Oleh :
KELOMPOK I
1. DWI ARIF PURNOMO AJI G1B117005
2. APRIADI RAHMAT G1B117006
3. SRI RAHAYU PUTRI G1B117007
4. RANI ANGGRAINI G1B117008
5. DIAN ANNA SARI SIMANJUNTAK G1B117017
6. ANA KURNIAWATI G1B117019
7. TATA HAYATI G1B117020
8. RINIDA ELVITA G1B117021
9. REZA ATIKA KHAIRUNNISA G1B117030
10.NITA ANDRIANA PUTRI G1B117031
11.YENI GUSMIDA PABUNTA G1B117037
Dosen Pengampu :
Ns. Yuliana, S.Kep, M.Kep
COVER ............................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... 2
SATUAN ACARA PENYULUHAN ................................................................................. 3
A. LATAR BELAKANG ........................................................................................................ 3
B. TUJUAN ............................................................................................................................. 4
C. METODE............................................................................................................................. 5
D. MEDIA DAN ALAT .......................................................................................................... 5
E. MATERI ............................................................................................................................. 5
F. PENGORGANISASIAN .................................................................................................... 5
G. SETTING TEMPAT ........................................................................................................... 6
H. KEGIATAN PENYULUHAN ........................................................................................... 7
I. EVALUASI ........................................................................................................................ 8
MATERI PENYULUHAN ................................................................................................. 9
A. DEFINISI TERAPI RELIGI .............................................................................................. 9
B. PENGERTIAN DZIKIR......................................................................................................14
1. MACAM DAN BENTUK DZIKIR..............................................................................19
2. KEUTAMAAN DZIKIR...............................................................................................22
3. PENGARUH BACAAN DZIKIR BAGI KESEHATAN JIWA...................................24
C. PENGERTIAN SHALAT....................................................................................................26
1. ASPEK PSIKOLOGI SHALAT..........................................................................................28
2. SHALAT SEBAGAI PENGOBATAN MENTAL..............................................................31
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................13
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. Latar Belakang
dilakukan adalah terapi religi, yaitu suatu terapi yang dilakukan dengan
Bentuk dari terapi religi diantaranya adalah shalat, dzikir dan puasa. Shalat
ialah ibadah yang terdiri dari perkataan dan perbuatan tertentu yang dimulai
dengan mem baca takbir bagi Allah dan disudahi dengan mengucap salam
(Sayyid, 2004). Berzikir kepada Allah adalah ibadah sunnah yang teramat
mulia. Dzikir adalah peringatan doa yang paling tingggi, yang di dalamnya
tersimpan berbagai keutamaan dan manfaat yang besar bagi hidup dan
2010).
Puasa didasari oleh niat yang tulus ikhlas, puasa ini akan
menjaga diri manusia dari dorongan hawa nafsu yang mengajak pada
perbuatan tercela pada saat sendirian maupun dengan orang lain. Jika
sadar
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan peserta dapat memahami konsep
tentang terapi shalat dan dzikir bagi lansia
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan peserta dapat mengerti tentang :
a. pengertian dikir (menceritkan dgn nenk nya ttng zikir itu sendiri,,
semua nya berkontribusi, perawatn dan lansia.)
b. macam dan bentuk dzikir (tunjukan macam macam zikir ny,
menggunakan kertas nyatau contoh ny , kondisikan nenek nya bisa
baca apa ngak, jika tidak maka di tuntun nenek ny )
c. keutamaan dzikir
d. pengaruh bacaan dzikir bagi Kesehatan jiwa
e. pengetahuan shalat
f. aspek psikologi shalat
g. shalat sebagai pengobat mental
C. Metode
1. Ceramah ( cermah cak shering)
2. Diskusi dan tanya jawab
E. Materi : Terlampir
F. Pengorganisasian
1. Moderator : Ana Kurniawati LEADER(MENGEVALUASI Di
terakhir)
Uraian tugas :
a. Bertanggung jawab dalam kelancaran diskusi pada penyuluhan
BUKAN PENYULUHAN…
b. Memperkenalkan anggota kelompok dan pembimbing
c. Menyampaikan kontrak waktu
d. Mengelola jalannya acara dan semua peserta sesuai kontrak
e. Mengarahkan diskusi pada hal yang terkait pada tujuan diskusi
4. Fasilitator : tata hayati, rani anggraini, nita Andriana putri, dwi arif
Purnomo aji
Uraian tugas :
a. Mengawasi (membantu dan pendampingi lansia
,memotivasi,menyipkan tempat terapi aktivitas kel) langsung
pengisian di awal acara hingga akhir.
b. Memperhatikan presentasi dari penyaji dan memberi kode pada
moderator jika ada ketidaksesuaian atau penyajian materi telah
melebihi kontrak waktu
c. Memotivasi peserta untuk aktif berperan dalam diskusi, baik dalam
mengajukan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan.
G. Setting Tempat
Keterangan:
= Moderator = Peserta
= Penyaji = Observer
= Fasilitator
I. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Peserta hadir ditempat penyuluhan
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di PSTW budi luhur
c. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan
sebelumnya
2. Evaluasi proses
a. Peserta tampak antusias terhadap materi penyuluhan
b. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dengan
benar
3. Evaluasi hasil
a. Peserta mampu menjelaskan pengertian dikir
b. Peserta mampu menjelaskan macam dan bentuk dzikir
c. Peserta mampu menjelaskan keutamaan dzikir
d. Peserta mampu menjelaskan pengaruh bacaan dzikir bagi Kesehatan
jiwa
e. Peserta mampu menjelaskan pengetahuan shalat
f. Peserta mampu menjelaskan aspek psikologi shalat
g. Peserta mampu menjelaskan shalat sebagai pengobat mental
MATERI PENYULUHAN
Terapi Religi
A. Pengertian Terapi Religi
memiliki minat yang rendah atau bahkan sama sekali tidak ada minat
Inilah salah satu contoh pentingnya peranan agaa karena agama dapat
membawa ketenangan.
Selain terapi medis, maka sholat, doa, dzikir, puasa merupakan bagian
dan dzikir tidak lengkap; sebaliknya doa dan dzikir saja tanpa terapi media
suatu terapi yang dilakukan dengan cara mendekatkan diri klien terhadap
shalat, dzikir dan puasa. Dalam penelitian ini terapi religi yang digunakan
B. Pengertian Dzikir
terminologi dzikir sering dimaknai sebagai suatu amal ucapan atau amal
kepada Allah adalah suatu rangka dari rangkaian Iman dan sunnah. Hal ini
bahwa dzikir itu bukan hanya ekspresi daya ingatan ditampilkan dengan
bacaan-bacaan lidah sambil duduk merennung, tetapi lebih dari itu, dzikir
(Haryanto, 2008).
Dzikir merupakan suatu perbuatan mengingat, menyebut, mengerti,
menjaga dalam bentuk ucapan –ucaoan lisan, gerakan anggota badan yang
mengandung arti pujian, rasa syukur dan doa dengan cara-cara yang diajarkan
keselamatan serta terhindar dari siksa Allah (Suhaimie, 2005). Abu Hurairah
Laa ilaha Illallah, dan Allahu Akbar, lebih aku sukai dari semua yang
Dzikir dalam arti khusus adalah ucapan, atau pengertian yang lebih
yang biasanya diungkapkan melalui ucapan : tahlil (laa illaaha illa Allah),
ayat suci Al-quran, menyebut nama-nama Allah yang indah (Asmaul Husna),
Termasuk dzikir dalam arti khusus adalah Wiridan, yang dilakukan setelah
selesai sholat lima waktu dengan membaca bacaan dzikir sesuai dengan sunah
membiasakan diri mengingat Allah, maka dia akan merasa dekat dengan
Allah dan berada dalam perlindungan serta penjagaan-Nya. Denagn
demikian, akan timbul pada dirinya perasaan percaya pada diri sendiri,
perasaan tenang dan tentram dalam jiwa, merupakan terapi bagi kegelisan
kasih yang telah Dia curahkan kepada kita, baik dengan lisan maupun
penggalan ayat di atas juga menunjukan kepada kita dua bentuk atau jenis
dzikir kepada Allah. pertama, dzikir pikir atau tafakur, yakni mengingat
baik ayat qauliyah (Al-Quran) atau ayat kauniyah (alam semesta) ciptaan-
Nya. Kedua, dzikir lisan (ucapan) yaitu dzikir kepada Allah yang dilakukan
dengan cara menyebut dan mengingat Allah dengan perkataan lisan atau
membaca bacaan dzikir tertentu dan dapat didengar telinga orang yang
bersangkutan atau orang lain. Selai kedua bentuk dzikir tersebut, Al-Quran
juga mengemukakan bentuk dzikir lain, yakni dzikir dengan qalbu (hati)
dan dzikir dengan ‘amal (perbuatan). Tentang dzikir qalbu (hati) ini
diklasifikasikan menjadi empat bentuk atau jenis. Hal ini didasarkan pada
aktifitas apa yang digunakan untuk mengingat Allah yaitu (Sangkan, 2004):
2. Keutamaan Dzikir
tersimpan berbagai keutamaan dan manfaat yang besar bagi hidup dan
2010).
Nya, maka sesungguhnya kita adalah orang yang mulia dan dimuliakan
Allah, sebaliknya jika kiya lalai dari mengingat Allah maka sesungguuhnya
hina, dan tak berguna. Dan sesungguhnya tiada yyang lebih baik dan
berharga bagi seseorang hamba yang hidup di bumi Allah ini, selain
mendapatkan cinta dan kasih dari Allah. Sedangkan cinta dan kasih
bersedia melakukan perbuatan yang paling Allah sukai dan cintai, yakni
banyak menggingat-Nya. Bukan hanya cinta dan kasih Allah yang kita
peroleh jika kita bersedia mengisi hari dan kita dengan mengingat Alllah,
tetapi mengingat Allah juga akan memberikan kita perasaan aman dan
tentram, ini artinya kita akan terbebaskan dari gundah, cemas,dan gelisah
(Haryanto, 2008).
barat yang dapat digolongkan the post industrial society telah mencapai
puncak kejayaan dan kenikmatan materi justru berbalik dari apa yang
mereka tidak mempunyai pegangan hidup yang mapan. Lebih dari itu
muncul dek adesi moral dan perubahan brutal serta tidakan yang dianggap
muslim. Akan tetapi dengan kuatnya iman dengan pendekatan dzikir kepada
malam sekitar jam 01.00 WIB berjamaah dan berakhir sampai setelah
C. Pengertian Shalat
do’a, menurut A. Hasan, bigha, M. Bin Qasim Asy-Syafi’I dan Rajid shalat
1. Sayyid Sabiq
Shalat ialah ibadah yang terdiri dari perkataan dan perbuatan tertentu
yang dimulai dengan mem baca takbir bagi Allah dan disudahi dengan
2. Para Fukaha
intilah yaitu, beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir,
disudahi dengan salam, yang dengan niat kita beribadah kepada Allah,
3. Imam Rafi’I
Shalat menurut pengertian saya sebagai kata imam Rafi’I ialah ucapan-
ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan ditutup dengan salam
Tuhan, ini bersifat langsung tanpa perantara segala dari siapapun (Malik,
2001)
istilah dapat diambil kesimpulan bahwa, yang dimaksud dengan ibadah shalat
adalah tali hubungan yang kuat antara seseorang hamba dengan tuhan-Nya
dengan tujuan menghadap atau mengabdi kepada Allah melalui do’a yang
sebagai suatu kewajiban yang harus dilakukan setiap hari terutama ibadah
shalat lima waktu. Shalat juga harus dilaksanakan pada waktu yang
merokok.
Yang Mahatinggi. Dalam kondisi tersebut, panca indera kita akan terlepas
praktik meditasi atau yoga, yaitu hadirnya ketenangan dan kedamaian dalam
diri. Kondisi ini, tentunya dapat kita capai jika kita melakukannya dengan
gerakan memberi efek psikologis yang dalam, sebentuk afirmasi dan proses
sadar kita.
dilepaskan.
8. Aspek terapi air (hydro therapy). Siapa pun orangnya, sebelum shalat dia
harus berwudu. Ternyata, wudu ini memiliki beragam manfaat, mulai efek
pemulihan tenaga.
“Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada tuhan selain Aku, maka
sembahlah Aku dan laksanakanlah salat untuk mengingat Aku..” (QS Thaha,
20: 14)
kala hening atau di kala ramai, adalah kesadaran tertinggi yang dimiliki
seorang manusia. Inilah kesadaran yang mampu dicapai para nabi beserta
seseorang sudah sampai pada tahap kesadaran ini, niscaya hidupnya akan
terarah, istikamah, serta penuh kedamaian. Sekali lagi, semua ini tidak
akan pernah kita dapatkan secara optimal kecuali dengan menunaikan shalat
(Abdurrahim, 2011)
2. Sholat Sebagai Pengobatan Mental
Yaitu Allah yang maha pencipta dan maha mengatur seisi alam semesta
Shalat juga merupakan cara pengobatan yang jitu terhadap keluhan insomnia
untuk shalat, beliau juga pernah berkata kepada Bilal, “Wahai Bilal,
kepada Allah dapat membebaskan manusia dari rasa sakit pada fisik dan
ketegangan pada mental serta penyakit mental lainya. Para pakar biologi dan
lelah, tegang sakit kepala, dan emosi. Sebagamana sujud juga sangat
efek negatif bagi sel-sel tubuhnya, sehingga sel-sel tersebut pun menjadi
lemah. Dengan danya gerakan sujud, maka manusia sangat terbantu dalam
tegang dan kelelahan, ditambah lagi dengan sering lupa dan autis (Hawari,
2010).
paling besar aku ketahui hingga saat ini. Aku sudah sering kali bertemu
cermianan terpatri di dalam jiwa. Shalat adalah tangga orang yang beriman
hamba yang beriman meng hadap Tuhannya, jiwanya pun menjadi tenang,
dengan hati yang penuh keikhlasan dan kerendahan diri, serta ruh yang
khusyu’.
DAFTAR PUSTAKA