Anda di halaman 1dari 4

1. Mengapa penilaian formatif hanya menekankan pada penilaian kognitif saja?

Dan juga
mengapa pada penilaian formatif tingkat kesulitan soalnya belum dapat ditentukan?
(Yanti)
Jawab:
Penilaian formatif pada dasarnya adalah tes yang bertujuan untuk mendapatkan umpan
balik bagi usaha perbaikan kualitas pembelajaran dalam konteks kelas. Oleh karena itu
tes formatif yang diselenggarakan dalam selang waktu yang relatif pendek akan
memberikan masukan atau umpan balik yang dapat digunakan oleh guru sebagai
pengelola kegiatan pembelajaran dalam meningkatkan diri setiap subyek belajar melalui
struktur kognitif subyek belajar, karakteristik konsep yang dipelajari, dan strategi
pembelajaran yang digunakan. Misalnya materi pelajaran yang dipelajari pada hari ini
akan terlupakan sebanyak 70 % dalam jangka waktu 24 jam apabilah tidak melakukan
upaya khusus untuk mengingatnya artinya pelajaran harus sering diulang. Mengapa pada
penilaian formatif tingkat kesulitan soalnya belum dapat ditentukan? Menurut kami,
tingkat kesulitan soal pada penilaian formatif belum dapat ditentukan karena pada
penilaian formatif sendiri lebih menekankan pada sejauh mana kemajuan siswa dalam
proses pembelajaran di kelas dan soal² yang ada pada penilaian formatif akan berupa
kualitatif atau deskripsi bahwa siswa tersebut ada kemajuan atau tidak selama proses
pembelajaran. Selain itu pula, penilaian formatif juga lebih menekankan pada feedback
dari siswa ke guru sehingga nantinya akan ada pembaruan pembelajaran.

2. Dalam penjelasan penyaji, teknik penilaian dibagi menjadi 2 yaitu tes dan non tes.
Apakah teknik penilaian non tes dapat diterapkan pada penilaian formatif dan sumatif?
Kalau bisa bagaimana teknik penerapannya? (Krisna)
Jawab:
Teknik penilaian non tes bisa dilakukan pada penilaian formatif dan sumatif. Jadi teknik
non tes ini dipakai atau digunakan dengan melengkapi kelemahan yang terdapat pada
teknik tes. Misalnya pada mata pelajaran pjok dimana hampir semua materi nya
mengharuskan peserta didik untuk mempraktikan materi yang sedang dipelajari.
Misalnya saja dalam materi bulu tangkis dimana siswa-siswa harus mempraktikannya.
Nah teknik non tes yg dilakukan oleh seorang guru yaitu teknik non tes observasi atau
pengamatan. Dari sana guru bisa memberikan penilaian terhadap peserta didik tersebut.
Nilai tersebut bisa digunakan untuk nilai uts maupun nilai UAS.
3. saya ingin bertanya untuk penilaian formatif mempengaruhi nilai dalam rapor, jika iya
bagaimana cara penilaian formatif dan sumatif diterapkan dalam nilai rapor? (Ryan)
Jawab:
Cara penerapannya yaitu pertama penilaian sumatif dilaksanakan dengan memberikan
tes-tes tertentu pada akhir pembelajaran sehingga kita akan mengetahui butir² soal
manakah yang sudah dikuasai maupun yang belum dikuasai, apakah siswa lulus atau
tidak lulus dan apakah siswa bisa naik kelas atau tidak. Hasil tesnya berupa nilai atau
angka. Kemudian yang kedua penerapan penilaian formatif tidak dipergunakan dalam
nilai rapor namun penilaian formatif lebih dipergunakan untuk dasar menyusun
perbaikan tujuan, bahan pembelajaran.

4. Manakah penilaian yang lebih efektif digunakan pada siswa penilaian sumatif atau
penilain formatif? (Rinda)
Jawab;
Menurut kami yaitu penilaian formatif, karena penilaian formatif pada dasarnya adalah
penilaian yang dilakukan selama proses pembelajaran yang dilakukan untuk
mendapatkan umpan balik bagi usaha perbaikan kualitas pembelajaran dalam konteks
kelas. Penilaian formatif diselenggarakan dalam selang waktu yang relatif pendek dan
memberikan masukari atau umpan balik yang dapat digunakan oleh guru sebagai
pengelola kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan intensitas proses belajar dalam
dari setiap subjek belajar atau peserta didik melalui peningkatan kesesuaian antara tiga
unsur, yaitu struktur kognitif subjek belajar, karakteristik konsep yang dipelajari, dan
strategi pembe-lajaran yang digunakan.

5. Pada materi telah dijelaskan bahwa 2 penilaian tersebut adalah penilaian yang bertujuan
untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan yang diperoleh siswa dalam proses belajar
yang telah dilakukannya dan contohnya seperti ulangan harian atau ulangan akhir
semester. Namun beberapa siswa menganggap bahwa 2 ulangan tersebut terkesan
menakutkan. Pertanyaannya, bagaimana cara guru agar siswa menghilangkan pemikiran
bahwa ulangan terkesan menakutkan bagi siswa dan sebenarnya memiliki manfaat bagi
siswa? (Mak Ari)
Jawab:
Ketkutan/Kecemasan dianggap sebagai salah satu factor penghambat dalam belajar yang
dapat mengganggu kinerja fungsi-fungsi kognitif seseorang, seperti dalam
berkonsentrasi, mengingat, pembentukan konsep dan pemecahan masalah. Jadi upaya
yang dapat dilakukan guru dalam mengatasi masalah tersebut misalnya mata pelajaran
yang ditakutkan siswa yaitu matematika, fisika, dan kimia. (1) Dalam kegiatan belajar
mengajar guru harus menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. (2) Selama
kegiatan pembelajaran guru setidaknya dapat mengembangkan selera humornya ataupun
para siswanya. (3) Setiap kegiatan pembelajaran diselingi dengan game agar mereka
tidak bosan dan kegiatan belajar tidak monoton. (4) Sekali-sekali ajak siswa belajar
diluar kelas segingga siswa tidak selamanya terkurung dikelas saja. (5) Memberikan
tugas dan materi dengan tingkat kesulitan yang moderat. Dalam arti tidak terlalu sulit dan
tidak terlalu gampang

6. Bagaimana mekanisme dan Prosedur Penilaian Berbasis Kelas ? Dan Apa saja Aspek
Yang Dinilai Pada Penilaian Berbasis Kelas ? Jelaskan! (Intan)
Jawab:
Penilaian Berbasis Kelas merupakan suatu proses penilaian yang mencakup proses
pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa. Aspek
yang dinilai yaitu, Hasil Belajar Kognitif, Hasil belajar afektif berkaitan dengan sikap
dan nilai. Mekanisme dan prosedur penilaian berbasis kelas sebagai berikut.
1. Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan
oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah
2. Perancangan strategi penilaian oleh pendidik dilakukan pada saat penyusunan
silabus yang penjabarannya merupakan bagian dari rencana pelaksanaan
pembelajaran
3. Ulangan tengah semester, ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan kelas oleh
pendidik di bawah koordinasi satuan Pendidikan

7. Apakah penilaian acuan norma (PAN) maupun penilaian acuan patokan (PAP) memiliki
kelebihan serta kekurangannya?
Jawab:
Kelebihan PAN:
1. Dapat digunakan untuk menetapkan nilai secara maksimal
2. Dapat membedakan kemampuan antar peserta didik yang pintar dan kurang pintar
yakni dengan membedakan kelompok atas dan bawah
3. Fleksibel yakni dapat menyesuaikan dengan kondisi yang berbeda-beda
4. Mudah menilai karena tidak ada patokan tertentu yang harus dicapai
5. Dapat digunakan menilai ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor.

Kekurangan PAN:

1. Sedikit menyebutkan kompetensi atau tujuan pembelajaran serta kualitas


pembelajaran siswa apa yang mereka ketahui atau yang dapat mereka lakukan
2. Tidak dapat diandalkan siswa yang gagal sekarang mungkin dapat lulus tahun
berikutnya.
3. Kurang transparan, karena hasil penilaian akhir tidak diketahui para siswa.

Kekurangan PAP:

1. Dapat membantu guru merancang program remidi.


2. Penilaian lebih transparan yakni sebuah penilaian dengan menggunakan rubrik atau
skema penilaian
3. Penilaian lebih dapat diandalkan, karena menggunakan standarisasi dan
menggunakan kriteria minimal
4. Nilai dan peringkat lebih dapat dirundingkan
5. Hasil penilaian dapat digunakan untuk umpan balik atau untuk mengetahui apakah
tujuan pembelajaran sudah tercapai atau belum

Kekurangan PAP:

1. Relatif agak rumit, karena perlu waktu untuk menyetujui sebuah kriteria dan standar
2. Lebih menekankan hasil daripada proses

Anda mungkin juga menyukai