Oleh:
ZULFIA RISDA
1912101020016
A. KONSEP
1. Pengertian
Acute Respiraotry Distress Syndrome (ARDS) adalah suatu sindrom
kegagalan pernafasan akut yang ditandai dengan edema paru akibat peningkatan
yang timbul pada klien dewasa tanpa kelainan paru yang mendasari sebelumnya
(Mutaqqin, 2013).
gagal nafas akut yang ditandai dengan : hipoksemia, penurunan fungsi paru-paru,
dispnea, edema paru-paru bilateral tanpa gagal jantung, dan infiltrate yang
2. Etiologi
Mekanisme Etiologi
Kerusakan paru akibat Kelainan paru akibat kebakaran, inhalasi gas
inhalasi (mekanisme tidak oksigen, aspirasi asam lambung, sepsis, syok
langsung) (apapun penyebabnya), koagulasi intrvaskuler
tersebut ( disseminated intravaskuler coagulaton)
dan pancreatitis idiopatik
Obat-obatan Heroin dan salisilat
b. Batuk kering dan demam yang terjadi lebih dari beebrapa jam sampai
seharian.
d. Perubahan sensorium yang berkisar dari kelam piker dan agitasi sampai koma.
e. Gejala ARDS muncul 24-48 jam setelah penyakit berat atau trauma. Awalnya
terjadi sesak nafas, takipnea dan nafas pendek dan terlihat jelas penggunaan
otot pernafasan tambahan. Pada pemeriksaan fisik akan didapatkan ronkhi dan
mengi.
f. Pada penderita yang tiba-tiba mengalami sesak nafas pada 24 jam setelah
4. Patofisiologi
Sindrom ini merupakan suatu edema paru yang berbeda dari edema paru karena
endothelium kapiler paru dan epitel alveoli yang mengakibatkan edema paru
Membran alveoli terdiri atas dua tipe sel yaitu sel tipe 1 ( tipe A) sel
penyokong yang tidak mempunyai mkrovili dan amat tipis. Sel tipe II (tipe B)
berbentuk hamper seperti kubus dengan mikrovili dan merupakan sumber utama
surfaktan alveoli. Sekat pemisah udara dan pembuluh darah disusun dari sel tipe I
Sel pneumosit tipe I amat peka terhadap kerusakan yang disebabkan oleh
berbagai zat yang terinhalasi. JIka terjadi kerusakan sel-sel yang menyusun 95%
dari permukaan alveoli ini, akan amat menurunkan keutuhan sekat pemisah
interstitial, edema, dan perdarahan yang disertai dengan profilasi sel tipe II yang
rusak. Keadaan ini dapat membaik secara lambat atau membentuk fibrosis paru
secara luas.
Sel endotel mempunyai celah yang dapat menjadi lebih besar daripada 60
amstrong sehingga terjadi perembesan cairan dan unsure-unsur lain dari darah ke
dalam alveoli dan terjadi edema paru. Mekanisme kerusakan endotel pada ARDS
dimulai dengan aktivitas komplemen sebagai akibat trauma, syok, dan lain-lain.
proteolisis protein plasma dalam sirkulasi seperti faktor Hageman, fibrinogen, dan
atelekstatis kogestif yang luas. Terjadi pengurangan volume paru, paru menjadi
darah mengalir ke alveoli yang kolpas) dan kelainan difusi alveoli kapiler akibat
penebalan dinding alveoli kapiler. Edema menyebabkan jumlah udara sisa (residu)
pada paru di akhir eskpirasi normal dan kapasitas residu fiungsional (FRC)
5. pathway
6. Pemeriksaan diagnostik
paru dan pertukaran gas seperti gas darah arteri, oksimetri pulse, CO2 akhir tidal
dan mekanika paru digunakan untuk menyesuaikan tekanan oksigen inspirasi dan
komplikasi.
normal pada semua penderita dan bahkan dapat memberikan pengaruh yang
keadaan perlu digunakan tingkat PEEP yang sangat tinggi (10-20 cmH20).
ataupun gangguan aliran darah balik vena yang pada akhirnya akan menurunkan
curah jantung dan mengakibatkan hipotensi sistemik. Perhatian khusus dan ketat
PEEP tingkat tinggi karena stabilitas curah jantung yang disertai manajemen
cairan sangat penting untuk penghantaran oksigen. Perubahan posisi yang sering
oksigenasi.
a. Ventilasi Mekanik
hipoksemia berat
tekanan dan kemampuan aliran yang tinggi di mana PEEB dapat ditambahkan.
Hal tersebut sering terjadi pada pasien diventilasi dengan tidal bolume di atas
15ml/kg atau PEEB tingkat tinggi. Peralatan selang torakostomi darurat harus
siap tersedia.
c. Titrasi cairan
berlebihan pada orang normal dapat menyebabkan edema paru-paru dan gagal
hal ini tidak dapat mencegah sepsis gram negative yang berbahaya. Akhirnya
jalan nafas, tetapi juga berarti melindungi jalan nafas (dengan cuff utuh),
tekanan nasal dan oral untuk membuang secret, dan pemonitoran konstan
f. Mencegah infeksi
Perhatian penting terhadap sekresi pada saluran pernafasan bagian atas dan
dilakukan.
g. Dukungan nutrisi
menghindari gagal nafas sehubungan dengan nutrisi buruk pada otot inspirasi.
(Somantri, 2007).
8. Komplikasi ARDS
kematian.
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian primer
1) Airway
a) Peningkatan sekresi pernapasan
b) Bunyi nafas krekels, ronki dan mengi
c) Jalan napas adanya sputum, secret, lendir, darah, dan benda asing,
d) Jalan napas bersih atau tidak
2) Breathing
a) Distress pernapasan : pernapasan cuping hidung, takipneu/bradipneu, retraksi.
b) Peningkatan frekuensi nafas.
c) Nafas dangkal dan cepat
d) Kelemahan otot pernapasan
e) Reflek batuk ada atau tidak
f) Penggunaan otot Bantu pernapasan
g) Penggunaan alat Bantu pernapasan ada atau tidak
h) Irama pernapasan : teratur atau tidak
i) Bunyi napas Normal atau tidak
3) Circulation
a) Penurunan curah jantung : gelisah, letargi, takikardia
b) Sakit kepala
c) Gangguan tingkat kesadaran
4) Disability
a) Keadaan umum : GCS, tingkat kesadaran, nyeri atau tidak
b) Adanya trauma atau tidak pada thoraks
5) Exposure
a) Enviromental control
b) Buka baju penderita tetapi cegah terjadinya hipotermia
a. Pengkajian Sekunder
1) Identitas Pasien
Nama, Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Suku, Agama, Alamat, Tanggal Pengkajian.
2) Riwayat Penyakit Sekarang
Kaji apakah klien sebelum masuk rumah sakit memiliki riwayat penyait yang
sama ketika klien mauk rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA
Martin. (2016). Acute respiratory distress syndrome. Indonesian Journal of Chest (Critical
and Emergency Medicine), 3(2), 54-57
PDPI. (2018). Apa itu acute respiratory distress syndrome?. The Indonesian Society of
Respirology : Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
Price & Wilson. (2006). Konsep klinis proses-proses penyakit, edisi IV. Jakarta : EGC
Rumende, C.M. (2018). Acute Respiratory Distress Syndrome.