Anda di halaman 1dari 15

1.

(11 poin) Satuan planck (planck unit) adalah satuan pengukuran dalam fisika yang disusun
secara khusus oleh konstanta-konstanta universal. Termasuk ke dalam konstanta universal ini
adalah:

Kecepatan cahaya di ruang vakum


 c  2.998  10 m / s 
8

 6.626 
   1034 kgm 2 / s 
2p
Konstanta planck tereduksi  

Konstanta boltzmann
s  1.381  1023 m 2kgs 2K 1 
Konstanta gravitasi newton
 G  6.674  10 11
m 3kg 1s 2 
Konstanta coulomb
 k  8.988  10 kgm s
9 3 4
A 2 
   , massa planck  m  ,
Satuan planck sendiri terdiri atas lima bagian, yaitu panjang planck p p

waktu planck
 t  , muatan planck  c  , dan temperatur planck T  . Pada soal ini, kita akan
p p p

fokus hanya pada tiga satuan planck yaitu panjang planck, massa planck, dan waktu planck.

Berdasarkan definisinya, satuan planck merupakan satuan yang secara eksklusif tersusun oleh
konstanta-konstanta universal. Sebagai ilustrasi, satuan A dikatakan tersusun oleh satuan B, C, D
jika persamaan berikut ini terpenuhi:
A  Ba C b Dd
a. Dari lima konstanta universal yang dituliskan pada soal, tentukan konstanta mana yang tidak
termasuk ke dalam penyusun panjang planck, waktu planck, dan massa planck.
b. Gunakan analisis dimensi untuk menghitung nilai panjang planck.
c. Gunakan analisis dimensi untuk menghitung nilai massa planck.
d. Gunakan analisis dimensi untuk menghitung nilai waktu planck.

Solusi:

a. Panjang planck berdimensi panjang, massa planck berdimensi massa, dan waktu planck
berdimensi waktu. Satuan penyusun tidak boleh mengandung dimensi selain panjang, massa,
dan waktu. Jika kita lihat lagi lima konstanta universal di atas, konstanta coulomb mengandung
dimensi arus listrik (A), sedangkan konstanta boltzmann mengandung dimensi teperatur (K).
Dengan demikian dua konstanta universal ini tidak termasuk konstanta penyusun panjang,
massa, dan waktu planck. (1 poin untuk masing-masing konstanta yang benar (total 2 poin))
b. Analisis dimensi untuk panjang planck:
p      c  G 
a b d

   LT   M 
a b d
L  ML2T 1 1 1 3
L T 2
M 0L1T 0  M a d L2a b 3d T a b 2d
0 a d ,1  2a b  3d ,0  2d a b
1 3 1
a  ,b  d, 
2 2 2 (1 poin)
Dengan demikian:
1 3 1
 G
p   2c 2G 2  3
 1.616  1035 m
c (1 poin untuk persamaan akhir, 1 poin untuk
hasil hitungan angka)
c. Gunakan cara yang sama dengan bagian b, hanya saja dimensi panjang di ruas kiri diganti
dengan dimensi massa:

mp      c   G 
a b d

   LT   M 
a b d
M  ML2T 1 1 1 3
L T 2
M 1L0T 0  M a d L2a b 3d T a b 2d
1 1 1
a  ,b  d,  
2 2 2 (1 poin)
Dengan demikian:
1 1 1
 c
m p   2c 2G 2
  2.176  108 kg
G (1 poin untuk persamaan akhir, 1 poin untuk
hasil hitungan angka)
d. Juga dengan cara yang sama:

t p     c  G 
a b d

   LT   M 
a b d
T  ML2T 1 1 1 3
L T 2
M 0L0T 1  M a d L2a b 3d T a b 2d
a d  0,2d b  3d  0, d b  2d  1
1 5 1
a  ,b   d, 
2 2 2 (1 poin)
Dengan demikian:
1 5 1
  G
t p   2c 2G 2
  5.391  1044 s
c5 (1 poin untuk persamaan akhir, 1 poin untuk
hasil hitungan angka)
2. (6 poin) Empat buah tongkat ringan, dua buah pegas identik yang
memiliki konstanta pegas k , dan dua utas benang tipis ringan
T1 dan T2 disusun seperti pada gambar di atas, kemudian diletakkan
di lantai datar. Massa seluruh sistem sangat ringan sedemikian sehingga
gaya berat tota sistem dapat diabaikan relatif terhadap gaya pemulih
pada masing-masing pegas. Pada soal ini, hanya gaya vertikal pada
sistem yang dijadikan fokus. Gaya horisontal tidak menjadi perhatian.
Pusat massa masing-masing tongkat juga diatur sedemikian rupa
sehingga hanya dapat bergerak pada arah vertikal saja.
a. Jika kedua tali tegang, tentukan pegas mana yang tertekan, pegas
mana yang teregang.

b. Jika besar gaya tegang tali


T1 adalah F1 dan besar gaya tegang tali

F1
T2 adalah F2 , hitung nilai F2
.
c. Jika massa total sistem adalah m , percepatan gravitasi adalah g ,
dan masing-masing pegas mengalami perubahan panjang sebesar
x , hitung besar gaya normal pada lantai.

Jawab:

a. Perhatikan pegas kiri. Bagian atas pegas kiri ditahan oleh benang
T2 , sedangkan bagian

T
bawahnya ditahan benang 1 . Karena kedua benang tegang, berarti arah gaya kedua
benang menuju ke pusat pegas kiri (pada arah vertikal). Agar kedua benang bisa tegang,
maka pegas kiri harus memberikan gaya yang berlawanan dengan arah gaya tali, yaitu
menjauhi pusat pegas. Dengan demikian, pegas kiri dalam keadaan tertekan. Dengan cara
berpikir yang sama, kita juga dapat simpulkan kalau pegas kanan juga dalam keadaan
tertekan. (2 poin)
b. Karena massa seluruh sistem dapat diabaikan relatif terhadap gaya pegas, maka gaya tegang
kedua benang murni dipengaruhi oleh gaya pegas saja.Karena masing-masing benang
terhubung ke pagas yang sama, maka gaya tegang kedua benang nilainya pasti sama.
Dengan demikian:
F1
1
F2
(2 poin)
c. Karena gaya tegang benang nilainya sama dan kedua benang ini juga terhubung ke kedua
pegas, maka gaya pemulih pada masing-masing pegas juga bernilai sama.Karena kedua
pegas identik, maka perubahan panjang yang dialami pegas juga sama. Benang menahan
pegas sedemikian sehingga gaya pemulih pegas tidak memberikan tekanan ke lantai.
Dengan demikian, gaya normal pada lantai murni dipengaruhi oleh gaya berat sistem.
Dengan demikian:
N  mg (2 poin)
3. (14 poin) Dua buah silinder identik, masing-masing bermassa m
dan radius R kedua pusatnya dihubungkan dengan tali ringan yang
tidak dapat bertambah panjang. Salah satu silinder terletak di
bagian datar lintasan, sedangkan satu silinder lagi terletak di bagian
miring lintasan. Kedua silinder tidak dapat slip terhadap lintasan dan
besar sudut kemiringan bidang miring adalah q terhadap garis
horisontal.

Misalkan tali membentuk sudut  terhadap garis horisontal:


a. Hitung besar percepatan pusat massa silinder di bidang datar sebagai fungsi  .
b. Hitung besar gaya tegang tali sebagai fungsi  .

Jawab:

Diagram gaya untuk masing-masing silinder adalah:

Persamaan gerak silinder di bidang datar:


T cos   f 2  ma2
N 2  mg  T sin   0
1
f2 R  mR 2 2
2
 2 R  a2 (masing-masing persamaan 1 poin (total 4 poin))

Dari persamaan-persamaan gerak di atas dapat diperoleh:

3
T cos   ma2
2

Persamaan gerak silinder di bidang miring:

mg sin   T cos   f 2  ma1


N1  mg cos   T sin   0 (masing-masing persamaan 1 poin (total 2 poin))

1
f1 R  mR 21
2
1 R  a1 (masing-masing persamaan 1 poin (total 2 poin))

Dari persamaan-persamaan gerak di atas dapat diperoleh:

3
mg sin   T cos   ma1
2

Dari gambar, kita bisa dapat hubungan sudut berikut:

      
cos   cos  cos   sin  sin  (1 poin)

Selanjutnya, percepatan pusat massa kedua silinder pada arah sejajar tali nilainya sama.

a1 cos   a2 cos  (1 poin)

Kumpulkan persamaan yang akan digunakan:


3
T cos   ma2
2
3
mg sin   T cos   ma1
2
a1 cos   a2 cos 
cos   cos     

a1 , a2 , dan T dapat dihitung.


Dari keenam persamaan ini, nilai

2 g cos      sin  cos 


a2 
3  cos 2   cos 2      
a. (2 poin)
mg sin  cos     
T
cos 2   cos 2     
b. (2 poin)

4. (12 poin) Sebuah katrol bermassa m porosnya terpasang pada satu


titik sedemikian sehingga katrol tersebut tidak dapat bergerak
translasi, namun dapat bebas berotasi terhadap pusat massanya.
Seutas tali ringan melilit bagian terluar katrol dan terhubung dengan
pegas ringan yang memiliki konstanta elastisitas k . Seutas tali lain
tergulung pada bagian katrol yang lebih dalam secara konsentris dan
terhubung ke beban bermassa m . Jarak horisontal beban ke pegas
adalah L . Beban ditarik sedikit, lalu dilepaskan sehingga sistem mulai
bergerak harmonik sederhana. Ternyata frekuensi gerak harmonik
sistem adalah f . Jika momen inersia katrol adalah I terhadap pusat
massanya:
a. Hitung radius luar silinder.
b. Hitung energi potensial pegas saat sistem setimbang.

Jawab:

R R1 .
a. Kita misalkan dulu radius luar silinder adalah 2 , dan radius gulungan tali beban adalah
Saat sistem setimbang, persamaan geraknya adalah:

mgR1  kx0 R2  0 (1 poin)

x1 dari posisi setimbangnya. Akibat tarikan ini,


Selanjutnya, misalkan beban ditarik sejauh
katrol akan berotasi sejauh:
x1
 
R1

Pegas juga akan bertambah panjang sebesar:

R2
x2   R2  x1
R1 (1 poin)

Perubahan panjang pegas total adalah:

R2
x2  x0  x2  x0  x1
R1 (1 poin)

Persamaan gerak beban saat ini adalah:

T1  mg  ma (1 poin)

Persamaan gerak katrol adalah:

 R 
k  x0  2 x1  R2  T1 R1  I 
 R1 
(1 poin)

Hubungan antara  dan a :

a   R1 (1 poin)

Dari kedua persamaan gerak ini, kita akan dapatkan persamaan gerak harmonik sistem:

 R  a
k  x0  2 x1  R2  mgR1  I  maR1
 R1  R1
R a
kx0 R2  mgR1  k 2 x1 R2  I  maR1
     R1 R1
0

kx1 R2  Ia  maR12
2

kx1 R2 2
a
I  mR12
kx1 R2 2
  2 f 
I  mR12
(2 poin)

R1  R2  L :
Karena
kx1 R2 2
2 f 
I  m  L  R2 
2


4 2 f 2 I  m  L  R2 
2
  kx R
1 2
2

 kx1  2
 m  2 2  R2  2mLR2  I  mL  0
2

 4 f 

Ikx1 L2 kx1 I
L  
4 m f
2 2 2
4 mf
2 2
m
R2 
 kx1 
1  4 2 mf 2 
  (1 poin)

R2 telah diperoleh, dengan demikian R1 juga dapat dihitung:


b. Nilai
kLx1 Ikx1 L2 kx1 I
   
4 mf
2 2
4 m f
2 2 2
4 mf
2 2
m
R1  L  R2 
 kx1 
1  4 2 mf 2 
  (1 poin)

Pertambahan panjang pegas saat di posisi setimbang:

mgR1
x0 
kR2 (1 poin)

Energi potensial pegas saat di posisi setimbang:

 kx0 
2
1
E p  kx0 2 
2 2k
2
 kLx1 Ikx1 L2 kx1 I 
2     
 mg   R1    mg   4 mf
2 2 2 2
4 m f
2 2 2
4 mf
2 2
m 
Ep   
2k  R2  2k  Ikx1 L2 kx1 I 
 L    
 4 m f
2 2 2
4 mf
2 2
m 
  (1 poin)
5. (19 poin) Sebuah bola pejal homogen bermassa m dan
radius R diletakkan di dalam rongga balok bermassa
total m . Permukaan dalam rongga balok licin, kecuali
pada satu daerah antara A dan B. Awalnya balok diam,
v
sedangkan bola bergerak dengan kecepatan 0 tanpa
berotasi. Bola mulai bergerak dari sisi kiri A (bagian licin).
Kemudian bola melewati bagian kasar AB. Ternyata
Ketika mencapai titik B, bola bergerak menggelinding
tanpa slip.
a. Hitung kecepatan balok saat bola telah bergerak
menggelinding tanpa slip.
b. Beberapa saat kemudian, bola akan menumbuk
balok secara elastis sempurna. Bola akan bergerak ke
kiri relatif terhadap balok. Hitung kecepatan bola
relatif terhadap lantai sesaat ketika akan menumbuk
sisi kiri bagian dalam balok jika ternyata bola kembali
bergerak tanpa slip.
Jawab:

a. Saat melewati daerah kasar, bola akan mengalami perlambatan translasi, namun mengalami
percepatan rotasi, sedangkan balok akan mengalami percepatan translasi. Percepatan akan
terus terjadi hingga bola mencapai kondisi menggelinding tanpa slip.

Percepatan yang dialami bola dan balok diakibatkan oleh gaya gesek kinetik.

Persamaan gerak bola:

f  ma1
2 2
fR  mr 
5 (1 poin untuk masing-masing persamaan (total 2 poin))

Persamaan gerak balok:

f  ma2 (1 poin)

Misalkan bola mencapai kondisi tanpa slip t detik setelah memasuki daerah kasar:

v1 '  v0  a1t
 '  t (1 poin untuk masing-masing persamaan (total 2 poin))

Dalam waktu t detik, kecepatan balok adalah:

v2 '  a2t (1 poin)

Ketika bola mencapai kondisi tanpa slip, akan tercapai hubungan matematis berikut:

 ' R  v1 ' v2 ' (2 poin)

v2 ' dapat dihitung.


Dari semua persamaan ini, nilai

2
v2 '  v0
9 (1 poin)

b. Kecepatan dan kecepatan sudut bola setelah menggelincing tanpa slip adalah:
7
v1 '  v0
9
5
 '  v0
9 (1 poin untuk masing-masing persamaan (total 2 poin))
Selanjutnya, bola menumbuk balok secara elastis sempurna. Karena massa bola dan balok
sama, maka setelah tumbukan, kecepatan bola dan balok akan saling bertukar.
2
v1 ''  v0
9
7
v2 ''  v0
9 (1 poin untuk masing-masing persamaan (total 2 poin))
Kali ini, bola bergerak ke kiri relatif terhadap balok (gerak bola ke kanan lebih lambat
dibandingkan gerak balok ke kanan). Bola akan kembali bergerak ke daerah kasar. Di daerah
kasar, bola akan mengalami percepatan (kecepatannya relatif tanah akan bertambah), dan
akan mengalami perlambatan sudut, sedangkan balok akan mengalami perlambatan.
v1 '''  v1 '' a1t
 '''   '  t
v2 '''  v2 '' a2t(1 poin untuk masing-masing persamaan (total 3 poin))
Saat bola kembali mencapai kondisi gerak tanpa slip, arah kecepatan sudut bola akan
berlawanan dengan arahnya mula-mula (awalnya bola menggelinding ke kanan, arah
kecepatan sudutnya searah jarum jam. Setelah menggelinding tanpa slip untuk kedua
kalinya, bola menggelinding berlawanan arah jarum jam karena bergerak ke kiri relatif
terhadap balok). Hubungan yang berlaku adalah:
 ''' R  v1  v2 (2 poin)
v1 ''' :
Dengan menggunakan persamaan-persamaan ini, kita dapaat menghitung nilai
38
v1 '''  v0
81 (1 poin)

6. (14 poin) Sebuah pegas yang memilliki konstanta elasitisitas k


menghubungkan beban kecil bermassa m dan balok yang juga
bermassa m seperti diilustrasikan pada gambar. Balok diletakkan di
lantai datar licin, dan posisi pegas miring dengan sudut kemiringan 
relatif terhadap garis horisontal. Sudut kemiriingan pegas tidak dapat
berubah.

x
Awalnya, pegas ditekan sehingga bertambah pendek sejauh 0 .
Selanjutnya gaya yang menekan pegas dihilangkan dan sistem mulai
bergerak.
a. Saat pegas kembali ke ukuran normalnya, hitung besar kecepatan
beban.
x0 maksimum agar balok tidak lepas kontak dengan
b. Hitung nilai
lantai.

Jawab:
a. Ketika pegas mencapai panjang normal, beban akan mengalami perubahan ketinggian
sebesar:

h  x0 sin  (1 poin)

Energi potensial pegas akan diubah menjadi energi potensial gravitasi beban dan energi
kinetik sistem.

1 2 1 1
kx0  mgx0 sin   mv12  m  v2 x 2  v2 y 2 
2 2 2 (1 poin)

Pada arah horisontal, tidak ada gaya eksternal. Dengan demikian momentum total sistem
pada arah horisontal tidak berubah. Karena awalnya sistem tidak bergerak, berarti
momentum sistem pada arah horisontal bernilai nol. Karena massa beban dan balok sama,
maka besar kecepatan beban dan balok pada arah horisontal akan bernilai sama, namun
arahnya berlawanan.
   
v1  v2 x  0  v1  v2 x
v1  v2 x (1 poin)

Karena tidak ada gaya eksternal pada arah horisontal, maka energi mekanik pada arah
horisontal juga tidak berubah. Gaya pegas yang berkaitan dengan gerak horisontal sistem
kx cos 
0
adalah . Komponen gaya ini menjadi komponen energi potensial pegas yang
mempengaruhi gerakan horisontal sistem. Dengan demikian dapat ditulis hubungan energi
mekanik yang berkaitan dengan gerak horisontal, mulai dari saat awal sistem bergerak
hingga pegas mencapai panjang normalnya sebagai berikut: (2 poin jika menyertakan
analisis ini)
1 1 1
k  x0 cos    mv12  mv2 x 2
2

2 2 2
2kx0 2 cos 2 
v1  v2 x 
m (2 poin)
Kembali ke persamaan kekekalan energi sistem, sekarang kita dapat menghitung besar
kecepatan beban pada arah vertikal.

1 2 1 1
kx0  mgx0 sin   mv12  m  v2 x 2  v2 y 2 
2 2 2
1 2 1
kx0  mgx0 sin   2kx0 2 cos 2   mv2 y 2
2 2
1 
kx0 2   2 cos2    mgx0 sin 
v2 y  2 
m (2 poin)
Kecepatan beban saat pegas mencapai panjang normalnya adalah:
kx0 2  1  8cos 2    2mgx0 sin 
v2  v2 x  v2 y 
2 2

2m (1 poin)
b. Gaya normal pada lantai mencapai minimum ketika pegas teregang maksimum. Ketika
pegas teregang maksimum, energi potensial pegas (pada kondisi teregang) mencapai
maksimum. Ketika kondisi ini tercapai, sistem tidak akan bergerak untuk sesaat. Dengan
kata lain, energi kinetik sistem bernilai nol. Dengan demikian, seluruh energi potensial
pegas saat awal gerakan kembali dikonversi menjadi energi potensial. Bedanya adalah
sebagian energi dikonversi menjadi energi potensial gravitasi.
xm dan teregang sejauh xr , maka persamaan kekekalan
Misalkan beban berpindah sejauh
energi sistem adalah:
1 2 1
kx0  mgxm sin   kxr 2
2 2
xm  x0  xr (1 poin untuk masing-masing persamaan (total 2 poin))
Jika beban hampir lepas kontak dengan lantai, berarti gaya normal pada lantai bernilai nol.
Artinya, gaya berat beban sama dengan komponen gaya pegas pada arah vertikal.
N  mg  kxr sin   0
mg
xr 
k sin  (1 poin)
x0 . Selesaikan
Dari dua persamaan di atas, akan terbentuk persamaan kuadrat untuk
x0 .
persamaan kuadrat tersebut untuk mendapatkan nilai
mg  2sin 2   1
x0 
k sin  (1 poin)

7. (13 poin) Sebuah tongkat homogen bermassa m dan panjang L salah


satu ujungnya terpasang pada poros bebas gesekan sedemikian
sehingga tongkat tersebut dapat berotasi terhadap poros tersebut.
Saat t  0 , posisi tongkat horisontal, dalam kondisi tidak bergerak.
L m
Seekor lebah bermassa hingga di ujung tongkat yang tidak
terpasang ke poros. Tongkat mulai berayun. Setiap kali pusat massa
tongkat mencapai titik terendahnya, lebah bergerak menuju poros
dengan kecepatan yang sangat tinggi, dan berpindah sejauh y .
Kecepatan berpindah lebah jauh lebih besar dibandingkan dengan
kecepatan ayunan tongkat di titik terendahnya (iya, ini lebah yang
aneh. Tidak perlu dipermasalahkan).
a. Hitung kerja yang dilakukan lebah ketika tongkat berayun untuk
pertama kalinya (satu ayunan tongkat didefinisikan sebagai
gerakan tongkat mulai dari diam, melalui titik terendah, hingga
diam lagi).
b. Setelah berayun sebanyak N kali, ternyata tongkat mencapai titik
titik tertingginya, lalu diam dalam posisi vertikal. Berdasarkan
mL
informasi ini, hitung nilai m .

Jawab:

a. Tinjau ayunan ke n . Sesaat sebelum tongkat mencapai titik terendah, perpindahan lebah

dari posisi awalnya adalah


 n  1 y . Sesaat setelah tongkat melewati titik terendahnya,
posisi lebah menjadi ny .
Ketika tongkat berada di titik terendah, tidak ada momen gaya eksternal yang bekerja pada
sistem. Dengan demikian, momentum sudut sistem bernilai konstan. Kita dapat tuliskan
hubungan matematis berikut:
I n 1n 1  I nn (1 poin, berapapun nilai n yang digunakan)
Persamaan energi sistem dapat dituliskan sebagi berikut:
1 1
I n 1n 12  WLn  I nn 2  mL gy
2 2 (1 poin, berapapun nilai n yang digunakan)
Gunakan dua persamaan ini untuk mendapatkan persamaan kerja lebah tiap ayunan.
1 I 
WLn  I n 1n 12  n 1  1  mL gy
2  In  (1 poin, berapapun nilai n yang digunakan)
Tinjau ayunan ke -0 dan ayunan ke -1:
1 I 
WL1  I 00 2  0  1  mL gy
2  I1 
0 dapat dihitung menggunakan hukum kekekalan energi:
1 1 1
mL gL  mgL  mL20 2  mL L202
2 24 2 (1 poin)
 2m 
12  L  1 g
0 2  
m   12  1  2  g
 12mL   1  12  L
1  L
 m  (1 poin)
 
   
2
 1  6 1  2 g   L2
  L  y 
WL1  mL2      1   mL gy
 12   1  12  L  L2    L  y  2 
 12  (2 poin)
b. Tongkat mencapai posisi vertikal setelah berayun N kali. Karena tidak ada momen gaya
eksternal yang bekerja pada sistem saat posisi tongkat vertikal, kita dapat melakukan
analisis matematika dengan menganggap lebah langsung bergerak sejauh Ny pada ayunan
pertama. Hasilnya akan sama dengan melakukan hitungan untuk tiap ayunan. (1 poin jika
menyertakan analisis yang maknanya kurang lebih sama dengan ini)

Kekekalan energi mulai dari awal berayun hingga sesaat sebelum lebah bergerak:
1 1 1  mgL  2mL gL
mgL  mL gL   mL2  mL L2  0 2  0 2 
2 2  12  1
mL2  mL L2
12 (1 poin)
Hukum kekekalan momentum sudut ketika lebah bergerak:
1 2 1 2
 mL  mL L  0   mL  mL  L  Ny   N
2 2

 12   12 
 1 2
 mL  mL L  0
2

12
N   
1
mL2  mL  L  Ny 
2

12 (1 poin)
Kekekalan energi mulai dari sesaat setelah lebah berhenti bergerak hingga tongkat
mencapai titik tertinggi:
1 1 2
 mL  mL  L  Ny    N  mgL  mL g  2 L  Ny 
2 2

2  12  (1 poin)
mL
 dan  
Substitusikan nilai N 0 untuk mendapatkan nilai m .

  7 L3  12 N 2 y 2 L  23NL2 y    7 L  12 N y L  23NL y   24  L3  5L2 Ny  N 3 y 3  L2


3 2 2 2 2


24  L  5L Ny  N y 
3 2 3 3

(2 poin)

Anda mungkin juga menyukai