AKBK (IMPLANT)
Disusun
Oleh:
NURMAHLIA
PO7124119033
Dosen Pembimbing:
Nurdahliana SKM.M.Kes
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkah rahmat Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“AKBK (IMPLANT)“ Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang sudah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini dan juga kepada ibu Nurdahliana
SKM.M.Kes selaku dosen yang telah membimbing dalam menyusun makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................2
C. Tujuan...............................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................4
A. Sejarah Implant KB..........................................................................4
B. Pengertian Implant KB.....................................................................4
C. Tujuan Pemakaian Implant KB........................................................5
D. Jenis Implant KB..............................................................................5
E. Sasaran pemakaian Implant KB.......................................................6
F. Cara Kerja Implant KB.....................................................................6
G. Waktu Pemberian Implant KB.........................................................7
H. Efek Samping...................................................................................9
I. Penanggulangan awal efek samping.................................................9
J. Faktor-faktor Dalam Pemilihan Implant KB....................................9
K. Keuntungan atau Kelebihan Implant KB..........................................9
L. Kerugian atau Kelemahan Implant KB..........................................10
M. Kontraindikasi Implant KB............................................................12
N. Komplikasi Implant KB..................................................................13
O. Pemasangan Implant.......................................................................24
P. Pencabutan Implant........................................................................32
BAB III PENUTUP.........................................................................................43
A. Kesimpulan................................................................................43
B. Saran..........................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................44
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kontrasepsi berasal dari bahasa kontra dan konsepsi. Kontra berarti
“melawan”atau “mencegah”, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara
sel telur yang matang dengan sperma yang mengakibatkan kehamilan. Jadi
maksud dari kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya
kehamilan sebagai akibat adanya pertemuan antara sel telur dan sel
sperma.
Program Keluarga Berencana (KB) salah satunya Metode
kontrasepsi implant yang merupakan salah satu dari metode yang tersedia
pada saat ini, implant minati masyarakat khususnya pasangan usia subur
meskipun banyak perempuan mengalami kesulitan didalam menentukan
pilihan jenis kontrasepsi. Berbagai faktor harus dipertimbangkan,
termasuk status kesehatan, efek samping potensial,konsekuensi kegagalan
atau kehamilan yang tidak diinginkan, besar keluarga yangdirencanakan,
persetujuan pasangan bahkan norma budaya dan lingkungan serta orang
tua namun dengan pelayanan yang berkualitas dan berkesinambungan
program KB diharapkan kesulitan-kesulitan tersebut dapat diatasi
(Prawirohardjo , 2010)
Susuk merupakan alat KB yang terdiri dari 6 tube kecil dari plastik
dengan panjang masing-masing 3cm. Susuk disebut alat kontrasepsi
bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada lengan atas, alat
kontrasepsi ini disusupkan di bawah kulit lengan atas dalam. Bentuknya
semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus plastik berongga. Alat KB
yang ditempatkan di bawah kulit ini efektif mencegah kehamilan dengan
cara mengalirkan secara perlahan-lahan hormon yang dibawanya.
Kemudian hormon akan mengalir ke dalam tubuh lewat pembuluh-
pembuluh darah. Susuk KB bekerja efektif selama 5 tahun. Jika dalam
waktu tersebut klien menginginkan kehamilan, maka susuk dapat segera
1
diangkat. Tapi jika tidak, klien tidak perlu menggunakan alat KB lain.
Hanya sesekali ia perlu memeriksakan kesehatan kedokter atau bidan yang
memasangkan susuk tersebut. Pemakaian susuk dapat diganti setiap
5 tahun, 3tahun, dan ada juga yang diganti setiap tahun. Penggunaan
kontrasepsi ini biayanya ringan. Pencabutan bisa dilakukan sebelum
waktunya jika memang ingin hamil lagi.
Menurut jenisnya implant di bagi menjadi 3
a. Norplant
Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm
dengan diameter 2,4 mm yang diisi dengan 36mg levonorgestel. Lama
kerjanya lima tahun.
b. Implanon
Terdiri atas satu batang putih lentur dengan panjang 40 mm dan
diameter 20mm, yang diisi dengan 68 mg levonorgestel dan lama
kerjanya selama tiga tahun
c. Jadena atau indoplant
Terdiri atas dua batang yang berisi75 mg levonorgestel dengan lama
kerja tiga tahun
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah implant kb ?
2. Apa definisi implant kb ?
3. Apa tujuan pemakaian implant kb ?
4. Apa saja jenis implant kb ?
5. Siapa saja sasaran pemakaian implant kb ?
6. Bagaimana cara kerja pemakaian implant kb ?
7. Kapan saja waktu penggunaan implant kb ?
8. Apa saja faktor-faktor implant kb ?
9. Apa saja keuntungan atau kelebihan implant kb ?
10. Apa saja kerugian atau kelemahan implant kb ?
11. Apa saja kontraindikasi implant kb ?
2
12. Apa saja komplikasi implant kb ?
C. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas sistem reproduksi tentang implant kb
2. Untuk mengetahui sejarah implant kb
3. Untuk memahami kontrasepsi implant kb
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Implant KB
Pada tahun 1966 dewan kependudukan (depopulation council)
mulai meneliti tentang impalnt, yang menunjukkan bahwa kapsul karet
silastik melepaskan kadar hormon steroid secara terus menerus selama
lebih dari satu tahun. Pada tahun 1975, ui coba pertama jangka panjang
dimulai dengan 6 kapsul erastomer yang diberi nama norplant.
Pada bulan mei 1993, norplant disahkan penggunaannya di inggris
sebagai alat kontrasepsi, norplant mendapat lisensi selama lima tahun, dan
meskipun tidak lagi di produksi, wanita yang terpasang norplant
kemungkinan masih mengunjungi tempat praktik.
Norplant mendapat banyak sekali sorotan buruk dari media setelah
beberapa wanita mengalamai masalah dengan pemasangan dan pelepasan
kapusl, namun banyak wanita yang telah merasakan manfaat norplant.
Satu-satunya implant yang masih tersedia saat ini adalah implanon.
Keuntungan implanon adalah hanya mempunyai satu kapsul sehingga
mengurangi masalah pada pemasangan dan pelepasan. Namun, implanon
harus dipasang oleh tenaga kesehatan profesional yang telah menjalani
pelatihan khusus mengenai alat ini guna menghindari masalah pada
pemasangan yang tidak benar, dan sebagai kesulitan melepaskannya.
B. Pengertian Implant KB
Kontrasepsi implan adalah alat kontrasepsi berbentuk kapsul
silastik berisi hormon jenis progestin (progestin sintetik) yang dipasang
dibawah kulit (BKKBN,2003). kontrasepsi implant bersifat hormonal, dan
dimasukkan kebawah kulit. Ada beberapa jenis implant, yang biasa
dipakai di Indonesia adalah norplant. Implant merupakan salah satu
metode kontrasepsi yang efektif berjangka 2-5 tahun (Anggraini, 2012).
4
Implant adalah salah satu jenis alat kontrasepsi yang berupa susuk
yang terbuat dari sejenis karet silastik yang berisi hormon, dipasang pada
lengan atas (Handayani, 2010:116).
Implant adalah Alat kontrasepsi yang berbentuk kapsul kosong
silastic (karet silikon) yang di isi dengan hormon dan ujung-ujungnya
kapsul yang ditutup dengan silastic adhesive (Hanafi, 2004:179)
Kontrasepsi Implan merupakan metode kontrasepsi yang
diinsersikan pada bagian subdermal, yang hanya mengandung progestin
dengan masa kerja panjang, dosis rendah dan reversibel untuk wanita
(Speroff & Darney, 2005). Dari beberapa pengertian KB implant diatas
maka dapat disimpulkan bahwa implant adalah salah satu alat kontrasepsi
yang dipasang pada lengan atas yang dimasukkan kebawah kulit bersifat
hormonal dan bersifat jangka panjang
D. Jenis Implant KB
Menurut jenisnya implant di bagi menjadi 3
a. Norplant
5
Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan
panjang 3,4 cm dengan diameter 2,4 mm yang diisi dengan 36mg
levonorgestel. Lama kerjanya lima tahun.
b. Implanon
Terdiri atas satu batang putih lentur dengan panjang 40 mm
dan diameter 20mm, yang diisi dengan 68 mg levonorgestel dan
lama kerjanya selama tiga tahun.
c. Jadena atau indoplant
Terdiri atas dua batang yang berisi75 mg levonorgestel
dengan lama kerja tiga tahun.
6
Kadar levonorgestrel yang konstan mempunyai efek nyata terhadap
mukus serviks. Mukus menebal dan jumlahnya menurun.
7
3. Apabila klien tidak haid, insersi dapat dilakukan setiap saat, dengan
syarat diyakini tidak terjadi kehamilan, klien dianjurkan tidak
melakukan hubungan seksual atau menggunakan metode kontrasepsi
lain untuk 7 hari saja.
4. Apabila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan,
insersi dapat dilakukan setiap saaat. Apabila menyusui penuh, klien
tidak perlu menggunakan metode kontrasepsi lain.
5. Apabila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali,
insersi dapat dilakukan setiap saat, klien dianjurkan untuk tidak
melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan metode
kontrasepsi lain untuk 7 hari.
6. Apabila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin
menggantinya dengan implan, insersi dapat dilakukan setiap saat,
dengan syarat diyakini klien tersebut tidak hamil , atau klien
menggunakan kontrasepsi terdahulu dengan benar.
7. Apabila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi suntik, implan
dapat diberikan pada saat jadwal kontrasepsi suntik. Tidak diperlukan
metode kontrasepsi lain.
8. Apabila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi hormonal (kecuali
AKDR) dan klien ingin menggantinya dengan norplant, insersi dapat
dilakukan setiap saat, dengan syarat diyakini klien tidak hamil. Tidak
perlu menunggu sampai datangnya haid berikutnya.
9. Apabila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR dan klien ingin
menggantinya dengan implan, maka dapat diinsersikan pada saat haid
hari ke-7 dan klien dianjurkan tidak melakukan hubungan seksual
selama 7 hari atau gunakan mentode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
AKDR segera dicabut.
10. Pasca keguguran, implan dapat segera diinsersikan.
8
H. Efek Samping
1. Sakit kepala
2. Penambahan berat badan
3. Nyeri payudara
Catatan : Efek samping ini tidak berbahaya dan akan hilang sendirinya.
9
equin konjugasi untuk 14-21 hari
10
Pendidikan memiliki peran sangat penting dalam menetukan kualitas
memperoleh pengetahuan. Pendidikan kesehatan menjembatani
kesenjangan dalam informasi kesehatan dan praktik kesehatan yang
memotivasi untuk memperoleh informasi dalam berbuat sesuatu
sehingga dapat menjaga diri menjadi sehat, dan membentuk kebiasaan
yang menguntungkan kesehatan.
3. Sumber ekonomi
Sumber ekonomi adalah jumlah penghasilan seluruh anggota keluarga.
Pendapatan berhubungan langsung dengan kebutuhan-kebutuhan
keluarga, penghasilan yang tinggi karena keseluruhan kebutuhan
sandang, pangan, papan dan transportasi serta kesehatan dapat
terpenuhi. Namun keluarga yang pendapatannya rendah mengakibatkan
keluarga mengalami kerawanan dalam pemenuhan kebutuhan hidup
pemeliharaan kesehatan.
K. Keuntungan Implant KB
Keuntungan implan secara kontrasepsi:
1. Daya guna tinggi.
2. Perlindungan jangka panjang sampai 5 tahun.
3. Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan implan.
4. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.
5. Bebas dari pengaruh estrogen.
6. Tidak mengganggu hubungan saat senggama.
7. Tidak mengganggu produksi ASI.
8. Ibu hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan.
9. Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan.
11
5. Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul.
6. Menurunkan angka kejadian endometriosis.
Kelemahan implan:
1. Implan harus dipasang dan diangkat oleh petugas kesehatan yang
terlatih
2. Petugas kesehatan harus dilatih khusus
3. Harga implan yang mahal
4. Implan sering mengubah pola haid
5. Implan dapat terlihat dibawah kulit
L. Kerugian Implant KB
1. Sekitar 20% wanita yang menggunakan implan tidak mengalami
menstruasi
2. Sekitar 50% mengalami menstruasi yang jarang atau berkepanjangan
3. Terdapat efek samping seperti: nyeri kepala, jerawat, mual, perubahan
mood.
4. Beberapa obat mengurangi efektivitas KB implan: obat HIV, epilepsi,
obat komplementari, antibiotik rifabutin dan rifampisin.
5. Pada kasus yang jarang, tempat masuk KB implan dapat terinfeksi. Jika
hal ini terjadi area tersebut dibersihkan dan diberikan antibiotik.
M. Kontraindikasi Implant KB
1. Hamil atau diduga hamil, pendarahan vagina tanpa sebab.
2. Wanita dalam usia reproduksi
3. Telah atau belum memiliki anak
4. Menginginkan kontrasepsi jangka panjang (3 tahun untuk jadena)
5. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi
6. Pasca persalinan dan tidak menyusui
12
7. Pasca keguguran
8. Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak kontrasepsi mantap
9. Riwayat kehamilan ektopik
10. Tekanan darah <180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah,
atau amenia bulan sabit (sickle cell)
11. Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung
estrogen
12. Sering lupa menggunakan pil
13. Perdarahan pervaginan yang belum diketahui penyebabnya
14. Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara
15. Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi
16. Miom uterus dan kanker payudara
17. Gangguan toleransi glukosa
N. Komplikasi Implant KB
1. Gangguan siklus haid (menstruasi)
a. Bentuk gejala (keluhan)
1) Tidak mengalami haid.
2) Perdarahan berupa bercak-bercak (spoting).
3) Perdarahan diluar siklus haid (menstruasi).
4) Perdarahan haid lebih lama atau lebih banyak dari biasanya.
b. Penyebab gejala
Karena adanya ketidakseimbangan hormon sehingga endometrium
mengalami perubahan histologi berupa degenerasi atau atropi.
Keadaan amenore merupakan manifestasi atropi endometrium.
c. Penanggulangan dan pengobatan KIE (Komunikasi Informasi dan
Edukasi)
1) Jelaskan sebab terjadinya.
13
2) Jelaskan bahwa gejala atau keluhan tersebut dalam rangka
penyesuaian diri, bersifat sementara dan individu.
3) Memotivasi agar tetap memakai susuk KB implan.
d. Tindakan medis
1) Amenore (tidak haid)
a) Lakukan pemeriksaan kehamilan (bila memungkinkan
lakukan tes kehamilan). Beberapa wanita melihat ini
sebagai suatu keuntungan dan tidak berbahaya. Beri
motivasi bahwa hal ini bukan suatu yang abnormal dan
dalam 2-3 bulan pasti akan haid.
b) Jika klien memaksa ingin haid, dapat diberikan: Pil KB
3x1 tablet selama 3 hari, selanjutnya 1x1 tablet selama 4-5
hari. Biasanya setelah itu akan terjadi haid.
c) Jika terbukti hamil (melalui pemeriksaan fisik dan
laboratorium). Segera cabut semua implan.
2) Spoting atau metroragia (pendarahan bercak atau menetes)
a) Jika ringan atau tidak terlalu mengganggu tidak perlu
diberi obat.
b) Jika cukup mengganggu, dapat diberikan: Pil KB dosis
rendah 3x2 tablet per hari selama 7 hari.
c) Memorasia (pendarahan lebih banyak atau lebih lama dari
biasanya).
d) Cukup diberi: Tablet sulfas ferosus 3x1 tablet (5-7 hari)
sampai keadaan membaik.
2. Ekspulsi implan
a. Bentuk gejala (keluhan)
1) Adanya ekspulsi sebagian atau keseluruhan kapsul implan di
daerah insersi.
2) Jika disertai adanya infeksi yang ditandai dengan kemerahan,
nyeri, dan panas.
b. Penyebab gejala
14
1) Pemanasan kapsul atau susuk KB yang kurang tepat atau
kurang steril.
2) Adanya gerakan yang keras pada tempat insensi yang terlalu
besar.
c. Penanggulangan dan pengobatan KIE (Komunikasi Informasi dan
Edukasi)
1) Jelaskan sebab terjadinya.
2) Menjaga kebersihan dan menghindari gerakan yang keras.
d. Tindakan medis
1) Periksa apakah kapsul yang lain masih pada tempatnya.
Kemudian periksa pula adanya tanda-tanda infeksi pada daerah
insersi seperti kemerahan, nyeri, dan panas.
2) Jika tidak ada infeksi dan kapsul yang lain masih berada pada
tempatnya, cabut sisanya (5 kapsul yang lain). Jangan lupa
ingatkan untuk mencabut implan stahun lebih awal dari
semestinya.
3) Jika ada tanda-tanda infeksi:
a) Cabut semua kapsul yang ada dan pasang kapsul yang
baru pada sisi lengan yang lain.
b) Anjurkan klien untuk memakai metode kontrasepsi yang
lain.
15
Hormon progesteron mempermudah perubahan karbohidrat dan
gula menjadi lemak dan merangsang nafsu makan serta
menurunkan aktivitas fisik, sehingga adanya implan dapat
menyebabkan berat badan bertambah.
c. Penanggulangan dan pengobatan KIE (Komunikasi Informasi dan
Edukasi)
1) Jelaskan sebab terjadinya.
2) Jelaskan bahwa penambahan berat badan bersifat sementara
dan individu (tidak terjadi pada semua pemakai implan)
sebagian klien justru menganggap hal ini sebagai
keuntungan.
d. Tindakan medis
1) Jika kenaikan berat badan tidak mengganggu, tidak perlu
diberi obat apapun.
2) Pastikan bahwa penambahan berat badan bukan karena
kehamilan.
3) Anjurkan klien untuk melakukan diet rendah kalori dan
olahraga yang proporsional.
4) Jika cara tersebut tidak menolong dan berat badan bertambah
terus, implan dicabut dan ganti cara-cara kontrasepsi lain
yang non hormonal (AKDR).
4. Jerawat
a. Bentuk gejala (keluhan)
Timbulnya jerawat yang berlebihan pada wajah.
b. Penyebab gejala
Karena faktor progesteron yang menyebabkan peningkatan kadar
lemak.
16
c. Penanggulangan dan pengobatan KIE (Komunikasi Informasi dan
Edukasi)
1) Jelaskan sebab terjadinya.
2) Anjurkan untuk mengurangi makanan yang berlemak
(kacang, susu, kuning telur).
3) Menjaga kebersihan wajah dengan membersihkannya 2x
sehari dengan pembersih muka.
4) Menghindari pemakaian kosmetik wajah yang berlebihan.
d. Tindakan medis
1) Jika tidak mengganggu, cukup dengan menjaga kebersihan
wajah.
2) Jika ada infeksi dapat diberi: Tetrasilium 3-4 x 1 kapsul 250
mg, selama 1 minggu.
Jika jerawat muncul dan bertambah banyak sehingga tidak dapat
ditolerir oleh klien, cabut selama kapsul dan ganti cara kontrasepsi yang
hormonal.
17
1) Periksa adanya benjolan atau kista, keluarnya cairan seperti
air susu. Pastikan tidak ada tanda-tanda infeksi.
2) Periksa kemungkinan adanya kelainan kardiovaskular atau
aritmia dan lakukan pemeriksaan tekanan darah, patikan
bahwa semuanya normal.
3) Jika klien terlihat kesakitan sekali dapat diberi: Parasetamol
3x1 tablet 3-4 hari
a) Antalgin 3x1 tablet 500 mg per hari selama 3-4 hari.
b) Asam mefenamat 3x 250-500 mg per hari selama 3-4 hari.
c) Jika gejala tetap dan tidak dapat ditolerir oleh klien, cabut
implan dan ganti cara kontrasepsi non hormonal.
18
1) Peningkatan libido: kemungkinan karena rasa bebas dari
ketakutan akan terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan.
2) Penurunan libido karena efek progesteron terutama yang
berisi 19 nonsteroid. Namun demikian faktor psikis juga
dapat berpengaruh.
c. Penanggulangan dan pengobatan KIE (Komunikasi Informasi dan
Edukasi)
1) Jelaskan sebab terjadinya.
2) Jelaskan bahwa gejala ini bersifat sementara dan individu.
Bila penurunan libido masih ditolerir oleh klien, mantapkan
pemakaian implan. Jika penurunan libido ini mengganggu
keharmonisan rumah tangga, dianjurkan untuk ganti cara
kontrasepsi non hormonal (setelah kapsul dicabut).
3) Jika yang mengalami peningkatanlibido lakukan pemantapan
agar tetap memakai implan serta berusaha melakukan kontrol
diri supaya keutuhan keluarga tetap terjaga.
4) Sebenarnya tidak mudah mendiagnosis apakah libido
meningkat atau menurun karena bersifat subjektif.
d. Tindakan medis
Jika gangguan libido tidak diterima oleh klien, cabut implan dan
ganti cara kontrasepsi non hormonal.
19
c. Penanggulangan dan pengobatan KIE (Komunikasi Informasi dan
Edukasi)
1) Jelaskan sebab terjadinya.
2) Jelaskan bahwa gejala ini bersifat sementara dan individu.
3) Beri motivasi agar tetap memakai implan.
d. Tindakan medis
1) Pastikan tekanan darah normal.
2) Berikan obat simtomatis bila perlu.
3) Jika pemberian obat tidak menolong lakukan pencabutan
implan ganti cara non hormonal.
20
3) Rujuk segera bila ditemukan perut bawah tegang, nadi
meningkat.
4) Bila gejala muncul atau bertambah berat, cabut implan.
21
1) Karena adanya ketidakseimbangan hormon estrogen
progesteron, sehingga terjadi peningkatan aktivitas faktor-
faktor pembekuan, atau mungkin karena pengaruh vaskuler
secara langsung.
2) Keadaan varisea merupakan faktor predisposisi terjadinya
tromboemboli.
c. Penanggulangan dan pengobatan KIE (Komunikasi Informasi dan
Edukasi)
1) Jelaskan sebab terjadinya tromboemboli.
2) Jelaskan bahwa tromboemboli sangat jarang.
d. Tindakan medis
1) Jika terjadi trombosis cabut semua kapsul implan.
2) Anjurkan klien untuk memakai metode kontrasepsi non
hormonal.
22
13. Perubahan perasaan (depresi)
a. Bentuk gejala (keluhan)
Perasaan lesu, tidak bersemangat dalam bekerja atau kehidupan.
b. Penyebab gejala
Adanya hormon progesteron yang berasal dari kapsul implan
menyebabkan terjadinya retensi garam sehingga ada bagian otak
jantung yang menggelembung dan menekan pusat susunan saraf
tertentu.
c. Penanggulangan dan pengobatan KIE (Komunikasi Informasi dan
Edukasi)
1) Jelaskan sebab terjadinya.
2) Jelaskan bahwa gejala ini bersifat sementara dan individu.
d. Tindakan medis
1) Untuk gejala depresi ringan sampai sedang dapat diberikan
vitamin B6 3-4 x1 tablet 10 mg per hari sampai gejala depresi
hilang.
2) Jika depresi menetap dan terus memberat, cabut kapsul.
23
Tidak ada pengobatan khusus. Jika klien tidak dapat mentolerir,
cabut semua kapsul.
O. Pemasangan Implant
1. Pelaksanaan Pelayanan
Ruangan klinik pasien rawat jalan maupun ruang operasi cocok untuk
pemasangan maupun pencabutan implan.Bila mungkin,ruangan
sebaiknya jauh dari area yang sering digunakan (ramai) di klinik
maupun di rumah sakit,serta harus:
Mamiliki pencahayaan yang cukup
Berlantai keramik atau semen sehingga mudah di bersihkan
Terbebas dari debu dan serangga
Memiliki ventilasi udara yang baik
Selain itu juga perlu ada fasilitas untuk mencuci tangan termasuk
air bersih dan mengalir (air kran dan lain-lain).
2. Pencegahan Infeksi
Untuk meminimalisasi resiko infeksi pada klien setelah pemasangan
maupun pencabutan implan, petugas klinik harus berupaya untuk
menjaga lingkungan dari bebas infeksi. Untuk itu petugas perlu
melakukan hal-hal sbb:
a. Meminta klien untuk membersihkan dengan sabun seluruh lengan
yang akan dipasang implan dan membilasnya hingga tidak ada
sabun yang tertinggal (sisa sabun dapat mengurangi efektifitas
beberapa anti septik). Langkah ini sangat penting khususnya bila
kebersihan klien
b. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir. Untuk
pemasangan dan pencabutan batang, cuci tangan dengan sabun
selama 5-10 detik kemudian bila dengan air bersih yang mengalir
sudah cukup
24
c. Pakai kedua sarung tangan yang telah disterilisasi atau diDTT.
(Gunakan sepasang sarung tangan yang berbeda untuk tindakan
guna menghindari kontaminasi silang
d. Siapkan daerah pemasangan dan pencabutan dengan kapas yang
telah diberi anti septik: gunakan forsep untuk mengusap kapas
tersebut pada daerah pemasangan/pencabutan implan.
e. Setelah selesai pemasangan maupun pencabutan batang implan,dan
sebelum malepas sarung tangan, dekontaminasi instrumen dengan
larutan clorin 0,5%. Sebelum membuang atau merendam jarum dan
alat suntik,isi dahulu dengan larutan clorin. Setelah pemasangan,
pisahkan plunger dari trokar. Darah kering akan menyulitkan
waktu memisahkan plunger dari trokar. Rendam selama 10
menit;kemudian bilas segera dengan air bersih.
f. Kain operasi (drape) harus dicuci sebelum digunakan kembali.
Setelah dipakai, taruh pada wadah kering dan bertutup
g. Dengan tetap memakai sarung tangan, buang bahan-bahan
terkontaminsi (kassa,kapas,dll) kedalam wadah tertutuprapat atau
kantong plastik yang tidak bocor. Jarum dan alat suntik sekali
pakai (disposable) harus dibuang kedalam wadah yang tahan tusuk.
h. Masukkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan
kedalam larutan clorin 0,5%. Lepaskan sarung tangan dari dalam
ke luar.
3. Persiapan
a. Persiapan Klien
Walaupun kulit dan instrumennya sulit untuk disterilisasi,
pencucian dan pemberian antiseptik pada daerah operasi tempat
implan akan dipasang akan mengurangi jumlah mikroorganisme di
daerah kulit klien.kedua tindakan ini pada kenyataannya sangat
25
bermanfaat dalam mengurangi resiko terjadinya infeksi pada
insersi atau pencabutan implan Norplant
b. Peralatan dan Instrumen untuk Insersi
1) Meja periksa untuk berbaling klien
2) Alat penyangga lengan (tambahan)
3) Batang implan dalam kantong
4) kain penutup steril(disinfeksi tingkat tinggi) serta mangkok
untuk tempat meletakkan implan Norplant.
5) Pasang sarung tangan karet bebas bedak dan yang sudah steril
(atau didisinfeksi tingkat tinggi)
6) Sabun untuk mencuci tangan
7) Larutan anti septik untuk disinfeksi kulit(mis,betadin atau
sejenis gol povidon iodin lainnya), lengkap dengan
cawan/mangkok anti karat.
8) Zat anastesi lokal (konsentrasi 1% tanpa epinefrin)
9) Semprit(5-10ml), dan jarum suntik (22G) ukuran 2,5 sampai 4
cm (1-1 1/2inch)
10) Trokar 10 dan madrin
11) Skalpel 11 atau 15
12) Kassa pembalut, band aid, atau plester
13) Kassa steril dan pembalut
14) Epinefrin untuk renjatan anafilaktik (harus tersedia untuk
kaperluan darurat)
15) Klem penjepit atau forsep mosquito (tambahan)
16) Bak/tempat instrumen (tertutup)
4. Kunci Keberhasilan Pemasangan
a. Untuk tempat pemasangan kapsul,pilihlah lengan klien yang jarang
digunakan
b. Gunakan cara pencegahan infeksi yang dianjurkan
c. Pastikan kapsul-kapsul tersebut ditempatkan sedikitnya 8 cm diatas
lipat siku, didaerah media lengan
26
d. Insisi untuk pemasangan harus kecil,hanya sekedar menembus
kulit. Gunakan kalpel atau trokar tajam untuk membuat insisi.
e. Masukkan trokar melalui luka insisi dengan sudut yang kecil,
superfisisl tepat dibawah kulit. Waktu memasang trokar jangan
dipaksakan
f. Ttrokar harus dapat mengangkat kulit setiap saat,untuk memastikan
memastikan pemasangan tepat dibawah kulit
g. Pastikan 1 kapsul benar-benar keluar dari trokar sebelum kapsul
berikutnya dipasang (untuk mencegah kerusakan kapsul
sebelumnya,pegang kapsul yangsudah terpasang tersebut dengan
jari tengah dan masuk trokar pelan-pelan disepanjang tepi jari
tersebut)
h. Setelah selesai memasang, bila sebuah ujung kapsul menonjol
keluar atau terlalu dekat dengan luka insisi, harus dicabut dengan
hati-hati dan dipasang kembali dalam posisi yang tepat
i. Jangan dicabut ujung trokar dari tempat insisi sebelum semua
kapsul dipasang dan periksa seluruh posisi kapsul. Hal ini untuk
memastikan bahwa keenam kapsul dipasang dalam posisi benar
dan pada bidang yang sama dibawah kulit.
j. Kapsul pertama dan keenam harus membentuk sudut 75 derajat
5. Persiapan Pemasangan
Langkah 1
Persilahkan klien mencuci seluruh lengan dengan sabun dan air
yang mengalir serta membilasnya. Pastikan tidak terdapat sisa sabun
(sisa sabun menurunkan efektivitas antisetik tertentu). Langkah ini
sangat penting bila klien kurang menjaga kebersihan dirinya untuk
menjaga kesehatannya dan mencegah penularan penyakit.
Langkah 2
Tutup tempat tidur klien (dan penyangga lengan atau meja samping
bila ada) dengan kain bersih.
Langkah 3
27
Persilahkan klien berbaring dengan lengan yang lebih jarang
digunakan (misalnya : lengan kiri) diletakkan pada lengan penyangga
atau meja di samping. Lengan harus disangga dengan baik dan dapat
digerakkan lurus atau sedikit bengkok sesuai dengan posisi yang
disukai klinis untuk memudahkan pemasangan.
Langkah 4
Tentukan tempat pemasangan yang optimal 8 cm di atas lipatan siku.
Langkah 5
Siapkan tempat alat-alat dan buka bungkus steril tanpa menyentuh
alat-alat di dalamnya.
Langkah 6
Buka dengan hati-hati kemasan steril implan dengan menarik kedua
lapisan pembungkusnya dan jatuhkan seluruh kapsul dalam mangkuk
steril.Bila tidak ada mangkuk steril, kapsul dapat diletakkan dalam
mangkuk yang didisinfeksi tingkat tinggi (DDT) atau pada baki tempat
alat-alat. Pilihan lain adalah dengan membuka sebagian kemasan dan
mengambil kapsul satu demi satu dengan klem steril atau DDT saat
melakukan pemasangan. Jangan menyentuh bagian dalam kemasan
atau isinya kecuali dengan alat yang steril atau DDT.
6. Tindakan Sebelum Pemasanagan
Langkah 1
Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan kain
bersih.
Langkah 2
Pakai sarung tangan steril atau DDT (ganti sarung tangan untuk setiap
klien guna mencegah kontaminasi silang).
Langkah 3
Atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah dicapai. Hitung kapsul
untuk memstikan jumlahnya.
Langkah 4
28
Persiapkan tempat insisi dengan larutan antiseptik. Gunakan klem
steril atau DTT untuk memegang kasa berantiseptik. (bila memegang
kasa berantiseptik hanya dengan tangan, hati-hati jangan sampai
mengkontaminsai sarung tangan dengan menyentuh kulit yang tidak
steril). Mulai mengusap dari tempat yang akan dilakukan insisi ke arah
luar dengan gerakan melingkar sekitar 8-13 cm dan biarkan kering
(sekitar 2 menit) sebelum memulai tindakan. Hapus antiseptik yanga
berlebihan hanya bila tanda yang sudah dibuat tidak terlihat.
Langkah 5
Bila ada guanakan kain penutup (doek) yang mempunyai lubang untuk
menutupi lengan. Lubang tersebut harus cukup lebar untuk
memaparkan tempat yang akan dipasang kapsul. Dapat juga dengan
menutupi lengan di bawah tempat pemasangan dengan kain steril.
Langkah 6
Setelah memastikan tidak alergi terhadap obat anestesi, isi alat suntik
dengan 3 ml obat anestesi . Dosis ini sudah cukup untuk
menghilangkan rasa sakit selama memasang kapsul implan.
Langkah 7
Masukkan jarum di bawah kulit pada tempat insisi, kemudian lakukan
aspirasi untuk memastikan jarum tidak masuk ke dalam pembuluh
darah. Suntikkan sedikit obat anestesi untuk membuat gelembung kecil
di bawah kulit. Kemudian tanpa memindahkan jarum, masukkan ke
bawah kulit sekitar 4 cm. Hal ini akan membuat kulit terangkat dari
jaringan lunak di bawahnya. Kemudian tarik jarum pelan-pelan
sehingga membentuk jalur sambil menyuntikkan obat anestesi
sebanyak 1 ml di antara tempat untuk memasang kapsul.
7. Pemasanagan Kapsul
Sebelum membuat insisi, sentuh tempat insisi dengan jarum atau skalpel
untuk memastikan obat anestesi telah bekerja.
Langkah 1
29
Pegang skalpel dengan sudut 45◦, buat insisi dangkal hanya untuk sekedar
menembus kulit. Jangan membuat insisi yang panjang atau dalam.
Langkah 2
Ingat kegunaan ke-2 tanda pada trokar. Trokar harus dipegang dengan
ujung yang tajam menghadap ke atas. Ada 2 tanda pada trokar,
1) dekat pangkal menunjukkan batas trokar dimasukkan ke bawah kulit
sebelum memasukkan setiap kapsul.
2) dekat ujung menunjukkan batas trokar yang harus tetap di bawah kulit
setelah memasang setiap kapsul.
Langkah 3
Dengan ujung yang tajam menghadap ke atas dan pendorong di dalamnya
masukkan ujung trokar melalui luka insisi dengan sudut kecil. Mulai dari
kiri atau kanan pada pola seperti kipas, gerakkan trokar ke depan dan
berhenti saat ujung tajam seluruhnya berada di bawah kulit. Memasukkan
trokar jangan dengan paksaan. Jika terdapat tahanan coba dari sudut
lainnya.
Langkah 4
Untuk meletakkan kapsul tepat di bawah kulit angkat trokar ke atas
sehingga kulit terangkat. Masukkan trokar perlahan-lahan dan hati-hati ke
arah tanda (1) dekat pangkal. Trokar harus cukup dangkal sehingga dapat
diraba dari luar dengan jari. Trokar harus selalu terlihat mengangkat kulit
selama pemasangan. Masuknya trokar akan lancar bila berada di bidang
yang tepat di bawah kulit.
Langkah 5
Saat trokar masuk sampai tanda (1) cabut pendorong dari trokar.
Langkah 6
Masukkan kapsul pertama ke dalam trokar. Gunakan ibu jari dan telunjuk
atau pinset atau klem untuk mengambil kapsul dan memasukkan ke dalam
trokar. Bila kapsul diambil dengan tangan pastikan sarung tangan tersebut
bebas dari bedak atau pertikel lain.
30
Langkah 7
Gunakan pendorong untuk mendorong kapsul ke arah ujung trokar sampai
terasa ada tahanan, tapi jangan mendorong dengan paksa.
Langkah 8
Pegang pendorong dengan erat di tempatnya dengan satu tangna untuk
menstabilkan. Terik tabung trokar dengan menggunakan ibu jari dan
telunjuk ke arah luka insisi sampai tanda (2) muncul di tepi luka insisi dan
pangkalnya menyentuh pegangan pendorong. Hal yang penting pada
langkah ini adalah menjaga pendorong tetap di tempatnya dan tidak
mendorong kapsul ke jaringan.
Langkah 9
Saat pangkal menyentuh pegangan pendorong tanda (2) harus terlihat di
tepi luka insisi dan kapsul saat itu keluar dari trokar tepat berada di bawah
kulit. Raba ujung kapsul dengan jari untuk memastikan kapsul sudah
keluar seluruhnya dari trokar. Hal yang penting adalah kapsul bebas dari
trokar untuk menghindari terpotongnya kapsul saat trokar digerakkan
untuk memasang kapsul berikutnya.
Langkah 10
Tanpa mengeluarkan seluruh trokar, putar ujung dari trokar ke arah laterla
kanan dan kembalikkan lagi ke posisi semula untuk memastikan kapsul
pertama bebas. Selanjutnya geser trokar sekitar 15-25 derajat. Untuk
melakukan itu mula-mula fiksasi kapsul pertama dengan jari telunjuk dan
masukkan kembali trokar pelan-pelan sepanjang sisi jari telunjuk tersebut
sampai tanda (1). Hal ini akan memastikan jarak yang tepat antara kapsul
dan mencegah trokar menusuk kapsul yang dipasang sebelumnya. Bila
tanda (1) sudah tercapai masukkan kapsul berikutnya ke dalam trokar dan
lakukan seperti sebelumnya.
Langkah 11
Pada pemasangan kapsul berikutnya, untuk mengurangi resiko infeksi atau
ekspulsi pastikan bahwa ujung kapsul yang terdekat kurang lebih 5 mm
dari tepi luka insisi.
31
Langkah 12
Sebelum mencabut trokar, raba kapsul untuk memastikan kapsul
semuanya telah terpasang.
Langkah 13
Ujung dari semua kapsul harus tidak ada tepi luka insisi. Bila sebuah
kapsul keluar atau terlalu dekat dengan luka insisi, harus dicabut dengan
hati-hati dan dipasang kembali di tempat yang tepat.
Langkah 14
Setelah kapsul terpasang semuanya dan posisi setiap kapsul sudah
diperiksa, keluarkan trokar pelan-pelan. Tekan tempat insisi dengan jari
menggunakan kasa selama 1 menit
8. Tindakan Setelah Pemasangan Kapsul
a. Menutup luka insisi
1) Temukan tepi kedua insisi dan gunakan band aid atau plester
dengan kassa steril untuk menutup luka insisi. Luka insisi tidfak
perlu dijahit karena dapat menimbulkan jaringan parut
2) Periksa adanya perdarahan. Tutup daerah pemasangan dengan
pembalut untuk hemostasis dan mengurangi memar (perdarahan
subkutan)
b. Perawatan klien
1) Buat catatan pada rekam medik pemasangan kapsul dan kejadiian
tidak umum yang mungkin terjadi selama pemasangan.
2) Amati klien kurang lebih 15-20 menit untuk kemungkinan
perdarahan dari luka insisi atau efek lain sebelum memulangkan
klien. Beri petunjuk untuk perawatan luka insisi setelah
pemaasangan, kalau bisa diberikan secara tertulis.
P. Pencabutan Implant
32
2. Timbulnya efeksamping yang sangat mengganggu dan tidak dapat
diatasi dengan pengobatan biasa
3. Sudah habis masa pakainya
4. Terjadi kehamilan
Prosedur Pengangkatan
1. Alat-alat yang diperlukan: selain dari alat-alat yang diperlukan
sewaktu pemasangan kapsul Norplant diperlukan pula satu forceps
lurus dan satu furseps bengkok.
2. Tentukan lokasi kapsul Norplant (kapsul 1-6), kalau perlu kapsul di
dorong kearah tempat insisi akan dilakukan.
3. Daerah insisi di disinfeksi, kemudian ditutup dengan kain steril yang
berluban
4. Lakukan anastesi lokal
5. Kemudian lakukan insisi selebar 5-7 mm ditempat yang paling dekat
dengan kapsul Norplant
6. Forceps dimasukan kedalam lubang insisi dan kapsul didorong dengan
jari tangan lain kearah ujung forceps, selanjutnya forceps dibuka lalu
kapsul dijepit dengan ujung forceps.
7. Selanjutnya kapsul yang sudah dijepit kemudian ditarik pelan-pelan.
Kalo perlu dibantu dengan mendorong kapsul dengan jari tangan lain.
Adakalanya kapsul sudah terbungkus dengan jaringan sekitarnya dalm
hal ini dilakukan insisi pada jaringan yang membungkus kapsul
tersebut pelan-pelan sampai kapsul menjadi bebas sehingga mudah
menariknya keluar
8. Lakukan prosedur ini beturut-turut untuk mengeuarkan kapsul kedua
sampai keenam. Jika sewaktu mengeluarkan kapsul terjadi perdarahan
maka hentikan terlebih dahulu perdarahannya
9. Setelah semua kapsul dikeluarkan dan tidak terjadi perdarahan tutup
luka dengan kassa steril kemudian di plester
10. Pada umumnya tidak diperlukan jahitan pada kulit
33
11. Informasikan kepada pemakai untuk tidak membasahi luka selama 3
hari
JOB SHEET
Bahan : a. Plester
b. Lidocain 1 %
c. Sabun untuk mencuci lengan
34
3. Varney, H. 1997. Varney’s Midwifery. 3rd Ed. London:Jones
dan Bartlet Publishers
DASAR TEORI
Kontrasepsi implant adalah system Norplant dari implant sebdermal Levonorgestrel yang
terdiri atas dua skala kapsul dimethylsiloxane yang dibuat dari bahan silastik, masing-masing kapsul
berisi 75 mg levonorgestrel dalam format Kristal dengan masa kerja tiga tahun (Varney, 1997)
Teknik Standar pemasangan implant adalah kapsul dipasang superficial, tepat dibawah kulit
(dermis). Jika pemasangan yang dalam akan menyebabkan sulitnya pencabutan.
PETUNJUK
1. Baca dan pelajari lembaran kerja yang tersedia.
2. Siapkan alat dan bahan secara lengkap sebelum tindakan dimulai.
3. Ikutilah petunjuk instruktur.
4. Tanyakan pada instruktur bila terdapat hal-hal yang kurang dimengerti.
KEAMANAN
1. Pastikan indikasi pencabutan implant pada klien sudah terpenuhi sebelum melakukan tindakan
pencabutan implant.
2. Jagalah kesterilan alat dan bahan yang digunakan.
3. Gunakan sarung tangan bebas bedak untuk mencegah infeksi silang serta untuk mencegah
terbentuknya jaringan ikat pada luka insisi.
4. Lakukan teknik pembuangan sampah/limbah bekas pakai sesuai prosedur.
PROSEDUR PEMASANGAN
35
1 Konseling sebelum pemasangan
Keypoint :
Beritahu kepada ibu apa yang akan
dilakukan.
Keypoint :
Pastikan bahan dan alat dalam keadaan
dapat digunakan sesuai urutan
kerja/argonomis
Keypoint :
Anjurkan klien agar meggulung lengan
baju dan melepaskan jam tangan,
perhiasan dll
Keypoint :
Dengan lengan yang jarang digunakan
diletakkan pada lengan penyangga / meja
samping
Keypoint :
Raba tanpa memakai sarung tangan
36
6 Gambar dengan menggunakan spidol
Keypoint :
Pastikan dengan baik posisi yang akan
digunakan
Keypoint :
Gunakan sabun dan air mengalir
serta Keringkan dengan kain bersih
Keypoint :
Ganti sarung tangan untuk setiap
klien guna mencegah kontaminasi
silang.
3. Reka posisi
37
Keypoint : Posisikan lengan atas
pada penyangga dengan siku dalam
keadaan fleksi. Tentukan titik insisi
pada sekitar 6-8 cm dari lipat siku
dan buat tanda untuk menempatkan
kapsul subdermal
Keypoint :
Lubang kain harus cukup lebar untuk
memaparkan lokasi kapsul
Tindakan pemasangan
1. Siapkan implant set
Keypoint :
Siapkan bisturi dan Implan-2 yang
ada di dalam trokar dan pendorong
khusus untuk memasukkan kedua
kapsul Implan-2
38
Keypoint :
Lepaskan tutup bisturi sehingga
ujungnya yang tajam dapat digunakan
untuk membuat sayatan atau insisi
kecil pada kulit
Keypoint :
Menyuntikkan obat anastesi lokal,
Lakukan anestesi intrakutan pada
satu titik dan subdermak pada
alur untuk menempatkan kapsul
Pastikan klien tidak alergi
4. Lakukan Insisi
Keypoint :
Buat insisi kecil (dengan ujung bisturi)
pada titik insersi trokar
Keypoint :
Masukkan ujung trokar ke subdermal
melalui luka insisi dengan sudut 30
derajat terhadap permukaan kulit
lengan atas hingga mencapai tanda 1
pada trokar.
39
memasukkan kapsul implan ke dalam
Keypoint :
Pasang pendorong pada alur
masuknya di pangkal trokar, cari
akses masuk dengan kedalaman
yang cukup untuk mencapai alur
kapsul dan posisinya aman agar tidak
terjatuh.
Keypoint :
Masukkan ujung trokar ke subdermal
melalui luka insisi dengan sudut 30
derajat terhadap permukaan kulit
lengan atas hingga mencapai tanda 1
pada trokar.
Keypoint :
Putar pendorong 180 derajat hingga
bebas dari tahanan dalam trokar dan
mencapai alur kapsul
keypoint
Sambil menahan ujung kapsul yang
sudah terpasang, tarik trokar dan
pendorong keluar (hingga tanda 2)
dan arahkan ujungnya ke alur kapsul
2 untuk menempatkan kapsul dengan
pola huruf V di subdermal
9. Raba kapsul
40
Keypoint :
Tahan pendorong pada posisinya,
kemudian tarik trokar ke arah pangkal
pendorong hingga tertahan pada jarak
setengah panjang pendorong untuk
memastikan kapsul sudah terpasang
pada tempatnya
10 Menempatkan implant
Keypoint
Setelah trokar mencapai tanda 1 pada
luka insisi, putar pendorong 180
derajat (searah dengan putaran jarum
jam atau berlawanan dengan arah
putaran jarum jam) hingga ujung
pendorong mencapai alur kapsul,
kemudian tarik trokar hingga
menyentuh pangkal pendorong
Keypoint
Tutup luka insisi dengan Band Aid
Keypoint :
Bersihkan luka sebelum ditutup kasa
berantiseptik
41
Keypoint
Pasang balut bebat diatas band aid
melingkari lengan atas
Keypoint :
Pastikan klien mengerti dengan
penjelasan yang diberikan
Keypoint :
Ingat prinsip pendokumentasian yang
baik
EVALUASI
a. Mahasiswa mendemonstrasikan pemasangan implan secara individu
b. Instruktur membimbing dan menilai langkah – langkah pencabutan implan dengan menggunakan
ceklist
c. Setiap langkah dilakukan secara sistematis dan hati-hati
d. Setiap langkah dilakukan dengan memperhatikan privasi ibu selama melakukan prosedur
e. Setiap langkah dilakukan dengan memperhatikan kenyamanan dan keamanan ibu selama
melakukan prosedur
f. Setiap langkah dilakukan dengan memperhatikan psikologis ibu
g. Setiap langkah dilakukan dengan memperhatikan kesterilan dalam bekerja
h. Memberitahukan hasil pekerjaan pada ibu setelah selesai melakukan prosedur
BAB III
42
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kontrasepsi berasal dari bahasa kontra dan konsepsi. Kontra berarti
“melawan”atau “mencegah”, sedangkan konsepsi adalah pertemuan
antara sel telur yang matang dengan sperma yang mengakibatkan
kehamilan. Jadi maksud dari kontrasepsi adalah menghindari atau
mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat adanya pertemuan antara
sel telur dan sel sperma
Pada tahun 1966 dewan kependudukan (depopulation council)
mulai meneliti tentang impalnt, yang menunjukkan bahwa kapsul karet
silastik melepaskan kadar hormon steroid secara terus menerus selama
lebih dari satu tahun. Pada tahun 1975, ui coba pertama jangka panjang
dimulai dengan 6 kapsul erastomer yang diberi nama norplant
Para ulama yang membolehkan KB sepakat bahwa Keluarga
Berencana (KB) yang dibolehkan syari`at adalah suatu
usaha pengaturan/penjarangan kelahiran atau usaha pencegahan
kehamilan sementara atas kesepakatan suami-isteri karena situasi dan
kondisi tertentu untuk kepentingan (maslahat) keluarga.
B. Saran
Sesuai dengan kesimpulan diatas, mahasiswa dapat memahami
sejarah implant KB.
43
DAFTAR PUSTAKA
Mulyani Siti N, dan Rinawati Mega, 2013, Keluarga Berencana dan Alat
Kontrasepsi.
Nuha Medika, Yogyakarta. Di akses pada 12 Oktober 2017
Irianto Koes, 2012, Keluarga Berencana untuk Paramedis dan Nonmedis.
Yrama
Widya, Bandung. Di akses pada 12 Oktober 2017
Saifufuddin, A. B., dkk. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Sherli, 2006. Alat Kontrasepsi.
http://bidansherly.wordpress.com/2009/04/06 /alatkontrasepsi/. Diakses
17 Desember 2010.
44