Anda di halaman 1dari 17

PENYUSUNAN PROPOSI PENELITIAN

KUALITATIF

Makalah ini diajukan kepada Pascasarjana (S2) IAIN Tulungagung


Sebagai tugas mata kuliah Metodelogi Penilitian

Dosen Pengampu
Dr. Agus Zaenal Fitri., M.Pd

Oleh
Auliya Utami 128506203008

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PASCASARJANA IAIN TULUNGAGUNG
JANUARI 2021
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
DAFTAR ISI ........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Proposisi Penelitian...................................................................... 3
B. Menyusun Proposisi Penelitiaan Kualitatif .................................................... 5
C. Menyusun Kalimat Proposisi ........................................................................ 7
BAB III KESIMPULAN
A. Kesimpulan ................................................................................................... 13
B. Saran ............................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 14

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberi rahmat, taufiq, dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Penyusunan proposisi penelitian kualitatif” dengan lancar dan sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.
Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda
Rasulullah Muhammad SAW. yang telah memberikan tauladan dalam semua
aspek kehidupan, termasuk dalam membina perilaku manusia maupun kreatifitas
yang lainnya. Semoga kita mendapat syafaatnya nanti di hari kiamat. Amiiin.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliiah
pembelajan Metodelogi penelitian kualitatif, program pascasarjana IAIN Tulung
Agung.
Dengan terselesaikannya skripsi ini penulis menyadari bahwa penulisan ini
tidak terlepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya terutama kepada bapak Dr.
Agus Zaenal Fitri., M.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah Metodelogi
penelitian.

Jombang, 15 Januari 2021

Penulis

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Penelitian merupakan suatu proses penyelidikan yang ilmiyah melalui
pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyimpulan data berdasarkan
pendekatan, metode, dan teknik tertentu untuk menjawab suatu
permasalahan.1 Sedangkan menurut Imam gunawan, penelitian adalah proses
yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi guna
meningkatkan pemahaman kita pada suatu topik.2
Penelitian kualitatif banyak digunakan oleh para peniliti, utamanya
dalam penilitian pendidikan tidak terkecuali dalam penilitian pendidikan
Agama Islam. Hal ini dikarenakan sifatnya yang elaborative yaitu dapat
mengungkapkan suatu secara luas, penelitian kualitatif juga dapat dengan
mudah membantu peneliti untuk menggali informasi yang lebih dalam terkait
suatu topik penelitian yang nantinya informasi yang didapatkan dapat
digunakan untuk menentukan tujuan penelitian.
Penelitian kualitatif ini pada hakikatnya mengamati manusia dalam
lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka. Berusaha untuk
memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya. Oleh
karenanya peneliti harus terjun sendiri kelapangan dan berada disana dengan
waktu yang cukup lama dibandingkan dengan penelitian kuantitatif.3
Penelitian kualitatif, yaitu suatu penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial,
sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun
kelompok.4 Pendeskripsian sendiri berarti proses menganalisis dan

1
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012), 2
2
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktek, (Jakarta: Bumi Aksara,
2013),79
3
Ari Wahyudi. Metodologi Penelitian Pendidikan Luar Biasa. (Surabaya: Unesa University Prees,
2009), 21
4
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2007), 60

1
menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk
dipahami dan disimpulkan. Kesimpulan yang diberikan selalu jelas dasar
faktualnya sehingga semuanya dapat dikembalikan langsung pada data yang
diperoleh. Sedangkan tujuan pendeskripsian adalah untuk menggambarkan
secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik mengenai populasi atau
mengenai bidang tertentu.5
Sebagai aktivitas ilmiah yang sistematis dan terencana dengan tujuan
untuk memperoleh kebenaran ilmiah, penelitian melibatkan dua proses
penting yang saling terkait, yakni proses teoretisasi dan proses empirisasi
pengetahuan. Agar dapat melakukan proses-proses tersebut, penting bagi
peneliti untuk memiliki pengetahuan yang cukup tentang unsur-unsur
penelitian. Pada proses teoretisasi dikenal unsur-unsur seperti konsep,
proposisi dan teori. Sedangkan pada proses empirisasi dikenal unsur-unsur
seperti hipotesis dan variabel. Sayang sekali para mahasiswa sebagai calon
ilmuwan, baik program sarjana, magister maupun doktor, belum banyak yang
paham makna unsur-unsur penting dalam penelitian tersebut, sehingga ketika
ditanya apa arti masing-masing unsur tersebut saat ujian banyak yang tidak
dapat menjawab dengan memuaskan.
Berdasarkan paparan diatas, penulis tertarik untuk menjelaskan
mengenai proposisi dalam penelitian kualitatif dengan judul “Penyusunan
proposisi dalam penelitian kualititatif”
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian dari proposisi penelitian?
2. Bagaimana cara menyusun proposisi penelitian kualitatif?
3. Bagaimana cara menyusun kalimat proposisi dalam penelitian?
C. Tujuan
1. Untuk menjelaskan pengertian dari proposisi penelitian
2. Untuk mendeskripsikan cara menyusun proposisi penelitian kualitiatif
3. Untuk menjelaskan cara menyusun kalimat proposisi dalam penelitian

5
Saifudin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), 6

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian proposisi penelitian


Hubungan yang logis antara dua konsep disebut proposisi. Biasanya
proposisi dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan yang menunjukkan
hubungan antara dua konsep. Misalnya, proposisi Hariis dan Todaro, yang
banyak digunakan dalam studi kependudukan berbunyi “proses migrasi
tenaga kerja ditentukan oleh perbedaan upah”. “Karakteristik individu
menentukan integrasi sosial seseorang di masyarakat” merupakan contoh
proposisi dalam sosiologi.6
Menurut Moh Nadzir, Proposisi adalah suatu pernyataan mengenai
hubungan satu atau lebih konsep, khususnya hubungan antara variable-
variabel. Sebagai contoh, dua buah proposisi sebagai berikut
1. Tingkat modernitas suami istri adalah salah satu faktir penentu prilaku
kontraseptif mereka
2. Penerimaan kontrasepsi modern dipengaruhi oleh persepsi tentang nilai
ekonomis anak.
Kedua pernyataan di atas adalah proposisi yang menghubungkan dua
faktor yaitu faktor penyebab dan faktor lainnya. 7
Proposisi yang hanya terdiri dari satu konsep atau variabel disebut
proposisi univariat. Sedangkan proposisi yang terdiri dari dua konsep atau
variabel disebut proposisi bivariat. Kemudian jika proposisi yang terdiri dari
lebih dari dua konsep atau variabel disebut proposisi multivariat.
Jenis proposisi dalam penelitian kualitatif dibedakan menjadi dua tipe
proposisi yaitu;
1. Proposisi yang disebut dengan aksioma, postulat, dalil atau hukum yaitu
proposisi yang sudah dianggap benar secara umum, sehingga tidak perlu
diteliti lagi, digunakan untuk pedoman dedukasi.

6
Mudjia Rahardjo, Antara Konsep, Proposisi, Teori, Variabel dan Hipotesis dalam Penelitian.
(Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim, 2018), 2
7
Moh. Nazir. Metode Penilitian (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), 18

3
2. Proposisi yang disebut teorem yautu proposisi yang di bangun berdasarkan
aksioma, postulat atau dalil yang kebenarannya masih harus diteliti dan
diuji dengan data empiris. Teorem paling banyak ditemukan dalam
penelitian sosial.
Dari menganalisis proposisi ini, peniliti akan bisa mengenali pola fikir
yang digunakan dari suatu teori dan dari sinilah peneliti akan bisa
menentukan strategi penelitian yang akan digunakan.8 Contoh: Konsep:
Pendidikan; Variabel: Tingkat pendidikan (pendidikan rendah, menengah,
tinggi, pendidikan pesantren dan lain-lain), Proposisi: Tingkatan pendidikan
yang dimiliki oleh seseorang mempunyai kaitan yang erat dengan sikap
seseorang terhadap demokrasi.
Jenis proposisi yang lazim dikenal dalam dunia penelitian, misalnya:
1. Postulat adalah pernyataan yang sudah diterima sebagai sesuatu yang hal
yang dianggap benar.
2. Aksioma mempunyai pengertian yang sama dengan postulat. Tetapi
aksioma cenderung dipakai pada ilmu eksakta dan digunakan untuk
pernyataan benar berdasarkan definisi.
3. Teorema ialah suatu pernyataan yang dideduksi dari sejumlah aksioma
atau postulat.
4. Hipotesis ialah pernyataan yang dirumuskan dalam bentuk yang dapat
diuji dan menggambarkan atau memprediksikan suatu hubungan tertentu
antara dua atau lebih variabel.
Kebenaran suatu hipotesis harus diuji terlebih dahulu secara empiris.
Generalisasi empiris ialah pernyataan yang disimpulkan secara induktif dari
sejumlah data berdasarkan hasil peneltian.
Jenis Proposisi Bagaimana dibuat Dapat langsung diuji
atau tidak
Postulat Dianggap benar Tidak
Aksioma Benar berdasarkan Tidak

8
Mohammad Kasiram. Metode Penelitian Kuantitatif-Kualitatif. (Malang: UIN Malang Press,
2008), 221-223.

4
definisi
Teorema Dibuat dari postulat Ya
atau aksioma
Hipotesis Dibuat secara deduksi Ya
atau dari data
Generalisasi empiris Dibuat dari data Ya

Sehingga difahami bahwa ada perbedaan antara proposisi dan hepotesis.


Proposisi adalah alat untuk membantu mengumpulkan data kualitatif atau
untuk mempersempit focus dalam penelitian kualitatif yang mana hal ini
berangkat dari kajian-kajian yang sudah ada. Sedangkan hepotesis muncul
dari data yang ditemukan.9 Proposisi adalah pernyataan tentang sifat dan
realita yang dapat diuji kebenarannya. Kemudian hepotesa adalah proposisi
yang dirumuskan untuk menguji suatu pengujian empiris. Sedangkan dalil
atau hukum adalah jenis proposisi yang mempunyai jangkauan yang lebih
luas dan teah mendapatkan banyak dukungan empiris.10
Perbedaan paling esensial Proposisi dan Hipotesis adalah: Hipotesis
bersifat lebih operasional. Konsep-konsep dalam hipotesis sudah
dioperasionalisasikan menjadi variable. Hipotesis sudah dapat diuji secara
empiric. Contoh:
Proposisi: Pelanggan telepon selular menetapkan pilihan operator yang
menurutnya paling memuaskan
Hipotesis: Ada hubungan mutu pelayanan operator telepon selular
dengan kepuasan pelanggan
B. Menyusun Proposisi Penelitian Kualitatif
Proposisi juga merupakan bahan untuk membentuk teori, dan
membutuhkan konsep sebagai bahan bakunya. Suatu proposisi mempunyai
makna teoritis jika ia dibentuk dari konsep-konsep kuci suatu disiplin ilmu

9
Muh. Fitrah & Luthfiyah, Metodelogi penelitian: PeeltiianKualitatif, tindakan kelas & studi
Kasus, (Sukabumi: CV Jejak, 2018), 83
10
Sandu Siyoto & Muhammad Ali Sodik, Dasar Metodelogi Penelitian, (Yogyakarta: Literasi
Media Pubishing, 2015), 13

5
pengetahuan. Setiap disiplin ilmu memiliki kkonsep kunci. Di dalam ilmu
pendidikan, misalnya kita mengenal konsep-konsep; belajar, minat, stimulus,
motivasi, dan sebagainya. Oleh karena itu, hal pertama dalam penyusunan
proposisi yaitu membuat konsep.11
Konsep adalah istilah atau symbol yang menunjuk pada suatu
pengertian tertentu. Rambu-rambu lalu lintas adalah symbol, dan symbol itu
menunjukkan suatu pengertian tertentu yang perlu dipahami dan dipatuhi
sebagai suatu peratiran. “Sekolah” adalah istilah dan istilah ini mengingatkan
kita pada sesuatu yang konkret seperti gedung, guru, murid, pelajaran dan
sebagainya. “Wawewo” juga sebaut istilah, tetapi istilah ini tidak
mengandung makna, tidak menunjukkan pada suatu pengertian karena itu ia
bukan konsep.
Konsep dapat diartikan juga sebagai suatu yang abstrak tetapi
menunjukkan pada suatu yang konkret. Abstraksi suatu konsep itu bertingkat-
tingkat, ada yang abstraksinya sangat tinggi, dan ada yang rendah. Misalnya,
“minat” adalah suatu konsep yang sukar dicarikan hal-hal konkret sebagai
penunjuknya, tetapi “kursi” adalah konsep yang sangat mudah dihubungkan
dengan hal-hal yang konkret. Konsep-konsep yang dimiliki oleh ilmu
12
pengetahuan mempunyai sifat abstraksi yang sangat tinggi. Oleh karen itu,
langkah pertama dalam pembuatan proposisi adalah menentukan konsep apa
yang akan diteliti.
Kedua, menurunkan tingkat keabstrakan suatu konsep yang akan diteliti
agar menjadi variable yang dapat menunjukkan fenomena empiris, dapat di
amati dan diukur. Hal ini dikarenakan, proposisi merupakan bentuk dari
menurunkan tingkat keabstrakan suatu teori menjadi tingkat yang lebih onkret
dengan menyatakan hubungan antar variable.13
Ketiga, Mengkaji variable yang diteliti untuk mencari suatu hubungan
sebab menurut John J.O, konsep-konsep akan membentuk proposisi jika

11
W. Gulo. Metodelogi penelitian. (Jakarta: Grasindo, 2002), 8
12
W. Gulo. Metodelogi penelitian.,…… 9
13
Asfi Manzilati, Metodologi Penelitian Kualittatif: Paradigma, Metode, dan Aplikasi,
(Universitas Brawijaya Press, 2017), 30

6
14
berkaitan antara satu dengan yang lain. Oleh karena itu, peniliti harus
mengkaji berbagai sumber yang ada, sebab dasar untuk membangun proposisi
adalah teori-teori yang telah ada sebelumnya. 15
Keempat, barulah menyusun kalimat proposisi yang baik dan benar
sesuai rumus kalimat proposisi yang juga sesuai dengan hubungan dan
kebenaran yang didapat sehingga dapat mengungkap atau menggambarkan
sebuah teori.
Sedangkan menurut W. gulo, jika kita mulai dengan
mempermasalahkan teori, maka dari teori tersebut kita menurunkan hipotesis
cara menurunkan hepotesi dari teori itu dilakukan dengan deduksi logis.
Selanjutnya, untuk membuktikan hipotesis dibutuhkan data sebagai hasil
pengamatan. Informasi ini diperoleh dengan cara melakukan interprestasi
terhadap hipotesis, menyusun instrument, menarik sampel, dan menetapkan
pengukuran variable. Berdasarkan data hasil pengamatan ini akan diketahui
apakah hipotesis penelitian diterima atau di tolak, dan dipihak lain ingin
diperoleh informasi berupa generalisasi empiris. Penerimaan atau penolakan
hipotesis berdasarkan data pengamatan itu dilakukan dengan analisis uji
hipotesis, dan generalisasi empiris diperoleh melalui penyederhanaan data
secara statistik, antara lain dengan teknik estimasi parameter. Dari hasil uji
hipotesis kemudian disimpulkan sejauh mana teori yang dipermasalahkan itu
dapat diterima. Proses ini dilakukan dengan cara inferensial atau induksi
logis. Dipihak lain, dari generalisasi empiris dibentuk konsep atau proposisi
dengan cara pembentukan konsep, proposisi dan teori. 16
C. Menyusun Kalimat Proposisi
Kebenaran sebuah proposisi berkorespondensi dengan fakta, sebuah
proposisi yang salah tidak berkorespondensi dengan fakta. Proposisi terdiri
atas empat unsur, dua di antaranya merupakan materi pokok proposisi,
sedangkan dua yang lain sebagai hal yang menyertainya. Empat unsur yang

14
John J.O. I Ihalaw, Kontruksi Teori; Komponene & Proses. (Jakarta: Grasindo, 2008), 79
15
Ibid., ….. 80
16
W. Gulo. Metodelogi Penelitian., 33

7
dimaksudkan ialah term sebagai subjek, term sebagai predikat, kopula dan
kuantor.
Proposisi dibagi menjadi tiga yaitu proposisi kategorik, proposisi
hipotesis, proposisi disyungtif, pertama kita akan membahas tentang proposisi
kategorik.
1. Proposisi kategorik
Proposisi kategorik adalah proposisi yang mengandung pernyataan
tanpa adanya syarat, seperti: Hasan sedang sakit, Anak-anak yang tingal
diasrama adalah mahasiswa. Orang rajin akan mendapatkan sesuatu yang
lebih dari yang mereka harapkan. Proposisi kategorik yang paling
sederhana terdiri dari satu term subyek, satu term predikat, satu kopula
dan satu quantifier. Subyek adalah sebuah term yang menjadi pokok
pembicaraan. Predikat adalah term yang menerangkan subyek. Kopula
adalah kata yang menyatakan hubungan antara term subyek dan term
predikat. Quantifier adalah kata yang menunjukan banyaknya satuan
yang diikat oleh term subyek.
Sebagian Manusia Adalah Pemabuk
Quantifier Term Subyek Kopula Term Predikat

Quantifier adakalanya kepada permasalahan universal seperti kata:


seluruh, semua.; ada kalanya menunjukan permasalahan partikular,
seperti: sebagian, kebanyakan; dan ada kalanya menunjukan
permasalahan singular, tetapi permasalahan singular biasanya quantifier
tidak dinyatakan. Apabila quantifier suatu proposisi menunjukan kepada
permasalahan universal maka proposisi itu disebut proposisi universal;
jika permasalahan partikular maka akan disebut proposisi partikular, jika
permasalahan singular, disebut proposisi singular.
Perlu diketahui, meskipun dalam suatu proposisi tidak dinyatakan
quantifier-nya tidak berarti subyek dari proposisi tidak mengandung
pengertian banyaknya satuanyang diikatnya. Dalam keadaan apapun

8
sunyek selalu mengandung jumlah yang diikat. Sekarang perhatikan
dahulu proposisi yang quantifier-nya dinyatakan:
Proposisi universal = Semua pendidikan membutuhkan
sarana dan prasarana
Proposisi Partikular = Sebagian manusia dapat menerima
pendidikan tinggi
Proposisi Sngular = Seorang yang bernama Hasan adalah
seorang pendidik
Kemudian perhatikan pada table berikut:

Proposisi universal = Pendidikan membutuhkan sarana dan


prasarana
Proposisi Partikular = Manusia dapat menerima pendidikan
tinggi
Proposisi Singular = Hasan adalah seorang pendidik
Dalam proposisi ‘pendidikan membutuhkan sarana dan prasarana’,
meskipun quantifiernya-nya tidak dinyatakan, yang dimaksud adalah
semua pendidikan, karena tidak satupun pendidikan yang bisa berjalan
tanpa membutuhkan sarana dan prasarana. Pada proposisi ‘Manusia dapat
menerima pendidikan tinggi’ yang dimaksud adalah sebagian manusia,
karena tidak semua manusia dapat menerima pendidikan tinggi.
Sedangkan pada proposisi ‘Hasan adalah guru’ yang dimaksud tentulah
seorang, bukan beberapa orang.
Kopula, sebagai mana telah disebut, adalah kata yang menegaskan
hubungan term subjek dan term predikat dan term predikat baik
hubungan mengiakkan maupun hubungan mengingkari. Kopula
menentukan kualitas proposisinya. Bila ia membenarkan maka disebut
proposisi positif dan bila mengingkari disebut proposisi negatif.
Misalnya:
Proposisi positif : hasan adalah guru
Proposisi negatif : budi bukan seniman

9
Kombinasi antara kuantitas dan kualitas proposisi maka kita kenal
enam macam proposisi, yaitu :
Universal positif, seperti : Semua manusia akan mati
Partikular positif, seperti : Sebagian manusia adalah guru
Singular positif, seperti : Rudi adalah pemain bulu tangkis
Universal negatif, seperti : Semua kucing bukan burung
Partikular negatif, seperti : Beberapa mahasiswa tidak lulus
Singular negatif, seperti : Fatimah bukan gadis pemalu
Proposisi universal positif, kopulanya mengakui hubungan subyek
dan predikat secara keseluruhan, dalam Logika dilambangkan dengan
huruf A. Proposisi partikular positif kopula mengakui hubungan subyek
dan predikat sebagian saja dilambangkan dengan huruf I. Proposisi
singular positif karena kopulanya mengakui hubungan subyek dan
predikat secara keseluruhan maka juga dilambangkan dengan huruf A.
Huruf A dan I masing-masing sebagai lambang proposisi universal
positif dan partikular positif diambil dari dua huruf hidup pertama kata
Latin Affirmo yang berarti mengakui.
Proposisi universal negatif kopulanya mengingkari hubungan
subyek dan predikatnya secara keseluruhan, dalam Logika dilambangkan
dengan huruf E. Proposisi partikular negatif kopulanya mengingkari
hubungan subyek dan predikat sebagian saja, dilambangkan dengan huruf
O. Proposisi singular negatif karena kopulanya mengingkari hubungan
subyek dan predikat secara keseluruhan, juga dilambangkan dengan
huruf E. Huruf E dan O yang dipakai sebagai lambang tersebut diambil
dari huruf hidup dalam kata nEgo, bahasa Latin yang berarti menolak
atau mengingkari.
Dengan pembahasan diatas maka kita mengenal lambang,
permasalahan dan rumus proposisi sebagai berikut :
Lambang Permasalahan Rumus
A Universal positif Semua S adalah P

10
I Particular postifi Sebagian S adalah P
O Universal negative Semua S bukan P
E Particular negatif Sebagian S bukan P

2. Proposisi Hipotetik
Pada proposisi kategorik menyatakan suatu kebenaran tanpa syarat,
maka pada proposisi hipotetik kebenaran yang dinyatakan justru
digantungkan pada syarat tertentu. Antara keduanya mempunyai
perbedaan mendasar.
Pada proposisi kategorik kopulanya selalu ‘adalah’ atau ‘bukan’
atau ‘tidak’; sedangkan pada proposisi hipotetik kopulanya adalah ‘jika,
apabila, atau manakala’ yang kemudian dilanjutkan dengan ‘maka’,
meskipun yang terakhir ini sering tidak dinyatakan. Pada proposisi
kopula menghubungakn dua buah term sedang pada proposisi hipotetik
kopula menghubungkan dua buah pernyatan. Sebuah proposisi hipotetik,
misalnya: ‘jika permintaan bertambah maka harga akan naik’ pada
dasarnya terdiri dari dua dua kopula proposisi kategorik ‘permintaan
bertambah’ dan ‘harga naik’.’jika’ dan ‘maka’pada contoh diatas adalah
kopula, ‘permintaan bertambah’ sebagai pernyataan pertama disebut
sebab atau antecedent dan ‘harga akan naik’ sebagai pernyataan kedua
disebut akibat atau konsekuen.
Proposisi hipotetik mempunyai dua buah bentuk: Pertama, bila A
adalah B maka A adalah C, seperti: Bila Hasan rajin ia akan naik kelas.
Kedua, bila A adalah B maka C adalah D seperti: Bila hujan, saya naik
becak. Proposisi hipotetik yang mempunyai hubungan kebiasaan seperti:
Bila pecah perang, maka harga akan membubung. Jika hujan turun, saya
tidak akan pergi.
3. Proposisi Disyungtif
Seperti juga proposisi hipotetik, proposisi disyungtif pada
hakikatnya juga terdiri dari dua buah proposisi kategorika. Sebuah
proposisi disyungtif seperti : Proposisi jika tidak benar maka salah ; jika

11
dianalisis menjadi : ‘Poposisi itu benar’ dan Proposisi itu salah”. Kopula
yang berupa ‘jika’ dan ‘maka’ mengubah dua proposisi kategorik
menjadi permasalahan disyungtif. Kopula dari proposisi disyungtif
bervariasi sekali, seperti :
Hidup kalau tidak bahagia adalah susah.
Eko di kantin atau di perpus.
Jika bukan Dian yang memberi maka Dodi.
Bentuk-bentuk proposisi disyungtif yaitu: Proposisi disyungtif
sempurna. Mempunyai alternatif kontradiktif. Rumus: A mungkin B
mungkin non B, seperti “Fajar mungkin masih hidup mungkin sudah mati
(non-hidup)”. Proposisi disyungtif tidak sempurna yaitu tidak sempurna
alternatifnya tidak berbentuk kontradiktif. Rumus: A mungkin B
mungkin C, seperti “Gilang berhelm hitam atau berhelm putih”. 17
Maka dalam peyusunan proposisi sangat diperlukan wawasan atau
melakukan kajian terlebih dahulu mengenai suatu yang akan dibahas. Biasanya
dalam penelitian yaitu dengan menyusun kerangka berfikir, menganalisis data
dan teori mengenai suatu konsep yang akan diteliti.

17
W.Poespoprodjo, Logikas cientifika, (Bandung:Pustaka Grafika.1999)

12
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Hubungan yang logis antara dua konsep disebut proposisi. Biasanya
proposisi dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan yang menunjukkan
hubungan antara dua konsep. Proposisi yang hanya terdiri dari satu konsep
atau variabel disebut proposisi univariat. Sedangkan proposisi yang terdiri
dari dua konsep atau variabel disebut proposisi bivariat. Kemudian jika
proposisi yang terdiri dari lebih dari dua konsep atau variabel disebut
proposisi multivariat.
Proposisi adalah alat untuk membantu mengumpulkan data kualitatif
atau untuk mempersempit focus dalam penelitian kualitatif yang mana hal ini
berangkat dari kajian-kajian yang sudah ada. Sedangkan hepotesis muncul
dari data yang ditemukan.
Langkah pertama dalam pembuatan proposisi adalah menentukan
konsep apa yang akan diteliti. Kedua, menurunkan tingkat keabstrakan suatu
konsep yang akan diteliti agar menjadi variable. Ketiga, Mengkaji variable
yang diteliti untuk mencari suatu hubungan. Keempat, barulah menyusun
kalimat proposisi yang baik dan benar sesuai rumus kalimat proposisi yang
juga sesuai dengan hubungan dan kebenaran yang didapat.
Dalam menyusun kalimat proposisi, langkah pertama adalah mencari
kebenaran dan fakta, kemudian menentukan kempat unsur yaitu manakah
term yang sebagai subjek, term sebagai predikat, kopula dan kuantor.
Selanjutnya yaitu menyusun sesuai rumus proposisi, apakah proposisi
kategorik, proposisi hotetik, atau dengan rumus proposisi disyungtif.
B. Saran
Seorang peniliti hendaknya lebih dahulu menguasai bagaimana cara
menyusun proposisi penelitian untuk memudahkannya dalam mengumpulkan
data. Peniliti juga hendaknya cermat dalam menyusun kalimat proposisi agar
tidak memberikan kesalahfahaman pada peniliti.

13
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2012. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru.


Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Azwar, Saifudin. 2004. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Fitrah, Muh. & Luthfiyah. 2018. Metodelogi penelitian: PeeltiianKualitatif,
tindakan kelas & studi Kasus. Sukabumi: CV Jejak.
Gulo, W. 2002. Metodelogi penelitian. Jakarta: Grasindo.
Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktek. Jakarta:
Bumi Aksara.
Ihalaw, John J.O. I. 2008. Kontruksi Teori; Komponenen & Proses. Jakarta:
Grasindo.
Kasiram, Mohammad. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif-Kualitatif. Malang:
UIN Malang Press.
Manzilati, Asfi. 2017. Metodologi Penelitian Kualittatif: Paradigma, Metode, dan
Aplikasi. Universitas Brawijaya Press.
Nazir, Moh. 2011. Metode Penilitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Poespoprodjo, W. 1999. Logika Scientifika, Bandung: Pustaka Grafika.
Rahardjo, Mudjia. 2018. Antara Konsep, Proposisi, Teori, Variabel dan Hipotesis
dalam Penelitian. Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim.
Siyoto, Sandu & Muhammad Ali Sodik. 2015. Dasar Metodelogi Penelitian.
Yogyakarta: Literasi Media Pubishing.
Syaodih Sukmadinata, Nana. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya
Wahyudi, Ari. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan Luar Biasa. Surabaya:
Unesa University Prees.

14

Anda mungkin juga menyukai