Anda di halaman 1dari 2

Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Lingkungan

Menurut World Health Organization (WHO), virus corona adalah keluarga


besar virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Pada
manusia corona diketahui menyebabkan infeksi pernafasan mulai dari flu biasa
hingga penyakit yang lebih parah seperti Middle East Respiratory Syndrome
(MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrme (SARS). Virus corona paling
terbaru yang ditemukan adalah virus corona COVID-19. Virus ini termasuk penyakit
menular dan baru ditemukan di Wuhan, China pada Desember 2019 yang kemudian
menjadi wabah. Gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam, kelelahan, dan
batuk kering. Beberapa pasien mungkin mengalami sakit dan nyeri, hidung
tersumbat, pilek, sakit tenggorokan atau diare. Gejala-gejala ini bersifat ringan dan
terjadi secara bertahap. Gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam,
kelelahan, dan batuk kering. Beberapa pasien mungkin mengalami sakit dan nyeri,
hidung tersumbat, pilek, sakit tenggorokan atau diare. Gejala-gejala ini bersifat
ringan dan terjadi secara bertahap.

Dalam memberantas pandemi covid-19, berbagai negara di dunia telah


menerapkan beberapa kebijakan, salah satunya adalah lockdown. Mulai dari
China, Malaysia, hingga negara-negara barat seperti Italia dan Prancis pun
menerapkan kebijakan ini. Penerapan kebijakan ini di suatu negara, pastinya
memiliki dampak tertentu di sektor-sektor kehidupan masyarakat. Sudut-sudut
kota menjadi sepi bak kota hantu akan menjadi pemandangan baru jika sebuah
kota ditetapkan status lockdown. Salah satu dampak dari kebijakan ini adalah
polusi udara yang menurun. China sebagai negara yang paling awal terjangkit
virus corona sempat mengisolasi kota Wuhan di provinsi Hubei. Namun, siapa
sangka dengan pengisolasian kota tersebut membuat kualitas udara di sana
menjadi lebih baik. Menurut Kementerian Lingkungan dan Ekologi China, angka
rata-rata dari kualitas udara yang baik naik 21,5 persen pada Februari, dibanding
pada periode yang sama tahun lalu di provinsi Hubei, pusat pandemi virus
corona. Menurut para ahli, peningkatan kualitas udara karena lockdown yang
diterapkan pemerintah China telah menyelamatkan kehidupan 1.400 hingga
4.000 anak-anak usia di bawah  5 tahun dan 51.700 hingga 73.000 orang
dewasa usia di atas 70 tahun di China. Sementara saat ini, pemerintah Indonesia
belum menerapkan kebijakan lockdown, meskipun saat ini jumlah orang positif
COVID-19 di Indonesia berjumlah 686 jiwa. Menurut Tim Pakar Gugus Tugas
Percepatan Penanganan COVID-19, kebijakan  lockdown   belum diambil karena
dapat berimplikasi ke berbagai aspek mulai dari ekonomi, sosial, dan keamanan.
Ia menuturkan kebijakan  social distancing yang saat ini diterapkan dirasa efektif
untuk mencegah penyebaran virus.

Untuk saat ini, hanya dengan melakukan Pola Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) yang dapat mencegah tertularnya virus yang kini sedang jadi ancaman
menakutkan bagi masyarakat. Dalam rangka mencegah secara dini penyebaran
virus tersebut, maka Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyampaikan langkah-
langkah preventif-efektif sebagai berikut. Pertama, pastikan secara berkala bahwa
tangan tetap bersih. Jika terindikasi kotor, maka gosokkan tangan dengan alkohol
atau cuci tangan dengan sabun dan air. Hal tersebut dapat menghapus virus jika
terdapat di tangan. Kedua, berlaku higienis, terutama dalam persoalan pernafasan.
Artinya, ketika bersin atau batuk harus menutup mulut dan hidung dengan siku atau
tisu. Tisu langsung dibuang ke tempat sampah yang tertutup. Kemudian, cuci tangan
dengan sabun dan air. Hal itu guna menjaga penyebaran virus dan kuman. Penting
juga bagi penderita gejala tersebut untuk menggunakan masker medis. Ketiga, jaga
jarak interaksi sosial. Setidaknya, harus terdapat jarak satu meter dengan orang
yang tengah menderita bersin, batuk, dan demam. Bagi yang batuk dan bersin,
harus ditutup agar tidak menyebar. Hal itu penting guna menjaga percikan virus
yang dapat dengan mudah terhirup saat bernafas. Keempat, hindari bersentuhan
dengan mata, hidung, dan mulut. Tangan yang menyentuh salah satu di antara
ketiganya akan terkontaminasi memudahkan virus menyebar. Karenanya, jika
merasa diri demam, batuk, ataupun sulit bernafas, segera cek kesehatan. Terlebih
jika memiliki riwayat bepergian ke China atau orang yang baru saja pulang dari
negeri tersebut, maka harus dilaporkan ke pemeriksa kesehatan. Kelima, jaga
praktik yang higienis ketika mendatangi pasar binatang hidup, pasar produk
binatang, ataupun pasar yang basah. Hal itu bisa dilakukan dengan senantiasa
mencuci tangan dengan sabun dan air setelah menyentuh binatang dan produk
darinya. Dan terakhir, jangan mengonsumsi produk binatang yang mentah atau yang
tidak dimasak lebih dahulu.

Referensi :

https://www.cnbcindonesia.com/tech/20200316135138-37-145175/apa-itu-
virus-corona-dan-cirinya-menurut-situs-who

https://www.nu.or.id/post/read/117475/langkah-pencegahan-dini-dari-virus-
corona-menurut-who

https://balifactualnews.com/phbs-dapat-kendalikan-corona-virus-desease-
covid-19/

https://www.wartaekonomi.co.id/read277174/apa-saja-dampak-penerapan-
lockdown

Anda mungkin juga menyukai