Anda di halaman 1dari 38

STUDI KASUS

HEMOROID PADA LANSIA DENGAN FAKTOR RISIKO


INTERNAL DITINJAU MELALUI PENDEKATAN
KEDOKTERAN KELUARGA
DI PUSKESMAS KECAMATAN KEMAYORAN

KELOMPOK 1
Disusun oleh:

Muhammad Haekal Fadhilah


(1102014168)

Pembimbing:

dr. Yusnita, M.Kes, DipIDK

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
JANUARI 2019
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Laporan hasil studi kasus pasien dengan judul “ SKIZOFRENIA


DENGAN FAKTOR RISIKO INTERNAL DITINJAU MELALUI
PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS
KECAMATAN KEMAYORAN ” ini telah disetujui oleh pembimbing untuk
dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas Kepaniteraan
Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI.

Jakarta, Januari 2019


Pembimbing,

dr. Yusnita, M.Kes, DipIDK

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wa Rahmatullahii wa Barakatuuh


Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur senantiasa kami ucapkan
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada tim
penulis sehingga laporan Studi Kasus pasien yang berjudul “ SKIZOFRENIA
DENGAN FAKTOR RISIKO INTERNAL DITINJAU MELALUI
PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS
KECAMATAN KEMAYORAN ” dapat diselesaikan dengan baik.
Penulisan dan penyusunan laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas
kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI. Penulis juga berharap agar laporan ini dapat berguna sebagai
salah satu sumber pengetahuan bagi pembaca, terutama pengetahuan tentang Ilmu
Kesehatan Masyarakat mengenai penanganan penyakit dengan pendekatan secara
holistik. Pasien dalam laporan hasil studi kasus ini adalah salah satu pasien dari
Puskesmas Kecamatan Kemayoran ketika penulis ditugaskan di puskesmas
tersebut pada periode 24 Desember 2018 – 25 Januari 2019.
Penyelesain laporan ini tidak terlepas dari bantuan para dosen
pembimbing, staf pengajar, dokter dan tenaga medis Puskesmas, serta orang-orang
sekitar yang terkait. Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. dr. Yusnita, M.Kes, DipIDK, selaku dosen pembimbing dan koordinator
Kepaniteraan Kedokteran Keluarga bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Universitas YARSI yang telah membimbing dan memberi masukan yang
bermanfaat.
2. dr. Erlina Wijayanti, MPH, DipIDK, selaku kepala bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat Universitas YARSI.
3. dr. Dini Widianti, selaku koordinator Kepaniteraan Kedokteran Komunitas
bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas YARSI.

2
4. DR. Rifqatussa’adah, SKM, M.Kes, DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes,
dr. Maya Trisiswati, M.KM selaku staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
5. drg. Lindawati, M.Kes selaku Kepala Puskesmas Kecamatan Kemayoran.
6. dr. Nurul Inayah dan seluruh tenaga kesehatan Puskesmas Kecamatan
Kemayoran yang telah memberikan bimbingan kepada penulis untuk
kelancaran proses penulisan laporan ini
7. Seluruh rekan sejawat yang telah memberikan motivasi dan kerjasama
sehingga tersusun laporan ini

Jakarta, Januari 2019

Penulis

3
BAB I
BERKAS PASIEN

1.1. IDENTITAS PASIEN


Nama Puskesmas : Puskesmas Kecamatan Kemayoran
Nama : Tn. R
Jenis Kelamin : Laki - laki
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 7 Mei 1972
Agama : Islam
Suku : Betawi
Pendidikan Terakhir : Tidak lulus SMA
Status Pernikahan : Belum menikah
Pekerjaan : Tidak bekerja
Alamat : Jl. Kepu selatan gg. 7 no. 237
Jenis Pembayaran : BPJS PBI
Tanggal Pemeriksaan : 4 Januari 2019

1.2 RIWAYAT PSIKIATRI


Autoanamnesis : Pada tanggal 4 Januari 2019 pukul 16.00
WIB di Poli Jiwa Puskesmas Kecamatan
Kemayoran
Alloanamnesis : Pada tanggal 9 Januari 2019 di rumah
pasien

A. Keluhan Utama
Pasien datang ke Puskesmas Kecamatan Kemayoran untuk
melanjutkan pengobatan

B. Keluhan Tambahan
Pasien kadang-kadang merasa sulit tidur

4
C. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien Tn. R, 47 tahun, datang ke Puskesmas Kecamatan
Kemayoran pada tanggal 04 Januari 2019 untuk melanjutkan pengobatan.
Pasien merasa sudah ada perbaikan dalam dirinya. Namun terkadang
pasien merasa sulit tidur dikarenakan kadang-kadang masih mendengar
bisikan yang mengganggunya, selain itu pasien juga terkadang tidak sadar
bila tidak tidur malam sampai pagi hari.
Pasien ingin melanjutkan pengobatannya agar bisikan yang
didengar bisa hilang sempurna dan tidak mengalami gangguan tidur.
Pasien khawatir apabila ia tidak meneruskan pengobatan, pasien akan
kambuh dan menyusahkan adiknya. Pasien berharap penyakit yang
dialaminya ini dapat hilang dengan sempurna.
Pasien berobat ke dokter dan telah mengonsumsi obat yang
diberikan oleh dokter, pasien mengerti jika penyakitnya merupakan
gangguan medis dan merupakan cobaan dari Allah SWT yang harus ia
lalui. Sebelum sakit pasien sangat jarang beribadah baik sholat 5 waktu
atau pun membaca Al-Quran, namun setelah sakit pasien menjadi sedikit
rajin beribadah dan berdoa untuk kesembuhannya

D. Riwayat Gangguan Dahulu


1. Gangguan Psikiatri
Keluhan pertama kali dirasakan pada tahun 1994 saat pasien
diberhentikan dari pekerjaan. Pasien menjadi melihat halusinasi berupa
ular kobra yang sering menakuti dan mengancam dia, ular tersebut berkata
pada dia bahwa ada yang mencari – mencari pasien, semenjak saat itu
pasien menjadi yakin bahwa memang ada yang ingin mecari dia. Pasien
juga sering mengalami kesulitan untuk tidur, pasien pernah mengakui
secara tidak sadar pasien sudah tidak tidur 2 hari, ketika tertidur pun
pasien sering mengalami mimpi buruk tentang ular kobra tersebut. Pasien
memang mempuyai kebiasaan melamun dan berdiam diri, walaupun ada
5
permasalahan dalam hidupnya pasien tidak suka bercerita kepada
keluarganya. Saat itu keluarga pasien langsung membawa pasien untuk
berobat ke RS Husada.
Selama pengobatan, pasien merasa keluhan-keluhannya mulai
berkurang. Pasien mengatakan obat yang diberikan saat itu ada dua
macam, namun pasien tidak ingat nama obatnya. Obat tersebut dua-duanya
dimakan dua kali sehari dan berukuran kecil berwarna putih.
2. Gangguan Medik
Pasien tidak pernah menderita penyakit medis yang berat hingga
menjalani perawatan di rumah sakit. Tidak terdapat riwayat gangguan
syaraf, kejang/epilepsi, maupun kelainan bawaan. Pasien tidak memiliki
riwayat trauma kepala dan tumor otak.
3. Gangguan Zat Psikoaktif dan Alkohol
Pasien tidak memiliki riwayat konsumsi, alkohol, ataupun zat
adiktif lainnya.

E. Riwayat Kehidupan Pribadi


 Riwayat Perkembangan Pribadi
a. Masa Prenatal dan perinatal
Pasien lahir di Jakarta pada tanggal 7 Mei 1972. Pasien
merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Pasien merupakan
anak yang direncanakan dan diinginkan. Saat mengandung pasien,
ibunya merasa tidak ada masalah. Pasien lahir spontan dalam
keadaan sehat dan langsung menangis. Ibu pasien tidak ingat berat
pasien saat lahir. Riwayat komplikasi kelahiran, trauma, dan cacat
bawaan disangkal.
b. Masa kanak awal (0-3 tahun)
Pasien diasuh oleh kedua orangtuanya. Selama masa ini, proses
perkembangan dan pertumbuhan sesuai dengan usianya dalam hal
perkembangan berbicara, berjalan, bergerak motorik maupun
sensorik. Pasien tidak pernah mendapat sakit berat, demam tinggi,
6
kejang, ataupun terjatuh hingga pingsan. Tidak ada kelainan
perilaku yang menonjol.
c. Masa kanak pertengahan (3-11 tahun)
Pasien tergolong anak yang aktif, baik, dan mudah bergaul.
Pasien merupakan anak yang mempunyai beberapa teman dekat di
sekolah. Pasien mengatakan tidak ada keluhan mengikuti pelajaran,
patuh, dan tidak memiliki masalah yang berat saat sekolah. Pasien
juga tidak pernah sakit parah, terjatuh hingga pingsan, demam,
maupun kejang pada masa ini.
d. Masa kanak akhir dan remaja (12-18 tahun)
Prestasi pasien di sekolah baik, tidak pernah tinggal kelas. Pada
saat SMP pasien mengaku memiliki beberapa teman dekat. Ia tidak
pernah terlibat dalam suatu masalah dengan teman maupun
tetangga. Pasien melanjutkan sekolahnya sampai jenjang SMA
namun tidak lulus dikarenakan saat berusia 17 tahun pasien telah
menikah.
e. Masa dewasa (>18 tahun)
Pasien belum menikah dan semangat dalam bekerja serta
mandiri.

 Riwayat Pendidikan
a. SD : Pasien menyelesaikan pendidikan SD tanpa pernah tinggal
kelas.
b. SMP : Pasien menyelesaikan pendidikan SMP tanpa pernah
tinggal kelas.
c. SMA : Pasien tidak menyelesaikan pendidikan SMA.

 Riwayat Pekerjaan
Pada tahun 1993 pasien pernah bekerja sebagai salah satu karyawan
bagian administrasi di gudang suatu perusahaan di Jakarta. Pada tahun
1994 pasien diberhentikan dari perusahaan tersebut.
7
 Kehidupan Beragama
Pasien merupakan penganut agama Islam, namun jarang beribadah
baik sholat 5 waktu atau pun membaca Al-Quan.

 Kehidupan Sosial
Menurut keterangan keluarga, pasien merupakan pribadi yang
pendiam tetapi pasien mampu untuk berinteraksi sosial di lingkungan
sekitarnya.

 Kehidupan Perkawinan
Pasien belum menikah

 Riwayat Pelanggaran Hukum


Pasien tidak pernah berurusan dengan aparat penegak hukum dan
tidak pernah terlibat dalam proses peradilan yang terkait dengan
hukum.

F. Riwayat Keluarga
Pasien adalah anak kedua dari 3 bersaudara. Pasien memiliki 1
kakak perempuan, dan 1 adik laki-laki. Saat ini pasien tinggal dii
rumah kakaknya dan rumah adiknya

G. Persepsi Pasien tentang Diri dan Kehidupannya


Pasien menyadari bahwa pasien sakit dan ingin berobat serta pasien
mengetahui penyebab pasien sakit apa.

H. Impian, Fantasi, dan Nilai-nilai Pasien


8
Pasien ingin berguna bagi keluarga dan tidak merepotkan keluarga

1.3 STATUS MENTAL


A. DEKSRIPSI UMUM
1. Penampilan
Pasien laki-laki berumur 47 tahun dengan penampakan fisik sesuai
dengan usianya. Kulit berwarna coklat. Pasien memiliki rambut
pendek, lurus, dan hitam. Pada saat wawancara, pasien berpakaian
rapi dan bersih. Pasien cukup baik dalam merawat diri dan menjaga
kebersihan.
2. Perilaku dan aktivitas psikomotor
a. Selama wawancara: Pasien duduk dengan tenang di hadapan
pemeriksa. Pasien menatap wajah pemeriksa saat diajak berbicara
dan bisa mempertahankannya. Tidak terdapat perlambatan gerakan,
kejang, maupun kekakuan gerakan. Semua pertanyaan dapat
dijawab oleh pasien.
b. Sesudah wawancara: Pasien menjabat tangan pemeriksa saat
diminta bersalaman untuk mengakhiri percakapan, lalu berjalan
keluar ruangan.
3. Sikap terhadap pemeriksa
Selama wawancara pasien menunjukkan kontak mata yang baik
dan bersikap kooperatif dalam menjawab pertanyaan dari pemeriksa.

B. ALAM PERASAAN (EMOSI)


1. Mood : Eutim (saat pemeriksaan)
2. Afek : Luas (saat pemeriksaan)
3. Keserasian : Serasi (saat pemeriksaan)

9
C. PEMBICARAAN
1. Cara berbicara: Pasien menjawab semua pertanyaan yang diajukan
dengan jelas. Bicara pasien spontan, artikulasi jelas, intonasi jelas, dan
volume keras.
2. Gangguan berbicara: Tidak terdapat hendaya atau gangguan
berbicara.

D. GANGGUAN PERSEPSI
1. Halusinasi:
- Halusinasi auditorik: Pasien masih mendengar ular berbicara.
- Halusinasi visual: Pasien masih melihat ular kobra walaupun
menurut keluarganya tidak ada
- Riwayat halusinasi auditorik: berbicara sendiri, sering mendengar
bisikan dari ular kobra yang menakuti dia
- Riwayat halusinasi olfaktori: Tidak ada
2. Ilusi: Tidak ada
3. Depersonalisasi: Tidak ada
4. Derealisasi: Tidak ada

E. PIKIRAN
1. Arus pikir
Produktivitas : Cukup ide
Kontinuitas : Koheren
Hendaya Bahasa: Tidak ada
2. Isi Pikir
Preokupasi : Tidak ada
Waham :
10
- Waham kejar : Pasien percaya perkataan ular dalam halusinasi
nya itu bahwa ada orang yang mencarinya
Obsesi : Tidak ada

Kompulsi : Tidak ada


Fobia : Tidak ada

F. SENSORIUM DAN KOGNISI


1. Taraf Pendidikan: SMP
2. Pengetahuan Umum: Baik (Pasien mengetahui presiden saat ini
adalah jokowi dan gubernur DKI Jakarta saat ini adalah Anies
Baswedan)
3. Kecerdasan: Baik
4. Konsentrasi: Baik (Pasien dapat menghitung mundur 10-1)
5. Kesadaran: Composmentis
6. Orientasi
a. Waktu : Baik (Pasien dapat menyebutkan pemeriksaan
pada sore hari)
b. Tempat : Baik (Pasien tahu bahwa sekarang berada di
puskesmas)
c. Orang : Baik (Pasien dapat mengenal dirinya dan orang
sekitar)
7. Daya Ingat
Jangka Panjang : Baik (Pasien dapat mengingat tanggal kelahiran
pasien)
Jangka Pendek : Baik (Pasien dapat mengingat menu makan
paginya dan kegiatan yang ia lakukan sebelum ke puskesmas)
Segera : Baik (Pasien dapat menyebutkan kembali 3 benda
yang disebutkan oleh pemeriksa)
8. Pikiran abstrak : Baik (Pasien dapat menyebutkan persamaan buah
apel dan jeruk)
11
9. Visuospasial : Baik (Pasien mampu menggambar jam disertai
angkanya yang diinstruksikan pemeriksa)
10. Kemampuan menolong diri : Baik (Pasien tidak membutuhkan
bantuan orang lain untuk makan, mandi, serta berganti pakaian)
G. PENGENDALIAN IMPULS
Baik, selama pemeriksaan dilakukan pasien bersikap tenang dan tidak
menunjukkan gejala agresif.

H. DAYA NILAI
1. Daya nilai sosial : Baik (pasien bersikap baik kepada perawat dan
dokter, dan terhadap pasien lain yang ada di ruang tunggu)
2. Uji daya nilai : Baik (Pasien mengatakan bahwa permusuhan
adalah hal yang tidak baik)
3. RTA : Tidak Terganggu

I. TILIKAN : Derajat 6

J. RELIABILITAS
Pemeriksa memperoleh kesan bahwa keseluruhan jawaban pasien
dapat dipercaya.

1.4 PEMERIKSAAN FISIK


1. Keadaan Umum: Tampak sakit ringan
2. Kesadaran: Compos Mentis
3. Tanda-tanda Vital
TD: 120/70 mmHg
RR: 20 x/menit
HR: 86 x/menit
Suhu: 37,1 oC
4. Status Generalis
a. Kepala
12
- Bentuk: Normocephal
- Rambut: Hitam, tidak mudah dicabut
b. Mata : Konjungtiva pucat (-), sklera ikterik (-), refleks
cahaya (+/+) pupil bulat isokor 3/3 mm
c. Mulut : dalam batas normal
d. Telinga : dalam batas normal
e. Leher : Trakea di tengah, pembesaran kelenjar getah
bening (-), pembesaran kelenjar tiroid (-)
f. Thorax :
- Cor :
Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
Palpasi : Iktus kordis teraba di sela iga V midklavikula kiri
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi : Bunyi jantung I/II reguler, murmur (-), gallop (-)
- Pulmo :
Inspeksi : Pergerakan dada simetris dalam keadaan statis dan
dinamis, tidak terdapat retraksi intercostae dan suprasternal
Palpasi : Fremitus taktil dan fremitus vokal simetris kanan
dan kiri, tidak teraba massa, dan pelebaran sela iga
Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru, peranjakan paru –
hati (+)
Auskultasi : Vesikuler di seluruh lapang paru, wheezing -/-,
rhonki -/-
g. Abdomen :
Inspeksi : Simetris, kelainan kulit (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : Nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), nyeri ketuk (-),
hepatomegali (-), splenomegali (-)
Perkusi : Timpani di semua lapang abdomen, nyeri ketuk (-)
h. Ekstremitas : Akral hangat, edema (-/-/-/-), sianosis (-/-/-/-)
5. Status Gizi
13
Berat badan : 80 kg
Tinggi badan : 165 cm
IMT = BB (kg) : TB (m)2 = 80 : (1,65)2 = 29,38 kg/m2

Berdasarkan IMT, maka pasien termasuk dengan overweight


BAB II
BERKAS KELUARGA

2.1 Profil Keluarga


2.1.1 Karakteristik Keluarga
A. Identitas Kepala Keluarga: Adik Pasien bernama Tn. H berusia 43
tahun.
B. Struktur Komposisi Keluarga:
Kedudukan Keterangan
No Nama dalam Jenis Umur Pendidikan Pekerjaan Tambahan
Keluarga Kelamin
1. Tn. H Kepala L 43 th Lulus SMA Karyawa Adik Pasien
Keluarga n
2. Ny. S Istri P 43 th Lulus SMP Pedagang Saudara Ipar
Pasen
3. An. F Anak P 18 th SMA Pelajar Keponakan
Pasien
4. An. Cucu L 15 th SMP Pelajar Keponakan
M Pasien

5. Tn. R Kakak L 47 th Lulus SMP Tidak Pasien


bekerja

C. Bentuk Keluarga
Bentuk keluarga ini termasuk ke dalam keluarga extended, karena
pasien tinggal dengan adiknya yang telah berkeluarga dan memiliki anak.

D. Tahapan Siklus Keluarga


14
Menurut tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga dikutip dari
Duvall (1984) tahapan siklus keluarga pasien termasuk ke dalam tahap V,
yaitu keluarga dengan anak remaja (anak tertua berumur 13-20 tahun).

E. Dinamika Keluarga
Tn. R tinggal bersama adiknya yang bernama Tn. H, Iparnya Ny.S,
keponakannya An. Fdan An.M. Komunikasi antara anggota keluarga
serumah terjalin dengan baik. Pengambilan keputusan dalam melakukan
sesuatu dilakukan dengan musyawarah keluarga termasuk Tn. R

F. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Biologis
Keluarga ini mampu meneruskan keturunan sebagai generasi
selanjutnya. Tn. H hingga saat ini masih mampu bereproduksi.
b. Fungsi Psikologis
Masing-masing anggota keluarga saling menyayangi. Keluarga Tn.
R memiliki semangat yang tinggi dalam mengurus pasien baik dalam
kegiatan sehari-hari mapun untuk pengobatan. Hubungan antara Tn. R
dengan adik, saudara, dan keponakan, sangat dekat. Segala
permasalahan Tn. R diceritakan kepada adiknya sehingga kesulitan yang
dialami Tn. R dihadapi bersama – sama
c. Fungsi Sosial
Lingkungan tempat Tn. R tinggal termasuk lingkungan padat
penduduk yang kurang bersih di dalam sebuah gang kecil yang hanya
cukup untuk dilewati 1 motor. Tn. R cukup sering berkomunikasi
dengan tetangga sekitar di waktu senggang.
d. Fungsi Pendidikan
Keluarga Tn. R menyadari akan pentingnya mengenyam
pendidikan setinggi mungkin namun karena terbatasnya biaya mereka
tidak mampu untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi. Pendidikan terakhir Tn. H adalah lulus SMA, Ny. S adalah
15
lulus SMP, sementara kedua keponakan pasien Tn. S dan Ny. F masih
SMP dan SMA

e. Fungsi Ekonomi
Keluarga Tn. R termasuk keluarga dengan ekonomi menengah ke
bawah. Tn. R tidak bekerja. Penghasilan keluarga ini didapat dari
penghasilan adik pasien Tn. H yang didapatkan per bulan dari bekerja
sebagai karyawan yaitu Rp 2.000.000,- dan uang per hari yang di
dapat Ipar pasien Ny. S sebesar Rp750.000,- cukup untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari selama 1 bulan walaupun terkadang pas-pasan.
Kebutuhan biaya berobat keluarga Tn. R menggunakan BPJS.
f. Budaya
Sebagian besar penduduk di sekitar rumah Tn. R adalah suku
betawi. Tn. R dan keluarga juga merupakan suku betawi. Keluarga Tn.
R dapat tinggal dan bersosialisasi dengan baik kepada warga sekitar.
g. Fungsi Spiritual
Adik Tn. R beserta istri dan anak-anaknya rajin melaksanakan
ibadah baik sholat 5 waktu maupun membaca Al-Quran. Namun Tn. R
tidak rajin melaksanakan ibadah ketika belum sakit, setelah sakit Tn.
R mulai diajak oleh adiknya untuk mulai melaksanakan solat dan
berdoa selalu untuk memohon kesembuhan kepada Allah.

G. Genogram 82 th
76 th

Ny. S Tn. M

Ny. S
Tn. A Ny. W Tn. H
43 th
57 th 51 th 43 th

Tn. R
47 th

Tn. K Nn. I 22 An. B An. F An. M


25 th th 17 th 18 th 15 th 16
Keterangan:

2.2 Penilaian Satus Sosial dan Kesejahteraan Hidup


2.2.1 Lingkungan Tempat Tinggal
Tabel 2.1 Lingkungan Tempat Tinggal
Status Kepemilikan: Rumah Pribadi Tn. H

Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan


2 Tn. R tinggal di rumah adiknya bersama
Luas Rumah: 28 m
adik ipar, dan keponakannya. Rumah
Jumlah penghuni dalam rumah: 5 orang
tinggal Tn. R berada dalam lingkungan
Luas halaman rumah: tidak ada, langsung jalan
yang padat. Rumah kurang nyaman
gang rumah
untuk ditempati oleh 5 orang anggota
Lantai rumah: keramik
keluarga. Ketersediaan air bersih,
Dinding rumah: tembok
jamban keluarga, serta tempat
Jamban keluarga: ada
pembuangan sampah kurang baik.
Penerangan listrik: 8 watt
Ketersediaan air bersih: Ada
Tempat pembuangan sampah: Ada

17
2.2.2 Penilaian Rumah Sehat
Tabel 2.2 Penilaian Rumah Sehat
NO KOMPONEN KRITERIA NILAI BOBOT NxB
(N) (B)
RUMAH YG
DINILAI
KOMPONEN RUMAH    
31
     
1 Langit-langit a. Tidak ada 0
    b. Ada, kotor, sulit dibersihkan, dan rawan 1 1 31
kecelakaan
    c. Ada, bersih dan tidak rawan kecelakaan 2
2 Dinding a. Bukan tembok (terbuat dari anyaman 1
bambu/ilalang)
    b. Semi permanen/setengah tembok/pasangan bata 2
atau batu yang tidak diplester/papan yang tidak
kedap air
  c. Permanen (Tembok/pasangan batu bata yang 3 3 93
  diplester) papan kedap air.
3 Lantai a. Tanah 0
    b. Papan/anyaman bambu dekat dengan 1
tanah/plesteran yang retak dan berdebu.
    c. Diplester/ubin/keramik/papan (rumah panggung). 2 2 62
4 Jendela kamar tidur a. Tidak ada 0
    b. Ada 1 1 31
5 Jendela ruang keluarga a. Tidak ada 0
    b. Ada 1 1 31
6. Ventilasi a. Tidak ada
  b. Ada, lubang ventilasi dapur < 10% dari luas lantai 1 1 31
    c. Ada, lubang ventilasi > 10% dari luas lantai 2
7 Lubang asap dapur a. Tidak ada 0
    b. Ada, lubang ventilasi dapur < 10% dari luas lantai 1 1 31
dapur
    b. Ada, lubang ventilasi dapur > 10% dari luas lantai 2
dapur asap keluar dengan sempurna) atau ada
exhaust fan atau ada peralatan lain yang sejenis.
8 Pencahayaan a. Tidak terang, tidak dapat dipergunakan untuk 0
membaca
    b. Kurang terang, sehingga kurang jelas untuk 1 1 31
membaca dengan normal

18
NO KOMPONEN KRITERIA NILAI BOBOT NxB
(N) (B)
RUMAH YG
DINILAI
    c. Terang dan tidak silau sehingga dapat 2
dipergunakan untuk membaca dengan normal

II SARANA SANITASI     25
1 Sarana Air Bersih a. Tidak ada 0
  (SGL/SPT/PP/KU/PAH). b. Ada, bukan milik sendiri dan tidak memenuhi 1
syarat kesh.
    c. Ada, milik sendiri dan tidak memenuhi syarat kesh. 2
    d. Ada, bukan milik sendiri dan memenuhi syarat 3
kesehatan
    e. Ada, milik sendiri dan memenuhi syarat kesh. 4 4 100
2 Jamban (saran pembua- a. Tidak ada. 0
  ngan kotoran). b. Ada, bukan leher angsa, tidak ada tutup, disalurkan 1
ke sungai / kolam
    c. Ada, bukan leher angsa, ada tutup, disalurkan ke 2
sungai atau kolam
    d. Ada, bukan leher angsa, ada tutup, septic tank 3
    e. Ada, leher angsa, septic tank. 4 4 100

3 Sarana Pembuangan a. Tidak ada, sehingga tergenang tidak teratur di 0


halaman
  Air Limbah (SPAL) b. Ada, diresapkan tetapi mencemari sumber air 1
(jarak sumber air dan jarak dengan sumber air <10
m)
    c. Ada, dialirkan ke selokan terbuka 2 2 50
    d. Ada, diresapkan dan tidak mencemari sumber air 3
(jarak dengan sumber air > 10m).
    e. Ada, dialirkan ke selokan tertutup (saluran kota) 4
untuk diolah lebih lanjut)
       
4 Saran Pembuangan a. Tidak ada 0
  Sampah/Tempat Sampah b. Ada, tetapi tidak kedap air dan tidak ada tutup 1
    c. Ada, kedap air dan tidak bertutup 2 2 50
    d. Ada, kedap air dan bertutup. 3

III PERILAKU    
44
PENGHUNI
       
1 Membuka Jendela a. Tidak pernah dibuka 0 0
  Kamar Tidur b. Kadang-kadang 1
    c. Setiap hari dibuka 2
       
19
NO KOMPONEN KRITERIA NILAI BOBOT NxB
(N) (B)
RUMAH YG
DINILAI
2 Membuka jendela a. Tidak pernah dibuka 0
  Ruang Keluarga b. Kadang-kadang 1 1 44
    c. Setiap hari dibuka 2
       
3 Mebersihkan rumah a. Tidak pernah 0
  dan halaman b. Kadang-kadang 1 1 44
    c. Setiap hari 2
4 Membuang tinja bayi a. Dibuang ke sungai/kebun/kolam sembarangan 0
  dan balita ke jamban b. Kadang-kadang ke jamban 1
    c. Setiap hari dibuang ke jamban 2 2 88
5 Membuang sampah a. Dibuang ke sungai / kebun / kolam sembarangan 0
  pada tempat sampah b. Kadang-kadang dibuang ke tempat sampah 1 1 44
    c. Setiap hari dibuang ke tempat sampah. 2
    TOTAL HASIL PENILAIAN   861

Keterangan:
Hasil Penilaian: Nilai x Bobot
I. Komponen Rumah = 11 x 31 = 341
II. Sarana Sanitasi = 12 x 25 = 300
III. Perilaku penghuni = 5 x 44 = 220
Total = 861
Kriteria
1. Rumah Sehat : 1.068 – 1.200
2. Rumah Tidak Sehat : < 1068
Kesimpulan: Rumah Tn. H (total skor 861) termasuk dalam
kategori rumah tidak sehat dengan kurangnya 3 faktor yang medukung
rumah sehat, yaitu komponen fisik rumah, sarana sanitasi, dan perilaku
penghuni.
2.2.3. Kepemilikan barang - barang berharga
 Kendaraaan: 1 buah motor
 Elektronik: 1 buah televisi, 3 buah kipas angin
 Peralatan Rumah Tangga: 1 buah kompor gas, 1 buah kulkas, 1
buah setrikaan, 1 buah rice cooker, 1 buah dispenser.
20
2.2.4. Denah Rumah

WC

TEMPAT
TIDUR
DAPUR

RUANG
KELUARGA

2.3 Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga

2.3.1 Perilaku terhadap Sakit dan Penyakit

21
Jika ada salah satu anggota keluarga yang sakit, keluarga ibu Tn. R
selalu berobat ke Puskesmas Kecamatan Kemayoran karena harganya yang
terjangkau dan juga karena tempatnya yang tidak jauh dari rumah.

2.3.2 Perilaku terhadap Pelayanan Kesehatan


Seluruh anggota keluarga Tn. R sudah memakai kartu Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dalam pengobatan. Jarak dari rumah
ke puskesmas terjangkau dengan menggunakan kendaraan umum.
Keluarga Tn. R merasa cukup puas dengan pelayanan puskesmas.

2.3.3 Perilaku terhadap Makanan


Keluarga Tn. R memiliki kebiasaan makan dua - tiga kali sehari.
Menu makanan biasanya dimasak sendiri di rumah. Untuk bahan makanan
yang akan diolahnya Ny. F membelinya dari pasar tradisional. Keluarga
Tn. R tidak melarang anak-anak di keluarganya untuk mengonsumsi
jajanan sembarangan yang dijual di sekitar rumah. Keluarga Tn. R juga
tidak selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.

2.3.4 Perilaku terhadap Lingkungan Kesehatan


Keluarga Tn. R tinggal di rumah milik pribadi yang berada di
lingkungan yang padat. Rumah tersebut terasa kurang nyaman untuk
ditempati 5 orang anggota keluarga. Ny. S selalu menjaga kebersihan
rumahnya, menurutnya jika lingkungan tidak bersih beresiko untuk
menjadi sarang penyakit. Untuk kegiatan bersih-bersih rumah dilakukan
bergiliran pada setiap anggota keluarga yang tinggal di rumah.

2.4 Sarana Pelayanan Kesehatan


Tabel 2.3 Pelayanan Kesehatan
22
Faktor Keterangan Kesimpulan
Cara mencapai pusat Angkutan umum Letak Puskesmas
pelayanan kesehatan Kecamatan cukup dekat
dari tempat tinggal pasien.
Tarif pelayanan kesehatan Tanpa biaya Untuk biaya pengobatan
murah karena ditanggung
oleh BPJS
Kualitas pelayanan Cukup memuaskan -
kesehatan

2.5 Pola Konsumsi Makan Keluarga

2.5.1 Kebiasaan Makan


Keluarga Tn. R makan sebanyak 3 kali sehari; makan pagi, siang,
malam hari dengan menu makanan yang bervariasi dan dimasak sendiri
dan kadang membeli di warung makan. Menu makanan seperti ikan,
tempe, tahu, telur, sayuran dan sesekali mengonsumsi ayam. Keluarga Tn.
R juga sesekali memakan snack di pagi atau sore hari. Keluarga Tn. R
jarang mengonsumsi buah-buahan dan susu.

2.5.2 Penerapan Pola Gizi Seimbang


Menu makanan keluarga Tn. R setiap harinya yaitu nasi, ikan, telur,
tahu, tempe, sayuran dan jarang menyantap buah. Ada pun 10 pesan gizi
seimbang departemen kesehatan adalah:
1. Syukuri dan nikmati aneka ragam makanan
2. Banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan
3. Biasakan mengonsumsi lauk pauk yang mengandung protein
tinggi
4. Biasakan mengonsumsi aneka ragam makanan pokok
5. Batasi konsumsi pangan manis, asin dan berlemak
6. Biasakan Sarapan
7. Biasakan minum air putih yang cukup dan aman
8. Biasakan membaca label pada kemasan pangan

23
9. Cuci tangan pakai sabun dengan air bersih mengalir
10. Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat
badan normal
Dari 10 pesan gizi seimbang pasien belum memenuhi gizi seimbang
tersebut karena pada poin 1, 2, 4, 9, dan 10 pasien belum memenuhi kriteria
tersebut.

Tabel 2.4 Food Recall Tanggal 5 Januari 2019


Waktu Nama Masakan Bahan Berat (g) URT Energi Protein Lemak Karbohidrat
Makanan (kkal) (g) (g) (g)
Pagi Nasi Goreng Nasi 100 3/4 gls 175 4 - 40
Telur ayam 55 1 btr 75 7 5 -
Minyak 10 2 sdt 100 - 10 -
goreng
Subtotal 350 11 15 40
Snack - - - - - - -
pagi
Siang Nasi Nasi 200 1 1/2 gls 350 8 - 80
Ikan Ikan tongkol 80 1 ekor sdg 100 14 4 -
tongkol goreng
Minyak 10 2 sdt 100 - 10 -
goreng

Subtotal 550 22 14 80
Snack - - - - - - - -
siang
Subtotal - - - -

k
Malam Nasi Nasi 100 ¾ gls 175 4 - 40
Ayam Goreng Ayam 40 1 ptg sdg 50 7 2 -
Minyak 10 2 sdt 100 - 10 -
goreng
Sayur Bayam Bayam 100 - 25 1 - 5
Jagung 100 25 1 - 5

Subtotal 375 13 12 50
Total 1.275 46 41 170
24
Tabel 2.5 Food Recall Tanggal 6 Januari 2019
Waktu Nama Masakan Bahan Berat (g) URT Energi Protein Lemak Karbohidrat
Makanan (kkal) (g) (g) (g)
Pagi Nasi Nasi 100 3/4 gls 175 4 - 40

Orek tempe Tempe 50 2 ptg sdg 75 5 3 7


Minyak 10 2 sdt 100 - 10 -
goreng
Bihun Bihun 50 ½ gls 175 4 - 40
Minyak 10 2 sdt 100 - 10 -
goreng
Subtotal 625 13 23 87
Snack Pisang Goreng Pisang 180 4 bh bsr 200 - - 48
pagi
Minyak 10 2 sdt 100 - 10 -
Subtotal 300 0 10 48
Siang Nasi Nasi 200 1 1/2 gls 350 8 - 80
Ikan tongkol Ikan tongkol 40 1 ptg sdg 50 7 2 -
goreng
Minyak 10 2 sdt 100 - 10 -
goreng
Subtotal 500 15 12 80
Snack Singkong goreng Singkong 120 1 ½ ptg 175 4 - 40
siang
Minyak 15 3 sdt 150 - 15 -
goreng
Subtotal 325 4 15 40
Malam Nasi Nasi 100 ¾ gls 175 4 - 40
Tahu Goreng Tahu 110 1 bj bsr 75 5 3 7
Minyak 10 2 sdt 100 - 10 -
goreng
Tempe goreng Tempe 50 2 ptg sdg 75 5 3 7
Minyak 10 2 sdt 100 - 10 -
goreng
Subtotal 525 14 26 54
Total 2.325 50 81 301

Tabel 2.6 Food Recall Tanggal 7 Januari 2019


25
Waktu Nama Masakan Bahan Berat (g) URT Energi Protein Lemak Karbohidrat
Makanan (kkal) (g) (g) (g)
Pagi Nasi Nasi 100 3/4 gls 175 4 - 40
Sayur Asem Kacang 100 25 1 - 5
panjang
Labu siam 100 25 1 - 5
Jagung 100 25 1 - 5
muda 100 50 3 - 10
Nangka
muda 15 75 5 3 7
Kacang
tanah 100 2 sdm 25 1 - 5
Pepaya 100 50 3 - 10
muda
Daun 100 50 3 - 10
melinjo
Buah
melinjo

Subtotal 300 18 3 57

Snack - - - - - - -
pagi
Siang Nasi Nasi 200 1 1/2 gls 350 8 - 80
Sayur bayam Bayam 100 25 1 - 5
Subtotal 375 9 - 85

Snack Rujak buah Apel merah 85 1 bh kcl 50 - - 12


siang Jambu 80 1 bh bsr 50 - - 12
Monyet
Mangga 67,5 ½ bh besar 50 - - 12
Nanas 95 ¼ bh sdg 50 - - 12
Pepaya 110 1 ptg besar 50 - - 12
Subtotal 250 - - 60
Malam Nasi Nasi 100 ¾ gls

26
Waktu Nama Masakan Bahan Berat (g) URT Energi Protein Lemak Karbohidrat
Makanan (kkal) (g) (g) (g)
Ikan lele Ikan lele 40 1/2 ptg sdg 50 7 2 -
Tahu goreng Tahu 110 1 bj bsr 75 5 3 7
Tempe goreng Minyak 10 2 sdt 100 - 10 -
goreng
Tempe 50 1 bj bsr 75 5 3 7
Minyak 10 2 sdt 100 - 10 -
goreng
Subtotal 400 17 28 14

Total 1.325 44 31 216

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa pasien mendapat total kalori per
hari:
Tanggal 5 Januari 2019: 1.275 kkal
Tanggal 6 Januari 2019: 2.325 kkal
Tanggal 7 Januari 2019: 1.325 kkal
Rata-rata asupan kalori pasien selama 3 hari adalah 1.641 kkal.
Keterangan:
Rata-rata asupan kalori yang dikonsumsi selama 3 hari adalah 1.641 kkal,
dengan rata-rata asupan harian untuk karbohidrat 229 g, protein 46,67 g, dan
lemak 51 g.
 Perhitungan status gizi Tn. R
Jenis Kelamin : Laki - laki
Usia : 47 thn
BB : 80 kg
TB : 165 cm
IMT : BB (kg) : TB (m)2 = 29,38; status gizi: oboverweighr.
 Cara menghitung berat badan ideal (BBI) laki - laki, menurut Broca adalah:
Berat Badan Ideal (kg) = TB – 100
27
= 165 – 100 = 65 kg
 Kebutuhan Kalori Basal (KKB) berdasarkan rumus Broca adalah:
KKB = BBI x 25 kkal
KKB = 65 x 25 kkal = 1.625 kkal/hari
 Koreksi atau Penyesuaian:
- Aktivitas ringan + 10% = 1.625 kkal x 10% = + 162,5 kkal
- BB overwight – 10% = 1.625 kkal x 20% = - 325 kkal
- Usia – 5% = 1.625 kkal x 5% = - 81,25
 Total kebutuhan kalori per hari = KKB + Koreksi aktivitas ringan – Koreksi
BB overweight - koreksi usia = 1.625 + 162,5 – 325 - 81,25 = 1.381 kkal
 Kebutuhan zat gizi:
- Karbohidrat : 60% x 1.381 kkal = 828,6 kkal
- Protein : 15% x 1.381 kkal = 207,15 kkal
- Lemak : 25% x 1.381 kkal = 345,25 kkal

 Interpretasi terhadap food recall pasien:


Setelah menghitung kebutuhan kalori, juga dengan melihat food recall
pasien selama 3 hari sebelum dilakukan home visit maka disimpulkan bahwa
setiap harinya menu makan pasien lebih dari jumlah energi/kalori yang
dibutuhkan setiap harinya namun belum mencakupi gizi seimbang.

2.6 Pola Dukungan Keluarga


a. Faktor Pendukung Terselesaikannya Masalah Dalam Keluarga
1. Tn. R sadar akan penyakit yang dideritanya
2. Keluarga Tn. R memiliki BPJS sehingga tidak dikenakan biaya
untuk berobat
3. Keluarga Tn. R mendukung ia untuk minum obat teratur
4. Lokasi rumah Tn. R dekat dengan puskesmas yang memudahkan
keluarga untuk mendapatkan akses layanan kesehatan baik, dapat
dijangkau dengan menggunakan kendaraan umum

28
b. Faktor Penghambat Terselesaikannya Masalah Dalam Keluarga
1. Tn. R memiliki sifat pendiam dari sebelum sakit sehingga terkadang
Tn. R di berkomunikasi tentang keluhan yang dialami nya sekarang

2.7 Identifikasi Permasalahan yang Didapatkan dalam Keluarga


Ada beberapa permasalahan yang dapat ditemukan pada keluarga ini yaitu:
1. Tn. R jarang berolahraga
2. Keluarga Tn. R tinggal di lingkungan yang padat penduduk dan
kurang bersih
3. Rumah keluarga Tn. R tidak memenuhi kriteria rumah sehat yang
terlihat dari hasil penilaian kriteria rumah sehat dimana jumlah nilai
yang didapat di bawah kategori rumah sehat walaupun rumah tersebut
terasa nyaman bagi mereka untuk ditempati lima orang anggota
keluarga
4. Keluarga Tn. R menyadari akan pentingnya mengenyam pendidikan
setinggi mungkin namun karena terbatasnya biaya (termasuk keluarga
dengan ekonomi menengah ke bawah) mereka tidak mampu untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
5. Keluarga Tn. R tidak melarang anak-anak di keluarganya untuk
mengonsumsi jajanan sembarangan yang dijual di sekitar rumah
6. Keluarga Tn. R juga tidak selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah
makan
7. Keluarga Tn. R jarang mengonsumsi buah-buahan dan susu
8. Keluarga Tn. R belum menerapkan 10 pesan gizi seimbang

29
BAB III
DIAGNOSIS HOLISTIK

3.1 Aspek Personal


3.1.1.1 Alasan Kedatangan:
 Melanjutkan pengobatan untuk menghilangkan halusinasi
3.1.1.2 Kekhawatiran:
 Keluhan halusinasi akan kembali seperti dulu lagi
3.1.1.3 Harapan:
 Pasien berharap penyakit yang dialaminya ini dapat sembuh sehingga
tidak perlu merepotkan keluarga
3.1.1.4 Persepsi medis:
 Pasien menganggap penyakitnya merupakan permasalahan medis yang
harus diobati
3.1.1.5 Aspek religi:

30
 Pasien percaya bahwa penyakitnya ini merupakan cobaan dari Allah
SWT yang harus ia lalui. Pasien mulai mencoba solat 5 waktu dan
berdoa memohon kesembuhan kepa Allah SWT

3.2 Aspek Klinis


Diagnosis Kerja: F20.9 Skizofrenia tidak spesifik
Diagnosis Banding: F25 Gangguan Skizoafektif

3.3 Aspek Internal


a. Genetik: Tidak ada
b. Kebiasaan: pasien mempunyai kebiasaan berdiam diri dan melamun

3.4 Aspek Eksternal (Psikososial)


1. Pasien jarang berinteraksi dengan tetangga
2. Riwayat di berhentikan paksa dari tempat kerjanya

3.5 Aspek Fungsional

Digolongkan pada tingkat ke 1 berdasarkan urutan ICPC, yaitu


pasien masih dapat melakukan aktivitas sehari-harinya tanpa bantuan
orang lain.

31
32
3.6 Rencana Penatalaksanaan
Tabel 3.1 Rencana Penatalaksanaan

Aspek Masalah Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang di Harapkan Follow Up


Aspek  Alasan Kedatangan:  Menjelaskan kepada Pasien Pada saat  Pasien memahami  Pasien sudah mengerti
Personal Pasien ingin melanjutkan pasien mengenai home visit dengan baik tentang tentang penyakit yang
pengobatan untuk penyakitnya, yaitu faktor- penyakit yang sedang dialaminya dan
menghilangkan halusinasi yang faktor yang dapat dideritanya dan mengerti apa saja
terkadang masih ia rasakan menyebabkan terjadinya mengetahui faktor- faktor yang dapat
penyakit tersebut serta faktor yang dapat menyebabkannya serta
gejala akibat yang terjadi menyebabkan gejala akibat yang
dari penyakitnya tersebut terjadinya penyakit terjadi dari
tersebut serta gejala penyakitnya tersebut
akibat yang terjadi dari
penyakitnya tersebut
 Kekhawatiran:  Menjelaskan kepada Pasien Pada saat  Pasien tidak khawatir  Kekhawatiran pasien
Pasien khawatir apabila ia tidak pasien pentingnya rutin home visit dan menjadi lebih berkurang walaupun
meneruskan pengobatan, kontrol kesehatannya ke tenang dan rutin kontrol tidak hilang sepenuhnya
intensitas halusinasi akan poli jiwa di puskesmas kesehatannya ke poli serta bersedia rutin
meningkat seperti dulu lagi karena risiko kekambuhan jiwa di Puskesmas kontrol kesehatannya ke
dapat dicegah apabila Kemayoran serta poli jiwa di Puskesmas
diobati secara teratur serta minum obat secara Kemayoran dan minum
dengan adanya dukungan teratur obat secara teratur
keluarga

 Harapan:  Menjelaskan kepada Pasien Pada saat  Pasien mengetahui  Pasien rutin meminum
Pasien berharap penyakit yang pasien bahwa penyakitnya home visit bahwa bahwa obat secara teratur

33
Aspek Masalah Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang di Harapkan Follow Up
dialaminya ini dapat sembuh dapat terkontrol dan penyakitnya dapat
sehingga tidak perlu keluhan yang dirasakan terkontrol dan keluhan
merepotkan keluarga dan agar dapat berkurang apabila yang dirasakan dapat
keluhan yang dirasakan hilang rutin meminum obat berkurang apabila rutin
dengan sempurna secara teratur meminum obat secara
teratur
 Persepsi Medis:  Menjelaskan kepada Pasien Pada saat  Pasien mengetahui  Pasien mengerti bahwa
Awalnya pasien menganggap pasien bahwa penyakitnya home visit bahwa penyakitnya ini penyakitnya ini
penyakit ini hanya mimpi buruk merupakan gangguan merupakan gangguan disebabkan akibat stress
sementara saja. Namun setelah medis bagian kejiwaan medis bagian kejiwaan saat diberhentikan dari
gejala tersebut sudah sangat akibat beberapa faktor, akibat beberapa faktor, pekerjaannya
mengganggu aktifitas, pasien dalam kasus ini ialah dalam kasus ini ialah
berobat ke dokter, lalu setelah faktor lingkungan yaitu faktor lingkungan yaitu
mengonsumsi obat pasien mulai pengalaman stress saat pengalaman stress saat
menganggap kalau penyakitnya diberhentikan dari diberhentikan dari
merupakan gangguan medis pekerjaannya pekerjaannya
 Aspek Religi:  Memotivasi pasien untuk Pasien Pada saat  Pasien sabar dan ikhlas  Pasien sudah sabar dan
Pasien percaya bahwa selalu ber-Khusnuzon dan home visit terhadap apa yang ikhlas terhadap apa yang
penyakitnya ini merupakan ikhlas serta sabar terhadap terjadi terjadi
cobaan dari Allah SWT yang apa yang terjadi  Pasien rajin  Pasien masih belum rajin
harus ia lalui. Sebelum sakit  Memotivasi pasien untuk melaksanakan ibadah melaksanakan ibadah
pasien sangat jarang beribadah rajin melaksanakan Ibadah sholat 5 waktu, sholat 5 waktu dan
baik sholat 5 waktu atau pun sholat 5 waktu, membaca membaca Al-Quran, membaca Al-Quran,
membaca Al-Quran, namun Al-Quran, dan terus dan terus berdoa namun terus berdoa
setelah sakit pasien menjadi berdoa memohon memohon kesembuhan memohon kesembuhan
sedikit rajin beribadah dan kesembuhan
selalu berdoa untuk
kesembuhannya.
Aspek Diagnosis Kerja: F20.9  Pemberian antipsikotik: Pasien Puskesmas  Keluhan-keluhan  Pasien sudah mulai jarang

34
Aspek Masalah Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang di Harapkan Follow Up
Klinik Skizofrenia tidak spesifik Risperidone 2x2 mg pasien yaitu mendengar bisikan dan
Diagnosis Banding: F25 Gangguan Clozapine 1x25 mg mendengar bisikan halusinasi ular kobra
Skizoafektif dan melihat halusinasi
dapat berkurang
Aspek  Pasien mempunyai  Memberikan nasihat Pasien Pada saat  Intensitas  Pasien sudah mulai mencari
Risiko kebiasaan berdiam diri kepada pasien agar selalu home visit berkomunikasi pasien – cari kesibukan agar tidak
Internal dan melamun berkomunikasi dengan meningkat dan melamun
keluarga nya tentang kebiasaan melamun  Pasien mulai terbuka untuk
keluhan yang dialami pasien berkurang membicarakan keluhannya
serta menyarankan untuk walaupun harus di pancing
mencari kegiatan dengan dulu.
keluarga atau tetangga
terdekat agar tidak terlalu
banyak melamun
 Menyarankan keluarga
untuk sering menanyakan
keadaan dan apa perasaan
yang dirasakan oleh
pasien
 Menemani pasien untuk
bersosialisasi dengan
tetangga sekitar

Aspek  Pasien jarang  Menjelaskan kepada Pasien dan Pada saat  Keluarga pasien  Keluarga sudah
Psikososial berinteraksi dengan pasien dan keluarga keluarga home visit memahami tentang memahami tentang rumah
Keluarga tetangga mengenai rumah sehat rumah sehat dan dapat sehat namun belum dapat
 Menyarankan pasien dan menerapkannya menerapkannya

35
Aspek Masalah Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang di Harapkan Follow Up
keluarga untuk rutin  Keluarga menjaga  Kebersihan rumah terlihat
membersihkan rumah dan kebersihan rumah dan baik, namun jendela di
membuka jendela selalu membuka ruang keluarga masih
sehingga pasien terhindar jendela pada pagi hari jarang dibuka, hanya
dari penyakit yang lainnya untuk menjaga pintu saja yang sering
kesegaran udara di dibuka untuk keluar
rumah masuk udara

Aspek  Digolongkan pada tingkat ke 1  Menyarankan agar pasien Pasien Pada saat  Pasien kontrol rutin  Pasien sudah kontrol rutin
Fungsional berdasarkan urutan ICPC, yaitu kontrol rutin untuk home visit untuk menstabilkan untuk menstabilkan
pasien masih dapat melakukan menstabilkan keadaannya keadaannya
aktivitas sehari-harinya tanpa keadaannya  Pasien makan makanan  Pasien belum makan
bantuan orang lain  Mengingatkan untuk dengan gizi seimbang makanan dengan gizi
makan makanan dengan  Pasien beristirahat yang seimbang
gizi seimbang cukup setiap harinya  Pasien sudah beristirahat
 Mengingatkan pasien agar yang cukup setiap harinya
istirahat yang cukup setiap
harinya

36
LAMPIRAN 1. Dokumentasi Kegiatan

37

Anda mungkin juga menyukai