PENDAHULUAN
A. Analisis Situasi
1. Kondisi Candi Lumbung
Candi Lumbung merupakan candi yang menjadi pilihan kelompok
kami untuk melaksanakan tugas dari mata kuliah Konsep Dasar IPS SD. Candi
Lumbung ini terletak di Dukuh Bener, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan,
Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kemudian kelompok kami melaksanakan
observasi dan wawancara pada 3 Desember 2019. Adapun informasi yang
kami peroleh yakni sebagai berikut:
a. Kondisi Fisik
1) Kondisi fisik candi
Candi Lumbung merupakan candi budha yang terdapat
didaerah Jawa Tengah. Lebih tepatnya berada di Dukuh Bener,
Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa
Tengah. Candi Lumbung tidak jauh berbeda dengan Candi
Sewu. Hal ini dapat dilihat dari bentuk candi-candi perwaranya
yang mirip dengan candi perwara di Sewu yakni atapnya yang
berbentuk stupa. Di Candi Lumbung juga terdapat prasasti yang
berbentuk seperti wanita. Candi Lumbung terdiri dari satu
candi utama dan dikelilingi 16 buah candi perwara.
Bagian Candi
Kondisi
Lumbung
1. Candi Utama Kondisi baik namun atap candi
mengalami kerusakan
2. Candi Perwara Ada 5 buah candi perwara masih utuh.
Sedangkan 11 candi perwara lain
kondisinya mengalami kerusakan
Pengunjung
Hari Biasa Hari Libur Panjang
9 Orang per minggu 23 orang
2
masyarakat sekitar. Pasalnya sebagian masyarakat dapat
bekerja di kawasan Candi Lumbung.
Dengan adanya kegiatan observasi dan wawancara di Candi Lumbung
diharapkan dapat memberikan informasi seputar candi. Selain itu, kami juga berharap
setelah adanya laporan serta video dapat menarik wisatawan untuk mengunjungi
Candi Lumbung.
2. Manfaat
a. Pembaca dapat mengetahui keadaan Candi Lumbung
b. Pembaca dapat mengetahui sejarah Candi Lumbung
c. Pembaca dapat menjaga dan melestarikan Candi Lumbung
d. Pembaca dapat menjadikan laporan ini sebagai sebagai referensi.
BAB II
3
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Candi
Candi berasal dari kata candhika grha yang berarti rumah Dewi
Candika, yaitu Dewi maut atau Dewi kematian Durga, oleh karena itu candi
selalu dihubungkan dengan monumen tempat pendharmaan untuk memuliakan
raja yang telah meninggal. Candi merupakan bangunan tempat ibadah dari
peninggalan masa lampau yang berasal dari agama Hindu-Budha. Istilah candi
tidak hanya digunakan oleh masyarakat untuk menyebut tempat ibadah saja,
tetapi juga sebagai istana, pemandian/petirtaan, gapura, dan sebagainya
(Daniel Agus Maryanto, 2007: 8).
Soekmono (1977: 241) menegaskan bahwa candi bukanlah makam,
tetapi bangunan kuil. Yudoseputro (1933: 118) mengemukakan bangunan
candi sebagai bangunan suci di India sendiri tidak dipakai. Bangunan kuil
tempat menyelenggarakan upacara agama Hindu di India dikenal dengan
sebutan vimanna yang berarti rumah dewa atau ratha yang berarti kendaraan
dewa, sedangkan untuk keperluan ibadah Budha di India dikenal dengan
sebutan stupa. Di Indonesia bangunan suci Budha disebut candi. Sebutan candi
di Indonesia menunjuk bangunan yang memiliki bermacam-macam fungsi
yaitu candi yang berfungsi sebagai kuil Hindu, candi sebagai stupa dan bihara
Budha, candi sebagai pintu gerbang, dan candi sebagai bale kambang
Berdasarkan pendapat para ahli disimpulkan bahwa candi adalah
monumen peringatan meninggalnya raja atau kerabatnya. Candi merupakan
salah satu peninggalan kebudayaan Hindu Budha di Indonesia. Beberapa candi
di kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah memberikan
inspirasi kepada masyarakat bahwa daerah ini dulu tentunya merupakan
daerah subur penuh keindahan dengan berbagai khasanah budaya yang
menunjukkan kekayaan penciptanya. Candi-candi yang terdapat di Kecamatan
Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah berdasarkan data dari Balai
Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah (BPCB Jateng) diantaranya yaitu
Candi Lumbung, Candi Sewu, Candi Bubrah, dan lain sebagainya.
Berdasarkan bagian-bagiannya candi terdiri atas tiga bagian meliputi
kaki, tubuh, dan atap. I Made Bandem (1998), menyatakan:
4
“Sebagai bangunan purbakala secara vertical candi memiliki wujud triangga
yaitu kepala badan dan kaki. Masing-masing bagian memiliki arti secara
simbolis yaitu kepala melambangkan alam atas tempat para dewa, badan
melambangkan alam antara yang mempunyai makna sebagai tempat manusia
yang telah meninggalkan keduniawian dan suci, kaki melambangkan alam
bawah yaitu tempat manusia biasa”.
Sedangkan Endang Hardiati menyatakan bahwa secara umum suatu
candi mempunyai bagian struktural yang terdiri kaki, tubuh, dan atap candi.
Tubuh candi mempunyai ruangan (garbhaghra) yang diisi arca dewa. Di
bagian luar dinding di ketiga luar penjuru lainnya biasanya diberi relung-
relung yang berukir relief atau diisi arca.
Candi Lumbung adalah candi Budha yang terletak di Dukuh Bener,
Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Adapun ciri-ciri Candi Lumbung ini adalah terdapat satu candi utama di
tengah dan dikelilingi oleh candi perwara yang berjumlah 16 candi. Selain itu,
dicandi lumbung terdapat prasasti yang mempunyai bentuk seperti wanita.
BAB III
METODE PENULISAN
5
Lexy J. Moleong menjelaskan bahwa metode penelitian adalah langkah dan prosedur
yang dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan
yang ditemukan dalam penelitian sehingga dapat dikatakan lebih lanjut bahwa penelitian
adalah cara atau prosedur yang ditempuh untuk menyelidiki, menemukan dan
mengembangkan kebenaran ilmu pengetahuan. Sebuah penelitian memerlukan data-data yang
diperlukan untuk memecahkan masalah. Adapun cara penyusunannya sebagai berikut:
1. Jenis Data
2. Sumber data
6
Sumber data sekunder adalah data yang digunakan untuk
mendukung primer yaitu melalui studi kepustakaan, dokumentasi,
buku, majalah, koran, arsip tertulis yang berhubungan dengan obyek
yang diteliti pada penelitian ini. Sumber data sekunder merupakan
sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data.
Sumber data sekunder ini akan mempermudah peneliti untuk
mengumpulkan data-data dan menganalisis hasil dari penelitian ini
yang nantinya dapat memperkuat temuan dan menghasilkan penelitian
yang mempunyai tingkat validitas yang tinggi. Adapun dalam
penelitian ini sumber data sekunder adalah dari jurnal yang telah
peneliti kumpulkan.
1. Internet
2. Wawancara
Penelitian ini bersifat lapangan atau field research, maka penulis melakukan
pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti. Observasi yang dilakukan yaitu
datang langsung ke tempat lokasi yaitu Candi Lumbung yang berada di kompleks
Candi Prambanan Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah Setelah
sampai lokasi penulis mengamati candi tersebut, setelah melakukan pengamatan
penulis melakukan wawancara dengan Narasumber yaitu bapak Marsono selaku
tourguide candi-candi di kompleks candi prambanan.Selanjutnya penulis mempotret
candi Lumbung dan melakukan take video dengan tujuan untuk mendapatkan data
7
secara visual dengan melihat objek secara langsung. Dalam mengumpulakan sumber
informasi lapangan, penulis terlebih dahulu menentukan narasumber yang mengetahui
seluk beluk Candi Lumbung.
Sebelum melakukan wawancara peneliti menyiapkan persiapan salah satunya
menulis pokok pertanyaan, membuat jadwal wawancara dengan informan terlebih
dahulu, menggunakan bahasa yang baik dalam bertanya, tidak terkesan memaksa serta
mencatat nama informan, tanggal, pekerjaan dengan harapan proses wawancara bisa
berjalan lancar sesuai yang diharapkan.
Selain itu penulis menggunakan media elektronik kamera untuk mengambil
gambar objek penelitian dan juga smartphone untuk merekam hasil wawancara.
Setelah data diperoleh dari bebagai sumber. Berikutnya adalah analisis data
(Interpretasi), data yang sudah dikumpulkan kemudian dianalisis. Analisis data
merupakan upaya mencari dan menyusun secara sistematis catatan dari hasil
observasi, wawancara dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang
kasus yang diteliti.
Tahap berikutnya adalah penulisan laporan, pemaparan atau pelaporan hasil
penelitian yang telah dilakukan. Pada tahap ini dilakukan penganalisisan data, baik
yang berupa fakta-fakta di lapangan maupun dari sumber tulis lain mengenai Candi
Lumbung. Dengan harapan menghasilkan rangkaian tulisan yang jelas dengan
kapasitas yang dimiliki oleh penulis.
8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
9
Gambar 4.2 Candi Perwara Gambar 4.3 Arca yang Menyerupai Wanita
Pada bagian luar dinding candi utama di keempat sisi dihiasi pahatan-pahatan gambar
lelaki dan perempuan dalam ukuran yang hampir sama dengan kenyataan, Atap candi
utama sudah hancur, namun diperkirakan berbentuk stupa dengan ujung runcing,
mirip atap candi perwara, sehingga atapnya menjadi berbentuk poligon. Tubuh candi
berdiri di atas batur setinggi sekitar 2,5 m. Candi perwara yang berjumlah 16 buah
berbaris mengelilingi candi utama Seluruh candi perwara menghadap ke arah candi
utama.Masing-masing candi perwara berdiri di atas batur setinggi sekitar 1 m dengan
denah dasar sekitar 3 m2. Dinding tubuh candi polos tanpa hiasan.
Pada tahun 2006 saat peristiwa gempa di Yogykarta, Candi-candi di kawasan
Prambanan merasakan dampak dari gempa tersebut. Banyak bangunan-bangunan
candi di kawasan Prambanan mengalami kerusakan, termasuk salah satunya adalah
Candi Lumbung, Upaya penyelamatan sudah dilakukan dengan mengumpulkan dan
memetakan lokasi batu-batu lepas. Sedangkan untuk penyelamatan strukturnya
(rescue) telah disusun rencana bentuk dan materialnya.
Susunan-susunan batu pada Candi Lumbung sudah banyak dilakukan
pemugaran, pemugaran sendiri dilakukan karena banyaknya kerusakan pada batu-batu
penyusun nya. Batu-batu pengganti ini terbuat dari bahan yang sama dengan batu asli
penyusun candi yakni batu andesit, batu yang baru diberi tanda dengan bulatan putih
cat sebagai penanda. Saat dilakukan pemugaran pun batu pengganti tidak langsung
ditempelkan saja melainkan candi harus dibongkar dari 0 lalu dipasang batu pengganti
tersebut. Saat dilakukan pemugaran, juga dilakukan semacam doa doa untuk
memintas keselamatan kepada Tuhan.
Candi Lumbung selain digunakan sebagai tempat wisata ternyata juga
digunakan sebagai tempat peribadatan umat Budha. umat Budha melakukan
10
peribadatan di candi ini biasanya ketika ada hari raya keagamaan seperti
Waisya.Candi Lumbung sendiri digunakan sebagai tempat pengambilan air suci yang
nantinya akan dibawa ke candi sewu.
Tenaga kerja yang mengurus Candi Lumbung ini sebanyak 3 orang, pekerja
ini tidak hanya membersihkan batu-batu candi melainkan juga membersihkan seluruh
area didaerah Candi Lumbung. Pembersihan candi tidak dilakukan sembarangan,
harus dengan penanganan khusus,alat yang digunakan biasanya berupa lidi, tidak
boleh menggunakan alat yang kasar seperti sikat dan lain-lain karena dikhawatirkan
akan merusak batu.
2. Nilai estetika, Candi Lumbung memiliki 17 buah candi yang terdiri dari 1 candi
induk dan 16 candi perwara,semua candi perwara berbentuk sama dengan
ketinggian yang sama pula,candi perwara melingkari dan menghadap candi
induk
3. Nilai religious, Candi Lumbung sampai saat ini juga digunakan sebagai tempat
ibadah umat Budha saat hari besar keagamaan seperti Waisya
4. Nilai kerja sama, untuk merawat dan mempromosikan Candi Lumbung tentu ada
pihak yang bekerjasama,yaitu antara pekerja dan dinas terkait juga masyarakat
sekitar yang bisa mempromosikan Candi Lumbung
C. Perilaku Manusia
b. Ramah
11
2. Perilaku pengunjung Candi Lumbung :
Candi Lumbung tidak hanya digunakan sebagai tempat parisiwata dan tempat
penelitian saja. Ternyata Candi Lumbung sejak jaman dahulu hingga sekarang juga
digunakan sebagai tempat peribadatan umat Budha tetutama pada hari besar
keagamaan seperti Waisya
BAB V
12
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
13
Http://eprints.uny.ac.id/23898/4/4.BAB%20II.pdf diakses pada Jumat, 6 Desember 2019,
Pukul 18.00 WIB
Https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjateng/candi-lumbung-2/ diakses pada Jumat, 6
Desember 2019, Pukul 09.00 WIB
I Made Bandem, Candi Sebagai Inspirasi Seni dan Budaya Pada Umumnya dan Seni
Pertunjukan Pada Khususnya, Yogyakarta: Yayasan Cempaka Kencana, 1998
Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000
LAMPIRAN
14
Lampiran I
Lampiran II
15
TRANSKRIP WAWANCARA CANDI LUMBUNG
16
gambar lelaki dan perempuan dalam ukuran yang
hampir sama dengan kenyataan.
2. Mengapa candi Budha bisa Karena keluarga kerajaan mataram kuno selaku
berdekatan dengan candi pendiri candi prambanan beragama Hindu, namun
Hindu? Rakai Panangkaran selaku pendiri Candi Lumbung
yang semula Siwa (Hindu). Ia diperintahkan
ayahandanya untuk beragama Budha, dan ia memang
menjadi seorang Budhist yang amat taat
3. Apakah candi ini juga sering Candi Lumbung juga digunakan sebagai tempat
digunakan untuk tempat peribadatan umat Budha saat Waisya, candi ini
peribadatan? digunakan sebagai tempat pengambilan air suci
4. Kegunaan candi dimasa Selain tempat wisata, candi ini juga digunakan
sekarang ini selain sebagai sebagai tempat peribadatan umat Budha, pada saat
tempat wisata, biasanya Waisya umat Budha menggunakan Candi ini untuk
digunakan sebagai apa saja? pengambilan air suci yang nantinya akan dibawa ke
Candi Sewu
5. Apakah bagian-bagian yang Tentunya tidak, karena candi ini sudah dilakukan
ada di Candi Lumbung ini beberapa kali pemugaran
masih lengkap seperti dulu?
17
batu-batu penyusun candi beberapa ada yang retak
dan roboh. Pemugaran sendiri baru bisa dilakukan
setelah ditemukan 75% batu asli penyusun candi, batu
penggantinya pun terbuat dari bahan yang sama
dengan batu asli, batu yang digunakan adalah jenis
batu andesit. Ketika dilakukan pemugaran bangunan
candi harus dibongkar dari 0.
7. Untuk perawatan Candi Untuk perawatan candi, bisa manual kering dan
Lumbung ini dilakukan manual basah. Manual kering biasanya hanya
dengan cara apa saja? Dan menggunakan lidi saja, karena jika menggunakan
waktunya dilakukan setiap sikat atau yang lain dapat merusak batu candi, selain
apa? itu kalau manual basah dengan menggunakan air saja.
Perawatan Candi Lumbung dilakukan sebanyak 2 kali
dalam sebulan.
8. Candi Lumbung ini dikelola Candi Lumbung ini dikelola BUMN. Hal ini dapat
dibawah naungan siapa? dilihat dari pihak negara melalui pemerintah setempat
(BPCB Jateng) melakukan pemugaran Candi
Lumbung ini.
9. Untuk masalah keamanan di Keamanan di candi lumbung ini sangatlah baik. Hal
candi ini, penjagaannya ini dikarenakan ada pihak yang menjaga Candi
bagaimana? Lumbung
10. Untuk data pengunjung di Pengunjung Candi Lumbung dalam satu minggu
18
Candi Lumbung, biasanya sekitar 9 orang. Biasanya pada hari libur terjadi
terdapat berapa wisatawan lonjakan pengunjung.
yang datang dalam 1 minggu?
11. Bagaimana cara Jadi ada pihak tersendiri yang mempromosikan Candi
mempromosikan Candi Lumbung ini. Pihak yang mempromosikan masih
Lumbung ini ke wisatawan? sama dengan pihak yang mempromosikan Candi
Prambanan. Candi Lumbung terlihat sepi dikarenakan
wisatawan lebih mengenal Candi Prambanan jika
dibandingkan candi lumbung ini. Selain itu, ketika
pengunjung berkeliling menggunakan sattle
berhentinya di Candi Sewu. Hal ini juga berpengaruh
terhadap pengetahuan wisatawan seputar Candi
Lumbung.
12. Apa saja yang menjadi Candi itu tidak meninggikan maupun merendahkan
kelebihan dan yang dengan candi lain. Sebab candi itu mempunyai
ditonjolkan dari Candi sejarahnya sendiri-sendiri. Kalau Candi Lumbung ini
Lumbung ini daripada candi- terdapat satu candi utama dan dikelilingi enam candi
candi lain? perwara. Dalam candi lumbung ini juga mempunyai
satu arca
15. Selain nilai budaya dan Terdapat nilai religius sebab ketika hari waisya
sejarah, nilai lain apa yang terdapat kaum budha bersembahyang di Candi
dapat wisatawan atau Lumbung. Kaum budha (biksu) bersembayang
pengunjung dapatkan ketika dengan membawa bunga dan dupa. Selain itu, kaum
berkunjung ke Candi ini? budha tersebut ketika masuk candi lumbung ini
melepas sandal mereka sebab candi lumbung ini
dianggap suci.
16. Apa arti Candi Lumbung? Kata lumbung sendiri dapat dilihat seperti wadah
pangan atau tempat menumbuk padi ( lumbung padi)
17. Adakah ritual atau upacara Kalau semua pihak berkumpul kemudian
adat ketika dilakukan memanjatkan doa untuk meminta kelancaran.
pemugaran?
20
Lampiran III
21
Denah Lokasi
Lampiran IV
22
Foto Bersama Narasumber Foto Anggota Kelompok
23