Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB

Proposal Laporan Tugas Akhir

Diajukan untuk memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan


Pada Prodi D-III Kebidanan Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kementerian Kesehatan Aceh

Disusun Oleh

ULFA RAHMI
NIM. PO 7124119046

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES ACEH JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN
BANDA ACEH
2021

i
ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB

Proposal Laporan Tugas Akhir

Diajukan untuk memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan


Pada Prodi D-III Kebidanan Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kementerian Kesehatan Aceh

Disusun Oleh

ULFA RAHMI
NIM. PO 7124119046

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES ACEH JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN
BANDA ACEH

i
2021

LEMBAR PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB

Yang diajukan oleh:

Ulfa Rahmi
NIM: PO7124119046

Telah disetujui oleh:

Pembimbing Utama

(Ratna Dewi, SST, M.Kes) Tanggal 25 Agustus 2021


NIP: 198204152009042012

Pembimbing Pendamping

(Nurbaiti, SKM, M.Kes) Tanggal 25 Agustus 2021


NIP: 196905101991032012

ii
HALAMAN PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB

Dipersiapkan dan disusun oleh:

Ulfa Rahmi
P07124119046

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji


Pada Tanggal

Susunan Tim Penguji

1. Ratna Dewi, SST, M.Kes (Ketua) (.................................)


(Nip: 198204152009042012)

2. (Anggota) (.................................)

3. (Anggota) (.................................)

Mengetahui
Jurusan Kebidanan Poltekkes kemenkes aceh
Program Studi D-III Kebidanan
Ketua

Juliastuti, S,Si,T, M.Kes


Nip.197407311993032001

iii
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Proposal Tugas Akhir (LTA) ini sepanjang

sepengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan

disebutkan dalam daftar pustaka.

Banda Aceh, 25 Agustus 2021

Ulfa Rahmi
NIM.P07124119046

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan proposal ini. Shalawat beserta salam
penulis hantarkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya
dari alam kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan sehingga
banyak hamba Allah memperoleh kesempatan untuk mengenyam pendidikan dan
menambah ilmu pengetahuan.
Penulisan proposal ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan pada Program Studi
Diploma III Kebidanan Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Aceh. Penulis
menyadari bahwa proses penyusunan Proposal Laporan Tugas Akhir ini tidak
dapat terwujud tanpa adanya bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada yang
terhormat:
1. Bapak T.Iskandar Faisal, Skep, M. Kes selaku Direktur Poltekkes
Kemenkes Aceh.
2. Ibu Fithriany S.SiT, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan.
3. Ibu Juliastuti, S.SiT, M.Kes selaku Ketua Prodi D-III Kebidanan.
4. Ibu Nurbaiti, SKM, M. Kes selaku Koordnator LTA
5. Ibu Ratna Dewi, SST, M.Kes dan Nurbaiti, SKM, M.Kes selaku
Pembimbing 1 dan 2
6. Orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan bantuan dukungan
material dan moral; dan
Akhir kata, saya berharap semoga Allah SWT berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga penulisan LTA ini
membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
Aceh Besar, 22 September 2021

v
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL.............................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN.................................................................. iii
KATA PENGANTAR........................................................................... iv
DAFTAR ISI.......................................................................................... v
DAFTAR TABEL..................................................................................
DAFTAR GAMBAR.............................................................................
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................ 2
C. Tujuan................................................................................... 3
D. Manfaat................................................................................. 3
BAB II. KAJIAN TEORI
A. Teori.....................................................................................
1. Pengertian KB............................................................... 5
2. Tujuan Program KB....................................................... 5
3. Macam-macam Cara/Alat KB................................................. 5
4. Cara Kerja Alat KB........................................................ 7
5. Indikasi dan Kontra Indikasi.......................................... 10
6. Waktu Pemakaian Alat Kontrasepsi ............................. 12
7. Kelebihan Dan Kekurangan Alat KB..................................... 13
8. Efek Samping Masing-masing Alat KB……………… 17
9. Penanganan Efek Samping…………………………… 19
10. Protokol Asuhan Keluarga Berencana Pada Masa
Pandemi Covid-19...................................................................
21
B. Kerangka Konseptual.......................................................... 24
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian dan Kerangka Kerja......................... 25
B. Subjek/Responden............................................................... 26
C. Pengumpulan Data............................................................... 26
D. Masalah Etika...................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga berencana (KB) merupakan satu program pemerintah yang
dirancang untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk.
Program keluarga berencana oleh pemerintah adalah agar keluarga sebagai
unit kecil kehidupan bangsa diharapkan menerima norma keluarga kecil
Bahaguia dan Sejahtera(NKKBS) yang berorientasi pada pertumbuhan yang
seimbang.
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2017 penggunaan
kontrasepsi telah meningkat di banyak bagian dunia, terutama di Asia dan
Amerika Latin dan terendah di Sub-Sahara Afrika. Secara global, pengguna
kontrasepsi modern telah meningkat tidak segnifikan dari 54% pada tahun
1990 menjadi 57,4% pada tahun 2016. Di Afrika dari 23,6% menjadi 27,6%
di Asia telah meningkat dari 60,9% menjadi 61,6%, sedangkan Amerika latin
dan Karibia naik sedikit dari 66,7% menjadi 67,0% (WHO, 2017).
Menurut UU RI Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan keluarga, keluarga berencana untuk
mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas,
pemerintah menetapkan kebijakan keluarga berencana untuk membantu calon
atau pasangan suami istri dalam mengambil keputusan dan mewujudkan hak
reproduksi secara bertanggung jawab tentang usia ideal perkawinan, usia
ideal untuk melahirkan, jumlah ideal anak, jarak ideal kelahiran anak, dan
penyuluhan kesehatan reproduksi. Indonesia merupakan sebuah Negara
berkembang dengan jumlah penduduk mencapai 265 juta jiwa yang terdiri
dari 133 juta jiwa laki-laki dan 131juta jiwa perempuan yang tersebar di 34
provinsi yang ada di Indonesia (Kemenkes RI, 2019)

1
Indonesia merupakan Negara dengan jumlah populasi terbanyak
nomor 4 didunia pada tahun 2020 ini. Menurut data worldometers pada bulan
Maret 2020, jumlah penduduk Indonesia sebesar 273,523,615 jiwa dengan
kepadatan penduduk sebesar 151 jiwa per km2 jumlah ini cenderung naik
dibandingkan tahun 2019 yaitu sebesar 270,625,568 jiwa. Dalam mengatasi
masalah kendudukan, pemerintah membuat agenda prioritas dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019 yaitu
meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui pembangunan
kependudukan dan Keluarga Berencana. (Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia ,2020).
Berdasarkan data BKKBN Provinsi Aceh tahun 2016 menunjukkan
metode kontrasepsi jangka pendek (Non MKJP) yaitu suntikan dan pil
merupakan metode yang paling dominan digunakan oleh peserta KB. Jumlah
peserta KB aktif pada tahun 2016 adalah 678.513 akseptor, dengan cakupan
penggunaan MKJP hanya 8,9%, dimana proporsi IUD 3,69%, Implan 3,91%,
MOW 1,33%, dan MOP 0,02% sedangkan cakupan penggunaan non MKJP
mencapai 91,05%, dengan proporsi suntikan 47,03%, Pil 35,70% dan kondom
8,32% (BKKBN,2015).
Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Besar tahun
2020, jumlah peserta KB aktif mecapai 42,41 akseptor dengan cakupan 43%
dari 69,231 PUS. Cakupan penggunaan MKJP di Kabupaten Aceh Besar
mengalami peningkatan yaitu dari 8,6% pada tahun 2019 menjadi 9,9% pada
tahun 2020 dimana proporsi IUD 17%, MOW 13% dan Implant 11%. Untuk
cakupan penggunaan non MKJP pada tahun 2020 mencapai 97%, yaitu
kondom sebesar 9%, suntikan 102% dan Pil sebesar 85%. (Dinkes Aceh
Besar,2020).

B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam studi kasus ini adalah, “Bagaimanakah
Asuhan Kebidanan Pada Ibu Akseptor KB?.

2
C. Tujuan Penulisan LTA (Tujuan Umun dan Khusus)
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu Akseptor KB
dan melakukan pendokumentasian dalam bentuk SOAP.
2. Tujuan Khusus
a) Mampu melakukan pegumpulan data subjektif pada ibu Akseptor
KB.
b) Mampu melakukan pengumpulan data objektif pada ibu Akseptor
KB.
c) Mampu menegakkan analisa data (diagnose, masalah, dan
kebutuhan) pada ibu dengan Akseptor KB.
d) Mampu melakukan pelaksanaan dan asuhan pada ibu dengan
Akseptor KB.
D. Manfaat LTA
1. Manfaat teoritis
Dapat menambah ilmu pengetahuan dan dapat meningkatkan mutu
pelayanan kebidanan di masa yang akan datang khususnya dalam
memberikan asuhan kebidanan kepada ibu akseptor KB.
2. Manfaat praktik/Aplikatif
a) Bagi Intansi Kesehatan
Sebagai referensi dan informasi tambahan khususnya dalam bidang
kesehatan terkait asuhan kebidanan pada ibu akseptor KB.
b) Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai acuan untuk dapat digunakan sebagai data dasar untuk
penelitian selanjutnya khususnya tentang Asuhan kebidanan Pada
Ibu akseptor KB.
c) Bagi Klien dan Masyarakat
Untuk menambah pengetahuan masyarakat tentang asuhan
kebidanan pada ibu akseptor KB. Penelitian ini juga diharapkan

3
dapat bermanfaat bagi masyarakat khususnya ibu yang menggunakan
KB untuk dijadikan sumber informasi tentang asuhan kebidanan
pada ibu akseptor KB.

4
BAB II
KAJIAN TEORI

A. KELUARGA BERENCANA (KB)


1. Pengertian KB
Kontrasepsi berasal dari kata Kontra berarti mencegah atau
melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel
wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan
kehamilan. maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/ mencegah
terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang
matang dengan sel sperma tersebut (Hanafi. 2020.).
2. Tujuan Program KB
Ada beberapa tujuan penting dilaksanakannya program keluarga
berencana, di antaranya:
a) Membentuk keluarga kecil sejahtera, sesuai dengan kondisi ekonomi
keluarga tersebut.
b) Merancangkan keluarga kecil dengan 2 anak
c) Mencegah terjadinya pernikahan di usia dini
d) Menekan angka kematian ibu dan bayi akibat hamil di usia yang
terlalu muda atau terlalu tua, atau akibat penyakit sistem reproduksi.
e) Menekan jumlah kebutuhan dengan jumlah penduduk di Indonesia
(Rusmini, 2017).
3. Macam-macam Cara Kerja/alat KB
a) Kondom

5
b) Pil KB

c) Suntik KB

d) Implant

6
e) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) (Sulistyawati, 2018).

4. Cara Kerja Alat KB


a) Kondom
Cara kerja kondom yaitu untuk menghalangi terjadinya
pertemuan sperma dan sel telur dengan cara mengemas sperma
diujung selubung karet yang dipasang pada penis sehingga sperma
tersebut tidak tercurah ke dalam saluran reproduksi perempuan, selain
itu kondom juga dapat mencegah penularan mikroorganisme
(HIV/AIDS) dari satu pasangan kepada pasangan yang lain (Rusmini,
2017).
b) Pil KB
Cara kerja pil KB menekan ovulasi untuk mencegah lepasnya
sel telur wanita dari indung telur, mengentalkan lendir mulut rahim
sehingga sperma sukar untuk masuk kedalam rahIm, dan menipiskan
lapisan endometrium (Rusmini, 2017).
c) Suntik KB
Cara kerjanya sama dengan Pil KB mencegah ovulasi,
mengentalkan lendir serviks dan menjadi sedikit sehingga
menurunkan kemampuan penetrasi sperma, menjadikan selaput lendir
rahim tipis dan atropi,menghambat transportasi gamet dan

7
tuba,mengubah endometrium menjadi tidak sempurna untuk
implantasi hasil konsepsi (Rusmini, 2017).
Implan
d) Implant
Cara kerjanya:
1) Lendir serviks menjadi kental
Kadar lenovorgestrel yang konstan mempunyai efek nyata
terhadap mucus serviks. Mucus tersebut menebal dan jumlahnya
menurun, yang membentuk sawar untuk penetrasi sperma.
2) Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit
terjadi implantasi
Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap maturasi siklik
endometrium yang diinduksi estradiol, dan akhirnya menyebabkan
atrofi. Perubahan ini dapat mencegah implantasi sekalipun terjadi
fertilisasi, meskipun demikian, tidak ada bukti mengenai fertilisasi
yang dapat dideteksi pada pengguna implant.
3) Mengurangi transportasi sperma
Perubahan lendir serviks menjadi lebih kental dan sedikit,
sehingga menghambat pergerakan sperma.
4) Menekan ovulasi
Levonorgestril menyebabkan supresi terhadap lonjakan luteinizing
hormone (LH), baik pada hipotalamus maupun hipofisis, yang
penting untuk ovulasi (Rusmini, 2017).
e) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Cara kerjan ada beberapa cara kerja IUD yang dikenal selama ini:
1) Timbulnya reaksi radang local yang non spesifik di dalam cavum
uteri sehingga implantasi sel telur yang telah dibuahi terganggu.
2) Produksi local prostaglandin yang meninggi, yang menyebabkan
terhambat implantasi
3) Gangguan/terlepasnya blastocyst yang telah berimplantasi di
dalam endometrium.

8
4) Pergerakan ovum yang bertambah cepat di dalam tuba fallopi
5) Immobilisasi spermatozoa saat melewati cavum uteri
6) Untuk IUD yang mengandung Cu:
(a) Antagonisme kationic yang spesifik terhadap Zn yang terdapat
dalam enzim carbonic anhydrase yaitu salah satu enzim dalam
traktus genitalia wanita, dimana Cu menghambat reaksi
carbonic anhydrase sehinggat tidak memungkinkan terjadinya
implantasi dan mungkin juga menghambat aktivitas alkali
phosphatase.
(b) Mengganggu pengambilan estrogen endogenous oleh mukosa
uterus
(c) Mengganggu jumlah DNA dalam sel endometrium
(d) Mengganggu metabolism glikogen
7) Untuk IUD yang mengandung hormone progesterone:
(a) Gangguan proses pematangan proliferative-sekretoir sehingga
timbul penekanan terhadap endometrium dan terganggunya
proses implantasi ( endometrium tetap berada dalam fase
decidual / progestational).
(b) Lendir servik yang menjadi lebih kental /tebal karena
pengaruh progestin (Rusmini, 2017).
5. Indikasi dan Kontraindikasi
a) Indikasi dan kontra indikasi kondom
1) Indikasi pada pengguna kondom
Penggunaan kondom pada semua pasangan usia subur yang ingin
berhubungan seksual namun belum menginginkan kehamilan,
serta untuk perlindungan maksimal terhadap IMS.
2) Kontraindikasi penggunaan kondom
pasangan tidak dapat menerima metode ini, malformasi penis,
apabila salah satu pasangan alergi terhadap karet lateks (Fauziah,
2020)

9
b) Indikasi dan kontra indikasi Pil KB
1) Indikasi pada pengguna Pil KB
(a) Mempengaruhi periode haid (haid menjadi sedikit atau hanya
bercak), haid tidak teratur atau jarang haid.
(b) Perubahan berat badan.
(c) Beberapa pengguna mengalami sakit kepala, pusing, nyeri
payudara, gelisah, dan mual-mual.
(d) Efek pencegahan kehamilan menurun apabila menggunakan
obat-obatan tuberculosis (TBC), epilepsy (ayan).
(e) Tidak melindungi terhadap penularan AIDS/IMS (Infeksi
Menular Seksual) (Fauziah, 2020)
2) Kontra indikasi pada pengguna Pil KB
(a) Hamil atau diduga hamil.
(b) Sedang menderita kanker payudara dan sedang mengalami
serangan sumbatan pembuluh darah.
(c) Mengalami perdarahan melalui vagina yang tidak diketahui
sebabnya.
(d) Sedang minum obat untuk Tuberkulosis, infeksi jamur dan
epilepsy. Dalam hal ini implan bukannya tidak boleh
digunakan hanya saja beberapa obat akan melemahkan kerja
implan, sehingga risiko hamil meningkat. Apabila Anda
sedang menggunakan implan dan harus mengkonsumsi obat
tersebut, sebaiknya gunakanlah kondom selama pengobatan.
Apabila pengobatannya seumur hidup (seperti HIV), sebaiknya
gunakan KB non-hormonal seperti IUD (Fauziah, 2020).
c) Indikasi dan kontra indikasi Suntik KB
1) Indikasi pada pengguna suntik
(a) Wanita usia reproduktif.
(b) Wanita yang telah memiliki anak.
(c) Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan memiliki
efektifitas tinggi.

10
(d) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.
(e) Setelah melahirkan dan tidak menyusui.
(f) Setelah abortus dan keguguran.
(g) Memiliki banyak anak tetapi belum menghendaki tubektomi.
(h) Masalah gangguan pembekuan darah.
(i) Menggunakan obat epilepsy dan tuberculosis.
2) Kontra Indikasi pada pengguna suntik yaitu :
(a) Hamil atau dicurigai hamil.
(b) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
(c) Wanita yang tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid.
(d) Penderita kanker payudara atau ada riwayat kanker payudara.
(e) Penderita diabetes mellitus disertai komplikasi (Fauziah, 2020).
d) Indikasi dan kontra indikasi Implant
1) Indikasi pada pengguna Implant
perubahan pola menstruasi, meliputi perdarahan di luar siklus
menstruasi, perdarahan menstruasi yang berlebihan, jadwal
menstruasi menjadi tidak teratur, dan amenorea. Efek samping ini
dapat menutupi gejala kanker.
2) Kontra indikasi pada pengguna implant
(a) Kehamilan baik yang sudah pasti, maupun masih kecurigaan
Hipersensitivitas terhadap levonorgestrel Penyakit
tromboemboli, yaitu stroke, infark miokardia, tromboflebitis,
DVT, PE, dan thrombogenic valvular disease
(b) Gagal hati akut atau kronik
(c) Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui penyebabnya
(Fauziah, 2020).
e) Indikasi dan kontra indikasi AKDR
1) Indikasi pada pengguna AKDR
Merupakan cara KB efektif terpilih yang sangat diprioritaskan
pemakaiannya pada ibu dalam fase menjarangkan kehamilan dan

11
mengakhiri kesuburan serta menunda kehamilan dengan jenis
AKDR mini.
2) Kontra indikasi pada pengguna AKDR
(a) Kehamilan
(b) Gangguan pendarahan yang tidak diketahui sebelumnya
(c) Peradangan pada alat kelamin, endometrium dan pangkal
panggul
(d) Kecurigaan tumor ganas di alat kelamin
(e) Tumor jinak rahim dan kelainan bawaan rahim (Fauziah,
2020).
6. Waktu Pemakaian Alat Kontrasepsi
a) Waktu pemakaian Kondom
Pemakaian kondom pada saat melakukan hubungan seksual (Rusmini,
2017).
b) Waktu pemakaian Pil KB
Pil KB di minum sebanyak 1 Pil setiap hari kemudian pil tersebut
harus diminum di waktu yang sama dengan toleransi keterlambatan
selama 3 jam(Rusmini, 2017).
c) Waktu pemakaian Sunti KB
Suntik KB diberikan setiap 3 bulan sekali.
d) Waktu pemakaian KB Implant
Waktu pemakaiannya selama 3 sampai 5 tahun.
e) Waktu pemakaian Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Waktu pemakaiannya selama 10 tahun (Rusmini, 2017).
7. Kelebihan dan Kekurangan Alat KB
a) Kelebihan dan kekurangan menggunakan Kondom
1) Kelebihan menggunakan kondom adalah:
(a) Efektif bila digunakan dengan benar
(b) Tidak mengganggu kesehatan pengguna
(c) Murah dan dapat dibeli secara umum

12
2) Kekurangan menggunakan kondom adalah:
(a) Agak mengganggu hubungan seksual (mengurangi sentuhan
langsung)
(b) Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual
(c) Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan
kontrasepsi (Rusmini, 2017).
b) Kelebihan dan kekurangan menggunakan Pil KB
1) Kelebihan menggunakan Pil KB
(a) Mampu mengurangi gejala PMS (sindrom pramenstruasi).
(b) Melindungi dari penyakit radang panggul.
(c) Mengurangi risiko fibrosis, kista ovarium, dan penyakit
payudara nonkanker.
(d) Sama sekali tidak mengganggu seks karena dikonsumsi
dengan cara diminum.
(e) Periode menstruasi lebih teratur, ringan, dan tidak terlalu
menyakitkan.
(f) Mengurangi risiko kanker indung telur, rahim, dan usus besar.
(g) Bisa langsung program hamil setelah berhenti mengonsumsi
pil KB. (Rusmini, 2017).
2) Kekurangan menggunakan Pil KB
(a) Tidak melindungi dari penyakit kelamin.
(b)Harus diminum setiap hari di jam yang sama dan tidak boleh
terlewat jika ingin mendapatkan perlindungan penuh.
(c)Bisa meningkatkan tekanan darah.
(d)Menyebabkan berbagai efek samping seperti sakit kepala,
mual, nyeri pada payudara, dan perubahan mood yang drastis
di awal-awal pemakaian.
(e)Terkadang mengakibatkan adanya perdarahan di luar haid pada
bulan-bulan pertama pemakaian.
(f) Dalam beberapa kasus dapat meningkatkan risiko pembekuan
darah dan kanker payudara (Rusmini, 2017).

13
c) Kelebihan dan kekurangan menggunakan Suntik KB
1) Kelebihan menggunakan Suntik KB
(a) Sangat efektif
(b) Pencegahan kehamilan jangka panjang
(c) Tidak memiliki pengauh pada ASI
(d) Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
(e) Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai per
imenopause
(f) Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan
ektopik
(g) Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara
(h) Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell)
(i) Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul
(Rusmini, 2017).
2) Kekurangan menggunakan Suntik KB
(a) Gangguan haid seperti siklus haid memendek atau memanjang,
perdarahan
(b) Yang banyak atau sedikit, spotting, tidak haid sama sekali
(c) Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu
(d) Permasalahan berat badan merupakan efektif sampai tersering
(e) Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian
pemakaia
(f) Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka
panjang
(g) Pada penggunaan jangka panjang dapat menurunkan kepadatan
tulang (densitas)
(h) Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan
kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi
(jarang), sakit kepala, nervositas, dan jerawat (Rusmini, 2017).
d) Kelebihan dan kekurangan menggunakan KB Implant
1) Kelebihan menggunakan KB Implant

14
(a) Daya guna tinggi
(b) Perlindungan jangka panjang ( sampai 5 tahun)
(c) Pengembalian kesuburan yang cepat
(d) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
(e) Bebas dari pengaruh estrogen
(f) Tidak mengganggu kegiatan sanggama
(g) Tidak mengganggu ASI
(h) Mengurangi/memperbaiki anemia
(i) Klien hanya kembali ke klinik bila ada keluhan.
(j) Dapat dicabut setiap saat
(k) Mengurangi jumlah darah haid (Rusmini, 2017).
2) Kekurangan menggunakan KB Implant
(a) Nyeri kepala
(b) meningkatkan berat badan
(c) perdarahan yang tidak teratur dengan berat badan
(d) jerawat
(e) perubahan perasaan (mood) atau kegelisahan (nervousness)
(f) membutuhkan tindak pembedahan minor atau insersi dan
pencabutan
(g) tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular
seksual termasuk AIDS
(h) klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian
kontrasepsi.
(i) Efektifitas menurun bila menggunakan obat-obat tuberculosis
(rifampisin) atau obat epilepsy (fenitoin dan barbiturate)
(j) Insiden kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi. (Rusmini,
2017).
e) Kelebihan dan kekurangan menggunakan Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim (AKDR)
1) Kelebihan menggunakan AKDR

15
(a) Sebagai kontrasepsi, efektivitasnya tinggi, sangat efektif 0,6-
0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama
( kegagalan dalam 125-170 kehamilan)
(b) AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan
(c) Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan
tidak perlu diganti)
(d) Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ngingat
(e) Tidak mempengaruhi hubungan seksual
(f) Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut
untuk hamil
(g) Tidak ada efek samping bermaksud dengan Ca AKDR (CuT-
380A).
(h) Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
(i) Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus
( apabila tidak terjadi infeksi)
(j) Dapat digunakan sampai menopause ( 1 tahun atau lebih
setelah haid terakhir)
(k) Tidak ada interaksi dengan obat-obat
(l) Membantu mencegah kehamilan ektopik (Rusmini, 2017).
2) Kekurangan menggunakan AKDR
(a)Diperlukan pemeriksaan dalam dan penyaringan infeksi
genetalia sebelum pemasangan IUD
(b)Klien tidak dapat menghentikan sendiri setiap saat
(c)Pada penggunaan jangka panjang bisa terjadi aminorhea
(d)Dapat terjadi perforasi uterus pada saat insersi
(e)Kejadian kehamilan ektopik relative tinggi
(f) Bertambahnya resiko mendapat penyakit radang panggul
(g)Terjadi perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan
pemakaian)
(h)Tidak bisa mencegah IMS termasuk HIV/AIDS

16
(i) Klien harus memeriksa posisi benang IUD, sedangkan
beberapa perempuan tidak mau melakukan hal ini (Rusmini,
2017).
8. Efek Samping Masing-masing Alat KB
a) Efek samping Kondom
1) Dapat terjadi iritasi
2) Memicu alergi lateks (Suratun, 2015)
b) Efek samping Pil KB
1) Rasa mual muntah
2) Peningkatan berat badan
3) Pendarahan di luar jadwal menstruasi atau bahkan tidak
menstruasi sama sekali
4) Sakit kepala (Suratun, 2015)
c) Efek samping Suntik KB
1) Meningkatkan risiko darah tinggi dan penyakit kardiovaskular
2) Peningkatan berat badan
3) Dapat mengganggu produksi ASI
4) Rasa mual
5) Sakit kepala dan terkadang ada rasa tidak nyaman pada payudara
(Suratun, 2015)
d) Efek samping Implant
1) Rasa nyeri di bagian lengan atas atau tempat implan ditanam
2) Menstruasi tidak teratur
3) Peningkatan berat badan
4) Kesulitan hamil kembali setelah implan dilepas (Suratun, 2015)
e) Efek samping AKDR
1) Perdarahan
Keluarnya darah dari liang vagina di luar haid dalam jumlah kecil
berupa bercak-bercak (spotting) atau dalam jumlah berlebihan
(methorhagis). Perdarahan ini dapat pula terjadi masa haid dalam
jumlah berlebihan (menometrorhagia).

17
Perdarahan bisa disebabkan oleh karena:
(a) Insersi IUD, menyebabkan meningginya konsentrasi
plasminogen activators dalam endometrium, dan enzim-
enzim ini menyebabkan bertambahnya aktivitas fibrinolitik
serta menghalangi pembekuan darah. Akibat timbulnya
perdarahan yang lebih banyak.
(b) Perdarahan inter-menstrual
Disebabkan oleh kerusakan-kerusakan mekanis pada
endometrium, yang akan sembih sendiri dengan waktu
(Rusmini, 2017).
2) Keputihan
Gejala /keluhan
(a) Terdapat cairan putih yang berlebihan, terjadi akibat produksi
cairan rahim yang berlebihan.
(b) Tidak berbahaya apabila cairan tersebut tidak berbau, tidak
terasa gatal dan tidak terasa panas (Rusmini, 2017).
9. Penanganan Efek Samping
a) Penanganan efek samping Kondom
1) Penanganan terjadi iritasi
(a) Memberikan konseling sebelum menggunakan kondom
(b) Saat memasang pastikan gulungan karet berada di sisi luar
agar tidak terjadi iritasi (Suratun, 2015).
2) Penanganan alergi lateks
(a) Memberikan konseling sebelum menggunakan kondom
(b) Cek kemasan kondom sebelum membeli
(c)Pilih kondom dengan bahan polyurethane, polyisoprene, serta
kulit domba demi menghindari alergi
b) Penanganan efek samping Pil KB
1) Penanganan mual muntah
Hindari perut kosong saat mengkonsumsi pil KB

18
2) Penanganan peningkatan berat badan
Memilih pil KB jenis kombinasi
3) Penanganan Pendarahan di luar jadwal menstruasi atau bahkan
tidak menstruasi sama sekali
Disebabkan oleh hormone dalam tubuh setelah mengkonsumsi pil
Kb
4) Penanganan sakit kepala
Melakukan hal-hal yang disukai seperti olah raga, menonton film
atau membaca buku (Suratun, 2015).
c) Penanganan efek samping Suntik KB
1) Penanganan peningkatkan risiko darah tinggi dan penyakit
kardiovaskular
Memilih metode kb non hormonal seperti AKDR
2) Penanganan berat badan
(a) Rutin berolah raga
3) Penanganan produksi ASI
Istirahat yang cukup, hindari begadang sebisa mungkin, apabila
bayi tidur usahakan lah untuk beristirahat juga
4) Penanganan rasa mual
Makan teratur, tidak terlalu kenyang, atau terburu-buru
5) Penanganan sakit kepala dan terkadang ada rasa tidak nyaman
pada payudara
(a) Hindari stress yang berlebihan
(b) Melakukan sadari setiap bulan sebagai bentuk kewaspadaan
terhadap kanker payudara (Suratun, 2015).
d) Penanganan efek samping Implant
1) Penanganan Rasa nyeri di bagian lengan atas atau tempat implan
ditanam
(a) Kompres air hangat area lengan saat terasa nyeri
(b) Mandilah yang rajin dan jaga lengan agar tetap bersih

19
2) Penanganan menstruasi tidak teratur
(a) Menambah asupan vitamin
(b) Menjaga berat badan
3) Penanganan berat badan
(a) Mengatur pola makan
(b) Berolah raga dan beraktivitas
4) Penanganan Kesulitan hamil kembali setelah implan dilepas
(a) Istirahat yang cukup
(b) Konsumsi makanan bergizi
(c) Menjaga tubuh tetap bugar (Suratun, 2015).
e) Penanganan efek samping AKDR
1) Penanganan perdarahan
(a) Konseling beri penjelasan bahwa perdarahan ringan biasanya
terjadi pada awal pemasangan. Selama haid, perdarahan lebih
banyak dari pada biasanya hal ini tidak berbahaya.
(b) Pemberian preparat besi, 1x1 tablet perhari.
(c) Bila perdarahan banyak sekali rujuk ke RS dang anti cara KB.
(d) Obat-obat lain: Prostaglandin-inhibitors, mefenamic acid.
2) Penanganan keputihan
(a) Berikan konseling sebelum pemasangan AKDR
(b)Pada kasus dimana cairan berlebihan dapat diberikan ekstrak
beladona 10 mg 2x1 tablet untuk mengurangi cairan tersebut
(c)Bila terdapat perubahan bau dan warna hal ini biasanya
disebabkan oleh infeksi (Suratun, 2015).
10. Protokol Asuhan Keluarga Berencana Pada Masa Pandemi Covid-19
Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dalam situasi Pandemi Covid-19
a) Pesan Bagi Masyarakat terkait Pelayanan Keluarga Berencana Pada
Situasi Pandemi Covid-19
1) Akseptor KB sebaiknya tidak datang ke petugas Kesehatan,
kecuali yang mempunyai keluhan, dengan syarat membuat
perjanjian terlebih dahulu dengan petugas Kesehatan.

20
2) Bagi akseptor IUD/Implan yang sudah habis masa pakainya, jika
tidak memungkinkan untuk datang ke petugas Kesehatan dapat
menggunakan kondom yang dapat diperoleh dengan menghubungi
petugas PLKB atau kader melalui telfon. Apabila tidak tersedia
bisa menggunakan cara tradisional (pantang berkala atau
senggama terputus).
3) Bagi akseptor Suntik diharapkan datang ke petugas kesehatan
sesuai jadwal dengan membuat perjanjian sebelumnya. Jika tidak
memungkinkan, dapat menggunakan kondom yang dapat
diperoleh dengan menghubungi petugas PLKB atau kader melalui
telfon. Apabila tidak tersedia bisa menggunakan cara tradisional
(pantang berkala atau senggama terputus).
4) Bagi akseptor Pil diharapkan dapat menghubungi petugas PLKB
atau kader atau Petugas Kesehatan via telfon untuk mendapatkan
Pil KB.
5) Ibu yang sudah melahirkan sebaiknya langsung menggunakan KB
Pasca Persalinan (KBPP)
6) Materi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) serta
pelaksanaan konseling terkait KB dapat diperoleh secara online
atau konsultasi via telpon (Handayani, 2019).
b) Rekomendasi bagi Petugas Kesehatan terkait Pelayanan Keluarga
Berencana pada Situasi Pandemi Covid-19
1) Petugas Kesehatan dapat memberikan pelayanan KB dengan
syarat menggunakan APD lengkap sesuai standar dan sudah
mendapatkan perjanjian terlebih dahulu dari klien :
(a) Akseptor yang mempunyai keluhan
(b) Bagi akseptor IUD/Implan yang sudah habis masa pakainya,
(c) Bagi akseptor Suntik yang datang sesuai jadwal.
2) Petugas Kesehatan tetap memberikan pelayanan KBPP sesuai
program yaitu dengan mengutamakan metode MKJP (IUD Pasca
Plasenta / MOW)

21
3) Petugas Kesehatan dapat berkoordinasi dengan PL KB dan Kader
untuk minta bantuan pemberian kondom kepada klien yang
membutuhkan yaitu :
(a) Bagi akseptor IUD/Implan/suntik yang sudah habis masa
pakainya, tetapi tidak bisa kontrol ke petugas kesehatan
(b) Bagi akseptor Suntik yang tidak bisa kontrol kembali ke
petugas Kesehatan sesuai jadwal
4) Petugas Kesehatan dapat berkoordinasi dengan PL KB dan Kader
untuk minta bantuan pemberian Pil KB kepada klien yang
membutuhkan yaitu : Bagi akseptor Pil yang harus mendapatkan
sesuai jadwal
5) Pemberian Materi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE)
serta pelaksanaan konseling terkait kesehatan reproduksi dan KB
dapat dilaksanakan secara online atau konsultasi via telpon
c) Hal Yang Perlu Diperhatikan oleh Petugas Kesehatan dalam
Pelaksanaan Pelayanan
1) Mendorong semua PUS untuk menunda kehamilan dengan tetap
menggunakan kontrasepsi di situasi pandemi Covid-19, dengan
meningkatkan penyampaian informasi/KIE ke masyarakat
2) Petugas Kesehatan harus menggunakan APD dengan level yang
disesuaikan dengan pelayanan yang diberikan dan memastikan
klien yang datang menggunakan masker dan membuat perjanjian
terlebih Dahulu
3) Kader dalam membantu pelayanan juga diharapkan melakukan
upaya pencegahan dengan selalu menggunakan masker dan segara
mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir
atau handsanitizer setelah ketemu klien
4) Berkoordinasi dengan PLKB kecamatan untuk ketersediaan pil
dan kondom di Kader atau PLKB, sebagai alternative pengganti
bagi klien yang tidak dapat ketemu petugas Kesehatan

22
5) Melakukan koordinasi untuk meningkatkan peran PL KB dan
kader dalam membantu pendistribusian pil KB dan kondom
kepada klien yang membutuhkan, yang tetap berkoordinasi
dengan petugas Kesehatan
6) Memudahkan masyarakat untuk untuk mendapatkan akses
informasi tentang pelayanan KB di wilayah kerjanya, missal
dengan membuat hotline di Puskemas dan lain-lain (Kementerian
Kesehatan. 2016).

B. KERANGKA KONSEPTUAL Memberikan Asuhan Kebidanan

Adapun kerangka kepada ibu Asuhan


teori pada dengan kontrasepsi
Kebidanan implant
pada Akseptor KB di
seperti:
Wilayah Puskesmas Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar Tahun 2021 adalah
sebagai berikut: 1. Konseling pra pemasangan
kontrasepsi implant tentang:
Input Proses Output
a. Pengertian, jenis dan cara
kerja implant

Ibu Calon b. Kelebihan dan kekurangan


implant Ibu Akseptor KB
Akseptor KB
Implant
Implant c. Efek samping kontrasepsi
implant dan cara
menanggulanginya KB
implant
d. Waktu pemakaian, tempat
dan lama pemakaian
e. Evaluasi pemahaman pada
klien
2. Melakukan
23 pemasangan
kontrasepsi implant
3. Konseling pasca pemasangan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. KERANGKA KERJA
Kerangka kerja pemberian asuhan pendekatan kasus dengan
Kunjungan I Kunjungan II Kunjungan III
pendekatan kualitatif kepada Akseptor KB di wilayah Puskesmas Darul
1. Mengkaji kebutuhanImarah
KB pada 1. Melakukan
Kabupaten Aceh Besar.pemeriksaan fisik kerja yang1. dilakukan
Alur kerangka Melakukandalam pemantauan
klien 2. adalah
pemberian asuhan Memberikan konseling
sebagai berikut: Pra- pasca pemasangan KB
2. Memberi konseling KB implant pemasangan implant ke pada implant
Pengambilan Informan (Ny…,usia…tahun, jumlah anak….orang)
ke pada klien: klien: 2. Melakukan perawatan luka
a. Pengertian, jenis dan cara a. Proses pemasangan insisi dan pemantauan
Persetujuan Responden (Pengumpulan Data) tanggal….
kerja implant b. Lama pemasangan tanda-tanda infeksi
b. Kelebihan dan kekurangan c. Jenis implant yang akan 3. Melakukan konseling hal-
Memberikan Asuhan Kebidanan pada ibu Akseptor KB Implant
metode implant dipasang hal penting yang perlu
c. Waktu pemakaian, tempat 3. Melakukan tindakan pemasangan disampaikan pasca
dan lama pemakaian implant sesuai standar protocol pemakaian :
d. Efek samping dan cara kesehatan masa pandemic Covid- a. Konseling tentang efek
menanggulanginya KB 19 samping implant
implant 4. Konseling pasca24
pemasangan b. Konseling tentang
3. Evaluasi pemahaman pada 5. Evaluasi pemahaman pada klien pencabutan Implant
klien 6. Melakukan dokumentasi (rekam 4. Evaluasi pemahaman klien
Dokumentasi kebidanan
B. Subjek Gambar 2. Kerangka Kerja
Subjek dalam penelitian ini adalah Ny…, umur… tahun paritas
jumlah hidup… Riwayat penyakit: Ibu tidak memiliki riwayat penyakit
seperti: jantung, hipertensi, dan DM. Riwayat penggunaan kontrasepsi,
kelahiran anak pertama Ny… menggunakan….., dan sekarang Ny….
Menggunakan alat kontrasepsi yaitu implant.

C. Pengumpulan Data
Data dikumpulkan menggunakan format pengkajian keluarga
berencana. Tahap awal dari pengumpulan data adalah menentukan langkah
pemberian asuhan kepada ibu calon akseptor KB Implant dengan pendekatan
manajemen kebidanan dan di dokumentasikan menggunakan SOAP.
Pemberian asuhan telah dilakukan sebanyak 3 kali. Asuhan
pertama diberikan pada tanggal……..,asuhan kedua pada tanggal……… dan
asuhan ketiga pada tanggal……. Asuhan pertama dilakukan di rumah ibu ….,

25
asuhan kedua dilakukan di puskesmas Darul Imarah dan asuhan ketiga
dilakukan di rumah ibu …

D. Masalah Etika
Selama dalam proses asuhan, pemberian asuhan tetap
memperhatikan etika sosial dan budaya. Pemberi asuhan juga akan menjaga
privasi/kerahasian pasien, menghormati harkat dan martabat, memperhatikan
hubungan baik pemberi asuhan dengan responden atau sumber informasi
bukan semata-mata untuk kepentingan pemberi asuhan saja, melainkan juga
untuk terjaminnya kualitas data atau informasi yang diperoleh serta
kenyamanan responden.
Etika adalah masalah yang sangat penting, karena masalah etika berhubungan
dengan manusia dan harus diperhatikan. Langkah-langkah yang penulis
lakukan sebelum pemberian asuhan yaitu melalui:

1. Informed Choice
Peneliti memberikan pilihan, tujuan dan dampak bagi informan yang
diikuti selama pengumpulan data. Informan telah bersedia menjadi
responden tanpa paksaan dari pihak manapun.
2. Informed Consent
Setelah penulis melakukan informed choice, informan setuju dengan
penjelasan yang diberikan, oleh karena itu informan menandatangani
lembar persetujuan yang telah diajukan oleh penulis
3. Anonimity
Penulis tidak mencantumkan nama informan pada lembar pengumpulan
data, cukup dengan inisial dan memberi kode atau nomor.
4. Confidentialy
Penulis menjamin kerahasiaan informasi serta data-data yang diperoleh
dari responden. Tidak ada seorangpun dapat memperoleh informasi

26
tersebut kecuali jika diizinkan oleh responden dan dengan bukti
persetujuan dari responden.

DAFTAR PUSTAKA

BKKBN. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan:


2015.
Fauziah,S.ST., M.Kes (2020) Praktik Asuhan Pelayanan Keluarga Berencana
(KB). Jawa Tengah: Pena Persada.
Hartanto, Hanafi. 2020. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta:Pustaka
Sinar Harapan.
Handayani, S.2019. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta:
Pustaka Rihama.
Kementerian Kesehatan. 2020. Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana.
Jakarta: Kementerian Kesehatan.[Accessed 28 December 2020].
Kementerian RI, 2019. Prifil Kesehatan Indonesia Tahun 2018. Jakarta :
Kementerian Kesehatan RI.

27
Rusmini, S.Kep. Ns., M.H. 2017. Pelayanan KB Dan Kesehatan Reproduksi.
Jakarta: Trans Info Media.
Sulistyawati, A.2018. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba Medika.
Suratun, S. Heryani, Manurung, S. (2015) Pelayanan Keluarga Berencana dan
Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Trans Info Media.
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia, 2020, Laporan Pendahuluan, Badan
Pusat Statistik, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional,
dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
WHO, 2017, World Health Statistics, World Health Organization.

28

Anda mungkin juga menyukai