Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN dan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA


PASIEN dengan MASALAH
KRISIS TIROID
Definisi

Krisis tiroid merupakan suatu keadaan klinis hipertiroidisme yang paling


berat mengancam jiwa, umumnya ini timbul pada pasien dengan dasar
penyakit Graves atau Struma multinodular toksik, dan berhubungan
dengan faktor pencetus : infeksi, operasi, trauma, zat kontras beriodium,
hipoglikemia, partus, stress emosi, penghentian obat anti tiroid,
ketoasidosis, tromboemboli paru, penyakit serebrovaskuler/strok, palpas
tiroid terlalu kuat. (Bare & Suzanne, 2002).
Krisis tiroid/thyrotoxic crisis/thyroid storm adalah kedaruratan medis yang
disebabkan oleh eksaserbasi akut dari gejala-gejala hipertiroid. Hal ini
dapat berakibat fatal dan mematikan. Namun jarang terjadi apabila deteksi
dini dilaksanakan dan pengobatan diberikan secepatnya (Hannafi,2011).
ETIOLOGI
Krisis tiroid dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis,
atau hipotalamus, peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar
tiroid akan disertai penurunan TSH dan TRF karena umpan balik
negatif HT terhadap pelepasan keduanya.
Krisis tiroid akibat malfungsi hipofisi memberikan gambaran
kadar HT dan TSH yang tinggi. TRF akan rendah karena umpan
balik negatif dari HT dan TSH. Krisis tiroid akibat malfungsi
hipotalamus akan memperlihatkan HT yang tinggi disertai TSH
dan TRH yang berlebihan.
Penyebab lain
• Tiroiditis
• Penyakit troboblastis
• Ambilan hormon tiroid secara berlebihan
• Pemakaian yodium yang berlebihan
• Kanker pituitari
• Obat-obatan seperti Amiodarone
Manifestasi Klinis
• Peningkatan frekuensi denyut jantung
• Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan terhadap
katekolamin
• Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas, intoleran
terhadap panas, keringat berlebihan
• Penurunan berat, peningkatan rasa lapar (nafsu makan baik)
• Peningkatan frekuensi buang air besar
• Gondok (biasanya), yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid
• Gangguan reproduksi
• Tidak tahan panas
• Cepat letih
• Tanda bruit
• Haid sedikit dan tidak tetap
• Pembesaran kelenjar tiroid
• Mata melotot (exoptalmus)
• Takikardia berat (>130X/menit)
• Kolaps kardiovaskuler akibat gagal jantung, shock kardiogenik, hipovolemia,
aritmia jantung.
• Hipertermia (>38,5°C)
PATOFISIOLOGI
Patogenesis krisis tiroid belum sepenuhnya diketahui. Yang jelas bahwa
kadar hormon tiroid di sirkulasi lebih tinggi daripada yang terlihat pada
tirotoksikosis tanpa komplikasi, yang memperburuk keadaan tirotoksik.
Tampaknya kecepatan peningkatan hormon tiroid di sirkulasi lebih
penting daripada kadar absolut. Perubahan yang mendadak dan kadar
hormon tiroid akan diikuti perubahan kadar protein
pengikatKemungkinan lain adalah pelepasan hormon tiroid yang cepat
ke dalam aliran darah, seperti halnya setelah pemberian yodium
radioaktif, pembedahan tiroid, atau dosis berlebih hormon tiroid.
Meningkatnya hormon bebas menyebabkan peningkatan ambilan selular
hormon tiroid. Di pihak lain, kemungkinan juga terjadi intoleransi
jaringan terhadap T3 dan T4 sehingga berkembang menjadi krisis tiroid.
Aktivasi sistem saraf adrenergik tampaknya berperan juga, mengingat
pemberian penghambat adrenergik memberikan respons yang dramatik
pada krisis tiroid.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan
TRH akan memastikan diagnosis keadaan dan lokalisasi masalah di
tingkat susunan saraf pusat atau kelenjar tiroid.
 TSH(Tiroid Stimulating Hormone)
 Bebas T4 (tiroksin)
 Bebas T3 (triiodotironin)
 Diagnosa juga boleh dibuat menggunakan ultrabunyi untuk
memastikan pembesaran kelenjar tiroid
 Tiroid scan untuk melihat pembesaran kelenjar tiroid
 Hipertiroidisme dapat disertai penurunan kadar lemak serum.
Penurunan kepekaan terhadap insulin, yang dapat menyebabkan
hiperglikemia.
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan krisis tiroid mempunyai 4 tujuan : menangani factor
pencetus, mengontrol pelepasan hormone tiroid yang berlebihan,
menghambat pelepasan hormone tiroid, dan melawan efek perifer hormone
tiroid. Tindakan tersebut antara lain : pemberian obat anti tiroid, terapi
oksigen, penatalaksanaan shock, periksa AGD, pengobatan sesuai tanda dan
gejala (penurunan panas, terapi cairan, selimut dingin) dan managemen
stress.
Intervensi keperawatan berfokus pada hipermetabolisme, yang dapat
menyebabkan dekompensasi system organ, keseimbangan cairan dan
elektrolit, dan memburuknya system neurologist. Dalam tindakan ini
termasuk penurunan stimulasi eksternal yang tidak perlu, penurunan
konsumsi oksigen secara keseluruhan dengan mengatur tingkat aktivitas
klien. Setelah peroide krisis, intervensi diarahkan pada penyuluhan pasien
dan pencegahan memburuknya penyakit.
KASUS

Seorang wanita usia 28 tahun dengan benjolan pada daerah


leher sejak 1 tahun yang lalu disertai keluhan berupa sering
BAB dan sering berkeringat (tidak pernah periksa sebelumnya),
di bawa ke IGD oleh keluarganya dikarenakan tidak sadarkan
diri sejak 3 jam sebelum masuk rumah sakit. Hasil pemeriksaan
fisik didapatkan GCS E2M4V2, tekanan darah 110/70 mmHg,
frekuensi nadi 120 kali/menit ireguler, RR 24 kali/menit, suhu
38,2°C, sklera ikterik, struma difus, rhonki basah kasar pada
sisi kanan basal paru.
Pengkajian
 IDENTITAS PASIEN
Nama/ Jenis kelamin : Ny.X/perempuan
 Tgl. Lahir (Usia) : 28 tahun
 No. RM : -
 Alamat : Kendal
 Status perkawinan : Belum Kawin
 Agama : Islam
 Pekerjaan : Wiraswasta
  ANAMNESA
Aloanamnesa :
Seorang wanita usia 28 tahun dengan benjolan pada daerah
leher sejak 1 tahun yang lalu disertai keluhan berupa sering
BAB dan sering berkeringat (tidak pernah periksa
sebelumnya), di bawa ke IGD oleh keluarganya dikarenakan
tidak sadarkan diri sejak 3 jam sebelum masuk rumah sakit.
• Circulation
 SURVEY PRIMER • Nadi :120 x/mt
• Airway+ Controll Cervical • Irama Nadi: reguler
• Sumbatan: ada sumbatan • Kekuatan: Nadi cepat, lemah
• Suara napas : rhonci basah kasar pada sisi • TD : 110/70 mmHg
kanan basal paru • Akral : hangat
• Breathing + Ventilasi • Warna kulit: tidak cianosis, tidak pucat,
• Terpasang ventilator: tidak terpasang tidak kemerahan
ventilator • Capilleri refill : < 3 detik (√ ), >3 detik ( )
• Pengembangan dada: ada/ simetris (√), ada/ • Saturasi O2 : 89%
asimetris (), tidak ada( ) • Nyeri dada : tidak ada nyeri dada
• Bradipnea ( ), Tachipnea (), Cusmaul ( ), • Perdarahan: ada ( ), tidak ada (√)
Cains Stock( ), Biot ( ) • Disability (deficit neurologis)
• Frekuensi : 24 x/mt Reguler (√), Ireguler () • Tingkat kesadaran (kualitatif): somnolen
• Menggunakan otot tambahan: ya (), tidak • Tingkat Kesadaran (kuantitatif): GCS =
(√) E2M4V2
• Pupil : isokor
• Auskultasi paru: rhonci basah kasar pada
sisi kanan basal paru • Rangsang terhadap Cahaya: ka +./ki +
• Kejang :tidak ada kejang
• Perkusi paru: Resonan (√), Hiperesonan (),
konsolidasi ( ) • Eksposure + Hipothermia Prevention
» Jejas: ada ( ), tidak ada (√ )
• Reflek batuk: ada (√), tidak ( )
» Suhu 38,200C
• Keluhan Sesak napas: tidak ada keluhan
sesak nafas
 SURVEY SEKUNDER
• Kulit Kepala : tidak terdapat luka pada kulit kepala, tidak terdapat perdarahan pada kulit kepala,
tidak terdapat hematoma, tidak adanya krepitasi
• Wajah : tidak terdapat laserasi dan bengkak di area wajah
• Leher : terdapat benjolan pada leher, struma difus
• Cor : Inspeksi: ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ic teraba di ICS ke 5 mid klavikula sinestra
Perkusi : pekak
Auskultasi : bunyi jantung I dan II lup dup, tidak ada suara tambahan
• Pulmo : Inspeksi: tidak ada jejas di dada, pengembangan dada simetris
Palpasi : taktil fremitus sama, pergerakan dinding dada sama
Perkusi : sonor
Auskultasi : rhonci basah kasar pada sisi kanan basal paru
• Abdomen: Inspeksi: tidak ada jejas
Auskultasi : bising usus terdengar 24x/menit
Perkusi : tympani
Palpasi : ada nyeri tekan
• VU : tidak ada distensi VU, tidak ada nyeri
• Pelvis : tidak ada krepitasi
• Ekstremitas atas: tidak ada krepitasi, tidak ada fraktur, tidak ada udema
• Ekstremitas bawah: tidak ada krepitasi, tidak ada fraktur, tidak ada udema
• Bagian punggung: tidak ada nyeri, tidak ada krepitasi Vertebra
  DECAP-BTLS (SIGN OF TRAUMA)  
Deformities - Bleeding  -  
Contusions  - Tenderness  -  
Abrasions  - Lacerations  -  
Punctures  - Swelling -  
Penetrations
 
Burns  -
 
Lokasi adanya tanda-tanda trauma : -
 
             

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Laboratorium kimia
darah : :
pH :
p O2 :
p CO2 :
HCO3 :
Kesimpulan :
Rontgen :  

  ASPEK MEDIS
Diagnosa Medis Krisis tiroid

:
FORMAT DIAGNOSA KEPERAWATAN
Tanggal : 27 Agustus 2020  
Nama Pasien : Ny X  
Umur : 28 Tahun  
Ruang : IGD  

DIAGNOSA

Jam DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH KEPERAWATAN

Ds : - Peningkatan Hypertermia
Hypertermia
Do : metabolic
Do : berhubungan
RR : 24x/menit
dengan
Nadi : 120
TD : 110/70 mmHg peningkatan
Suhu : 38,20 °C
metabolic (00007)
Akral hangat
Tampak kulit kemerahan
Lanjutan.....
Do : Kehilangan volume Defisien volume cairan Defisiensi volume cairan
 Diare cairan berhubungan dengan kehilangan
 Keluar banyak keringat volume cairan (00027)

Do : Tidak mampu Ketidakseimbangan Ketidakseimbangan nutrisi kurang


mengabsorsi makanan nutrisi kurang dari dari kebutuhan tubuh berhubungan
 Berat badan turun
kebutuhan tubuh dengan tidak mampu mengabsorsi
 Tidak nafsu makan makanan (0002)
 RR : 24x/menit
 Nadi : 120
 TD : 110/70 mmHg
 Suhu : 38,20 °C

Do : Infeksi Ketidakefektifan Ketidakefektifan bersihan jalan nafas


bersihan jalan nafas berhubungan dengan infeksi (00031)
 Terdengan ronchi basah kasar pada
(00031)
sisi kanan paru
 Terdapat benjolaan dileher
 Struma difusa
 RR : 24x/menit
 Nadi : 120
 TD : 110/70 mmHg
 Suhu : 38,20 °C
FORMAT RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No Diagnosa Hasil (NOC) Rencana Intervensi (NIC)
1 Hypertermia berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan NIC : Perawatan Demam (3740)
peningkatan metabolic (00007) selama 2 X 24 jam diharapkan suhu 1. Monitor suhu sesering mungkin
kembali normal dengan : 2. Monitor TD, nadi dan RR
NOC : termogulasi (0800) 3. Kolaborasi pemberian antipiretik
Kriteria hasil : 4. Berikan kompres hangat pada lipat paha dan tangan
 Melaporkan kenyamanan suhu 5. Selimuti pasien
dipertahankan pada banyak terganggu 6. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
(2) ditingkatkan ketidak terganggu (5) 7. Anjurkan klien untuk mengkonsumsi air minum

2 Defisiensi volume cairan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Cairan (4120)
berhubungan dengan kehilangan selama 2 X 24 jam diharapkan : 1. Kaji TTV
volume cairan (00027) NOC : Keseimbangan cairan (0601) 2. Anjurkan klien untuk minum air putih
Kriteria hasil : 3. Observasi kulit atau membrane mukosa dan turgor
 Tekanan darah dipertahankan pada 2 4. Kolaborasi pemberian plasma atau darah, cairan
(banyak terganggu ) ditingkatkan ke 4 elektrolit
(sedikit terganggu) 5. Menganjurkan klien untuk mengurangi aktivitas
 Denyut periver dipertahankan pada 2 6. Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
(banyak terganggu) dirtingkatkan ke 4
(sedikit terganggu)
 Denyut nadi radial dipertahankan
pada 2 (banyak terganggu)
ditingkatkan ke 4 (sedikit terganggu)
Lanjutan....

Ketidakseimbangan nutrisi kurang Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Nutrisi (1100)
dari kebutuhan tubuh berhubungan selama 2 X 24 jam diharapkan : 1. Anjurkan klien untuk mengkonsumsi vitamin C,
dengan tidak mampu mengabsorsi NOC : Status Nutrisi (1004) protein dan Fe
makanan (0002) Kriteria Hasil : 2. Berikan makanan yang terpilih
 Asupan gizi dipertahankan pada 2 3. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
(banyak menyimpang) ditingkatkan kalori yang dibutuhkan klien
pada 4 (sedikit menyimpang) 4. Kolaborasi pemberian obat anti mual
 Rasio BB dipertahankan pada 3 5. Berikan makanan kesukaan
(cukup menyimpang) ditingkatkan ke
5 (tidak menyimpang)
 Hidrasi dipertahankan pada 2 (banyak
menyimpang) ditingkatkan ke 4
(sedikit menyimpang)

Ketidakefektifan bersihan jalan Status Respirasi : Kepatenan Jalan Nafas Manejemen jalan nafas
nafas berhubungan dengan infeksi (0410)  Identifikasi kebutuhan pasien akan jalan nafas yang
(00031) Setlah dilakukan tindakan keperawatan potensial
diharapkan masalah bersihan jalan nafas  Monitor status respirasi dan oksigenasi
kembali efektif, dengan kriteria hasil :  Auskultasi suara nafas,catat area peningkatan /
 Frekiensi nafas dipertahan pada 4 penuruna fentilasi dan menunjukkan sumber suara
 Suara tambahan ditingkatkan ke 4  Atur intke cairan untuk mengoptimalkan
 Irama nafas dipertahan pada 4 keseimbangan cairan
 Demam ditingkatkan ke 4  Kolaborasi dengan dokrer dalam tindakan section
Implementasi
Tanggal : 27 – 08 – 2020
Nama Pasien : Ny. X
Umur : 28Tahun
Ruang : -

Diagnosa Jam Implementasi Respon Pasien Tanda-tangan


Hypertermia
1. Memonitor suhu sesering mungkin
berhubungan dengan
2. Memonitor TD, nadi dan RR
peningkatan metabolic
3. mengkolaborasi pemberian antipiretik
(00007)
4. memberikan kompres hangat pada lipat paha
dan tangan Zuhri
5. menyeelimuti pasien
6. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
7. menganjurkan klien untuk mengkonsumsi air
minum

Defisiensi volume
cairan berhubungan 1. mengkaji TTV
dengan kehilangan 2. menganjurkan klien untuk minum air putih
volume cairan (00027) 3. mengobservasi kulit atau membrane mukosa
dan turgor
4. mengkolaborasi pemberian plasma atau darah, Zuhri
cairan elektrolit
5. Menganjurkan klien untuk mengurangi aktivitas
6. mempertahankan catatan intake dan output
yang akurat
Lanjutkan....
Ketidakseimbangan 1. menganjurkan klien untuk
nutrisi kurang dari mengkonsumsi vitamin C, protein dan
kebutuhan tubuh Fe
berhubungan dengan 2. memberikan makanan yang terpilih
tidak mampu 3. mengkolaborasi dengan ahli gizi untuk
Zuhri
mengabsorsi menentukan jumlah kalori yang
makanan (0002) dibutuhkan klien
4. mengkolaborasi pemberian obat anti
mual
5. memberikan makanan kesukaan
Ketidakefektifan 1. Mengidentifikasi kebutuhan pasien akan
bersihan jalan nafas jalan nafas yang potensial
berhubungan dengan 2. Memonitor status respirasi dan
infeksi (00031) oksigenasi
3. Melakukan Auskultasi suara nafas,catat
Zuhri
area peningkatan / penuruna fentilasi dan
menunjukkan sumber suara
4. Mengatur intke cairan untuk
mengoptimalkan keseimbangan cairan
5. Berkolaborasi dengan dokter dalam
pemberian section
EVALUASI
Tanggal : 27 – 08 – 2020
Nama Pasien : Ny. X
Umur : 28 Tahun
Ruang : -

Jam Diagnosa Perkembangan Tanda-tangan


Hypertermia berhubungan dengan S: - Zuhri
peningkatan metabolic (00007) O:
 RR : 24x/menit
 Nadi normal
 TD normal
 Suhu normal 37,0 oC
A: masalah teratasi
P: Pantau keadaan pasien
Defisiensi volume cairan berhubungan S: - Zuhri
dengan kehilangan volume cairan (00027) O:
 Tidak kekurangan cairan
 Tidak diare
 Tidak dehidrasi
A: masalah teratasi
P: Pantau keadaan pasien
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari S: - Zuhri
kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak O:
mampu mengabsorsi makanan (00002)  Diharap nutrisi terpenuhi
A: masalah teratasi
P: Pantau keadaan pasien
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas S:-
berhubungan dengan infeksi (00031) O:
• Suara nafas bersih
• Freukensi nafas normal
• Irama nafas normal
A : masalah teratasi
P : pantau keadaan pasien
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai