Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KASUS ROOT PLANNING

Disusun Oleh:

Khezia Larasati (2018 – 16 - 122)

Luthfia Rizky Amanda (2018 – 16 - 123)

Nahdia Ramadhani (2018 – 16 – 125)

Nadya Alisha (2018 – 16 - 126)

Pembimbing :

Adrianus Wicaksono, drg., Sp.Perio

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)

JAKARTA

2019
BAB I

PENDAHULUAN

Penyakit periodontal merupakan penyakit infeksius yang paling umum mempengaruhi

kesehatan gigi dan jaringan pendukungnya, penyakit ini timbul sebagai akibat adanya

interaksi antara bakteri dan host, oleh karena itu etiologinya bersifat multifaktor yang dapat

digolongkan menjadi faktor lokal dan sistemik, namum penyebab terbanyak timbulnya

penyakit periodontal adalah akibat bakteri plak dan kalkulus yang terakumulasi pada

permukaan gigi. Penyakit periodontal merupakan sebuah infeksi bakteri kronis dengan

karakteristik inflamasi persisten, kerusakan jaringan ikat dan tulang alveolar. Istilah penyakit

periodontal juga mengacu kepada gingivitis dan periodontitis. Gingivitis adalah inflamasi

gingiva yang diinduksi oleh akumulasi reversibel dental plak . Periodontitis, diinduksi oleh

bakteri, dapat didefinisikan sebagai penyakit inflamasi kronis yang diprakarsai oleh biofilm

plak dan kemudian terjadi regulasi respon imun yang biasanya diikuti oleh gingivitis,

menyebabkan destruksi irreversibel dari jaringan pendukung, menimbulkan resesi gingiva,

dan kerusakan tulang alveolar sebagai tahap akhir dari penyakit periodontal.1,2

Scaling dan root planing merupakan terapi mendasar dari perawatan periodontitis

secara keseluruhan. Pada kasus periodontitis, scaling dan root planing tidak dapat dipisahkan.

Tindakan scaling perlu diikuti dengan root planing dengan harapan permukaan akar menjadi

halus sehingga menghambat akumulasi plak dan perlekatan kalkulus. Hal tersebut dilakukan

untuk menghilangkan inflamasi gingiva, mengeliminasi atau merubah bakteri gram negatif

anaerob menjadi plak yang dihuni bakteri gram positif fakultatif untuk mengadakan proses

penyembuhan. Meskipun perawatan ini memiliki keterbatasan, antara lain tidak dapat

mencapai daerah poket dengan kedalaman lebih dari 3 mm dan tidak dapat mencapai daerah

bifurkasi yang merupakan cekungan pada akar gigi. Diketahui bahwa poket melebihi 3 mm,
menyebabkan berkurangnya kemampuan untuk mengeliminasi seluruh kalkulus, meskipun

terkadang kurang efektif pada poket yang lebih dalam, namun scaling dan root planing tetap

merupakan perawatan penting yang memiliki kontribusi besar untuk mereduksi inflamasi

serta mengurangi kolonisasi bakteri di dalam sulkus gingival.2,3


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI ROOT PLANNING

Root planing adalah suatu proses eliminasi sisa-sisa kalkulus yang terpendam

dan jaringan sementum nekrotik untuk menghasilkan permukaan akar gigi yang

bersih, licin, dan kuat.4

B. TUJUAN ROOT PLANNING

Tujuan perawatan periodontitis adalah menghilangkan patogen periodontal,

umumnya dilakukan secara khemis dengan obat-obatan dan secara mekanis dengan

scaling root planing (SRP) yaitu menghilangkan deposit keras dan lunak serta bakteri

yang menempel pada permukaan gigi dan dalam subgingiva, sehingga mengeliminasi

bakteri.11 Scaling merupakan suatu proses untuk membuang plak, kalkulus, dan stain dari

permukaan mahkota dan permukaan akar gigi. Hal ini berbeda dengan root planing yang

merupakan suatu proses definitif pembuangan sementum nekrotik dan kalkulus dari

permukaan akar dengan tujuan menghasilkan permukaan akar yang bersih, licin, dan kuat

sehingga tidak menjadi fokus dari akumulasi perlekatan mikroorganisme plak dan kalkulus. 3

Dengan dilakukan kedua tindakan tersebut diharapkan mampu mengembalikan kesehatan

gingiva dengan cara membuang semua elemen yang menyebabkan keradangan gingiva baik

plak maupun kalkulus dari permukaan gigi.5

C. INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI ROOT PLANNING

a. Indikasi Root Planning

- Permukaan akar dan dentin yang terekspos dan terdapat kalkulus supragingiva

dan subgingiva. Pada permukaan dentin yang ekspos bakteri plak dapat
menginvasi tubuli-tubuli dentin. Maka scaling dan root planing diperlukan untuk

menyingkirkan deposit-deposit tersebut pada permukaaan akar yang terekspos

dan poket.7

- Menghilangkan faktor-faktor yang dapat menyebabkan inflamasi gingiva : seperti

plak biofilm, kalkulus, dan endotoksin serta menjaga jaringan gingiva. 7

- Menjaga kesehatan jaringan gingiva.12

- Kehilangan perlekatan klinis.12

- Pada pemeriksaan radiografi, terdapat penurunan puncak tulang alveolar. 12

- Pada pemeriksaan radiografi, tampak adanya kalkulus pada permukaan akar. 12

- Pasien dengan gingiva yang bengkak dan inflamasi.12

- Adanya poket supraboni.12

- Abses dengan lesi yang kecil dan tidak parah, masih dapat dilakukan scaling dan

root planing.7

b. Kontraindikasi Root Planning

- Poket ¿ 5 mm.5

- Abses periodontal yang luas dan bisa di drainase. Abses perlu di irigasi

untuk membersihkan eksudat dan membersihkan poket.6

- Pasien dengan moderate-severe NUG, lokal limfadenopati, atau riwayat

hemofilia.6

- Pasien yang sedang menjalani terapi radiasi atau kemoterapi.6

- Pasien dengan kondisi kesehatan sistemik atau rongga mulut yang tidak

stabil yang dapat dipengaruhi oleh tindakan root planning.6


D. PROSEDUR ROOT PLANNING

1. Persiapan alat standar, instrumen root planing dan bahan yang sudah di

sterilisasi

Kuret merupakan instrumen pilihan untuk membuang kalkulus subgingival

dan sementum nekrotik pada prosedur root planing. Terdapat dua tipe instrumen kuret

yakni universal kuret dan area spesifik kuret (Gracey Kuret). Kuret universal memiliki

sisi pemotong yang dapat digunakan pada seluruh area permukaan gigi dan memiliki

dua sisi pemotong, sisi pemotong membentuk sudut 90o terhadap shank. Sedangkan

Gracey kuret memiliki satu sisi pemotong, sisi pemotong membentuk sudut 60 o

terhadap shank, dan terdiri dari kumpulan kuret yang masing-masing bekerja spesifik

pada area gigi tertentu antara lain : - Gracey #1-2 dan 3-4 : gigi anterior

- Gracey #5-6 : gigi anterior dan premolar

- Gracey #7-8 dan 9-10 : gigi posterior: fasial dan lingual

- Gracey #11-12 : gigi posterior : mesial

- Gracey #13-14 : gigi posterior : distal.

2. Persiapan operator dan pasien

3. Evaluasi plak dengan menggunakan disclosing agent

4. Pemeriksaan kedalaman poket periodontal

Poket periodontal merupakan pendalaman sulkus gingiva yang bersifat

patologis, terjadi destruksi dari jaringan periodontal. Gambaran klinis dari poket

periodontal yakni margin gingiva berwarna merah dan menebal, warna kemerahan

berbentuk area vertikal dari margin gingiva sampai mukosa alveolar, pendarahan

gingiva dan supurasi, mungkin terdapat mobilitas gigi, terbentuk diastema, terdapat
gejala nyeri yang terlokalisir jauh didalam tulang alveolar. Metode yang paling nyata

untuk menemukan poket periodontal adalah dengan melakukan probing.

5. Melakukan tindakan asepsis daerah kerja

6. Lakukan root planing

Pegang alat kuret dengan modifikasi pen grasp (gambar 1), bertumpu pada

fulkrum yang tepat dengan permukaan blade paralel dengan sumbu panjang gigi,

secara perlahan masukkan alat kuret dengan angulasi 0 o ke dalam poket sampai sisi

blade terletak dibawah deposit kalkulus dengan sisi blade menghadap permukaan

akar. Selama root planing angulasi optimal dari instrumen yakni berkisar 45-90o

(gambar 2). Lakukan dengan gerakan Root planing stroke yakni dengan tekanan

lateral yang ringan, overlap, dan panjang, kalkulus subgingiva pada permukaan akar

ditarik kearah vertikal, diagonal, atau horizontal sampai permukaan halus dicapai. 6

Gerakan ini memerlukan kekuatan ringan sampai sedang. Tidak disarankan dengan

kekuatan besar karena akan membuat goresan yang tidak diinginkan pada permukaan

gigi sehingga dapat merupakan tempat retensi plak dan kalkulus yang sulit

dibersihkan.7

Gambar 1. Modified pen grasp, bantalan jari


Gambar 2. Angulasi alat A. 0o : angulasi yang tepat untuk insersi alat. B, 45-

90o: angulasi scaling dan root planing. C. Kurang dari 45o: angulasi tidak tepat

scaling dan root planing. D. Lebih dari 90o : angulasi tidak tepat scaling dan

root planing.

7. Lakukan pembersihan kalkulus subgingiva pada permukaan gigi dan akar.

Scaling subgingiva diawali dengan penempatan scaler sedapat mungkin pada

apikal dari kalkulus subgingiva, membentuk sudut 450 - 900 terhadap area permukaan

gigi yang akan dibersihkan. Dengan gerakan yang kuat dan dalam jarak pendek arah

vertikal (koronal), maupun oblique mengungkit dan menarik kalkulus terlepas dari

gigi.7

8. Pastikan permukaan akar telah halus, diperiksa dengan menggunakan sonde

lurus dengan cara mengeksplorasi daerah permukaan akar yang telah.

9. Jika sudah bersih dan halus, kemudian bersihkan daerah kerja dengan bahan

Irigasi (larutan saline dan H202 3%) di suction lalu dibilas dengan 3 cc larutan

aquadest sampai bersih untuk menyingkirkan sisa debris dan selanjutnya berikan

antiseptik.

10. Berikan instruksi pada pasien setelah dilakukan perawatan yang tepat :

- Jangan menghisap daerah yang telah dirawat.


- Jangan sering meludah terlalu keras.

- Jangan memakan makanan yang keras, kasar dan pedas.

- Jangan menyentuh daerah yang telah dirawat dengan lidah.

- Jangan minum-minuman yang panas.

- Dianjurkan untuk minum-minuman yang dingin.

- Instruksi pasien untuk tidak terlalu keras saat menyikat gigi dan gunakan

bulu sikat yang halus.

- Beritahukan kepada pasien jika ada keluhan paska perawatan segera hubungi

dokter yang telah merawat.

- Kontrol kembali setelah 7 hari dilakukan perawatan.

E. FASE PENYEMBUHAN PASKA ROOT PLANNING

Penyembuhan epitel gingiva adalah dengan pembentukan long junctional

epithelium. Perlekatan epitel muncul kembali 1 minggu setelah melakukan

perawatan. Penurunan populasi sel radang dan cairan sulkus gingiva serta perbaikan

jaringan ikat menghasilkan penurunan tanda klinis inflamasi, termasuk berkurangnya

warna kemerahan dan pembengkakan. Berkurangnya kedalaman probing satu sampai

dua milimeter biasanya timbul karena penyusutan jaringan gingiva. Jaringan ikat

memerlukan 4 minggu atau lebih untuk sembuh secara total.8

Proses pendangkalan poket:

a. Regeneration
Regeneration adalah pembaharuan alami dari struktur, yang dihasilkan oleh

pertumbuhan dan diferensiasi sel-sel baru untuk membentuk jaringan baru. Regenerasi

terjadi melalui pertumbuhan yang sama dari jaringan yang telah hancur. Hal ini

diwujudkan dengan aktivitas mitosis pada epitel gingiva dan jaringan ikat ligamen

periodontal, pembentukan tulang baru, dan pengendapan sementum.

b. Repair

Perbaikan mengembalikan margin gingiva yang rusak dan membentuk

kembali sulkus gingiva normal pada tingkat yang sama pada akar sebagai dasar poket

periodontal yang sudah ada sebelumnya.

c. New attachment

New attachment adalah melekatkan kembali serat ligamen periodontal baru ke

sementum baru dan perlekatan epitel gingiva ke permukaan gigi yang sebelumnya

hilang karena penyakit periodontal.9

Setelah prosedur scaling dan root planing, jaringan periodontal membutuhkan

waktu sekitar 4 minggu untuk proses penyembuhan. Waktu tersebut memberikan

kesempatan jaringan ikat untuk mengalami penyembuhan dan pengukuran kedalaman

poket yang akurat (probing) dapat dilakukan saat itu. Pada saat itu pasien juga

memiliki kesempatan untuk meningkatkan keterampilan dalam menjaga oral hygiene

rongga mulut sehingga dapat mengurangi inflamasi gingiva dan mengadaptasi

kebiasaan baru yang baik untuk menjamin keberhasilan perawatan. Pada saat

kunjungan fase re-evaluasi, semua jaringan periodontal di probing, dan semua kondisi

anatomi yang berhubungan secara seksama di evaluasi untuk menentukan perawatan

lanjutan yang mungkin diperlukan seperti bedah periodontal.

Studi mengenai manfaat perawatan scaling dan root planing telah banyak

dilakukan untuk mengevaluasi efeknya terhadap penyakit periodontal dan


membuktikan bahwa perawatan ini efektif serta menunjukkan hasil yang nyata.

Dengan dilakukan perawatan Scaling dan root planing, pendarahan saat probing dapat

berkurang hingga 80% serta rata-rata kedalaman probing dapat berkurang sebesar 2-3

mm.

Proses penyembuhan epitel gingiva lebih terbentuk dari formasi epitel

junctional daripada perlekatan jaringan ikat baru ke permukaan akar. Epitel

junctional ini terjadi sekitar 1 minggu setelah perawatan scaling dan root planing.

Kemudian secara bertahap terjadi reduksi sel-sel inflamasi, aliran crevicular gingival

fluid, dan perbaikan jaringan ikat sehingga gejala inflamasi berkurang, termasuk

berkurangnya kemerahan dan edema. Resesi sebanyak satu atau dua millimeter

terkadang akan terlihat jelas sebagai akibat pengerutan jaringan. Serat-serat jaringan

ikat akan lisis oleh proses penyakit dan inflamasi sebagai akibat reaksi perawatan

yang dilakukan. Jaringan ini membutuhkan waktu 4 minggu atau lebih untuk kembali

terorganisasi dan sembuh.6


LAPORAN KASUS

Nama O.S. : Imanudin N Nama Mahasiswa:

1. Khezia Larasati (2018-16-122)


Tanggal Lahir : 16 Januari 1972 (47 tahun)
2. Luthfia Rizky Amanda (2018-16-123)
Jenis kelamin : Pria 3. Nahdia Ramadhani (2018-16-125)
4. Nadya Alisha (2018-16-126)
Pekerjaan : Driver Ojek Online
Nama Pembimbing:
Alamat : Depsos II no.52 RT 5/RW 2
drg. Adrianus Wicaksono, Sp. Perio
Bintaro, Pesanggrahan

I. ANAMNESA

Pasien pria usia 47 tahun datang ke RSGM FKG MOESTOPO dengan

keluhan gigi depan rahang bawah sering berdarah pada saat menyikat gigi, ngilu

saat terkena makanan, minuman, dan udara dingin. Pasien juga mengeluhkan bau

mulut tidak sedap. Pasien menyikat gigi 2x sehari, yaitu pagi sebelum sarapan dan

malam sebelum tidur menggunakan bulu sikat yang lembut dengan gerakan maju

mundur. Pasien belum pernah dilakukan perawatan pembersihan karang gigi dan

sudah membersihkan karang gigi pertama pada tanggal 30 September 2019,

namun pasien masih mengeluhkan gusi berdarah dan sedikit rasa ngilu saat makan

dan minum dingin. Pasien datang dalam keadaan tidak sakit dan ingin dirawat.

II. STATUS UMUM

- Kesadaran Umum: compos mentis, tekanan darah 120/70mmHg, suhu

afebris

- Keadaan Umum: baik secara anamnesa. DM (-), hipertensi (-) , penyakit\

jantung (-), asma (-), alergi (-)


III. STATUS LOKAL

- Pemeriksaan Ekstra Oral

o Wajah : Simetris (TAK)


o Pipi : Tidak ada pembengkakan
o Bibir : Kompeten (TAK)
o Limfonodi : Tidak teraba (TAK)
o Mata : pupil isokor, sklera anikterus, konjungtiva nonanemik
o TMJ : Normal
o Kelenjar Submandibularis: Teraba, lunak, tidak sakit
o Kelenjar Sublingualis : Teraba, lunak, tidak sakit

- Pemeriksaan Intra Oral

o Kalkulus rahang atas dan bawah


o Missing:17,15,14,13,12,11,22,23,24,25,28,38,37,36,35,34,46,47,48
o Resesi gingiva : 45,44,43,42,41,31,32,33 resesi gingiva kelas 2
o Abrasi : (-)
o Atrisi : (-)
o Mobilitas : (-)
o Impaksi : (-)
o Crowding : anterior RB
o Open bite : (-)
o Sistemik : (-)
o Gingiva :
 RA. KA : Merah kebiruan, konsistensi kenyal, stippling
(-), interdental tumpul, edema(+), BOP(+)
 RA. M : Merah kebiruan, konsistensi kenyal, stippling
(-), interdental tumpul, edema(+), BOP(+)
 RA. KR : Merah kebiruan, konsistensi kenyal, stippling
(-), interdental tumpul, edema(+), BOP(+)
 RB. M : Merah kebiruan, konsistensi kenyal, stippling
(-), interdental tumpul, edema(+), BOP(+)
 RB. KA : Merah kebiruan, konsistensi kenyal, stippling
(-), interdental tumpul, edema(+), BOP(+)
- Keadaan Gigi Geligi

At/
V G O Mp M Tk K T Kr Tm
Ab
45 + - - - - - - - - - +/-
44 + - - - - - - - - - -
43 + - - - - - - - - - +/-

42 + - - LV - - - + - - +/-

41 + - + - - - - - - - +/-
31 + - - LV - - - - - - +/-
32 + - - MliV - - - - - +/-
33 + - - DlaV - - - - - +/-

Keterangan :

V : Vital Pd : Poket Distal K : Karang Gigi


G : Goyang O : Oklusi T : Trauma Oklusi
Pb : Poket Bukal R : Resesi Kr : Karies
Pm : Poket Mesial Mp : Malposisi Tm : Tumpatan
Pp/Pl : Poket Palatal M : Migrasi At/Ab : Atrisi / Abrasi
Poket Lingual Tk : Titik Kontak MLV : Mesio Labio Versi
LV : Labio Versi
- Poket periodontal bagian bukal/labial

Gigi Mesial Median Distal


45 5 2 2
44 4 2 2
43 5 2,5 4
42 4,5 2 5
41 4 2 4
31 4 3 4,5
32 4 4 2
33 4 3 2

- Poket periodontal bagian palatal/lingual

Gigi Mesial Median Distal


45 5 3 4
44 5 4,5 4
43 5 5 5
42 4,5 3 4
41 5 4 4
31 4 4 4
32 4 4 5
33 5 4 3

IV. FOTO INTRA ORAL


V. FOTO

EKSTRA ORAL

VI.

GAMBARAN RADIOGRAFI

- 33 : terdapat penurunan puncak alveolar crest

sebesar 4mm di bagian distal, terjadi pelebaran ligamen periodontal, lamina

dura normal, tidak terdapat lesi periapikal.


- 32 : terdapat penurunan puncak alveolar crest sebesar 7mm di bagian mesial,

terdapat pelebaran ligamen periodontal, lamina dura normal, tidak terdapat lesi

periapikal.

- 31 : terdapat penurunan puncak alveolar crest sebesar 7mm di bagian mesial

dan distal, ligamen periodontal melebar, lamina dura normal, tidak terdapat

lesi periapikal.

- 41 : terdapat penurunan puncak alveolar crest sebesar 6mm di bagian mesial

dan distal, terdapat pelebaran ligamen periodontal, tidak terdapat lesi

periapikal.

- 42 : terdapat penurunan puncak alveolar crest sebesar 6mm di bagian mesial

dan distal, lamina dura bagian mesial terputus, ligamen periodontal melebar,

tidak terdapat lesi periapikal.

- 43,44,45 : tidak dapat di interpretasi oleh karena crowding dan tidak

tersedianya Roentgen 3D untuk melihat gambaran radiografis gigi tersebut.

VII. DIAGNOSA

Periodontitis kronis generalis

VIII. ETIOLOGI

- Etiologi Primer : Bakteri Plak

- Etiologi Sekunder :

o Lokal:
 Kalkulus rahang atas dan bawah
 Missing:17,15,14,13,12,11,22,23,24,25,28,38,37,36,35,34,46,
47,48
 Resesi gingiva : 45,44,43,42,41,31,32,33 resesi gingiva kelas 2
 Abrasi : (-)
 Atrisi : (-)
 Mobilitas : (-)
 Impaksi : (-)
 Crowding : anterior RB
 Open bite : (-)
 Sistemik : (-)

IX. PROGNOSA

- Umum: Baik (pasien kooperatif, tidak ada penyakit sistemik , motivasi tinggi
untuk dilakukan perawatan)
- Lokalis: Baik (gigi vital, kerusakan tulang minimum, karies minimum, tidak
kegoyangan gigi minimal)

X. RENCANA PERAWATAN

- Fase Darurat

Tidak dilakukan karena tidak terdapat abses gingiva/periodontal, NUG dan


NUP

- Fase Non Bedah (Fase I)

o Scaling + OHI

o Polishing

o Penambalan gigi 18,16,21,26

o Rootplanning gigi 45,44,43,42,41,31,32,33

- Fase Bedah (Fase II)

Tidak ada

- Fase Restoratif (Fase III)

Tidak ada

- Fase Maintenance (Fase IV)


o Kontrol plak, kalkulus

o Cek poket dan keradangan gingiva

o Cek kegoyangan gigi

o Pemberian OHIS

o Cek perubahan patologis lainnya

XI. RUJUKAN

- Bagian Radiologi: dilakukan foto periapikal pada gigi 45,44,43,42,41,31,32,33

- Bagian konservasi: dilakukan penambalan gigi 18,16,21,26

- Bagian Prostodonsia: dilakukan pembuatan gigi tiruan untuk menggantikan


gigi 17,15,14,13,12,11,22,23,24,25,28,38,37,36,35,34,46,47,48 yang hilang
BAB III

PEMBAHASAN

Seorang pasien laki-laki datang ke RSGM FKG Moestopo (Beragama), usia 47 tahun

dengan diagnosis periodontitis kronis generalis. Di Indonesia penyakit periodontal

menduduki urutan ke dua penyakit utama yang masih merupakan masalah di masyarakat.

Penyakit yang menyerang pada gingiva dan jaringan pendukung gigi ini merupakan penyakit

infeksi yang serius dan apabila tidak dilakukan perawatan yang tepat dapat mengakibatkan

kehilangan gigi. Periodontitis adalah penyakit infeksi pada jaringan pendukung gigi

disebabkan oleh mikroorganisme dan terjadi kerusakan progresif pada ligamen periodontal

dan tulang alveolar. Penyebab utama periodontitis adalah polimikrobial bakteri patogen

periodontal, sebagian besar gram-negatif anaerob, bertindak secara sinergis, antara lain

bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans dan Porphyromonas gingivalis.

Periodontitis diawali adanya akumulasi bakteri plak supragingiva. Berbagai substansi

mikrobial yang termasuk faktor kemotaksis seperti lipopolisakarida (LPS), microbial peptide,

dan berbagai antigen bakteri lainnya masuk melalui junctional ephitelium ke dalam jaringan

ikat gingiva dan cairan sulkus gingiva (CSG) mengakibatkan epitel dan jaringan ikat terpicu

untuk memproduksi mediator inflamasi yang menyebabkan respon inflamasi pada jaringan

dan melekatnya leukosit. Neutrofil pada tahap awal keradangan gingiva berfungsi sebagai

fagosit bakteri, kemudian limfosit dikirim menuju plasma sel dan memproduksi antibodi

untuk melawan bakteri tertentu. Proses tersebut merupakan mekanisme pertahanan pertama

untuk mengontrol infeksi. Sistem imun patogen periodontitis pada sel inflamatori ini adalah

adanya neutrofil, makrofag dan perlindungan oleh limfosit dari segala hal yang mengganggu

jaringan ikat dan mencegah lokal infeksi menjadi sistemik.11 Periodontitis merupakan suatu

penyakit inflamasi destruktif pada jaringan penyangga gigi yang disebabkan oleh
mikroorganisme spesifik, yang menghasilkan kerusakan lanjut ligamen periodontal dan

tulang alveolar dengan terbentuknya poket, resesi gingiva, maupun keduanya. Periodontitis

biasanya berkembang dari gingivitis yang sudah terjadi, walaupun tidak semua gingivitis

berkembang menjadi periodontitis. Perubahan komposisi dan potensi patogenik dari

mikroorganisme plak terhadap faktor resistensi pejamu dan jaringan sekitarnya menentukan

perubahan dari gingivitis menjadi periodontitis dan keparahan kerusakan jaringan

periodontal.2

Tujuan perawatan gingivitis dan periodontitis adalah mengontrol bakteri sebagai

faktor lokal dan meminimalkan pengaruh sistemik sebagai bentuk perawatan penyakit

periodontal non bedah. Perawatan periodontal non bedah pada kasus ini yang merupakan

perawatan fase 1 meliputi pemeliharan kebersihan mulut dan root planing . Initial phase

therapy yang merupakan terapi awal perawatan penyakit periodontal, merupakan tindakan

yang paling penting untuk semua pasien dengan kelainan periodontal. Root planning

dilakukan pada pasien dengan permukaan akar dan dentin yang terekspos dan terdapat

kalkulus supragingiva dan subgingiva, Kehilangan perlekatan klinis, pada pemeriksaan

radiografi, terdapat penurunan puncak tulang alveolar, tampak adanya kalkulus pada

permukaan akar, Pasien dengan gingiva yang bengkak dan inflamasi, pasien dengan

kedalaman poket 3-4 mm.2

Tujuan utama root planing adalah mengembalikan kondisi gingiva menjadi sehat

kembali dengan mengeluarkan faktor-faktor yang menyebabkan inflamasi gingiva seperti

plak, kalkulus, endotoxin.2 Menurut Ӧhm dan Sanz, pembersihan subgingiva yang

dikombinasikan dengan kontrol plak supragingiva yang tepat, merupakan teknik perawatan

yang efektif dalam mengurangi kedalaman poket dan meningkatkan perlekatan klinis.10
BAB IV

KESIMPULAN

Periodontitis merupakan suatu penyakit inflamasi destruktif pada jaringan penyangga

gigi yang disebabkan oleh mikroorganisme spesifik, yang menghasilkan kerusakan lanjut

ligamen periodontal dan tulang alveolar dengan terbentuknya poket, resesi gingiva, maupun

keduanya. Periodontitis biasanya berkembang dari gingivitis yang sudah terjadi, walaupun

tidak semua gingivitis berkembang menjadi periodontitis. Perubahan komposisi dan potensi

patogenik dari mikroorganisme plak terhadap faktor resistensi pejamu dan jaringan sekitarnya

menentukan perubahan dari gingivitis menjadi periodontitis dan keparahan kerusakan

jaringan periodontal.

Scaling dan root planing merupakan terapi mendasar dari perawatan periodontitis

secara keseluruhan. Pada kasus periodontitis, scaling dan root planing tidak dapat dipisahkan.

Tindakan scaling perlu diikuti dengan root planing dengan harapan permukaan akar menjadi

halus sehingga menghambat akumulasi plak dan perlekatan kalkulus. Hal tersebut dilakukan

untuk menghilangkan inflamasi gingiva, mengeliminasi atau merubah bakteri gram negatif

anaerob menjadi plak yang dihuni bakteri gram positif fakultatif untuk mengadakan proses

penyembuhan. Meskipun perawatan ini memiliki keterbatasan, antara lain tidak dapat

mencapai daerah poket dengan kedalaman lebih dari 3 mm dan tidak dapat mencapai daerah

bifurkasi yang merupakan cekungan pada akar gigi. Diketahui bahwa poket melebihi 3 mm,

menyebabkan berkurangnya kemampuan untuk mengeliminasi seluruh kalkulus, meskipun

terkadang kurang efektif pada poket yang lebih dalam, namun scaling dan root planing tetap

merupakan perawatan penting yang memiliki kontribusi besar untuk mereduksi inflamasi

serta mengurangi kolonisasi bakteri di dalam sulkus gingival.


DAFTAR PUSTAKA

1. Segura Vargas, A llyiana, Ceniceros Segura, Belmares Silva, Gonzales Mendez.

Etiology and Microbiology of Periodontal Diseases : A Review.

Academic Journals. 2015; 9(48) : 2300-2306.

2. Krismariono Agung. Prinsip-prinsip Dasar Scaling dan Root Planing Dalam

Perawatan Periodontal. Periodontic Journal. 2009; 1(1): 1-5.

3. Cohen Edward S. Atlas of Cosmetic and Reconstructive Periodontal Surgery. 3rd ed.

shelton: people’s medical publishing house; 2009.

4. Da Silva John D. Oxford American Handbook od Clinical Dentistry. USA: Oxford

University Press; 2007.

5. Klokkevold PR, Takei HH, Carranza. Carranza’s Clinical Periodontology. Edisi ke

12. Elsevier Sanders; 2015.

6. Takei Newman, Carranza Klokkevold. Clinical Periodontology. 13th Ed. Elsevier;

2018.

7. Krismariono A. Prinsip-Prinsip Dasar Scaling dan Root Planing dalam Perawatan

Periodontal. Periodontic Journal. 2009:1(1); 1-5

8. Perry DA, Takei HH. Healing in Phase I Periodontal Therapy in Carranza’s Clinical

Periodontology. 12th Ed. Missouri: Saunders Elsevier. 2015; 482.

9. Carranza FA, Camargo PM. Periodontal Pockets in Carranza’s Clinical

Periodontology. 12th Ed. Missouri: Saunders Elsevier. 2015; 277.

10. Octavia Mora, Soeroso Yuniarti. Kemal Yulianti. Efek Klinis Setelah Skeling dan

Penghalusan Akar Kasus Periodontitis Kronis Poket 4-6 mm. Dentika

Dental Journal. 2015: 18(3); 211-217.

11. Andriani I. Efektivitas Antara Scaling Root Planing (SRP) Dengan dan Tanpa

Pemberian Ciprofloxacin Per Oral pada Penderita Periodontitis. IDJ.


2012: 1(2): 70-81

12. American Dental Association. A Guide to Reporting D4346. Chicago: American

Dental Association; 2017.

Anda mungkin juga menyukai