S
(54 TAHUN) DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN :
DIABETES MELLITUS (DM) TIPE II DI RUANG INTERNE
RSUD LUBUK SIKAPING
TAHUN 2021
Oleh :
1. Yulfanri (201000414901134)
2. Yusrina (201000414901135)
3. Prima Jela Tiara Putri (201000414901136)
4. Muhammad Nur Refki (201000414901145)
5. Gusti amrita (201000414901146)
6. Rina (201000414901147)
7. Doharni (201000414901148)
8. Gentimar (201000414901149)
Pembimbing
Klinik Akademik
( ) ( )
Puji syukur kelompok ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
penyusunan laporan tentang “Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Pada Tn.S (54
Interne RSUD Lubuk Sikaping ”Penulisan laporan ini diajukan sebagai salah satu
dukungan dari berbagai pihak, untuk itu kelompok mengucapkan Terima kasih
Bukittinggi yang telah memberi semangat dan kerja sama yang baik
Kepada yang teristimewa Bapak, Ibu, kakak dan adikku serta teman dan
Laporan ini. Terima kasih atas pengorbanan dan dorongan yang telah diberikan
i
pada kelompok, baik moril atau materil. Semoga Allah SWT senantiasa
melimpahkan rahmat dan hidayahNya, kepada semua pihak yang telah membantu
kelompok.
Kelompok
ii
iiilis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................1
B. Tujuan..............................................................................3
C. Manfaat............................................................................4
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian....................................................54
B. Diagnosa.......................................................55
C. Intervensi......................................................57
D. Implementasi...............................................58
E. Evaluasi .......................................................58
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
kurang lebih 12 juta orang. Tujuh juta dari 12 juta penderita diabetes
Pada tahun 2014, diseluruh dunia terdapat 171 juta penyandang Diabetes
dan diperkirakan akan meningkat menjadi 300 juta jiwa pada tahun 2025,
serta menjadi 366 juta pada tahun 2030 (Parkeni, 2015). Fenomena ini
2015).
pasien dengan Diabetes Melitus tipe 2 penduduk lima belas tahun keatas di
2011).
Angka rawat inap bagi penderita diabetes adalah 2,4 kali lebih
besar pada orang dewasa dan 5,3 kali lebih besar pada anak-anak bila
diabetes yang berusia lebih dari 65 tahun dirawat di rumah sakit setiap
Penyebab yang paling sering berupa perubahan gaya hidup, seperti pola
atas empat pilar utama yaitu mencangkup edukasi , terapi gizi, aktivitas
fisik atau olah raga dan intervensi farmakologis. Peran perawat dirumah
mengontrol gula darah klien agar tetap normal adalah dengan memotivasi
klien untuk melakukan olah raga. Olah raga yang dapat dilakukan dirumah
sakit adalah olah raga ringan berupa latihan pergerakan sendi yang
Tahun 2021”.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
ada
3. Manfaat
b. Bagi Pembaca
Memberikan pengertian/ pengetahuan dan pengambilan keputusan
c. Bagi Mahasiswa
d. Bagi Klien
2015).
komplikasi kronik pada mata, ginjal, dan pembuluh darah, disertai lesi pada
membran basalis.
insulin.
darah pada masa kehamilan. Faktor risiko yang dapat menyebabkan diabetes
mellitus gestasional ini antara lain usia tua, etnik, obesitas, multiparitas,
depan aorta abdominalis dan arteri serta vena mesenterica superior. Organ ini
ditengah, dan cauda di sebelah kiri. Ada sebagian kecil dari pankreas yang
berada di bagian belakang Arteri Mesenterica Superior yang disebut dengan
Jaringan eksokrin, berupa sel sekretorik yang berbentuk seperti anggur yang
darah.
Jaringan eksokrin, berupa sel sekretorik yang berbentuk seperti anggur yang
darah.
Pertama, ketika sel otot melakukan kerja yang lebih berat, sel otot akan lebih
glukosa darah akan meningkat dan pankreas akan mengeluarkan insulin yang
glukosa ke dalam sel (Guyton dan Hall, 2006). Insulin dihasilkan didarah
dalam dengan bentuk bebas dengan waktu paruh plasma ±6 menit, bila tidak
berikatan dengan reseptor pada sel target, maka akan didegradasi oleh enzim
insulinase yang dihasilkan terutama di hati dalam waktu 10-15 menit (Guyton
dan Hall, 2006). Reseptor insulin merupakan kombinasi dari empat subunit
yang berikatan dengan ikatan disulfida yaitu dua subunit-α yang berada di
luar sel membran dan dua unit sel-ß yang menembus membran. Insulin akan
dalam batas ambang tertentu. Kadar glukosa normal dalam tubuh kira-kira
ginjal untuk reabsorbsi glukosa yaitu 375 mg/menit dengan glukosa di plasma
a. Diabetes tipe I
beta meliputi :
a. Faktor-faktor Genetik
ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA (human
b. Faktor-faktor Imunologi
sel beta.
b. Diabetes tipe II
tahun)
2) Obesitas
3) Riwayat keluarga
4) Kelompok etnik
a. Pola makan
melitus.
b. Jenis Kelamin
c. Obesitas (kegemukan)
PP&PL, 2008).
d. Pendidikan
e. Faktor genetis
sebesar 15% bila salah satu orang tua menderita diabetes dan 75% bila
akan dibawa oleh anak jika orang tuanya menderita diabetes mellitus.
Segala jenis residu obat yang terakumulasi dalam waktu yang lama dapat
mengiritasi pankreas.
g. Aktivitas fisik dan kurang olah raga
h. Kurang tidur
i. Sering stress
Stres sama seperti banjir, harus dialirkan agar tidak terjadi banjir
epinephrine dan kortisol supaya gula darah naik dan ada cadangan energi
maksud yang baik. Namun, kalau gula darah terus dipicu tinggi karena
stres berkepanjangan tanpa jalan keluar, sama saja dengan bunuh diri
pelan-pelan.
j. Kecanduan rokok
dan wanita menemukan bahwa risiko perokok aktif terhadap diabetes naik
disebabkan oleh rokok, tetapi kombinasi berbagai gaya hidup tidak sehat,
5. Patofisiologi
penurunan progresif fungsi sel ß dan resistensi insulin. Pada pulau langerhans
berasal dari islet amyloid peptide protein (IAPP), disebut juga amilin. Peptida
bentuk islet amyloid peptide protein (IAPP) oligomer kecil. Oligomer IAPP
protein atau sering disebut dengan glukoneogenesis (Smeltzer & Bare, 2008).
bebas yang berasal dari jaringan adiposa dalam proses lipolisis akan
sel beta sehingga sel beta mengalami apoptosis) (DeFronzo, 2008 dalam
Suyono, 2009).
langsung terhadap sel beta dengan cara meningkatkan proliferasi sel beta,
2008 dalam Suyono, 2009). Apabila sel-sel beta pankreas tidak mampu
a. Diabetes tipe I biasanya terjadi secara cepat disertai gejala khas polidipsia,
dan ketoasidosis
b. Diabetes tipe II secara khas berjalan lambat dengan awitan yang insidius
lemak, dan protein yang normal sebagai akibat fungsi insulin yang rusak
d. Sakit kepala, rasa cepat lelah, mengantuk, tenaga yang berkurang, dan
elektrolit
h. Gangguan rasa nyaman dan nyeri pada abdomen akibat neuropati otonom
j. Infeksi atau luka pada kulit yang lambat sembuhnya; rasa gatal pada kulit
7. Komplikasi
tipe I.
insulin
saluran kemih
4) Kaki diabetik.
8. Pemeriksaan Penunjang
ersiko tinggi untuk DM, yaitu kelompok usia dewasa tua (> 40 tahun),
dengan berat badan lahir bayi > 4.000 g, riwayat DM pada kehamilan, dan
dislipidemia.
plasma pada waktu puasa (gula darah nuchter) yang besarnya di atas 140
mg/dl atau kadar glukosa darah sewaktu (gula darah random) yang diatass
200 mg/dl pada satu kali pemeriksaan atau lebih merupakan kriteria
diagnostik penyakit diabetes. Jika kadar gula darah puasanya normal atau
negatif, perlu pemeriksaan penyaring ulangan tiap tahun. Bagi pasien berusia
> 45 tahun tanpa faktor resiko, pemeriksaan penyaring dapat dilakukan setiap
3 tahun.
e. Berikan glukosa 75 g yang dilarutkan dalam air 250 ml, lalu minum
merokok
Kriteria Diagnostik WHO untuk Diabetes Melitus pada Orang Dewasa yang
Tidak Hamil
b. Glukosa plasma puasa/ nuchter > 140 mg/dl (7,8 mmol/L) atau
Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa dengan metode enzimatik sebagai
patokan penyaring dan diagnosis DM (mg/dl)
Glukosa darah Glukosa darah Glukosa darah 110-< 126 < 110
puasa > 126 atau puasa <126 atau puasa > 126
glukosa darah glukosa darah atau glukosa
sewaktu > 200 sewaktu < 200 darah sewaktu 110-199
> 200
Diabetes
Melitus
Toleransi Glukosa
glukosa darah puasa Normal
terganggu terganggu
Non Farmakologi
a. Edukasi
dengan tujuan promosi hidup sehat perlu selalu dilakukan sebagai bagian
kronik, pencegahan luka dan perawatan kaki, monitoring kadar gula darah,
2012).
b. Pengaturan Makan
Pada konsensus Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI)
pertumbuhan, status gizi, umur, stres akut, dan kegiatan jasmani untuk
mencapai berat badan ideal. Jumlah kandungan kolesterol < 300 mg/ hari.
digunakan secukupnya.
c. Latihan jasmani
yang lebih berat secara bertahap dan bertahan dalam waktu tertentu.
Latihan yang dapat dijadikan pilihan adalah jalan kaki, jogging, lari,
memakai sepaatu yang pas, harus didampingi oleh orang yang tahu
Farmakologi
suntikan).
1) Sulfonilurea
Obat golongan ini biasanya diberikan pada pasien dengan berat badan
normal dan masih bisa dipakai pada pasien yang bertanya sedikit
keadaan pada keadaan insufisiensi renal dan orang tua kena resiko
Preparat yang ada dan aman adalah metformin. Obat ini dianjurkan
untuk pasien gemuk sebagai obat tunggal. Pada pasien dengan berat
3) Inhibitor α glukosidase
beredar di Inndonesia.
b. Insulin
lain-lain)
perencanaan makan
5) DM yang tidak berhasil dikelola dengan obat hipoglikemik oral dosis
1. Pengkajian
a. Identitas Klien
bangsa, tanggal dan jam masuk rumah sakit, nomer register, diagnosis
medis
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
polifagia.
1) Aktivitas/ Istirahat
Gejala : Lemah, letih, sulit bergerak/ berjalan, kram otot, tonus
2) Sirkulasi
yang lama.
Nadi yang menurun/ tidak ada. Disritmia. Krekels; GJK. Kulit panas,
3) Eliminasi
4) Nutrisi/ Cairan
(tiazid)
5) Neurosensori
dari DKA)
6) Pernapasan
7) Keamanan
tajam)
8) Seksualitas
2. Diagnosa Keperawatan
abdomen,perubahan kesadaran
tubuh
Diagnosa
No SLKI SIKI Aktivitas
Keperawatan
FORMAT PENGKAJIAN
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
PROGRAM STUDI Ners
INSTITUT KESEHATAN PRIMA NUSANTARA
BUKITTINGGI
DATA KLINIS
Nama Klien : Tn.S No. Rek. Medis :15.76.89
Jenis Kelamin : laki-laki Ruangan : interne (kelas III.4)
Usia : 54 TB : 160 BB : 60 (aktual/potensial)
Suhu : 36,5 Nadi : 80x/i RR : 26x/i
Tekanan Darah : 90/60 mm/ Hg
Tanggal Kedatangan : 03-02-2021 Waktu/ Jam : 20.50 wib
Tanggal Pengkajian : 05-02-2021
Orang yang bisa dihubungi : istri Telepon :
Catatan Kedatangan : Kursi roda Ambulans Brankar
Lain-lain
Klien mengatakan orang tua laki-laki mengidap penyakit hipertensi dan 2 orang anak laki-laki
klien meninggal dan tidak diketahui penyebab kematian anaknya.
Keterangan :
X : meninggal
: laki-laki
: perempuan
17
PENGGUNAAN
Tembakau Tidak Ya Sudah Berhenti
:
Berhenti (Tanggal) :
Jumlah penggunaan : <1 bks/hari 1-2 bks/hari >2 bks/hari
Alkohol Tidak
:
Ya, Jumlah penggunaan: / hari
Obat lain :√ √ Tidak
Ya, Jenis: Penggunaan : .
Alergi (obat-obatan, makanan, plester, zat warna) : .
Reaksi Alergi : tidak ada alergi
.
Masalah Keperawatan: defisit pengetahuan
.
.
18
POLA NUTRISI / METABOLISME
KONDISI SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT
POLA ELIMINASI
KONDISI SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT
Lain-lain :
POLA ISTIRAHAT
TIDUR
Kebiasaan :5-6 Jam/ hari
Tidur malam Tidur siang Tidur sore
Merasa segar setelah tidur : Tidak Ya
Masalah tidur : Tidak Ada √ Sering terbangun Terbangun dini
Insomnia Mimpi buruk
Lain-lain :
Miosis Midriasis
Diplopia Exopthalmus
Lain-lain :
Hidung
Lain-lain :
.
Telinga
Masalah Keperawatan:
.
3. Sistem Pernafasan
Jalan Nafas Ada Bersih
: Sumbatan
Karakteristik Sumbatan : Sputum√ Lendir
Ludah Darah
Sirkulasi Jantung
normal terutama pada sela iga 5-6 linea medioklavikularis kiri karena batas kiri
jantung ditentukan dengan perkusi pada line aksilaris media kebawah perubahan
bunyi dari sonor ke tymphani merupakan batas paru kiri dari batas paru kiri dapat
Kiri
Lain-lain :
.
5. Sistem Pencernaan
Mulut
Stomatitis : Ya √ Tidak
Tidak Ada
Ginggivitis : Ya √ Tidak
Abdomen
Auskultasi
Lain-lain :
.Masalah Keperawatan: tidak ada masalah keperawatan
.
6. Sistem Urogenital
Merah Putih
Distensi : Ya √ Tidak
Lain-lain :
5555 5555
Lain-lain :
Masalah Keperawatan:
8. Sistem Integumen .
Dekubitus
Lain-lain :
Masalah Keperawatan:
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Diagnostik :
1. Hasil Thorak
Laboratorium :
Tanggal 4/02/2021
tanggal 5/02/2021
Penjelasan Dm
Dm tipe II
makan
Penjelasan TB kategori II
(……………………………………)
ANALISA DATA
1 Ds :
2. Klien menggatakan
dalam sehari
Do :
tanggal 4/02/2021
130 mm/dl
Tanggal 5/02/2021
3. Urine : 3 liter/hari
kg
kadang berdahak
bungkus /hari
untuk mengeluarkan
dahak/sputum
DO :
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 80x/i
RR : 26x/i
S : 36,5 c
Ronchy (+)
TCM (+)
3 Ds : Hambatan Gangguan pola tidur
tidur
terbangun
terbatas
Do :
1. Klien tampak sering
terbangun
1.
2.
3.
4 Ds : Kelemahan Defisit perawatan diri
mampu
mandi/mengenakan
pakaian sendiri
2. Klien menggatakan
minat melakukan
Do :
merawat diri
merata
6. rambut berminyak
5 Ds : Kurang terpapar Defisit pengetahuan
dan minuman
2. Klien menggatakan
saja
3. Klien menggatakan
jarang kontrol kesehatan
ke fasilitas kesehatan
Do :
terpapar informasi
tentang penyakitnya
2. klien tampak
kebingunggan
C. Diagnosa Keperawatan
darah puasa
4. Bersihan jalan nafas tidak efektif Berhubungan dengan sekresi yang tertahan
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang tertahan
O:
1. Klien tampak
lemah
2. TD : 90/60 mmHg
3. RR : 26x/i
4. Nadi : 80x/i
5. Suhu : 36,5 c
6. Intake cairan 1.500
cc/hari
7. Out put cairan
3000 cc/hari
8. Glukosa darah
puasa Tgl 5-2-
2021= 214mg/dl
9. Injeksi novorapid
3x12 unit
10. Inj. Lovemir 1x10
unit
11. Infus terpasang
Nacl 12jam/kolf
12. DD TKTP : Tanpa
gula sederhana
13. Klien tampak
mendengarkan
waktu diberikan
edukasi tentang
penyakit DM
( Pengertian,penye
bab,komplikasi,pe
natalaksanaan DM
dengan
menganjurkan
pada klien untuk
patuh terhadap diet
yang diberikan dan
pengobatan yang
dianjurkan oleh
dokter)
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
a.
dan gejala
hiperglikemia
b.
dan out put cairan
c.
d.
pemberian cairan
IV
2 Ketidakstabilan 05-02-2021 2.Edukasi program 05-02-2021 S :
kadar glukosa pengobatan Klien mengatakan
darah :hiperglikemi 13.00 WIB kurang mengetahui
berhubungan dengan 09.45 WIB 1. Mengidentifikasi tentang obat yang
gangguan glukosa pengetahuan tentang dapat digunakan untuk
darah puasa obat yang menyembuhkan
direkomendasikan penyakitnya.
nafas tidak efektif 09.55 WIB 2. Memfasilitasi
d.d sekresi yang informasi tertulis atau Klien mengatakan
tertahan gambar untuk selama dirawat
meningkatkan dirumah sakit keluarga
pemahaman selalu memberikan
10.10 WIB 3. memberikan dukungan dukungan pada klien
untuk menjalani agar mau
program pengobatan mendengarkan nasehat
dengan baik dan benar dan anjuran dari donter
10.20. WIB 4. meLibatkan keluarga dan petugas kesehatan
untuk memberikan lainya
dukungan pada pasien
selama pengobatan O:
5. menJelaskan manfaat Klien melihat leaflet
dan efek samping yang diberikan serta
penggobatan bertanya tentang
10.25 WIB 6. menJelaskan strategi penyebab dari penyakit
mengelola efek yang dideritanya.
samping obat
7. menJelaskan cara Klien tampak semangat
penyimpanan,pemantau dan berterimakasih
n sisa obat ketika diberikan
10.30 WIB 8. menginformasikan penjelasan atau
fasilitas kesehatan yang informasi pengobatan
dapat digunakan penyakit DM
selama pengobatan
9. menganjurkan
mengkonsumsi obat
sesuai indikasi Klien sering bertanya
10. menganjurkan bertanya diwaktu diberikan
jika ada sesuatu yang penjelasan
tidak dimengerti
sebelum dan sesudah Klien tampak
pengobatan dilakukan memahami setelah
diberikan edukasi
tentang efek samping
pengobatan,cara untuk
mengatasi efek
samping obat dan cara
menyimpan
obat,fasilitas kesehatan
yang dapat digunakan
selama pengobatan
seperi bidan desa
setempat dan
puskesmas
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi intervensi
dihentikan
2. Klien tampak
semangat dan
berterimakasih
ketika diberikan
penjelasan atau
informasi
pengobatan
penyakit DM
3. Klien sering
bertanya
diwaktu
diberikan
penjelasan
4. Klien tampak
memahami
setelah
diberikan
edukasi tentang
efek samping
pengobatan,cara
untuk mengatasi
efek samping
obat dan cara
menyimpan
obat,fasilitas
kesehatan yang
dapat digunakan
selama
pengobatan
seperi bidan
desa setempat
dan
A : masalah teratasi
sebagian
P : intervensi
dilanjutkan
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
e.
2. Bersihan jalan 06-02-2021 1. memonitor pola nafas 06-02-2021 S:
nafas tidak 10.40 WIB 2. memonitor bunyi nafas tambahan 13.30 wib a.klien mengatakan
efektif 3. Monitor sputum/jumlah,warna batuk dan kadang
berhubungan 10.50 Wib aroma kadang berdahak
dengan sekresi 4. Mempertahankan kepatenan mengatakan sering
yang tertahan jalan nafas batuk dan kadang-
11.00 Wib 5. memberikan posisi semi fowler kadang berdahak
atau fowler
11.05 Wib 6. memberikan minuman hangat susah untuk
7. mengjarkan teknik batuk efektif menggeluarkan dahak
11.15 Wib O:
11.20 wib jalan nafas ada
sumbatan karena
sputum
irama nafas klien tidak
teratur dangkal dan
cepat
Ronchi +
Saturasi O2: 98 %
Dahak warna putih
kental
Klien dalan posisi semi
fowler
Klien tampak susah
menggeluarkan dahak
Klien memperagakan
batuk efektif yang
diajarkan
A:
Masalah teratasi
sebagian
P:
Intervensi dilanjutkan
3. Gangguan pola 06-02-2021 1.mengiIdentifikasi kesiapan dan 06-02-2021 S:
tidur 10.40 WIB kemampuan menerima informasi 13.35 Wib klien mengatakan sipa
berhubungan 2.menyediakan materi dan media untuk menerima
dengan 10.50 Wib pengaturan aktivitas informasi yang di
hambatan 3.menJadwalkan pemberian berikan
lingkungan pendidikan kesehatan sesuai
11.00 Wib kesepakatan klien tampak antusias
4.memberikan kesempatan pada dengan leaflet yang
11.05 Wib pasien dan keluarga untuk bertanya diberikan
5.menjelelaskan pentingnya
11.15 Wib melakukan aktivitas fisik/ olah raga klien menetapkan
11.20 wib secara rutin jadwal pendidikan
6.menganjurkan terlibat dalam kesehatan
aktivitas kelompok
7.menganjurkan menyusun jadwal klien tampak antusias
aktivitas istirahat dan rajin bertanya
8.mengajarkan cara
mengidentifikasi kebutuhan klien tampak
istirahat memahami tentang
9.mengajarkan mengidentifikasi penjelasan pentingnya
target dan jenis aktivitas sesuai melakukan aktivitas
kemampuan. fisik/olah raga
klien melakukan
kegiatan yang ada
dilingkungan sekitarya
klien menetapkan
jadwal istirahat yang
telah disepakati dengan
petugas kesehatan
6. Klien tampak
semangat dan
berterimakasih
ketika diberikan
penjelasan atau
informasi
pengobatan
penyakit DM
7. Klien sering
bertanya
diwaktu
diberikan
penjelasan
8. Klien tampak
memahami
setelah
diberikan
edukasi tentang
efek samping
pengobatan,cara
untuk mengatasi
efek samping
obat dan cara
menyimpan
obat,fasilitas
kesehatan yang
dapat digunakan
selama
pengobatan
seperi bidan
desa setempat
dan
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan tinjauan teoritis dengan tinjauan kasus yang telah dibuat serta faktor-
A. Pengkajian
diketahui kebutuhan klien sesuai dengan kebutuhan yang ada. Data yang
sesuai.
makan 8 bulan terakhir ini, sudah 4 hari tidak buang air besar, perut terasa
89
begah, pasien mengeluhkan lemah, kesadaran compos mentis, nafsu makan
berkurang, sakit pada ulu hati, makan sayur dan buah sangat kurang,
dirasakan hilang timbul, turgor kulit agak kering, mukosa bibir agak kering,
pasien rasanya ingin buang air besar tapi tidak bisa keluar, BAB keras, pasien
B. Diagnosa
seluruhnya dialami oleh klien.Sesuai dengan data objektif dan data subjektif
klien yaitu :
Pada kasus ini diagnosa yang muncul pada saat pengkajian hampir
sama dengan teori yang didapat karena yang didapat saat pengkajian adalah
Pasien mengatakan badan sering merasa lelah atau lesu, sering merasa haus,
26x/i,S : 36,5 c maka timbulah masalah keperawatan bersihan jalan nafas tidak
C. Intervensi
rencana keperawatan yang telah disusunkan oleh PPNI, SDKI, SLKI, SIKI
sebagai standar acuan asuhan keperawatan yang diberikan. Dalam hal ini
begitu berarti hal ini disebabkan karena adanya beberapa faktor pendukung
D. Implementasi
E. Evaluasi
kepada Tn,S selama 2x pertemuan kepada Tn.S pada jam pertama sampai
dapat disembuhkan tetapi kadar gula darah dalam darah dapat distabilkan
insulin dan oral serta pengetahuan yang tepat bagi penderita diabetes tentang
benar dalam penyediaan diet diabetes. Namun saat ini masih banyak
diet.
Penelitian yang dilakukan oleh Losen Adnyana dkk (2009), terhadap 100
Denpasar yang patuh dalam pelaksanaan diabetes melitus hanyalah 37% yang
cara pelaksanaan diet diabetes melitus sebagai salah satu cara meningkatkan
A. Kesimpulan
Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan oleh kelompok 3
pada Tn. S pada tanggal 5 Februari 2021 diruangan Kelas III Interne RSUD
1. Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis
termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi
karbohidrat. Jika telah berkembang secara klinis, maka diabetes mellitus
ditandai dengan hiperglikemia puasa dan postprandial, aterosklerotik dan
penyakit vascular mikroangiopati, dan neuropati ( Sylvia A. Price dan
Lorraine M. Wilson, 2005 : 1260). American Diabetes Association (ADA),
klasifikasi klinis gangguan toleransi glukosa meliputi :
a. Diabetes tipe 1
b. Diabetes tipe 2
c. Diabetes Gestasional (GDM).
d. Tipe khusus lain
Manifestasi klinis :
Poliuria, polidipsia, polifagia, kelemahan, kram otot, kebas, kesemutan, lesi
membran basalis.
2. Hasil pengkajian memperlihatkan terdapatnya keluhan-keluhan pasien seperti
Pasien mengatakan badan sering merasa lelah atau lesu, sering merasa haus,
bersihan jalan nafas tidak efektif. pasien juga mengatakan susah tidur,setelah
3. Setelah dilakukan Asuhan keperawatan dari tanggal 5-6 Februari 2021 pada
keperawatan teratasi.
B. Saran
Melitus
4. Bagi Mahasiswa
Brunner & Suddarth. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol. 2.
Jakarta:EGC.
Howak, Jane Hokanson. (2005). Buku Ajar : Medical Surgical Nursing, Edisi 8.
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3.
Jakarta: EGC
6. Jakarta: EGC
Indriastuti, Na. 2008. Laporan Asuhan Keperawatan Pada Ny. J Dengan Efusi
Aesculapius
Alumni
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006.