REPUBLIK INDONESIA
Jl. Gatot Subroto No. 31 Telp. 5704395 Fax. (021) 5720909 Jakarta Pusat 10210
Berdasarkan Undang-undang No.5 Tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia
(BPK-RI) dan Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara, BPK-RI telah melakukan pemeriksaan atas Anggaran Belanja Pembangunan pada Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun Anggaran 2003 dan 2004 di Jakarta, Bogor, Bandung, dan
Yogyakarta. Pemeriksaan dilakukan dengan berpedoman pada Standar Audit Pemerintahan (SAP) BPK-RI Tahun
1995.
Tujuan pemeriksaan adalah untuk mengetahui dan menilai apakah informasi keuangan telah disajikan
sesuai dengan kriteria yang ditetapkan, entitas yang diperiksa telah mematuhi persyaratan kepatuhan terhadap
peraturan keuangan tertentu, Sistem Pengendalian Intern (SPI) proyek, baik terhadap laporan keuangan maupun
terhadap pengamanan atas kekayaan telah dirancang dan dilaksanakan secara memadai untuk mencapai tujuan
pengendalian.
Lingkup pemeriksaan dilakukan terhadap tiga entitas, dengan penekanan pada kegiatan utama proyek, yaitu
pengurusan dan pertanggungjawaban keuangan, kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku,
khususnya yang berkaitan dengan pengadaan barang dan jasa, pengendalian intern atas pelaksanaan kegiatan proyek
antara lain kebijakan, perencanaan, pencatatan dan pelaporan atas seluruh kegiatan proyek, yaitu:
1. Proyek Pelayanan Jasa dan Produksi Penginderaan Jauh (JASPRO)
Cakupan pemeriksaan TA 2003 sebesar Rp2.872,04 juta atau 98,43% dari realisasi anggaran sebesar
Rp2.917,81 juta atau 99,43%,
2. Proyek Pengembangan Teknologi Rancang Bangun Sistem Telekomunikasi dan Informasi Antariksa
(BANGTELINFO)
Cakupan pemeriksaan sebesar Rp30.895,47 juta atau 97,95% dari realisasi anggaran sebesar Rp31.539,86 juta
atau 97,49%,
3. Proyek Pembinaan Kapasitas Sumber Daya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kedirgantaraan (BINPAS SDI
GAN)
Cakupan pemeriksaan sebesar Rp10.713,25juta atau 85,97% dari realisasi anggaran sebesar Rp12.461,85 juta
atau 99,84%,
Tanpa mengurangi keberhasilan yang telah dicapai oleh Proyek-proyek tersebut, BPK-RI
berpendapat bahwa dalam pelaksanaan kegiatan terdapat kelemahan, antara lain sebagai berikut :
1. Proyek JASPRO
a. Terjadi pengalokasian dana untuk kegiatan diluar program Petunjuk Operasional (PO) sebesar
Rp65.481.800,00
b. Terjadi kemahalan harga dalam pengadaan komputer dan perangkatnya untuk menunjang kegiatan
pelayanan jasa dan produksi penginderaan jauh minimal sebesar Rp68.508.000,00
c. Terjadi kemahalan harga atas pengadaan pencetakan majalah Berita Inderaja sebesar Rp4.890.000,00
2. Proyek BANGTELINFO
a. Pembayaran kontrak pengadaan jasa pendidikan dan latihan para ahli LAPAN di Jerman Tahun 2003
sebesar Rp1.410.908.400,00 tidak berdasarkan prestasi fisik pekerjaan
b. Penetapan pelaksana pengadaan komponen dan subsistem satelit mikro dilakukan dengan penunjukan
langsung dan berita acara serah terima pekerjaan bersifat formalitas
c. Panitia pengadaan barang dan jasa Proyek BANGTELINFO dalam menyusun HPS/OE tidak berdasarkan
analisa harga yang dikalkulasikan secara keahlian
d. Terdapat pemecahan kontrak dalam pengadaan bahan-bahan untuk keperluan penelitian.
e. Denda senilai Rp113.135.000,00 atas keterlambatan penyelesaian pengadaan peralatan ground station
belum dipungut
f. Kelebihan pembayaran sebesar Rp247.344.000,00 atas biaya hidup dan biaya pengiriman engineer
permanen dan non permanen ke Jerman
g. Penetapan pelaksana dilakukan dengan penunjukan langsung dan terjadi kelebihan pembayaran atas
kekurangan volume pekerjaan fasilitas pendukung ground station senilai Rp28.857.645,00
h. Terdapat kelebihan perhitungan biaya operasional pada pengadaan peralatan ground station senilai
Rp162.823.670,00
3. Proyek BINPAS SDI GAN
a. Panitia pengadaan pekerjaan pemagaran, peningkatan jalan protokol di Pameungpeuk Garut dan renovasi
mess LAPAN di Yogyakarta senilai Rp5.650.000.000,00 bekerja tidak sesuai dengan ketentuan yang
berlaku
b. Konsultan pengawas pekerjaan pemagaran, perbaikan jalan protokol stasiun uji terbang LAPAN, di
Pameungpeuk, Garut dan renovasi mess lapandi Yogyakarta bekerja tidak efektif dan berita acara
penyerahan barang dibuat tidak sesuai dengan prestasi pekerjaan
c. Pengaspalan jalan protokol di Pameungpeuk Garut dilaksanakan sebelum tersedianya anggaran dan
sebelum surat perjanjian/kontrak
d. Denda keterlambatan atas pekerjaan pemagaran, perbaikan jalan protokol stasiun uji terbang LAPAN, di
Pameungpeuk, Garut dan renovasi mess LAPAN di Yogyakarta sebesar Rp16.950.000,00 belum
dikenakan
e. Denda keterlambatan konsultan pengawas senilai Rp6.250.000,00 atas pekerjaan konsultan pengawas
pekerjaan pemagaran, perbaikan jalan protokol stasiun uji terbang LAPAN, di Pameungpeuk, Garut dan
renovasi mess LAPAN di Yogyakarta belum dipungut
f. Denda keterlambatan senilai Rp11.250.000,00 atas pekerjaan pemagaran dan pembuatan jalan lingkungan
di Rumpin Bogor belum dipungut
g. Terdapat kelebihan pembayaran senilai Rp882.301.391,00 atas kekurangan volume pekerjaan pemagaran
dan pembuatan jalan lingkungan di Rumpin Bogor
h. Terdapat kelebihan pembayaran senilai Rp1.248.207.207,00 atas kekurangan volume pekerjaan pemagaran
dan peningkatan jalan protokol di Pameungpeuk Garut serta renovasi mess LAPAN di Yogyakarta
i. Terdapat kemahalan harga atas pelaksanaan evaluasi Sistem Akuntansi Pemerintah dan sidang penyusunan
kajian potensi komersial hasil-hasil litbang senilai Rp7.375.000,00
j. Terdapat ketidakhematan dalam pelaksanaan rapat-rapat maksimal senilai Rp84.100.000,00
k. Terdapat ketidakhematan senilai Rp4.600.000,00 pada pelaksanaan Diklat Analisis Jabatan
l. Konsultan pengawas dalam melakukan pengawasan pelaksanaan pekerjaan pemagaran dan pembuatan
jalan lingkungan di Rumpin tidak efektif
Kondisi tersebut terjadi antara lain karena pelaksanaan SPI yang tidak efektif, khususnya dalam prosedur
kerja dan ketaatan pada azas/peraturan perundang-undangan yang tidak sepenuhnya dilaksanakan baik oleh para
pelaksana, pengawas maupun penanggung jawab kegiatan penggunaan belanja.
Berkenaan dengan hal-hal tersebut di atas BPK-RI menyarankan kepada Kepala LAPAN agar kelemahan-
kelemahan yang ada diatasi, denda keterlambatan yang belum dipungut segera dipungut dan disetorkan ke kas
negara, kelebihan pembayaran yang berindikasi merugikan keuangan negara segera dipertanggungjawabkan dengan
menyetorkan kembali ke kas negara, pemimpin proyek, panitia pengadaan, panitia penerima dan pemeriksa barang
serta pengawas lapangan yang lalai melaksanakan tugas diperingatkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta
dalam pengelolaan anggaran agar senantiasa memperhatikan aspek kehematan, efisiensi dan efektifitas.
Untuk jelasnya Saudara dipersilahkan menelaah hasil pemeriksaan lengkap terlampir dan selanjutnya BPK-
RI mengharapkan jawaban Saudara atas penyelesaian masalah-masalah tersebut dalam waktu 60 hari sejak
diterimanya hasil pemeriksaan ini.
Atas perhatian serta kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Hasan Bisri
Tembusan :
1. Yth. Sekretaris Utama LAPAN;
2. Yth. Inspektur LAPAN;
3. Pertinggal.
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
HASIL PEMERIKSAAN
ATAS
PENGELOLAAN ANGGARAN BELANJA PEMBANGUNAN
TAHUN ANGGARAN 2003 DAN 2004
PADA
LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL
(LAPAN)
DI
JAKARTA
Semester II TA 2005
Berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa Keuangan RI dan
Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara, BPK-RI telah melakukan Pemeriksaan atas Pengelolaan Anggaran Belanja
Pembangunan Tahun Anggaran 2003 dan 2004 pada Proyek Pelayanan Jasa dan Produk
Penginderaan Jauh Tahun Anggaran 2003, Proyek Pengembangan Teknologi Rancang Bangun
Sistem Telekomunikasi dan Informasi Antariksa Tahun Anggaran 2003 dan 2004 dan Proyek
Pembinaan Kapasitas Sumber Daya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kedirgantaraan Tahun
Anggaran 2004.
Pemeriksaan bertujuan untuk menilai apakah Sistem Pengendalian Intern (SPI) entitas yang diaudit
terhadap laporan keuangan dan pengamanan atas kekayaannya telah dirancang dan dilaksanakan
secara memadai untuk mencapai tujuan pengendalian, informasi keuangan telah disajikan sesuai
dengan kriteria yang telah ditetapkan, dan entitas yang diaudit dalam melaksanakan kegiatannya
telah mematuhi persyaratan kepatuhan terhadap peraturan keuangan tertentu serta memperhatikan
aspek kehematan dan efektifitas.
Sasaran pemeriksaan diarahkan pada SPI atas pelaksanaan kegiatan proyek, pengelolaan dan
pertanggungjawaban keuangan serta prosedur pengadaan barang dan jasa, serta pelaksanaan
kontrak pengadaan barang/jasa.
Nilai Anggaran Proyek Tahun Anggaran 2003 dan 2004 sebesar Rp47.766.902.000,00, telah
direalisasikan sebesar Rp46.919.518.870,00 atau 98,23% dan telah diperiksa (cakupan
pemeriksaan) sebesar Rp43.094.248.770,00 atau 91,85% dari realisasi anggaran dengan nilai
temuan sebesar Rp2.952.073.713,00 atau 6,85% dari realisasi anggaran yang diperiksa. Nilai
anggaran tersebut terdiri dari anggaran Proyek Pelayanan Jasa dan Produk Penginderaan Jauh TA
2003 sebesar Rp2.934.398.000,00 telah direalisasikan sebesar Rp2.917.809.065,00 (99,43%)
dengan cakupan pemeriksaan sebesar Rp2.872.035.065,00 (98,43%) dan nilai temuan sebesar
Rp136.629.800,00 atau 4,76%; anggaran Proyek Pengembangan Teknologi Rancang Bangun
Sistem Telekomunikasi dan Informasi Antariksa TA 2003 sebesar Rp20.898.610.000,00 telah
direalisasikan sebesar Rp20.876.449.900,00 (99,89%) dan cakupan pemeriksaan sebesar
Rp20.288.810.000,00 (97,19%) dengan nilai temuan sebesar Rp552.160.315,00 atau 2,72%
sedangkan anggaran Tahun Anggaran 2004 adalah sebesar Rp11.452.200,00 telah direalisasikan
sebesar Rp10.663.407.705,00 dan cakupan pemeriksaan sebesar Rp9.220.157.705,00 (86,47%)
dengan temuan ketaatan dan ketertiban (tanpa nilai); dan anggaran Proyek Pembinaan Kapasitas
Sumber Daya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kedirgantaraan adalah sebesar
Rp12.481.694.000,00, telah direalisasikan sebesar Rp12.461.852.200,00 (99,84%) dengan cakupan
pemeriksaan sebesar Rp10.713.246.000,00 (85,97) dan nilai temuan sebesar Rp2.249.058.598,00
atau 20,99% dari nilai anggaran yang diperiksa.
Tanpa mengurangi keberhasilan yang telah dicapai oleh Proyek-proyek tersebut, berdasarkan
pemeriksaan seperti tersebut pada pokok surat ini, Tim berpendapat masih terdapat penyimpangan
terhadap kriteria/peraturan yang telah ditetapkan sebanyak 7 temuan senilai Rp2.782.600.713,00,
penyimpangan yang mengganggu azas kehematan sebanyak 3 temuan senilai Rp155.248.000,00
dan penyimpangan yang mengakibatkan tidak tercapainya program yang direncanakan sebanyak 2
temuan (tanpa nilai).
Hasil pemeriksaan tersebut selanjutnya akan diuraikan berdasarkan kelompok temuan pemeriksaan
pada masing-masing proyek sebagai berikut :
Penyimpangan terhadap kriteria/peraturan yang telah ditetapkan (02)
1. Pengeluaran yang tidak dapat dipertanggungjawabkan senilai Rp65.481.800,00 terjadi pada:
a. Proyek JASPRO :
Terjadi pengalokasian dana untuk kegiatan diluar program yang telah ditetapkan dalam
Petunjuk Operasional (PO) sebesar Rp65.481.800,00
b. Proyek BANGTELINFO :
Pembayaran kontrak pengadaan jasa pendidikan dan latihan para ahli LAPAN di Jerman
Tahun 2003 sebesar Rp1.410.908.400,00 tidak berdasarkan prestasi fisik pekerjaan
2. Denda yang belum dipungut senilai Rp147.585.000,00 terjadi pada :
a. Proyek BANGTELINFO senilai Rp113.135.000,00 :
Denda keterlambatan senilai Rp113.135.000,00 atas penyelesaian pengadaan peralatan
Ground Station.
b. Proyek BINPAS SDI GAN senilai Rp34.450.000,00 :
1) Denda keterlambatan pekerjaan sebesar Rp16.950.000,00 dan denda keterlambatan
konsultan pengawas sebesar Rp6.250.000,00 atas pekerjaan pemagaran, perbaikan
jalan protokol stasiun uji terbang LAPAN, di Pameungpeuk, Garut dan renovasi mess
LAPAN di Yogyakarta;
2) Denda keterlambatan atas pekerjaan pemagaran dan pembuatan jalan lingkungan di
Rumpin Bogor senilai Rp11.250.000,00.
3. Kelebihan pembayaran senilai Rp2.569.533.913,00 terjadi pada :
a. Proyek BANGTELINFO senilai Rp439.025.315,00 :
1) Kelebihan pembayaran atas kekurangan volume senilai Rp28.857.645,00 dan
kelebihan perhitungan biaya operasional senilai Rp162.823.670,00 atas pekerjaan dan
pengadaan peralatan dan fasilitas pendukung Ground Station.
2) Kelebihan pembayaran sebesar Rp247.344.000,00 atas biaya hidup dan biaya
pengiriman engineer permanen dan non permanen ke Jerman
b. Proyek BINPAS SDI GAN senilai Rp2.130.508.598,00 :
1) Kelebihan pembayaran senilai Rp1.248.207.207,00 atas kekurangan volume pekerjaan
pemagaran dan peningkatan jalan protokol di Pameungpeuk Garut serta renovasi
mess LAPAN di Yogyakarta.
2) Kelebihan pembayaran senilai Rp882.301.391,00 atas kekurangan volume pekerjaan
pemagaran dan pembuatan jalan lingkungan di Rumpin Bogor.
Penyimpangan yang mengganggu azas kehematan (03)
Kemahalan harga/ketidakhematan senilai Rp157.498.000,00 terjadi pada
a. Proyek JASPRO senilai Rp71.148.000,00 :
1) Kemahalan harga dalam pengadaan komputer dan perangkatnya untuk menunjang kegiatan
pelayanan jasa dan produksi penginderaan jauh sebesar Rp66.258.000,00
2) Kemahalan harga atas pengadaan pencetakan majalah berita Inderaja sebesar
Rp4.890.000,00.
b. Proyek BINPAS SDI GAN senilai Rp84.100.000,00 :
Ketidakhematan dalam pelaksanaan kegiatan rapat-rapat senilai Rp84.100.000,00.
Kelemahan dan atau penyimpangan sebesar Rp2.937.848.713,00 tersebut pada dasarnya terjadi
karena pelaksanaan SPI yang tidak efektif, khususnya dalam prosedur kerja dan ketaatan pada
azas/peraturan perundang-undangan yang tidak sepenuhnya dilaksanakan baik oleh para pelaksana,
pengawas maupun penanggung jawab kegiatan penggunaan belanja.
Berkenaan dengan hal tersebut di atas, BPK-RI menyarankan Kepala LAPAN agar kelemahan-
kelemahan yang ada diperbaiki, denda keterlambatan yang belum dipungut dan kelebihan
pembayaran yang berindikasi merugikan keuangan negara segera ditarik untuk disetorkan ke Kas
Negara. Selanjutnya kepada para pelaksana dan penanggungjawab kegiatan yang lalai dalam
melaksanakan tugasnya diperingatkan secara tertulis sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam
pengelolaan anggaran senantiasa memperhatikan aspek kehematan dan efektifitas.
Hal tersebut tidak sesuai dengan Keppres Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman
Pelaksanaan APBN: Pasal 10 ayat (3) menyatakan pimpinan dan atau pejabat
departemen/lembaga /pemerintah daerah tidak diperkenankan melakukan pengeluaran atas
beban anggaran belanja negara untuk tujuan lain dari yang ditetapkan dalam anggaran
belanja negara.
Hal tersebut mengakibatkan tidak tercapainya tujuan kegiatan yang telah direncanakan
dalam Petunjuk Operasonal proyek sebagai akibat pengeluaran anggaran yang tidak
direncanakan semula sebesar Rp65.481.800,00. (Rp32.740.900,00 + Rp 32.740.900,00).
Hal tersebut disebabkan Pemimpin Proyek dan Atasan langsung Pimpro Pelayanan Jasa dan
Produksi Penginderaan Jauh tidak mentaati ketentuan yang berlaku.
Atas permasalahan tersebut, Pemimpin Proyek JASPRO menjelaskan bahwa kegiatan yang
dilaksanakan memang tidak tercantum dalam perencanaan anggaran, namun berdasarkan
hasil rapat struktural, kegiatan tersebut dipandang sifatnya mendadak dan memiliki nilai
strategis yang tinggi serta inti dan esensi kegiatan sama dengan yang direncanakan dan
tidak terjadi pergeseran dari tujuan dan sasaran kegiatan yang telah ditentukan.
BPK-RI menyarankan Kepala LAPAN agar menegur secara tertulis Deputi Penginderaan
Jauh sebagai pengendali dan Kepala Pusat Data Penginderaan Jauh sebagai Pembina Harian
dan Pengawas proyek serta Pemimpin Proyek untuk mentaati ketentuan yang berlaku.
2.Penyimpangan yang mengganggu azas kehematan (03)
2.1. Terjadi kemahalan harga dalam pengadaan komputer dan perangkatnya untuk
menunjang kegiatan pelayanan jasa dan produksi penginderaan jauh minimal
sebesar Rp66.258.000,00 (03.01)
Proyek JASPRO pada TA. 2003 telah mengadakan barang/peralatan yang digunakan
untuk menunjang pelayanan dan produksi penginderaan jauh. Barang-barang tersebut
antara lain berupa komputer (server), komputer supllies yang dilaksanakan oleh
beberapa rekanan berdasarkan Surat Pesanan Barang (SPB) yang seluruhnya seharga
Rp883.021.000,00 dengan rincian sebagai berikut :
1. CV. Palaris sesuai SPB No. LPN/SPB/01/Yansa/IV/2003 tanggal 15 April 2003
senilai Rp42.230.000,00 dengan rincian antara lain :
No. Nama/Jenis Barang Jumlah Harga Satuan Total Harga
Barang (Rp) (Rp)
1. DLT Cleaner 12 buah 748.000,00 8.976.000,00
2. CD-Rom 650 MB 88 box 175.000,00 15.400.000,00
3. Diskette HD 1.44 MB 3.5” 33 box 50.000,00 1.650.000,00
4. Hard Disk 80 GB 2 buah 3.448.000,00 6.896.000,00
5. Kertas Fotocopy A4 80 gram 86 rim 28.000,00 2.408.000,00
6. Kertas Fotocopy Folio 80 gram 20 rim 30.000,00 600.000,00
7. DVD Media 4.7 GB 24 buah 250.000,00 6.000.000,00
7. Toner Printer Laser Jet 6L 2 buah 650.000,00 1.300.000,00
Jumlah 43.230.000,00
Hasil pengadaan barang tersebut telah diterima proyek sesuai Berita Acara Serah
Terima Pengadaan Barang sebagai berikut :
1. CV. Palaris; No. LPN/BAST/01/Yansa/IV/2003 tanggal 24 April .2003 dan telah
dibayar dengan SPM No.046107X/088/118 tanggal 30 April sebesar
Rp43.230.000,00.
2. PT. Citra Komunika Aplikanusa; No. LPN/BAPB/04/Yansa/2003 tanggal 20 Juni
2003 dan telah dibayar dengan SPM No.115097X/088/118 tanggal 27 Juni 2003
sebesar Rp781.330.000,00.
3. CV. Hamparan Rizki Abadi; No.LPN/BAST/05/Yansa/VII/2003 tanggal 7 Juli
2003 dan telah dibayar dengan SPM No.117226X/088/118 tanggal 11 Juli 2003
sebesar Rp24.916.000,00.
4. CV. Data Kencana; No. LPN/BAST/07/Yansa/VII/2003 tanggal 18 Juli 2003 dan
telah dibayar dengan SPM No. 198445X/088/118 tanggal 23 Juli 2003 sebesar
Rp33.545.000,00.
Untuk pengadaan tersebut panitia pengadaan barang/jasa telah menyusun Harga
Perkiraan Sendiri (HPS) berdasarkan pagu anggaran yang ada namun tidak didukung
dengan hasil survei pasar. Selain itu panitia pengadaan barang/jasa juga telah
melaksanakan pemilihan langsung untuk pekerjaan yang nilainya dibawah
Rp50.000.000,00 dengan membandingkan harga dari tiga rekanan/lebih dan diambil
harga yang terendah, sedangkan untuk pengadaan senilai Rp781.330.000,00 oleh PT
Citra Komunika Aplikanusa dilakukan melalui proses pelelangan. Hal tersebut telah
sesuai dengan ketentuan tentang pengadaan barang/jasa dilingkungan pemerintah.
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik pada tanggal 23 dan 24 Nopember 2005
diketahui, bahwa fisik barang-barang yang dibeli tersebut lengkap dan dicatat sebagai
barang inventaris dan berfungsi dengan baik, sedangkan barang yang habis pakai
telah seluruhnya digunakan untuk menunjang kegiatan unit pengguna.
Konfirmasi harga pada tanggal 15 dan 16 Desember 2005 pada beberapa toko
komputer pertokoan Harco Mangga Dua Jakarta yang dilakukan secara uji petik
terhadap 15 jenis barang senilai Rp275.366.000,00 yang dibandingkan dengan harga
pasar diketahui senilai Rp209.108.000,00 sehingga harga pasar lebih rendah sebesar
Rp66.258.000,00 (Rp275.366.000,00 – Rp209.108.000,00).(Lihat Lampiran A).
Apabila harga pasar tersebut dibandingkan juga dengan Harga Perkiraan Sendiri
(HPS) harga pasar tersebut masih lebih rendah. Dalam analisa harga pasar telah
memperhitungkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan keuntungan rekanan.
Hal tersebut tidak sesuai dengan Keppres Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman
Pelaksanaan APBN: Pasal 12 ayat (1) huruf a. antara lain menyatakan bahwa
pelaksanaan Anggaran Belanja Negara didasarkan atas prinsip hemat, tidak mewah
efisien dan sesuai dengan kebutuhan.
Hal tersebut mengakibatkan terjadi kemahalan harga dalam pengadaan komputer dan
perangkatnya yang diadakan oleh proyek minimal sebesar Rp66.258,000,00 atau
31,69 % dari harga pasar.
BPK-RI menyarankan kepada Kepala LAPAN agar menegur secara tertulis kepada :
1. Deputi Penginderaan Jauh dan Kepala Pusat Data Penginderaan Jauh untuk
melakukan pengawasan yang lebih intensif.
2. Peminpin Proyek untuk meningkatkan pengawasan dan pengendalian yang lebih
efektif.
3. Panitia Pengadaan Barang/Jasa untuk bekerja lebih cermat dalam penyusunan
HPS sehingga diperoleh harga yang dapat menguntungkan negara.
2.2. Terjadi kemahalan harga atas pengadaan pencetakan majalah Berita Inderaja
sebesar Rp4.890.000,00 (03.01)
Proyek JASPRO pada TA 2003 telah melakukan pengadaan/pencetakan Majalah
Berita Inderaja. Pencetakan dilakukan sebanyak 2 (dua) kali yaitu :
1. Edisi 3 Juli 2003 dicetak oleh CV. Arindi Sukses alamat Jl. Sawi No. 31 Pekayon
Pasar Rebo Jakarta Timur dengan Surat Pesanan Barang (SPB)
No.LPN/SPB/08/YANSA/VII/2003 tanggal 15 Juli 2003 sebanyak 1.000
eksemplar dengan biaya sebesar Rp30.495.000,00 dan telah dibayar sesuai
dengan SPM No. 199104X/088/118 tanggal 26 -07-2003
2. Edisi 4 Desember 2003 dicetak oleh CV. Palaris alamat Jl. Usaha No. 88 Jakarta
Timur dengan SPB No.LPN/SPB/08/YANSA/12/2003 tanggal 7 Nopember
2003 sebanyak 1.000 eksemplar dengan biaya sebesar Rp30.495.000,00 dan telah
dibayar sesuai dengan SPM No. 575934X/088/188.
Keseluruhan biaya pencetakan yang dikeluarkan oleh pihak proyek untuk dua kali
pencetakan adalah sebesar Rp60.990.000,00 ( 2 x Rp30.495.000,00) dengan rincian
biaya pencetakan untuk setiap eksemplar sebesar Rp30.495,00 ( Rp60.990.000,00 :
2.000 eksemplar )
Pencetakan majalah tersebut dimaksudkan sebagai media/alat sosialisasi produk
pelayanan yang dihasilkan oleh Pusat Data Penginderaan Jauh kepada masyarakat
maupun institusi sebagai pengguna produk penginderaan jauh.
Hasil pemeriksaan atas penatausahaan majalah tersebut dan hasil pengecekan fisik
pada tanggal 6 Desember 2005 diketahui hal - hal sebagai berikut :
1. Majalah edisi 3 Juli 2003 diterima sebanyak 1.000 eksemplar dan telah
didistribusikan kepada pembaca sebanyak 994 eksemplar dan sisa fisik sebanyak
6 eksemplar.
2. Majalah edisi 4 Desember 2003, diterima sebanyak 1.000 eksemplar dan telah
didistribusikan kepada pembaca sebanyak 976 eksemplar, sisanya sebanyak 24
eksemplar tidak tercatat dalam pendistribusian barang dan sebagai sisa fisik.
Berdasarkan hasil konfirmasi dan pengecekan harga di beberapa percetakan pada
tanggal 13 Desember 2005 diantaranya pada percetakan Duta Copy di Jl Bendungan
Hilir diketahui bahwa biaya untuk pencetakan majalah dengan spesifikasi yang sama
(ongkos cetak, bahan dan separasi) adalah sebesar Rp25.500,00/eksemplar, sehingga
biaya cetak untuk 2.000 eksemplar adalah sebesar Rp51.000.000,00 ( 2.000
eksemplar x Rp25.500,00) dan bila ditambah pajak 10 % maka biaya tersebut
menjadi Rp56.100.000,00
Dari data di atas diketahui bahwa biaya pencetakan yang dikeluarkan oleh proyek
lebih tinggi sebesar Rp4.890.000,00 atau 8,7 % dari harga Pasar.
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan adalah 120 hari kalender, mulai tanggal 25
Agustus 2003 sampai dengan tanggal 22 Desember 2003. Pekerjaan tersebut telah
diselesaikan dan diserahterimakan sesuai Berita Acara Serah Terima Nomor : BA-
SER/1.5/PTED-BTLF/XII/2003 tanggal 15 Desember 2003 dan telah dibayar lunas,
pertama untuk uang muka senilai Rp352.727.100,00 sesuai SPM No.
575501X/088/118 tanggal 19 November 2003 dan sisanya senilai
Rp1.410.908.400,00 berdasarkan SPM No. 720024X/088/118 tanggal 18 Desember
2003.
Dari hasil pemeriksaan atas dokumen kontrak dan pendukungnya diketahui sebagai
berikut :
1. Proses penetapan pelaksana pekerjaan dilakukan dengan penunjukan langsung,
hal tersebut disebabkan PT.Nusantara Duasatu Telematika sudah bekerjasama
dengan TU Berlin Jerman dalam pengadaan komponen satelit untuk perakitan
satelit mikro.
2. Surat Perjanjian Pengadaan Jasa Pendidikan dan Latihan Para Ahli LAPAN di
Jerman mengalami Addendum pada tanggal 20 Desember 2003 yang menetapkan
bahwa :
- Biaya hidup sebesar Rp420.000.000,00 dan biaya pengiriman sebesar
Rp59.278.000,00 untuk 6 orang engineer selama 4 bulan di Jerman dapat
ditangguhkan pelaksanaannya dan jangka waktu kontrak diperpanjang sampai
dengan 15 Mei 2004.
- PT Nusantara Duasatu Telematika diwajibkan menyerahkan jaminan
pelaksanaan perpanjangan waktu untuk biaya hidup dan biaya pengiriman
sebesar Rp479.278.000,00, yang mempunyai masa berlaku selama 150 hari
kalender, terhitung sejak Surat Addendum ditandatangani tanggal 20 Desember
2003.
Addendum ini dilakukan berdasarkan adanya surat pemberitahuan perubahan
jadwal dari pihak TU-Berlin tanggal 19 Desember 2003 yang merupakan hasil
pertemuan antara pihak LAPAN dan TU-Berlin tanggal 17 Desember 2003
dimana TU-Berlin meminta agar pengiriman engineer permanen dimulai pada
bulan Januari 2004. Dengan adanya penundaan jadwal training tersebut
seharusnya nilai jaminan pelaksanaan yang diserahkan sebesar
Rp1.763.635.000,00 sesuai dengan nilai kontrak, bukan sebesar
Rp479.278.000,00 karena sampai akhir Tahun Anggaran 2003 kontrak belum
dilaksanakan.
3. Pelaksanaan kontrak yang diperpanjang sampai dengan Mei 2004, telah melewati
batas tahun anggaran 2003. Seharusnya setiap pekerjaan berakhir dalam satu
tahun anggaran yang bersangkutan.
Pemeriksaan lebih lanjut dan konfirmasi kepada beberapa engineer diketahui bahwa
pengiriman 6 orang engineer tersebut baru dilaksanakan pada bulan Februari 2004
secara bergiliran.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembayaran lunas kepada PT Nusantara
Duasatu Telematika senilai Rp1.410.908.400,00 pada tanggal 18 Desember 2003
tidak berdasarkan pada prestasi fisik pekerjaan dan Berita Acara Serah Terima
Pekerjaan (sebagai syarat dilakukannya pembayaran) Nomor : BA-SER/1.5/PTED-
BTLF/XII/2003 Tanggal 15 Desember 2003 yang menyatakan bahwa “seluruh
pekerjaan telah selesai dilaksanakan sesuai rencana” dibuat tidak benar dan hanya
sebagai formalitas untuk mencairkan pembayaran.
Namun demikian, dari pemeriksaan atas laporan hasil pelaksanaan kegiatan dan
konfirmasi kepada beberapa engineer yang mengikuti pelatihan diketahui bahwa
pelaksanakan pelatihan telah dilaksanakan sejak bulan Februari 2004 sampai dengan
Juli 2005 sesuai dengan jadual pengiriman para engineer.
Pekerjaan pengadaan peralatan ground station telah selesai dilaksanakan sesuai Berita
Acara Serah Terima Pekerjaan No. BA-SER/3.6/PTED-BTLF/XII/2003 tanggal 5
Desember 2003 dan telah dibayar lunas sebesar Rp10.285.000.000,00 kepada PT.
Inka Forindo Jaya sesuai SPM No. 582904X/088/118 tanggal 16 Desember 2003
senilai Rp3.085.500.000,00 dan PT. Twink Indonesia dengan SPM No.
582898X/088/118 tanggal 16 Desember 2003 senilai Rp7.199.500.000,00.
Hasil pemeriksaan atas dokumen kontrak dan pendukungnya diketahui :
1. Pelaksana pekerjaan ditetapkan berdasarkan Penunjukan Langsung Pemimpin
Proyek dengan surat No. 07/PTED-BTLF/XI/2003 tanggal 14 Nopember 2003
yang mengacu kepada persetujuan Kepala LAPAN sesuai Surat
No.B/1278A/895/XI/2003 tanggal 3 Nopember 2003. Tim BPK-RI berpendapat
bahwa penetapan pelaksana pekerjaan dengan cara penunjukan langsung tersebut
tidak sesuai ketentuan karena penunjukan langsung hanya diperkenankan antara
lain untuk pekerjaan yang bersifat spesifik dan darurat/mendesak. Dengan adanya
penunjukan langsung tersebut harga dalam kontrak kurang kompetitif.
2. Berdasarkan pemeriksaan fisik peralatan ground station yang berlokasi di
Rumpin Bogor, spesifikasi dan volume peralatan telah sesuai dengan kontrak dan
dapat dimanfaatkan sesuai fungsinya.
3. Dalam pengadaan peralatan ground station terdapat pekerjaan fasilitas
pendukung ground station, instalasi dan testing senilai Rp945.000.000,00. Dari
nilai Rp945.000.000,00 tersebut diantaranya untuk pekerjaan konstruksi
bangunan 2 lantai seluas 300 m2 dengan nilai Rp596.900.000,00. dengan rincian
pekerjaan sebagai berikut :
Harga yang tercantum dalam jenis pekerjaan untuk pekerjaan fasilitas pendukung
ground station tersebut sudah termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar
10%.
Pemeriksaan secara uji petik di lapangan pada tanggal 2 Desember 2005 atas
beberapa pekerjaan konstruksi bangunan yang terdiri dari pekerjaan struktur,
arsitektur dan pekerjaan elektrikal diketahui terdapat kekurangan volume
pekerjaan dibandingkan dengan RAB senilai Rp28.857.645,00 dengan rincian
sebagai berikut :
No Uraian Pekerjaan RAB Fisik Selisih Harsat Jumlah
(Rp) (Rp)
A Pekerjaan Persiapan - - - - -
B Pekerjaan Struktur
B.1 Pek. Struktur Lantai Bawah
B.1.1 Galian tanah pondasi 245,00 m3 98,80 m3 146,20 15.625 2.284.375
B.1.4 Beton pondasi plat (pile cape)
- Pile cape 300/300 cm (type P-1) 5,76 m3 2,80 m3 2,96 m3 1.415.870 4.190.975
- Pile cape 250/250 cm (type P-2) 8,94 m3 6,30 m3 2,64 m3 1.327.523 3.504.661
- Pile cape 200/200 cm (type P-3) 2,05 m3 4,37 m3 (2,32 m3) 1.395.105 (3.236.644)
B.1.6 Beton Kolom 40/40 cm 11,09 m3 5,75 m3 5,34 m3 1.661.000 8.869.740
B.1.8 Beton balok struktur 8,85 m3 10,95 m3 (2,10 m3) 1.871.428 (3.929.999)
B.1.9 Beton plat dak 20,03 m3 18,76 m3 1,27 m3 1.663.886 2.113.135
B.2 Pek. Struktur Lantai Atas
B.2.1 Beton kolom 35/35 cm 6,17 m3 5,52 m3 0,65 m3 1.375.500 894.075
B.2.3 Beton plat dak 15,75 m3 16,50 m3 (0,75 m3) 1.906.461 (1.429.846)
B.2.5 Lisplank beton 72 m’ 91,40 m’ (19,40 m’) 175.000 (3.395.000)
Jumlah B 9.865.472
C Pek. Arsitektur (Lantai Bawah)
C.1 Pek. Dinding dan Plester
C.1.1 Pas. Dinding bata 1: 3 75,00 m2 32,19 m2 42,81 m2 39.334 1.683.889
C.1.2 Pas. Dinding bata 1 : 5 236,00 m2 208,67 m2 27,33 m2 36.878 1.007.876
C.1.5 Plester & aci dinding bata 1 : 3 150,00 m2 64,38 m2 85,62 m2 19.482 1.668.049
C.1.6 Plester & aci dinding bata 1 : 5 472,00 m2 417,34 m2 54,66 m2 17.693 967.099
C.2 Pek. Kusen Pintu dan Jendela
C.2.1 Kosen pintu jendela allm type PJ-1 1,00 bh 1,00 bh - 7.500.000 -
C.2.2 Kusen pintu kayu kamper type P-1 1,00 bh 1,00 bh - 2.500.000 -
C.2.3 Kosen pintu kayu kamper type P-2 2,00 bh 2,00 bh - 1.500.000 -
C.2.4 Kosen pintu kayu kamper type P-3 1,00 bh 1,00 bh - 1.450.000 -
C.2.5 Kosen pintu kayu kamper type P-4 2,00 bh 2,00 bh - 1.400.000 -
C.2.6 Kosen pintu kayu kamper type P-5 1,00 bh 1,00 bh - 1.475.000 -
C.2.7 Kosen jendela aluminium type J-1 7,00 bh 7,00 bh - 2.750.000 -
C.2.8 Kosen jendela aluminium type BV-1 3,00 bh 3,00 bh - 1.400.000 -
C.4 Pek. Lantai dan tangga
C.4.1 Urugan tanah peninggian peil lantai 136,15 m3 112,50 m3 23,65 m3 40.000 946.000
C.4.5 Lantai kerja tebal 5 cm 8,25 m3 8,50 m3 (0,25 m3) 313.494 (78.374)
C.4.7 Lantai keramik 30/30 cm 155,00 m2 139,35 m2 15,65 m2 61.084 955.965
C.4.10 Pekerjaan tangga
- Plester dan aci beton 40,00 m2 12,08 m2 27,92 m2 19.482 543.937
- Screding lantai 14,42 m2 10,13 m2 4,29 m2 18.317 78,580
- Lantai keramik 20/20 cm 12,00 m2 10,13 m2 1,87 m2 61.084 114.227
- Railling pipa hitam 10,00 m’ 6,75 m’ 3,25 m’ 328.350 1.067.137
C.4.12 Tangga control lantai dak 2,00 ls 1,00 ls 1,00 ls 1.800.000 1.800.000
Jumlah C 10.754.385
D Pek. Arsitektur (Lantai Atas)
D.2 Pek. Kusen Pintu dan Jendela
D.2.1 Kosen pintu kayu kamper type P-2/k 5,00 bh 5,00 bh - 1.500.000 -
D.2.2 Kosen pintu kayu kamper type P-2/t 1,00 bh - 1,00 bh 1.500.000 1.500.000
D.2.3 Kosen jendela aluminium type J-1 6,00 bh 6,00 bh - 2.750.000 -
D.2.4 Kosen jendela aluminium sudut 2,00 bh 2,00 bh - 2.750.000 -
D.2.5 Kosen jendela alum.kaca mati/rc 2,00 bh 2,00 bh - 2.850.000 -
D.2.6 Kosen jendela aluminium type BV 1,00 bh 1,00 bh - 1.400.000 -
D.2.7 Kosen jendela alum. Kaca mati/t 1,00 bh - 1,00 bh 2.850.000 2.850.000
D.4 Pek. Lantai dan tangga
D.4.4 Pekerjaan tangga
- Screeding lantai 14,42 m2 4,35 m2 10,07 m2 18.317 184.452
- Lantai keramik 20/20 cm 12,00 m2 4,35 m2 7,65 m2 61.084 467.293
- Railing pipa hitam 13,00 m’ 5,45 m’ 7,55 m’ 328.350 2.479.043
Jumlah D 7.480.788
E Pekerjaan Elektrikal
E.1 Pek. Elektrikal (lantai bawah)
E.1.1 Instalasi lampu pijar 1 x 40 3,00 ttk 3,00 ttk - 222.500 -
E.1.2 Instalasi lampu baret 1 x 20 3,00 ttk 3,00 ttk - 222.500 -
E.1.3 Instalasi lampu TL balk 1 x 36 watt 8,00 ttk 8,00 ttk - 222.500 -
E.1.4 Instalasi stop kontak AC 4,00 ttk 4,00 ttk - 222.500 -
E.1.5 Instalasi stop kontak 17,00 ttk 16,00 ttk 1,00 ttk 142.000 142.000
E.1.6 Instalasi stop kontak telepon 4,00 ttk 4,00 ttk - 140.000 -
E.1.7 Instalasi stop kontak internet 3,00 ttk - 3,00 ttk 150.000 450.000
E.1.8 Instalasi saklar seri 5,00 ttk 5,00 ttk - 150.000 -
E.1.9 Instalasi saklar tunggal 4,00 ttk 4,00 ttk - 140.000 -
E.1.10 Lampu pijar 1 x 40 3,00 bh 3,00 bh - 40.000 -
E.1.11 Lampu baret 1 x 20 3,00 bh 3,00 bh - 130.000 -
E.1.12 Lampu TL balk 8,00 bh 8,00 bh - 180.000 -
E.1.13 Stop kontak AC 4,00 bh 4,00 bh - 60.000 -
E.1.14 Stop kontak 17,00 bh 16,00 bh 1,00 bh 37.500 37.500
E.1.15 Stop kontak telepon 4,00 bh 4,00 bh - 40.250 -
E.1.16 Stop kontak internet 3,00 bh - 3,00 bh 42.500 127.500
E.1.17 Saklar seri 5,00 bh 5,00 bh - 45.000 -
E.1.18 Saklar tunggal 4,00 bh 4,00 bh - 40.000 -
E.2 Pek. Elektrikal (lantai bawah)
E.2.1 Instalasi lampu pijar 1 x 40 1,00 ttk 1,00 ttk - 222.500 -
E.2.2 Instalasi lampu baret 1 x 20 3,00 ttk 3,00 ttk - 222.500 -
E.2.3 Instalasi lampu TL balk 1 x 36 watt 14,00 ttk 14,00 ttk - 222.500 -
E.2.4 Instalasi stop kontak AC 4,00 ttk 4,00 ttk - 222.500 -
E.2.5 Instalasi stop kontak 17,00 ttk 17,00 ttk - 142.000 -
E.2.6 Instalasi stop kontak telepon 4,00 ttk 4,00 ttk - 140.000 -
E.2.7 Instalasi stop kontak internet 4,00 ttk 4,00 ttk - 150.000 -
E.2.8 Instalasi saklar seri 5,00 ttk 5,00 ttk - 150.000 -
E.2.9 Instalasi saklar tunggal 4,00 ttk 4,00 ttk - 140.000 -
E.2.10 Lampu pijar 1 x 40 1,00 bh 1,00 bh - 40.000 -
E.2.11 Lampu baret 1 x 20 3,00 bh 3,00 bh - 130.000 -
E.2.12 Lampu TL balk 14,00 bh 14,00 bh - 180.000 -
E.2.13 Stop kontak AC 4,00 bh 4,00 bh - 60.000 -
E.2.14 Stop kontak 17,00 bh 17,00 bh - 37.500 -
E.2.15 Stop kontak telepon 4,00 bh 4,00 bh - 40.250 -
E.2.16 Stop kontak internet 4,00 bh 4,00 bh - 42.500 -
E.2.17 Saklar seri 5,00 bh 5,00 bh - 45.000 -
E.2.18 Saklar tunggal 4,00 bh 4,00 bh - 40.000 -
Jumlah E 757.000
Jumlah 28.857.645
Jasa Konstruksi 10 % 2.885.764
Jumlah Kelebihan 31.743.409
Pengurangan PPN 2.885.764
Netto Kelebihan Pembayaran 28.857.645
4. Dari data pengeluaran biaya PT. Inka Forindo Jaya untuk pekerjaan pengadaan
peralatan ground station diketahui :
No Nama/Jenis Barang Harga Kontrak Realisai Profit
I Peralatan
1. 4,5 X Band TeraScan Antena, Receiver da 6.569.000.000 4.473.207.000 2.095.793.000
Processing.
2. Upgrade to dual X and BandFeed, LNA. 2.455.000.000 1.406.530.911 1.048.469.089
3. Instalasi, Tranning & Site Acceptance. - 364.141.667 (364.141.667)
4. Instalasi dan Testing Pem. Antena. 95.000.000 76.500.000 18.500.000
Sub Jumlah I 2.798.620.422
II Pembangunan Fasilitas Gedung
1. Konstruksi Fisik Gedung 2 lantai. 596.900.000 557.500.000 39.400.000
2. Perencanaan Konstruksi. 29.100.000 29.100.000 -
3. Pengawasan Konstruksi. 18.300.000 18.300.000 -
4. Pengelolaan Teknis. 5.700.000 5.700.000 -
5. Tiket Jakarta – Bangalore 4 bulan 55.000.000 55.000.000 -
6. Biaya hidup 4 orang training, 4 bulan. 145.000.000 144.000.000 1.000.000
7. Transceiver Dual Band UHF/VHF. 65.000.000 57.000.000 8.000.000
8. Antena UHF 430-438 MHz. 25.000.000 22.500.000 2.500.000
9. Antena VHF 144 – 146 MHz. 25.000.000 22.500.000 2.500.000
10. Control Rotator. 60.000.000 53.725.000 6.275.000
11. LNA AG 35, 2 unit. 16.000.000 14.250.000 1.750.000
12. Power Amplifier Mirage. 25.000.000 22.000.000 3.000.000
13. Power Supply. 10.000.000 8.800.000 1.200.000
14. Kabel Koaxial. 10.000.000 8.800.000 1.200.000
15. Processing data 2 unit.. 45.000.000 40.000.000 5.000.000
16. Modulator – Demodulator. 35.000.000 30.000.000 5.000.000
Sub Jumlah II 76.825.000
III Biaya Operasional
1. Tambahan Material. - 8.530.000 (8.530.000)
2. Biaya gaji 4 bulan. - 120.000.000 (120.000.000)
3. Assuransi 6 bulan. - 28.150.000 (28.150.000)
4. Sewa kantor 4 bulan. - 60.000.000 (60.000.000)
5. Sewa rumah 6 bulan. - 15.000.000 (15.000.000)
6. Telekomunikasi 6 bulan. - 20.101.500 (20.101.500)
7. Listrik. - 5.971.965 (5.971.965)
8. Kendaraan operasional 4 bulan. - 40.000.000 (40.000.000)
9. Operasional kantor 6 bulan. - 41.131.380 (41.131.380)
10. Biaya surat menyurat, jaminan dan fee. - 35.000.000 (35.000.000)
11. Fee Marketing. - 70.000.000 (70.000.000)
12. Maintenan kendaraan 4 bulan. - 4.003.500 (4.003.500)
13. Inklaring. - 112.258.887 (112.258.887)
14. Biaya transport & Penurunan Barang. - 5.400.000 (5.400.000)
15. Door to door Singapore ke Jakarta. - 875.000 (875.000)
Sub Jumlah III (566.422.232)
IV Pajak – Pajak
1. PPN PT. Inka.Forindo Jaya. - 280.500.000 (280.500.000)
2. PIB. - 361.702.171 (361.702.171)
3. PPN PT. Twink Indonesia. - 654.500.000 (654.500.000)
Sub Jumlah IV (1.296.702.171)
Jumlah Keseluruhan 10.285.000.000 9.272.678.981 1.012.321.019
Data pengeluaran biaya tersebut di atas diketahui bahwa PT. Inka Forindo Jaya
memperoleh profit sebesar Rp1.012.321.019,00 atau 9,84 % dari nilai kontrak.
Dalam data pengeluaran tersebut terdapat pengeluaran biaya operasional sebesar
Rp566.422.232,00 yang diantaranya beberapa jenis pengeluaran waktunya
melebihi waktu yang dibutuhkan sesuai kontrak. Berdasarkan kontrak, jangka
waktu pelaksanaan pekerjaan selambat-lambatnya 30 hari kalender atau 1 bulan
dan masa pemeliharaan selama 1 bulan setelah penyerahan pekerjaan, sehingga
jumlah waktu yang dibutuhkan berdasarkan kontrak adalah selama 2 bulan.
Sedangkan pengeluaran biaya operasional yang diperhitungkan PT. Inka Forindo
Jaya melebihi perhitungan waktu yang dibutuhkan ( antara lain lebih dari 2
bulan). Sehingga dengan perbedaan waktu yang dibutuhkan dalam kontrak
dengan waktu realisasi pengeluaran biaya operasional PT. Inka Forindo Jaya,
maka terjadi kelebihan biaya operasional sebesar Rp162.823.670,00 yang
merupakan kerugian Negara dengan rincian sebagai berikut :
5. Pemeriksaan lebih lanjut atas dokumen kontrak dan laporan konsultan pengawas
PT. Graha Manunggal Wirasembada sebagai pengawas pembangunan gedung
fasilitas pendukung ground station diketahui bahwa pekerjaan fasilitas
pendukung ground station selesai 100 % pada tanggal 27 Desember 2003,
sedangkan pelaksanaan pekerjaan seharusnya selesai paling lambat tanggal 16
Desember 2003 sehingga terjadi keterlambatan penyelesaian pekerjaan selama 11
hari sejak tanggal 16 Desember 2003 sampai dengan tanggal 27 Desember 2003 .
Atas keterlambatan tersebut PT. Inka Forindo Jaya harus dikenakan denda
sebesar 11%o dari nilai kontrak sebesar Rp113.135.000,00 (11%o x
Rp10.285.000.000,00 ).
Hal tersebut mengakibatkan harga kontrak tidak kompetitif sehingga terjadi kerugian
negara sebesar Rp304.816.315,00 apabila kelebihan pembayaran dan penerimaam
denda tidak ditarik dan disetor ke Kas Negara dengan rincian sebagai berikut :
1. Kelebihan pembayaran atas kekurangan volume pekerjaan senilai
RP28.857.645,00 ( PT. Inka Forindo Jaya sebesar 30 % X Rp28.857.645,00 =
Rp8.657.293,50 dan PT. Twink Indonesia sebesar 70 % X Rp28.857.645,00 =
Rp20.200.351,50 ).
2. Kelebihan pembayaran biaya operasional senilai Rp162.823.670,00 (PT. Inka
Forindo Jaya sebesar 30 % X Rp162.823.670,00 =Rp48.847.101,00 dan PT.
Twink Indonesia sebesar 70 % X Rp162.823.670,00= Rp113.976.569,00).
3. Penerimaan Negara dari denda keterlambatan menjadi tertunda senilai
Rp113.135.000,00 ( 1,1 % x Rp10.285.000.000,00) dengan rincian PT. Inka
Forindo Jaya sebesar 30 % X Rp113.135.000,00 = Rp33.940.500,00 dan PT.
Twink Indonesia sebesar 70 % X Rp113.135.000,00 = Rp79.194.500,00.
1.3. Kelebihan pembayaran sebesar Rp247.344.000,00 atas biaya hidup dan biaya
pengiriman engineer permanen dan non permanen ke Jerman (02.16)
Dalam rangka mewujudkan program LAPAN terutama dalam pengembangan Satelit
Mikro yang akan melibatkan teknologi tinggi maka untuk proses alih teknologi
diperlukan kerjasama dengan negara yang sudah maju di bidang teknologi satelit dan
telah memiliki kesepahaman dengan LAPAN. Institusi yang diajak melakukan
kerjasama dengan LAPAN adalah Technical University of Berlin (TU-Berlin) dengan
pertimbangan antara lain masalah pembiayaan, pengalaman dan kemampuan,
kerjasama antara LAPAN-Jerman telah terjalin cukup lama, dan proses transfer
teknologi satelit yang ditawarkan kepada SDM kita lebih terbuka. Penandatanganan
MoU (Memorandum of Understanding) antara LAPAN-TU Berlin dilaksanakan pada
tanggal 21 Juli 2003 di Berlin Jerman antara pimpinan LAPAN dengan pimpinan TU
Berlin. Implementasi MoU tersebut akan diwujudkan dengan pembangunan satelit
mikro LAPAN-TUBSAT dimana satelit akan dirangkai, dibangun, dan dites dengan
melibatkan para engineer LAPAN dan dipersiapkan kondisi terbangnya di Jerman.
Sedangkan untuk pengurusan hal-hal yang bersifat non teknis TU-Berlin menunjuk
PT. Nusantara Duasatu Telematika sebagai agen/wakil di Indonesia, oleh karena itu
pihak LAPAN melalui Proyek Pengembangan Teknologi Rancang Bangun Sistem
Telekomunikasi dan Informasi Antariksa (BANGTELINFO) mengadakan perjanjian
dengan PT Nusantara Duasatu Telematika, satu diantaranya dengan kontrak Nomor :
01/SP/PTED-BTLF/VIII/2003 Tanggal 28 Agustus 2003 tentang pengadaan jasa
diklat para ahli LAPAN di Jerman.
Untuk merealisasikan proses alih teknologi pengembangan satelit mikro tersebut,
LAPAN mengirimkan 13 engineer yang terdiri dari 4 orang engineer permanen dan 9
orang engineer non permanen guna mengikuti training sistem satelit mikro LAPAN-
TUBSAT di TU Berlin Jerman dalam kurun waktu 18 bulan yang pelaksanaannya
dimulai sejak bulan Februari 2004 sampai dengan Juli 2005. Adapun 4 orang
engineer permanen akan mengikuti training selama 18 bulan sedangkan 9 orang non
permanen akan dikirim secara periodik atau bergantian selama 3 bulan masing-
masing tim berjumlah 2 orang. Selama pelaksanaan training setiap engineer
memperoleh fasilitas berupa biaya hidup setiap bulan dan biaya tiket perjalanan
pulang pergi. Mekanisme pemberian fasilitas dilakukan dalam dua cara, yaitu melalui
kontrak Tahun 2003 untuk 6 orang engineer (4 orang permanen dan 2 orang non
permanen) selama 4 bulan @ Rp17.500.000,00/bulan dan sisanya @
Rp25.000.000,00/bulan melalui UYHD . (Besarnya biaya hidup/bulan disesuaikan
dengan nilai kurs Euro pada saat itu), dengan perincian sebagai berikut :
No. Nama Pelaksanaan Jenis Biaya
training
Engineer Permanen @ 18 bulan
1. Robertus Heru Tri Harjanto Biaya hidup :
2. Wahyudi Hasbi 4 bulan melalui kontrak
3. Mohammad Mukhayadi Februari 2004 s.d. 14 bulan melalui UYHD
4. Ayom Widipaminto Juli 2005 Biaya perjalanan :
Berangkat melalui kontrak
Pulang melalui UYHD
Engineer Non Permanen (Periodik) @ 3 bulan
1. Abdul Karim Biaya hidup 4 bln melalui kontrak
2. Minto Suwarjo Mei s.d. Juli 2004 Biaya perjalanan pergi dgn kontrak
Biaya pulang dgn UYHD
3. Gunawan S. Prabowo September s.d.
3 bulan melalui UYHD
4. Moh. Yoyok Ichsan November 2004
5. Taufik Sumpeno
Desember s.d.
6. Moh. Suseno 3 bulan melalui UYHD
Februari 2005
7. Ade Rukmana
8. Daryono Restu Maret s.d. Mei
3 bulan melalui UYHD
9. Widodo Slamet 2005
Hasil pemeriksaan atas dokumen pembayaran Tahun 2003 sampai dengan 2005
diketahui sebagai berikut :
1. Terdapat pembayaran kontrak kepada PT Nusantara Duasatu Telematika sebesar
Rp1.763.635.500,00 untuk pembayaran biaya hidup dan biaya pengiriman 4
orang engineer permanen dan 2 orang engineer non permanen selama 4 bulan
sebesar Rp479.278.000,00 dan biaya diklat sebesar Rp1.284.357.500,00, dengan
perincian:
No Uraian Nilai (Rp)
1. Biaya hidup : 420.000.000,00
4 orang engineer permanen selama 4 bulan = Rp280.000.000,00
2 orang engineer non permanen selama 4 bulan =Rp140.000.000,00
(@ Rp17.500.000,00/bulan)
2. Biaya pengiriman (pergi): +/- @ Rp9.879.500,00 59.278.000,00
4 orang engineer permanen = Rp39.518.000,00
2 orang engineer non permanen = Rp19.760.000,00
Jumlah 479.278.000,00
3. Biaya Diklat 1.284.357.500,00
Total 1.763.635.500,00
Pembayaran tersebut sesuai SPM No. 575501X/088/118 tanggal 19 November
2003 dibayarkan sebagai uang muka senilai Rp352.727.100,00 dan sebagai
pembayaran diklat dan biaya hidup dengan SPM No. 720024X/088/118 tanggal
18 Desember 2003 senilai Rp1.410.908.400,00. Padahal kegiatan baru
dilaksanakan pada bulan Februari 2004.
2. Terdapat pembayaran biaya hidup dan biaya perjalanan pulang pergi 4 orang
engineer permanen dan 9 orang engineer non permanen sebesar
Rp2.458.469.000,00 dibayarkan melalui mekanisme UYHD, dengan rincian
sebagai berikut :
No Uraian Nilai (Rp)
1. Biaya hidup 4 orang engineer permanen selama 15 bulan sebelum 1.545.600.000,00
dipotong PPh 15% adalah @ Rp25.760.000/bulan
2. Biaya hidup 9 orang engineer non permanen selama 3 bulan sebelum 695.520.000,00
dipotong PPh 15% sebesar @ Rp25.760.000/bulan, terdiri dari :
1.Abdul Karim (Mei - Juli 04) = 77.280.000,00
2.Minto Suwarjo = 77.280.000,00
3.Gunawan Prabowo (Sept – Nov 04) = 77.280.000,00
4.Moh. Yoyok Ichsan = 77.280.000,00
5.Taufik Sumpeno (Des 04 – Febr 05) = 77.280.000,00
6.Moh. Suseno = 77.280.000,00
7.Ade Rukmana = 77.280.000,00
8.Daryono Restu (15 Mar– 15 Juni 05) = 77.280.000,00
9.Widodo Slamet =77.280.000,00
3. Biaya perjalanan pulang-pergi 9 orang engineer non permanen 177.831.000,00
@ Rp19.759.000,00
4. Biaya perjalanan pulang 4 orang engineer permanen 39.518.000,00
@ Rp9.879.500,00
Jumlah 2.458.469.000,00
Hasil konfirmasi dengan salah seorang engineer permanen dan non permanen
diketahui bahwa 4 orang engineer permanen mendapatkan biaya hidup selama 4
bulan dan tiket pergi melalui PT Nusantara Duasatu Telematika, sedangkan biaya
hidup selama 14 bulan dan tiket pulang melalui pihak Proyek Bangtelinfo (UYHD).
Adapun untuk engineer non permanen mendapatkan biaya hidup @
Rp25.760.000/bulan dan biaya perjalanan pulang-pergi melalui pihak Proyek
Bangtelinfo serta tidak pernah melalui PT Nusantara Duasatu Telematika.
Dari data tersebut di atas, dapat disimpulkan dalam tabel berikut :
No. Nama Seharusnya Realisasi Selisih
Engineer Permanen
1. Robertus Heru Tri H. Biaya hidup : Biaya hidup : Biaya Hidup :
2. Wahyudi Hasbi 4 bulan kontrak 4 bulan kontrak 1 bulan melalui
3. Moh. Mukhayadi 14 bulan UYHD 15 bulan UYHD UYHD
4. Ayom Widipaminto Biaya perjalanan : Biaya perjalanan :
Berangkat kontrak Berangkat kontrak
Pulang UYHD Pulang UYHD
Engineer Non Permanen
(Periodik)
1. Abdul Karim Biaya hidup : Biaya hidup 3 bln Biaya hidup :
2. Minto Suwarjo 4 bln dgn kontrak UYHD 4 bln dgn kontrak
Biaya perjalanan pergi Biaya perjalanan Biaya perjalanan
dgn kontrak pulang-pergi dgn pergi dgn kontrak
Biaya pulang dgn UYHD
UYHD
3. Gunawan S. Prabowo 3 bulan melalui UYHD 3 bulan melalui -
4. Moh. Yoyok Ichsan UYHD
5. Taufik Sumpeno 3 bulan melalui UYHD 3 bulan melalui -
6. Moh. Suseno UYHD
7. Ade Rukmana
8. Daryono Restu 3 bulan melalui UYHD 3 bulan melalui -
9. Widodo Slamet UYHD
Berdasarkan tabel diatas, maka telah terjadi kelebihan pembayaran sebagai berikut :
1. Kelebihan pembayaran biaya hidup untuk 4 orang engineer permanen selama 1
bulan (UYHD) sebesar Rp103.040.000,00.
Dari pemeriksaan lebih lanjut, pembayaran biaya hidup 4 orang engineer
permanen tersebut telah dipotong PPh 15% dan telah disetor ke Kas Negara
sebesar Rp15.456.000,00, sehingga kelebihan pembayaran menjadi sebesar
Rp87.584.000,00.
2. Kelebihan pembayaran biaya hidup + perjalanan pergi untuk 2 orang engineer
non permanen yaitu Abdul Karim dan Minto Suwarjo sebesar Rp159.760.000,00
(sesuai nilai kontrak dengan PT Nusantara Duasatu Telematika).
Dengan demikian keseluruhan kelebihan pembayaran yang terjadi adalah sebesar
Rp247.344.000,00.
Hal tersebut tidak sesuai dengan Keppres No.42 Tahun 2002 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Pasal 12 ayat (2) : Belanja
atas beban anggaran belanja negara dilakukan berdasarkan atas hak dan bukti-bukti
yang sah untuk memperoleh pembayaran.
Hal tersebut mengakibatkan harga kontrak tidak kompetitif sehingga terjadi kerugian
negara sebesar Rp1.265.157.207,00 dengan rincian sebagai berikut :
1. Kelebihan pembayaran kepada PT. Asih Silapurna senilai Rp1.248.207.207,00
yang dapat merugikan negara.
2. Penerimaan negara dari denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan senilai
Rp16.950.000,00 menjadi tertunda
Atas komentar Pemimpin Proyek Tim BPK-RI berpendapat bahwa perbaikan mess
LAPAN di Pameungpeuk Garut merupakan pekerjaan yang dibiayai dari Proyek
Bangtelinfo Rancabungur Bogor, bukan atas biaya Proyek Binpas SDI-GAN.
1.2 Konsultan pengawas pekerjaan pemagaran, perbaikan jalan protokol stasiun uji
terbang LAPAN, di Pameungpeuk, Garut dan renovasi Mess LAPAN di
Yogyakarta bekerja tidak efektif dan denda keterlambatan atas pekerjaan
pengawas sebesar Rp6.250.000,00 belum dipungut (02.06)
Atas masalah tersebut Pimpro menjelaskan bahwa pihak proyek telah maksimal dalam
melakukan pengendalian atas pelaksanaan proyek, namun konsultan pengawas masih
kurang efektif, sehingga proyek akan mengevaluasi apakah konsultan pengawas
tersebut masih layak dipakai lagi. Terhadap denda keterlambatan pihak proyek akan
berkoordinasi dengan konsultan pengawas untuk menyelesaikan keterlambatan
pekerjaan tersebut.
Berdasarkan hasil pengukuran jalan diketahui bahwa panjang jalan adalah 2.359,30
m’, lebar 3 m dan ketebalan lapisan rata – rata untuk urug pasir sirtu 9,19 cm, urug
lapisan batu belah 6,80 cm, urug lapisan giling matang 2,12 cm dan lapisan hotmix
1,56 cm, maka jumlah volume yang digunakan untuk masing-masing lapisan
adalah sebagai berikut :
No Pekerjaan Perkalian Volume yang
digunakan
1 Pek. Urug Pasir Sirtu T. 9,19 cm 2.359,30 m’ x 3 m x 0,09 m 637,01 m3
2 Urug Lap.Batu Belah T.6,80 cm 2.359,30 m’ x 3 m x 0,07 m 495,45 m3
3 Urug Lapisan Giling Matang T. 2,12 cm 2.359,30 m’ x 3 m x 0,021 m 148,64 m3
4 Lapisan Hotmix T. 1,56 cm 2.359,30 m’ x 3 m x 0,016 m 113,25 m3
Berdasarkan hasil pengukuran atas jalan jika dibandingkan dengan RAB terdapat
selisih volume pekerjaan sebagai berikut :
Volume
No Pekerjaan (m3) Selisih Harga/m3 Jumlah Harga
RAB Fisik (m3)
1 Pek. Urug Pasir Sirtu T. 15 cm 1.126,80 637,01 489,79 266.333 130.447.240
2 Urug Lap.Batu Belah T.10 cm 751,20 495,45 255,75 431.800 110.432.850
3 Urug Lapgil Matang T. 2 cm 150,24 148,64 1,60 1.878.120 3.004.992
4 Lapisan Hotmix T. 3 cm 225,36 113,25 112,11 1.485.053 166.489.292
SubTotal 4.2 410.374.374
Total 4 433.358.166
Jumlah Kekurangan Volume 980.334.878
Dari data di atas diketahui terdapat kekurangan volume pekerjaan senilai
Rp980.334.878,00 dan yang telah disetor ke Kas Negara bersamaan dengan
potongan dalam SPM berupa PPN sebesar 10 % senilai Rp98.033.487,00, sehingga
kekurangan volume setelah pengurangan pajak senilai Rp882.301.391,00
(Rp980.334.878,00 – Rp98.033.487,00).
3. Hasil konfirmasi dengan Konsultan Pengawas PT. Kaibon Rasirekayasa pada
tanggal 12 Desember 2005 diketahui bahwa pekerjaan telah selesai dilaksanakan
pada tanggal 16 Desember 2004, namun masih tedapat pekerjaan finishing berupa
pengacian dan pengecatan yang dilaksanakan pada tanggal 17 sampai dengan
tanggal 23 Desember 2004. Pekerjaan yang telah dinyatakan selesai pada tanggal
16 Desember 2004 tersebut sebenarnya belum selesai 100 %. Dengan demikian
pekerjaan tersebut mengalami keterlambatan penyelesaian selama 3 hari kalender,
yaitu sejak tanggal 20 Desember 2004 sampai dengan tanggal 23 Desember 2004.
Sehingga PT. Restu Prima Citra harus dikenakan denda keterlambatan sebesar
Rp11.250.000,00 (3/1000 x Rp3.750.000.000,00).
Pelaksanaan kegiatan - kegiatan tersebut berdasarkan Berita Acara Serah Terima telah
selesai dan telah dibayar dengan SPM-LS.
Pada Tahun Anggaran 2004 juga, Proyek BINPAS telah menyelenggarakan Bimbingan
Teknis Analisis Jabatan dilaksanakan oleh Lembaga Konsultasi Kepegawaian diikuti 37
peserta yang dilaksanakan di Kantor LAPAN Pusat (ruang auditorium dan ruang rapat).
Dari pelaksanaan Bimbingan Analisis Jabatan yang dilaksanakan di kantor pusat tersebut
sebenarnya untuk rapat-rapat lainnya juga tidak perlu dilaksanakan dan menggunakan
tempat di Cisarua, Bogor yang akan menambah beban pengeluaran Negara.
Atas permasalahan tersebut Pimpro menjelaskan bahwa pada saat akan diselenggarakan
kegiatan oleh pihak Proyek BINPAS, ruangan auditorium LAPAN sedang dipergunakan
untuk kegiatan yang lain, sehingga kegiatan BINPAS dilakukan dengan fasilitas yang
disewa dari pihak ketiga.
Tahun Anggaran 2004 Proyek Binpas SDI-GAN telah melakukan pekerjaan pemagaran
dan pembuatan jalan lingkungan yang dilaksanakan oleh PT. Restu Prima Citra yang
berlokasi di Rumpin Bogor. Untuk melakukan pengawasan pekerjaan proyek telah
melakukan perjanjian dengan PT. Kaibon Rasirekayasa sebagai Konsultan Pengawas
sesuai Surat Perjanjian No.Sperjan/93/BINPAS.PL/XI/2004 tanggal 24 Nopember
2004 dengan nilai kontrak sebesar Rp92.312.000,00.
Adapun tugas pekerjaan pengawasan antara lain meliputi :
1. Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan konstruksi yang akan
dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan dilapangan.
2. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas dan laju
pencapaian volume/fisik.
3. Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk membantu memecahkan
persoalan yang terjadi selama pelaksanaan konstruksi.
Jangka waktu pelaksanaan pengawasan dimulai sejak tanggal 24 Nopember 2004
sampai tanggal 20 Desember 2004. Berdasarkan Berita Acara Kemajuan Pekerjaan
Pengawasan No. LPN/BINPAS/BA/01/2004 tanggal 16 Desember 2004 menyebutkan
bahwa prestasi pekerjaan pelaksanaan telah mencapai kemajuan fisik 100 %.
Pekerjaan pengawasan telah dibayar dengan SPM No. 884209Y/088/118
tanggal 23 Dsember 2004 sebesar Rp92.312.000,00.
Pekerjaan pemagaran dan pembuatan jalan lingkungan yang dilaksanakan PT. Restu
Prima Citra meliputi :
No Jenis Pekerjaan Volume Jumlah Harga
I Pek. Pagar BRC 693,20 m’
1.1 Pekerjaan Persiapan 43.253.262
1.2 Pekerjaan Konstruksi 496.118.256
Pekerjaan Finishing 51.295.196
II Pekerjaan Arcon 1.792,50 m’
2.1 Pekerjaan Persiapan 88.999.688
2.2 Pekerjaan Konstuksi 1.414.077.334
III Pek. Pagar BRC dan Asecories 295,50 m’
3.1 Pek. Persiapan 15.813.457
3.2 Pekerjaan Konstruksi 242.838.187
3.3 Pekerjaan Finishing 23.214.620
IV Pekerjaan Jalan L.3 M 2.504,70 m’
4.1 Pek. Persiapan 133.817.365
4.2 Pek Konstruksi 1.241.312.635
Jumlah 3.750.740.000
Dibulatkan 3.750.000.000
Pemeriksaan dilapangan atas hasil pelaksanaan pemagaran dan pembuatan jalan
lingkungan dengan melakukan pengukuran atas pekerjaan persiapan, konstruksi dan
finishing diketahui :
No Pekerjaan RAB Fisik Selisih Fisik
1 Pagar BRC 693,20 m’ 345,60 m’ 347,60 m’
2 Jalan lingkungan 2.504,70 m’ 2.359,30 m’ 145,40 m’
- Urug Sirtu 15 cm 7,31 cm 7,69 cm
- Lap. Batu Belah 10 cm 5,56 cm 4,44 cm
- Lap. Gil. Matang 2 cm 2,12 cm (0,12 cm)
- Lap. Hotmix 3 cm 1,56 cm 1,44 cm
Dari data tersebut di atas diketahui terdapat perbedaan spesifikasi dan volume jika
dibandingkan dengan RAB. Dengan adanya perbedaan tersebut dapat disimpulkan
bahwa PT. Kaibon Rasirekayasa tidak melaksanakan tugas dan kewajibannya sesuai
dengan yang telah disepakati dalam kontrak sehingga terdapat indikasi terjadinya
kerugian negara.
Pemimpin Proyek BINPAS SDI GAN menjelaskan bahwa Konsultan Pengawas PT.
Kaibon Rasirekayasa tidak pernah memberikan laporan tertulis adanya perbedaan
volume dan spesifikasi dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut sehingga Pemimpin
Proyek sebagai pemberi kerja tidak tahu persis kondisi di lapangan. Selain itu
konsultan pengawas juga tidak pernah memberikan teguran kepada kontraktor
pelaksana atas pelaksanaan pekerjaan yang tidak sesuai dengan volume dan spesifikasi
tersebut.
Atas masalah tersebut Pimpro menjelaskan bahwa pihak proyek telah maksimal dalam
melakukan pengendalian atas pelaksanaan proyek, namun konsultan pengawas masih
kurang efektif, sehingga proyek akan mengevaluasi apakah konsultan pengawas
tersebut masih layak dipakai lagi.
KELOMPOK TEMUAN
NAMA OBRIK/SASARAN
KETERTIBAN DAN KETAATAN
Total Temuan
Kode Jumlah Jumlah Nilai yang %
No Pemeriksaan Kekurangan Tdk dpt dipertanggung-
Anggaran Realisasi diperiksa Cakrik Indikasi Kerugian
JUDUL TEMUAN Penerimaan jawabkan
B. Proyek Pengembangan Teknologi Rancang Bangun 20.898,61 20.876,45 20.288,81 97,19 3 552,16 2,72 2 439,02 2,16 - 113,14 0,56 1 - - -
Sistem Telekomunikasi dan Informasi Antariksa
I Penyimpangan terhadap kriteria / peraturan yang telah
ditetapkan (02)
1 Pembayaran Kontrak Pengadaan Jasa Pendidikan dan Latihan 02.16 1
Para Ahli LAPAN di Jerman sebesar Rp1.410.908.400,00
Tidak Berdasarkan Prestasi Fisik Pekerjaan
2 Penetapan pelaksana pengadaan peralatan ground station 02.06 1 28,86 0,14 113,14 0,56
dilakukan dengan penunjukan langsung, terjadi kelebihan
pembayaran atas kekurangan volume senilai
Rp28.857.645,00, kelebihan perhitungan biaya operasional
senilai Rp162.823.670,00 dan denda keterlambatan senilai
Rp113.135.000,00 belum dipungut 162,82 0,80