Anda di halaman 1dari 11

TUGAS INDIVIDU

RESUME TENTANG RELIABILITAS DAN VALIDITAS


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Biostatistik
Dosen :Karmitasari Yanra Katimenta,Ners.,M.Kep

Disusun Oleh :

Nama : Indah Permata Sari


Nim : 2017.C.09a.0844
Tingkat : IV A
Prodi : S1 Keperawatan

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2020/2021
RESUME TEORI RELIABILITAS DAN VALIDITAS :

1. Validitas Dan Reliabilitas Instrumen


Pada prinsipnya, meneliti adalah melakukan pengukuran, oleh sebab itu
dibutuhkan alat ukur atau instrumen penelitian yang baik (telah teruji validitas dan
reabilitasnya) agar mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel.Perlu
dibedakan antara hasil penelitian yang valid dan reliabel dengan instrumen penelitian
yang valid dan reliabel.Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data
yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya.Terjadi pada obyek yang diteliti.
Kalau dalam obyek berwarna merah, sedangkan data yang terkumpul memberi data
berwarna putih maka hasil penelitian tidak valid.Sedangkan hasil penelitian dikatakan
reliabel, menurut Sugiyono (2010) yakni bila terdapat kesamaan data dalam waktu
yang berbeda.Kalau dalam obyek kemarin berwarna merah, maka sekarang dan besok
tetap berwarna merah.
Sedangkan suatu instrumendikatakan valid apabila alat ukur yang digunakan
untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid.valid berarti instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Neraca yang valid dapat
digunakan untuk menguur massa dan menjadi tidak valid jika digunakan untuk
mengukur panjang.Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan
beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.
Untuk mendapatkan hasil peneltian yang valid dan reliabel, maka instrumen
penelitian yang digunakan pun mutlak harus valid dan reliabel. Namun hal ini tidak
berarti bahwa dengan menggunakan instrumen yang telah teruji validitas dan
reabilitasnya, otomatis hasil (data) penelitian menjadi valid dan reliabel. Hal ini
masih akan dipengaruhi oleh kondisi obyek yang diteliti, dan kemampuan orang yang
menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data.
Instrumen-instrumen dalam ilmu alam biasanya telah diakui validitas dan
reliabilitasnya (kecuali yang rusak atau palsu).Instrumen-instrumen tersebut dapat
dipercaya sebab telah teruji validitas dan reliabilitasnya sebelum digunakan untuk
memperoleh data.Sedangkan ilnstrumen-instrumen dalam ilmu sosial biasanya juga
sudah ada yang baku karena telah teruji validitas dan reliabilitasnya, tetapi banyak
juga yang belum baku bahkan belum ada. Instrumen yang tidak teruji validitas dan
reliabilitasnya, jika digunakan dalam penelitian akan menghasilkan data yang sulit
dipercaya kebenarannya. Oleh sebab itu, sebelum digunakan untuk mengukur,
instrumen harus dikalibrasi (diuji validitas dan reliabilitasnya).
Pada dasarnya, terdapat dua macam instrumen, yaitu instrumen yang berbentuk
tes untuk mengukur hasil belajar dan instrumen nontes untuk mengukur
sikap.Instrumen yang berupa test jawabannya adalah “salah atau benar”, sedangkan
instrumen sikap jawabannya bersifat “positif atau negatif”.
Instrumen yang valid harus mempunyai validitas internal dan eksternal.Instrumen
yang mempunyai validitas internal atau rasional, bila kriteria yang ada
dalaminstrumen secara rasional (teoritis) telah mencerminkan apa yang diukur. Jadi
kriterianya ada di dalam instrumen itu.Sedangkan bila kriteria instrumen disusun
berdasarkan fakta-fakta empiris yang telah ada, maka itu merupakan instrumen yang
memiliki validitas eksternal.Jadi, validitas internal instrumen dikembangan menurut
teori yang relevan sedangkan validitas eksternal instrumen dikembangkan dengan
fakta empiris. Menurut Sugiyono (2010), suatu penelitian dikatakan memiliki
validitas internal jika data yang dihasilkan merupakan fungsi dari rancangan dan
instrumen yang digunakan, dan memiliki validitas eksternal bila hasil penelitian dapat
diterapkan pada sampel lain (digeneralisasikan).
Validitas internal instrumen yang berupa tes harus memenuhi construct validity
(validitas konstruksi) dan content validity (validitas isi). Instrumenyang mempunyai
validitas konstruksi, jika instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukut gejala
sesuai dengan yang didefinisikan.Instrumen yang harus mempunyai validitas isi
(content validity) adalah instrumenyang berbentuk tes yang sering digunakan untuk
mengukurprestasi belajar (achievement) dan mengukur efektifitas pelaksanaan
program dan tujuan.Untuk menyusun instrumen prestasi belajar yang mempunyai
validitas isi (content validity), maka instrumen harus disusun berdasarkan materi
pelajaran yang telah diajarkan.Sedangkan instrumen yang digunakan untuk
mengetahui pelaksanaan program, maka instrumen yang disusun berdasarkan
program yang telah direncanakan.Selanjutnya instrumen yang digunakan untuk
mengukur tingkat tercapainya tujuan (efektivitas) maka instrumen harus disusun
berdasarkan tujuan yang telah dirumuskan.

2. Pengujian Validitas Dan Reliabilitas Instrumen


2.1 Pengujian validitas instrumen
2.1.1. Pengujian validitas konstruksi (construct validity)
Untuk menguji validitas konstruksi digunakan pendapat para ahli
(judgment experts) setelah sebelumnya instrumen tersebut dikonstruksi
aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu. Jumlah
tenaga ahli yang digunakan minimal tiga orang dan umumnya mereka telah
bergelar doktor sesuai dengan lingkup yang diteliti.
Langkah selanjutnya yaitu melakukan uji coba instrumen kepada
sampel dari mana populasi diambil.Jumlah anggota sampel yang digunakan
sekitar 30 orang.Setelah data ditabulasikan, maka pengujian validitas
konstruksi dilakukan dengan analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan
antar skor item instrumen dalam satu faktor, dan mengkorelasikan skor faktor
dengan skor total.Berikut ini adalah contoh menguji validitas konstruksi
dengan analisis faktor.
Misalnya akan dilakukan pengujian validitas konstruksi melalui
analisis faktor terhadap instrumen untuk mengukur prestasi kerja pegawai.
Jadi dalam hal ini variabel penelitiannya adalah prestasi kerja. Berdasarkan
teori dan konsultasi ahli, indikator pretasi kerja pegawai meliputi dua faktor
yaitu: kualitas hasil kerja dan kecepatan kerja. Selanjutnya indikator (faktor)
kecepatan kerja dikembangkan menjadi tiga pertanyaan, dan kualitas hasil
kerja dikembangkan menjadi 4 butir pertanyaan.Instrumen yang terdiri dari 7
butir pertanyaan tersebut, selanjutnya diberikan kepada 5 orang pegawai
sebagai responden untuk menjawabnya.Jawaban responden ditunjukkan pada
tabel 2.Arti angka: 4 berarti sangat tinggi, 3 tinggi, 2 rendah, 1 sangat rendah
prestasinya.
Analisis faktor dilakukan dengancara mengkorelasikan jumlah skor
faktor dengan skor total. Bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan
besarnya 0,3 ke atas maka faktor tersebut merupakan construct yang kuat.
Jadi berdasarkan analisis faktor itu dapat disimpulkan bahwa instrumen
tersebut memiliki validitas konstruksi yang baik.
Tabel 1
Data Prestasi Kerja Pegawai
No. Jml Jml Jml
Skor Faktor 1 Skor Faktor 2 untuk
Res. 1 2 Total
untuk butir no: butir no:
(X1) (X2) (Y)
1 2 3 1 2 3 4
1. 3 4 3 10 3 3 2 4 12 22
2. 4 3 2 9 4 3 4 4 15 24
3. 1 2 1 4 3 2 1 2 8 12
4. 3 3 3 9 4 4 3 3 14 23
5. 2 2 4 8 3 1 2 1 7 15

Berdasarkan tabel 2 tersebut telh dihitung bahwa korelasi antara


jumlah faktor 1 (X1) dengan skor total (Y) = 0,85 dan korelasi antara jumlah
faktor 2 (X2) dengan skor total (Y) = 0,94. Karena koefisien korelasi kedua
faktor tersebut di atas 0,3, maka dapat disimpulkan bahwa kualitas hasil
kerja dan kecepatan kerja merupakan konstruksi (construct) yang valid untuk
variabel prestasi kerja pegawai.
Selanjutnya apakah setiap butir dalam instrumen itu valid atau tidak,
dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan antara skor butir dengan skor
total (Y). Jadi untuk keperluan ini ada tujuh koefisien korelasi yang perlu
dihitung. Bila harga korelasi di bawah 0,3, maka dapat disimpulkan bahwa
butir instrumen tersebut tidak valid, sehingga harus dperbaiki atau dibuang.
Dari hasil perhitungan diketahui bahwa korelasi ketujuh butir
instrumen dengan skor total ditunjukkan pada tabel 3.

Tabel 2
Hasil Perhitungan Pengujian Validitas Konstruk
No. r hitung r kritis Keputusan
r1y 0,95 0,30 Valid
r2y 0,79 0,30 Valid
r3y 0,22 0,30 tidak valid
r4y 0,73 0,30 Valid
r5y 0,79 0,30 Valid
r6y 0,84 0,30 Valid
r7y 0,83 0,30 Valid

Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa butir no 2 (faktor 1) tidak


valid karena koreasi butir tersebut dengan skor total hanya 0,22. Butir
tersebut tidak selaras dengan butir yang lain.
Pengujian seluruh butir instrumen dalam satu variabel dapat juga
dilakukan dengan mencari daya pembeda skor tiap item dari kelompok yang
memberikan jawaban tinggi dan jawaban rendah.Jumlah kelompok yang
tinggi diambil 27% dan kelompok yang rendah diambil 27% dari sampel uji
coba.Pengujian analisis daya pembeda dapat menggunakan t-test.Berikut ini
diberikan contoh analisis daya pembeda untuk menguji validitas instrumen.
Tabel 3
Kelompok Skor Tinggi dan Rendah pada Instrumen untuk mengukur
kinerja aparatur Negara
Skor-skor kelompok tinggi Skor-skor kelompok rendah
126 81
128 96
135 104
135 107
135 108
140 108
142 109
X1 = 135,1 X2 = 101,85
S1 = 6,1 S2 = 10,2
S12 = 38,1 S22 = 104,4

Contoh:
Suatu instrumen penelitian akan digunakan untuk mengukur kinerja
aparatur Negara. Instrumen tersebut telah dikonsultasikan kepada paara ahli
aparatur dn dinyatakan siap untuk diujicoba. Uji coba diberlakukan terhadap
sampel 25 responden yang tahu maslaah aparatur.Berdasarkan 25 responden
tersebut dapat dikelompokkan 27% responden yang memberikan skor tinggi
dan 27% skor rendah.
Untuk menguji daya pembeda digunakan rumus t-test sebagai berikut:
X 1−X 2
t= 1 1
Sgab +

n1 n2
Di mana:

( n1−1 ) s 12 +(n 2−1)s 22


Sgab =
√ ( n 1+ n 2 )−2
Berdasarkan data yang ada pada tabel 4 dan rumus tersebut, maka:
( 7−1 ) 3,81+ (7−1 ) 104,4
Sgab =
√ ( 7+7 ) −2
Sgab = 8,4
135,1−101,85
t= 1 1
8,4 +
7 7 √
jadi t hitung = 7,37

Untuk mengetahui apakah perbedaan tu signifikan atau tidak, maka


harga t hitung tersebut peru dibandingkan dengan t tabel. Bila t hitung lebih
besar daripada t tabel, maka perbedaan itu signifikan, sehingga instrumen
dinyatakan valid.
Pengujian validitas dengan uji beda ini didasarkan asumsi bahwa
kelompok responden yang digunakan sebagai uji coba berdistribusi
normal.Dengan demikian, kelompok skor tinggi dan rendah harus berbeda
secara signifikan, sesuai dengan kurva normal.
2.1.2. Pengujian validitas isi
Pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara
isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan.Secara teknis,
pengujian validitas isi dan konstruksi dapat dibantu dengan menggunakan
kisi-kisi instrumen atau matrik pengembangan instrumen.
Untuk menguji validitas butir-butir instrumen lebih lanjut, maka
setelah dikonsultasikan dengan ahli, maka selanjutnya diujicobakan dan
dianalisis dengan analisis item atau uji pembeda. Analisis item dilakukan
dengan menghitung korelasi antara skor butir instrumen dengan skor total
dan uji pembeda dilakukan dengan menguji signifikansi perbedaan antara
27% skor kelompok atas dan 27% skor kelompok bawah.

2.1.3. Pengujian validitas eksternal


Validitas eksternal instrumen diuji dengan cara membandingkan
(untuk mencari kesamaan) antara kriteria yang ada pada instrumen dengan
fakta-fakta empiris yang terjadi di lapangan.
Instrumen penelitian yang mempunyai validitas eksternal yang tinggi
akan mengakibatkan hasil penelitian mempunyai validitas eksternal yang
tinggi pula. Untuk meningkatkan validitas eksternal penelitian selain dengan
meningkatkan validitas eksternal instrumen, maka dapat dilakukan dengan
memperbesar jumlah sampel.

6. Pengujian Reliabilitas Instrumen


Pengujian reliabilitas instrumen penelitian dapat dilakukan secara eksternal
maupun internal.Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-retest
(stability), equivalent, dan gabungan keduanya.Secara internal, reliabilitas instrumen
dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen
dengan teknik tertentu.
a. Test-retest
Pengujian ini dilakukan dengan cara mencobakan instrumen beberapa kali pada
koresponden. Jadi dalam hal ini instrumennya sama, responden sama, dan waktu
yang berbeda. Reliabiitas diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama
dengan yang berikutnya.Bila koefisien korelasi positif dan signifikan maka
instrumen tersebut sudah dinyatakan reliabel.
b. Ekuivalen
Instrumen yang ekuivalen adalah pernyataan yang secara bahasa berbeda, tetapi
maksudnya sama. Pengujian dengan cra ini cukup dilakukan sekali, tetai
instrumennya dua, pada responden yangsama, waktu yang juga sama, dan
instrumen berbeda.
c. Gabungan
Pengujian reliabilitas ini dilakukan dengan cara mencobakan dua instrumen yang
ekuivalen itu beberapa kali ke responden yang sama. Reliabilitas instrumen
dilakukan dengan mengkorelasikan dua instrumen, setelah itu dikorelasikan pada
penguian kedua, dan selanjutnya dikorelasikan secara silang.
d. Internal consistency
Pengujian dengan cara ini dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali
saja. Kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu.Hasil
analisis dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrumen.Berkut rumus-
rumus untuk uji relianilitas instrumen.

Rumus Spearman Brown:


2 rb
ri =
1+ rb
di mana:
ri = reliabilitas insternal seluruh instrumen
rb = korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua
Rumus KR. 20 (Kuder Richardson)
s2t −Σpiqi
Ri =
k
(k −1) { s 2t }
Di mana:
K = jumlah item dalam instrumen
Pi = proporsi banyaknya subyek yang menjawab pada item 1
Q1 = 1 – pi
s21 = varians total

Rumus KR 21
k
Ri = ¿
(k −1)
Di mana:
K = jumlah item dalam instrumen
M = mean skor total
s21 = varians total

Analisis Varian Hoyt (Anova Hoyt)


MKe
Ri= 1 –
MKs
Di mana:
MKs = mean kuadrat antara obyek
MKe = mean kuadrat kesalahan
Ri = reliabilitas instrumen

DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohamad, 1990. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi,
Bandung:Angkasa

Idrus, Muhammad.2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial (Pendekatan Kualitatif dan


Kuantitatif Edisi Kedua). Jakarta : Erlangga.
Margono,S, 2007. Metedologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta

Nawawi,Hadari,1983. Metedologi Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: UGM Press

Sudjana, Nana , Ibrahim, 1989. Penelitian dan Penelitian Pendidikan. Bandung:


Sinar Baru

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Tandiling Edy.2012. Jurnal Penelitian Pendidikan. Pontianak : Universitas


Tanjungpura.

Anda mungkin juga menyukai

  • Skenario Supervisi Kelompok 7 Depranata: Kepala Ruangan (Karu)
    Skenario Supervisi Kelompok 7 Depranata: Kepala Ruangan (Karu)
    Dokumen4 halaman
    Skenario Supervisi Kelompok 7 Depranata: Kepala Ruangan (Karu)
    Indah Permata Sari
    Belum ada peringkat
  • VBBBJJ
    VBBBJJ
    Dokumen6 halaman
    VBBBJJ
    Indah Permata Sari
    Belum ada peringkat
  • BBNNNNNN
    BBNNNNNN
    Dokumen17 halaman
    BBNNNNNN
    Indah Permata Sari
    Belum ada peringkat
  • Belum Jadiiuu
    Belum Jadiiuu
    Dokumen103 halaman
    Belum Jadiiuu
    Indah Permata Sari
    Belum ada peringkat
  • MMMMKM
    MMMMKM
    Dokumen13 halaman
    MMMMKM
    Indah Permata Sari
    Belum ada peringkat
  • Akaksj
    Akaksj
    Dokumen5 halaman
    Akaksj
    Indah Permata Sari
    Belum ada peringkat
  • INDAH
    INDAH
    Dokumen11 halaman
    INDAH
    Indah Permata Sari
    Belum ada peringkat
  • GJJJ
    GJJJ
    Dokumen11 halaman
    GJJJ
    Indah Permata Sari
    Belum ada peringkat
  • Akaksj
    Akaksj
    Dokumen5 halaman
    Akaksj
    Indah Permata Sari
    Belum ada peringkat
  • Nsjjsaj
    Nsjjsaj
    Dokumen49 halaman
    Nsjjsaj
    Indah Permata Sari
    Belum ada peringkat
  • GJJJ
    GJJJ
    Dokumen11 halaman
    GJJJ
    Indah Permata Sari
    Belum ada peringkat
  • Dokumen 4
    Dokumen 4
    Dokumen3 halaman
    Dokumen 4
    Indah Permata Sari
    Belum ada peringkat
  • GJJJ
    GJJJ
    Dokumen11 halaman
    GJJJ
    Indah Permata Sari
    Belum ada peringkat
  • Ksjsjs
    Ksjsjs
    Dokumen15 halaman
    Ksjsjs
    Indah Permata Sari
    Belum ada peringkat
  • Ksjananbaba
    Ksjananbaba
    Dokumen6 halaman
    Ksjananbaba
    Indah Permata Sari
    Belum ada peringkat
  • Hhhyykhr
    Hhhyykhr
    Dokumen6 halaman
    Hhhyykhr
    Indah Permata Sari
    Belum ada peringkat
  • NDNDJ
    NDNDJ
    Dokumen8 halaman
    NDNDJ
    Indah Permata Sari
    Belum ada peringkat
  • Hhhyykhr
    Hhhyykhr
    Dokumen6 halaman
    Hhhyykhr
    Indah Permata Sari
    Belum ada peringkat
  • NNNN
    NNNN
    Dokumen37 halaman
    NNNN
    Indah Permata Sari
    Belum ada peringkat
  • A SMSNNDND
    A SMSNNDND
    Dokumen12 halaman
    A SMSNNDND
    Indah Permata Sari
    Belum ada peringkat
  • A SMSNNDND
    A SMSNNDND
    Dokumen12 halaman
    A SMSNNDND
    Indah Permata Sari
    Belum ada peringkat
  • BBBBN
    BBBBN
    Dokumen7 halaman
    BBBBN
    Indah Permata Sari
    Belum ada peringkat
  • BBBHHHH
    BBBHHHH
    Dokumen4 halaman
    BBBHHHH
    Indah Permata Sari
    Belum ada peringkat
  • NNMK
    NNMK
    Dokumen5 halaman
    NNMK
    Indah Permata Sari
    Belum ada peringkat
  • Supervisi Keperawatan
    Supervisi Keperawatan
    Dokumen5 halaman
    Supervisi Keperawatan
    adam.abdurochim
    100% (1)
  • SJFJJFJ
    SJFJJFJ
    Dokumen4 halaman
    SJFJJFJ
    Indah Permata Sari
    Belum ada peringkat
  • SOP Pemberian Irigasi Telinga
    SOP Pemberian Irigasi Telinga
    Dokumen5 halaman
    SOP Pemberian Irigasi Telinga
    Yuda Suprianto
    Belum ada peringkat
  • Daftar Tilik Suction
    Daftar Tilik Suction
    Dokumen7 halaman
    Daftar Tilik Suction
    Agustin Cristiyani
    Belum ada peringkat
  • SMSMMSM
    SMSMMSM
    Dokumen2 halaman
    SMSMMSM
    Indah Permata Sari
    Belum ada peringkat
  • SOP - Batuk Efektif 2018
    SOP - Batuk Efektif 2018
    Dokumen4 halaman
    SOP - Batuk Efektif 2018
    Indah Permata Sari
    Belum ada peringkat