Anda di halaman 1dari 11

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus

(rangsangan dari luar). Perilaku manusia merupakan kumpulan perilaku

yang dimiliki oleh manusia yang dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi, nilai,

etika, kekuasaan, persuassi atau genetik (Surya, 2014). Perilaku manusia

dapat berubah secara bervariasi seperti perubahan alamiah, perubahan

rencana dan kesediaan untuk berubah (Notoadjmojo, 2011). Perubahan

perilaku pada manusia dapat berdampak pada perilaku menyimpang

seperti tindakan kriminal, penyimpangan seksual, pergaulan bebas,

penyalahgunaan Narkoba, serta seks pra nikah (Suharto, 2012).

Orientasi seksual sesama jenis atau biasa disebut homoseksual

yaitu suatu wacana yang belakangan ini menarik banyak perhatian

berbagai pihak. Homoseksual merupakan salah satu bentuk perilaku seks

yang menyimpang, yang ditandai dengan adanya ketertarikan (kasih

sayang, hubungan emosional, dan secara erotik) dengan sesama jenis

(Fajriani, 2013). Direktorat Kesehatan Jiwa pula mendefinisikan

homoseksual ialah rasa tertarik secara perasaan (kasih sayang, ikatan

emosional) serta secara erotik baik secara pendominan (lebih menonjol)

ataupun eksklusif (sekadar) terhadap orang- orang yang berjenis kelamin

sama (Aziz, 2017).


2

Homoseksual dianggap hal yang tabu ditengah-tengah masyarakat

dikarenakan hubungan jenis kelamin yang sama dianggap menyimpang

bagi sebagian besar masyarakat. Homoseksual (Lesbian) menggambarkan

perempuan cenderung menyukai sesama jenisnya (Fajriani, 2013).

Homoseksual menjadi isu yang sedang berkembang di berbagai

negara termasuk negara Indonesia yang sedang marak mekjkmbahas

mengenai prilaku homoseksual. Di Amerika Serikat prevalensi

homoseksual tertinggi yaitu New York sekitar 272,493 (4.5%) dari 8,399

juta penduduk (5.5%) Dari 100% presentase. Los Angeles sekitar 154,270

(5,6%) dari 3,99 juta penduduk (4.4%) Dari 100% presentase, Chicago

sekitar 114,449 (5.7%) dari 2,706 juta penduduk (4.3%) Dari 100%

presentase , dan San Francisco sekitar 94,234 (15,4%) Dari 883.305

penduduk (84.6) Dari 100% presentase (Richard, 2011).

Berdasarkan data Kemenkes RI (2011) di Indonesia kaum

homoseksual mencapai 800 jiwa, sedangkan berdasarkan estimasi

Kemenkes RI (2012) diperkirakan terdapat 1.095.970 (10,9%) dari

97,541,330 (89.1%) Dari (100%) presentase dari penduduk indonesia yang

tercatat homoseksual, hal lain yang ditemukan di masyarakat sebanyak 5,7

juta penduduk Indonesia mengakui bahwa dirinya adalah homoseksual

(Handayani, 2013). Hal ini mengambarkan ketidakpastian prevalensi

mengenai homoseksual (lesbian), akan tetapi data yang ada menunjukan

perkiraan akan peningkatannya prevalensi homoseksual (lesbian) di

tengah-tengah masyarakat.
3

Konsep diri merupakan semua pikiran, keyakinan serta

kepercayaan yang merupakan pengetahuan individu tentang dirinya dan

mempengaruhi hubungan dengan orang lain. Konsep diri tidak terbentuk

dari lahir, tetapi suatu pengalaman yang perlu dipelajari baik pengalaman

diri sendiri, orang terdekat ataupun realitas dunia (Stuart, 2013).

Homoseksual (lesbian) merupakan bagian dari konsep diri seseorang,

dimana pandangan seorang homoseksual membandingkan dirinya dengan

orang lain khususnya kaum heteroseksual, dan pola pikir terhadap

orientasi seksual yang dipilih.

Konsep diri homoseksual dipengaruhi oleh lingkungan, pandangan

sikap significant other dan reference group. Konsep diri homoseksual

(lesbian) yang positif atau negatif dipengaruhi oleh lingkungan sosial,

penerimaan diri dan kemampuan merespon lingkungan sosial sehingga

terbentuk konsep diri homoseksual, karenena semakin besarpengalaman

positif yang akan diperoleh oleh seseorang, sebaliknya, semakin besar

pengalam negatif seseornag akan semkin semkin negatif pula konsepdiri

yang dimiliki seseorsng tersebut, maka dari itu jika konsepdiri yang

dimiliki seseorang lesbian negatif dapat berdampak pada seseorang

tersebut menjadi tidak percaya diri, harga diri rendah dan dampak lebih

buruknya bagi seseorang atau pelaku lesbi tersebut tidak bisa menerima

dirinya sendiri dan sulit menyesuaikan diri (Yuliana, 2012).

Hasil penelitian Logie (2012) mengemukakan bahwa konsep

pembangunan psikoseksual yang memiliki sumber teori psychoanalitik


4

mengacu pada perkembangan rasa seseorang dari identitas seksual,

orientasi seksual, perilaku seksual dan peran seksual yang dianggap

sebagai dasar konseptual untuk pematangan seksual yang berdampak pada

orang-orang yang menunjukan orientasi seksual sesama jenis atau

ketidaksesuaian jenis kelamin juga bisa mengalami stres sosial akibat dari

stigma yang terkait orientasi dengan sesama jenis. Hal ini mengambarkan

pentingnya mengetahui konsep diri yang positif bagi individu agar

terhindar dari stigma dan pengaruh persepsi yang salah dari lingkungan.

Homoseksual (lesbian) berpotensi untuk mengalami penyimpangan

konsep diri. Konsep diri yang terbentuk baik konsep diri positif dan negatif

tergantung penerimaan individu terhadap penilaian orang lain dan

penilaian individu itu sendiri (Azizah, 2012). Walaupun sering kali pola

pikir tersebut berbenturan dengan agama, norma dan nilai-nilai moral yang

dianut oleh kaum lesbian sendiri dan masyarakat. menjalani kehidupan,

konsep diri memegang peranan penting karena apabila lesbian dapat

menerima dirinya sendiri, menerima kelebihan dan kekurangannya

maka seorang lesbian dapat menggali potensi yang ada pada dirinya dan

mengembangkannya. Potensi tersebut membentuk rasa percaya diri dan

optimisme dalam diri sehingga konsep diri positif dapat terbentuk.

Konsep diri lesbian akan positif atau negatif tergantung para lesbian

menganggapi peristiwa-peristiwa yang dialaminya.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada

tanggal 15 November 2020 terhadap 15 orang kaum lesbi 7 (47%)


5

diantaranya menyatakan bahwa pada awalnya pernah berhubungan dengan

lawan jenis (laki-laki) namun sering kali merasa tidak nyaman dan

mengalami kekerasan baik kekerasan fisik ataupun kekerasan seksual

sehingga mereka trauma melakukan hubungan tersebut, 6 (40%) orang

mengatakan bahwa sering di sakiti atau dikhianati laki-laki sehingga

merasa kekecewaan yang mendalam pasca putus cinta yang

mengakibatkan trauma dekat dengan laki-laki. Sedangkan 2 (13%) orang

lainnya mengatakan bahwa aktivitas yang melatarbelakangi lesbi antara

lain adalah hubungan dengan ayahnya yang renggang sejak berusia 3 tahun

karena mengalami perceraian orang tua sehingga tidak mempunyai

ketertarikan dengan laki-laki. Oleh sebab itu, seorang lesbian merasa

sangat nyaman saat dekat dengan sesama lawan jenis dengan alasan

memiliki karakter dan pemikiran yang sama khususnya masalah hubungan.

Menurut narasumber tersebut terdapat situs atau jaringan untuk mengakses

perkumpulan - perkumpulan atau mencari komunitas lesbi sehingga dapat

lebih mudah mencari pasangan sesama jenis di dalam forum misalnya

facebook khusus kaum lesbi, chatting khusus kaum lesbi dan masih

banyak lagi situs- situs yang dikhususkan untuk komunikasi antar kaum

lesbi. Berdasarkan fenomena tersebut tentunya akan berdampak pada

kehidupan mereka sebagai kaum lesbi, misalnya cap negatif dari

masyarakat sekitar. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang bagaimana gambaran konsep diri pada perilaku lesbi di

Kota Semarang.
6

B. RUMUSAN MASALAH

Homoseksual merupakan bentuk perilaku seks yang menyimpang,

ditandai dengan adanya ketertarikan (kasih sayang, hubungan emosional,

dan secara erotik) dengan sesama jenis. Homoseksual (lesbian) bagian dari

konsep diri seseorang, dimana konsep diri homoseksual (lesbian) yang

positif atau negatif dipengaruhi oleh lingkungan sosial. Konsep diri yang

negatif dilakukan seorang homoseksual akan terjadi perubahan hubungan

sosialnya. Hal ini berarti dapat saja masyarakat menolak untuk kembali

berinteraksi dengan individu tersebut begitu menyadari bahwa ia adalah

seorang homoseksual, hal ini akan berakibat pada hubungan sosial tersebut

harus berakhir atau bisa saja sebaliknya dimana masyarakat tetap

menerima individu tersebut dianggap sebagai sesuatu yang biasa, sehingga

hubungan sosial tersebut dapat terus berjalan. Berdasarkan latar belakang

diatas maka rumusan masalh dalam penelitian ini yaitu ” bagaimana

gambaran konsep diri pada perilaku Lesbi ?”.

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran konsep diri pada

perilaku Lesbian.di….

2. Tujuan khusus
7

a. Mendeskripsikan karakteristik responden meliputi umur,

pendidikan, dan pekerjaan.

b. Mendeskripsikan konsep diri

c. Mendeskripsikan perilaku lesbian

d. Mendeskripsikan gambaran konsep diri perilaku lesbian.

D. Manfaat Peneliti

1. Manfaat teoritis

Dapat memberikan kontribusi pengetahuan dibidang ilmu keperawatan

serta berguna untuk pengembangan ilmu psikologi.

2. Manfaat praktis

a. Bagi masyarakat

Penelitian ini diharapkan menambah wawasan masyarakat mengenai

perilaku seks yang menyimpang.

b. Bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, dan pengalaman

dalam malakukan penelitian, sehingga bagi peneliti dapat dijadikan

sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya.

c. Bagi peneliti lain

Penelitian ini diharapkan menjadi referensi, sebagai pembanding dan

sebagai dasar peneliti selanjutnya yang terkait dengan konsep diri

pada perilaku homoseksual.


8

E. KEASLIAN PENELITIAN

Table 1.1. keaslian penelitian

Nama Judul Metode Hasil Perbedaan


peneliti Penelitian penelitian Penelitian penelitian
dan
tahun
Warsin Gambaran Desain Hasil penelitian ini, •Judul
a Wati Persepsi penelitianini didapatkan sebagian penelitian
(2017) Remaja adalah besar (97%) usia •Waktu dan
Terhadap penelitian responden atau tempat
Perilaku deskriptif. sebanyak 84 penelitian
Lesbian, responden berusia •Variable
Gay,Biseksual antara 15-17 tahun. yang diteliti
dan Dari seluruh
Transgender responden lebih dari
(LGBT)di setengahnya (61%)
SMAN1 atau sebanyak 53
Tamansari responden berjenis
Kabupaten kelamin perempuan.
Bogor Dari 87 responden
lebih dari
setengahnya yaitu 49
responden (56%)
memiliki persepsi
yang positif dan
menganggap LGBT
adalah perilaku yang
salah atau
menyimpang.
Nunu Gambaran Penelitian ini Hasil penelitian ini •Judul
Nugrah Pengetahuan bersifat diketahui bahwa penelitian
a (2020) Remaja deskriptif tingkat pengetahuan •Waktu dan
Tentang kuantitatif. remaja tentang tempat
Lesbian, Gay, lesbian, gay, penelitian
9

Biseksual, Dan biseksual dan •Variable


Transgender transgender yang diteliti
(Lgbt) DI SMA mayoritas responden
X GARUT memiliki
pengetahuan yang
baik yaitu sebanyak
221 responden
(83,1%), dari
penelitian ini adalah
mayoritas responden
pada kategori
pengetahuan tidak
baik.
Erna Fenomenakemu Penelitian ini Hasil penelitian •Judul
Febrian nculan menggunakan menunjukkan penelitian
i (2020) Kelompok pendekatan bahwa ruang publik •Waktu dan
Homoseksual interpretif virtual bagi kaum tempat
dalam Ruang dengan LGBT merupakan penelitian
Publik Virtual metode studi salah satu ruang •Variable
kasus alternatif untuk yang diteliti
menggunakan berekspresi,
teknik berkumpul dan
observasi mengungkap jati
diri (publikasi
pendapat)
dikarenakan adanya
penolakan dan
diskriminasi di dunia
nyata.
Femylia Pengalaman Penelitian ini hasil peneilitian ini •Judul
Fahma Psikologis menggunakan menunjukan ada 4 penelitian
diyah Pelaku LGBT metode partisipan, dengan •Waktu dan
Yusdi (Lesbian Gay pendekatan menhasilkan tempat
(2016) Biseksual penelitian sebanyak 8 tema penelitian
Transgender)D kualitatif dan 8 sub tema yang •Variable
alam dengan metode berhubungan dengan yang diteliti
Memahami indept pengalaman
Identitas Diri interview, psikologis pelaku
Berdasarkan yang bertujuan lgbt(lesbian gay
Perspektif untuk biseksual
Gender(Studi mendapatkan transgender) dalam
Fenomenologi data deskriptif memahami identitas
Di Wilayah berupa ucapan diri berdasarkan
Kabupaten dari objek perspektif gender.
Jember) penelitian,
adapun teknik
10

yang
digunakan
dalam
pengumpulan
data dengan
menggunakan
teknik
snowball
sampling.
Taufiq Gaya Hidup Penelitian ini Hasil penelitian •Judul
Hidayat Lgbt Di Tengah menggunakan menunjukkan penelitian
(2017) Masyarakat pendekatan bahwa responden •Waktu dan
KOTA deskriptif berasal dari kelas tempat
BANDA kualitatif sosial, tingkat penelitian
ACEH pendidikan,jenis •Variable
pekerjaan/profesiyan yang diteliti
g bervariasi.
Responden
melakukan aktivitas
seksual layaknya
pasangan biasa
yaitu bergandengan,
berpegangan tangan,
berpelukan dan
melakukan
hubungan seksual.
Responden berupaya
untuk
menyembunyikan
orientasi seksual
mereka baik dari
keluarga maupun
teman demi
menghindari
sindiran dan
cemoohan.
Firdaus Gambaran . Penelitian ini Judul
, Konsep Diri menggunakan penelitian
Ellyana Pada Perilaku pendekatan •Waktu dan
(2020) Lesbian deskriptif tempat
penelitian
•Variable
yang diteliti
11

Anda mungkin juga menyukai