Anda di halaman 1dari 15

PRAKTIKUM 5 BENGKEL ELEKTROMEKANIK

PERANCANGAN BENTUK BOX PANEL, PEMBUATAN SKETSA


POLA DAN PEMOTONGAN PLAT

Andretristano Triangdanu Casidi


2320600033

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI


POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA
SURABAYA
2020
Praktikum BENGKEL ELEKTROMEKANIK
PERANCANGAN BENTUK BOX PANEL,
5 PEMBUATAN SKETSA POLA DAN
PEMOTONGAN PLAT

I. Tujuan
- Mahasiswa dapat mengetahui apa itu box panel.
- Mahasiswa dapat mengetahui bagian-bagian listrik dari box panel.
- Mahasiswa dapat mengetahui perancangan bentuk box panel, pembuatan sketsa pola dan
pemotongan plat.
- Mahasiswa dapat memahami hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan box panel
terutama dalam pemotongan plat jika dilaksanakan secara offline.

II. Dasar Teori Penunjang


A. Pengertian Box Panel
Box Panel listrik banyak dibuat orang untuk pengamanan
dan kerapihan suatu instalasi Listrik. Tapi sedikit orang
yang memahami dari fungsi box panel listrik . Ini terlihat
dari pengamatan pada waktu pemasangan/ instalasi UPS.
Box terlihat rumit dan tidak kelihatan jalurnya.
Dengan perencanaan yang matang dan ketelitian yang
tinggi diharapkan box listrik menjadi sederhana dan
mudah dimengerti. Kalau perlu ada gambar denah
sederhana.
Bila sewaktu-waktu ada penambahan instalasi listrik , seperti instalasi UPS dengan daya
besar. Akan dengan mudah membuat jalur dari box panel yang telah ada. UPS dengan
kapasitas yang besar biasanya yang lebih dari 6 KVA ,memerlukan suatu cara
pengamanan yakni dengan cara membuat jalur bypass dengan memanfaatkan MCB atau
MCCB. Apabila terdapat kerusakan UPS atau instalasi listrik yang lain mudah dibenahi
/ diperbaiki. Dengan cara bypass ini dengan mudah mencopot UPS atau lainya,
sementara listrik masih jalan.
Bagaimana gambar instalasi untuk bypass yang banyak dipakai dan aman? Untuk itu
ikuti ulasan selanjutnya.
Sebelum mengetahui inti permasalahan, harus mengerti fungsi dari bagian-bagian
listrik.
Bagian-bagian listrik tersebut adalah:
1. MCB
2. MCCB
3. GFCI/ RCCB/ ELCB
4. Grounding
5. Warna kabel
6. CT
7. Surge Arrest

B. Bagian-Bagian Listrik Box Panel


1. MCB
MCB( Miniature Circuit Board) adalah switch
pembatas arus akibat dari kenaikan daya /tegangan
yang melebihi batas dan atau hubung singkat. Part ini
biasanya terbatas pada arus nominal kecil sampai
dengan kurang dari 100 Ampere.
Bentuknya ada yang satu pole (satu input dan satu
output), ada yang dua pole, tiga pole hingga empat
pole.
Jumlah dari tipe satu pole, dua pole, tiga pole, empat
pole menunjukkan bahwa pemakaian tersebut adalah tergantung pada kebutuhan dari
jalur kabel yang dipakai.
Disamping ini adalah gambar MCB yang dibuka.
Keterangannya,
1. Tuas langkah on-off
2. Actuator mekanik
3. Terminal
4. sekrup konektor kabel
5. Bimetal
6. skrup pengatur presisi
7. selenoid
8. sundut pembagi
Type MCB berikut ini menunjukkan kemampuan manangani arus menurut IEC 60898-
1,
Type B bisa 3 In sampai dengan 5 In
Type C bisa 5 In sampai dengan 10 In
Type D bisa 10 In sampai dengan 20 In
Type K bisa 8 In sampai dengan 12 In proteksi beban untuk waktu short 400ms - 2 ms
arus puncak
Type Z bisa 2 In sampai dengan 3 In untuk periode 10 detik. Untuk proteksi dari
peralatan semikonduktor dan pengukuran menggunakan transformer.

2. MCCB
MCCB singkatan dari Moulded Case Circuit Breaker.

Circuit Breaker pembatas arus apabila


terdapat arus beban yang melebihi batas-
batasnya.
MCCB ini digunakan hampir sama dengan
MCB tetapi dengan batas arus beban yang
lebih besar dari 100 Ampere sampai dengan
1600 Ampere.

3. GFCI/RCCB/ELCB
Ground Foult Circuit Interruption
adalah semacam Circuit Breaker
yang bereaksi lebih cepat dari
MCB. Alat ini akan memonitor
listrik sewaktu-waktu apabila
terdapat short atau kabel terkelupas
dan mengenai manusia, tidak
mengakibatkan kematian.
Peralatan ini biasanya banyak
dipakai pada perumahan dan
bahkan industri kecil sampai
sedang.
Batas arus yang melintasi manusia tidak boleh melebihi dari standard IEC.
Cara kerja dari peralatan ini adalah apabila arus yang melalui dari ring transformer
tidak sebanding dengan output ring transformer (ada arus bocor melebihi batas yang
ditentukan), secara otomatis akan menghentikan jalur listrik .

4. Grounding
Grounding pada instalasi listrik berfungsi sebagai pengaman listrik.Pengaman listrik
akibat dari kabel -kabel yang terkelupas dan mengenai body part peralatan elektonik
atau peralatan listrik yang selanjutnya mengenai orang. Dengan adanya grounding ini
aliran arus listrik yang liar atau yang tak berfungsi akan dibumikan. Dengan demikian
manusia akan terhindar dari sengatan listrik yang berlebihan.
Contoh barang-barang listrik dengan casing metal seperti dibawah ini:
Komputer, Mesin Cuci, mesin pemanas, hair dryer dan lain-lain.

5. Warna Kabel
Warna kabel instalasi listrik sudah ditetapkan diberbagai negara. Untuk Indonesia,
warna kabel listrik ditentukan menurut standard SNI atau standatd IEC:
1. warna merah, kuning, hitam.....................untuk fase
2. warna biru muda (biru laut).....................untuk netral
3. warna kuning -hijau.................................. untuk ground

6. CT ( Current Tranformer )
CT adalah suatu peralatan listrik dari bahan baja / metal
dalam bentuk lingkaran (ring) atau gelang persegi dan
tengahnya berlubang. Fungsi dari CT ini yaitu sebagai
penurun arus dan atau tegangan pada box panel . Fungsi
ini dimanfaatkan sebagai indikator lampu atau indikator
meteran.

7. Surge Arrest
Surge Arrest adalah peralatan pengaman listrik dari kejutan listrik yang berlebihan.
Contohnya apabila ada kejadian tiba-tiba aliran listrik menjadi lebih tinggi akibat dari
penambahan energi potensial. Penambahan energi ini kemungkinan sebagaian besar di
daerah Industri, karena berhubungan dengan peratalan mesin yang besar otomatis
membutuhkan energi yang besar pula. Atau suplai dari PLNnya sendiri yang kadang-
kadang tidak stabil . Untuk itu bangunan perumahan atau gedung-gedung
membutuhkan Surge Arrestor.Fungsi alat ini adalah membuang energi yang berlebihan
dengan komponen tertentu.
Dari referensi disebutkan bahan-bahannya yaitu dari Metal Oxide
Varistor (MOV),sekering danLilitan Choke Toroid. MOV terhubung dengan jaringan
tanah/ grounding untuk membuang energi. Sedangkan selanjutnya arus normal
diteruskan melalui sekering dan Toroidal Choke Coil.

C. Perancangan Bentuk Box Panel, Pembuatan Sketsa Pola dan Pemotongan Plat
Perancangan box panel merupakan gambaran umum bentuk panel yang akan
dibuat. Bentuk panel bisa digambar secara 3 dimensi, hal ini bertujuan agar lebih mudah
dalam membuat sketsa pola/jaring-jaring. Dengan adanya rancangan tersebut membuat
kita lebih fokus dengan rancangan yang telah kita buat saat proses pembuatan box panel.
Selain itu, dengan adanya perancangan bentuk box panel itu saat sudah selesai dibuat.

Pembuatan sketsa pola merupakan langkah yang bertujuan membuat pola pada
plat untuk menghasilkan bentuk yang sesuai dengan rancangan bentuk box panel yang
telah kita buat. Pembuatan sketsa pola ini berkaitan erat dengan rancangan bentuk box
panel dibuat. Selain itu, dengan adanya pembuatan sketsa pola ini memudahkan
kita/perancang untuk mengetahu bagian mana saja yang harus dipotong maupun bagian
yang harus ditekuk. Dengan adanya pembuatan sketsa pola ini kita dapat menghindari
terjadinya ketidakpresisian ukuran dan bentuk antara plat yang satu dengan yang lainnya.
Selain itu, dalam pembuatan sketsa pola usahakan untuk memberi jarak yang tidak terlalu
jauh dan tidak terlalu dekat antara bagian yang satu dengan bagian lainnya. Sehingga
memudahkan saat proses pemotongan plat.

Pemotongan plat dilakukan sesuai dengan gambar kerja yang telah dibuat melalui
sketsa pola. Pemotongan plat menggunakan mesin pemotong plat untuk memotongnya.
Agar lebih efisien dalam penggunaan bahan/plat yang dibutuhkan, perlu kita hitung
terlebih dahulu plat yang kita butuhkan kemudian disesuaikan dengan lebar dan panjang
plat. Selain itu, jarak sketsa antara bagian yang satu dengan bagian lainnya juga perlu
diperhatikan. Hal ini dilakukan supaya plat yang kita potong sesuai dengan kebutuhan
dan tidak meninggalkan sisa potongan plat yang terlalu banyak namun tidak dapat
digunakan.

D. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan ketika Pemotongan Plat Box Panel


Hal-hal yang perlu diperhatikan jika memotong dengan mesin potong adalah sebagai
berikut :
1. Mesin potong harus diset/ distel sesuai dengan tebal bahan yang akan dipotong, yaitu
penyetelan kerapatan pisau dan penyetelan tekanan ( jika ada ).
2. Pembatas ukuran distel secara tepat atau garis potong dapat terlihat jelas ( jika
pemotongan secara manual/ tanpa pembatas ).
3. Saat mesin beroperasi, yakinkan bahwa pelat yang dipotong terjepit dengan kuat agar
saat pisau potong atas menekan tidak akan menggeser pelat.
4. Jangan berada dibelakang mesin saat proses pemotongan berlangsung, karena hasil
potongan pelat dapat menimbulkan kecelakaan.
5. Jangan memotong pelat yang tebalnya diatas kemampuan mesin.

III. Bahan dan Peralatan


1. Laptop

2. AutoCAD
3. Box Panel

4. MCB 1 dan 3 fasa

5. Magnetic Contactor

6. Emergency Switch
7. Push Botton on/off

8. Time Delay Relay

9. Relay AC
10. Transformator

11. Tang Kombinasi

12. Multimeter

13. Gerinda
14. Solder

15. Bor listrik

IV. SOP (Standar Operasional Prosedur)


1. Mesin dan alat sebaiknya perlu perawatan dan pengecekan secara berkala.
2. Pada proses clothing (amplas) diharapkan untuk mengetahui area yang masih berkarat
dan bercampur oli.
3. Lingkungan sebaiknya perlu diperhatikan untuk kenyamanan dalam bekerja.
4. Pencelupan ke hcl minimal 2 jam dan pencelupan ke phospating minimal 3 jam.
5. Para pekerja memperhatikan setiap instruksi dalam pembuatan box panel terutama
pada pemotongan plat yang bisa menyebabkan kecelakaan kerja apabila tidak
berhati-hati dalam melakukannya.
6. Selalu menggunakan APD dalam melakukan pembuatan box panel baik dalam setiap
tahapan proses.
7. Selalu fokus terutama saat bekerja dan pastikan dalam kondisi badan yang sehat.
8. Memulai dan mengakhiri setiap pekerjaan dengan sesuai instruksi yang ada, serta
mematuhinya. Serta rapi, disiplin dalam bekerja.
Sop panel listrik
Ø Overhole (perawatan)
Dari pengaman yang kapasitasnya terkecil ke pengaman yang kapasitasnya terbesar
yakni: SSDP (Sub-Sub Distribution Panel) ® SDP (Sub Distribution Panel) ® panel
APP (Alat Pelindung dan Peukur) ® panel induk.
Ø Comitioning ( pengoperasian )
Saat pengoperasian panel distribusi maka kita harus memulai dari pengaman yang
kapasitasnya terbesar menuju ke yang terkecil. Yakni: panel induk ® panel APP (Alat
Pelindung dan Peukur) ® SDP (Sub Distribution Panel) ® SSDP (Sub-Sub Distribution
Panel)
Sop switch gear
Overhole pada sisi outgoing
1. CB (circuit breker dioffkan terlebih dahulu,karena bekerja dalam keadaan ada
beban).
2. DS (disconnecting switch) dioffkan secara interlock ES akan on sehingga tegangan
yang tersisa akan terbuang ketanah.
3. Perbaikan dan perawatan dapat dilakukan.
Overhole pada sisi matering
1. Pada sisi outgoing harus dalam kondisi off kemudian
2. DS pada sisi matering di offkan
3. ES pada metering akan On
4. Perbaikan dan perawatan dapat dilakukan.
Overhole pada sisi incoming
1. Pada sisi outgoing dan matering harus dalam kondisi off kemudian
2. DS pada sisi matering di offkan
3. ES pada metering akan On
4. Perbaikan dan perawatan dapat dilakukan.

Prosedur k3
Dalam melakukan perawatan dan perbaikan pada panel listrik dan switch gear maka
perlu diperhatikan keselamatan dan kesehatan kerjanya yang meliputi:
1. Diri sendiri.
K3 diri sendiri berarti orang yang melaksanakan pekerjaan harus memperhatikan dan
menggunakan alat-alat pelindung diri.contohnya :
a. Memakai baju pengaman / baju kerja
b. Memakai Sarung tangan karet,dll
2. Orang lain.
Pada saat melakukan pekerjaan harus diperhatikan pula keselamatan orang lain salah
satu contohnya yaitu
a. Memberi tanda atau peringatan
b. Menempatkan barang-barang yang jauh dari jangkauan orang lain.
3. Peralatan kerja.
Peralatan yang digunakan harus sesuai dengan apa yang seharusnya menjadi tugas dari
peralatan tersebut.
4. Lingkungan .

kegiatan pemeliharaan
Ada empat jenis pemeliharaan yaitu:
a) Predective Maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan dengan cara
mempredeksi kondisi suatu peralatan listrik.
b) Preventive Maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan untuk mencegah
terjadinya peralatan secara tiba-tiba dan untuk memeper-tahankan untuk kerja peralatan
yang optmum sesuai umur teknis peralatannya.
c) Corrective Maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan secara berencana
pada waktu-waktu tertentu
d) Breakdown Maintenance adalah pemeliharaan yang dilaksanakan setelah terjadi
kerusakan mendadak yang waktunya tidak tertentu dan sifatnya darurat.
Pemeliharaan cubicle 20 kv dapat dibedakan menjadi 4 macam,yaitu:
1. Pemeliharaan rutin
2. Pemeliharaan korektif
3. Pemeliharaan prediktif
4. Pemeliharaan darurat (emergency)

1) Pemeliharaan rutin
a. Harian (inpeksi)
Faktor berikut ini yang akan mempengaruhi keputusan kapan untuk inspeksi:
1). Skedul shutdown (turn around).
2). Emergency Shutdown
3). Kondisi tidak normal atau tidak biasa.
4). Terjadi gangguan pada penyulang atau bus.
5). Kondisi atmosfir yang ekstrim seperti: panas, dingin, heavy cold, rain, snow high
wind, fog, smog, salt spray, high humidity, perubahan temperatur yang tidak biasa dan
lain-lain.
6). Persyaratan dan jadwal pemeliharaan.
Inspeksi sebagian mungkin saja dilakukan jika bagian lain tidak diperbolehkan untuk
tidak beroperasi.
b. Mingguan yaitu Pemeliharaan berupa monitoring keadaan panel ataupun switch
gear yang dilakukan oleh petugas patroli setiap Mingguan serta dilaksanakan dalam
keadaan operasi.
c. Bulanan (kondisi operasi)
d. Enam bulanan /semesteran ( kondisi padam )
e. Tahunan adalah pemeliharaan yang berupa Pengukuran dan pengujian untuk
Kompnen panel dan switch gear dan dilakukan oleh petugas Pemeliharaan setiap tahun
dan dilaksanakan dalam keadaan Padam

2) Pemeliharaan korektif
a. Pemeliharaan terminal
b. Mengatasi suara getaran akibat korona
c. Pengecekan partial discharge kabel daya
d. Mengganti minyak PMT
e. Penggantian/menambah gas SF6
f. Pengukuran keserempakan kontak PMT
3) Pemeliharaan prediktif
Pemeliharaan prediktif yang dilakukan antara lain:
a. Pengukuran partal discharge yaitu pengukuran tingkat kebocoran isolasi pada
permukaan terminasi pada kabel daya jika terlalu tinggi dapat mengakibatkan
kerusakan isolasi.
b. Pengukuran titik panas dengan infra red thermovision , dimaksudkan untuk
memonitor suhu pada sambungan atau klem – klem peralatan jika terlalu tinggi
(overheathing) akan merudak peralatan.

4) Pemeliharaan darurat (emergency)


Pemeliharaan ini hanya dilakukan pada saat terjadi suatu problem/masalah tertentu dan
bersifat mendadak saja.
Menerapkan data hasil survey dalam kegiatan di sekolah
Setelah melakukan survey kita dapat mempelajari dan menerapkanya dalam kegiatan
pelajaran di sekolah seperti:
Pada saat pengambilan data survey kita mengamati dan member kesimpulan tentang
fungsi kontaktor yang upnormal karena sudah sering dipakai sehingga kontaktor
tersebut sudah berdebu didalamnya sehingga kontak – kontak kontaktor tidak
menghubungkan aliran arus listrik dengan sempurna maka kita membongkar kontaktor
tersebut dengan tujuan membersihkan bagian dalamnya.
Pada kegiatan belajar disekolah kita menemukan kondisi kontaktor yang sama pada
kondisi seperti diatas maka kita sudah bisa menebak tempat permasalahan kontaktor
tersebut.

V. Daftar Pustaka
Buku Elektromekanik. Diakses pada 17 November 2020
BAB III KONSEP PERANCANGAN
http://eprints.uny.ac.id/66428/5/5.BAB%20III.pdf. Diakses pada 17 November 2020
Box Panel Listrik. Fankychristian 2014. http://www.ruang-server.com/2014/05/box-
panel-listrik.html. Diakses pada 17 November 2020
Kerja Plat & Tools. Unknown 2013.
http://rompasupdate.blogspot.com/2013/11/kerja-plat-tools.html. Diakses pada 17
November 2020
Standar Operasional Prosedur Perawatan dan Perbaikan Panel Listrik dan Switch
Gear. Cah Putro 2012. http://tekniksetrum.blogspot.com/2012/03/standart-
operasional-prosedur-perawatan.html. Diakses pada 17 November 2020

Anda mungkin juga menyukai