Dosen :
Oleh :
II A Kelompok 6
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
anugrah-Nya penulisan paper ini dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
terlaksananya penulisan paper yang berjudul “Elektrolit dan Blood Gas Analyzer”
ini sehingga bisa tersusun dengan baik dan tepat waktu.
Paper ini kami susun berdasarkan pengetahuan yang kami dapatkan dari
berbagai sumber buku dan media elektronik. Penulis juga berharap agar makalah
ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang Elektrolit dan Blood Gas
Analyzer.
Akhirnya, kami menyadari penulisan paper ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi perbaikan dan kesempurnaan paper ini dimasa mendatang.
Penyusun Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Elektrolit adalah setiap zat yang mengandung ion bebas yang membuat
substansi elektrik konduktif. Elektrolit umumnya ada sebagai solusi dari asam,
basa atau garam. Selain itu, beberapa gas dapat bertindak sebagai elektrolit
pada kondisi suhu tinggi atau tekanan rendah. Elektrolit berperan penting
dalam tubuh manusia, karena hampir semua proses metabolisme dalam tubuh
manusia dipengaruhi oleh elektrolit. Elektrolit diperlukan untuk memelihara
potensial elektro kimiawi membran sel yang akhirnya dapat mempengaruhi
fungsi saraf, otot, serta aktivitas sel seperti sekresi, kontraksi, dan berbagai
proses metabolik lain. Pemeriksaan elektrolit sering diminta oleh para klinisi
untuk menilai keseimbangan kadar elektrolit dalam tubuh seperti
pemeriksaan Na, K, dan Cl. Kalium merupakan analit kimia yang penting
karena kelainannya dapat segera mengancam nyawa, kalium merupakan zat
elektrolit yang penting untuk fungsi otot dan saraf. Pemeriksaan elektrolit
atau tes kalium (potasium) dilakukan untuk mengukur tingkat kalium dalam
darah, pemeriksaan ini sangat penting dilakukan dengan tepat dan akurat agar
tidak terjadi kesalahan pengukuran yang dapat menimbulkan konsekuensi
serius.
Kelainan asam basa merupakan kejadian yang sering terjadi pada pasien-
pasien kritis. Namun, pendekatan dengan metode sederhana tidak dapat
memberikan gambaran mengenai prognosis pasien. Analis gas darah sering
digunakan untuk mengidentifikasi gangguan asam –basa spesifik pada tingkat
kompensasi yang telah terjadi. Biasanya pemeriksaan ini menggunakan
spesimen dari darah arterial, namun jika sampel darah arteri tidak dapat
diperoleh dapat juga menggunakan vena campuran. Analisa gas darah (AGD)
atau arterial blood gas (ABG) test adalah tes darah yang diambil melalui
pembuluh darah arteri untuk mengukur kadar oksigen, karbon dioksida, dan
tingkat asam basa (pH) di dalam darah. Pemeriksaan Analisa gas darah
penting untuk menilai keadaan fungsi paru-paru. Pemeriksaan dapat
dilakukan melalui pengambilan darah astrup dari arteri radialis, brakhialis,
1
atau formalis. Blood Gas Analyzer (Analisa Gas Darah) merupakan salah satu
alat diagnosis dan penatalaksanaan penting bagi pasien untuk mengetahui
status oksigenasi dan keseimbangan asam basanya.
Maka dari itu analisis elektrolit dan analisis gas darah penting dilakukan
dengan tepat menggunakan alat yang tepat pula, yaitu elektrolit analyzer dan
blood gas analyzer.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan paper ini yaitu, sebagai sarana
pembelajaran mengenai Elektrolit dan Blood Gas Analyzer sehingga
mahasiswa dapat memahami materi dengan baik.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dalam pembuatan paper ini yaitu, sebagai media
informasi dan referensi sebagai suatu bentuk penerapan ilmu secara aplikatif.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
darah dilakukan untuk mengetahui status oksigen dan karbondioksida di
dalam darah arteri dan mengukur pHnya. Pemeriksaan dapat dilakukan
melalui pengambilan darah astrup dari arteri radialis,brakhialis,atau formalis.
Meskipun biasanya pemeriksaan ini menggunakan spesimen dari darah arteri,
jika sampel darah arteri tidak dapat diperoleh, suatu sampel vena campuran
dapat digunakan. Tujuan dari pemeriksaan gas darah adalah untuk menilai
tingkat keseimbangan asam dan basa, mengetahui kondisi fungsi pernafasan
dan kardiovaskuler dan menilai kondisi fungsi metabolisme tubuh. Blood Gas
Analyzer (BGA) ini merupakan alat yang digunakan untuk menentukan
konsentrasi gas yang ada di dalam darah seperti CO2 dan O2, mengukur pH
dan mengukur elektrolit seperti potasium, natrium, zat kapur serta klorida.
4
Analisis gas darah sering digunakan untuk mengidentifikasi gangguan asam-
basa spesifik pada tingkat kompensasi yang telah terjadi. Pemeriksaan gas
darah dapat menggambarkan hasil berbagai tindakan penunjang yang
dilakukan, tetapi kita tidak dapat menegakkan suatu diagnosa hanya dari
penilaian analisa gas darah dan keseimbangan asam basa saja, kita harus
menghubungkan dengan riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, dan data-
datalaboratorium lainnya.
2.3. Prinsip Kerja Elektrolit dan Blood Gas Analyzer
2.3.1 Prinsip Kerja Elektrolit
Prinsip kerjanya adalah menganalisis kadar Na +, K +, Cl-, dan Li +
dalam darah utuh, serum, urin (tidak berlaku untuk Li +), dan plasma.
Software canggih dan perangkat keras, termasuk bar code reader opsional,
melacak semua hasil analisa. Pengukuran Elektrolit Analyzer diukur dengan
proses yang dikenal sebagai potesiometri, metode ini mengukur tegangan
yang berkembang antara permukaan dalam dan luar elektroda selektif ion.
Elektroda ( membran ) terbuat dari bahan yang selektif permeabel untuk ion
yang diukur. Misalnya kaca natrium elektroda terbuat dari formula kaca
khusus yang selektif mengikat ion natrium, bagian dalam eletroda diisi
dengan cairan yang mengandung ion natrium, dan bagian luar membran kaca
direndam dalam sampel. Perbedaan potensial berkembang melintasi membran
kaca yang tergantung pada perbedaan konsentrasi natrium ( aktivitas ) di
dalam dan di luar membrane kaca, potensi ini diukur dengan
membandingkannya dengan potensi elektroda referensi. Karena potensi
elekroda referensi tetap konstan, perbedaan tegangan antara dua elektroda
tersebut diberikan untuk diberikan konsentrasi natrium dalam sampel. Ion
elektroda selektif dapat digunakan untuk mengukur darah utuh, serum, atau
plasma karena mereka menanggapi aktivitas elektrolit dalam fasa air dari
sampel saja. Salah satu aspek penting dari pengukuran elektrolit adalah
artefak ( hasil yang salah ) disebut pseudohhyponatremia yang mungkin
terjadi saat natrium diukur dengan menggunakan sampel darah diencerkan.
Hal ini terjadi ketika plasma mengandung lipid terlalu tinggi atau protein
5
2.3.2 Prinsip Kerja Blood Gas Analyzer
Gas sampel yang diambil melalui probe akan masuk ke setiap sampel sel
secara bergiliran dimana gas sampel akan dibandingkan dengan gas standar
melalui pemencaran system infra red dimana akan menghasilkan perbedaan
panjang gelombang yang akan dikonversi receiver menjadi signal analog.
6
3. Parameter Blood Gas Parameters : pH, PCO2, PO2
4. Persiapan Sampel
7
2. Letakkan botol infus
3. Tangan pasien diletakkan diatas botol infus, dengan sendi melipat
kebelakang.
4. Sedot heparin cair sebanyak 1 cc dan kmudian keluarkan. Heparin hanya
membasahi dinding disposible. Tidak ada sisa o,1 cc dalam disposible,
kecuali yang ada didalam jarum.
5. Raba Nadi dengan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah.
6. Pastikan tempat dari nadi yang diraba.
7. Desinfeksi daerah tersebut.
8. Desinfeksi kedua jari.
9. Pegang disposible seperti memegang pensil.
10. Raba kembali Nadi dengan menggunakan kedua yang telah didesinfeksi.
11. Tusukan jarum diantara kedsua jari dengan sudut 45 derajat mengarah ke
jantung.
12. Biarkan Darah sendiiri mengalir ke dalam jarum. Jangan diaspirasi.
13. Cabut jarum dan tusukkan pada karet penutup.
14. Tekan daerah penusukan dengan menggunakan kapas betadine selama 5
menit.
15. Beri etiket dan bawa ke laboraotirum.
8
bersamaan kemudian ditekan kembali tombol analyzer hingga sample
terhisap secara otomatis dan selang akan masuk sendiri.
5. Wadah sampel yang dimasukkan ke selang dapat disesuaikan dengan
kondisi.
a. Syringe : Untuk pengukuran gas darah menggunakan syringe 2 mL. The
Vitalpath Analyzer akan langsung mengaspirasi dari jarum suntiknya.
b. Tabung Koleksi Heparin : Dapat juga menggunakan tabung DRI-CHEM
® 4000 atau DRI-CHEM ® 7000 yang sudah berisi heparin. Dengan
ukuran tabung 0,5 mL dan 1,5 mL.
c. Tabung Kapilari : Ketika pasien mengalami dehidrasi atau memerlukan
sampel yang sedikit, atau saat melakukan pemeriksaan ulang dapat
menggunakan tabung kapilari berisi 140 µL.
6. Melakukan daftar isian seperti yang terlihat dilayar monitor, sample ID ,
HB, suhu badan, jenis sample (0 arteri, 1 vena, 2 kapiler), F102 (volume
oksigen yang dikorelasi dengan persen lihat daftar), kemudian clear 2x.
7. Alat akan menghitung secara otomatis dalam waktu yang relatif cepat
hasil akan keluar melalui printer.
9
a. Hisapkan protein removing layaknya sampel.
b. Lakukan berulang-langkah.
2. Trouble shooting :
a. Na, Ca, K, Cl over flow solusi : bersihkan aspirasi system (terjadi
sumbatan), lakukan penggantian iner solution ion elektroda.
b. Pipet tidak menghisap (no sampel) solusi : bongkar dan bersihkan
system aspirasi (terjadi sumbatan).
c. Nilai tidak sesuai (terlalu ttinggi atau rendah) solusi : lakukan
kalibrasi ulang dan baca sampel calibration solution.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Penyusun menyadari bahwa paper ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, penyusun mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya
membangun sehingga dalam pembuatan paper selanjutnya dapat lebih baik,
atas perhatiannya penulis ucapkan terimakasih.
11
DAFTAR PUSTAKA
12