Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Analisis Situasi
1. Kondisi Candi Lumbung
Candi Lumbung merupakan candi yang menjadi pilihan kelompok
kami untuk melaksanakan tugas dari mata kuliah Konsep Dasar IPS SD. Candi
Lumbung ini terletak di Dukuh Bener, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan,
Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kemudian kelompok kami melaksanakan
observasi dan wawancara pada 3 Desember 2019. Adapun informasi yang
kami peroleh yakni sebagai berikut:
a. Kondisi Fisik
1) Kondisi fisik candi
Candi Lumbung merupakan candi budha yang terdapat
didaerah Jawa Tengah. Lebih tepatnya berada di Dukuh Bener,
Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa
Tengah. Candi Lumbung tidak jauh berbeda dengan Candi
Sewu. Hal ini dapat dilihat dari bentuk candi-candi perwaranya
yang mirip dengan candi perwara di Sewu yakni atapnya yang
berbentuk stupa. Di Candi Lumbung juga terdapat prasasti yang
berbentuk seperti wanita. Candi Lumbung terdiri dari satu
candi utama dan dikelilingi 16 buah candi perwara.

Tabel 1.1 Kondisi Candi Lumbung

Bagian Candi
Kondisi
Lumbung
1. Candi Utama Kondisi baik namun atap candi
mengalami kerusakan
2. Candi Perwara Ada 5 buah candi perwara masih utuh.
Sedangkan 11 candi perwara lain
kondisinya mengalami kerusakan

Candi utama berada di tengah-tengah candi kecil. Dalam candi


utama terdapat tangga dan pintu masuk yang terletak disisi
timur. Selain itu, dibagian dinding ke empat sisi dihiasi pahatan
1
gambar lelaki dan perempuan. Di sekeliling halaman candi
utama terdapat pagar yang saat ini tinggal reruntuhan.
Sementara itu, seluruh candi perwara menghadap kea rah candi
utama. Didinding candi candi perwara polos tanpa hiasan.
Akan tetapi dalam Candi Lumbung ini terdapat
sebagian yang mengalami kerusakan. Lebih tepatnya di
sebagian candi perwara dan atap candi utama. Hal ini
menyebabkan banyak pengunjung yang kurang tertarik untuk
mengunjungi Candi Lumbung ini. Selain itu, batuan lama yang
menyusun Candi Lumbung sebagian besar hilang sehingga
diganti dengan batuan baru. Cara membedakan batuan baru dan
batuan lama yakni terdapat tanda titik pada batuan baru
sedangkan pada batuan lama tidak.

b. Kondisi Non Fisik


1) Kondisi Pengunjung
Pengunjung di Candi Lumbung tergolong sangat sedikit sebab
lebih banyak pengunjung yang lebih memilih Candi Prambanan
jika dibandingkan dengan Candi Lumbung ini. Selain itu, Candi
Lumbung ini tergolong kurang terkenal jika dibandingkan
candi yang ada disekitarnya. Selain itu, Candi Lumbung juga
belum banyak yang mengeksplor sehingga mengakibatkan
pengunjung yang datang hanyalah sedikit.

Tabel 1.2 Rata-rata pengunjung Candi Lumbung

Pengunjung
Hari Biasa Hari Libur Panjang
9 Orang per minggu 23 orang

2) Kondisi Masyarakat Sekitar


Dengan adanya Candi Lumbung ini masyarakat sekitar dapat
berpartisipasi di kompleks candi. Sebab masyarakat turut serta
menjaga kearifan Candi Lumbung ini. Selain itu, dengan
adanya candi ini juga memberikan dampak positif untuk

2
masyarakat sekitar. Pasalnya sebagian masyarakat dapat
bekerja di kawasan Candi Lumbung.
Dengan adanya kegiatan observasi dan wawancara di Candi Lumbung
diharapkan dapat memberikan informasi seputar candi. Selain itu, kami juga berharap
setelah adanya laporan serta video dapat menarik wisatawan untuk mengunjungi
Candi Lumbung.

B. Tujuan dan Manfaat Studi Lapangan


1. Tujuan
a. Mengetahui kondisi Candi Lumbung
b. Mengetahui sejarah Candi Lumbung
c. Mengetahui nilai yang terkandung dalam Candi Lumbung
d. Mengetahui pengunjung Candi Lumbung
e. Mengetahui kegunaan Candi Lumbung

2. Manfaat
a. Pembaca dapat mengetahui keadaan Candi Lumbung
b. Pembaca dapat mengetahui sejarah Candi Lumbung
c. Pembaca dapat menjaga dan melestarikan Candi Lumbung
d. Pembaca dapat menjadikan laporan ini sebagai sebagai referensi.

BAB II

3
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Candi
Candi berasal dari kata candhika grha yang berarti rumah Dewi
Candika, yaitu Dewi maut atau Dewi kematian Durga, oleh karena itu candi
selalu dihubungkan dengan monumen tempat pendharmaan untuk memuliakan
raja yang telah meninggal. Candi merupakan bangunan tempat ibadah dari
peninggalan masa lampau yang berasal dari agama Hindu-Budha. Istilah candi
tidak hanya digunakan oleh masyarakat untuk menyebut tempat ibadah saja,
tetapi juga sebagai istana, pemandian/petirtaan, gapura, dan sebagainya
(Daniel Agus Maryanto, 2007: 8).
Soekmono (1977: 241) menegaskan bahwa candi bukanlah makam,
tetapi bangunan kuil. Yudoseputro (1933: 118) mengemukakan bangunan
candi sebagai bangunan suci di India sendiri tidak dipakai. Bangunan kuil
tempat menyelenggarakan upacara agama Hindu di India dikenal dengan
sebutan vimanna yang berarti rumah dewa atau ratha yang berarti kendaraan
dewa, sedangkan untuk keperluan ibadah Budha di India dikenal dengan
sebutan stupa. Di Indonesia bangunan suci Budha disebut candi. Sebutan candi
di Indonesia menunjuk bangunan yang memiliki bermacam-macam fungsi
yaitu candi yang berfungsi sebagai kuil Hindu, candi sebagai stupa dan bihara
Budha, candi sebagai pintu gerbang, dan candi sebagai bale kambang
Berdasarkan pendapat para ahli disimpulkan bahwa candi adalah
monumen peringatan meninggalnya raja atau kerabatnya. Candi merupakan
salah satu peninggalan kebudayaan Hindu Budha di Indonesia. Beberapa candi
di kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah memberikan
inspirasi kepada masyarakat bahwa daerah ini dulu tentunya merupakan
daerah subur penuh keindahan dengan berbagai khasanah budaya yang
menunjukkan kekayaan penciptanya. Candi-candi yang terdapat di Kecamatan
Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah berdasarkan data dari Balai
Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah (BPCB Jateng) diantaranya yaitu
Candi Lumbung, Candi Sewu, Candi Bubrah, dan lain sebagainya.
Berdasarkan bagian-bagiannya candi terdiri atas tiga bagian meliputi
kaki, tubuh, dan atap. I Made Bandem (1998), menyatakan:
4
“Sebagai bangunan purbakala secara vertical candi memiliki wujud triangga
yaitu kepala badan dan kaki. Masing-masing bagian memiliki arti secara
simbolis yaitu kepala melambangkan alam atas tempat para dewa, badan
melambangkan alam antara yang mempunyai makna sebagai tempat manusia
yang telah meninggalkan keduniawian dan suci, kaki melambangkan alam
bawah yaitu tempat manusia biasa”.
Sedangkan Endang Hardiati menyatakan bahwa secara umum suatu
candi mempunyai bagian struktural yang terdiri kaki, tubuh, dan atap candi.
Tubuh candi mempunyai ruangan (garbhaghra) yang diisi arca dewa. Di
bagian luar dinding di ketiga luar penjuru lainnya biasanya diberi relung-
relung yang berukir relief atau diisi arca.
Candi Lumbung adalah candi Budha yang terletak di Dukuh Bener,
Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Adapun ciri-ciri Candi Lumbung ini adalah terdapat satu candi utama di
tengah dan dikelilingi oleh candi perwara yang berjumlah 16 candi. Selain itu,
dicandi lumbung terdapat prasasti yang mempunyai bentuk seperti wanita.

BAB III
METODE PENULISAN

5
Lexy J. Moleong menjelaskan bahwa metode penelitian adalah langkah dan prosedur
yang dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan
yang ditemukan dalam penelitian sehingga dapat dikatakan lebih lanjut bahwa penelitian
adalah cara atau prosedur yang ditempuh untuk menyelidiki, menemukan dan
mengembangkan kebenaran ilmu pengetahuan. Sebuah penelitian memerlukan data-data yang
diperlukan untuk memecahkan masalah. Adapun cara penyusunannya sebagai berikut:

A. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif.


Data kualitatif adalah data yang disajikan dam bentuk kata verbal bukan dalam
bentuk angka. Yang termasuk data kualitatif dalam penelitian ini yaitu
gambaran umum objek penelitian, meliputi sejarah berdirinya Candi
Lumbung, nilai-nilai yang terkandung dalam Candi Lumbung, fungsi dan
kegunaan Candi Lumbung,serta peran masyarakat dan pemerintah dalam
melestarikan Candi Lumbung.

2. Sumber data

Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi


mengenai informasi. Berdasarkan sumbernya data dibedakan menjadi dua,
yaitu data primer dan data sekunder:

a. Sumber data primer

Data primer adalah pengambilan data dengan instrumen


pengamatan, wawancara, catatan lapangan dan penggunaan dokumen.
Sumber data primer merupakan data yang diperoleh langsung dengan
teknik wawancara informasi atau sumber secara langsung. Adapun
dalam penelitian ini sumber data primer adalah Bapak Marsono selaku
tourguide candi-candi di kompleks Candi Prambanan.

b. Sumber data sekunder

6
Sumber data sekunder adalah data yang digunakan untuk
mendukung primer yaitu melalui studi kepustakaan, dokumentasi,
buku, majalah, koran, arsip tertulis yang berhubungan dengan obyek
yang diteliti pada penelitian ini. Sumber data sekunder merupakan
sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data.
Sumber data sekunder ini akan mempermudah peneliti untuk
mengumpulkan data-data dan menganalisis hasil dari penelitian ini
yang nantinya dapat memperkuat temuan dan menghasilkan penelitian
yang mempunyai tingkat validitas yang tinggi. Adapun dalam
penelitian ini sumber data sekunder adalah dari jurnal yang telah
peneliti kumpulkan.

B. Teknik Pengumpulan Data

1. Internet

Kami mengambil beberapa jurnal yang menjelaskan atau memaparkan


tentang sejarah peninggalan budha berupa candi lumbung yang berada di
komleks Candi Prambanan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa
Tengah

2. Wawancara

Kami melakukan tindakan di lapangan langsung. Di Candi Lumbung,


kami melakukan wawancara dengan salah satu narasumber. Narasumber itu
adalah salah satu pengurus kompelks Candi Prambanan. Narasumber bernama
Bapak Marsono.

Penelitian ini bersifat lapangan atau field research, maka penulis melakukan
pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti. Observasi yang dilakukan yaitu
datang langsung ke tempat lokasi yaitu Candi Lumbung yang berada di kompleks
Candi Prambanan Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah Setelah
sampai lokasi penulis mengamati candi tersebut, setelah melakukan pengamatan
penulis melakukan wawancara dengan Narasumber yaitu bapak Marsono selaku
tourguide candi-candi di kompleks candi prambanan.Selanjutnya penulis mempotret
candi Lumbung dan melakukan take video dengan tujuan untuk mendapatkan data

7
secara visual dengan melihat objek secara langsung. Dalam mengumpulakan sumber
informasi lapangan, penulis terlebih dahulu menentukan narasumber yang mengetahui
seluk beluk Candi Lumbung.
Sebelum melakukan wawancara peneliti menyiapkan persiapan salah satunya
menulis pokok pertanyaan, membuat jadwal wawancara dengan informan terlebih
dahulu, menggunakan bahasa yang baik dalam bertanya, tidak terkesan memaksa serta
mencatat nama informan, tanggal, pekerjaan dengan harapan proses wawancara bisa
berjalan lancar sesuai yang diharapkan.
Selain itu penulis menggunakan media elektronik kamera untuk mengambil
gambar objek penelitian dan juga smartphone untuk merekam hasil wawancara.
Setelah data diperoleh dari bebagai sumber. Berikutnya adalah analisis data
(Interpretasi), data yang sudah dikumpulkan kemudian dianalisis. Analisis data
merupakan upaya mencari dan menyusun secara sistematis catatan dari hasil
observasi, wawancara dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang
kasus yang diteliti.
Tahap berikutnya adalah penulisan laporan, pemaparan atau pelaporan hasil
penelitian yang telah dilakukan. Pada tahap ini dilakukan penganalisisan data, baik
yang berupa fakta-fakta di lapangan maupun dari sumber tulis lain mengenai Candi
Lumbung. Dengan harapan menghasilkan rangkaian tulisan yang jelas dengan
kapasitas yang dimiliki oleh penulis.

8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah Candi Lumbung

Gambar 4.1 Candi Utama pada Candi Lumbung

Candi Lumbung merupakan candi yang terletak di kawasan Prambanan,


tepatnya di Dukuh Bener, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten,
Jawa Tengah. Candi Lumbung diperkirakan dibuat di sekitar abad ke-9 sampai abad
ke-10, tepatnya pada saat masih dikuasai oleh kerajaan Mataram Kuno. Candi
Lumbung didirikan oleh Sri Maharaja Rakai Panangkaran. Rakai Panangkaran selaku
pendiri Candi Lumbung yang semula Siwa (Hindu). Ia diperintahkan ayahandanya
untuk beragama Budha, dan ia menjadi seorang Budhist yang amat taat.
Candi Lumbung adalah candi yang tak jauh berbeda adengan Candi Sewu. Hal
ini diketahui dari bentuk candi-candi perwaranya yang mirip dengan candi perwara di
Sewu yaitu atapnya yang berbentuk stupa. Hal ini juga menunjukan bahwa Candi
Lumbung berlatar belakang candi Buddha. Nama Lumbung sendiri masih belum jelas
diketahui secara pasti. Nama tersebut merupakan sebutan masyarakat di sekitarnya
karena bentuknya yang mirip lumbung (bangunan tempat penyimpanan padi). Candi
Lumbung merupakan kompleks candi yang terdiri dari candi induk yang dikelilingi
oleh 16 candi perwara.

9
Gambar 4.2 Candi Perwara Gambar 4.3 Arca yang Menyerupai Wanita

Pada bagian luar dinding candi utama di keempat sisi dihiasi pahatan-pahatan gambar
lelaki dan perempuan dalam ukuran yang hampir sama dengan kenyataan, Atap candi
utama sudah hancur, namun diperkirakan berbentuk stupa dengan ujung runcing,
mirip atap candi perwara, sehingga atapnya menjadi berbentuk poligon. Tubuh candi
berdiri di atas batur setinggi sekitar 2,5 m. Candi perwara yang berjumlah 16 buah
berbaris mengelilingi candi utama Seluruh candi perwara menghadap ke arah candi
utama.Masing-masing candi perwara berdiri di atas batur setinggi sekitar 1 m dengan
denah dasar sekitar 3 m2. Dinding tubuh candi polos tanpa hiasan.
Pada tahun 2006 saat peristiwa gempa di Yogykarta, Candi-candi di kawasan
Prambanan merasakan dampak dari gempa tersebut. Banyak bangunan-bangunan
candi di kawasan Prambanan mengalami kerusakan, termasuk salah satunya adalah
Candi Lumbung, Upaya penyelamatan sudah dilakukan dengan mengumpulkan dan
memetakan lokasi batu-batu lepas. Sedangkan untuk penyelamatan strukturnya
(rescue) telah disusun rencana bentuk dan materialnya.
Susunan-susunan batu pada Candi Lumbung sudah banyak dilakukan
pemugaran, pemugaran sendiri dilakukan karena banyaknya kerusakan pada batu-batu
penyusun nya. Batu-batu pengganti ini terbuat dari bahan yang sama dengan batu asli
penyusun candi yakni batu andesit, batu yang baru diberi tanda dengan bulatan putih
cat sebagai penanda. Saat dilakukan pemugaran pun batu pengganti tidak langsung
ditempelkan saja melainkan candi harus dibongkar dari 0 lalu dipasang batu pengganti
tersebut. Saat dilakukan pemugaran, juga dilakukan semacam doa doa untuk
memintas keselamatan kepada Tuhan.
Candi Lumbung selain digunakan sebagai tempat wisata ternyata juga
digunakan sebagai tempat peribadatan umat Budha. umat Budha melakukan
10
peribadatan di candi ini biasanya ketika ada hari raya keagamaan seperti
Waisya.Candi Lumbung sendiri digunakan sebagai tempat pengambilan air suci yang
nantinya akan dibawa ke candi sewu.
Tenaga kerja yang mengurus Candi Lumbung ini sebanyak 3 orang, pekerja
ini tidak hanya membersihkan batu-batu candi melainkan juga membersihkan seluruh
area didaerah Candi Lumbung. Pembersihan candi tidak dilakukan sembarangan,
harus dengan penanganan khusus,alat yang digunakan biasanya berupa lidi, tidak
boleh menggunakan alat yang kasar seperti sikat dan lain-lain karena dikhawatirkan
akan merusak batu.

B. Nilai-nilai yang terkandung pada Candi Lumbung

Nilai yang terkandung pada Candi Lumbung yaitu:

1. Nilai arsitektur, Candi Lumbung mempunyai struktur bangunan yang


mengidentitaskan bahwa candi tersebut peninggalan Budha,bisa dilihat dari
bentuk stupanya.

2. Nilai estetika, Candi Lumbung memiliki 17 buah candi yang terdiri dari 1 candi
induk dan 16 candi perwara,semua candi perwara berbentuk sama dengan
ketinggian yang sama pula,candi perwara melingkari dan menghadap candi
induk

3. Nilai religious, Candi Lumbung sampai saat ini juga digunakan sebagai tempat
ibadah umat Budha saat hari besar keagamaan seperti Waisya

4. Nilai kerja sama, untuk merawat dan mempromosikan Candi Lumbung tentu ada
pihak yang bekerjasama,yaitu antara pekerja dan dinas terkait juga masyarakat
sekitar yang bisa mempromosikan Candi Lumbung

C. Perilaku Manusia

1. Perilaku manusia di sekitar Candi Lumbung :

a. Sopan dan santun,

b. Ramah

11
2. Perilaku pengunjung Candi Lumbung :

a. Menjaga kebersihan di lingkungan candi.karena disekitaran komplek


Candi Lumbung tidak ada orang yang berjualan,karena memang tidak
diperbolehkan,dengan adanya kebijakan tersebut maka kebersihan lebih
bisa terjaga.

b. Tidak merusak fasilitas yang ada di Candi Lumbung.

D. Kegunaan Candi Lumbung

Candi Lumbung tidak hanya digunakan sebagai tempat parisiwata dan tempat
penelitian saja. Ternyata Candi Lumbung sejak jaman dahulu hingga sekarang juga
digunakan sebagai tempat peribadatan umat Budha tetutama pada hari besar
keagamaan seperti Waisya

BAB V

12
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Candi yang terletak di kawasan Prambanan, tepatnya di Dukuh Bener, Desa


Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Candi ini
merupakan salah satu candi yang masuk dalam Kawasan Warisan Dunia
Prambanan.Candi Lumbung merupakan candi Buddha yang diperkirakan dibuat di
sekitar abad ke-9 sampai abad ke-10, tepatnya pada saat masih dikuasai oleh kerajaan
Mataram Kuno.Candi Lumbung terdiri dari 17 candi,1 candi utama dan 16 candi
perwara.Candi Perwara berada mengelilingi candi utama sekaligus menghadap candi
utama.Candi Lumbung selain digunakan sebagai tempat wisata ternyata juga
digunakan sebagai tempat peribadatan umat Budha. umat Budha melakukan
peribadatan di candi ini biasanya ketika ada hari raya keagamaan seperti
Waisya.Candi Lumbung sendiri digunakan sebagai tempat pengambilan air suci yang
nantinya akan dibawa ke candi sewu.

B. Saran

1. Bagi pengunjung yang datang diharapkan

a. Selalu menjaga tata krama dan sopan santun

b. Selalu menjaga kebersihan disekitar candi seperti tidak membuang


sampah sembarangan dan lain sebagainya

c. Tidak merusak bagian-bagian candi

d. Memanfaatkan dengan baik dan tidak merusak fasilitas yang disediakan

2. Bagi pengurus Candi

a. Lebih ditingkatkan lagi upaya mempromosikan Candi Lumbung agar


lebih dikenal

b. Jika sebagian batu ditemukan segera dilakukan pemugaran terutama


dicandi perwara
DAFTAR PUSTAKA

13
Http://eprints.uny.ac.id/23898/4/4.BAB%20II.pdf diakses pada Jumat, 6 Desember 2019,
Pukul 18.00 WIB
Https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjateng/candi-lumbung-2/ diakses pada Jumat, 6
Desember 2019, Pukul 09.00 WIB
I Made Bandem, Candi Sebagai Inspirasi Seni dan Budaya Pada Umumnya dan Seni
Pertunjukan Pada Khususnya, Yogyakarta: Yayasan Cempaka Kencana, 1998
Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000

LAMPIRAN

14
Lampiran I

Surat Izin Observasi

Lampiran II
15
TRANSKRIP WAWANCARA CANDI LUMBUNG

Mata Kuliah Konsep Dasar IPS SD


Waktu : Selasa, 3 Desember 2019, Pukul 09.00 WIB
Tempat : Candi Lumbung
Narasumber : Bapak Marsono
Anggota Kelompok :
1. Herdi Aryanto (19108241012)
2. Tunjung Sabdarifanti (19108241020)
3. Belina Wahyu Cahyani (19108241132)
4. Oriza Septentika Andayani (19108241168)

Pertanyaan dan hasil wawancara


Pertanyaan Hasil Wawancara
1. Bagaimana sejarah berdirinya Candi Lumbung diperkirakan dibuat di sekitar abad
Candi Lumbung? ke-9 sampai abad ke-10, pada saat masih dikuasai
(Kapan dibangun dan apa oleh kerajaan Mataram Kuno. Candi Lumbung
yang melatar belakangi) merupakan candi yang bercorak Budha, candi ini
didirikan oleh Raden Rakai Pikatan, Raden Rakai
Pikatan semula beragama siwa (Hindu) namun beliau
diperintah oleh ayahnya untuk memeluk agama
budha, dan sampai akhir hayatnya ia masih memeluk
agama Budha yang taat. Pemberian nama Lumbung
karena candi ini bentuknya seperti lumbung padi.
Candi ini tersusun atas 17 candi, 1 candi induk dan 16
candi perwara. Candi perwara tersusun mengelilingi
dan pintu nya menghadap ke candi induk. Candi
perwara yang bentuknya masih kokoh sebanyak 5
candi, ukuran dan tinggi antar candi perwara sama,
sedangkan atap candi induk sudah roboh, namun
diperkirakan bentuk atap candi induk berupa stupa
yang serupa dengan candi perwara. Pada dinding luar
candi induk keempat sisinya dihiasi pahatan-pahatan

16
gambar lelaki dan perempuan dalam ukuran yang
hampir sama dengan kenyataan.
2. Mengapa candi Budha bisa Karena keluarga kerajaan mataram kuno selaku
berdekatan dengan candi pendiri candi prambanan beragama Hindu, namun
Hindu? Rakai Panangkaran selaku pendiri Candi Lumbung
yang semula Siwa (Hindu). Ia diperintahkan
ayahandanya untuk beragama Budha, dan ia memang
menjadi seorang Budhist yang amat taat

3. Apakah candi ini juga sering Candi Lumbung juga digunakan sebagai tempat
digunakan untuk tempat peribadatan umat Budha saat Waisya, candi ini
peribadatan? digunakan sebagai tempat pengambilan air suci

4. Kegunaan candi dimasa Selain tempat wisata, candi ini juga digunakan
sekarang ini selain sebagai sebagai tempat peribadatan umat Budha, pada saat
tempat wisata, biasanya Waisya umat Budha menggunakan Candi ini untuk
digunakan sebagai apa saja? pengambilan air suci yang nantinya akan dibawa ke
Candi Sewu

5. Apakah bagian-bagian yang Tentunya tidak, karena candi ini sudah dilakukan
ada di Candi Lumbung ini beberapa kali pemugaran
masih lengkap seperti dulu?

6. Berapakali pemugaran yang Pemugaran dilakukan beberapa kali, salah satunya


telah dilakukan pada Candi pemugaran dilakukan pada tahun 2006 setelah terjadi
Lumbung? tahun berapa saja? erupsi gunung berapi, karena letusan tersebut juga
berdampak pada Candi Lumbung, yang menyebabkan

17
batu-batu penyusun candi beberapa ada yang retak
dan roboh. Pemugaran sendiri baru bisa dilakukan
setelah ditemukan 75% batu asli penyusun candi, batu
penggantinya pun terbuat dari bahan yang sama
dengan batu asli, batu yang digunakan adalah jenis
batu andesit. Ketika dilakukan pemugaran bangunan
candi harus dibongkar dari 0.

7. Untuk perawatan Candi Untuk perawatan candi, bisa manual kering dan
Lumbung ini dilakukan manual basah. Manual kering biasanya hanya
dengan cara apa saja? Dan menggunakan lidi saja, karena jika menggunakan
waktunya dilakukan setiap sikat atau yang lain dapat merusak batu candi, selain
apa? itu kalau manual basah dengan menggunakan air saja.
Perawatan Candi Lumbung dilakukan sebanyak 2 kali
dalam sebulan.

8. Candi Lumbung ini dikelola Candi Lumbung ini dikelola BUMN. Hal ini dapat
dibawah naungan siapa? dilihat dari pihak negara melalui pemerintah setempat
(BPCB Jateng) melakukan pemugaran Candi
Lumbung ini.
9. Untuk masalah keamanan di Keamanan di candi lumbung ini sangatlah baik. Hal
candi ini, penjagaannya ini dikarenakan ada pihak yang menjaga Candi
bagaimana? Lumbung

10. Untuk data pengunjung di Pengunjung Candi Lumbung dalam satu minggu
18
Candi Lumbung, biasanya sekitar 9 orang. Biasanya pada hari libur terjadi
terdapat berapa wisatawan lonjakan pengunjung.
yang datang dalam 1 minggu?

11. Bagaimana cara Jadi ada pihak tersendiri yang mempromosikan Candi
mempromosikan Candi Lumbung ini. Pihak yang mempromosikan masih
Lumbung ini ke wisatawan? sama dengan pihak yang mempromosikan Candi
Prambanan. Candi Lumbung terlihat sepi dikarenakan
wisatawan lebih mengenal Candi Prambanan jika
dibandingkan candi lumbung ini. Selain itu, ketika
pengunjung berkeliling menggunakan sattle
berhentinya di Candi Sewu. Hal ini juga berpengaruh
terhadap pengetahuan wisatawan seputar Candi
Lumbung.
12. Apa saja yang menjadi Candi itu tidak meninggikan maupun merendahkan
kelebihan dan yang dengan candi lain. Sebab candi itu mempunyai
ditonjolkan dari Candi sejarahnya sendiri-sendiri. Kalau Candi Lumbung ini
Lumbung ini daripada candi- terdapat satu candi utama dan dikelilingi enam candi
candi lain? perwara. Dalam candi lumbung ini juga mempunyai
satu arca

13. Bagaimana interaksi Masyarakat sekitar sangat antusias kepada wisatawan.


masyarakat dengan Hal ini dikarenakan masyarakat sekitar menginginkan
wisatawan di sekitar candi melestarikan dan memperkenalkan Candi Lumbung
ini? ini agar dikenal wisatawan.
14. Bagaimana interaksi Dampak yang dirasakan oleh masyarakat dari adanya
masyarakat dengan wisata candi lumbung ini adalah masyarakat dapat
19
wisatawan di sekitar candi terkena dampak positif misalnya terdapat lapangan
ini? dampak apa saja yang kerja. Hal ini dapat berguna bagi masyarakat untuk
dirasakan oleh masyarakat memenuhi kebutuhan hidupnya.
dari adanya wisata candi ini?

15. Selain nilai budaya dan Terdapat nilai religius sebab ketika hari waisya
sejarah, nilai lain apa yang terdapat kaum budha bersembahyang di Candi
dapat wisatawan atau Lumbung. Kaum budha (biksu) bersembayang
pengunjung dapatkan ketika dengan membawa bunga dan dupa. Selain itu, kaum
berkunjung ke Candi ini? budha tersebut ketika masuk candi lumbung ini
melepas sandal mereka sebab candi lumbung ini
dianggap suci.

16. Apa arti Candi Lumbung? Kata lumbung sendiri dapat dilihat seperti wadah
pangan atau tempat menumbuk padi ( lumbung padi)

17. Adakah ritual atau upacara Kalau semua pihak berkumpul kemudian
adat ketika dilakukan memanjatkan doa untuk meminta kelancaran.
pemugaran?

20
Lampiran III

21
Denah Lokasi

Lampiran IV

22
Foto Bersama Narasumber Foto Anggota Kelompok

23

Anda mungkin juga menyukai