Anda di halaman 1dari 3

Laporan Hasil Kunjungan Museum Di Indonesia

Oleh: Saripatul Mukaromah

No Nama Museum Nyaman Modern Storyline Luas Ber Ac Lighting Ti /


Ruang Diorama
Memadai
1. Museum √ √ √
Multatuli
2. Museum √ √ √ √ √ √
Nasional/Gajah
3. Museum Wayang √ √ √ √
4 Museum Sejarah √ √
Jakarta/ Fatahilah
5. Museum Sejarah √ √ √ √ √ √ √
Nasional (Msn)/
Museum Monas
6. Museum Zoologi √ √ √ √
7. Museum Tanah √ √ √ √ √
8. Museum Nasional √ √ √ √ √
Sejarah Alam
Indonesia

Bangunan Museum
1. Bernuansa modern
Sebagian besar museum di Indonesia menggunakan bangunan lama
peninggalan belanda. Museum yang menggunakan bangunan lama diantaranya adalah
museum multatuli di banten, museum nasional sejarah alam Indonesia di bogor,
museum tanah di bogor, museum zoologi, museum fatahillah, museum wayang, dll.
museum-museum tersebut desain dalamnya ada yang bernuansa modern ada pula
yang tetap menggunakan desain aslinya (klasik). Museum yang desain dalamnya
bernuansa modern salah satunya adalah museum multatuli. Sedangkan contoh
museum yang masih setia pada nuansa klasiknya adalah museum fatahillah dan
museum tanah.
1. Nyaman
Tingkat kenyamanan museum yang ada di Indonesia yang pernah penulis
kunjungi cukup baik. Meskipun cukup membuat nyaman namun museum di Indonesia
belum benar-benar dpat pengunjung nikmati dengan sepenuhnya karena beberapa
kekurangan seperti fasilitas, kebersihan/kerapihan, pelayanan dll. meskipun fasilitas
belum lengkap namun ada beberapa museum yang nyaman dinikmati karena tata
kelola yang cukup baik misalnya museum tanah. Museum ini baru diresmikan 2017
lalu, jadi fasilitas yang ada masih terbatas namun tata kelola yang baik mulai dari
kebersihan, pelayanan dan ruangan yang memadai membuat pengunjung dapat
merasakan kenyamanan saat berada di museum ini.
2. Storyline
museum di Indonesia sebagian besar tidak memiliki storyline. Dari delapan
museum yang penulis kunjungi hanya ada beberapa museum yang dapat dipahami
jalan ceritanya dan sesuai dengan penamaan museum. Museum tersebut adalah
museum tanah, dan museum sejarah nasional di monas. Di museum tanah kita dapat
memahami hal-hal yang benar-benar berkaitan dengan tanah mulai dari proses
pembentukan tanah, jenis-jenis tanah dan lain-lain. Begitupun museum yang ada di
Monas, disana kita dapat memahami jalan cerita museum dengan melihat alur cerita
yang dimulai dari prasejarah, sejarah, penjajahan, kemerdekaan, perjuangan, orde
lama, orde baru, reformasi, sampai sekarang. Alur cerita tersebut disajikan dalam
koleksi berbentuk diorama dan audio visual. Dengan demikian kita dapat memahami
bagaimana sejarah perjuangan bangsa lewat museum. Menurut saya, kedua museum
diatas cukup menggambarkan nama museum yang disandangnya berdasarkan
storyline dan koleksi.
3. Luas ruangan memadai
Museum-museum yang pernah penulis kunjungi rata-rata memiliki luas yang
memadai kecuali museum multatuli. Museum tersebut ukuran setiap ruangannya
sangatlah kecil sehingga tidak dapat menampung orang banyak.
4. Ruangan be-AC
Setiap museum yang ada di Indonesia saat ini rupanya telah dilengkapi dengan
AC. Hal tersebut terbukti ketika penulis berkunjung ke beberapa museum yang ada di
Jakarta dan bogor. Museum tersebut semuanya dilengkapi dengan AC. Namun AC
yang ada pada setiap museum berbeda-beda. Ada yang sudah memadai dan dapat
membuat pengunjung nyaman, adapula yang belum memadai, misalnya di muesum
zoologi. Di muesum zoologi AC hanya di pasang di setiap sudut ruangan sehingga
ketika banyak pengunjung akan terasa panas berada disana.
5. Lighting
Lighting berperan penting dalam dunia permuseuman karena dengan lighting
koleksi museum dapat terlihat jelas dan lebih menarik. Namun museum di Indonesia
belum semuanya memanfaatkan teknologi ini sehingga koleksi-koleksi museum
terlihat tidak menarik. Museum-museum yang penulis kunjungi yang belum
memanfaatkan lighting dengan baik yaitu museum zoologi, museum fatahillah, dan
museum tanah. Sedangkan enam museum lainnya sudah memanfaatkan lighting
dengan cukup baik.
6. Teknologi informasi dominan
Teknologi informasi yang dominan dapat berupa diorama, touch screen, dan
film-film pendek. Meseum-museum yang penulis kunjungi pada umumnya memiliki
salah satu teknologi informasi tersebut. museum-museum rata-rata dilengkapi dengan
diorama misalnya di museum zoologi, museum monas, museum nasional, museum
nasional sejarah alam Indonesia dll. beberapa museum juga dilengkapi touchscreen
seperti di museum monas.
Dari hasil kunjungan ke beberapa museum, menurut pengamatan penulis,
museum di Indonesia harus lebih ditingkatkan lagi dari berbagai sisinya. Baik dari
segi fasilitas, pelayanan maupun tata kelolanya. Selain itu, museum-museum juga
harus melakukan kerja sama dengan berbagai pihak terutama pemerintah daerah.
Dengan bekerja sama, museum akan lebih dikenal masyarakat luas dan mendapat
keuntungan yang besar.
Museum harus di desain dengan nuansa yang dapat menarik pengunjung dari
berbagai kalangan. Desain yang menarik membuat museum tidak hanya dikunjungi
oleh pihak berpendidikan seperti mahasiswa, siswa, peneliti dll. tetapi museum juga
dapat menjadi tempat yang nyaman bagi masyarakat biasa dalam mencari
pengetahuan. Dengan demikian museum akan ramai dikunjungi orang dari berbagai
kalangan dan tidak lagi sepi dan seram. Penulis berharap museum-museum di
Indonesia dapat menyesuaikan perbaikan sebagaimana ICOM sehingga benar-benar
dapat berfungsi sebagai education, study, and enjoyment yang dibuat dinamis dan
semenarik mungkin.

Anda mungkin juga menyukai