluruhan pengelompokan orang-orang,
alat-alat, tugas-tugas, kewenangan dan tanggung jawab sedemikian rupa
sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakan sebagai suatu
kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan
(Soekarno,K:2010)
1) Ciri-ciri Organisasi
1. Terdiri atas sekelompok orang.
2. Ada kegiatan-kegiatan yang berbeda tetapi saling berkaitan.
3. Tiap anggota mempunyai sumbangan usaha.
4. Adanya kewenangan, koordinasi dan pengawasan.
5. Adanya suatu tujuan.
2) Prinsip-prinsip organisasi
1. Tujuan yang jelas (Clear Objective)
2. Skala Hierarki (The Skalar principle)
3. Kesatuan komando atau perintah ( Unity of command)
4. Pelimpahan wewenang (Delegation of authority)
5. Pertanggung jawaban (Responsibility)
6. Pembagian kerja (division of works)
7. Rentang kendali (Span of control)
8. Fungsionalisasi (Functionalization)
9. Pemisahan tugas (Task separation)
3) Tiga aspek penting dalam pengorganisasian meliputi:
a. Pola strutur berarti proses hubungan interaksi yang dikembangkan
secara efektif.
b. Penerapan tiap kegiatan yang merupakan kerangka kerja dalam
organisasi.
c. Strutur kerja organisasi termasuk kelompok kegiatan yang sama
pola hubungan antara kegiatan yang tepat dan pembinaan cara
komunikasi yang efektif antara perawat.
4) Strutur organisasi:
a. Birokrasi ( Hierarchial Structure/line structute).
b. Adhocracy.
c. Matrik (free Form Structure)
5) Kegunaan pengorganisasian:
a. Penjabaran secara rinci semua pekerjaan yang harus dilakukan
untuk mencapai tujuan.
b. Pembagian beban kerja sesuai dengan kemampuan perorangan atau
kelompok.
c. Mengatur mekanisme kerja antar masing-masing anggota
kelompok untuk hubungan dan organisasi.
3. Pengarahan (directing )
Pengarahan merupakan suatu upaya menggerakkan kegiatan staf
untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Douglas (1984) mendefinisikan
pengarah sebagai suatu penyampaian pesan dan instruksi yang
menyebabkan staf mengerti apa yang diharapkan sehingga dapat
membantu tujuan organisasi secara efisien dan efektif.
Pengarahan mengandung unsur penting, yaitu :
1) Manajemen waktu yang terdiri dari kegiatan organisasi personal,
pengorganisasian pekerjaan dan pendelegasian.
2) Komunikasi yang baik yang digunakan adalah komunikasi yang jelas
3) Manajemen konflik yaitu kemampuan dalam mengatasi konflik baik
dengan atasan maupun teman sejawat.
4. Pengendalian (controling )
Pengendalian adalah proses pengecekan dan penelusuran
penyimpangan-penyimpangan dari arah yang direncanakan yang
merupakan aktifitas berkesinambungan dan di buat berdasarkan evaluasi
pada waktu kegiatan sedang berjalan.
Prinsip Controlling:
1. Principle of Unifomity : Dibentuk dari awal sampai akhir
2. Principle of Comparison : Membandingkan yang direncanakan
dengan yang dicapai
3. Principle of Exception : tidak sesempurna dari perencanaan, tetapi
ada umpan balik untuk perbaikan.
Tahapan Pengendalian:
1. Mengukur hasil atau prestasi yang dicapai SDM/ Staf
2. Membandingkan perolehan hasil yang telah tercapai dengan tolok
ukur/ rencana awal yang telah dirancang.
3. Mengevaluasi hasil kinerja SDM, jika ditemukan adanya
penyimpangan dari tujuan yang ingin dicapai segera dicari
penyebabnya dan mencari langkah-langkah untuk mengatasi.
B. Konsep Dasar Manajemen Keperawatan
2) Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar
menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah
manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang
dibutuhkan untuk melaksanakan tugas yang telah dibagi-bagi tersebut.
Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang
harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas
tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut,
dan pada tingkatan mana keputusan harus diambil.
Pengorganisasian adalah keseluruhan pengelompokan orang-orang, alat-
alat, tugas-tugas, kewenangan dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga
tercipta suatu organisasi yang dapat digerakan sebagai suatu kesatuan dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kegiatan dalam pengorganisasian yaitu:
a. Mengembangkan uraian tugas atau job description dan pengembangan
hubungan-hubungan.
b. Mengembangkan prosedur serta struktur organisasi
c. Mengembangkan ketenagaan dan jadwal kerja dinas.
d. Menetapkan Kualifikasi-kualifikasi tiap posisi
3) Pengarahan (directing )
Pengarahan adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua
anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan
perencanaan manajerial dan usaha.
Pengarahan merupakan suatu upaya menggerakkan kegiatan staf untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan. Douglas (1984) mendefinisikan pengarah
sebagai suatu penyampaian pesan dan instruksi yang menyebabkan staf
mengerti apa yang diharapkan sehingga dapat membantu tujuan organisasi
secara efisien dan efektif.
Pengarahan mengandung unsur penting, yaitu :
1) Manajemen waktu yang terdiri dari kegiatan organisasi personal,
pengorganisasian pekerjaan dan pendelegasian.
2) Komunikasi yang baik yang digunakan adalah komunikasi yang jelas
3) Manajemen konflik yaitu kemampuan dalam mengatasi konflik baik
dengan atasan maupun teman sejawat
4) Memotivasi serta sebagai supervise, dan menerapkan konsep-konsep
leadership
4) Staffing
Menurut Fadillah dkk. (2010) ketenagaan ( staffing ) sering dimulai dengan
rencana sumber daya manusia, dimana terdiri dari antisipasi dan
mempersiapkan untuk perpindahan karyawan ke dalam, masuk dan keluar
dari perusahaan. Proses ini mengharapkan dapat mengantisipasi kebutuhan
SDM dimasa yang akan datang dan seleksi SDM merupakan cara untuk
mendekati pemenuhan kebutuhan sumber daya yang tepat.
Manajemen ketenagaan keperawatan memerlukan peran orang yang
terlibat di dalamnya untuk menyikapi posisi masing-masing sehingga
diperlukan fungsi-fungsi yang jelas mengenai manajemen (Suarli dan Bahtiar,
2009).
Ketenagaan adalah aktivitas yang diambil untuk menarik, mempekerjakan
dan menggaji personil atau karyawan yang dapat memberikan dukungan
efektif bagi penjualan dalam organisasi. Dalam keperawatan ketenagaan
adalah pemilihan, pelatihan, memotivasi dan mempertahankan personil dalam
organisasi. Staf perawat merupakan tantangan konstan untuk fasilitas
perawatan kesehatan. Sebelum pemilihan karyawan seseorang harus membuat
analisa pekerjaan tertentu, yang dibutuhkan dalam organisasi sehingga
kemudian dapat muncul pemilihan personil (Fadillah dkk, 2010).
Aktivitas di dalam Staffing yaitu penerimaan, seleksi, orientasi, dan pelatihan
dan pengembangan karir.
Fungsional Berdasarkan orientasi tugas dari filosofi perawat yang bertugas pada
keperawatan tindakan tertentu
Perawat melaksanakan tugas (tindakan)
tertentu berdasarkan jadwal kegiatan yang
ada
Metode fungsional dilaksanakan oleh
perawat dalam pengelolaan asuhan
keperawatan sebagai pilihan utama [ada
saat perang dunia kedua. Pada saat itu
karena masih terbatasnya jumlah dan
kemampuan perawat maka setiap perawat
hanya melakukan 1- 2 jenis intervensi
(misalnya merawat luka) keperawatan
kepeda semua pasien di bangsal
1) Fungsional
Kelebihannya:
(a) Manajemen klasik yang menekankan efisiensi, pembagian tugas
yang jelas dan pengawasan yang baik
(b) Sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga
(c) Perawat senior menyibukkan diri dengan tugas manajerial,
sedangkan perawatan pada pasien diserahkan kepada perawat
junior
Kelemahannya:
(a) Tidak memberikan kepuasan pada pasien maupun perawat
(b) Pelayanan keperawatan terpisah- pisah, tidak dapat menerapkan
proses keperawatan
(c) Persepsi perawat cenderung pada tindakan yang berkaitan
dengan ketrampilan saja
2) Keperawatan tim
Kelebihannya:
Kelemahannya:
3) Keperawatan primer
Kelebihan:
(a) Bersifat kontinuitas dan komprehensif
(b) Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap
hasil akan memungkinkan pengembangan diri
(c) Keuntungan antara lain terhadap pasien, perawat, dokter dan
rumah sakit:
Pasien merasa dimanusiawikan karena terpenuhinya kebutuhan
secara individu. Selain itu asuhan yang diberikan bermutu tinggi dan
tercapainya pelayanan yang efektif terhadap pengobatan, dukungan,
proteksi, infromasi dan advokasi. Dokter juga merasakan kepuasan
dengan model primer karena senantiasa mendapatkan informasi
tentang kondisi pasien yang selalu diperbarui dan komprehensif.
Kelemahan:
4) Manajemen kasus
Kelebihannya:
Kelemahannya:
MINIMAL CARE
PARTIAL CARE
TOTAL CARE
1. Pasien memerlukan bantuan perawat sepenuhnya dan memerlukan waktu perawat yang
lebih lama
1. Membutuhkan 2 orang atau lebih untuk mobilisasi dari tempat tidur ke kereta
dorong atau kursi roda
2. Membutuhkan latihan pasif
3. Kebutuhan nutrisi dan cairan dipenuhi melalui terapi intravena (infus) atau NG
tube (sonde)
4. Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut
5. Membutuhkan bantuan penuh untuk berpakaian dan berdandan
6. Dimandikan perawat
7. Dalam keadaan inkontinensia
8. 24 jam post operasi mayor
9. Pasien tidak sadar
10. Keadaan pasien tidak stabil
11. Observasi TTV setip kurang dari jam
12. Perawatan luka bakar
13. Perawatan kolostomi
14. Menggunakan alat bantu nafas (ventilator)
15. Menggunakan WSD
16. Irigasi kandung secara terus menerus
17. Menggunakan alat traksi (skeletal traksi)
18. Fraktur dan atau pasca operasi tulang belakang/ leher
19. Gangguan emosional berat, bingung dna disorientasi
Kategori Ukuran
Ukuran berfokus 1 Anga kematian pasien karena komplikasi operasi
outcomes pasien 2 Angka dekubitus
3 Angka pasien jatuh
4 Angka psien jatuh dengan cidera
5 Angka restrain
6 ISK karena pemasangan cateter di ICU
7 Blood stream infection karena pemasangan cateter line central di ICU
dan HDNC
8 VAP di ICU dn HDNC
Ukuran berfokus 1 Konseling berhenti merokok pada kasus AMI
pada intervensi 2 Konseling berhenti merokok pada kasus Gagal jantung
perawat 3 Konseling berhenti merokok pada kasus Peneumonia
Ukuran berfokus 1 Perbandingan antara RN, LVN/LPN, UAP dan kontrak
pada system 2 Jam perawatan pasien per hari oleh RN,LPN/LPN dan UAP
3 Practice Environment Scale — Nursing Work Index
4 Turn over
Ket:
- Jumlah hari perawatan adalah jumlah total pasien dirawat
dalam satu hari, dikalikan jumlah hari dalam satu satuan
waktu
- Jumlah hari persatuan waktu adalah pengitungan hari
berdasarkan bulan.
b. Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat)
ALOS (
Ket:
- Jumlah hari perawatan pasien keluar adalah jumlah hari
perawatan pasien keluar hidup atau mati dalam satu
periode waktu.
- Jumlah pasien keluar (hidup+mati) adalah jumlah pasien
yang pulang atau meninggal dalam satu periode waktu.
2. Indikator Khusus
Indikator mutu secara khusus lebih dapat menggambarkan mutu
pelayanan keperawatan yang sesungguhnya. Semakin tinggi angka
kejadian, semakin rendah mutu pelayanan keperawatan.
Hal-hal yang menjadi indicator mutu khusus, antara lain infeksi
nosokomial — termasuk flebitis, kejadian dekubitus, pasien jatuh,
kesalahan pemberian obat, komplikasi pembedahan, indikasi kesalahan
operasi, angka kematian, dan sebagainya.
3. Audit Dokumentasi Keperawatan
Meski tidak berkaitan langsung dengan tingkat kepuasaan pasien,
dokumentasi keperawatan merupakan kegiatan yang tidak dapat
dipisahkan dari pemberian asuhan keperawatan. Hal ini dikarenakan,
dokumentasi keperawatan memiliki nilai tanggung jawab dan tanggung
gugat.
Kelengkapan dan kebenaran dokumentasi keperawatan member
perlindungan bagi pasien dan perawat, sebagai penerima dan pemberi
layanan. Kelengkapan dan kebenaran dokumentasi ini juga dapat
menentukan nilai mutu pelayanan keperawatan, sehingga perlu diaudit
secara rutin.
F. Discharge Planning
1. Pengertian Discharge planning
Discharge planning adalah suatu proses yang digunakan untuk
memutuskan apa yang perlu pasien lakukan untuk dapat meningkatkan
kesehatannya. Dahulu, disharge planning sebagai suatu layanan untuk
membantu pasien dalam mengatur perawatan yang diperlukan setelah
tinggal di rumah sakit. Ini termasuk layanan untuk perawatan di rumah,
perawatan rehabilitatif, perawatan medis rawat jalan, dan bantuan lainnya.
Sekarang discharge planning dianggap sebagai proses yang dimulai saat
pasien masuk dan tidak berakhir sampai pasien dipulangkan. Keluar dari
rumah sakit tidak berarti bahwa pasien telah sembuh total. Ini hanya
berarti bahwa dokter telah menetapkan bahwa kondisi pasien cukup stabil
untuk melakukan perawatan dirumah. (Ali Birjandi, 2008).
a. Pengkajian
c. Perencanaan
Perry dan Potter (2005) hasil yang diharapkan jika seluruh prosedur
telah dilaksanakan adalah sebagai berikut:
d. Penatalaksanaan
4. Motto
”siap melayani dengan ikhlas dan profesional”
5. Tujuan
a. Memberikan pelayanan kesehatan paripurna yang prima kepada
masyarakat polri dan masyarakat umum dengan mengutamakan
keselamatan pasien
b. Berperan aktif terhadap kebijakan pemerintah dalam pelaksanaan
jaminan kesehatan nasional (JKN)
c. Berperan aktif dalam pelaksanaan dukungan tugas operasional
kepolisian
d. Pelaksanaan utama pelayanan kedokteran kepolisian diwilayah
sumatera selatan
e. Menjadi rumah sakit rujukan pelayanan kedokteraan forensik
diwilayah sumatera selatan
6. Status Akreditas Rumah Sakit
RS Bhayangkara Palembang ialah satu dari sekian RS milik
POLRI Kota Palembang yang berbentuk RSU, dinaungi oleh POLRI dan
termaktub kedalam Rumah Sakit Tipe C. RS ini telah terdaftar sejak
26/05/2013 dengan Nomor Surat ijin 124 TAHUN 2012 dan Tanggal
Surat ijin 01/03/2012 dari WALI KOTA PALEMBANG dengan Sifat ,
dan berlaku sampai 2017. Sesudah melangsungkan Proses AKREDITASI
RS Seluruh Indonesia dengan proses Pentahapan I ( 5 Pelayanan)
akhirnya ditetapkan status Lulus Akreditasi Rumah Sakit (Terakreditasi
C) tahun 2012 dan saat ini sedang mempersiapkan untuk akreditasi lagi.
7. Keunggulan Rumah Sakit Bhayangkara
Rumah sakit Bhayangkara Palembang mempunyai nilai jual
terutama untuk masyarakat menengah ke bawah dan juga memiliki
potensi pelayanan unggulan yang bermanfaat guna menghadapi
kompetitornya, antara lain:
a. Place (letak/lokasi); RS Bhayangkara Palembang mempunyai
lokasi yang strategis di pinggir jalan perkotaan pada lingkungan
padat penduduk, Jl. Jend. Sudirman KM 4.5 Palembang, Kelurahan
Ario Kemuning, Kecamatan Kemuning, Kota Palembang.
b. Product (layanan yang dijual); Layanan yang dijual oleh RS
Bhayangkara Palembang adalah layanan yang berhubungan
langsung dengan core bisnis (medis, penunjang medis dan
penunjang non medis) dan layanan lainnya yang tidak berkaitan
dengan tugas pokoknya, misal : kantin, parkir, pengelolaan
sampah, limbah, keamanan dan lain sebagainya. Untuk layanan
kesehatan, maka upaya menjaga mutu melalui layanan prima dan
menjaga keselamatan pasien adalah suatu hal yang harus
diperhatikan terus – menerus.
c. Price (harga/tarif); tarif setiap jasa layanan yang diberlakukan di
RS Bhayangkara saat ini selain telah memperhitungkan unit
cost
juga mempertimbangkan tarif kompetitor dan kemampuan
daya beli masyarakat, sehingga pelanggan membayar secara
terjangkau namun tetap mendapatkan pelayanan yang prima.
d. People (masyarakat/pelanggan dan SDM yang mengawaki RS);
Pelanggan RS Bhayangkara Palembang dibagi dalam segmen-
segmen :
1. Pasien BPJS adalah pasien yang terdaftar sebagai peserta BPJS,
dimana sistem pelayanan kesehatannya mengikuti kaidah-kaidah
yang telah ditetapkan oleh BPJS. Administrasi golongan pasien
ini akan dilayani di BPJS Center.
2. Pasien tahanan :
Tahanan Polri dan tahanan Kejaksaan; umumnya gratis karena
tidak memiliki kartu Jamkesmas atau asuransi lainnya.
3. Pasien Umum;
a. Pasien yang dengan identitas jelas dan mampu membayar
b. Pasien yang tidak memiliki identitas sama sekali dan tidak
ada pihak yang mau menanggung biaya, disebut sebagai
pasien terlantar, maka akan digratiskan.
8. Denah Lokasi
Ka.Tim A Ka.Tim B
Suyati,SPK Eni Yusnita Am.kep
Zubaidah Firmansyaah
9. Kapasitas Ruang
Dari hasil observasi diruang cendana pos 3, jumlah keseluruhan ruang
kamar terdapat 7 ruang (sudah termasuk ruang isolasi) dengan 3 tempat
tidur di setiap ruangannya. Total keseluruhan tempat tidur di ruang
cendana ada 21 tempat tidur.
10. Sifat dan Jenis Pelayanan
Ruang cendana adalah ruang kelas 3, dengan jenis pelayanan rawat inap
yang melayani klien BPJS, ASKES, UMUM, dan asuransi kesehatan
lainnya.
A. Analisa Klien
1. Karakteristik
Ruang Cendana pos 3 adalah ruang rawat inap untuk pasien kelas 3 dengan
kapasitas 21 tempat tidur. Dari hasil observasi di ruang cendana 3 terdapat
pasien remaja, pasien dewasa, pasien lansia, pasien bedah, dan pasien
penyakit dalam. Sedangkan pasien paling dominan adalah pasien dewasa
dengan penyakit dalam.
2. Tingkat Ketergantungan
Dari hasil observasi selama 3 hari di ruang cendana pos 3 pada tanggal 4-6
Juli 2017, total pasien diruang cendana pos 3 berjumlah 6 pasien. Dengan
tingkat ketergantungan:
Self Care: 4 orang
Partial Care: 2 orang
Total Care: 0 orang
b. LOS
No Bulan Persentasi
1 April 0%
2 Mei 6,5%
3 Juni 5,7%
R ata-Rata 4,06%
c. Infeksi Nosokomial
No Bulan Persentasi
1 April 0%
2 Mei 0%
3 Juni 0%
Rata-Rata 0%
d. Cedera
No Bulan Persentasi
1 April 0%
2 Mei 0%
3 Juni 0%
Rata-Rata 0%
e. Pasien Jatuh
No Bulan Persentasi
1 April 0%
2 Mei 0%
3 Juni 0%
Rata-Rata 0%
f. Kepuasan Pasien
No Bulan Persentasi
1 April 37,5%
2 Mei 75%
3 Juni 88%
Rata-Rata 66,83%
Keterangan :
- D III Keperawatan : 9 orang
- S I Keperawatan : 1 orang
- SPK : 1 orang
- Ners : 4 orang
- TOTAL : 15 orang
BOR x TT
100%
31,6 X 21 TT
100%
=7%
Jumlah tenaga perawat
= AxBxC
(C-D) x E
= 4jam x 7 orang x 365hari
(365- 128 hari) x 8jam
= 10.220
1.896
= 5 orang
Faktor koreksi (untuk cadangan)
= 5 orang x 20 %
= 1 orang
Jumlah kebutuhan tenaga perawat di ruang cendana pos 3
= 5 + 1 orang
= 6 orang
b. Non Manusia
1) Material: Sarana dan Prasarana
Peralatan dan Fasilitas
Ruang irna cendana 3 memiliki ruang perawat yang dilengkapi dengan
toilet, lemari, meja, dan terdapat TV di dalamnya. Terdapat lemari
linen, ruang tindakan, lemari pendingin untuk menyimpan obat, ruang
alat, nurse station, dan ruang pasien dengan kapasitas 21 tempat tidur.
Setiap alat didokumentasikan jumlahnya dan dilakukan overan alat
setiap pergantian shift.
Administrasi Penunjang
Administrasi penunjang di Ruang cendana 3 sama seperti ruangan
lain, yaitu menerima pasien dengan jaminan kesehatan dalam bentuk
BPJS, Jamsoskes, dll.
2) Metode
1.Standar Asuhan Keperawatan
Ruang cendana 3 sudah mempunyai SAK atau Standar Asuhan
Keperawatan. SAK tersebut sudah mulai diterapkan di ruangan.
2. Standar Operasional Prosedur
Ruang cendana 3 sudah memiliki Standar Prosedur Operasional (SPO)
yang sudah disesuaikan dengan rumah sakit. Terdapat buku panduan
tentang SPO baik ruangan, tindakan, maupun alat yang tersusun di
dokumen ruangan. Yang menjadi kendala dalam pengoptimalisasian
SPO ini adalah sosialisasinya serta penerapannya di ruangan.
3. Metode Asuhan Keperawatan ( Penerapan Metode Asuhan
Keperawatan Profesional / MAKP)
Ruang cendana 3 melaksanakan MPKP dengan metode Tim, dapat
dijelaskan sebagai berikut :
Daftar dinas Ruang cendana 3 terbagi menjadi 2 tim. Tim A
terdiri dari Katim 1 orang dan anggota tim 7 orang, dan Tim B terdiri
dari Katim 1 orang dan anggota tim 7 orang.
Pembagian pasien untuk Tim A bertanggung jawab untuk kamar
A (Isolasi), B, C, D dan E. Sedangkan Tim B bertanggung jawab
untuk F, G, H, I, dan J. Tersedia buku overan, buku injeksi, dan buku
tindakan pasien untuk 2 Tim yang diisi tiap shift.
Operan shift dan pengaturan shift tiap hari terbagi menjadi 3 shift,
yaitu shift pagi dari jam 07.00 WIB – 14.00 WIB, shift sore dari jam
14.00 WIB -20.00 WIB dan shift malam dari jam 20.00 WIB – 07.00
WIB.
Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan metode Tim belum
optimal karena kurangnya tenaga keperawatan.
4. Discharge planning
Berdasarkan hasil angket terhadap 6 pasien menyatakan bahwa
perawat memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang
perawatan/pengobatan/pemeriksaan lanjutan setelah pasien
diperbolehkan pulang.
5. Timbang Terima
Dilakukan setiap pergantian shift jaga, dihadiri oleh kepala ruangan,
ketua tim, dan perawata pelaksana yang melaporkan keadaan dan
internensi serta implementasi yang telah dilakukan terhadap pasien.
6. Ronde Keperawatan
Dilakukan evaluasi langsung ke pasien setelah pre conference antar
petugas shift jaga
a. Dokumentasi Keperawatan
Pendokumentasian asuhan keperawatan terhadap pasien dilakukan
setiap shift jaga di dalam status masing-masing pasien. Dilakukan
evaluasi SOAP di status pasien setiap shift jaga.
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PERENCANAAN
A. Analisa Data
1. Analisis Hasil Pengkajian Manajemen diruangan Cendana II (Pos 3)
a. Fungsi Perencanaan
2) Filosofi keperawatan
3) Peraturan organisasi
b. Pengorganisasian
1) Struktur Organisasi
3) Uraian tugas
4) Metode penugasan
C. Fungsi pengarahan
Masalah : -
2). Komunikasi
3). Pendelegasian
D. Fungsi pengendalian
Masalah : -
2 Belum optimalnya
penulisan dokumentasi
keperawatan 4 3 4 4 4 768
3 Belum optimalnya 768
pelaksanaan metode
4 3 4 4 4
modifikasi tim-primer.
4. Belum optimalnya
pengorganisasian
2 4 4 4 4 512
perawat.
2 Mengoptimalnya dokumentasi
keperawatan 4 5 4 4 320
3 Mengoptimalkan pelaksanaan
4 4 4 4 256
metode modifikasi tim-primer.
4 Mengoptimalkan
pengorganisasian perawat. 4 5 4 5 400
B. Perencanaan
Rencana kegiatan meliputi:
1. Membuat perumusan visi, misi, dan filosofi ruangan ditempel di
dinding ruangan.
2. Mengoptimalkan pelaksanaan metode modifikasi tim-primer.
3. Mengoptimalnya kegiatan penulisan dokumentasi keperawatan
4. Mengoptimalkan pengorganisasian perawat.
No Tanggal
Masalah Implementasi
Pelaksanaan
1. Visi, misi dan filosofi belum Membuat perumusan visi, misi, 11-12 Juli 2017
terbentuk dan belum tertempel dan filosofi ruangan ditempel di
di dinding ruangan. dinding ruangan
Implementasi hanya dilakukan tiga masalah, karena keterbatasan waktu dan hanya
mampu melakukan dua implementasi saja.
b. Faktor Pendukung
- Dapat memberi dukungan pada mahasiwa untuk melakukan pangkajian di
RS bhayangkara.
c. Faktor Penghambat
- kegiatan yang telah direncanakan tidak dapat terlaksana dengan baik akibat
keterbatasan waktu.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
1. Pengkajian data diruang praktek manajemen memakai alat kuesioner,
wawancara dan lembar observasi dan dari hasil analis ditemukan 2
alternatif masalah yang perlu dilakukan diruangan yaitu visi, misi, dan
falsafah belum ada dan catatan harian, bulanan pasien.
2. Model yang digunakan dalam asuhan keperawatan memakai model
modifikasi MPKP dengan metode TIM dengan pembagian tim menjadi 2
kelompok besar yang diketuai oleh kepala tim dan bertindak sebagai
perawat pelaksana
3. Kegiatan manajemen dilakukan dengan mengikuti standart operasional
prosedur dengan rutinitas kegiatan antara lain Operan, Preconference, Post
conference, Ronde keperawatan, Supervisi Keperawatan, Discharge
planning, dan Dokumentasi Keperawatan.
B. Saran
a. Kepala Ruangan
1. Melaksanakan dan mengendalikan kegiatan pelayanan
keperawatan di ruang rawat yang berada di wilayah tanggung
jawabnya
2. Melakukan supervisi secara teratur ke ruangan agar kemampuan
yang sudah terbentuk menjadi budaya kerja yang terus
dipertahankan dan ditingkatkan, memberi pujian terhadap hasil
yang telah dicapai untuk meningkatkan motivasi dan kualitas kerja
perawat.
3. Memberikan pengkayaan fungsi manajerial bagi kepala ruangan
terutama pada fungsi pengawasan.
4. Menggunakan format asuhan keperawatan dan rencana asuhan
keperawatan yang telah menjadi standar Rumah Sakit
b. Ketua Tim
1. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama praktek
2. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang
diberikan oleh perawat.
3. Membuat tujuan dan rencana keperawatan
4. Melakukan penulisan keperawatan secara berkala pada pasien
yang akan pulang atau dalam proses perawatan.
c. Perawat Pelaksana
a. Membudayakan kegiatan yang telah ajarkan dan menjadikan suatu
rutinitas kegiatan.
b. Membudayakan membaca dan menulis asuhan keperawatan pasien
c. Meningkatkan kemampuan dan pengetahuan untuk menunjang
profesionalisme perawat.
DAFTAR PUSTAKA
66
KUESIONER PENGKAJIAN AWAL UNTUK PARA PERAWAT
Kuesioner tidak bertujuan untuk menilai kinerja dan pengetahuan kakak-kakak, tetapi untuk
memperoleh gambaran yang tepat tentang pelaksanaan manajemen pelayanan dan asuhan
keperawatan serta hambatan-hambatan atau kendala-kendala yang ditemukan dalam
pelaksanaannya. Hasil kajian yang diperoleh dari kakak-kakak, merupakan masukan yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan asuhan keperawatan di Rumah Sakit
Bhayangkara.
Kuesioner ini mencakup dua bagian, yaitu bagian pertama berisi data sosio demografi dan bagian
kedua berisi tentang fungsi-fungsi manajemen keperawatan. Segala informasi yang diberikan
akan dijamin kerahasiaannya dan akan digunakan hanya untuk peningkatan mutu pelayanan
keperawatan di rumah sakit ini.
Mahasiswa Praktek
…………………..
…………………..
KUESIONER MANAJEMEN PELAYANAN KEPERAWATAN
DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA
UNTUK PERAWAT PELAKSANA
- 2. Jenis Kelamin :
- Laki-laki Perempuan
- Status Pernikahan :
- Belum Menikah Menikah Janda Duda
- Pendidikan formal keperawatan yang anda miliki :
- SPK DIII S1 Ners S2
- Lain-lain sebutkan :………………………………………..
:………………………………………..
- Fungsi-fungsi Manajemen
- Petunjuk Pengisian : Beri tanda (V) pasa salah satu kolom yang disediakan Keterangan
pilihan jawaban:
- Selalu, bila anda selalu melakukan tindakan seperti yang dituliskan dalam pernyataan.
- Serin, bila anda hampir selalu melakukan tindakan seperti yang ditulis dalam pernyataan.
- kadang-kadan, bila anda hampir tidak pernah melakukan tindakan seperti yang ditulis
dalam pernyataan.
- Tidak pernah, bila anda tidak
tidak pernah melakukan tindakan
tindakan seperti
seperti yang ditulis dalam
pernyataan.
NO PERNYATAAN SELALU SERING KADANG TIDAK
KADANG PERNAH
A Fungsi Perencanaan
1 Dalam melaksanakan tugas, saya sesuaikan
dengan dengan visi dan misi Rumah Sakit
2 Dalam melaksanakan asuhan keperawatan
saya berpedoman pada standart asuhan
keperawatan (SAK)
3 Dalam melaksanakan prosedur keperawatan
saya berpedoman pada standart operasional
prosedur (SOP)
4 Dalam bekerja saya berdasarkan peraturan
yang ada di rumah sakit
5 Saya berusaha konsisten dalam bekerja
dengan mengikuti standart kinerja di rumah
sakit
B Pengorganisasian SELALU SERING KADANG TIDAK
KADANG PERNAH
1 Sistem pemberian asuhan keperawatan yang
digunakan di ruangan ini dengan MPKP
2 Saya memahami struktur organisasi yang ada
di ruangan
3 Dalam bekerja saya melakukan tugas sesuai
dengan uraian tugas yang ditentukan oleh
ruangan
6 Jumlah tenaga keperawatan yang ada
diruangan telah sesuai dengan beban kerja
7 Pengaturan shif yang ada dalam ruangan saya
berdasarkan dari tingkat ketergantungan klien
PEDOMAN WAWANCARA
KEPALA RUANGAN CENDANA POS 3
- Fungsi Perencanaan
- Apakah Ruagan punya Visi, dan apa visinya ....
- Apakah Ruagan punya misi, dan apa misinya ....
- Apakah ruang telah memiliki standart kinerja sebagai pedoman para staf ?
- Apakah ruang telah memiliki standart asuhan keperawatan (SAK) sebagai pedoman para staf
dalam melakukan asuhan keperawatan?
- Apakah ruang telah memiliki standart operasional prosedur (SOP) sebagai pedoman para staf
dalam melakukan prosedur keperawatan ?
- Fungsi Pengorganisasian
- Apakah diruangan sudah dibuat struktur organisasi ?
- Apakah setiap staf sudah mempunyai uraian tugas yang jelas dan tertulis bagi tiap tenaga
keperawatan ?
- Apakah batas dan wewenang tanggung jawab perawat cukup jelas ?
- Metode apa yang digunakan dalam pemberian asuhan keperawatan?
- Hambatan yang dialami dalam pengembangan MPKP ?
- Fungsi Pengarahan
- Apakah supervisi dilakukan secara rutin dan berkala ?
- bagaimana bentuknya?
- Siapa yang mensupervisi ?
- Bagaiamana penjenjangan dalam supervisi ?
- Kegiatan apa saja yang disupervisi ?
- Apakah operan dilakukan secara rutin dan berkala ?
- bagaimana bentuknya?
- Siapa yang mensupervisi ?
- Bagaiamana penjenjangan dalam supervisi ?
- Kegiatan apa saja yang disupervisi ?
- Apakah pre dan post coferen dilakukan secara rutin dan berkala ?
- bagaimana bentuknya?
- Siapa yang mensupervisi ?
- Bagaiamana penjenjangan dalam supervisi ?
- Kegiatan apa saja yang disupervisi ?
- Fungsi pengendalian
- Bagaimana penerapan terhadap penerapan SAK dan SOP yang ada
- Adakah ada tim pengendali mutu diruangan
- Bagaimana melakukan penilaian mutu keperawatan terhadap :
- Penghitungan BOR
- Penghitungan ALOS
- Penghitungan TOI
- Penghitungan angka infeksi nosokomial
- Penghitungan angka cedera
Struktur Organisasi ruang cendana pos 3 RS. Bhayangkara Palembang
Ka.Tim A Ka.Tim B
Suyati,SPK Eni Yusnita Am.kep
Cleaning Service
Zubaidah Firmansyaah