Gangguan panik adalah kondisi yang tergolong ke dalam gangguan kecemasan yang
ditandai dengan terjadinya serangan panik secara tiba-tiba, kapan dan di mana saja, serta
dialami berulang-ulang. Pada kondisi normal, tiap orang dapat mengalami kecemasan
pada waktu tertentu sebagai bentuk respons alami tubuh dalam menghadapi stres atau
situasi yang mengancam jiwa. Namun, pada penderita gangguan panik, perasaan cemas,
panik, dan stres terjadi secara tidak terduga, tanpa mengenal waktu atau situasi yang
sedang terjadi di lingkungan sekitar, berulang-ulang, bahkan sering kali tanpa adanya hal
yang membahayakan atau perlu ditakuti.
Gangguan panik lebih sering dialami oleh kaum wanita, dibandingkan laki-laki. Gangguan
ini umumnya berkembang saat usia seseorang beranjak dewasa, dan dalam banyak
kasus dipicu oleh stres.
Kejadian traumatis yang pernah dialami, seperti kecelakaan atau sakit keras.
Pusing
Vertigo.
Mual.
Sesak napas.
Nyeri dada.
Berkeringat
Menggigil.
Gemetar.
Kejang.
Mulut kering.
Jantung berdebar.
Perubahan kondisi mental, seperti merasakan bahwa seluruhnya tidak nyata atau
depersonalisasi.
Gangguan panik ditandai dengan serangan panik yang cukup sering terjadi.
Gangguan panik dengan serangan panik yang bukan disebabkan efek pemakaian
obat-obatan ataupun karena penyakit.
Untuk diagnosis awal, dokter akan memastikan apakah pasien menderita gangguan
hormon tiroid atau penyakit jantung dari gejala-gejala yang timbul saat serangan panik.
Untuk membantu menegakkan diagnosis gangguan panik, dokter akan melakukan
pemeriksaan berupa:
Tes darah untuk mengecek fungsi tiroid dan pemeriksaan rekam jantung
(elektrokardiografi).
Latihan manajemen stres dan teknik relaksasi, misalnya dengan melakukan teknik
pernapasan dalam dan panjang, yoga, atau melemaskan otot-otot.
Bergabung bersama komunitas yang memiliki permasalahan yang sama. Hal ini
untuk menciptakan kesadaran, pemahaman, hingga membiasakan diri untuk
menangani kepanikan.