Anda di halaman 1dari 49

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA
Jl. Gatot Subroto No. 31 Telp. 5704395 Fax. (021) 5720909 Jakarta Pusat 10210

Jakarta, Februari 2006

Nomor : /S/V-XIII.1/ /2006 Kepada Yth.


Lampiran : 1 (satu) berkas Kepala LAPAN
Perihal : Hasil Pemeriksaan atas Anggaran Belanja Pembangunan Di
pada Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Jakarta
(LAPAN) Tahun Anggaran 2003 dan 2004 di Jakarta,
Bogor, Bandung, dan Yogyakarta.

Berdasarkan Undang-undang No.5 Tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia
(BPK-RI) dan Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara, BPK-RI telah melakukan pemeriksaan atas Anggaran Belanja Pembangunan pada Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun Anggaran 2003 dan 2004 di Jakarta, Bogor, Bandung, dan
Yogyakarta. Pemeriksaan dilakukan dengan berpedoman pada Standar Audit Pemerintahan (SAP) BPK-RI Tahun
1995.
Tujuan pemeriksaan adalah untuk mengetahui dan menilai apakah informasi keuangan telah disajikan
sesuai dengan kriteria yang ditetapkan, entitas yang diperiksa telah mematuhi persyaratan kepatuhan terhadap
peraturan keuangan tertentu, Sistem Pengendalian Intern (SPI) proyek, baik terhadap laporan keuangan maupun
terhadap pengamanan atas kekayaan telah dirancang dan dilaksanakan secara memadai untuk mencapai tujuan
pengendalian.

Lingkup pemeriksaan dilakukan terhadap tiga entitas, dengan penekanan pada kegiatan utama proyek, yaitu
pengurusan dan pertanggungjawaban keuangan, kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku,
khususnya yang berkaitan dengan pengadaan barang dan jasa, pengendalian intern atas pelaksanaan kegiatan proyek
antara lain kebijakan, perencanaan, pencatatan dan pelaporan atas seluruh kegiatan proyek, yaitu:
1. Proyek Pelayanan Jasa dan Produksi Penginderaan Jauh (JASPRO)
Cakupan pemeriksaan TA 2003 sebesar Rp2.872,04 juta atau 98,43% dari realisasi anggaran sebesar
Rp2.917,81 juta atau 99,43%,
2. Proyek Pengembangan Teknologi Rancang Bangun Sistem Telekomunikasi dan Informasi Antariksa
(BANGTELINFO)
Cakupan pemeriksaan sebesar Rp30.895,47 juta atau 97,95% dari realisasi anggaran sebesar Rp31.539,86 juta
atau 97,49%,
3. Proyek Pembinaan Kapasitas Sumber Daya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kedirgantaraan (BINPAS SDI
GAN)
Cakupan pemeriksaan sebesar Rp10.713,25juta atau 85,97% dari realisasi anggaran sebesar Rp12.461,85 juta
atau 99,84%,

Tanpa mengurangi keberhasilan yang telah dicapai oleh Proyek-proyek tersebut, BPK-RI
berpendapat bahwa dalam pelaksanaan kegiatan terdapat kelemahan, antara lain sebagai berikut :
1. Proyek JASPRO
a. Terjadi pengalokasian dana untuk kegiatan diluar program Petunjuk Operasional (PO) sebesar
Rp65.481.800,00
b. Terjadi kemahalan harga dalam pengadaan komputer dan perangkatnya untuk menunjang kegiatan
pelayanan jasa dan produksi penginderaan jauh minimal sebesar Rp68.508.000,00
c. Terjadi kemahalan harga atas pengadaan pencetakan majalah Berita Inderaja sebesar Rp4.890.000,00
2. Proyek BANGTELINFO
a. Pembayaran kontrak pengadaan jasa pendidikan dan latihan para ahli LAPAN di Jerman Tahun 2003
sebesar Rp1.410.908.400,00 tidak berdasarkan prestasi fisik pekerjaan
b. Penetapan pelaksana pengadaan komponen dan subsistem satelit mikro dilakukan dengan penunjukan
langsung dan berita acara serah terima pekerjaan bersifat formalitas
c. Panitia pengadaan barang dan jasa Proyek BANGTELINFO dalam menyusun HPS/OE tidak berdasarkan
analisa harga yang dikalkulasikan secara keahlian
d. Terdapat pemecahan kontrak dalam pengadaan bahan-bahan untuk keperluan penelitian.
e. Denda senilai Rp113.135.000,00 atas keterlambatan penyelesaian pengadaan peralatan ground station
belum dipungut
f. Kelebihan pembayaran sebesar Rp247.344.000,00 atas biaya hidup dan biaya pengiriman engineer
permanen dan non permanen ke Jerman
g. Penetapan pelaksana dilakukan dengan penunjukan langsung dan terjadi kelebihan pembayaran atas
kekurangan volume pekerjaan fasilitas pendukung ground station senilai Rp28.857.645,00
h. Terdapat kelebihan perhitungan biaya operasional pada pengadaan peralatan ground station senilai
Rp162.823.670,00
3. Proyek BINPAS SDI GAN
a. Panitia pengadaan pekerjaan pemagaran, peningkatan jalan protokol di Pameungpeuk Garut dan renovasi
mess LAPAN di Yogyakarta senilai Rp5.650.000.000,00 bekerja tidak sesuai dengan ketentuan yang
berlaku
b. Konsultan pengawas pekerjaan pemagaran, perbaikan jalan protokol stasiun uji terbang LAPAN, di
Pameungpeuk, Garut dan renovasi mess lapandi Yogyakarta bekerja tidak efektif dan berita acara
penyerahan barang dibuat tidak sesuai dengan prestasi pekerjaan
c. Pengaspalan jalan protokol di Pameungpeuk Garut dilaksanakan sebelum tersedianya anggaran dan
sebelum surat perjanjian/kontrak
d. Denda keterlambatan atas pekerjaan pemagaran, perbaikan jalan protokol stasiun uji terbang LAPAN, di
Pameungpeuk, Garut dan renovasi mess LAPAN di Yogyakarta sebesar Rp16.950.000,00 belum
dikenakan
e. Denda keterlambatan konsultan pengawas senilai Rp6.250.000,00 atas pekerjaan konsultan pengawas
pekerjaan pemagaran, perbaikan jalan protokol stasiun uji terbang LAPAN, di Pameungpeuk, Garut dan
renovasi mess LAPAN di Yogyakarta belum dipungut
f. Denda keterlambatan senilai Rp11.250.000,00 atas pekerjaan pemagaran dan pembuatan jalan lingkungan
di Rumpin Bogor belum dipungut
g. Terdapat kelebihan pembayaran senilai Rp882.301.391,00 atas kekurangan volume pekerjaan pemagaran
dan pembuatan jalan lingkungan di Rumpin Bogor
h. Terdapat kelebihan pembayaran senilai Rp1.248.207.207,00 atas kekurangan volume pekerjaan pemagaran
dan peningkatan jalan protokol di Pameungpeuk Garut serta renovasi mess LAPAN di Yogyakarta
i. Terdapat kemahalan harga atas pelaksanaan evaluasi Sistem Akuntansi Pemerintah dan sidang penyusunan
kajian potensi komersial hasil-hasil litbang senilai Rp7.375.000,00
j. Terdapat ketidakhematan dalam pelaksanaan rapat-rapat maksimal senilai Rp84.100.000,00
k. Terdapat ketidakhematan senilai Rp4.600.000,00 pada pelaksanaan Diklat Analisis Jabatan
l. Konsultan pengawas dalam melakukan pengawasan pelaksanaan pekerjaan pemagaran dan pembuatan
jalan lingkungan di Rumpin tidak efektif

Kondisi tersebut terjadi antara lain karena pelaksanaan SPI yang tidak efektif, khususnya dalam prosedur
kerja dan ketaatan pada azas/peraturan perundang-undangan yang tidak sepenuhnya dilaksanakan baik oleh para
pelaksana, pengawas maupun penanggung jawab kegiatan penggunaan belanja.

Berkenaan dengan hal-hal tersebut di atas BPK-RI menyarankan kepada Kepala LAPAN agar kelemahan-
kelemahan yang ada diatasi, denda keterlambatan yang belum dipungut segera dipungut dan disetorkan ke kas
negara, kelebihan pembayaran yang berindikasi merugikan keuangan negara segera dipertanggungjawabkan dengan
menyetorkan kembali ke kas negara, pemimpin proyek, panitia pengadaan, panitia penerima dan pemeriksa barang
serta pengawas lapangan yang lalai melaksanakan tugas diperingatkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta
dalam pengelolaan anggaran agar senantiasa memperhatikan aspek kehematan, efisiensi dan efektifitas.

Untuk jelasnya Saudara dipersilahkan menelaah hasil pemeriksaan lengkap terlampir dan selanjutnya BPK-
RI mengharapkan jawaban Saudara atas penyelesaian masalah-masalah tersebut dalam waktu 60 hari sejak
diterimanya hasil pemeriksaan ini.

Atas perhatian serta kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN


Anggota/Pembina
Auditorat Utama Keuangan Negara III,

Hasan Bisri
Tembusan :
1. Yth. Sekretaris Utama LAPAN;
2. Yth. Inspektur LAPAN;
3. Pertinggal.
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

HASIL PEMERIKSAAN
ATAS
PENGELOLAAN ANGGARAN BELANJA PEMBANGUNAN
TAHUN ANGGARAN 2003 DAN 2004
PADA
LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL
(LAPAN)
DI
JAKARTA
Semester II TA 2005

RESUME HASIL PEMERIKSAAN

Berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa Keuangan RI dan
Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara, BPK-RI telah melakukan Pemeriksaan atas Pengelolaan Anggaran Belanja
Pembangunan Tahun Anggaran 2003 dan 2004 pada Proyek Pelayanan Jasa dan Produk
Penginderaan Jauh Tahun Anggaran 2003, Proyek Pengembangan Teknologi Rancang Bangun
Sistem Telekomunikasi dan Informasi Antariksa Tahun Anggaran 2003 dan 2004 dan Proyek
Pembinaan Kapasitas Sumber Daya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kedirgantaraan Tahun
Anggaran 2004.
Pemeriksaan bertujuan untuk menilai apakah Sistem Pengendalian Intern (SPI) entitas yang diaudit
terhadap laporan keuangan dan pengamanan atas kekayaannya telah dirancang dan dilaksanakan
secara memadai untuk mencapai tujuan pengendalian, informasi keuangan telah disajikan sesuai
dengan kriteria yang telah ditetapkan, dan entitas yang diaudit dalam melaksanakan kegiatannya
telah mematuhi persyaratan kepatuhan terhadap peraturan keuangan tertentu serta memperhatikan
aspek kehematan dan efektifitas.
Sasaran pemeriksaan diarahkan pada SPI atas pelaksanaan kegiatan proyek, pengelolaan dan
pertanggungjawaban keuangan serta prosedur pengadaan barang dan jasa, serta pelaksanaan
kontrak pengadaan barang/jasa.
Nilai Anggaran Proyek Tahun Anggaran 2003 dan 2004 sebesar Rp47.766.902.000,00, telah
direalisasikan sebesar Rp46.919.518.870,00 atau 98,23% dan telah diperiksa (cakupan
pemeriksaan) sebesar Rp43.094.248.770,00 atau 91,85% dari realisasi anggaran dengan nilai
temuan sebesar Rp2.952.073.713,00 atau 6,85% dari realisasi anggaran yang diperiksa. Nilai
anggaran tersebut terdiri dari anggaran Proyek Pelayanan Jasa dan Produk Penginderaan Jauh TA
2003 sebesar Rp2.934.398.000,00 telah direalisasikan sebesar Rp2.917.809.065,00 (99,43%)
dengan cakupan pemeriksaan sebesar Rp2.872.035.065,00 (98,43%) dan nilai temuan sebesar
Rp136.629.800,00 atau 4,76%; anggaran Proyek Pengembangan Teknologi Rancang Bangun
Sistem Telekomunikasi dan Informasi Antariksa TA 2003 sebesar Rp20.898.610.000,00 telah
direalisasikan sebesar Rp20.876.449.900,00 (99,89%) dan cakupan pemeriksaan sebesar
Rp20.288.810.000,00 (97,19%) dengan nilai temuan sebesar Rp552.160.315,00 atau 2,72%
sedangkan anggaran Tahun Anggaran 2004 adalah sebesar Rp11.452.200,00 telah direalisasikan
sebesar Rp10.663.407.705,00 dan cakupan pemeriksaan sebesar Rp9.220.157.705,00 (86,47%)
dengan temuan ketaatan dan ketertiban (tanpa nilai); dan anggaran Proyek Pembinaan Kapasitas
Sumber Daya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kedirgantaraan adalah sebesar
Rp12.481.694.000,00, telah direalisasikan sebesar Rp12.461.852.200,00 (99,84%) dengan cakupan
pemeriksaan sebesar Rp10.713.246.000,00 (85,97) dan nilai temuan sebesar Rp2.249.058.598,00
atau 20,99% dari nilai anggaran yang diperiksa.
Tanpa mengurangi keberhasilan yang telah dicapai oleh Proyek-proyek tersebut, berdasarkan
pemeriksaan seperti tersebut pada pokok surat ini, Tim berpendapat masih terdapat penyimpangan
terhadap kriteria/peraturan yang telah ditetapkan sebanyak 7 temuan senilai Rp2.782.600.713,00,
penyimpangan yang mengganggu azas kehematan sebanyak 3 temuan senilai Rp155.248.000,00
dan penyimpangan yang mengakibatkan tidak tercapainya program yang direncanakan sebanyak 2
temuan (tanpa nilai).
Hasil pemeriksaan tersebut selanjutnya akan diuraikan berdasarkan kelompok temuan pemeriksaan
pada masing-masing proyek sebagai berikut :
Penyimpangan terhadap kriteria/peraturan yang telah ditetapkan (02)
1. Pengeluaran yang tidak dapat dipertanggungjawabkan senilai Rp65.481.800,00 terjadi pada:
a. Proyek JASPRO :
Terjadi pengalokasian dana untuk kegiatan diluar program yang telah ditetapkan dalam
Petunjuk Operasional (PO) sebesar Rp65.481.800,00
b. Proyek BANGTELINFO :
Pembayaran kontrak pengadaan jasa pendidikan dan latihan para ahli LAPAN di Jerman
Tahun 2003 sebesar Rp1.410.908.400,00 tidak berdasarkan prestasi fisik pekerjaan
2. Denda yang belum dipungut senilai Rp147.585.000,00 terjadi pada :
a. Proyek BANGTELINFO senilai Rp113.135.000,00 :
Denda keterlambatan senilai Rp113.135.000,00 atas penyelesaian pengadaan peralatan
Ground Station.
b. Proyek BINPAS SDI GAN senilai Rp34.450.000,00 :
1) Denda keterlambatan pekerjaan sebesar Rp16.950.000,00 dan denda keterlambatan
konsultan pengawas sebesar Rp6.250.000,00 atas pekerjaan pemagaran, perbaikan
jalan protokol stasiun uji terbang LAPAN, di Pameungpeuk, Garut dan renovasi mess
LAPAN di Yogyakarta;
2) Denda keterlambatan atas pekerjaan pemagaran dan pembuatan jalan lingkungan di
Rumpin Bogor senilai Rp11.250.000,00.
3. Kelebihan pembayaran senilai Rp2.569.533.913,00 terjadi pada :
a. Proyek BANGTELINFO senilai Rp439.025.315,00 :
1) Kelebihan pembayaran atas kekurangan volume senilai Rp28.857.645,00 dan
kelebihan perhitungan biaya operasional senilai Rp162.823.670,00 atas pekerjaan dan
pengadaan peralatan dan fasilitas pendukung Ground Station.
2) Kelebihan pembayaran sebesar Rp247.344.000,00 atas biaya hidup dan biaya
pengiriman engineer permanen dan non permanen ke Jerman
b. Proyek BINPAS SDI GAN senilai Rp2.130.508.598,00 :
1) Kelebihan pembayaran senilai Rp1.248.207.207,00 atas kekurangan volume pekerjaan
pemagaran dan peningkatan jalan protokol di Pameungpeuk Garut serta renovasi
mess LAPAN di Yogyakarta.
2) Kelebihan pembayaran senilai Rp882.301.391,00 atas kekurangan volume pekerjaan
pemagaran dan pembuatan jalan lingkungan di Rumpin Bogor.
Penyimpangan yang mengganggu azas kehematan (03)
Kemahalan harga/ketidakhematan senilai Rp157.498.000,00 terjadi pada
a. Proyek JASPRO senilai Rp71.148.000,00 :
1) Kemahalan harga dalam pengadaan komputer dan perangkatnya untuk menunjang kegiatan
pelayanan jasa dan produksi penginderaan jauh sebesar Rp66.258.000,00
2) Kemahalan harga atas pengadaan pencetakan majalah berita Inderaja sebesar
Rp4.890.000,00.
b. Proyek BINPAS SDI GAN senilai Rp84.100.000,00 :
Ketidakhematan dalam pelaksanaan kegiatan rapat-rapat senilai Rp84.100.000,00.

Penyimpangan yang mengakibatkan tidak tercapainya program yang direncanakan (05)


Proyek BINPAS SDI GAN :
Konsultan pengawas pekerjaan pemagaran, perbaikan jalan protokol stasiun uji terbang LAPAN, di
Pameungpeuk, Garut dan renovasi Mess LAPAN di Yogyakarta serta konsultan pengawas
pekerjaan pemagaran dan pembuatan jalan lingkungan di Rumpin Bogor tidak efektif.

Kelemahan dan atau penyimpangan sebesar Rp2.937.848.713,00 tersebut pada dasarnya terjadi
karena pelaksanaan SPI yang tidak efektif, khususnya dalam prosedur kerja dan ketaatan pada
azas/peraturan perundang-undangan yang tidak sepenuhnya dilaksanakan baik oleh para pelaksana,
pengawas maupun penanggung jawab kegiatan penggunaan belanja.

Berkenaan dengan hal tersebut di atas, BPK-RI menyarankan Kepala LAPAN agar kelemahan-
kelemahan yang ada diperbaiki, denda keterlambatan yang belum dipungut dan kelebihan
pembayaran yang berindikasi merugikan keuangan negara segera ditarik untuk disetorkan ke Kas
Negara. Selanjutnya kepada para pelaksana dan penanggungjawab kegiatan yang lalai dalam
melaksanakan tugasnya diperingatkan secara tertulis sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam
pengelolaan anggaran senantiasa memperhatikan aspek kehematan dan efektifitas.

Jakarta, April 2006

Plt. Kepala Auditorat III. A

Gunawan Sidauruk, SH. MH


NIP. 240001993
B. Temuan Pemeriksaan
Proyek Pelayanan Jasa dan Produk Penginderaan Jauh TA 2003
1. Penyimpangan terhadap kriteria/peraturan yang telah ditetapkan (02)
Terjadi pengalokasian dana untuk kegiatan diluar program yang telah ditetapkan
dalam Petunjuk Operasional (PO) sebesar Rp 65.481.800,00 (02.16)
Proyek Pelayanan Jasa dan Produk Penginderaan Jauh (JASPRO) pada Tahun Anggaran
(TA) 2003 telah merealisasikan anggaran untuk keperluan :
1. Sosialisasi dan Pelatihan Pengguna Data Modis.
Anggaran telah dicairkan sebesar Rp32.740.900,00 dengan rincian sbb:
a. Pengadaan bahan untuk kegiatan tersebut telah direalisasikan dengan SPM
No.578060X/088/118 tanggal 4 Desember 2003 MAK 3325.5961 sebesar
Rp10.240.900,00
b. Pembayaran sewa ruang rapat dan konsumsi untuk Kegiatan Sosialisasi dan
Pelatihan Pengguna Data Modis sesuai dengan SPK
No.LPN/BAST/14/Yansa/XII/2003 tanggal 03 Desember 2003 dan Berita Acara
Serah Terima Pekerjaan No.LPN/BAST/14/Yansa/XII/2003 tanggal 04 Desember
2003 dengan pembayaran melalui SPM No.579724X/088/188 tanggal 09 Desember
2003 sebesar Rp22.500.000,00.
2. Penyelenggaraan Forum Komunikasi Pengguna.
Anggaran telah dicairkan sebesar Rp 32.740.900,00, dengan rincian sbb:
a. Pengadaan bahan untuk kegiatan tersebut telah direalisasikan dengan SPM
No.578060 X/088/118 tanggal 4 Desember 2003 MAK 01.7101.5961 sebesar
Rp10.240.900,00
b. Pembayaran sewa ruang rapat dan konsumsi untuk penyelenggaraan Forum
Komunikasi Pengguna sesuai SPK No.LPN/BAST/15/Yansa/XII/2003 tanggal 08
Desember 2003 dan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan
No.LPN/BAST/15/Yansa/XII/2003 tanggal 08 Desember 2003 dengan pembayaran
melalui SPM No.581871X/088/118 tanggal 16 Desember 2003 sebesar
Rp22.500.000,00.
Hasil pemeriksaan atas dokumen pendukung kegiatan tersebut diketahui bahwa, kegiatan
Sosialisasi dan Pelatihan Pengguna Data Modis serta penyelenggaraan Forum Komunikasi
Pengguna ternyata tidak pernah dilaksanakan dan pengadaan bahan serta uang sewa rapat
yang telah dibayarkan melalui anggaran proyek seluruhnya dibuat dengan tidak benar.
Berdasarkan penjelasan dari Pemimpin Proyek dana untuk kegiatan tersebut di atas telah
dialihkan untuk penyelenggaraan kegiatan yang tidak diprogramkan dalam Tahun
Anggaran 2003, karena ada penawaran dari NASDA Workshop ADEOS/ALOS dan
undangan dari Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, yakni:
1. Workshop ADEOS/ALOS yang diselenggarakan oleh NASDA (NATIONAL SPACE
DEVELOPMENT AGENCY OF JAPAN) yang dilaksanakan di Jakarta pada tanggal
11 Pebruari 2003 sesuai Surat Perintah Kerja dari Kepala Pusat Data Penginderaan
Jauh No.SPK/07/14A/ll/2003 tanggal 3 Pebruari 2003 kepada Pemimpin Proyek
Pelayanan Jasa dan Produk Penginderaan Jauh dengan jumlah biaya sebesar
Rp35.779.675,00.
2. Expose Pemanfaatan Data Satelit Penginderaan Jauh LANDSAT dan SPOT untuk
Pengelolaan DAS di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam oleh LAPAN Jakarta yang
dilaksanakan di BAPPEDA Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam pada tanggal 30
Desember 2003 sesuai undangan BAPPEDA Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
tanggal 27 Desember 2003 dengan jumlah biaya Rp36.096.800,00.
Jumlah pengeluaran untuk kedua kegiatan tersebut di atas adalah sebesar
Rp71.876.475,00, dengan demikian biaya yang dikeluarkan lebih besar dibanding dengan
anggaran yang direalisasikan sesuai SPM.
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa pengeluaran anggaran untuk Kegiatan
Sosialisasi dan Pelatihan Pengguna Data Modis serta Penyelenggaraan Forum Komunikasi
Pengguna adalah tidak benar adanya (fiktif) dan pengalihan anggaran dilakukan tanpa seijin
Ditjen Anggaran.

Hal tersebut tidak sesuai dengan Keppres Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman
Pelaksanaan APBN: Pasal 10 ayat (3) menyatakan pimpinan dan atau pejabat
departemen/lembaga /pemerintah daerah tidak diperkenankan melakukan pengeluaran atas
beban anggaran belanja negara untuk tujuan lain dari yang ditetapkan dalam anggaran
belanja negara.

Hal tersebut mengakibatkan tidak tercapainya tujuan kegiatan yang telah direncanakan
dalam Petunjuk Operasonal proyek sebagai akibat pengeluaran anggaran yang tidak
direncanakan semula sebesar Rp65.481.800,00. (Rp32.740.900,00 + Rp 32.740.900,00).

Hal tersebut disebabkan Pemimpin Proyek dan Atasan langsung Pimpro Pelayanan Jasa dan
Produksi Penginderaan Jauh tidak mentaati ketentuan yang berlaku.

Atas permasalahan tersebut, Pemimpin Proyek JASPRO menjelaskan bahwa kegiatan yang
dilaksanakan memang tidak tercantum dalam perencanaan anggaran, namun berdasarkan
hasil rapat struktural, kegiatan tersebut dipandang sifatnya mendadak dan memiliki nilai
strategis yang tinggi serta inti dan esensi kegiatan sama dengan yang direncanakan dan
tidak terjadi pergeseran dari tujuan dan sasaran kegiatan yang telah ditentukan.

BPK-RI menyarankan Kepala LAPAN agar menegur secara tertulis Deputi Penginderaan
Jauh sebagai pengendali dan Kepala Pusat Data Penginderaan Jauh sebagai Pembina Harian
dan Pengawas proyek serta Pemimpin Proyek untuk mentaati ketentuan yang berlaku.
2.Penyimpangan yang mengganggu azas kehematan (03)
2.1. Terjadi kemahalan harga dalam pengadaan komputer dan perangkatnya untuk
menunjang kegiatan pelayanan jasa dan produksi penginderaan jauh minimal
sebesar Rp66.258.000,00 (03.01)
Proyek JASPRO pada TA. 2003 telah mengadakan barang/peralatan yang digunakan
untuk menunjang pelayanan dan produksi penginderaan jauh. Barang-barang tersebut
antara lain berupa komputer (server), komputer supllies yang dilaksanakan oleh
beberapa rekanan berdasarkan Surat Pesanan Barang (SPB) yang seluruhnya seharga
Rp883.021.000,00 dengan rincian sebagai berikut :
1. CV. Palaris sesuai SPB No. LPN/SPB/01/Yansa/IV/2003 tanggal 15 April 2003
senilai Rp42.230.000,00 dengan rincian antara lain :
No. Nama/Jenis Barang Jumlah Harga Satuan Total Harga
Barang (Rp) (Rp)
1. DLT Cleaner 12 buah 748.000,00 8.976.000,00
2. CD-Rom 650 MB 88 box 175.000,00 15.400.000,00
3. Diskette HD 1.44 MB 3.5” 33 box 50.000,00 1.650.000,00
4. Hard Disk 80 GB 2 buah 3.448.000,00 6.896.000,00
5. Kertas Fotocopy A4 80 gram 86 rim 28.000,00 2.408.000,00
6. Kertas Fotocopy Folio 80 gram 20 rim 30.000,00 600.000,00
7. DVD Media 4.7 GB 24 buah 250.000,00 6.000.000,00
7. Toner Printer Laser Jet 6L 2 buah 650.000,00 1.300.000,00
Jumlah 43.230.000,00

2. PT. Citra Komunika Aplikanusa sesuai SPB No. LPN/SPB/04/Yansa/V/2003


tanggal 26 Mei 2003 senilai Rp781.330.000,00 dengan rincian :
No. Nama/Jenis Barang Jml Brg Harga Satuan Total Harga
(Rp) (Rp)
1 Server computer (Modis) 1 unit 49.825.000,00 49.825.000,00
2. Server computer (Landsat 7) 1 unit 59.875.000,00 59.875.000,00
3. Server Computer (Browse Modis) 1 unit 39.900.000,00 39.900.000,00
4. Network Disk Storage System Up to 2 unit 114.900.000,00 229.800.000,00
1 Terra Byte Capasity
5. Software 1 set 244.875.000,00 244.875.000,00
6. Komputer Server Extron Net 9400 1 unit 39.900.000,00 39.900.000,00
7. Sistem operasi dan software 13.300.000,00 13.300.000,00
8. Komputer workstation 4 unit 14.925.000,00 59.700.000,00
9. GIGABIT HUB 2 bh 5.000.000,00 10.000.000,00
10. ETHERNET CARD 4 bh 425.000,00 1.700.000,00
11. Kabel UTP Kategori 5 1 rool 725.000,00 725.000,00
12. Konektor Jaringan 1 box 280.000,00 280.000,00
13. GPS GARMIN III PLUS 2 unit 5.425.000,00 10.850.000,00
14. Peripheral GPS & Software 1 set 2.400.000,00 2.400.000,00
15. Printer Plotter HP Desigjet 100 1 unit 17.900.000,00 17.900.000,00
Jumlah 781.330.000,00

3. CV. Hamparan Rizki Abadi sesuai SPB No. LPN/SPB/06/Yansa/VI/2003 tgl 30


Juni 2003 sebesar Rp24.916.000,00 dengan rincian antara lain :
No. Nama/Jenis Barang Jml Brg Harga Total
Satuan (Rp) Harga (Rp)
1. CD-Rom 650 MB 4 box 174.000,00 696.000,00
2. Kertas Fotocopy A4 80 gram 10 rim 28.000,00 280.000,00
3. Kertas Fotocopy Folio 80 gram 19 rim 30.000,00 570.000,00
4. Diskette HD 1.44 MB 3.5” 2 box 50.000,00 100.000,00
5. Toner Printer HP Laserjet 4 V 6 buah 1.695.000,00 10.170.000,00
6. Harddisk (40 GB 2 buah 3.475.000,00 6.950.000,00
7. Tinta Cartridge HP DJ 670 Black (29A) 6 buah 275.000,00 1.650.000,00
8. Tinta Cartridge HP DJ 670 Color (49A) 12 buah 375.000,00 4.500.000,00
Jumlah 24.916.000,00

4. CV. Data Kencana sesuai SPB No. LPN/SPB/07/Yansa/VII/2003 tanggal 10 Juli


2003 senilai Rp33.545.000,00 dengan rincian :
No. Nama/Jenis Barang Jumlah Harga Satuan Total Harga
Barang (Rp) (Rp)
1 CD Color Printer 1 unit 18.695.000,00 18.695.000,00
2 Komputer pengolah data 1 unit 12.400.000,00 12.400.000,00
3 Printer HP Laserjet 1000 1 unit 2.450.000,00 2.450.000,00
Jumlah 33.545.000,00

Hasil pengadaan barang tersebut telah diterima proyek sesuai Berita Acara Serah
Terima Pengadaan Barang sebagai berikut :
1. CV. Palaris; No. LPN/BAST/01/Yansa/IV/2003 tanggal 24 April .2003 dan telah
dibayar dengan SPM No.046107X/088/118 tanggal 30 April sebesar
Rp43.230.000,00.
2. PT. Citra Komunika Aplikanusa; No. LPN/BAPB/04/Yansa/2003 tanggal 20 Juni
2003 dan telah dibayar dengan SPM No.115097X/088/118 tanggal 27 Juni 2003
sebesar Rp781.330.000,00.
3. CV. Hamparan Rizki Abadi; No.LPN/BAST/05/Yansa/VII/2003 tanggal 7 Juli
2003 dan telah dibayar dengan SPM No.117226X/088/118 tanggal 11 Juli 2003
sebesar Rp24.916.000,00.
4. CV. Data Kencana; No. LPN/BAST/07/Yansa/VII/2003 tanggal 18 Juli 2003 dan
telah dibayar dengan SPM No. 198445X/088/118 tanggal 23 Juli 2003 sebesar
Rp33.545.000,00.
Untuk pengadaan tersebut panitia pengadaan barang/jasa telah menyusun Harga
Perkiraan Sendiri (HPS) berdasarkan pagu anggaran yang ada namun tidak didukung
dengan hasil survei pasar. Selain itu panitia pengadaan barang/jasa juga telah
melaksanakan pemilihan langsung untuk pekerjaan yang nilainya dibawah
Rp50.000.000,00 dengan membandingkan harga dari tiga rekanan/lebih dan diambil
harga yang terendah, sedangkan untuk pengadaan senilai Rp781.330.000,00 oleh PT
Citra Komunika Aplikanusa dilakukan melalui proses pelelangan. Hal tersebut telah
sesuai dengan ketentuan tentang pengadaan barang/jasa dilingkungan pemerintah.
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik pada tanggal 23 dan 24 Nopember 2005
diketahui, bahwa fisik barang-barang yang dibeli tersebut lengkap dan dicatat sebagai
barang inventaris dan berfungsi dengan baik, sedangkan barang yang habis pakai
telah seluruhnya digunakan untuk menunjang kegiatan unit pengguna.
Konfirmasi harga pada tanggal 15 dan 16 Desember 2005 pada beberapa toko
komputer pertokoan Harco Mangga Dua Jakarta yang dilakukan secara uji petik
terhadap 15 jenis barang senilai Rp275.366.000,00 yang dibandingkan dengan harga
pasar diketahui senilai Rp209.108.000,00 sehingga harga pasar lebih rendah sebesar
Rp66.258.000,00 (Rp275.366.000,00 – Rp209.108.000,00).(Lihat Lampiran A).
Apabila harga pasar tersebut dibandingkan juga dengan Harga Perkiraan Sendiri
(HPS) harga pasar tersebut masih lebih rendah. Dalam analisa harga pasar telah
memperhitungkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan keuntungan rekanan.

Hal tersebut tidak sesuai dengan Keppres Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman
Pelaksanaan APBN: Pasal 12 ayat (1) huruf a. antara lain menyatakan bahwa
pelaksanaan Anggaran Belanja Negara didasarkan atas prinsip hemat, tidak mewah
efisien dan sesuai dengan kebutuhan.

Hal tersebut mengakibatkan terjadi kemahalan harga dalam pengadaan komputer dan
perangkatnya yang diadakan oleh proyek minimal sebesar Rp66.258,000,00 atau
31,69 % dari harga pasar.

Hal tersebut disebabkan


1. Pemimpin dalam Proyek Pelayanan Jasa dan Produksi Penginderaan Jauh tidak
cermat melaksanakan pembayaran kepada pihak ketiga dalam pengadaan
barang/peralatan computer.
2. HPS yang dibuat oleh Proyek tidak didukung data hasil survei pasar.
3. Pengawasan yang dilakukan oleh atasan Pemimpin Proyek masih lemah.

Atas permasalahan tersebut Pemimpin Proyek menjelaskan bahwa kemahalan harga


tersebut disebabkan komputer yang digunakan untuk kepentingan produksi data
penginderaan jauh memiliki spesifikasi teknis yang sedikit berbeda dengan komputer
yang digunakan untuk pengolahan data sebagaimana komputer biasa. Dan panitia
sudah melakukan survey pasar, namun harga pasaran yang tinggi masih dapat
ditanggulangi dengan anggaran yang ada.

BPK-RI menyarankan kepada Kepala LAPAN agar menegur secara tertulis kepada :
1. Deputi Penginderaan Jauh dan Kepala Pusat Data Penginderaan Jauh untuk
melakukan pengawasan yang lebih intensif.
2. Peminpin Proyek untuk meningkatkan pengawasan dan pengendalian yang lebih
efektif.
3. Panitia Pengadaan Barang/Jasa untuk bekerja lebih cermat dalam penyusunan
HPS sehingga diperoleh harga yang dapat menguntungkan negara.

2.2. Terjadi kemahalan harga atas pengadaan pencetakan majalah Berita Inderaja
sebesar Rp4.890.000,00 (03.01)
Proyek JASPRO pada TA 2003 telah melakukan pengadaan/pencetakan Majalah
Berita Inderaja. Pencetakan dilakukan sebanyak 2 (dua) kali yaitu :
1. Edisi 3 Juli 2003 dicetak oleh CV. Arindi Sukses alamat Jl. Sawi No. 31 Pekayon
Pasar Rebo Jakarta Timur dengan Surat Pesanan Barang (SPB)
No.LPN/SPB/08/YANSA/VII/2003 tanggal 15 Juli 2003 sebanyak 1.000
eksemplar dengan biaya sebesar Rp30.495.000,00 dan telah dibayar sesuai
dengan SPM No. 199104X/088/118 tanggal 26 -07-2003
2. Edisi 4 Desember 2003 dicetak oleh CV. Palaris alamat Jl. Usaha No. 88 Jakarta
Timur dengan SPB No.LPN/SPB/08/YANSA/12/2003 tanggal 7 Nopember
2003 sebanyak 1.000 eksemplar dengan biaya sebesar Rp30.495.000,00 dan telah
dibayar sesuai dengan SPM No. 575934X/088/188.
Keseluruhan biaya pencetakan yang dikeluarkan oleh pihak proyek untuk dua kali
pencetakan adalah sebesar Rp60.990.000,00 ( 2 x Rp30.495.000,00) dengan rincian
biaya pencetakan untuk setiap eksemplar sebesar Rp30.495,00 ( Rp60.990.000,00 :
2.000 eksemplar )
Pencetakan majalah tersebut dimaksudkan sebagai media/alat sosialisasi produk
pelayanan yang dihasilkan oleh Pusat Data Penginderaan Jauh kepada masyarakat
maupun institusi sebagai pengguna produk penginderaan jauh.
Hasil pemeriksaan atas penatausahaan majalah tersebut dan hasil pengecekan fisik
pada tanggal 6 Desember 2005 diketahui hal - hal sebagai berikut :
1. Majalah edisi 3 Juli 2003 diterima sebanyak 1.000 eksemplar dan telah
didistribusikan kepada pembaca sebanyak 994 eksemplar dan sisa fisik sebanyak
6 eksemplar.
2. Majalah edisi 4 Desember 2003, diterima sebanyak 1.000 eksemplar dan telah
didistribusikan kepada pembaca sebanyak 976 eksemplar, sisanya sebanyak 24
eksemplar tidak tercatat dalam pendistribusian barang dan sebagai sisa fisik.
Berdasarkan hasil konfirmasi dan pengecekan harga di beberapa percetakan pada
tanggal 13 Desember 2005 diantaranya pada percetakan Duta Copy di Jl Bendungan
Hilir diketahui bahwa biaya untuk pencetakan majalah dengan spesifikasi yang sama
(ongkos cetak, bahan dan separasi) adalah sebesar Rp25.500,00/eksemplar, sehingga
biaya cetak untuk 2.000 eksemplar adalah sebesar Rp51.000.000,00 ( 2.000
eksemplar x Rp25.500,00) dan bila ditambah pajak 10 % maka biaya tersebut
menjadi Rp56.100.000,00
Dari data di atas diketahui bahwa biaya pencetakan yang dikeluarkan oleh proyek
lebih tinggi sebesar Rp4.890.000,00 atau 8,7 % dari harga Pasar.

Hal tersebut tidak sesuai dengan :


1. Keppres Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan APBN Pasal 12
ayat (1) huruf a. antara lain menyatakan bahwa pelaksanaan Anggaran Belanja
Negara didasarkan atas prinsip sebagai berikut, hemat, tidak mewah efisien dan
sesuai dengan kebutuhan.
2. Keppres No.80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah Pasal 9 ayat (5) menyatakan pengguna barang/jasa
(Pemimpin Proyek) bertanggungjawab dari segi administrasi, fisik, keuangan dan
fungsional atas pengadaan barang/jasa yang dilaksanakannya.

Hal tersebut mengakibatkan ketidakhematan atas pembayaran pencetakan majalah


Berita Inderaja edisi 3 Juli 2003 dan edisi 4 Desember 2003 sebesar Rp4.890.000,00.

Hal tersebut disebabkan


1. Pemimpin Proyek Pelayanan Jasa dan Produksi Penginderaan Jauh tidak cermat
dalam melaksanakan kegiatannya.
2. Panitia Pengadaan Barang/Jasa kurang bekerja secara optimal.
3. Pengawasan oleh atasan langsung Pemimpin Proyek masih lemah.

Atas permasalahan tersebut Pimpro menjelaskan bahwa kemahalan tersebut


disebabkan Majalah Berita Inderaja merupakan media diseminasi informasi dan
komunikasi dengan pengguna penginderaan jauh di seluruh Indonesia, sehingga
tampilan majalah diusahakan sebaik mungkin. Dan panitia sudah melakukan survey
pasar, namun harga pasaran yang tinggi masih dapat ditanggulangi dengan anggaran
yang ada.

BPK-RI menyarankan Kepala LAPAN agar menegur secara tertulis kepada:


1. Deputi Penginderaan Jauh dan Kepala Pusat Data Penginderaan Jauh untuk
melaksanakan pengawasan yang lebih intensif.
2. Pemimpin Proyek untuk meningkatkan pengawasan dan pengendalian yang lebih
efektif.
3. Panitia Pengadaan Barang/Jasa untuk bekerja lebih cermat dalam penyusunan
HPS sehingga diperoleh harga yang menguntungkan negara.

Proyek Pengembangan Teknologi Rancang Bangun Sistem Telekomunikasi dan


Informasi Antariksa TA 2003 dan 2004
1. Penyimpangan terhadap kriteria/peraturan yang telah ditetapkan (02)
1.1. Pembayaran kontrak pengadaan jasa pendidikan dan latihan para ahli LAPAN
di Jerman Tahun 2003 sebesar Rp1.410.908.400,00 tidak berdasarkan prestasi
fisik pekerjaan (02.16)
Dalam rangka pengembangan sistem satelit nasional khususnya satelit mikro,
LAPAN telah melakukan kerjasama dengan lembaga atau negara yang mempunyai
pengalaman dan kemampuan dalam teknologi satelit, sehingga diharapkan terjadi
proses alih teknologi. Lembaga yang dipilih untuk melakukan kerjasama adalah
Technical University of Berlin (TU-Berlin) yang didasarkan pada pertimbangan
masalah pembiayaan yang relatif rendah, kemampuan dan pengalaman dalam
pengembangan teknologi satelit, keahlian yang ditawarkan kepada SDM Indonesia,
dan kesesuaian program yang ditawarkan dengan fasilitas dan kemampuan yang
dimiliki, selain karena sejarah kerjasama yang cukup lama antara LAPAN dan
Jerman. Kerjasama antara LAPAN dan Republik Federasi Jerman disepakati dalam
MoU (Memorandum of Understanding) yang ditandatangani pada tanggal 21 Juli
2003. Implementasi dari kerjasama tersebut adalah pembangunan satelit mikro
LAPAN-TUBSAT, dimana satelit akan dirangkai, dibangun, dites serta dipersiapkan
kondisi terbangnya di Jerman. Untuk itu LAPAN akan mengirim tenaga peneliti guna
mengikuti pendidikan dan latihan dalam rangka transfer teknologi dan pembuatan
satelit mikro LAPAN-TUBSAT di TU-Berlin Jerman.
Untuk mempermudah pengurusan hal-hal yang bersifat non teknis di Indonesia, TU-
Berlin telah menunjuk PT. Nusantara Duasatu Telematika sebagai agen/wakil TU-
Berlin di Indonesia. Penunjukan tersebut dituangkan dalam kesepakatan antara TU-
Berlin dan PT. Nusantara Duasatu Telematika (Agreement for Appointing An
Indonesian Representative Between Institute Fur Raumfahrtelektronik-Berlin And
PT. Nusantara Duasatu Telematika) tanggal 1 Juli 2003.
Pada tanggal 5 Agustus 2003, dikeluarkan Surat Keputusan Pemimpin Proyek
Pengembangan Teknologi Rancang Bangun Sistem Telekomunikasi dan Informasi
Antariksa Nomor : Kep/16.1/VIII/2003 Tentang Pembentukan Tim Pengadaan
Penunjukan Langsung untuk Pengadaan Jasa Pendidikan dan Latihan Para Ahli
LAPAN di Jerman. Berdasarkan hal tersebut, Tim Pengadaan menunjuk langsung
PT. Nusantara Duasatu Telematika yang berkedudukan di Jakarta selaku agen/wakil
TU-Berlin di Indonesia sebagai pelaksana pekerjaan dengan SK Penetapan Pelaksana
Penunjukan Langsung Nomor : 05/PTED-BTLF/VIII/2003 tanggal 21 Agustus 2003.
Atas penunjukan tersebut, dibuatlah Surat Perjanjian Pekerjaan Pengadaan Jasa
Diklat Para Ahli LAPAN di Jerman Nomor : 01/SP/PTED-BTLF/VIII/2003 tanggal
28 Agustus 2003 dan Surat Perintah Pelaksanaan Pekerjaan Nomor :
01/SPPK/PTED-BTLF/VIII/2003 tanggal 25 Agustus 2003 dengan harga kontrak
senilai Rp1.763.635.500,00 yang terdiri dari :
No. Uraian Nilai (Rp)
1. Biaya Diklat/Training Course Fee di Jerman dengan modul: 1.284.357.500,00
- Special Computer Language
- IPR (Intelectual Property Right)
- Harnessing
- Test Computer
- Attitude Air Control Bearing
- Software of Attitude Control Simulation
2. Biaya Hidup 6 orang Engineer di Jerman selama 4 bulan 420.000.000,00
3. Biaya Pengiriman 6 orang Engineer ke Jerman 59.278.000,00
Jumlah 1.763.635.500,00

Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan adalah 120 hari kalender, mulai tanggal 25
Agustus 2003 sampai dengan tanggal 22 Desember 2003. Pekerjaan tersebut telah
diselesaikan dan diserahterimakan sesuai Berita Acara Serah Terima Nomor : BA-
SER/1.5/PTED-BTLF/XII/2003 tanggal 15 Desember 2003 dan telah dibayar lunas,
pertama untuk uang muka senilai Rp352.727.100,00 sesuai SPM No.
575501X/088/118 tanggal 19 November 2003 dan sisanya senilai
Rp1.410.908.400,00 berdasarkan SPM No. 720024X/088/118 tanggal 18 Desember
2003.
Dari hasil pemeriksaan atas dokumen kontrak dan pendukungnya diketahui sebagai
berikut :
1. Proses penetapan pelaksana pekerjaan dilakukan dengan penunjukan langsung,
hal tersebut disebabkan PT.Nusantara Duasatu Telematika sudah bekerjasama
dengan TU Berlin Jerman dalam pengadaan komponen satelit untuk perakitan
satelit mikro.
2. Surat Perjanjian Pengadaan Jasa Pendidikan dan Latihan Para Ahli LAPAN di
Jerman mengalami Addendum pada tanggal 20 Desember 2003 yang menetapkan
bahwa :
- Biaya hidup sebesar Rp420.000.000,00 dan biaya pengiriman sebesar
Rp59.278.000,00 untuk 6 orang engineer selama 4 bulan di Jerman dapat
ditangguhkan pelaksanaannya dan jangka waktu kontrak diperpanjang sampai
dengan 15 Mei 2004.
- PT Nusantara Duasatu Telematika diwajibkan menyerahkan jaminan
pelaksanaan perpanjangan waktu untuk biaya hidup dan biaya pengiriman
sebesar Rp479.278.000,00, yang mempunyai masa berlaku selama 150 hari
kalender, terhitung sejak Surat Addendum ditandatangani tanggal 20 Desember
2003.
Addendum ini dilakukan berdasarkan adanya surat pemberitahuan perubahan
jadwal dari pihak TU-Berlin tanggal 19 Desember 2003 yang merupakan hasil
pertemuan antara pihak LAPAN dan TU-Berlin tanggal 17 Desember 2003
dimana TU-Berlin meminta agar pengiriman engineer permanen dimulai pada
bulan Januari 2004. Dengan adanya penundaan jadwal training tersebut
seharusnya nilai jaminan pelaksanaan yang diserahkan sebesar
Rp1.763.635.000,00 sesuai dengan nilai kontrak, bukan sebesar
Rp479.278.000,00 karena sampai akhir Tahun Anggaran 2003 kontrak belum
dilaksanakan.
3. Pelaksanaan kontrak yang diperpanjang sampai dengan Mei 2004, telah melewati
batas tahun anggaran 2003. Seharusnya setiap pekerjaan berakhir dalam satu
tahun anggaran yang bersangkutan.

Pemeriksaan lebih lanjut dan konfirmasi kepada beberapa engineer diketahui bahwa
pengiriman 6 orang engineer tersebut baru dilaksanakan pada bulan Februari 2004
secara bergiliran.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembayaran lunas kepada PT Nusantara
Duasatu Telematika senilai Rp1.410.908.400,00 pada tanggal 18 Desember 2003
tidak berdasarkan pada prestasi fisik pekerjaan dan Berita Acara Serah Terima
Pekerjaan (sebagai syarat dilakukannya pembayaran) Nomor : BA-SER/1.5/PTED-
BTLF/XII/2003 Tanggal 15 Desember 2003 yang menyatakan bahwa “seluruh
pekerjaan telah selesai dilaksanakan sesuai rencana” dibuat tidak benar dan hanya
sebagai formalitas untuk mencairkan pembayaran.
Namun demikian, dari pemeriksaan atas laporan hasil pelaksanaan kegiatan dan
konfirmasi kepada beberapa engineer yang mengikuti pelatihan diketahui bahwa
pelaksanakan pelatihan telah dilaksanakan sejak bulan Februari 2004 sampai dengan
Juli 2005 sesuai dengan jadual pengiriman para engineer.

Hal tersebut tidak sesuai dengan :


1. Penjelasan Keppres No. 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara Pasal 46 ayat (1) antara lain menetapkan bahwa
pada prinsipnya pelaksanaan pekerjaan harus selesai satu tahun anggaran.
2. Keppres No.18 Tahun 2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Instansi Pemerintah Pasal 31 ayat (2) bahwa pembayaran dilakukan
atas dasar prestasi pekerjaan yang penilaiannya dilakukan dengan sistem
sertifikat bulanan atau sistem termin, dengan memperhitungkan angsuran uang
muka dan kewajiban pajak.

Hal tersebut mengakibatkan pembayaran kepada PT Nusantara Duasatu Telematika


tanggal 18 Desember 2003 sebesar Rp1.410.908.400,00, secara administratif tidak
dapat dipertanggungjawabkan.

Hal tersebut disebabkan :


1. Tim Pemeriksa/Penerima Pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa Diklat Para Ahli
LAPAN di Jerman lalai dalam melaksanakan tugasnya.
2. Pemimpin Proyek Pengembangan Teknologi Rancang Bangun Sistem
Telekomunikasi dan Informasi Antariksa tidak mematuhi ketentuan yang diatur
dalam Keppres No. 42 Tahun 2002 Tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara beserta petunjuk teknisnya dan Keppres 18
Tahun 2000 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Instansi
Pemerintah.
3. Pengawasan dan pengendalian Atasan Langsung Pemimpin Proyek masih
kurang.

Atas permasalahan tersebut, Pemimpin Proyek menjelaskan bahwa berdasarkan


rencana awal pengiriman engineer akan dilaksanakan bulan September 2003 sesuai
kontrak, sehingga pembayaran kepada PT Nusantara Duasatu Telematika tetap
dibayarkan pada bulan Desember 2003 dan pembayaran biaya training telah
diserahkan pada TU-Berlin tanggal 18 Desember 2003. Namun berdasarkan hasil
pertemuan tanggal 17-19 Desember 2003, pihak TU-Berlin meminta penundaan
pengiriman dan pelaksanaan training menjadi Januari 2004. Hal ini disebabkan belum
selesainya mempelajari CV para engineers. Dengan adanya perubahan jadual
tersebut, pihak LAPAN membuat addendum dan meminta PT Nusantara Duasatu
Telematika menyerahkan jaminan bank untuk biaya hidup dan pengiriman engineers.

BPK-RI menyarankan Kepala LAPAN agar menegur secara tertulis kepada:


1. Deputi Bidang Teknologi Dirgantara dan Kepala Pusat Teknologi Elektronika
Dirgantara atas kurangnya pengawasan dan pengendalian proyek yang berada
dibawah tanggungjawabnya.
2. Pimpinan Proyek atas kesalahan pembayaran yang tidak berasarkan prestasi fisik
dan di masa yang akan datang agar memperhatikan ketentuan yang berlaku.
3. Panitia Pemeriksa/Penerima Pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa atas kesalahan
penerimaan barang/jasa yang belum dilaksanakan .

1.2. Penetapan pelaksana pengadaan peralatan ground station dilakukan dengan


penunjukan langsung, terjadi kelebihan pembayaran atas kekurangan volume
pekerjaan senilai Rp28.857.645,00, kelebihan perhitungan biaya operasional
senilai Rp162.823.670,00 dan denda keterlambatan senilai Rp113.135.000,00
belum dipungut (02.16)
Proyek Bangtelinfo dalam TA 2003 telah melaksanakan pekerjaan pengadaan
peralatan ground station untuk mendukung operasional satelit mikro yang
dilaksanakan oleh PT. Inka Forindo Jaya selaku Leader Konsorsium dengan
PT.Twink Indonesia berdasarkan Surat Perintah Pelaksanaan Pekerjaan
No.03/SPPK/PTED-BTLF/XI/2003 tanggal 17 Nopember 2003 dan sesuai Surat
Perjanjian No.03/SP/PTED.BTLF/XI/2003 tanggal 21 Nopember 2003 senilai
Rp10.285.000.000,00. Jangka waktu pelaksanaan selambat-lambatnya 30 hari
kalender terhitung mulai tanggal Surat Perintah Pelaksanaan Kerja dikeluarkan (17
November 2003 sampai tanggal 16 Desember 2003). Modal konsorsium terdiri dari
PT. Inka Forindo Jaya sebesar Rp3.085.500.000,00 ( 30 % ) dan PT. Twink Indonesia
sebesar Rp7.199.500.000,00 (70 %). Penetapan pelaksana pekerjaan dilakukan
dengan penunjukan langsung sesuai Surat Pemimpin Proyek Pengembangan
Teknologi Rancang Bangun Sistem Telekomunikasi dan Informasi Antariksa
No.07/PTED-BTLF/XI/2003 tanggal 14 Nopember 2003 yang mengacu kepada
persetujuan Kepala LAPAN No.B/1278A/895/XI/2003 tanggal 3 Nopember 2003.
Adapun pengadaan peralatan ground station tersebut meliputi pengadaan :
No Nama/Jenis Barang Satuan Harga (Rp)
A X DAN S BAND ANTENA,RECEIVER DAN
PROCESSING TERDIRI DARI
1 4,5 X Band TeraScan System for Acquisition and 1 unit 6.569.000.000
Processing of MODIS Including :
- Autotrack, 3-axis, Radome
- Antena Control Unit
- MODIS and OCM Receiver
- MODIS Processing
2 Upgrade to dual X and S Band Feed, LNA 1 unit 2.455.000.000
3 Fasilitas Pendukung “Ground Station”, 1 pkt 945.000.000
Instalasi & Testing
Jumlah A 9.969.000.000
B SISTEM TT & C (TRACKING, TELEMETRY
And COMMAND) UHF/VHF, TERDIRI DARI :
1 Transceiver Dual Band UHF/VHF 1 unit 65.000.000
2 Antena UHF 430-438 MHz 1 unit 25.000.000
3 Antena VHF 144-146 1 unit 25.000.000
4 Control Rotator 1 unit 60.000.000
5 LNA AG 35 @ Rp8.000.000,00 2 unit 16.000.000
6 Power Amplifier Mirage 1 unit 25.000.000
7 Power Supply 1 unit 10.000.000
8 Kabel Koaxial “Type Belden”9914”100 M” 1 rool 10.000.000
9 Pengolah Data “Processing Data” @ 2 unit 45.000.000
10 Rp22.500.000,00 1 unit 35.000.000
Modulator -Demodulator
Jumlah B 316.000.000
Jumlah A + B 10.285.000.000

Pekerjaan pengadaan peralatan ground station telah selesai dilaksanakan sesuai Berita
Acara Serah Terima Pekerjaan No. BA-SER/3.6/PTED-BTLF/XII/2003 tanggal 5
Desember 2003 dan telah dibayar lunas sebesar Rp10.285.000.000,00 kepada PT.
Inka Forindo Jaya sesuai SPM No. 582904X/088/118 tanggal 16 Desember 2003
senilai Rp3.085.500.000,00 dan PT. Twink Indonesia dengan SPM No.
582898X/088/118 tanggal 16 Desember 2003 senilai Rp7.199.500.000,00.
Hasil pemeriksaan atas dokumen kontrak dan pendukungnya diketahui :
1. Pelaksana pekerjaan ditetapkan berdasarkan Penunjukan Langsung Pemimpin
Proyek dengan surat No. 07/PTED-BTLF/XI/2003 tanggal 14 Nopember 2003
yang mengacu kepada persetujuan Kepala LAPAN sesuai Surat
No.B/1278A/895/XI/2003 tanggal 3 Nopember 2003. Tim BPK-RI berpendapat
bahwa penetapan pelaksana pekerjaan dengan cara penunjukan langsung tersebut
tidak sesuai ketentuan karena penunjukan langsung hanya diperkenankan antara
lain untuk pekerjaan yang bersifat spesifik dan darurat/mendesak. Dengan adanya
penunjukan langsung tersebut harga dalam kontrak kurang kompetitif.
2. Berdasarkan pemeriksaan fisik peralatan ground station yang berlokasi di
Rumpin Bogor, spesifikasi dan volume peralatan telah sesuai dengan kontrak dan
dapat dimanfaatkan sesuai fungsinya.
3. Dalam pengadaan peralatan ground station terdapat pekerjaan fasilitas
pendukung ground station, instalasi dan testing senilai Rp945.000.000,00. Dari
nilai Rp945.000.000,00 tersebut diantaranya untuk pekerjaan konstruksi
bangunan 2 lantai seluas 300 m2 dengan nilai Rp596.900.000,00. dengan rincian
pekerjaan sebagai berikut :

No Uraian Pekerjaan Jumlah (Rp)


A Pekerjaan Persiapan 27.742.931,27
B Pekerjaan Struktur
1. Pek. Struktur Lantai Bawah 141.513.297,81
2. Pek. Struktur Lantai Atas 78.866.149,83
C Pekerjaan Arsitektur (Lantai Bawah)
1. Pek. Dinding dan Plester 34.480.679,58
2. Pek. Kusen Pintu dan Jendela 42.175.000,00
3. Pek. Atap 1.400.360,35
4. Pek. Lantai 37.191.946,53
5. Pek. Sanitasi 11.890.000,00
6. Pek. Pengecatan 9.621.733,40
D Pekerjaan Arsitektur (Lantai Bawah)
1. Pek. Dinding dan Plester 33.069.254,73
2. Pek. Kusen Pintu dan Jendela 40.950.000,00
3. Pek. Atap 14.340.863,10
4. Pek. Lantai 21.317.492,67
5. Pek. Pengecatan 10.864.233,44
E Pekerjaan Elektrikal
1. Pek. Elektrikal (lantai bawah) 13.940.000,00
2. Pek. Elektrikal (lantai atas) 23.272.500,00
Sub Jumlah 542.636.442,72
Jasa Kontraktor 10 % 54.263.644,27
Jumlah 596.900.086,99
Dibulatkan 596.900.000,00

Harga yang tercantum dalam jenis pekerjaan untuk pekerjaan fasilitas pendukung
ground station tersebut sudah termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar
10%.
Pemeriksaan secara uji petik di lapangan pada tanggal 2 Desember 2005 atas
beberapa pekerjaan konstruksi bangunan yang terdiri dari pekerjaan struktur,
arsitektur dan pekerjaan elektrikal diketahui terdapat kekurangan volume
pekerjaan dibandingkan dengan RAB senilai Rp28.857.645,00 dengan rincian
sebagai berikut :
No Uraian Pekerjaan RAB Fisik Selisih Harsat Jumlah
(Rp) (Rp)
A Pekerjaan Persiapan - - - - -
B Pekerjaan Struktur
B.1 Pek. Struktur Lantai Bawah
B.1.1 Galian tanah pondasi 245,00 m3 98,80 m3 146,20 15.625 2.284.375
B.1.4 Beton pondasi plat (pile cape)
- Pile cape 300/300 cm (type P-1) 5,76 m3 2,80 m3 2,96 m3 1.415.870 4.190.975
- Pile cape 250/250 cm (type P-2) 8,94 m3 6,30 m3 2,64 m3 1.327.523 3.504.661
- Pile cape 200/200 cm (type P-3) 2,05 m3 4,37 m3 (2,32 m3) 1.395.105 (3.236.644)
B.1.6 Beton Kolom 40/40 cm 11,09 m3 5,75 m3 5,34 m3 1.661.000 8.869.740
B.1.8 Beton balok struktur 8,85 m3 10,95 m3 (2,10 m3) 1.871.428 (3.929.999)
B.1.9 Beton plat dak 20,03 m3 18,76 m3 1,27 m3 1.663.886 2.113.135
B.2 Pek. Struktur Lantai Atas
B.2.1 Beton kolom 35/35 cm 6,17 m3 5,52 m3 0,65 m3 1.375.500 894.075
B.2.3 Beton plat dak 15,75 m3 16,50 m3 (0,75 m3) 1.906.461 (1.429.846)
B.2.5 Lisplank beton 72 m’ 91,40 m’ (19,40 m’) 175.000 (3.395.000)
Jumlah B 9.865.472
C Pek. Arsitektur (Lantai Bawah)
C.1 Pek. Dinding dan Plester
C.1.1 Pas. Dinding bata 1: 3 75,00 m2 32,19 m2 42,81 m2 39.334 1.683.889
C.1.2 Pas. Dinding bata 1 : 5 236,00 m2 208,67 m2 27,33 m2 36.878 1.007.876
C.1.5 Plester & aci dinding bata 1 : 3 150,00 m2 64,38 m2 85,62 m2 19.482 1.668.049
C.1.6 Plester & aci dinding bata 1 : 5 472,00 m2 417,34 m2 54,66 m2 17.693 967.099
C.2 Pek. Kusen Pintu dan Jendela
C.2.1 Kosen pintu jendela allm type PJ-1 1,00 bh 1,00 bh - 7.500.000 -
C.2.2 Kusen pintu kayu kamper type P-1 1,00 bh 1,00 bh - 2.500.000 -
C.2.3 Kosen pintu kayu kamper type P-2 2,00 bh 2,00 bh - 1.500.000 -
C.2.4 Kosen pintu kayu kamper type P-3 1,00 bh 1,00 bh - 1.450.000 -
C.2.5 Kosen pintu kayu kamper type P-4 2,00 bh 2,00 bh - 1.400.000 -
C.2.6 Kosen pintu kayu kamper type P-5 1,00 bh 1,00 bh - 1.475.000 -
C.2.7 Kosen jendela aluminium type J-1 7,00 bh 7,00 bh - 2.750.000 -
C.2.8 Kosen jendela aluminium type BV-1 3,00 bh 3,00 bh - 1.400.000 -
C.4 Pek. Lantai dan tangga
C.4.1 Urugan tanah peninggian peil lantai 136,15 m3 112,50 m3 23,65 m3 40.000 946.000
C.4.5 Lantai kerja tebal 5 cm 8,25 m3 8,50 m3 (0,25 m3) 313.494 (78.374)
C.4.7 Lantai keramik 30/30 cm 155,00 m2 139,35 m2 15,65 m2 61.084 955.965
C.4.10 Pekerjaan tangga
- Plester dan aci beton 40,00 m2 12,08 m2 27,92 m2 19.482 543.937
- Screding lantai 14,42 m2 10,13 m2 4,29 m2 18.317 78,580
- Lantai keramik 20/20 cm 12,00 m2 10,13 m2 1,87 m2 61.084 114.227
- Railling pipa hitam 10,00 m’ 6,75 m’ 3,25 m’ 328.350 1.067.137
C.4.12 Tangga control lantai dak 2,00 ls 1,00 ls 1,00 ls 1.800.000 1.800.000
Jumlah C 10.754.385
D Pek. Arsitektur (Lantai Atas)
D.2 Pek. Kusen Pintu dan Jendela
D.2.1 Kosen pintu kayu kamper type P-2/k 5,00 bh 5,00 bh - 1.500.000 -
D.2.2 Kosen pintu kayu kamper type P-2/t 1,00 bh - 1,00 bh 1.500.000 1.500.000
D.2.3 Kosen jendela aluminium type J-1 6,00 bh 6,00 bh - 2.750.000 -
D.2.4 Kosen jendela aluminium sudut 2,00 bh 2,00 bh - 2.750.000 -
D.2.5 Kosen jendela alum.kaca mati/rc 2,00 bh 2,00 bh - 2.850.000 -
D.2.6 Kosen jendela aluminium type BV 1,00 bh 1,00 bh - 1.400.000 -
D.2.7 Kosen jendela alum. Kaca mati/t 1,00 bh - 1,00 bh 2.850.000 2.850.000
D.4 Pek. Lantai dan tangga
D.4.4 Pekerjaan tangga
- Screeding lantai 14,42 m2 4,35 m2 10,07 m2 18.317 184.452
- Lantai keramik 20/20 cm 12,00 m2 4,35 m2 7,65 m2 61.084 467.293
- Railing pipa hitam 13,00 m’ 5,45 m’ 7,55 m’ 328.350 2.479.043
Jumlah D 7.480.788
E Pekerjaan Elektrikal
E.1 Pek. Elektrikal (lantai bawah)
E.1.1 Instalasi lampu pijar 1 x 40 3,00 ttk 3,00 ttk - 222.500 -
E.1.2 Instalasi lampu baret 1 x 20 3,00 ttk 3,00 ttk - 222.500 -
E.1.3 Instalasi lampu TL balk 1 x 36 watt 8,00 ttk 8,00 ttk - 222.500 -
E.1.4 Instalasi stop kontak AC 4,00 ttk 4,00 ttk - 222.500 -
E.1.5 Instalasi stop kontak 17,00 ttk 16,00 ttk 1,00 ttk 142.000 142.000
E.1.6 Instalasi stop kontak telepon 4,00 ttk 4,00 ttk - 140.000 -
E.1.7 Instalasi stop kontak internet 3,00 ttk - 3,00 ttk 150.000 450.000
E.1.8 Instalasi saklar seri 5,00 ttk 5,00 ttk - 150.000 -
E.1.9 Instalasi saklar tunggal 4,00 ttk 4,00 ttk - 140.000 -
E.1.10 Lampu pijar 1 x 40 3,00 bh 3,00 bh - 40.000 -
E.1.11 Lampu baret 1 x 20 3,00 bh 3,00 bh - 130.000 -
E.1.12 Lampu TL balk 8,00 bh 8,00 bh - 180.000 -
E.1.13 Stop kontak AC 4,00 bh 4,00 bh - 60.000 -
E.1.14 Stop kontak 17,00 bh 16,00 bh 1,00 bh 37.500 37.500
E.1.15 Stop kontak telepon 4,00 bh 4,00 bh - 40.250 -
E.1.16 Stop kontak internet 3,00 bh - 3,00 bh 42.500 127.500
E.1.17 Saklar seri 5,00 bh 5,00 bh - 45.000 -
E.1.18 Saklar tunggal 4,00 bh 4,00 bh - 40.000 -
E.2 Pek. Elektrikal (lantai bawah)
E.2.1 Instalasi lampu pijar 1 x 40 1,00 ttk 1,00 ttk - 222.500 -
E.2.2 Instalasi lampu baret 1 x 20 3,00 ttk 3,00 ttk - 222.500 -
E.2.3 Instalasi lampu TL balk 1 x 36 watt 14,00 ttk 14,00 ttk - 222.500 -
E.2.4 Instalasi stop kontak AC 4,00 ttk 4,00 ttk - 222.500 -
E.2.5 Instalasi stop kontak 17,00 ttk 17,00 ttk - 142.000 -
E.2.6 Instalasi stop kontak telepon 4,00 ttk 4,00 ttk - 140.000 -
E.2.7 Instalasi stop kontak internet 4,00 ttk 4,00 ttk - 150.000 -
E.2.8 Instalasi saklar seri 5,00 ttk 5,00 ttk - 150.000 -
E.2.9 Instalasi saklar tunggal 4,00 ttk 4,00 ttk - 140.000 -
E.2.10 Lampu pijar 1 x 40 1,00 bh 1,00 bh - 40.000 -
E.2.11 Lampu baret 1 x 20 3,00 bh 3,00 bh - 130.000 -
E.2.12 Lampu TL balk 14,00 bh 14,00 bh - 180.000 -
E.2.13 Stop kontak AC 4,00 bh 4,00 bh - 60.000 -
E.2.14 Stop kontak 17,00 bh 17,00 bh - 37.500 -
E.2.15 Stop kontak telepon 4,00 bh 4,00 bh - 40.250 -
E.2.16 Stop kontak internet 4,00 bh 4,00 bh - 42.500 -
E.2.17 Saklar seri 5,00 bh 5,00 bh - 45.000 -
E.2.18 Saklar tunggal 4,00 bh 4,00 bh - 40.000 -
Jumlah E 757.000
Jumlah 28.857.645
Jasa Konstruksi 10 % 2.885.764
Jumlah Kelebihan 31.743.409
Pengurangan PPN 2.885.764
Netto Kelebihan Pembayaran 28.857.645

4. Dari data pengeluaran biaya PT. Inka Forindo Jaya untuk pekerjaan pengadaan
peralatan ground station diketahui :
No Nama/Jenis Barang Harga Kontrak Realisai Profit
I Peralatan
1. 4,5 X Band TeraScan Antena, Receiver da 6.569.000.000 4.473.207.000 2.095.793.000
Processing.
2. Upgrade to dual X and BandFeed, LNA. 2.455.000.000 1.406.530.911 1.048.469.089
3. Instalasi, Tranning & Site Acceptance. - 364.141.667 (364.141.667)
4. Instalasi dan Testing Pem. Antena. 95.000.000 76.500.000 18.500.000
Sub Jumlah I 2.798.620.422
II Pembangunan Fasilitas Gedung
1. Konstruksi Fisik Gedung 2 lantai. 596.900.000 557.500.000 39.400.000
2. Perencanaan Konstruksi. 29.100.000 29.100.000 -
3. Pengawasan Konstruksi. 18.300.000 18.300.000 -
4. Pengelolaan Teknis. 5.700.000 5.700.000 -
5. Tiket Jakarta – Bangalore 4 bulan 55.000.000 55.000.000 -
6. Biaya hidup 4 orang training, 4 bulan. 145.000.000 144.000.000 1.000.000
7. Transceiver Dual Band UHF/VHF. 65.000.000 57.000.000 8.000.000
8. Antena UHF 430-438 MHz. 25.000.000 22.500.000 2.500.000
9. Antena VHF 144 – 146 MHz. 25.000.000 22.500.000 2.500.000
10. Control Rotator. 60.000.000 53.725.000 6.275.000
11. LNA AG 35, 2 unit. 16.000.000 14.250.000 1.750.000
12. Power Amplifier Mirage. 25.000.000 22.000.000 3.000.000
13. Power Supply. 10.000.000 8.800.000 1.200.000
14. Kabel Koaxial. 10.000.000 8.800.000 1.200.000
15. Processing data 2 unit.. 45.000.000 40.000.000 5.000.000
16. Modulator – Demodulator. 35.000.000 30.000.000 5.000.000
Sub Jumlah II 76.825.000
III Biaya Operasional
1. Tambahan Material. - 8.530.000 (8.530.000)
2. Biaya gaji 4 bulan. - 120.000.000 (120.000.000)
3. Assuransi 6 bulan. - 28.150.000 (28.150.000)
4. Sewa kantor 4 bulan. - 60.000.000 (60.000.000)
5. Sewa rumah 6 bulan. - 15.000.000 (15.000.000)
6. Telekomunikasi 6 bulan. - 20.101.500 (20.101.500)
7. Listrik. - 5.971.965 (5.971.965)
8. Kendaraan operasional 4 bulan. - 40.000.000 (40.000.000)
9. Operasional kantor 6 bulan. - 41.131.380 (41.131.380)
10. Biaya surat menyurat, jaminan dan fee. - 35.000.000 (35.000.000)
11. Fee Marketing. - 70.000.000 (70.000.000)
12. Maintenan kendaraan 4 bulan. - 4.003.500 (4.003.500)
13. Inklaring. - 112.258.887 (112.258.887)
14. Biaya transport & Penurunan Barang. - 5.400.000 (5.400.000)
15. Door to door Singapore ke Jakarta. - 875.000 (875.000)
Sub Jumlah III (566.422.232)
IV Pajak – Pajak
1. PPN PT. Inka.Forindo Jaya. - 280.500.000 (280.500.000)
2. PIB. - 361.702.171 (361.702.171)
3. PPN PT. Twink Indonesia. - 654.500.000 (654.500.000)
Sub Jumlah IV (1.296.702.171)
Jumlah Keseluruhan 10.285.000.000 9.272.678.981 1.012.321.019
Data pengeluaran biaya tersebut di atas diketahui bahwa PT. Inka Forindo Jaya
memperoleh profit sebesar Rp1.012.321.019,00 atau 9,84 % dari nilai kontrak.
Dalam data pengeluaran tersebut terdapat pengeluaran biaya operasional sebesar
Rp566.422.232,00 yang diantaranya beberapa jenis pengeluaran waktunya
melebihi waktu yang dibutuhkan sesuai kontrak. Berdasarkan kontrak, jangka
waktu pelaksanaan pekerjaan selambat-lambatnya 30 hari kalender atau 1 bulan
dan masa pemeliharaan selama 1 bulan setelah penyerahan pekerjaan, sehingga
jumlah waktu yang dibutuhkan berdasarkan kontrak adalah selama 2 bulan.
Sedangkan pengeluaran biaya operasional yang diperhitungkan PT. Inka Forindo
Jaya melebihi perhitungan waktu yang dibutuhkan ( antara lain lebih dari 2
bulan). Sehingga dengan perbedaan waktu yang dibutuhkan dalam kontrak
dengan waktu realisasi pengeluaran biaya operasional PT. Inka Forindo Jaya,
maka terjadi kelebihan biaya operasional sebesar Rp162.823.670,00 yang
merupakan kerugian Negara dengan rincian sebagai berikut :

No Jenis Pengeluaran Biaya


Operasional Dibutuhkan Kelebihan
(2 bln)
1. Tambahan material 8.530.000 8.530.000 -
2. Biaya gaji 4 bulan. 120.000.000 60.000.000 60.000.000
3. Assuransi 6 bulan. 28.150.000 28.150.000 -
4. Sewa kantor 4 bulan. 60.000.000 30.000.000 30.000.000
5. Sewa rumah 6 bulan. 15.000.000 5.000.000 10.000.000
6. Telekomunikasi 6 bulan. 20.101.500 6.700.500 13.401.000
7. Listrik. 5.971.965 5.971.965 -
8. Kendaraan operasional 4 bulan. 40.000.000 20.000.000 20.000.000
9. Operasional kantor 6 bulan. 41.131.380 13.710.460 27.420.920
10. Biaya surat menyurat, jaminan dan fee. 35.000.000 35.000.000 -
11. Fee Marketing. 70.000.000 70.000.000 -
12. Maintenan kendaraan 4 bulan 4.003.500 2.001.750 2.001.750
13. Inklaring. 112.258.887 112.258.887 -
14. Biaya transport & Penurunan Barang. 5.400.000 5.400.000 -
15. Door to door Singapore ke Jakarta. 875.000 875.000 -
Jumlah 162.823.670

5. Pemeriksaan lebih lanjut atas dokumen kontrak dan laporan konsultan pengawas
PT. Graha Manunggal Wirasembada sebagai pengawas pembangunan gedung
fasilitas pendukung ground station diketahui bahwa pekerjaan fasilitas
pendukung ground station selesai 100 % pada tanggal 27 Desember 2003,
sedangkan pelaksanaan pekerjaan seharusnya selesai paling lambat tanggal 16
Desember 2003 sehingga terjadi keterlambatan penyelesaian pekerjaan selama 11
hari sejak tanggal 16 Desember 2003 sampai dengan tanggal 27 Desember 2003 .
Atas keterlambatan tersebut PT. Inka Forindo Jaya harus dikenakan denda
sebesar 11%o dari nilai kontrak sebesar Rp113.135.000,00 (11%o x
Rp10.285.000.000,00 ).

Hal tersebut tidak sesuai dengan :


1. Keppres No.42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara :
a. Pasal 12 ayat (1) a. menyebutkan bahwa pelaksanaan anggaran belanja
Negara didasarkan atas prinsip-prinsip hemat, tidak mewah, efisien, dan
sesuai dengan kebutuhan teknis yang disyaratkan.
b. Pasal 12 ayat (2) menyebutkan bahwa belanja atas beban anggaran belanja
Negara dilakukan berdasarkan atas hak dan bukti-bukti yang sah untuk
memperoleh pembayaran.
c. Pasal 37 ayat (1) menyebutkan bahwa Menteri/Pimpinan Lembaga
bertanggung jawab atas pelaksanaan pengeluaran pembangunan
dilingkungan departemen/lembaga yang dipimpinnya.
2. Keputusan Presiden No. 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah :
a. Pasal 5 huruf f menyebutkan bahwa pengguna barang/jasa, penyedia
barang/jasa, dan para pihak yang terkait dalam pelaksanaan pengadaan
barang/jasa harus mematuhi etika menghindari dan mencegah terjadinya
pemborosan dan kebocoran keuangan Negara dalam pengadaan barang/jasa.
b. Lampiran I BAB 1.C.1.a.4) menyatakan penunjukan langsung dapat
dilaksanakan dalam hal memenuhi kriteria keadaan tertentu dan pengadaan
barang/jasa khusus.
3. Surat Perjanjian No. 03/SP/PTED-BTLF/XI/2003 tanggal 21 Nopember 2003 :
a. Pasal 3 menyebutkan bahwa Pihak Kedua wajib menyerahkan pekerjaan
tersebut kepada Pihak Pertama, selambat-lambatnya 30 hari kalender
terhitung mulai tanggal Surat Perintah Pelaksanaan Kerja dikeluarkan.
b. Pasal 5 ayat (2) menyebutkan bahwa pembayaran 100 % setelah
pekerjaan/penyerahan peralatan selesai 100 % yang dinyatakan dalam Berita
Acara Serah Terima Pekerjaan.
c. Pasal 6 ayat (1) menyebutkan bahwa jika dalam jangka waktu penyerahan
dalam Pasal 3 Surat Perjanjian ini dilampaui, maka Pihak Kedua dikenakan
denda sebesar 1 %o (satu permil) untuk setiap hari keterlambatan dengan
jumlah maksimum sebesar 5 % (lima persen) dari nilai kontrak.

Hal tersebut mengakibatkan harga kontrak tidak kompetitif sehingga terjadi kerugian
negara sebesar Rp304.816.315,00 apabila kelebihan pembayaran dan penerimaam
denda tidak ditarik dan disetor ke Kas Negara dengan rincian sebagai berikut :
1. Kelebihan pembayaran atas kekurangan volume pekerjaan senilai
RP28.857.645,00 ( PT. Inka Forindo Jaya sebesar 30 % X Rp28.857.645,00 =
Rp8.657.293,50 dan PT. Twink Indonesia sebesar 70 % X Rp28.857.645,00 =
Rp20.200.351,50 ).
2. Kelebihan pembayaran biaya operasional senilai Rp162.823.670,00 (PT. Inka
Forindo Jaya sebesar 30 % X Rp162.823.670,00 =Rp48.847.101,00 dan PT.
Twink Indonesia sebesar 70 % X Rp162.823.670,00= Rp113.976.569,00).
3. Penerimaan Negara dari denda keterlambatan menjadi tertunda senilai
Rp113.135.000,00 ( 1,1 % x Rp10.285.000.000,00) dengan rincian PT. Inka
Forindo Jaya sebesar 30 % X Rp113.135.000,00 = Rp33.940.500,00 dan PT.
Twink Indonesia sebesar 70 % X Rp113.135.000,00 = Rp79.194.500,00.

Hal tersebut disebabkan :


1. Panitia Pengadaan Barang/Jasa kurang cermat dalam meneliti perhitungan biaya
yang diajukan oleh pihak rekanan dan tidak mematuhi ketentuan yang berlaku.
2. Panitia Pemeriksa dan Penerima Pengadaan Barang/Jasa Peralatan Ground
Station kurang berfungsi sebagaimana mestinya.
3. PT. Inka Forindo Jaya kurang menaati Surat Perjanjian/Kontrak yang telah
disepakati bersama dengan pihak proyek.
4. Pemimpin Proyek kurang melakukan pengawasan dan pengendalian atas
pelaksanaan kegiatan proyek yang berada di bawah tanggungjawabnya.
5. Pengawasan Atasan Langsung Pemimpin Proyek masih kurang.

Atas masalah tersebut Pimpro menjelaskan :


1. Pengadaan dilakukan dengan penunjukan langsung karena pekerjaan ground
station bersifat sangat spesifik yang harus memperhatikan perkembangan
teknologi antena,sistem kendali, demodulasi dan prosessing yang mengarah pada
kehandalan. Adapun untuk kekurangan volume pekerjaan , akan meminta kepada
pelaksana pekerjaan untuk menarik kelebihan pembayaran sebesar
Rp28.857.645,00 untuk disetor ke kas negara.
2. Untuk kelebihan perhitungan biaya operasional senilai Rp162.823.760,00 akan
ditarik dari konsorsium PT Inka Forindo Jaya dan PT Twink Indonesia untuk
disetor ke kas negara.
3. Adanya keterlambatan penyerahan gedung fasilitas pendukung ground station TA
2003 di Rumpin akan ditarik denda keterlambatannya dari konsorsium PT. Inka
Forindo Jaya dan PT. Twink Indonesia sebesar Rp113.135.000,00 untuk disetor
ke kas negara.

BPK-RI menyarankan kepada Kepala LAPAN agar :


1. Menegur secara tertulis Deputi Bidang Teknologi Dirgantara dan Kepala Pusat
Teknologi Elektronika Dirgantara serta Pemimpin Proyek untuk lebih
meningkatkan pengawasan dan pengendalian kegiatan proyek yang berada dalam
tanggungjawabnya.
2. Memerintahkan Kepala Pusat Teknologi Elektronika Dirgantara unutk menegur
secara tertulis Panitia Pengadaan, Pemeriksa dan Penerima Barang/Jasa atas
kekurangcermatan dalam meneliti perhitungan biaya yang diajukan rekanan dan
tidak melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Memerintahkan Deputi Bidang Teknologi Dirgantara untuk menarik kelebihan
pembayaran dan denda sebesar Rp304.816.315,00 untuk disetorkan ke Kas
Negara dan foto copy bukti setor disampaikan ke BPK-RI.

1.3. Kelebihan pembayaran sebesar Rp247.344.000,00 atas biaya hidup dan biaya
pengiriman engineer permanen dan non permanen ke Jerman (02.16)
Dalam rangka mewujudkan program LAPAN terutama dalam pengembangan Satelit
Mikro yang akan melibatkan teknologi tinggi maka untuk proses alih teknologi
diperlukan kerjasama dengan negara yang sudah maju di bidang teknologi satelit dan
telah memiliki kesepahaman dengan LAPAN. Institusi yang diajak melakukan
kerjasama dengan LAPAN adalah Technical University of Berlin (TU-Berlin) dengan
pertimbangan antara lain masalah pembiayaan, pengalaman dan kemampuan,
kerjasama antara LAPAN-Jerman telah terjalin cukup lama, dan proses transfer
teknologi satelit yang ditawarkan kepada SDM kita lebih terbuka. Penandatanganan
MoU (Memorandum of Understanding) antara LAPAN-TU Berlin dilaksanakan pada
tanggal 21 Juli 2003 di Berlin Jerman antara pimpinan LAPAN dengan pimpinan TU
Berlin. Implementasi MoU tersebut akan diwujudkan dengan pembangunan satelit
mikro LAPAN-TUBSAT dimana satelit akan dirangkai, dibangun, dan dites dengan
melibatkan para engineer LAPAN dan dipersiapkan kondisi terbangnya di Jerman.
Sedangkan untuk pengurusan hal-hal yang bersifat non teknis TU-Berlin menunjuk
PT. Nusantara Duasatu Telematika sebagai agen/wakil di Indonesia, oleh karena itu
pihak LAPAN melalui Proyek Pengembangan Teknologi Rancang Bangun Sistem
Telekomunikasi dan Informasi Antariksa (BANGTELINFO) mengadakan perjanjian
dengan PT Nusantara Duasatu Telematika, satu diantaranya dengan kontrak Nomor :
01/SP/PTED-BTLF/VIII/2003 Tanggal 28 Agustus 2003 tentang pengadaan jasa
diklat para ahli LAPAN di Jerman.
Untuk merealisasikan proses alih teknologi pengembangan satelit mikro tersebut,
LAPAN mengirimkan 13 engineer yang terdiri dari 4 orang engineer permanen dan 9
orang engineer non permanen guna mengikuti training sistem satelit mikro LAPAN-
TUBSAT di TU Berlin Jerman dalam kurun waktu 18 bulan yang pelaksanaannya
dimulai sejak bulan Februari 2004 sampai dengan Juli 2005. Adapun 4 orang
engineer permanen akan mengikuti training selama 18 bulan sedangkan 9 orang non
permanen akan dikirim secara periodik atau bergantian selama 3 bulan masing-
masing tim berjumlah 2 orang. Selama pelaksanaan training setiap engineer
memperoleh fasilitas berupa biaya hidup setiap bulan dan biaya tiket perjalanan
pulang pergi. Mekanisme pemberian fasilitas dilakukan dalam dua cara, yaitu melalui
kontrak Tahun 2003 untuk 6 orang engineer (4 orang permanen dan 2 orang non
permanen) selama 4 bulan @ Rp17.500.000,00/bulan dan sisanya @
Rp25.000.000,00/bulan melalui UYHD . (Besarnya biaya hidup/bulan disesuaikan
dengan nilai kurs Euro pada saat itu), dengan perincian sebagai berikut :
No. Nama Pelaksanaan Jenis Biaya
training
Engineer Permanen @ 18 bulan
1. Robertus Heru Tri Harjanto Biaya hidup :
2. Wahyudi Hasbi 4 bulan melalui kontrak
3. Mohammad Mukhayadi Februari 2004 s.d. 14 bulan melalui UYHD
4. Ayom Widipaminto Juli 2005 Biaya perjalanan :
Berangkat melalui kontrak
Pulang melalui UYHD
Engineer Non Permanen (Periodik) @ 3 bulan
1. Abdul Karim Biaya hidup 4 bln melalui kontrak
2. Minto Suwarjo Mei s.d. Juli 2004 Biaya perjalanan pergi dgn kontrak
Biaya pulang dgn UYHD
3. Gunawan S. Prabowo September s.d.
3 bulan melalui UYHD
4. Moh. Yoyok Ichsan November 2004
5. Taufik Sumpeno
Desember s.d.
6. Moh. Suseno 3 bulan melalui UYHD
Februari 2005
7. Ade Rukmana
8. Daryono Restu Maret s.d. Mei
3 bulan melalui UYHD
9. Widodo Slamet 2005

Hasil pemeriksaan atas dokumen pembayaran Tahun 2003 sampai dengan 2005
diketahui sebagai berikut :
1. Terdapat pembayaran kontrak kepada PT Nusantara Duasatu Telematika sebesar
Rp1.763.635.500,00 untuk pembayaran biaya hidup dan biaya pengiriman 4
orang engineer permanen dan 2 orang engineer non permanen selama 4 bulan
sebesar Rp479.278.000,00 dan biaya diklat sebesar Rp1.284.357.500,00, dengan
perincian:
No Uraian Nilai (Rp)
1. Biaya hidup : 420.000.000,00
4 orang engineer permanen selama 4 bulan = Rp280.000.000,00
2 orang engineer non permanen selama 4 bulan =Rp140.000.000,00
(@ Rp17.500.000,00/bulan)
2. Biaya pengiriman (pergi): +/- @ Rp9.879.500,00 59.278.000,00
4 orang engineer permanen = Rp39.518.000,00
2 orang engineer non permanen = Rp19.760.000,00
Jumlah 479.278.000,00
3. Biaya Diklat 1.284.357.500,00
Total 1.763.635.500,00
Pembayaran tersebut sesuai SPM No. 575501X/088/118 tanggal 19 November
2003 dibayarkan sebagai uang muka senilai Rp352.727.100,00 dan sebagai
pembayaran diklat dan biaya hidup dengan SPM No. 720024X/088/118 tanggal
18 Desember 2003 senilai Rp1.410.908.400,00. Padahal kegiatan baru
dilaksanakan pada bulan Februari 2004.
2. Terdapat pembayaran biaya hidup dan biaya perjalanan pulang pergi 4 orang
engineer permanen dan 9 orang engineer non permanen sebesar
Rp2.458.469.000,00 dibayarkan melalui mekanisme UYHD, dengan rincian
sebagai berikut :
No Uraian Nilai (Rp)
1. Biaya hidup 4 orang engineer permanen selama 15 bulan sebelum 1.545.600.000,00
dipotong PPh 15% adalah @ Rp25.760.000/bulan
2. Biaya hidup 9 orang engineer non permanen selama 3 bulan sebelum 695.520.000,00
dipotong PPh 15% sebesar @ Rp25.760.000/bulan, terdiri dari :
1.Abdul Karim (Mei - Juli 04) = 77.280.000,00
2.Minto Suwarjo = 77.280.000,00
3.Gunawan Prabowo (Sept – Nov 04) = 77.280.000,00
4.Moh. Yoyok Ichsan = 77.280.000,00
5.Taufik Sumpeno (Des 04 – Febr 05) = 77.280.000,00
6.Moh. Suseno = 77.280.000,00
7.Ade Rukmana = 77.280.000,00
8.Daryono Restu (15 Mar– 15 Juni 05) = 77.280.000,00
9.Widodo Slamet =77.280.000,00
3. Biaya perjalanan pulang-pergi 9 orang engineer non permanen 177.831.000,00
@ Rp19.759.000,00
4. Biaya perjalanan pulang 4 orang engineer permanen 39.518.000,00
@ Rp9.879.500,00
Jumlah 2.458.469.000,00
Hasil konfirmasi dengan salah seorang engineer permanen dan non permanen
diketahui bahwa 4 orang engineer permanen mendapatkan biaya hidup selama 4
bulan dan tiket pergi melalui PT Nusantara Duasatu Telematika, sedangkan biaya
hidup selama 14 bulan dan tiket pulang melalui pihak Proyek Bangtelinfo (UYHD).
Adapun untuk engineer non permanen mendapatkan biaya hidup @
Rp25.760.000/bulan dan biaya perjalanan pulang-pergi melalui pihak Proyek
Bangtelinfo serta tidak pernah melalui PT Nusantara Duasatu Telematika.
Dari data tersebut di atas, dapat disimpulkan dalam tabel berikut :
No. Nama Seharusnya Realisasi Selisih
Engineer Permanen
1. Robertus Heru Tri H. Biaya hidup : Biaya hidup : Biaya Hidup :
2. Wahyudi Hasbi 4 bulan kontrak 4 bulan kontrak 1 bulan melalui
3. Moh. Mukhayadi 14 bulan UYHD 15 bulan UYHD UYHD
4. Ayom Widipaminto Biaya perjalanan : Biaya perjalanan :
Berangkat kontrak Berangkat kontrak
Pulang UYHD Pulang UYHD
Engineer Non Permanen
(Periodik)
1. Abdul Karim Biaya hidup : Biaya hidup 3 bln Biaya hidup :
2. Minto Suwarjo 4 bln dgn kontrak UYHD 4 bln dgn kontrak
Biaya perjalanan pergi Biaya perjalanan Biaya perjalanan
dgn kontrak pulang-pergi dgn pergi dgn kontrak
Biaya pulang dgn UYHD
UYHD
3. Gunawan S. Prabowo 3 bulan melalui UYHD 3 bulan melalui -
4. Moh. Yoyok Ichsan UYHD
5. Taufik Sumpeno 3 bulan melalui UYHD 3 bulan melalui -
6. Moh. Suseno UYHD
7. Ade Rukmana
8. Daryono Restu 3 bulan melalui UYHD 3 bulan melalui -
9. Widodo Slamet UYHD

Berdasarkan tabel diatas, maka telah terjadi kelebihan pembayaran sebagai berikut :
1. Kelebihan pembayaran biaya hidup untuk 4 orang engineer permanen selama 1
bulan (UYHD) sebesar Rp103.040.000,00.
Dari pemeriksaan lebih lanjut, pembayaran biaya hidup 4 orang engineer
permanen tersebut telah dipotong PPh 15% dan telah disetor ke Kas Negara
sebesar Rp15.456.000,00, sehingga kelebihan pembayaran menjadi sebesar
Rp87.584.000,00.
2. Kelebihan pembayaran biaya hidup + perjalanan pergi untuk 2 orang engineer
non permanen yaitu Abdul Karim dan Minto Suwarjo sebesar Rp159.760.000,00
(sesuai nilai kontrak dengan PT Nusantara Duasatu Telematika).
Dengan demikian keseluruhan kelebihan pembayaran yang terjadi adalah sebesar
Rp247.344.000,00.

Hal tersebut tidak sesuai dengan Keppres No.42 Tahun 2002 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Pasal 12 ayat (2) : Belanja
atas beban anggaran belanja negara dilakukan berdasarkan atas hak dan bukti-bukti
yang sah untuk memperoleh pembayaran.

Hal tersebut mengakibatkan kerugian keuangan negara apabila atas kelebihan


pembayaran biaya hidup dan biaya pengiriman engineer permanen dan non permanen
sebesar Rp247.344.000,00 tidak ditarik kembali dan disetorkan ke Kas Negara.

Hal tersebut disebabkan :


1. Pemimpin Proyek tidak mematuhi ketentuan tentang pelaksanaan anggaran dan
belanja negara.
2. Bendahara Proyek lalai dalam melaksanakan tugasnya.
3. Pengawasan dan pengendalian Atasan Langsung Pemimpin Proyek masih
kurang.

Atas permasalahan tersebut Pimpro mengakui adanya kelebihan pembayaran baik


yang dilakukan oleh bendahara proyek sebesar Rp87.584.000,00 maupun kelebihan
pembayaran kepada PT Nusantara Duasatu Telematika sebesar Rp159.760.000,00
yang akan ditarik dan disetorkan ke kas negara .

BPK-RI menyarankan kepada Kepala LAPAN agar :


1. Menegur secara tertulis Deputi Bidang Teknologi Dirgantara dan Kepala Pusat
Teknologi Elektronika Dirgantara serta Pimpinan Proyek untuk lebih intensif
dalam melakukan pengawasan dan pengendalian proyek.
2. Memerintahkan Kepala Pusat Teknologi Elektronika Dirgantara untuk menegur
secara tertulis Panitia Pemeriksa dan Penerima Barang/Jasa atas kelalaiannya
dalam melaksanakan pekerjaan.
3. Memerintahkan Deputi Bidang Teknologi Dirgantara untuk menarik kelebihan
pembayaran sebesar Rp247.344.000,00 dari masing-masing penerima sebesar
Rp87.584.000,00 dan PT. Nusantara Duasatu Telematika sebesar
Rp159.760.000,00 yang selanjutnya disetor ke kas Negara. Copy bukti setor
disampaikan ke BPK-RI.

Proyek Pembinaan Kapasitas Sumber Daya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi


Kedirgantaraan Tahun Anggaran 2004
1. Penyimpangan terhadap kriteria/peraturan yang telah ditetapkan (02)
1.1. Terdapat kelebihan pembayaran senilai Rp1.248.207.207,00 atas kekurangan
volume pekerjaan pemagaran dan peningkatan jalan protokol di Pameungpeuk
Garut serta renovasi Mess LAPAN di Yogyakarta dan denda keterlambatan
sebesar Rp16.950.000,00 belum dipungut (03.05)
Dalam Tahun Anggaran 2004 Proyek Pembinaan Kapasitas Sumber Daya Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi Kedirgantaraan (BINPAS SDI GAN) pada LAPAN
telah melaksanakan pemborongan pekerjaan pemagaran dan peningkatan jalan
protokol Stasiun Uji Terbang LAPAN Pameungpeuk Garut serta renovasi mess
LAPAN di Yogyakarta. Pengadaan tersebut dilaksanakan dengan cara penunjukan
langsung dan negosiasi harga kepada PT. Asih Silapurna berdasarkan Keputusan
Pimimpin Proyek Pembinaan Kapasitas Sumberdaya IPTEK Kedirgantaraan
No.43/BINPAS.PL/SPPBJ/XI/2004 tanggal 23 Nopember 2004 yang selanjutnya
diikat dengan Surat Perintah Pelaksanaan Pekerjaan No.SPPK/
36/BINPAS.PL/XI/2004 tanggal 24 Nopember 2004 dan Surat Perjanjian Kontrak
No.Sperjan/35/BINPAS.PL/XI/2004 tanggal 24 Nopember 2004 dengan nilai
kontrak sebesar Rp5.650.000.000,00.
Jangka waktu pelaksanaan ditetapkan 25 hari kalender dimulai sejak tanggal 24
Nopember 2004 sampai dengan tanggal 18 Desember 2004. Untuk melakukan
pengawasan dilapangan pihak proyek telah menunjuk PT. Kencana Mandiri UN
sebagai konsultan pengawas pekerjaan yang bertindak untuk dan atas nama proyek
sesuai Surat Perjanjian No. Sperjan/63/BINPAS P.L/XI/2004 tanggal 24 Nopember
2004.
Adapun pekerjaan pemagaran dan peningkatan jalan protokol meliputi :

No Jenis Pekerjaan Volume Harga Sat Jumlah Harga


(Rp) (Rp)
I Pek. Persiapan
Pek Direksikit 56,00 m2 350.000 19.600.000
Pek. Air Kerja 16,00 ttk 2.500.000 40.000.000
Pek. Pembersihak Lokasi 7.129,00 m’ 12.500 89.112.500
Mobilisasi Material 1,00 ls 30.000.000 30.000.000
Sub Total I 178.712.500
II a. Pekerjaan BRC T. 150 cm 4.620,00 m’
Galian Pondasi 831,00 m3 25.000 20.775.000
Sloof Beton 15/60 cm 415,00 m3 2.950.000 1.224.250.000
Kolom Praktis 20 x 20 cm 42,40 m3 3.850.000 163.240.000
Plesteran & Acian 6.715,80 m2 31.500 211.547.700
Pasangan BRC T.150 cm 4.620,00 m’ 149.950 692.769.000
Tiang Galvanis 1.446,00 bh 101.600 146.913.600
Clip + mur baut 5.784,00 bh 4.000 23.136.000
Urugan Tanah Pondasi 332,00 m3 15.000 4.980.000
b. Pekerjaan BRC T. 175 cm 2.509,00 m’
Galian Pomdasi 108,78 m3 25.000 2.719.600
Pondasi Umpak Beton 61,19 m3 1.850.000 113.203.350
Pagar BRC T. 175 cm 2.509,00 m’ 161.950 406.332.550
Tiang Galvanis 1.046,00 bh 111.900 117.047.400
Clip + mur baut 4.184,00 bh 4.000 16.736.000
Urugan Tanah Pondasi 43,00 m3 15.000 645.000
Sub Total II 3.144.295.200
III Pagar Dinding Beton 550,00 m’
Bongkar pagar lama 550,00 m’ 20.000 11.000.000
Pondasi batu kali 79,20 m3 340.000 26.928.000
Sloof beton 20 x 25 cm 27,50 m3 2.950.000 81.125.000
Ring balk 20 x 20 cm 22,00 m3 2.950.000 64.900.000
Kolom praktis 7,10 m3 3.850.000 27.335.000
Pagar pilar beton 50,82 m3 3.850.000 195.657.000
Plesteran dinding 2.452,00 m2 31.500 77.238.000
Cat emulsion 2.452,00 m2 19.000 46.588.000
Sub Total III 530.771.000
IV Pek. Lain-Lain
Perbaikan pagar kawat duri 465,00 m’ 75.000 34.875.000
Pasang pagar kawat duri 305,00 m’ 145.000 44.225.000
Cat kawat duri + tiang besi 465,00 m’ 28.000 13.020.000
Bongkar pintu (lama) 1,00 ls 400.000 400.000
Pintu Pipa Galvanis P.6 m 4,00 bh 7.500.000 30.000.000
Pintu pipa galvanis P.3,5 m 2,00 bh 4.375.000 8.750.000
Pintu pipa galvanis P.4 m 1,00 bh 4.300.000 4.300.000
Cat Zynckromat 1,00 ls 3.800.000 3.800.000
Sub Total IV 139.370.000
V Perbaikan Jalan Protokol
Sub Base T.5 cm 4.376,00 m2 68.000 297.568.000
Hotmix T.4 cm 6.476,55 m2 74.000 479.264.700
Mobilisasi alat berat 1,00 ls 35.000.000 35.000.000
Sub Total V 811.832.700
VI Renovasi Mess Yogyakarta 331.464.520
Sub Total VI 331.464.520
Sub Total 5.136.445.920
PPN 10 % 513.644.592
Total 5.650.090.512
Dibulatkan 5.650.000.000
Pekerjaan pemagaran dan peningkatan jalan protokol tersebut telah diserahkan sesuai
Berita Acara Serah Terima No. BA/03/Binpas.PL/XII/2004 tanggal 16 Desember
2004 dan telah dibayar lunas dengan SPM No.882091Y/088/118 tanggal 23
Desember 2003 sebesar Rp2.260.000.000,00 dan SPM No. 884189Y/088/118 tanggal
23 Desember 2004 sebesar Rp3.390.000.000,00.
Pekerjaan pemagaran dan peningkatan jalan protokol tersebut telah diperiksa Badan
Pengawas Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Propinsi DKI Jakarta
berdasarkan Surat Tugas Kepala BPKP No. ST-3454/PW09/2/2005 tanggal 23 Juni
2005 selama 10 hari kerja yang berakhir tanggal 8 Juli 2005. Berdasarkan Laporan
Hasil Audit BPKP Perwakilan Propinsi DKI Jakarta No. LAP-5170/PW09/2/2005
tanggal 31 Agustus 2005 terdapat kelebihan pembayaran kepada PT. Asih Silapurna
sebesar Rp62.142.516,00 dan telah disetorkan ke Kas Negara sesuai Surat Setoran
Penerimaan Negara Bukan Pajak tanggal 25 Juli 2005 pada Bank BNI Kantor
Cabang Gambir Sebesar Rp62.142.516,00.
Berdasarkan hasil pemeriksaan diketahui :
1. Penunjukan langsung kepada PT. Asih Silapurna sebagai pelaksana pekerjaan ,
Tim BPK RI berpendapat penunjukan langsung tersebut tidak sesuai dengan
ketentuan, karena penunjukan langsung hanya diperkenankan untuk pekerjaan
yang bersifat darurat/mendesak, dirahasiakan, bersekala kecil dan spesifik.
Dengan adanya penunjukan langsung tersebut harga dalam kontrak tidak
kompetitif.
2. Pemeriksaan fisik di lapangan tanggal 9 Desember 2005 atas pekerjaan persiapan,
konstruksi dan finishing, pekerjaan pemagaran dan peningkatan jalan protokol
yang disaksikan oleh pihak proyek, konsultan pengawas dan pihak kontraktor,
diketahui terdapat beberapa jenis pekerjaan yang tidak sesuai dengan RAB yaitu :

No Jenis RAB Fisik Selisih Harga Jumlah


Pekerjaan Satuan Harga
I Pek. Persiapan
Pek Direksikit 56,00 m2 56,00 m2 - 350.000 -
Pek. Air Kerja 16,00 ttk - 16,00 ttk 2.500.000 40.000.000
Pek. Pembersihak Lokasi 7.129,00 m’ 6.528,00 m’ 601,00 m’ 12.500 7.512.500
Mobilisasi Material 1,00 ls 1,00 ls - 30.000.000 -
Sub Total I 47.512.500
II Pekerjaan Pagar BRC
a. Pekerjaan BRC T. 150 cm 4.620,00 m’
Galian Pondasi 831,00 m3 747,60 m3 83,40 m3 25.000 2.085.000
Sloof Beton 15/60 cm 415,00 m3 256,32 m3 158,68 m3 2.950.000 468.106.000
Kolom Praktis 20 x 20 cm 42,40 m3 38,54 m3 3,86 m3 3.850.000 14.861.000
Plesteran & Acian 6.715,80 m2 6.590,08 m2 125,72 m2 31.500 3.960.180
Pasangan BRC T.150 cm 4.620,00 m’ 4.272,00 m’ 348,00 m’ 149.950 52.182.600
Tiang Galvanis 1.446,00 bh 1.335,00 bh 111,00 bh 101.600 11.277.600
Clip + mur baut 5.784,00 bh 5.340,00 bh 444,00 bh 4.000 1.776.000
Urugan Tanah Pondasi 332,00 m3 332,00 m3 332,00 m3 15.000 -

b. Pekerjaan BRC T. 175 cm 2.509,00 m’


Galian Pomdasi 108,78 m3 108,78 m3 - 25.000 -
Pondasi Umpak Beton 61,19 m3 22,63 m3 38,56 m3 1.850.000 71.336.000
Pagar BRC T. 175 cm 2.509,00 m’ 2.256,00 m’ 253,00 m’ 161.950 40.973.350
Tiang Galvanis 1.046,00 bh 943,00 bh 103,00 bh 111.900 11.525.700
Clip + mur baut 4.184,00 bh 3.772,00 bh 412,00 bh 4.000 1.648.000
Urugan Tanah Pondasi 43,00 m3 43,00 m3 - 15.000 -
Sub Total II 679.731.430
III Pek. Pagar Dinding Beton 550,00 m’
Bongkar pagar lama 550,00 m’ 640,05 m’ (90,05 m’) 20.000 (1.801.000)
Pondasi batu kali 79,20 m3 157,45 m3 (78,25 m3) 340.000 (26.605.000)
Sloof beton 20 x 25 cm 27,50 m3 18,43 m3 9,07 m3 2.950.000 26.756.500
Ring balk 20 x 20 cm 22,00 m3 20,16 m3 1,84 m3 2.950.000 5.428.000
Kolom praktis 7,10 m3 20,44 m3 (13,34 m3) 3.850.000 (51.359.000)
Pagar pilar beton 50,82 m3 32,26 m3 18,56 m3 3.850.000 71.456.000
Plesteran dinding 2.452,00 m2 2.452,00 m2 - 31.500 -
Cat emulsion 2.452,00 m2 2.452,00 m2 - 19.000 -
Sub Total III 23.875.500
IV Pekerjaan Lain-Lain
Perbaikan pagar kawat duri 465,00 m’ - - 75.000 -
Pasang pagar kawat duri 305,00 m’ - - 145.000 -
Cat kawat duri + tiang besi 465,00 m’ - - 28.000 -
Bongkar pintu (lama) 1,00 ls - - 400.000 -
Pintu Pipa Galvanis P.6 m 4,00 bh 2,00 bh 2,00 bh 7.500.000 15.000.000
Pintu pipa galvanis P.3,5 m 2,00 bh 1,00 bh 1,00 bh 4.375.000 4.375.000
Pintu pipa galvanis P.4 m 1,00 bh 4,00 bh (3,00 bh) 4.300.000 (12.900.000)
Cat Zynckromat 1,00 ls - - 3.800.000 -
Sub Total IV 6.475.000
V Renovasi Mess Yogyakarta
1. Pekerjaan Persiapan
- Poma Air Kerja 1ls - 1 ls 3.600.000 3.600.000
2. Pekerjaan Lantai Keramik
- Lantai keramik 40x40 Ez 120,00 m2 110,80 m2 9,20 m2 340.000 3.128.000
3. Pekerjaan K. Mandi Depan
- Pas. Keramik 20 x 20 3,36 m2 4,75 m2 (1,39 m2) 76.000 (105.640)
- Pas. Keramik 15 x 30 16,00 m2 5,70 m2 10,30 m2 98.000 1.009.400
4. Pek. K.Mandi Belakang
- Pas. Keramik 20 x 20 4,61 m2 4,71 m2 (0,10 m2) 76.000 7.600
- Pas. Keramik 15 x 30 18,00 m2 14,00 m2 4,00 m2 98.000 392.000
5. Pekerjaan Pengecatan
- Cat dinding/Catylac 704,00 m2 463,00 m2 241,00 m2 16.000 3.856.000
- Cat Exterior/Catylac 420,00 m2 224,00 m2 196,00 m2 18.500 3.626.000
6. Pekerjaan Sanitair
- Pompa Air Jerpam 1 ls - 1 ls 6.000.000 6.000.000
- Bak Tanki Air / 1000 lt 1 unit - 1 unit 1.700.000 1.700.000
7. Pekerjaan Insfratuktur
- Pas. Paving Block 307,00 m2 206,17 m2 100,83 m2 160.000 16.132.800
Sub Total V 39.346.160
Total 796.940.590
Untuk pekerjaan peningkatan jalan protokol, satuan yang digunakan adalah luas
dan ketebalan masing-masing lapisan, apabila luas dan ketebalan tersebut
dikonversikan ke dalam volume dengan satuan m3 maka dapat diketahui volume
dan harga yang dibutuhkan untuk masing-masing jenis pekerjaan ,dengan rincian
sebagai berikut :
No Pekerjaan Volume (m3) Jumlah Harga Harga/m3
1 Lapisan Sub Base T.5 cm 4.376,00 m2 x 0,05 m = 218,80 m3 297.568.000 1.360.000
2 Lapisan Hotmix T.4 cm 6.476,55 m2 x 0,04 m = 259,06 m3 479.264.700 1.850.014

Berdasarkan hasil pengukuran jalan diketahui bahwa panjang jalan 955,40m’,


lebar 4,14 m dan tebal hotmix 3,58 cm, jika dibandingkan dengan RAB terdapat
selisih kurang volume pekerjaan sebagai berikut :
Volume
No Pekerjaan (m3) Selisih Harga/m3 Jumlah Harga
RAB Fisik (m3)
1 Lapisan Sub Base T.5 cm 218,80 - 218,80 1.360.000 297.568.000
2 Lapisan Hotmix T.4 cm 259,06 142,39 116,67 1.850.014 215.841.133
Sub Total V 513.409.133
Dari data tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pekerjaan pemagaran dan
peningkatan jalan protokol di LAPAN Pameungpeuk Garut serta renovasi mess
di Yogyakarta tersebut tidak sesuai dengan spesifikasi yang tertuang dalam
kontrak sehingga terdapat kekurangan volume senilai Rp1.310.349.723,00
(Rp796.940.590,00 + Rp513.409.133,00 ) yang dapat menimbulkan kerugian
Negara.
3. Berdasarkan pemeriksaan atas laporan pengawas lapangan yang tertuang dalam
Buku Harian Standar Konsultan Pengawas PT. Kencana Mandiri UN yang
ditandatangani oleh 3 pihak yaitu Kontraktor, Pengawas Lapangan dan Pemimpin
Proyek diketahui bahwa pekerjaan baru selesai tanggal 21 Desember 2004.
Menurut jangka waktu pelaksanaan pekerjaan seharusnya pekerjaan selesai pada
tanggal 18 Desember 2004. Dengan demikian Pekerjaan Pemagaran, Perbaikan
Jalan Protokol Stasiun Uji Terbang LAPAN Pameungpeuk Garut dan Renovasi
Mess LAPAN di Yogyakarta mengalami keterlambatan selama 3 (tiga) hari,
sehingga PT. Asih Silapurna harus dikenakan denda sebesar 3 %o X
Rp5.650.000.000,00 = Rp16.950.000,00.
Dari hasil pemeriksaan tersebut di atas diketahui terdapat kekurangan volume senilai
Rp1.310.349.723,00 dan denda senilai Rp16.950.000,00 yang harus ditarik dari PT.
Asih Silapurna dikurangi hasil pemeriksaan BPKP yang telah disetor ke Kas Negara
sebesar Rp62.142.516,00 sehingga jumlah yang harus ditarik dari PT.Asih Silapurna
sebesar Rp1.265.157.207,00 dan apabila tidak ditarik dan disetor ke Kas Negara
dapat menimbulkan kerugian negara.
Hal tersebut tidak sesuai dengan :
1. Keputusan Presiden No. 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara :
a. Pasal 12 ayat (2) menyebutkan bahwa belanja atas beban anggaran belanja
Negara dilakukan berdasarkan atas hak dan bukti-bukti yang sah untuk
memperoleh pembayaran.
b. Pasal 37 ayat (1) menyebutkan bahwa Menteri/Pimpinan Lembaga
bertanggung jawab atas pelaksanaan pengeluaran pembangunan
dilingkungan departemen/lembaga yang dipimpinnya.
2. Keppres No. 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah menyebutkan :
a. Pasal 1 angka 17 menyebutkan bahwa kontrak adalah perikatan antara
pengguna barang/jasa dengan penyedia barang/jasa dalam pelaksanaan
pengadaan barang/jasa.
b. Pasal 5 huruf f menyebutkan bahwa pengguna barang/jasa, penyedia
barang/jasa, dan para pihak yang terkait dalam pelaksanaan pengadaan
barang/jasa harus mematuhi etika menghindari dan mencegah terjadinya
pemborosan dan kebocoran keuangan negara dalam pengadaan barang/jasa.
c. Lampiran I BAB I.C.1.a.4) menyatakan penunjukan langsung dapat
dilaksanakan dalam hal memenuhi kriteria keadaan tertentu dan pengadaan
barang/jasa khusus.
3. Kontrak No.Sperjan/35/BINPAS.PL/XI/2004 tanggal 24 Nopember 2004 Pasal
16 ayat ( 2) menyatakan jika Pihak Kedua tidak dapat menyelesaikan pekerjaan
sesuai dengan jangka waktu pelaksanaan yang tercantum dalam Pasal 7
perjanjian ini, maka untuk setiap hari keterlambatan Pihak Kedua wajib
membiayai denda keterlambatan sebesar 1 %o (satu permil) dari biaya pekerjaan/
borongan.

Hal tersebut mengakibatkan harga kontrak tidak kompetitif sehingga terjadi kerugian
negara sebesar Rp1.265.157.207,00 dengan rincian sebagai berikut :
1. Kelebihan pembayaran kepada PT. Asih Silapurna senilai Rp1.248.207.207,00
yang dapat merugikan negara.
2. Penerimaan negara dari denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan senilai
Rp16.950.000,00 menjadi tertunda

Hal tersebut disebabkan :


1. PT. Kencana Mandiri UN sebagai Konsultan Pengawas di lapangan tidak
melaksanakan tugas sebagaimana mestinya.
2. PT. Asih Silapurna kurang mentaati Surat Perjanjian/Kontrak yang telah
disepakati dengan pihak proyek.
3. Pemimpin Proyek kurang proaktif dalam melakukan pengawasan dan
pengendalian atas pelaksanaan kegiatan proyek yang menjadi
tanggungjawabnya.
4. Pengawasan Atasan Langsung Pemimpin Proyek kurang efektif.

Atas permasalahan tersebut Pimpro menjelaskan :


1. Penunjukan langsung dilakukan karena pada saat itu LAPAN terikat oleh
pelaksana pekerjaan (konsultan perencana, pengawas dan kontraktor) sebelum
kontrak ditandatangani, karena terbentur oleh waktu dimana Presiden RI
(Megawati) akan hadir pada kegiatan uji terbang roket di Pameungpeuk dan
diperintahkan untuk membenahi lingkungan yang secara fisik dalam kondisi
rusak
2. Keterlambatan pekerjaan disebabkan adanya protes/demo dari masyarakat
sekitar lokasi yang tidak setuju adanya proyek pemagaran sehingga
mengganggu jalannya pekerjaan tersebut. Dan pelaksana akhirnya minta
bantuan aparat keamanan setempat (Koramil dan Polsek). Untuk maksud
tersebut Pimpro akan berkoordinasi dengan pelaksana untuk menyelesaikan
keterlambatan pekerjaan.
3. Proyek mengakui pada saat pemeriksaan pasca dilapangan terjadi kekurangan
volume pekerjaan, akan tetapi disisi lain terdapat pekerjaan tambahan
diantaranya perbaikan mes LAPAN di Pameungpeuk Garut. Atas kekurangan
volume pekerjaan, proyek akan berkoordinasi dengan pihak pelaksana untuk
menyelesaikan kekurangan volume dan keterlambatan tersebut.

Atas komentar Pemimpin Proyek Tim BPK-RI berpendapat bahwa perbaikan mess
LAPAN di Pameungpeuk Garut merupakan pekerjaan yang dibiayai dari Proyek
Bangtelinfo Rancabungur Bogor, bukan atas biaya Proyek Binpas SDI-GAN.

BPK-RI menyarankan kepada Kepala LAPAN agar :


1. Menegur secara tertulis Sekretaris Utama dan Pemimpin Proyek atas
kelalaiannya dalam melakukan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan
kegiatan proyek yang menjadi tanggungjawabnya.
2. Memerintahkan Sekretaris Utama untuk menarik kelebihan pembayaran senilai
Rp1.248.207.207,00 dan denda keterlambatan senilai Rp16.950.000,00 dari
PT. Asih Silapurna untuk selanjutnya disetor ke Kas Negara. Copy bukti setor
disampaikan ke BPK-RI.
3. Memerintahkan Sekretaris Utama untuk menegur Konsultan Pengawas PT.
Kencana Mandiri UN atas kelalaiannya dalam melakukan pengawasan
pekerjaannya.

1.2 Konsultan pengawas pekerjaan pemagaran, perbaikan jalan protokol stasiun uji
terbang LAPAN, di Pameungpeuk, Garut dan renovasi Mess LAPAN di
Yogyakarta bekerja tidak efektif dan denda keterlambatan atas pekerjaan
pengawas sebesar Rp6.250.000,00 belum dipungut (02.06)

Proyek Pembinaan Kapasitas Sumber Daya IPTEK Kedirgantaraan LAPAN Tahun


Anggaran 2004 telah menunjuk PT. Kencana Mandiri U.N. sebagai Konsultan
Pengawas dengan cara penunjukan langsung dengan Surat Perjanjian
No.Sperjan/63/BINPAS P.L/XI/2004 tanggal 24 Nopember 2004, biaya pekerjaan
pengawasan sebesar Rp125.500.000,00 dan telah dibayar lunas dengan SPM.
No.884195Y/088/118 tanggal 23 Desember 2004.
Jangka waktu pelaksanaan sejak tanggal 24 Nopember sampai dengan 20 Desember
2004 sesuai dengan Pelaksanaan Pekerjaan fisik yang akan diawasinya yaitu sebagai
konsultan pengawas Pekerjaan Pemagaran, Perbaikan Jalan Protokol Stasiun Uji
Terbang LAPAN, di Pameungpeuk, Garut dan Renovasi Mess LAPAN di Yogyakarta
yang dikerjakan oleh PT. Asih Silapurna sebagai Pelaksana Proyek berdasarkan
Keputusan Pimimpin Proyek Pembinaan Kapasitas Sumberdaya IPTEK Kedirgantaraan
No.43/BINPAS.PL/SPPBJ/XI/2004 tanggal 23 Nopember 2004
No.SPPK/36/BINPAS.PL/XI/2004 tanggal 24 Nopember 2004 dan Surat Perjanjian
Kontrak No.Sperjan/35/BINPAS.PL/XI/2004 tanggal 24 Nopember 2004.
Berdasarkan pemeriksaan atas dokumen kontrak dan dokumen pendukung lainnya serta
hasil pemeriksaan fisik dilapangan diketahui :
1. Konsultan Pengawas dalam melaksanakan pekerjaannya tidak efektif.
a. Terdapat pekerjaan yang dilaksanakan PT. Asih Silapurna tidak sesuai dengan
spesifikasi yang tercantum dalam kontrak yaitu adanya perbedaan volume dan
spesifikasi barang, namun PT. Kencana Mandiri U.N. sebagai konsultan
pengawas tidak pernah memberikan laporan tertulis maupun lisan kepada
Pemimpin Proyek sebagai pemberi kerja, sehingga kekurangan volume maupun
mutu hasil pekerjaan tidak segera diketahui secara dini oleh pihak proyek
untuk dilakukan perbaikan maupun teguran kepada kontraktor. Adapun
perbedaan volume yang signifikan dan tidak dilaporkan oleh konsultan
pengawas kepada proyek antara lain adalah sebagaiberikut :

PEKERJAAN KONTRAK FISIK


Sloof beton Jumlah Volume 415 M3 @ Jumlah volume = 256,32 m3 @
Pagar BRC 150cm. Rp2.950.000/m3 dengan Rp2.950.000,00 dengan nilai keseluruhan
Pameungpeuk nilai keseluruhan Rp Rp756.144.000,00
Garut 1.224.250.000,00
Peningkatan Jalan Sesuai RAB :
Protokol 1. Lapisan Sub Base 1. Pekerjaan Lapisan Sub Base tidak
Pameungpeuk dengan ketebalan 5 cm, dikerjakan oleh kontraktor sehingga
Garut luas 4.376 m2 senilai kurang volume.
Rp297.568.000,00
2. Pekerjaan Lapisan Hotmik dilaksanakan
2. Lapisan Hotmik Volume 142,39m3 @ Rp1850.014,00 senilai
259,06 m3 @ Rp263.423.493,00.
Rp1.850.014,00 senilai
Rp 479.264.700,00
Renovasi Mess di 1. Pembuatan Pompa Air 1. Pembuatan Pompa Air Kerja sesuai
Yogyakarta. Kerja senilai Rp informasi yang dapat dipercaya tidak
3.600.000 dilaksanakan karena telah ada sumur
tua yang sudah ada dan sampai sekarang
masih berfungsi dengan baik dan layak
minum sehingga kelebihan bayar pada
rekanan sebesar Rp3.600.000,00
2. Pompa air hasil cek fisik merk
Panasonik GP 125 JB harga dipasaran
sebesar Rp290.000,00 ditambaha
2. Pompa air Jet Pump keuntungan pembrongan 10% =
dengan harga Rp29.000,00 sehingga kelebihan bayar
Rp6.000.000,00 sebesar Rp 5.681.000,00
3. Hasil cek fisik closet duduk dengan
merk INA harga dipasaran sebesar Rp
850.000,00 + keuntungan pemborong
10%=Rp85.000,00 mengakibatkan mutu
barang berkurang dan kelebihan bayar
3. Kloset Jongkok merk sebesar Rp515.000,00
Toto seharga Rp 4. Bak tangki air kapasitas 1 m3 Ex. Plipper
1.450.000,00 + Asessories 1 unit ditukar dengan
kapasitas air 500 Lt. harga pasaran
Rp470.000,00 Ex. Plipper + Asessories
+/- Rp1.000.000,00 ditambah
keuntungan pemborong Rp100.000,00
sehingga kelebihan bayar sebesar
4. Bak tanki air kapasitas 1 Rp1.700.000,00
m3 Ex. Plipper +
Asessories 1 unit senilai
Rp 2.800.000,00
Dengan kejadian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa Kontraktor Pengawas
tidak melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan tangggungjawab dan kewajiban
yang telah di tandatangani dalam surat perjanjian.
b. Pembayaran Tahap II kepada PT. Asih Silapurna berdasarkan Berita Acara
Penyerahan Barang (BAPB) No.03/Binpas.PL/XII/2004 tgl. 16 Desember 2004
yang dibuat oleh Konsultan pengawas menyatakan bahwa prestasi pekerjaan telah
selesai 100%, dengan dasar BAPB tersebut PT. Asih Silapurna mengajukan
tagihan pembayaran dan telah dibayar dengan SPM No.884189Y/088/118 tanggal
23 Desember 2004 sebesar Rp3.390.000.000,00 sedangkan secara fisik prestasi
pekerjaan tersebut belum mencapai 100% hal tersebut dilihat dari buku harian
yang dibuat oleh PT. Kencana Mandiri UN sebagai Konsultan Pengawas bahwa
pekerjaan yang dilaksanakan oleh PT. Asih Silapurna selesai dilaksanakan pada
tanggal 21 Desember 2004.
2. PT. Kencana Mandiri UN sebagai Konsultan Pengawas tidak menyerahkan
sebagian hasil pekerjaan pengawasannya berupa Laporan Harian, Mingguan dan
Bulanan sampai dengan kontrak berakhir tanggal 20 Desember 2004 dan sampai
dengan saat pemeriksaan BPK berakhir tanggal 30 Desember 2005 belum
menyerahkan laporan-laporan tersebut sehingga terjadi keterlambatan selama 1
tahun lebih. Dengan demikian PT. Kencana Mandiri UN harus dikenakan denda
maksimal sebesar 5 % dari harga kontrak atau senilai Rp6.250.000,00 (5 % X
Rp125.500.000,00).
Dari uraian tersebut di atas menggambarkan bahwa PT. Kencana Mandiri UN sebagai
Konsultan Pengawas telah menyalahgunakan wewenang yang dipercayakan dengan
cara memanipulasi data guna kepentingan pribadi dan orang lain serta tidak
menjalankan kewajibannya sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.

Hal tersebut tidak sesuai dengan Surat Perjanjian/Kontrak No.Sperjan/63/INPAS.PL/


I/2004 tnggal 24 Nopember 2004 :
1. Pasal 1 angka 2 menyebutkan bahwa pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Pihak
Kedua sebagaimana yang tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) :
a. Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan konstruksi yang akan
dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan dilapangan.
b. Melakukan pengawasan atas pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi
kualitas, kuantitas dan laju pencapaian volume /relisasi fisik.
c. Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk membantu memecahkan
persoalan yang terjadi selama pelaksanaan konstruksi.
2. Pasal 3 :
a. Ayat (1) menyatakan bahwa pekerjaan pengawasan yang akan dilaksanakan
oleh Pihak Kedua harus mengikuti ketentuan yang tercantum dalam perjanjian
ini.
b. Ayat (2) menyatakan bahwa pihak kedua akan melaksanakan tugasnya dengan
segala kemampuan, keahlian dan pengalaman yang dimilikinya sehingga
pelaksanaan Pekerjaan Pengawasan sesuai dengan KAK ketentuan yang
berlaku.
3. Pasal 4 ayat (1, 3,) yang menyatakan bahwa Hasil Pekerjaan Pengawasan
disamping harus sesuai dengan KAK dan juga harus diserahkan kepada Pihak
Pertama minimal lima yang masing masing diantaranya terdiri atas Buku Harian,
Laporan Mingguan dan Bulanan sebagai resume Laporan harian.
4. Pasal 11 ayat (2) menyebutkan bahwa jika Pihak Kedua tidak dapat menyelesaikan
pemborongan sesuai dengan jangka waktu pelaksanaan yang tercantum dalam Pasal
5 perjanjian ini, maka untuk setiap hari keterlambatan, Pihak Kedua wajib
membayar denda 1 %o (satu perseribu) dari biaya pekerjaan borongan dan ayat (3)
menyatakan bahwa jumlah maksimum denda kumulatif ayat (1) dan (2) Pasal ini
ditetapkan sebesar 5 % (lima prosen) dari jumlah biaya pekerjaan pemborongan.

Hal tersebut mengakibatkan :


1. Pemimpin Proyek tidak dapat mengetahui secara dini perkembangan fisik
dilapangan sehingga tidak dapat mengambil keputusan secara cepat untuk
mengambil tindakan perbaikan.
2. Penerimaan negara dari denda keterlambatan senilai Rp6.250.000,00 menjadi
tertunda.

Hal tersebut disebabkan :


1. Konsultan Pengawas PT. Kencana Mandiri UN tidak melaksakan tugasnya sesuai
yang diperjanjikan dalam surat perjanjian/kontrak.
2. Pemimpin Proyek kurang proaktif dalam melakukan pengawasan dan pengendalian
atas kegiatan proyek yang menjadi tanggung jawabnya.
3. Atasan Langsung Pemimpin Proyek kurang melakukan pengawasan.

Atas masalah tersebut Pimpro menjelaskan bahwa pihak proyek telah maksimal dalam
melakukan pengendalian atas pelaksanaan proyek, namun konsultan pengawas masih
kurang efektif, sehingga proyek akan mengevaluasi apakah konsultan pengawas
tersebut masih layak dipakai lagi. Terhadap denda keterlambatan pihak proyek akan
berkoordinasi dengan konsultan pengawas untuk menyelesaikan keterlambatan
pekerjaan tersebut.

BPK-RI menyarankan kepada Kepala LAPAN agar :


1. Menegur secara tertulis Sekretaris Utama dan Pemimpin Proyek atas kurangnya
pengawasan dan pengendalian kegiatan proyek sehingga menimbulkan kerugian
negara.
2. Memerintahkan Sekretaris Utama untuk menegur secara tertulis PT. Kencana
Mandiri UN atas kelalaiannya dalam melakukan pengawasan pekerjaan dan kepada
PT. Kencana Mandiri UN diberikan sanksi dengan jangka waktu tertentu tidak
diberi pekerjaan di lingkungan LAPAN serta menarik denda keterlambatan sebesar
Rp6.250.000,00 untuk disetor ke Kas Negara, copy bukti setor disampaikan ke
BPK-RI.
1.3 Terdapat kelebihan pembayaran senilai Rp882.301.391,00 atas kekurangan
volume pekerjaan pemagaran dan pembuatan jalan lingkungan di Rumpin
Bogor dan denda keterlambatan senilai Rp11.250.000,00 belum dipungut
(02.16)
Dalam Tahun Anggaran 2004, Proyek Pembinaan Kapasitas Sumber Daya Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi Kedirgantaraan (BINPAS SDI GAN) pada Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) telah melaksanakan pekerjaan
pemagaran dan pembuatan jalan lingkungan di LAPAN Rumpin Bogor yang
dilaksanakan oleh PT. Restu Prima Citra dengan Surat Perjanjian No.
Sperjan/BINPAS.PL/21/K/XI/2004 tanggal 24 Nopember 2004 dengan nilai
kontrak sebesar Rp3.750.000.000,00. Jangka waktu pelaksanaan dimulai sejak
tanggal 24 Nopember 2004 sampai dengan tanggal 20 Desember 2004. Penetapan
pelaksana pekerjaan dilakukan dengan cara penunjukan langsung dengan negosiasi
harga.
Untuk melakukan pengawasan di lapangan pihak proyek telah menunjuk PT.
Kaibon Rasirekayasa sebagai Konsultan Pengawas sesuai Surat Perjanjian No.
Sperjan/93/BINPAS.PL/XI/2004 tanggal 24 Nopember 2004 dengan tugas
melakukan pengendalian pekerjaan yang terdiri atas kegiatan pengawasan,
pengujian dan pengkoreksian.
Pekerjaan pemagaran dan pembuatan jalan lingkungan tersebut meliputi :

No Jenis Pekerjaan Volume Harga Satuan Jumlah Harga


(Rp) (Rp)
I Pek. Pagar BRC
1.1 Pekerjaan Persiapan 24,00 m2
- Pek Direksikit 693,20 m’ 299.687 7.192.499
- Pek. Pembersihan Lapangan 693,20 m’ 6.450 4.471.140
- Pek. Penguk dan bouplank 485,24 m3 21.108 14.632.055
- Pek. Galian Tanah Pondasi 1,00 ls 22.596 10.964.693
- Pek. Air dan Listrik Kerja 5.992.875 5.992.875
Sub Total 1.1 43.253.262
1.2 Pekerjaan Konstruksi
- Pekerjaan Batu Kosong 110,91 m3 356.898 39.583.532
- Pek. Pondasi Batu Kali 400,32 m3 396.094 158.564.307
- Pek Kolom 25/25 T.2 30,88 m3 2.204.161 68.064.496
- Pek. Plesteran Kol & Pondasi 1.847,74 m2 22.660 41.869.788
- Pek. Acian 1.847,74 m2 11.200 20.694.688
- Pek Ornamen Kepala Pagar 247,00 bh 47.451 11.720.276
- Pek Profil Kolom 1.485,10 m’ 40.208 59.712.997
- Pek Pagar BRC T. 150 cm 693,20 m’ 138.356 95.908.172
Sub Total 1.2 496.118.256
Pekerjaan Finishing
- Pek. Cat Kolom & Pondasi 1.847,74 m2 27.761 51.295.196
Sub Total 1.3 51.295.196
II Pekerjaan Arcon
2.1 Pekerjaan Persiapan
- Pek. Pembersihan Lapangan 1.792,50 m’ 6.450 11.561.625
- Pek. Penguk. & Bouplank 1.792,50 m’ 21.108 37.836.064
- Pek. Galian Tanah Pondasi 1.254,75 m3 22.596 28.352.874
- Pek. Air dan Listrik Kerja 1,00 ls 11.249.125 11.249.125

Sub Total 2.1 88.999.688


2.2 Pekerjaan Konstuksi
- Pek. Batu Kosong 286,80 m3 356.898 102.358.281
- Pek. Pondasi Batu Kali 1.035,17 m3 396.094 410.024.513
- Pek Kolom Arcon T.275 cm 640 bh 201.290 128.825.640
- Pek Plesteran Kolom & Pondasi 4.690,38 m2 22.660 106.284.011
- Pek. Acian 4.690,38 m2 11.200 52.532.256
- Pek. Pagar Arcon 1.792,50 m’ 244.745 438.704.950
- Pek. Kawat Duri 1.792,50 m’ 97.823 175.347.682
Sub Total 2.2 1.414.077.334
III Pek. Pagar BRC dan Asecories
3.1 Pek. Persiapan
- Pek. Pembersihan Lapangan 295,50 m’ 6.450 1.905.975
- Pek. Penguk. Dan Bouplank 295,50 m’ 21.108 6.237.410
- Pek. Galian Tanah Pondasi 206,85 m3 22.596 4.674.072
- Pek. Air dan Listrik Kerja 1,00 ls 2.996.000 2.996.000
Sub Total 3.1 15.813.457
3.2 Pekerjaan Konstruksi
- Pekerjaan Batu Kosong 47,28 m3 356.898 16.874.127
- Pek. Pondasi Batu Kali 170,65 m3 396.094 67.593.423
- Pek Kolom 25/25 T.2 16,25 m3 2.206.460 35.854.975
- Pek. Plesteran Kol & Pondasi 836,23 m2 22.660 18.948.972
- Pek. Acian 836,23 m2 11.200 9.365.776
- Pek Profil Kolom 633,50 m’ 40.208 25.471.809
- Pek Ornamen Kepala Pagar 130,00 bh 64.932 8.441.196
- Pek Pagar BRC T. 150 cm 295,50 m’ 204.020 60.287.910
Sub Total 3.2 242.838.187
3.3 Pekerjaan Finishing
- Pek. Cat Kolom & Pondasi 836,23 m2 27.761 23.214.620
Sub Total 3.3 23.214.620
IV Pekerjaan Jalan L.3 M
4.1 Pek. Persiapan
- Pek. Pembersihan Lapangan 2.504,70 m’ 6.450 16.155.315
- Pek. Perataan dengan Buldozer 7.512 m2 5.744 43.148.997
- Pek. Penguk. Dan Bouwplank 2.504,70 m’ 21.108 52.869.171
- Pek. Rambu Pengaman 55,00 ttk 93.827 5.160.493
- Pek. Air dan Listrik Kerja 1,00 ls 16.483.389 16.483.389
Sub Total 4.1 133.817.365
4.2 Pek. Konstruksi Badan Jalan
- Pek. Urug Pasir Sirtu T. 15 cm 7.512,00 m2 39.950 300.104.400
- Urug Lap.Batu Belah T.10 cm 7.512,00 m2 43.180 324.367.898
- Urug Lap.Giling Matang T. 2 cm 7.512,00 m2 37.562 282.168.749
- Lapisan Hotmix T. 3 cm 7.512 m2 44.552 334.671.588
Sub Total 4.2 1.241.312.635
Total 3.750.740.000
Dibulatkan 3.750.000.000
Berdasarkan Rencana Anggaran Biaya PT. Restu Prima Citra, harga item per jenis
pekerjaan sudah termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10 %.
Pekerjaan pemagaran dan jalan lingkungan tersebut telah selesai dilaksanakan dan
diserahkan sesuai Berita Acara Serah Terima No.LPN/BINPAS/BA/02/XII/2004
tanggal 16 Desember 2004 dan telah dibayar dengan Surat Perintah Membayar
(SPM) No. 878705Y/088/118 tanggal 8 Desember 2004 sebesar Rp750.000.000,00
dan SPM No.883213Y/088/118 tanggal 20 Desember 2004 sebesar
Rp3.000.000.000,00.
Berdasarkan pemeriksaan dokumen kontrak dan pendukungnya diketahui bahwa :
1. Penetapan pelaksana dengan penunjukan langsung, Tim BPK-RI berpendapat
bahwa penunjukan langsung tersebut tidak dapat dibenarkan karena pekerjaan
tersebut tidak bersifat spesifik dan mendesak/darurat sehingga hal tersebut
bertentangan dengan ketentuan yang berlaku.
2. Hasil pemeriksaan fisik di lapangan tanggal 2 Desember 2005 atas pekerjaan
persiapan, konstruksi dan finishing yang disaksikan oleh pihak proyek,
kontraktor dan konsultan pengawas diketahui bahwa terdapat beberapa jenis
pekerjaan yang tidak sesuai dengan RAB yaitu :

No Jenis RAB Fisik Selisih Harga Nilai


Pekerjaan Satuan Selisih
I Pek. Pagar BRC
1.1 Pekerjaan Persiapan
Pek Direksikit 24,00 m2 24,00 m2 - 299.687 -
Pembersihak Lapangan 693,20 m’ 340 m’ 353,20 m’ 6.450 2.278.140
Penguk dan bouplank 693,20 m’ 340 m’ 353,20 m’ 21.108 7.455.346
Galian Tanah Pondasi 485,24 m3 244,80 m3 240,44 m3 22.596 5.432.982
Air dan Listrik Kerja 1,00 ls 1,00 ls - 5.992.875 -
1.2 Pekerjaan Konstruksi
Pekerjaan Batu Kosong 110,91 m3 54,40 m3 56,51 m3 356.898 20.168.306
Pek. Pondasi Batu Kali 400,32 m3 84,15 m3 316,17 m3 396.094 125.233.040
Pek Kolom 25/25 T.2 30,88 m3 25,20 m3 5,68 m 2.204.161 12.519.634
Pek. Ples.Kol & Pondasi 1.847,74 m2 818,00 m2 1.029,74 m2 22.660 23.333.908
Pek. Acian 1.847,74 m2 818,00 m2 1.029,74 m2 11.200 11.533.088
Pek Ornamen Kepala Pagar 247,00 bh 140,00 bh 107,00 bh 47.451 5.077.257
Pek Profil Kolom 1.485,10 m’ 347,20 m’ 1.137,90 m’ 40.208 45.752.683
Pek Pagar BRC T. 150 cm 693,20 m’ 345,60 m’ 347,60 m’ 138.356 48.092.546
Pekerjaan Finishing
Pek. Cat Kolom & Pondasi 1.847,74 m2 818,00 m2 1.029,74 m2 27.761 28.586.612
Sub Total I 335.463.542
II Pekerjaan Arcon
2.1 Pekerjaan Persiapan
Pek. Pembersihan Lapangan 1.792,50 m’ 2.052,00 m’ (259,50 m’) 6.450 (1.673.775)
Pek. Penguk. & Bouplank 1.792,50 m’ 2.052,00 m’ (259,50 m’) 21.108 (5.477.526)
Pek. Galian Tanah Pondasi 1.254,75 m3 1.313,30 m’ (58,55 m’) 22.596 (1.322.996)
Pek. Air dan Listrik Kerja 1,00 ls 1,00 ls - 11.249.125 -

2.2 Pekerjaan Konstuksi


Pek. Batu Kosong 286,80 m3 328,32 m3 (41,52 m3) 356.898 (14.818.405)
Pek. Pondasi Batu Kali 1.035,17 m3 677,16 m3 358,01 m3 396.094 141.805.613
Pek Kolom Arcon T.275 cm 640 bh 686 bh (46,00 bh) 201.290 (9.259.340)
Pek Ples.Kolom & Pondasi 4.690,38 m2 1.846,80 m2 2.843,58 m2 22.660 64.435.523
Pek. Acian 4.690,38 m2 1.846,80 m2 2.843,58 m2 11.200 31.848.096
Pek. Pagar Arcon 1.792,50 m’ 2.052,00 m’ (259,50 m’) 244.745 (63.511.327)
Pek. Kawat Duri 1.792,50 m’ 2.052,00 m’ (259,50 m’) 97.823 (25.385.068)
Sub Total II 116.640.795
III Pek. BRC dan Asecories
3.1 Pek. Persiapan
Pek. Pembersihan Lapangan 295,50 m’ 282,50 m’ 13,00 m’ 6.450 83.850
Pek. Penguk. Dan Bouplank 295,50 m’ 282,50 m’ 13,00 m’ 21.108 274.404
Pek. Galian Tanah Pondasi 206,85 m3 203,40 m3 3,45 m3 22.596 77.956
Pek. Air dan Listrik Kerja 1,00 ls - 1,00 ls 2.996.000 2.996.000
3.2 Pekerjaan Konstruksi
Pekerjaan Batu Kosong 47,28 m3 45,20 m3 2,08 m3 356.898 742.348
Pek. Pondasi Batu Kali 170,65 m3 69,94 m3 100,71 396.094 39.890.627
Pek Kolom 25/25 T.2 16,25 m3 12,94 m3 3,31 m3 2.206.460 7.303.383
Pek. Plest. Kol & Pondasi 836,23 m2 602,45 m2 233,78 m2 22.660 5.297.455
Pek. Acian 836,23 m2 602,23 m2 233,78 m2 11.200 2.618.336
Pek Profil Kolom 633,50 m’ - 633,50 m’ 40.208 25.471.809
Pek Ornamen Kepala Pagar 130,00 bh 115,00 bh 15,00 bh 64.932 973.980
Pek Pagar BRC T. 150 cm 295,50 m’ 282,50 m’ 13,00 m’ 204.020 2.652.260
3.3 Pekerjaan Finishing
Pek. Cat Kolom & Pondasi 836,23 m2 602,45 m2 233,78 m2 27.761 6.489.967
Sub Total III 94.872.375
IV Pekerjaan Jalan L.3 M
4.1 Pek. Persiapan
Pek. Pembersihan Lapangan 2.504,70 m’ 2.359,30 m’ 145,40 m’ 6.450 937.830
Pek. Perataan dengan Buldozer 7.512,00 m2 7.077,90 m2 434,10 m2 5.744 2.493.470
Pek. Penguk. Dan Bouwplank 2.504,70 m’ 2.359,30 m’ 145,40 m’ 21.108 3.069.103
Pek. Rambu Pengaman 55,00 ttk 55,00 ttk - 93.827 -
Pek. Air dan Listrik Kerja 1,00 ls - 1,00 ls 16.483.389 16.483.389
Sub Total 4.1 22.983.792
4.2 Konstruksi Badan Jalan 7.512,00 m2
Dalam pekerjaan konstruksi badan jalan, satuan yang digunakan adalah luas dan
ketebalan masing-masing lapisan dan apabila luas dan ketebalan tersebut
dikonversikan ke dalam volume dengan satuan m3 maka volume dan harga yang
dibutuhkan untuk masing-masing volume jenis pekerjaan adalah sebagai berikut :
No Pekerjaan Volume (m3) Jumlah Harga Harga/m3
1 Pek. Urug Pasir Sirtu T. 15 cm 7.512,00 m2 x 0,15 =1.126,80 300.104.400 266.333
2 Urug Lap.Batu Belah T.10 cm 7.512,00 m2 x 0,10 = 751,20 324.367.898 431.800
3 Urug Lapgil Matang T. 2 cm 7.512,00 m2 x 0,02 = 150,24 282.168.749 1.878.120
4 Lapisan Hotmix T. 3 cm 7.512,00 m2 x 0,03 = 225,36 334.671.588 1.485.053

Berdasarkan hasil pengukuran jalan diketahui bahwa panjang jalan adalah 2.359,30
m’, lebar 3 m dan ketebalan lapisan rata – rata untuk urug pasir sirtu 9,19 cm, urug
lapisan batu belah 6,80 cm, urug lapisan giling matang 2,12 cm dan lapisan hotmix
1,56 cm, maka jumlah volume yang digunakan untuk masing-masing lapisan
adalah sebagai berikut :
No Pekerjaan Perkalian Volume yang
digunakan
1 Pek. Urug Pasir Sirtu T. 9,19 cm 2.359,30 m’ x 3 m x 0,09 m 637,01 m3
2 Urug Lap.Batu Belah T.6,80 cm 2.359,30 m’ x 3 m x 0,07 m 495,45 m3
3 Urug Lapisan Giling Matang T. 2,12 cm 2.359,30 m’ x 3 m x 0,021 m 148,64 m3
4 Lapisan Hotmix T. 1,56 cm 2.359,30 m’ x 3 m x 0,016 m 113,25 m3
Berdasarkan hasil pengukuran atas jalan jika dibandingkan dengan RAB terdapat
selisih volume pekerjaan sebagai berikut :
Volume
No Pekerjaan (m3) Selisih Harga/m3 Jumlah Harga
RAB Fisik (m3)
1 Pek. Urug Pasir Sirtu T. 15 cm 1.126,80 637,01 489,79 266.333 130.447.240
2 Urug Lap.Batu Belah T.10 cm 751,20 495,45 255,75 431.800 110.432.850
3 Urug Lapgil Matang T. 2 cm 150,24 148,64 1,60 1.878.120 3.004.992
4 Lapisan Hotmix T. 3 cm 225,36 113,25 112,11 1.485.053 166.489.292
SubTotal 4.2 410.374.374
Total 4 433.358.166
Jumlah Kekurangan Volume 980.334.878
Dari data di atas diketahui terdapat kekurangan volume pekerjaan senilai
Rp980.334.878,00 dan yang telah disetor ke Kas Negara bersamaan dengan
potongan dalam SPM berupa PPN sebesar 10 % senilai Rp98.033.487,00, sehingga
kekurangan volume setelah pengurangan pajak senilai Rp882.301.391,00
(Rp980.334.878,00 – Rp98.033.487,00).
3. Hasil konfirmasi dengan Konsultan Pengawas PT. Kaibon Rasirekayasa pada
tanggal 12 Desember 2005 diketahui bahwa pekerjaan telah selesai dilaksanakan
pada tanggal 16 Desember 2004, namun masih tedapat pekerjaan finishing berupa
pengacian dan pengecatan yang dilaksanakan pada tanggal 17 sampai dengan
tanggal 23 Desember 2004. Pekerjaan yang telah dinyatakan selesai pada tanggal
16 Desember 2004 tersebut sebenarnya belum selesai 100 %. Dengan demikian
pekerjaan tersebut mengalami keterlambatan penyelesaian selama 3 hari kalender,
yaitu sejak tanggal 20 Desember 2004 sampai dengan tanggal 23 Desember 2004.
Sehingga PT. Restu Prima Citra harus dikenakan denda keterlambatan sebesar
Rp11.250.000,00 (3/1000 x Rp3.750.000.000,00).

Hal tersebut tidak sesuai dengan :


1. Keppres No.42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara : Pasal 12 ayat (2) menyebutkan bahwa belanja
atas beban anggaran belanja Negara dilakukan berdasarkan atas hak dan bukti-
bukti yang sah untuk memperoleh pembayaran.
2. Keppres No.80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah menyebutkan :
a. Pasal 1 angka 17 menyebutkan bahwa kontrak adalah perikatan antara
pengguna barang/jasa dengan penyedia barang/jasa dalam pelaksanaan
pengadaan barang/jasa.
b. Pasal 5 huruf f menyebutkan bahwa pengguna barang/jasa, penyedia
barang/jasa, dan para pihak yang terkait dalam pelaksanaan pengadaan
barang/jasa harus mematuhi etika menghindari dan mencegah terjadinya
pemborosan dan kebocoran keuangan Negara dalam pengadaan
barang/jasa.
c. Lampiran I BAB 1.C.1.a.4) menyatakan penunjukan langsung dapat
dilaksanakan dalam hal memenuhi kriteria keadaan tertentu dan pengadaan
barang/jasa khusus.
3. Surat Perjanjian No. Sperjan/BINPAS.PL/21/K/XI/2004 tanggal 24 Nopember
2004
a. Pasal 1 angka 4 menyebutkan bahwa Pihak Kedua mempunyai kewajiban
kepada Pihak Pertama untuk melaksanakan, menyelesaikan dan
memelihara pekerjaan serta memperbaiki kerusakan sesuai ketentuan dan
spesifikasi yang tercantum dalam kontrak.
b. Pasal 7 angka 1 menyebutkan bahwa jangka waktu pelaksanaan pekerjaan,
pelaksanaan sampai selesai 100% (serah terima I) ditetapkan 27 hari
kalender sejak tanggal 24 Nopember 2004 dan berakhir tanggal 20
Desember 2004.
c. Pasal 16 angka 2 menyebutkan bahwa jika Pihak Kedua tidak dapat
menyelesaikan pekerjaan pemborongan sesuai dengan jangka waktu
pelaksanaan yang tercantum dalam Pasal 7 perjanjian ini, maka untuk
setiap hari keterlambatan, Pihak Kedua wajib membayar denda
keterlambatan sebesar 1 %o (satu perseribu) dari biaya pekerjaan
borongan.

Hal tersebut mengakibatkan harga dalam kontrak tidak kompetitif sehinggaterjadi


kerugian negara sebesar Rp893.551.391,00 dengan rincian sebagai berikut :
1. Kelebihan pembayaran kepada PT. Restu Prima Citra sebesar
Rp882.301.391,00 yang dapat merugikan negara.
2. Penerimaan negara dari denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan senilai
Rp11.250.000,00 menjadi tertunda

Hal tersebut disebabkan :


1. PT. Restu Prima Citra kurang mentaati Surat Perjanjian/Kontrak yang telah
disepakati dengan pihak proyek.
2. PT. Kaibon Rasirekayasa sebagai Konsultan Pengawas di lapangan tidak
melaksanakan tugas sebagaimana mestinya.
3. Pemimpin Proyek kurang proaktif dalam melakukan pengawasan dan
pengendalian atas pelaksanaan kegiatan proyek yang berada di bawah
tanggungjawabnya.
4. Pengawasan Atasan Langsung Pemimpin Proyek kurang efektif.
5. Turunnya anggaran belanja tambahan menjelang akhir tahun anggaran.

Atas masalah tersebut Pimpro menjelaskan bahwa :


1. Proyek akan berkoordinasi dengan pihak pelaksana untuk menyelesaikan
kekurangan volume pekerjaan tersebut, namun masih terdapat kelebihan panjang
pagar dan jalan lingkungan di Rumpin yang belum diperhitungkan.
2. Proyek menganggap pekerjaan telah selesai pada tanggal 16 Desember 2004
meskipun masih terdapat sebagian pekerjaan finishing (pembersihan lokasi hasil
pelaksanaan pembangunan fisik) yang dimasukkan ke dalam masa pemeliharaan
pekerjaan, mengingat pekerjaan tersebut dibiayai dari dana ABT yang turun
pertengahan Nopember 2004.

Atas komentar Pimpro, Tim BPK RI berpendapat bahwa :


1. Panjang pagar dan jalan lingkungan di Rumpin telah diukur seluruhnya dan segala
kelebihan telah dimasukan dalam perhitungan.
2. Pekerjaan finishing yang belum diselesaikan termasuk komponen biaya dalam
kontrak seperti pengacian dan pengecatan yang penyelesaiannya melewati batas
akhir kontrak adalah merupakan keterlambatan penyelesaian pekerjaan.

BPK-RI menyarankan kepada Kepala LAPAN agar :


1. Menegur secara tertulis Sekretaris Utama dan Pemimpin Proyek atas
kelalaiannya dalam melakukan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan
kegiatan proyek yang menjadi tanggung jawabnya.
2. Memerintahkan Sekretaris Utama untuk menarik kelebihan pembayaran atas
kekurangan volume pekerjaan kepada PT. Restu Prima Citra senilai
Rp882.301.391,00 dan denda keterlambatan senilai Rp11.250.000,00 untuk
selanjutnya disetor ke Kas Negara. Copy bukti setor disampaikan ke BPK-RI.
3. Memerintahkan Sekretaris Utama untuk menegur secara tertulis PT. Kaibon
Rasirekayasa atas kelalaiannya dalam melaksanakan tugas sehingga
menimbulkan terjadinya kerugian negara.

2. Penyimpangan yang mengganggu azas kehematan (03)


Terdapat Ketidakhematan dalam pelaksanaan rapat-rapat senilai Rp84.100.000,00
(03.01)
Dalam Tahun Anggaran 2004 Proyek BINPAS SDI GAN telah melaksanakan rapat-
rapat dengan penyediaan akomodasi dan konsumsi dilaksanakan pihak ketiga sebagai
berikut :
No Kegiatan Pelaksana Lokasi Selama Peserta Volume Nilai
1 Evaluasi SAP PT. Cisarua Cisarua, 3 hari 11 or 33 OH 11.100.000
Prima Hilltop Bogor
2 Rekons. data BMN Griya Astoeti Cisarua, 3 hari 29 or 87 OH 19.575.000
Resort 2 Bogor
3 Rekons. Data SAP Griya Astoeti Cisarua, 3 hari 23 or 69 OH 15.525.000
Resort 2 Bogor
4 Rekons. Data SAP Griya Astoeti Cisarua, 2 hari 18 or 36 OH 8.100.000
Resort 2 Bogor
5 Penyus. Data Base Griya Astoeti Cisarua, 3 hari 14 or 42 OH 9.450.000
BMN Resort 2 Bogor
6 Sidang Peny.Kajian Griya Astoeti Cisarua, 2 hari 37 or 74. OH 20.350.000
Potensi PNBP Resort 2 Bogor
Jumlah 84.100.000

Pelaksanaan kegiatan - kegiatan tersebut berdasarkan Berita Acara Serah Terima telah
selesai dan telah dibayar dengan SPM-LS.
Pada Tahun Anggaran 2004 juga, Proyek BINPAS telah menyelenggarakan Bimbingan
Teknis Analisis Jabatan dilaksanakan oleh Lembaga Konsultasi Kepegawaian diikuti 37
peserta yang dilaksanakan di Kantor LAPAN Pusat (ruang auditorium dan ruang rapat).
Dari pelaksanaan Bimbingan Analisis Jabatan yang dilaksanakan di kantor pusat tersebut
sebenarnya untuk rapat-rapat lainnya juga tidak perlu dilaksanakan dan menggunakan
tempat di Cisarua, Bogor yang akan menambah beban pengeluaran Negara.

Hal tersebut tidak sesuai dengan :


Keputusan Presiden No. 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara :
a. Pasal 12 ayat (1) huruf a menyebutkan bahwa pelaksanaan anggaran belanja negara
didasarkan atas prinsip-prinsip hemat, tidak mewah, efisien, dan sesuai dengan
kebutuhan teknis yang disyaratkan.
b. Pasal 41 menyebutkan bahwa pemimpin proyek/bagian proyek bertanggung jawab
baik dari segi keuangan maupun dari segi fisik atas pelaksanaan proyek/bagian
proyek sebagaimana ditetapkan dalam DIP atau dokumen anggaran lainnya yang
diberlakukan sebagai SKO.

Hal tersebut mengakibatkan terjadi ketidakhematan atas penyelenggaraan rapat-rapat


sebesar Rp84.100.000,00.

Hal tersebut disebabkan :


1. Pemimpin Proyek kurang melakukan pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan
kegiatan proyek yang berada di bawah tanggungjawabnya.
2. Pengawasan Atasan Langsung Pemimpin Proyek kurang efektif.

Atas permasalahan tersebut Pimpro menjelaskan bahwa pada saat akan diselenggarakan
kegiatan oleh pihak Proyek BINPAS, ruangan auditorium LAPAN sedang dipergunakan
untuk kegiatan yang lain, sehingga kegiatan BINPAS dilakukan dengan fasilitas yang
disewa dari pihak ketiga.

BPK-RI menyarankan Kepala LAPAN agar :


1. Menegur secara tertulis Sekretaris Utama atas kelalaiannya dalam melakukan
pengawasan dan pengendalian serta kurang efisien dalam pelaksanaan kegiatan
proyek.
2. Memerintahkan Atasan Langsung Pemimpin Proyek untuk melakukan pengawasan
dan pengendalian yang lebih efektif.
3. Penyimpangan yang dapat mengakibatkan tidak tercapainya program yang
direncanakan (05.04)

Konsultan Pengawas dalam melakukan pengawasan pelaksanaan pekerjaan


pemagaran dan pembuatan jalan lingkungan di Rumpin tidak efektif (05.08)

Tahun Anggaran 2004 Proyek Binpas SDI-GAN telah melakukan pekerjaan pemagaran
dan pembuatan jalan lingkungan yang dilaksanakan oleh PT. Restu Prima Citra yang
berlokasi di Rumpin Bogor. Untuk melakukan pengawasan pekerjaan proyek telah
melakukan perjanjian dengan PT. Kaibon Rasirekayasa sebagai Konsultan Pengawas
sesuai Surat Perjanjian No.Sperjan/93/BINPAS.PL/XI/2004 tanggal 24 Nopember
2004 dengan nilai kontrak sebesar Rp92.312.000,00.
Adapun tugas pekerjaan pengawasan antara lain meliputi :
1. Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan konstruksi yang akan
dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan dilapangan.
2. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas dan laju
pencapaian volume/fisik.
3. Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk membantu memecahkan
persoalan yang terjadi selama pelaksanaan konstruksi.
Jangka waktu pelaksanaan pengawasan dimulai sejak tanggal 24 Nopember 2004
sampai tanggal 20 Desember 2004. Berdasarkan Berita Acara Kemajuan Pekerjaan
Pengawasan No. LPN/BINPAS/BA/01/2004 tanggal 16 Desember 2004 menyebutkan
bahwa prestasi pekerjaan pelaksanaan telah mencapai kemajuan fisik 100 %.
Pekerjaan pengawasan telah dibayar dengan SPM No. 884209Y/088/118
tanggal 23 Dsember 2004 sebesar Rp92.312.000,00.
Pekerjaan pemagaran dan pembuatan jalan lingkungan yang dilaksanakan PT. Restu
Prima Citra meliputi :
No Jenis Pekerjaan Volume Jumlah Harga
I Pek. Pagar BRC 693,20 m’
1.1 Pekerjaan Persiapan 43.253.262
1.2 Pekerjaan Konstruksi 496.118.256
Pekerjaan Finishing 51.295.196
II Pekerjaan Arcon 1.792,50 m’
2.1 Pekerjaan Persiapan 88.999.688
2.2 Pekerjaan Konstuksi 1.414.077.334
III Pek. Pagar BRC dan Asecories 295,50 m’
3.1 Pek. Persiapan 15.813.457
3.2 Pekerjaan Konstruksi 242.838.187
3.3 Pekerjaan Finishing 23.214.620
IV Pekerjaan Jalan L.3 M 2.504,70 m’
4.1 Pek. Persiapan 133.817.365
4.2 Pek Konstruksi 1.241.312.635
Jumlah 3.750.740.000
Dibulatkan 3.750.000.000
Pemeriksaan dilapangan atas hasil pelaksanaan pemagaran dan pembuatan jalan
lingkungan dengan melakukan pengukuran atas pekerjaan persiapan, konstruksi dan
finishing diketahui :
No Pekerjaan RAB Fisik Selisih Fisik
1 Pagar BRC 693,20 m’ 345,60 m’ 347,60 m’
2 Jalan lingkungan 2.504,70 m’ 2.359,30 m’ 145,40 m’
- Urug Sirtu 15 cm 7,31 cm 7,69 cm
- Lap. Batu Belah 10 cm 5,56 cm 4,44 cm
- Lap. Gil. Matang 2 cm 2,12 cm (0,12 cm)
- Lap. Hotmix 3 cm 1,56 cm 1,44 cm
Dari data tersebut di atas diketahui terdapat perbedaan spesifikasi dan volume jika
dibandingkan dengan RAB. Dengan adanya perbedaan tersebut dapat disimpulkan
bahwa PT. Kaibon Rasirekayasa tidak melaksanakan tugas dan kewajibannya sesuai
dengan yang telah disepakati dalam kontrak sehingga terdapat indikasi terjadinya
kerugian negara.
Pemimpin Proyek BINPAS SDI GAN menjelaskan bahwa Konsultan Pengawas PT.
Kaibon Rasirekayasa tidak pernah memberikan laporan tertulis adanya perbedaan
volume dan spesifikasi dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut sehingga Pemimpin
Proyek sebagai pemberi kerja tidak tahu persis kondisi di lapangan. Selain itu
konsultan pengawas juga tidak pernah memberikan teguran kepada kontraktor
pelaksana atas pelaksanaan pekerjaan yang tidak sesuai dengan volume dan spesifikasi
tersebut.

Hal tersebut tidak sesuai dengan :


Surat Perjanjian Pekerjaan Pengawasan Pemagaran dan Pembuatan Jalan Lingkungan
No.Sperjan/93/BINPAS.PL/XI/2004 tanggal 24 Nopember 2004 menyebutkan :
1. Pasal 3 :
a. angka 1 bahwa pekerjaan pengawasan yang akan dilaksanakan oleh Pihak
Kedua harus mengikuti ketentuan yang tercantum dalam perjanjian ini.
b. angka 2 bahwa Pihak Kedua akan melaksanakan tugasnya dengan segala
kemampuan, keahlian dan pengalaman yang dimilikinya sehingga pelaksanaan
pekerjaan pengawasan sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan
ketentuan-ketentuan yang berlaku.
c. angka 7 bahwa Pihak Kedua wajib melaksanakan periksa ulang semua
dokumen teknis sesuai keahliannya dan memberitahukan kepada Pihak
Pertama tentang kelalaian yang ditemukan dan mengusulkan cara
penyelesaiannya sesuai standard ketentuan serta peraturan yang berlaku.
2. Pasal 11 bahwa apabila terbukti pelaksanaan pekerjaan pengawasan bertentangan
dengan Surat Perjanjian ini dan mengakibatkan kerugian bagi Pihak Pertama, maka
Pihak Kedua bertanggungjawab penuh atas kerugian tersebut.

Hal tersebut mengakibatkan pekerjaan pemagaran dan pembuatan jalan lingkungan di


Rumpin Bogor terjadi kekurangan volume pekerjaan yang berindikasi terjadinya
kerugian negara.

Hal tersebut disebabkan :


1. PT. Kaibon Rasirekayasa sebagai konsultan pengawas tidak melaksanakan tugas
sesuai perjanjian yang disepakati dengan pihak proyek.
2. Pemimpin Proyek kurang proaktif dalam melakukan pengawasan dan pengendalian
atas pelaksanaan kegiatan proyek yang berada di bawah tanggungjawabnya.
3. Pengawasan Atasan Langsung Pemimpin Proyek kurang efektif.

Atas masalah tersebut Pimpro menjelaskan bahwa pihak proyek telah maksimal dalam
melakukan pengendalian atas pelaksanaan proyek, namun konsultan pengawas masih
kurang efektif, sehingga proyek akan mengevaluasi apakah konsultan pengawas
tersebut masih layak dipakai lagi.

BPK-RI menyarankan Kepala LAPAN agar :


1. Menegur secara tertulis Sekretaris Utama dan Pemimpin Proyek atas kelalaiannya
dalam melakukan pengawasan dan pengendalian kegiatan proyek yang menjadi
tanggung jawabnya.
2. Menegur secara tertulis PT. Kaibon Rasirekayasa atas kelalaiannya dalam
melaksanakan tugas sehingga menimbulkan terjadinya kerugian negara.

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN


REPUBLIK INDONESIA
DAFTAR REKAPITULASI HASIL PEMERIKSAAN
ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA PEMBANGUNAN
TAHUN ANGGARAN 2003 DAN 2004
PADA LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL (LAPAN)
DI JAKARTA

KELOMPOK TEMUAN
NAMA OBRIK/SASARAN
KETERTIBAN DAN KETAATAN
Total Temuan
Kode Jumlah Jumlah Nilai yang %
No Pemeriksaan Kekurangan Tdk dpt dipertanggung-
Anggaran Realisasi diperiksa Cakrik Indikasi Kerugian
JUDUL TEMUAN Penerimaan jawabkan

Jml Nilai % Jml Nilai % Jml Nilai % Jml Nilai % Jm


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Tahun Anggaran 2003
A. Proyek Pelayanan Jasa dan Produk Penginderaan Jauh 2.934,40 2.917,81 2.872,04 98,43 3 136,63 4,76 - - - - - - 1 65,48 2,28 2

I Penyimpangan terhadap kriteria / peraturan yang telah


ditetapkan (02)
Pengalokasian dana untuk kegiatan diluar program yang telah 02.16 1 65,48 2,28
ditetapkan dalam Petunjuk Operasional (PO) sebesar
Rp65.481.800,00
II Penyimpangan yang mengganggu azas kehematan (03)
1. Kemahalan Harga Pengadaan Pencetakan Majalah Berita 03.01 1
INDERAJA sebesar Rp4.890.000,00
2. Kemahalan Harga Pengadaan Komputer dan Perangkatnya 03.01 1
untuk Menunjang Kegiatan Pelayanan Jasa dan Produksi
Penginderaan Jauh minimal sebesar Rp66.258.000,00

B. Proyek Pengembangan Teknologi Rancang Bangun 20.898,61 20.876,45 20.288,81 97,19 3 552,16 2,72 2 439,02 2,16 - 113,14 0,56 1 - - -
Sistem Telekomunikasi dan Informasi Antariksa
I Penyimpangan terhadap kriteria / peraturan yang telah
ditetapkan (02)
1 Pembayaran Kontrak Pengadaan Jasa Pendidikan dan Latihan 02.16 1
Para Ahli LAPAN di Jerman sebesar Rp1.410.908.400,00
Tidak Berdasarkan Prestasi Fisik Pekerjaan

2 Penetapan pelaksana pengadaan peralatan ground station 02.06 1 28,86 0,14 113,14 0,56
dilakukan dengan penunjukan langsung, terjadi kelebihan
pembayaran atas kekurangan volume senilai
Rp28.857.645,00, kelebihan perhitungan biaya operasional
senilai Rp162.823.670,00 dan denda keterlambatan senilai
Rp113.135.000,00 belum dipungut 162,82 0,80

3 Kelebihan pembayaran sebesar Rp247.344.000,00 atas biaya 02.16 1 247,34 1,22


hidup dan biaya pengiriman engineer permanen dan non
permanen ke Jerman
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Tahun Anggaran 2004
A Proyek Pengembangan Teknologi Rancang Bangun 11.452,20 10.663,41 9.220,20 86,47 - - - - - - - - - - - - -
Sistem Telekomunikasi dan Informasi Antariksa
B Proyek Pembinaan Kapasitas Sumber Daya Ilmu 12.481,69 12.461,85 10.713,20 85,97 6 2.249,06 20,99 2 2.130,51 19,89 1 34,45 0,32 - - - 1
Pengetahuan dan Teknologi Kedirgantaraan
I Penyimpangan terhadap kriteria / peraturan yang telah
ditetapkan (02)
1 Terdapat kelebihan pembayaran senilai Rp1.248.207.207,00 02.16 1 1248,21 11,65 16,95 0,16
atas kekurangan volume pekerjaan pemagaran dan
peningkatan jalan protokol di Pameungpeuk Garut serta
renovasi Mess LAPAN di Yogyakarta dan denda
keterlambatan sebesar Rp16.950.000,00 belum dipungut

2 Konsultan pengawas pekerjaan pemagaran, perbaikan jalan 02.06 1 6,25 0,06


protokol stasiun uji terbang LAPAN, di Pameungpeuk, Garut
dan renovasi Mess LAPAN di Yogyakarta bekerja tidak
efektif dan denda keterlambatan atas pekerjaan pengawas
sebesar Rp6.250.000,00 belum dipungut

3 02.06 1 882,30 8,24 11,25 0,11


Terdapat kelebihan pembayaran senilai Rp882.301.391,00
atas kekurangan volume pekerjaan pemagaran dan
pembuatan jalan lingkungan di Rumpin Bogor dan denda
keterlambatan senilai Rp11.250.000,00 belum dipungut
II Penyimpangan yang mengganggu azas kehematan (03)
1 Terdapat ketidakhematan dalam pelaksanaan rapat-rapat 03.01 1
senilai Rp84.100.000,00
III Penyimpangan yang mengakibatkan tidak tercapainya
program yang direncanakan (05)
1 Konsultan Pengawas dalam melakukan pengawasan 05.08
pelaksanaan pekerjaan pemagaran dan pembuatan jalan
lingkungan di Rumpin tidak efektif
Jumlah 47.766,90 46.919,52 43.094,25 91,85 12 2.937,85 6,82 4 2.570 5,96 1 147,59 0,34 2 65,48 0,15 3

Anda mungkin juga menyukai