Anda di halaman 1dari 12

MANAJEMEN KASUS KEPERAWATAN

DENGAN ASKEP EDEMA PARU-PARU

Kelompok 3 :

Putri amalia
Tuti meka yanti
Alfi nur akmalia
Khuzaimah
Yulitamara
Basyirna ika
Miftahul rauzah
Yossi wulanda
Shadiqi
Pengertian
Edema paru merupakan suatu keadaan
terkumpulnya cairan patologi di ekstravaskular
dalam paru. Kelainan ini disebabkan oleh dua
keadaan, yaitu :
 Peningkatan tekanan hidrostatis.
 Peningkatan permeabilitas kapiler paru.

(Arif Muttaqin, 2008)


Lanjutan
Edema paru adalah penimbunan kelebihan
cairan diruang ekstrakuler paru. Akumulasi ini
dapat berangsur lambat, seperti pada pasien
dengan gagal ginjal yang tak disadari, atau
mendadak, seperti pasien pada pasien gagal
ventrikel kiri setelah infark miokardium akut.
Edema paru paling sering bermanisfestasi
sebagai dispnea.
TANDA DAN GEJALA
1. Gelisah
2. Dispnea berat
3. Pucat
4. Batuk produktif dengan banyak sputum
yang berbuih dan sedikit bercampur darah
5. Mengi
6. Sianosis
7. Takikardia
Penyebab edema dapat dikelompokkan
menjadi 4 katagori umum
1. Penurunan konsentrasi protein plasma menyebabkan
penurunan tekanan osmotic plasma.
2. Peningkatan permeabilitas dinding kapiler
menyebabkan protein plasma yang keluar dari kapiler
ke cairan intertisium disekitarnya lebih banyak.
3. Peningkatan tekanan vena, misalnya darah terbendung
di vena, akan disertai peningkatan tekanan darah
kapiler, karena kapiler mengalirkan isinya kedalam
vena.
4. Penyumbatan pembuluh limfe menimbulkan edema,
karena kelebihan cairan yang difiltrasi keluar tertahan
di cairan interstisium dan tidak dapat dikembalikan
kedarah melalui sistem limfe.
Patofisiologi
Pemahaman tentang mekanisme ini memerlukan tinjauan
mengenai pembentukan dan reabsorpsi cairan paru serta
struktur ultra paru. Ruangan alveolar dipisahkan dari
intertisium paru, terutama oleh sel epitel alveoli tipe I, yang
pada kondisi normal membentuk suatu bariel relatif
nonpermeabel terhadap aliran cairan dari intersium ke
rongga-rongga udara (spaces). Fraksi yang besar ruang
interstisial dibentuk oleh kapiler paru yang dindingnya terdiri
atas satu lapis sel endotelium di atas jalinan kolagen dari
jaringan elastis, fibrolas, sel fagosit, dan beberapa sel lain.
Faktor penentu yang penting dalam pembentukan cairan
dalam ekstravaskuler adalah perbedaan tekanan hidrostasis
dan onkotik dalam lumen kapiler dan ruang interstisial, serta
permeabilitas sel endotelium terhadap air, zat terlarut (solut),
dan molekul besar seperti protein plasma (Aryanto,1994).
Manifestasi klinis
1. Serangan khas terjadi pada malam hari setelah berbaring
selama beberapa jam dan biasanya di dahului dengan rasa
gelisah, ansietas, dan tidak dapat tiur.
2. Awitan sesak napas mendadak dan rasa asfikasia (seperti
kehabisan napas), tangan menjadi abu – abu.
3. Nadi cepat dan lemah, vena leher distensi.
4. Batuk hebat menyebabkan peningkatan jumlah sputum
mukoid.
5. Dengan makin berkembangnya edema paru, ansietas
berkembang menjadi mendekati panik, pasien mulai
bingung, kemudian stupor.
6. Napas menjadi bising dan basah, dapat mengalami asfiksia
oleh cairan bersemu darah dan berbusa ( dapat tenggelam
oleh cairan sendiri).
7. napas yang cepat ( tachypnea ), kepeningan atau
kelemahan.
8. Tingkat oksigen darah yang rendah ( hypoxia ).
Pemeriksaan diagnostik
1. Pemeriksaan laboratorium
Penurunan hematokrit, protein serum
rendah, natrium serum normal, natrium urine
rendah (<10 mEq/24 jam).
2. Pemeriksaan radiologis
Pada foto thorak terdapat kavitas dengan
dinding tebal dengan tanda-tanda konsolidasi
di sekelilingnya. Kavitas ini bisa multiple atau
tunggal dengan ukuran 2-20 cm.
Penatalaksanaan
Pada edema paru di tempat terjadinya
peningkatan tekanan, dilakukan terapi
bertujuan untuk mengurangi tekanan
hidrostatik yang menyebabkan edema
tersebut. Prinsip dasar pengelolaannya adalah
tirah baring, oksigenasi yang adekuat, dan
pembatasan garam dalam diet. Obat-obatan
yang dapat dipakai adalah kelompok
vasodilator, diuretik dan obat-obatan
inotropik.
lanjutan
Tujuan terapi pada edema paru yang
disebabkan oleh peningkatan permeabilitas
adalah untuk menghilangka faktor penyebab
perlukaan paru, perbaikan keadaan umum dan
memberi kesempatan pada paru-paru untuk
membaik, serta sejauh mungkin mengurangi
tekanan yang menyebabkan pergeseran cairan
melalui barrier yang terluka
Komplikasi

pulmonary edema dapat menyebabkan


pengoksigenan darah yang dikompromikan
secara parah oleh paru-paru. pengoksigenan
yang buruk ( hypoxia ) dapat secara potensial
menjurus pada pengantaran oksigen yang
berkurang ke organ-organ tubuh yang
berbeda, seperti otak.
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai