Anda di halaman 1dari 7

NOTULENSI DISKUSI KURETASE

Hari / Tanggal : Jumat, 9 Juni 2021 / 11.00


Peembimbing : drg. Umi Ghinu Sp. Perio
Nama Kelompok :
1. Riska Widiastuti (2018-16-137)
2. Rizkya Ramadhini (2018-16-139)
3. Ruth Chantika (2018-16-140)

Revisi dan Notulensi Diskusi Kuretase :


1. Klasifikasi Gingivits dan Periodontitis
Gingivitis :
- Gingivitis yang disebabkan oleh dental plak
Pemyakit periodontal ini tidak ditemukan adanya kehilangan perlekatan atau adanya kehilangan
perlekatan ang stabil dan tidak berkembang
i. Gingivitis yang hanya disertai oleh dental plak
a. Tanpa adanya factor local
b. Dengan adanya factor local yang berkontribusi
ii. Penyakit gingivitis dengan adanya modifikasi penyakit sistemik
a. Berhubungan dengan system endokrin
 Gingivitis yang berhubungan dengan Pubertas
 Gingivitis yang berhubungan dengan siklus menstruasi
 Kondisi kehamilan :
- Gingivitis
- Granuloma Pyogenik
 Gingivitis yang berhubungan dengan diabetes melitus
b. Berhubungan dengan diskrasias dalam darah
 Leukimia yang berhubungan dengan gingivitis
 Dan lain-lain
iii. Penyakit gingivitis dengan adanya modifikasi karena penggunaan obat
 Obat yang mempengaruhi pembesaran gingiva
 Obat yang mempengaruhi gingivitis :
- Penggunaan Kontraseptif oral
- Dan lain-lain
iv. Penyakit gingiva dengan adanya malnutrisi
 Defisiensi gingivitis asam asorbik
- Gingivitis yang tidak disebabkan oleh dental plak
-
i. Penyakit gingiva oleh karena bakteri spesifik
 Nisseria Gonorrhoeae
 Treponema Pallidum
 Streptococcus Species
 Dan lain-lain

ii. Penyakit gingiva oleh karena virus


a. Infeksi virus herpes
 Primary herpetic gingivostomatitis
 Herpes oral rekuren
 Varicella zoster
b. Dan lain-lain

iii. Penyakit gingiva oleh karen jamur


a. Infeksi spesifik candidia : candidiasis general gingival
b. Linear gingival eritema
c. Histoplasmosis
d. Dan lain-lain

iv. Lesi gingival olej karen factor genetic


a. Lesi mukokutaneus
- Lichen planus
- Pemphigois
- Pemphigus vulgaris
- Eritema multiform
- Lupus ertitematosus
- Oleh karen obat
- Dan lain-lain
b. Reaksi Alergi
1) Material dental restoratif
 Merkuri
 Nikel
 Akrilik
 Dan lain-lain
2) Reaksi dari bahan-bahan :
 Pasta gigi
 Obat kumur
 Kebiasaan menginyah permen karet
 Kebiasaan makan
- Periodontitis :
a. Periodontitis Agresif
perkembangan penyakitnya sangat cepat walaupun terjadi pada penderita yang sehat.
periodontitis agresif dapat diklasifikasikan menjadi periodontitis agresif lokal dan
peridontitis agresif menyeluruh. Periodontitis agresif lokal dapat terjadi pada masa
pubertas, biasanya kerusakan terjadi secara lokal hanya pada gigi Molar pertama atau gigi
Insisif saja. Pada periodontitis agresif menyeluruh, umumnya penderita merupakan
dewasa muda (< 30 tahun), kerusakan terjadi tidak hanya gigi Molar dan Insisif saja tapi
juga melibatkan gigi yang lain

c. Peridontitis Kronis
Periodontitis kronis merupakan periodontitis yang paling sering terjadi. Umumnya terjadi
pada usia dewasa.Periodontitis kronis dapat terjadi secara lokal bila area kerusakan tulang
alveolar kurang atau sama dengan 30%, dan secara menyeluruh bila area kerusakan
tulang alveolar melebihi 30%. Berdasarkan tingkat keparahan penyakit, periodontitis
kronis dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu ringan: hilangnya perlekatan
periodonsium 1 – 2 mm, sedang: hilangnya perlekatan periodonsium 3 – 4 mm, berat:
hilangnya perlekatan periodonsium > 5 mm

d. Necrotizing Ulseratif Periodontitis


Etiologi periodontitis sebagai manifestasi penyakit sistemik adalah plak, namun dapat
bertambah buruk jika terdapat penyakit sistemik sebagai faktor predisposisinya. Penyakit-
penyakit sistemik yang mempunyai manifestasi periodontitis.

v. Penyakit Periodontal Nekrosis (Necrotizing Periodontal Disease


Penyakit periodontal nekrosis merupakan penyakit periodontal yang berhubungan erat
dengan penyakit sistemik yang mematikan, seperti infeksi virus HIV/AIDS. Penyakit
periodontal nekrosis umumnya dapat ditemukan pada penderita HIV/AIDS. Pada
pemeriksaan klinis, terkadang dapat ditemukan ulserasi dan nekrosis pada papil, gingiva
margin ditutupi oleh lapisan pseudomembran berwarna kuning-putih atau keabuan, terjadi
perdarahan spontan, timbul rasa sakit serta bau mulut. Gejala prodormal juga
dapat ditemui pada penderita penyakit periodontal nekrosis
2. Klasifikasi Prognosis :
Menurut Carranza (2019) prognosis terbagi menjadi:
vi. Prognosis Baik (Good Prognosis): Pasien dengan dukungan tulang yang adekuat dan
kemungkinan kontrol faktor etiologi dan pemeliharaan gigi yang adekuat akan lebih
mudah untuk dirawat oleh pasien atau dokter gigi.
vii. Prognosis Sedang (Fair Prognosis): Terdapat sekitar 25% kehilangan perlekatan atau
terdapat furkasi grade I dengan lokasi dan kedalaman yang memungkinkan untuk
dilakukan perawatan.
viii. Prognosis Buruk (Poor Prognosis): Terdapat sekitar 50% kehilangan perlekatan,
furkasi grade II dengan lokasi dan kedalaman yang cukup sulit namun masih mungkin
untuk dilakukan perawatan)
ix. Prognosis Dipertanyakan (Questionable Prognosis): Terdapat >50% kehilangan
perlekatan, terdapat keterlibatan furkasi grade II dan grade III.
x. Prognosis Tidak Dapat Diharapkan (Hopeless Prognosis): Jaringan pendukung yang
inadekuat untuk mempertahankan kesehatan, kenyamanan dan fungsi.

3. Jenis-Jenis Kuretase :
xi. ENAP (excisional new attachment procedure
Tujuannya memungkinkan pengurangan jaringan lunak menyeluruh, membuat akses yang
lebih baik ke daerah permukaan akar.
Indikasi :
 Adanya poket suprabony
 jaringan keratin yang memadai
 ketika estetika tidak dipertimbangkan.
Kontraindikasi :
 Poket yang melebihi junction mucogingival
 Jaringan edema
 Kurangnya jaringan keratin
 Jaringan hiperplastik
 Keterlibatan bifurkasi
 Probing kedalaman 3 mm atau kurang
Kelebihan :
 peningkatan visualisasi akar, penghapusan lengkap dari epitel sulcular dan
lampiran epitel, trauma gingiva minimal, tidak ada kehilangan keratin gingiva
Kekurangan :
 Sulit untuk menentukan sejauh apikal epitel attachment, tidak membentuk
attachment baru.

Instrumenn yang dipakai :


xii. (Bard parker no.3) pisau bedah no.11,
xiii. Kuret Gracey
xiv. Teknik scaling dan root planning yang dilakukan minimal 1 minggu sebelum
dilakukan tindakan ENAP, untuk meningkatkan potensi penyembuhan.
Tahapan :
xv. Pertama dilakukan anastesi,
xvi. poket diperiksa untuk memastikan bahwa zona jaringan keratin memadai dan
bahwa poket tidak melebihi mukogingival junction.
xvii. Dilakukan irigasi dengan normal saline untuk menghilangkan kotoran,

pembekuan darah, dan jaringan inflamasi.

xviii. Dilakukan jahitan interproksimal untuk memposisikan jaringan sedekat mungkin

dengan tinggi presurgical dan beradaptasi papila dan jaringan erat sekitar leher gigi

penutupan primer yang diinginkan. Balutan periodontal ditempatkan

interproksimal.

xix.
xx.

4. Tahapan Pemeriksaan Poket

xxi. Pemeriksaan poket dilakukan dengan menggunakan alat standar dan probe UNC 15

xxii. Probe dimasukan ke poket periodontal pada 6 titik yaitu mesiobukal, midbukal,

distobukal, mesiolingual, midlingual, distolingual, dengan tekanan yang ringan


dengan Gerakan walking stroke tekanan ringanm lalu dilakukan pemeriksaan pada

seluruh gigi secara berurutan menghindari adanya gigi yang terlewat pada saat

probing.

xxiii. Poket diukur dari margin gingiva ke dasar poket.

xxiv.

Anda mungkin juga menyukai