‘’ TERBENTUKNYA PANCASILA ‘’
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas perkenaannyalah Sehingga saya dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salahsatu acuan, petunjuk maupun pedoman
bagi pembaca dalam pendidikan dalam profesi keguruan.
Semoga makalah ini membantu menambah pengetehuan danpengalaman bagi para pembaca
sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat
lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki masih
kurang. Olehkarena itu saya harapkan para pembaca untuk memberikan masukan – masukan
yang bersifat membangun untuk kesempurnaann makalah ini.
Penulis
KELOMPOK I
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR............................................................................................................................
DAFTAR
ISI…......................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN….....................................................................................................................
A. LATAR
BELAKANG.................................................................................................................
B. RUMUSAN
MASALAH............................................................................................................
C. TUJUAN................................................................................................................................
.
BAB II
PEMBAHASAN........................................................................................................................
A. AWAL BERDIRINYA
PANCASILA.............................................................................................
B. SEJARAH SINGKAT TERBENTUKNYA
PANCASILA...................................................................
C. PROSES TERBENTUKNYA
PANCASILA....................................................................................
D. RUMUSAN PANCASILA YANG
SAH........................................................................................
E. HARI KESAKTIAN
PANCASILA................................................................................................
F. BUTIR-BUTIRPENGAMALAN
PANCASILA...............................................................................
BAB III
PENUTUP…............................................................................................................................
A. KESIMPULAN....................................................................................................................
...
B. SARAN................................................................................................................................
.
DAFTAR
PUSTAKA...........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagai dasar negara, Pancasila kembali diuji ketahanannya dalam era reformasi sekarang.
Merekahnya matahari bulan Juni 1945, 63 tahun yang lalu disambut dengan lahirnya sebuah
konsepsi kenengaraan yang sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia, yaitu lahirnya Pancasila.
Sebagai falsafah negara, tentu Pancasila ada yang merumuskannya. Pancasila memang
merupakan karunia terbesar dari Allah SWT dan ternyata merupakan light-star bagi segenap
bangsa Indonesia di masa-masa selanjutnya, baik sebagai pedoman dalam memperjuangkan
kemerdekaan, juga sebagai alat pemersatu dalam hidup kerukunan berbangsa, serta sebagai
pandangan hidup untuk kehidupan manusia Indonesia sehari-hari, dan yang jelas tadi telah
diungkapkan sebagai dasar serta falsafah negara Republik Indonesia.
Pancasila telah ada dalam segala bentuk kehidupan rakyat Indonesia, terkecuali bagi
mereka yang tidak Pancasilais. Pancasila lahir 1 Juni 1945, ditetapkan pada 18 Agustus 1945
bersama-sama dengan UUD 1945. Bunyi dan ucapan Pancasila yang benar berdasarkan Inpres
Nomor 12 tahun 1968 adalah satu, Ketuhanan Yang Maha Esa. Dua, Kemanusiaan yang adil dan
beradab. Tiga, Persatuan Indonesia. Empat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Dan kelima, Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
Sejarah Indonesia telah mencatat bahwa di antara tokoh perumus Pancasila itu ialah, Mr
Mohammad Yamin, Prof Mr Soepomo, dan Ir Soekarno. Dapat dikemukakan mengapa Pancasila
itu sakti dan selalu dapat bertahan dari guncangan kisruh politik di negara ini, yaitu pertama ialah
karena secara intrinsik dalam Pancasila itu mengandung toleransi, dan siapa yang menantang
Pancasila berarti dia menentang toleransi.
Kedua, Pancasila merupakan wadah yang cukup fleksibel, yang dapat mencakup faham-
faham positif yang dianut oleh bangsa Indonesia, dan faham lain yang positif tersebut
mempunyai keleluasaan yang cukup untuk memperkembangkan diri. Yang ketiga, karena sila-
sila dari Pancasila itu terdiri dari nilai-nilai dan norma-norma yang positif sesuai dengan
pandangan hidup bangsa Indonesia, dan nilai serta norma yang bertentangan, pasti akan ditolak
oleh Pancasila, misalnya Atheisme dan segala bentuk kekafiran tak beragama akan ditolak oleh
bangsa Indonesia yang bertuhan dan ber-agama.
Diktatorisme juga ditolak, karena bangsa Indonesia berprikemanusiaan dan berusaha untuk
berbudi luhur. Kelonialisme juga ditolak oleh bangsa Indonesia yang cinta akan kemerdekaan.
Sebab yang keempat adalah, karena bangsa Indonesia yang sejati sangat cinta kepada Pancasila,
yakin bahwa Pancasila itu benar dan tidak bertentangan dengan keyakinan serta agamanya.
Dengan demikian bahwa falsafah Pancasila sebagai dasar falsafah negara Indonesia yang
harus diketahui oleh seluruh warga negara Indonesia agar menghormati, menghargai, menjaga
dan menjalankan apa-apa yang telah dilakukan oleh para pahlawan khususnya pahlawan
proklamasi yang telah berjuang untuk kemerdekaan negara Indonesia ini. Sehingga baik
golongan muda maupun tua tetap meyakini Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tanpa
adanya keraguan guna memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
1. Menjelaskan awal berdirinya pancasila
2. Menjelaskan sejarah singkat terbentuknya pancasila
3. Menjelaskan proses terbentuknya perumusan pancasila
4. Menjelaskan rumusan pancasila
5. Menjelaskan hari kesaktian pancasila
6. Menjelaskan butir-butir pengamalan pancasila
BAB II
PEMBAHASAN
Muhammad Yamin mengajukan usul mengenai dasar negara secara lisan yang terdiri atas
lima hal, yaitu :
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat
Selain itu Muhammad Yamin juga mengajukan usul secara tertulis yang juga terdiri atas lima
hal, yaitu:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Persatuan Indonesia
3. Rasa Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan / Perwakilan
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Usulan ini diajukan pada tanggal 29 Mei 1945. Prof.Dr. Supomo pada tanggal 31 Mei 1945
terdapat pokok-pokok pikiran yang tidak banyak berbeda seperti berikut :
a. Indonesia Merdeka hendaknya merupakan negara nasional yang bersatu dalam
arti totaliter atau integralistik.
b. Setiap warganya dianjurkan agar takluk kepada tuhan, tetapi urusan agama hendaknya
terpisah dari urusan negara dan diserahkan kepada golongan-golongan agama yang
bersangkutan.
c. Dalam susunan pemerintahan negara harus dibentuk suatu Badan Permusyawaratan,
agar pemimpin negara dapat bersatu jiwa dengan wakil-wakil rakyat secara terus-
menerus.
d. Sistem ekonomi Indonesia hendaknya diatur berdasarkan asas kekeluargaan, system
tolong-menolong dan system kooperasi.
e. Negara Indonesia yang berdasar atas semangat kebudayaan Indonesia yang asli, dengan
sendirinya akan bersifat negara Asia Timur Raya.
Prof. Supomo dengan tegas menolak aliran individualisme dan liberalisme maupun teori
kelas ajaran Marx, dan Lenin, sebagai dasar Indonesia Merdeka, dan menandaskan bahwa politik
pembangunan negara harus disesuaikan dengan susunan masyarakat Indonesia. Maka negara kita
harus berdasar atas aliran pikiran (staaside) negara yang integralistik, negara yang bersatu
dengan seluruh rakyatnya, yang mengatasi seluruh golongan-golongannya dalam lapangan
apapun. Dalam pengertian ini menurut teori ini yang sesuai dengan semangat Indonesia yang
asli, negara tidak lain ialah seluruh rakyat Indonesia sebgai persatuan yang teratur dan tersusun.
Kemudian pada tanggal 1 Juni 1945,
Bung Karno mengajukan usul mengenai calon dasar Negara yang terdiri atas lima hal, yaitu:
a. Nasionalisme (Kebangsaan Indonesia)
b. Internasionalis (Perikemanusiaan)
c. Mufakat atau Demokrasi
d. Kesejahteraan Sosial
e. Ketuhanan yang Berkebudayaan
Kelima hal ini oleh Bung Karno diberi nama Pancasila.
Lebih lanjut Bung Karno mengemukakan bahwa kelima sila tersebut dapat diperas menjadi
Trisila, yaitu :
a. Sosio nasionalisme
b. Sosiodemokrasi
c. Ketuhanan
Berikutnya tiga hal ini menurutnya juga dapat diperas menjadi Ekasila yaitu Gotong
Royong.
Istilah “sila” itu sendiri dapat diartikan sebagai aturan yang melatarbelakangi perilaku
seseorang atau bangsa;kelakuan atau perbuatan yang menurut adab (sopan santun); dasar adab,
akhlak, dan moral. Pancasila sebagai dasar negara pertama kali diusulkan oleh Ir. Soekarno pada
tanggal 1 Juni 1945 dihadapan sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI). Menurut beliau, istilah Pancasila tersebut diperoleh dari para sahabatnya
yang merupakan ahli bahasa.
Selesai sidang pertama, pada tanggal 1 Juni 1945 para anggota BPUPKI sepakat untuk
membentuk sebuah panitia kecil yang tugasnya adalah menampung usul-usul yang masuk dan
memeriksanya serta melaporkan kepada sidang pleno BPUPKI. Tiap-tiap anggota diberi
kesempatan mengajukan usul secara tertulis paling lambat sampai dengan tanggal 20 Juni 1945.
Adapun anggota panitia kecil ini terdiri atas delapan orang, yaitu :
1. Ir.Soekarno
2. Ki Bagus Hadikusumo
3. K.H. Wachid Hasjim
4. Mr. Muh.Yamin
5. M. Sutardjo Kartohadikusumo
6. Mr. A.A. Maramis R.
7. Otto Iskandar Dinata
8. Drs. Muh. Hatta
Pada tanggal 22 Juni 1945 diadakan rapat gabungan antara Panitia Kecil, dengan para
anggota BPUPKI yang berdomisili di Jakarta. Hasil yang dicapai antara lain disetujuinya
dibentuknya sebuah Panitia Kecil Penyelidik Usul-Usul/Perumus Dasar Negara, yang terdiri atas
sembilan orang, yaitu:
1. Ir.Soekarno
2. Drs.Muh.Hatta
3. Mr.A.A.Maramis
4. K.H.Wachid Hasyim
5. Abdul Kahar Muzakkir
6. Abikusno Tjokrosujoso
7. H. Agus Salim
8. Mr.AhmadSubardjo
9. Mr. Muh. Yamin
Tokoh-tokoh BPUPKI yang diberi nama Panitia Sembilan mengadakan pertemuan untuk
membahas pidato serta usulan-usulan mengenai dasar negara yang telah dikemukakan dalam
sidang- sidang BPUPKI. Panitia Kecil yang beranggotakan sembilan orang ini pada tanggal itu
juga melanjutkan sidang dan berhasil merumuskan calon Mukadimah Hukum Dasar, yang
kemudian lebih dikenal dengan sebutan “Piagam Jakarta”.
Dalam pembahasan tersebut didalamnya terdapat rumusan dan sistematika Pancasila sebagai
berikut :
a. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
b. Kemanusiaan yang adil dan beradap
c. Persatuan Indonesia
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
a. Pancasila
Kesempurnaan isi pancasila tersebut didapat dari hasil mufakat dan suara bulat dari sidang
yang dilaksanakan oleh panitia perumus dasar negara indonesia merdeka, disebut juga dengan
Panitia Sembilan. Ini adalah 5 asas dasar negara yang kemudian juga dijadikan isi rancangan
pembukaan Undang-Undang 1945. Sebelum mencapai keutuhan lima asas pancasila seperti yang
tertera diatas, terdapat proses pembentukan/perumusan pancasila, dari mulai pembentukan Badan
Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan indonesia atau BPUPKI, sidang BPUPKI yang
menghasilkan Gagasan dasar negara dari beberapa tokoh besar indonesia, sampai pada
pembentukan Panitia Sembilan yang menghasilkan Rumusan tentang tujuan pembentukan
indonesia Merdeka, disebut juga dengan Piagam Jakarta. Bahkan, pada saat BPUPKI dibubarkan
pada tanggal 7 Agustus 1945 yang kemudian digantikan dengan PPKI (Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia) terdapat kembali perubahan isi pancasila terutama sila pertama,
perubahan tersebut ditetapkan isi sila pertama pancasila adalah “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Berikut selengkapnya mengenai Proses pembentukan/ perumusan pancasila
Sejarah perumusan pancasila, Dimulai dari sidang pertama BPUPKI 29 Mei sampai 1 Juni
1945. Dari sidang pertama Organisasi ini didapat gagasan-gagasan penting tentang dasar dasar
negara dari pemikiran Tokoh besar indonesia diantaranya Ir. Soekarno, Mr. Mohammad Yamin,
dan Dr. Supomo. Dengan kesungguhan dan semangat untuk merdeka, inilah hasil pemikiran
gagasan dasar negara (Pancasila) dari tokoh tokoh besar indonesia tersebut.
Gagasan Mr. Moh. Yamin yang diusulkan pada tanggal 29 Mei 1945 adalah sebagai
berikut:
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan rakyat
Gagasan Pancasila yang diusulkan oleh Dr. Supomo pada tanggal 31 Mei 1945
adalah sebagai berikut:
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Mufakat dan Demokrasi
4. Musyawarah
5. Keadilan Sosial
Gagasan Pancasila oleh Ir. Soekarno yang diusulkan pada tanggal 1 Juni 1945
adalah sebagai berikut:
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan
3. Mufakat atau demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhaan yang maha esa
Ir. Soekarno kemudian mencetuskan nama Pancasila atas lima asas dasar negara yang
diusulkannya tersebut, 1 Juni juga diperingati sebagai hari lahirnya pancasila. Usulan Ir.
Soekarno diterima oleh BPUPKI dengan beberapa usulan perbaikan.
Selanjutnya, Beberapa hari kemudian tepatnya pada tanggal 22 juni 1945 BPUPKI
membentuk panitia perumus dengan tugas membahas dan merumuskan pancasila sebagaimana
tertera diatas. Berikut daftar nama anggota panitia pengurus, jumlah anggota panitia pengurus
adalah sembilan orang, maka dikenal juga dengan nama panitia sembilan.
1. Ir. Soekarno
2. Drs. Moh. Hatta
3. K.H A. Wahid Hasyim
4. Kahar Muzakir
5. Mr. A. A. Maramis
6. Abikusno Tjokrosuyoso
7. H. Agus Salim
8. Mr. Achmad Soebarjo
9. Mr. Moh. Yamin
Panitia Sembilan ini diketuai olah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil ketua.
Tugas dan tujuan dari dibentuknya panitia sembilan ini adalah untuk merumuskan dasar negara
indonesia merdeka dan tujuan pembentukan indonesia merdeka. Dari sidang yang dilaksanakan
oleh Panitia sembilan, dicapaikan rumusan dasar negara/ rumusan pancasila, disebut dengan
Jakarta Charter atau Piagam Jakarta. Isi jakarta charter/ piagam jakarta adalah sebagai berikut:
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia
Setelah tercapai isi piagam jakarta tersebut, tanggal 10 Juli 1945 dibentuklah Panitia
perancang undang-undang dasar oleh BPUPKI. Panitia perancang undang undang dasar tersebut
diketuai oleh Ir. Soekarno. Pada tanggal 11 juli 1945 rapat panitia perancang undang-undang
dasar dengan suara bulat menyetujui isi Rancangan Pembukaan UUD 1945 yang diambil dari
piagam jakarta. Tetapi belum sampai disini sejarah ataupun proses perumusan pancasila hingga
yang kita kenal dengan isi pancasila yang sekarang. Dapatkan anda menemukan perbedaan
rumusan dasar negara dari piagam jakarta tersebut dengan isi teks pancasila yang sekarang?
Pada tanggal 18 Agustus 1945, saat itu rapat yang diadakan oleh organisasi baru (PPKI),
Setelah sebelumnya BPUPKI dibubarkan pada tanggal 7 Agustus 1945 oleh pemerintah
pendudukan jepang dan diganti dengan PPKI, membahas masalah rancangan pembukaan undang
undang dasar yang dibuat tanggal 22 juni 1945. Isi piagam jakarta terutama pada sila pertama
“Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluknya” diubah dan
dihapuskan kalimat “ dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluknya” menjadi
“ketuhaan yang maha esa” seperti isi sila pertama pancasila dalam teks pancasila sekarang .
Proses perumusan pancasila telah memberikan pelajaran kepada kita betapa pentingnya
persatuan dan kesatuan bangsa.
Itulah pembahasan lengkap dalam artikel kali ini, mengenai perumusan atau pembentukan
pancasila. Pembentukan dan tugas BPUPKI, Gagasan pancasila oleh tokoh tokoh indonesia,
pembentukan dan tugas dari panitia sembilan, anggota panitia sembilan, isi piagam jakarta,
sampai pada kesempurnaan teks pancasila yang sekarang.
Setelah Rumusan Pancasila diterimah sebagai Dasar negara secara resmi beberapa dokumen
penetapan ialah:
Rumusan pertama: Piagam Jakarta(Jakarta Charter) -tanggal 22 juni 1945
Rumusan kedua: pembukaan Undang-undang dasar – tanggal 18 agustus 1945
Rumusan ketiga: Mukaddimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat – tanggal 27
Desember 1945
Rumusan keempat: Mukaddimah Undang-undang Dasar Sementara – tanggal 15 agustus
1950
Rumusan kelima: rumusan kedua yang dijiwai oleh rumusan pertama (merujuk Dekrit
Presiden 5 Juli 1959)
Ketetapan MPR no. II/MPR/1978 tentang ekaprasetia pancakarsa menjabarkan kelima asas
dalam pancasila menjadi 36 butir pengamalan sebagai pedoman praktis bagi pelaksanaan
pancasil.
36 BUTIR-BUTIR PANCASILA
Percaya dan Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
Hormat menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama dan penganut-penganut
kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.
Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya.
Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.
B. BUTIR-BUTIR PANCASILA SILA DUA "KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN
BERADAB"
Mengakui persamaan derajat persamaan hak dan persamaan kewajiban antara
sesama manusia.
Saling mencintai sesama manusia.
Mengembangkan sikap tenggang rasa.
Tidak semena-mena terhadap orang lain.
Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
Berani membela kebenaran dan keadilan.
Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia,
karena itu dikembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerjasama dengan
bangsa lain.
Ketetapan 36 butir-butir Pancasila yang disebut dengan Eka Prasetia Pancakarsa diatas
dicabut dengan Tap MPR no. I/MPR/2003 dengan 45 butir Pancasila.
45 BUTIR-BUTIR PANCASILA
Butir-Butir Pancasila
Bintang
Butir-Butir Pancasila
Rantai
Butir-Butir Pancasila
Pohon Beringin
Butir-Butir Pancasila
Kepala Banteng
Butir-Butir Pancasila
Padi dan Kapas
B. SARAN
Warganegara Indonesia merupakan sekumpulan orang yang hidup dan tinggal di negara
Indonesia Oleh karena itu sebaiknya warga negara Indonesia harus lebih meyakini atau
mempercayai, menghormati, menghargai menjaga, memahami dan melaksanakan segala hal
yang telah dilakukan oleh para pahlawan khususnya dalam pemahaman bahwa falsafah Pancasila
adalah sebagai dasar falsafah negara Indonesia. Sehingga kekacauan yang sekarang terjadi ini
dapat diatasi dan lebih memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia ini.
DAFTAR PUSTAKA
Saffroedin Bahar (ed). (1992) Risalah Sidang BPUPKI-PPKI 29 mei 1945-19 agustus 1945.
Edisi kedua. Jakarta: SetNeg RI
Tim Fakultas Filsafat UGM (2005) pendidikan pancasila. Edisi 2. Jakarta: Universitas Terbuka
http://id.wikipedia.org/wiki/Rumusan-rumusan pancasila