a. Faktor Alami
Faktor alami merupakan faktor yang terjadi bukan karena kehendak manusia, melainkan karena
kehendak Tuhan.
Perbedaan sumber daya alam menunjukkan suatu daerah bisa jadi memiliki sumber daya alam
melimpah, sementara daerah lain hanya memiliki sedikit atau tidak memiliki sumber daya alam. Akibat,
perbedaan ini, kemampuan suatu daerah dalam mendorong proses pembangunan juga berbeda. Tidak
heran, terdapat wilayah yang maju dan wilayah kurang maju.
2) Letak dan Kondisi Geografis
Perbedaan letak serta kondisi geografis antara desa dan kota daoat menyebabkan ketimpangan sosial
Daerah perkotaan lebih mudah berkembang daripada daerah perdesaan karena adanya kemudahan
akses dan faktor modernisasi. Daerah perkotaan mengalami perkembangan baik secara
ekonomi,sosial,maupun budaya. Sementara itu, daerah perdesaan mengalami kemajuan yang lebih
lambat karena letaknya yang jauh dari perkotaan. Dengan demikian, letak dan kondisi geografis memiliki
pengaruh besar dalam perkembangan suatu daerah.
b. Faktor Nonalami
1) Faktor Globalisasi
Pemberlakuan MEA memungkinkan suatu negara menjual barang dan jasa ke negara di kawasan Asia
Tenggara secara mudah
Masyarakat yang mampu menyikapi globalisasi secara tepat akan merasakan manfaat
globalisasibdan mencapai kemajuan. Sebakiknya, masyarakat yang tidak mampu mengambil
kesempatan yang ditawarkan globalisasi, bahkan akan mengalami ketertinggalan.
2) Kebijakan-Kebijakan Pemerintah
Program transmigrasi dapat mendorong peningkatan kondisi ekonomi para transmigran. Akan
tetapi,program ini juga berdampak bagi penduduk asli daerah transmigrasi. Ketika warga pendatan lebih
ceoat maju dibandingkan warga asli,ketimpangan sosial pun terjadi.
JIka sebuah masyarakat didominasi oleh individu yang berkepribadian negatif,masyarakat tersebut
akan sulit mencapai kemajuan
Faktor internal individu merupakan faktor pendorong munculnya ketimpangan sosial yang berasal
dari dalam pribadi individu. Ada individu yang memiliki kepribadian positif seperti kerja keras, pantang
menyerah, dan berorientasi pada masa depan. Ada pula individu yang memiliki kepribadian negatif
seperti malas, mudah menyerah,, mudah putus asa, dan apatis. Jika masyarakat Indonesia didominasi
oleh individu dengan kepribadian negatif yang berlangsung secara terus-menerus, maka jurang pemisah
antara kelompok negara kaya, negara berkembang, dan negara miskin semakin curam.