Anda di halaman 1dari 9

Askep Sehat Jiwa Anak Pra Sekolah

A. Pengkajian

Pengkajian keperawatan merupakan tahap dasar dari seluruh proses keperawatan dengan tujuan
mengumpulkan informasi dan data-data pasien guna mengidentifikasi masalah-masalah,
kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien,baik fisik, mental, sosial dan lingkungan. Pengkajian
yang sistematis dalam keperawatan dibagi dalam lima tahap kegiatan, meliputi pengumpulan
data,analisis data, sistematika data, penentuan masalah, dan dokumentasi data.

Dalam melakukan pengkajian keperawatan ada lima tahapan kegiatan seperti yang telah kita
sebutkan diatas yaitu pengumpulan data, analisis data, sistematika data, penentuan masalah dan
dokumentasi data.

Tipe Data :

1. Data Subjektif adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap suatu
situasi dan kejadian. Informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh perawat, mencakup persepsi,
perasaan, ide klien tentang status kesehatannya.

2. Data Objektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur, dapat diperoleh menggunakan
panca indera (lihat, dengar, cium, raba) selama pemeriksaan fisik.

Pengkajian pada kesehatan jiwa anak prasekolah

1. Kaji Keluarga

a.Pengetahuan keluarga

b.Peran orang tua

2. Kaji Anak

a. Perkembangan fisik, yang perlu di kaji antara lain:


- Berat badan anak, biasanya meningkat kira-kira 2.5 kg per tahun. Berat badan rata-rata pada
usia 6 tahun adalah kira-kira 23 Kg terkait dengan nutrisi anak.

- Pertumbuhan anak ( tinggi badan 2 – 3 inchi per tahun ).

- Perkembangan motorik pada anak. Terjadi peningkatankoordinasi otot besar dan halus,
sehingga mereka dapat berlaridengan baik, berjalan naik dan turun dengan mudah dan belajar
untuk melompat.

- Kebiasaan makan, tidur dan eliminasi anak.

b.Perkembangan kognitif, yang perlu dikaji antara lain :

- Pengetahuan anak yang berhubungan dengan pengalaman konkret.

- Perkembangan moral usia anak terkait dengan pemahaman tentang perilaku yang disadari
secara sosial benar atau salah.

- Perkembangan bahasa anak ternasuk kosakata, yangmemungkinkan penggabungan berbagai


personifikasi yang berbeda.

c. Perkembangan psiko-sosial

- Bagaimana hubungan anak dengan teman sebayanya.

- Kaji permainan anak. Permainan anak prasekolah menjadi lebih sosial, mereka berganti dari
bermain paralel ke jenis asosiatif.

d. Persepsi kesehatan

Kita mengkaji persepsi kesehatan melaui keluarga, pola hidup mereka, sensasi pada tubuh anak
itu sendiri, dan kemampuan orang tua untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang biasanya
membantu anak-anak mengembangkan perilaku sehat mereka, berpakaian danmakan.

B. Diagnosa keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah bagian dari proses keperawatan dan merupakan penilaian klinis
tentang pengalaman/tanggapan individu, keluarga, atau masyarakat terhadap masalah kesehatan
aktual/potensial/proses kehidupan.

Diagnosis keperawatan berdasarkan pada masalah yang muncul pada saat pengkajian, meliputi:

1. Diagnosa aktual

Penilaian klinis tentang pengalaman/tanggapan individu, keluarga, atau masyarakat terhadap


masalah kesehatan yang terjadi saat ini (Here and Now).

2. Diagnosa risiko

Mewakili kerentanan terhadap masalah kesehatan.

3. Diagnosa potensial

Diagnosa potensial adalah promosi kesehatan untuk mengidentifikasi bidang-bidang yang dapat
ditingkatkan mengenai kesehatan.

4.Diagnosa sindrom

Sedangkan diagnosa sindrom mengidentifikasi gangguan kesehatan yang tejadi secara bersamaan
dan melalui perencanaan yang sama.

Diagnosa keperawatan mengintegrasikan keterlibatan pasien, jika memungkinkan, di seluruh


proses. NANDA International (NANDA-I) adalah badan profesional yang mengembangkan,
meneliti dan menyempurnakan taksonomi resmi diagnosis keperawatan.

Diagnosa yang mungkin muncul adalah

1. Resiko keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan b.d

-Orang tua kurang pengetahuan


- Dukungan orang tua yang tidak adekuat, tidak sesuai

-Stressor yang berkaitan dengan sekolah

- Keterbatasan kesempatan untuk memenuhi kebutuhan sosial, bermain atau pendidikan sekunder

2. Defisit pengetahuan orang tua berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai


pertumbuhan dan perkembangan anak.

3. Hambatan interaksi sosial berhubungan dengan hambatan bahasa

C. Intervensi Keperawatan

Menurut Nursing Interventions Classification (NIC) (2013), intervensi keperawatan merupakan


suatu perawatan yang dilakukan perawat berdasarkan penilaian klinis dan pengetahuan perawat
untuk meningkatkan outcoem pasien/klien.
Intervensi keperawatan adalah panduan untuk perilaku spesifik yang diharapkan dari klien, dan
atau/atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat. Intervensi dilakukan untuk membantu
klien mencapai hasil yang diharapkan (Deswani, 2009).

Langkah-Langkah Perencanaan

1. Menentukan Prioritas Masalah

2. Merumuskan Kriteria Hasil

D. Implementasi

1. Pengertian Implementasi keperawatan

Implementasi keperawatan adalah kategori dari perilaku keperawatan, dimana perawat


melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari
asuhan keperawatan (Potter & Perry 1997, dalam Haryanto, 2007).
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat
untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang
lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon, 1994, dalam Potter &
Perry, 2011).

Jadi, implemetasi keperawatan adalah kategori serangkaian perilaku perawat yang


berkoordinasi dengan pasien, keluarga, dan anggota tim kesehatan lain untuk membantu masalah
kesehatan pasien yang sesuai dengan perencanaan dan kriteria hasil yang telah ditentukan dengan
cara mengawasi dan mencatat respon pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilakukan.

2. Jenis implementasi keperawatan

Dalam pelaksanaannya terdapat tiga jenis implementasi keperawatan, antara lain:

a. Independent implementations.

Adalah implementasi yang diprakarsai sendiri oleh perawat untuk membantu klien dalam
mengatasi masalahnya sesuai dengan kebutuhan, misalnya: membantu dalam memenuhi activity
daily living (ADL), memberikan perawatan diri, mengatur posisi tidur, menciptakan lingkungan
yang terapeutik, memberikan dorongan motivasi, pemenuhan kebutuhan psiko-sosio-spiritual,
perawatan alat invasive yang dipergunakan klien, melakukan dokumentasi, dan lain-lain.

b. Interdependen/ Collaborative implementations.

Adalah tindakan keperawatan atas dasar kerjasama sesama tim keperawatan atau dengan tim
kesehatan lainnya, seperti dokter. Contohnya dalam hal pemberian obat oral, obat injeksi, infus,
kateter urin, naso gastric tube (NGT), dan lain-lain. Keterkaitan dalam tindakan kerjasama ini
misalnya dalam pemberian obat injeksi, jenis obat, dosis, dan efek samping merupakan
tanggungjawab dokter tetapi benar obat, ketepatan jadwal pemberian, ketepatan cara pemberian,
ketepatan dosis pemberian, dan ketepatan klien, serta respon klien setelah pemberian merupakan
tanggung jawab dan menjadi perhatian perawat.

c. Dependent implementations.
Adalah tindakan keperawatan atas dasar rujukan dari profesi lain, seperti ahli gizi,
physiotherapies, psikolog dan sebagainya, misalnya dalam hal: pemberian nutrisi pada klien
sesuai dengan diit yang telah dibuat oleh ahli gizi, latihan fisik (mobilisasi fisik) sesuai dengan
anjuran dari bagian fisioterapi.

3. Prinsip implementasi keperawatan

Ada tiga prinsip pedoman implementasi keperawatan (Haryanto,2007), yaitu :

a. Mempertahankan keamanan klien

Keamanan merupakan focus utama dalam melakukan tindakan. Oleh karena, tindakan yang
membahayakan tidak hanya dianggap sebagai pelanggaran etika standar keperawatan
professional, tetapi juga merupakan suatu tindakan pelanggaran hukum yang dapat ditutut.

b. Memberikan asuhan yang efektif

Asuhan yang efektif adalah memberiakan asuhan sesuai dengan yang harus dilakukan semakin
baik pengetahuan dan pengalaman seorang perawat, maka semakin efektif asuhan yang
diberikan.

c. Memberikan asuhan seefisien mungkin

Asuhan yang efisien berarti perawat dalam memberikan asuhan dapat mengunakan waktu sebaik
mungkin sehingga dapat menyelesaikan masalah kilen.

4. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dan diperhatikan dalam implementasi keperawatan

Secara operasional hal-hal yang perlu diperhatikan perawat dalam pelaksanaan


implementasi keperawatan adalah:

a. Pada tahap persiapan.


1) Menggali perasaan, analisis kekuatan dan keterbatasan professional pada diri sendiri.

2) Memahami rencana keperawatan secara baik.

3) Menguasai keterampilan teknis keperawatan.

4) Memahami rasional ilmiah dari tindakan yang akan dilakukan.

5) Mengetahui sumber daya yang diperlukan.

6) Memahami kode etik dan aspek hukum yang berlaku dalam pelayanan keperawatan.

7) Memahami standar praktik klinik keperawatan untuk mengukur keberhasilan.

8) Memahami efek samping dan komplikasi yang mungkin muncul.

9) Penampilan perawat harus menyakinkan.

b. Pada tahap kerja.

1) Mengkomunikasikan atau menginformasikan kepada klien tentang keputusan tindakan


keperawatan yang akan dilakukan oleh perawat.

2) Beri kesempatan kepada klien untuk mengekspresikan perasaannya terhadap penjelasan


yang telah diberikan oleh perawat.

3) Menerapkan pengetahuan intelektual, kemampuan hubungan antar manusia dan kemampuan


teknis keperawatan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan yang diberikan oleh perawat.

4) Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat pelaksanaan tindakan adalah energi klien,
pencegahan kecelakaan dan komplikasi, rasa aman, privasi, kondisi klien, respon klien terhadap
tindakan yang telah diberikan.

c. Pada tahap terminasi.

1) Terus memperhatikan respons klien terhadap tindakan keperawatan yang telah diberikan.
2) Tinjau kemajuan klien dari tindakan keperawatan yang telah diberikan.

3) Lakukan pendokumentasian.

E. Evaluasi keperawatan

Evaluasi merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk menilai apakah tindakan keperawatan
yang telah dilakukan tercapai atau tidak untuk mengatasi suatu masalah. (Meirisa, 2013). Pada
tahap evaluasi, perawat dapat mengetahui seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana
tindakan, dan pelaksanaan telah tercapai.

Hasil Evaluasi :

1. Tujuan tercapai/masalah teratasi: jika klien menunjukkan perubahan sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan
2. Tujuan tercapai sebagian/masalah teratasi sebagian: jika klien menunjukkan perubahan
sebagian dari standar dan kriteria yang telah ditetapkan.
3. Tujuan tidak tercapai/masalah tidak teratasi: jika klien tidak menunjukkan perubahan dan
kemajuan sama sekali dan bahkan timbul masalah baru.

Penentuan masalah teratasi, teratasi sebagian, atau tidak teratasi adalah dengan cara
membandingkan antara SOAP dengan tujuan dan kriteria hasil yang telah ditetapkan.

S (Subjective) : adalah informasi berupa ungkapan yang didapat dari klien setelah tindakan
diberikan.

O (Objective) : adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan, penilaian, pengukuran
yang dilakukan oleh perawat setelah tindakan dilakukan.
A (Analisis) : adalah membandingkan antara informasi subjective dan objective dengan tujuan
dan kriteria hasil, kemudian diambil kesimpulan bahwa masalah teratasi, teratasi sebahagian,
atau tidak teratasi.
P (Planning) : adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan dilakukan berdasarkan hasil
analisa.

Daftar Pustaka

Bulechek, G.M, dkk. (2013). Nursing Interventions Classification (NIC), Ed 6. Ahli Bahasa
Intansari & Roxsana. Yogyakarta: Mocomedia.

Carpenito, L. J. (2013). Buku Saku Diagnosis keperawatan. Edisi 13. Jakarta : EGC

Tarwoto, & Wartono. (2015). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Yogyakarta:
Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai