Disusun Oleh:
Pembimbing :
JAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
kesehatan gigi dan jaringan pendukungnya, penyakit ini timbul sebagai akibat adanya
interaksi antara bakteri dan host, oleh karena itu etiologinya bersifat multifaktor yang dapat
digolongkan menjadi faktor lokal dan sistemik, namum penyebab terbanyak timbulnya
penyakit periodontal adalah akibat bakteri plak dan kalkulus yang terakumulasi pada
permukaan gigi. Penyakit periodontal merupakan sebuah infeksi bakteri kronis dengan
karakteristik inflamasi persisten, kerusakan jaringan ikat dan tulang alveolar. Istilah penyakit
periodontal juga mengacu kepada gingivitis dan periodontitis. Gingivitis adalah inflamasi
gingiva yang diinduksi oleh akumulasi reversibel dental plak . Periodontitis, diinduksi oleh
bakteri, dapat didefinisikan sebagai penyakit inflamasi kronis yang diprakarsai oleh biofilm
plak dan kemudian terjadi regulasi respon imun yang biasanya diikuti oleh gingivitis,
dan kerusakan tulang alveolar sebagai tahap akhir dari penyakit periodontal.1,2
Scaling dan root planing merupakan terapi mendasar dari perawatan periodontitis
secara keseluruhan. Pada kasus periodontitis, scaling dan root planing tidak dapat dipisahkan.
Tindakan scaling perlu diikuti dengan root planing dengan harapan permukaan akar menjadi
halus sehingga menghambat akumulasi plak dan perlekatan kalkulus. Hal tersebut dilakukan
untuk menghilangkan inflamasi gingiva, mengeliminasi atau merubah bakteri gram negatif
anaerob menjadi plak yang dihuni bakteri gram positif fakultatif untuk mengadakan proses
penyembuhan. Meskipun perawatan ini memiliki keterbatasan, antara lain tidak dapat
mencapai daerah poket dengan kedalaman lebih dari 3 mm dan tidak dapat mencapai daerah
bifurkasi yang merupakan cekungan pada akar gigi. Diketahui bahwa poket melebihi 3 mm,
menyebabkan berkurangnya kemampuan untuk mengeliminasi seluruh kalkulus, meskipun
terkadang kurang efektif pada poket yang lebih dalam, namun scaling dan root planing tetap
merupakan perawatan penting yang memiliki kontribusi besar untuk mereduksi inflamasi
TINJAUAN PUSTAKA
Root planing adalah suatu proses eliminasi sisa-sisa kalkulus yang terpendam
dan jaringan sementum nekrotik untuk menghasilkan permukaan akar gigi yang
umumnya dilakukan secara khemis dengan obat-obatan dan secara mekanis dengan
scaling root planing (SRP) yaitu menghilangkan deposit keras dan lunak serta bakteri
yang menempel pada permukaan gigi dan dalam subgingiva, sehingga mengeliminasi
bakteri.11 Scaling merupakan suatu proses untuk membuang plak, kalkulus, dan stain dari
permukaan mahkota dan permukaan akar gigi. Hal ini berbeda dengan root planing yang
merupakan suatu proses definitif pembuangan sementum nekrotik dan kalkulus dari
permukaan akar dengan tujuan menghasilkan permukaan akar yang bersih, licin, dan kuat
sehingga tidak menjadi fokus dari akumulasi perlekatan mikroorganisme plak dan kalkulus. 3
gingiva dengan cara membuang semua elemen yang menyebabkan keradangan gingiva baik
- Permukaan akar dan dentin yang terekspos dan terdapat kalkulus supragingiva
dan subgingiva. Pada permukaan dentin yang ekspos bakteri plak dapat
menginvasi tubuli-tubuli dentin. Maka scaling dan root planing diperlukan untuk
dan poket.7
- Abses dengan lesi yang kecil dan tidak parah, masih dapat dilakukan scaling dan
root planing.7
- Poket ¿ 5 mm.5
- Abses periodontal yang luas dan bisa di drainase. Abses perlu di irigasi
hemofilia.6
- Pasien dengan kondisi kesehatan sistemik atau rongga mulut yang tidak
1. Persiapan alat standar, instrumen root planing dan bahan yang sudah di
sterilisasi
dan sementum nekrotik pada prosedur root planing. Terdapat dua tipe instrumen kuret
yakni universal kuret dan area spesifik kuret (Gracey Kuret). Kuret universal memiliki
sisi pemotong yang dapat digunakan pada seluruh area permukaan gigi dan memiliki
dua sisi pemotong, sisi pemotong membentuk sudut 90o terhadap shank. Sedangkan
Gracey kuret memiliki satu sisi pemotong, sisi pemotong membentuk sudut 60 o
terhadap shank, dan terdiri dari kumpulan kuret yang masing-masing bekerja spesifik
pada area gigi tertentu antara lain : - Gracey #1-2 dan 3-4 : gigi anterior
patologis, terjadi destruksi dari jaringan periodontal. Gambaran klinis dari poket
periodontal yakni margin gingiva berwarna merah dan menebal, warna kemerahan
berbentuk area vertikal dari margin gingiva sampai mukosa alveolar, pendarahan
gingiva dan supurasi, mungkin terdapat mobilitas gigi, terbentuk diastema, terdapat
gejala nyeri yang terlokalisir jauh didalam tulang alveolar. Metode yang paling nyata
Pegang alat kuret dengan modifikasi pen grasp (gambar 1), bertumpu pada
fulkrum yang tepat dengan permukaan blade paralel dengan sumbu panjang gigi,
secara perlahan masukkan alat kuret dengan angulasi 0 o ke dalam poket sampai sisi
blade terletak dibawah deposit kalkulus dengan sisi blade menghadap permukaan
akar. Selama root planing angulasi optimal dari instrumen yakni berkisar 45-90o
(gambar 2). Lakukan dengan gerakan Root planing stroke yakni dengan tekanan
lateral yang ringan, overlap, dan panjang, kalkulus subgingiva pada permukaan akar
ditarik kearah vertikal, diagonal, atau horizontal sampai permukaan halus dicapai. 6
Gerakan ini memerlukan kekuatan ringan sampai sedang. Tidak disarankan dengan
kekuatan besar karena akan membuat goresan yang tidak diinginkan pada permukaan
gigi sehingga dapat merupakan tempat retensi plak dan kalkulus yang sulit
dibersihkan.7
90o: angulasi scaling dan root planing. C. Kurang dari 45o: angulasi tidak tepat
scaling dan root planing. D. Lebih dari 90o : angulasi tidak tepat scaling dan
root planing.
apikal dari kalkulus subgingiva, membentuk sudut 450 - 900 terhadap area permukaan
gigi yang akan dibersihkan. Dengan gerakan yang kuat dan dalam jarak pendek arah
vertikal (koronal), maupun oblique mengungkit dan menarik kalkulus terlepas dari
gigi.7
9. Jika sudah bersih dan halus, kemudian bersihkan daerah kerja dengan bahan
Irigasi (larutan saline dan H202 3%) di suction lalu dibilas dengan 3 cc larutan
aquadest sampai bersih untuk menyingkirkan sisa debris dan selanjutnya berikan
antiseptik.
10. Berikan instruksi pada pasien setelah dilakukan perawatan yang tepat :
- Instruksi pasien untuk tidak terlalu keras saat menyikat gigi dan gunakan
- Beritahukan kepada pasien jika ada keluhan paska perawatan segera hubungi
perawatan. Penurunan populasi sel radang dan cairan sulkus gingiva serta perbaikan
dua milimeter biasanya timbul karena penyusutan jaringan gingiva. Jaringan ikat
a. Regeneration
Regeneration adalah pembaharuan alami dari struktur, yang dihasilkan oleh
pertumbuhan dan diferensiasi sel-sel baru untuk membentuk jaringan baru. Regenerasi
terjadi melalui pertumbuhan yang sama dari jaringan yang telah hancur. Hal ini
diwujudkan dengan aktivitas mitosis pada epitel gingiva dan jaringan ikat ligamen
b. Repair
kembali sulkus gingiva normal pada tingkat yang sama pada akar sebagai dasar poket
c. New attachment
sementum baru dan perlekatan epitel gingiva ke permukaan gigi yang sebelumnya
poket yang akurat (probing) dapat dilakukan saat itu. Pada saat itu pasien juga
kebiasaan baru yang baik untuk menjamin keberhasilan perawatan. Pada saat
kunjungan fase re-evaluasi, semua jaringan periodontal di probing, dan semua kondisi
Studi mengenai manfaat perawatan scaling dan root planing telah banyak
Dengan dilakukan perawatan Scaling dan root planing, pendarahan saat probing dapat
berkurang hingga 80% serta rata-rata kedalaman probing dapat berkurang sebesar 2-3
mm.
junctional ini terjadi sekitar 1 minggu setelah perawatan scaling dan root planing.
Kemudian secara bertahap terjadi reduksi sel-sel inflamasi, aliran crevicular gingival
fluid, dan perbaikan jaringan ikat sehingga gejala inflamasi berkurang, termasuk
berkurangnya kemerahan dan edema. Resesi sebanyak satu atau dua millimeter
terkadang akan terlihat jelas sebagai akibat pengerutan jaringan. Serat-serat jaringan
ikat akan lisis oleh proses penyakit dan inflamasi sebagai akibat reaksi perawatan
yang dilakukan. Jaringan ini membutuhkan waktu 4 minggu atau lebih untuk kembali
I. ANAMNESA
keluhan gigi depan rahang bawah sering berdarah pada saat menyikat gigi, ngilu
saat terkena makanan, minuman, dan udara dingin. Pasien juga mengeluhkan bau
mulut tidak sedap. Pasien menyikat gigi 2x sehari, yaitu pagi sebelum sarapan dan
malam sebelum tidur menggunakan bulu sikat yang lembut dengan gerakan maju
mundur. Pasien belum pernah dilakukan perawatan pembersihan karang gigi dan
namun pasien masih mengeluhkan gusi berdarah dan sedikit rasa ngilu saat makan
dan minum dingin. Pasien datang dalam keadaan tidak sakit dan ingin dirawat.
afebris
At/
V G O Mp M Tk K T Kr Tm
Ab
45 + - - - - - - - - - +/-
44 + - - - - - - - - - -
43 + - - - - - - - - - +/-
42 + - - LV - - - + - - +/-
41 + - + - - - - - - - +/-
31 + - - LV - - - - - - +/-
32 + - - MliV - - - - - +/-
33 + - - DlaV - - - - - +/-
Keterangan :
EKSTRA ORAL
VI.
GAMBARAN RADIOGRAFI
terdapat pelebaran ligamen periodontal, lamina dura normal, tidak terdapat lesi
periapikal.
dan distal, ligamen periodontal melebar, lamina dura normal, tidak terdapat
lesi periapikal.
periapikal.
dan distal, lamina dura bagian mesial terputus, ligamen periodontal melebar,
VII. DIAGNOSA
VIII. ETIOLOGI
- Etiologi Sekunder :
o Lokal:
Kalkulus rahang atas dan bawah
Missing:17,15,14,13,12,11,22,23,24,25,28,38,37,36,35,34,46,
47,48
Resesi gingiva : 45,44,43,42,41,31,32,33 resesi gingiva kelas 2
Abrasi : (-)
Atrisi : (-)
Mobilitas : (-)
Impaksi : (-)
Crowding : anterior RB
Open bite : (-)
Sistemik : (-)
IX. PROGNOSA
- Umum: Baik (pasien kooperatif, tidak ada penyakit sistemik , motivasi tinggi
untuk dilakukan perawatan)
- Lokalis: Baik (gigi vital, kerusakan tulang minimum, karies minimum, tidak
kegoyangan gigi minimal)
X. RENCANA PERAWATAN
- Fase Darurat
o Scaling + OHI
o Polishing
Tidak ada
Tidak ada
o Pemberian OHIS
XI. RUJUKAN
PEMBAHASAN
Seorang pasien laki-laki datang ke RSGM FKG Moestopo (Beragama), usia 47 tahun
menduduki urutan ke dua penyakit utama yang masih merupakan masalah di masyarakat.
Penyakit yang menyerang pada gingiva dan jaringan pendukung gigi ini merupakan penyakit
infeksi yang serius dan apabila tidak dilakukan perawatan yang tepat dapat mengakibatkan
kehilangan gigi. Periodontitis adalah penyakit infeksi pada jaringan pendukung gigi
disebabkan oleh mikroorganisme dan terjadi kerusakan progresif pada ligamen periodontal
dan tulang alveolar. Penyebab utama periodontitis adalah polimikrobial bakteri patogen
periodontal, sebagian besar gram-negatif anaerob, bertindak secara sinergis, antara lain
mikrobial yang termasuk faktor kemotaksis seperti lipopolisakarida (LPS), microbial peptide,
dan berbagai antigen bakteri lainnya masuk melalui junctional ephitelium ke dalam jaringan
ikat gingiva dan cairan sulkus gingiva (CSG) mengakibatkan epitel dan jaringan ikat terpicu
untuk memproduksi mediator inflamasi yang menyebabkan respon inflamasi pada jaringan
dan melekatnya leukosit. Neutrofil pada tahap awal keradangan gingiva berfungsi sebagai
fagosit bakteri, kemudian limfosit dikirim menuju plasma sel dan memproduksi antibodi
untuk melawan bakteri tertentu. Proses tersebut merupakan mekanisme pertahanan pertama
untuk mengontrol infeksi. Sistem imun patogen periodontitis pada sel inflamatori ini adalah
adanya neutrofil, makrofag dan perlindungan oleh limfosit dari segala hal yang mengganggu
jaringan ikat dan mencegah lokal infeksi menjadi sistemik.11 Periodontitis merupakan suatu
penyakit inflamasi destruktif pada jaringan penyangga gigi yang disebabkan oleh
mikroorganisme spesifik, yang menghasilkan kerusakan lanjut ligamen periodontal dan
tulang alveolar dengan terbentuknya poket, resesi gingiva, maupun keduanya. Periodontitis
biasanya berkembang dari gingivitis yang sudah terjadi, walaupun tidak semua gingivitis
mikroorganisme plak terhadap faktor resistensi pejamu dan jaringan sekitarnya menentukan
periodontal.2
faktor lokal dan meminimalkan pengaruh sistemik sebagai bentuk perawatan penyakit
periodontal non bedah. Perawatan periodontal non bedah pada kasus ini yang merupakan
perawatan fase 1 meliputi pemeliharan kebersihan mulut dan root planing . Initial phase
therapy yang merupakan terapi awal perawatan penyakit periodontal, merupakan tindakan
yang paling penting untuk semua pasien dengan kelainan periodontal. Root planning
dilakukan pada pasien dengan permukaan akar dan dentin yang terekspos dan terdapat
radiografi, terdapat penurunan puncak tulang alveolar, tampak adanya kalkulus pada
permukaan akar, Pasien dengan gingiva yang bengkak dan inflamasi, pasien dengan
Tujuan utama root planing adalah mengembalikan kondisi gingiva menjadi sehat
plak, kalkulus, endotoxin.2 Menurut Ӧhm dan Sanz, pembersihan subgingiva yang
dikombinasikan dengan kontrol plak supragingiva yang tepat, merupakan teknik perawatan
yang efektif dalam mengurangi kedalaman poket dan meningkatkan perlekatan klinis.10
BAB IV
KESIMPULAN
gigi yang disebabkan oleh mikroorganisme spesifik, yang menghasilkan kerusakan lanjut
ligamen periodontal dan tulang alveolar dengan terbentuknya poket, resesi gingiva, maupun
keduanya. Periodontitis biasanya berkembang dari gingivitis yang sudah terjadi, walaupun
tidak semua gingivitis berkembang menjadi periodontitis. Perubahan komposisi dan potensi
patogenik dari mikroorganisme plak terhadap faktor resistensi pejamu dan jaringan sekitarnya
jaringan periodontal.
Scaling dan root planing merupakan terapi mendasar dari perawatan periodontitis
secara keseluruhan. Pada kasus periodontitis, scaling dan root planing tidak dapat dipisahkan.
Tindakan scaling perlu diikuti dengan root planing dengan harapan permukaan akar menjadi
halus sehingga menghambat akumulasi plak dan perlekatan kalkulus. Hal tersebut dilakukan
untuk menghilangkan inflamasi gingiva, mengeliminasi atau merubah bakteri gram negatif
anaerob menjadi plak yang dihuni bakteri gram positif fakultatif untuk mengadakan proses
penyembuhan. Meskipun perawatan ini memiliki keterbatasan, antara lain tidak dapat
mencapai daerah poket dengan kedalaman lebih dari 3 mm dan tidak dapat mencapai daerah
bifurkasi yang merupakan cekungan pada akar gigi. Diketahui bahwa poket melebihi 3 mm,
terkadang kurang efektif pada poket yang lebih dalam, namun scaling dan root planing tetap
merupakan perawatan penting yang memiliki kontribusi besar untuk mereduksi inflamasi
3. Cohen Edward S. Atlas of Cosmetic and Reconstructive Periodontal Surgery. 3rd ed.
2018.
8. Perry DA, Takei HH. Healing in Phase I Periodontal Therapy in Carranza’s Clinical
10. Octavia Mora, Soeroso Yuniarti. Kemal Yulianti. Efek Klinis Setelah Skeling dan
11. Andriani I. Efektivitas Antara Scaling Root Planing (SRP) Dengan dan Tanpa