STRUCTURE
ANALYSIS
IN
STRUCTURE
ANALYSIS
IN
dalam analisa struktur. Secara rinci buku ini menjelaskan prosedur bagaimana
menggunakan aplikasi SAP2000® dari tahap permodelan hingga tahap analisa dengan
contoh studi kasus sederhana, sehingga pembaca dapat mengaplikasikan dalam dunia
konstruksi. Namun demikian, untuk menjadi mahir pembaca juga perlu menambah jam
permodelan pada proyek konstruksi. Jika pembaca mendapatkan persoalan yang sulit
dan merasa dibuku ini belum ada jawabannya, pembaca dapat mengirim persoalan
Apresiasi Tinggi kepada anda sebagai pembaca jika memiliki kritik dan saran yang
membangun untuk penulis dapat menyampaikan melalui QR code dibawah ini, agar
menuangkannya dalam tulisan. Akhir kata semoga dengan buku panduan ini dapat
M O D U L E 3 L O A D A P P LY 43
Load Definition 44
Joint Load 49
Frame Load 52
Area Load 56
M O D U L E 4 R E S U LT S AN ALY S I S 60
Deformed Shape 61
Joint Reactions 63
Internal Forces 64
Shell Stresses 68
View Table 69
70
Output File
MODULE 5 STUDY CASES 71
Study Case 1 Simple Beam 72
Study Case 2 2D Portal 85
ASSESSMENT 01 180
ASSESSMENT 02 183
MODULE 01
GETTING STARTED
Overview
User Interface
Customization
Workflow In Sap2000
OVERVIEW
Program SAP2000 merupakan pengembangan SAP (Structure Analysis Program) yang dibuat
oleh Prof. Edward L. Wilson dari University of California at Berkeley, US sekitar tahun 1970.
Pada tahun 1975 dibentuklah perusahaan Computer & Structure, Inc. dipimpin oleh Ashraf
Habibullah yang bertujuan untuk melayani keperluan komersial.
Umumnya SAP2000 digunakan untuk menganalisis struktur bangunan atas, sehingga jarang
orang menggunakan untuk analisis pondasi bangunan. Orang lebih suka menggunakan
SAFE untuk desain pondasi. Terdapat beberapa Produk Software yang dikeluarkan oleh
Computer & Structures Inc. yaitu:
1. SAP2000 (General)
2. ETABS (Building)
3. SAFE (Foundation)
4. CSI Bridge (Bridge)
5. Etc.
Lebih lengkapnya dapat dilihat di website resmi CSI.
https://www.csiamerica.com/products
S P E C I F I C AT I O N
Processor
▪ Minimum: Quad Core
▪ Recommended: Octa Core or more
Operating System
▪ Microsoft® Windows 7, Microsoft® Windows 8 or Microsoft® Windows 10
▪ 64-bit processor
▪ Memory
▪ Minimum: 8 GB RAM
Disk Space
▪ 6 GB to install the software.
▪ Additional space will be required for running and storing model files and analysis results,
dependent upon the size of the models
▪ Recommended: 500GB or larger PCIe Solid State Drive (SSD). External and network
drives are not recommended.
GETTING STARTED 6
OVERVIEW
Didirikan pada tahun 1975, Komputer dan Struktur, Inc. (CSI) diakui secara global sebagai
perintis pemimpin dalam perangkat lunak yang sesuai untuk struktur dan teknik gempa.
Perangkat lunak dari CSI digunakan oleh ribuan perusahaan rekayasa di lebih dari 160 negara
untuk merancang proyek-proyek besar, termasuk Taipei 101 di Taiwan, One World Trade
Center di New York, Olimpiade 2008 Stadion Sarang Burung di Beijing dan kabel-tinggal
Centenario Jembatan yang melintasi Terusan Panama. CSI perangkat lunak ini didukung oleh
lebih dari empat dekade penelitian dan pengembangan, sehingga yang terpercaya dengan
pilihan desain yang canggih profesional di mana-mana. Terdapat 5 produk utama yang
dikeluarkan oleh CSI:
menyediakan Sistem yang efisien dan kuat program untuk analisis dan
desain beton dan pondasi, dengan atau tanpa post-tensioning.
Pada dasarnya produk dari CSI memiliki keunggulan masing-masing sesuai dengan
kebutuhannya, Pada SAP2000 memiliki fungsi antara lain:
GETTING STARTED 7
USER INTERFACE
PROJECT INFORMATION
Pada awal membuat lembar kerja baru, perlu memberikan informasi jelas pada suatu project
agar memudahkan project file dipahami, dimengerti, dan untuk data laporan ketika dibutuhkan.
Caranya klik File Menu > New Model > Modify/Show Information.
GETTING STARTED 8
USER INTERFACE
CREATE PROJECT FILE
Dalam membuat permodelan langkah pertama yang dilakukan adalah membuat Lembar Kerja/
File Proyek.
▪ Klik File Menu > New Model, atau tekan Ctrl + N. Maka akan keluar tampilan seperti
gambar dibawah ini.
Dalam template tersedia berbagai jenis yang dapat digunakan untuk memudahkan user
mendesain permodelan struktur yang direncanakan.
Tentukan Units yang akan digunakan. Pada tampilan seperti diatas maka user dapat memilih
jenis template mana yang digunakan untuk membuat model struktur. Masukkan data yang
diperlukan sesuai dengan data perencanaan model.
GETTING STARTED 9
USER INTERFACE
WORKSPACE
Pada lembar kerja SAP2000 memiliki 2 tampilan default seperti gambar dibawah ini sehingga
dapat melihat permodelan dari tampak yang berbeda antar tampilan.
Ribbon Tool
Units
Status bar
Tampilan dapat ditambahkan maupun dikurangkan, caranya klik segitiga arah kebawah pada
jendela tampilan kemudian klik Add New Window untuk menambahkan, dan klik tanda siang
untuk menghilangkan jendela tampilan
Close Window
Option Window
Active Window
GETTING STARTED 10
USER INTERFACE
NAVIGATION
Pada lembar kerja SAP2000 memiliki 2 cara untuk melakukan navigasi pada lembar kerja yaitu
menggunakan mouse dengan keyboard dan perintah.
Using Command
GETTING STARTED 11
USER INTERFACE
SET VIEW
Pada awal membuat lembar kerja baru, perlu memberikan informasi jelas pada suatu project
agar memudahkan project file dipahami dan untuk data laporan Ketika dibutuhkan. Caranya klik
File Menu > New Model > Modify/Show Information.
Gambar Dialog Box Set 2D View Gambar Dialog Box Set 3D View
2D View
3D View
GETTING STARTED 12
USER INTERFACE
SET DISPLAY OPTION
Pada penggunaan SAP2000 tampilan dapat di atur menyesuaikan kebutuhan yang ingin user
tampilkan, caranya dengan klik View Menu > Set Display Option.
3D View
2D View
GETTING STARTED 13
USER INTERFACE
DEGREE OF FREEDOM
Derajat kebebasan (Degree of Freedom) menunjukkan jenis pergerakan pada model struktur.
terbagi menjadi 2 jenis pergerakan yaitu:
• Translasi (u), perpindahan sejajar dengan sumbu
• Rotasi (r), perputaran memutari sumbu tersebut
Dalam gerakan searah sumbu memiliki nilai positif (+) dan nilai negatif (-) untuk gerakan
berlawanan sumbu. Dalam rotasi dan momen digunakan kaidah tangan kanan sebagai
panduan untuk arah dan putaran.
GETTING STARTED 14
USER INTERFACE
AXIS
Sumbu terbagi menjadi 2 berdasar area yaitu:
• Sumbu Global (X, Y, Z)
• Sumbu Lokal (x, y, z)
Pada program SAP2000 notasi translasi dan perpindahan untuk sumbu lokal x, y, dan z
disebut secara berurutan dengan sumbu 1, 2, dan 3 sedangkan translasi dan perpindahan
untuk sumbu global disebut dengan x, y, z. dapat dilihat seperti pada gambar dibawah ini
Elemen yang digambar dalam lembar kerja memiliki sudut global dan lokal dimana arah sumbu
berdasar elemen itu digambar.
2
1
GETTING STARTED 15
CUZTOMIZATION
BACKGROUND WORKSPACE
Tampilan jendela kerja dapat dikostum sesuai dengan kemauan user baik itu warna hitam,
putih, maupun warna lainnya. Untuk mengatur warna workspace ada pada Options > Colors >
Display.
GETTING STARTED 16
CUZTOMIZATION
UNITS
Units adalah satuan yang digunakan saat menginput data dalam SAP2000 untuk menentukan
besaran data yang diinput dan user dapat melihat nilai tersebut. Langkah untuk menentukan
unit yaitu klik Options > Set Program Default Database Number Formatting Options.
Jika user ingin menggunakan units sama untuk setiap Item, cawangkan kotak Always Use
Current Units, kemudian klik OK. Selanjutnya dapat dilihat pada pojok kanan bawah Jendela
Kerja untuk menentukan unit yang akan digunakan.
GETTING STARTED 17
CUZTOMIZATION
GRAPHIC MODE
Untuk meringankan Kinerja Laptop/PC, dapat mengubah tampilan moda grafik di Options >
Graphic Mode > Direct X. Bertujuan agar proses rendering permodelan desain struktur
diproses oleh kartu grafis (GPU) sehingga mengurangi beban kerja prosessor (CPU).
KEYBOARD SHORTCUT
Pada SAP2000, user dapat membuat atau menkostumisasi jalan pintas (shortcut) untuk setiap
command pada keyboard. Untuk mengatur shortcut terdapat pada Options> Customize
Keyboard Shortcut.
GETTING STARTED 18
WORKFLOW
OBJECTS & ELEMENTS
Objek dan elemen merupakan dasar dalam mendesain model struktur untuk analisa. Objek
yang digambar dalam lembar kerja memiliki tipe elemen yang kemudian akan digunakan untuk
menganalisa model struktur tersebut.
OBJECT-BASED MODEL
ELEMENT-BASED MODEL
ANALYSIS MODEL
Pada SAP2000 objek dibagi menjadi beberapa tipe berdasar dimensi geometrik:
▪ Point Object = Titik tergambar otomatis pada setiap ujung setiap tipe objek lainnya.
▪ Line Object = Garis dibagi menjadi 4 tipe yaitu:
- Frame Object : digunakan untuk memodelkan balok, kolom,
breising, dan rangka.
- Cable Object : digunakan untuk memodelkan kabel.
- Tendon Object : digunakan untuk memodelkan tendon.
- Link/support object : digunakan untuk memodelkan member dengan
perilaku khusus (isolator, damper, dll).
▪ Area Object = digunakan untuk memodelkan element shell (contoh: dinding geser
dan pelat lantai).
▪ Solid Object = digunakan untuk memodelkan tiga dimensi solid.
GETTING STARTED 19
WORKFLOW
FLOWCHART
Secara umum, dalam suatu perencanaan struktur, langkah-langkah yang diperlukan untuk
analisa dan desain struktur menggunakan SAP2000 disajikan pada flowchart dibawah ini.
Mulai
Pengumpulan Data
Penggambaran
Permodelan
Pembebanan
Tidak
Kontrol
Output
Ya
Ya
Tidak
Lanjut Rekapitulasi Output
Ya
Desain Struktur
Redesign
Tidak
Rekapitulasi
Output
Selesai
GETTING STARTED 20
WORKFLOW
MODELING
Secara umum, dalam suatu perencanaan struktur, langkah-langkah yang diperlukan untuk
analisa dan desain struktur menggunakan SAP2000 disajikan pada flowchart dibawah ini.
Start
Create File
Define Material(s)
Define Element(s)
Draw Modeling
Assign Element(s)
Define
Load Pattern(s)
Define
Load Case(s)
Define
Load Combination(s)
Assign Load
Go to Analyze
GETTING STARTED 21
WORKFLOW
ANALISYS
Secara umum, dalam suatu perencanaan struktur, langkah-langkah yang diperlukan untuk
analisa dan desain struktur menggunakan SAP2000 disajikan pada flowchart dibawah ini.
Modeling
Run Analysis
View Reaction
Finish/Go to Design
GETTING STARTED 22
WORKFLOW
DESIGN
Secara umum, dalam suatu perencanaan struktur, langkah-langkah yang diperlukan untuk
analisa dan desain struktur menggunakan SAP2000 disajikan pada flowchart dibawah ini.
Analyze
Design Element
Check Preferences
Design Combos
Start Design/Check of
Structure
Create Output
Finish
GETTING STARTED 23
MODULE 02
CREATE MODEL
Coordinate
Define
Draw & Edit Elements
Assign Elements
Assessment
COORDINATE
CREARE MODEL 25
DEFINE
MATERIAL
General Data
▪ Material Name = Nama Material
▪ Material Type = Tipe Material
▪ Material Note = Catatan (jika user memerlukan catatan material)
▪ Display Color = Tampilan warna
CREARE MODEL 26
DEFINE
SECTION PROPERTIES
Terdapat beragam jenis elemen yang dapat digambar pada SAP2000 ® seperti gambar diatas
yakni Frame, Tendon, Kabel, Area. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
FRAME
▪ Klik Define > Section Properties > Frame Sections
▪ Add New Property untuk menentukan bentuk penampang elemen
▪ Pilih Frame Section Property Type sesuai dengan material penampang
▪ Pilih bentuk penampang yang akan didesain.
Pada SAP2000 terdapat beberapa bentuk penampang frame berdasar jenis material (Baja,
Baja Built-up, Beton, Alumunium, Canai Dingin, dan Lainnya) yang dapat dilihat pada halaman
selanjutnya.
Untuk dimensi seluruh penampang (kecuali beton) dapat menggunakan katalog penampang
sesuai dengan wilayah masing-masing, hal ini dikarenakan pada setiap negara memiliki
standard dimensi masing-masing.
CREARE MODEL 27
DEFINE SECTION PROPERTIES
Berikut adalah tampilan bentuk penampang yang tersedia dalam Define Section
Properties.
CREARE MODEL 28
DEFINE SECTION PROPERTIES
TENDON
▪ Klik Define > Section Properties > Tendon
▪ Add New Property untuk menentukan bentuk penampang elemen
Tendon properties
Specify Tendon Diameter = Menentukan berdasar diameter tendon
Specify Tendon Area = Menentukan berdasar luas Tendon
CREARE MODEL 29
DEFINE SECTION PROPERTIES
CABLE
▪ Klik Define > Section Properties > Cable
▪ Add New Property untuk menentukan bentuk penampang elemen
Cable properties
Specify Cable Diameter = Menentukan berdasar diameter kabel
Specify Cable Area = Menentukan berdasar luas kabel
Pada elemen kabel hanya bekerja terhadap gaya tarik, sehingga perlu diperhatikan
perletakan dari elemen kabel tersebut.
CREARE MODEL 30
DEFINE SECTION PROPERTIES
AREA
Pada elemen Area terdapat beberapa jenis yaitu
▪ Shell
▪ Plane
▪ Asolid
Shell
Shell terbagi menjadi beberapa tipe:
▪ Membrane
▪ Plate
▪ Shell
Pada umumnya direkomendasikan menggunakan tipe Shell karena memiliki perilaku membran
dan pelat. Namun kembali lagi pada mendefinisikan elemen yang akan dipermodelkan.
CREARE MODEL 31
DRAW ELEMENT
Untuk menggambar permodelan dapat menggunakan Toolbar Draw Menu atau dengan Ribbon
Tools pada sisi kiri jendela.
Ketika menggambar elemen, user dapat menggunakan fungsi Snap To untuk memudah-kan
menggambarkan elemen pada perletakan yang diinginkan. (Draw > Snap To atau Quick Tools)
1Command Quick berfungsi menggambar cepat dengan bantuan grid pada lembar kerja, Select Grid untuk
menggambarnya tanpa perlu menarik dari titik satu ke titik lainnya.
CREARE MODEL 32
EDIT ELEMENT
Edit Point
Edit Frame
Edit Area
Edit Menu
CREARE MODEL 33
ASSIGN ELEMENT
Joint
Pada setiap permodelan struktur memiliki tumpuan untuk menahan berat struktur dan beban
kerja yang terjadi. Terdapat beberapa jenis tumpuan (restraints) yang ada pada SAP2000. Klik
Assign Menu > Joint > Restraints.
CREARE MODEL 34
ASSIGN ELEMENT
Meshing Area
Meshing merupakan definisi dari piasan yang ditujukan untuk analisa model Finite Element
Model. Contoh kasus pada permodelan pelat lantai perlu untuk dipias untuk mendekati
perhitungan yang akurat. Klik Assign Menu> Area > Automatic Area Mesh.
CREARE MODEL 35
ASSIGN ELEMENT
Local Axes
Dalam permodelan struktur jika ingin memodelkan elemen batang dirotasi untuk menyesuaikan
rencana desain. Dapat menggunakan perintah klik Assign Menu> Frame> Local Axes.
End Releases
Pada umumnya pada elemen batang memiliki 6 derajat kebebasan setiap join yang
meneruskan gaya bekerja ke elemen yang terhubung. Contoh kasus pada rangka batang,
diketahui pada struktur rangka batang tidak terjadi momen pada titik buhul. Untuk mendesain
end release pada frame dengan cara klik Assign Menu> Frame> Releases/ Partial Fixity
CREARE MODEL 36
ASSIGN ELEMENT
Group Element
Ketika menggambar elemen, terkadang perlu membuat grup pada elemen tertentu untuk
memudahkan user ketika ingin mengedit, menyeleksi seluruh elemen tersebut. Contoh: balok
induk memiliki arah memanjang dan melintang, sebagai user ingin mengelompokkan untuk
memudahkan ketika akan menyeleksi hanya pada balok induk memanjang maupun
memanjang.
▪ Define > Groups
▪ Klik Add New Group
▪ Beri Nama Grup sesuai dengan rencana
▪ Ubah Display Color sesuai keinginan
▪ Klik OK
CREARE MODEL 37
SELECT ELEMENT
Ketika memodifikasi elemen, terkadang perlu menyeleksi pada elemen tertentu dalam jumlah
yang sangat banyak. Untuk memudahkan user ketika ingin mengedit, menyeleksi seluruh
elemen tersebut maka klik Select Menu > Select. Dalam menyeleksi elemen dibagi menjadi
beberapa kategori:
▪ Coordinate Specification ▪ Group
▪ Select Parallel Line to ▪ Label
▪ Properties ▪ All
▪ Assignment
Pointer/Window
Perintah ini untuk menyeleksi elemen dengan cara klik kiri pada mouse.
Poly
Perintah ini untuk menyeleksi elemen menyeleksi elemen yang masuk dalam area seleksi
pada lembar kerja.
Intersecting Poly
Perintah ini untuk menyeleksi elemen menyeleksi elemen yang bersinggungan dengan area
seleksi pada lembar kerja.
Intersecting Line
Perintah ini untuk menyeleksi elemen menyeleksi elemen yang bersinggungan dengan garis
seleksi pada lembar kerja.
CREARE MODEL 38
SELECT ELEMENT
Coordinate Specification
Perintah ini untuk menyeleksi elemen pada suatu bidang dengan cara mengklik salah satu
joint pada koordinat tertentu, maka seluruh elemen pada bidang tersebut akan terseleksi.
Bidang tersebut dibagi menjadi 3 sisi yaitu:
▪ Bidang XY
▪ Bidang XZ
▪ Bidang YZ.
Properties
Perintah ini untuk menyeleksi elemen yang sama pada permodelan dengan cara memilih
berdasar material, elemen dan penampang. Bidang sejajar dibagi menjadi 8 bagian yaitu:
▪ Material Properti
▪ Elemen Batang
▪ Elemen Kabel
▪ Elemen Tendon
Assignment
Perintah ini untuk menyeleksi joint pada permodelan berdasar derajat kebebasan. Dimana
derajat kebebasan dibagi menjadi 6 yaitu:
▪ U1
▪ U2
▪ U3
▪ R1
▪ R2
▪ R3
CREARE MODEL 39
SELECT ELEMENT
Group
Perintah ini untuk menyeleksi elemen pada permodelan berdasar grup yang telah didefinisi
sebelumnya. Contoh: balok induk memiliki arah memanjang dan melintang, sebagai user ingin
mengelompokkan untuk memudahkan ketika akan menyeleksi hanya pada balok induk
memanjang maupun memanjang.
▪ Define Menu > Groups
▪ Klik Add New Group
▪ Beri Nama Grup sesuai dengan rencana
▪ Ubah Display Color sesuai keinginan
▪ Klik OK
Label
Perintah ini untuk menyeleksi elemen yang sama pada permodelan dengan cara memilih
berdasar label pada elemen. Label elemen berupa angka dan digunakan.
All
Perintah ini untuk menyeleksi seluruh elemen pada permodelan.
Snap To
Ketika menggambar elemen permodelan dilembar kerja yang dimana akan di gambar pada
elemen yang tidak dalam grid atau pada tengah bentang elemen. Untuk memudahkan user
menggambar gunakan perintah Draw Menu > Snap To.
CREARE MODEL 40
ASSESSMENT
5000 3500
3500
5000
3500
5000
Y
3500
X
4000 4000 4000
Denah Portal 3500
Z 3500
Tampak Samping
Info Model
Nama Struktur : Portal Gedung Bertingkat
Material : Beton Bertulang
Tumpuan : Jepit (fixed)
3500
Info Elemen
Balok (b/h) : 200/400
3500
Kolom (b/h) : 400/400
Tebal Pelat : 120 mm (lantai)
100 mm (atap) 3500
Mutu Material
Beton (Fc’) : 30 MPa 3500
3500
Z 3500
Tampak Samping
CREARE MODEL 41
ASSESSMENT
Tampak Samping
800 mm
750 mm 750 mm 750 mm 750 mm 750 mm 750 mm 750 mm 750 mm
Tampak Atas
1200 mm
750 mm 750 mm 750 mm 750 mm 750 mm 750 mm 750 mm 750 mm
Tampak Bawah
1200 mm
Info Material
: SA 40x40x3
: SA 30x30x3
Mutu Baja : BJ 37
fy = 240 MPa
fu = 370 MPa
E = 200000 MPa
CREARE MODEL 42
MODULE 03
LOAD APPLY
Load Definition
Joint Load
Frame Load
Area Load
Assessment
LOAD DEFINITION
Beberapa jenis beban berdasar perilaku bekerja pada struktur antara lain:
▪ Beban Terpusat
▪ Beban Merata
▪ Beban Luasan
Beban Terpusat
Titik = point = joint = nodal = node
▪ Beban dapat pada joint maupun frame
▪ Beban terakumulasi dari berbagai perilaku beban terkonsentrasi pada suatu titik
▪ Beban titik yang terjadi pada bentang member akan terdistribusi pada joint-joint member
Beban Terdistribusi
Terdapat beberapa tipe beban merata
▪ Beban terdistribusi merata
▪ Beban terdistribusi tidak merata (Trapezoidal)
Beban Luasan
Terdapat beberapa tipe beban luasan
▪ Beban luasan merata
▪ Beban luasan terdistribusi pada frame
Beban yang bekerja dibagi menjadi 3 berdasar arah bekerja pada elemen antara lain:
▪ Gravitasi
▪ Sumbu Global
▪ Sumbu Lokal
Beban Gravitasi
Beban yang bekerja berdasar arah gravitasi akan bekerja pada sumbu –Z karena dalam
sumbu global SAP2000 secara default untuk sumbu Z mengarah keatas.
Sumbu Global
Beban bekerja pada sumbu Global memiliki arah yang sama seperti halnya Gravitasi, namun
perbedaannya ada pada sumbu global memiliki arah lain yaitu sumbu X dan sumbu Y yang
menghadap arah horizontal.
Sumbu Lokal
Beban bekerja pada sumbu lokal memiliki arah yang berdasar elemen itu sendiri, sehingga
setiap elemen permodelan memiliki kemungkinan arah sumbu lokal yang berbeda karena
dalam proses menggambar elemen menentukan arah sumbu lokal itu sendiri.
LOAD PATTERN
Pola beban yang lebih spesifik pada beban titik, beban merata, dan beban lainnya yang
bekerja pada struktur. Setiap pola beban (Load Pattern) dapat terdiri dari kombinasi beban
yang bekerja dengan perilaku yang berbeda seperti:
▪ Beban Terpusat dan Momen pada nodal
▪ Selfweight/ berat sendiri struktur pada semua jenis elemen.
▪ Beban Terpusat atau merata dan momen pada member elemen.
▪ Beban Merata pada luasan.
Pada praktiknya, setiap pola beban menggunakan satu tipe beban untuk membedakan
terhadap beban kombinasi untuk lebih kompleksnya.
Pada perilaku beban terpusat dilakukan beberapa model elemen struktur antara lain sebagai
berikut:
Kasus 1
▪ Model C1: Frame terbagi 1 segmen (support to support) dengan beban terpusat ditengah
bentang
▪ Model C2: Frame terbagi 2 segmen dengan beban terpusat ditengah bentang
Model C1 Model C2
Kasus 2
▪ Model C3: Shell dan balok induk terbagi 4 segmen dengan beban terpusat ditengah
bentang
▪ Model C4: Model C3 + balok anak arah
Model C3 Model C4
Model C1 memiliki Frame terbagi 1 segmen (support to support) dengan beban terpusat
ditengah bentang
MODEL C1
karena pada permodelan ini tidak terdapat titik/join di tengah bentang pembebanan maka
beban didefinisikan bekerja pada tengah bentang secara terpusat pada suatu jarak tertentu.
Model C2 memiliki Frame terbagi 2 segmen dengan beban terpusat pada titik ditengah
bentang
MODEL C2
Karena pada permodelan ini terdapat titik/join di tengah bentang pembebanan maka beben
didefinisikan bekerja pada tengah bentang secara terpusat pada titik tersebut.
Model C3
Pada permodelan ini tidak terdapat titik/join di tengah area maka shell didefinisikan dibagi
menjadi 4 segmen agar terdapat point pada ditengah area sehingga beban terpusat dapat
diaplikasikan pada permodelan.
Model C4 memiliki Shell terbagi 4 segmen dan balok anak pada kedua arah dengan beban
terpusat ditengah bentang.
MODEL C4
Pada permodelan ini terdapat Balok Anak yang membelah shell menjadi 4 segmen dengan tiap
Balok Anak dibagi menjadi 2 segmen, maka beban didefinisikan bekerja pada tengah bentang
Balok Anakn secara terpusat pada titik tersebut.
Pada perilaku beban merata dilakukan beberapa model elemen struktur antara lain sebagai
berikut:
Kasus 1
▪ Model F1: Frame terbagi 1 segmen (support to support) dengan beban merata
sepanjang bentang
▪ Model F2: Frame terbagi 5 segmen dengan beban merata sepanjang bentang
Kasus 2
▪ Model F3: Frame Balok dengan beban merata equivalen (metode amplop)
▪ Model F4: Frame Balok dengan beban trapesium (metode amplop)
Model F1
Model F2
Model F3
Model F4
Model F1 memiliki Frame terdiri dari 1 segmen (support to support) dengan beban merata
sepanjang bentang
Model F1
Pada permodelan ini beban merata didefinisikan bekerja pada sepanjang bentang.
Model F2 memiliki Frame terbagi menjadi 5 segmen sama panjang dengan beban merata
sepanjang bentang.
Model F2
Pada permodelan ini beban merata didefinisikan bekerja pada sepanjang bentang setiap
segmen kemudian membandingkan dengan model F1 terhadap gaya dalam yang terjadi untuk
melihat kemungkinan perbedaan terhadap gaya yang terjadi.
Model F3
Pada Model F3 beban merata equivalen merupakan beban distribusi yang berasal dari beban
merata luasan yang disalurkan pada balok dengan metode amplop menjadi beban terdistribusi
tak merata bentuk berupa trapesium atau segitiga, kemudian dicari tinggi efektif dari beban
luasan tersebut dengan cara menkonversikan luasan menjadi persegi.
P- L
2𝑃 − 𝐿
½L
= heq
ℎ𝑒𝑞 =
4𝑃
.𝐿
P P
heq
ℎ𝑒𝑞 = 1ൗ4 . 𝐿
½L
=
L L
Model F4
Pada Model F4 beban terdistribusi tak merata berasal dari beban luasan yang disalurkan
dengan metode amplop. Pada kasus ini pembebanan biasanya terjadi pada pembebanan balok
dan lebih mudah untuk diinput datanya dalam permodelan karena tak perlu mengubahnya
menjadi beban terdistribusi merata seperti pada kasus Model F3
½L ½L
½L ½L
q q ½L
½L
L P
q = Q. ½L q = Q. ½L
Pada pembebanan area dilakukan beberapa model elemen struktur antara lain sebagai
berikut:
▪ Model S1: Frame terbagi 1 segmen (support to support) dengan Shell 1 segmen
▪ Model S2: Frame terbagi 500mm per segmen dengan Shell 1 segmen
▪ Model S3: Frame terbagi 500mm per segmen dengan Shell terbagi 50mm per segmen
Model S1
Model S2
Model S3
Model S1 memiliki Frame terdiri 1 segmen (support to support) dengan Shell 1 segmen
Model S1
Pada Model S1 ini beban merata luasan didefinisikan bekerja pada shell (pelat lantai) yang
dimana akan disalurkan ke balok kemudian ke tumpuan. Pembebanan luasan dilakukan
dengan beberapa kondisi yaitu:
▪ La1: Uniform (Shell)
▪ La2: Uniform to Frame (Shell)-One Way
▪ La3: Uniform to Frame (Shell)-Two Way
Model S2 memiliki Frame terbagi 500mm per segmen dengan Shell 1 segmen
Model S2
Pada Model S2 ini beban merata luasan didefinisikan bekerja pada shell (pelat lantai) dengan
dibuat menjadi beberapa segmen dan beban akan disalurkan ke balok kemudian ke tumpuan.
Pembebanan luasan dilakukan dengan beberapa kondisi yaitu:
▪ La1: Uniform (Shell)
▪ La2: Uniform to Frame (Shell)-One Way
▪ La3: Uniform to Frame (Shell)-Two Way
Model S3 memiliki Frame terbagi 500mm per segmen dengan Shell terbagi 500mm per
segmen
Model S3
Pada Model S3 ini beban merata luasan didefinisikan bekerja pada shell (pelat lantai) dengan
elemen shell dan frame dibuat menjadi beberapa segmen kemudian beban akan disalurkan ke
balok kemudian ke tumpuan. Pembebanan luasan dilakukan dengan beberapa kondisi yaitu:
▪ La1: Uniform (Shell)
▪ La2: Uniform to Frame (Shell)-One Way
▪ La3: Uniform to Frame (Shell)-Two Way
Deformed Shape
Joint Reactions
Internal Forces
Shell Stresses
View Table
Output File
DEFORMED SHAPE
▪ Klik Display > Show Deformed Shape , atau dengan shortcut klik F6 pada keyboard
▪ Pilih Case/Combo Name yang akan dilihat
▪ Klik Apply
▪ Klik OK
Scaling
▪ Automatic = Menampilkan visualisasi perubahan bentuk struktur secara
otomatis oleh program
▪ User Defined = Menampilkan visualisasi perubahan bentuk struktur berdasar
nilai skala yang ditentukan oleh pengguna
Contour Options
▪ Draw Contour on Objects = Melihat diagram warna pada perubahan bentuk struktur
▪ Contour Component = Menentukan warna diagram sesuai arah perubahan struktur
▪ Show Continuous Contour= Menampilkan warna diagram lebih halus (gradasi)
Options
▪ Wire Shadow = Menampilkan permodelan struktur sebelum deformasi
▪ Cubic Curve = Menampilkan elemen memiliki pias lebih banyak.
RESULTS ANALYSIS 61
DEFORMED SHAPE
Highligt Ouput
Diagram Bar
Keterangan
▪ Highlight Output = Output pada joint yang mengalami perpindahan dan translasi
▪ Summary Output = Nilai Output maksimal dan minimal joint yang mengalami
perpindahan dan translasi
▪ Animation Deformed = Melihat animasi pergerakan struktur mengalami deformasi
▪ Diagram Bar = Indeks warna yang menunjukkan informasi besaran deformasi
▪ Units = Menentukan satuan Display Output pada lembar kerja
RESULTS ANALYSIS 62
JOINT REACTIONS
▪ Klik Display > Show Forces/Stresses > Joint, atau dengan shortcut klik F7 pada
keyboard
▪ Pilih Case/Combo Name yang akan dilihat
▪ Klik Apply
▪ Klik OK
Display Types
▪ Arrows = menampilkan nilai reaksi pada joint berupa panah beserta nilai gaya
▪ Tabulated = menampilkan nilai reaksi pada joint berupa notasi beserta nilai gaya
Arrows
Tabulated
RESULTS ANALYSIS 63
INTERNAL FORCES
Gaya dalam elemen merupakan gaya dan momen hasil dari analisa pada penampang elemen.
Gaya dalam tersebut antara lain:
▪ P = Gaya Aksial
▪ V2 = Gaya Geser pada bidang 1-2
▪ V3 = Gaya Geser pada bidang 1-3
▪ T = Torsi
▪ M2 = Momen pada bidang 1-3 (sumbu 2)
▪ M3 = Momen pada bidang 1-2 (sumbu 3)
RESULTS ANALYSIS 64
INTERNAL FORCES
Component Force
▪ Axial Force = Gaya Aksial
▪ Shear 2-2 = Gaya Geser pada bidang sumbu y lokal
▪ Shear 3-3 = Gaya Geser pada bidang sumbu z lokal
▪ Torsion = Momen puntir pada bidang sumbu x lokal
▪ Moment 2-2 = Momen pada bidang sumbu y lokal
▪ Moment 3-3 = Momen pada bidang sumbu z lokal
Scaling
▪ Automatic = untuk menampilkan visualisasi gaya dalam secara otomatis oleh
program
▪ User Defined = untuk menampilkan visualisasi gaya dalam berdasar nilai skala yang
ditentukan oleh pengguna
Options
▪ Fill Diagram = untuk menampilkan gaya dalam berupa diagram solid
▪ Show Values = untuk menampilkan gaya dalam berupa diagram beserta nilai
RESULTS ANALYSIS 65
INTERNAL FORCES
RESULTS ANALYSIS 66
INTERNAL FORCES
▪ Klik Display > Show Forces/Stresses > Frames/Cables/Tendons, atau dengan shortcut
klik F8 pada keyboard
▪ Pilih Case/Combo Name yang akan dilihat
▪ Klik OK
Component Stress
▪ S11 = Tegangan Penampang pada arah x lokal
▪ S12 = Tegangan Penampang bidang sumbu xy lokal
▪ S13 = Tegangan Penampang bidang sumbu xz lokal
▪ Smax = Tegangan Penampang Maksimum
▪ SMin = Tegangan Penampang Minumum
▪ SVM = Momen pada bidang sumbu z lokal
RESULTS ANALYSIS 67
SHELL STRESSES
▪ Klik Display > Show Forces/Stresses > Shells, atau dengan shortcut klik F9 pada
keyboard
▪ Pilih Case/Combo Name yang akan dilihat
▪ Klik OK
Component Forces
▪ F11 = Gaya Elemen pada arah x lokal
▪ M11 = Momen Elemen sumbu x lokal
▪ V11 = Gaya Geser Elemen sumbu x lokal
Component Stresses
▪ S11 = Tegangan Elemen pada sumbu x lokal
▪ S22 = Tegangan Elemen pada sumbu y lokal
▪ S12 = Tegangan Elemen bidang sumbu xy lokal
RESULTS ANALYSIS 68
S H O W TAB L E
TABLE
Setelah analisa dapat melihat hasil output gaya dalam pada elemen berupa rekapitulasi tabel.
Dengan cara klik Display Menu> Show Table.
Kemudian pilih centang data yang ingin di tampilkan untuk melihat informasi yang dibutuhkan.
Untuk melihat output berdasar elemen yang ingin ditinjau saja, dapt mengikuti langkahsebagai
berikut:
• Seleksi elemen yang ingin di tinjau/ diperiksa
• Buka Dialog Box Table
• Tentukan pembebanan yang digunakan melihat output yang ditinjau
• Pada bagian option, centang kotak bertulisan “Selection Only”
• Pilih Informasi yang ingin di tampilkan
• Klik OK
RESULTS ANALYSIS 69
OUTPUT FILE
CREATE REPORT
Untuk menyimpan hasil output dari permodelan struktur, dapat membuat laporan dengan cara
klik File Menu> Create Report. Namun jika ingin membuat output berdasar kebutuhan yang
ingin disajikan dalam laporan maka dapat dengan cara mengkos-tumisasi laporan tersebut
dengan langkah-langkah sebagi berikut:
• Klik File Menu > Advanced Report Writer
• Untuk Report File Type pilih RTF
• Centang kotak “Open report in Microsoft Word”
• Kemudian klik “Create New Table Using Current Model”
• Maka akan muncul dialog box table for report writer, kemudian pilih informasi yang akan di
tampilkan pada laporan dan klik OK
• Jika ingin mengatur font dan margin laporan, Klik Report Setup
• Jika telah selesai mengatur laporan kemudian klik Done
• Lanjutkan dengan Klik File Menu > Create Report
• Pilih lokasi file akan disimpan
• Berikan nama file kemudian klik Save
• Kemudian buka file laporan untuk ditampilkan
RESULTS ANALYSIS 70
MODULE 05
RESULTS ANALYSIS
Study Case 1
Study Case 2
Study Case 3
Study Case 4
Study Case 5
Study Case 6
STUDY CASE 1 SIMPLE BEAM
P1 P2 P2
q
z
1.5 m 1.5 m 1.5 m 1.5 m
x
6.0 m
Info Model
Mutu Bahan
600 mm
Beton (Fc’) : 25 MPa
Baja tulangan (Fy) : 390 Mpa (ø ≥ 12mm)
240 MPa (ø < 12mm)
Selimut Beton : 40 mm
Tumpuan : Sendi-roll
Z 300 mm
Pembebanan
Y
q = qDL + qLL
Potongan
P1 = 150 kg
Penampang
P2 = 200 kg
P3 = 100 KG
Kombinasi Pembebanan
▪ 1.4 D
Dimana:
▪ 1.2 D + 1.6 L
DL : Beban berasal dari berat struktur sendiri
LL : Beban kerja hidup (300 kg/m’)
Proses analisis dan desain struktur dalam SAP2000 adalah sebagai berikut:
1. Create Project File.
2. Define Material.
3. Define Section Properties.
4. Draw Model.
5. Assign Support.
6. Define Load Pattern.
7. Define Load Combination.
8. Assign Load.
9. Run Analysis.
10. Check Results.
SIMPLE BEAM 72
CREATE PROJECT FILE
▪ Klik File Menu > New Model, atau tekan Ctrl + N. Maka akan keluar tampilan seperti
gambar dibawah ini.
▪ Tentukan Unit yang akan digunakan
▪ Pilih Template “Grid Only”
▪ Input data grid sesuai dengan rencana permodelan pada dialog box Quick Grid Lines
▪ Klik “OK”
SIMPLE BEAM 73
DEFINE MATERIAL
Kemudian input data sesuai dengan data perencanaan dalam jendela Material Property Data
seperti pada gambar dibawah ini.
SIMPLE BEAM 74
DEFINE SECTION PROPERTIES
SIMPLE BEAM 75
DEFINE SECTION PROPERTIES
1 Elemen didefinisikan sebagai balok sehingga hanya di desain terhadap Momen sumbu z lokal saja
SIMPLE BEAM 76
DRAW ELEMENT
▪ Klik Draw > Draw Frame/Cable/Tendon atau klik ikon pada toolbar sebelah kiri
▪ Pastikan menggambar pada bidang X-Z
Properties of Object
Quick Draw Menu
Draw Menu
2 momen akan diteruskan/ terjadi momen pada ujung batang yang terhubung
SIMPLE BEAM 77
ASSIGN SUPPORT
Jepit (Fixed) jenis tumpuan yang menahan Momen, Gaya Vertikal, dan Gaya Horizontal
Sendi (Pinned) jenis tumpuan yang menahan Gaya Vertikal dan Gaya Horizontal
SIMPLE BEAM 78
DEFINE LOAD PATTERN
Pada Load Pattern DEAD merupakan beban default yang ada di SAP2000
(Selfweight Multiplier = 1 mendefinisikan berat sendiri struktur dari permodelan
akan dibaca sebesar 100% dari permodelan yang digambarkan)
SIMPLE BEAM 79
DEFINE LOAD PATTERN
SIMPLE BEAM 80
ASSIGN LOAD
P1 P2 P2
q
z
1.5 m 1.5 m 1.5 m 1.5 m
x
6.0 m
▪ Selfweight merupakan beban mati yang berasal dari berat struktur balok kantilever.
▪ Beban P merupakan beban hidup terpusat yang bekerja pada ujung bebas balok.
▪ Beban Q merupakan kombinasi beban mati dan beban hidup merata yang bekerja pada
Dari definisi beban yang telah dijelaskan sehingga dapat melakukan pemberian beban dengan
langkah sebagai berikut:
Beban Terpusat
▪ Klik Assign > Frame Load > Point
Beban Merata
▪ Klik Assign > Frame Load > Distributed
Beban Selfweight
▪ Akan terkomputasi secara otomatis melalui selfweight multiplier= 1 pada Load Pattern
DEAD
SIMPLE BEAM 81
ASSIGN LOAD
x
1.5 m 1.5 m 1.5 m 1.5 m
Options
Add to Existing Loads = Input beban akan terakumulasi dengan beban sebelumnya5
Replace Existing Loads = Input beban akan menggantikan dan menghapus beban
sebelumnya5
Delete Existing Loads = Menghapus beban pada joint yang di seleksi5
SIMPLE BEAM 82
ASSIGN LOAD
x
6.0 m
Gambar Beban Terdistribusi Merata pada Permodelan Balok Sederhana
Beban Merata
▪ Klik Assign > Frame Load > Distributed
▪ Pilih Load Pattern beban hidup
▪ Coordinate System = Global
▪ Load Direction = Gravity
▪ Input nilai sesuai dengan beban rencana.
▪ Pilih member yang akan diberi beban
▪ Klik “Apply”
▪ Klik “OK”
SIMPLE BEAM 83
R U N A N A LY S I S
▪ Klik Analyze > Run Analysis, atau dengan shortcut klik F5 pada keyboard
▪ Pada kasus MODAL, tidak perlu di Analisa sehingga klik MODAL pada tabel
▪ Klik Run/Do Not Run Case
▪ Klik Run Now
SIMPLE BEAM 84
STUDY CASE 2 PORTAL FRAME 2D
3500
3500
3500
4000
z
x
6000 5000 6000
Gambar Permodelan Portal 2D
Info Model
Dimensi elemen struktur
Balok (b/h) : 300/600
Kolom (b/h) : 400/400
Tebal Pelat : 120 mm (lantai)
100 mm (atap)
Mutu Material
Beton (Fc’) : 30 MPa
Pembebanan
Beban mati : - Komponen Struktur
- Beban titik 960 kg
- Beban merata atap 960 kg/m dan lantai 1150 kg/m
Beban hidup : 1200 kg/m
Beban angin : (+) 360 kg
(-) 160 kg
Kombinasi Pembebanan
▪ 1.4 D
▪ 1.2 D + 1.6 L
▪ 1.2 D + 1.0 W + L
▪ 0.9 D + 1.0 W
PORTAL FRAME 2D 85
CREATE PROJECT FILE
▪ Klik File Menu > New Model, atau tekan Ctrl + N. Maka akan keluar tampilan seperti
gambar dibawah ini.
*Portal terbagi atas 3 bentang (bays) dan 4 tingkat (stories). Ketinggian antar lantai dan jarak
bentang memiliki jarak yang berbeda pada setiap gridnya
PORTAL FRAME 2D 86
CREATE PROJECT FILE
Kemudian modifikasi jarak pada bentang sesuai arah grid dan dengan data perencanaan
dalam jendela Define Grid System Data seperti pada gambar dibawah ini.
PORTAL FRAME 2D 87
DEFINE MATERIAL
Kemudian input data sesuai dengan data perencanaan dalam jendela Material Property Data
seperti pada gambar dibawah ini.
PORTAL FRAME 2D 88
DEFINE SECTION PROPERTIES
PORTAL FRAME 2D 89
DEFINE SECTION PROPERTIES
▪ Untuk Balok pilih Design Type menjadi Beam (M3 Design Only)
▪ Untuk Kolom pilih Design Type menjadi Column (P-M2-M3 Design)
▪ Klik OK
PORTAL FRAME 2D 90
DEFINE LOAD PATTERN
PORTAL FRAME 2D 91
DEFINE LOAD PATTERN
PORTAL FRAME 2D 92
ASSIGN LOAD
3500
3500
3500
4000
z
x
6000 5000 6000
Beban Hidup
Beban Merata = beban yang terjadi pada sepanjang balok yang berasal dari
beban fungsi struktur.
Beban Angin
(+) 360 kg = beban angin datang
(-) 160 kg = beban angin pergi
PORTAL FRAME 2D 93
ASSIGN LOAD
3500
3500
3500
4000
z
x
6000 5000 6000
Gambar Beban Terpusar Pada Struktur Portal 2D
Beban Terpusat
▪ Klik Assign > Joint Load > Forces
▪ Pilih Load Pattern DEAD
▪ Coordinate System = Global
▪ Input nilai gaya pada Sumbu Global Z = -960 kg
▪ Pilih member yang akan diberi beban
▪ Klik “Apply”
▪ Klik “OK”
PORTAL FRAME 2D 94
ASSIGN LOAD
Beban Merata
▪ Klik Assign > Frame Load > Distributed
▪ Pilih Load Pattern DEAD
▪ Coordinate System = Global
▪ Load Direction = Gravity
▪ Input nilai sesuai dengan beban rencana.
▪ Pilih member yang akan diberi beban
▪ Klik “Apply”
▪ Klik “OK”
PORTAL FRAME 2D 95
ASSIGN LOAD
Beban Merata
▪ Klik Assign > Frame Load > Distributed
▪ Pilih Load Pattern Live Load
▪ Coordinate System = Global
▪ Load Direction = Gravity
▪ Input nilai sesuai dengan beban rencana.
▪ Pilih member yang akan diberi beban
▪ Klik “Apply”
▪ Klik “OK”
PORTAL FRAME 2D 96
ASSIGN LOAD
½ Wd ½ Wp
Wd Wp
Wd Wp
Wd Wp
z
x
Gambar Beban Angin Bekerja Pada Permodelan Portal 2D
Beban Terpusat
▪ Klik Assign > Joint Load > Forces
▪ Pilih Load Pattern Wind Load
▪ Coordinate System = Global
▪ Input nilai beban angin datang pada Sumbu Global X
▪ Pilih joint yang akan diberi beban
▪ Klik “Apply”
▪ Ulangi langkah diatas untuk beban pergi
▪ Klik “OK”
PORTAL FRAME 2D 97
R U N A N A LY S I S
▪ Klik Analyze > Run Analysis, atau dengan shortcut klik F5 pada keyboard
▪ Pada kasus MODAL, tidak perlu di Analisa sehingga klik MODAL pada tabel
▪ Klik Run/Do Not Run Case
▪ Klik Run Now
PORTAL FRAME 2D 98
STUDY CASE 3 2D TRUSS
z
0.25 m
x
0.5 m
1.0 m
1m 1m 1m 1m 1m 1m
6m
Info Elemen
Material : L 50.50L.6 ; BJ 37
Kombinasi Pembebanan
Pembebanan
▪ 1.4 D
DL : - Komponen Struktur
▪ 1.2 D + 1.6 L
- Struktur Penutup Atap = 50 kg/m
▪ 1.2 D + 1.0 W + L
- 50 kg
▪ 0.9 D + 1.0 W
Lr : 600 kg
WL atap : - tekan (+) 350 kg
- hisap (-) 150 kg
Proses analisis dan desain struktur dalam SAP2000 adalah sebagai berikut:
1. Create Project File.
2. Define Material.
3. Define Section Properties.
4. Draw Model.
5. Assign Moment Release
6. Assign Support.
7. Define Load Pattern.
8. Define Load Combination.
9. Assign Load.
10. Run Analysis.
11. Check Results.
2D TRUSS 99
STUDY CASE 3 2D TRUSS
- Klik File Menu > New Model, atau tekan Ctrl + N. Maka akan keluar tampilan
seperti gambar dibawah ini.
- Tentukan Unit yang akan digunakan
- Pilih Template “blank”
- Selanjutnya klik kanan pada lembar kerja > klik edit grid data > Pilh modify >
selanjutnya masukkan nilai sesuai dengan yang dibutuhkan.
2D TRUSS 100
STUDY CASE 3 2D TRUSS
2D TRUSS 101
DEFINE MATERIAL
▪ Pilih Material Type Steel pada dialog box Add Material Property
▪ Klik OK
▪ Kemudian klik Modify Material Steel
▪ Input data material baja dalam Material Property Data
▪ Klik OK
2D TRUSS 102
DEFINE SECTION PROPERTIES
▪ Klik Define Menu > Section Properties > Frame Sections
▪ Klik Add New Property
2D TRUSS 103
DEFINE SECTION PROPERTIES
▪ Input data material dengan data perencanaan pada dialog box Steel Angle Section
▪ Klik OK
2D TRUSS 104
DRAW ELEMENT
▪ Klik Draw > Draw Frame/Cable/Tendon atau klik ikon pada toolbar sebelah kiri
▪ Pastikan menggambar pada bidang X-Z
Draw Menu
2D TRUSS 105
ASSIGN ELEMENT
2D TRUSS 106
ASSIGN SUPPORT
2D TRUSS 107
D E F I N E L O A D PAT T E R N
2D TRUSS 108
DEFINE LOAD COMBINATION
2D TRUSS 109
ASSIGN LOAD
z
0.25 m
x
0.5 m
1.0 m
1m 1m 1m 1m 1m 1m
6m
Kombinasi Pembebanan
▪ 1.4 D
▪ 1.2 D + 1.6 L
▪ 1.2 D + 1.0 W + L
▪ 0.9 D + 1.0 W
2D TRUSS 110
ASSIGN LOAD
2P
P P
z
x
P P
½P ½P
DL : Selfweight
: P = 150 kg
: 50 kg
Beban Terpusat
▪ Klik Assign > Joint Load > Forces
▪ Pilih Load Pattern DEAD
▪ Coordinate System = Global
▪ Input nilai gaya pada Sumbu Global Z sesuai dengan nilai beban.
▪ Pilih joint yang akan diberi beban
▪ Klik “Apply”
▪ Ulangi langkah diatas pada nilai beban lain.
▪ Klik “OK”
2D TRUSS 111
ASSIGN LOAD
2P
P P
z
x
P P
½P ½P
Lr : 600 kg
Beban Terpusat
▪ Klik Assign > Joint Load > Forces
▪ Pilih Load Pattern Live Load
▪ Coordinate System = Global
▪ Input nilai gaya pada Sumbu Global Z sesuai dengan nilai beban.
▪ Pilih joint yang akan diberi beban
▪ Klik “Apply”
▪ Ulangi langkah diatas pada nilai beban lain.
▪ Klik “OK”
2D TRUSS 112
ASSIGN LOAD
P
z P
x
P P
P
½P
½P
Beban Terpusat
▪ Klik Assign > Frame Load > Point
▪ Pilih Load Pattern Wind Load
▪ Coordinate System = Local
▪ Input nilai gaya pada Sumbu Local 2 sesuai dengan nilai beban.
▪ Pilih joint yang akan diberi beban
▪ Klik “Apply”
▪ Ulangi langkah diatas pada nilai beban lain.
▪ Klik “OK”
2D TRUSS 113
R U N A N A LY S I S
▪ Klik Analyze > Run Analysis, atau dengan shortcut klik F5 pada keyboard
▪ Pada kasus MODAL, tidak perlu di Analisa sehingga klik MODAL pada tabel
▪ Klik Run/Do Not Run Case
▪ Klik Run Now
2D TRUSS 114
STUDY CASE 4 3D FRAME
3m 4m 4m 4m 6m 4m 4m 4m 3m
36 m
Denah Atap
3m5m
18 m
5m 5m
36 m
3.5 m 3.5 m 3.5 m 2.5 m
Tampak Depan
3.5 m
3.5 m
3D FRAME 115
STUDY CASE 4 3D FRAME
Info Model
Jenis struktur : Beton Bertulang
Fungsi Bangunan : Rumah Susun
Tumpuan : Jepit
Jumlah Tingkat : 5 tingkat
Mutu Material
Beton (Fc’) : 30 MPa
Baja tulangan (Fy) : 390 Mpa (ø ≥ 12mm)
240 MPa (ø < 12mm)
Info Penampang
: Kolom 500x500
: Balok Induk 300x600
: Dinding Geser t=200
Pelat Beton : 100 mm (atap)
120 mm (lantai)
150 mm (tangga)
Pembebanan
DL : - Komponen Struktur
- Penutup lantai = 50 kg/m2
- Plafond = 10 kg/m2
L : 500 kg/m2
E : Statis Ekivalen
Proses analisis dan desain struktur dalam SAP2000 adalah sebagai berikut:
1. Create Project File. 9. Define Load Pattern.
2. Modify Model. 10. Define Load Combination.
3. Draw Model. 11. Assign Load.
4. Define Material. 12. Run Analysis.
5. Define Section Properties. 13. Assign Quake Load.
6. Assign Element. 14. Run Analysis.
7. Assign Support. 15. Check Results.
8. Assign Group
3D FRAME 116
CREATE PROJECT FILE
▪ Klik File Menu > New Model, atau tekan Ctrl + N. Maka akan keluar tampilan seperti
gambar dibawah ini.
3D FRAME 117
CREATE PROJECT FILE
Kemudian modifikasi jarak pada bentang sesuai arah grid dan dengan data perencanaan
dalam jendela Define Grid System Data seperti pada gambar dibawah ini.
3D FRAME 118
MODIFY MODELING
▪ Pilih frame yang akan duplikat untuk portal Atap seperti gambar dibawah ini
▪ Klik Edit Menu > Replicate
▪ Pada Tab Linear, Increments dz = 2500 mm
▪ Increment Data = 1
▪ Klik Apply
▪ Klik OK
3D FRAME 119
DEFINE MATERIAL
Kemudian input data sesuai dengan data perencanaan dalam jendela Material Property
Data seperti pada gambar dibawah ini.
3D FRAME 120
DEFINE SECTION PROPERTIES
3D FRAME 121
DEFINE SECTION PROPERTIES
▪ Untuk Balok pilih Design Type menjadi Beam (M3 Design Only)
▪ Untuk Kolom pilih Design Type menjadi Column (P-M2-M3 Design)
▪ Klik OK
3D FRAME 122
DEFINE SECTION PROPERTIES
3D FRAME 123
ASSIGN ELEMENT
▪ Klik Select Menu > Select Lined Parallel To > Coordinate Axes or Plane
▪ Coordiante System = XY Plane
▪ Klik Select
▪ Klik Assign Menu > Frame > Frame Sections
▪ Pilih Section balok yang akan di aplikasikan pada permodelan
▪ Klik Apply
▪ Ulangi Langkah diatas untuk kolom.
▪ Klik “OK”
3D FRAME 124
DRAW ELEMENT
▪ Klik Draw Menu > Quick Draw Area> Coordinate Axes or Plane
▪ Drag cursor pada bidang XY untuk menggambar plat pada permodelan
▪ Hapus pada bagian void (area)
▪ Select pelat lantai untuk diduplikasi
▪ Klik Edit Menu > Replicate
▪ Pada Tab Linear, Increments dz = 3500 mm
▪ Increment Data = 2
▪ Klik Apply
▪ Klik OK
▪ Lakukan langkah diatas untuk pelat lantai dengan ketebalan yang lain.
3D FRAME 125
DRAW ELEMENT
1.4 m 1.4 m
1.4 m
1.75 m 3.6 m
5m
3.5 m
1.75 m
1.4 m
5m 3.0 m
Gambar Potongan Tangga Gambar Denah Tangga
Untuk menggambar struktur tangga perlu menggambar beberapa elemen antara lain:
- Joint
- Balok
- Pelat (Ramp dan Bordes)
Langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut
▪ Klik Draw Menu > Draw Special Joint
▪ Input nilai pada dialog box Property of Object sesuai dengan gambar perencanaan
3D FRAME 126
DRAW ELEMET
1.4 m 1.4 m
1.4 m
1.75 m 3.6 m
5m
3.5 m
1.75 m
1.4 m
5m 3.0 m
Gambar Potongan Tangga Gambar Denah Tangga
Titik Bordes
Karena struktur tangga tipikal maka penggambaran permodelan dilakukan hanya 1 (satu) yang
kemudian akan di duplikasi ke perletakan masing masing.
3D FRAME 127
DRAW ELEMET
3D FRAME 128
DRAW ELEMET
3D FRAME 129
DRAW ELEMET
Pada pelat bordes terdapat balok untuk meneruskan beban bordes pada kolom,
sehingga dilanjutkan menggambar balok bordes
1.4 m
1.75 m
3.5 m
1.75 m
Balok Bordes
5m
3D FRAME 130
DRAW ELEMET
SW 3 SW 2 SW 2 SW 3
SW 1 SW 1
SW 2 SW 2
SW 1 SW 1
Untuk menggambar SW1 perlu menggambar joint tambahan sebelum menggambar dinding
geser.
▪ Klik Draw Menu > Draw Special Joint
▪ Input nilai pada dialog box Property of Object sesuai dengan gambar perencanaan
3D FRAME 131
AREA MESH
3D FRAME 132
ASSIGN SUPPORT
3D FRAME 133
DEFINE GROUP
3D FRAME 134
ASSIGN GROUP
3D FRAME 135
DEFINE LOAD PATTERN
3D FRAME 136
DEFINE LOAD COMBINATION
3D FRAME 137
ASSIGN LOAD
3m 4m 4m 4m 6m 4m 4m 4m 3m
36 m
Denah Atap
5m
3m
18 m
5m 5m
36 m
3D FRAME 138
ASSIGN LOAD
Beban Luasan
▪ Klik Assign > Area Load > Uniform to Frame (Shell)
▪ Pilih Load Pattern DEAD
▪ Coordinate System = Global
▪ Input nilai gaya pada Sumbu Global Z sesuai dengan nilai beban.
▪ Pilih area yang akan diberi beban
▪ Klik “Apply”
▪ Ulangi langkah diatas pada nilai beban lain.
▪ Klik “OK”
3D FRAME 139
ASSIGN LOAD
Statik Ekivalen
Merupakan metode statis untuk beban gempa yang bekerja pada suatu struktur setelah
disederhanakan dan dimodifikasi, yang mana gaya inersia yang bekerja pada suatu massa
akibat gempa disederhanakan menjadi gaya horizontal. Prosedur beban gempa diatur dalam
SNI 1726: 2019.
hn = Tinggi Bangunan
hx = Tinggi Tingkat
Fn = Gaya Lateral Bangunan
Fx = Gaya Lateral Tingkat
Wx = Berat Tingkat
V = Gaya Geser Dasar
Gambar Distribusi Gaya Lateral Beban Gempa Dengan Metode Statik Ekuivalen
Ey (-)
Y
Ex (+) Ex (-)
X
Ey (+)
Gambar Beban Gempa Disimulasi Bekerja Pada Arah Sumbu X Dan Sumbu Y Bangunan
Kombinasi Pembebanan
▪ 1.2 D + 1.0 Ex + L ▪ 0.9 D + 1.0 Ex
▪ 1.2 D - 1.0 Ex + L ▪ 0.9 D - 1.0 Ex
▪ 1.2 D + 1.0 Ey + L ▪ 0.9 D + 1.0 Ey
▪ 1.2 D - 1.0 Ey + L ▪ 0.9 D - 1.0 Ey
3D FRAME 140
R U N A N A LY S I S
Sebelum input data beban gempa diperlukan data berat struktur tiap lantai sehingga dilakukan
analisa dahulu untuk mengetahui berat struktur sendiri.
▪ Klik Analyze Menu > Set Analysis Options
▪ Pilih Fast DOFs = Space Frame (kasus permodelan adalah 3D)
▪ Klik OK
▪ Klik Analyze > Run Analysis, atau dengan shortcut klik F5 pada keyboard
▪ Pada kasus MODAL, tidak perlu di Analisa sehingga klik MODAL pada tabel
▪ Klik Run/Do Not Run Case
▪ Klik Run Now
3D FRAME 141
VIEW OUTPUT
Untuk melihat berat struktur sendiri langkah yang dilakukan sebagai berikut.
▪ Klik Display Menu > Show Tables
▪ Pilih MODEL DEFINITION > Other Definitions > Group Data > Table Group-Masses and
Weights
▪ Klik OK
Dari data tabel diatas diperoleh berat struktur tiap lantai dari grup yang telah direncanakan
sebelumnya, pada kolom Selfweight merupakan besaran berat struktur tiap lantai. Kemudian
tabel diatas diexport untuk mengolah data diatas untuk memperoleh besaran gaya gempa yang
akan bekerja pada struktur.
3D FRAME 142
STATIC EQUIVALENT
Nilai Fx dan Fy kemudian di bagi dengan jumlah titik buhul perlantai pada masing-masing
sumbu. Kemudian diinput kedalam permodelan struktur
3D FRAME 143
LOAD ASSIGN
Input data Gempa berdasarkan arah gaya gempa yang telah dikalkulasi seperti pada tabel
dibawah ini
Tabel Kalkulasi Gaya Statis Ekuivalen
Fx (+) Fy (+) Fx (-) Fy (-)
Lantai pe node per node pe node per node
ton ton ton ton
atap 1,12 2,99 -1,12 -2,99
5 1,68 11,21 -1,68 -11,21
4 1,69 11,30 -1,69 -11,30
3 1,13 7,53 -1,13 -7,53
2 0,56 3,77 -0,56 -3,77
1 0,00 0,00 0,00
Perbedaan (+) dan (-) berada pada perletakan arah beban pada sisi bangunan.
Beban Titik
▪ Klik Assign > Joint Load > Forces
▪ Pilih Load Pattern Ex (+)
▪ Coordinate System = Global
▪ Input nilai gaya pada Sumbu Global X sesuai dengan nilai beban.
▪ Pilih joint yang akan diberi beban
▪ Klik “Apply”
▪ Ulangi langkah diatas pada nilai beban lain.
▪ Klik “OK”
3D FRAME 144
LOAD ASSIGN
Beban Ex (+)
Beban Ex (-)
3D FRAME 145
R U N A N A LY S I S
Setelah selesai input data beban gempa pada setiap portal dilakukan analisa ulang untuk
mendapatkan hasil ouput.
▪ Klik Analyze Menu > Set Analysis Options
▪ Pilih Fast DOFs = Space Frame (kasus permodelan adalah 3D)
▪ Klik OK
▪ Klik Analyze > Run Analysis, atau dengan shortcut klik F5 pada keyboard
▪ Pada kasus MODAL, tidak perlu di Analisa sehingga klik MODAL pada tabel
▪ Klik Run/Do Not Run Case
▪ Klik Run Now
3D FRAME 146
STUDY CASE 5 3D TRUSS
Tampak Atas
Tampak Samping
Tampak Bawah
Proses analisis dan desain struktur dalam SAP2000 adalah sebagai berikut:
1. Create Project File. 7. Define Load Combination.
2. Define Material. 8. Assign Load.
3. Define Section Properties. 9. Replicate Model.
4. Draw Element. 10. Draw Element.
5. Assign Support. 11. Run Analysis.
6. Define Load Pattern. 12. Check Results.
3D TRUSS 147
CREATE PROJECT FILE
- Klik File Menu > New Model, atau tekan Ctrl + N. Maka akan keluar tampilan
seperti gambar dibawah ini.
- Tentukan Unit yang akan digunakan
- Pilih Template “blank”
- Selanjutnya klik kanan pada lembar kerja > klik edit grid data > Pilh modify >
selanjutnya masukkan nilai sesuai dengan yang dibutuhkan.
3D TRUSS 148
CREATE PROJECT FILE
3D TRUSS 149
CREATE PROJECT FILE
3D TRUSS 150
DEFINE SECTION PROPERTIES
3D TRUSS 151
DEFINE SECTION PROPERTIES
3D TRUSS 152
DRAW ELEMET
▪ Klik Draw > Draw Frame/Cable/Tendon atau klik ikon pada toolbar sebelah kiri
▪ Pastikan menggambar pada bidang X-Z
Properties of Object
Quick Draw Menu
Draw Menu
3D TRUSS 153
ASSIGN ELEMENT
▪ Select seluruh Rangka Jembatan
▪ Klik Assign Menu > Frame > Release/ Partial Fixity
▪ Centang pada kotak release untuk momen (Momen Minor dan Momen Major)
▪ Klik Apply
▪ Klik OK
3D TRUSS 154
ASSIGN SUPPORT
3D TRUSS 155
DRAW ELEMET
3D TRUSS 156
DEFINE LOAD COMBINATION
3D TRUSS 157
ASSIGN LOAD
Info Beban
DL : Selfweight
: Beban Pelat Lanta, Railing,
Pipa, dan Kabel
LL
: Beban Kerja
Semua beban yang bekerja pada permodelan diasumsikan beban titik, mengingat dalam
kerja sistem struktur rangka beban bekerja pada titik buhul dengan sambungan pelat buhul/
gusset sehingga tidak terdapat momen pada titik buhul.
Pada kasus ini beban hidup pekerja(LL) terjadi pada joint atas jembatan. Dan mati tambahan
berupa pelat, railing, pipa dan kabel terjadi pada joint bagian bawah. Berdasar beban yang
bekerja pada permodelan struktur makan kombinasi pembebanan digunakan yaitu:
▪ 1.4 D
▪ 1.2 D + 1.6 L
3D TRUSS 158
EDIT ELEMENT
Rangka yang diduplikasi tidak perlu diberikan tumpuan dan beban lagi, karena pada perintah
Replicate juga menduplikasi tumpuan dan beban yang telah diberi sebelumnya.
3D TRUSS 159
DRAW ELEMET
▪ Klik Draw > Draw Frame/Cable/Tendon atau klik ikon pada toolbar sebelah kiri
▪ Pastikan menggambar pada bidang X-Z
Draw Menu
3D TRUSS 160
DRAW ELEMET
3D TRUSS 161
R U N A N A LY S I S
▪ Klik Analyze > Run Analysis, atau dengan shortcut klik F5 pada keyboard
▪ Pada kasus MODAL, tidak perlu di Analisa sehingga klik MODAL pada tabel
▪ Klik Run/Do Not Run Case
▪ Klik Run Now
3D TRUSS 162
STUDY CASE 6 BILLBOARD FRAME
1,5 m 1,5 m 1,5 m 1,5 m 1,5 m 1,5 m 1,5 m 1,5 m 0,75 m 0,75 m
1,5 m 1,5 m 1,5 m 1,5 m 1,5 m
7m
Pembebanan
Mutu Material
DL : - Komponen Struktur
Mutu Baja : BJ 37
- Papan Billboard
fy : 240 Mpa
L : 96 kg
fu : 370 Mpa
W : 30 kg
▪ Klik File Menu > New Model, atau tekan Ctrl + N. Maka akan keluar tampilan
seperti gambar dibawah ini.
Kemudian modifikasi jarak pada bentang sesuai arah grid dan dengan data perencanaan
dalam jendela Define Grid System Data seperti pada gambar dibawah ini.
Properties of Object
Quick Draw Menu
Draw Menu
▪ Klik Draw > Draw Frame/Cable/Tendon atau klik ikon pada toolbar sebelah kiri
▪ Pastikan menggambar pada bidang X-Z
Draw Menu
Wp Wd
Wp Wd
Wp Wd
Wp Wd
Wp Wd
Wp Wd
Info Beban
DL : Selfweight
: Beban Lapisan Penutup, bagian atas 30 kg dan bawah 45 kg.
LL
: Beban Pekerja (96 kg)
WL
: Beban Angin (Wd=32 kg, Wp= 14 kg)
Semua beban yang bekerja pada permodelan diasumsikan beban titik, mengingat dalam
kerja sistem struktur rangka beban bekerja pada titik buhul dengan sambungan pelat buhul/
gusset sehingga tidak terdapat momen pada titik buhul.
Pada kasus ini beban hidup pekerja(LL) terjadi pada joint atas rangka. Berdasar beban
yang bekerja pada permodelan struktur makan kombinasi pembebanan digunakan yaitu:
▪ 1.4 D
▪ 1.2 D + 1.6 L +0.5 W
▪ 0,9D +1.0 W
▪ Klik Analyze > Run Analysis, atau dengan shortcut klik F5 pada keyboard
▪ Pada kasus MODAL, tidak perlu di Analisa sehingga klik MODAL pada tabel
▪ Klik Run/Do Not Run Case
▪ Klik Run Now
1m
Purlin
C 120.50.3,1
1.8 m
Non Prismatic IWF
500.150.6,5.9 s/d 300.150
5m
Kolom
WF 300.150.6,5.9
1m 1m
9m 9m
4.5 m
Roof Bracing
Rod ø 12
4.5 m
Purlin
C 120.50.3,1
4.5 m
Gable 4.5 m
Non Prismatic IWF
X
6m 6m 6m 6m 6m Y
Purlin
C 120.50.20.3,1 1.8 m
Wall Bracing
Rod ø 12mm
Kolom 5m
Z
WF 300.150.6,5.9
Y
6m 6m 6m 6m 6m
ASSESSMENT 1 177
ASSESSMENT 01
80 kg 80 kg 80 kg 80 kg 80 kg 80 kg
65 kg 128 kg
72 kg 136 kg
65 kg 128 kg
46 kg 46 kg 46 kg 46 kg 46 kg 46 kg
X
136 kg
72 kg
128 kg
65 kg
ASSESSMENT 1 178
ASSESSMENT 02
3D GABLE FRAME
ASSESSMENT 01
6.0 m
6.0 m
6.0 m
6.0 m
6.0 m
6.0 m
Y
6.0 m 6.0 m 6.0 m 6.0 m 6.0 m 6.0 m 6.0 m 6.0 m 6.0 m 6.0 m
X
3.8 m
3.8 m
3.8 m
3.8 m
3.8 m
Z
6.0 m 6.0 m 6.0 m 6.0 m 6.0 m 6.0 m 6.0 m 6.0 m 6.0 m 6.0 m
X
ASSESSMENT 2 180
REFFERENCE
CSI Structural and Earthquake Engineering Software, 2017. Introductory Tutorial for
SAP2000® Linear and Nonlinear Static and Dynamic Analysis and Design of Three-
Dimensional Structures. USA: Computers & Structures, Inc.
CSI Structural and Earthquake Engineering Software, 2017. CSI Analysis Reference
Manual for SAP200, ETABS, SAFE, and CSiBridge. USA: Computers & Structures, Inc.
FEMA 356, 2000. Prestandard and Commentary for The Seismic Rehabilitation of
Bulding. Washington, D.C.: Federal Emergency Management Agency.
SNI 1725, 2016. Pembebanan untuk Jembatan. Indonesia: Badan Standarisasi Nasional
SNI 1726, 2019. Tata Cara Perencanaan Ketahan Gempa untuk Struktur Bangunan
Gedung dan Non Gedung. Indonesia: Badan Standarisasi Nasional
SNI 1727, 2013. Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung dan
Struktur Lain. Indonesia: Badan Standarisasi Nasional
SNI 2847, 2019. Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung. Indonesia:
Badan Standarisasi Nasional
REFFERENCE 181
“Dalam dunia yang sudah memasuki era revolusi industri 4.0 ini maka sudah menjadi
kewajiban bagi setiap structural engineer untuk menguasai software teknik sipil,
namun hal penting yang harus diingat adalah software hanya alat bantu.
Kemampuan dan dasar keilmuan penggunanya yang menentukan benar atau
salahnya hasil analisa struktur“