1. Jelaskan tentang perawatan Kelas I dan Kelas V (pengertian, indikasi, alat dan bahan,
prosedur)
2. Jelaskan tentang perawatan Pulpa Capping (pengertian, indikasi dan kontra indikasi, alat
dan bahan, prosedur)
3. Jelaskan tentang perawatan dengan Teknik ART (pengertian, indikasi, alat dan bahan,
prosedur)
Dosen Pengampu
Tim
Jawaban :
1. Perawatan Kelas 1
- Pengertian : Yaitu perawatan karies yang melibatkan permukaan oklusal, oklusal + 2/3 bukal
dan lingual gigi posterior, atau pada pit lingual gigi anterior.
- Indikasi : Dimana kavitas yang dimulai dengan kerusakan pada pit dan fisure pada permukaan
oklusal gigi molar dan premolar, permukaan bukal dan lingual/palatal semua gigi di darah 2/3 ke
arah oklusal atau incisal, dan foramen caecum gigi anterior atas.
Perawatan Kelas V
- Pengertian : Yaitu perawatan Karies pada bukal atau labial mendekati dentino-enamel junction
atau cemento-enamel junction.
- Indikasi : Terjadi pada sepertiga gingival pada permukaan fasial dan lingual pada semua gigi
- Alat dan bahan :
-Alat OD
-Haandpiece
-Round Bur
-Fissure Bur
-Inverted Bur
-Mixing Paper/paperpad
-Agate spatel
-Plastis Filing Instrumen
-Burnisher
-Saliva Ejector
-GIC
-Cutton Roll
-Cutton Pallet
-Varnish
- Prosedur :
1. Apabila terdapat kotoran seperti debris, plak, atau karang gigi pada daerah kerja, maka
dibersihkan terlebih dahulu.
2. Membuat tempat masuk menggunakan bur inverted cone no.1 atau no.2 melalui
enamel yang sudah terdapat lubang masuk atau tempat dimana sonde dapat masuk
kedalam enamel. Kita membuang lubang dibawah batas dentin-email.
3. Pada waktu melebarkan kavita bur fissure harus tegak lurus pada dinding axial dan
dalammya sama disegalah jurusan. Melebarkan sampai enamel yang sehat, kita harus
berusaha supaya dinding jangan jadi terlalu tipis..
4. Kavita dibuat sedemikian rupa hingga tambalan tidak dapat lepas. Pergunakanlah bur
bundar kecil nomer ½ atau no 1 disepanjang gingivo-axial dan inciso-axcial line
angel untuk membuat retensi pada tambalan. Penting juga membuat retensi.
5. Pinggiran enamel harus licin dan membundar. Jika pinggiran belum licin kita dapat
menggukan bur fissure atau bur bundar. Setelah prevarasi kavita selasai kavita
dibersihkan dan disucihamakan. lalu kavita diberi semen lalu diisi.
6. Semen yang berlebih harus dikeluarkan pada waktu yang tepat
7. Permukaan harus selesai tanpa pengeringan yang berlebihan, dan perlindungan
permukaan restorasi harus dipastikan untuk mencegah retak atau disolusi.
8. Memberikan cocoa buter untuk mengkilapkan tumpatan.
2. Perawatan Direct Pulpa Capping
- Pengertian : Pulpa capping adalah aplikasi selapis atau lebih material pelindung atau bahan
untuk perawatan diatas pulpa yang terbuka, misalnya kalsium hidroksida yang akan
merangsang pembentukan dentin reparative.
- Indikasi direct pulpa capping :
a. Pulpa vital.
b. Pulpa terbuka karena faktor mekanis dan dalam keadaan steril.
c. Hanya berhasil pada pasien dibawah usia 30 tahun. Misalnya pulpa terpotong oleh bur
ketika preparasi kavitas dan tidak terdapat invasi bakteri dan kontaminasi saliva.
- Kontra Indikasi direct pulpa capping :
a. Nyeri gigi spontan dan malam hari.
b. Mobilitas berlebihan.
c. Penebalan ligamen periodontal.
d. Bukti radiograf adanya degenerasi furcal atau peridicular.
e. Perdarahan yang tidak terkendali.
f. Eksudat purulen atau serosa.
- Alat dan bahan :
- Bur bulat
- Hachet email atau pahat
- Excavator
- Pinset berkerat
- Sonde
- Plastis filling instrument
- Pincet
- Cement spatel
- Kaca mulut
- Cement stopper
- Semen zinc oxide eugenol
- Kalsium Hidroksida
- Prosedur :
1. Siapkan peralatan dan bahan.Gunakan kapas, bor, dan peralatan lain yang steril.
2. Isolasi gigi. Selain menggunakan rubber dam, isolasi gigi juga dapat menggunakan
kapas dan saliva ejector .
3. Preparasi kavitas. Tembus permukaan oklusal pada tempat karies sampai kedalaman 1,5
mm (yaitu kira-kira 0,5 mm ke dalam dentin. Pertahankan bor pad kedalaman kavitas dan
dengan hentakan intermiten gerakan bor melalui fisur pad permukaan oklusal).
4. Eksavasi karies yang dalam. Dengan perlahan-lahan buang karies dengan ekskavator,
mula-mula dengan menghilangkan karies tepi kemudian berlanjut kearah pulpa. Jika pulpa
vital dan bagian yang terbuka tidak lebih besar diameternya dari ujung jarum maka dapat
dilakukan pulp capping.
5. Berikan kalsium hidroksida. Keringkan kavitas dengan cotton pellet lalu tutup bagian
kavitas yang dalam termasuk pulpa yang terbuka dengan pasta kalsium hidroksida.
6. Atasnya letakkan zinc phosphat cement, kemudian taruh kapas tipis, terakhir tutup
dengan tumpatan sementara.
7. Setelah satu minggu, bongkar tumpatan sementara sebatas kapas, kapas diambil sondasi
perkusi negatif, lanjutkan dengan penumpatan tetap menggunakan bahan GI.
C.Pemeriksaan Radiografik
1) Lesi karies besar didekat pulpa
2) Lamina dura normal
3) Ruang ligamen periodontal normal
4) Tidak ada interradicular atau radiolusensi periapikal
- Kontra Indikasi:
A. Riwayat
1) Nyeri yang tajam, penetrasi sakit bertahan setelah penarikan
stimulus.
2) Nyeri spontan yang berkepanjangan, terutama malam hari.
B. Pemeriksaan Klinis
1) Mobilitas gigi yang berlebihan
2) Paruks pada gingiva mendekati akar gigi
3) Perubahan warna gigi
4) Pada pengujian pulpa tidak ada respon
5) Gigi goyang secara patologik.
6) Resorpsi akar eksterna.
7) Resorpsi akar interna.
8) Radiolusensi di periapeks / di antara akar.
9) Kalsifikasi jaringan pulpa
KONTRA INDIKASI
C. Pemeriksaan Radiografik
1) Lesi karies besar dgn paparan pada pulpa
2) Terganggunya atau rusaknya lamina dura
3) Ruang ligamen periodontal melebar
4) Radiolusensi di daerah apeks akar atau didaerah furkasi
- Alat dan bahan :
a. ZnOE cement
b. Calcium hidroxide
c. Mineral Trioxide Aggregate (MTA)
d. Resin-Modified Calcium Silicate 11
e. Zinc Oxide Eugenol
f. Bur bulat
g. Hachet email atau pahat
h. Excavator
i. Pinset berkerat
j. Sonde
k. Plastis filling instrument
l. Pincet
m. Cement spatel
n. Kaca mulut
o. Cement stopper
- Prosedur :
A. Diagnosa
B. Solasi gigi rubber dam, cotton roll dan saliva ejector
C. Preparasi kavitas
Tembus permukaan oklusal pada tempat karies sampai kedalaman 1,5 mm
(yaitu kira-kira 0,5 mm kedalam dentin). Pertahankan bor pada kedalaman
kavitas dan dengan hentakan intermitten gerakan bor melalui fisur pada
permukaan oklusal.
D. Ekskavasi karies yang dalam dengan perlahan-lahan buang karies dengan
ekskavator, mula-mula dengan menghilangkan karies tepi kemudian
berlanjut ke arah pulpa. Jika pulpa vital dan bagian yang terbuka tidak lebih
besar diameternya dari ujung jarum maka dapat dilakukan pulp capping.
E. Kavitas yang sudah bersih dari jaringan karies, dipreparasi sesuai kavitas
dan restorasinya
F. Letakkan bahan capping pulpa.
1) Ca(OH)2
2) ZnOE cement dengan plastis filling instrument
G. Diatas bahan kaping pulpa diberi bahan base atau langsung ditumpat
sementara.
H. Setelah 1 minggu tumpatan sementara dibongkar sebatas kapas , sondasi
dan perkusi tidak ada rasa sakit kmd. Dilanjutkan dengan ditumpat
menggunakan tumpatan tetap/GI.
- Prosedur :
1. Preparasi lubang gigi jaringan karies dibersihkan dengan excavator sampai tak ada
lagi dentin lunak, untuk memudahkan pembersihan lubang sekali-kali dibasahi,
keringkan lubang.
2. Setelah preparasi selesai pasien dianjurkan oklusi untuk melihat kontak lubang.
3. Pemberian dentin conditioner yaitu 1 tetes liquid + tetes air dibasahi pada kapas
kecil dan diolesi pada cavitas yang sudah disiapkan selama 10 – 15 detik. Maksud
pemberian ini adalah agar keadaan lembab sesuai kondisi tambalan yang akan
digunakan. Sesudah pengolesan dengan dentin conditioner maka cavitas haus diolesi
kapas sebanyak 3 kali untuk mengurangi contioner yang berlebihan, selanjutnya
dikeringkan dengan kapas dan cavitas siap ditambal.
4. Masukan bahan pengisi ke dalam lubang, pit dan fissure dengan carver dengan
tekanan ringan.
8. Periksa gigitan.
9. Dianjurkan pasien agar tidak makan selama kurang lebih satu jam.
10. Varnish diberikan setelah penambalan dan pengurangan sisa-sisa tumpatan yang
berlebih