ERGONOMI
MODUL I
ANTROPOMETRI
Oleh :
Kelompok 3
COVER LAPORAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Praktikum
BAB II. LANDASAN TEORI
2.1 Ergonomi
2.2 Antropometri
2.3 Pengujian Statistik
BAB III. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
3.1 Rekapitulasi Data Antropometri
3.2 Pengujian Statistikal
3.2.1 Uji Kenormalan Data
3.2.2 Uji Keseragaman Data
3.2.3 Uji Kecukupan Data
3.3 Perhitungan Nilai Persentil
BAB IV. ANALISIS DAN TUGAS PERANCANGAN
4.1 Analisis Data Antropometri
4.2 Analisis Statistikal
4.2.1 Analisis Kenormalan data
4.2.2 Analisis Keseragaman data
4.3 Analisis Nilai Persentil
4.4 Perancangan Produk/Fasilitas Ergonomik
4.4.1 Deskripsi Produk/ Fasilitas
4.4.1.Analisis Perancangan Produk/ Fasilitas
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN
`BAB I
PENDAHULUAN
1.2.2Tujuan Khusus
1. Mampu mengukur data antopometri
2.Mampu menentukan ukuran tubuh yang dibutuhkan dalam merancang tempat
kerja
3. mampu menggunakan data antopometri dalam perancangan tempat kerja
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Ergonomi
Ergonomi adalah suatu cabang ilmu sistematis yang memanfaatkan
informasi-informasi mengenai sifat,kemampuan dan keterbatasan manusia untuk
merancang suatu sistem kerja. Ergonomi yang merupakan ilmu perancangan
berbasis manusia (Human Centerd Design). Hal tersebut disebabkan:
1. Manusia sebagai sumber daya utama dalam sebuah system
2. Adanya regulasi nasional maupun internasional mengenai sistem kerja
dimana manusiaterlibat di dalamnya.
3. Para pekerja adalah human being
4. Segai bagian dari system SDM harus produktif
Dengan diterapkannya ergonomi, sistem kerja dapat menjadi lebih
produktif dan efisien.
Di bidang rekam medis,ergonomic masuk dalam bidang penelitian,yaitu :
1. Antropometri
2. Lingkungan fisik kerja
Cukup penting untuk memahami ilmu dan istilah tersebut, dimana di bidang
rekam medis terdapat prosedur yang memang memerlukan perancangan atau
desain alat, sarana, dan alur kerja sesuai dengan ilmu ergonomic. Sehingga
produktifitas SDM akan terjaga bahkan meningkat.
Ergonomi juga berperan sebagai desain pekerjaan pada suatu
organisasi.misalnya jumlah jam istirahat,pemilihan jadwal penggatian waktu kerja
dan meningkatkanvariasi pekerjaan.
Metode ergonomic:
1) Elektromyografi pengukuran terhadap penggunaan otot pada kaki dan
punggung.
2) Anthropometry pengukuran terhadap tubuh ini berbagai sudut dan
perbandingan dengan posisi berdiri santai, juga mengukur pusat
pemindahan beban pada posisi yang mudah dijangkau.
3) Pemilihan subjektif berdasar keinginan subjek yang diteliti.
4) Diagnosis, dapat dilakukan melalui wawancara dengan pekerja, inspeksi
tempat kerja penilaian fisik pekerja, uji pencahayaan, ergonomic checklist
dan pengukuran lingkungan kerja lainnya. Variasinya akan sangat luas
mulai dari yang sederhana sampai kompleks.
5) Treatment, pemecahan masalah ergonomi akan tergantung data dasar pada
saat diagnosis. Kadang sangat sederhana seperti merubah posisi meubel,
letak pencahayaan atau jendela yang sesuai. Membeli furniture sesuai
dengan demensi fisik pekerja.
6) Follow-up, dengan evaluasi yang subyektif atau obyektif, subyektif
misalnya dengan menanyakan kenyamanan, bagian badan yang sakit, nyeri
bahu dan siku, keletihan, sakit kepala dan lain-lain. Secara obyektif
misalnya dengan parameter produk yang ditolak, absensi sakit, angka
kecelakaan dan lain-lain.
Aplikasi / penerapan ergonomic
1. Posisi Kerja
terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk dimana kaki tidak
terbebani dengan berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja. Sedangkan
posisi berdiri dimana posisi tulang belakang vertikal dan berat badan
tertumpu secara seimbang pada dua kaki.
2. Proses Kerja
Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu
bekerja dan sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Harus dibedakan
ukuran anthropometri barat dan timur.
3. Tata letak tempat kerja
Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja.
Sedangkan simbol yang berlaku secara internasional lebih banyak
digunakan daripada kata-kata.
4. Mengangkat beban
Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni, dengan kepala,
bahu, tangan, punggung dan sebagainya. Beban yang terlalu berat dapat
menimbulkan cedera tulang punggung, jaringan otot dan persendian akibat
gerakan yang berlebihan.
Konsep dasar yang melatarbelakangi ergonomi adalah adanya perbedaan pada
kemampuan dan tuntutan dari pekerjaan itu sendiri, yang selanjutnya disebut
sebagai kapasitas (capacity) dan tuntutan pekerjaan (demand). Kapasitas haruslah
selalu lebih besar dari tuntutan pekerjaan, lebih mudah dinyatakan dengan C > D.
Jika formula tersebut tidak terpenuhi, maka dapat dipastikan manusia dan
pekerjaannya akan mengalami masalah (baik langsung maupun tidak).
Apa saja masalah yang dapat terjadi jika formula di atas tidak dipenuhi?
Mungkin beberapa istilah ini pernah didengar seperti CTS (Carpal Tunnel
Syndrome), MD (Musculoskeletal Disorders) atau lebih dikenal dengan kelainan
otot, tulang dan rangka. Tidak hanya itu saja, tapi bagi manusia juga dapat
berdampak seperti ketulian, kecelakaan kerja dan berakibat kematian. Dalam
dunia industri dan usaha, dampak-dampak yang muncul seperti produktivitas
rendah, pekerja bosan, mudah capai dan konsentrasi menurun.
Kerugian yang dialami oleh perusahaan tentulah tidak sedikit. Adanya kasus
kecelakaan kerja, tingkat absensi yang tinggi, serta rendahnya kinerja pekerja
tentunya berdampak langsung bagi perusahaan. Kerugian-kerugian tersebut
dirasakan langsung pada bagian finansial, buruknya image perusahaan, dan dalam
skala yang luas dapat menurunkan nilai saham di mata investor. Kerugian-
kerugian di atas dapat dihindari dan diminimalisir dengan melakukan kajian dan
studi ergonomi di perusahaan sehingga sistem yang ada benar-benar sesuai
dengan user atau penggunanya.
2.2 Antropometri
Perancangan tempat kerja pada dasarnya merupakan suatu aplikasi data
antropometri, tetapi masih memerlukan dimensi fungsional yang tidak terdapat
pada data statis. Dimensi-dimensi tersebut lebih baik diperoleh dengan cara
pengukuran langsung dari pada data statis. Misalnya, gerakan menjangkau,
mengambil sesuatu, mengoperasikan suatu alat adalah suatu hal yang sukar untuk
didefinisikan. Antropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan-
pertimbangan ergonomi dalam memerlukan interaksi manusia.
Data antropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan secara luas antara
lain dalam hal :
1. Perancangan areal kerja (work station, interior mobil, dll).
2. Perancangan peralatan kerja seperti mesin, tools, dsb.
3. Perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian, meja
komputer, closedduduk, dsb.
4. Perancangan lingkungan kerja fisik.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data antropometri akan menentukan
bentuk, ukuran dan dimensi yang tepat yang berkaitan dengan produk yang
dirancang dan manusia yang akan mengoperasikan atau menggunakan produk
tesebut. Dalam kaitan ini maka perancang produk harus mampu
mengakomodasikan dimensi tubuh dari populasi terbesar yang akan menggunakan
produk hasil rancangannya tersebut. Secara umum sekurang-kurangnya 90%-95%
dari populasi yang menjadi target dalam kelompok pemakai suatu produk haruslah
mampu menggunakannya dengan selayaknya. Pada dasarnya perawatan kerja
yang dibuat dengan mengambil referensi dimensi tubuh tertentu jarang sekali bisa
mengakomodasikan seluruh range ukuran tubuh dari populasi yamg akan
memakainya. Kemampuan penyesuaian (adjustability) Suatu produk merupakan
satu prasyarat yang amat penting dalam proses perancangannya terutama untuk
produk-produk yang berorientasi ekspor. Agar rancangan suatu produk nantinya
bisa sesuai dengan ukuran tubuh manusia yang akan mengoperasikannya, maka
prinsip-prinsip apa yang harus diambil didalam aplikasi data antropometri tersebut
harus ditetapkan terlebih dahulu seperti diuraikan sebagai berikut :
Istilah antropometri berasal dari kata “anthropos (man)” yang berarti manusia
dan “metron (measure)” yang berarti ukuran (Bridger, 1995). Secara definitive
antropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan dengan
pengukuran dimensi tubuh manusia.
Antropometri secara luas digunakan untuk pertimbangan ergonomis dalam suatu
perancangan (desain) produk maupun system kerja yang akan memerlukan
interaksi manusia. Aspek-aspek ergonomi dalam suatu proses rancang bangun
fasilitas marupakan faktor yang penting dalam menunjang peningkatan
pelayananjasa produksi. Setiap desain produk, baik produk yang sederhana
maupun produk yang sangat komplek, harus berpedoman kepada antropometri
pemakainya.
Menurut Sanders & Mc Cormick (1987); Pheasant (1988), dan Pulat (1992),
antropometri adalah pengukuran dimensi tubuh atau karakteristik fisik tubuh
lainnya yang relevan dengan desain tentang sesuatu yang dipakai orang.
Ada 3 filosofi dasar untuk suatu desain yang digunakan oleh ahli-ahli ergonomic
sebagai data antropometri yang diaplikasikan (Sutalaksana, 1979 dan Sritomo,
1995), yaitu:
1. Perancangan produk bagi individu dengan ukuran yang ekstrim. Contoh:
penetapan ukuran minimal dari lebar dan tinggi dari pintu darurat.
2. Perancangan produk yang bisa dioperasikan di antara rentang ukuran
tertentu.Contoh: perancangan kursi mobil yang letaknya bisa digeser maju
atau mundur, dan sudut sandarannyapun bisa dirubah-rubah.
3. Perancangan produk dengan ukuran rata-rata.
Contoh: desain fasilitas umum seperti toilet umum, kursi tunggu, dan lainlain.
Untuk mendapatkan suatu perancangan yang optimum dari suatu ruang dan
fasilitas akomodasi, maka hal-hal yang harus diperhatikan adalah faktor-faktor
seperti panjang dari suatu dimensi tubuh baik dalam posisi statis maupun dinamis.
Antropometri Statis
Pengukuran manusia pada posisi diam dan linier pada permukaan tubuh. Ada
beberapa metode pengukuran tertentu agar hasilnya representatif. Selain itu
terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi dimensi tubuh manusia,
diantaranya:
a. Umur
Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai sekitar 20
tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Ada kecendrungan berkurang
setelah umur 60 tahun.
b. Jenis kelamin
Pria umumnya memiliki dimensi tubuh yang lebih besar kecuali bagian
dada dan pinggul.
c. Suku bangsa
d. Sosio ekonomi, konsumsi gizi yang diperoleh.
e. Pekerjaan, aktivitas sehari-hari.
X bar = =
Zli = Zmi =
BB = Batas Bawah
BA = Batas Atas
d. Mencari Nilai Pui dan Pli
Nilai P(ui) lihat nilai zui pada tabel Z D.N
Nilai P(li) lihat nilai zli pada tabel Z D.N
e. Menghitung nilai pi dengan mencari selisih nilai p(ui) dan p(li)
Pi = pui – pli
f. Menguji distribusi dengan uji
a) ei =[ ]
x² = ]² oi = fi
σx =
= x 1 + x2 + x 3 + x 4 + x5 + x 6 + x7
Grup 3. =40+39+48+46+38+44+42=297
Grup 4. 39+41+56+42+43+37+36=294
= 1128
= 161.1
3. Total
= 632,3
4. Standar Deviasi ( SD )
= 4,8
5. SD rata-rata
= 2,4
BKA = Xbar + 2 .
= 40,3 + 2. 2,4
= 45,1
7. Batas kontrol bawah (BKB)
BKB = Xbar – 2 .
= 40,3 – 2. 2,4
= 35,5
= x 1 + x2 + x 3 + x 4 + x5 + x 6 + x7
Grup 1. = 1172
Grup 2. = 1136
Grup 3. = 1155
Grup 4. 1136
= 4599
= 656,98
2. Total
Grup 1 = 707,7
Grup 2 = 439,4
Grup 3 = 572
Grup 4 = 97,4
= 1816,6
3. Standar Deviasi ( SD )
= 8,2
4. SD rata-rata
= 4,1
2
Total = total nilai grup 1+ total nilai grup 2+ total nilai grup 3+ total
grup 4 = 46960
Grup 1= (31)2+(32)2+(36)2+(37)2+(40)2+(46)2+(45)2 =10391
Grup 2= (43)2+(40)2+(38)2+(35)2+(40)2+(43)2+(41)2 =11248
Grup 3= (40)2+(39)2+(48)2+(46)2+(38)2+(44)2+(42)2 =12685
Grup 4= (39)2+(41)2+(56)2+(42)2+(43)2+(37)2+(36)2 =12616
f. Uji Kecukupan Data ( N’)
N’=
N’=
N’=
N’=
N’ = [7,3]2
= 53,3
N’ > N berarti jumlah data tidak cukup
grup 4 = 757331
Grup 1= 196934
Grup 2= 184796
Grup 3= 191147
Grup 4= 184454
Uji Kecukupan Data ( N’)
N’= 4,1
N’< N berarti jumlah data cukup
Persentil 50 = X X = 164,3
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengolahan data, dapat di ambil kesimpulan bahwa:
1. Data yang di peroleh memilki jarak yang berbeda-beda.
2. Pada uji kenormalan semua data SkS dan TBT terdistribusi tidak normal
3. Pada uji keseragaman data, data SkS dan TBT seragam
4. Untuk uji kecukupan data, data SkS dinyatakan tidak cukup sedangkan data
TBT dinyatakan cukup
5. Produk yang di rancang dari pengukuran antropometri yaitu becak motor.
6. Data-data tersebut juga bisa di buat untuk membuat produk kebutuhan
manusia yang lainnya.
5.2 Saran
Untuk uji kecukupan data SkS data belum cukup sehingga N’ besar dari
pada N dan uji kenormalan data SkS dan TBT terdistribusi tidak normal karena
sisi kiri dan kanan nya tidak seimbang. jadi untuk kekurangan itu di lain
kesempatan kami akan memperbaikinya, utuk saran kami di dalam melakukan
pengambilan data perlulah ketelitian dalam dalam pengambilan data tersebut
karna, setiap angka (data) masukan itu sangat lah mempengaruhi populasi dari
setiap data yang kita ukur dan itu akan berdampak
DAFTAR PUSTAKA
Modul I Antropometri, Pratikum Ergonomi
Nurmianto, Eko. 1995. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Guna Widya.
Surabaya.