Adsorpsi Detergen Dalam Air Menggunakan Adsorben Karbon Aktif Pada Kolom Fluidisasi Bed
Adsorpsi Detergen Dalam Air Menggunakan Adsorben Karbon Aktif Pada Kolom Fluidisasi Bed
Vol. 5, No. 1
TEKNIK KIMIA
ADSORPSI DETERGEN DALAM AIR MENGGUNAKAN ADSORBEN
KARBON AKTIF PADA KOLOM FLUIDISASI BED
Kartika Udyani
Sri Risnoyatiningsih
Alamat Redaksi :
t
JURNAL
TEKNIK KIMIA
ISSN : 1978-C41X
vol.. 5, No.l, SEPTbMBER 2010
Penanggung Jawab
Ketua Jurusan Teknik Kimia
lr. Retno Dewati MT
Pimpinan Redaksi
Prof. Dr.lr. Sri Redjeki, MT
Anggota Redaksi
Prof. Dr. lr. Soemargono SU
Dr. lr. Edi Muljadi, SU
lr. Srie Muljani, MT
lr. C. Pujiastuti, IllT
Kesekretariatan
lr. Nur Hapsari , MT
Enrrran Adi Saputro, ST
Alamat Redaksi
Jurusan Teknik Kimia - Fakultas Teknologi lndustri
UPN "Veteran" Jawa Timur
Jl. Raya Rungkut Madya - Gunung Anyar
Surabaya 60295
Telp. (031) 8782179
Homepage
www.upnjatim.ac.id
E-mail
tk_u pnjati m@ya h oo. com
j u rJe ki m@u pnjati m.ac. i d
Penerbit
Jurusan Teknik Kimia - Fakultas Teknologi lndustri
UPN "Veteran" Jawa Timur
ISSN:1978-04819
Vol.5 No.1, Septenrber 2A10
Jurnat
D{TTiAR ISI
I Halaman
1. ADSORPSI DE,TERGEN DALAM AIR 326 - 335
MENGG UNAKAN ADSORBEN KAIIBON AKT I F'
PADA KOI-OM FLIUDISASI I]I]D
Kartika Udyani
a
L. 330 * 344
BAFFLE, V DAN TEGAK PADA SIEVE PLATE
DISI'I LASI TI]RI.IADAP PE,NCAMPLJRAN II[,I. IIDN
SISTEM UDARA. AIR
llctuo Dcwati
Kartika Udyani
Jumsan Teknik Kimia" Fakultas Teknologi Indwtri ITATS Surabaya
fl. Arief Rahman Hakim 100 Surabaya
Email: dyqa90@yahoo.com
ABSTRACT
'fhis :'esearch airn.g tosntdy lhe effect of liquidflow rate and bed height on nnss transfer coe.fficient in the
arl,sorption o/ rlctcrgcnt in walar rt:;ing aclivated carbon adsorbenl in the Jfuiclizecl hed ccthrmn. 'l'he
experimenl v,as precedecl hy an orifice meler calihration and manufaclure ojdetergent ,solution in water at
vqriotr.s concentrution:;. Deteryenl .rrslulion was lhen fed inlo lhe tank infihrcn on fluidized bed column and
.flox,ed into lhe column al variou,r flov rates and higt qf bed. Efrluent front each variation of mea.rurcd
concenlrdlions and calatlatt'cl 9/o detergent ab,sorhed and nnss tran,sfer coelrtcient.
The re.vll:; l;)rstvel thal increa,sing theflou,rale increases lhe anrottnt of deteryent liquid is absorbed and
the mass trans-fer coe.fficient. For high-bed 10, 20 and 30 cm, the higher the bed the higher the amount of
cleterg,ent to he oh.yorhed and lhe nta.s,r lron.s/er coe.fficient. %o Detergent y,hich ahsorhed the hiSihest
achieved al influent concentations of MIIAS concentation of 0.051 ntg / lt, and 30 cm becl heig,ht that i.s
eqtal b 25.9%- T-ha thc higha:st nnss lrans.fcr coc.fJicienl i,s 9,157.10-6<:m / <lt2 <tn infhtcnt conccntation
MIJAS conccntration qf 0,05.1 ntg / land 30 cm hed height.
Ke;r v,117,1, t.lttergutl, octivated curbon, 96 detergent acl.rorbed, Jlultlizatittn, ntass trctnsJb,' coelJi.rien
PENDAI{ULUAN
Deterjen merupakan salah satu zat pember- jen maksimum yang diperholehkan pada air
sih seperti halnya sabun dan air yang memiliki minum tidak boleh melebihi 0,05 mgllt sebagai
sifat dapat menunrnkan tegangan permukaan senyawa aktif biru rnetilen ( MBAS ). Oleh
schingga cligunakan scbagai bahan pembersih karena itu perlu dilakukan penelitian untuk
kotoran yang nrcnenrpel pada benda, tidak menurunkan kadar deterjen dalam air. Metoda
mengendap bersanra ion loganr dalanr air sadah yang digun.rkan pada penelitian ini adnlah
dan merniliki toksisitas yang cukup tinggi. adsofusi dalant kolorn unggun fluidisasi sotid-
Seiring dengan laju partum-buhan penduduk, liqu-id, dengan karbon aktif sebagai bahan
penggunaan deter.ien sebagai pembersih per- partikel padat terfluidisasi.
3latan industri dan nrmah tangga pun semakin Fluidisasi dua fase solid-liquid menrpunyai
meningkat. Ketika limbah hasil cucian yang b'e-berapa keunggulan dimana partikel padat
mengandung deterjen langsung dibuang ke badan tertahan dalam keadaan tersuspensi oleh aliran
air, maka muncul buih yang dapat meng-ganggu liquid keatas dan partikel solid mengalami per-
mutu air, nlengganggu ekosistem yang ada da- lakuan secara kon-tinyu sehingga driving force
lam badan air, serta menimbulkan kerusakan air rata-rata perpindahan massanya tinggi karena
tanah. Peraturan Menteri Kesehatan RI No: 416 / alirannya mendekati plug flow. Dalam sistem ini,
MENKES I 1990 tanggal 9 september 1990 perilaku disperse partikel memainkan peftrnan
tentang persyaratan kualitas air minum di penting dimana secara keselrrruhan menggam-
lrrdonesin nrenetapknrt lrnlrwa konsontnlsi dotor- barkan intornksi antarn firso solid frrso licluicl.
.ltrmal 'l'eknik Kinria.' Vol.5, No.1, Septernber 2010 327
Perilaku hidrodinaurika ini sangat menerttukan gunakan sebagai balun pembentuk antara lain
kinerja kolom unggun fluidisasi. adalah Soclium Tri Poly Phosphate (STPP), Nitril
Data-data kondisi operasi penyerapan deter- Tri Ace-tate (NTA), Etlrylene Dianrine Tetra
jen dalarrr kolont unggun fluidisasi dan jenis Acctatc, z.colit dun Asarn Sitrat. llatr:ur pcngisi
penyerap yang sesuai belunr tersedia. Karena itu me-rupakan bahan tarnbahan deterlen yang
penelitian ini layak dilakukan. hanya berfungsi menamhah kuantitas tanpa
[)enelitian iui bortujuan untuk nrongetahui nreningkutkon dtyn cucinyo. Sc{ungkan lrnhun
penngaruh -laju alir liquida dan tinggi bed tambahan dalarn deterjen berl'ungsi urrtuk
terhadap 7o deterjen yang terserap dan koefisien membuat produk lebih menarik dan tidak
perpindahan massa pada penyeftrpan dcterjen berhubungan dengan daya cuci deterjen. Bahan
rnenggunakarl adsorben karbon aktif dalam pengisi yang ditarnbahkan dalam deterjen artara
kolom unggun fl uidisasi. lain pewangi, pelarut, cian pemutih (Ulhnann,
Deterjen merupakan penrbersih yang terbuat 2007),
dari balrm turunan nrinyak burni. Silat dete{en Ilerdasarkan surfaktan yang digunakan,
yang terpenting adalah kemampuannya unt0k terdapat dua jenis deterjen yaitu deterjen keras
rnenr-bersihkai zat pengotor yang ada pada dan deterjen lunak. Deterjen .jenis keras sulit
perrrukaan material akibat adanya proses fisika - dirusak oleh mikroorganisme, sehingga meski-
kimiawi dari unsur - unsur penyusun deterjen pun dibuang zat tersebut masilr aktif. Jenis ini
terhadap zat - zat pcngotor tcrscbut. Sccara ntcnycbabkan pcrrccruararr air. l)eterjcn .jcnis
garis besar prosos penr-bersihan oleh deterjen keras menggunakan surfaktan Alkyl Ilenzene
dimulai dari proses pemba-iahan permukaiur dan Sulfonate (ABS). Ba-nyaknya percabangan pada
pengikatarr zal - nat pcngotor oleh bdrart struktur ABS nre-nyeba.bkiur cleterjen jenis ini
deterjen kemudiarr pelepasan zat pengo-tor sulit dirusak mikroorganisnre. Sedangkan deter-
bersarna unsur deterjen tersebut dari nraterial. jen jenis lunak nretupakan deterien yang nrudah
Pada umurnnya deterjen nrengandung balran diuraikan oleh rnikrc,organisme. Surlahtan yang
bahan antara lain: surfaktan, bahan pembentuk, digunakan pada deterjen jenis ini adalah Linier
ba-han pengisi dan bahan tanrbahan. Surfaktan Alkyl Benzene Sul-fonate (LAS). I)eterjen LAS
nre-r'upakan zat aktif pernrukaan yang berfungsi nrernpunyai keurartrpuur berbusa l0-30% bahzur
rue-rturunkan tcgangan pcrrnukaan air schingga organik aktif. Busa L,AS dapat hilarg sccara
dapat melepaskan kotoran yang menenlpel pada berangsur- angsur sehingga tidak mengganggu
perntrkaan bahan. i{.arakteristik utanra surfhktan lingkungan. Tetapi apatrila kebcladaan LAS
ada-lalr rrrerniliki gugus polur dan non polar ltada nrclcbilri kupasitls pcngulaiun aluuri nrikroor'-
molekul yang sama. Gugus non polar terdapat ganisnre akan tetap mencemari lingktrngan dan
pada gugus alkyl yang merupakan rantai panjang rnenyebabkan kerusakan konrponen ekosistenr
hidrokarbon bersilat rnonolak air (hidropho- (Sudiana,20()4).
bik), larut dalanr rninyak Jan lenrak serta Beberapa penelitian tclalr dilakukan dalanr
merupakan bagian dari surfaktants yang usaha untuk ntenurunkan kadar deterjen dalam
men.rpunyai fungsi untuk mengikat zat pengotor air. Ward dkk, (1988) telah melakukan degrada-
(dirt) dalam proses pembersih.m, Gugus polar si LAS dalam air nrenggunakan lurnprrr dari
bersifirt hidrofiliknya rne-rupakan bagian yang pertanian. Yazici dkk. (1999) telah rnenunrnkan
borlurrgsi sebirgai balran pcrnbusah. Seoara garis kalrdungan t,AS clitlarn air 40-50%o dongan
besar, tcrdapat enrpat katcgori surfuktan yaitu urcnggunakan clek-trooksidasi dengan elcktrodtr
anionik, kationik, non ionik, dan amphoterik. Pt. Menurut Chazanah (2002) biodgradasi LAS
Bahan yang digunakan sebagai surfaktan atrionik dalam deterjen dapat dilakukan dengan menggu-
antara lain AIkyl Benzcne Sulfonate (ABS), nakan kultur c&nlpuran baktori Bacillus
Linier Alkyl Benzene Sulfonate (LAS), dan laterosporus dan Pseudr,rnonas aer<lginsa dengar
Alpha Olein Sulfonate (AOS). Surfaktan katio- efrsiensi pengurangan LAS 84,3-97,7Yo, serta
nik biasanya terbuat dari gararn A;rrmonium. ciunpurarl bakteri yang berasal dari air buangan
Sur-faktan non ionik biasanya menggunakan dengan efisiensi 71,9-98,2%. Komunitas kum-
Nonyl Phenol Polyethoxyle. Sedangkan surfak- pulan rnikroba dalam lumpur aktif dapat juga
tan amphoterik rnenggunakan bahan Acyl digunakan untuk mendegradasi LAS dan ABS
Ethylene-dimines (Uiiman n, 2007 ). dalam air (Sudiana, 2004). Savit-i (2007) me-
Bahan pembennlk (builder) dalam deterjen lakukan usaha penurunan kandungan deterlen
ber-fungsi untuk meningkatkan ehsiensi pencuci dalarn air dengan menggunakan arang aktif dan
sur-fakhn dengan cara menon-aktilkan nrineral Sagittaria Montevidensis dalam lahan basah
penyebab kesadahan air. Bahan-bahan yang di- buatan. Schouten dkk, telah melakukan peneli-
l'.artika Udyani "ADSORPSI DETERGEN DALAM ATR MENGCUNAKAN 328
ADSORBEN KARI}ON NKTIF PADA KOLOM FLU]DISASI BED''
tian penunrnan deterjr:n dalarn air menggultakan sorpsi gas, karena melibatkan konrpetisi antara
adsorpsi dengan beberapa jenis adsorben antara zat terlarut dan pelarut. Perubahan konsentrasi
lain: karbon aktif, resin dan clay. Adsorpsi kom-poncn dnpat mengakibatkan pcrtukaran
merupakan salah satu metode yang di-gunakan timbal balik pacia permukaan. Hal ini
dnlnm prosos pqnisnlrnn, $operti hnlnyn dcngnn morupoknn gnm"bnran ynnt! rnngnt khns bagi
rnotodc proses alrsorbsi, rlistila.si, dan ckstraksi. adsoqlsi dari larutan. J ikn ltpisnn nruko
Adsorpsi adalah proses penjcrapan solute dari adsorben nraupun dalanr lanrtiln sudeh _ienuh
fltrida ke permtrkaan aktif padntarr. Fcnonrcna dcngan molekul arlsorbat, mnka hnnya srrbs-tusi
ini torja(li karena tortltpat gaya-gaya yang tidnk molekul sualu konrponen oleh konrponen lain
seimbang pada batas antar permukaan. Adanya yang dapat terjadi. lnteraksi yang krrat antara
gaya ini menyebabkan padatarl cenderung mcna- molekul dcngan permukaan adsorben merupakan
rik molekul-molekul y;,ng lain yang bersertuhan rintangan dan sering menurunkan adsorpsi bahan
dengan pennukaan padatan. Adsorpsi berknitan terlanrt. Regitu pula interaksi yang kuat antara
dengan proses akurnulasi atau pemusatan subs- komponcn tanrtan dalam f'asanya sendiri
tansi adsorbat pada pernruknan adsorbcn. IIal ini umumnya nretnpunyai pcnganrh negatif tcrhadap
dapat terjadi melalui antarnruka dua fasa, misal interaksinya penntrkaan adsorben.
fasa cair dengan cair. fasa gas dengan cair, fasa Faktor-faktor yang mempengaruhi proses
gas dengan padat atou lhsa cair dengan padat. adsorpsi aniara lain suhu, kecepatan f'luida,
Molekul yang ierjerap akan berada dibawah konsentrasi ad+orbat, fase dan luas permukaan
pengaruh medan listrik pada permukaan adsor- spesifik. Suhu cukup berpengaruh dalam sistem
ben, sehingga molekul akan ke-hilangan tenaga adsorpsi. Pada temperatur normal,
kekuatan bergerak bel>as. Proses ini diganrbar- sebaiknya dilakukan dengan tenaga inter-
kan dengan meningkatnya sulru bila ad-sorbat molerkuler. Tenaga intermolekuler pada proses
berinteraksi dengan adsorben. adsorpsi padat-cair biasa dilakukan unhrk
Gaya tarik menarik dari suatu padatan dibe- menghilangksn atau mernindahkun komponen
dakan menjadi dua jenis, yaitu gaya fisika yang atau senyawa organik dari limbah cair,
menghasilkan adsorpsi fisika dan gaya kimia pemurnian warna dari larutan gr:la dan minyak
yang meng-hasi lkan adsorpsi kinria. tumbuhan serta pemisahan air dari lanrtan
1. Adsorpsi fisika:melibatkan gaya antar organik. Kecepatan aliran fluida yang lebih besar
molekul (gaya Van Der Waals atau ikatan memer-lukan zona kontak yang lebih panjang
hydrogen). Ad-sorpsi fisik biasanya berlangsung supaya menghasilkan waktu kontak yang sama.
pada temperatur rendch, jumlah zat yang terjerap Driving force yang menyebabkan zat terjerap
semakin kecil de-ngan naiknya tefllperatur. berpindah ke permukaan padatan adalah gradien
Entalpi proses ini tidak mencukupi untuk konsentrasi pada fase fluida dengan yang di
terjadinya penrutusan ikatan, sehingga spesies permukaan padatan. Adsorpsi dari sistem yang
yang teradsorpsi secara fisika urnum-nya tetap mengandung zat yang akan dijerap berkon-
utuh. Adsorbsi fisika merrghasilkan ikatan yang sentrasi tinggi akan lebih cepat dibanding sistem
Icnmh pndn pcmrrrkann ntlsorbcn dnn bcrsifnt ynng snnB,st cnccr. Kcccpalnn ntlsorlrsi pntln {irso
reverr;ible, schingga substansi ynng sudah terikat cair lebih lambat l0 kali atau lebih daripada fase
terscbut rclativc rrrrrdah dilepaskan kcrnpoli gns, Ini bcrnrti llnhwa pnnjang zonn pcrpindalran
dengan cara menunrnkan tekanan gas atau massa sangat dipengaruhi oleh fase operasinya,
konsentrasi zat terlarut. Akibat lemahnya ikatan Luas permukaan spesifik meme-gang peranan
ynng lcrrtrcntrrk, pr'oscs <lc:sotpsi clirnrrngkinknn ysng snntltt purting pndn nrlsorpsi pnclnt cnir.
terjadi pada tem-peratur yar g sama. Semakin besar l,ras permukaan spesifik yang
2. Adsorpsi kimia berlangsung dengan me- dimiliki oleh suatu adsorben, maka semakin
libatkan ikatan koordinasi dari hasil penggunaan banyak adsorbat yang dapat diierap.
pasangan elektron secara bersama-sama oleh Perilaku adsorpsi larutan dapat drprediksikan
ndsorbcrt tlnn ndsor'trat. Pntln nclsorpsi jcnis ilti scr.rro kualitntif dari polnritls 0clsorllclr tinn
dihasilkan panas yang tinggi, yaitu mendekati komponen lanrtan. Adsorben polar., cenderung
hargn rrntuk ter.indinvn ikntnrr kirnia. Resatnya mefr.iernp lebilr krrnt adsorbnt polar. demikinn
errergi yang terlibat rnenye-babkan adsorbat pula sebaliknya. Kekuatan adsorpsi nrerupaknn
sangat sukar dilepaskan kembali, dan banyaknya hasil kombinasi dari afinitas adsorbat terhadap
substansi yang teradsorpsi merupakan fungsi dari pelanrt dan afinitas adsorbat terhadap adsorben.
tekanan, konsentrasi sefta tem-peratur. Faktor rrtama yang menentukan proses adsorpsi
Perilaku adsorpsi dari larutan pada permukaan adalah kelanrtan adsorbat dalam pelarut Pada
padatan umumnya lebih kompleks daripada ad- umumnya substansi yang hidrofobik kurang
Juntal 'feknik Kimia : Vol,5, No.1, September 2010 329
teradsorpsi dalarn larutan enccr, Proses adsorpsr pcrnrulcun dapat diukur dcngan bcberupa oara
fasa larutan umumnya lebih kompleks di- antara lain menggunaan peralatan gas sorbtion
bandirrgkan proses adsorpsi pada fasa gas atau analyzer, nretode Iodine Number dan Molasses
cailhn nrurni. Pada adsorpsi laruuur orelibatkan Nuntbcr.
kompetisi antara zat terlarut dan pelarut atau Semua aplikasi adsorpsi siklis tergantung
antara konrponcn-komponen cantpuran dalarn pada kenrarrrpuan irdsorbcn diregorerasi,
larukn dc-ngtn situs adsorpsi. sehingga adsorbcn dapat digunukan sccara
Padatzur berpori dalam proses adsorpsi berulang dengan kualitas yang sama. Hal ini
nrcrl'lc-gang porarlan l)cnting. Untumnya padetarl berarri buhwa konrponen dali sualu adsorbat
be rp<-rri ini disc[:ut pcnjorap atau adsorben. yang dapat dijcrtp harus tcricnrp dalarrr junrlah
Syarat terpenting yang harus dimiliki adsorbent yang relatif banyak oleh adsorben yang telah
adalah kapasitas (capacity), selektivitas (selec- diregenerasi. Regenerasi dapat dilaku-kan me-
tivity), luas perruukaan (surface area), kentatn- lalui beberapa mctodc antara lain nreng-gtrnakan
puan diregenerasi (regenerability), kecocokan panas, tekanan, bahan kirnia atau gabungan
(cornpatibility) dan harga (cost). Kapasitas antara cara-cara tersebut. Cara pemanasan dan
adsorpsi,ucrupakan karak-teristik yang paling pernberian tckanan da1.n1 digunakan untuk
pcrrting dari suatu adsorbett. Scctta scderltana nrengeluarktrn adsorb:rt yaug terjelap dalanr
kapasitrs dinyatakan sebagai junr-lah adsorbat adsorben sehingga adsorben nrerrjadi bebas
yarrg dapat dijerap oleh adsorben par satuan adsorbat. Metodc kimia dilakukan dcngan mem-
rnassa adsorbon. Nilai krpasitas tcrgan-tung dari bcrikan lr;rhan kirtria pada adsrlrbcrt yang akan
konsentrasi tbsa fluida, teurperatur dan kondisi diregenerasi, kemudian dilakukan pemisahan
lairr ( terutaura keadaan awal adsorben). Data bahan kirnia yang rncngaudung adsorbat dengatr
ka1>asitas adsorpsi suatu adsorbon dihimpun pada adsorbcn. 13cberapa jcnis adsorbcn yang biuryak
telnperatur tertentu dan berbagai konsen-trasi digunakan dalanr proses adsorpsi antara lain:
adsorbat ( atau tekanan parsial untuk uap atau karbon aktil alumina, silica gel, zeolite,
gas). Dari data adsorpsi kemudian dibuat grafik lenrpung dan nrolecular sieve.
isotlrorrn yrtrrgl rrrcrrglrttllrrrtgklttt rtttlltrtt tlrrbittr li lasi lik:rs i trlirr r:rrr pori nronrrrrr I I [] Pn C
adsorpsi ter-hadap konsentrasi pada tenrperatur adalah mikropori dengar diarueter pori lebih
konstan. Kapasitas adsorpsi suatu adsorben dapat kecil dari 2 nm, nresopori dengan diameter pori
digunakan untuk nrcncntuktu kobutuhan lobih br:sar dali 2nrrr dan lsbih kcciI dali 50 nrn
adsorben pada proses penjerapan. serta nrakropori dengan dianreter lebih besar dari
Sclektivitas suatu adsorben nrclupakan 50 rlnr Do, 1998). Klasifikasi ini dibuat
rasio dari kapasitas satu komponen dalam berdasarkan pe-nyerapan gas nitrogen pada titik
adsorbat terhadap komponen yang lain pada didih norrnal olelr padatan berpori dengan
konsenlrasi tertentu. Rasio tersebut pada utttutrt- balasan (range) uliurau pori yang lebar.
nya mendekati suatu nilai konstan dengan Makropori beriingsi sebagai jalan masuknya
penurullan konsentrasi adsorbat santpai nilai nol. adsorbat dari pelnrukaan adsorben nrenuju ke
Tetapi nilai konsentrasi komponen tertentu miklopori. Luas permukaan adsorben dibedakan
dalanr adsorbat tidak mungkin nol. Ketnanrpuan nrenjadi luas pernrukaan luar (extomal surface
adsorben untuk nrenjerap jenis koniponen dalam area) dan luas permukaan bagian dalarn (intenral
suittu adsorbat daprt diketahui dari selektivitas- surlhce area) yang rnenggambarkan luas
nya. Kondisi ideal terjadi bila komponen uLama pennukaan dari seluruh pori pada adsorben.
dalarn adsorbat tidak terjerap oleh adsorben, Pengganrbaran luas pernrukaan pada pori
dinra:ra keadaan ini nrenunjukkur selektivitas disajikan pada Garn[:ar l.
yang besar dari adsorben terhardap konri;oneu
dalam adsorbat yang ingin dihilangkan.
Kompatibilitas (cornpatibility) menunjukkan
kecocokar adsorben terhadap komponen tertentu
dalam adsorbat. Sebagai contolr mungkin tidak
dalrat rnenyerap suatu komponen tertentu dalan:t
ittlsor-tlitt karonu tirltk ndnrryu krrcocokuu tttttar:t
nrolokul adsorbat dcngan pcnuukaan adsorben.
Luas perntukaan suatu adsorben merrunjukkan
bcsarnya ;lor-mukaan aktif dari suatu tclsorbcn.
llcsarnya luas perrnukaan dipengaruhi olelr
ukuran pori yang dirniliki olch adsorbcn. Luas
l(itrtika IIclyarrr :"AI)S()l{l'Sl l)ti't'lllt(iliN DALn M n IR Ml]NCiC;tJNn KAN 130
ADSOlLlllrN KAltl)ON n Kl'lF I'ADA KOI.OM ITLUIDISASI RllD"
W
lakukan dengan cara mereaksikan karbon hasil
pirolisis dcngan stearn atau uap air dan CO2.
Karakteristik karbon aktiI pada dasar
meliputi sifat adsorbansinya dan sifat fisiknya
hrtemal Surface area yang meliputi total surface area, partikel derrsity,
effective size, coefisien uniformity dll. Sedang-
kan siftrt kirnia clari pemrukaan (surlhce dan
Gambar l. Luas permukaan pori pada partikel activated site) sangat menentukan ter-iadinya
adsorben proses adsorbsi, yaitu cen:lenrng trntrrk Iebih
mudah mengikat partikel yang mempunyai sifat
Perrggunaan karbon aktif sebagai suatu yang sejenis, misalrrya unsur yang kurang
adsorberr sudtrh dikenal sejak larna, selain dapat bersifat polar (non polar) akan lebilr mudah
meng-hilangkan wanla, rasa dan bau pada air terserap pada karbon non polar bila di-
yang ditimbulkan oleh r.'rikroorganisme, karbon bandingkan dcngan yang bersifat polar. Jadi
aktif juga dapat menghilangkan kandungan kecepatan adsorbsi untuk karbon aktif powder
phenot dalanr air. akan lebih cepat bila dibnndingkan dengan
I Karbon aktif merupakan karborr dalanr bentuk karbon aktif tipe granular, total kapasitas adsorb-
I amorf yang telah diaktifkan sehingga mem- si dari karbon aktif tergantung pada total ltras
I punyai luas perrnukaan yang besar dan daya permukaar,, ukuran diameter tidak begitu
serap yang tinggi. I-uas pemrukaan nrenrpakan nrempengaruhi terhadap total luns perntuliaan,
I
t siftrt fisis yang paling pcrrting clari karbon aktil, karena sebaglian [:csar luas pcrrrrrrkann tcrlclnk
i dan nilainya bcrkisar antara 300 - 3000 m2lgr pada pori-porinya. IJkuran dari pori yang
sehingga memungkinkan dijadikan sebagai terbenhrk dapat dibedakan menjadi 2 macam,
bahan adsorben. yaitu nrakropore dan mikropore. Mtrkropore
Karbon aktif merupakan bahan yarrg multi- adalah pori yang mempunyai ukuran diameter
hrngsi dinrana hanrpir sctragian bcsar telah rongga lebih dari 1000 A, sedangkan mikropore
dipakai penggunaannya oleh berbagai macam merupakan pori yang rnempunyai ukuran
jenis industri baik industri pangan maupun diameter rongga antara 10 - 1000 A, struktur
indrrstri non plrngan. I'adn industri psngan, dari pori-pori traik makroltore dan rnikroltore
karbon aktif digunakan sebagai adsorben, mi- merupkan bagian terpenting selama proses
salnya menghilangkan wama dan bau pada adsorbsi, karena struktur atau ukuran dari ruang
makanan dan proses pemumian, sedangkan pori akan menentukan distribusi ukuran mo-
penggunaan karbon aktif di industri kimia lekul-molekul zat yar.g terserap masuk kedalam
misalnya sebal;ai penghriang CS2 dari udara, pori-pori karbon aktil Penggambaran skema
kon-taminasi dalam air atau larutan, pengolahan strrrk-tur pori disajikan pada Gambar 2,
air dan limbah, dan lain sebagainya. Karbon aktif
juga dapat digunakan sebagai penyangga katalis,
Intcmal Surlaoe aroa
contohnya karbon aktif digunakan sebagai
Extemal Surlace arca
penyangga untuk katalis besi (Fe) dan ruthenium
Mikrol;r:rri
(Rodriguez, 1995) dan pony{lngga untuk katalis
tembaga yang digunakan untuk pengolahan Mcsopori
limbah (Hu, 1999).
Karborr aktiI dibuat dari pirolisis prekursor Mtrkrolxrri
karbon organik, polimer alam maupun polimer
sirr-telis ynng kernrrdian diaktifkan rrntuk
memperbeqar sr.rrface areanya (Ying dkk, 2005). Gambar 2. Skema struktur pori
Pirolisis b0rtujuan untuk membuang material
non karbon sehingga hanya meninggalkan Fluidisasi adalah suatu proses dimana
karbon dan aktivasi bertujuan untuk mem- partikel solid diubah kebentuk fluida dengan cara
perbesar luas permukaannya. Aktivasi dapat mengontakkannya dengarr gas atau liquid. Fluida
dilnkukan secara kimia rnaupun fisika, Aktivasi gas atau liquid tersebut dilewatknn kedalam
Jurnal T.eknik Kimia: Vol.5, No.l, September 2010 331
tabung vertical yang sebagian diisi butiran halus Porositas dari bed ketika proses fluidisasi
misalnya katalis untuk proses terjadinya yang sebenarnya berlangsung adalah porositas
perengkahan katalis.Tabung terbuka pada bagian minimum untuk fluidisasi (emf;. Bed mengalami
atasnya dan mempunyai pelat berpori pada perubahan ke kondisi porositas atau voidage ter-
bagian bawah untuk untuk menunjang katalis sebut sebelum terjadinya gerakan dari partikel.
tersebut serta menye-barkan aliran secara merata Porositas minimum ini digunakan untuk meng-
dan seragam keseluruh penampang. hitung ketinggian bed (Lmf) dalam satuan:m.
Didalam suatu bed , kualitas dari fluidisasi Seperti telah disebutkan sebelurnnya,
tidak hanya ditentukan oleh siht sifrt solid dan penurunan tekauiur akan meningkat seiring
fluidisasinya saja, tetapi juga dipengaruhi oleh dengan peningkatan keceFratan alir liquida yang
lirktor-{irktor luin, sopcrti brontuk geometris borltngsung ltinggu kondi;i lluidisasi nrirrinruur
bejana , tipe distributor, dari fluida aliran gas, tercapai sehingga dengan semakin meningkatnya
adanya perlongkapan lain seped baffle, atau heat keoepatan, penurunan tekanan Bkan nrenurun
exchanger. Terjadinya fluidisasi yang baik juga dengan sangat kecil d.ur tidak akan berubah lagi
dipengaruhi oleh banyak faktor, pada kondisi seiring dengan rneningkatnya porositas bed.atau
tertentu proses fluidisasi akan mengalar[i bergeraknya partikel dengar adanya kenaikan
beberapa gangguan mi-salnya ; kecepatan. Bed akan terlihat menyerupai liquid
) Slagging yaitu timbulnya gelembung- yang sedang mendidih. Saat bed bergerak dengan
gele-mbung udara yang melalui adanya peningkatan kecepatan, bed akan tr:tap
timbunan zatpadat. mempertahartkan perrnukaan I rorizontal atasnya.
Dan kctika kecepatan sentakin moningkat
fluida hanya rnelalui bagian tertentu keluamya padkel dari kondisi bed fluidisasi
dari tim-bunan zat. akan terjadi,
Faktor-faktor yang mempengaruhi karak- I{ubungan antara ketinggian betl (l)
teristik fluidisasi antara lain : dcngan porositas (e) untuk bed dengan luas
l. Kecepatan aliran fluida permukaan yang sarla yaitu A, dan karena
2. Ukuran partikel volume L.A(l-e) adalah setara dengan volume
3. Sifat fisik fluida dan partikel serta distribusi total dari solid maka mereka merupakan satu
partikel kesatuan.
4. Porositas unggun LiA(i-e) - L2A(l -e) (2)
5. Distribusi aliran T
Dl 1- n
L o2
6. Diameter kolom
7. Trnggi unggu C= t- t,
Ketika suatu fluida mengaiir ke atas rnelalui Dimana : Ll adalalr ketinggial bed yang
suatu patikel packed bed pada kecepatan rendah, memiliki porositas e I dan 1,2 adalah ketinggian
partikel tersebut tetap diam. Seiring dengan bed yang me-rniliki porositas e2.
kenaikan kecepatan fluida yang mengalir, Scbagai perkiraan arval, pcnurunan tckanan
penurunarr tekanan meningkat. Semakin lama pada saat proses tluidisasi mulai ter.ladi dapat
pertingkatan kecepatan berlangsung' maka ditentukan secara beriktrt ini; gaya yang ter_1adi
kondisi akhir akan terjadi akibat dari adanya al<ibat penurunan tekanan dikalikan dengan luas
penurunan tekanan dikalikan dengan luas pcrmukaan harus setara tlctrgan gaya gravrtiisi
pennukaan setara dengan gaya gravitasi yang yang dihasilkan oleh nrassu clari partikel
bekerja pada massa partikel. Partikel tersebut dikurangi dengan gaya buoyant dari fluid yang
akan mulai bergerak dan merupakan awal dari digunakan. Seringkali kita nrcrnpunyai partikel
proses fluidisasi atau fluidisasi minimum. dengan bentuk yang tidak teratur didalanr bed,
Kecepatan liquid pada saat fluidisasi mulai sehingga akan lebih meyakinkan jika kita
ter.jadi adalah keccpatan fluidisasi minimum rureuggunakan ukuran parikel drrn faktor bentuk
(vrrrQ dalam satuan rr/s berdiuar luas pennukaan didolam persalnaall.
kosong dari menara (kecepatan superficial). Besarnya koefisien laju perpindahan massa
adsorsi lq didalam kolc,m unggun terfluidisasi
di-dekati dengan persamaan analisa dimensi.
Untuk partikel bergerak tunggal berbenttrk bola
.. ...(1)
tunggal dengan kecepatan relative uo yang
melalui fluida adalah sebagai berikut.
Kartika Udyani :"ADSOIiPSl DETERGEN DALAM AIR MENGGUNAKAN 332
ADSORBEN KARBON AKTIF PADA KOLOM FLUIDISASI BED''
5 Oriffrce meter
6 Pompa
,,, = t&- = 2,0 + 0.6 s"tn R.p''
7 A. Ilak l)cnnnlpung influrrnt
D
ll Bak pcnnmpung cflluent
, (3) 8 Bnk penampung overflow
9 Kran buangan
Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah
,
S^:
pn deterjen, aquadest dan karbon aktif Adaptrn
Dnuop
. peratatan penelitian adalah seperangkat kolom
ftap ungggun fluidisasi.
Penurunan kadar dete{en dalam air dila-
Dimana: kukan dengan mengalirkan larutan deterjen ke
y = nondifusing conrponent dalam karbon kolom unggun fluidisasi yang be-
D = koefisien diffusi risi karbon aktif sebagai partikel penyerap de-
S1= bilangan shcrwood terien. Pcnelitian diawali dcngnn rtenrbuat lR-
S": bilangan schmidt rutan deterjen dengan konsentrasi 0,5 ppm ke-
R-: bilangan reynold mudian menganalisis larutan tsb sehingga di-
K.1: kocfisien perpindahan nrilssa peroleh konstrasi dalarn urg MBAS/lt dan di-
u.,: koefisien difIrrsi ketahui konsentrasi awal larutan adalah 0,054 rrrg
MBAS/lt. Kenrudian larutan deterjen dialirkan
Untuk proses liquid dalam fluidized bed per- kedalam kolom unggun fluidisasi untuk diserap
gerakan partikel dihitrrng dengan nlern- kandungan deterjennya denllan ntenggunnktn
perhitungkan poro-sitas bed yang terekspansi. variabel berubah tinggi bed, laju alir Iicluicla,
Elfl r-rcn lrada rnas i ng-rnas in g variabcl cl i {a rrrptrng
sr, : 2,0 + 0.6 s"t/r I ( l-e ) RnnI t" dan dianalisis konsentrasinya dalam mg MIIAS-
(4) /lt. Dari hasil analisis <lihitung %o dctor.jcn yang
Dimana, terserap dan koefisien perpindahan nlassa,
e : void fraction kerntrdian dibuat grafik antara hasil perhitrrngarr
tersebut terhaclap variabel berubah lalu tlibuat
kesimpulan pengaluh masing-masing variabel
PICI,AKSANAAN PIiNTTI,ITIAN tc:rhadap 7n <lclcrjcrr yilnp, tcrscrap <lnn l<oefisen
pcrpirrdaharr nlasso.
ffi
,F Shcrttn I'r'rtscrlrn' Ircrto llllrr
Analisa influcrrt
,^ dnltnr MIIAS
G,'flG
'liahap opcrasi dengan
vuri ablc yang ditcnnrkan
llflrr
Gambar 5 menunlukkan bahwa pada adsorbsi
deteden menggr.rnakan adsorben karbon aktif se-
e lorm makin tinggi bed harga koefisien perpindahan
0.od, massn sentakin meningkat, IIat ini teqladi karena
6 9om somkin tinggi bed maka jumlah partikel scntakin
o --<r- k ut o rkti fl H' t 0 banyak sehingga rongga yang terjadi semakin
5 ! aom cm
o
4
ro.m Ka= koefisien perpindahan massa
€
9.frn trn: koefisien diflirsc
c
e = void lraction
8.mo
i ^-Ipo
e
E 5.(DO --.-CA:v=5 001cm/dt DAFTAR PUSTAKA
F Chazanah,N.,2002, Biodegradasi Surfaktan Li-
a
A 3.OOO niear Alkilbenzene Sulfonat (LAS) yang
o
u lo :o -lo terkandung Dalam Deterjen Pacla
thlqd b?d ( crn ) Reaktor Batch Aerob, Tesis 52 Tek4ik
Gnmbnr 5. Htrbrrngan antnra tinggi beci terhadap Lingkungan. tT B, Bandung.
' koefisien perllindahan rnassa dengan Geankop I is,Ch risti eJ. | 997 .'l ra n.rpo rl P rocc.rs
' adsorben karbon aktif pada kon-
e.e