A. Pengkajian
Pengkajian keperawatan merupakan tahap dasar dari seluruh proses keperawatan dengan tujuan
mengumpulkan informasi dan data-data pasien guna mengidentifikasi masalah-masalah,
kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien,baik fisik, mental, sosial dan lingkungan. Pengkajian
yang sistematis dalam keperawatan dibagi dalam lima tahap kegiatan, meliputi pengumpulan
data,analisis data, sistematika data, penentuan masalah, dan dokumentasi data.
Dalam melakukan pengkajian keperawatan ada lima tahapan kegiatan seperti yang telah kita
sebutkan diatas yaitu pengumpulan data, analisis data, sistematika data, penentuan masalah dan
dokumentasi data.
Tipe Data :
1. Data Subjektif adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap suatu
situasi dan kejadian. Informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh perawat, mencakup persepsi,
perasaan, ide klien tentang status kesehatannya.
2. Data Objektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur, dapat diperoleh menggunakan
panca indera (lihat, dengar, cium, raba) selama pemeriksaan fisik.
1. Kaji Keluarga
a.Pengetahuan keluarga
2. Kaji Anak
- Perkembangan motorik pada anak. Terjadi peningkatankoordinasi otot besar dan halus,
sehingga mereka dapat berlaridengan baik, berjalan naik dan turun dengan mudah dan belajar
untuk melompat.
- Perkembangan moral usia anak terkait dengan pemahaman tentang perilaku yang disadari
secara sosial benar atau salah.
c. Perkembangan psiko-sosial
- Kaji permainan anak. Permainan anak prasekolah menjadi lebih sosial, mereka berganti dari
bermain paralel ke jenis asosiatif.
d. Persepsi kesehatan
Kita mengkaji persepsi kesehatan melaui keluarga, pola hidup mereka, sensasi pada tubuh anak
itu sendiri, dan kemampuan orang tua untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang biasanya
membantu anak-anak mengembangkan perilaku sehat mereka, berpakaian danmakan.
B. Diagnosa keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah bagian dari proses keperawatan dan merupakan penilaian klinis
tentang pengalaman/tanggapan individu, keluarga, atau masyarakat terhadap masalah kesehatan
aktual/potensial/proses kehidupan.
Diagnosis keperawatan berdasarkan pada masalah yang muncul pada saat pengkajian, meliputi:
1. Diagnosa aktual
2. Diagnosa risiko
3. Diagnosa potensial
Diagnosa potensial adalah promosi kesehatan untuk mengidentifikasi bidang-bidang yang dapat
ditingkatkan mengenai kesehatan.
4.Diagnosa sindrom
Sedangkan diagnosa sindrom mengidentifikasi gangguan kesehatan yang tejadi secara bersamaan
dan melalui perencanaan yang sama.
- Keterbatasan kesempatan untuk memenuhi kebutuhan sosial, bermain atau pendidikan sekunder
C. Intervensi Keperawatan
Langkah-Langkah Perencanaan
D. Implementasi
a. Independent implementations.
Adalah implementasi yang diprakarsai sendiri oleh perawat untuk membantu klien dalam
mengatasi masalahnya sesuai dengan kebutuhan, misalnya: membantu dalam memenuhi activity
daily living (ADL), memberikan perawatan diri, mengatur posisi tidur, menciptakan lingkungan
yang terapeutik, memberikan dorongan motivasi, pemenuhan kebutuhan psiko-sosio-spiritual,
perawatan alat invasive yang dipergunakan klien, melakukan dokumentasi, dan lain-lain.
Adalah tindakan keperawatan atas dasar kerjasama sesama tim keperawatan atau dengan tim
kesehatan lainnya, seperti dokter. Contohnya dalam hal pemberian obat oral, obat injeksi, infus,
kateter urin, naso gastric tube (NGT), dan lain-lain. Keterkaitan dalam tindakan kerjasama ini
misalnya dalam pemberian obat injeksi, jenis obat, dosis, dan efek samping merupakan
tanggungjawab dokter tetapi benar obat, ketepatan jadwal pemberian, ketepatan cara pemberian,
ketepatan dosis pemberian, dan ketepatan klien, serta respon klien setelah pemberian merupakan
tanggung jawab dan menjadi perhatian perawat.
c. Dependent implementations.
Adalah tindakan keperawatan atas dasar rujukan dari profesi lain, seperti ahli gizi,
physiotherapies, psikolog dan sebagainya, misalnya dalam hal: pemberian nutrisi pada klien
sesuai dengan diit yang telah dibuat oleh ahli gizi, latihan fisik (mobilisasi fisik) sesuai dengan
anjuran dari bagian fisioterapi.
Keamanan merupakan focus utama dalam melakukan tindakan. Oleh karena, tindakan yang
membahayakan tidak hanya dianggap sebagai pelanggaran etika standar keperawatan
professional, tetapi juga merupakan suatu tindakan pelanggaran hukum yang dapat ditutut.
Asuhan yang efektif adalah memberiakan asuhan sesuai dengan yang harus dilakukan semakin
baik pengetahuan dan pengalaman seorang perawat, maka semakin efektif asuhan yang
diberikan.
Asuhan yang efisien berarti perawat dalam memberikan asuhan dapat mengunakan waktu sebaik
mungkin sehingga dapat menyelesaikan masalah kilen.
6) Memahami kode etik dan aspek hukum yang berlaku dalam pelayanan keperawatan.
4) Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat pelaksanaan tindakan adalah energi klien,
pencegahan kecelakaan dan komplikasi, rasa aman, privasi, kondisi klien, respon klien terhadap
tindakan yang telah diberikan.
1) Terus memperhatikan respons klien terhadap tindakan keperawatan yang telah diberikan.
2) Tinjau kemajuan klien dari tindakan keperawatan yang telah diberikan.
3) Lakukan pendokumentasian.
E. Evaluasi keperawatan
Evaluasi merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk menilai apakah tindakan keperawatan
yang telah dilakukan tercapai atau tidak untuk mengatasi suatu masalah. (Meirisa, 2013). Pada
tahap evaluasi, perawat dapat mengetahui seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana
tindakan, dan pelaksanaan telah tercapai.
Hasil Evaluasi :
1. Tujuan tercapai/masalah teratasi: jika klien menunjukkan perubahan sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan
2. Tujuan tercapai sebagian/masalah teratasi sebagian: jika klien menunjukkan perubahan
sebagian dari standar dan kriteria yang telah ditetapkan.
3. Tujuan tidak tercapai/masalah tidak teratasi: jika klien tidak menunjukkan perubahan dan
kemajuan sama sekali dan bahkan timbul masalah baru.
Penentuan masalah teratasi, teratasi sebagian, atau tidak teratasi adalah dengan cara
membandingkan antara SOAP dengan tujuan dan kriteria hasil yang telah ditetapkan.
S (Subjective) : adalah informasi berupa ungkapan yang didapat dari klien setelah tindakan
diberikan.
O (Objective) : adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan, penilaian, pengukuran
yang dilakukan oleh perawat setelah tindakan dilakukan.
A (Analisis) : adalah membandingkan antara informasi subjective dan objective dengan tujuan
dan kriteria hasil, kemudian diambil kesimpulan bahwa masalah teratasi, teratasi sebahagian,
atau tidak teratasi.
P (Planning) : adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan dilakukan berdasarkan hasil
analisa.
Daftar Pustaka
Bulechek, G.M, dkk. (2013). Nursing Interventions Classification (NIC), Ed 6. Ahli Bahasa
Intansari & Roxsana. Yogyakarta: Mocomedia.
Carpenito, L. J. (2013). Buku Saku Diagnosis keperawatan. Edisi 13. Jakarta : EGC
Tarwoto, & Wartono. (2015). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Yogyakarta:
Salemba Medika