Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

‘’ TERBENTUKNYA PANCASILA ‘’

DI SUSUN OLEH: KELOMPOK I


Alfrian Helokil
Cici Nuria Bugis
Febby Yeni Renyaan
Jean Dorkas Rahadat
Marieta Lolonlun
Petronela Febby
Sindy A Metubun
Vitto Fransiscus Olla

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN TUAL
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas perkenaannyalah Sehingga saya dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salahsatu acuan, petunjuk maupun pedoman
bagi pembaca dalam pendidikan dalam profesi keguruan.
Semoga makalah ini membantu menambah pengetehuan danpengalaman bagi para pembaca
sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat
lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki masih
kurang. Olehkarena itu saya harapkan para pembaca untuk memberikan masukan – masukan
yang bersifat membangun untuk kesempurnaann makalah ini.

Penulis

KELOMPOK I
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR............................................................................................................................
DAFTAR
ISI…......................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN….....................................................................................................................
A. LATAR
BELAKANG.................................................................................................................
B. RUMUSAN
MASALAH............................................................................................................
C. TUJUAN................................................................................................................................
.
BAB II
PEMBAHASAN........................................................................................................................
A. AWAL BERDIRINYA
PANCASILA.............................................................................................
B. SEJARAH SINGKAT TERBENTUKNYA
PANCASILA...................................................................
C. PROSES TERBENTUKNYA
PANCASILA....................................................................................
D. RUMUSAN PANCASILA YANG
SAH........................................................................................
E. HARI KESAKTIAN
PANCASILA................................................................................................
F. BUTIR-BUTIRPENGAMALAN
PANCASILA...............................................................................
BAB III
PENUTUP…............................................................................................................................
A. KESIMPULAN....................................................................................................................
...
B. SARAN................................................................................................................................
.
DAFTAR
PUSTAKA...........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sebagai dasar negara, Pancasila kembali diuji ketahanannya dalam era reformasi sekarang.
Merekahnya matahari bulan Juni 1945, 63 tahun yang lalu disambut dengan lahirnya sebuah
konsepsi kenengaraan yang sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia, yaitu lahirnya Pancasila.
Sebagai falsafah negara, tentu Pancasila ada yang merumuskannya. Pancasila memang
merupakan karunia terbesar dari Allah SWT dan ternyata merupakan light-star bagi segenap
bangsa Indonesia di masa-masa selanjutnya, baik sebagai pedoman dalam memperjuangkan
kemerdekaan, juga sebagai alat pemersatu dalam hidup kerukunan berbangsa, serta sebagai
pandangan hidup untuk kehidupan manusia Indonesia sehari-hari, dan yang jelas tadi telah
diungkapkan sebagai dasar serta falsafah negara Republik Indonesia.
Pancasila telah ada dalam segala bentuk kehidupan rakyat Indonesia, terkecuali bagi
mereka yang tidak Pancasilais. Pancasila lahir 1 Juni 1945, ditetapkan pada 18 Agustus 1945
bersama-sama dengan UUD 1945. Bunyi dan ucapan Pancasila yang benar berdasarkan Inpres
Nomor 12 tahun 1968 adalah satu, Ketuhanan Yang Maha Esa. Dua, Kemanusiaan yang adil dan
beradab. Tiga, Persatuan Indonesia. Empat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Dan kelima, Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
Sejarah Indonesia telah mencatat bahwa di antara tokoh perumus Pancasila itu ialah, Mr
Mohammad Yamin, Prof Mr Soepomo, dan Ir Soekarno. Dapat dikemukakan mengapa Pancasila
itu sakti dan selalu dapat bertahan dari guncangan kisruh politik di negara ini, yaitu pertama ialah
karena secara intrinsik dalam Pancasila itu mengandung toleransi, dan siapa yang menantang
Pancasila berarti dia menentang toleransi.
Kedua, Pancasila merupakan wadah yang cukup fleksibel, yang dapat mencakup faham-
faham positif yang dianut oleh bangsa Indonesia, dan faham lain yang positif tersebut
mempunyai keleluasaan yang cukup untuk memperkembangkan diri. Yang ketiga, karena sila-
sila dari Pancasila itu terdiri dari nilai-nilai dan norma-norma yang positif sesuai dengan
pandangan hidup bangsa Indonesia, dan nilai serta norma yang bertentangan, pasti akan ditolak
oleh Pancasila, misalnya Atheisme dan segala bentuk kekafiran tak beragama akan ditolak oleh
bangsa Indonesia yang bertuhan dan ber-agama.
Diktatorisme juga ditolak, karena bangsa Indonesia berprikemanusiaan dan berusaha untuk
berbudi luhur. Kelonialisme juga ditolak oleh bangsa Indonesia yang cinta akan kemerdekaan.
Sebab yang keempat adalah, karena bangsa Indonesia yang sejati sangat cinta kepada Pancasila,
yakin bahwa Pancasila itu benar dan tidak bertentangan dengan keyakinan serta agamanya.
Dengan demikian bahwa falsafah Pancasila sebagai dasar falsafah negara Indonesia yang
harus diketahui oleh seluruh warga negara Indonesia agar menghormati, menghargai, menjaga
dan menjalankan apa-apa yang telah dilakukan oleh para pahlawan khususnya pahlawan
proklamasi yang telah berjuang untuk kemerdekaan negara Indonesia ini. Sehingga baik
golongan muda maupun tua tetap meyakini Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tanpa
adanya keraguan guna memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Awal berdirinya pancasila?


2. Sejarah singkat terbentuk pancasila?
3. Proses terbentuk perumusan pancasila?
4. Rumusan pancasila yang sah?
5. Hari kesaktian pancasila?
6. Butir-butir pengamalan pancasila?

C. TUJUAN
1. Menjelaskan awal berdirinya pancasila
2. Menjelaskan sejarah singkat terbentuknya pancasila
3. Menjelaskan proses terbentuknya perumusan pancasila
4. Menjelaskan rumusan pancasila
5. Menjelaskan hari kesaktian pancasila
6. Menjelaskan butir-butir pengamalan pancasila
BAB II
PEMBAHASAN

A. AWAL BERDIRINYA PANCASILA


Ideologi dan dasar negara kita adalah Pancasila. Pancasila terdiri dari lima sila. Kelima sila
itu adalah: Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia,
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusayawaratan perwakilan, dan
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Untuk mengetahui latar belakang atau sejarah
Pancasila dijadikan ideologi atau dasar negara coba baca teks Proklamasi berikut ini.
Istilah “ Pancasila” pertama kali dapat ditemukan dalam buku “ Sutasoma” karya Mpu
Tantular yang ditulis pada zaman Majapahit (abad ke 14). Dalam buku itu istilah Pancasila
diartikan sebagai perintah kesusilaan yang jumlahnya lima (Pancasila karma) dan berisi lima
larangan untuk :
a. Melakukan kekerasan
b. Mencuri
c. Berjiwa dengki
d. Berbohong
e. Mabuk akibat minuman keras
Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan negara Indonesia, tidak semata-
mata terbentuk begitu saja dengan hanya diciptakan oleh seseorang seperti yang terjadi pada
ideologi-ideologi lain di dunia. Akan tetapi terbentuknya Pancasila mengalami proses yang
sangat panjang dalam sejarah bangsa Indonesia. Sejak 400 tahun yang lalu pada masa kejayaan
kutai dimana pada masa ini masayarakat kutai yang membuka zaman sejarah indonesia pertama
kali, sudah terlihat menampilkan nilai-nilai sosial politik, dan ketuhanan dalam bentuk kerajaan.
Secara kausalitas Pancasila sebelum disyahkan menjadi dasar filsafat negara nilai-nilainya
telah ada dan berasal dari bangsa Indonesia itu sendiri, seperti adat- istiadat, kebudayaan, dan
nilai-nilai religius.
Kemudian para pendiri negara mengangkat nilai-nilai tersebut kemudian dirumuskan secara
musyawarah mufakat berdasarkan moral-moral yang luhur diantaranya dalam sidang BPUPKI
yang pertama, sidang panitia sembilan yang kemudian melahirkan piagam jakarta yang memuat
Pancasila yang pertama kali, kemudian dibahas lagi dalam sidang BPUPKI yang kedua. Setelah
kemerdekaan Indonesia sebelum sidang PPKI Pancasila sebagai calon dasar filsafat negara
dibahas serta disempurnakan lagi dan akhirnya pada tanggal 18 Agustus 1945 disyahkan oleh
PPKI sebagai dasar filsafat Negara Republik Indonesia (Kaelan, 2008:103).
Pengetahuan yang lengkap tentang proses terjadinya Pancasila berdasarkan pada proses
kausalitas, secara kausalitas asal mula pancasila dibedakan menjadi dua macam yaitu : asal mula
langsung dan asal mula tidak langsung.
Pengertian asal mula secara ilmiah filsafati di bedakan atas empat macam yaitu :
a. Asal mula bahan (kusa materialis)
Bangsa Indonesia adalah asal dari nilai-nilai Pancasila itu sendiri, sehingga pada hakikatnya
nilai Pancasila merupakan unsur-unsur yang digali dari bangsa Indonesia yang bermula dari adat-
istiadat kebudayaan serta nilai religius. Bisa disimpulkan bahwa asal bahan Pancasila adalah
pada bangsa Indonesia yang terdapat dalam kepribadian dan pandangan hidup bangsa Indonesia.
b. Asal mula bentuk (kausa formalis)
Asal mula bentuk atau bagai mana betuk Pancasila itu sebagaimana termuat dalam
pembukaan Undang Undang Dasar 1945. Dengan demikian maka asal mula bentuk Pancasila
adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta serta anggota BPUPKI lainya yang merumuskan dan
membahas Pancasila.
c. Asal mula karya (kausa effisien)
Asal mula yang menjadikan atau mengesahkan Pancasila dari calon yang akan menjadi dasar
negara yang sah. Yaitu PPKI sebagai pembentuk negara dan telah mengesahkan Pancasila
sebagai landasan dasar negara.
d. Asal Mula Tujuan (Kausa Finalis)
Pancasila dirumuskan dan di bahas oleh para pendiri negar bertujuan untuk dijaikan sebagai
landasan dasar negara. Oleh karena itu Asal mula tujuan tersebuat adalah anggota BPUPKI
beserta panitia Sembilan.

B. SEJARAH SINGKAT TERBENTUKNYA PANCASILA


Tanggal 17 Agustus bangsa Indonesia belum merdeka. Bangsa Indonesia dijajah oleh
bangsa lain. Banyak bangsa-bangsa lain yang menjajah atau berkuasa di Indonesia, misalnya
bangsa Belanda, Portugis, Inggris, dan Jepang. Paling lama menjajah adalah bangsa Belanda.
Padahal sebelum kedatangan penjajah bangsa asing tersebut, di wilayah negara RI terdapat
kerajaan-kerajaan besar yang merdeka, misalnya Sriwijaya, Majapahit, Demak, Mataram,
Ternate, dan Tidore. Terhadap penjajahan tersebut, bangsa Indonesia selalu melakukan
perlawanan dalam bentuk perjuangan bersenjata maupun politik. Perjuangan bersenjata bangsa
Indonesia dalam mengusir penjajah, dalam hal ini Belanda, sampai dengan tahun 1908 boleh
dikatakan selalu mengalami kegagalan.
Penjajahan Belanda berakhir pada tahun 1942, tepatnya tanggal 8 Maret. Sejak saat itu
Indonesia diduduki oleh bala tentara Jepang. Namun Jepang tidak terlalu lama menduduki
Indonesia. Mulai tahun 1944, tentara Jepang mulai kalah dalam melawan tentara Sekutu. Untuk
menarik simpati bangsa Indonesia agar bersedia membantu Jepang dalam melawan tentara
Sekutu, Jepang memberikan janji kemerdekaan di kelak kemudian hari. Janji ini diucapkan oleh
Perdana Menteri Kaiso pada tanggal 7 September 1944. Oleh karena terus menerus terdesak,
maka pada tanggal 29 April 1945 Jepang memberikan janji kemerdekaan yang kedua kepada
bangsa Indonesia, yaitu janji kemerdekaan tanpa syarat yang dituangkan dalam Maklumat
Gunseikan (Pembesar Tertinggi Sipil dari Pemerintah Militer Jepang di Jawa dan Madura).
Dalam maklumat itu sekaligus dimuat dasar pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Tugas badan ini adalah menyelidiki dan
mengumpulkan usul-usul untuk selanjutnya dikemukakan kepada pemerintah Jepang untuk dapat
dipertimbangkan bagi kemerdekaan Indonesia.
Keanggotaan badan ini dilantik pada tanggal 28 Mei 1945, dan mengadakan sidang pertama
pada tanggal 29 Mei 1945 – 1 Juni 1945. Dalam sidang pertama ini yang dibicarakan khusus
mengenai calon dasar negara untuk Indonesia merdeka nanti. Pada sidang pertama itu, banyak
anggota yang berbicara, dua di antaranya adalah Muhammad Yamin dan Bung Karno, yang
masing-masing mengusulkan calon dasar negara untuk Indonesia merdeka.

Muhammad Yamin mengajukan usul mengenai dasar negara secara lisan yang terdiri atas
lima hal, yaitu :
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat

Selain itu Muhammad Yamin juga mengajukan usul secara tertulis yang juga terdiri atas lima
hal, yaitu:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Persatuan Indonesia
3. Rasa Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan / Perwakilan
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Usulan ini diajukan pada tanggal 29 Mei 1945. Prof.Dr. Supomo pada tanggal 31 Mei 1945
terdapat pokok-pokok pikiran yang tidak banyak berbeda seperti berikut :
a. Indonesia Merdeka hendaknya merupakan negara nasional yang bersatu dalam
arti totaliter atau integralistik.
b. Setiap warganya dianjurkan agar takluk kepada tuhan, tetapi urusan agama hendaknya
terpisah dari urusan negara dan diserahkan kepada golongan-golongan agama yang
bersangkutan.
c. Dalam susunan pemerintahan negara harus dibentuk suatu Badan Permusyawaratan,
agar pemimpin negara dapat bersatu jiwa dengan wakil-wakil rakyat secara terus-
menerus.
d. Sistem ekonomi Indonesia hendaknya diatur berdasarkan asas kekeluargaan, system
tolong-menolong dan system kooperasi.
e. Negara Indonesia yang berdasar atas semangat kebudayaan Indonesia yang asli, dengan
sendirinya akan bersifat negara Asia Timur Raya.

Prof. Supomo dengan tegas menolak aliran individualisme dan liberalisme maupun teori
kelas ajaran Marx, dan Lenin, sebagai dasar Indonesia Merdeka, dan menandaskan bahwa politik
pembangunan negara harus disesuaikan dengan susunan masyarakat Indonesia. Maka negara kita
harus berdasar atas aliran pikiran (staaside) negara yang integralistik, negara yang bersatu
dengan seluruh rakyatnya, yang mengatasi seluruh golongan-golongannya dalam lapangan
apapun. Dalam pengertian ini menurut teori ini yang sesuai dengan semangat Indonesia yang
asli, negara tidak lain ialah seluruh rakyat Indonesia sebgai persatuan yang teratur dan tersusun.
Kemudian pada tanggal 1 Juni 1945,

Bung Karno mengajukan usul mengenai calon dasar Negara yang terdiri atas lima hal, yaitu:
a. Nasionalisme (Kebangsaan Indonesia)
b. Internasionalis (Perikemanusiaan)
c. Mufakat atau Demokrasi
d. Kesejahteraan Sosial
e. Ketuhanan yang Berkebudayaan
Kelima hal ini oleh Bung Karno diberi nama Pancasila.

Lebih lanjut Bung Karno mengemukakan bahwa kelima sila tersebut dapat diperas menjadi
Trisila, yaitu :
a. Sosio nasionalisme
b. Sosiodemokrasi
c. Ketuhanan
Berikutnya tiga hal ini menurutnya juga dapat diperas menjadi Ekasila yaitu Gotong
Royong.
Istilah “sila” itu sendiri dapat diartikan sebagai aturan yang melatarbelakangi perilaku
seseorang atau bangsa;kelakuan atau perbuatan yang menurut adab (sopan santun); dasar adab,
akhlak, dan moral. Pancasila sebagai dasar negara pertama kali diusulkan oleh Ir. Soekarno pada
tanggal 1 Juni 1945 dihadapan sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI). Menurut beliau, istilah Pancasila tersebut diperoleh dari para sahabatnya
yang merupakan ahli bahasa.

Rumusan Pancasila yang dikemukakan tersebut berdiri atas :


a. Kebangsaan Indonesia
b. Internasional atau kemanusiaan
c. Mufakat atau demokrasi
d. Kesejahteraan social
e. Ketuhanan yang berkemanusiaan

Selesai sidang pertama, pada tanggal 1 Juni 1945 para anggota BPUPKI sepakat untuk
membentuk sebuah panitia kecil yang tugasnya adalah menampung usul-usul yang masuk dan
memeriksanya serta melaporkan kepada sidang pleno BPUPKI. Tiap-tiap anggota diberi
kesempatan mengajukan usul secara tertulis paling lambat sampai dengan tanggal 20 Juni 1945.
Adapun anggota panitia kecil ini terdiri atas delapan orang, yaitu :

1. Ir.Soekarno
2. Ki Bagus Hadikusumo
3. K.H. Wachid Hasjim
4. Mr. Muh.Yamin
5. M. Sutardjo Kartohadikusumo
6. Mr. A.A. Maramis R.
7. Otto Iskandar Dinata
8. Drs. Muh. Hatta
Pada tanggal 22 Juni 1945 diadakan rapat gabungan antara Panitia Kecil, dengan para
anggota BPUPKI yang berdomisili di Jakarta. Hasil yang dicapai antara lain disetujuinya
dibentuknya sebuah Panitia Kecil Penyelidik Usul-Usul/Perumus Dasar Negara, yang terdiri atas
sembilan orang, yaitu:
1. Ir.Soekarno
2. Drs.Muh.Hatta
3. Mr.A.A.Maramis
4. K.H.Wachid Hasyim
5. Abdul Kahar Muzakkir
6. Abikusno Tjokrosujoso
7. H. Agus Salim
8. Mr.AhmadSubardjo
9. Mr. Muh. Yamin
Tokoh-tokoh BPUPKI yang diberi nama Panitia Sembilan mengadakan pertemuan untuk
membahas pidato serta usulan-usulan mengenai dasar negara yang telah dikemukakan dalam
sidang- sidang BPUPKI. Panitia Kecil yang beranggotakan sembilan orang ini pada tanggal itu
juga melanjutkan sidang dan berhasil merumuskan calon Mukadimah Hukum Dasar, yang
kemudian lebih dikenal dengan sebutan “Piagam Jakarta”.
Dalam pembahasan tersebut didalamnya terdapat rumusan dan sistematika Pancasila sebagai
berikut :
a. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
b. Kemanusiaan yang adil dan beradap
c. Persatuan Indonesia
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

C. PROSES TERBENTUKNYA PANCASILA


Proses Pembentukan Pancasila dan Anggota Panitia Sembilan _ Sebelum memulai materi
pembelajaran kali ini mengenai proses perumusan pancasila sebagai dasar negara Indonesaia dan
nama-nama dari anggota panitia sembilan, mari kita baca kembali dengan seksama isi teks
Pancasila dasar negara Indonesia berikut ini.

a. Pancasila

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


2. Kemanusiaan Yang adil dan Beradab
3. Persatuan indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/Perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Kesempurnaan isi pancasila tersebut didapat dari hasil mufakat dan suara bulat dari sidang
yang dilaksanakan oleh panitia perumus dasar negara indonesia merdeka, disebut juga dengan
Panitia Sembilan. Ini adalah 5 asas dasar negara yang kemudian juga dijadikan isi rancangan
pembukaan Undang-Undang 1945. Sebelum mencapai keutuhan lima asas pancasila seperti yang
tertera diatas, terdapat proses pembentukan/perumusan pancasila, dari mulai pembentukan Badan
Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan indonesia atau BPUPKI, sidang BPUPKI yang
menghasilkan Gagasan dasar negara dari beberapa tokoh besar indonesia, sampai pada
pembentukan Panitia Sembilan yang menghasilkan Rumusan tentang tujuan pembentukan
indonesia Merdeka, disebut juga dengan Piagam Jakarta. Bahkan, pada saat BPUPKI dibubarkan
pada tanggal 7 Agustus 1945 yang kemudian digantikan dengan PPKI (Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia) terdapat kembali perubahan isi pancasila terutama sila pertama,
perubahan tersebut ditetapkan isi sila pertama pancasila adalah “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Berikut selengkapnya mengenai Proses pembentukan/ perumusan pancasila

b. Proses Perumusan Pancasila


Adalah Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) Yang
dibentuk pada tanggal 1 Maret 1945. Ini adalah organisasi yang dibentuk beberapa bulan
menjelang kemerdekaan indonesia. Tugas Organisasai ini adalah Mempelajari hal hal penting
mengenai masalah tata pemerintahan atau pembentukan indonesia merdeka. Kemudian pada 28
Mei 1945 adalah tanggal penting dimana peresmian dan pelantikan pengurus BPUPKI
Dilaksanan.

Sejarah perumusan pancasila, Dimulai dari sidang pertama BPUPKI 29 Mei sampai 1 Juni
1945. Dari sidang pertama Organisasi ini didapat gagasan-gagasan penting tentang dasar dasar
negara dari pemikiran Tokoh besar indonesia diantaranya Ir. Soekarno, Mr. Mohammad Yamin,
dan Dr. Supomo. Dengan kesungguhan dan semangat untuk merdeka, inilah hasil pemikiran
gagasan dasar negara (Pancasila) dari tokoh tokoh besar indonesia tersebut.

 Gagasan Mr. Moh. Yamin yang diusulkan pada tanggal 29 Mei 1945 adalah sebagai
berikut:

1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan rakyat

 Gagasan Pancasila yang diusulkan oleh Dr. Supomo pada tanggal 31 Mei 1945
adalah sebagai berikut:

1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Mufakat dan Demokrasi
4. Musyawarah
5. Keadilan Sosial
 Gagasan Pancasila oleh Ir. Soekarno yang diusulkan pada tanggal 1 Juni 1945
adalah sebagai berikut:

1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan
3. Mufakat atau demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhaan yang maha esa

Ir. Soekarno kemudian mencetuskan nama Pancasila atas lima asas dasar negara yang
diusulkannya tersebut, 1 Juni juga diperingati sebagai hari lahirnya pancasila. Usulan Ir.
Soekarno diterima oleh BPUPKI dengan beberapa usulan perbaikan.

Selanjutnya, Beberapa hari kemudian tepatnya pada tanggal 22 juni 1945 BPUPKI
membentuk panitia perumus dengan tugas membahas dan merumuskan pancasila sebagaimana
tertera diatas. Berikut daftar nama anggota panitia pengurus, jumlah anggota panitia pengurus
adalah sembilan orang, maka dikenal juga dengan nama panitia sembilan.

Anggota Panitia Sembilan

1. Ir. Soekarno
2. Drs. Moh. Hatta
3. K.H A. Wahid Hasyim
4. Kahar Muzakir
5. Mr. A. A. Maramis
6. Abikusno Tjokrosuyoso
7. H. Agus Salim
8. Mr. Achmad Soebarjo
9. Mr. Moh. Yamin

Panitia Sembilan ini diketuai olah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil ketua.
Tugas dan tujuan dari dibentuknya panitia sembilan ini adalah untuk merumuskan dasar negara
indonesia merdeka dan tujuan pembentukan indonesia merdeka. Dari sidang yang dilaksanakan
oleh Panitia sembilan, dicapaikan rumusan dasar negara/ rumusan pancasila, disebut dengan
Jakarta Charter atau Piagam Jakarta. Isi jakarta charter/ piagam jakarta adalah sebagai berikut:
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia

Setelah tercapai isi piagam jakarta tersebut, tanggal 10 Juli 1945 dibentuklah Panitia
perancang undang-undang dasar oleh BPUPKI. Panitia perancang undang undang dasar tersebut
diketuai oleh Ir. Soekarno. Pada tanggal 11 juli 1945 rapat panitia perancang undang-undang
dasar dengan suara bulat menyetujui isi Rancangan Pembukaan UUD 1945 yang diambil dari
piagam jakarta. Tetapi belum sampai disini sejarah ataupun proses perumusan pancasila hingga
yang kita kenal dengan isi pancasila yang sekarang. Dapatkan anda menemukan perbedaan
rumusan dasar negara dari piagam jakarta tersebut dengan isi teks pancasila yang sekarang?

Pada tanggal 18 Agustus 1945, saat itu rapat yang diadakan oleh organisasi baru (PPKI),
Setelah sebelumnya BPUPKI dibubarkan pada tanggal 7 Agustus 1945 oleh pemerintah
pendudukan jepang dan diganti dengan PPKI, membahas masalah rancangan pembukaan undang
undang dasar yang dibuat tanggal 22 juni 1945. Isi piagam jakarta terutama pada sila pertama
“Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluknya” diubah dan
dihapuskan kalimat “ dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluknya” menjadi
“ketuhaan yang maha esa” seperti isi sila pertama pancasila dalam teks pancasila sekarang .
Proses perumusan pancasila telah memberikan pelajaran kepada kita betapa pentingnya
persatuan dan kesatuan bangsa.

Itulah pembahasan lengkap dalam artikel kali ini, mengenai perumusan atau pembentukan
pancasila. Pembentukan dan tugas BPUPKI, Gagasan pancasila oleh tokoh tokoh indonesia,
pembentukan dan tugas dari panitia sembilan, anggota panitia sembilan, isi piagam jakarta,
sampai pada kesempurnaan teks pancasila yang sekarang.

D. RUMUSAN PANCASILA YANG SAH


Untuk memantapkan hasil Kerja BPUPKI dan sejalan dengan perkembangan sejarah, maka
dibentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang bersidang pada tanggal 18
agustus 1945, yang kedudukannya sama dengan badan perwakilan rakyat dan angotanya
ditambah dari wakil-wakil daerah dan golongan yang segerah ditugaskan untuk menyusun alat-
alat kelengkapan negara yang diperlukan. Dalam sidang PPKI menghasilkan:
 Menetapkan dan menegaskan UUD RI
 Memilih Ir.Soekarno sebagai pesiden dan Drs. Moch Hatta sebagai wakil presiden
 Sebelum dibentuk MPR dan DPR presiden dibantu oleh suatu Komite Nasional Indonesia
Pusat (KNIP) untuk sementara waktu
 Dalam pengesahan tersebut terdapat rumusan pancasila sebagai Dasar Negara yang
tercantum dalam pembukaan UUD 1945, sistematikanya sebagai berikut:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia

Setelah Rumusan Pancasila diterimah sebagai Dasar negara secara resmi beberapa dokumen
penetapan ialah:
 Rumusan pertama: Piagam Jakarta(Jakarta Charter) -tanggal 22 juni 1945
 Rumusan kedua: pembukaan Undang-undang dasar – tanggal 18 agustus 1945
 Rumusan ketiga: Mukaddimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat – tanggal 27
Desember 1945
 Rumusan keempat: Mukaddimah Undang-undang Dasar Sementara – tanggal 15 agustus
1950
 Rumusan kelima: rumusan kedua yang dijiwai oleh rumusan pertama (merujuk Dekrit
Presiden 5 Juli 1959)

E. HARI KESAKTIAN PANCASILA


Pada tanggal 30 September 1965, terjadi insiden yang dinamakan Gerakan 30
September(G30S). Insiden ini sendiri masih menjadi perdebatan di tengah lingkungan akademisi
mengenai siapa penggiatnya dan apa motif dibelakangnya. Akan tetapi otoritas militer dan
kelompok reliji terbesar saat itu menyebarkan kabar bahwa insiden tersebut merupakan usaha
PKI mengubah unsur pancasila menjadi ideologi komunis, untuk membubarkan Partai Komunis
Indonesia dan membenarkan peristiwa pembantaian di indonesia 1965-1966.
Pada hari itu, enam jenderal dan 1 kapten serta beberapa orang lainnya dibunuh oleh oknum-
oknum yang digambarkan pemerintah sebagai upaya kudeta. Gejolak yang timbul akibat G30S
sendiri pada akhirnya hasil direndam oleh otoritas militer indonesia. Pemerintah Orde baru
kemudian menetapkan 30 september sebagai hari peringatan Gerakan 30 September G30S dan 1
Oktober ditetapakan sebagai Hari Kesaktian Pancasila.
F. BUTIR-BUTIR PENGAMALAN PANCASILA
Sejak tahun 2003, berdasarkan Tap MPR no. I/MPR/2003, 36 butir pedoman pengamalan
Pancasila telah diganti menjadi 45 butir butir Pancasila. Namun sayangnya tidak ada kebijakan
pemerintah untuk memasukkanya ke dalam kurikulum pendidikan ataupun program doktrinasi
lewat media. Sewaktu masih SD, hampir semua murid harus hafal 36 butir butir Pancasila dan
setiap malam disuguhkan kebanggaan pada Garuda Pancasila lewat layar kaca.
Ketika sebuah masyarakat bernegara maka harus ada persamaan fikir dan sikap masyarakat
pada negara. Harus meletakkan setiap ego-nya pada prinsip yang telah disepakati bersama dan
menjunjung tinggi prinsip dasar tersebut demi terciptanya rasa aman bermasyarakat dan
tercapainya tujuan bernegara yaitu kemakmuran.
Prinsip dasar Negara KesatuanRepublik Indonesia adalah Pancasila yang mengakomodir
dan (harusnya) juga bersifat memaksa sebagai pandangan hidup semua orang yang mengaku
Bangsa Indonesia. Dan menjadi sifat dasar bagi semua rakyat Indonesia dalam bermasyarakat
dengan mengamalkan butir butir Pancasila.

Burung Garuda (lambang negara / Pancasila kesatuan republik Indonesia) Dengan


dicabutnya 36 butir-butir Pancasila dan diperbaharui dengan 45 butir-butir pancasila oleh MPR
berharap dan bertujuan merevisi mana butir yang perlu diganti, ditambah dan butir-butir yang
tidak perlu direvisi sehingga lebih baik lagi bagi negara kita kesatuan NKRI ini. Untuk lebih
jelasnya berikut dibawah ini 45 dan 36 Pengamalan Butir-Butir Pancasila Lengkap :

Ketetapan MPR no. II/MPR/1978 tentang ekaprasetia pancakarsa menjabarkan kelima asas
dalam pancasila menjadi 36 butir pengamalan sebagai pedoman praktis bagi pelaksanaan
pancasil.

36 BUTIR-BUTIR PANCASILA

A. BUTIR-BUTIR PANCASILA SILA SATU "KETUHANAN YANG MAHA ESA"

 Percaya dan Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
 Hormat menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama dan penganut-penganut
kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.
 Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya.
 Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.
B. BUTIR-BUTIR PANCASILA SILA DUA "KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN
BERADAB"
 Mengakui persamaan derajat persamaan hak dan persamaan kewajiban antara
sesama manusia.
 Saling mencintai sesama manusia.
 Mengembangkan sikap tenggang rasa.
 Tidak semena-mena terhadap orang lain.
 Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
 Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
 Berani membela kebenaran dan keadilan.
 Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia,
karena itu dikembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerjasama dengan
bangsa lain.

C. BUTIR-BUTIR PANCASILA SILA TIGA "PERSATUAN INDONESIA"

 Menempatkan kesatuan, persatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan


negara di atas kepentingan pribadi atau golongan.
 Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
 Cinta Tanah Air dan Bangsa.
 Bangga sebagai Bangsa Indonesia dan ber-Tanah Air Indonesia.
 Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka
Tunggal Ika.

D. BUTIR-BUTIR PANCASILA SILA TIGA "KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH


HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN / PERWAKILAN"

 Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.


 Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
 Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama.
 Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi semangat kekeluargaan.
 Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
musyawarah.
 Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang
luhur.
 Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
 Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran dan
keadilan.
E. BUTIR-BUTIR PANCASILA SILA EMPAT "KEADILAN SOSIAL BAGI
SELURUH RAKYAT INDONESIA"

 Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan


suasana kekeluargaan dan gotong-royong.
 Bersikap adil.
 Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
 Menghormati hak-hak orang lain.
 Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
 Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.
 Tidak bersifat boros.
 Tidak bergaya hidup mewah.
 Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.
 Suka bekerja keras.
 Menghargai hasil karya orang lain.
 Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan
sosial.

Ketetapan 36 butir-butir Pancasila yang disebut dengan Eka Prasetia Pancakarsa diatas
dicabut dengan Tap MPR no. I/MPR/2003 dengan 45 butir Pancasila.

45 BUTIR-BUTIR PANCASILA

A. BUTIR-BUTIR PANCASILA SILA SATU "KETUHANAN YANG MAHA ESA"

 Butir-Butir Pancasila
 Bintang

 Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap


Tuhan Yang Maha Esa.
 Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan
yang adil dan beradab.
 Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk
agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
 Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
 Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
 Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
 Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa kepada orang lain.

B. BUTIR-BUTIR PANCASILA SILA DUA "KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN


BERADAB"

 Butir-Butir Pancasila
 Rantai

 Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya


sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
 Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia,
tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
 Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
 Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
 Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
 Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
 Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
 Berani membela kebenaran dan keadilan.
 Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
 Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa
lain.

C. BUTIR-BUTIR PANCASILA SILA TIGA "PERSATUAN INDONESIA"

 Butir-Butir Pancasila
 Pohon Beringin

 Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan


bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
 Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila
diperlukan.
 Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
 Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
 Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial.
 Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
 Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

D. BUTIR-BUTIR PANCASILA SILA EMPAT "KERAKYATAN YANG DIPIMPIN


OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN /
PERWAKILAN"

 Butir-Butir Pancasila
 Kepala Banteng

 Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia


mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
 Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
 Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama.
 Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
 Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah.
 Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
keputusan musyawarah.
 Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan
pribadi dan golongan.
 Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang
luhur.
 Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada
Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-
nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi
kepentingan bersama.
 Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan pemusyawaratan.

E. BUTIR-BUTIR PANCASILA SILA LIMA "KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH


RAKYAT INDONESIA"

 Butir-Butir Pancasila
 Padi dan Kapas

 Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana


kekeluargaan dan kegotongroyongan.
 Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
 Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
 Menghormati hak orang lain.
 Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
 Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan
terhadap orang lain.
 Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya
hidup mewah.
 Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan
kepentingan umum.
 Suka bekerja keras.
 Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama.
 Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari
Sanskerta : Panca berarti lima dan Sila berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan
dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Lima sendi
utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan
beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum
pada paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang-undang Dasar 1945. Meskipun terjadi
perubahan kandungan dan urutan lima sila Pancasila yang berlangsung dalam beberapa tahap
selama masa perumusan Pancasila pada tahun 1945, tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari
lahirnya Pancasila

B. SARAN
Warganegara Indonesia merupakan sekumpulan orang yang hidup dan tinggal di negara
Indonesia Oleh karena itu sebaiknya warga negara Indonesia harus lebih meyakini atau
mempercayai, menghormati, menghargai menjaga, memahami dan melaksanakan segala hal
yang telah dilakukan oleh para pahlawan khususnya dalam pemahaman bahwa falsafah Pancasila
adalah sebagai dasar falsafah negara Indonesia. Sehingga kekacauan yang sekarang terjadi ini
dapat diatasi dan lebih memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia ini.
DAFTAR PUSTAKA

Saffroedin Bahar (ed). (1992) Risalah Sidang BPUPKI-PPKI 29 mei 1945-19 agustus 1945.
Edisi kedua. Jakarta: SetNeg RI
Tim Fakultas Filsafat UGM (2005) pendidikan pancasila. Edisi 2. Jakarta: Universitas Terbuka
http://id.wikipedia.org/wiki/Rumusan-rumusan pancasila

Anda mungkin juga menyukai