Anda di halaman 1dari 12

Makalah

PERSPEKTIF ISLAM DALAM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI.

Disusun
Oleh:

YUDHA FRASETIA
2009110033

Dosen Pembimbing:
Barmawi, M.si

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ACEH
BANDA ACEH
2020

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................... i
KATA PENGANTAR..................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
C. Tujuan................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3
A. Kunjungan Rumah................................................................................ 3
1. Jadwal kunjungan rumah................................................................ 3
2. Perencanaan kunjungan rumah....................................................... 5
3. Keuntungan dan Keterbatasan Kunjungan Rumah Masa Nifas...... 6
B. Asuhan Lanjutan Masa Nifas Dirumah................................................. 6
1. Asuhan kebidanan pada ibu nifas................................................... 6
2. Asuhan masa nifas pada bayi.......................................................... 14
C. Penyuluhan Masa Nifas........................................................................ 16
1. Nutrisi............................................................................................. 16
2. Kebersihan pada ibu dan bayinya................................................... 17
3. Istirahat dan tidur............................................................................ 18
4. Pemberian ASI................................................................................ 18
5. Latihan atau senam nifas................................................................. 20
6. Perawatan payudara........................................................................ 21
7. Hubungan Seksual.......................................................................... 22
8. Keluarga Berencana........................................................................ 22
9. Tanda-tanda Bahaya........................................................................ 23

BAB III PENUTUP......................................................................................... 21


A. Kesimpulan........................................................................................... 24
B. Saran...................................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 26

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkah rahmat
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “PERSPEKTIF ISLAM
DALAM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI. “ Kami menyadari bahwa makalah ini
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang sudah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini dan juga kepada bapak Barmawi, M.si selaku dosen yang telah
membimbing dalam menyusun makalah ini.

Aceh Besar, 20 Oktober 2020

Penulis

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam merupakan agama yang sempurna dengan segala konsep ajarannya. Tidak
ada satupun dari perkara di dunia ini, kecuali Islam pasti dapat menjelaskannya, baik
perkara tersebut adalah perkara yang terdapat pada zaman Rasulullah SAW atau baru
muncul belakangan ini (kontemporer).
Salah satu isu kontemporer yang menuai banyak kontoversi belakangan ini adalah
seputar penggunaan alat kontrasepsi. Sebagai upaya pencegah atau penunda kehamilan.
Hal tersebut cukup banyak memancing polemik yang panjang di berbagai kalangan
dalam event-event dialog. Disebabkan penulis memandang urgen-nya masalah tersebut,
maka dalam makalah ini penulis mencoba memaparkannya dalam perspektif Islam.     

B. Rumusan Masalah
Masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah Perspektif islam dalam
penggunaan alat kontrasepsi.

C. Tujuan
Untuk mengetahui Perspektif islam dalam penggunaan alat kontrasepsi.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Deskripsi Seputar Alat Kontrasepsi


Secara global, alat kontrasepsi terbagi dalam tiga bagian besar. Yaitu kontrasepsi
mekanik, hormonal, dan kontrasepsi mantap.
a. Kontrasepsi Mekanik
Dinamakan mekanik karena sifatnya sebagai pelindung. Maksudnya adalah
kontrasepsi ini mencegah bertemunya sperma dan sel telur dalam rahim. Ada
beberapa kontrasepsi yang termasuk dalam kategori ini:
1) Kondom
Kondom terbuat dari bahan karet yang tipis dan elastis. Bentuknya seperti
kantong.
Fungsi kondom untuk menampung sperma sehingga tidak masuk ke dalam
vagina. Perlindungan tersebut efektif 90 persen. Rata-rata, dari 100 pasangan
dalam setahun, sekitar 4 wanita yang hamil.
2) Diafragma
Bentuk mirip kondom. Terbuat dari bahan karet dan agak tebal.
Kontrasepsi ini dimasukkan ke dalam vagina, semacam sekat yang dapat
mencegah masuknya sperma ke dalam rahim. Karena bahannya lebih tebal
dari kondom, kontrasepsi ini tidak mungkin bocor.
3) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
Alat Kontrasepsi dalam Rahim/AKDR/IUD lebih dikenal dengan nama
spiral. Berbentuk alat kecil dan banyak macamnya. Ada yang terbuat dari
plastik seperti bentuk huruf S (Lippes Loop). Ada pula yang terbuat dari
logam tembaga berbentuk seperti angka tujuh (Copper Seven) dan mirip huruf
T (Copper T). Selain itu, ada berbentuk sepatu kuda (Multiload).
Alat  ini dimasukkan ke dalam rahim oleh dokter dengan bantuan alat.
Benda asing dalam rahim ini akan menimbulkan reaksi yang dapat mencegah

5
bersarangnya sel telur yang telah dibuahi di dalam rahim. Alat ini dapat
bertahan dalam rahim selama 2-5 tahun.
4) Spermisida
Kontrasepsi ini merupakan senyawa kimia yang dapat melumpuhkan
sampai membunuh sperma. Bentuknya bisa busa, jeli, krim, tablet vagina,
tablet, atau aerosol. Sebelum melakukan hubungan seksual, alat ini
dimasukkan ke dalam vagina. Setelah kira-kira 5-10 menit hubungan seksual
dapat dilakukan. Penggunaan spermisida ini kurang efektif bila tidak
dikombinasi dengan alat lain, seperti kondom atau diafragma.
b.  Kontrasepsi Hormonal
Kontrasepsi ini menggunakan hormon, dari progesteron sampai kombinasi
estrogen dan progesteron. Penggunaan kontrasepsi ini dilakukan dalam bentuk pil,
suntikan, atau susuk.
Pada prinsipnya, mekanisme kerja hormon progesteron adalah mencegah
pengeluaran sel telur dari indung telur, mengentalkan cairan di leher rahim sehingga
sulit ditembus sperma, membuat lapisan dalam rahim menjadi tipis dan tidak layak
untuk pertumbuhan hasil konsepsi, saluran telur menjadi lambat sehingga
mengganggu saat bertemunya sperma dan sel telur.

1) Pil atau Tablet


Cara menggunakannya, diminum setiap hari secara teratur. Ada dua cara
meminumnya yaitu sistem 28 dan sistem 22/21. Untuk sistem 28, pil diminum
terus tanpa pernah berhenti (21 tablet pil kombinasi dan 7 tablet plasebo).
Sedangkan sistem 22/21, minum pil terus-menerus, kemudian dihentikan
selama 7-8 hari untuk mendapat kesempatan menstruasi. Jadi, dibuat dengan
pola pengaturan haid (sekuensial).

2) Suntikan
Kontrasepsi suntikan mengandung hormon sintetik. Penyuntikan ini
dilakukan 2-3 kali dalam sebulan. Suntikan setiap 3 bulan *(Depoprovera)*,
setiap 10 minggu *(Norigest)*, dan setiap bulan *(Cyclofem)*.

6
3) Susuk
Disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada
lengan kiri atas. Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus
silastik (plastik berongga) dan ukurannya sebesar batang korek api. Susuk
dipasang seperti kipas dengan enam buah kapsul. Susuk tersebut akan
mengeluarkan hormon tersebut sedikit demi sedikit. Jadi, konsep kerjanya
menghalangi terjadinya ovulasi dan menghalangi migrasi sperma.

c. Kontrasepsi Mantap
Dipilih dengan alasan sudah merasa cukup dengan jumlah anak yang dimiliki.
Caranya, suami-istri dioperasi (vasektomi untuk pria dan tubektomi untuk wanita).
Tindakan dilakukan pada saluran bibit pada pria dan saluran telur pada wanita,
sehingga pasangan tersebut tidak akan mendapat keturunan lagi.

B. Kontrasepsi dalam Pandangan Islam


Ada dua hal yang pertama kali harus dapat di ketahui perbedaannya dengan jelas:
yakni menunda kehamilan dan membatasi kehamilan.
Menunda kehamilan berarti mencegah kehamilan sementara, untuk memberikan
jarak pada kelahiran yang sebelumnya. Sedangkan membatasi kehamilan atau membatasi
kelahiran, berarti mencegah kehamilan untuk selamalamanya setelah mendapatkan
jumlah anak yang diinginkan.
Pada permasalahan yang kedua, yakni membatasi kehamilan atau membatasi
kelahiran, dengan jalan mensterilkan rahim, dan pengangkatan rahim, dengan tanpa
sebuah alasan yang dapat dibenarkan oleh syariat, maka hal tersebut telah jelas
keharamannya. Kecuali pada keadaan dimana seorang wanita terkena kanker ganas atau
yang semacamnya pada rahimnya, dan ditakutkan akan membahayakan keselamatannya,
maka Insya Allah hal ini tidak mengapa. Sedangkan pada permasalahan yang pertama,
yakni mencegah kehamilan untuk menunda dan memberi jarak pada kelahiran yang
sebelumnya, berikut ulasannya:

7
Jarak kelahiran dan kehamilan kembali yang terlalu dekat memang kurang baik
dampaknya bagi anak, ibu, dan janin.Mengapa?
 Pertama, anak akan kekurangan suplai ASI. Ketika seorang ibu hamil
kembali dan ada anak yang masih berada dalam masa penyusuannya,
maka produksi ASI yang dihasilkannya akan berkurang. Menurut dokter,
sekurang- kurang 6 bulan jika Anda ingin hamil kembali setelah Anda
melahirkan. Dan jangan lupakan, bahwa anak-anak memiliki hak untuk
mendapatkan ASI terbaik dan pendidikan terbaik di usia dininya.
 Kedua, kondisi ibu belum pulih benar. Setelah hamil selama lebih dari 9
bulan, kemudian melahirkan, maka seorang ibu membutuhkan waktu
untuk membuat tubuhnya kembali fit. Apalagi jika masih ada bayi yang
membutuhkan perhatian ekstra seorang ibu. Inilah perjuangan seorang ibu,
namun harus pastikan juga anda tetap menjaga kesehatan anda dan
keluarga anda.
 Ketiga, janin yang dikandung memiliki resiko lebih besar dan lebih tinggi
untuk lahir prematur, bayi meninggal, dan bayi cacat lahir. Karena itu,
tunggulah sampai setahun dua tahun untuk kembali hamil. Untuk menjaga
jarak kehamilan, ada wanita yang secara alami tidak hamil kembali selama
berbulan-bulan pasca melahirkan. Keadaan alami ini bisa karena faktor
menyusui, KB kalender, atau ‘azl. ‘Azl adalah mengeluarkan sperma laki-
laki di luar vagina wanita dengan tujuan untuk mencegah kehamilan. Dari
Jabir ra berkata: Kami melakukan ‘azl pada masa nabi SAW dimana al-
Qur’an masih terus diturunkan, dan hal tersebut diketahui oleh nabi saw
tetapi beliau tidak melarangnya. (HR. Al-Bukhari (no. 5209) kitab an-
Nikaah, Muslim (no. 1440) kitab an-Nikaah).23
Beberapa alasan yang diperbolehkan untuk melakukan penundaan kehamilan adalah:
 Seorang wanita tertimpa penyakit di dalam rahimnya, atau anggota badan yang lain,
sehingga berbahaya jika hamil.
 Jika sudah memiliki anak banyak, sedangkan istri keberatan jika hamil lagi, dengan
niatan untuk memberikan pendidikan usia dini bagi anak, sampai siap untuk hamil
kembali.

8
 jika penggunaannya dengan maksud berkonsentrasi dalam berkarier atau supaya hidup
senang atau hal-hal lain yang serupa dengan itu, sebagaimana yang dilakukan
kebanyakan wanita zaman sekarang, maka hal itu tidak boleh hukumnya.24 Hadis nabi
yang artinya berbunyi:
“Menikahlah kalian dengan wanita yang penyayang lagi subur, karena (pada hari kiamat
nanti) aku membanggakan banyaknya jumlah kalian di hadapan umat-umat yang
lain.”(HR. Abu Dawud no. 2050).

C. Pembahasan Hukum Halal-Haram Alat Kontrasepsi


Ada 3 macam penggunan alat pencegah kehamilan:
1. Penggunaan alat yang dapat mencegah kehamilan untuk
selamanya.Hukumnya tidak boleh, sebab menghentikan kehamilan berarti
mengakibatkan berkurangnya jumlah keturunan. Hal ini jelas bertentangan
dengan anjuran Rasulullah untuk memperbanyak jumlah umat islam, selain
itu bisa saja anak-anak yang sudah ada meninggal dunia, akibatnya akan
lebih parah dengan hidup tanpa keturunan.
Adapun jiika seseorang membatasi kelahiran karena alasan duniawi , takut
rizki misalnya, maka ia benar-benar telah keliru. Karena Rabbul ‘Izzah
berfirman dalam kitab-Nya yang mulia:

ِ ْ‫َو َما ِم ْن دَابَّ ٍة فِي ْاألَر‬


‫ض إِالَّ َعلَى هللاِ ِر ْزقُهَا‬
“Dan tidak ada satu makhluk melata pun di bumi ini kecuali Allah-lah yang menanggung
rizkinya.” (Hud: 6)
Dan juga firman-Nya:
‫ َوإِيَّا ُك ْم‬ ‫يَرْ ُزقُهَا‬ ُ‫هللا‬ ،‫ ِر ْزقَهَا‬ ‫تَحْ ِم ُل‬ َ‫ال‬ ‫دَابَّ ٍة‬ ‫ ِم ْن‬ ‫َو َكأَي ِّْن‬
“Berapa banyak hewan yang tidak dapat membawa (mengurus) sendiri rizkinya tapi
Allah lah yang memberikan rizkinya dan juga memberikan rizki kepada kalian.” (Al-Ankabut:
60)
2. Penggunaan alat yang dapat mencegah kehamilan, namun sifatnya
hanya sementara. Misalnya seorang wanita ingin mengatur jarak
kehamilannya menjadi 2 tahun sekali untuk meringankan dirinya
dalam mengasuh anak-anak dan atau anggota keluarganya yang lain,

9
maka hal ini diperbolehkan. Dengan syarat atas izin suami dan
penggunaan alat itu tidak membahayakan dirinya. Dalilnya adalah
para sahabat dulu melakukan 'azl[3] terhadap istrinya untuk
menghindari kehamilan dan Nabi tidak melarang perbuatan tersebut.
3. Penggunaan alat yang berfungsi membunuh embrio[4] manusia
maka hukumnya haram atau tidak boleh. Contoh: IUD/spiral

10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Dalam hidupnya, manusia diperintahkan untuk memelihara dan
memperbanyak keturunan.
2. Kontrasepsi memiliki banyak varian serta fungsi yang berbeda-beda satu
dengan yang lain.
Kategori Halal-Haram kontrasepsi terbagi menjadi 3 bagian
a. Jika untuk mencegah kehamilan secara permanen, tanpa alasan syar’i, maka
hukumnya haram.
b. Jika untuk menunda kehamilan dengan dalih syar’i maka diperbolehkan, jika
membunuh embrio, maka hukumnya haram.

B. SARAN
Sebagai Paripurna makalah ini. Penulis mohon maaf atas segala
kekurangan dan khilaf yang terjadi, baik berupa penyampaian, diksi kalimat
makalah, sistematika penulisan dsb. Terakhir tidak lupa penulis memohon saran
dan kritik yang konstruktif guna pembelajaran di kemudian hari.

11
DAFTAR PUSTAKA

 (HR. Abu Dawud no. 2050, dishahihkan Asy-Syaikh Muqbil dalam Ash-Shahihul Musnad
2/211)
 'Azl = Menumpahkan sperma di luar lubang peranakan sang istri ketika
sedang bersenggama)  Zigot yang telah terbentuk hasil pertemuan sperma dengan sel telur
Baziad, Ali. Kontrasepsi Hormonal. Jakarta: YBP-Sarwono, 2002.

Ebrahim, Fadl Mohsin Aborsi, Kontrasepsi dan Mengatasi Kemandulan. Bandung: Mizan. 1997

Hartanto, Hanafi. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2004.

Hasan, M. Ali, Masail Fiqhiyah Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997

Mochtar, Rustam. Sinopsis Obstetri Jilid 2 edisi 2. Jakarta: EGC, 1998.

Mumtazah, Afwan. Menimbang Penghentian Kehamilan Tidak Diinginkan.Jakarta: Rahima


Jakarta. 2007

12

Anda mungkin juga menyukai