Di susun oleh :
Ernawati
(202006109)
Mengetahui,
Ernawati
(202006109)
(Rahayuning Sukowati, S.Kep., Ns) (Eko Arik S, S.Kep. Ns., M.Kep, Sp. Kep J)
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Definisi
Demam Typhoid (tifus abdominalis, enteric fever) merupakan penyakit
infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran cerna dengan gejala demam satu
minggu atau lebih disertai dengan gangguan pencernaan. Demam Typhoid ini
disebabkan oleh bakteri salmonella typhy . Penyakit ini ditularkan melalui
konsumsi makanan dan minuman yang telah terkontaminasi oleh tinja dan urin
orang yang terinfeksi. (Astuti, 2013).
Thypoid fever atau demam tifoid adalah penyakit infeksi akut pada usus
halus dengan gejala demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran
pencernaan dan dengan gangguan kesadaran. (Wijayaningsih kartika sari, 2013).
2. Etiologi
Penyebab utama demam thypoid ini adalah bakteri samonella typhi. Bakteri
salmonella typhi adalah berupa basil gram negatif, bergerak dengan rambut getar,
tidakberspora, dan mempunyai tiga macam antigen yaitu antigen O (somatik yang
terdiri atas zat kompleks lipopolisakarida), antigen H (flegella), dan antigen VI.
Dalam serum penderita, terdapatzat (aglutinin) terhadap ketiga macam antigen
tersebut. Kuman tumbuh pada suasana aerob dan fakultatif anaerob pada suhu 15-
41 derajat celsius (optimum 37 derajat celsius) dan pH pertumbuhan 6-8. Faktor
pencetus lainnya adalah lingkungan, sistem imun yang rendah, feses, urin,
makanan/minuman yang terkontaminasi, formalitas dan lain sebagainya. (Lestari
Titik, 2016).
3. Manisfestasi
Demam thypoid pada anak biasanya lebih ringan daripada orang dewasa.
Masa tunas 10-20 hari, yang tersingkat 4 hari jika infeksi terjadi melalui makanan,
sedangkan jika melalui minuman yang terlama 30 hari. Selama masa inkubasi
mungkin ditemukan gejala prodromal, perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri,
nyeri kepala, pusing dan tidak bersemangat, kemudian menyusul gejala klinis
yang biasanya di temukan, yaitu: (Lestari Titik, 2016).
1) Demam
Pada kasus yang khas, demam berlangsung 3 minggu bersifat febris remitten
dan suhu tidak tinggi sekali. Minggu pertama, suhu tubuh berangsur-angsur
naik setiap hari, menurun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan
malam hari. Dalam minggu ketiga suhu berangsur turun dan normal
kembali.
2) Gangguan pada saluran pencernaan
Pada mulut terdapat nafas berbau tidak sedap, bibir kering dan pecah-pecah
(ragaden). Lidah tertutup selaput putih kotor, ujung dan tepinya kemerahan.
Pada abdomen dapat di temukan keadaan perut kembung. Hati dan limpa
membesar disertai nyeri dan peradangan.
3) Gangguan kesadaran
Umumnya kesadaran pasien menurun, yaitu apatis sampai samnolen. Jarang
terjadi supor, koma atau gelisah (kecuali penyakit berat dan terlambat
mendapatkan pengobatan). Gejala yang juga dapat ditemukan pada
punggung dan anggota gerak dapat ditemukan reseol, yaitu bintikbintik
kemerahan karena emboli hasil dalam kapiler kulit, yang ditemukan pada
minggu pertama demam, kadang-kadang ditemukan pula trakikardi dan
epistaksis.
4) Relaps
Relaps (kambuh) ialah berulangnya gejala penyakit demam thypoid, akan
tetap berlangsung ringan dan lebih singkat. Terjadinya pada minggu kedua
setelah suhu badan normal kembali, terjadinya sukar diterangkan. Menurut
teori relaps terjadi karena terdapatnya basil dalam organ-organ yang tidak
dapat dimusnahkan baik oleh obat maupun oleh zat anti.
4. Patofisiologi
Proses perjalanan penyakit kuman masuk ke dalam mulut melalui makanan
dan minuman yang tercemar oleh salmonella (biasanya ˃10.000 basil kuman).
Sebagian kuman dapat dimusnahkan oleh asam hcl lambung dan sebagian lagi
masuk ke usus halus. Jika respon imunitas humoral mukosa (igA) usus kurang
baik, maka basil salmonella akan menembus selsel epitel (sel m) dan selanjutnya
menuju lamina propia dan berkembang iak di jaringan limfoid plak peyeri di
ileum distal dan kelenjar getah bening mesenterika. (Lestari Titik, 2016).
Jaringan limfoid plak peyeri dan kelenjar getah bening mesenterika
mengalami hiperplasia. Basil tersebut masuk ke aliran darah (bakterimia) melalui
duktus thoracicus dan menyebar ke seluruh organ retikulo endotalial tubuh,
terutama hati, sumsum tulang, dan limfa melalui sirkulasi portal dari usus. (Lestari
Titik, 2016).
Hati membesar (hepatomegali) dengan infiltasi limfosit, zat plasma, dan sel
mononuclear. Terdapat juga nekrosis fokal dan pembesaran limfa (splenomegali).
Di organ ini, kuman salmonella thhypi berkembang biak dan masuk sirkulasi
darah lagi, sehingga mengakibatkan bakterimia ke dua yang disertai tanda dan
gejala infeksi sistemik (demam, malaise, mialgia, sakit kepala, sakit perut,
instabilitas vaskuler dan gangguan mental koagulasi). (Lestari Titik, 2016).
Perdarahan saluran cerna terjadi akibat erosi pembuluh darah di sekitar plak
peyeri yang sedang mengalami nekrosis dan hiperplasia. Proses patologis ini
dapat berlangsung hingga ke lapisan otot, serosa usus, dan mengakibatkan
perforasi. Endotoksin basil menempel di reseptor sel endotel kapiler dan dapat
mengakibatkan komplikasi, seperti gangguan neuropsikiatrik kardiovaskuler,
pernafasan, dan gangguan organ lainnya.
Pada minggu pertama timbulnya penyakit, terjadi hiperplasia plak peyeri, di
susul kembali, terjadi nekrosis pada minggu ke dua dan ulserasi plak peyeri pada
mingu ke tiga. selanjutnya, dalam minggu ke empat akan terjadi proses
penyembuhan ulkus dengan meninggalkan sikatriks (jaringan parut). Sedangkan
penularan salmonella thypi dapat di tularkan melalui berbagai cara, yang dikenal
dengan 5F yaitu Food (makanan), Fingers (jari tangan/kuku), Fomitus (muntah),
Fly (lalat) dan melalui Feses. (Lestari Titik, 2016).
Pathway
Masuk ke mulut
Peredaran darah dan masuk ke retikulo endothelia terutama hati dan limfa
Endotoksi
Hematomegali Spenomegali
K A
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
A
R Y
A H U SA
D
Jl. Soekarno Hatta, Kotak Pos 153, Telp/Fax. (0354) 395203 Pare Kediri
Website: www.stikes-khkediri.ac.id
FORMAT PENGKAJIAN
KEPERAWATAN ANAK
I. DATA UMUM
Nama : An.S
Ruang : Anak
No. Register : 36635xxxxx
Umur : 10 tahun 1 bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Bahasa :-
Alamat : Bangunrejo, 01/02, Pranggang, Plosoklaten, Kediri
Pekerjaan : Belum bekerja
Penanggung jawab : Ny. L (Ibu)
Pendidikan Terakhir : SMA
Golongan Darah : Tidak terkaji
Tanggal MRS : 9 Desember 2020 pukul 06.30
Tanggal Pengkajian : 9 Desember 2020 pukul 07.30
Diagnosa Medis : Typhoid Fever
Genogram:
4) Diit khusus
Bubur halus
5) Tanda kecukupan nutrisi (NCHS atau menyesuaikan RS setempat)
-
5. Pola Eliminasi
Eliminasi Uri
KETERANGAN SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT
Frekuensi 3-4 kali perhari 3 kali per hari
Pancaran Kuat Kuat
Jumlah + 300cc/8 jam + 200 cc/8 jam
Bau Khas urin Khas urin
Warna Kekuningan Kekuningan
Perasaan setelah Lega Lega
BAK
Total Produksi 2.400cc/24 jam 1.600cc/24 jam
Urin
Eliminasi Alvi
KETERANGAN SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT
Frekuensi 1-2x/hari 1x/hari
Konsistensi Padat Padat
Bau Khas feses Khas feses
Warna Coklat kekuningan Coklat kekuningan
2) Radiologi
-
3) Pemeriksaaan penunjang lainnya
-
4. Terapi
1. Oral
Sukralfat 3x 1 cth
Parasetamol 3 x 500 mg
Curcuma 3 x 200 mg
2. Parenteral
Ringer Lactat 12 Tpm
Inj.ceftriaxon 1 x 1000 mg
Inj.ranitidhin 2 x 50 mg
Inj.Hexilon 3 x 20 mg
3. Lain – lain
-
VIII. DIAGNOSA KEPERAWATAN
No Data Etiologi Diagnosa
1 DS : Klien mengatakan nyeri di Inflamasi hati dan Nyeri akut
perut kanan bagian atas limfa
DO :
- P : Klien merasakan nyeri
perut sejak 2 hari sebelum
masuk rumah sakit.
- Q : seperti di tusuk tusuk
- R : perut bagian kanan atas
kuadran 1
- S : nyeri skala 5
- T : nyeri terus-menerus
- Composmetis (GCS:15 E4
M6 V5)
- wajah tampak menahan
sakit
- TD :110/70 mmHg
RR : 15 x/menit
N : 88x/menit
S : 38 oC
- CRT: < 2 detik
- lab THYPI POST 1/400
2 DS : pasien mengatakan badan Proses penyakit Hipertermi
anaknya panas (D.0130)
DO :
- S : 38 C
- N : 110x/menit
- Akral hangat
- Mukosa bibir kering
- Kulit tampak kemerahan
- Lemas
- Gelisah
- Menggigil
3 DS: Nafsu makan Defisit nutrisi
Klien mengatakan lidah terasa menurun
pahit, nafsu makan berkurang
DO:
- klien tampak lemah
- Klien tampak lemas, pucat,
tidak nafsu makan.
- BB sebelum masuk 41 kg
BB Sesudah masuk 39 kg
- Diit BK, habis ¼ porsi
- minum 1 gelas 300cc
DO :
- Motorik kasar : mampu
melempar bola
- Motori halus : merespon
saat diberikan obat, menarik
tangan ketika diinjeksi
- Sosial dan kemandirian :
akrab dengan perawat dan
anggota kelaurga lain
- Bahasa : sudah menolak
hal-hal yang tidak disukai
dan sudah bisa
menunjukkan ekspresi
wajah. An.S belum mampu
melawan pembicaraan
lawan bicara dengan bahasa
yang jelas.
- BB : 39 kg
- TB : 140 cm