Anda di halaman 1dari 90

TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

A1
A2
A3
A4
A5
A6
A7
A8
A9
A10
a11
d12
d13
d14
d15
d16
d17
dd18
d19
d20

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 13


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

d21
d22
d23
dd24
edfu25

20
21
22
23
24
25

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 14


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Museum


2.1.1 Definisi Museum

Menurut Ensiklopedia26 Indonesia yang di terbitkan oleh Ichtiar Baru –Van


Houve, 1984. Menjelaskan pengertian Museum sebagai berikut:
Museum adalah bangunan tempat orang, memelihara, menelaah, dan
memamerkan barang–barangyang mempunyai nilai lestari, misalnya peninggalan
sejarah, seni, ilmu dan barang-barang kuno. Sedangkan pengertian yang telah
dirumuskan oleh ICOM27 (International Council of Museums, 1974), bahwa
Museum adalah :
Sebuah lembaga yang bersifat tetap dalam memberikan pelayanan terhadap
masyarakat dan perkembangannya, tidak mencuri keuntungan, terbuka untuk
umum, yang memperoleh, merawat, menghubungkan, dan memamerkan untuk
tujuan–tujuan studi, pendidikan, kesenangan, benda-benda pembuktian manusia
dan lingkungannya.
Selain pengertian diatas, Kata Museum Secara etimologis dapat dibedakan
menjadi dua yaitu28:
a. Berdasarkan kamus Oxford, kata museum berasal dari kata “Mouse” yang
mempunyai arti ruang atau merupakan suatu tempat untuk menyimpan barang
yang bersifat seni dan pengetahuan.
b. Sedangkan pengertian museum berdasarkan rumusan para cendekiawan bahwa
museum berasal dari kata Yunani, mouseion, yang sebenarnya merujuk kepada
nama kuil pemujaan terhadap Muses, dewa yang berhubungan dengan kegiatan
seni.

26
Pengertian Museum menurut International Council of Museums disingkat ICOM diakses dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Ensiklopedia pada tanggal 22 Maret 2017 pukul 02.34 Wib.
27
The world museum community di akses dari http://icom.museum/ pada tanggal 22 Maret 2017
Pukul 02. 56 Wib.
28
Pengertian fungsi dan jenis museum di akses dari
http://belajaritutiadaakhir.blogspot.co.id/2011/08/museum-di-indonesia.html pada tanggal 22 Maret
2017 pukul 03.03 Wib.

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 15


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

Dari berbagai pengertian diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa


museum memiliki persamaan arti yaitu tempat untuk merawat, memelihara, dan
memamerkan barang - barang peninggalan sejarah, seni,ilmu dan barang-barang
kuno,bersifat tetap, terbuka untuk umum, serta tidak mencuri keuntungan. Berguna
untuk tujuan–tujuan studi, pendidikan, kesenangan, benda-benda pembuktian
manusia dan lingkungannya. Selain itu, museum merupakan suatu tempat untuk
menyelamatkan dan memelihara warisan budaya berikut sejarahnya, juga sebagai
tempat segala kegiatanya meliputi mengumpulkan, merawat, meneliti, memamerkan,
dan menerbitkan hasil-hasil penelitian dan pengetahuan mengenai benda-benda
koleksi bagi kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Museum memiliki peran sebagai
lembaga pendidikan non-formal, karena aspek edukasi lebih ditonjolkan dibanding
rekreasi. Museum juga merupakan sebuah lembaga pelestari kebudayaan bangsa,
baik yang berupa benda (tangible) seperti artefak, fosil, dan benda-benda etnografi
maupun tak benda (intangible) seperti nilai, tradisi, dan norma.
Museum menyediakan sumber informasi yang meliputi segala aspek
kebudayaan dan lingkungan. Museum menyediakan berbagai macam sumber
inspirasi bagi kreativitas yang inovatif yang dibutuhkan dalam pembangunan
nasional. Namun museum harus tetap memberikan nuansa rekreatif dan edukatif bagi
pengunjungnya. Kurator perlu melaksanakan penelitian yang berhubungan dengan
koleksi serta menyusun tulisan yang bersifat ilmiah dan populer. Hasil penelitian dan
tulisan tersebut dipublikasikan kepada masyarakat, dalam kegiatan ini kurator
bekerjasama dengan bagian publikasi. Sebagai lembaga pelestari budaya bangsa,
museum harus berazaskan pelayanan terhadap masyarakat. Program - program
museum yang inovatif dan kreatif dapat meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap
museum.

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 16


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

2.1.2. Fungsi dan Tujuan Museum


Barry(1994:46) ada 6 fungsi dasar sebuah museum29, yaitu:
a. Mengoleksi
Mengoleksikan benda bersejarah maupun benda yang dibutuhkan dalam keperluan
penelitian dan ilmu pengetahuan sesuai dengan kebutuhan dan klasifikasi yang ingin
dicapai.
b. Dokumentasi
Salah satu fungsi penting museum adalah mendokumentasikan segala jenis benda
yang di koleksi oleh museum itu sendiri. Secara umum fungsi dokumentasi museum
sebagai berikut :
 Kontrol dan manajemen dokumenter penerimaan dan transfer aset budaya
internal dan eksternal , serta penghapusan mereka dari koleksi museum
 Pendaftaran dan inventarisasi asset budaya .
 Pengarsipan semua jenis dokumentasi teknis , grafis dan audio visual , dalam
format apapun .
 Organisasi dan pengelolaan perpustakaan museum dan arsip documenter
 Saran dan layanan konsultasi untuk para profesional , peneliti dan masyarakat
umum di bidang tanggung jawab mereka .
c. Mengawetkan
Museum melestarikan aset budaya untuk menjamin bahwa mereka diwariskan
kepada generasi mendatang . Fungsi ini sangat penting dan membenarkan sendiri
keberadaan museum . untuk itu Museum bertugas untuk menjaga agar barang yang
dimusiumkan disimpan dalam kedaan baik dan dengan treatment sesuai jenis
bendanya. Adapun beberapa cara perawatan benda museum sebagai berikut:
 Perawatan dan pembersihkan benda koleksi untuk logam yang biasanya
berkarat,menggunakan bahan kimia khusus seperti tepol. Selain itu dalam
merawat logam biasanya menggunakan bahan kimia jenis asam citrid.
 Untuk benda koleksi keris atau benda sejenis cara membersihkannya digosok
dengansikat bulu halus lalu dibilas menggunakan air di wastafel
29
Pengertian fungsi dan jenis museum di akses dari
http://belajaritutiadaakhir.blogspot.co.id/2011/08/museum-di-indonesia.html pada tanggal 22 Maret
2017 pukul 03.06 Wib.

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 17


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

 Benda koleksi seperti guci perawatannya memerlukan kehati-hatian agar


tidak pecah guci harus dipegang atau didekap dengan hati-hati terutama pada
saat akan memindahkannya, pembersihannya juga harus rutin dilakukan.
Koleksi yang materialnya berbahan baku keramik biasanya menggunakan
sabun yang tidak mengandung soda.
d. Penelitian
Penelitian merupakan salah satu tugas pokok dari Museum di seluruh bidang
tindakan mereka . Hal ini juga merupakan fungsi dasar museum yaitu aset tersebut
tidak dapat dilindungi , di lestarikan atau menyebar secara memadai jika mereka
tidak diteliti sebelumnya . Singkatnya , penelitian adalah dasar dari pengembangan
semua fungsi museum. Dalam rangka mengembangkan fungsi ini , museum memiliki
alat seperti perpustakaan , arsip , laboratorium dan bengkel.
e. Pajangan dan Duplikasi
Kegiatan yang dilakukan oleh departemen penyebaran museum ditujukan untuk
tujuan akhir dari fungsi museum kepada masyarakat. Dibutuhkan semua strategi
yang memungkinkan untuk mencapai komunikasi , kontemplasi dan pendidikan
sebagai tujuan museum .

2.1.3. klasifikasi Museum


Museum yang terdapat diIndonesia dapat dibedakan melalui beberapa
klasifikasi30, yakni sebagai berikut :
 Jenis museum berdasarkan koleksi yang dimiliki, yaitu terdapat dua jenis :
 Museum Umum, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti
material manusia dan atau lingkungannya yang berkaitan dengan berbagai
cabang seni, disiplin ilmu dan teknologi.
 Museum Khusus, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti
material manusia atau lingkungannya yang berkaitan dengan satu cabang
seni, satu cabang ilmu atau satu cabang teknologi.
 Jenis museum berdasarkan kedudukannya, terdapat tiga jenis :

30
Ayo Kita Mengenal Museum, 2009 di akses dari http://tabok.club/-buku-ayo-kita-mengenal-
museum.html pada tanggal 24 Maret 2017 Pukul 19.07 Wib

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 18


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

 Museum Nasional, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan benda


yang berasal, mewakili dan berkaitan dengan bukti material manusia dan atau
lingkungannya dari seluruh wilayah Indonesia yang bernilai nasional.
 Museum Propinsi, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan benda
yang berasal, mewakili dan berkaitan dengan bukti material manusia dan atau
lingkungannya dari wilayah propinsi dimana museum berada. Museum
Lokal, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan benda yang berasal,
mewakili dan berkaitan dengan bukti material manusia dan atau
lingkungannya dari wilayah kabupaten atau kotamadya dimana museum
tersebut berada.
 Jenis museum menurut jenis koleksinya31 :
 Museum Arkeologi
Museum arkeologi merupakan museum yang mengkhususkan diriuntuk
memajang artefak arkeologis. Museum arkeologi banyak yang bersifat
museum terbuka (museum yang terdapat di ruang terbuka atau Open Air
Museum). Di Indonesia, contoh dari museum arkeologi adalah Museum
Trowulan di Trowulan, Jawa Timur.
 Museum Seni
Museum seni, lebih dikenal dengan nama galeri seni, merupakan sebuah
ruangan untuk pameran benda seni, mulai dari seni visual yaitu diantaranya
lukisan, gambar, dan patung. Beberapacontoh lainnya adalah senikeramik,
seni logam dan furnitur.
 Museum Biografi
Museum Biografi merupakan museum yang didedikasikan kepada benda
yang terkait dengan kehidupan seseorang atau sekelompok orang, dan
terkadang memajang benda-benda yang merekakoleksi. Beberapa museum
terletak di dalam rumah atau situs yang terkait dengan orang yang
bersangkutan pada saat dia hidup.

31
Ayo Kita Mengenal Museum, 2009 di akses dari http://tabok.club/-buku-ayo-kita-mengenal-
museum.html pada tanggal 24 Maret 2017 Pukul 19.07 Wib

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 19


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

 Museum Anak
Museum anak merupakan institusi yang menyediakan benda pameran dan
program acara untuk menstimulasi pengalaman informal anak. Berlawanan
dengan museum tradisiona; yang memiliki peraturan untuk tidak menyentuh
benda pameran, museum ini biasanya memiliki benda yang dirancang untuk
dimainkan oleh anak-anak. Museum anak kebanyakan merupakan organisasi
nirlaba dan dikelola oleh sukarelawan atau oleh staf profesional dalam
jumlah yang kecil. Contoh dari museum anak ini adalah Museum Anak
Kolong Tangga yang terletak di Yogyakarta. Pada museum ini terdapat
beberapa mainan anak tradisional.
 Museum Universal
Museum universal atau dikenal pula dalam bahasa Inggris sebagai Museum
encyclopedic, merupakan museum yang umum kita jumpai. Biasanya
merupakan institusi besar, yang bersifatnasional, dan memberikan informasi
kepada pengunjung mengenai berbagai variasi dari tema lokal dan dunia.
Museum ini penting karena meningkatkan rasa keingin-tahuan terhadap
dunia. Contoh museum universal adalah British Museum di London,Inggris.
 Museum Etnologi
Museum etnologi merupakan museum yang mempelajari, mengumpulkan,
merawat, dan memamerkan artefak dan obyek yang berhubungan dengan
etnologi dan antropologi. Museum seperti ini biasanya dibangun di negara
yang memiliki kelompok etnis atau etnis minoritas yang berjumlah banyak.
Contoh dari museum ini adalah Museum Indonesia di TMII.
 Museum Rumah Bersejarah
Museum rumah bersejarah, atau yang lebih dikenal dengan rumah bersejarah
merupakan yang terbanyak jumlahnya di dunia dari kategori museum
sejarah. Museum ini biasanya beroprasi dengan dana yang terbatas dan staff
yang sedikit. Kebanyakan dikelola oleh relawan dan sering kali tidak
memenuhi syarat untuk menjadi museum profesional. Contoh dari rumah
bersejarah ini di Indonesia adalah Museum Sasmita Loka Ahmad Yani.

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 20


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

 Museum Sejarah
Museum sejarah mencakup pengetahuan sejarah dan kaitannya dengan masa
kini dan masa depan. Beberapa di antara museum tersebut memiliki benda
koleksi yang sangat beragam, mulai daridokumen, artefak dalam berbagai
bentuk, benda sejarah yang terkait dengan even kesejarahan tersebut. Ada
beberapa macam museum sejarah, diantaranya, rumah bersejarah yang
merupakan bangunan yang memiliki nilai sejarah atau arsitektural yang
tinggi. Kedua adalah situs bersejarah yang menjadi museum, seperti Pulau
Robben. Ketiga adalah museum ruang terbuka atau disebut juga dengan
nama open air museum. Pada museum ini, para masyarakat yang berada di
dalamnyaberusaha untuk membuat ulang kehidupan pada suatu waktu
dengan sebaik mungkin, termasuk diantaranya bangunan dan bahasa.Contoh
museum sejarah di Indonesia adalah Museum SumpahPemuda dan Museum
Fatahillah.
 Museum Maritim
Museum maritim merupakan museum yang mengkhususkan diri kepada
peresentasi sejarah, budaya atau arkeologi maritim. Mereka menceritakan
kaitan antara masyarakat dengan kehidupanyang berkaitan dengan air atau
maritim. Terdapat beberapa jenis museum maritim, diantaranya:
- Museum arkeologi maritim yang menceritakan mengenai kaitan
arkeologi dengan maritim. Museum ini biasanya memajang dan
mengawetkan kapal karam dan artefak yang terkait dengan
lingkungannya.
- Museum sejarah maritim, merupakan museum yang mengedukasi
masyarakat mengenai sejarah maritim di suatu komunitas atau
masyarakat. Contoh dari museum ini adalah Museum Maritim San
Francisco dan Mystic Seaport.
- Museum militer maritim. Contoh dari museum ini adalah Museum
Nasional Angkatan Laut Amerika Serikat. Contoh lainnya adalah
Museum Laut, Udara dan Luar Angkasa Intrepid.

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 21


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

2.1.3. Struktur Organisasi Museum


Salah satu faktor yang mendukung keberhasilan museum adalah faktor
organisasi. Setiap museum sebaiknya mempunyai struktur organisasi yang
mencerminkan tugas dan fungsi museum. Sekurang - kurangnya terdiri dari Kepala
museum, bagian administrasi, pengelola koleksi (kurator), bagian konservasi
(perawatan), bagian penyajian (preparasi), bagian pelayanan masyarakat dan
bimbingan edukasi, serta pengelola perpustakaan. Adapun struktur organisasi yang
umum dimiliki oleh sebuah museum32, antara lain:

Administrasi
Kepala
Museum Perpustakaan

Keuangan
Sub Bagian
Tata Usaha
Rumah Tangga

Dokumentasi
Seksi Seksi Tenaga
Pengembangan Teknis
Proyek

Seksi Koleksi Seksi Seksi


Konservasi & Bimbingan &
Preparasi Edukasi

Skema 2.1: Struktur Organisasi Museum


Sumber :Buku Pedoman Pendirian Museum,1999

a. Kepala/Direktur Museum memimpin pelaksanaan tugas dan fungsi museum.


b. Kepala Bagian Tata Usaha Museum memimpin penyelenggaraan urusan tata
usaha, urusan rumah tangga dan ketertiban museum.
c. Kepala Bagian Kuratorial memimpin penyelenggaraan pengumpulan, penelitian
dan pembinaan koleksi.
d. Kepala Bagian Konservasi dan Preparasi memimpin penyelenggaraan
konservasi,restorasi dan reproduksi koleksi serta preparasi tata pameran.

32Buku Pedoman Pendirian Museum, 1999 di akses dari http://www.kemenpar.go.id/


BAGAIMANAMENDIRIKANSEBUAHMUSEUM website.pdf pada tanggal 26 Maret 2017 Pukul 21.09 Wib.

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 22


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

e. Kepala Bagian Bimbingan dan Publikasi memimpin penyelenggaraan kegiatan


bimbingan dengan metode dan sistem edukatif kultura dalam rangka
menanamkan daya apresiasi dan penghayatan nilai warisan budaya dan ilmu
pengetahuan serta menyelenggarakan publikasi tentang koleksi museum.
f. Kepala Bagian Registrasi dan Dokumentasi memimpin penyelenggaraan
registrasi dan dokumentasi seluruh koleksi
g. Perpustakaan menyelenggarakan perpustakaan, dan menyimpan hasil penelitian
dan penerbitan museum.

2.1.5. Fasilitas Museum


Perencanaan aktifitas dalam pembuatan museum akan memberikan efek besar
kepada layout keseluruhan bangunan museum dan fasilitas utama maupun
penunjangnya. Beberapa fasilitas yang terdapat dimuseum sebagai berikut 33:
a. Facilities for creative participation
Meliputi area - area yang berhubungan dengan pengembangan kreativitas
pengunjung.Seperti ruang khusus untuk berkarya atau mengadakan acara/pameran
temporer. Area inilah yang akan melibatkan partisipasi pengunjung terhadap
museum. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam creative room ini sebagai
berikut:
 Memiliki fleksibilitas dalam tata cahaya dan tata suara
 Memperhatikan elemen interior sesuai fungsi ruang. Misalnya dengan
menggunakan lantai yang mudah di bersihkan mengingat ruang kreatif yang akan
padat aktifitas
 Sistem display yang sangat fleksibel
 Ruang yang mempunyai banyak kegunaan
b. Study centre
Jika akses terhadap semua koleksi yang di pajang tidak bisa didapatkan
secara maksimal, fasilitas harus disediakan dimana orang dapat mengekplorasi ide-
ide dan sensasi yang distimulasikan oleh koleksikoleksi tersebut. adapun subjeknya

33
Buku Pedoman Pendirian Museum, 1999 di akses dari
http://www.kemenpar.go.id/userfiles/file/4410_1346BAGAIMANAMENDIRIKANSEBUAHMUSE
UMwebsite.pdf pada tanggal26 Maret 2017 Pukul 21.38 Wib.

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 23


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

bermacam-macam seperti seni, arkeologi, anthropologi, pengetahuan alam, foto dan


referensi dasar dalam buku yang dapat memberikan awal yang berguna. Desain dari
ruang belajar itu sendiri harus menjadi bahan pertimbangan juga karena adanya
perbedaan kebutuhan pada pemakainya seperti oleh pengunujung dewasa, remaja,
anak-anak, ataupun yang berkeluarga dan juga seperti apakah fasilitas ini
membutuhkan staf pembantu atau terbuka untuk umum.
c. Staff on view
Banyak museum yang mempekerjakan staf-staf professional dalam bidang
seni dan kerajinan, seperti ahli dalam perawatan lukisan, tekstil, kerimik, dll. Staf-
staf seperti ini sangat membantu pengunjung yang memiliki pertanyaan seputar
koleksi pameran yang ada di museum. Sehingga dibutuhkan baik ruang penelitian,
pengelolaan, maupun ruangan yang dapat digunakan sebagai ruang pertemuan antara
pengelola dan pengunjung dalam special case.
d. A tranquil space
Tidak semua orang menyukai suasana ramai atau berbaur dengan banyak
orang, oleh sebab itu sebaiknya museum memiliki area khusus yang dimaksudkan
sebagai daerah yang sepi dan tenang. Untuk menunjukan fungsi ruang pada
pengunjung, tidak harus dengan papan penunjuk besar dan sebagainya, namun bisa
dicapai melalui desain terutama pada desain pencahayaan yang secara bertahap dapat
menjadi redup saat pengunjung mendeketi dan memasuki area tersebut. Koleksi yang
sensitive terhdap panas dari pencahayaan ataupun koleksi arekeologis bisa menjadi
pilihan koleksi yang dipanjang pada area tersebut.

2.1.6. Fungsi dan Kegiatan Museum


a. Fungsi Museum
Fungsi museum menurut ICOM adalah sebagai wadah untuk34:
 Pengumpulan dan pengamanan warisan alam budaya
 Dokumentasi dan penelitian ilmiah.
 Konservasi dan preservasi.
 Penyebaran dan penataan ilmu untuk umum.

34
The world museum community di akses dari http://icom.museum/ pada tanggal 26 Maret 2017 Pukul
21.09 Wib.

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 24


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

 Pengenalan kebudayaan antar daerah dan bangsa.


 Visualisasi warisan alam budaya.
 Cermin pertumbuhan peradaban manusia.
 Pengenalan dan penghayatan kesenian.
b. Kegiatan Museum
Kegiatan museum secara rinci dijelas Kegiatan museum secara rinci
dijelaskan oleh Drs. Moch. Amir Sutaarga sebagai berikut: (Sutaarga, 1989)35 :
 Pengumpulan atau pengadaan.
Tidak semua benda padat dimasukkan ke dalam koleksi museum, hanyalah
bendabenda yang memenuhi syarat - syarat tertentu, yakni:
 Harus mempunyai nilai budaya, ilmiah dan nilai estetika.
 Harus dapat diidentifikasi mengenai wujud, asal, tipe, gaya, dan sebagainya.
 Harus dapat dianggap sebagai dokumen
 Pemeliharaan
Tugas pemeliharaan ada 2 aspek, yakni:
 Aspek Teknis
Benda - benda materi koleksi harus dipelihara dan diawetkan serta
dipertahankan tetap awet dan tercegah dari kemungkinan kerusakan.
 Aspek Administrasi
Benda - benda materi koleksi harus mempunyai keterangan tertulis yang
menjadikan benda - benda koleksi tersebut bersifat monumental.
 Konservasi
Merupakan usaha pemeliharaan, perawatan, perbaikan, pencegahan dan penjagaan
Benda - benda koleksi dari penyebab kerusakan.
 Penelitian
Bentuk penelitian ada 2 macam:
 Penelitian Intern

35
Buku Pedoman Pendirian Museum, 1999 di akses dari
http://www.kemenpar.go.id/userfiles/file/4410_1346BAGAIMANAMENDIRIKANSEBUAHMUSE
UM website.pdf pada tanggal26 Maret 2017 Pukul 21.38 Wib.

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 25


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

Penelitian yang dilakukan oleh curator untuk kepentingan pengembangan


ilmu pengetahuan museum yang bersangkutan.
 Penelitian Ekstern
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari luar, seperti mahasiswa,
pelejar, umum dan lain - lain untuk kepentingan karya ilmiah, skripsi, karya
tulis, dll.
 Pendidikan
Kegiatan disini lebih ditekankan pada pengenalan benda - benda materi
koleksiyang dipamerkan:
 Pendidikan Formal
Berupa seminar - seminar, diskusi, ceramah, dan sebagainya.
 Pendidikan Non Formal
Berupa kegiatan pameran, pemutaran film, slide, dan sebagainya.
 Rekreasi
Sifat pameran mengandung arti untuk dinikmati dan dihayati, yang mana merupakan
kegiatan rekreasi yang segar, tidak diperlukan konsentrasi yang akan menimbulkan
keletihan dan kebosanan. yang dapat menyebabkan rusaknya benda - benda koleksi.

2.1.7 Standarisasi Museum/Pedoman Pendirian Museum


Republik Indonesia.1995.Peraturan Pemerintah RepublikIndonesianomor 19
Tahun 1995 Tentang Pemeliharaan Dan Pemanfaatan Cagar Budaya Bab Vii Pasal
30. Sekretariat Negara.Jakarta36

“Dalam rangka pemeliharaan dan pemanfaatan benda cagar budaya di


museum, setiap museum harus memenuhi persyaratan : a. standar teknis bangunan
museum; b. sarana dan prasarana; c. tenaga; d. sumber dana yang tetap.”
Dalam pembuatan suatu Museum tentu diperlukan pemenuhan standart yang
telah ditentukan demi mencapai tujuan utama sebagaimana fungsi dari Museum itu

36
Republik Indonesia.1995.Peraturan Pemerintah RepublikIndonesianomor 19 Tahun 1995 di akses
dari www.profauna.or.id pada tanggal 26 Maret Pukul 23.08 Wib.

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 26


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

sendiri37. Beberapa persyaratan yang perlu dipenuhi dalam pembuatan adalah sebagai
berikut :
a. Persyaratan Umum
 Lokasi museum
 Lokasi museum harus strategis. Strategis disini tidak berarti harus berada
dipusat kota atau pusat keramaian kota, melainkan tempat yang mudah
dijangkau oleh umum.
 Lokasi museum harus sehat. Yang dimaksud lokasi sehat adalah :
 Lokasi yang bukan terletak di daerah industri yang banyak pengotoran udara
 Bukan daerah yang tanahnya berlumpur/tanah rawa atau tanahberpasir.
kelembaban udara setidak-tidaknya harus terkontrol mencapai kenetralan
yaitu antara 55 sampai 65 persen
 Koleksi
Koleksi merupakan syarat mutlak dan merupakan rohnya sebuah museum,
makakoleksi harus mempertimbangkan hal - hal berikut:
Prinsip dan persyaratan sebuah benda menjadi koleksi, antara lain:
 Memiliki nilai sejarah dan nilai ilmiah (termasuk nilai estetika).
 Dapat diidentifikasikan mengenai bentuk,tipe, gaya, fungsi, makna, asal
secara historis dan geografis, atau periodenya (dalam geologi, khususnya
untuk benda alam)
 Harus dapat dijadikan dokumen, dalam arti sebagai bukti kenyataan dan
eksistensinya bagi penelitian ilmiah.
Pertimbangan skala prioritas, yaitu penilaian untuk benda - benda yang bersifat:
 Masterpiece, merupakan benda yang terbaik mutunya.
 Unik, merupakan benda - benda yang memiliki ciri khas tertentu bila di
bandingkan dengan benda - benda yang sejenis.
 Hampir punah, merupakan benda yang sulit ditemukan karena dalam jangka
waktu yang sudah terlalu lama tidak dibuat lagi.

37
Buku Pedoman Pendirian Museum, 1999 di akses dari
http://www.kemenpar.go.id/userfiles/file/4410_1346BAGAIMANAMENDIRIKANSEBUAHMUSE
UM website.pdf pada tanggal26 Maret 2017 Pukul 21.38 Wib.

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 27


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

 Langka, merupakan benda - benda yang sulit ditemukan karena tidak dibuat
lagi atau karena jumlah hasil pembuatannya hanya sedikit.
b. Persyaratan Khusus
 Prinsip Perancangan Ruang Museum
Sirkulasi dalam museum :
 Menurut buku pedoman pendirian museum Sirkulasi merupakan salah satu
faktor yang menjadi penekanan dalam perancangan museum,sirkulasi
mengantarkan gerak pengunjung untuk bisa menikmatikoleksi dalam
museum38.
 Menurut Ching (2000), Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam
sirkulasi dan interior ruang pamer yaitu pencapaian, hubungan jalur dan
ruang, bentuk ruang sirkulasi39. Secara rinci dapat dijelaskan sebagai
berikut:Pencapaian yaitu jalur yang ditempuh untuk mendekati/menuju
bangunan. Pencapaian dibagi menjadi 3, dijelaskan dalam tabel berikut:
Tabel 2.1. Sirkulasi Pencapaian Bangunan

Pencapaian Keterangan Gambar


Langsung suatu pendekatan yang
mengarah langsung kesuatu
tempat masuk, melalui sebuah
jalan lurus yang segaris dengan
alur sumbu bangunan.
Tersamar Pendekatan yang samar
meningkatkan efek perspektif
pada fasad depan dan bangunan
Memutar Jalur berputar memperpanjang
urutan pencapaian

Sumber : Ching (2000)

38
Buku Pedoman Pendirian Museum, 1999 di akses dari
http://www.kemenpar.go.id/userfiles/file/4410_1346BAGAIMANAMENDIRIKANSEBUAHMUSE
UM website.pdf pada tanggal26 Maret 2017 Pukul 21.38 Wib.

39
DK Ching form space and order hal 243 tahun 1996

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 28


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

Bentuk ruang sirkulasi lebih utama pada interor bangunan yang dapat
menampung gerak pengunjung waktu berkeliling, berhenti sejenak,
beristirahat, atau menikmati sesuatu yang dianggapnya menarik. Sirkulasi ini
biasanya tercipta sesuai dengan bentuk layout bangunan. Pengarahan
terhadap sirkulasi dapat dilakukan agar kegiatan pameran dapat berjalan
lebih menarik.
 Menurut Buku Museum Buildings By Laurence Vail Coleman terdapat
Pengelompokan ruang dalam areal pameran. Terdapat beberapa susunan
yang cukup familiar dalam pengelompokan ruang yakni :
- Susunan Ruang Ke Ruang
Merupakan susunan dengan ruang yang terletak pada kamar yang saling
berhubungan secara menerus. Pada umumnya terdapat pada bangunan
dengan ruang pameran satu lantai dan bersebalahan dengan ruang lobby.
Keuntungan dari susunan ini adalah pengelompokannya yang simple dan
ruang yang cukup ekonomis. Kelemahan dari susunan ini adalah
memungkinkannya terdapat satu ruangan yang tidak dilalui walaupun
dikelilingi oleh ruang lainnya.

Gambar 2.1. Susunan Ruang ke Ruang


Sumber : Buku “Museum Buildings” By Laurence Vail Coleman

- Susunan Koridor Ke Ruang


Sering disebut sebagai susunan ruang dan koridor merupakan susunan
dimana setiap ruang dapat diakses melalui sebuah koridor. Keuntungan
dari susunan ini adalah setiap ruang dapat diakses secara langsung, oleh
karena itu dapat ditutup tanpa memberikan pengaruh pada ruangan
lainnya. Kelemahan dari susunan ini adalah hilangnya ruang sebagai

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 29


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

ruang koridor, walaupun dapat diminimalisir dengan menjadikan ruang


koridor sebagai ruang pameran juga.

Gambar 2.2. Susunan Koridor ke Ruang


Sumber : Buku “Museum Buildings” By Laurence Vail Coleman

- Susunan lingkaran pusat


Merupakan susunan yang berpusat pada suatu ruangan dengan terdapat
ruang - ruang kecil disekelilingnya. Keuntungan dari susunan ini adalah
susunanya yang paling fleksible. Kekurangan dari susunan ini adalah
ruang kecil yang berada di sekeliling ruang utama menjadi tidak terlalu
sering dikunjungi ataupun terlalu exclusive.40

Gambar 2.3. Susunan Lingkaran Terpusat


Sumber : Buku “Museum Buildings” By Laurence Vail Colema

Hubungan jalur dan ruang dapat difungsikan sebagai fleksibilitas ruang -


ruang yang kurang strategis. Hubungan jalur dan ruang antara lain dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut:

Laurence Vail Colemandalam Buku “Museum Buildings” pengelompokan ruang dalam areal
40

pameran.

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 30


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

Tabel 2.2. Hubungan Jalur dan Ruang

No Hubungan Jalur Keterangan Gambar


 Kesatuan tiap ruang
1. Melalui Ruang dipertahankan
 Konfigurasi jalan yang
fleksibel
 Menghubungkan jalan
dengan ruang
 Jalan dapat menembus
2. Menembus Ruang sebuah ruang menurut
sumbunya
 Dapat menimbulkan
ruang istirahat
 Lokasi ruang
3. Berakhir Dalam menentukan jalan
Ruang  Fungsional dan
simbolis
Sumber : “Museum Buildings” By Laurence Vail Colema

Perencanaan sebuah jalur sirkulasi yang nyaman bagi pengunjung dalam


menikmati koleksi yang dipamerkan dalam ruang museum koleksi sangat perlu
sekali kaitanya dilakuakan agar memberikan kenyamanan secara menyeluruh juga
akan memberikan kesan menarik dan komunikatif.41
 Koleksi Museum
Faktor koleksiyang ditampilkan merupakan salah satu syarat utama dalam
perancangan museum, terutama dari segi visual merupakan sarana/mediator dari
pesan - pesan yang ingin disampaikankepada pengunjung yang datang. Berdasarkan
hasil pengkajian koleksi, bahwa koleksi museum tidak hanya terbatas pada benda
budaya tetapi juga benda - benda alam. Mengingat sifat koleksi museum yang sangat
kompleks, maka diperlukan suatu penanganan/pengelolaan melalui klasifikasi
koleksi berdasarkan disiplin ilmu yang bersifat konvensi. Hasil klasifikasi koleksi
tersebut untuk museum terdiri atas 10 (sepuluh) jenis koleksi yaitu:

Laurence Vail Colemandalam Buku “Museum Buildings” Hubungan Jalur dan Ruang
41

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 31


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

 Koleksi Geologika/Geografika : Benda koleksi yang merupakan objek


disiplin ilmu geologika/geografika, meliputibatuan,mineraldanbenda-
bendabentukanalamlainnya (permata, granit, andesit, termasuk fosil ), peta dan
peralatan pemetaan

Gambar 2.4. Koleksi Geologika


Sumber : http://museumsribaduga.jabarprov.go.id/koleksi

 Koleksi Biologika: Benda koleksi yang merupakan objek disiplin ilmu


biologika, antara lain tengkorak atau kerangka manusia, tumbuh-tumbuhan
dan hewan baik yang diawetkan maupun yang tidak diawetkan.

Gambar 2.5. Koleksi Biologika


Sumber: http://museumsribaduga.jabarprov.go.id/koleksi

 Koleksi Etnografika: Benda koleksi yang merupakan objek penelitian


antropologi. Benda – benda tersebut merupakan hasil budaya atau
menggambarkan identitas suatu etnis.

Gambar 2.6. Koleksi Arkeologika


Sumber : http://museumsribaduga.jabarprov.go.id/koleksi

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 32


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

 Koleksi Filologika : Benda koleksi yang menjadi objek penelitian filologi,


berupa naskah kuno yang ditulis tangan yang menguraikan suatu hal atau
peristiwa.

Gambar 2.7. Koleksi Filologika


Sumber :http://museumsribaduga.jabarprov.go.id/koleksi

 Koleksi Arkeologika: Benda koleksi yang merupakan hasil budaya


manusia masa lampau yang menjadi objek penelitian arkeologi. Benda-
benda tersebutmerupakan hasil peninggalan budaya sejak masa prasejarah
sampai pengaruh budaya barat.

Gambar 2.8. Koleksi Aekeologika


Sumber : http://museumsribaduga.jabarprov.go.id/koleksi

 Koleksi Historika: Benda koleksi yang menjadi objek penelitian sejarah.


Benda-benda ini mempunyai nilai sejarah sejak masuknya budaya barat
sampai sekarang.

Gambar 2.9. Koleksi Historika


Sumber : http://museumsribaduga.jabarprov.go.id/koleksi

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 33


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

 Koleksi Numismatika: Setiap mata uang atau alat tukar ( token ) yang sah.

Gambar 2.10. Koleksi Numismatika


Sumber :http://museumsribaduga.jabarprov.go.id/koleksi

 Koleksi Heraldika: Setiap tanda jasa, lambang dan tanda pangkat resmi
(termasukcap/stempel).

Gambar 2.11. Koleksi Heraldika


Sumber : http://museumsribaduga.jabarprov.go.id/koleksi
 Koleksi Keramologika: Benda koleksi yang dibuat dari bahan tanah liat
yang dibakar ( baked clay) berupa barang pecah belah

Gambar 2.12. Koleksi Keramlogika


Sumber : http://museumsribaduga.jabarprov.go.id/koleksi

 Koleksi Seni Rupa/Seni Kria: Benda koleksiseni yang mengekspresikan


pengalaman artistik manusia melalui objek - objek dua atau tiga dimensi.

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 34


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

Gambar 2.13. Koleksi Seni Rupa/ Seni Kria


Sumber : http://museumsribaduga.jabarprov.go.id/koleksi

 Teknis Pencahayaan Museum


Kehadiran cahaya pada lingkungan ruang dalam bertujuan menyinari
berbagai bentuk elemen - elemen yang ada di dalam ruang, sedemikian rupa sehingga
ruang menjadi teramati, terasakan secara visual suasananya (Honggowidjaja, 2003).
Sistem pecahayaan yang mendukung sebuah ruang pamer berdasarkan sumber serta
fungsinya dibedakan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:
 Pencahayaan Alami
Pencahayaan alami berasal dari sinar matahari. Sebagai salah satu sumber
pencahayaan, sinar matahari memiliki berbagai kualitas pancahayaan
langsung yang baik.Penggunaan sinar matahari sebagai sumber pencahayaan
alami akan mengurangi biaya operasional. Pencahayaan langsung dari
cahaya matahari didapat melalui bukaan pada ruang, berupa bukaan pada
bidang, sudut diantara bidang -bidang. Bukaan - bukaan dapat diletakkan
pada dinding maupun langit - langit.

Gambar 2.14. Pencahayaan Alami


Sumber: Neufert 2002, 250

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 35


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

 Pencahayaan Merata Buatan


Pencahayaan buatan merupakan pencahayaan yang berasal dari tenaga
listrik. Suatu ruangan cukup mendapat sinar alami pada siang hari.
Kebutuhan pencahayaan merata buatan ini disesuaikan dengan kebutuhan
aktivitas akan intensitas cahaya serta luasan ruang. Pencahayaan merata
buatan berupa lampu pijar atau lampu halogen yang dipasang pada langit -
langit, maupun lampu sorot dengan cahaya yang menghadap ke dinding
untuk penerangan dinding yang merata.

Gambar 2.15. Pencahayaan Merata Buatan Dalam Ruang


Sumber: Neufert 2002, 250

 Pencahayaan Terfokus Buatan


Pencahayaan terfokus buatan (artificial lighting) merupakan cahaya yang
berasal dari tenaga listrik. Pencahayaan terfokus dimaksudkan untuk
memberikan penerangan pada objek tertentu yang menjadi spesifikasi
khusus atau pada tempat
dengan dekorasi sebagai pusat perhatian dalam suatu ruang, berupa lampu
sorot yang dipasang pada dinding, partisi, maupun langit – langit.

Gambar 2.16. Pencahayaan Terfokus Buatan Dalam Ruang


Sumber: Neufert 2002, 250

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 36


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

Rekomendasi tingkat pencahayaan untuk ruangan dalam museum :


 Ruang kantor : 500 lux dan 300 lux
 Ruang serbaguna : area duduk 300 lux, panggung 600 lux.
 Ruang pameran : 500 lux, 300 lux, 100 lux tergantung keperluan.

Tabel 2.3. Sifat Cahaya


Cahaya Cahaya Tidak Fokus
Cahaya alami Bagian timur agian barat
 Cahaya siang, Cahaya sore/ mendung,
cirinya: Hangat cirinya:
 Kontras  Dingin
 Cerah  Bayangannya datar
dan lembut
 Kontras lebih rendah
Cahaya buatan Lampu pijar, cirinya : Lampu neon, cirinya :
Hangat (> dingin) Dingin (> hangat)
Kontras dan Kurang kontras
berbayangan Cahaya menyebar
Pencahayaan langsung
Analisa Penulis, 2017

Sistem pencahayaan pada museum pastinya memiliki tema tertentu dan dapat
mempengaruhi seluruh unsur desain yang lain, seperti sirkulasi, tata ruang dan
tampilan bangunan. Pentaan cahaya dalam ruang sangat erat kaitannya dengan
fungsi dan kegiatan didalam ruang tersebut.Pada ruang pamer ada beberapa faktor
yang mempengaruhi pencahayaan, misalnyan :
 Skala ruang, bahan yang dipakai pada lantai, dinding dan plafon, ukuran
bukaan ruang, warna dan tekstur.
 Skala, bentuk, tekstur, warna, bahan objek yang dipamerkan.
 Perilaku pengunjung.
 Sarana Tempat Koleksi

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 37


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

Dalam perancanganmuseum juga perlu memperhatikan system penyajian koleksi.


Dalam penyajian koleksi, terdapat tiga komponen pokok saling berkaitan, yaitu:
 Pengunjung
Agar penyajian koleksi dapat memberikan kenyamanan pada pengunjung,
ada tiga hal yang dapat menjadi pertimbangan, yaitu kenyamanan
pengamatan, berupa proses komunikasi visual antara pengamat terhadap
koleksi, terdiri dari:
 Kejelasan secara visual
Dalam hal ini, pengunjung harus dibantudengan system pencahayaan dalam
ruang sehingga koleksi koleksi dapat terlihat dengan jelas
 Kejelasan secara informasi
Dimaksudkan agar pengunjung dapat mengetahui hal - hal yang berkaitan
dengan koleksi dengan cara memberikan label dan tulisan.
 Kenyamanan gerak sirkulasi
Gerak sirkulasi manusia dalam mengamati koleksi sangat penting. Artinya,
karena diharapkan dengan kenyamanan gerak tersebut mereka tidak
merasakan kebosanan.
 Suasana yang tidak membosankan dan menimbulkan kejenuhan dalam
pameran.
 Tempat Display
Pada dasarnya masalah display ini tergantung kepada tata ruang, jenis objek tepat
dan penerangannya sehingga dalam penampilan tampak harmonis dan artistik juga
memjelas penglihatan pengunjung dalam menikmatinya. Untuk display dalam ruang
musum perlu kiranya pengelompokan masing - masing jenis bahan, dengan tujuan
agar system pengendaliannya lebih mudah, tidak memakan terlalu banyak tempat,
cukup artistic dan pengunjung yang menikmati diatur sedemikian rupa sehingga
harmonis. Koleksi yang di pamerkan pada ruang pamer perlu memperhatikan tiga hal
(Miles, 1998), yaitu sebagai berikut :
 Tingkat Kepentingan
Tingkat kepentingan berhubungan dengan nilai yang dikandung obyek yang
dipamerkan serta cara memamerkan nilai tersebut.
 Fungsi

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 38


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

Fungsi berhubungan dengan penyajian objek pamer, misalnya objek pamer


yang membutuhkan adanya arus terus menerus tanpa terputus oleh arus
pengunjung.
 Tata Urutan
Tata urutan berhubungan dengan urutan penyajian dalam urutan aktivitas. Menurut
Neufert (1992), kebutuhan ruang pamer/ displayberdasarkan objek pamer, adalah
sebagai berikut :
 Ruang yang dibutuhkan untuk lukisan : 3 - 5 m² luas dinding
 Ruang yang dibutuhkan untuk patung : 6 - 10 m² luas lantai
 Ruang yang dibutuhkan 400 keping : 1 m² ruang lemari kabinet, yaitu
sebuah lemari berukuran tebal 80 cm, tinggi 160 cm dengan panjang bebas
sesuai dengan ukuran ruang.
Menurut Lawson (1981), standart yang dibuat untuk pameran mempunyai beberapa
ukuran, yaitu sebagai berikut :
 Stand kecil berukuran lebar 3 m dan kedalaman 2,5 - 3 m (luas 9 m²)
 Stand sedang berukuran 15 m².

Gambar 2.17 Jarak pengamat – koleksi


Sumber : Neufert 2002, 250

Oleh sebab itu, hendaknya syarat penempatan harus benar - benar memenuhi
persyaratan konservasi yaitu pada keadaan tempat yang aman terhindar dari adanya
serangga, kelembaban dan suhu yang memenuhi syarat, terhindar dari pengaruh
senyawa kimia yang ada di sekitar objek serta lingkungan dapat datur sedemikian
rupa sehingga keadaan lingkungan benar - benar terkontrol.

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 39


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

 Keamanan
Sarana dan prasarana pengamanan pada bangunan museum pada hakekatnya
merupakan upaya pengamanan yang dilakukan dengan cara mekanik dan elektronik,
Masalah keamanan dalam display sangat penting karena benda koleksi peninggalan
sejarah dan budaya pada umumnya sangat menarik, terutama terhadap kolektor
benda - benda antik, maka keamanan harus benar - benar terjamin. Agar objek
terkontrol dengan baik maka sistem pendokumentasian, antara lain :
 Pencatatan identitas bend benda yang ada.
 Pemeriksaan tentang penyakit atau cacat objek tersebut.
 Pemotretan kondisi koleksi baik sebelum maupun sesudah perlakuan
konservasi dilaksanakan.
 Catatan tentang bahan kimia pernah diaplikasikan.
 Pemberian nomor inventaris dan pengkartuan yang benar
 benar sistem dan mudah untuk pengontrolanya.
 Pencatatan yang menyeluruh dalam bentuk formulir penempatan koleksi perlu
diperhatikan agar di dalam menampilkan koleksi diatur sedemikian rupa
sehingga mudah untuk mengontrol demi keamanannya. Keselamatan benda -
benda koleksi harus diperhatikan. Unsur -unsur yang bisa menimbulkan
kerusakan dapat disebabkan oleh manusia, alam, binatang, tumbuh - tumbuhan
dan kotoran.

Untuk menghindari ini semua, diusahakan pengamanan yang baik dengan


mengadakan system penjagaan dan pengawasan terhadap koleksi dan para
pengunjung. Hal ini dengan mempergunakan alat - alat pengaman seperti
menggunakan kamera yang tersembunyi. Koleksi juga harus diletakkan
sedemikian rupa sehingga tidak mudah dijamah. Diusahakan batas (dengan tali,
rantai) antara benda yang dipamerkan dengan pengunjung. Atau benda -
benda koleksi disimpan dalam vitrin dan kotak - kotak berkaca.
 Sistem Penyajian Koleksi
Dalam sebuah museum, bukan hanya ke indahan benda yang dimuseumkan
ataupunseberapa besar pengaruh benda benda tersebut pada sejarah makhluk hidup,
namun juga harus memperhatikan penyajian benda koleksi itu juga. Tujuannya

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 40


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

adalah membuat museum menjadi lebih menarik serta informative, kembali lagi pada
tujuan dan fungsi awal pendirian sebuah museum.
c. Prinsip Penyajian
 Alur cerita/storyline
Storyline yang dimaksud disini adalah alur cerita atau sistematika pameran
merupakan sekumpulan dokumen atau blueprint tertulis mengenai apa yang akan
dipamerkan. Dokumen ini tidak diartikan secara sempit sebagai outline linear yang
sederhana tetapi merupakan acuan utama dalam perancangan dan produksi pameran
yang didalamnya mengandung muatan pembelajaran dan pewarisan nilai. Storyline
untuk penataan pameran tetap pada museum-museum negeri provinsi di Indonesia
adalah alam, manusia, aktivitas, keluarga, seni, religi, dan sejarah42. Storyline
tersebut telah dibakukan sejak tahun 1979 dalam sebuah pedoman pembakuan
museum umum tingkat provinsi. Pembakuan yang sudah ini hendaknya dapat
disesuaikan dengan kondisi kebijakan masing-masing daerah sekarang akan tetapi
tetap memperlihatkan semangat persatuan dan konsepsi wawasan nusantara.
 Alur penyajian dan pemilihan koleksi
Alur pengunjung dan penanda arah adalah proses kerja perencanaan pada fase
konseptual. Disamping untuk ruang pamer dalam (interior) alur ini juga berlaku
untuk penataan luar (exterior) yang dalam perencanaannya harus dikaji secara
holistik atau terpadu. Ada beberapa hal utama yang harus diperhatikan dalam
penyusunan gagasan pola alur penyajian dan alur pengunjung, yaitu:
 Alur Sirkulasi, mulai dari pintu masuk hingga pintu keluar
 Konsep dan Besaran ruang
 Material (bahan bangunan), tekstur dan warna yang digunakan (textual dan
visual concept) Empat Pendekatan untuk konsep alur penyajian yang
digunakan dalam mengarahkan isi pameran, yaitu:
- Pendekatan kronologi, lebih menekankan pada penyajian koleksi secara
kronologi dari waktu ke waktu dengan menempatkan benda koleksi dan
informasi pendukungnya secara berurut dan linear dari fase awal hingga
akhir mengikuti alur bergerak pengunjung pada ruang pamer.

42
Direktorat Pemuseuman, 1998 : 11-2

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 41


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

- Pendekatan taksonomik, lebih menekankan pada penyajian koleksi yang


memiliki kesamaan jenis serta berdasarkan kualitas, kegunaan, gaya,
periode, dan pembuat.
- Pendekatan tematik, lebih menekankan pada cerita dengan tema tertentu
dibandingkan dengan objek yang disajikan.
- Pendekatan gabungan, model penyajian materi untuk ruang pameran
tetap, diupayakan agar pengunjung tidak selalu digiring untuk bergerak
secara linear, misalnya menurut kurun waktu, tetapi pameran tetap
disajikan secara tematik. Dalam hal ini pengunjung dapat secarabebas
menentukan tema-tema pameran yang diinginkan, misalnya hewan
purba, pithecantropus, homo erectus, dan sebagainya. Penyajian secara
linear ditempatkan dalam satu kelompok yang alurnya tidak harus
terlalu panjang.
 Konsep tata ruang pamer museum
 Alur Sirkulasi, mulai dari pintu masuk hingga pintu keluar
 Konsep dan besaran ruang
 Material (bahan bangunan), tekstur dan warna yang digunakan (textual and
visual concept) Alur pengunjungdan penanda arah adalah proses kerja
perencanaan pada fase konseptual. Disamping untuk dalam ruang pamer
(interior) alur ini juga berlaku untuk penataan luar (exterior) yang dalam
perencanaannya harus dikaji secara holistik atau terpadu.
 Metode Penyajian
 Penataan pameran
Penataan dalam suatu pameran dapat disajikan secara :
 Tematik, yaitu dengan menata materi pameran dengan tema dan subtema.
 Taksonomik, yaitu menyajikan koleksi dalam kelompok atau sistem
klasifikasi.
 Kronologis, yaitu menyajikan koleksi yang disusun menurut usianya dari
yang tertua hingga sekarang.
 Vitrin dan panil informasi

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 42


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

 Teks dinding (introductory label) yang memuat informasi awal / pengenalan


mengenai pameran yang diselenggarakan, tema dan subtema pameran,
kelompok koleksi.
 Label individu yang berisi nama dan keterangan singkat mengenai koleksi
yang dipamerkan. Informasi yang disampaikan berisi keterangan yang
bersifat deskriptif, dan informasi yang dibutuhkan sesuai dengan alur cerita.

Gambar 2.18 Tata Letak Panil Dan Sudut Pandang


Sumber : http://belajaritutiadaakhir.blogspot.com/2011/08/tatacara- penyajian koleksi.html) “Moh.
Amir Sutaarga. (1997).”

d. Ergonomi dan Tata Letak


Untuk memudahkan pengunjung dalam melihat, menikmati, dan
mengapresiasi koleksi, maka perletakan peraga atau koleksi turut berperan. Berikut
standar-standar perletakan koleksi di ruang pamer museum.43

Gambar 2.19. Ukuran ergonomi peletakan koleksi


Sumber: Data Arsitek, 2006

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 43


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

Gambar 2.20 Standar Alur Sirkulasi Ruang Pamer


Sumber: Data Arsitek, 2006

2.1.8. Studi Aktifitas Manusia


Pemakai museum dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok Pengelola
Museum dan Pengunjung Museum. dua kategori pengguna dalam sebuah museum
yakni sebagai berikut(Moh. Amir Sutaarga, 1997):
a. Pengelola
Pengelola museum adalah petugas yang berada dan melaksanakan tugas
museum dan dipimpin oleh seorang kepala museum. Kepala museum membawahkan
dua bagian yaitu bagian administrasi dan bagian teknis.
 Bagian administrasi
Petugas administrasi mengelola ketenagaan, keuangan, surat-menyurat, kerumah
tanggaan, pengamanan, dan registrasi koleksi.
 Bagian teknis
Bagian teknis terdiri dari tenaga pengelola koleksi, tenaga konservasi, tenaga
preparasi, tenaga bimbingan dan humas.
 Tenaga pengelola koleksi bertugas melakukan inventarisasi dan kajian setiap
koleksi museum.
 Tenaga konservasi bertugas melakukan pemeliharaan dan perawatan koleksi.
 Tenaga preparasi bertugas menyiapkan sarana dan prasarana serta menata
pameran.
 Tenaga bimbingan dan humas bertugas memberikan
 informasi dan mempublikasikan koleksi untuk dimanfaatkan oleh masyarakat.
b. Pengunjung
Berdasarkan intensitas kunjungannya dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu:

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 44


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

 Kelompok orang yang secara rutin berhubungan dengan museum seperti


kolektor, seniman, desainer, ilmuwan, mahasiswa, dan pelajar.
 Kelompok orang yang baru mengunjungi museum
Berdasarkan tujuanya pengunjung dibedakan atas :
 Pengunjung pelaku studi
 Pengunjung bertujuan tertentu
 Pengunjung pelaku rekreasi

2.2. Tinjauan Umum Zoologi Dan Museum Zoologi


2.2.1. Definisi zoologi
Zoologi adalah cabang biologi yang mempelajari struktur, fungsi, perilaku,
serta evolusi hewan. Ilmu ini antara lain meliputi anatomi perbandingan, psikologi
hewan, biologi molekular, etologi, ekologi perilaku,biologi evolusioner, taksonomi,
dan paleontologi. Kajian ilmiah zoologi dimulai sejak sekitar abad ke-16. Zoologi
ilmiah benar-benar dimulai pada abad ke 16 dengankebangkitan semangat baru
observasi dan eksplorasi, tetapi untuk waktu yang lama zoologi sendiri terpisah dari
kemajuan penelitian medis anatomi dan fisiologi. Lalu zoologi yang sudah semakin
umum dan menarik perhatian khsusu bagi kaum terpelajar memunculkan
sekolahsekolah/ Universitas di Italia pada abad ke-16 dan lima puluh tahun kemudian
menyebar ke Inggris seperti Universitas Oxford.44

2.2.2. Zoologi dasar dan zoologi Indonesia


kebutuhan petanian. Dibutuhkan penelitian dan pembelajaran mengenai
hama tumbuhan dan penyakit tanaman lain yang akan merusak tumbuhan dengan
nilai ekonomis tinggi. Sehingga Mr. C.A. Henny (Direktur Nederlansh-Indische
Handelsbank di Jakarta) dan Th. J. Van Haren Noman (wakil Nederlansh-Indische
Landbouw Maatschappy) menunjuk dan mengundang seorang ahli zoologi pertanian
yaitu Dr. J. C. Koningsberger untuk mengurus perihal Zoologi di Indonesia yang saat
itu masih dalam pendudukan Belanda.45

44
Zoologi di akses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Zoologi pada tanggal 29 Maret 2017 Pukul 18.09
Wib.
45
Museum Zoologi di akses dari

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 45


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

2.2.3 Sejarah Museum Zoologi


Berawal dari Museum Zoologicum Bogoriense (MZB) yang didirikan di
Bogor pada tahun 1894, merupakan bagian dari 's Lands Plantentuin. Pada awal
didirikannya MZB berfungsi sebagai laboratorium zoology yang memberi wadah
penelitian yang berkaitan dengan pertanian dan zoologi, meliputi kegiatan
inventarisasi satwa Indonesia. Dalam perkembangannya sebagai bidang zoologi
aktivitasnya diperluas.46
Tabel 2.1 Sejarah Museum Zoologi
TAHUN NAMA LEMBAGA KETERANGAN
1984 Landbouw Zoologisch Pada awalnya ditujukan
Laboratorium untukmendukung perkembangan
botani yang sedang maju. Lebih
spesifiknya, untuk meneliti hama
dan penyakit tanaman yang dapat
merusak tanamanterutanama yang
memiliki nilai ekonomis tinggi dan
dapat menguntungkan Negara.
1899 Lanbdouw Zoologisch Dr. J.C. Koningsberger yang saat
Museum itumerupakan ahli zoologi
pertanianpertama di Landbouw
ZoologischLaboratorium
mengajukan pembuatanZoologisch
en phytopathologischsetelah
melakukan perjalanan dinas diEropa.
Dia terpesona dengan
koleksimuseum Eropa terutama
MuseumColombo
1906 - 1909 Zoologisch Museum Perkembangan zoologi
pertanianternyata mencakup hal-hal
yang tidaklangsung berhubungan

http://www.museumindonesia.com/museum/42/1/museum_zoologi_bogor_bogor pada tanggal 29


Maret Pukul 18.45 Wib.
46
Museum Zoologi di akses dari
http://www.museumindonesia.com/museum/42/1/museum_zoologi_bogor_bogor pada tanggal 29
Maret Pukul 18.45 Wib.

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 46


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

dengan zoology pertanian. Untuk


menunjang itu semua perlu
diketahuinya fungsi,identitasserta
peranan fauna padaekosistem. Oleh
karena itu ruanglingkup zoologi ini
di perbesar
1910 - 1942 Zoologisch Museum Nama kembali berubah
and Laboratorium untukmemberikan kelenturan pada
ruanglingkup kerja zoologi pada saat
itu
1942 - 1945 Dobutsu Hakubutsukan Nama yang memiliki eksistensi di
erapemerintahan Hindia Belanda
1946 - 1947 Zoologisch Museum Nama dihidupkan kembali
and Laboratorium
1947 - 1954 Museum Zoologicum Muncul nama baru yang kemudian
Bogoriense dikenal masyarakat
1955 - 1962 Lembaga Museum Ditambahkan kata Lembaga
Zoologicum Bogorie untukmenyesuaikan dengannama
induk lembaganya yaitu Lembaga
PusatPenyelidikan Alam
1962 – 1986 Museum Zoologicum
Bogoriense
1987 - 2000 Balai Penelitian &
Pengembangan
Zoologi
2000 Bidang Zoologi – Pusat
Penelitian Biologi -
LIPI
sumber:http://www.museumindonesia.com/museum/42/1/museum_zoologi_bogor_bogor

2.2.4. Tugas dan Fungsi Museum Zoologi


a. Tahun 1894
Museum Zoologicum Bogoriense(MBZ) saat itu berfungsi meneliti berbagai
aspek zoologi, terutama taksonomi yang mengandalkan koleksi ilmiah zoologi.

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 47


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

Namun pada perkembangannya, zoologi mencakup aspek lain seperti ekologi dan
fisiologi.
b. Tahun 1987
MZB menjadi suatu Balai Penelitian dan Pengembangan(Balitbang Zoologi)
yang menjadi bagian dari bagian dari Pusat Penelitian Dan Pengembangan Biologi
(Puslitbang Biologi) dibawah naungan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia(LIPI).
Pada masa initugas pokok bagi Balitbang Zoologi adalah penelitia dan
pengembangan, peningkatan kemampuan masyarakat ilmiah, pelayanan jasa dan
pemasyarakatan ilmu pegetahuan dibidang zoologi. Tugas lainnya adalah sebagai
berikut:
 Membantu kebijaksanaan dalam menentukan jenis satwa yang harus dilindungi
melalui CITES (Convention Of International Trade On Endangered Species Of
Wild Fauna And Flora)
 Memberikan rekomendasi untuk mengijinkan apakah jenis hewan tertentu baik
dalam keadaan mati atau hidup, dapat atau tidak dapat dibawa atau dikirim
keluar negerisebagai bahan penelitan, dengan syarat-syarat yang telah
ditentukan.
c. Tahun 2014
Saaat ini MZB yang dikenal dengan Museum Zoologi berfungsi sebagai
museum/ruang pamer koleksi species baik species asli yang di awetkan maupun
berupa replika dengan tujuan sebagaiberikut :
 Mengembangkan pameran yang ideal sesuai kemajuan teknologi.
 Menjadikan pameran museum sebagai sarana pendidikan praktis untuk
mempelajari keanekaragaman, perilku, ekosistem dan daya guna fauna.
 Menjadikan pameran museum zoologi menjadi wahana bertaraf internasional.
 Menjalin kerjasama secara nasional dan international dalam biang
penyelenggaraan pameran ilmiah terkini.

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 48


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

2.3. Tinjuan Umum Satwa


2.3.1. Tinjuan Umum Satwa Pra Sejarah di Dunia
Berdasarkan Sejarah melalui penelitian Geologi (Penelitian tentang lapisan
kulit bumi) ,berjuta juta tahun yang lalu dijelaskan perkembangan makhluk hidup
dan lingkungannya ,dari awal terbentuknya permukaan bumi , munculnya makhluk -
makhluk kecil (microorganism)seperti protozoa yang kemudian berkembang menjadi
makhluk yang lebih komplek, dan kemudian munculah makhluk makhluk raksasa,
dan muncul makhluk lainnya seperti serangga, reptile, ikan, mamalia dan sebagainya.
Perkembangan makhluk hidup di Bumi dapat dijelaskan dengan Pembagian Jaman
Berdasarkan Geologi :
a. Zaman Arkaikum
Arkaikum artinya Masa Kehidupan Purba, Masa Arkeozoikum (Arkean)
atau Arkaikum merupakan masa awal pembentukan batuan kerak bumi yang
kemudian berkembang menjadi protokontinen. Zaman arkaikum adalah zaman tertua
yang berlangsung kurang lebih 2.500 juta tahun. Batuan masa ini ditemukan di
beberapa bagian dunia yang lazim disebut kraton atau perisai benua. Pada zaman ini
belum ada tanda – tanda kehidupan karena bumi masih berbentuk bola panas.
b. Zaman Paleozoikum
Zaman ini diperkirakan berusia 340 juta tahun. Keadaan bumi belum setabil
masih berubah-ubah. Zaman ini juga disebut zaman primer karena mulai ada tanda-
tanda kehidupan.Beberapa kejadian penting yang terjadi dalam kurun waktu tersebut
adalah tiga kepunahan masa utama. Kepunahan adalah total hilangnya seluruh
anggota spesies atau kelompok takson yang lebih tinggi. Kepunahan massa adalah
kepunahan dalam jumlah besar yang di alami spesies atau kolompok takson lebih
tinggi yang tejadi dalam kurun waktu hanya beberapa juta tahun.
Zaman ini dibagi menjadi 5 bagian, yaitu:
 Cambrium
Kambrium adalah periode pada skala waktu geologi yang dimulai pada
sekitar 542 ± 1,0 jtl (juta tahun lalu) dan berakhir pada sekitar 488,3 ± 1,7 juta tahun
yang lalu. Mulai muncul adanya tanda-tanda kehidupan di bumi, seperti : kerang dan
ubur-ubur. Periode ini merupakan periode pertama era Paleozoikum. Kelimpahan
makhluk hidup yang di temukan pada periode ini kemungkinan berhubungan dengan

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 49


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

evolusi skeleton (rangka). Hal tersebut di tunjukan oleh fosil hewan ditemukan yang
mempunyai skleton
- hewan berongga (Coelenterata)
Kelompok hewan berongga (Coelenterata) mempunyai bentuk tubuh seperti
tabung. Bentuk tubuhnya beragam , tetapi mempunyai rongga dengan mulut
yang dikelilingi oleh tentakel. Dalam keadaan berenang, mulutnya
menghadap ke dasar laut. Tubuh hewan berongga terdiri dari jaringan luar
(eksoderm), jaringan dalam (endoderm) dan sistem otot yang membujur dan
menyilang. Contoh hewan berongga antara lain ubur-ubur, hydra, dan
anemon laut.

Gambar 2.21 Ubur - ubur


Sumber: http://potretdunia09.blogspot.co.id/2011/08/hewan-pertama-yang-hidup-di-bumi.html

 Silur
Silur adalah periode pada skala waktu geologi yang berlangsung mulai
akhir periode Ordovisium, sekitar 443,7 ± 1,5 juta tahun lalu, hingga awal periode
Devon, sekitar 416,0 ± 2,8 juta tahun yang lalu. Mulai ada tanda-tanda kehidupan
hewan bertulang belakang tertua, seperti ikan.
- ikan Eusthenopteron

Gambar 2.22 Ikan Eusthenopteron


Sumber: http://potretdunia09.blogspot.co.id/2011/08/hewan-pertama-yang-hidup-di-bumi.html

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 50


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

Eusthenopteron adalah genus pertama ikan lobefin. Spesies


lobefin terdiri dari ikan-ikan yang menggunakan siripnya untuk berjalan di
darat dan selain menggunakan insang sebagai alat pernapasan, lobefin juga
menggunakan paru-paru sebagai alat pernapasan. Selain itu, lobefin juga
memiliki kekerabatan dan hubungan yang sangat dekat dengan spesies
tetrapod-tetrapod pertama. Awal penggambaran hewan ini adalah
menunjukkan ikan ini muncul ke daratan, namun sekarang banyak ahli
paleontogi menganggkap bahwa Eusthenopteron adalah hewan pelagis.
 Devon
Devon adalah periode pada skala waktu geologi yang termasuk dalam
era Paleozoikum dan berlangsung antara 416 ± 2,8 hingga 359,2 ± 2,5 juta tahun
yang lalu. Mulai ada tanda-tanda kehidupan binatang jenis amphibi tertua.
- Arandaspis

Gambar 2.23 Arandaspis


Sumber: http://potretdunia09.blogspot.co.id/2011/08/hewan-pertama-yang-hidup-di-bumi.html

Ikan yang bernama lengkap arandaspis prionotolepis, merupakan


salah satu spesies ikan tidak berahang yang hidup pada periode Ordovisium,
sekitar 480-470 juta tahun yang lalu. Selain itu, arandaspis juga merupakan
vertebrata tertua. Arandaspis pertama kali ditemukan pada tahun 1959 oleh
Alice Springs di Australia.
Arandaspis panjangnya 15 cm (6 inci), dengan tubuh yang ramping
yang mencakup perisai lapis baja yang menyerupai sisik. Bagian depan
tubuhnya dilindungi oleh lempengan keras. Walaupun tidak memiliki
rahang, arandaspis mungkin menggunakan penghisap atau penyaring untuk
memakan jenis alga, bakteri, dan plankton.

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 51


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

 Karbon
Karbon adalah suatu periode dalam skala waktu geologi yang
berlangsung sejak akhir periode Devon sekitar 359,2 ± 2,5 juta tahun yang lalu
hingga awal periode Perm sekitar 299,0 ± 0,8 juta tahun yang lalu. Nama "karbon"
diberikan karena adanya lapisan tebal kapur pada periode ini yang ditemukan di
Eropa Barat. Mulai ada tanda-tanda kehidupan binatang merayap jenis reptil.
- Hylonomus, Reptilia Pertama

Gambar 2.24 Hylonomu


Sumber: http://potretdunia09.blogspot.co.id/2011/08/hewan-pertama-yang-hidup-di-bumi.html

Hylonomus ("Penghuni Hutan", hylo, "hutan"-nomos,


"penghuni"), merupakan reptilia tahap awal yang pertama kali hidup di
bumi, mereka hidup pada akhir periode Karboniverus, sekitar 315-312 juta
tahun yang lalu. Bentuk Hylonomus menyerupai kadal modern, dengan
panjang 20 hingga 30 cm, sekitar 8 inci. Ia memiliki gigi kecil yang tajam
yang cenderung digunakan untuk memakan hewan yang lebih kecil darinya,
seperti invertebrata kecil, serangga awal, ataupun kaki seribu. Fosil
Hylonomus ditemukan di sisa-sisa fosil lumut di Joggins, Nova Scotia,
Kanada bagian Timur.
 Perm
Perm atau permian adalah periode dalam skala waktu geologi yang
berlangsung antara 299,0 ± 0,8 hingga 251,0 ± 0,4 juta tahun yang lalu. Periode ini
merupakan periode terakhir dalam era Paleozoikum. Mulai ada tanda-tanda

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 52


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

kehidupan hewan darat, ikan air tawar, dan amphibi. Zaman ini diakhiri dengan
kepunahan massal.
c. Zaman Mesozaikum
Disebut juga disebut zaman sekunder yang diperkirakan berusia 140 juta
tahun. Saat itu, mulai muncul pohon-pohon besar dan hewan-hewan besar, seperti:
Dinosaurus, Atlantasaurus, Tyrannosaurus serta jenis burung-burung besar. Zaman
ini berlangsung kurang lebih 140 juta tahun. Iklim semakin membaik, curah hujan
mulai berkurang. Sungai-sungai besar dan danau banyak yang mengering dan
berlumpur. Zaman ini disebut zaman reptil karena didominasi perkembangan jenis
reptil.Zaman ini dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
 Zaman Trias
Zaman Trias berada sekitar 225 - 190 juta tahun yang lalu. Nama Trias
berasal dari Jerman dan mempunyai arti tiga (lapisan endapan). Zaman ini adalah
yang paling kering dan tidak subur, ditandai dengan jarangnya didapat fosil hewan
maupun tumbuhan. Fosil yang ditampilkan berasal dari Timor yaitu Amonit
(Moluska dari kelas Sefalopoda) antara lain: Joanites sp., Hypocladicites sp, Jovites
sp., Indonesites sp.; serta beberapa fosil dari Jerman yang di antaranya bergaris
tengah 50 cm dan tebalnya 20 cm.
Perkembangan kehidupan pada Zaman Trias menunjukkan banyak terjadi
perubahan baik jenis fauna terutama untuk golongan vertebrata maupun bagi
golongan invertebrata. Bagi golongan yang disebut terakhir meliputi filum
brachiopoda dan filum mollusca, serta filum Arthropoda. Bagi filum mollusca di
antaranya termasuk berasal dari kelas pelecypoda dan kelas cephalopoda, sedangkan
bagi filum arthropoda khususnya yang termasuk pada kelas Crustacea. Demikian
pula bagi jenis flora menunjukkan adanya perkembangan yang pesat. Bagi jenis
vertebrata, khususnya yang termasuk reptilia, sudah mulai dikenal Rutiodon
(sebangsa Phytosaurus) yang mulai muncul, semula hidup dalam lingkungan air
kemudian mengadaptasikan dirinya dalam lingkungan darat, yang kemudian punah
pada zaman ini.
Selain itu, yang juga mulai muncul pada zaman ini antara lain adalah yang
termasuk keluarga dinosaurus adalah Anchisaurus, Cynognathus, Thrinacodon,

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 53


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

Placerias gigas dan Ichtyosaurus yang berkembang pada zaman trias dan punah pada
akhir zaman trias.
- Pterodactyl
Nama: Pterodactyl (Pterosaurus)
Panjang: tubuh saat berdiri 3m, bentangan sayap mencapai 10m
Zaman: Trias (65,5 juta tahun yg lalu)
Makan: Tumbuhan dan hewan-hewan kecil seperti ular dan ikan

Pterodactyl berasal dari bahasa Yunani yang berarti kadal yang


bersayap (winged lizard). Hewan ini terkenal dengan paruhnya yang panjang
dan bentangan sayapnya yang lebar (mencapai lebih dari 10 m). Peneliti dari
Ohio University menemukan ada satu bagian otak yang membedakan hewan ini
dengan hewan vertebrata lainnya. Flocculi. Proporsi flocculi didalam otak
pterosaurus mencapai 7,5%, dan rata-rata vertebrata hanya memiliki 1-2%
flocculi didalam otaknya. Flocculi ini menyebabkan penglihatan pterosaurus
menjadi jauh lebih baik. Namun proporsi yang besar ini lebih disebabkan oleh
bentangan sayapnya yang lebar, karena selain berhubungan dengan otot mata,
flocculi juga berhubungan erat dengan kerja syaraf sensorik.

Gambar 2.25 Pterodactyl


Sumber: http://jenis-jenishewanpurba.blogspot.co.id/2015

 Zaman Jura
Zaman Jura adalah zaman yang berada antara 144 hingga 206 juta tahun
yang lampau. Penelitian geologi telah menunjukkan bahwa sepanjang Zaman Jura,
sebagian besar Eropa Barat ditutupi oleh laut dangkal yang hangat, dan sebagian
besar fosil yang berasal dari mahluk-mahluk laut telah diperoleh dari kawasan ini.

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 54


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

Secara khusus, sebagian lapisan fosil di Jerman telah memungkinkan kita memeroleh
informasi sangat rinci tentang bentuk kehidupan di zaman-zaman Devon dan Jura.
Pada zaman ini ditandai dengan banyaknya Amonit dan Belemnit, jumlah reptilia
meningkat dinosaurus mulai menguasai daratan, Ichtiyosaurus berburu di dalam
lautan, Pterosaurus merajai angkasa.Banyak dinosaurus tumbuh dalam ukuran yang
luar biasa, burung sejati pertama (Archeopterya) berevolusi dan banyak jenis buaya
berkembang.
- Temnodontosaurus
Temnodontosaurus merupakan pemangsa bawah laut yang memiliki
stamina berenang yang menakjubkan, yang membuatnya mampu berenang
hingga ke dasar laut untuk mencari mangsa. Fosilnya ditemukan di Perairan
Inggris dan Jerman. Ciri khas dari hewan ini adalah matanya yang besar, 20
cm. Hewan ini mirip dengan lumba-lumba saat ini, karena paruhnya yang
panjang dan sirip yang datar.

Gambar 2.26 Temnodontosaurus


Sumber: http://jenis-jenishewanpurba.blogspot.co.id/2015

- Triceratops
Triceratops berarti muka bertanduk tiga dalam bahasa Yunani.
Hewan ini memiliki cula sepanjang 1 m sebanyak 2 buah di atas matanya,
dan satu lagi lebih pendek dibagian atas hidungnya. Hal yang paling
membedakan hewan ini dari hewan yang lain adalah tulang tengkoraknya
yang mampu berkembang sepanjang 2m, hampir sepertiga panjang
tubuhnya. Fosil hewan ini ditemukan di Benua Amerika. Hewan ini
diperkirakan tidak berkelompok dan individual. Tanduknya berfungsi
sebagai kedudukannya terhadap triceratops lain seperti halnya rusa saat ini

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 55


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

(courtship). Hewan ini menjadi objek penelitian yang cukup banyak


digemari oleh para ilmuwan karena banyaknya fosil yang ditemukan.

Gambar 2.27 Triceratops


Sumber: http://jenis-jenishewanpurba.blogspot.co.id/2015

- Velociraptor

Gambar 2.28 Velociraptor


Sumber: http://jenis-jenishewanpurba.blogspot.co.id/2015

Velociraptor berarti pencuri berkecepatan tinggi (speedy thief).


Memiliki 30 gigi yang panjang dan tajam, paruh yang datar, dan leher
membentuk seperti huruf “s”. Bergerak dengan kedua tungkai (kaki) nya
yang kuat, dan berukuran kecil, hewan ini memiliki karakteristik yang
hampir sama dengan cheetah. Akan tetapi, raptor seringkali berburu dalam
kelompok yang terdiri dari 3-10 ekor raptor. Ciri khas lain dari raptor
(selain kedua tungkainya yang kuat) adalah kapasitas otaknya yang
diperkirakan memiliki kemampuan yang sama dengan simpanse (mampu
berkomunikasi dengan sesama raptor melalui suara-suara yang spesifik).
Kecepatan larinya mencapai 40 mil per jam. Fosil Velociraptor ditemukan
di Rusia, Mongolia, dan China.

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 56


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

 Zaman kapur
Zaman Kapur berlangsung antara 135 - 65 juta tahun yang lalu. Selama
zaman Kapur berkembang bermacam-macam kehidupan. Beberapa di antaranya
merupakan kelanjutan dari zaman Yura, di samping terdapat perkembangan
kehidupan baru. Di antara jenis-jenis yang menandai zaman Kapur antara lain adalah
anggota pilum Protozoa, khususnya dari ordo Foraminifera, pilum Coelenterara,
pilum Mollusca dan pilum Arthropoda. Di samping itu terdapat pula perkembangan
dari golongan Vertebrata yaitu genus Orbitolina mempunyai peranan yang penting,
bahkan berfungsi sebagai fosil penunjuk.
Di antara kelompok Dinosaurus yang terkhususkan pada zaman kapur boleh
dikatakan merupakan perkembangan yang ada pada zaman Jura. Banyak dinosaurus
raksasa dan reptilia terbang hidup pada zaman ini. Mamalia berari-ari muncul
pertama kalinya. Pada akhir zaman ini Dinosaurus, Ichtiyosaurus, Pterosaurus,
Stegosaurus, Plesiosaurus, Amonit dan Belemnit, mulai punah, sedangkan
Ankylosaurus dijumpai pada akhir zaman Kapur bersama dengan Tyrannosaurus,
Trachydon, Triceratops, Struthiomimus, dan Pterodon.
Di antara jenis-jenis tersebut Tyrannosaurus Rex merupakan jenis yang
terbesar yang pernah dikenal dengan panjang tubuh 15 meter dengan tinggi kepala
mencapai 7 meter. Di samping itu pada akhir zaman ini dikenal Ornithomimus
dimana padanya sudah tidak didapatkan gigi taring yang nyata dan jenis Ceratopsia
yang merupakan dinosaurus bertanduk.
Mamalia dan tumbuhan berbunga mulai berkembang menjadi banyak
bentuk yang berlainan. Iklim sedang mulai muncul. India terlepas jauh dari Afrika
menuju Asia. Zaman ini adalah zaman akhir dari kehidupan binatang-binatang
raksasa. Golongan reptilia yang hidup di laut Elasmosaurus memegang peranan pada
zaman ini. Fosil binatang tersebut di daerah Niobrara Kansas, Amerika dengan
ukuran panjang antara 13 sampai 17 meter. Di tempat yang sama didapatkan pula
golongan Mosasaurus (sebangsa lumba2) dari jenis Clidates yang mempunyai sirip
dengan jari sebanyak 5 buah dengan panjang antara 4 sampai 5 meter, sedang yang
terpanjang pernah didapatkan pula dengan ukuran 12 meter. Pada zaman ini muncul
pula kura2 dari jenis Archelon yang fosilnya didapatkan pada serpih di Pierre, south
Dakota dan Amerika dengan panjang 4 meter dan lebar 4 meter yang merupakan

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 57


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

ukuran terbesar yang pernah di dapatkan, sedangkan di sungai pada zaman ini mulai
muncul Crocodiles (sebangsa buaya)
Golongan Reptilia terbang (Pterosaurs) muncul pula pada zaman ini. Salah
satu di antaranya yang terkenal adalah Pteranodon yang mempunyai bentangan sayap
8 meter, dan fosilnya didapatkan pada batu gamping di Niobrara, kansas, Amerika
yang berumur Kapur. Seperti halnya jenis yang muncul pada zaman Yura,
Pteranodon inipun tidak mempunyai gigi.
- Tyrannosaurus rex

Gambar 2.29 Tyrannosaurus


Sumber: http://jenis-jenishewanpurba.blogspot.co.id/2015

Tyrannosaurus rex dalam bahsa yunani berarti raja kadal yang


kejam. Sama seperti raptor, T-rex bertungkai dua, leher menyerupai huruf
“s”, dan memiliki ekor sebagai penyeimbang gerakannya. T-rex memiliki
tulang tengkorak yang besar (1,5 m) yang dikelilingi jaringan-jaringan otot
yang kuat sehingga membuatnya mampu dengan mudah mengunyah
mangsanya. Hewan ini ditemukan di Benua Amerika dan Benua Asia
(Tarbosaurus). Lengan hewan ini terbilang cukup kecil, hanya sepanjang 1
m dan belum ditemukan fungsi sebenarnya dari lengan ini. Penelitian
terbaru (April 2008) mengatakan bahwa T-rex memiliki kekerabatan
dengan bangsa unggas, aligator, dan burung unta. Walaupun tubuhnya
cukup besar, T-rex memiliki otot-otot yang banyak yang
memungkinkannya berlari dengan kecepatan 40-70 km/h. Kemampuan
lain dari hewan ini adalah mampu mencium bebauan dari jarak yang jauh
yang mampu dibandingkan dengan burung pemakan bangkai saat ini.

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 58


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

Hingga saat ini masih menjadi perdebatan apakah T-rex sebenarnya


pemakan bangkai atau hewan yang berburu.

d. Zaman Neozoikum
Zaman ini diperkirakan berusia sekitar 65 juta-55 juta tahun. Keadaan bumi
semakin membaik, perubahan cuaca tidak begitu besar sehingga kondisinya lebih
setabil dan kehidupan berkembang dengan pesat. Pada zaman tersier ini binatang-
binatang menyusui berkembang pesat, sedangkan reptil-reptil raksasa lambat laun
lenyap. Makhluk primata (binatang menyusi berupa kera) mulai tampak, sejak zaman
Paleosen. Zaman ini dibedakan atas dua zaman, yaitu:
 Zaman Tersier
Zaman ini ditandai berkurangnya jenis-jenis binatang besar dan telah hidup
jenis-jenis binatang menyusui, yaitu kera dan monyet. Selanjutnya mulai
berkembang jenis kera manusia.
 Zaman Kwarter
Zaman ini merupakan mesa terpenting dalam kehidupan sebab mulai muncul
kehidupan manusia purba, pada zaman ini terdiri atas dua bagi :
- Kala Pleistocen (Zaman Dilluvium)
Masa ini berlangsung kira-kira 3.000.000 tahun-10.000 tahun yang lalu.
Keadaan alam pada masa ini masih liar dan labil karena silih bergantinya
dua zaman, yaitu Zaman Glasial dan Zaman Interglasial.
 Zaman Glasial
Zaman Glasial atau biasa disebut zaman es adalah zaman meluasnya
lapisan es di Kutub Utara sehingga Eropa dan Amerika bagian utara
tertutup es. Sedangkan daerah yang jauh dari kutub terjadi hujan lebat
selama bertahun-tahun. Permukaan air laut turun disertai dengan naiknya
permukaan bumi diberbagai tempat.
 Zaman Interglasial
Zaman Interglasial adalah zaman diantara dua zaman es. Temperatur
naik hingga lapisan es di kutub utara mencair, akibatnya permukaan air
laut naik dan terjadi berbagai banjir besar di berbagai tempat. Hal ini
menyebabkan banyak daratan terpisah oleh laut dan selat

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 59


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

- Kala Holocen (Zaman Alluvium)


Dimulai sekitar 10.000 tahun yang lalu. Pada awal kala Holosen, sebagian
besar es di kutub utara sudah lenyap, sehingga permukaan air laut naik lagi.
Tanah-tanah rendah di daerah Paparan Sunda dan Paparan Sahul tergenang
air dan menjadi laut transgresi. Dengan demikian muncullah pulau-pulau di
nusantara. Pada masa ini hidup manusia yang disebut Homo Sapiens
(Manusia Cerdas). Pada masa ini juga mulai muncul nenek moyang
kitasekarang ini dan mulailah terjadi perkembangan kebudayaan manusia
yang pesat.

2.3.2. Tinjuan Umum Satwa Zaman Sekarang


a. Tinjauan Satwa Internasional

Bumi dengan keanekaragaman hayati yang di kandungnya telah menjadi


hunian yang nyaman bagi aneka satwa di dunia. Bumi adalah satu-satunya tempat
yang layak untuk dijadikan tempat tinggal bagi 10, 96 juta makhluk hidup. Pada
tahun 1700-an, ada seorang ahli biologi bernama Carl Linnaeus membuat sebuah
sistem pencatatan dan pengelompokan setiap makhluk hidup yang ada di dunia ini.
Sistem tersebut bernama sistem taksonomi. Saat itu beliau berhasil mencatat
beraneka ragam makhluk hidup berdasar pada kemiripan fisik dan struktur
organnya.Berkat jasa dan penemuanya berdasarkan cara pencatatan taksonomi,
setidaknya ada 8,75 juta makhluk hidup yang tinggal dan hidup di daratan.Kemudian
sekitar 2.21 juta makhluk hidup di dalam perairan. Dengan demikian total jumlah
makhluk hidup yang beliau temukan sekitar 10.96 juta makhluk hidup.Tetapi, dari
seluruh jumlah tersebut hanya sebagian kecil saja yang berhasil diidentifikasi dan
tercatat, yaitu sekitar 1.44 juta jenis termasuk di dalamnya 1.244 juta jenis mahkluk
hidup di daratan dan 194 ribu jenis mahkluk hidup di perairan.Berikut ini adalah
beberapa satwa yang paling terancam punah di planet ini yang mungkin kita harus
mengucapkan selamat tinggal pada mereka tahun ini :

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 60


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

 Macan Tutul Amur

Gambar 2.30 Macan Tutul Amur


Sumber: http://www.mongabay.co.id

Macan Tutul Amur (Panthera pardus orientalis) adalah salah satu kucing
besar paling langka di dunia. Satwa yang ini ditemukan di sepanjang daerah
perbatasan antara Rusia bagian tenggara dan timur laut China menghadapi perusakan
habitat besar-besaran dan hilangnya hewan-hewan mangsanya, juga karena
perburuan. Kini hanya sekitar 30 individu macan tutul Amur hidup di alam liar
 Saola (Pseudoryx nghetinhensis)

Gambar 2.31 Saola


Sumber: http://www.mongabay.co.id

Saola merupakan hewan langka di dunia yang bentuknya sejenis kambing,


hewan memamh biak ini hidup di daerah sekitar Vietnam dan Laos.Jika dilihat dari
struktur bentuk maka hewan ini bisa kita katakan mirip dengan kambing, hanya saja
tubuhnya lebih tinggi yaitu 85 cm dan panjang kepala hingga ekor berkisar antar
150-180 cm (untuk betina dewasa). Selain itu hewan ini memiliki ekor yang kecil
dan pendek, telinganya sedikit panjang. Sekujur tubuhnya berwarna cokelat hanya

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 61


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

sebagian kecil berwarna bercak putih di bagian kepala dan bagian belakang dekat
ekor. Hewan ini juga memiliki tanduk yang tidak terlalu panjang berkisar 8-20 cm
sedangkan tanduk pejantan bisa mencapai 50 cm.Jumlah populasi Saola yang
berhasil dirilis oleh IUCN pada tahun 2013 berkisar antara 75-700 ekor saja di alam
bebas.
 Dugong atau Duyung (Dugong dugon)

Gambar 2.32 Dugong


Sumber: http://www.mongabay.co.id

Dugong atau duyung adalah salah satu jenis hewan mamalia laut yang
keberadaanya saat ini digolongkan ke dalam hewan langka dunia, menurut
IUCN.Hewan ini hidup di bebepa perairan asin di dunia, misalnya Afrika Timur dan
Asia Selatan (500 ekor), Samudra Pacific (50 ekor), perairan Australia (10000 yang
sebelumnya 20000 ekor) dan perairan Mediterania (punah).Ikan ini memiliki tubuh
yang panjang dan berwarna abu abu gelap. Memiliki bulu-bulu di sekitar mulut dan
moncongnya mengarah ke bawah.Hewan ini merupakan herbivora; pemakan rumput
laut dan banyak diburu sejak ribuan tahun lalu untuk diambil daging dan minyaknya.
 Addax (Addax nasomaculatus)

Gambar 2.33 Addax


Sumber: http://www.mongabay.co.id

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 62


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

Addax merupakan salah satu hewan sejenis kijang yang berasal dari di Gurun
Sahara. Hewan ini memiliki tanduknya melengkung ke belakang sepanjang 50-80 cm
(untuk pejantan dewasa).Tinggi hewan ini berkisar antara 105-115 cm (jantan)
sedangkan yang betina berkisar antara 95-110 cm.Hewan ini memiliki dua warna
yang berbeda berdasarkan musim, saat musim dingin, hewan ini berwarna cokelat
keabu-abuan dengan bagian belakangnya putih, dan panjang. Sedangkan saat musim
panas tiba bulunya berwarna putih atau putih kecoklatan.Hewan ini pertama kali
ditemukan oleh Henri de Blainville di tahun 1816. Jumlah populasi di alam bebas
kurang dari 500 ekor.
 Monito del Monte (Dromiciops gliroides)

Gambar 2.34 Monito


Sumber: http://www.mongabay.co.id
Monito del monte, hewan yang mirip dengan tikus memiliki cara hidup yang
unik, yaitu dengan bergelantungan di atas pohon sebagaimana halnya monyet.Selain
itu juga, makanan kesukaan hewan ini ternyata sama seperti monyet. Hewan ini
pernah dianggap punah hingga akhirnya ditemukan lagi beberapa tahun terakhir di
spanyol.Habitat asli dari hewan ini adalah di Amerika bagian Selatan (Argentina dan
Chile). Tubuhnya berukuran 15-30 cm, dimana yang 9-13 cm adalah panjang
ekornya. Sedangkan beratnya berkisar antara 16-42 g.

b. Tinjuan Umum Satwa Indonesia


Satwa di Indonesia beranekaragam dan tersebar luas di seluruh wilayah
kepulauan Indonesia. Menurut catatan para ahli zoologi, kawasan Indonesia

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 63


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

ditempati hampir sekitar 2.827 jenis fauna vertebrata non ikan. Dari jumlah tersebut
848 jenis merupakan jenis fauna endemik (jenis fauna yang hanya terdapat di
Indonesia). Bahkan, Indonesia meruapakan negara kedua di dunia setelah Brasil yang
memiliki keanekaragaman hayati.47
 Satwa Tipe Indonesia Barat
Fauna tipe Indonesia barat ini juga disebut fauna tipe Asiatis, karena tipe
fauna disini mempunyai kesamaan dengan fauna Asia. Daerah-daerah persebaran
fauna Indonesia bagian barat ini sama dengan daerah persebaran flora Indonesia
barat, wilayahnya meliputi pulau-pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, dan
pulau-pulau kecil di sekitarnya. Batas persebaran fauna Asiatis bagian timur juga
sama dengan batas persebaran flora Asiatis, yaitu garis Wallace. Fauna tipe
Indonesia barat atau Asiatis ini memiliki ciri-ciri tertentu yang membedakan dengan
fauna tipe lainnya.
 Ciri – ciri Satwa Indoesia tipe Barat
 Adanya Binatang menyusui berbadan besar, seperti gajah, kerbau, sapi dan
lain-lain.
 Banyak di jumpai berbagai jenis kera
 Banyak terdapat ikan air tawar
 Banyak ikan berbentuk lebar dengan warna yang sesuai dengan warna airnya
 Jenis Satwa Tipe Barat
Beberapa contoh jenis fauna Indonesia bagian barat yaitu: gajah, harimau
Sumatera, badak bercula satu, badak Sumatera, tapir, anjing hutan, musang, banteng,
orang utan, aneka monyet, aneka burung dengan ukuran tubuh relatif kecil, burung
hantu, ikan lemuyu, ikan bawal, selar, ikan kembung, ikan layang, ikan ekor kuning,
dan lain-lain. Beberapa contoh Jenis Stwa Indonesia bagian Timur :
 Gajah
Gajah sumatra merupakan mamalia terbesar di Indonesia, dengan berat
mencapai 6 ton dengan tumbuh setinggi 3,5 meter pada bahu. Gajah sumatera
adalah subspesies dari gajah asia yang hanya berhabitat dipulau sumatera.
Gajah jenis ini berpostur tubuh lebih kecil dibandingkan gajah india.

47
Satwa di Indonesia di akses dari http://www.faunadanflora.com/fauna-dan-flora-di-indonesia/ pada
tanggal 3 Mei 2017 pukul 23.14 Wib

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 64


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

Sebanyak 65% populasinya lenyap akibat ulah manusia dan 30% akibat
dibunuh atau diracuni oleh manusia dari 2000-2700 ekor. Populasinya
semakin menurun dan terancam punah.

Gambar 2.35 Gajah Sumatra


Sumber: http://www.faunadanflora.com/fauna-dan-flora-di-indonesia/

Salah satu gajah yang berda pada Indonesia bagina barat yaitu,
Gajah sumatera. Gajah Sumatra meyukai habitat hutan dengan daratan
rendah. Di masa lalu, ketika habitatnya belum rusak, gajah mengadakan
migrasi luas. Pergerakan ini pada umumnya mengikuti aliran sungai. Gajah
berpindah dari daerah gunung ke dataran rendah pantai selama musim kering
dan naik ke bukit satu kali ketika hujan datang (Van Heurn, 1929; Pieters,
1938 dalam Satiapillai. 2007).
- Harimau Sumatra

Gambar 2.36Harimau Sumatra


Sumber: http://www.faunadanflora.com/fauna-dan-flora-di-indonesia/

Harimau sumatra Dalam bahasa latin disebut dengan Panthera tigris


sumatrae merupakan spesies harimau asli dari pulau sumatra yang termasuk
subspesies harimau yang masih bertahan hidup hingga saat ini. Ciri dari

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 65


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

harimau ini adalah ukuran tubuhnya terkecil dibandingkan jenis harimau


lainnya dengan warna paling gelap di antara semua spesiesnya.
 Badak Bercula Satu

Gambar 2.37 Badak Bercula satu


Sumber: http://www.faunadanflora.com/fauna-dan-flora-di-indonesia/

Meskipun disebut dengan badak jawa, namun binatang ini tidak


terbatas dan hanya ditemukan di pulau jawa saja. Badak ini pernah menjadi
slah satu badak di Asia yang paling banyak menyebar. Populasi badak saat
ini sangat kritis, kemungkinan badak jawa termasuk mamalia terlangka
yang ada dibumi. Sekitar 40-50 ekor badak hidup di taman nasional ujung
kulon. Dan tidak lebih dari delapan ekor badak jawa hidup dialam bebas
ditaman nasional Cat Tien, Vietnam. Pemburuan liar dan hilangnya habitat
yana aman menjadi faktor berkurangnya populasi badak jenis ini.
 Badak Sumatera

Gambar 2.38 Badak Sumatra


Sumber: http://www.faunadanflora.com/fauna-dan-flora-di-indonesia/

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 66


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

Badak sumatera atau badak Asia bercula dua (Dicerorhinus


sumatrensis), yang merupakan spesies langka dari famili Rhinocerotidae dan
termasuk salah satu dari lima spesies badak yang masih ada. Badak sumatera
merupakan satu-satunya spesies yang terlestarikan dari genus Dicerorhinus.
Badak ini adalah badak terkecil, meskipun masih tergolong hewan mamalia
yang besar.
 Satwa Tipe Indonesia Tengah
Tipe satwa Indonesia bagian tengah ini disebut juga fauna peralihan atau
fauna Australis-Asiatis. Daerah persebarannya di antara garis Wallace dan garis
Webber. Pulau dan kepulauan yang termasuk daerah persebaran fauna Indonesia
tengah ini sama dengan daerah persebaran flora Indonesia tengah.Jenis fauna atau
hewan pada daerah ini ada yang bersifat endemis (hanya dijumpai di daerah itu saja),
ada juga yang berasal dari daerah lain.
 Jenis Satwa Tipe Indonesia Tengah
Fauna atau hewan-hewan yang termasuk dalam fauna Indonesia tengah antara lain:
babi rusa, anoa, burung maleo, komodo, dan lain-lain. Beberapa contoh Satwa
Indonesia Timur, yaitu :
 Anoa

Gambar 2.39 Anoa


Sumber: http://www.faunadanflora.com/fauna-dan-flora-di-indonesia/

Anoa merupakan satwa endemik Sulawesi, sekaligus emnjadi maskot


provinsi Sulawesi Tenggara. Terdapat dua jenis anoa yaiu anoa pegunungan
(Bubalus quarlesi) dan anoa darata renadah (bubalus depressiconis). Kedu
anya tinggal dihutan yang tidak di jamah oleh manusia. Cara membedakan

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 67


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

dua jenis anoa ini yaitu bedasarkan bentuk tanduk dan ukuran tubuh. Anoa
daratatn rendah relatif berukuran lebih kecil, ekor pendek, lembut dan
memiliki tanduk melingkar. Sedangkan anoa pegunungan mempunyai ukuran
tubuh yang lebih besar, ekor panjang, kaki putih dan memiliki tanduk besar.
Anoa mirip dengan kerbau, memiliki berat tubuh sekitar 150-300 kilogram
dan tinggi 75 cm.
 Komodo
Komodo adalah salah satu jenis mamalia hanya di miliki oleh
Indonesia, nama latinnya Varanus Komodensis. Komodo merupakan spesies
kadal terbesar yang ada di dunia ini dan hanya hidup di Pulau Komodo,
Rinca, Gili Montang, Flores dan Nusa Tenggara (Gili Dasami). Didaerah
tersebut nama komodo lebih dikenal oleh masyarakat daerah dengan sebutan
“Ora”.

Gambar 2.40 Komodo


Sumber: http://www.faunadanflora.com/fauna-dan-flora-di-indonesia/

 Satwa Tipe Indonesia Timur


Satwa Indonesia Timur disebut juga sebagai fauna tipe Australis, sebab
banyakmempunyai kesamaan dengan fauna di Australia. Daerah penyebaran fauna
tipe Indonesia Timur ini berada mulai dari garis Webber ke timur sampai batas
Provinsi Papua dengan negara Papua Nugini.
 Ciri – ciri satwa Indonesia Timur
Ciri – ciri fauna tipe Timur
- Banyak binatang menyusui berukuran kecil
- Banyak di jumpai binatang berkantung
- Jenis burung memiliki bulu warna – warni
- Ikan air tawar jenisnya sangat sedikit

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 68


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

- Ikan laut kebanyakan memiliki bentuk bulat memanjang

 Jenis satwa tipe Indonesi Timur


Contoh Satwa tipe Indonesia timur seperti Burung cendrawasih, burung merak,
burung kasuari, burung nuri, burung kakaktua, kanguru, Anseranas semi palmata
(sejenis angsa yang hanya terdapat di Merauke saja), kanguru pohon (Dendralogus
ursinus), Gouravictor (sejenis merak dengan mahkota), babi duri moncong panjang,
dan lain sebagainya. Beberapa Contohnya yaitu :
 Burung Cendrawasih
Burung cenderawasih merupakan anggota famili Paradisaeidae dari
ordo Passeriformes. Burung cenderawasih banyak ditemukan di bagian
Indonesia timur, pulau-pulau selat tores, Papua nugini dan Australia
timur.Burung jenis ini terkenal karena mempunyai bulu yang indah dan
beraneka warna. Burung Cenderawasih yang paling terkenal adalah anggota
genus Paradisaea, termasuk spesies tipenya, Cenderawasih kuning-besar,
Paradisaea apoda. Burung Cenderawasin sering dianggap sebagai burung
surga. Cukup beralasan jika burung cenderawasih dikatakan sebagai burung
surga, Burung yang menjadi maskot Papua ini memang memiliki
keindahanan dengan warna bulu yang dimilikinya. Warna bulu cenderawasih
yang mencolok biasanya merupakan kombinasi beberapa warna yang lain
seperti hitam, cokelat, oranye, kuning, putih, biru, merah, hijau, dan ungu.
Burung ini semakin molek dengan keberadaan bulu memanjang dan unik
yang tumbuh dari paruh, sayap, atau kepalanya.

Gambar 2.41 Burung Cendrawasih


Sumber: http://www.faunadanflora.com/fauna-dan-flora-di-indonesia/

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 69


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

 Kangguru Papua
Kanguru papua merupakan jenis kanguru terkecil yang ada didunia.
Beratnya hanya sekitar 3-6 kg,panjang sekitar 90 cm. Fauna jenis ini
merupakan salah satu jenis fauna yang dilindungi dari kepunahan yang
berasal dari Papua. Kanguru papua hanya terdapat di papua berada
dikawasan daratan rendah, dihutan wilayah selatan papua dan papua nugini.

Gambar 2.42 Kangguru Papua


Sumber: http://www.faunadanflora.com/fauna-dan-flora-di-indonesia/

Kanguru papua terdiri atas dua genus yaitu kanguru pohon


(dendrolagus) dan knguru tanah (thylogale). Kanguru pohon biasa
menghabiskan sebagian hidupnya di pohon. Namun kanguru pohon juga
sering turun ke tanah, mislanya untuk mencari minum . Kanguru pohon
mempunyai moncong yang lebih runcing dibanding dengan kanguru darat.
Denagn ekor panjang dan bulat dari pangkal hingga ekor
 Burung Kakaktua jambul kuning
Kakatua jambul kuning atau yelow-crested cockatoo adalah burung
endemik Indonesia (merupakan jenis introduksi di Singapura dan Hongkong),
dapat ditemukan di sepanjang Nusa Tenggara, Sulawesi dan pulau-pulau
sekitarnya, Nusa Penida dan di Kepulauan Masalembo (PHPA/Birdlife
Internasional 1995). Menurut MacKinnon (2000) kakatua jambul kuning

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 70


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

berukuran sekitar 33 cm, ribut, mencolok, berwarna putih, jambul kuning, pipi
kuning, iris coklat gelap, paruh hitam, kaki abu-abu gelap.

Gambar 2.43Kakaktua Jambul Kuning


Sumber: http://www.faunadanflora.com/fauna-dan-flora-di-indonesia/

c. Satwa Endemik Kalimantan


Kalimantan sangat kaya akan satwa burung dan rnamalia. Walaupun hanya
menutupi kurang dari 0.2% perrnukaan humi, yakni dengan luas 539.460 km persegi
(pulau terbesar ketiga di dunia), satu dari dua puluh burung dan mamalia yang telah
diketahui dapat dijumpai di Kalimantan. Fakta-fakta ini membuat Kalirnantan
sebagai salah satu kawasan penting di dunia dalam perlindungan keanekaragaman
hayati. Begitu juga dengan hewan endemik Kalimantan yang harus terus dilestarikan
agar tidak terjadi kepunahan.
Hutan Kalimantan merupakan surga bagi satwa langka, bahkan satu-satunya
di dunia, hidup dan tumbuh subur di kawasan yang sering disebut Borneo ini.
Beberapa contoh satwa hanya ada di Kalimantan, yaitu :
 Kucing merah (Pardofelis badia)

Gambar 2.44 Kucing merah


Sumber: http://www.faunadanflora.com/hewan-endemik-pulau-kalimantan/

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 71


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

Kucing merah (Pardofelis badia) adalah jenis kucing liar endemik dari
kalimantan yang habitatnya bisa ditemukan hampir di semua bagian wilayah
Kalimantan. Kucing ini juga sering disebut dengan kucing Kalimantan, kucing batu
Kalimantan, atau kucing merah Kalimantan. Pada tahun 2002 IUCN menyatakan
bahwa kucing liar ini masuk dalam daftar hewan terancam punah
 Owa – owa (Hylobates muelleri)

Gambar 2.45 Owa – Owa


Sumber: http://www.faunadanflora.com/hewan-endemik-pulau-kalimantan/

Owa-Owa (Hylobates muelleri) adalah salah satu jenis hewan yamg aktif
pada siang hari, owa-owa memiliki lengan yang panjang yang berfungsi untuk
bergelantungan pada pohon. Owa-owa merupakan hewan endemik kaliantan yang
habitatnya berada pada hutan hujan pada wilayah bagian timur dan bagian utara
Kalimantan.
 Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris)

Gambar 2.46 Pesut Mahakam


Sumber: http://www.faunadanflora.com/hewan-endemik-pulau-kalimantan/

Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris) adalah jenis ikan pesut yang


merupakan endemik dari sungai ataupun danau di Kalimantan Timur seperti Sungai

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 72


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

Mahakam, Danau Semayang, dan Danau Jempang. Pesut ini masuk dalam daftar
hewan hampir punah di Indonesia.
 Katak kepala pipih (Barbourula kalimantanensis)
Katak Kepala Pipih (Barbourula kalimantanensis) adalah salah satu jenis
katak yang merupakan hewan endemik Kalimantan. Di Kalimantan, katak ini
ditemukan di Nanga Pinoh, Kalimantan Barat. Katak ini diketahui adalah satu-
satunya katak yang tidak memiliki paru-paru di dunia.
 Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus)

Gambar 2.47 Orangutan Kalimantan


Sumber: http://www.faunadanflora.com/hewan-endemik-pulau-kalimantan/

Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) ini adalah salah satu jenis orang
utan yang ada di Indonesia. Orang utan ini adalah hewan endemik dari Kalimantan
yang dapat hidup hingga 60 tahun dan keberadaannya dapat ditemukan di sebagian
besar wilayah di Kalimantan.
 Lutung Dahi Putih (Presbytis frontata

Gambar 2.48 Lutung Dahi Putih


Sumber: http://www.faunadanflora.com/hewan-endemik-pulau-kalimantan/

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 73


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

Lutung Dahi Putih (Presbytis frontata) adalah lutung endemik dari


Kalimantan yang habitatnya pada dataran tinggi di Kalimantan. Lutung ini memiliki
sedikit warna putih pada dahinya dan tubuhnya memiliki rambut berwarna coklat
abu-abu.
 Bekantan (Nasalis larvatus)

Gambar 2.49 Bekantan


Sumber: http://www.faunadanflora.com/hewan-endemik-pulau-kalimantan/

Bekantan (Nasalis larvatus)adalah hewan sejenis monyet yang dengan hidung


panjang dan rambut cokelat kemerahan. Hewan ini merupakan hewan endemik dari
Pulau Kalimantan termasuk malaysia (sabah dan serawak) dan brunai. Biasanya
bekantan menghabiskan sebagian waktunya di atas pohon di sekitaran hutan
bakau,hutan pantai ataupun rawa. Bekantan hidup secara berkelompok.
 Buaya Kalimantan Crocodylus raninus

Gambar 2.50 Buaya Kalimantan


Sumber: http://www.faunadanflora.com/hewan-endemik-pulau-kalimantan/

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 74


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

Buaya dengan nama latin Crocodylus raninus adalah buaya endemik dari
Kalimantan dan banyak ditemukan di wilayah Kalimantan barat dan Kalimantan
selatan.48
 Binatang Hantu (Tarsius Bancanus)
Hewan ini dapat ditemukan didaerah dataran rendah Pulau Kalimantan, Sumatera,
Bangka Belitung dan Kepulauan Natuna. Hewan yang memiliki panjang tubuh
sekitar 340-400 mm. Ekornya ramping sepanjang 165-200 mm serta tidak berbulu
kecuali pada bagian ujungnya. Rambutnya halus seperti wol dan pada bagian
punggung, pinggirnya halus dan semakin tipis pada bagian tenggorokan dan perut.

Gambar 2.51 Binatang Hantu


Sumber: http://www.faunadanflora.com/hewan-endemik-pulau-kalimantan/

 Ikan Ulang Uli (Eirmotus Insignis )

Gambar 2.52 Ikan Ulang Uli


Sumber: http://www.faunadanflora.com/hewan-endemik-pulau-kalimantan/

48
Hewan Endemik Kalimantan di akses dari http://www.faunadanflora.com/hewan-endemik-pulau-
kalimantan/ pada tanggal 4 Mei 2017 Pukul 01.02

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 75


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

Ikan sepanjang 1,5 inchi ini memiliki gerakan yang lambat dan lembut,
merupakan salah satu jenis ikan dari 17 ikan baru yang ditemukan di kalimantan.
Ikan ini jika di daerah Kecamatan Suhaid Kabupaten Kapuas Hulu Kalimantan Barat
dikenal dengan sebutan Ikan Ulang Uli. Ikan ini banyak di temukan di daerah sungai
kapuas. Biasa ikan ini di tangkap sebagai ikan hias dan cukup susah ditangkap
karena hanya ditemukan di daerah-daerah tertentu.
 Lutung Merah (Presbytis rubicunda )
Lutung merah dapat hidup di perekbunan tertentu dan mungkin keluar dari
hutan kemudian memasuki kebun-kebun untuk memakan dedaunan muda dan biji-
bijian. Kelestarian populasi lutung merah semakin hari semakin terancam
dikarenakan beberapa penyebab utama seperti pembukaan/penebangan hutan
berskala besar, kebakaran hutan, perburuan, dan perdagangan satwa liar.

Gambar 2.53 Lutung Merah


Sumber: http://www.faunadanflora.com/hewan-endemik-pulau-kalimantan/

 Tupai Peminum Darah (Rheithrosciurus macrotis)


Tupai peminum darah (Rheithrosciurus macrotis) adalah jenis tupai yang aktif
pada malam hari. Tupai ini memiliki bulu ekor yang lebat, tupai ini memiliki sifat
agresif bahkan dikatakan bahwa tupai ini dapat membunuh seekor kijang. Tupai ini
termasuk hewan endemik dari Klaimantan tapi tupai ini jarang menampakan diri,
penampakannya bisa di hitung dengan jari.

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 76


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

Gambar 2.54 Tupai Peminum Darah


Sumber: http://www.faunadanflora.com/hewan-endemik-pulau-kalimantan/

 Burung Enggang
Burung Enggang atau Burung Rangkong (bahasa Inggris: Hornbill) adalah
sejenis burung yang mempunyai paruh berbentuk tanduk sapi tetapi tanpa lingkaran.
Biasanya paruhnya itu berwarna terang. Nama ilmiahnya "Buceros" merujuk pada
bentuk paruh, dan memiliki arti "tanduk sapi" dalam Bahasa Yunani. Burung
Enggang tergolong dalam kelompok Bucerotidae yang termasuk 57 spesies.
Sembilan spesies daripadanya berasal endemik di bagian selatan Afrika.
Makanannya terutama buah-buahan juga kadal, kelelawar, tikus, ular dan berbagai
jenis serangga.

Gambar 2.55 Burung Enggang


Sumber: http://www.faunadanflora.com/hewan-endemik-pulau-kalimantan/

 Biawak Kalimantan
Ciri umum satwa ini adalah tidak ada lipatan gular, hidung tumpul dan
tidak adanya telinga eksternal atau indra pendengaran lain yang terlihat, meski tentu
saja tetap bisa mendengar. Panjang tubuhnya bisa mencapai 45 cm hingga 55 cm.

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 77


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

Selain itu, kelopak matanya transparan dan letaknya yang lebih rendah daripada
biawak atau kadal jenis lain.Ciri yang paling mudah dilihat adalah kulit luarnya yang
dipenuhi dengan gerigi-gerigi seperti pada buaya, yang tersusun secara teratur
berbentuk garis mulai dari bagian kepala sampai pada ekornya yang cukup panjang.

Gambar 2.56 Biawak


Sumber: http://www.faunadanflora.com/hewan-endemik-pulau-kalimantan/

 Beruang Madu Kalimantan


Sun Bear atau Malayan Sun Bear, bahasa latinnya Helarctos Malayanus
dikenal dengan sebutan “Beruang Madu” di Indonesia, Beruang Madu merupakan
beruang dengan ukuran badan terkecil dari beruang-beruang yang ada dibelahan
bumi manapun.
Nama Sun Bear atau Malayan Sun Bear di ambil dari bentuk tanda di dada dan
sekitar leher dari beruang ini yang menyerupai matahari terbit, itulah sebabnya
beruang ini di beri nama Sun Bear. Sedangkan nama Beruang Madu yang akrab
digunakan oleh orang Indonesia di ambil dari kebiasaan si Beruang yang gemar
meminum madu, walaupun madu bukanlah satu-satunya makan beruang ini.

Gambar 2.57 Beruang Madu Kalimantan


Sumber: http://www.faunadanflora.com/hewan-endemik-pulau-kalimantan/

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 78


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

 Macan Dahan
Macan dahan benua atau dalam nama ilmiahnya Neofelis nebulosa adalah
sejenis kucing berukuran sedang, dengan panjang tubuh mencapai 95 cm. Spesies ini
pada umumnya memiliki bulu berwarna kelabu kecoklatan dengan gambaran seperti
awan dan bintik hitam di tubuhnya. Bintik hitam di kepalanya berukuran lebih kecil
dan terdapat totol putih di belakang telinga. Macan dahan mempunyai kaki pendek
dengan telapak kaki besar serta ekor panjang dengan garis dan bintik hitam. Macan
dahan betina serupa.

Gambar 2.58 Macan Dahan


Sumber: http://www.faunadanflora.com/hewan-endemik-pulau-kalimantan/

2.4. Tinjaun Teori Memory dalam Arsitektur


Berdasarkan pembahasan permasalahan Arsitektur Museum Zoologi yang
terdapat di dentifikasi masalah yaitu, ingin menghadirkan ruang yang dapat
menciptakan memory sebagai sarana pengingat bagi pengguna melalui sensory
memory, short-term memory,long-term memory, dan similarity yang di wujudkan
melalui elemen-elemen pembentuk ruang, transisi ruangdan pengalan-penggalan
ruang. Semua hal tersebut akan menjadi metode untuk menyelesaikan permasalahan
Arsitektur. Maka dari itu teori Memory akan menjadi salah satu focus pembahasan
ini.

2.4.1. Memory
Dalam ilmu psikologi, memori merupakan kemampuan untuk
menyimpaninformasi sehingga dapat digunakan lagi di masa yang akan datang. Ada
tiga tahapan dalam perekaman sesuatu hal menjadi memori, yaitu encoding, storage,

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 79


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

dan retrieval. Proses encoding merupakan proses pengubahan informasi menjadi


simbol-simbol atau gelombang-gelombang listrik tertentu. Setelah tahap ini selesai,
barulah dilakukan penyimpanan atau storage. Setelah berada dalam storage, memori
bisa dipanggil kembali melalui proses retrieval. Bila tidak dapat dipanggil kembali,
maka memori mengalami proses lupa. Manusia mengumpulkan informasi yang akan
terbentuk menjadi memori melalui panca indera. Melalui panca indera; yaitu mata,
telinga, hidung, kulit dan lidah; manusia dapat melihat, mendengar, mencium,
meraba dan merasa. Kelima informasi yang diterima oleh panca inderainilah yang
menjadi potonganpotongan memori. Ada 3 (tiga) tahapan memori, yaitu sensory
memory, shorttermmemory, dan long-term memory.49

Skema 2.2 Tahapan Memory


Sumber:

a. Sensory Memory
Sensory memory dapat juga diartikan sebagai proses pendataan informasi
untuk kemudian masuk ke dalam short-term memory. Proses pendataan ini
melibatkan kelima indera kita sehingga sensory memory dapat mendata informasi
yang berupa visual, audio, bau, raba, dan rasa. Memori sensor bekerja sebagai buffer
untuk menampung masukan yang diterima dari panca indera manusia. Memori
sensor terdiri dari memori ikonik (iconic memory) untuk indera visual, memori
echoic (echoic memory) untuk indera aural / auditory, dan memori haptic (haptic
memory) untuk indera peraba.

49
Allan D. Baddeley, 1999 dalam buku “Essentials of Human Memory” hal 1- 19” what is memory?”

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 80


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

 Iconic Memory
Iconic Memory adalah sebuah register penyerapan visual yang sangat unik,
mengelolainformasi untuk periode waktu yang sangat singkat. Informasidisimpan
dalam bentuk ikon-ikon. Semua ikon-ikon akhirnyamenjadi imaji - imaji visual yang
merepresentasikan sesuatu.
Iconic memory seringkali dipengaruhi oleh brightness dan contrast suatu
benda sehingga benda tersebut teringat lebih lama. Iconic memory bertahan sangat
cepat dalam memori. Bila dibutuhkan, memori ini dapat menjadi short-term memory
dengan waktu lebih lama. Iconic memory digunakan dalam rambu-rambu lalu lintas,
seragam atlet dalam permainan bola, dan lain Dalam arsitektur, kemampuan manusia
dalam iconic memory ini juga dapat dimanfaatkan. Hal ini membuat manusia akan
lebih mengingat arsitektur dengan bentuk atau warna yang iconic.
 Echoic memory
Echoic memorybertahan lebih lama dibandingkan dengan iconicmemory.
Seseorang akan lebih dapat dengan benar menyebutkan deretan angka-angka yang
disebut daripada ditulis. Akan tetapi, echoic memory dapat dengan mudah terganggu.
Berbeda dengan iconic memory yang mengandalkan visual, echoic memorytidak
mengingat hal-hal yang lebih menarik atau penting. Bila dalam iconic memory benda
yang mudah diingat adalah benda yang memiliki kontas dengan lingkungannya,
echoic memoryakan mengingat benda yang paling akhir disebut. Contohnya saja saat
sederet angka disebut lalu dibelakang deretan angka tersebut disebut kata lain seperti
“recall” dan sebagainya, maka digit terakhir dari deretan angka tersebut akan mulai
menghilang dari ingatan.50
 haptic memory
Memori haptic adalah bentuk ingatan sensorik yang mengacu pada ingatan
terhadap data yang didapat dengan sentuhan setelah stimulus yang telah
dipresentasikan. Memori haptic digunakan secara teratur saat menilai kekuatan yang
diperlukan untuk mencengkeram dan berinteraksi dengan objek yang sudah tidak
51
asing lagi. Ini juga dapat mempengaruhi interaksi seseorang dengan objek baru

Allan D. Baddeley, 1999 dalam buku “Essentials of Human Memory” hal 45 “Sensory Memory”
50
51
Bliss; Crane, Manfield, Townsend (1966). "Information available in brief tactile presentations"
Attention, Perception, and Psychophysics"

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 81


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

dengan ukuran dan kerapatan yang serupa. Mirip dengan memori ikon visual, jejak
informasi yang diperoleh secara haptically berumur pendek dan rentan terhadap
pembusukan setelah kira-kira dua detik.52 Memori haptic paling baik untuk
rangsangan yang diterapkan pada area kulit yang lebih sensitif terhadap sentuhan.
Haptics dapat diklasifikasikan sebagai jenis sistem perseptual yang melibatkan dua
subsistem; Kutaneous dan kinestetik. Yang pertama mengacu pada apapun yang
berhubungan dengan kulit, sedangkan yang terakhir adalah rasa otot. Haptics
melibatkan pemeriksaan manual yang aktif dan cukup mampu untuk memproses
sifat-sifat material dari permukaan atau benda. 53
Informasi yang diterima oleh memori sensor akan diteruskan ke memori
jangka pendek (short-term memory) karena adanya perhatian kita terhadap informasi
tersebut (attention) dengan menyaring atau memilih hanya informasi yang menarik
saja atau yang kita perlukan. Karena terbatasnya kapasitas memori sensor, kita tidak
dapat mengolah semua informasi yang masuk melalui indera. Kita dapat memusatkan
perhatian pada suatu informasi tertentu dan berpindah ke hal yang lain, namun tidak
menerima semuanya sekaligus. Informasi yang diterima oleh memori sensor akan
diteruskan ke tipe memori lain yang lebih permanen atau ditimpa informasi lain dan
akhirnya hilang. Dalam sensory memory, ada fenomena yang disebut dengan
visiblepersistence.
d. Fenomena Visible Persistence
Visible persistence merupakan fenomena membayangkan yang terjadi ketika
indra visual pada manusia menangkap suatu tampilan fisik. Hal ini akan merangsang
stimulus pengguna untuk memperoleh jalur pengandaian dan menjadi suatu
informasi yang di ingat. Fenomena ini dicontohkan pada keadaan ketika seseorang
memutar-mutar telunjuk dengan cepat, maka akan terlihat lingkaran.MaxColtheart
(1980). Jalur dari lingkaran itu merupakan trace dari memori kita yang berlangsung
sangat pendek.
Visible persistence lebih sensitif terhadap stimulus fisik daripada stimulus
informasi yang tercermin dalam dua sifat utamanya.

52
Gilson; Baddeley (1969). "Tactile short-term memory". Quarterly Journal of Experimental
Psychology. 21: 180–184
53
Lederman, S J and Klatzky RL; Attention, Perception, & Psychophysics. Haptic Perception: A
tutorial. Issn 1943-3921, 10/2009, Volume 71

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 82


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

 Durasi persistensi yang terlihat berbanding terbalik dengan durasi stimulus. Ini
berarti semakin lama stimulus fisik muncul, semakin cepat citra visual meluruh
di memori.
 Durasi persistensi yang terlihat berbanding terbalik dengan pencahayaan
stimulus. Bila pencahayaan, atau kecerahan stimulus meningkat, durasi
persistensi yang terlihat menurun. Karena keterlibatan sistem saraf, ketekunan
terlihat sangat bergantung pada fisiologi fotoreseptor dan pengaktifan jenis sel
yang berbeda dalam korteks visual. Representasi yang terlihat ini tunduk pada
efek masking dimana presentasi stimulus yang mengganggu selama, atau segera
setelah stimulus offset mengganggu kemampuan seseorang untuk mengingat
rangsangan.
Banyak sekali metode yang telah dikembangkan untuk memperlajari tentang
visible persistence , percobaan – percobaan yang telah di lakukan di golongkan
menjadi :
- Pertimbangan / Perhitungan dari Singkronisasi (Judgment of synchrony)
Salah satu cara untuk memperkirakan Visible Presistence visual adalah
dengan menginstruksikan subyek untuk menyesuaikan interval antara offset stimulus
uji dan onset stimulus pertimbangan sampai dua hal tersebut muncul bersamaan.
Metode ini menujukan bahwa durasi Visible persistence yang terlihat
bervariasi sesuai dengan durasi uji rangsangan stimulus. Durasi persistensi
berbanding terbalik dengan durasi dan intensitas stimulus saat durasi stimulus kurang
dari 130 ms, hubungan antara durasi persistensi dan durasi stimulus tampaknya
konstan bila durasi stimulus melebihi 130 ms, namun ada beberapa bukti
menunjukan bahwa rangsangan yang lebih lama menunjukkan nol ketekunan ketika
tes dan pemeriksaan rangsangan berada di modalitas yang berbeda.
- Onset/offset RT
Dengan menggunakan pendekatan ini, subjek membuat respons waktu
terhadap reaksi stimulus uji onset dan offset. Durasi Visible persistence yang terlihat
kemudian dihitung dengan mengurangkan onset RT dari offset RT (offset RT - onset
RT). Masalah dengan pendekatan ini adalah karena Visible persistence terlihat
meluruh secara eksponensial, kriteria kapan harus merespons akan agak tidak teratur.
Ukuran relatif durasi VP tetap dapat diperoleh. Kesimpulan ini walaupun, ada yang

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 83


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

berpendapat bahwa keterbatasan metodologi RT yang penting dalam penelitian


Visible persistence yang terlihat adalah bahwa bahkan rangsangan yang diberikan
tidak terlihat dapat memicu respons RT. Jadi, seperti Coltheart (1980) mencatat,
"Deteksi stimulus offset dapat memicu dan mengimbangi RT, meskipun stimulus
tetap terlihat" (hal 194). Dengan pemikiran ini, kegagalan untuk menunjukkan
ketekunan yang terlihat lebih lama, rangsangan yang dipicu secara fokal dapat
dijelaskan tanggapan pendeteksian. Singkatnya, bahwa respons stimulus-off mungkin
dipicu oleh deteksi non-sadar penghentian stimulus, bukan dengan Visible
persistence.
- integrasi temporal bagian bentuk
Dalam pendekatan lain, unsur-unsur suku kata yang tidak masuk akal dibagi
menjadi dua sub-rangsangan, sehingga rangsangan dapat diidentifikasi hanya bila
kedua bagian ditumpangkan. Interval antara presentasi berturut-turut menunjukkan
durasi Visible Persistence. Artinya, jika interval melebihi durasi Visible Persistence,
subjek akan melihat rangsangan secara berturut-turut daripada ditumpangkan. Dalam
teknik yang sama, elemen stimulus disajikan berturut-turut dalam sel-sel di dalam
matriks. Satu sel dibiarkan kosong, dan tugas subjek adalah mengidentifikasi
koordinat sel itu. Tugasnya hanya mungkin bila seluruh durasi tampilan-yaitu waktu
untuk menampilkan semua sel secara berturut-turut - kurang dari VP. Konsisten
dengan hasil sebelumnya, hasil yang diperoleh dari teknik ini menunjukkan adanya
hubungan terbalik antara intensitas stimulus dan durasi VP, dan VP lebih pendek
untuk rangsangan yang lebih panjang.
b. Short-term Memory
Tahapan selanjutnya adalah short-term memory. Short-term memory
digunakan saat kita butuh untuk mengingat informasi dalamwaktu yang pendek.
Misalnya saja, nomor telepon, hasil perhitungan, dan lain-lain. Saat informasi ini
sudah tidak dibutuhkan lagi, short-term memory mengenai informasi ini pun dihapus.
Short-term memory berkapasitas terbatas tergantung masing – masing kapasitas
short-term memory. Short-term memory lalu dapat menjadi long-term memory bila
kita menaruh perhatian yang besar terhadap hal tersebut 54. Bila short-term memory

54
Allan D. Baddeley, 1999 dalam buku “Essentials of Human Memory” hal 21 “short term memory”

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 84


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

tersebut tidak menjadi long term memory, setelah memori tersebut tidak digunakan
lagi, maka memori tersebut akan hilang dan tidak dapat dipanggil kembali. Peristiwa
dimana sebuah memori hilang dan tidak bisa dipanggil kembali dengan cara apapun
yang digunakan untuk memanggilnya disebut forgetting atau lupa.
c. Long-term Memory
Long-term memory dapat menyimpan informasi berupa kejadian di masa
lalu, keahlian, dan fakta. Long-term memory merupakan short-term memory yang
berhasil ditransfer menjadi long-term memory. Keberhasilan ini ditentukan oleh dua
faktor, yaitu jika kita sangat memperhatikan hal ini atau bila hal ini berlangsung terus
menerus. Jika short-term memory tidak menjadi long-term memory, maka memori
tersebut tidak akan dapat dipanggil kembali.
Beberapa ahli mengatakan bahwa long term-memory tidak pernah
menghilang dari ingatan kita. Mereka hanya lama kelamaan menjadi lebih sulit
diakses. Long-term memory dapat tersimpan secara permanen dalam ingatan
manusia. Long-term memory tidak akan hilang, melainkan tersimpan sampai memori
tersebut dipicu oleh hal yang berkaitan dengan hal tersebut. Pemicu memori bisa
berupa apa saja, misalnya catatan, benda yang berkaitan dengan memori tersebut,
dan arsitektur yang juga berkaitan dengan memori yang ingin dipicu55
Selain itu, ada juga yang disebut dengan False Memory. False Memory
bukanlah sebuah tahapan dari perekaman memori. False memory adalah kesalahan
dalam mengingat detail dari sebuah peristiwa ataupun mengingat memori yang
sebenarnya tidak pernah terjadi. Semakin sering manusia membayangkan kejadian
yang sebenarnya tidak pernah terjadi, semakin memungkinkan untuk terjadi false
memory. False memory ini membuat keakuratan dari sebuah memori menjadi rendah.
False memory ini juga bisa timbul dari interaksi sosial. Terlalu banyak
mendengarkan berbagai versi mengenai apa yang terjadi membuat kemungkinan
timbulnya false memory.

Allan D. Baddeley, 1999 dalam buku “Essentials of Human Memory” hal 32 “long term memory”
55

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 85


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

2.4.2 Memori Kolektif


Hal yang penting dari sebuah bangunan atau kota bukanlah bentuk fisiknya
saja, melainkan kejadian-kejadian yang terjadi di dalam bangunan atau kota tersebut.
Kejadian-kejadian yang terjadi bisa bermacam-macam. Ada yang terjadi sekali
seumur hidup dan ada juga yang sering terjadi. Ada kejadian yang sangat penting
sehingga dapat mengubah hidup kita dan membekas dalam memori. Namun,
kejadian yang paling sering terjadilah yang memberikan karakter bagi tempat
tersebut. 56
Aldo Rossi mengatakan Kota merupakan kumpulan dari memori-memori
penghuninya. Oleh karena itu, seperti layaknya memori individu, memori kolektif
tersebut terkoneksi dengan benda atau tempat. Dalam skala kota, memori yang
tertampung tidak hanya memori-memori individu penghuninya, tetapi juga memori
kolektif. Memori kolektif bukanlah memori yang dimiliki secara universal oleh
semua orang. Memori kolektif hanya dimiliki secara khusus oleh suatu society.
Memori kolektif bukanlah merupakan kumpulan memori-memori individu di dalam
kota, melainkan memori yang sama yang dialami sebuah society. Contoh dari
memori kolektif ini adalah perang, kerusuhan atau festival-festival yang terjadi
dalam kota. Memori kolektif disampaikan dari generasi ke generasi dalam satu
society dalam agar selalu diingat. Penyampaian memori kolektif dari generasi ke
generasi mengandalkan penceritaan yang dapat dilakukan melalui berbagai cara. Di
antaranya adalah dibuat dalam bentuk seni, misalnya film, musik, pentas theater, dll.
Salah satu hal lagi yang dibuat untuk menjaga memori kolektif adalah
arsitektur. Arsitektur banyak digunakan dalam proses penyampaian memori ini
sebagai pemicu memori kolektif (M. Christine Boyer, 1994). Namun bagaimana
dengan anggota society yang tidak mengalami peristiwa yang menjadi memori
kolektif tersebut atau anggota society itu bergenerasi-generasi selanjutnya. Memori
kolektif bisa mengalami pentransferan dari satu orang ke orang lainnya. Saat
seseorang menggambarkan keindahan sebuah lukisan kepada orang kedua, orang
kedua akan mendapat persepsi keindahan yang ditransfer dari orang pertama. Begitu
pula halnya dengan memori. Saat generasi yang mengalami kejadian tersebut
mentransfer memori kepada generasi selanjutnya, maka orang generasi berikutnya

Allan D. Baddeley, 1999 dalam buku “Essentials of Human Memory” hal 54 “Memory Kolektif ”
56

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 86


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

akan mendapat persepsi memori orang pertama. Dengan demikian, memori yang
dibangkitkan oleh monumen adalah persepsi memori orang generasi pertama yang
merasakan memori tersebut (Kent C. Bloomer dan Charles W. Moore, 1977).
Pada pentransferan memori dari orang pertama ke orang kedua, perspektif
dari orang pertama sangat mempengaruhi proses ini. Bila seseorang membaca sebuah
buku cerita dan disuruh menceritakan kembali ke orang kedua, cerita itu akan
termodifikasi. Proses dari pembacaan cerita menuju ke penceritaan ulang inilah yang
mengandalkan kemampuan memori. Bila dalam buku cerita yang asli terdapat kata-
kata yang kurang familiar terhadap orang pertama, maka orang tersebut akan
mengubahnya menjadi kata-kata yang lebih familiar terhadap dirinya sendiri.
Contohnya adalah kata canoes dalam buku cerita diubah menjadi boats dalam
penceritaan ulang.

2.4.3. Place Memory


Arsitektur yang digunakan sebagai pemicu memori kolektif disebut Place
Memory. Arsitektur sebagai tempat terjadinya kejadian-kejadian, baik yang spontan
maupun disengaja membuat koneksi dengan memori yang terkait dengan tempat
tersebut. Manusia lah yang memberi arti secara sosial dan budaya ditempat tersebut
dan arsitektur memberi koneksi dengan memori tersebut. Place Memory akan
memicu memori kolektif insiders. Insiders merupakan individu – individu yang
mengalami kejadian yang sama di masa lalu. Kelompok insiders ini merupakan
individu-individu generasi pertama yang mengalami kejadian serupa. Insiders ini
akan berusaha mentransfer memori kepada outsiders ketika memori kolektifnya
terpicu oleh place memory (Dolores Hayden, 1995).

2.4.4. Kaitan memory dengan Arsitektur


Mengapa arsitektur memungkinkan seseorang untuk memicu memori
kembali? Ini dikarenakan arsitektur dan memori merupakan dua hal yang tidak bisa
dipisahkan. Saat kita mengingat memori mengenai sesuatu, tempat yang menampung
kegiatan tersebut juga akan terbayang dalam ingatan kita. Tidak mungkin seseorang
membayangkan kegiatan tidur tanpa membayangkan juga kualitas ruang yang
mendukung kegiatan tidur tersebut. Pencahayaannya, anginnya, suasananya, dan

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 87


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

lain-lain. Begitu juga sebaliknya. Saat seseorang membayangkan suatu tempat, maka
kegiatan di dalamnya juga akan terbayang di pikiran kita (Christopher Alexander,
1979).
Walaupun tempat dan peristiwa merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan,
ini tidak membuat sebuah space dapat menciptakan atau menyebabkan sebuah
kejadian. Kejadian yang membuat karakter tempat tersebut disebabkan lebih kepada
bagaimana pemakai space tersebut memaknai space. Kebudayaan yang berbeda dari
kota New York dan Jamaika membuat sidewalk yang awalnya diciptakan kurang
lebih sama, dimaknai berbeda. Di New York, sidewalk digunakan sebagai tempat
berjalan dengan tempo yang cepat sedangkan di Jamaika, sidewalk digunakan
sebagai tempat bermain musik, berbincang-bincang, bahkan tidur. Proses
berkembangnya suatu tempat, bangunan, maupun kota merupakan proses yang tidak
bisa diprediksi. Perancang hanya dapat merancang di awal tetapi proses
perkembangannya akan penuh dengan kejadian-kejadian yang tidak terduga yang
membentuk tempat tersebut (Christopher Alexander, 1979). Karena memori dan
arsitektur merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan, maka manusia berusaha untuk
menjaga arsitektur yang menurut suatu society adalah tempat yang memorable.
Pelestarian suatu arsitektur dianalogikan sebagai melestarikan memori yang
berkaitan dengan arsitektur tersebut (Aldo Rossi, 1982).
Arsitektur memungkinkan seseorang untuk memiliki pengalaman ditempat
tersebut yang kemudian, bila cukup penting dan rutin, akan menjadi memori. Selain
itu, arsitektur juga lah yang memanggil kembali memori-memori seseorang
mengenai sesuatu yang memiliki hubungan dengan tempat tersebut. Orang yang
memiliki memori di suatu tempat akan teringat kembali memori – memori tersebut
bila kembali lagi ke tempat tersebut. Di sini, arsitektur merupakan sebuah pemicu
memori.Pemicuan memori tidak harus dari tempat yang sama, tetapi bisa sajatempat
yang berbeda tetapi memiliki kesan yang sama (similarity) (Paul Ricoeur,1994).
Dalam teori tentang melupakan juga disebutkan bahwa salah satupenyebab dari
hilangnya memori dari ingatan adalah karena adanya perbedaan kondisi saat memori
direkam dan kondisi saat memori dipicu (Sergio Della Sala, 2010). Dari kedua hal di
atas, dapat disimpulkan bahwa kesan kesamaan merupakan hal yang dapat memicu

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 88


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

memori, sedangkan perbedaan kondisi saat direkam dan saat dipicu membuat
memori tidak bisa dipanggil kembali.
a. Kesan Kesamaan
“Forms can resemble each other yet not be identical. If they are
not identical, they are not in repetition. They are in similarity.”
(Wucius Wong, 1993, hlm. 69)

Kesan kesamaan tidak di ciptakan dari dua hal atau lebih yang persis sama,
melainkan dapat diciptakan dari dua hal atau lebih yang memiliki ukuran, arah dan
hal-hal lain yang berbeda. Kesan kesamaan ini banyak ditemukan di alam, misalnya
daun, pohon, dan lain-lain. Elemen - elemen alam ini tidak identik satu sama lain
tetapi memiliki kesan kesamaan. Kesan kesamaan ini membuat walaupun dua atau
lebih benda sebenarnya berbeda, tetapi tetap terkesan dua hal yang sama. Kesan
kesamaan tidak dapat dinilai dengan bagaimana dua benda atau lebih tampak di mata
kita saja (Wucius Wong, 1993).
Kesan kesamaan mengacu kepada dua buah benda atau lebih yang memiliki
kemiripan ketika dua benda atau lebih itu dibandingkan satu sama lain. Menurut
Gestalt, ada tiga macam urutan kesamaan, yaitu kesamaan ukuran, warna, dan bentuk
(James T. Saw, 2002). Dalam kesamaan ukuran, dua benda atau lebih akan lebih
terlihat sama bila dalam ukuran yang sama. Ukuran lebih mendominasi dari
kesamaan secara bentuk sehingga pengelompokan berdasarkan kesamaan akan
melibatkan benda-benda yang berukuran sama besar terlebih dahulu (James T. Saw,
2002).

Gambar 2.59 Gambar Kesan Kesamaan


Sumber: James T. Saw, 2002

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 89


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

Kesan kesamaan yang kedua adalah warna. Setelah kesamaan ukuran,


kesamaan warna merupakan alat kedua untuk mengelompokan benda yang memiliki
kesamaan (James T. Saw, 2002).

Gambar 2.60 Gambar Kesan Kesamaan warna


Sumber: James T. Saw, 2002
Kesan kesamaan yang terakhir barulah berdasarkan bentuk (James T. Saw,
2002). Lalu seberapa jauhkan bentuk akan dikategorikan sebagai kesamaan?

Gambar 2.61 Gambar Kesan Kesamaan Bentuk


Sumber: James T. Saw, 2002
Kesan kesamaan secara bentuk dapat diciptakan dengan berbagai cara, yaitu
association, imperfection, spatial distortion, union orsubtraction, dan tension or
compression (Wucius Wong, 1993).
 Association
Bentuk dapat diasosiasikan dengan bentuk lainya bila mereka memiliki hubungan,
misalnya hubungan tipe, fungsi, dan lainlain. Contohnya saja bentuk dari huruf a, b,
c, d, dst yang berbeda-beda tetapi masih ada dalam satu font type akan terlihat
memiliki kesan kesamaan. Hal ini dikarenakan masing-masing huruf tersebut

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 90


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

memiliki kesamaan hubungan secara association dengan huruf lainnya (Wucius


Wong, 1993)

Gambar 2.62 Gambar Kesan Kesamaan Association


Sumber: somerandomdude.com

 Imperfection
Bentuk yang tidak sempurna dari kondisi ideal dapat memiliki kesan kesamaan
dengan bentuk idealnya. Kesan kesamaan ini dapat diperoleh dari pengalih wujudan
bentuk ideal, pemotongan, dan lain-lain (Wucius Wong, 1993).
 Spatial Distortion
Distorsi 3 dimensi dari suatu bentuk dapat menimbulkan kesan kesamaan dari benda
awalnya. Misalnya saja distorsi dari kepingan CD. Saat diputar, bentuknya tidak lagi
bulat, melainkan elips. Elips hasil distorsi dari bulat memiliki kesan kesamaan
dengan bentuk awal kepingan CD (Wucius Wong, 1993).
 Union or Subtraction
Kesan kesamaan juga dapat diperoleh dari gabungan elemenelemen yang lebih kecil
yang menyatu membentu benda yang lebih besar. Hasil satuan ini memiliki kesan
kesamaan dengan benda aslinya (Wucius Wong, 1993).
 Tension or Compression
Benda yang ditekan maupun ditarik akan berubah mengecil atau melebar di suatu
tempat. Hasil tekan dan hasil Tarik terhadap benda ini memiliki kesan kesamaan
dengan benda awal sebelum diberi gaya tekan dan gaya tarik (Wucius Wong, 1993).
Kesan kesamaan inilah yang juga dapat digunakan dalam pembangkitan
memori, tidak hanya dengan benda identik. Bila dikaitkan dengan arsitektur, memori

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 91


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

dapat dibangkitkan tidak harus di tempat yang sama, tetapi juga tempat yang
memiliki kesan kesamaan, yang dapat berupa kesamaan kualitas ruang.
Kualitas ruang dalam arsitektur dapat dipengaruhi oleh ukuran, wujud, skala,
proporsi, lokasi bukaan-bukaan, dan void dalam volum suatu ruang tertutup. Persepsi
seseorang mengenai kualitas ini seringkali merupakan tanggapan dari penggabungan
sifat-sifat dasar pembentuk ruang dengan pengkondisian atas dasar budaya,
pengalaman, keinginan, atau kecenderungan pribadi (Francis D.K. Ching, 2000).
b. kesan Permanen
Arsitektur merupakan salah satu dari beberapa hal yang dapat memicu
memori. Selain arsitektur, dalam memicu memori, digunakan catatan, foto, video dan
lain-lain. Namun, mengapa arsitektur yang digunakan dalam menyikapi kejadian-
kejadian penting yang menimbulkan memori? Arsitektur merupakan sesuatu yang
bersifat lebih permanen dibanding benda lainnya dalam perekaman memori.
Arsitektur dapat memungkinkan banyak hal terjadi, misalnya saja peristiwa-peristiwa
umum, peristiwa-peristiwa pribadi, fakta-fakta, dan lain-lain. Peristriwa yang
direkam dapat berupa kolektif maupun pribadi. Keberadaan arsitektur sebagai
pengawet memori menimbulkan kesan permanen, tidak seperti pemicu lainnya.
Kesan permanen ini membuat kesan bahwa kita masih dapat mengalami masa lalu
(Aldo Rossi, 1982).

2.4.5. Arsitektur Membangkitkan Memory


Berdasarkan pembahasan di atas, terlihat bahwa arsitektur sebagai tempat
direkamnya sebuah memori sangat berpengaruh kepada proses pengingatan atau
pelupaan memori tersebut. Lalu arsitektur yang bagaimanakah yang kesan
kesamaannya dapat membangkitkan memori kolektif? Terdapat monumen-monumen
yang pada akhirnya terabaikan oleh society itu sendiri. Monumen tersebut akhirnya
mengalami pelupaan terhadap memori yang seharusnya dikandungnya.
Terabaikannya monumen tersebut dapat dikarenakan oleh beberapa faktor, yaitu
monumen tersebut menjadi bersifat privat atau dibuat komersil, kurangnya sisi
estetika dari monumen tersebut, atau/dan memori yang dikandung oleh monumen itu
dianggap memalukan oleh society sehingga society tidak mau mengingatnya (Mark
Crinson, 2005).

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 92


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

Faktor dimana ruang tempat monumen berdiri menjadi bersifat privat atau
komersil, menjadikan pemicu memori tersebut kehilangan partisipasi dari society
tersebut. Tidak adanya partisipasi publik dalam ruang dimana pemicu memori
tersebut diletakkan membuat memori yang dikandung oleh pemicu memori tersebut
juga lama kelamaan dilupakan. Tidak adanya partisipasi publik membuat tidak
adanya memori kolektif baru yang dihasilkan di tempat itu. Jadi, agar sebuah pemicu
memori dapat memicu memori kolektif yang ditampungnya, tempat dimana pemicu
memori itu berada harus dapat menjadi perekam memori kolektif baru.
Lalu memori kolektif baru seperti apakah yang bisa ditampung kembali oleh
sebuah pemicu memori agar tidak kehilangan memori awalnya? Dalam teori tentang
melupakan, ada teori yang berkaitan dengan hal ini, yaitu interference. Seperti telah
dijelaskan sebelumnya, interference terjadi karena pemicu memori menampung
memori baru. Saat pemicuan memori, memori baru inilah yang terpanggil, bukan
memori lama yang bermaksud dilestarikan. Oleh karena itu, memori kolektif baru
sebaiknya mendukung memori kolektif lama, bukannya menciptakan memori buruk
atau ketidakhadiran memori.

2.4.6. Perekaman Memori dalam Arsitektur


“Places are spaces that you can remember, that you can care about and
make a part of your life.” (Donlyn Lyndon dan Charles W. Moore, 1994,
hlm. xii)
Sebuah space dapat menjadi place bila ada kegiatan di dalamnya yang
membuat tempat tersebut dapat kita ingat. Hal yang membuat arsitektur tersebut
menjadi memorable bukanlah bentuk fisik dari bangunan tersebut, melainkan
pengalaman-pengalaman yang terjadi di dalam arsitektur tersebut (Christopher
Alexander, 1979). Arsitektur yang memungkinkan untuk terjadinya suatu kegiatan
adalah arsitektur yang terhindar dari inner conflict. Inner conflict merupakan keadaan
dimana manusia yang merasakan ruang mengalami konflik di dalam dirinya. Sudah
merupakan kebiasaan orang tersebut untuk melakukan sesuatu dalam keadaan
tertentu, tetapi arsitekturnya justru membuat orang tersebut tidak dapat melakukan
hal tersebut (Christopher Alexander, 1979). Inner conflict terbentuk apabila ada
pertentangan secara psikologis manusia. Di satu sisi manusia ingin melakukan

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 93


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

sesuatu tetapi terpaksa tidak dapat melakukannya karena keharusan. Inner conflict
dapat terjadi dalam berbagai cara, misalnya keinginan seseorang untuk berada dekat
dengan keluarga. Namun, rancangan ini tidak memperhatikan kebudayaan India itu
sendiri dimana warganya lebih nyaman berada di gang yang sempit. Pada akhirnya,
rancangan ini hanya menjadi taman kosong, sekolah yang jarang dikunjungi, dan
toko-toko yang telah direproduksi menyesuaikan dengan pola hidup mereka yang
lama (Joyce Marcella Lauren, 2004).

2.5 Prinsip – Prinsip Desain dalam Arsitektur


Prinsip desain Arsitektur terbagi atas 7 prinsip, yaitu :
2.5.1. Keseimbangan
Keseimbangan/balance adalah suatu kualitas nyata dari setiap obyek dimana
perhatian visuil dari dua bagian pada dua sisi dari pusat keseimbangan (pusat
perhatian) adalah sama.
2.5.2. Irama
Irama adalah elemen desain yang dapat menggugah emosi atau perasaan yang
terdalam. Didalam seni visuil irama merupakan suatu obyek yang ditandai dengan
sistim pengulangan secara teratur. Cara yang paling meyakinkan untuk mendapatkan
irama adalah dengan memberi pola pada keadaan-keadaan tertentu. Pola yang dapat
dikenal dan diingat dengan mudah. Contohnya kumpulan titik-titik sembarangan
akan sukar untuk diingat letaknya, apabila kumpulan titik-titik tersebut
dikelompokkan sedemikian dengan cara pengulangan bentuk yang mudah dikenal,
kumpulan tadi satu sama lainnya menjadi berkaitan dan memiliki pola.
2.5.3. Tekanan/Point Of Interest
Tekanan adalah fokal point atau pusat perhatian dalam sebuah
komposisi/bangunan,yaitu berupa area yang pertama kali ditangkap oleh pandangan
mata. Tekan ini sangat dominan, bagian-bagian atau kelompok lain dari
komposisiatau bangunan berkaitan padanya.
2.5.4. Skala
Skala adalah suatu system pengukuran (alat pengukur) yang menyenangkan,dapat
dalam satuan cm, inchi atau apa saja dari unit-unit yang akan diukur. Dalam
arsitektur yang dimaksud dengan skala adalah hubungan harmonis antara bangunan

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 94


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

beserta komponen-komponennya dengan manusia. Skala-skala itu ada beberapa jenis


yaitu: skala intim, skala manusiawi, skala monumental/megah, skala kejutan.
2.5.5. Proporsi
Menurut Vitruvius proporsi berkaitan dengan keberadaan hubungan tertentu antara
ukuran bagian terkecil dengan ukuran keselurahan. Proporsi merupakan hasil
perhitungan bersifat rasional dan terjadi bila dua buah perbandingan adalah sama.
Proporsi dalam arsitektur adalah hubungan antar bagian dari suatu desain dan
hubungan antara bagian dengan keseluruhan.
2.5.6. Urut-Urutan/Sequence
Menurut H.K Ishar (1992 : 110-121) urut-urutan adalah suatu peralihan atau
perubahan pengalaman dalam pengamatan terhadap komposisi.urut-urutan yang baik
peralihan atau perpindahan ini mengalir dengan baik, tanpa kejutan yang tak terduga,
tanpa perubahan yang mendadak. Tujuan penerapan prinsip urut-urutan seperti dalam
arsitektur adalah untuk membimbing pengunjung ketempat yang dituju dan sebagai
persiapan menuju klimaks.
2.5.7. Unity/Kesatuan
Unity/kesatuan adalah keterpaduan yang berarti tersusunnya beberapa unsur menjadi
satu kesatuan yang utuh dan serasi. Dalam hal ini seluruh unsur saling menunjang
dan membentuk satu kesatuan yang lengkap, tidak berlebihan, dan tidak kurang. Cara
membentuk kesatuan adalah dengan penerapan tema desain. Ide yang dominan akan
membentuk kekuatan dalam desain tersebut. Unsur-unsur rupa yang dipilih disusun
dengan atau untuk mendukung tema.
2.6. Territory
Seperti halnya ruang personal, teritorialitas merupakan perwujudan “ego”
seseorang karena orang tidak ingin diganggu atau dapat dikatakan sebagai
perwujudan dan privasi seseorang. Jika kita amati lingkungan di sekitar kita dengan
mudah, akan kita dapati indikator teritorialitas manusia seperti papan nama, pagar
batas atau papan pengumuman yang mencantumkan kepemiliki suatu lahan. Apabila
ruang personal merupakan gelembung maya yang portabel, berpindah-pindah
mengikuti gerakan individu yang bersangkutan, teritorialitas merupakan suatu tempat
yang nyata yang relatif tetap dan tidak berpindah mengikuti gerakan individu yang
bersangkutan. Teritori berarti wilayah atau daerah dan teritorialitas adalah wilayah

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 95


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

yang dianggap sudah menjadi hak seseorang. Misalnya kamar kamar tidur seseorang
adalah wilayah yang dianggap sudah menjadi hak seseorang. Meskipun yang
bersangkutan tidak sedang tidur disana dan ada orang yang memasuki kamar tersebut
tanpa izinnya, ia akan tersinggung rasa teritorialitasnya dan ia akan marah. Contoh
lain misalnya bangku-bangku di kantin. Apabila ada orang yang menempati tempat
tersebut, kemudian ingin pergi sebentar untuk memesan makanan atau pergi ke toilet,
ia kan meninggalkan sesuatu seperti buku atau tas di atas meja. Orang lain yang
melihat ada buku, tas di situ di harapkan tahu bahwa bangku tersebut sudah menjadi
teritorinya sehingga tidak diduduki oleh orang lain. Misalnya jika seorang penghuni
liar di pekampungan kumuh disebuah kota besar diharuskan meninggalkan
gubuknya, ia akan menolak karena ia sudah merasa bahwa gubuk tersebut sudah
menjadi teritorinya.
Teritori memilik berbagai jenis, ada yang berukuran besar, ada yang kecil,
bahkan ada yang bersarang dalam teritori lainnya atau saling berbagi satu sama
lainnya. Mengenal klasifikasi teritori merupakan salah satu cara untuk dapat
mengerti bagaimana teritorialitas ini terjadi. Tingkah laku teritorialitas manusia
mempunyai dasar yang agak berbeda dengan binatang karena teritorialitas manusia
berintikan pada privasi. Tingkah laku teritorialitas binatang ini antara lain membuat
atau mendiami tempat hunian, menyimpan bahan makanan di tempat tertentu,
mencari atau mengumpulkan makanan dan area tertentu dan melindungi anak-
anaknya dari serangan mahluk lainya. Dorongan yang mendasari tingkah laku teritori
pada hewan ini dinamakan naluri teritori.
Teritorialitas pada manusia mempunyai fungsi yang lebih tinggi dari pada
sekedar fungsi mempertahankan hidup. Pada manusia, teritorialitas ini tidak hanya
berfungsi sebagai perwujudan privasi saja, tetapi lebih jauh lagi teritorialitas juga
mempunyai fungsi sosial dan fungsi komunikasi. Dengan demikian teritorialitas juga
mencerminkan lapisan-lapisan sosial dalam masyarakat. Sebagai media komunikasi,
sama halnya dengan ruang personal, teritori juga terbagi dalam beberapa golongan.

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 96


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

2.6.1. Klasifikasi Teritori


Klasifikasi teritori yang terkenal adalah klasifikasi yang dibuat Altman (1980) yang
didasarkan pada derajat privasi dan kemungkinan pencapaian. Teritori umumnya
terbagi menjadi :
 Teritori primer adalah tempat-tempat yang sangat pribadi sifatnya,hanya boleh
dimasuki oleh orang-orang yang sudah sangat akrab atau yang sudah mendapat
ijin khusus. Teritori ini dimiliki oleh perseorangan atau sekelompok orang yang
juga mengendalikan penggunaan teritori tersebut secara relatif tetap, berkenaan
dengankehidupan sehari-hari ketika keterlibatan psikologis penghuninyasangat
tinggi. Misalnya ruang tidur atau ruang kantor. Meskipun ukuran dan jumlah
penghuninya tidak sama, kepentingan psikologis dan teritori primer bagi
penghuninya selalu tinggi.
 Teritori sekunder adalah tempat-tempat yang dimiliki bersamaoleh sejumlah
orang yang sudah cukup saling mengenal. Kendali pada teritori ini tidaklah
sepenting pada teritori primer dan kadang berganti pemakai atau berbagi
penggunaan dengan orang asing. Misalnya, ruang kelas, kantin, kampus dan
ruang latihan olahraga.
 Teritori publik adalah tempat-tempat yang terbuka untuk umum. Pada
prinsipnya setiap orang diperkenankan untuk berada di tempat tersebut.
Misalnya, pusat perbelanjaaan, tempat rekreasi, lobi hotel,dan ruang sidang
pengadilan yang dinyatakan terbuka untuk umum. Kadang terjadi teritori publik
dikuasai oleh kelompok tertentu dan tertutup bagi kelompok yang lain, seperti
bar yang hanya untuk orang dewasa atau tempat-tempat hiburan terbuka untuk
dewasa umum, kecuali anggota ABRI. Selain pengklasifikasian tersebut, Altman
juga mengemukakan dua tipe teritori lain yaitu objek dan ide. Meskipun
keduanya bukan berwujud tempat diyakini juga memenuhi kriteria teritori.
Karena seperti halnya dengan tempat orang juga menandai, menguasai,
mempertahankan dan mengontrol barang mereka, seperti buku-buku, pakaian,
motor dan objek lainnya yangdianggap miliknya. Ruang kerja seseorang bisa
menjadi teritori sekunder ketika ia masih mengijinkan orang lain seperti tamunya
masuk. Demikian pula dengan ide, orang mempertahankan ide, orang
mempertahankannya melaluihak paten atau hak cipta, pemilik perangkat lunak

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 97


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

memasang kunci dengan kode-kode tertentu pada program mereka agar tidak
dikuasai orang lain. Objekdan ide ini merupakan teritori yang didasari pada
proses kognitif, namun hingga kini tidak banyak penelitian mengenai hal
itu.Penerapan teritori pada desain arsitektur mengacu pada pola tingkah laku
manusia yang berkaitan dengan teritoritas sehingga dapat mengurangi agresi,
meningkatkan kontrol dan membangkaitkan rasa tertib dan aman. Terdapat
banyak cara dalam mengolah penggunaan elemen fisik untuk membuat
demokrasi teritori. Semakin banyak sebuah desain mampu menyediakan teritori
primer bagi penghuninya, desain akan semakin mampudalam memenuhi
kebutuhan penggunanya. Sebuah ruang terbuka, sebuah ruangan atau ruangan
arsitektural dapat diklaim sebagai teritori yang bersifatpublik ataupun bersifat
pribadi, bergantung pada pencapaian, bentuk pengawasan , siapa yang memakai
ruang tersebut, siapa yang memakai dan bertanggungjawab terhadap ruang
tersebut.

2.6.2. Teritori Publik dan Privat


Kita selalu dihadapkan pada gradasi teritori yang bersifat primer, sekunder,
ataupun publik dalam desain arsitektur. Ruang pubik adalah area yang terbuka.
Ruang ini dapat dicapai oleh siapa saja pada waktu kapan saja dan tanggung jawab
pemeliharaannya adalah kolektif. Sementara itu, ruang privat adalah area yang
aksebilitasnya ditentukan oleh seseorang atau oleh kelompok orang dengan tanggung
jawab ada pada mereka. Kadang derajat aksebilitas itu merupakan suatu peraturan
atau ketentuan. Akan tetapi dapat juga terjadi sebagai suatu kesepakatan saja di
antara para pemakainya. Apabila seseorang atau sekelompok orang mendapat
peluang untuk memakai sebagian area publik untuk kepentingannya dan hanya
secara tidak langsung berguna bagi orang lain, akan terbentuk semacam kesepakatan
umum bahwa penggunaan itu dibenarkan secara temporer ataupun permanen.
Misalnya, penduduk di rumah susun menjemur pakaian ditangga-tangga umum atau
menggunakan pagar sebagai tempat jemurannya yang kesemuanya adalah ruang
publik. Dalam perancangan ruang-ruang arsitektur, apabila disadari adanya derajat
teritori yang berkaitan dengan aksebilitas menuju ruang-ruang tertentu, arsitek dapat
mengekspresikan perbedaan teritori ini baik melalui batas nyata, dengan demikian

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 98


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

diharapkan dapat meningkatkan kesadaran penghuni akan adanya pembedaan


lingkungan yang berkaitan dengan perbedaan teritori dan perbedaan derajat
aksebilitas ruang tertentu. Cara orang memberi batas teritori secara simbolik.
Batas teritori juga bisa berupa pintu apabila dua ruang publik terletak
bedampingan dan diperlukan pembedaan teritori. Karakter setiap ruang bergantung
pada siapa yang menentukan penataan ruang dan perabot, siapa yang bertanggung
jawab memeliharanya dan siapa yang merasa bertanggung jawab atas ruang tersebut.

2.7. Kesimpulan Tinjuan Pustaka


Berdasarkan beberapa tinjauan yang dilakukan di atas maka dapt ditarik
kesimpulan cara atau metode yang digunakan dalam menyelesaikan rancangan
Museum Zoologi di Palangka Raya tersebut, yaitu :

Table 2.4. Kesimpulan Tinjuan Pustaka


Pembahasan Variabel Kriteria Startegi Desain
Buku Pedoman Pendirian Museum,1999
Aspek Pencapaian Jelas dan mudah di capai dari
Museum Lokasi segala penjuru kota
Aspek Ekonomis Lahan yang tersedia memadai
dan cukup luas
Aspek Tata Kota Sesuai dengan RDTRK 2010 –
2030
 Lokasi museum harus
strategis.
 Lokasi museum harus sehat.
 Lingkungan sekitar yang
tertata baik
 Tersedianya sarana dan pra
Aspek Lingkungan sarana seperti jaringan listri,
Sekitar telepon, air bersih dan
utilitas yang baik.
Fasilitas perdagangan dan
fasilitas umum ada di sekitar
Aspek Aktifitas
lokasi
 Memiliki fleksibilitas dalam
tata cahaya dan tata suara.
Museum Fasilitas  Memperhatikan elemen
interior sesuai fungsi ruang.
Facilities For Creative  Sistem display yang sangat
fleksibel
Participation  Ruang yang mempunyai
banyak kegunaan.
Memperhatikan aspek
penghawaan, ketenangan dan
Study Centre
pencahayaan untuk

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 99


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

Pembahasan Variabel Kriteria Startegi Desain


memberikan kenyamanan
belajar.

 Adanya penanda agar


mempermudah pengguna
dalam mengidentifikasi
Staff On View fasilitas pelayanan.
 Sirkulasi ruang yang jelas.

Penggunaan material yang


mampu meredam kebisingan
A Tranquil Space
pada ruang-ruang tertentu.

Visible Persistence, Ruang yang memperhatikan


terhadap visual, audio, peraba
Sensory Memory, & dan suhu melalui skala,
Short-Term Memory proporsi, tekstur, penghawaan
Memory buatan, sound efek, dll.

Menciptakan kesamaan ruang


Similarity seperti di habitat asli satwa,
melalui penggunaan material
yang tepat.

Arkaikum Menghadirkan kesan krodit


melalui skala, irama, dan
sirkulasi.
Permasalahan Mengangkat unsur air ke dalam
ruang, melalui pemilihan
Arsitektural Peleozaikum meterial, skala, pencahayaan
buatan, dan irama.

Menghadirkan kesan
Sekuen monumental dan menakutkan
Mesozaikum melalui skala, jarak pandang,
penghawaan pencahayaan alami
dan buatan.

Menghadirkan kesan mencekam


melalui skala, tekstur,
Neozaikum penghawaan buatan, irama dan
pemilihan material yang tepat.

Masa Sekarang Menghadirkan kesan modern


yang sering di temui oleh
pengguna melalui, material,
skala, proporsi irama, warna dll.

Elemen Habitat sebagai elemen sekuen


yang selalu di hadirkan pada
setiap penggalan-penggalannya.

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 100


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

Ruang Dalam Menciptakan ruang besar yang


mampu membungkus ruang
Prinsip Desain Ruang yang kecil didalamnya.

Arsitektur
Territory Membatasi wilayah yang
dianggap memiliki perhatian
khusus terhadap interaksi
pengguna melalui, penanda,
material, pagar kecil, dll.
Sumber : Analisa Penulis, 2017

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 101


TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

MUSEUM ZOOLOGI DI PALANGKA RAYA 102

Anda mungkin juga menyukai