Anda di halaman 1dari 14

INTAN MUTIA

19176011

D-III KEPERAWATAN
TUJUAN :

 MENJELASKAN INDIKASI,ESO,KONTRAINDIKASI,DAN
INTERAKSI OBAT
A. ANTIHIPERTENSI
Anti hipertensi adalah obat untuk menurunkan tekanan darah tinggi.
Hipertensi adalah suatu keadaan medis di mana terjadi peningkatan tekanan
darah melebihi normal.Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah
sehingga tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih
besar dari 90 mmHg (Priyanto, 2010 ).

 Obat Antihipertensi
o Nifedipin (antagonis kalsium)
Indikasi : hipertensi, angina yang disebabkan vasospasme coroner,
gagal jantung refrakter.
Kontraindikasi : gagal jantung berat, stenosis berat, wanita hamil
dan menyusui.
Efek samping : sakit kepala, takikardia, hipotensi, edema kaki.
Interaksi obat :  pemberian bersama beta bloker menimbulkan
hipotensi berat atau eksaserbasi angina. Meningkatkan digitalis
dalam darah. Meningkatkan waktu protombin bila diberikan
bersama antikoagulan. Simetidin meningkatkan kadarnya dalam
plasma.
 
o Verapamil (Antagonis kalsium)
Indikasi : hipertensi, angina pectoris, aritmia jantung, migren.
Kontraindikasi : gangguan ventrikel berat, syok kardiogenik,
fibrilasi, blok jantung tingkat II dan III, hipersensivitas.
Efek samping : konstipasi, mual, hipotensi, sakit kepala, edema,
lesu, dipsnea, bradikardia, kulit kemerahan.
Interaksi obat : pemberian bersama beta bloker bias menimbulkan
efek negative pada denyut, kondiksi dan kontraktilitas jantung.
Meningkatkan kadar digoksin dalam darah. Pemberian  bersama
antihipertensi lain menimbulkan efek hipotensi berat.
Meningkatkan kadar karbamazepin, litium, siklosporin. Rifampin
menurunkan efektivitasnya. Perbaikan kontraklitas jantung bila
diberi bersama flekaind dan penurunan tekanan darah yang berate
bila diberi bersama kuinidin. Fenobarbital nemingkatkan
kebersihan obat ini.

 
o Kaptopril
Indikasi : hipertensi, gagal jantung.
Kontraindikasi : hipersensivitas, hati pada penderita dengan riwayat
angioedema dan wanita menyusui.
Efek samping :  batuk, kulit kemerahan, konstipasi, hipotensi,
dyspepsia, pandangan kabur, myalgia.
Interaksi obat : hipotensi bertambah bila diberikan bersama
diuretika. Tidak boleh diberikan  bersama dengan vasodilator
seperti nitrogliserin atau preparat nitrat lain. Indometasin dan
AINS lainnya menurunkan efek obat ini. Meningkatkan toksisitas
litium.
 
 
o Lisinopril 
Indikasi : hipertensi
Kontraindikasi :  penderita dengan riwayat angioedema, wanita
hamil, hipersensivitas.
Efek samping :  batuk, pusing, rasa lelah, nyeri sendi, bingung,
insomnia, pusing.
Interaksi obat : efek hipotensi bertambah bila diberikan bersama
diuretic. Indomitasin meningkatkan efektivitasnya. Intoksikasi
litium meningkat bila diberikan bersama.
 
o Ramipril
Indikasi : hipertensi
Kontraindikasi : penderita dengan riwayat angioedema,
hipersensivitas. Hati  hati pemberian  pada wanita hamil dan
menyusui.
Efek samping : batuk, pusing, sakit kepala, rasa letih, nyeri perut,
bingung, susah tidur.
Interaksi obat : hipotensi bertambah bila diberikan bersama
diuretika. Indometasin menurunkan efektivitasnya. Intoksitosis
litiumm meningkat.

o Hidralazin
Indikasi : hipertensi, gagal jantung.
Kontraindikasi : gagal ginjal, penyakit reumatik jantung.
Efek samping : sakit kepala, takikardia, gangguan saluran cerna,
muka merah, kulit kemerahan.
Interaksi obat : hipotensi berat terjadi bila diberikan bersama
diazodsid.

 
B. OBAT SALURAN PENCERNAAN

o Omeprazol
 
Indikasi : tukak lambung
  Kontra indikasi: hipersensitif terhadap omeprazol -
  Efek samping Sakit kepala, diare, sakit perut, mual, pusing,
masalah kebangkitan dan kurang tidur, meskipun dalam uji klinis efek ini
dengan omeprazol sebanding dengan yang ditemukan dengan plasebo 2.
 
o Lansoprazol
 
Indikasi: pengobatan ulkus lambung dan duodenum. -
  Kontra indikasi: hipersensitif terhadap lansoprazol -
  Efek samping: mulut kering, sulit tidur, mengantuk, kabur
penglihatan ruam 3.
 
o Esomeprazol
 
Indikasi : Pengobatan duodenum yang disebabkan oleh H. Pylori ,
mencegah dari ulkus lambung kronis pada orang yang di NSAID
terapi dan  pengobatan ulkus gastrointestinal berhubungan dengan
penyakit crohn
Kontra indikasi : Hipersensitif terhadap substansi aktif
esomeprazol atau benzimidasol atau komponen lain dari ini -
Efek samping : Sakit kepala, diare, mual, penurunan nafsu makan,
konstipasi, mulut kering, dan sakit perut 4.
 
o Pantoprazol
 
Indikasi : Patoprazole digunakan untuk pengobatan jangka pendek
dari erosi dan ulserasi dari esophagus yang disebabkan oleh
penyakit refluks gastroeshopageal
Kontraindikasi : hipersensitif terhadap pantoprazoal -
Efek samping : Mual, muntah, gas, sakit perut, diare atau sakit
kepala

C. OBAT SALURAN PERNAPASAN

(a)   Derivat xantin


o Teofilin
Indikasi : Asma bronkial, bronchitis asmatic knonis,
emfisema
Kontra : Penderita tukak lambung yang aktif dan yang
indikasi mempunyai riwayat penyakit kejang.
Efek samping : Penggunaan pada dosis tinggi dapat menyebabkan
mual, muntah, nyeri epigastrik, diare, sakit
kepala, insomnia, kejang otot, palpitasi,
tachycardia, hipotensi, aritmia, dll.
Interaksi obat : Sinergisme toksis dengan Efedrin, kadar dalam
serum meningkat dengan adanya Simetidin,
Alupurinol. Kadar dalam serum menurun dengan
adanya Fenitoin, kontasepsi oral dan Rifampisin

o Aminofilin
Indikasi : Pengobatan dan profilaksis spasme bronchus yang
berhubungan dengan asma, emfisema dan
bronchitis kronik.
Kontra : -
indikasi
Efek samping : Iritasi gastro intestinal, tachycardia, palpitasi dan
hipotensi
Interaksi obat : Kadar dalam plasma meningkat dengan adanya
Simetidin, Alupurinol dan Eritromisin.

o Adrenalin
Indikasi : Serangan asma hebat (injeksi s.c.) Pemakaian per
oral tidak efektif, sebab terurai oleh asam
lambung.
Kontra :
indikasi
Efek samping : Shock jantung, gelisah, gemetar dan nyeri kepala
Interaksi obat : Kombinasi dengan Fenobarbital dimaksudkan
untuk efek sedatif supaya penderita tidak cemas /
takut.

o Efedrin
Indikasi : Asma, bronchitis, emfisema
Kontra : Penyakit jantung, hipertensi, gondok, glaukoma
indikasi
Efek samping : Tachycardia, gelisah, insomnia, sakit kepala,
eksitasi, aritmia ventrikuler
Interaksi obat : -
D. OBAT YANG MEMPENGARUHI SYSTEM SARAF OTAK
1. Analgetika

o Morfin

Indikasi Analgesik selama dan setelah


pembedahan, analgesi pada situasi lain.
Kontra Depresi pernafasan akut, alkoholisme
indikasi akut, penyakit perut akut, peningkatan
tekanan otak atau cedera kepala
Efek samping Mual, muntah, konstipasi,
ketergantungan / adiksi pada over dosis
menimbulkan keracunan dan dapat
menyebabkan kematian.

o Kodein fosfat

Indikasi Nyeri ringan sampai sedang


Kontra Depresi pernafasan akut, alkoholisme
indikasi akut, penyakit perut akut, peningkatan
tekanan otak atau cedera kepala
Efek samping Mual, muntah, konstipasi,
ketergantungan / adiksi pada over dosis
menimbulkan keracunan dan dapat
menyebabkan kematian.

o Fentanil

Indikasi Nyeri kronik yang sukar diatasi pada


kanker
Kontra Depresi pernafasan akut, alkoholisme
indikasi akut, penyakit perut akut, peningkatan
tekanan otak atau cedera kepala
Efek samping Mual, muntah, konsipasi,
ketergantungan / adiksi pada over dosis
menimbulkan keracunan dan dapat
menyebabkan kematian.

o Petidin HCl

Indikasi Nyeri sedang sampai berat, nyeri pasca


bedah
Kontra Depresi pernafasan akut, alkoholisme
indikasi akut, penyakit perut akut, peningkatan
tekanan otak atau cedera kepala
Efek samping Mual, muntah, konstipasi,
ketergantungan / adiksi pada over dosis
menimbulkan

o Tramadol HCl

Indikasi Nyeri sedang sampai berat


Kontra Depresi pernafasan akut, alkoholisme
indikasi akut, penyakit perut akut, peningkatan
tekanan otak atau cedera kepala
Efek samping Mual, muntah, konstpasi,
ketergantungan / adiksi pada over dosis
menimbulkan keracunan dan dapat
menyebabkan kematian.

2. Antiemetika
o Sinarizin
Indikasi            : kelainan vestibuler seperti vertilago, tinnitus, mual dan
muntah.
Kontra indikasi : kehamilan/ menyusui, hipotensi, dan serangan asma
Efek samping   : gejala ekstra pyramidal, mengantuk, sakit kepala

o Dimenhidrinat
Indikasi            : mual, muntah, vertigo, mabuk perjalanan dan kelainan
labirin
Kontra indikasi : serangan asma akut, gagal jantung dan kehamilan
Efek samping   : mengantuk dan gangguan psikomotor

o Klorpromazin HCl
Indikasi            : mual dan muntah
Kontra indikasi : gangguan hati dan ginjal
Efek samping   : mengantuk, gejala ekstra piramidal

o Perfenazin
Indikasi            : mual dan muntah berat
Kontra indikasi : gangguan hati dan ginjal
Efek samping   : mengantuk, gejala ekstra piramidal

o Proklorperazin
Indikasi            : mual dan muntah akibat gangguan pada labirin
Kontra indikasi : gangguan hati dan ginjal
Efek samping   : mengantuk, gejala ekstra piramidal

o Trifluoperazin
Indikasi            :mual dan muntah berat
Kontra indikasi : gangguan hati dan ginjal
Efek samping   : mengantuk, gejala ekstra pyramidal

3. Antihiperlipidemia
 NIASIN ( ASAM NIKOTINAT )
Penggunaan dalam terapi :
1. Merendahkan kadar plasma kolesterol dan triasilgliserol
2. Hiperlipoproteinemia tipe IIb dan IV
3. Hiperkolesterolemia.
4. Hiperlipidemia paling poten untuk meningkatkan kadar HDL plasma

Efek Samping:
1. Kemerahan pada kulit ( disertai rasa panas yang tidak nyaman )
2. Pruritus
3. Mual dan sakit pada abdomen
4. Hiperurisemia
5. Pirai (gout)
6. Penurunan toleransi glukosa pada terapi jangka panjang dan hepatotoksisitas.
 PROBUKOL
Obat antilipidemia yang memiliki sifat antioksidan dalam menghambat
aterosklerosis. Obat ini tidak disukai karena justru menurunkan kadar HDL
lebih besar daripada LDL.

Penggunaan dalam terapi:


1. Antihiperkolesterolemia tipe IIA dan IIB
2. Diberikan saat antihiperlipidemia lain tidak efektif
Probukol tidak mengganggu kadar triasilgliserol dalam plasma.

Efek samping:
1.Gangguan pencernaan ringan
2.Memperpanjang interval QT

Contoh di pasaran:
Probucol (Lorelco)

4. Kontrasepsi
Kontrasepsi Oral atau dikenal dengan Pil KB, umumnya berupa   tablet yang
mengandung hormon estrogen dan progestin.
 
Mekanisme kerja  :
Obat kontrasepsi dapat berupa pencegahan ovulasi dengan   cara   menghambat
sekresi FSH dan LH, menekan kemungkinan ovum   tertanam pada endometrium,
atau  meningkatkan kekentalan   mucus   pada servik.
 
Cara Penggunaan :
 
1.   Tablet dengan siklus 21 – 22 hari :
Tablet pertama diminum mulai hari ke 5 siklus mentrulasi,diminun sehari satu pada
waktu yang sama,  sampai habis.Kemasan berikutnya diminum mulai hari ke 5 haid,
dan  berulang terus.
 
2.   Tablet dengan siklus 28 hari :
Tablet pertama diminum mulai hari ke 5 siklus mentrulasi,diminun sehari satu pada
waktu yang sama,  sampai habis.Kemasan berikutnya diminum setelah kemasan
pertama habis, dan berulang terus.

Efek Samping : 

1.  Terhadap Saluran Kemih-kelamin  ; Amenorea pasca medikasi, Perdarahan yang


tidak teratur (Spotting).
2.  Terhadap Payudara ;  rasa nyeri, bertambah besar, mengeluarkan sekresi.
3.  Terhadap Saluran Cerna ; mual,  muntah.
4.  Terhadap Kardiovascular ; Trombosis, Meningkatkan tekanan darah.
5.  Terhadap Kulit ;   eritema / gatal-gatal
6.  Terhadap mata ; rasa tidak enak pada kornea bila menggunakan lensa kontak.
7.  Terhadap SSP ;  sakit kepala, migrain, perubahan gairah.
8.  lain-lain ; retensi cairan,   perubahan berat badan.

Interaksi dengan Obat lain :
 
1.Pil KB dgn Antibiotik   : efek pil KB dapat berkurang
2.Pil KB dgn Antikoagulan :  efek antikoagulan dapat berkurang
3.Pil KB dgn Antikonvulsi :  efek pil KB maupun antikonvulsi dapat berkurang
4.Pil KB dgn Anti depresan :  efek antidepresan dapat meningkat.
5.Pil KB dgn barbiturat : efek pil KB dapat berkurang
6.Pil KB dgn Kortikosteroid  : efek kortikosteroid dapat berkurang.
7.Pil KB dgn zat penenang :  efek Pil KB dapat berkurang.
8.Pil KB dgn Kafein : efek kafein dapat meningkat.
9.Pil KB dgn Piridoksin : efek piridoksin dapat berkurang
10.Pil KB dgn Vitamin C dosis tinggi : efek Pil KB dapat meningkat.
5. Antidiabedika
Nama obat (merek) Actos
Indikasi obat : Terapi tambahan terhadap diet dan olahraga untuk memperbaiki kontril glukosa
darah pada pasien DM tipe 2. Sebagai monoterapi. Juga untuk terapi kombinasi dengan sulfonilurea
atau metformin dimana diet dan olahraga plus monoterapi tidak menghasilkan kontror glokosa
darah yang adekuat.
Kontraindikasi obat : Gagal jantung atau ada riwayat gagal jantung (NYHA stadium I s/d IV ),
gangguan hati . Terapi kombinasi untuk insulin
Farmakokinetik Tidak ada interaksi obat dengan digoksin, warfarin, phenprocoumon, metformin dan
sulfonilurea.
Efek samping : Edema

Nama obat (merek) Avandaryl


Indikasi obat : Sebagai tambahan terhadap diet dan olahraga guna memperbaiki kontrol gula darah
pada pasien DM tipe 2.
Kontraindikasi obat : Ketoasidosis diabetik dengan tau tanpa koma.
Efek samping : Sakit kepala, nasofaringitis, hipertensi, hipoglokemia, edema.

Nama obat (merek) Mixtard ® 30 HM Penfill ®


Indikasi obat : DM yang memerlukan insulin
Kontraindikasi obat : Hipoglikemia
Efek samping : Jarang , alergi dan lipoatrofi

Nama obat (merek) Insulatard ® HM Penfill ®


Indikasi obat : DM yang memerlukan insulin
Kontraindikasi obat : Hipoglikemia
Efek samping : Hipoglikemia

6. Vitamin dan mineral


a) Vitamin
 vitamin yang larut dalam air
 Vitamin B
Secara umum, golongan vitamin B berperan penting dalam metabolisme di
dalam tubuh, terutama dalam hal pelepasan energi saat beraktivitas. Hal ini terkait
dengan peranannya di dalam tubuh, yaitu sebagai senyawa koenzim yang dapat
meningkatkan laju reaksi metabolisme tubuh terhadap berbagai jenis sumber energi.
Beberapa jenis vitamin yang tergolong dalam kelompok vitamin B ini juga berperan
dalam pembentukan sel darah merah (eritrosit).
  Vitamin B1 (Thiamin)
  Vitamin B2 (Riboflavin)
  Vitamin B3 (Niacin)
  Vitamin B5 (asam pantotenat)
  Vitamin B6(Piridoksin, piridoksal, piridoksamin)
  Vitamin B8 (biotin)
  Vitamin B9 (folasin, asam folat, asam pteroilglutamat)
  Vitamin B12 (Kobalamin)
 Vitamin C (asam askorbat)
              Vitamin C (asam askorbat) banyak memberikan manfaat bagi kesehatan
tubuh kita. Di dalam tubuh, vitamin C juga berperan sebagai senyawa pembentuk
kolagen yang merupakan protein penting penyusun jaringankulit, sendi, tulang, dan
jaringan penyokong lainnya.
        Vitamin C merupakan senyawa antioksidan alami yang dapat menangkal
berbagai radikal bebas dari polusi di sekitar lingkungan kita. Terkait dengan sifatnya
yang mampu menangkal radikal bebas, vitamin C dapat membantu menurunkan laju
mutasi dalam tubuh sehingga risiko timbulnya berbagai penyakit degenaratif, seperti
kanker, dapat diturunkan.
        Selain itu, vitamin C berperan dalam menjaga bentuk dan struktur dari berbagai
jaringan di dalam tubuh, seperti otot. Vitamin ini juga berperan dalam penutupan luka
saat terjadi pendarahan dan memberikan perlindungan lebih dari infeksi
mikroorganisme patogen. Melalui mekanisme inilah vitamin C berperan dalam
menjaga kebugaran tubuh dan membantu mencegah berbagai jenis penyakit.
 Vitamin yang larut dalam lemak
Vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A, D, E dan K. Untuk
beberapa hal, vitamin ini berbeda dari vitamin yang larut dalam air. Vitamin ini
terdapat dalam lemak dan bagian berminyak dari makanan. Vitamin ini hanya dicerna
oleh empedu karena tidak larut dalam air. Bagian berikut memberikan gambaran
terperinci dari setiap vitamin jenis ini.
  Vitamin A
Vitamin A, yang juga dikenal dengan nama retinol, merupakan vitamin yang berperan
dalam pembentukkan indra penglihatan yang baik, terutama di malam hari, dan
sebagai salah satu komponen penyusun pigmenmata di retina. Selain itu, vitamin ini
juga berperan penting dalam menjaga kesehatan kulit dan imunitas tubuh. Vitamin ini
bersifat mudah rusak oleh paparan panas, cahaya matahari, dan udara.
  Vitamin D
Vitamin D juga merupakan salah satu jenis vitamin yang banyak ditemukan pada
makanan hewani, antara lain ikan, telur, susu, serta produk olahannya, seperti keju.
Bagian tubuh yang paling banyak dipengaruhi oleh vitamin ini adalah tulang. Vitamin
D ini dapat membantu metabolisme kalsium dan mineralisasi tulang. Sel kulit akan
segera memproduksi vitamin D saat terkena cahaya matahari (sinar ultraviolet).
  Vitamin E
Vitamin K banyak berperan dalam pembentukan sistem peredaran darah yang baik
dan penutupan luka.Defisiensi vitamin ini akan berakibat pada pendarahan di dalam
tubuh dan kesulitan pembekuan darah saat terjadi luka atau pendarahan.Selain itu,
vitamin K juga berperan sebagai kofaktorenzim untuk mengkatalis reaksi
karboksilasiasam aminoasam glutamat.

b) MINERAL
a. Pengertian
Mineral merupakan suatu zat organik yang terdapat dalam kehidupan
alam maupun dalam makhluk hidup. Di alam, mineral merupakan unsur
penting dalam tanah, bebatuan, air dan udara. Sekitar 50% mineral tubuh
terdiri atas kalsium, 25% fosfor, dan 25% lainnya terdiri atas mineral lain.
Perilaku mineral sering dipengaruhi oleh adanya kandungan makanan lain.
Penyerapan mineral diturunkan oleh serat dan perilaku besi, seng, dan kalsium
menunjukkan bahwa antaraksi terjadi dengan fitat. Fitat dapat membentuk
senyawa kompleks yang tidak larut dengan besi dan seng yang dapat
mengganggu penyerapan kalsium dengan menimbulkan pengikisan pada
protein pengikat kalsium dan usus.
Mineral dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan jumlah yang diperlukan oleh
tubuh, antara lain:
a. Makromineral (Kalsium, Fosfor, Magnesium, Natrium, Kalium, Klorida dan  
Sulfur).
b. Mikromineral (Zat besi, Seng, Tembaga dan Florida).
c.Ultrace mineral diperlukan dalam jumlah yang sangat kecil (Yodium, Selenium,
Mangan,Kronium, Molibdenim, Baron dan Kobalt).
            Mineral terdapat dalam makanan maupun dalam tubuh terutama dalam
bentuk ion yang dapat bermuatan positif/negative. Selain itu juga dapat merupakan
bagian dari senyawa organik yang berperan dalam metabolisme tubuh.
            Selain dari makanan alami, mineral juga dapat diperoleh dalam suplemen atau
pil. Suplementasi mineral dapat dikonsumsi bila kebutuhan dari makanan tidak dapat
terpenuhi. Di daerah pegunungan dengan kandungan yodium yang rendah pada tanah
dan airnya, sementara bahan makanan sumber seperti ikan laut sulit didapat, maka
dianjurkan untuk mengkonsumsi garam beryodium untuk menghindari efek yang
tidak diinginkan dari kekurangan yodium jangka panjang.
            Sedangkan pada wanita hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi bahan
makanan sumber kalsium di atas kebutuhan normal, selain untuk pertumbuhan bayi
yang dikandungnya, juga untuk menghindari berkurangnya kepadatan massa tulang
dan gigi. Pada tubuh yang mengalami infeksi sering dibutuhkan mineral seng yang
lebih tinggi dari normal untuk mengoptimalkan sistem kekebalan tubuh serta mineral
selenium untuk membantu menetralkan radikal bebas yang terbentuk lebih banyak
pada infeksi.

Anda mungkin juga menyukai