Anda di halaman 1dari 31

UNTUK KALANGAN SENDIRI

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI

PANDUAN MAHASISWA
BLOK EMERGENSI

SEMESTER VIII
TAHUN AKADEMIK 2019/2020

Jl. Letjen. Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta 10510

Telp. 62.21.4244574 Fax. 62.21.4244574


PANDUAN MAHASISWA
BLOK EMERGENSI

Copyright 2021 by P2K-FKUY


All rights reserved. This book or any parts there of,
may not be used or reproduced in any manner without
written permission from the writer l publishers.
Printed in Jakarta, Indonesia

Hak cipta dipegang oleh P2K –FKUY

Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

Dilarang mengutip, menyalin, mencetak, dan memperbanyak

isi buku dengan cara apapun tanpa izin tertulis dari penulis/penerbit

Dicetak di Jakarta, Indonesia

Cetakan Keduapuluhdua, Februari 2021


KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat dan
hidayahNya sehingga Buku Panduan Blok Emergensi bagi mahasiswa ini dapat
diselesaikan penyusunannya.

Buku Panduan Blok untuk mahasiswa ini disusun dalam rangka


pelaksanaan Blok Emergensi di Fakultas Kedokteran Universitas YARSI. Blok
Emergensi ini terdiri atas 3 skenario, yang masing-masing skenario memiliki
Sasaran Belajar dan kuliah yang terkait.

Blok ini diberikan pada semester tujuh dan merupakan bagian dari
pemahaman kegawatdaruratan medik, khususnya di Fakultas Kedokteran YARSI
serta penerapan Problem Based Learning (PBL) sebagai salah satu metode belajar
yang efektif untuk meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor.
Sumber informasi yang harus dipergunaan mahasiswa meliputi konsultasi pakar,
membaca artikel, jurnal penelitian, akses internet dan buku referensi yang
dianjurkan.

Setelah selesai mengikuti Blok Emergensi ini, mahasiswa diharapkan


dapat memahami sistem tersebut yang akan berguna untuk menyelesaikan
pendidikan kedokteran.

Wassalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh

Jakarta, Februari 2021


Pusat Pendidikan Kedokteran
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................ i


Daftar Isi ……………………………………………………………………. ii
Penanggung Jawab dan Tim Penyusun .………………...…………………. iii
Pendahuluan .................................................................................................... 1
Tujuan Pembelajaran ...................................................................................... 2
Sumber dan Sarana Pembelajaran .................................................................. 3
Kompetensi ............ ............................................................................................ 4
Metode Pembelajaran ..................................................................................... 9
Panduan Pembuatan Rangkuman ................................................................... 14
Format Rangkuman ........................................................................................ 15
Skenario 1 ....................................................................................................... 16
Skenario 2 …………………………………………………………………... 17
Skenario 3 …………………………………………………………………... 18
Bacaan yang Dianjurkan ……………………………………………….…… 20
Lampiran

ii
PENANGGUNG J AWAB DAN TIM PENYUSUN
BLOK EMERGENSI
SEMESTER GENAP TA 2020-2021

Penanggung J awab

Dekan Fakultas Kedokteran : Prof. Dr. Rika Yuliwulandari, MHltSc. PhD.


DiplDK
Kaprodi Akademik : Dr. Zwasta Pribadi Mahardhika, MMedEd
Komisi Kurikulum : Dr. Riyani Wikaningrum, MSc. DMM.

Tim Penyusun Blok Emer gensi

Koordinator KBK : Etty Widayanti, SSi. MBiotech


Koordinator Tutorial : Kenconoviyati, SSi. MBiomed
Koordinator Skills Lab : Dr. Aan Royhan, MSc
Koordinator Blok : Dra. Pratami Adityaningsari, MKes

Pengampu Materi Ilmu Bedah


 Dr. Kamal Anas, SpB

Pengampu Materi Ilmu Kebidanan dan Kandungan


 Dr. Selly Septina, SpOG

Pengampu Materi Ilmu Kesehatan Anak


 Dr. Elsye Souvriyanti, SpA

Pengampu Materi Mikrobiologi


 DR. Drh. Titiek Djannatun

Pengampu Materi Parasitologi


 Dr. Rika Ferlianti, MBiomed

Pengampu Materi Ilmu Penyakit Dalam


 DR. Dr. Fatimah Eliana, SpPD.KEMD
 Dr. Linda Armelia, SpPD(K)
 Dr. Faizal Drissa Hasibuan, SpPD

Pengampu Materi Anestesiologi


 Dr. Rizky Ramadhana, SpAn

Pengampu Materi Neurologi


 Dr. Ida Ratna Nurhidayati, SpS

iii
Pengampu Materi Ilmu Kesehatan Jiwa
 Dr. Nasruddin Noor, SpKJ

Pengampu Materi Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin


 Dr. Sofa Inayatullah, SpKK

Pengampu Materi Ilmu Penyakit Mata


 Dr. Tri Agus Haryono, SpM

Pengampu Materi Ilmu THT


- Dr. Arroyan Wardhana, SpTHT

Pengampu Materi Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut


- Drg. Ardin Amir, DDS

Pengampu Materi Farmakologi


- DR. Dra. Risdawati Djohan, MKes. Apt

Pengampu Materi Ilmu Agama


 Drs. Arsyad, MA

iv
PENDAHULUAN

Inovasi dalam bentuk PBL ini mempunyai berbagai manfaat baik dalam
bidang kognitif, afektif dan psikomotor. Dalam aspek kognitif, PBL diharapkan
mampu mengaktifkan Prior Knowledge, meningkatkan pengetahuan melalui
diskusi tutorial, mampu memanfaatkan berbagai sumber belajar, baik cetak
maupun digital, serta mampu melakukan integrasi berbagai subjek sehingga lebih
relevan dengan problem-problem professional yang akan dihadapi sebagai dokter.
Dari aspek afektif, PBL akan membawa mahasiswa merasa apa yang mereka
hadapi dan pelajari erat kaitannya dengan calon dokter, meningkatkan motivasi
instrinsik yang kuat dan mengembangkan kemampuan team work melalui diskusi
tutorial. Secara psikomotor, PBL akan meningkatkan kemampuan komunikasi
interpersonal, meningkatkan kemampuan problem solving dan mahasiswa
dibiasakan belajar mandiri sehingga mampu menjadi active learner dan lifelong
learner.

TUJ UAN PBL DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

Dengan secara aktif mengikuti proses Problem Based Learning (PBL),


mahasiswa akan mencapai tujuan pendidikan sebagai berikut:

1. Mampu mengidentifikasi masalah kesehatan dalam konteks skenario


klinis, dengan cara diskusi kelompok dan belajar mandiri
2. Mampu membuat rencana penanganan masalah kesehatan, dengan
menghubungkan faktor fisik, biologis, lingkungan dan spiritual dari
setiap masalah kesehatan
3. Mampu mendapatkan pengetahuan yang relevan, guna menentukan
dan menangani masalah kesehatan yang ditemui
4. Menumbuhkan kemampuan clinical reasoning, termasuk terampil
dalam sintesa masalah, membuat hipotesis, berpikir kritis terhadap
informasi yang tersedia, menganalisis data dan mengambil keputusan
5. Menumbuhkan kemampuan menjadi self-directed learner, active-
learner dan lifelong learner
6. Mampu menggunakan berbagai jenis sumber pembelajaran/learning
resources
7. Menjadi peserta aktif dalam kelompok diskusi kecil, serta
menumbuhkan kemampuan untuk bekerja dalam tim
8. Menumbuhkan kemampuan berkomunikasi (communications skills)
9. Mengembangkan kemampuan dalam pemecahan masalah (problem
solving skills)
10. Menumbuhkan dan memelihara ciri dan perilaku yang penting untuk
pengembangan karier lanjutan dalam profesi kesehatan seperti:
a. Menyadari kelebihan dan keterbatasan diri sendiri
b. Rasa tanggung jawab
c. Mempunyai rasa empati terhadap orang lain atau pasien
d. Mampu melakukan evaluasi diri
Panduan Mahasiswa Blok Emergensi Semester Genap TA 2020-2021 1
TUJ UAN PEMBELAJ ARAN

TUJ UAN UMUM


1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan kegawatdarutan medik
2. Mahasiswa mampu memahami Perdarahan persalinan, hipotermi, ikterus,
syok hipovolemik dan dampaknya bagi organ tubuh yang lain
3. Mahasiswa mampu memahami akibat dan penatalaksanaan trauma pelvis,
ruptur urethra, trauma tumpul pada mata dan GCS
4. Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan laringitis akut, status
asmatikus
Steven johnson syndrome
5. Mahasiswa mampu memahami kedaruratan dalam medik berdasarkan
konsep dan kaidah Islam

TUJ UAN KHUSUS


1. Memahami dan mampu menjelaskan pengertian kegawatdaruratan medik
2. Memahami dan mampu menjelaskan aspek perdarahan persalinan
3. Memahami dan mampu menjelaskan patogenesis dan manifestasi klinik
hipotermi, ikterus dan syok hipovolemik
4. Memahami dan mampu menjelaskan aspek nonmedik yang mempengaruhi
kesehatan seperti faktor lingkungan, sosial budaya, ekonomi dan spiritual
akibat trauma pelvis & ruptur urethra dan trauma tumpul pada mata
5. Memahami dan mampu menjelaskan pengelolaan laringitis akut, status
asmaticus dan steven johnson syndrome SEHINGGA mampu menata suatu
pola pikir penatalaksanaan penyakit secara promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif
6. Mampu merancang dan melakukan program penatalaksanaan kasus
kegawatdaruratan di masyarakat
7. Memiliki keselarasan dalam pemahaman konsep darurat menurut medik dan
Islam

KARAKTERISTIK MAHASISWA
Mahasiswa yang mengikuti Blok KEGAWATDARURATAN pada
semester 7 adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas YARSI yang telah
LULUS Blok pada tahun I dan II dan TELAH PERNAH MENGIKUTI Blok
pada tahun 3.

Panduan Mahasiswa Blok Emergensi Semester Genap TA 2020-2021 2


SUMBER DAN SARANA PEMBELAJ ARAN

SUMBER PEMBELAJ ARAN


- Pakar
- Buku teks
- Buku ajar / buku pegangan kuliah
- Jurnal (cetak atau elektronik)
- Buku referensi lain
- Media elektronik (CD program atau film)

SARANA PEMBELAJ ARAN


- Ruang tutorial
- Perpustakaan mini di R.Tutorial.
- Ruang kuliah , Komputer, LCD, OHP
- Laboratorium Ketrampilan beserta fasilitasnya

Panduan Mahasiswa Blok Emergensi Semester Genap TA 2020-2021 3


KOMPETENSI

1. Kompetensi 1: Mampu menggali dan bertukar informasi secara verbal dan non
verbal
1.1. Berkomunikasi dengan pasien
1.1.1. Bersambung rasa dengan pasien
1.1.2. Mengumpulkan informasi
1.1.3. Memahami perspektif pasien
1.1.4. Memberi penjelasan dan informasi

1.2. Berkomunikasi dengan sejawat


1.2.1. Memberi informasi yang tepat kepada sejawat
1.2.2. Melakukan presentasi laporan secara efektif dan jelas, demi
kepentingan ilmu kedokteran

1.3. Berkomunikasi dengan masyarakat


1.3.1. Menggunakan bahasa yang dipahami oleh masyarakat
1.3.2. Menggali masalah kesehatan menurut persepsi masyarakat
1.3.3. Memanfaatkan media secara efektif ketika melakukan promosi
kesehatan

2. Kompetensi 2: Melakukan prosedur klinis sesuai masalah, kebutuhan pasien


dan sesuai kewenangannya
2.1. Memperoleh dan mencatat informasi yang akurat serta penting
tentang pasien dan keluarganya
2.1.1. Menggali dan merekam dengan jelas keluhan-keluhan yang
disampaikan (bila perlu disertai gambar) riwayat penyakit saat ini,
medis, keluarga, sosial serta riwayat lain yang relevan

2.2. Memilih prosedur klinis dan laboratorium sesuai dengan masalah


pasien
2.2.1. Memilih prosedur klinis dan laboratorium sesuai dengan masalah
pasien
2.2.2. Melakukan prosedur klinik dan laboratorium sesuai kebutuhan
pasien dan kewenangannya
2.2.3. Mengidentifikasi, memilih dan membuktikan pemeriksaan
laboratorium dan klinik yang sesuai
2.2.4. Melakukan pemeriksaan laboratorium dasar

3. Kompetensi 3: Menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmu biomedik,


klinik, perilaku dan ilmu kesehatan masyarakat sesuai dengan pelayanan
ksehatan tingkat primer
3.1. Menjelaskan prinsip-prinsip ilmu kedokteran dasar yang
berhubungan dengan terjadinya masalah kesehatan, beserta
patogenesis dan patofisiologinya

Panduan Mahasiswa Blok Emergensi Semester Genap TA 2020-2021 4


3.2. Menjelaskan masalah kesehatan baik secara molekular maupun
selular melalui pemahaman mekanisme normal dalam tubuh
3.3. Menjelaskan faktor-faktor nonbiologis yang berpengaruh terhadap
masalah kesehatan
3.4. Mengembangkan strategi untuk menghentikan sumber penyakit,
poin-poin patogenesis dan patofisiologis, akibat yang ditimbulkan
serta risiko spesifik secara efektif
3.5. Menjelaskan prinsip-prinsip pengambilan keputusan dalam
mengelola masalah kesehatan

4. Kompetensi 4: Mengelola masalah kesehatan pada individu, keluarga ataupun


masyarakat secara komprehensif, holistik, bersinambung, koordinatif dan
kolaboratif dalam konteks pelayanan kesehatan tingkat primer
4.1. Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk membantu
penegakan diagnosis, pemberian terapi, tindakan pencegahan dan promosi
kesehatan, serta penjagaan, dan pemantauan status kesehatan pasien.

4.1.1. Menginterprestasi data klinis dan merumuskannya menjadi


diagnosis sementara dan diagnosis banding menggunakan
teknologi informasi dan komunikasi (internet) dengan baik
4.1.2. Menjelaskan penyebab, patogenesis serta patofisiologi suatu
penyakit

4.2. Melakukan pencegahan penyakit dan keadaan sakit


4.2.1. Mengidentifikasi, memberi alasan, menerapkan dan memantau
strategi pencegahan tertier yang tepat berkaitan dengan penyakit
pasien, keadaan sakit atau permasalahannya

5. Kompetensi 5: Mengakses, mengelola, menilai secara kritis kesahihan dan


kemampu-terapan informasi untuk menjelaskan dan menyelesaikan masalah,
atau mengambil keputusan dalam kaitan dengan pelayanan kesehatan di
tingkat primer
5.1. Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk membantu
penegakan diagnosis, pemberian terapi, tindakan pencegahan dan promosi
kesehatan, serta penjagaan, dan pemantauan status kesehatan pasien
5.1.1. Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (internet)
dengan baik
5.1.2. Menggunakan data dan bukti pengkajian ilmiah untuk menilai
relevansi dan validitasnya
5.1.3. Menerapkan metode riset dan statistik untuk menilai kesahihan
informasi ilmiah
5.1.4. Menerapkan ketrampilan dasar pengelolaan informasi untuk
menghimpun data relevan menjadi arsip pribadi
5.1.5. Menerapkan ketrampilan dasar dalam menilai data untuk
melakukan validasi informasi ilmiah secara sistematik
5.1.6. Meningkatkan kemampuan secara terus menerus dalam
merangkum dan menyimpan arsip

Panduan Mahasiswa Blok Emergensi Semester Genap TA 2020-2021 5


5.2. Memahami manfaat dan keterbatasan teknologi informasi
5.2.1. Memanfaatkan informasi kesehatan

5.3. Menerapkan prinsip teori teknologi informasi dan komunikasi untuk


membantu penggunaannya dengan memperhatikan secara khusus potensi
untuk berkembang dan keterbatasannya

5.3.1. Memasukkan dan menemukan kembali informasi dan database


dalam praktik kedokteran secara efisien
5.3.2. Menjawab pertanyaan yang terkait dengan praktik kedokteran
dengan menganalisis arsipnya

6. Kompetensi 6:
a. Belajar sepanjang hayat
b. Merencanakan, menerapkan dan memantau perkembangan profesi secara
bersinambung

6.1. Menerapkan mawas diri


6.1.1. Menyadari kemampuan dan keterbatasan diri dan berkonsultasi bila
diperlukan
6.1.2. Mengenali dan mengatasi masalah emosional, personal dan
masalah yang berkaitan dengan kesehatannya yang dapat
mempengaruhi profesinya
6.1.3. Menyesuaikan diri dengan tekanan yang dialami selama
pendidikan
6.1.4. Menyadari peran hubungan interpersonal dan lingkungan profesi
dan pribadi
6.1.5. Mendengarkan secara akurat dan bereaksi sewajarnya atas kritik
yang membangun dari sejawat, insruktur dan penyelia
6.1.6. Mengelola umpan balik hasil kerja sebagai bagian dari pelatihan
dan praktik
6.1.7. Mengenali nilai dan keyakinan diri yang sesuai dengan praktik
kedokterannya

6.2. Mempraktekkan belajar sepanjang hayat


6.2.1. Mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan yang baru
6.2.2. Berperan aktif dalam Program Pendidikan dan Pelatihan
Kedokteran Berkelanjutan (PPPKB) dan pengalaman belajar
lainnya
6.2.3. Menunjukkan sikap kritis terhadap praktik kedokteran berbasis
bukti (Evidence Based Medicine)
6.2.4. Menanggapi secara kritis literatur kedokteran dan relevansinya
terhadap pasiennya
6.2.5. Menyadari kinerja professionalitas diri dan mengidentifikasi
kebutuhan belajarnya

Panduan Mahasiswa Blok Emergensi Semester Genap TA 2020-2021 6


6.3. Mengembangkan pengetahuan baru
6.3.1. Mengidentifikasi kesenjangan dari ilmu pengetahuan yang sudah
ada dan mengembangkannya menjadi pertanyaan penelitian yang
tepat
6.3.2. Merencanakan, merancang, dan mengimplementasikan penelitian
untuk menemukan jawaban dari pertanyaan penelitian

7. Kompetensi 7:
a. Berperilaku profesional dalam praktik kedokteran serta mendukung
kebijakan kesehatan
b. Bermoral, beretika, serta memahami isu-isu etik maupun aspek
medikolegal dalam praktik kedokteran
c. Menerapkan program keselamatan pasien

7.1. Memiliki sikap professional


7.1.1. Menunjukkan sikap yang sesuai dengan Kode Etik Dokter
Indonesia

7.2. Berperilaku profesional dalam bekerjasama


7.2.1. Menghormati setiap orang tanpa membedakan status sosial
7.2.2. Menunjukkan pengakuan bahwa tiap individu mempunyai
kontribusi dan peran yang berharga, tanpa memandang status
sosial
7.2.3. Mengenali dan berusaha menjadi penengah ketika terjadi konflik
7.2.4. Memberikan tanggapan secara konstruktif terhadap masukan dari
orang lain

7.3. Aspek medikolegal dalam praktik kedokteran


7.3.1. Memahami dan menerima tanggung jawab hukum

8. Kompetensi 8: Pemecahan masalah


8.1. Mengenali dan mendefinisikan masalah
8.2. Menilik masalah secara jelas dan objektif
8.3. Meninjau masalah dari berbagai sudut pandang
8.4. Mengumpulkan dan mengintegrasikan informasi yang penting
8.5. Menganalisa alternatif pemecahan masalah
8.6. Memformulasi rencana kerja
8.7. Mengimplementasikan pemecahan masalah
8.8. Menilai hasil

9. Kompetensi 9: Dokter muslim


9.1. Menguasai pengetahuan dan ketrampilan dalam bidang kedokteran sesuai
dengan ajaran Islam

Panduan Mahasiswa Blok Emergensi Semester Genap TA 2020-2021 7


9.2. Mampu menerapkan dan mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan
sesuai dengan ajaran Islam
9.3. Menjalani kehidupannya sebagai seorang muslim yang saleh dan taat
tanpa terikat ruang dan waktu

9.1.1. Mampu membaca dan menulis huruf Al Qur’an


9.1.2. Hafal surah
9.1.3. Dapat menjadi da’i dan khotib
9.1.4. Dapat menjadi Imam Shalat
9.1.5. Melakukan Ibadah Umum dan Khusus (amah)
9.1.6. Mengerti dan memahami prinsip ilmu fiqih
9.1.7. Memiliki pengetahuan umul Qur’an dan Hadis
9.1.8. Mengetahui dan sedapat mungkin hafal ayat-ayat yang terkait
dengan kedokteran dan kesehatan
9.1.9. Mengetahui tentang mazhab dalam Islam
9.1.10. Mengetahui perbedaan dalam fiqih
9.1.11. Memahami fiqih berbagai isu kedokteran

Panduan Mahasiswa Blok Emergensi Semester Genap TA 2020-2021 8


METODE PEMBELAJ ARAN
Metode pengajaran pada Blok Kegawat-daruratan ini ditekankan pada
ranah pengetahuan, selain juga ranah afektif dan psikomotor. Pelaksanaannya
berlangsung selama 6 minggu, dengan 2 tahapan aktivitas pembelajaran, yaitu
tahap proses belajar dan tahap umpan balik.

I. PROSES BELAJ AR

1. Kuliah Pakar
 Kuliah dilakukan secara interaktif dan dua arah
 Pelaksanaannya 44 x 50 menit, terdiri dari:

o ILMU KESEHATAN ANAK : 5 x 50 menit


 Resusitasi neonatus (2 x 50 menit)
 Gawat napas pada neonatus (1 x 50 menit)
 Dengue syok syndrome (2 x 50 menit)

o MIKROBIOLOGI: 1 x 50 menit
 Virus Dengue penyebab DSS

o PARASITOLOGI: 1 x 50 menit
 Peran vektor Dengue pada kasus DSS

o AGAMA: 2 x 50 menit
 Kaidah hukum Islam tentang darurat
 Maqashid al-syariah (dlaruriyah al-khams)

o OBSGYN : 4 x 50 menit
 Perdarahan pada kehamilan muda (1 x 50 menit):
 Gawat janin (1 x 50 menit)
 Hemorrhagic antepartum:
a. Solutio plansenta (1 x 50 menit)
b. Plasenta previa (1 x 50 menit)

o ILMU PENYAKIT DALAM : 8 x 50 menit


 Intoksikasi (2 x 50 menit)
 Kegawatdaruratan saluran cerna (2 x 50 menit)
 EKG dan aritmea (2 x 50 menit)
 Krisis hipertensi dan sesak napas (2 x 50 menit)

o ANESTESI : 3 x 50 menit
 Gagal nafas (2 x 50 menit)
 RJP (1 x 50 menit)

o GIGI DAN MULUT : 2 x 50 menit


 Fraktur Maxilla dan Mandibulla
 Dislokasi rahang
Panduan Mahasiswa Blok Emergensi Semester Genap TA 2020-2021 9
o ILMU PENYAKIT MATA : 2 x 50 menit
 Trauma kimia
 Trauma thermis
 Corpus alienum pada kornea dan konjungtiva

o ILMU BEDAH : 6 x 50 menit


 Acute abdomen dan trauma thorax (2 x 50 menit)
 Kegawatdaruratan urologi (1 x 50 menit)
 Kegawatdaruratan bedah anak (1 x 50 menit)
 Syok (1 x 50 menit)
 Luka Bakar (1 x 50 menit)

o ILMU PSIKIATRI : 2 x 50 menit


 Agitasi/gaduh gelisah
 False Emergensy pada Psikiatri

o ILMU PENYAKIT THT : 2 x 50 menit


 Peritonsiler abses dan infeksi leher dalam
 Laryngitis akut

o ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN : 3 x 50 menit


 Pemfigus vulgaris dan Sindrom Stevens-Johnson
 Staphylococcal scalded skin syndrome (SSSS)
 Toxic Epidermal Necrolysis (TEN)

o FARMAKOLOGI : 1 x 50 menit
 Respon penderita terhadap obat

o NEUROLOGI : 2 x 50 menit
 Gangguan kesadaran
 Trauma medula spinalis

2. Diskusi kelompok / Tutorial

 Bertujuan untuk meningkatkan interaksi dan berdiskusi dengan benar,


serta melatih kerjasama dalam kelompok
 Menggunakan metode thr ee jumps

Langkah 1
I. Membaca skenario
Mahasiswa dihadapkan pada skenario berisi masalah-masalah yang
dapat memicu mahasiswa untuk mendapatkan informasi ilmiah
sehingga diperoleh sasaran belajar

Panduan Mahasiswa Blok Emergensi Semester Genap TA 2020-2021 10


II. Diskusi
- Menentukan kata sulit
- Menentukan masalah
- Aktivasi prior knowledge dengan brain storming
- Menyusun hipotesis
- Menentukan sasaran belajar

III. Mencari bahan pustaka


Setiap mahasiswa menyajikan topik sesuai sasaran belajar. Jika
masih ada materi yang belum sesuai dengan sasaran belajar, maka
dilanjutkan pada belajar mandiri (langkah 2)

Langkah 2 (Tugas Mandiri) :


Mahasiswa melakukan belajar mandiri guna mencari dasar ilmiah,
mengumpulkan data atau informasi untuk membantu meningkatkan
pemahaman dan penerapan konsep dasar yang ada.

Langkah 3:
Mahasiswa menyajikan materi/informasi yang diperoleh dari langkah II
untuk disintesis dan diuji, serta diakhiri dengan menyusun rangkuman
sebagai jawaban dari skenario yang disajikan

 Menggunakan skenario
1. Tekanan darah tinggi dalam kehamilan
2. Trauma pada kepala
3. Kembung pada anak

3. Membaca buku teks (journal reading / textbook reading)


 Bertujuan untuk melatih mahasiswa agar terbiasa membaca jurnal atau
buku teks serta mudah memahami makna yang terkandung dalam jurnal
atau buku teks
 Dilakukan satu kali selama 100 menit:
Journal reading (IPD dan Farmakologi):
Badrane, N., Askour, M., Berechid, K., Abidi, K., Dendane, T., and
Zeggwagh, A.A. 2014. Severe oral and intravenous insecticide
mixture poisoning with diabetic ketoacidosis: A case report. BMC
Research Notes 7: 1-4.
4. Skills lab
o Resusitasi Jantung Paru
o Glasgow Coma Scale

5. Tugas kelompok
o Membuat laporan skenario (3 kali)
o Membuat laporan textbook / journal reading (1 kali)

Panduan Mahasiswa Blok Emergensi Semester Genap TA 2020-2021 11


II. EVALUASI
Prasyarat mengikuti ujian:
1. Kehadiran mengikuti kegiatan tutorial, pleno, dan textbook / journal
reading 100%
2. Kehadiran mengikuti ujian formatif
3. Mengumpulkan wrap up materi skenario dan textbook / journal reading

Komponen penilaian blok:


1. Nilai ujian blok – 85%
a. Ujian teori akhir blok
b. Ujian dengan soal pilihan ganda (MCQ)
2. Ujian mini kuis – 10%
3. Nilai wrap up – 5 %

Nilai akhir blok dinyatakan dalam huruf

MUTU RENTANG ANGKA MUTU


A ≥75 4,00
A- 72,50 – 74,99 3,75
B+ 70,00 – 72,49 3,50
B 65,00 – 69,99 3,00
B- 62,50 – 64,99 2,75
C+ 60,00 – 62,49 2,50
C 55,00 – 59,99 2,00
C- 47,50 – 54,99 1,75
D 40,00 – 47,49 1,00
E < 40 0,00

Blok Kegawatdaruratan = 6 SKS

III. UJ I KOMPETENSI

Pada blok ini dilakukan penilaian untuk:

1. Kompetensi 2: Melakukan prosedur klinis sesuai masalah, kebutuhan pasien


dan sesuai kewenangannya
 Kuliah
 Tutorial

2. Kompetensi 3: Menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmu biomedik,


klinik, perilaku dan ilmu kesehatan masyarakat sesuai dengan pelayanan
kesehatan tingkat primer
 Kuliah pakar
 Skills lab : RJP & GCS

Panduan Mahasiswa Blok Emergensi Semester Genap TA 2020-2021 12


3. Kompetensi 4: Mengelola masalah kesehatan pada individu, keluarga ataupun
masyarakat secara komprehensif, holistik, bersinambung, koordinatif dan
kolaboratif dalam konteks pelayanan kesehatan tingkat primer
 Metode : Tutorial

4. Kompetensi 5: Mengakses, mengelola, menilai secara kritis kesahihan dan


kemampu-terapan informasi untuk menjelaskan dan menyelesaikan masalah,
atau mengambil keputusan dalam kaitan dengan pelayanan kesehatan di
tingkat primer
 Metode : Tutorial

5. Kompetensi 6: Belajar sepanjang hayat serta merencanakan, menerapkan dan


memantau perkembangan profesi secara bersinambung
 Metode : Tutorial

6. Kompetensi 8: Problem solving


 Tutorial

7. Kompetensi 9: Mampu menerapkan dan mengembangkan pengetahuan dan


keterampilan sesuai dengan ajaran Islam.
 Tutorial
 Kuliah

Panduan Mahasiswa Blok Emergensi Semester Genap TA 2020-2021 13


PANDUAN PEMBUATAN RANGKUMAN
Pada akhir langkah 3, setiap kelompok wajib membuat r angkuman
ter tulis yang merupakan kumpulan informasi sebagai jawaban sasaran belajar
yang telah ditentukan dan juga merupakan jawaban dari skenario yang telah
disajikan. Rangkuman tertulis ini dibuat dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Diketik pada kertas ukuran A4. Menggunakan Microsoft Word, tipe font
Times New Roman ukuran 12.
2. Pengetikan menggunakan spasi tunggal.
3. Rangkuman mencantumkan rujukan dan daftar pustaka yang digunakan
4. Halaman judul berisi judul skenario, kelompok dan nama serta NIM
anggota kelompok.
5. Penomoran halaman pada sisi kanan bawah halaman.
6. Jumlah rujukan yang dipakai minimal 5 buah (berbahasa Indonesia
minimal 3 dan berbahasa Inggris 3) dan harus dicantumkan dalam Daftar
Pustaka. Sumber rujukan dapat berupa buku teks, buku saku, artikel dalam
jurnal ilmiah, maupun sumber informasi digital (internet)
7. Diserahkan kepada koordinator pelaksana PBL di Pusat Pendidikan
Kedokteran Fakultas Kedokteran YARSI dalam bentuk print out dan
compact disc (CD)
8. Batas akhir penyerahan rangkuman adalah 3 (tiga) hari sesudah tiap
skenario selesai dibahas.
9. Dari rangkuman yang telah terkumpul, Koordinator PBL akan memilih
satu kelompok untuk setiap skenario. Kelompok yang terpilih harus
memberikan presentasi pada saat acara pleno.
10. Presentasi pleno :
a. Menggunakan power point
b. Durasi presentasi maksimal 30 menit tiap group dilanjutkan dengan
tanya jawab.
c. Kelompok yang tidak melakukan presentasi wajib membuat
pertanyaan minimal 1 buah.

Panduan Mahasiswa Blok Emergensi Semester Genap TA 2020-2021 14


FORMAT RANGKUMAN
Terdiri atas :

Halaman Judul

I. langkah – 1
II. Langkah – 2 : Individual study
III. Langkah – 3

Daftar Pustaka

Contoh cara penulisan rujukan (citation) :

Komunitas mikroba yang terdapat dalam traktus digestivus ditandai dengan


kepadatan populasi bakteri yang tinggi dengan variasi jenis bakteri serta interaksi
yang rumit diantara mereka. Telah dilaporkan bahwa di kolon manusia dewasa
dapat ditemui lebih dari 1011 sel bakteri/gram feses dan terdiri atas kurang lebih
400 spesies bakteri yang berbeda. Perlu dicatat bahwa jumlah ini diperoleh dari
sample berupa feses dan mungkin tidak mencerminkan jumlah sebenarnya
mikrobiota usus, terutama dalam variasi spesies dan peran relative dari mikrobiota
tersebut. Populasi mikrobiota dalam usus manusia bersifat dinamik dan
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktor genetik, lingkungan diet,
umur, obat-obatan dan penyakit (Mitsuoka1989; Hopkins et al 2001; Hopkins and
Macfarlane 2002).

Contoh cara penulisan Daftar Pustaka :

Hopkins MJ and GT Macfarlane. 2002. Changes in predominant bacterial


populations In human faeces with age and with lostridium difficile infection.
J.Med Microbiol 51: 448-454

Hopkins MJ, R Sharp, et al 2001.Age and disease related changes in intestinal


bacterial populations assessed by cell culture, 16S rRNA abundance, and
community cellular fatty acid profiles. Gut 48: 198-205

Mitsuoka T. 1989. Microbe in the intestine Our Lifelong Partners. Japan, Yakult
Honsa Co., Ltd

Panduan Mahasiswa Blok Emergensi Semester Genap TA 2020-2021 15


SKENARIO 1

TEKANAN DARAH TINGGI DALAM KEHAMILAN

Seorang pasien wanita usia 18 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan utama
kepala terasa sakit. Pasien ini dengan kehamilan pertama dan usia kehamilan 32
minggu jika dihitung dari hari pertama haid terakhirnya. Pasien melakukan ANC
ke Puskesmas sebanyak 4 kali dan terakhir kontrol 1 minggu yang lalu.
Berdasarkan ANC sebelumnya diketahui pasien memiliki tekanan darah tinggi
dan sudah diberikan obat antihipertensi. Selama kehamilan pasien mengalami
kenaikan berat badan 20 kg dan tidak ada edema pada tungkai. Dari riwayat
penyakit keluarga tidak ada keluarga yang menderita penyakit
jantung,ginjal,diabetes dan hipertensi. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien
tampak sakit sedang, tekanan darah 180/120, nadi 92x/menit, nafas
22x/menit,suhu 36,3oC. Dari status obstetri didapatkan tinggi fundus uteri 26cm
dan denyut jantung janin 154x/menit. Tanda tanda persalinan tidak ada.
Selanjutnya dilakukan pemeriksaan penunjang usg dengan hasil janin hidup
tunggal intra uterin presentasi kepala dan hasil pemeriksaan laboratorium urin
protein positif 3. Dari hasil pemeriksaan darah didapatkan Hb 10.5 gr %, leukosit
12.000/mm3, trombosit 95.000/mm3.

Panduan Mahasiswa Blok Emergensi Semester Genap TA 2020-2021 16


SKENARIO 2

TRAUMA PADA KEPALA

Perempuan berusia 25 tahun dibawa ke UGD RS dengan penurunan kesadaran


setelah tertabrak motor saat menyeberang jalan 2 jam yang lalu. Sesaat setelah
ditabrak pasien pingsan. Dalam perjalanan ke RS pasien sempat tersadar sekitar
10 menit, kemudian mengeluh nyeri kepala, muntah, dan kembali tidak sadar.
Keluar darah dari hidung dan telinga.

Tanda Vital
Airway: terdengar bunyi snoring
Breathing: frekuensi nafas 10 x/menit
Circulation: tekanan darah 160/90 mmHg, frekuensi nadi 40x/menit

Wajah
Terlihat adanya brill hematoma.
Trauma di daerah sepertiga tengah wajah, pada pemeriksaan terlihat adanya
cerebrospinal rhinorrhea, mobilitas dari maxilla, krepitasi dan maloklusi dari gigi.

Hidung
Inspeksi: adanya edema atau deformitas pada hidung tidak ada
Palpasi: terdapat krepitasi pada hidung
Pemeriksan fisik menggunakan rinoskopi anterior: terdapat clothing perdarahan
aktif tidak ada, tampak laserasi di septum dan konka inferior

Telinga
Liang telinga: lapang, terdapat laserasi, clothing (+), tidak terdapat perdarahan
aktif dan membran timpani utuh

Status Neurologi
GCS E1 M1 V1, pupil: bulat, anisokor, diameter 5 mm/3 mm, RCL -/+, RCTL -
/+, kesan hemiparesis dekstra, reflex patologis Babinsky +/-

Panduan Mahasiswa Blok Emergensi Semester Genap TA 2020-2021 17


SKENARIO 3

KEMBUNG PADA ANAK

Seorang bayi perempuan berumur 6 bulan dibawa ibunya ke UGD dengan


keluhan sejak satu hari yang lalu BAB berupa lendir bercampur darah tanpa feses
sebanyak tiga kali dan muntah berwarna hijau lima kali. Anak rewel dan sering
menangis mengangkat kaki, tidak mau makan dan minum, serta badan panas.
Hasil pemeriksaan fisik keadaan tampak sakit sedang, tekanan
darah 100/60 mmHg; frekuensi nadi 150x/menit; frekuensi nafas 36x/menit;
suhu 39oC. Rectal toucher ditemukan ampula collaps dan tidak ditemukan feses.
Darah positif lendir currant jelly positif. Pemeriksaan penunjang BNO 3 posisi
ditemukan adanya step ladder dan herring bone serta air fluid level. USG
abdomen ditemukan donut sign positif.

Panduan Mahasiswa Blok Emergensi Semester Genap TA 2020-2021 18


KULIAH PAKAR
1. Resusitasi neonatus
2. Gawat napas pada neonatus
3. Perdarahan pada kehamilan muda dan persalinan
4. Gawat janin
5. Hemorrhagic antepartum
6. Syok
7. Krisis hipertensi
8. Henti jantung
9. Gagal napas
10. RJP
11. Fraktur mandibula
12. Fraktur maxilla
13. Dislokasi rahang
14. Trauma kimia pada mata
15. Corpus alienum kornea dan konjungtiva
16. Trauma kepala dan trauma medula spinalis
17. Acute abdomen
18. Kegawatdaruratan urologi
19. Kegawatdaruratan anak
20. Perdarahan gastrointestinal
21. Luka bakar
22. Agitasi/gangguan panik
23. False Emergency pada psikiatri
24. Laryngitis akut
25. Peritonsiler abses dan infeksi leher dalam
26. Toxic Epidermal Necrolysis (TEN)
27. Staphylococcal scalded skin syndrome (SSSS)
28. Pemfigus vulgaris Pemfigus vulgaris dan Sindrom Stevens-Johnson
29. Interaksi dan efek samping obat

Panduan Mahasiswa Blok Emergensi Semester Genap TA 2020-2021 19


BACAAN YANG DIANJ URKAN

AB Safifuddin. Wiknjosastro G. Affandi B. Waspodo D. 2002. Buku Panduan


Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Cetakan I. Jakarta.
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo dan Jaringan Nasional
Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi POGI. M-25

American Academy of Ophthalmology Staff editor. 2009 – 2010 Glaucoma.


Basic and Clinical Science Course. Section 10. San Franciso : The
Foundation of American Academy of Ophthalmology.

American Academy of Pediatrics Subcomittee on hyperbilirubinemia 2004.


Management of hyperbilirubinemia in the newborn infant 35 or more weeks
gestation. Clinical practice guidelines. Pediatrics 114, 297-316.

Baker PN., Kingdom J., 2004. “Preecclampsia” Current Perpectives on


Management. The Parthenon Publishing Group, New York, USA, 133-143.

Banks P. 1992. Fraktur Pada Mandibulla Menurut Killey. Cetakan 1.Yogyakarta.


Gajah Mada University Press.

Banks P. 1992. Fraktur Sepertiga Tengah Skeleton Facial Menurut Killey.


Cetakan 1. Yogyakarta. Gajah Mada University Press.

Bloom RS, Cropley C 2000. Textbook of neonatal resuscitation, 4th edition.


American Academy of Pediatrics, American Heart Association, New York.

Bolte A. 2000. “Monitoring and Medical Treatment of Severe Preeklamsi”,


Pharmacia and Upjohn, Organon Nederland.

Churcill D. Beevers DG. 1999. Definitions and Classification Systems of the


Hypertensive Disoders in Pregnancy in Churchill D, Beevers
DG.“Hyperetension in Pregnancy”. BMJ Books, London.

Cunningham FG., Gant N, et al. 2001, “William Obstetrics” 21st ed. McGraw-
Hill, Medical Publishing Division: 567-618.

Cunningham FG., Leveno KJ. 1999. Management of Preeclampsia in Marshall D,


Lindheimer, Robert MJ, Cunningham G. Chesley’s “Hypertensive Disoders
in Pregnancy” 2nd edition. Appleton & Lange, Stamford, Connecticut, USA:
543-580.

Deeker GA 1999. “Risk Factor for Preeclampsia” in Clinical Obstetrics and


Gynecology, Vol 42;422.

Panduan Mahasiswa Blok Emergensi Semester Genap TA 2020-2021 20


Ghulmiyah LM, Sibai BM. 2007. Gestasional hypertension-preeclampsia and
eclampsia. In : Queenan JT, Spong CY, Lockwood CJ. Management of
High-Risk Pregnancy An Evidence-Based Approach. Fifth Edition, 271-279.

Kosim MS. Yunanto A. Dewi R. Sarosa GI, dkk. 2008. Buku Ajar Neonatologi
edisi 1, UKK Perinatologi IDAI. IDAI, Jakarta.

Kuhn F. Piramici DJ. 2002. Hyphema. In Ocular Trauma. Italy : Thieme

Kuniyoshi S, Suarez JI. 2004. Traumatic head injury. In: Suarez JI, Tarsy D.
Critical care neurology and neurosurgery. New Jersey: Humana Press; 395-
415.

Miller C. 2009. Traumatic brain injury. In: Frontera JA. Decision making in
neurocritical care. New York: Thieme Medical Publishers, Inc.; 20-35.

Pedersen GW. 1992. Buku Ajar Praktis Bedah Mulut. Jakarta. EGC. (221-263)
(293-324)

Ropper AH, Brown RH. 2005. Adams and Victors principles of neurology. 8th
edition. New York: McGraw-Hill; 452-79.

Sjamsuhidajat. Wim de Jong. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta.
EGC: 769 – 772.

Vaughan DG, Asburry T, Riordan-Eva P. General Ophthalmology. 14th ed.

Panduan Mahasiswa Blok Emergensi Semester Genap TA 2020-2021 21


Badrane et al. BMC Research Notes 2014, 7:485
http://www.biomedcentral.com/1756-0500/7/485

CASE REPORT Open Access

Severe oral and intravenous insecticide mixture


poisoning with diabetic ketoacidosis: a case report
Narjis Badrane1*, Majda Askour2, Kamal Berechid2, Khalid Abidi2, Tarek Dendane2 and Amine Ali Zeggwagh2

Abstract
Background: The widespread use of pesticides in public health protection and agricultural pest control has caused
severe environmental pollution and health hazards, especially in developing countries, including cases of severe
acute and chronic human poisoning. Diabetic ketoacidosis is an uncommon manifestation of acute pesticide poisoning.
Suicidal pesticide poisoning by injection is also an unusual way to take poison. We report a severe pesticide mixture
poisoning case with diabetic ketoacidosis in an adult with improved outcome after supportive treatment and large
doses of atropine.
Case presentation: A 30-year-old unmarried Moroccan Arab male with a previous history of active polysubstance abuse
and behavior disorders had ingested and self injected intravenously into his forearm an unknown amount of a mixture
of chlorpyrifos and cypermethrin. He developed muscarinic and nicotinic symptoms with hypothermia, inflammation in
the site of the pesticide injection without necrosis. Red blood cell cholinesterase and plasma cholinesterase were very
low (<10%). By day 3, the patient developed stroke with hypotension (80/50 mmHg) and tachycardia (143 pulses /min).
Laboratory tests showed severe hyperglycemia (4.49 g/dL), hypokaliemia (2.4 mEq/L), glycosuria, ketonuria and low
bicarbonate levels (12 mEq/L) with improvement after intensive medical treatment and treatment by atropine.
Conclusion: Suicidal poisonings with self-injection of insecticide were rarely reported but could be associated with
severe local and systemic complications. The oxidative stress caused by pyrethroids and organophosphates poisoning
could explain the occurrence of hyperglycemia and ketoacidosis.
Keywords: Hyperglycemia, Pesticide, Poisoning, Ketosis

Background cases have been reported in children and adolescents.


The trend toward the increased marketing of pesticide We wish to present a severe pesticide mixture poisoning
mixtures is likely to result in an increase in the preva- case with diabetic ketoacidosis in an adult with im-
lence of mixed toxicity [1]. Toxicity of pesticides may proved outcome after supportive treatment and large
result from oral ingestion, inhalation, and absorption doses of atropine.
through the skin, but rarely through an injection [2].
One of the reported adverse effects in human exposure
to pesticides is hyperglycemia. Organophosphates (OP) Case presentation
can influence body glucose homeostasis through several A 30-year-old unmarried Moroccan Arab male was
mechanisms including physiological stress, oxidative brought to the emergency within two hours of acute sui-
stress, inhibition of paraoxonase, nitrosative stress, pan- cidal insecticide poisoning. He had ingested and self
creatitis, inhibition of cholinesterase, stimulation of the injected intravenously into his left forearm an unknown
adrenal gland, and disturbance in the metabolism of liver amount of an insecticide Synergy® (a mixture of chlor-
tryptophan [3]. However, few studies have reported dia- pyrifos 50% (CPF) and cypermethrin 5% (CM)).
betic ketoacidosis with pesticide poisoning [4]. These He had previous history of active polysubstance abuse
of benzodiazepines, alcohol, cannabis and recreational
drugs used intravenously. His parents reported that he
* Correspondence: narjiscap@yahoo.fr has habitually run away from home since his adoles-
1
Centre Anti Poison et de Pharmacovigilance du Maroc, Rabat, Morocco
Full list of author information is available at the end of the article
cence. He has also suffered from social isolation and

© 2014 Badrane et al.; licensee BioMed Central Ltd. This is an Open Access article distributed under the terms of the Creative
Commons Attribution License (http://creativecommons.org/licenses/by/4.0), which permits unrestricted use, distribution, and
reproduction in any medium, provided the original work is properly credited. The Creative Commons Public Domain
Dedication waiver (http://creativecommons.org/publicdomain/zero/1.0/) applies to the data made available in this article,
unless otherwise stated.
Badrane et al. BMC Research Notes 2014, 7:485 Page 2 of 4
http://www.biomedcentral.com/1756-0500/7/485

religious delusions. The patient had never consulted a acidosis. Cardiac enzymes and echocardiography were
psychiatrist. normal. Blood and urine were sterile. Procalcitonine was
In the emergency room, vital signs revealed a pulse 1.90 ng/mL and C-reactive protein (CRP) was 2.70 mg/L.
rate of 100 beats per minute, blood pressure of 170/ Amylasemia, lipasemia and glycosylated hemoglobin and
100 mmHg, a respiratory rate of 25 breaths per minute abdominal ultrasound were normal. Treatment, including
and plenty of oral secretions. The patient was afebrile IV fluids, insulin infusion, parenteral potassium, sodium bi-
and had rhonchi all over his chest. Oxygen saturation carbonate, adrenaline at the rate of 6 mg per hour and
was 80%, and Glasgow Coma Scale was 6/15. There were hydrocortisone-hemisuccinate was started. Treatment with
no fasciculations. The patient had also a miosis. He atropine and supportive care was continued.
required ventilator support and he was admitted to the At day 5, he developed hyperthermia with chills. His
Medical Intensive Care Unit (MICU). chest X-ray was normal. The level of procalcitonin and
He developed, in few hours, hypothermia (34°C), bra- CRP increased. Streptococcus pneumoniae was isolated
dychardia (35 beats per minute) with generalized fascicula- from protected distal bronchial samples. Two bacteries,
tions, tremor, excessive salivation, bronchial secretions and Klebsiella pneumoniae and Staphylococcus hominis were
bronchospasm. Physical examination revealed hyperemia isolated from the blood. Empirical antibiotic therapy
extending from the proximal third of the forearm to the with ceftriaxone and gentamicin was started and modi-
axillary region with severe edema in the antecubital fossa fied to imipenem once bacteriological results became
without indurations or necrosis. The capillary refill time available. The glucose levels were normal and needed no
was normal and the pulses were present. Urine was disco- further insulin therapy, and the acidosis was resolved at
lored to a reddish brown. Investigations at admission to day 5.
MICU, showed hyperglycemia (2.42 g/L), rhabdomyolysis Treatment with adrenaline was stopped on day 6. The
(level of creatine kinase in the blood was 1188 UI/L) patient required ventilator support for 7 days and atro-
and low bicarbonate levels (16 mEq/L). Renal and pine for 10 days. The patient received 700 mg as the
liver functions and serum levels of sodium, potassium, total dose of atropine. Edema and inflammation in
calcium, and magnesium were normal. Blood picture the left upper limb regressed without requiring sur-
showed leukocytosis. Screening for benzodiazepine, antiep- gery. Red blood cell cholinesterase and plasma cho-
ileptic drugs, amphetamines, ethanol, cocaine, exstasy, linesterase were still very low (<10%). A psychiatric
tetrahydrocannabinol, morphine and its derivatives was consultation conducted during hospitalization revealed a
negative. Red blood cell cholinesterase and plasma cholin- suicide attempt in the context of psychosis in the patient.
esterase were very low (<10%). The chest X-ray and elec- He was discharged after 13 days to a medical department
trocardiogram were normal. to continue the antibiotic therapy, clinical monitoring
OP and pyrethroid (PYR) mixture poisoning was as- and to start the prescribed antipsychotic drugs. The
sumed on the basis of the medical interview, the com- serum cholinesterase has been recovered four weeks after
pound identification made based on the container poisoning.
brought by the patient’s relatives, cholinergic syndrome
associated with pyrethroid effects, tremor and excessive Discussion
salivation supported by low plasma and red cell cholin- There is an increased commercial interest in developing
esterase levels. insecticide mixtures. The use of two active compounds
He was treated with, intravenous (IV) fluids, atropine, in a mixture may provide rapid action and more residual
phenobarbital, IV sodium bicarbonate and passive exter- effect than any of them if applied singly in sequence [1].
nal rewarming. Atropine (2 mg) was given every 10 mi- One of the most popular insecticide combinations is OP
nutes for four hours, followed by infusion at the rate of and PYR. The trend toward increased marketing of
2.5 mg per hour, and the dose was adjusted as per his OP- PYR mixtures is likely to result in the creation of new
clinical response. The use of phenobarbital was empirical patterns of mixed toxicity. The product used by our patient
because an electroencephalogram to look for subclinical to attempt suicide was a mixture of CPF and CM.
seizures was not available. The patient was not treated Coexposure to CPF and CM inhibits the carboxylester-
with oxime because this antidote was not available. ase mediated hydrolysis of CM, leading to an increased
At day 3, the patient developed stroke with hypotension tissue concentration of this compound and a decreased
(80/50 mmHg) and tachycardia (143 beats per minute). urinary excretion of 3-phenoxybenzoic acid, the major
Laboratory tests showed severe hyperglycemia (4.49 g/dL), metabolite of PYR [1]. Similarly, CPF oxon (the toxic
hypokaliemia (2.4 mEq/L), glycosuria, ketonuria, and low metabolite of CPF) strongly and irreversibly inhibits CM
bicarbonate levels (12 mEq/L). Arterial blood gas analysis hydrolysis [1]. These data could explain the severity of
revealed pH 6.99, PaCO2 73 mmHg, PaO2 195 mmHg the clinical presentation of our patient. Indeed, the pa-
(FiO2 70%), and HCO3ˉ 17.6 mEq/L, suggesting mixed tient presented clinical signs related to the inhibition of
Badrane et al. BMC Research Notes 2014, 7:485 Page 3 of 4
http://www.biomedcentral.com/1756-0500/7/485

acetylcholine esterase (ChE) by CPF but also prolonged Acute pancreatitis can occur with OP intoxication and
tremor and hypersalivation because of the prolongation may result in hyperglycemia [9]. We eliminated acute
of the CM action by the inhibition of CM hydrolysis. pancreatitis because of the normal amylase and lipase
Many experimental, clinical and in vitro studies have level and the normality of the abdominal ultrasound.
shown that CPF is associated with slower serum cholin- However, diabetic ketoacidosis is an uncommon mani-
esterase recovery and some animal studies confirmed festation of pesticide poisoning. The OP poisoning was
that the inhibitory effect of CPF on ChE activity is not the cause of the coma, hyperglycemia, glycosuria and
influenced by co-exposure to PYR [5]. The serum cho- keto-acidosis in a 3-year-old boy who was in contact
linesterase of our patient was very low (<10%) and re- with parathion [10]. OP intoxication can mimic diabetic
covered four weeks after poisoning. ketoacidosis and its diagnosis may be delayed [4].
A prospective study has showed that, in humans, OP Akyildiz et al. have also reported a case of a 5-year-old
poisoning causes an initial fall in body temperature, girl with OP intoxication who presented as diabetic
followed by a period of normal to high body temperature. keto-acidosis [11]. Swaminathan et al. have discussed
However, there are factors such as infections and treatment the case of a 15-year-old girl with diabetic ketoacidosis
that could alter thermoregulation in the patients with OP after an intentional overdose with OP pesticide [12].
poisoning [6]. Some adults with OP intoxication have presented with
In our patient, it’s difficult to confirm that the cause of non-ketotic hyperglycemic coma [6]. However, no pesti-
hyperthermia was the OP poisoning because of the pres- cide poisoning cases with diabetic ketoacidosis have
ence of a major factor of confusion like nosocomial in- been reported in adult patients.
fection confirmed by the isolation of bacteria from The other originality of our observation was the
protected distal bronchial samples and blood. unusual intravenous way used by the patient to at-
Hyperglycemia, after OP exposure, has been confirmed tempt suicide. Suicidal poisonings with self-injection
in animal studies [3]. Mechanisms of hyperglycemia of insecticide have been rarely reported but could be
demonstrated in these studies were the oxidative stress, associated with severe local and systemic complica-
inhibition of paroxanase, stimulation of adrenal glands tions [3,13]. Most patients had mental problems, such
and release of catecholamines, and the effect on metab- as depression, substance abuse, or both [3]. Our patient
olism of liver tryptophan [3]. had a history of drug abuse and a diagnosis of psychosis
Transient hyperglycemia and glycosuria are also found was established in our department after a psychiatric
in severe OP poisoning [7]. consultation, which explains the patient’s choice of poi-
The oxidative stress caused by PYR poisoning could soning way.
explain the occurrence of hyperglycemia in PYR poison- Because of the severity of the intoxication, our pa-
ing cases. An animal study showed that CM decreased tient required a large dose of atropine. A recent clin-
the cellular antioxidant activity, altered marker enzyme ical study has shown that following atropinization, the
activity and effected histopathological changes in the maintenance dosage of atropine can be usually kept
brain, heart, liver, kidney and testis of male rats [8]. low at 0.005 mg h − 1 kg − 1 and doses of more than
To our knowledge, no study has shown the effect of 0.06 mg h − 1 kg − 1 are only required when AChE is
pesticide mixtures on glucose metabolism. OP and PYR completely inhibited [14].
are responsible for an oxidative stress that could possibly
explain the hyperglycemia induced by the mixture of OP Conclusion
and PYR. In fact, Wielgomas and Krechniak have shown To our knowledge, this is the first case of diabetic ketoa-
that both CM and CPF administered as single com- cidosis caused by pesticide poisoning reported in adults.
pounds, or in combination, cause an impact on different The oxidative stress caused by OP and PYR could play a
free radical mediated parameters in wistar rats [1]. role in the development of metabolic disturbances of
In our case, we have excluded diabetes. There was no glucose. The exact mechanisms of this action need fur-
patient history of diabetes, the glycosylated hemoglobin ther investigation.
was normal and no other episode of hyperglycemia oc- Establishing the diagnosis of complications of pesti-
curred during the hospitalization. The drugs administered cides poisoning is very important for adequate treatment
to the patient before the installation of hyperglycemia, and to improve the patient’s outcome.
namely phenobarbital and atropine, don’t cause hypergly-
cemia as an adverse effect. We have excluded drug abuse Consent
because of the identification of illicit drugs and psycho- Written informed consent was obtained from the patient
tropic drugs was negative, and because of the improve- for publication of this Case Report. A copy of the writ-
ment of the patient after atropine therapy and supportive ten consent is available for review by the Editor-in-Chief
treatment. of this journal.
Badrane et al. BMC Research Notes 2014, 7:485 Page 4 of 4
http://www.biomedcentral.com/1756-0500/7/485

Abbreviations
OP: Organophosphates; MICU: Medical intensive care unit; IV: Intravenous;
CRP: C-reactive protein; PYR: Pyrethroids; CM: Cypermethrin; CPF: Chlorpyrifos;
ChE: Acetylcholine esterase.

Competing interests
The authors declare that they have no competing interests.

Authors’ contributions
NB, TD, KB, KA, MA, AAZ handled the case in the MICU. NB, TD, KA, KB, AAZ
conceived the case report, and participated in its design. NB, TD, AAZ drafted
the manuscript and sequence alignment of the report. NB, KB, MA, AAZ
reviewed the literature. All authors read and approved the final manuscript.

Author details
1
Centre Anti Poison et de Pharmacovigilance du Maroc, Rabat, Morocco.
2
Service de Réanimation Médicale-CHU Ibn Sina, Rabat-Faculté de Médecine
et de Pharmacie de Rabat, Université Mohammed V Souissi, Rabat, Morocco.

Received: 19 February 2014 Accepted: 22 July 2014


Published: 31 July 2014

References
1. Wielgomas B, Krechniak J: Toxicokinetic Interactions of α-Cypermethrin
and Chlorpyrifos in Rats. Polish J of Environ Stud 2007, 16:267–274.
2. Liu H, Kan B, Jian X, Zhang W, Zhou Q, Wang J: Parasuicidal poisoning by
intramuscular injection of insecticide: A case report. Exp Ther Med 2013,
6:696–698.
3. Rahimi R, Abdollahi M: A review on the mechanisms involved in
hyperglycemia induced by organophosphorus pesticides. Pestic Biochem
Phys 2007, 88:115–121.
4. Kumar KJ, Nayak N: Organophosphorus poisoning presenting as diabetic
ketoacidosis. Indian Pediatr 2011, 48:74.
5. Chaou CH, Lin CC, Chen HY, Lee CH, Chen TH: Chlorpyrifos is associated
with slower serum cholinesterasere recovery in acute organophosphates
poisoned patients. Clin Toxicol (Phila) 2013, 51:402–408.
6. Moffatt A, Mohammed F, Eddleston M, Azher S, Eyer P, Buckley NA:
Hypothermia and Fever after organophosphorus poisoning in
humans–a prospective case series. J Med Toxicol 2010, 6:379–385.
7. Shobha TR, Prakash O: Glycosuria in organophosphate and carbamate
poisoning. J Assoc Physicians India 2000, 48:1197–1199.
8. Muthuviveganandavel V, Muthuraman P, Muthu S, Srikumar K: A study of
low dose cypermethrin induced histopathology, lipid peroxidation and
marker enzyme changes in male rat. Pestic Biochem Physiol 2008,
91:12–16.
9. Sahin I, Onbasi K, Sahin H, Karakaya C, Ustun Y, Noyan T: The prevalence of
pancreatitis in organophosphate poisonings. Hum Exp Toxicol 2002,
21:175–177.
10. Zadik Z, Blachar Y, Barak Y, Levin S: Organophosphate poisoning presenting
as diabetic ketoacidosis. J Toxicol Clin Toxicol 1983, 20:381–385.
11. Akyildiz BN, Kondolot M, Kurtoðlu S, Akin L: Organophosphate intoxication
presenting as diabetic ketoacidosis. Annals Trop Pediatr 2009, 29:155–158.
12. Swaminathan K, Sundaram M, Prakash P, Subbiah S: Diabetic ketoacidosis:
an uncommon manifestation of pesticide poisoning. Diabetes Care 2013,
36:e4.
13. Malla G, Basnet B, Vohra R, Lohani SP, Yadav A, Dhungana V: Parenteral
organophosphorus poisoning in a rural emergency department: a case
report. BMC Res Notes 2013, 6:524.
14. Thiermann H, Steinritz D, Worek F, Radtke M, Eyer P, Eyer F, Felgenhauer N, Submit your next manuscript to BioMed Central
Zilker T: Atropine maintenance dosage in patients with severe and take full advantage of:
organophosphate pesticide poisoning. Toxicol Lett 2011, 206:77–83.
• Convenient online submission
doi:10.1186/1756-0500-7-485 • Thorough peer review
Cite this article as: Badrane et al.: Severe oral and intravenous insecticide
mixture poisoning with diabetic ketoacidosis: a case report. BMC Research • No space constraints or color figure charges
Notes 2014 7:485. • Immediate publication on acceptance
• Inclusion in PubMed, CAS, Scopus and Google Scholar
• Research which is freely available for redistribution

Submit your manuscript at


www.biomedcentral.com/submit

Anda mungkin juga menyukai