Anda di halaman 1dari 182

HANDBOOK: BASIC VERSION

STRUCTURE
ANALYSIS
IN

CREATED BY : TIM TRAINER PAKAR STRUKTUR


HANBOOK: BASIC VERSION

STRUCTURE
ANALYSIS
IN

Penulis : Raybentha Oka Saputra, S.T.


Perancang Sampul : Ma’ruf Andi Topan, S.T.
Editor : Ma’ruf Andi Topan, S.T.
Dibuat : Juni, 2020
Versi : 1.2
Cetakan : I, November 2020

Pernyataan Hak Cipta


Pasal 2
1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk
mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu
ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
2)
Pasal 72
1) Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara
masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000,00
(Satu Juta Rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan atau denda paling
banyak Rp. 5.000.000.000,00 (Lima Miliar Rupiah).
2) Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual
kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)
tahun dan atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (Lima Ratus Juta Rupiah).
PRAKATA
“Ilmu itu bukan dihafal, tetapi yang memberi Manfaat”
-Imam Syafi’i-

Buku ini dibentuk bertujuan sebagai Panduan yang memudahkan para

pengguna menguasai dasar-dasar pada aplikasi SAP2000® terhadap penerapannya

dalam analisa struktur. Secara rinci buku ini menjelaskan prosedur bagaimana

menggunakan aplikasi SAP2000® dari tahap permodelan hingga tahap analisa dengan

contoh studi kasus sederhana, sehingga pembaca dapat mengaplikasikan dalam dunia

konstruksi. Namun demikian, untuk menjadi mahir pembaca juga perlu menambah jam

terbang dengan melakukan latihan-latihan lainnya, terutama dengan kasus

permodelan pada proyek konstruksi. Jika pembaca mendapatkan persoalan yang sulit

dan merasa dibuku ini belum ada jawabannya, pembaca dapat mengirim persoalan

tersebut ke e-mail penulis.

Tidak ada kesempurnaan tanpa koreksi dan pembenahan, untuk itu

Apresiasi Tinggi kepada anda sebagai pembaca jika memiliki kritik dan saran yang

membangun untuk penulis dapat menyampaikan melalui QR code dibawah ini, agar

dapat memperbaiki, mengembangkan ilmu dan dapat menulis kembali serta

menuangkannya dalam tulisan. Akhir kata semoga dengan buku panduan ini dapat

memberikan manfaat bagi kita semua.

Malang, 12 November 2020

Raybentha Oka Saputra, S.T.


TABLE OF
CONTENT
M O D U L E 1 G E T T I N G S TAR T E D 05
Overview 06
User Interface 08
Customization 16
Workflow In Sap2000 19
M O D U L E 2 C R E AT E M O D E L 24
Coordinate 25
Define 26
Draw & Edit Elements 32
Assign Elements 34
Assessment 41

M O D U L E 3 L O A D A P P LY 43
Load Definition 44
Joint Load 49
Frame Load 52
Area Load 56
M O D U L E 4 R E S U LT S AN ALY S I S 60
Deformed Shape 61
Joint Reactions 63
Internal Forces 64

Shell Stresses 68

View Table 69
70
Output File
MODULE 5 STUDY CASES 71
Study Case 1 Simple Beam 72
Study Case 2 2D Portal 85

Study Case 3 2D Truss 99

Study Case 4 3D Frame 115

Study Case 5 3D Truss 147

Study Case 6 Billboard Frame 163

ASSESSMENT 01 180
ASSESSMENT 02 183
MODULE 01
GETTING STARTED

Overview
User Interface
Customization
Workflow In Sap2000
OVERVIEW

Program SAP2000 merupakan pengembangan SAP (Structure Analysis Program) yang dibuat
oleh Prof. Edward L. Wilson dari University of California at Berkeley, US sekitar tahun 1970.
Pada tahun 1975 dibentuklah perusahaan Computer & Structure, Inc. dipimpin oleh Ashraf
Habibullah yang bertujuan untuk melayani keperluan komersial.

Umumnya SAP2000 digunakan untuk menganalisis struktur bangunan atas, sehingga jarang
orang menggunakan untuk analisis pondasi bangunan. Orang lebih suka menggunakan
SAFE untuk desain pondasi. Terdapat beberapa Produk Software yang dikeluarkan oleh
Computer & Structures Inc. yaitu:
1. SAP2000 (General)
2. ETABS (Building)
3. SAFE (Foundation)
4. CSI Bridge (Bridge)
5. Etc.
Lebih lengkapnya dapat dilihat di website resmi CSI.
https://www.csiamerica.com/products

S P E C I F I C AT I O N
Processor
▪ Minimum: Quad Core
▪ Recommended: Octa Core or more

Operating System
▪ Microsoft® Windows 7, Microsoft® Windows 8 or Microsoft® Windows 10
▪ 64-bit processor

▪ Memory
▪ Minimum: 8 GB RAM

Disk Space
▪ 6 GB to install the software.
▪ Additional space will be required for running and storing model files and analysis results,
dependent upon the size of the models
▪ Recommended: 500GB or larger PCIe Solid State Drive (SSD). External and network
drives are not recommended.

Video Graphic Card


▪ Minimum: Supporting 1024 by 768 resolution and 16 bits colors for standard (GDI+)
graphics mode
▪ Recommended: Discrete video card with NVIDIA GPU or equivalent and dedicated
graphics RAM (512 Mb or larger) for DirectX graphics mode. The card must be DirectX 11
Compatible.

GETTING STARTED 6
OVERVIEW

Didirikan pada tahun 1975, Komputer dan Struktur, Inc. (CSI) diakui secara global sebagai
perintis pemimpin dalam perangkat lunak yang sesuai untuk struktur dan teknik gempa.
Perangkat lunak dari CSI digunakan oleh ribuan perusahaan rekayasa di lebih dari 160 negara
untuk merancang proyek-proyek besar, termasuk Taipei 101 di Taiwan, One World Trade
Center di New York, Olimpiade 2008 Stadion Sarang Burung di Beijing dan kabel-tinggal
Centenario Jembatan yang melintasi Terusan Panama. CSI perangkat lunak ini didukung oleh
lebih dari empat dekade penelitian dan pengembangan, sehingga yang terpercaya dengan
pilihan desain yang canggih profesional di mana-mana. Terdapat 5 produk utama yang
dikeluarkan oleh CSI:

digunakan pada bangunan sipil, seperti bendungan, menara komunikasi,


stadion, pabrik-pabrik industri dan bangunan.

digunakan untuk desain jembatan beton dan baja.

digunakan untuk gedung bertingkat komersial dan perumahan struktur


bangunan, seperti gedung perkantoran, apartemen dan rumah sakit.

menyediakan Sistem yang efisien dan kuat program untuk analisis dan
desain beton dan pondasi, dengan atau tanpa post-tensioning.

digunakan untuk desain nonlinear yang berdasarkan kemampuan desain.

Pada dasarnya produk dari CSI memiliki keunggulan masing-masing sesuai dengan
kebutuhannya, Pada SAP2000 memiliki fungsi antara lain:

• Dapat mengimpor dan ekspor project file.


• Membuat dan memodifikasi grid.
• Menggambar permodelan struktur 2D dan 3D.
• Menggambar permodelan struktur dengan geometri sederhana hingga kompleks.
• Membuat permodelan struktur beton, baja, alumunium, canai dingin, dll.
• Digunakan untuk perhitungan analisis struktur statik/ dinamik.
• Membuat output laporan.

GETTING STARTED 7
USER INTERFACE
PROJECT INFORMATION

Pada awal membuat lembar kerja baru, perlu memberikan informasi jelas pada suatu project
agar memudahkan project file dipahami, dimengerti, dan untuk data laporan ketika dibutuhkan.
Caranya klik File Menu > New Model > Modify/Show Information.

Gambar Dialog Box New Model

Gambar Dialog Box Project Information

GETTING STARTED 8
USER INTERFACE
CREATE PROJECT FILE

Dalam membuat permodelan langkah pertama yang dilakukan adalah membuat Lembar Kerja/
File Proyek.
▪ Klik File Menu > New Model, atau tekan Ctrl + N. Maka akan keluar tampilan seperti
gambar dibawah ini.

Dialog Box New Model

Dalam template tersedia berbagai jenis yang dapat digunakan untuk memudahkan user
mendesain permodelan struktur yang direncanakan.

Tentukan Units yang akan digunakan. Pada tampilan seperti diatas maka user dapat memilih
jenis template mana yang digunakan untuk membuat model struktur. Masukkan data yang
diperlukan sesuai dengan data perencanaan model.

GETTING STARTED 9
USER INTERFACE
WORKSPACE

Pada lembar kerja SAP2000 memiliki 2 tampilan default seperti gambar dibawah ini sehingga
dapat melihat permodelan dari tampak yang berbeda antar tampilan.

Main Menu Bar

Ribbon Tool

Units
Status bar

Gambar Tampilan Lembar Kerja

Tampilan dapat ditambahkan maupun dikurangkan, caranya klik segitiga arah kebawah pada
jendela tampilan kemudian klik Add New Window untuk menambahkan, dan klik tanda siang
untuk menghilangkan jendela tampilan

Close Window

Option Window

Active Window

Add New Window

Gambar untuk Menambah/Mengurangi Tampilan Lembar Kerja

GETTING STARTED 10
USER INTERFACE
NAVIGATION

Pada lembar kerja SAP2000 memiliki 2 cara untuk melakukan navigasi pada lembar kerja yaitu
menggunakan mouse dengan keyboard dan perintah.

Using Mouse and Keyboard

Pan The Model


Klik mouse wheel/ middle button mouse lalu geser mouse

Zoom In and Zoom Out


Scroll ke depan untuk zoom in
Scroll ke belakang untuk zoom out

Rotate the Model


SHIFT + Tekan tombol SHIFT + Mouse Wheel

Using Command

Pan The Model


Untuk Menggeser model pada lembar kerja (Shift + F4)

Zoom In and Zoom Out


Untuk memperbesar/ memperkecil model pada lembar kerja
(Shift + F2 atau Shift +F3)

Rotate The Model


Untuk memutar model dalam 3D View

GETTING STARTED 11
USER INTERFACE
SET VIEW

Pada awal membuat lembar kerja baru, perlu memberikan informasi jelas pada suatu project
agar memudahkan project file dipahami dan untuk data laporan Ketika dibutuhkan. Caranya klik
File Menu > New Model > Modify/Show Information.

Gambar Dialog Box Set 2D View Gambar Dialog Box Set 3D View

2D View
3D View

GETTING STARTED 12
USER INTERFACE
SET DISPLAY OPTION

Pada penggunaan SAP2000 tampilan dapat di atur menyesuaikan kebutuhan yang ingin user
tampilkan, caranya dengan klik View Menu > Set Display Option.

3D View

2D View

GETTING STARTED 13
USER INTERFACE
DEGREE OF FREEDOM
Derajat kebebasan (Degree of Freedom) menunjukkan jenis pergerakan pada model struktur.
terbagi menjadi 2 jenis pergerakan yaitu:
• Translasi (u), perpindahan sejajar dengan sumbu
• Rotasi (r), perputaran memutari sumbu tersebut

Gambar Enam Derajat Kebebasan (Six Degree of Freedom)

Dalam gerakan searah sumbu memiliki nilai positif (+) dan nilai negatif (-) untuk gerakan
berlawanan sumbu. Dalam rotasi dan momen digunakan kaidah tangan kanan sebagai
panduan untuk arah dan putaran.

Gambar Kaidah Tangan Kanan untuk sumbu dan arah putaran

GETTING STARTED 14
USER INTERFACE
AXIS
Sumbu terbagi menjadi 2 berdasar area yaitu:
• Sumbu Global (X, Y, Z)
• Sumbu Lokal (x, y, z)
Pada program SAP2000 notasi translasi dan perpindahan untuk sumbu lokal x, y, dan z
disebut secara berurutan dengan sumbu 1, 2, dan 3 sedangkan translasi dan perpindahan
untuk sumbu global disebut dengan x, y, z. dapat dilihat seperti pada gambar dibawah ini

Gambar Sumbu Global dan Sumbu Lokal

Elemen yang digambar dalam lembar kerja memiliki sudut global dan lokal dimana arah sumbu
berdasar elemen itu digambar.

2
1

Gambar Sumbu Global dan Sumbu Lokal pada Elemen

GETTING STARTED 15
CUZTOMIZATION
BACKGROUND WORKSPACE

Tampilan jendela kerja dapat dikostum sesuai dengan kemauan user baik itu warna hitam,
putih, maupun warna lainnya. Untuk mengatur warna workspace ada pada Options > Colors >
Display.

Dialog Box Assign Color


White Background
Black Background

GETTING STARTED 16
CUZTOMIZATION
UNITS

Units adalah satuan yang digunakan saat menginput data dalam SAP2000 untuk menentukan
besaran data yang diinput dan user dapat melihat nilai tersebut. Langkah untuk menentukan
unit yaitu klik Options > Set Program Default Database Number Formatting Options.

Dialog Box Program Default Database Number Formatting Options

Jika user ingin menggunakan units sama untuk setiap Item, cawangkan kotak Always Use
Current Units, kemudian klik OK. Selanjutnya dapat dilihat pada pojok kanan bawah Jendela
Kerja untuk menentukan unit yang akan digunakan.

Gambar Letak Unit

GETTING STARTED 17
CUZTOMIZATION
GRAPHIC MODE
Untuk meringankan Kinerja Laptop/PC, dapat mengubah tampilan moda grafik di Options >
Graphic Mode > Direct X. Bertujuan agar proses rendering permodelan desain struktur
diproses oleh kartu grafis (GPU) sehingga mengurangi beban kerja prosessor (CPU).

Standard Graphic DirectX

KEYBOARD SHORTCUT
Pada SAP2000, user dapat membuat atau menkostumisasi jalan pintas (shortcut) untuk setiap
command pada keyboard. Untuk mengatur shortcut terdapat pada Options> Customize
Keyboard Shortcut.

Dialog Box Cuztomize

GETTING STARTED 18
WORKFLOW
OBJECTS & ELEMENTS

Objek dan elemen merupakan dasar dalam mendesain model struktur untuk analisa. Objek
yang digambar dalam lembar kerja memiliki tipe elemen yang kemudian akan digunakan untuk
menganalisa model struktur tersebut.

OBJECT-BASED MODEL

ELEMENT-BASED MODEL

ANALYSIS MODEL

Gambar Proses Program SAP2000® Melakukan Analisa

Pada SAP2000 objek dibagi menjadi beberapa tipe berdasar dimensi geometrik:
▪ Point Object = Titik tergambar otomatis pada setiap ujung setiap tipe objek lainnya.
▪ Line Object = Garis dibagi menjadi 4 tipe yaitu:
- Frame Object : digunakan untuk memodelkan balok, kolom,
breising, dan rangka.
- Cable Object : digunakan untuk memodelkan kabel.
- Tendon Object : digunakan untuk memodelkan tendon.
- Link/support object : digunakan untuk memodelkan member dengan
perilaku khusus (isolator, damper, dll).
▪ Area Object = digunakan untuk memodelkan element shell (contoh: dinding geser
dan pelat lantai).
▪ Solid Object = digunakan untuk memodelkan tiga dimensi solid.

GETTING STARTED 19
WORKFLOW
FLOWCHART
Secara umum, dalam suatu perencanaan struktur, langkah-langkah yang diperlukan untuk
analisa dan desain struktur menggunakan SAP2000 disajikan pada flowchart dibawah ini.

Mulai

Pengumpulan Data

Penggambaran
Permodelan

Pembebanan

Tidak

Analisa Struktur Tidak

Kontrol
Output
Ya
Ya

Tidak
Lanjut Rekapitulasi Output

Ya

Desain Struktur

Redesign

Tidak

Rekapitulasi
Output

Selesai

Diagram Alir Proses Perencanaan

GETTING STARTED 20
WORKFLOW
MODELING
Secara umum, dalam suatu perencanaan struktur, langkah-langkah yang diperlukan untuk
analisa dan desain struktur menggunakan SAP2000 disajikan pada flowchart dibawah ini.

Start

Create File

Define Material(s)

Define Element(s)

Draw Modeling

Assign Element(s)

Define
Load Pattern(s)

Define
Load Case(s)

Define
Load Combination(s)

Assign Load

Go to Analyze

Diagram Alir Proses Perencanaan

GETTING STARTED 21
WORKFLOW
ANALISYS
Secara umum, dalam suatu perencanaan struktur, langkah-langkah yang diperlukan untuk
analisa dan desain struktur menggunakan SAP2000 disajikan pada flowchart dibawah ini.

Modeling

Set Analyze options

Set Load Cases to Run

Run Analysis

View Deformed Shape

View Forces Element

View Reaction

View Table Output

Finish/Go to Design

Diagram Alir Proses Perencanaan

GETTING STARTED 22
WORKFLOW
DESIGN
Secara umum, dalam suatu perencanaan struktur, langkah-langkah yang diperlukan untuk
analisa dan desain struktur menggunakan SAP2000 disajikan pada flowchart dibawah ini.

Analyze

Design Element

Check Preferences

Design Combos

Start Design/Check of
Structure

Check Design Output

Control Redesign Modeling

Create Output

Finish

Diagram Alir Proses Perencanaan

GETTING STARTED 23
MODULE 02
CREATE MODEL

Coordinate
Define
Draw & Edit Elements
Assign Elements
Assessment
COORDINATE

Koordinat cartesian merupakan sistem koordinat yang menggunakan ruang sedangkan


Koordinat silinder menggunakan radius.
Number of Grid Lines = Jumlah grid pada sumbu X, Y, dan Z.
Grid Spacing = Jarak antar grid pada sumbu X, Y, dan Z.

Gambar Koordinat Cartesian

Dialog Box Quick Gride Lines Cartesian

Gambar Koordinat Silinder

Dialog Box Quick Gride Lines Cylindrical

CREARE MODEL 25
DEFINE
MATERIAL

Dialog Box Material Property Data

General Data
▪ Material Name = Nama Material
▪ Material Type = Tipe Material
▪ Material Note = Catatan (jika user memerlukan catatan material)
▪ Display Color = Tampilan warna

Weight and Mass


▪ Weight per Unit Volume = 2400 kg/m3
▪ Units = Satuan yang digunakan

Isotropic Property Data


▪ Modulus of Elasticity, E = Modulus Elastisitas Material
▪ Poisson, U = Nilai poisson
▪ Coef.of Thermal Exp., A = Koefisien muai akibat panas
▪ Shear Modulus, G = Modulus Geser

Other Properties for Materials


▪ fy = Mutu Tarik Leleh
▪ fu = Mutu Tarik Putus
▪ fye* = Mutu Tarik Leleh yang diharapkan
▪ fue* = Mutu Tarik Putus yang diharapkan
▪ f;’c = Mutu Tekan
▪ f’ce = Mutu Tekan yang diharapkan

*nilai e (expected) merupakan nilai faktor untuk mutu yang diharapkan,


nilai faktor dapat dilihat pada FEMA 356 Table 5-3

CREARE MODEL 26
DEFINE
SECTION PROPERTIES

Gambar Define Menu SAP2000®

Terdapat beragam jenis elemen yang dapat digambar pada SAP2000 ® seperti gambar diatas
yakni Frame, Tendon, Kabel, Area. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

FRAME
▪ Klik Define > Section Properties > Frame Sections
▪ Add New Property untuk menentukan bentuk penampang elemen
▪ Pilih Frame Section Property Type sesuai dengan material penampang
▪ Pilih bentuk penampang yang akan didesain.

Pada SAP2000 terdapat beberapa bentuk penampang frame berdasar jenis material (Baja,
Baja Built-up, Beton, Alumunium, Canai Dingin, dan Lainnya) yang dapat dilihat pada halaman
selanjutnya.

Untuk dimensi seluruh penampang (kecuali beton) dapat menggunakan katalog penampang
sesuai dengan wilayah masing-masing, hal ini dikarenakan pada setiap negara memiliki
standard dimensi masing-masing.

CREARE MODEL 27
DEFINE SECTION PROPERTIES

Berikut adalah tampilan bentuk penampang yang tersedia dalam Define Section
Properties.

Penampang Baja Penampang Baja Buit-Up

Penampang Beton Penampang Alumunium

Penampang Canai Dingin Penampang Lainnya

CREARE MODEL 28
DEFINE SECTION PROPERTIES

Dialog Box Tendon Section Data

TENDON
▪ Klik Define > Section Properties > Tendon
▪ Add New Property untuk menentukan bentuk penampang elemen

Tendon Modeling Options fot Analysis Mdoel


▪ As Loads = Tendon didefinisikan sebagai Beban
▪ As Elements = Tendon didefinisikan sebagai Elemen

Tendon properties
Specify Tendon Diameter = Menentukan berdasar diameter tendon
Specify Tendon Area = Menentukan berdasar luas Tendon

CREARE MODEL 29
DEFINE SECTION PROPERTIES

Dialog Box Cable Section Data

CABLE
▪ Klik Define > Section Properties > Cable
▪ Add New Property untuk menentukan bentuk penampang elemen

Cable properties
Specify Cable Diameter = Menentukan berdasar diameter kabel
Specify Cable Area = Menentukan berdasar luas kabel

Pada elemen kabel hanya bekerja terhadap gaya tarik, sehingga perlu diperhatikan
perletakan dari elemen kabel tersebut.

CREARE MODEL 30
DEFINE SECTION PROPERTIES

AREA
Pada elemen Area terdapat beberapa jenis yaitu
▪ Shell
▪ Plane
▪ Asolid

Langkah-langkah untuk mendesain elemen area


▪ Klik Define > Section Properties > Area
▪ Pilih Penampang yang akan digunakan (Shell, Plane, atau Asolid)
▪ Add New Property untuk menentukan bentuk penampang elemen

Shell
Shell terbagi menjadi beberapa tipe:
▪ Membrane
▪ Plate
▪ Shell

Dialog Box Shell Section Data

Pada umumnya direkomendasikan menggunakan tipe Shell karena memiliki perilaku membran
dan pelat. Namun kembali lagi pada mendefinisikan elemen yang akan dipermodelkan.

CREARE MODEL 31
DRAW ELEMENT

Untuk menggambar permodelan dapat menggunakan Toolbar Draw Menu atau dengan Ribbon
Tools pada sisi kiri jendela.

Toolbar Draw Menu

Draw Special Joint : Menggambar point pada lembar kerja

Draw Frame/Cable/Tendon : Menggambar Frame, Cable, dan Tendon

Quick Draw Frame/Cable/Tendon : Menggambar Frame, Cable, dan Tendon1


Ribbon Tools

Quick Draw Braces : Menggambar Bracing1

Quick Draw Secondary Beams : Menggambar balok anak1

Draw Poly Area : Menggambar area asimetris

Draw Rectangular Area : Menggambar area dengan bentuk persegi

Quick Draw Area : Menggambar area1

Ketika menggambar elemen, user dapat menggunakan fungsi Snap To untuk memudah-kan
menggambarkan elemen pada perletakan yang diinginkan. (Draw > Snap To atau Quick Tools)

Menggambar pada titik dan pertemuan grid

Menggambar pada ujung dan tengah elemen


Ribbon Tools

Menggambar pada pertemuan elemen

Menggambar pada posisi tegak lurus elemen

Menggambar pada garis dan sudut

Menggambar pada grid kecil

1Command Quick berfungsi menggambar cepat dengan bantuan grid pada lembar kerja, Select Grid untuk
menggambarnya tanpa perlu menarik dari titik satu ke titik lainnya.

CREARE MODEL 32
EDIT ELEMENT

Untuk mengedit elemen seperti membagi, memindah, menyatukan, mencopy, mengubah.


Dapat menggunakan command tersebut pada Toolbar Edit.

Edit Point
Edit Frame
Edit Area

Edit Menu

▪ Replicate = menyalin/ mencopy elemen


▪ Extrude = mengubah elemen
▪ Move = memindahkan elemen
▪ Edit Points = mengedit joint/point
▪ Edit Lines = mengedit elemen batang
▪ Edit Areas = mengedit elemen area
Extrude Element Menu

CREARE MODEL 33
ASSIGN ELEMENT

Joint
Pada setiap permodelan struktur memiliki tumpuan untuk menahan berat struktur dan beban
kerja yang terjadi. Terdapat beberapa jenis tumpuan (restraints) yang ada pada SAP2000. Klik
Assign Menu > Joint > Restraints.

Gambar Tumpuan pada Permodelan Struktur

Frame Insertion Point


Pada SAP2000, permodelan struktur (frame) elemen digambar pada sumbu lokal x
penampang. Secara umum elemen frame yang diinput pada permodelan terletak pada titik
tengah (centroid) penampang. Namun pada kondisi pelaksanaan, sering kali kita temukan
posisi seperti balok eksterior yang tidak didesain segaris gayanya. Untuk lebih detail disajikan
gambar letak titik penampang. Klik Assign Menu> Frame> Insertion Point

Gambar Titik pada Penampang

Dialog Box Insertion Point

CREARE MODEL 34
ASSIGN ELEMENT

Area Local Axes


Dalam permodelan struktur ketika ingin memodelkan elemen luasan dirotasi untuk
menyesuaikan rencana desain.Contoh Ketika permodelan pelat satu arah, dimana
pembebanan bekerja terdistribusi pada 1 arah saja sehingga perlu menentukan arah distribusi
beban tersebut. Dapat menggunakan perintah klik Assign Menu> Area> Local Axes.

Gambar Tumpuan pada Permodelan Struktur

Meshing Area
Meshing merupakan definisi dari piasan yang ditujukan untuk analisa model Finite Element
Model. Contoh kasus pada permodelan pelat lantai perlu untuk dipias untuk mendekati
perhitungan yang akurat. Klik Assign Menu> Area > Automatic Area Mesh.

Gambar Tumpuan pada Permodelan Struktur

CREARE MODEL 35
ASSIGN ELEMENT

Local Axes
Dalam permodelan struktur jika ingin memodelkan elemen batang dirotasi untuk menyesuaikan
rencana desain. Dapat menggunakan perintah klik Assign Menu> Frame> Local Axes.

Gambar Tumpuan pada Permodelan Struktur

End Releases
Pada umumnya pada elemen batang memiliki 6 derajat kebebasan setiap join yang
meneruskan gaya bekerja ke elemen yang terhubung. Contoh kasus pada rangka batang,
diketahui pada struktur rangka batang tidak terjadi momen pada titik buhul. Untuk mendesain
end release pada frame dengan cara klik Assign Menu> Frame> Releases/ Partial Fixity

Gambar Tumpuan pada Permodelan Struktur

CREARE MODEL 36
ASSIGN ELEMENT

Group Element
Ketika menggambar elemen, terkadang perlu membuat grup pada elemen tertentu untuk
memudahkan user ketika ingin mengedit, menyeleksi seluruh elemen tersebut. Contoh: balok
induk memiliki arah memanjang dan melintang, sebagai user ingin mengelompokkan untuk
memudahkan ketika akan menyeleksi hanya pada balok induk memanjang maupun
memanjang.
▪ Define > Groups
▪ Klik Add New Group
▪ Beri Nama Grup sesuai dengan rencana
▪ Ubah Display Color sesuai keinginan
▪ Klik OK

Dialog Box Define Group Name

Dialog Box Group Definition

CREARE MODEL 37
SELECT ELEMENT

Ketika memodifikasi elemen, terkadang perlu menyeleksi pada elemen tertentu dalam jumlah
yang sangat banyak. Untuk memudahkan user ketika ingin mengedit, menyeleksi seluruh
elemen tersebut maka klik Select Menu > Select. Dalam menyeleksi elemen dibagi menjadi
beberapa kategori:
▪ Coordinate Specification ▪ Group
▪ Select Parallel Line to ▪ Label
▪ Properties ▪ All
▪ Assignment

Gambar Select Menu

Pointer/Window
Perintah ini untuk menyeleksi elemen dengan cara klik kiri pada mouse.

Poly
Perintah ini untuk menyeleksi elemen menyeleksi elemen yang masuk dalam area seleksi
pada lembar kerja.

Intersecting Poly
Perintah ini untuk menyeleksi elemen menyeleksi elemen yang bersinggungan dengan area
seleksi pada lembar kerja.

Intersecting Line
Perintah ini untuk menyeleksi elemen menyeleksi elemen yang bersinggungan dengan garis
seleksi pada lembar kerja.

CREARE MODEL 38
SELECT ELEMENT

Coordinate Specification
Perintah ini untuk menyeleksi elemen pada suatu bidang dengan cara mengklik salah satu
joint pada koordinat tertentu, maka seluruh elemen pada bidang tersebut akan terseleksi.
Bidang tersebut dibagi menjadi 3 sisi yaitu:
▪ Bidang XY
▪ Bidang XZ
▪ Bidang YZ.

Select Parallel Line to


Perintah ini untuk menyeleksi elemen pada suatu bidang dengan cara mengklik salah satu
elemen lurus, maka seluruh elemen yang sejajar dengan elemen lurus yang dipilih pada
permodelan akan terseleksi . Bidang sejajar dibagi menjadi 6 bagian yaitu:
▪ Sumbu X
▪ Sumbu Y
▪ Sumbu Z

Properties
Perintah ini untuk menyeleksi elemen yang sama pada permodelan dengan cara memilih
berdasar material, elemen dan penampang. Bidang sejajar dibagi menjadi 8 bagian yaitu:
▪ Material Properti
▪ Elemen Batang
▪ Elemen Kabel
▪ Elemen Tendon

Assignment
Perintah ini untuk menyeleksi joint pada permodelan berdasar derajat kebebasan. Dimana
derajat kebebasan dibagi menjadi 6 yaitu:
▪ U1
▪ U2
▪ U3
▪ R1
▪ R2
▪ R3

CREARE MODEL 39
SELECT ELEMENT

Group
Perintah ini untuk menyeleksi elemen pada permodelan berdasar grup yang telah didefinisi
sebelumnya. Contoh: balok induk memiliki arah memanjang dan melintang, sebagai user ingin
mengelompokkan untuk memudahkan ketika akan menyeleksi hanya pada balok induk
memanjang maupun memanjang.
▪ Define Menu > Groups
▪ Klik Add New Group
▪ Beri Nama Grup sesuai dengan rencana
▪ Ubah Display Color sesuai keinginan
▪ Klik OK

Label
Perintah ini untuk menyeleksi elemen yang sama pada permodelan dengan cara memilih
berdasar label pada elemen. Label elemen berupa angka dan digunakan.

All
Perintah ini untuk menyeleksi seluruh elemen pada permodelan.

Snap To
Ketika menggambar elemen permodelan dilembar kerja yang dimana akan di gambar pada
elemen yang tidak dalam grid atau pada tengah bentang elemen. Untuk memudahkan user
menggambar gunakan perintah Draw Menu > Snap To.

= pada titik dan perpotongan grid

= pada titik ujung dan tengah bentang batang

= pada perpotongan antar batang

= pada tegak lurus terhadap batang

= pada garis dan sudut

= pada grid kecil


Gambar Snap To Menu

CREARE MODEL 40
ASSESSMENT

5000 3500

3500
5000

3500
5000
Y
3500
X
4000 4000 4000
Denah Portal 3500

Z 3500

5000 5000 5000

Tampak Samping

Info Model
Nama Struktur : Portal Gedung Bertingkat
Material : Beton Bertulang
Tumpuan : Jepit (fixed)
3500
Info Elemen
Balok (b/h) : 200/400
3500
Kolom (b/h) : 400/400
Tebal Pelat : 120 mm (lantai)
100 mm (atap) 3500

Mutu Material
Beton (Fc’) : 30 MPa 3500

3500

Z 3500

4000 4000 4000

Tampak Samping

CREARE MODEL 41
ASSESSMENT
Tampak Samping

800 mm
750 mm 750 mm 750 mm 750 mm 750 mm 750 mm 750 mm 750 mm
Tampak Atas

1200 mm
750 mm 750 mm 750 mm 750 mm 750 mm 750 mm 750 mm 750 mm
Tampak Bawah

1200 mm

750 mm 750 mm 750 mm 750 mm 750 mm 750 mm

Info Material
: SA 40x40x3
: SA 30x30x3

Mutu Baja : BJ 37
fy = 240 MPa
fu = 370 MPa
E = 200000 MPa

CREARE MODEL 42
MODULE 03
LOAD APPLY

Load Definition
Joint Load
Frame Load
Area Load
Assessment
LOAD DEFINITION

Beberapa jenis beban berdasar perilaku bekerja pada struktur antara lain:
▪ Beban Terpusat
▪ Beban Merata
▪ Beban Luasan

Beban Terpusat
Titik = point = joint = nodal = node
▪ Beban dapat pada joint maupun frame
▪ Beban terakumulasi dari berbagai perilaku beban terkonsentrasi pada suatu titik
▪ Beban titik yang terjadi pada bentang member akan terdistribusi pada joint-joint member

Beban Terdistribusi
Terdapat beberapa tipe beban merata
▪ Beban terdistribusi merata
▪ Beban terdistribusi tidak merata (Trapezoidal)

Beban Luasan
Terdapat beberapa tipe beban luasan
▪ Beban luasan merata
▪ Beban luasan terdistribusi pada frame

Distribusi beban terhadap frame dibagi menjadi 2


▪ One Way
▪ Two Way

Beban Terpusat Beban Terdistribusi


Beban Luasan

HOW TO APPLY LOAD 44


LOAD DEFINITION

Beban yang bekerja dibagi menjadi 3 berdasar arah bekerja pada elemen antara lain:
▪ Gravitasi
▪ Sumbu Global
▪ Sumbu Lokal

Beban Gravitasi
Beban yang bekerja berdasar arah gravitasi akan bekerja pada sumbu –Z karena dalam
sumbu global SAP2000 secara default untuk sumbu Z mengarah keatas.

Sumbu Global
Beban bekerja pada sumbu Global memiliki arah yang sama seperti halnya Gravitasi, namun
perbedaannya ada pada sumbu global memiliki arah lain yaitu sumbu X dan sumbu Y yang
menghadap arah horizontal.

Sumbu Lokal
Beban bekerja pada sumbu lokal memiliki arah yang berdasar elemen itu sendiri, sehingga
setiap elemen permodelan memiliki kemungkinan arah sumbu lokal yang berbeda karena
dalam proses menggambar elemen menentukan arah sumbu lokal itu sendiri.

Gambar Contoh Gaya Terpusat yang Terjadi pada Elemen

HOW TO APPLY LOAD 45


LOAD DEFINITION

Terdapat beberapa definisi beban pada SAP2000


▪ Load Pattern
▪ Load Case
▪ Load Combination

LOAD PATTERN
Pola beban yang lebih spesifik pada beban titik, beban merata, dan beban lainnya yang
bekerja pada struktur. Setiap pola beban (Load Pattern) dapat terdiri dari kombinasi beban
yang bekerja dengan perilaku yang berbeda seperti:
▪ Beban Terpusat dan Momen pada nodal
▪ Selfweight/ berat sendiri struktur pada semua jenis elemen.
▪ Beban Terpusat atau merata dan momen pada member elemen.
▪ Beban Merata pada luasan.

Pada praktiknya, setiap pola beban menggunakan satu tipe beban untuk membedakan
terhadap beban kombinasi untuk lebih kompleksnya.

Langkah menginput Load Pattern:


▪ Klik Define Menu > Load Pattern
▪ Pada Load Pattern Name berikan nama sesuai pada beban yang direncanakan
▪ Type sesuaikan dengan tipe dari beban yang direncanakan
▪ Klik Add New Load Pattern
▪ Untuk memodifikasi Load Pattern ketik ulang pada kepala tabel.
▪ Klik Modify Load Pattern
▪ Klik OK

Dialog Box Define Load Pattern

HOW TO APPLY LOAD 46


LOAD DEFINITION
LOAD CASE
Kasus beban menentukan bagaimana beban di aplikasikan pada struktur (Statis atau dinamis),
respons pada struktur (linear atau nonlinear). Terdapat beberapa tipe analisa, yang sering
digunakan analisa diklasifikasi sebagai linear atau nonlinear, tergantung bagaimana struktur
bereaksi terhadap beban.

Langkah menginput Load Pattern:


▪ Klik Define Menu > Load Combination
▪ Pada Load Case Name berikan nama sesuai pada beban yang direncanakan
▪ Klik Add New Load Pattern
▪ Berikan Nama Kasus Beban
▪ Tentukan tipe kasus beban
▪ Tentukan tipe analisa yang digunakan
▪ Pada tabel Load Applied, tentukan tipe beban, load pattern dan nilai skala factor
▪ Klik OK

Dialog Box Define Load Cases

Dialog Box Load Case Data

HOW TO APPLY LOAD 47


LOAD DEFINITION
LOAD COMBINATION
Beban Kombinasi merupakan beban yang terakumulasi dengan setiap jenis beban. Dari beban
kombinasi maka di peroleh gaya dalam struktur akibat beban-beban yang didefinisikan bekerja
bersamaan. Pada Beban Kombinasi memiliki nilai faktor berdasar ketentuan dalam peraturan
pembebanan, terdapat beberapa Standard/Peraturan yang digunakan di Indonesia untuk
penentuan pembebanan:
▪ SNI 1725: 2016 tentang Pembebanan untuk Jembatan
▪ SNI 1726: 2019 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur
Bangunan Gedung dan Non Gedung.
▪ SNI 1727: 2013 tentang Beban Minimun untuk Perancangan Bangunan Gedung dan
Struktur Lain.

Langkah-langkah untuk menginput Beban Kombinasi


▪ Klik Define Menu > Load Combinations
▪ Klik Add New Combo
▪ Type sesuaikan dengan tipe dari beban yang direncanakan
▪ Klik Add New Load Pattern
▪ Berikan nama Kombinasi Pembebanan sesuai dengan perencanaan.
▪ Pilih Load Case yang direncanakan
▪ Input data Scale Factor berdasar nilai faktor dari peraturan yang digunakan
▪ Klik Add
▪ Klik OK

Dialog Box Define Load Combination

Dialog Box Load Combination Data

HOW TO APPLY LOAD 48


JOINT LOAD

Pada perilaku beban terpusat dilakukan beberapa model elemen struktur antara lain sebagai
berikut:
Kasus 1
▪ Model C1: Frame terbagi 1 segmen (support to support) dengan beban terpusat ditengah
bentang
▪ Model C2: Frame terbagi 2 segmen dengan beban terpusat ditengah bentang

Dengan beban terpusat dilakukan dengan beberapa kondisi yaitu:


▪ C1: Point Load
▪ C2: Joint Load

Model C1 Model C2

Kasus 2
▪ Model C3: Shell dan balok induk terbagi 4 segmen dengan beban terpusat ditengah
bentang
▪ Model C4: Model C3 + balok anak arah

Dengan beban terpusat dilakukan dengan beberapa kondisi yaitu:


▪ C3: Joint Load
▪ C4: Joint Load

Model C3 Model C4

HOW TO APPLY LOAD 49


MODEL C1 & C2
Case 1

Model C1 memiliki Frame terbagi 1 segmen (support to support) dengan beban terpusat
ditengah bentang

MODEL C1

Perletakan : Assign > Joints > Restraint


Pembebanan : Assign > Frame Loads > Point

karena pada permodelan ini tidak terdapat titik/join di tengah bentang pembebanan maka
beban didefinisikan bekerja pada tengah bentang secara terpusat pada suatu jarak tertentu.

Model C2 memiliki Frame terbagi 2 segmen dengan beban terpusat pada titik ditengah
bentang

MODEL C2

Perletakan : Assign > Joints > Restraint


Pembebanan : Assign > Joint Loads > Forces

Karena pada permodelan ini terdapat titik/join di tengah bentang pembebanan maka beben
didefinisikan bekerja pada tengah bentang secara terpusat pada titik tersebut.

HOW TO APPLY LOAD 50


MODEL C3 & C4
Case 2
Model C3 memiliki Shell terbagi 4 segmen dengan beban terpusat ditengah bentang.

Model C3

Perletakan : Assign > Joints > Restraint


Pembebanan : Assign > Joint Loads > Forces

Pada permodelan ini tidak terdapat titik/join di tengah area maka shell didefinisikan dibagi
menjadi 4 segmen agar terdapat point pada ditengah area sehingga beban terpusat dapat
diaplikasikan pada permodelan.

Model C4 memiliki Shell terbagi 4 segmen dan balok anak pada kedua arah dengan beban
terpusat ditengah bentang.

MODEL C4

Perletakan : Assign > Joints > Restraint


Pembebanan : Assign > Joint Loads > Forces

Pada permodelan ini terdapat Balok Anak yang membelah shell menjadi 4 segmen dengan tiap
Balok Anak dibagi menjadi 2 segmen, maka beban didefinisikan bekerja pada tengah bentang
Balok Anakn secara terpusat pada titik tersebut.

HOW TO APPLY LOAD 51


FRAME LOAD

Pada perilaku beban merata dilakukan beberapa model elemen struktur antara lain sebagai
berikut:
Kasus 1
▪ Model F1: Frame terbagi 1 segmen (support to support) dengan beban merata
sepanjang bentang
▪ Model F2: Frame terbagi 5 segmen dengan beban merata sepanjang bentang
Kasus 2
▪ Model F3: Frame Balok dengan beban merata equivalen (metode amplop)
▪ Model F4: Frame Balok dengan beban trapesium (metode amplop)

Dengan beban merata dilakukan dengan beberapa kondisi yaitu:


▪ F1: Distributed Uniform Load
▪ F2: Distributed Uniform Load
▪ F3: Distributed Uniform Load
▪ F4: Distributed Trapezoidal Load

Model F1

Model F2

Model F3

Model F4

HOW TO APPLY LOAD 52


M O D E L F1 & F2
Case 1

Model F1 memiliki Frame terdiri dari 1 segmen (support to support) dengan beban merata
sepanjang bentang

Model F1

Perletakan : Assign > Joints > Restraint


Pembebanan : Assign > Frame Loads > Distributed

Pada permodelan ini beban merata didefinisikan bekerja pada sepanjang bentang.

Model F2 memiliki Frame terbagi menjadi 5 segmen sama panjang dengan beban merata
sepanjang bentang.

Model F2

Perletakan : Assign > Joints > Restraint


Pembebanan : Assign > Frame Loads > Distributed

Pada permodelan ini beban merata didefinisikan bekerja pada sepanjang bentang setiap
segmen kemudian membandingkan dengan model F1 terhadap gaya dalam yang terjadi untuk
melihat kemungkinan perbedaan terhadap gaya yang terjadi.

HOW TO APPLY LOAD 53


M O D E L F3
Case 2
Model F3 memiliki Frame Balok dengan beban merata equivalen (metode amplop)

Model F3

Perletakan : Assign > Joints > Restraint


Pembebanan : Assign > Frame Loads > Distributed

Pada Model F3 beban merata equivalen merupakan beban distribusi yang berasal dari beban
merata luasan yang disalurkan pada balok dengan metode amplop menjadi beban terdistribusi
tak merata bentuk berupa trapesium atau segitiga, kemudian dicari tinggi efektif dari beban
luasan tersebut dengan cara menkonversikan luasan menjadi persegi.

Distribusi beban metode amplop

𝛼 = sudut bagi, 45o


P = bentang arah memanjang
L
L = bentang arah melintang
𝜶
P

P- L
2𝑃 − 𝐿
½L
= heq
ℎ𝑒𝑞 =
4𝑃
.𝐿
P P

heq
ℎ𝑒𝑞 = 1ൗ4 . 𝐿
½L
=
L L

HOW TO APPLY LOAD 54


M O D E L F4
Case 2
Model F4 memiliki Frame Balok dengan beban trapesium (metode amplop)

Model F4

Perletakan : Assign > Joints > Restraint


Pembebanan : Assign > Frame Loads > Distributed > Trapezoidal Load

Pada Model F4 beban terdistribusi tak merata berasal dari beban luasan yang disalurkan
dengan metode amplop. Pada kasus ini pembebanan biasanya terjadi pada pembebanan balok
dan lebih mudah untuk diinput datanya dalam permodelan karena tak perlu mengubahnya
menjadi beban terdistribusi merata seperti pada kasus Model F3

𝛼 = sudut bagi, 45o


P = bentang arah memanjang
L
L = bentang arah melintang
𝜶
P

½L ½L
½L ½L

q q ½L
½L

L P

q = Q. ½L q = Q. ½L

HOW TO APPLY LOAD 55


AREA LOAD

Pada pembebanan area dilakukan beberapa model elemen struktur antara lain sebagai
berikut:
▪ Model S1: Frame terbagi 1 segmen (support to support) dengan Shell 1 segmen
▪ Model S2: Frame terbagi 500mm per segmen dengan Shell 1 segmen
▪ Model S3: Frame terbagi 500mm per segmen dengan Shell terbagi 50mm per segmen

Dengan pembebanan luasan dilakukan dengan beberapa kondisi yaitu:


▪ La1: Uniform (Shell)
▪ La2: Uniform to Frame (Shell)-One Way
▪ La3: Uniform to Frame (Shell)-Two Way

Model S1

Model S2

Model S3

HOW TO APPLY LOAD 56


MODEL S1

Model S1 memiliki Frame terdiri 1 segmen (support to support) dengan Shell 1 segmen

Model S1

Perletakan : Assign > Joints > Restraint


Pembebanan : Assign > Area Loads

Pada Model S1 ini beban merata luasan didefinisikan bekerja pada shell (pelat lantai) yang
dimana akan disalurkan ke balok kemudian ke tumpuan. Pembebanan luasan dilakukan
dengan beberapa kondisi yaitu:
▪ La1: Uniform (Shell)
▪ La2: Uniform to Frame (Shell)-One Way
▪ La3: Uniform to Frame (Shell)-Two Way

HOW TO APPLY LOAD 57


MODEL S2

Model S2 memiliki Frame terbagi 500mm per segmen dengan Shell 1 segmen

Model S2

Perletakan : Assign > Joints > Restraint


Pembebanan : Assign > Area Loads

Pada Model S2 ini beban merata luasan didefinisikan bekerja pada shell (pelat lantai) dengan
dibuat menjadi beberapa segmen dan beban akan disalurkan ke balok kemudian ke tumpuan.
Pembebanan luasan dilakukan dengan beberapa kondisi yaitu:
▪ La1: Uniform (Shell)
▪ La2: Uniform to Frame (Shell)-One Way
▪ La3: Uniform to Frame (Shell)-Two Way

HOW TO APPLY LOAD 58


MODEL S3

Model S3 memiliki Frame terbagi 500mm per segmen dengan Shell terbagi 500mm per
segmen

Model S3

Perletakan : Assign > Joints > Restraint


Pembebanan : Assign > Area Loads

Pada Model S3 ini beban merata luasan didefinisikan bekerja pada shell (pelat lantai) dengan
elemen shell dan frame dibuat menjadi beberapa segmen kemudian beban akan disalurkan ke
balok kemudian ke tumpuan. Pembebanan luasan dilakukan dengan beberapa kondisi yaitu:
▪ La1: Uniform (Shell)
▪ La2: Uniform to Frame (Shell)-One Way
▪ La3: Uniform to Frame (Shell)-Two Way

HOW TO APPLY LOAD 59


MODULE 04
RESULTS ANALYSIS

Deformed Shape
Joint Reactions
Internal Forces
Shell Stresses
View Table
Output File
DEFORMED SHAPE

▪ Klik Display > Show Deformed Shape , atau dengan shortcut klik F6 pada keyboard
▪ Pilih Case/Combo Name yang akan dilihat
▪ Klik Apply
▪ Klik OK

Dialog Box Display Deformed Shape

Scaling
▪ Automatic = Menampilkan visualisasi perubahan bentuk struktur secara
otomatis oleh program
▪ User Defined = Menampilkan visualisasi perubahan bentuk struktur berdasar
nilai skala yang ditentukan oleh pengguna
Contour Options
▪ Draw Contour on Objects = Melihat diagram warna pada perubahan bentuk struktur
▪ Contour Component = Menentukan warna diagram sesuai arah perubahan struktur
▪ Show Continuous Contour= Menampilkan warna diagram lebih halus (gradasi)

Options
▪ Wire Shadow = Menampilkan permodelan struktur sebelum deformasi
▪ Cubic Curve = Menampilkan elemen memiliki pias lebih banyak.

RESULTS ANALYSIS 61
DEFORMED SHAPE

Highligt Ouput

Diagram Bar

Summary Ouput Units


Animation Deformed
Shape

Gambar Permodelan Struktur Mengalami Deformasi

Keterangan
▪ Highlight Output = Output pada joint yang mengalami perpindahan dan translasi
▪ Summary Output = Nilai Output maksimal dan minimal joint yang mengalami
perpindahan dan translasi
▪ Animation Deformed = Melihat animasi pergerakan struktur mengalami deformasi
▪ Diagram Bar = Indeks warna yang menunjukkan informasi besaran deformasi
▪ Units = Menentukan satuan Display Output pada lembar kerja

RESULTS ANALYSIS 62
JOINT REACTIONS

▪ Klik Display > Show Forces/Stresses > Joint, atau dengan shortcut klik F7 pada
keyboard
▪ Pilih Case/Combo Name yang akan dilihat
▪ Klik Apply
▪ Klik OK

Dialog Box Display Joint Reactions

Display Types
▪ Arrows = menampilkan nilai reaksi pada joint berupa panah beserta nilai gaya
▪ Tabulated = menampilkan nilai reaksi pada joint berupa notasi beserta nilai gaya

Arrows

Gambar Tampilan Reaksi dengan Arah Panah

Tabulated

Gambar Tampilan Reaksi dengan Rekapitulasi

RESULTS ANALYSIS 63
INTERNAL FORCES

Gaya dalam elemen merupakan gaya dan momen hasil dari analisa pada penampang elemen.
Gaya dalam tersebut antara lain:
▪ P = Gaya Aksial
▪ V2 = Gaya Geser pada bidang 1-2
▪ V3 = Gaya Geser pada bidang 1-3
▪ T = Torsi
▪ M2 = Momen pada bidang 1-3 (sumbu 2)
▪ M3 = Momen pada bidang 1-2 (sumbu 3)

Gaya Aksial dan Torsi

Momen 3 dan Geser Bidang 1-2

Momen 2 dan Geser Bidang 1-3

RESULTS ANALYSIS 64
INTERNAL FORCES

▪ Klik Display > Show Forces/Stresses > Frames/Cables/Tendons, atau dengan


shortcut klik F8 pada keyboard
▪ Pilih Case/Combo Name yang akan dilihat
▪ Klik OK

Dialog Box Display Frame Forces/Stresses

Component Force
▪ Axial Force = Gaya Aksial
▪ Shear 2-2 = Gaya Geser pada bidang sumbu y lokal
▪ Shear 3-3 = Gaya Geser pada bidang sumbu z lokal
▪ Torsion = Momen puntir pada bidang sumbu x lokal
▪ Moment 2-2 = Momen pada bidang sumbu y lokal
▪ Moment 3-3 = Momen pada bidang sumbu z lokal

Scaling
▪ Automatic = untuk menampilkan visualisasi gaya dalam secara otomatis oleh
program
▪ User Defined = untuk menampilkan visualisasi gaya dalam berdasar nilai skala yang
ditentukan oleh pengguna
Options
▪ Fill Diagram = untuk menampilkan gaya dalam berupa diagram solid
▪ Show Values = untuk menampilkan gaya dalam berupa diagram beserta nilai

RESULTS ANALYSIS 65
INTERNAL FORCES

Gambar Gaya Geser pada Balok (V2-2)

Gambar Gaya Momen pada Balok (M3-3)

RESULTS ANALYSIS 66
INTERNAL FORCES

▪ Klik Display > Show Forces/Stresses > Frames/Cables/Tendons, atau dengan shortcut
klik F8 pada keyboard
▪ Pilih Case/Combo Name yang akan dilihat
▪ Klik OK

Dialog Box Display Frame Forces/Stresses

Component Stress
▪ S11 = Tegangan Penampang pada arah x lokal
▪ S12 = Tegangan Penampang bidang sumbu xy lokal
▪ S13 = Tegangan Penampang bidang sumbu xz lokal
▪ Smax = Tegangan Penampang Maksimum
▪ SMin = Tegangan Penampang Minumum
▪ SVM = Momen pada bidang sumbu z lokal

RESULTS ANALYSIS 67
SHELL STRESSES

▪ Klik Display > Show Forces/Stresses > Shells, atau dengan shortcut klik F9 pada
keyboard
▪ Pilih Case/Combo Name yang akan dilihat
▪ Klik OK

Dialog Box Display Shell Stresses

Component Forces
▪ F11 = Gaya Elemen pada arah x lokal
▪ M11 = Momen Elemen sumbu x lokal
▪ V11 = Gaya Geser Elemen sumbu x lokal

Component Stresses
▪ S11 = Tegangan Elemen pada sumbu x lokal
▪ S22 = Tegangan Elemen pada sumbu y lokal
▪ S12 = Tegangan Elemen bidang sumbu xy lokal

RESULTS ANALYSIS 68
S H O W TAB L E
TABLE
Setelah analisa dapat melihat hasil output gaya dalam pada elemen berupa rekapitulasi tabel.
Dengan cara klik Display Menu> Show Table.

Dialog Box Table Display

Kemudian pilih centang data yang ingin di tampilkan untuk melihat informasi yang dibutuhkan.

Untuk melihat output berdasar elemen yang ingin ditinjau saja, dapt mengikuti langkahsebagai
berikut:
• Seleksi elemen yang ingin di tinjau/ diperiksa
• Buka Dialog Box Table
• Tentukan pembebanan yang digunakan melihat output yang ditinjau
• Pada bagian option, centang kotak bertulisan “Selection Only”
• Pilih Informasi yang ingin di tampilkan
• Klik OK

Selanjutnya akan tampil informasi yang telah dipilih untuk ditampilkan.

RESULTS ANALYSIS 69
OUTPUT FILE
CREATE REPORT
Untuk menyimpan hasil output dari permodelan struktur, dapat membuat laporan dengan cara
klik File Menu> Create Report. Namun jika ingin membuat output berdasar kebutuhan yang
ingin disajikan dalam laporan maka dapat dengan cara mengkos-tumisasi laporan tersebut
dengan langkah-langkah sebagi berikut:
• Klik File Menu > Advanced Report Writer
• Untuk Report File Type pilih RTF
• Centang kotak “Open report in Microsoft Word”
• Kemudian klik “Create New Table Using Current Model”
• Maka akan muncul dialog box table for report writer, kemudian pilih informasi yang akan di
tampilkan pada laporan dan klik OK
• Jika ingin mengatur font dan margin laporan, Klik Report Setup
• Jika telah selesai mengatur laporan kemudian klik Done
• Lanjutkan dengan Klik File Menu > Create Report
• Pilih lokasi file akan disimpan
• Berikan nama file kemudian klik Save
• Kemudian buka file laporan untuk ditampilkan

Dialog Box Table Display

RESULTS ANALYSIS 70
MODULE 05
RESULTS ANALYSIS

Study Case 1
Study Case 2
Study Case 3
Study Case 4
Study Case 5
Study Case 6
STUDY CASE 1 SIMPLE BEAM

P1 P2 P2
q

z
1.5 m 1.5 m 1.5 m 1.5 m
x
6.0 m

Info Model
Mutu Bahan

600 mm
Beton (Fc’) : 25 MPa
Baja tulangan (Fy) : 390 Mpa (ø ≥ 12mm)
240 MPa (ø < 12mm)
Selimut Beton : 40 mm
Tumpuan : Sendi-roll

Z 300 mm
Pembebanan
Y
q = qDL + qLL
Potongan
P1 = 150 kg
Penampang
P2 = 200 kg
P3 = 100 KG
Kombinasi Pembebanan
▪ 1.4 D
Dimana:
▪ 1.2 D + 1.6 L
DL : Beban berasal dari berat struktur sendiri
LL : Beban kerja hidup (300 kg/m’)
Proses analisis dan desain struktur dalam SAP2000 adalah sebagai berikut:
1. Create Project File.
2. Define Material.
3. Define Section Properties.
4. Draw Model.
5. Assign Support.
6. Define Load Pattern.
7. Define Load Combination.
8. Assign Load.
9. Run Analysis.
10. Check Results.

SIMPLE BEAM 72
CREATE PROJECT FILE

▪ Klik File Menu > New Model, atau tekan Ctrl + N. Maka akan keluar tampilan seperti
gambar dibawah ini.
▪ Tentukan Unit yang akan digunakan
▪ Pilih Template “Grid Only”
▪ Input data grid sesuai dengan rencana permodelan pada dialog box Quick Grid Lines
▪ Klik “OK”

Dialog Box New Material

Dialog Box Quick Grid Lines

SIMPLE BEAM 73
DEFINE MATERIAL

▪ Klik Define Menu > Materials


▪ Pilih material 4000 Psi
▪ Klik Add Copy of Material

Dialog Box Define Material

Kemudian input data sesuai dengan data perencanaan dalam jendela Material Property Data
seperti pada gambar dibawah ini.

▪ Beri Nama Material sesuai dengan


rencana
▪ Display Color ditentukan oleh user
(optional)
▪ Berat per volume beton = 2400 kg/m3

▪ Modulus Elastisitas Beton, Ec = 4700 𝑓′𝑐


▪ f’c = 25 Mpa (N/mm2)

Pastikan data diinput sesuai dengan


Units!

Dialog Box Define Material

SIMPLE BEAM 74
DEFINE SECTION PROPERTIES

▪ Klik Define Menu > Section Properties > Frame Sections


▪ Klik Add New Property

Dialog Box Frame Properties

▪ Pilih Frame Section Property Type menjadi Concrete


▪ Klik penampang Rectangular

Dialog Box Add Frame Section Property

SIMPLE BEAM 75
DEFINE SECTION PROPERTIES

▪ Beri Nama Penampang sesuai dengan rencana


▪ Display Color ditentukan oleh user (optional)
▪ Depth = tinggi penampang
▪ Width = lebar penampang
▪ Pilih Material f’c 25
▪ Klik Concrete Reinforcement

Dialog Box Frame Properties

Dialog Box Reinforcement Data

▪ Pilih Design Type menjadi Beam (M3 Design Only)1


▪ Klik OK

1 Elemen didefinisikan sebagai balok sehingga hanya di desain terhadap Momen sumbu z lokal saja

SIMPLE BEAM 76
DRAW ELEMENT

▪ Klik Draw > Draw Frame/Cable/Tendon atau klik ikon pada toolbar sebelah kiri
▪ Pastikan menggambar pada bidang X-Z

Properties of Object
Quick Draw Menu

Draw Menu

▪ Line Object Type berupa batang lurus (Straight Frame)


▪ Pilih Section sesuai penampang yang akan Digambar
▪ Moment Releases = Continuous2
▪ Gambarkan batang pada grid yang telah didesain

Gambar Permodelan Balok Sederhana

2 momen akan diteruskan/ terjadi momen pada ujung batang yang terhubung

SIMPLE BEAM 77
ASSIGN SUPPORT

▪ Klik Assign > Joint > Restraints


▪ Pilih jenis tumpuan fixed
▪ Select joint yang akan dijadikan tumpuan
▪ Klik Apply
▪ Klik OK

Dialog Box Assign Joint Restraint

Jepit (Fixed) jenis tumpuan yang menahan Momen, Gaya Vertikal, dan Gaya Horizontal

Sendi (Pinned) jenis tumpuan yang menahan Gaya Vertikal dan Gaya Horizontal

Roll (Roller) jenis tumpuan yang menahan Gaya Horizontal

Nihil (None) bukan tumpuan

Angka 1, 2, dan 3 merupakan arah sumbu:


▪ 1 = sumbu x
▪ 2 = sumbu y
▪ 3 = sumbu z

Gambar permodelan balok dengan tumpuan sederhana

SIMPLE BEAM 78
DEFINE LOAD PATTERN

▪ Klik Define > Load Pattern


▪ Pada Load Pattern Name berikan nama sesuai pada beban yang direncanakan
▪ Type sesuaikan dengan tipe dari beban yang direncanakan
▪ Klik Add New Load Pattern
▪ Klik “OK”

Dialog Box Define Load Patterns

Pada Load Pattern DEAD merupakan beban default yang ada di SAP2000
(Selfweight Multiplier = 1 mendefinisikan berat sendiri struktur dari permodelan
akan dibaca sebesar 100% dari permodelan yang digambarkan)

SIMPLE BEAM 79
DEFINE LOAD PATTERN

▪ Klik Define > Load Combinations


▪ Klik Add New Combo
▪ Type sesuaikan dengan tipe dari beban yang direncanakan
▪ Klik Add New Load Pattern

Dialog Box Define Load Patterns

▪ Berikan nama Kombinasi Pembebanan4 sesuai dengan perencanaan.


▪ Pilih Load Case yang direncanakan
▪ Input data Scale Faktor berdasar nilai faktor dari peraturan* yang berlaku
▪ Klik Add
▪ Klik OK

Dialog Box Load Combination Data

4Kombinasi Pembebanan dapat dilihat pada SNI 1727: 2013

SIMPLE BEAM 80
ASSIGN LOAD

P1 P2 P2
q

z
1.5 m 1.5 m 1.5 m 1.5 m
x
6.0 m

Gambar Beban Bekerja Pada Permodelan Balok Sederhana

Definisi Pembebanan pada permodelan studi kasus 1

▪ Selfweight merupakan beban mati yang berasal dari berat struktur balok kantilever.

▪ Beban P merupakan beban hidup terpusat yang bekerja pada ujung bebas balok.

▪ Beban Q merupakan kombinasi beban mati dan beban hidup merata yang bekerja pada

sepanjang balok kantilever.

Dari definisi beban yang telah dijelaskan sehingga dapat melakukan pemberian beban dengan
langkah sebagai berikut:

Beban Terpusat
▪ Klik Assign > Frame Load > Point

Beban Merata
▪ Klik Assign > Frame Load > Distributed

Beban Selfweight
▪ Akan terkomputasi secara otomatis melalui selfweight multiplier= 1 pada Load Pattern
DEAD

SIMPLE BEAM 81
ASSIGN LOAD

150 kg 200 kg 100 kg

x
1.5 m 1.5 m 1.5 m 1.5 m

Gambar Beban Hidup Titik Pada Permodelan Balok Sederhana


Beban Terpusat
▪ Klik Assign > Frame Load > Points
▪ Pilih Load Pattern Live Load
▪ Coordinate System = Global
▪ Input nilai gaya pada Point Loads
▪ Tentukan nilai dan letak beban sesuai dengan beban rencana.
▪ Pilih member yang akan diberi beban
▪ Klik “Apply”
▪ Klik “OK”

Dialog Box Assign Frame Point Loads

Options
Add to Existing Loads = Input beban akan terakumulasi dengan beban sebelumnya5
Replace Existing Loads = Input beban akan menggantikan dan menghapus beban
sebelumnya5
Delete Existing Loads = Menghapus beban pada joint yang di seleksi5

5Pada Load Pattern yang sama

SIMPLE BEAM 82
ASSIGN LOAD

x
6.0 m
Gambar Beban Terdistribusi Merata pada Permodelan Balok Sederhana

Beban Merata
▪ Klik Assign > Frame Load > Distributed
▪ Pilih Load Pattern beban hidup
▪ Coordinate System = Global
▪ Load Direction = Gravity
▪ Input nilai sesuai dengan beban rencana.
▪ Pilih member yang akan diberi beban
▪ Klik “Apply”
▪ Klik “OK”

Dialog Box Assign Frame Distributes Loads

SIMPLE BEAM 83
R U N A N A LY S I S

▪ Klik Analyze Menu > Set Analysis Options


▪ Pilih Fast DOFs = XZ Plane (kasus permodelan adalah 2D)
▪ Klik OK

Dialog Box Assign Frame Point Loads

▪ Klik Analyze > Run Analysis, atau dengan shortcut klik F5 pada keyboard
▪ Pada kasus MODAL, tidak perlu di Analisa sehingga klik MODAL pada tabel
▪ Klik Run/Do Not Run Case
▪ Klik Run Now

Dialog Box Set Load Cases to Run

SIMPLE BEAM 84
STUDY CASE 2 PORTAL FRAME 2D

3500

3500

3500

4000
z
x
6000 5000 6000
Gambar Permodelan Portal 2D

Info Model
Dimensi elemen struktur
Balok (b/h) : 300/600
Kolom (b/h) : 400/400
Tebal Pelat : 120 mm (lantai)
100 mm (atap)
Mutu Material
Beton (Fc’) : 30 MPa

Pembebanan
Beban mati : - Komponen Struktur
- Beban titik 960 kg
- Beban merata atap 960 kg/m dan lantai 1150 kg/m
Beban hidup : 1200 kg/m
Beban angin : (+) 360 kg
(-) 160 kg

Kombinasi Pembebanan
▪ 1.4 D
▪ 1.2 D + 1.6 L
▪ 1.2 D + 1.0 W + L
▪ 0.9 D + 1.0 W

Proses analisis desain struktur dalam SAP2000 adalah sebagai berikut:


1. Create Project File. 6. Define Load Pattern.
2. Define Material. 7. Define Load Combination.
3. Define Section Properties. 8. Assign Load.
4. Assign Element. 9. Run Analysis.
5. Assign Support. 10. Check Results

PORTAL FRAME 2D 85
CREATE PROJECT FILE

▪ Klik File Menu > New Model, atau tekan Ctrl + N. Maka akan keluar tampilan seperti
gambar dibawah ini.

Dialog Box New Material

▪ Tentukan Unit yang akan digunakan


▪ Pilih Template “2D Frame”
▪ Centang pada kotak Use Custom Grid Spacing and Locate Origin*
▪ Klik Edit Grid

Dialog Box Quick Grid Lines

*Portal terbagi atas 3 bentang (bays) dan 4 tingkat (stories). Ketinggian antar lantai dan jarak
bentang memiliki jarak yang berbeda pada setiap gridnya

PORTAL FRAME 2D 86
CREATE PROJECT FILE

Kemudian modifikasi jarak pada bentang sesuai arah grid dan dengan data perencanaan
dalam jendela Define Grid System Data seperti pada gambar dibawah ini.

Dialog Box Define Grid Systems Data

▪ Display Grid as = Spacing


▪ Pastikan data diinput sesuai dengan Units!
▪ Klik “OK”
▪ Maka akan muncul lembar kerja seperti pada gambar dibawah

Gambar Tampilan Permodelan Struktur pada Lembar Kerja

PORTAL FRAME 2D 87
DEFINE MATERIAL

▪ Klik Define Menu > Materials


▪ Pilih material 4000 Psi (beton)
▪ Klik Add Copy of Material

Dialog Box Define Material

Kemudian input data sesuai dengan data perencanaan dalam jendela Material Property Data
seperti pada gambar dibawah ini.

▪ Beri Nama Material sesuai dengan


rencana
▪ Display Color ditentukan oleh user
(optional)
▪ Berat per volume beton = 2400 kg/m3

▪ Modulus Elastisitas Beton, Ec = 4700 𝑓′𝑐


▪ f’c = 30 Mpa (N/mm2)

Pastikan data diinput sesuai dengan


Units!

Dialog Box Define Material

PORTAL FRAME 2D 88
DEFINE SECTION PROPERTIES

▪ Klik Define Menu > Section Properties > Frame Sections


▪ Klik Add New Property

Dialog Box Frame Properties

▪ Pilih Frame Section Property Type menjadi Concrete


▪ Klik penampang Rectangular

Dialog Box Add Frame Section Property

PORTAL FRAME 2D 89
DEFINE SECTION PROPERTIES

▪ Beri Nama Penampang sesuai dengan rencana


▪ Display Color ditentukan oleh user (optional)
▪ Depth = tinggi penampang
▪ Width = lebar penampang
▪ Pilih Material f’c 30
▪ Klik Concrete Reinforcement

Dialog Box Frame Properties

Dialog Box Reinforcement Data

▪ Untuk Balok pilih Design Type menjadi Beam (M3 Design Only)
▪ Untuk Kolom pilih Design Type menjadi Column (P-M2-M3 Design)
▪ Klik OK

PORTAL FRAME 2D 90
DEFINE LOAD PATTERN

▪ Klik Define Menu > Load Patterns


▪ Pada Load Pattern Name berikan nama sesuai pada beban yang direncanakan
▪ Type sesuaikan dengan tipe dari beban yang direncanakan
▪ Klik Add New Load Pattern
▪ Ulangi langkah diatas untuk setiap jenis beban
▪ Klik “OK”

Dialog Box Define Load Patterns

PORTAL FRAME 2D 91
DEFINE LOAD PATTERN

▪ Klik Define > Load Combinations


▪ Klik Add New Combo
▪ Type sesuaikan dengan tipe dari beban yang direncanakan
▪ Klik Add New Load Pattern

Dialog Box Define Load Patterns

▪ Berikan nama Kombinasi Pembebanan4 sesuai dengan perencanaan.


▪ Pilih Load Case yang direncanakan
▪ Input data Scale Faktor berdasar nilai faktor dari peraturan* yang berlaku
▪ Klik Add
▪ Klik OK
▪ Ulangi langkah diatas pada setiap kombinasi pembebanan

Dialog Box Load Combination Data

4Kombinasi Pembebanan dapat dilihat pada SNI 1727: 2013

PORTAL FRAME 2D 92
ASSIGN LOAD

3500

3500

3500

4000
z
x
6000 5000 6000

Gambar Permodelan Portal 2D

Definisi Pembebanan pada permodelan studi kasus 2


Beban Mati
Komponen Struktur = beban dari berat sendiri kolom dan balok (Portal).
Beban titik 960 kg = beban yang terjadi pada setiap joint sebagai beban balok
dari arah melintang.
Beban Merata = beban yang terjadi pada sepanjang balok yang berasal dari
pelat lantai.

Beban Hidup
Beban Merata = beban yang terjadi pada sepanjang balok yang berasal dari
beban fungsi struktur.
Beban Angin
(+) 360 kg = beban angin datang
(-) 160 kg = beban angin pergi

PORTAL FRAME 2D 93
ASSIGN LOAD

3500

3500

3500

4000
z
x
6000 5000 6000
Gambar Beban Terpusar Pada Struktur Portal 2D

Beban Terpusat
▪ Klik Assign > Joint Load > Forces
▪ Pilih Load Pattern DEAD
▪ Coordinate System = Global
▪ Input nilai gaya pada Sumbu Global Z = -960 kg
▪ Pilih member yang akan diberi beban
▪ Klik “Apply”
▪ Klik “OK”

Gambar Pemberian Beban Terpusat Pada Struktur Portal 2D

PORTAL FRAME 2D 94
ASSIGN LOAD

Beban Merata
▪ Klik Assign > Frame Load > Distributed
▪ Pilih Load Pattern DEAD
▪ Coordinate System = Global
▪ Load Direction = Gravity
▪ Input nilai sesuai dengan beban rencana.
▪ Pilih member yang akan diberi beban
▪ Klik “Apply”
▪ Klik “OK”

Gambar Beban Terdistribusi Merata Pada Permodelan Portal 2D

PORTAL FRAME 2D 95
ASSIGN LOAD

Beban Merata
▪ Klik Assign > Frame Load > Distributed
▪ Pilih Load Pattern Live Load
▪ Coordinate System = Global
▪ Load Direction = Gravity
▪ Input nilai sesuai dengan beban rencana.
▪ Pilih member yang akan diberi beban
▪ Klik “Apply”
▪ Klik “OK”

Gambar Beban Terdistribusi Merata Pada Permodelan Portal 2D

PORTAL FRAME 2D 96
ASSIGN LOAD

½ Wd ½ Wp

Wd Wp

Wd Wp

Wd Wp

z
x
Gambar Beban Angin Bekerja Pada Permodelan Portal 2D

Beban Terpusat
▪ Klik Assign > Joint Load > Forces
▪ Pilih Load Pattern Wind Load
▪ Coordinate System = Global
▪ Input nilai beban angin datang pada Sumbu Global X
▪ Pilih joint yang akan diberi beban
▪ Klik “Apply”
▪ Ulangi langkah diatas untuk beban pergi
▪ Klik “OK”

Gambar Beban Terdistribusi Merata Pada Permodelan Portal 2D

PORTAL FRAME 2D 97
R U N A N A LY S I S

▪ Klik Analyze Menu > Set Analysis Options


▪ Pilih Fast DOFs = XZ Plane (kasus permodelan adalah 2D)
▪ Klik OK

Dialog Box Assign Frame Point Loads

▪ Klik Analyze > Run Analysis, atau dengan shortcut klik F5 pada keyboard
▪ Pada kasus MODAL, tidak perlu di Analisa sehingga klik MODAL pada tabel
▪ Klik Run/Do Not Run Case
▪ Klik Run Now

Dialog Box Set Load Cases to Run

PORTAL FRAME 2D 98
STUDY CASE 3 2D TRUSS

z
0.25 m
x
0.5 m

1.0 m

1m 1m 1m 1m 1m 1m

6m
Info Elemen
Material : L 50.50L.6 ; BJ 37
Kombinasi Pembebanan
Pembebanan
▪ 1.4 D
DL : - Komponen Struktur
▪ 1.2 D + 1.6 L
- Struktur Penutup Atap = 50 kg/m
▪ 1.2 D + 1.0 W + L
- 50 kg
▪ 0.9 D + 1.0 W
Lr : 600 kg
WL atap : - tekan (+) 350 kg
- hisap (-) 150 kg

Proses analisis dan desain struktur dalam SAP2000 adalah sebagai berikut:
1. Create Project File.
2. Define Material.
3. Define Section Properties.
4. Draw Model.
5. Assign Moment Release
6. Assign Support.
7. Define Load Pattern.
8. Define Load Combination.
9. Assign Load.
10. Run Analysis.
11. Check Results.

2D TRUSS 99
STUDY CASE 3 2D TRUSS

- Klik File Menu > New Model, atau tekan Ctrl + N. Maka akan keluar tampilan
seperti gambar dibawah ini.
- Tentukan Unit yang akan digunakan
- Pilih Template “blank”
- Selanjutnya klik kanan pada lembar kerja > klik edit grid data > Pilh modify >
selanjutnya masukkan nilai sesuai dengan yang dibutuhkan.

Dialog Box New Model

Dialog Box Coordinate/rid System

2D TRUSS 100
STUDY CASE 3 2D TRUSS

Dialog Box Define Grid System Data

2D TRUSS 101
DEFINE MATERIAL

▪ Klik Define Menu > Materials


▪ Klik Add New Material

Dialog Box Define Material Dialog Box Add Material Property

▪ Pilih Material Type Steel pada dialog box Add Material Property
▪ Klik OK
▪ Kemudian klik Modify Material Steel
▪ Input data material baja dalam Material Property Data
▪ Klik OK

Dialog Box Define Material

2D TRUSS 102
DEFINE SECTION PROPERTIES
▪ Klik Define Menu > Section Properties > Frame Sections
▪ Klik Add New Property

Dialog Box Frame Properties

▪ Pilih Frame Section Property Type menjadi Steel


▪ Klik penampang Angle Section

Dialog Box Add Frame Section Property

2D TRUSS 103
DEFINE SECTION PROPERTIES

▪ Input data material dengan data perencanaan pada dialog box Steel Angle Section
▪ Klik OK

Dialog Box Steel Angle Section

2D TRUSS 104
DRAW ELEMENT

▪ Klik Draw > Draw Frame/Cable/Tendon atau klik ikon pada toolbar sebelah kiri
▪ Pastikan menggambar pada bidang X-Z

Quick Draw Menu

Draw Menu

▪ Line Object Type berupa batang lurus (Straight Frame)


▪ Pilih Section sesuai penampang yang akan Digambar
▪ Gambarkan batang pada grid yang telah didesain

Dialog Box Steel Angle Section

2D TRUSS 105
ASSIGN ELEMENT

▪ Select seluruh member truss


▪ Klik Assign Menu > Frame > Release/ Partial Fixity
▪ Centang pada kotak release untuk momen (Momen Minor dan Momen Major)
▪ Klik Apply
▪ Klik OK

Dialog Box Assign Frame Releases and Partial Fixity

Gambar Permodelan setelah diberikan Moment Release

2D TRUSS 106
ASSIGN SUPPORT

▪ Klik Assign > Joint > Restraints


▪ Pilih jenis tumpuan pinned
▪ Select joint yang akan dijadikan tumpuan
▪ Klik Apply
▪ Ulangi langkah diatas untuk tumpuan roll
▪ Klik Apply
▪ Klik OK

Dialog Box Assign Joint Restrains

Gambar permodelan Portal 2D dengan tumpuan sendi-roll

2D TRUSS 107
D E F I N E L O A D PAT T E R N

▪ Klik Define Menu > Load Patterns


▪ Pada Load Pattern Name berikan nama sesuai pada beban yang direncanakan
▪ Type sesuaikan dengan tipe dari beban yang direncanakan
▪ Klik Add New Load Pattern
▪ Ulangi langkah diatas untuk setiap jenis beban
▪ Klik “OK”

Dialog Box Define Load Patterns

2D TRUSS 108
DEFINE LOAD COMBINATION

▪ Klik Define > Load Combinations


▪ Klik Add New Combo
▪ Type sesuaikan dengan tipe dari beban yang direncanakan
▪ Klik Add New Load Pattern

Dialog Box Define Load Patterns

▪ Berikan nama Kombinasi Pembebanan4 sesuai dengan perencanaan.


▪ Pilih Load Case yang direncanakan
▪ Input data Scale Faktor berdasar nilai faktor dari peraturan* yang berlaku
▪ Klik Add
▪ Klik OK
▪ Ulangi langkah diatas pada setiap kombinasi pembebanan

Dialog Box Load Combination Data

4Kombinasi Pembebanan dapat dilihat pada SNI 1727: 2013

2D TRUSS 109
ASSIGN LOAD

z
0.25 m
x
0.5 m

1.0 m

1m 1m 1m 1m 1m 1m

6m

Gambar Pembebanan pada Permodelan Rangka Atap

Definisi Pembebanan pada permodelan studi kasus 3


DL : Selfweight
: 150 kg
: 50 kg
Lr : 600 kg
WL : Angin tekan (+) 350 kg
: Angin hisap (-) 150 kg

Kombinasi Pembebanan
▪ 1.4 D
▪ 1.2 D + 1.6 L
▪ 1.2 D + 1.0 W + L
▪ 0.9 D + 1.0 W

2D TRUSS 110
ASSIGN LOAD

2P
P P
z

x
P P

½P ½P

Gambar Beban Mati pada Permodelan Rangka Atap

DL : Selfweight
: P = 150 kg
: 50 kg

Beban Terpusat
▪ Klik Assign > Joint Load > Forces
▪ Pilih Load Pattern DEAD
▪ Coordinate System = Global
▪ Input nilai gaya pada Sumbu Global Z sesuai dengan nilai beban.
▪ Pilih joint yang akan diberi beban
▪ Klik “Apply”
▪ Ulangi langkah diatas pada nilai beban lain.
▪ Klik “OK”

Gambar Beban Mati pada Permodelan Rangka Atap

2D TRUSS 111
ASSIGN LOAD

2P
P P
z

x
P P

½P ½P

Gambar Beban Hidup Atap pada Permodelan Rangka Atap

Lr : 600 kg

Beban Terpusat
▪ Klik Assign > Joint Load > Forces
▪ Pilih Load Pattern Live Load
▪ Coordinate System = Global
▪ Input nilai gaya pada Sumbu Global Z sesuai dengan nilai beban.
▪ Pilih joint yang akan diberi beban
▪ Klik “Apply”
▪ Ulangi langkah diatas pada nilai beban lain.
▪ Klik “OK”

Gambar Beban Hidup Atap pada Permodelan Rangka Atap

2D TRUSS 112
ASSIGN LOAD

P
z P

x
P P
P

½P

½P

Gambar Beban Hidup Atap pada Permodelan Rangka Atap

WL : Angin tekan (+) 350 kg


: Angin hisap (-) 150 kg

Beban Terpusat
▪ Klik Assign > Frame Load > Point
▪ Pilih Load Pattern Wind Load
▪ Coordinate System = Local
▪ Input nilai gaya pada Sumbu Local 2 sesuai dengan nilai beban.
▪ Pilih joint yang akan diberi beban
▪ Klik “Apply”
▪ Ulangi langkah diatas pada nilai beban lain.
▪ Klik “OK”

Gambar Beban Hidup Atap pada Permodelan Rangka Atap

2D TRUSS 113
R U N A N A LY S I S

▪ Klik Analyze Menu > Set Analysis Options


▪ Pilih Fast DOFs = XZ Plane (kasus permodelan adalah 2D)
▪ Klik OK

▪ Klik Analyze > Run Analysis, atau dengan shortcut klik F5 pada keyboard
▪ Pada kasus MODAL, tidak perlu di Analisa sehingga klik MODAL pada tabel
▪ Klik Run/Do Not Run Case
▪ Klik Run Now

2D TRUSS 114
STUDY CASE 4 3D FRAME

Denah Lt.1-Lt.4 Tipikal


5m
3m
18 m
5m 5m

3m 4m 4m 4m 6m 4m 4m 4m 3m

36 m

Denah Atap
3m5m
18 m
5m 5m

36 m
3.5 m 3.5 m 3.5 m 2.5 m

Tampak Depan
3.5 m
3.5 m

3D FRAME 115
STUDY CASE 4 3D FRAME

Info Model
Jenis struktur : Beton Bertulang
Fungsi Bangunan : Rumah Susun
Tumpuan : Jepit
Jumlah Tingkat : 5 tingkat

Mutu Material
Beton (Fc’) : 30 MPa
Baja tulangan (Fy) : 390 Mpa (ø ≥ 12mm)
240 MPa (ø < 12mm)
Info Penampang
: Kolom 500x500
: Balok Induk 300x600
: Dinding Geser t=200
Pelat Beton : 100 mm (atap)
120 mm (lantai)
150 mm (tangga)

Pembebanan
DL : - Komponen Struktur
- Penutup lantai = 50 kg/m2
- Plafond = 10 kg/m2
L : 500 kg/m2
E : Statis Ekivalen

Proses analisis dan desain struktur dalam SAP2000 adalah sebagai berikut:
1. Create Project File. 9. Define Load Pattern.
2. Modify Model. 10. Define Load Combination.
3. Draw Model. 11. Assign Load.
4. Define Material. 12. Run Analysis.
5. Define Section Properties. 13. Assign Quake Load.
6. Assign Element. 14. Run Analysis.
7. Assign Support. 15. Check Results.
8. Assign Group

3D FRAME 116
CREATE PROJECT FILE

▪ Klik File Menu > New Model, atau tekan Ctrl + N. Maka akan keluar tampilan seperti
gambar dibawah ini.

Dialog Box New Model

▪ Tentukan Unit yang akan digunakan


▪ Pilih Template “3D Frame”
▪ Pilih 3D Frame Type = Open Frame Building
▪ Centang pada kotak Use Custom Grid Spacing and Locate Origin*
▪ Klik Edit Grid

Dialog Box 3D Frame

3D FRAME 117
CREATE PROJECT FILE

Kemudian modifikasi jarak pada bentang sesuai arah grid dan dengan data perencanaan
dalam jendela Define Grid System Data seperti pada gambar dibawah ini.

Dialog Box Define Grid System Data

▪ Display Grid as = Spacing


▪ Pastikan data diinput sesuai dengan Units!
▪ Klik “OK”
▪ Maka akan muncul lembar kerja seperti pada gambar dibawah

Lembar Kerja dengan Gambar Permodelan Awal

3D FRAME 118
MODIFY MODELING

▪ Pilih frame yang akan duplikat untuk portal Atap seperti gambar dibawah ini
▪ Klik Edit Menu > Replicate
▪ Pada Tab Linear, Increments dz = 2500 mm
▪ Increment Data = 1
▪ Klik Apply
▪ Klik OK

Gambar Modifikasi Struktur Portal

▪ Klik Draw Menu > Draw Frame/ Cable/ Tendon


▪ Pilih penampang kolom untuk digambar pada permodelan
▪ Gambar kolom pada permodelan
▪ Maka akan tampil permodelan pada lembar kerja seperti pada gambar dibawah ini

Gambar Struktur Portal

3D FRAME 119
DEFINE MATERIAL

▪ Klik Define Menu > Materials


▪ Pilih material 4000 Psi (beton)
▪ Klik Add Copy of Material

Dialog Box Define Material

Kemudian input data sesuai dengan data perencanaan dalam jendela Material Property
Data seperti pada gambar dibawah ini.

▪ Beri Nama Material sesuai dengan


rencana
▪ Display Color ditentukan oleh user
(optional)
▪ Berat per volume beton = 2400 kg/m3

▪ Modulus Elastisitas Beton, Ec = 4700 𝑓′𝑐


▪ f’c = 30 Mpa (N/mm2)

Pastikan data diinput sesuai dengan


Units!

Dialog Box Material Property Data

3D FRAME 120
DEFINE SECTION PROPERTIES

▪ Klik Define Menu > Section Properties > Frame Sections


▪ Klik Add New Property

Dialog Box Frame Properties

▪ Pilih Frame Section Property Type menjadi Concrete


▪ Klik penampang Rectangular

Dialog Box Add Frame Section Property

3D FRAME 121
DEFINE SECTION PROPERTIES

▪ Beri Nama Penampang sesuai dengan rencana


▪ Display Color ditentukan oleh user (optional)
▪ Depth = tinggi penampang
▪ Width = lebar penampang
▪ Pilih Material f’c 30
▪ Klik Concrete Reinforcement

Dialog Box Rectangular Section

Dialog Box Reinforcement Data

▪ Untuk Balok pilih Design Type menjadi Beam (M3 Design Only)
▪ Untuk Kolom pilih Design Type menjadi Column (P-M2-M3 Design)
▪ Klik OK

3D FRAME 122
DEFINE SECTION PROPERTIES

▪ Klik Define Menu > Section Properties > Area Sections


▪ Klik Add New Property

Dialog Box Shell Section Data

▪ Berikan Nama sesuai penampang


▪ Type = Shell-Thin (untuk Pelat), Shell-Thick (Untung Dinding Geser)
▪ Input Thickness sesuai dengan perencanaan
▪ Material = Fc’ 30
▪ Klik OK
▪ Ulangi langkah diatas untuk semua penampang pelat dan dinding geser.

Dialog Box Shell Section Data

3D FRAME 123
ASSIGN ELEMENT

▪ Klik Select Menu > Select Lined Parallel To > Coordinate Axes or Plane
▪ Coordiante System = XY Plane
▪ Klik Select
▪ Klik Assign Menu > Frame > Frame Sections
▪ Pilih Section balok yang akan di aplikasikan pada permodelan
▪ Klik Apply
▪ Ulangi Langkah diatas untuk kolom.
▪ Klik “OK”

Dialog Box Shell Section Data

Gambar Assign Frame Pada Balok

3D FRAME 124
DRAW ELEMENT

▪ Klik Draw Menu > Quick Draw Area> Coordinate Axes or Plane
▪ Drag cursor pada bidang XY untuk menggambar plat pada permodelan
▪ Hapus pada bagian void (area)
▪ Select pelat lantai untuk diduplikasi
▪ Klik Edit Menu > Replicate
▪ Pada Tab Linear, Increments dz = 3500 mm
▪ Increment Data = 2
▪ Klik Apply
▪ Klik OK

Gambar Assign Area Pada Grid

▪ Lakukan langkah diatas untuk pelat lantai dengan ketebalan yang lain.

Gambar Portal dan Pelat

3D FRAME 125
DRAW ELEMENT

1.4 m 1.4 m

1.4 m

1.75 m 3.6 m
5m
3.5 m

1.75 m
1.4 m

5m 3.0 m
Gambar Potongan Tangga Gambar Denah Tangga

Untuk menggambar struktur tangga perlu menggambar beberapa elemen antara lain:
- Joint
- Balok
- Pelat (Ramp dan Bordes)
Langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut
▪ Klik Draw Menu > Draw Special Joint
▪ Input nilai pada dialog box Property of Object sesuai dengan gambar perencanaan

Gambar Perletakan Joint Tangga

3D FRAME 126
DRAW ELEMET

1.4 m 1.4 m

1.4 m

1.75 m 3.6 m
5m
3.5 m

1.75 m
1.4 m

5m 3.0 m
Gambar Potongan Tangga Gambar Denah Tangga

▪ Lanjutkan penggambaran joint sesuai dengan gambar perencanaan.


▪ Dapat menggunakan perintah Replicate dan Move untuk memudahkan penggambaran
joint.

Titik Ramp Bordes-Lt.2

Titik Bordes

Titik Ramp Lt 1-Bordes

Gambar Perletakan Joint Untuk Struktur Tangga

Karena struktur tangga tipikal maka penggambaran permodelan dilakukan hanya 1 (satu) yang
kemudian akan di duplikasi ke perletakan masing masing.

3D FRAME 127
DRAW ELEMET

▪ Klik Draw Menu > Draw Poly Area.


▪ Pilih section pelat tangga pada dialog box.
▪ Gambarlah pelat pada tampilan 3D agar dapat menggambar pada joint yang telah digambar
sebelumnya.

Gambar Pelat Untuk Struktur Tangga

▪ Select pelat tangga yang telah digambar.


▪ Klik Edit Menu > Replicate.
▪ Pada Tab Linear, Increments dz = 3500 mm
▪ Increment Data = 3
▪ Klik Apply
▪ Klik OK

Gambar Pelat Struktur Tangga akan diduplikasi

3D FRAME 128
DRAW ELEMET

▪ Select semua pelat tangga.


▪ Klik Edit Menu > Replicate.
▪ Pada Tab Linear, Increments dz = 33000 mm
▪ Increment Data = 1
▪ Klik Apply
▪ Klik OK

Gambar Pelat Tangga Sisi Kiri

Gambar Struktur Tangga

3D FRAME 129
DRAW ELEMET

Pada pelat bordes terdapat balok untuk meneruskan beban bordes pada kolom,
sehingga dilanjutkan menggambar balok bordes

1.4 m

1.75 m
3.5 m

1.75 m

Balok Bordes

5m

▪ Klik Draw Menu > Draw Frame/ Cable/ Tendon.


▪ Pilih penampang balok
▪ Moment Release = Continuous
▪ Gambar balok bordes

Gambar Struktur Tangga telah digambar pada permodelan

Setelah penggambaran elemen dilanjutkan pada menentuan tumpuan dan pembebanan

3D FRAME 130
DRAW ELEMET

Pada perletakan dinding geser terdapat 2 tipe yaitu:


▪ SW1 = dinding geser arah memanjang, L = 5.0m
▪ SW2 = dinding geser arah melintang, L = 4.0m
▪ SW 3 = dinding geser arah melintang, L = 3.0m

SW 3 SW 2 SW 2 SW 3

SW 1 SW 1

SW 2 SW 2
SW 1 SW 1

Untuk menggambar SW1 perlu menggambar joint tambahan sebelum menggambar dinding
geser.
▪ Klik Draw Menu > Draw Special Joint
▪ Input nilai pada dialog box Property of Object sesuai dengan gambar perencanaan

Gambar Joint Dinding Geser

3D FRAME 131
AREA MESH

▪ Klik Assign Menu > Area > Automatic Area Mesh


▪ Pilih Auto Mesh Area Into Object of This Maximum Size
▪ Input nilai sebesar 1 m pada setiap arah
▪ Select seluruh pelat lantai dan dinding geser
▪ Klik Apply
▪ Klik OK

Dialog Box Assign Automatic Area Mesh

Gambar 3D setelah Assign Automatic Area Mesh

3D FRAME 132
ASSIGN SUPPORT

▪ Klik Assign > Joint > Restraints


▪ Pilih jenis tumpuan fixed
▪ Select joint yang akan dijadikan tumpuan
▪ Klik Apply
▪ Klik OK

Gambar 2D Joint yang akan diberikan tumpuan jepit

Gambar permodelan 3D dengan tumpuan jepit

3D FRAME 133
DEFINE GROUP

▪ Klik Define Menu > Groups


▪ Klik Add New Group
▪ Berikan nama grup
▪ Klik OK
▪ Ulangi langkah diatas untuk membuat grup tiap lantai

Dialog Box Group Definition

Dialog Box Define Group Names

3D FRAME 134
ASSIGN GROUP

▪ Klik Assign > Assign to Group


▪ Pilih nama grup yang akan didefinisikan pada permodelan
▪ Select elemen yang akan digrup sesuai nama grup
▪ Klik Apply
▪ Ulangi langkah diatas untuk grup setiap lantai
▪ Klik OK

Gambar Assign Group pada permodelan 3D tiap lantai

Gambar grup permodelan 3D tiap lantai

3D FRAME 135
DEFINE LOAD PATTERN

▪ Klik Define Menu > Load Patterns


▪ Pada Load Pattern Name berikan nama sesuai pada beban yang direncanakan
▪ Type sesuaikan dengan tipe dari beban yang direncanakan
▪ Klik Add New Load Pattern
▪ Ulangi langkah diatas untuk setiap jenis beban
▪ Klik “OK”

Dialog Box Deine Load Combination

3D FRAME 136
DEFINE LOAD COMBINATION

▪ Klik Define > Load Combinations


▪ Klik Add New Combo
▪ Type sesuaikan dengan tipe dari beban yang direncanakan
▪ Klik Add New Load Pattern

Dialog Box Define Load Combination

▪ Berikan nama Kombinasi Pembebanan4 sesuai dengan perencanaan.


▪ Pilih Load Case yang direncanakan
▪ Input data Scale Faktor berdasar nilai faktor dari peraturan* yang berlaku
▪ Klik Add
▪ Klik OK
▪ Ulangi langkah diatas pada setiap kombinasi pembebanan

Dialog Box Load Combination Data

*Kombinasi Pembebanan dapat dilihat pada SNI 1727: 2013

3D FRAME 137
ASSIGN LOAD

Denah Lt.1-Lt.4 Tipikal


5m 3m
18 m
5m 5m

3m 4m 4m 4m 6m 4m 4m 4m 3m

36 m
Denah Atap
5m
3m
18 m
5m 5m

36 m

Kombinasi Pembebanan Pembebanan


▪ 1.4 D DL : - Komponen Struktur
▪ 1.2 D + 1.6 L - Penutup lantai = 50 kg/m2
▪ 1.2 D + 1.0 Ex + L - Plafond = 10 kg/m2
▪ 1.2 D - 1.0 Ex + L L : 500 kg/m2
▪ 1.2 D + 1.0 Ey + L E : Statis Ekivalen
▪ 1.2 D - 1.0 Ey + L Ex = Gempa Sumbu X
▪ 0.9 D + 1.0 Ex Ey = Gempa Sumbu Y
▪ 0.9 D - 1.0 Ex
▪ 0.9 D + 1.0 Ey
▪ 0.9 D - 1.0 Ey

3D FRAME 138
ASSIGN LOAD

Beban Luasan
▪ Klik Assign > Area Load > Uniform to Frame (Shell)
▪ Pilih Load Pattern DEAD
▪ Coordinate System = Global
▪ Input nilai gaya pada Sumbu Global Z sesuai dengan nilai beban.
▪ Pilih area yang akan diberi beban
▪ Klik “Apply”
▪ Ulangi langkah diatas pada nilai beban lain.
▪ Klik “OK”

Gambar Pelat Lantai yang akan diberikan Beban Kerja

Beban Penutup Lantai Beban Plafond Beban Fungsi Bangunan

3D FRAME 139
ASSIGN LOAD

Statik Ekivalen
Merupakan metode statis untuk beban gempa yang bekerja pada suatu struktur setelah
disederhanakan dan dimodifikasi, yang mana gaya inersia yang bekerja pada suatu massa
akibat gempa disederhanakan menjadi gaya horizontal. Prosedur beban gempa diatur dalam
SNI 1726: 2019.

hn = Tinggi Bangunan
hx = Tinggi Tingkat
Fn = Gaya Lateral Bangunan
Fx = Gaya Lateral Tingkat
Wx = Berat Tingkat
V = Gaya Geser Dasar

Gambar Distribusi Gaya Lateral Beban Gempa Dengan Metode Statik Ekuivalen

Ey (-)

Y
Ex (+) Ex (-)
X

Ey (+)

Gambar Beban Gempa Disimulasi Bekerja Pada Arah Sumbu X Dan Sumbu Y Bangunan

Kombinasi Pembebanan
▪ 1.2 D + 1.0 Ex + L ▪ 0.9 D + 1.0 Ex
▪ 1.2 D - 1.0 Ex + L ▪ 0.9 D - 1.0 Ex
▪ 1.2 D + 1.0 Ey + L ▪ 0.9 D + 1.0 Ey
▪ 1.2 D - 1.0 Ey + L ▪ 0.9 D - 1.0 Ey

3D FRAME 140
R U N A N A LY S I S

Sebelum input data beban gempa diperlukan data berat struktur tiap lantai sehingga dilakukan
analisa dahulu untuk mengetahui berat struktur sendiri.
▪ Klik Analyze Menu > Set Analysis Options
▪ Pilih Fast DOFs = Space Frame (kasus permodelan adalah 3D)
▪ Klik OK

Dialog Box Analysis Options

▪ Klik Analyze > Run Analysis, atau dengan shortcut klik F5 pada keyboard
▪ Pada kasus MODAL, tidak perlu di Analisa sehingga klik MODAL pada tabel
▪ Klik Run/Do Not Run Case
▪ Klik Run Now

Dialog Box Set Load Cases to Run

3D FRAME 141
VIEW OUTPUT

Untuk melihat berat struktur sendiri langkah yang dilakukan sebagai berikut.
▪ Klik Display Menu > Show Tables
▪ Pilih MODEL DEFINITION > Other Definitions > Group Data > Table Group-Masses and
Weights
▪ Klik OK

Dialog Box Analysis Options

Dari data tabel diatas diperoleh berat struktur tiap lantai dari grup yang telah direncanakan
sebelumnya, pada kolom Selfweight merupakan besaran berat struktur tiap lantai. Kemudian
tabel diatas diexport untuk mengolah data diatas untuk memperoleh besaran gaya gempa yang
akan bekerja pada struktur.

▪ Klik File Menu > Export Current Table > To Excel


▪ Pada Excel, input data berat per lantai (Selfweight) tersebut dalam format tabel beban
gempa statis ekuivalen.
▪ Kemudian lakukan perhitungan untuk data yang diperlukan dalam memperoleh beban
gempa statis ekuivalen.
▪ Pada SAP2000 klik ikon untuk membuka kunci analisa dan dilanjutkan melakukan
input data beban gempa.

3D FRAME 142
STATIC EQUIVALENT

Diketahui Data Gempa sebagai berikut.


SDS = 0.733
Cs = 0.105
V = Cs. 𝛴W = 132.205 ton
Dari data diatas makan dikalkulasi dengan berat struktur tiap lantai seperti pada tabel dibawah
ini
Tabel Kalkulasi Gaya Statis Ekuivalen
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Fx Fy
Lantai W total h hx Wx Cvx F
F30% F100%
ke - i ton m m ton.m ton ton ton
atap 69,98 0,00 16,50 1154,74 0,08 14,95 4,49 14,95
5 309,22 2,50 14,00 4329,02 0,30 56,05 16,81 56,05
4 415,45 3,50 10,50 4362,18 0,31 56,48 16,94 56,48
3 415,45 3,50 7,00 2908,12 0,20 37,65 11,30 37,65
2 415,45 3,50 3,50 1454,06 0,10 18,83 5,65 18,83
1 126,44 3,50 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
14208,1
∑Wx = 2
Keterangan
1 = Keterangan Lantai
2 = Berat Struktur per lantai
3 = Ketinggian antar Lantai x
4 = Ketinggian Lantai x
5 = 2*4
6 = 𝛴Wx / Wxi
7 = V*6
8 = 30%*7
9 = 100% *7

Nilai Fx dan Fy kemudian di bagi dengan jumlah titik buhul perlantai pada masing-masing
sumbu. Kemudian diinput kedalam permodelan struktur

Tabel Gaya Statis Ekuivalen untuk Tiap Joint


Fx Fy Fx Fy
pen
Lt.1-Lt.5 Atap Lantai F30% F100%
node pen node
Jumlah portal
= 10 5 ke - i ton ton ton ton
sumbu X
Jumlah portal
= 5 5
atap 4,49 14,95 1,12 2,99
sumbu Y 5 16,81 56,05 1,68 11,21
4 16,94 56,48 1,69 11,30
3 11,30 37,65 1,13 7,53
2 5,65 18,83 0,56 3,77
1 0,00 0,00 0,00 0,00

3D FRAME 143
LOAD ASSIGN

Input data Gempa berdasarkan arah gaya gempa yang telah dikalkulasi seperti pada tabel
dibawah ini
Tabel Kalkulasi Gaya Statis Ekuivalen
Fx (+) Fy (+) Fx (-) Fy (-)
Lantai pe node per node pe node per node
ton ton ton ton
atap 1,12 2,99 -1,12 -2,99
5 1,68 11,21 -1,68 -11,21
4 1,69 11,30 -1,69 -11,30
3 1,13 7,53 -1,13 -7,53
2 0,56 3,77 -0,56 -3,77
1 0,00 0,00 0,00

Perbedaan (+) dan (-) berada pada perletakan arah beban pada sisi bangunan.

Beban Titik
▪ Klik Assign > Joint Load > Forces
▪ Pilih Load Pattern Ex (+)
▪ Coordinate System = Global
▪ Input nilai gaya pada Sumbu Global X sesuai dengan nilai beban.
▪ Pilih joint yang akan diberi beban
▪ Klik “Apply”
▪ Ulangi langkah diatas pada nilai beban lain.
▪ Klik “OK”

Gambar Beban Gempa Pada Portal Arah Sumbu X

3D FRAME 144
LOAD ASSIGN

Beban Ex (+)

Beban Ex (-)

Beban Ey (+) dan Ey (-)

3D FRAME 145
R U N A N A LY S I S

Setelah selesai input data beban gempa pada setiap portal dilakukan analisa ulang untuk
mendapatkan hasil ouput.
▪ Klik Analyze Menu > Set Analysis Options
▪ Pilih Fast DOFs = Space Frame (kasus permodelan adalah 3D)
▪ Klik OK

Dialog Box Analysis Options

▪ Klik Analyze > Run Analysis, atau dengan shortcut klik F5 pada keyboard
▪ Pada kasus MODAL, tidak perlu di Analisa sehingga klik MODAL pada tabel
▪ Klik Run/Do Not Run Case
▪ Klik Run Now

Dialog Box Set Load Cases to Run

3D FRAME 146
STUDY CASE 5 3D TRUSS

Tampak Atas

Tampak Samping

Tampak Bawah

Info Material Info Beban


: WF250.125.6.9 DL : Selfweight
: UNP75.50.5.7 : Beban Pelat Lanta, Railing,
: UNP100.50.5.7,5 Pipa, dan Kabel (120 kg)
: L70.70.7 LL
: Beban Kerja (96 kg)
Mutu Baja : BJ 37
fy = 240 MPa
fu = 370 MPa
E = 200000 MPa

Proses analisis dan desain struktur dalam SAP2000 adalah sebagai berikut:
1. Create Project File. 7. Define Load Combination.
2. Define Material. 8. Assign Load.
3. Define Section Properties. 9. Replicate Model.
4. Draw Element. 10. Draw Element.
5. Assign Support. 11. Run Analysis.
6. Define Load Pattern. 12. Check Results.

3D TRUSS 147
CREATE PROJECT FILE

- Klik File Menu > New Model, atau tekan Ctrl + N. Maka akan keluar tampilan
seperti gambar dibawah ini.
- Tentukan Unit yang akan digunakan
- Pilih Template “blank”
- Selanjutnya klik kanan pada lembar kerja > klik edit grid data > Pilh modify >
selanjutnya masukkan nilai sesuai dengan yang dibutuhkan.

Dialog Box New Model

Dialog Box Coordinate/rid System

3D TRUSS 148
CREATE PROJECT FILE

Dialog Box Define Grid System Data

3D TRUSS 149
CREATE PROJECT FILE

▪ Klik Define Menu > Materials


▪ Pilh Material A992Fy50
▪ Klik Add Copy of Material

Dialog Box Define Material

▪ Beri Nama Material sesuai dengan


rencana
▪ Display Color ditentukan oleh user
(optional)
▪ Berat per volume baja = 7850 kg/m3
▪ Modulus Elastisitas Beton, Es =
200000 MPa
▪ Fy = 240 Mpa (N/mm2)
▪ Fu = 370 Mpa (N/mm2)
▪ Fye = 240 Mpa x 1.1*
▪ Fue = 240 Mpa x 1.1*
▪ Pastikan data diinput sesuai dengan
Units
▪ Klik OK

Dialog Box Material Property Data

*Nilai faktor diperoleh dari FEMA 356 pada tabel 5-3

3D TRUSS 150
DEFINE SECTION PROPERTIES

▪ Klik Define Menu > Section Properties > Frame Sections


▪ Klik Add New Property

Dialog Box Frame Properties

▪ Pilih Frame Section Property Type menjadi Steel


▪ Klik penampang Angle Section

Dialog Box Add Frame Section Property

3D TRUSS 151
DEFINE SECTION PROPERTIES

▪ Beri Nama sesuai dengan penampang


▪ Input dimensi elemen berdasar spesifikasi penampang
▪ Pilih material sesuai yang telah direncanakan
▪ Klik OK
▪ Ulangi langkah diatas untuk perencanaan penampang lainnya

Dialog Box untuk setiap Section

3D TRUSS 152
DRAW ELEMET
▪ Klik Draw > Draw Frame/Cable/Tendon atau klik ikon pada toolbar sebelah kiri
▪ Pastikan menggambar pada bidang X-Z

Properties of Object
Quick Draw Menu

Draw Menu

▪ Line Object Type berupa batang lurus (Straight Frame)


▪ Pilih Section sesuai penampang yang akan Digambar
▪ Gambarkan batang pada grid yang telah didesain

Gambar Penggambaran Elemen Rangka

▪ Lengkapi member pada permodelan seperti langkah menggambar elemen


sebelumnya.

Gambar Penggambaran Elemen Rangka

3D TRUSS 153
ASSIGN ELEMENT
▪ Select seluruh Rangka Jembatan
▪ Klik Assign Menu > Frame > Release/ Partial Fixity
▪ Centang pada kotak release untuk momen (Momen Minor dan Momen Major)
▪ Klik Apply
▪ Klik OK

Dialog Box Assign Frame Releases and Partial Fixity

Gambar Permodelan setelah diberi Release Moment

3D TRUSS 154
ASSIGN SUPPORT

▪ Klik Assign > Joint > Restraints


▪ Pilih jenis tumpuan pinned
▪ Select joint yang akan dijadikan tumpuan
▪ Klik Apply
▪ Ulangi langkah diatas untuk tumpuan roll
▪ Klik Apply
▪ Klik OK

Dialog Box Assign Joint Restraint

Gambar Rangka Jembatan Dengan Tumpuan Sendi-roll

Setelah memberikan tumpuan selanjutkan dilakukan pendefinisian beban yang bekerja


pada rangka jembatan.

3D TRUSS 155
DRAW ELEMET

▪ Klik Define Menu > Load Patterns


▪ Pada Load Pattern Name berikan nama sesuai pada beban yang direncanakan
▪ Type sesuaikan dengan tipe dari beban yang direncanakan
▪ Klik Add New Load Pattern
▪ Ulangi langkah diatas untuk setiap jenis beban
▪ Klik “OK”

Dialog Box Define Load Patterns

Setelah mendefinisikan beban dilakukan penentuan kombinasi pembebanan yang akan


bekerja pada struktur.

3D TRUSS 156
DEFINE LOAD COMBINATION

▪ Klik Define > Load Combinations


▪ Klik Add New Combo
▪ Type sesuaikan dengan tipe dari beban yang direncanakan.
▪ Klik Add New Load Pattern

Dialog Box Load Combination Data

▪ Berikan nama Kombinasi Pembebanan4 sesuai dengan perencanaan.


▪ Pilih Load Case yang direncanakan
▪ Input data Scale Faktor berdasar nilai faktor dari peraturan* yang berlaku.
▪ Klik Add
▪ Klik OK
▪ Ulangi langkah diatas pada setiap kombinasi pembebanan.

Dialog Box Load Combination Data

4Kombinasi Pembebanan dapat dilihat pada SNI 1727: 2013

3D TRUSS 157
ASSIGN LOAD

Info Beban
DL : Selfweight
: Beban Pelat Lanta, Railing,
Pipa, dan Kabel
LL
: Beban Kerja

Semua beban yang bekerja pada permodelan diasumsikan beban titik, mengingat dalam
kerja sistem struktur rangka beban bekerja pada titik buhul dengan sambungan pelat buhul/
gusset sehingga tidak terdapat momen pada titik buhul.

Pada kasus ini beban hidup pekerja(LL) terjadi pada joint atas jembatan. Dan mati tambahan
berupa pelat, railing, pipa dan kabel terjadi pada joint bagian bawah. Berdasar beban yang
bekerja pada permodelan struktur makan kombinasi pembebanan digunakan yaitu:
▪ 1.4 D
▪ 1.2 D + 1.6 L

Kemudian dilakukan pemberian beban yang bekerja pada permodelan struktur.

3D TRUSS 158
EDIT ELEMENT

▪ Select seluruh rangka


▪ Klik Edit Menu > Replicate
▪ Pilih jendela Linear, pilih Pick Two Point on Model
▪ Tarik garis pada lembar kerja sumbu y, dari point grid 1 ke point grid 2
▪ Nilai pada Increment otomatis terkalkulasi
▪ Klik Apply
▪ Klik OK

Dialog Box Replicate

Gambar Konfigurasi Jembatan di duplikasi

Rangka yang diduplikasi tidak perlu diberikan tumpuan dan beban lagi, karena pada perintah
Replicate juga menduplikasi tumpuan dan beban yang telah diberi sebelumnya.

3D TRUSS 159
DRAW ELEMET

▪ Klik Draw > Draw Frame/Cable/Tendon atau klik ikon pada toolbar sebelah kiri
▪ Pastikan menggambar pada bidang X-Z

Quick Draw Menu

Draw Menu

▪ Line Object Type berupa batang lurus (Straight Frame)


▪ Pilih Section sesuai penampang yang akan digambar.
▪ Gambarkan batang pada grid yang telah didesain.
▪ Lengkapi rangka pada permodelan.

Gambar Penggambaran Elemen Rangka

3D TRUSS 160
DRAW ELEMET

▪ Select Rangka Jembatan yang baru digambar


▪ Klik Assign Menu > Frame > Release/ Partial Fixity
▪ Centang pada kotak release untuk momen (Momen Minor dan Momen Major)
▪ Klik Apply
▪ Klik OK

Dialog Box Assign Frame Releases and Partial Fixity

Gambar Permodelan setelah diberi Release Moment

3D TRUSS 161
R U N A N A LY S I S

▪ Klik Analyze Menu > Set Analysis Options


▪ Pilih Spce Truss (kasus pemodelan rangka 3D)
▪ Klik OK

Dialog Box Analysis Options

▪ Klik Analyze > Run Analysis, atau dengan shortcut klik F5 pada keyboard
▪ Pada kasus MODAL, tidak perlu di Analisa sehingga klik MODAL pada tabel
▪ Klik Run/Do Not Run Case
▪ Klik Run Now

Dialog Box Set Load Cases to Run

3D TRUSS 162
STUDY CASE 6 BILLBOARD FRAME

1,5 m 1,5 m 1,5 m 1,5 m 1,5 m 1,5 m 1,5 m 1,5 m 0,75 m 0,75 m
1,5 m 1,5 m 1,5 m 1,5 m 1,5 m
7m

Info Model Info Penampang


Jenis struktur : Rangka Baja : Pipa 400.12,7
Fungsi Bangunan : Billboard Frame : L30.30.4
Tumpuan : Jepit : WF 150.75.5.7

Pembebanan
Mutu Material
DL : - Komponen Struktur
Mutu Baja : BJ 37
- Papan Billboard
fy : 240 Mpa
L : 96 kg
fu : 370 Mpa
W : 30 kg

BILLBOARD FRAME 163


CREATE PROJECT FILE

▪ Klik File Menu > New Model, atau tekan Ctrl + N. Maka akan keluar tampilan
seperti gambar dibawah ini.

Dialog Box New Model

▪ Tentukan Unit yang akan digunakan


▪ Pilih Template “3D Frame”
▪ Pilih 3D Frame Type = Open Frame Building
▪ Centang pada kotak Use Custom Grid Spacing and Locate Origin*
▪ Klik Edit Grid

Dialog Box 3D Frame

BILLBOARD FRAME 164


CREATE PROJECT FILE

Kemudian modifikasi jarak pada bentang sesuai arah grid dan dengan data perencanaan
dalam jendela Define Grid System Data seperti pada gambar dibawah ini.

Dialog Box Define Grid System Data

▪ Display Grid as = Spacing


▪ Pastikan data diinput sesuai dengan Units!
▪ Klik “OK”
▪ Maka akan muncul lembar kerja seperti pada gambar dibawah

Lembar Kerja dengan Gambar Permodelan Awal

BILLBOARD FRAME 165


CREATE PROJECT FILE

▪ Klik Define Menu > Materials


▪ Pilh Material A992Fy50
▪ Klik Add Copy of Material

Dialog Box Define Material

▪ Beri Nama Material sesuai dengan


rencana
▪ Display Color ditentukan oleh user
(optional)
▪ Berat per volume baja = 7850 kg/m3
▪ Modulus Elastisitas Beton, Es =
200000 MPa
▪ Fy = 240 Mpa (N/mm2)
▪ Fu = 370 Mpa (N/mm2)
▪ Fye = 240 Mpa x 1.1*
▪ Fue = 240 Mpa x 1.1*
▪ Pastikan data diinput sesuai dengan
Units
▪ Klik OK

Dialog Box Material Property Data

*Nilai faktor diperoleh dari FEMA 356 pada tabel 5-3

BILLBOARD FRAME 166


DEFINE SECTION PROPERTIES

▪ Klik Define Menu > Section Properties > Frame Sections


▪ Klik Add New Property

Dialog Box Frame Properties

▪ Pilih Frame Section Property Type menjadi Steel


▪ Klik penampang Angle Section

Dialog Box Add Frame Section Property

BILLBOARD FRAME 167


DEFINE SECTION PROPERTIES

▪ Beri Nama sesuai dengan penampang


▪ Input dimensi elemen berdasar spesifikasi penampang
▪ Pilih material sesuai yang telah direncanakan
▪ Klik OK
▪ Ulangi langkah diatas untuk perencanaan penampang lainnya

Dialog Box Section

BILLBOARD FRAME 168


DRAW ELEMET
▪ Klik Draw > Draw Frame/Cable/Tendon atau klik ikon pada toolbar sebelah kiri
▪ Pastikan menggambar pada bidang X-Z

Properties of Object
Quick Draw Menu

Draw Menu

▪ Line Object Type berupa batang lurus (Straight Frame)


▪ Pilih Section sesuai penampang yang akan Digambar
▪ Gambarkan batang pada grid yang telah didesain

Gambar Penggambaran Tiang

BILLBOARD FRAME 169


EDIT ELEMENT

▪ Select seluruh rangka


▪ Klik Edit Menu > Replicate
▪ Pilih jendela Linear, pilih Pick Two Point on Model
▪ Tarik garis pada lembar kerja sumbu y, dari point grid 1 ke point grid 2
▪ Nilai pada Increment otomatis terkalkulasi
▪ Klik Apply
▪ Klik OK

Dialog Box Replicate

Gambar Frame yang telah di duplikasi

BILLBOARD FRAME 170


DRAW ELEMET

▪ Klik Draw > Draw Frame/Cable/Tendon atau klik ikon pada toolbar sebelah kiri
▪ Pastikan menggambar pada bidang X-Z

Quick Draw Menu

Draw Menu

▪ Line Object Type berupa batang lurus (Straight Frame)


▪ Pilih Section sesuai penampang yang akan digambar.
▪ Gambarkan batang pada grid yang telah didesain.
▪ Lengkapi rangka pada permodelan.

Gambar Penggambaran Elemen Rangka

BILLBOARD FRAME 171


ASSIGN SUPPORT

▪ Klik Assign > Joint > Restraints


▪ Pilih jenis tumpuan fixed
▪ Select joint yang akan dijadikan tumpuan
▪ Klik Apply
▪ Klik OK

Dialog Box Assign Joint Restraint

Gambar Frame dengan tumpuan Jepit

Setelah memberikan tumpuan selanjutkan dilakukan pemodelan berikutnya dan pendefinisian


beban.

BILLBOARD FRAME 172


DEFINE LOAD PATTERN

▪ Klik Define > Load Combinations


▪ Klik Add New Combo
▪ Type sesuaikan dengan tipe dari beban yang direncanakan
▪ Klik Add New Load Pattern

Dialog Box Define Load Patterns

▪ Berikan nama Kombinasi Pembebanan4 sesuai dengan perencanaan.


▪ Pilih Load Case yang direncanakan
▪ Input data Scale Faktor berdasar nilai faktor dari peraturan* yang berlaku
▪ Klik Add
▪ Klik OK
▪ Ulangi langkah diatas pada setiap kombinasi pembebanan

Dialog Box Load Combination Data

4Kombinasi Pembebanan dapat dilihat pada SNI 1727: 2013

BILLBOARD FRAME 173


ASSIGN LOAD

Wp Wd

Wp Wd

Wp Wd

Wp Wd

Wp Wd

Wp Wd

Info Beban
DL : Selfweight
: Beban Lapisan Penutup, bagian atas 30 kg dan bawah 45 kg.
LL
: Beban Pekerja (96 kg)
WL
: Beban Angin (Wd=32 kg, Wp= 14 kg)

Semua beban yang bekerja pada permodelan diasumsikan beban titik, mengingat dalam
kerja sistem struktur rangka beban bekerja pada titik buhul dengan sambungan pelat buhul/
gusset sehingga tidak terdapat momen pada titik buhul.

Pada kasus ini beban hidup pekerja(LL) terjadi pada joint atas rangka. Berdasar beban
yang bekerja pada permodelan struktur makan kombinasi pembebanan digunakan yaitu:
▪ 1.4 D
▪ 1.2 D + 1.6 L +0.5 W
▪ 0,9D +1.0 W

Kemudian dilakukan pemberian beban yang bekerja pada permodelan struktur.

BILLBOARD FRAME 174


R U N A N A LY S I S

▪ Klik Analyze Menu > Set Analysis Options


▪ Pilih Spce Frame (kasus pemodelan portal 3D)
▪ Klik OK

Dialog Box Analysis Options

▪ Klik Analyze > Run Analysis, atau dengan shortcut klik F5 pada keyboard
▪ Pada kasus MODAL, tidak perlu di Analisa sehingga klik MODAL pada tabel
▪ Klik Run/Do Not Run Case
▪ Klik Run Now

Dialog Box Set Load Cases to Run

BILLBOARD FRAME 175


ASSESSMENT 01
3D GABLE FRAME
ASSESSMENT 01

1m
Purlin
C 120.50.3,1

1.8 m
Non Prismatic IWF
500.150.6,5.9 s/d 300.150

5m
Kolom
WF 300.150.6,5.9

1m 1m

9m 9m

4.5 m
Roof Bracing
Rod ø 12

4.5 m

Purlin
C 120.50.3,1
4.5 m

Gable 4.5 m
Non Prismatic IWF
X

6m 6m 6m 6m 6m Y

Purlin
C 120.50.20.3,1 1.8 m

Wall Bracing
Rod ø 12mm

Kolom 5m
Z
WF 300.150.6,5.9

Y
6m 6m 6m 6m 6m

ASSESSMENT 1 177
ASSESSMENT 01

Info Model Info Beban


Jenis Struktur : Gable Frame Steel Beban Mati : Selfweight
Kategori Bangunan : Terbuka Beban Air Hujan : Tebal 3 mm (Asumsi)
Beban Penutup Atap : 20kg/m
Info Mateial Beban Hidup Atap : 96 kg.m2
Mutu Baja : BJ 37 Beban Angin : Lihat Digambar
fy = 240 MPa
fu = 370 MPa Kombinasi Beban
E = 200000 MPa 1.4D
1.2D + 1.6Lr + 0.5W
1.2D + 1.6R + 0.5W
1.2D + 1.0W + 0.5Lr
0.9D + 1.0W

80 kg 80 kg 80 kg 80 kg 80 kg 80 kg

65 kg 128 kg

72 kg 136 kg

65 kg 128 kg

46 kg 46 kg 46 kg 46 kg 46 kg 46 kg
X

136 kg
72 kg

128 kg
65 kg

Skema Pembebanan Struktur dengan Beban Angin

ASSESSMENT 1 178
ASSESSMENT 02
3D GABLE FRAME
ASSESSMENT 01

6.0 m

6.0 m

6.0 m

6.0 m

6.0 m

6.0 m
Y

6.0 m 6.0 m 6.0 m 6.0 m 6.0 m 6.0 m 6.0 m 6.0 m 6.0 m 6.0 m
X

3.8 m

3.8 m

3.8 m

3.8 m

3.8 m
Z

6.0 m 6.0 m 6.0 m 6.0 m 6.0 m 6.0 m 6.0 m 6.0 m 6.0 m 6.0 m
X

Info Model Info Beban


Jenis Struktur : Struktur Baja Beban Mati : Selfweight
Fungsi Bangunan : Parkiran Kendaraan Beban Air Hujan : Tebal 10 mm (Asumsi)
Beban Dinding setengah : 100kg/m
Info Mateial Beban Fungsi : 250 kg/m2
Mutu Baja : BJ 37

Info Penampang Kombinasi Beban


Kolom : HB 300x300 1.4D
Balok Induk : IWF 350x175 1.2D + 1.6Lr + 0.5W
Balok Anak : IWF 300x150 1.2D + 1.6R + 0.5W
Floordeck : Bondek t = 150mm

ASSESSMENT 2 180
REFFERENCE

CSI Structural and Earthquake Engineering Software, 2017. Introductory Tutorial for
SAP2000® Linear and Nonlinear Static and Dynamic Analysis and Design of Three-
Dimensional Structures. USA: Computers & Structures, Inc.

CSI Structural and Earthquake Engineering Software, 2017. CSI Analysis Reference
Manual for SAP200, ETABS, SAFE, and CSiBridge. USA: Computers & Structures, Inc.

FEMA 356, 2000. Prestandard and Commentary for The Seismic Rehabilitation of
Bulding. Washington, D.C.: Federal Emergency Management Agency.

SNI 1725, 2016. Pembebanan untuk Jembatan. Indonesia: Badan Standarisasi Nasional

SNI 1726, 2019. Tata Cara Perencanaan Ketahan Gempa untuk Struktur Bangunan
Gedung dan Non Gedung. Indonesia: Badan Standarisasi Nasional

SNI 1727, 2013. Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung dan
Struktur Lain. Indonesia: Badan Standarisasi Nasional

SNI 2847, 2019. Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung. Indonesia:
Badan Standarisasi Nasional

REFFERENCE 181
“Dalam dunia yang sudah memasuki era revolusi industri 4.0 ini maka sudah menjadi
kewajiban bagi setiap structural engineer untuk menguasai software teknik sipil,
namun hal penting yang harus diingat adalah software hanya alat bantu.
Kemampuan dan dasar keilmuan penggunanya yang menentukan benar atau
salahnya hasil analisa struktur“

~ Ahmad Syarif Fajarul Ihsan, S.T.


(Direktur ahlistruktur.com)

Anda mungkin juga menyukai