TINJAUAN PUSTAKA
digunakan oleh Ignas Leo Vascher, seorang dokter Amerika pada tahun 1909. 8
Geriatri merupakan cabang ilmu dari gerontologi dan kedokteran yang mempelajari
Kesehatan pada lansia dalam berbagai aspek, yaitu promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif.14
Geriatri adalah ilmu tentang merawat orang yang berusia lanjut terhadap
penyakitnya. Geriatri dapat pula diartikan sebagai cabang ilmu kedokteran yang
mempelajari tentang penyakit pada lansia. Menurut Black dan Jacob (1997), geriatri
adalah cabang ilmu kedokteran yang berfokus pada penyakit yang timbul pada lansia.
Usia lanjut atau disebut juga lansia dikatakan sebagai tahap akhir
perkembangan pada daur kehidupan manusia. Sedangkan menurut Pasal 1 ayat (2),
(3), (4) No. 13 Tahun 1998 tentang Kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah
5. Lansia potensial yaitu lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan
6. Lansia tidak potensial yaitu lansia yang tidak berdaya mencari nafkah,
3. Karakteristik yang ketiga adalah gejala dan tanda penyakit yang tidak khas.
Tampilan gejala yang tidak khas sering kali mengaburkan penyakit yang
diderita pasien.
terbanyak pada pasien usia lanjut yang dirawat (42,6%) di rumah sakit.
2.4 Etiologi Sindrom Geriatri
1. Imobilisasi
imobilisasi pada usia lanjut. Penyebab utama imobilisasi adalah adanya rasa
2. Instabilitas
pada pasien) dan faktor risiko ekstrinsik (faktor yang terdapat di lingkungan).
adalah alas kaki tidak sesuai, lantai licin, jalan tidak rata, penerangan kurang,
ditimbulkan akibat jatuh berupa cedera kepala, cedera jaringan lunak, sampai
intra abdomen mendadak seperti bersin, batuk, tertawa; tipe overflow yaitu
urin.18
4. Insomnia
tidur yang sudah berubah juga dapat menjadi penyebabnya. Berbagai keluhan
gangguan tidur yang sering dilaporkan oleh lansia yaitu sulit untuk masuk
kedalam proses tidur, tidurnya tidak dalam dan mudah terbangun, jika
terbangun sulit untuk tidur kembali, terbangun dini hari, lesu setelah bangun
di pagi hari.18
5. Depresi
Penyebab utama depresi pada lanjut usia adalah kehilangan seseorang
yang disayangi, baik itu pasangan hidup, anak, bahkan binatang peliharaan.
karena merasa direpotkan menyebabkan pasien akan merasa hidup sendiri dan
menjadi depresi. Beberapa orang dapat melakukan usaha bunuh diri akibat
6. Infeksi
secara dini. Ciri utama pada semua penyakit infeksi biasanya ditandai dengan
meningkatnya temperatur badan, dan hal ini sering tidak dijumpai pada usia
7. Defisiensi Imun
Daya tahan tubuh menurun bisa disebabkan oleh proses menua disertai
konduktif, dan jika penyakit menyebar ke telinga bagian dalam, juga dapat
pada sel-sel rambut. Presbikusis sensorik yang sering sekali ditemukan pada
geriatri disebabkan oleh degenerasi dari organ korti, dan ditandai gangguan
9. Gangguan intelektual
menyimpan atau mengingat pengalaman yang lalu dan juga kehilangan pola
yang kurang mengandung serat, kurang minum, akibat obat-obat tertentu dan
lain-lain. Akibatnya pengosongan usus menjadi sulit atau isi usus menjadi
tertahan, kotoran dalam usus menjadi keras dan kering dan pada keadaan yang
berat dapat terjadi penyumbatan didalam usus dan perut menjadi sakit.18
dari lansia hanya mengandalkan hidup dari tunjangan hari tuanya. Selain
depresi.18
1. Imobilisasi
2. Instabilitas
Prinsip dasar tatalaksana usia lanjut dengan masalah instabilitas dan
instabilitas dan jatuh, memberikan terapi fisik dan penyuluhan berupa latihan
cara berjalan, penguatan otot, alat bantu, sepatu atau sandal yang sesuai, serta
3. Inkotinensia
4. Insomnia
3-4 jam sebelum tidur, santai mendekati waktu tidur, , hindari minum
minuman berkafein saat sore hari, batasi asupan cairan setelah jam makan
malam, batasi tidur siang 30 menit atau kurang, hindari menggunakan tempat
5. Depresi
dan spiritual. Secara spiritual, perlu mendapat perhatian pada individu lansia
yang depresi. Ini berhubungan dengan dengan makna kehidupan dan akhir
Penyakit infeksi yang banyak diderita oleh lansia dapat dicegah atau
karena dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Jika fungsi imun lansia dapat
dengan cara memasangkan alat bantu dengar atau dengan tindakan bedah
adalah dengan memakai alat bantu kacamata atan dengan operasi pada
katarak.18
8. Gangguan Intelektual
beberapa faktor penyebab sulit buang air besar, salah satunya adalah aktivitas
fisik yang rendah. Aktivitas fisik dapat mempengaruhi kinerja tonus otot
abdomen, pelvis, dan diafragma. Maka dari itu, penting bagi lansia untuk
seperti semula.22
stres dan depresi. Selain itu, mengadakan pelatihan atau terapi okupasi dapat
produktivitas lansia.23
Sistem mastikasi terdiri atas gigi geligi, mukosa mulut, kelenjar ludah, sistem
merubah struktur dan keadaan rongga mulut baik bersifat fisiologis maupun
patologis yang umumnya sulit dibedakan. Proses penuaan fisiologis pada seluruh
dan fungsi rongga mulut. Perubahan pada sistem mastikasi pada lansia juga
keadaan yang umumnya terjadi pada gigi seiring pertambahan usia, misalnya
dapat disebabkan atrisi, erosi atau abrasi.16 Hal ini akan berlanjut dengan
waktu jangka lama menyebabkan gigi kurang sensitif akan tetapi lebih rapuh,
penuaan. Pada lansia yang sehat penurunan aliran saliva yang terjadi seiring
bertambahnya usia, tidak bermakna secara klinis. Penurunan aliran saliva yang
terbatasnya kehidupan sosial. Secara umum status kesehatan gigi yang buruk pada
lansia dapat terlihat dengan tingginya kehilangan gigi, adanya karies gigi,
1.Kehilangan Gigi
pemeliharaan rongga mulut, sosio budaya dan terdapatnya sarana perawatan gigi dan
mulut yang terjangkau. Pada lansia yang sering ditemui penurunan daya penglihatan,
aliran saliva yang dikaitkan dengan penggunaan obatobatan pada penyakit kronis
sering menyebabkan retensi plak yang akan menyebabkan karies, dan lebih lanjut
yang diderita dapat mengurangi perhatian dan atau kemampuanya untuk mengurus
diri sendiri, yang berdampak terhadap status kesehatan gigi dan mulutnya. Beberapa
penelitian melaporkan hubungan keadaan tidak bergigi dengan tingkat sosio ekonomi,
masalah-masalah yang berkaitan dengan kehilangan gigi dengan umur, jenis kelamin,
merokok, daerah tempat tinggal, kunjungan ke dokter gigi, dan asuransi kesehatan.25
tulang, sistem persarafan, reseptor dan otot-otot. Akibatnya fungsi orofacial akan
hilang sejalan dengan kehilangan gigi. Setelah gigi tanggal, akan terjadi resorbsi pada
tulang alveolar yang lebih lanjut akan mengakibatkan penurunan dimensi vertikal
tidak bergigi. Kehilangan gigi memberi dampak negatif pada mastikasi, estetik dan
2.Karies
Karies Pada Lansia, umumnya lesi karies yang ditemukan diakar gigi dibandingkan
dipermukaan mahkota. Lesi karies dapat muncul disemua permukaan akar yang
terbuka, tetapi paling banyak ditemukan pada bagian aproksimal dan bukal. Beberapa
faktor dapat memengaruhi terjadinya karies akar, yaitu: diet, Vipeholm Dental Karies
Study menunjukan bahwa meningkatnya insidensi karies pada email dan sementum
antara waktu makan, jadi, analisa diet dapat membantu dalam mendiagnosa resiko
karies. Kedua flora mulut, telah ditunjukan jika Streptococcus mutans dan
ini dalam saliva (air ludah) bermanfaat untuk memperkirakan resiko terjadinya karies.
Ketiga xerostomia atau mulut kering adalah faktor penting dari karies akar. Umumya,
mulut kering atau menurunnya fungsi saliva disebabkan oleh bertambahnya usia.
keluaran saliva bukanlah fenomena usia tua, tetapi disebabkan oleh obat-obatan, atau
gingiva dan menerima salah satu pengobatan yang mungkin memberikan efek
xerostomia. Pasien dengan xerostomia akibat sering minum obat, menghisap permen,
atau mengunyah permen karet yang mengandung gula dan perubahan diet ini sering
menimbulkan karies. Bahkan tanpa adanya xerostomia, perubahan diet yang merusak
3. Penyakit Periodontal
Kondisi oral hygiene pada lansia semakin buruk karena lansia pada
umumnya tidak memiliki gigi (edentulous), dan gigi yang masih tersisa
umumnya memiliki penyakit atau telah busuk, dan membran periodontal yang
kesehatan gigi dan mulut yang sering terjadi pada lansia adalah periodontitis
gingivitis adalah plak. Plak gigi merupakan deposit yang melekat erat pada
perlu dilakukan, apabila tidak dirawat dengan baik akan terjadi gingivitis. 27
Gingivitis dapat disebabkan oleh penumpukan plak pada daerah yang
dikonsumsi tidak dapat dicerna secara sempurna sehingga asupan zat gizi
sangat dibutuhkan oleh tubuh dan menyebabkan penurunan status gizi yang