Anda di halaman 1dari 32

Disusun Oleh:

HIPERSENSITIVITAS Audrina Alfarah Suartha 2018-16-109

DENTIN Bell Kinsky

Pembimbing :
2018-16-110

Suci Amalia, drg., Sp. Perio


HIPERSENSITIVITAS DENTIN
Rasa ngilu/nyeri yang tajam dengan durasi singkat saat gigi berkontak dengan minuman
atau makanan dingin atau udara/ angin pada saat membuka mulut
Sering terjadi pada gigi kaninus dan premolar
ETIOLOGI

Etiologi : hilangnya
struktur email pada
mahkota gigi serta resesi
gingiva yang
menyebabkan terbukanya
daerah akar gigi
TANDA DAN GEJALA KLINIS
• Rasa sakit yang diderita
bersifat akut, tajam tapi
singkat pada satu atau
beberapa gigi
• Resesi kelas 1 dan 2 miller
• Gigi tanpa abrasi, abfraksi,
atrisi, karies dan kerusakan
tulang
TEORI MEKANISME
PENJALARAN RASA NYERI
gigi yang kehilangan email => tubulus dentinalis terbuka =>
rangsang =>pergerakan cairan di dalam tubulus =>
merangsang akhiran saraf di dalam pulpa => diteruskan ke
otak dan dipersepsi sebagai nyeri
KLASIFIKASI RESESI GINGIVA MENURUT
MILLER
Kelas 1: resesi tidak meluas ke mucogingival junction
dan tidak ada kehilangan tulang di daerah interdental.
Kelas 2: resesi meluas ke mucogingival junction tanpa
adanya kehilangan tulang di daerah interdental.
Kelas 3: Margin gingiva yang mengalami resesi, sudah
mengalami perluasan mencapai atau melebihi daerah
mucogingival junction, sudah disertai kerusakan atau
kehilangan jaringan lunak dan tulang alveolar pada
daerah interdental
Kelas 4: Margin gingiva yang mengalami resesi yang
parah, sudah mengalami perluasan mencapai atau
melebihi mucogingival junction, disertai kehilangan
tulang alveolar dan jaringan lunak pada area interdental
setinggi perluasan apikal dari resesi margin gingiva
TAHAPAN TERAPI
HIPERSENSITIF DENTIN

Source: https://youtu.be/bcMpSW60aBk
LAPORAN KASUS

Nama O.S. : L. I. Nama Mahasiswa:


Tanggal Lahir : 1 OKTOBER 1994 / 24 tahun Corie Denamawarti (2018-16-114)
Jenis kelamin : Laki-laki Diah Puspitasari (2018-16-115)
Pekerjaan : Mahasiswa Nama Pembimbing:
Alamat : BOGOR drg. Umi Ghoni Tjiptoningsih, Sp. Perio
 
 
ANAMNESA
Pasien laki-laki berusia 24 tahun datang ke Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas
Prof. Dr. Moestopo (Beragama) dengan keluhan gigi atas dan bawah depan terasa ngilu
yang singkat dan tajam pada saat makan atau minum dingin serta saat menyikat gigi
dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung mind. Keluhan dirasakan sejak ±1
bulan yang lalu, namun ngilu hilang saat tidak mengkonsumsi makanan atau minuman
dingin. Pasien sudah dilakukan perawatan pembersihan karang gigi 3 minggu yang
lalu. Akan tetapi, pasien merasa giginya masih terasa ngilu ketika makan atau minum
dingin. Pasien menyikat gigi 2x sehari yaitu saat pagi setelah sarapan dan malam
sebelum tidur. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik ataupun alergi. Pasien
datang dalam keadaan tidak sakit dan ingin dirawat. Penggunaan alat ortodonti cekat
dan cara menyikat gigi yang salah. Penyikatan gigi yang dilakukan terlalu keras dan
menggunakan bulu sikat yang keras
YANG HARUS DILENGKAPI
DALAM ANAMNESA
1. Menyikat lidah atau tidak
2. Cara menyikat giginya bagaimana?
3. Ada kebiasaan memakai tusuk gigi atau tidak?
4. Riwayat sosial: minum alcohol / merokok?
5. Sejak kapan memakai orto? Kapan selesai perawatan orto? Pemasangan orto
dimana? Sering kontrol atau tidak?
STATUS STATUS
UMUM LOKAL
A. Pemeriksaan ekstra oral:
  Wajah : Simetris, tidak ada kelainan
Pipi : Tidak ada pembengkakan
Bibir : Kompeten, tidak ada kelainan
Kesadaran umum : compos mentis Limfonodi : Tidak teraba, tidak sakit
Tekanan darah : 120/80 mmHg Mata : Tidak ada kelainan
Denyut nadi : 64x/menit
Pupil : Isokor
Pernafasan : 16x/menit
Suhu :. Sklera : non ikterik
Konjungtiva : non anemic
Kelenjar Submandibularis : Tidak teraba, lunak, tidak
sakit
Kelenjar Sublingualis : Tidak teraba, lunak, tidak
sakit
FOTO EO
B. PEMERIKSAAN IO
Resesi gingiva : Gigi 13, 11, 23, 25, 35, 34, 33, 32, 31, 41, 42, 43, 44, 45
Palatum : Dalam
Lain-lain : gigi 37, 35, 47 karies, gigi 16 tumpatan komposit di oklusal
Gingiva:
RA KA : merah muda, edema (-) konsistensi kenyal, papila interdental lancip, stipling (+), BOP (-)
RA M : merah muda, edema (-), konsistensi kenyal, papila interdental lancip, stipling (+), BOP (-)
RA KR : merah muda, edema (-), konsistensi kenyal, papila interdental lancip, stipling (+), BOP (-)
RB KA : merah muda, edema (-), konsistensi kenyal, papila interdental lancip, stipling (+), BOP (-)
RB M : merah muda, edema (-), konsistensi kenyal, papila interdental lancip, stipling (+), BOP (-)
RB KR : merah muda, edema (-), konsistensi kenyal, papila interdental lancip, stipling (+), BOP (-)
KEADAAN GIGI GELIGI
  V G O Mp M Tk K T Kr Tm At/Ab

11 + - + - - + - - - - -/-

23 + - + - - + - - - - -/-

+
31 + - + LiV - - - - - -/-

+
33 + - + MLV - - - - - -/-

+
42 + - + LiV - - - - - -/-

+
43 + - + MLV - - - - - -/-
POKET PERIODONTAL BAGIAN
LABIAL
Gigi Mesial Median Distal Gigi Mesial Median Distal

11 2 2 2 31 1 1 1

23 0 2 2 42 2 1 1

33 2 2 2 43 2 1 2
POKET PERIODONTAL BAGIAN
PALATAL/LINGUAL
Gigi Mesial Median Distal Gigi Mesial Median Distal

11 1 1 1
31 1 1 1

23 1 1 1
42 1 1 1

33 2 2 2
43 1 0 2
RESESI GINGIVA BAGIAN
LABIAL
Gigi Mesial Median Distal Gigi Mesial Median Distal

31 1 1 1

11 1 1 1

42 1 2 1
23 1 1 1

43 0 1 1
33 0 2 0
RESESI GINGIVA BAGIAN
PALATAL/LINGUAL
Gigi Mesial Median Distal Gigi Mesial Median Distal

31 1 1 1

11 1 2 1

42 1 2 1
23 1 1 1

43 0 1 1
33 0 1 0
FOTO IO
GAMBARAN RADIOGRAFI
- Gigi 31 : penurunan puncak alveolar crest secara horizontal sebesar 2 mm pada bagian mesial, ligament
periodontal dan lamina dura normal, akar 1 lurus, tidak ada lesi periapikal.
- Gigi 32: penurunan puncak alveolar crest secara horizontal sebesar 2 mm pada bagian distal dan mesial,
ligament periodontal dan lamina dura normal, akar 1 dan bengkok, tidak ada kelainan periapikal.
- Gigi 33: puncak alveolar crest tidak dapat di interpretasi, ligament periodontal dan lamina dura normal, akar 1
lurus, tidak ada lesi periapikal.
- Gigi 41 : penurunan puncak alveolar crest secara horizontal sebesar 2 mm pada bagian distal, ligament
periodontal dan amina dura normal, akar 1 lurus, tidak ada lesi periapikal.
- Gigi 42 : penurunan puncak alveolar crest secara horizontal sebesar 2 mm pada bagian distal, ligament
periodontal dan lamina dura normal, akar 1 dan bengkok, tidak ada lesi periapikal.
- Gigi 43 : penurunan puncak alveolar crest secara Horizontal sebesar 2 mm pada bagian mesial, ligament
periodontal dan lamina dura normal, akar 1 lurus, tidak ada lesi periapikal
DIAGNOSIS
Gingivitis kronis generalis gigi oleh karena bakteri plak, diperberat oleh resesi gingiva miller kelas I gigi 13, 11, 23, 25,
35, 34, 33, 32, 31, 41, 42, 43, 44, 45

A. Etiologi Primer : Bakteri plak

B. Etiologi Sekunder :

•Lokal :

Kalkulus :-

Resesi gingival : Kelas I miler pada gigi 13, 11, 23, 25, 35, 34, 33, 32, 31, 41, 42, 43, 44, 45

•Lain-lain : Gigi 16, 14, 36, 37, 46, 47 karies

•Sistemik :-
Prognosa :
- Umum : Baik, tidak memiliki riwayat penyakit sistemik, usia 23 tahun, pasien
kooperatif, motivasi tinggi, sosial ekonomi baik, sedang tidak mengkonsumsi obat
- Lokalis : Baik, tidak ada kerusakan tulang alveolar, sulkus periodontal 1-2 mm, resesi
1-2 mm, karies minimal dan memungkinkan dilakukan perawatan.
ETIOLOGI

Etiologi dari kasus pasien ini adalah bakteri plak yang diperberat oleh
kalkulus serta adanya riwayat penggunaan alat ortodonti cekat dan cara
menyikat gigi yang salah. Penyikatan gigi yang dilakukan terlalu keras dan
menggunakan bulu sikat yang keras sehingga menimbulkan trauma pada gigi
yang mengakibatkan turunnya gingiva pada daerah servikal gigi kearah
apikal sehingga tereksposnya permukaan akar gigi yang menyebabkan gigi
ngilu apabila makan dan minum dingin.
Fase Emergency

Tidak ada

BAGAN RENCANA TERAPI Tidak ada

Fase I (Initial)
Scaling + OHI, polishing, DHE, desensitisasi gigi 11, 23, 33 (Audrina) dan
31,42,43 (Bell), restorasi gigi 16, 14, 36, 37, 46, 47 , Perawatan ortodonti

Fase IV (maintenance)

Kontrol periodik, kontrol plak, kalkulus, cek poket, gingiva dan OHIS

Fase II (Surgical) Fase III (Restoratif)

Tidak ada  Tidak ada


PENATALAKSANAAN
BAHAN DAN INSTRUMENT
HIPERSENSITIF DENTIN

Bristle brush mikromotor Cotton pellet dan roll Threeway shyringe Glass plate microbrush

Disclosing agent
pumice Bahan desensitisasi
POSISI DOKTER

Pada saat melakukan terapi Hipersensitive Dentin,


Untuk gigi 11,23,33 posisi operator pada jam 9
Untuk gigi 31,42,43 posisi operator pada jam 9
PROSEDUR TINDAKAN

1. Kontrol plak 2. Oral profilaksis 3. Periksa permukaan gigi yang


Hipersensitifitas dengan threeway
shyringe/sonde
5. Aplikasikan bahan desensitisasi pada gigi
4. Isolasi daerah kerja dengan cotton roll
Yang hipersensitif

7. Lakukan evaluasi
Dengan menyemprotkan angin dr treeway syringe/pakai sonde 6. Aplikasi gigi hipersensitif & biarkan selama 1 menit
BAGAIMANA CARA
MENGEVALUASI TINDAKAN
YANG SUDAH BENAR?

Periksa keberhasilan aplikasi dengan sonde dan semprotan udara


KESIMPULAN
Dentin hipersensitif adalah rasa nyeri yang berlangsung singkat dan tajam akibat
adanya rangsang terhadap dentin yang terbuka yang dapat disebabkan oleh atrisi,
abrasi, fraktur mahkota, resesi gingiva dan trauma ortodontik.

Rangsang: termal, evaporatif, taktil, osmotik ataupun kimiawi yang tidak dapat
dianggap berasal dari defek atau penyakit dental yang lain. Sampai saat ini, teori
hidrodinamik merupakan teori yang paling sering digunakan untuk menjelaskan
mekanisme terjadinya dentin hipersensitif.

Perawatan untuk hipersensitivitas dentin akibat resesi gingiva ada dua, yaitu
perawatan secara invasif dan non-invasif.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai