KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
1. Pengertian Hotel............................................................................................3
2. Sumber Limbah.............................................................................................3
3. Karakteristik Limbah Perhotelan..................................................................4
4. Peraturan Pemerintah tentang Baku Mutu Limbah Cair Kegiatan Hotel......5
5. Parameter Air Buangan Kegiatan Perhotelan..............................................6
6. Teknologi Pengolahan Air Buangan Perhotelan.........................................10
7. Proses Pengolahan Air Buangan Perhotelan...............................................19
8. Keuntungan dan Keunggulan Proses Biofilter “Anaerob-Aerob”..............21
BAB III PENUTUP..............................................................................................23
A. Kesimpulan.................................................................................................23
B. Saran............................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
sifat tersendiri. Limbah cair yang berasal dari hotel berkisar 150 – 220
L/orang/hari (Depparpostel, 1988).
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Apakah yang dimaksud dengan limbah hotel?
2. Apa saja sumber limbah cair hotel?
3. Bagaimana karakteristik dari limbah cair hotel?
4. Bagaimana peraturan pemerintah tentang baku mutu limbah cair
kegiatan hotel?
5. Apa saja parameter dari air buangan kegiatan perhotelan?
6. Bagaimana teknologi pengolahan air buangan perhotelan?
7. Bagaimana proses pengolahan air buangan perhotelan?
8. Apa saja keuntungan dan keunggulan dari proses biofilter “anaerob-
aerob”?
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Hotel
Pengertian hotel sesuai dengan Surat Keputusan Menparpostel No. KM
37/PW. 340/MPPT-86, tentang Peraturan Usaha dan Penggolongan Hotel
yaitu “hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau
seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makanan dan
minuman serta jasa penunjang lainnya bagi umum yang dikelola secara
komersial”. Pengertian hotel menurut Surat Keputusan ini hendaknya
dibedakan dengan penginapan atau losmen, dimana menurut Surat Keputusan
ini penginapan atau losmen tidak termasuk dalam pengertian hotel. Sedangkan
hotel juga menyediakan pemenuhan berbagai kebutuhan hidup sehari-hari
seperti makanan, pencucian/laundry dan lain-lain bagi para pengunjungnya,
sehingga dalam aktivitasnya hotel juga menghasilkan berbagai limbah cair dan
sampah layaknya suatu komplek pemukiman penduduk.
2. Sumber Limbah
Limbah cair perhotelan adalah limbah dalam bentuk cair yang dihasilkan
oleh kegiatan hotel yang dibuang ke lingkungan dan diduga dapat menurunkan
kualitas lingkungan. Karena aktivitas yang ada di hotel relatif sama seperti
layaknya pemukiman, maka sumber limbah yang ada juga relatif sama seperti
pada pemukiman dan fasilitas tambahan lainnya yang ada di hotel.
Sumber limbah cair perhotelan tersebut antara lain:
Limbah dari kamar mandi dan toilet
Limbah dari kegiatan di dapur/restaurant
Limbah dari kegiatan pencucian/loundry
Limbah dari fasilitas kolam renang
3
3. Karakteristik Limbah Perhotelan
Karakteristik limbah cair dari perhotelan relatif sama seperti limbah cair
domestik dari pemukiman, karena aktivitas-aktivitas yang ada di hotel relatif
sama seperti aktivitas yang ada di lingkungan pemukiman. Sementara jumlah
limbah yang dihasilkan dari perhotelan tergantung dari jumlah kamar yang ada
dan tingkat huniannya. Disamping itu juga dipengaruhi oleh fasilitas tambahan
yang ada di hotel tersebut.
Limbah perhotelan pada umumnya mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
1) Senyawa fisik:
Berwarna
Mengandung padatan
2) Senyawa kimia
Kimia organik:
Mengandung karbohidrat
Mengandung minyak dan lemak
Mengandung protein
Mengandung unsur surfactan antara lain detergen dan
sabun
Kimia anorganik:
Mengandung alkalinity
Mengandung Khloride
Mengandung Nitrogen
Mengandung Phospor
Mengandung Sulfur
3) Senyawa biologi :
Mengandung protista dan virus
Rata-rata karakteristik limbah perhotelan adalah sebagai berikut:
o Konsentrasi BOD di dalam air limbah 200 – 300 mg/lt.
o Konsentrasi SS di dalam air limbah 200 –250 mg/l.
4
4. Peraturan Pemerintah Tentang Baku Mutu Limbah Cair Kegiatan
Hotel
Limbah cair hotel adalah limbah dalam bentuk cair yang dihasilkan oleh
kegiatan hotel yang dibuang ke lingkungan dan diduga dapat menurunkan
kualitas lingkungan. Dengan demikian, maka limbah cair hotel harus
memenuhi baku mutu limbah cair hotel, yang merupakan batas maksimum
limbah cair yang diperbolehkan dibuang ke lingkungan.
Baku mutu limbah cair hotel tersebut diatur dalam Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor : Kep-52/Menlh/10/1995 (Lampiran A dan
B) dan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 02 Tahun 2011
tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Hotel.
KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP
NOMOR : KEP-52/MENLH/10/1995 TENTANG BAKU MUTU
LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN HOTEL TANGGAL 23 OKTOBER
1995
Parameter Kadar Maksimum (mg/l)
BOD5 75
COD 100
TSS 100
pH 6,0 - 9,0
5
PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
NOMOR 02 TAHUN 2011
BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN HOTEL
Parameter Kadar Maksimum (mg/l)
BOD5 30
COD 50
TSS 50
Minyak dan Lemak 15
pH 6,0 - 9,0
6
Uji BOD yang dilakukan selama lima hari masih belum dapat
menunjukkan nilai total BOD, melainkan ± 68 % dari total BOD.
Uji BOD tergantung dari adanya senyawa penghambat di dalam air
tersebut, misalnya germisida seperti klorin yang dapat menghambat
pertumbuhan mikroorganisme yang dibutuhkan untuk merombak
bahan organik, sehingga hasil uji BOD kurang teliti.
7
Tetapi uji COD mempunyai kekurangan yaitu uji COD hanya
merupakan suatu analisa yang menggunakan suatu reaksi oksidasi kimia
yang menirukan oksidasi biologis (yang sebenarnya terjadi di alam),
sehingga merupakan suatu pendekatan saja. Karena hal tersebut di atas
maka uji COD tidak dapat membedakan antara zat-zat yang sebenarnya
tidak teroksidasi (inert) dan zat-zat yang teroksidasi secara biologis.
Selain itu uji COD juga dapat menghasilkan racun dari reaksi oksidasi
kimianya dan juga dapat mengurangi oksigen terlarut dalam air.
8
4) Minyak dan Lemak
Minyak dan Lemak merupakan komponen utama bahan makanan
yang juga dapat didapat di dalam air limbah. Kandungan zat lemak dapat
ditentukan dan disajikan melalui contoh air limbah dengan heksana.
Selain heksana sebagai pelarut juga dapat dapat dipergunakan keroksin,
pelumas. Lemak dan minyak membentuk ester dan alcohol atau geliserol
dengan asam gemuk. Geliserid dari asam gemuk ini berupa cairan pada
keadaan biasa dikenal sebagai minyak dan apabila dalam bentuk padat
dan kental dikenal sebagai lemak. Lemak tergolong pada benda organik
yang tetap dan tidak mudah untuk diuraikan oleh bakteri. Bahan-bahan
asam dapat menghancurkannya untuk menghasilkan geliserin dan asam
gemuk. Pada keadaan basa seperti sodium hidroksida, geliserin
dibebaskan dan garam basa dari asam gemuk akan terbentuk. Adapun
garam basa ini dikenal sebagai sabun, seperti halnya dengan lemak
merupakan zat yang stabil.
Biasanya sabun dibuat melalui proses saponifikasi dari lemak
dengan sodium hidroksid. Mereka ini larut didalam air apabila berada
pada situasi basa, maka garam sodium berubah menjadi garam kalsium
dan magnesium serta asam gemuk yang merupakan bahan sabun yang
tidak larut dalam air. Minyak dan Lemak dapat sampai kesaluran air
limbah berasal dari kegiatan di dapur/restaurant hotel. Sebagian besar
Minyak atau Lemak mengapung di permukaan air limbah, akan tetapi
ada juga yang mengendap terbawa oleh lumpur.
Dalam mengelola air limbah, Minyak dan Lemak dapat membawa
dampak buruk yang dapat menimbulkan permasalahan pada dua hal
yaitu pada saluran air limbah dan pada bagunan pengolahan. Apabila
lemak tidak dihilangkan sebelum dibuang kesaluran air limbah dapat
mempengaruhi kehidupan yang ada dipermukaan air dan menimbulkan
lapisan tipis dipermukaan sehingga membentuk selaput. Selaput tersebut
dapat dapat mempengaruhi kehidupan akuatik karena selaput yang
9
terbentuk dari Minyak dan Lemak tersebut dapat menghalangi masuknya
oksigen dan cahaya matahari kedalam perairan sehingga mengganggu
proses fotosintesis bagi kehidupan akuatik. Kadar lemak sebesar 15-20
miligram/liter merupakan batas yang bisa ditolerer apabila lemak ini
berada di dalam air limbah.
10
memilih teknologi pengolahan limbah yang tepat banyak dipengaruhi oleh
berbagai faktor, antara lain:
Laju aliran limbah
Kualitas air buangan dan sifatnya (karakteristik limbah)
Ketersediaan lahan
Standar air olahan yang diinginkan
Kemampuan pembiayaan
Pengolahan air buangan dapat dibagi menjadi empat tahap pengolahan,
yaitu:
1. Pengolahan awal (Pre Treatment)
Tahap pengolahan ini melibatkan proses fisik yang bertujuan untuk
menghilangkan padatan tersuspensi dan minyak dalam aliran air limbah.
Beberapa proses pengolahan yang berlangsung pada tahap ini ialah:
Screening
Saringan/screening biasanya dipasang pada bagian awal unit
pengolahan limbah cair. Screening berguna untuk
menangkap/menyaring sampah padat yang berukuran besar yang
terikut dalam aliran air limbah, seperti plastik, kain kayu, dan
lain sebagainya. Jika tidak ditangkap terlebih dahulu, sampah
tersebut akan menyumbat pipa, memacetkan pompa dan
peralatan mekanik lainnya, selain itu juga mengganggu proses
treatment selanjutnya.
Grit Removal
Pada IPAL yang menggunakan pompa atau peralatan
mekanik yang lain, kalau air limbah mengandung partikel
inorganik seperti pasir, batu kecil, pecahan kaca, logam dan lain
sebagainya akan merusak peralatan mekanik tersebut. Kerusakan
tersebut disebabkan padatan inorganik dalam air limbah
menggerus peralatan mekanik. Selain merusak peralatan
mekanik, padatan inorganik akan mengakibatkan penyumbatan
11
pipa dan menambah lumpur di tangki sedimentasi atau bak yang
lain.
Bangunan untuk memisahkan partikel inorganik tersebut
disebut Grit chamber. Padatan organik diusahakan tidak
mengendap di sini supaya mempermudahkan pengolahan lumpur
di Chamber tersebut. Grit chamber biasanya dibuat/dipasang
pada unit IPAL skala besar. Sedangkan untuk unit IPAL skala
kecil dan menengah, karena partikel inorganiknya dianggap
relatif sedikit, maka tidak perlu memakai Grit Chamber.
Equalization
Pada pengolahan air limbah, biasanya dari waktu ke waktu
terjadi fluktuasi baik debit maupun kandungan polutan, pH,
temperatur dan lain sebagainya. Fluktuasi tersebut akan
mempengaruhi efisiensi proses pengolahan. Maka untuk
mencegah penurunan efisensi dan efek tersebut, sebaiknya dibuat
bak ekualisasi untuk meratakan parameter-parameter air limbah
sebelum dimasukkan ke proses utama IPAL. Stabilisasi
parameter air limbah bertujuan untuk mengoptimalkan
pengoperasian IPAL, sehingga dapat menghemat aerasi atau
bahan kimia tambahan seperti nutrient, koagulan dan lain
sebagainya dalam proses pengolahan selanjutnya.
Tujuan dari ekualisasi adalah :
Meratakan debit air imbah yang masuk ke proses
pengolahan.
Meratakan fluktuasi beban organik, agar tidak terjadi
shock loading pada proses pengolahan.
Meratakan pH untuk memudahkan kontrol dan
meminimalkan kebutuhan bahan kimia pada proses
netralisasi.
12
Meratakan kandungan padatan untuk memudahkan kontrol
dan meminimalkan kebutuhan bahan kimia pada proses
koagulasi dan floakulasi.
13
menambah electrolytes seperti garam anorganik (inorganic
salts).
Hidrolisis
Hidrolisis adalah reaksikimia yang memecah molekul
air (H2O) menjadi kation hidrogen (H+) dan
anion hidroksida (OH−) melalui suatu proses kimia. Proses
ini biasanya digunakan untuk memecahpolimer tertentu,
terutama yang dibuat melalui polimerisasi tumbuh
bertahap (step-growth polimerization). Hidrolosis tidak
berbeda dengan hidrasi. Pada hidrasi, molekul tidak
terpecah menjadi dua senyawa baru.
Fisik
Flotasi
Flotasi umumnya diterapkan pada pengolahan air
buangan industri, terutama yang kandungan SS dan minyak
tinggi. Pemisahan zat padat atau partikel zat cair dari cairan
diperolah dengan menyemprotkan gas (udara) berupa
gelembung-gelembung kecil ke dalam cairan. Gelembung
ini kemudian menempel pada bahan-bahan padat dan oleh
sebab gaya apung dari campuran partikel dan gelembung
udara cukup besar mengangkatnya ke permukaan.
Keuntungan sistem flotasi dari sedimentasi adalah
bahwa partikel yang sangat halus dan mengendap dapat
dihilangkan lebih sempurna dan dalam waktu yang relatif
singkat. Partikel-partikel yang mengapung ke atas dapat
dikumpulkan dan diciduk keluar.
Sedimentasi
Sedimentasi adalah proses pemisahan partikel padatan
yang terkandung dalam air limbah oleh gaya gravitasi, baik
padatan organik maupun padatan inorganik. Pada sistem
pengolahan air limbah, proses sedimentasi dilakukan pada
14
awal (primary sedimentation tank), sesudah proses biologis
(secondary clarifier) atau sesudah proses koagulasi. Dalam
sistem kombinasi anaerobik dan aerobik, proses
sedimentasi dilakukan pada awal dan akhir.
15
badan air lainnya), sedangkan lumpur atau settle floc
dialirkan kembali secara kontinyu ke bak aerasi bersama-
sama dengan air kotor yang masuk.
Trickling Filter
Pengolahan air limbah dengan proses Trickilng Filter
adalah proses pengolahan dengan cara menyebarkan air
limbah ke dalam suatu tumpukan atau unggun media yang
terdiri dari bahan batu pecah (kerikil), bahan keramik, sisa
tanur (slag), medium dari bahan plastik atau lainnya.
Dengan cara demikian maka pada permukaan medium akan
tumbuh lapisan biologis (biofilm) seperti lendir, dan lapisan
biologis tersebut akan kontak dengan air limbah dan akan
menguraikan senyawa polutan yang ada di dalam air
limbah.
Proses pengolahan air limbah dengan sistem Trickilng
Filter pada dasarnya hampir sama dengan sistem lumpur
aktif, di mana mikroorganisme berkembang biak dan
menempel pada permukaan media penyangga.
Kolam aerasi
Prinsip aerasi adalah penambahan oksigen ke dalam air,
sehingga oksigen terlarut di dalam air akan semakin tinggi.
Aerasi termasuk pengolahan secara fisika, karena lebih
mengutamakan unsur mekanisasi dari pada unsur biologi.
Prinsip kerjanya adalah membuat kontak antara air dan
oksigen. Untuk mengurangi peresapan air ke dalam tanah
maka dasar kolam dilapisi dengan plastik hitam dengan
ukuran kolam 5000 m2 dengan ketinggian 1,5 m. Dalam
kolam tersedia 8 buah mekanik aerator yang mempunyai
kapasitas 59 kg O2/hari.
Penghilangan padatan tersuspensi
Presipitasi (Pengendapan)
16
Presipitasi pada umumnya digunakan untuk
menghilangkan logam berat dari limbah cair yang
bersumber dari sepuhan logam, baja dan besi. Presipitasi
juga biasa dikenal sebagai pengendapan yaitu proses
pemisahan atau pengendapan yang menggunakan prinsip
gravitasi. Partikel logam berat yang lebih berat daripada air
akan mengendap.
17
Pengolahan terjadi dengan adanya penahanan zat-zat organik
pada permukaan karbon. Metode yang umum digunakan
sekarang adalah granulated activated carbon column. Air
buangan disaring melalui kolom sampai kolom tersebut penuh
dengan bahan-bahan organik. Waktu kontak yang diperlukan
untuk metode ini 1 jam, setelah 1 jam penurunan warna menjadi
lambat. Karbon aktif dapat menghilangkan bakteri dan virus
secara efektif.
Ion exchange (Penukar ion)
Penukaran ion merupakan proses pengolahan secara kimia
yang digunakan untuk menghilangkan ion yang tidak
dikehendaki dari limbah cair. Dalam pengolahan limbah cair
industri, penukaran ion sebagian besar digunakan untuk
menghilangkan kation seperti logam berat, tapi penukaran ion
juga dapat digunakan untuk menghilangkan anion seperti sianida,
arsenat dan kromat.
Destilasi
Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan
bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan
menguap. Model ideal distilasi didasarkan pada Hukum Roult
dan Hukum Dalton. Ada 4 jenis distilasi, yaitu distilasi
sederhana, distilasi fraksionasi, distilasi uap, dan distilasi vakum.
Selain itu ada pula destilasi ekstraktif dan distilasi azeotropic
homogenous, distilasi dengan menggunakan garam berion,
distilasi pressure swing, serta distilasi reaktif.
Reverse Osmosis (RO)
Pengertian dari sistem Reverse Osmosis atau RO adalah
perpindahan air melalui satu tahap ke tahap berikutnya yakni
bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Teknologi
reverse osmosis (RO) banyak dimanfaatkan manusia untuk
berbagai keperluan, salah satunya adalah untuk teknologi
18
pengolahan air minum. Salah satu ciri utama reverse osmosis
system (RO) adalah dengan adanya membran (semipermeable
membrane). Membran semipermeabel ini harus dapat ditembus
oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut. Proses reverse osmosis
menggunakan tekanan tinggi agar air bisa melewati membran, di
mana kerapatan membran reverse osmosis ini adalah 0,0001
mikron (satu helai rambut dibagi 500.000 bagian). Jika air
mampu melewati membran reverse osmosis, maka air inilah yang
akan kita pakai, tapi jika air tidak bisa melewati membran
semipermeable maka akan terbuang pada saluran khusus.
Elektrodialisis
Elektrodialisis yaitu proses membran yang dicirikan oleh
suatu medan listrik tegak lurus terhadap membran penukar ion
(ion exchange membrane). Sebagai akibat dari adanya gaya
dorong (driving force) medan listrik, anion-anion dalam larutan
akan ditarik ke arah anoda dan kation-kation ditarik ke arah
anoda.
19
Mikroorganisme inilah yang akan menguraikan zat organik yang belum
sempat terurai pada bak pengendap secara anaerob atau tanpa udara.
Air limpasan dari bak kontaktor anaerob dialirkan ke bak kontaktor aerob.
Bak kontaktor atau biofilter aerob ini terdiri dari tangki aerasi dan biofilter
aerob. Di dalam ruang biofilter aerob ini juga ini diisi dengan media dari
bahan pasltik tipe sarang tawon. Setelah air limbah di aerasi atau dihembus
dengan udara dialirkan ke tangki atau bak biofilter aerob sehingga mikro
organisme yang ada akan menguraikan zat organik yang ada dalam air limbah
serta tumbuh dan menempel pada permukaan media.
Dengan demikian air limbah akan kontak dengan mikroorgainisme yang
tersuspensi dalam air maupun yang menempel pada permukaan media yang
mana hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi penguraian zat organik,
deterjen serta mempercepat proses nitrifikasi, sehingga efisiensi penghilangan
ammonia menjadi lebih besar.
Selanjutnya, air dialirkan ke bak pengendap akhir. Di dalam bak ini
lumpur aktif yang mengandung massa mikroorganisme diendapkan dan
dipompa kembali ke bagian inlet bak aerasi dengan pompa sirkulasi lumpur.
Sedangkan air limpasan (over flow) dialirkan ke bak khlorinasi. Di dalam bak
kontaktor khlor ini air limbah dikontakkan dengan senyawa khlor untuk
membunuh mikroorganisme patogen.
Air olahan, yakni air yang keluar setelah proses khlorinasi dapat langsung
dibuang ke sungai atau saluran umum. Dengan kombinasi proses anaerob dan
aerob tersebut selain dapat menurunkan zat organik (BOD, COD), ammonia,
deterjen, padatan tersuspensi (SS), phospat dan lainnya.
20
Gambar 2.1. Diagram Proses Pengolahan Air Limbah Perhotelan Dengan
Proses Biofilter Anaerob-Aerob
21
karena dengan adanya biofilter up flow yakni penyaringan dengan
sistem aliran dari bawah ke atas akan mengurangi kecepatan partikel
yang terdapat pada air buangan dan partikel yang tidak terbawa aliran
ke atas akan mengendapkan di dasar bak filter. Sistem biofilter
anaerob-aerob ini sangat sederhana, operasinya mudah dan tanpa
memakai bahan kimia serta kebutuhan energinya sangat kecil. Poses
ini cocok digunakan untuk mengolah air limbah dengan kapasitas
yang tidak terlalu besar.
Selain terdapat keuntungan, proses dengan biofilter anaerob-aerob
mempunyai keunggulan. Beberapa keunggulan proses pengolahan air
limbah dengan biofilter anaerob-aerob antara lain yakni:
Perawatannya sangat mudah.
Biaya operasinya rendah.
Jumlah lumpur yang dihasilkan relatif lebih sedikit bila
dibandingkan dengan proses lumpur aktif.
Dapat menghilangkan nitrogen dan phospor yang dapat
menyebabkan euthropikasi.
Kebutuhan energi lebih kecil.
Dapat digunakan untuk air limbah dengan beban BOD yang
cukup besar.
Dapat menghilangan padatan tersuspensi (SS) dengan baik.
.
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Air buangan atau air limbah adalah air yang tersisa dari kegiatan
manusia, baik kegiatan rumah tangga maupun kegiatan lain seperti
industri, perhotelan, dan sebagainya. Sumber air limbah terdiri dari air
limbah rumah tangga, air limbah industri dan air limbah kotapraja. Adapun
karakteristik dari limbah hotel terbagi menjadi 3 yaitu: karakteristik fisik,
karakteristik kimia dan karakteristik biologi. Beberapa parameter-
parameter yang digunakan juga dalam air buangan kegiatan perhotelan
antara lain: BOD, COD, DO, hardness, settleable solid, Total Suspended
Solid, Mixed Liquor Suspended Solid, dan Mixed Liquor Volatile
Suspended Solid. Dalam pengelolaan air limbah hotel pun dapat dilakukan
dengan 2 cara yaitu secara alamiah maupun dengan bantuan peralatan.
Dengan cara alamiah yakni dengan kolam stabilisasi sedangkan dengan
peralatan biasanya dilakukan pada IPAL, yang prosesnya dapat
dikelompokkan menjadi primary treatment, secondary treatment dan
tertiary treatment.
C. Saran
Penerapan pengolahan air limbah yang baik serta pemilihan sistem
pengolahan air limbah yang tepat sudah semestinya dimiliki oleh setiap
industri perhotelan, agar limbah industri yang ada benar-benar tidak
mengganggu kehidupan dan tidak memberikan dampak yang buruk bagi
lingkungan khususnya pada kesehatan masyarkat.
23
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/rizkiyuli19/
https://www.scribd.com/doc/127539609/