c. Peridontitis Kronis
Periodontitis kronis merupakan periodontitis yang paling sering terjadi. Umumnya terjadi
pada usia dewasa.Periodontitis kronis dapat terjadi secara lokal bila area kerusakan tulang
alveolar kurang atau sama dengan 30%, dan secara menyeluruh bila area kerusakan
tulang alveolar melebihi 30%. Berdasarkan tingkat keparahan penyakit, periodontitis
kronis dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu ringan: hilangnya perlekatan
periodonsium 1 – 2 mm, sedang: hilangnya perlekatan periodonsium 3 – 4 mm, berat:
hilangnya perlekatan periodonsium > 5 mm
3. Jenis-Jenis Kuretase :
xi. ENAP (excisional new attachment procedure
Tujuannya memungkinkan pengurangan jaringan lunak menyeluruh, membuat akses yang
lebih baik ke daerah permukaan akar.
Indikasi :
Adanya poket suprabony
jaringan keratin yang memadai
ketika estetika tidak dipertimbangkan.
Kontraindikasi :
Poket yang melebihi junction mucogingival
Jaringan edema
Kurangnya jaringan keratin
Jaringan hiperplastik
Keterlibatan bifurkasi
Probing kedalaman 3 mm atau kurang
Kelebihan :
peningkatan visualisasi akar, penghapusan lengkap dari epitel sulcular dan
lampiran epitel, trauma gingiva minimal, tidak ada kehilangan keratin gingiva
Kekurangan :
Sulit untuk menentukan sejauh apikal epitel attachment, tidak membentuk
attachment baru.
dengan tinggi presurgical dan beradaptasi papila dan jaringan erat sekitar leher gigi
interproksimal.
xix.
xx.
xxi. Pemeriksaan poket dilakukan dengan menggunakan alat standar dan probe UNC 15
xxii. Probe dimasukan ke poket periodontal pada 6 titik yaitu mesiobukal, midbukal,
seluruh gigi secara berurutan menghindari adanya gigi yang terlewat pada saat
probing.
xxiv.