Anda di halaman 1dari 5

DASAR KONSTRUKSI BANGUNAN

MATERI
PONDASI TIDAK LANGSUNG

DISUSUN OLEH :
Nama : ANDHIKA MEISTEVA
Kelas : X DPIB 1
No.Absen: 07

DESAIN PEMODELAN DAN INFORMASI BANGUNAN


SMK NEGERI 1 ADIWERNA
TAHUN 2019
Pengertian Pondasi Tak Langsung:

Konstruksi pondasi tak langsung digunakan bila lapisan tanah


yang baik/keras terdapat cukup dalam dari permukaan tanah. Prinsip
dasar dari konstruksi pondasi tak langsung adalah dengan perantaraan
konstruksi pondasi tak langsung tersebut beban bangunan dipindahkan
ke lapisan tanah dasar pondasi yang baik.

Pada tanah bangunan di mana


lapisan tanah mudah pecah akibat pengaruh panas sinar matahari dan air
sampai cukup dalam dan dan lapisan tanah yang mempunyai daya
dukung besar cukup dalam, bila konstruksi pondasi langsung
dikhawatirkan menyulitkan pelaksanaan pekerjaan dan tidak efisien.

Macam-Macam Pondasi Tak Langsung :


Terdapat bermacam-macam jenis konstruksi pondasi tak langsung,
diantaranya pondasi umpak, pondasi sumuran, pondasi tiang straus, dan pondasi
tiang pancang.

A. Pondasi Umpak
Pondasi ini diletakan diatas tanah yang telah padat atau keras. Sistem dan
jenis pondasi ini sampai sekarang terkadang masih digunakan, tetapi
ditopang oleh pondasi batu kali yang berada di dalam tanah dan sloof
sebagai pengikat struktur, serta angkur yang masuk kedalam as umpak
kayu atau umpak batu dari bagian bawah umpaknya atau tiangnya.
Pondasi ini membentuk rigitifitas struktur yang dilunakkan, sehingga
sistim membuat bangunan dapat menyelaraskan goyangan goyangan yang
terjadi pada permukaan tanah, sehingga bangunan tidak akan patah pada
tiang-tiangnya jika terjadi gempa.

B. Pondasi Sumuran

Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi dangkal


dan pondasi tiang. Pondasi ini digunakan apabila tanah dasar terletak pada
kedalaman yang relatif dalam. Jenis pondasi dalam yang dicor ditempat
dengan menggunakan komponen beton dan batu belah sebagai pengisinya.

Pada umumnya pondasi sumuran ini terbuat dari beton bertulang atau
beton pracetak, yang umum digunakan pada pekerjaan jembatan di
Indonesia adalah dari silinder beton bertulang dengan diameter 250 cm,
300 cm, 350 cm, dan 400 cm.
C. Pondasi Tiang Strauss

Pondasi strauss pile ini termasuk kategori pondasi dangkal. Pondasi jenis


ini biasanya digunakan pada bangunan yang bebannya tidak terlalu berat,
misalnya untuk rumah tinggal atau bangunan lain yang memiliki bentang
antar kolom tidak panjang.

Cara kerja pemasangan pondasi ini adalah dengan mengebor tanah


berdiameter sesuai perhitungan struktur diameter pondasi. Setelah itu
digunakan cassing dari pipa PVC yang di cor sambil diangkat cassing-nya.
Cassing digunakan pada tanah lembek dan berair. Jika tanah keras dan
tidak berair, pondasi dapat langsung di cor tanpa cassing.

Kedalaman pondasi ini dapat mencapai 5 meter dengan mengunakan besi


tulangan sepanjang dalamnya pondasi. Biasanya ukuran pondasi yang
sering dipakai adalah diameter 20 cm, 30 cm, dan 40 cm, sesuai dengan
tersedianya mata bor. Seperti layaknya pondasi tiang,
maka pondasi strauss ini ditumpu pada dudukan beton (pile cap). Fungsi
dudukan beton adalah mengikatkan tulangan pondasi pada kolom dan
sloof. Selain itu fungsinya adalah untuk transfer tekanan beban di atasnya.
D. Pondasi Tiang Pancang

Pondasi tiang pancang merupakan salah satu jenis pondasi rumah yang


biasanya terbuat dari beton murni, baja, bahkan kayu. Pada dasarnya,
pondasi tiang pancang berperan untuk membuat bangunan lebih kukuh
karena mampu menyalurkan beban konstruksi ke bagian tanah paling
dalam sehingga lebih stabil. Pondasi tiang pancang ini juga disebut-sebut
sebagai salah satu jenis pondasi yang terbaik untuk membangun rumah
yang kuat.

Anda mungkin juga menyukai