PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang abnormal > 3
kali/ hari, serta perubahan isi / volume (> 200 g/hari) dan konsistensi feses cair. (Brunner
dan Suddarth, 2002). Diare atau dikenal dengan sebutan mencret memang merupakan
penyakit yang masih banyak terjadi pada masa kanak dan bahkan menjadi salah satu
penyakit yang banyak menjadi penyebab kematian anak yang berusia di bawah lima
tahun (balita). Karenanya, kekhawatiran orang tua terhadap penyakit diare adalah hal
yang wajar dan harus dimengerti. Justru yang menjadi masalah adalah apabila ada orang
tua yang bersikap tidak acuh atau kurang waspada terhadap anak yang mengalami diare,
faktor utamanya. Penularan diare umumnya melalui 4F, yaitu Food, Fly , Feces, dan
Finger.
Diare lebih dominan menyerang balita karena daya tahan tubuhnya yang masih
lemah, sehingga balita sangat rentan terhadap penyebaran bakteri penyebab diare. Jika
Inilah yang harus selalu diwaspadai karena sering terjadi keterlambatan dalam
pertolongan dan mengakibatkan kematian. Dehidrasi yang terjadi pada bayi maupun anak
akan cepat menjadi parah. Hal ini disebabkan karena seorang anak berat badannya lebih
ringan daripada orenag dewasa. Maka cairan tubuhnya pun relatif sedikit, sehingga jika
1
kehilangan sedikit saja cairan dapat mengganggu organ-organ vitalnya. Apalagi sang
mendeteksinya. Dehidrasi akan semakin parah jika ditambah dengan keluhan lain seperti
mencret dan panas karena hilangnya cairan tubuh lewat penguapan. Kasus kematian
balita karena dehidrasi masih banyak ditemukan dan biasanya terjadi karena
seluruh daerah gegrafis di dunia. Secara global terjadinya peningkatan kejadian diare dan
kematian akibat diare pada balita pada tahun 2020-2017. Pada tahun 2015, diare
menyebabkan sekitar 688 juta orang sakit dan 499.000 kematian diseluruh dunia terjadi
pada anak-anak dibawah 5 tahun. Data WHO (2017) menyatakan hampir 1,7 miliar kasus
diare terjadi pada anak dengan angka kematian sekitar 525.000 pada anak balita tiap
kehilangan nutrisi yabg dibutuhkan anak untuk tumbuh, sehingga diare merupakan
penyebab utama malnutrisi pada anak dan menjadi penyebab kematian kedua pada anak
berusia di bawah 5 tahun. Berdasarkan data United Nation Children’s Fund (UNICEF)
dan WHO pada tahun 2013, secara global terdapat dua juta anak meninggal tiap tahunnya
karena diare.
ditangani instansi kesehatan indonesia menurun tiap tahunnya. Pada tahun 2016 penderita
diare diindonesia yang ditangani sebanyak 46.4% dari jumlah penderita diare keseluruhan
yang tercatat berjumlah 6.897.463 orang. Pada tahun 2015 jumlah kasus yang ditangani
4.017.861 orang sedangkan pada tahun 2014 jumlah penanganan kasus diare oleh isntansi
2
kesehatan 8.490.976 orang. Jumah penderita KLB diare tahun 2020 di Indonesia menurun
secara signifikan dibandingkan tahun 2021 dari 1.654 kasus menjadi 646 kasus pada
tahun 2020. KLB diare pada tahun 2020 terjadi di 6 provinsi dengan penderita terbanyak
terjadi di Jawa Tengah yang mencapai 294 kasus ( Profil Kesehatan Indonesia, 2020).
pada 2014 terjadi 31.400 kasus diare pada balita dan meningkat menjadi 34.080 kasus
ditahun 2015 dan tahun 2016 jumlah kasus diare balita menjadi 31.392 kasus.
jumlah kasus diare balita disumbar tidak diikuti dengan penurunan kasus diare balita
dibeberapa kabupaten kota salah satunya Kabupaten Pasaman. Penemuan kasus diare di
kabupaten pasaman dari tahun 2016-2020 mengalami kenaikan berdasarkan laporan dinas
kesehatan kabupaten pasaman khususnya RSUD Lubuk Sikaping jumlah penderita diare
balita 1-4 tahun dari tahun 2016-2017 berturut turut adalah dari 120 menjadi 130 orang
sedangkan 2018-2019 berturut turut adalah dari 135-150 orang. Dari data yang di dapat di
Rumah Sakit Umum Daerah lubuk sikaping dari Mei hingga juli 2020 ditemukan kasus
diare akut sebanyak 22 kasus. Sedangkan dari Agustus hingga Oktober 2020 didapatkan
40 orang menderita Diare Akut. Hal ini menunjukkan peningkatan insidensi diare akut
selama kurun waktu 3 bulan di ruang perawatan anak (buku laporan bulanan Ruang
pengelolaan kasus pada pasien GEA dengan judul “Asuhan Keperawatan pada An. M (1
th) dengan GEA di Ruang Perawatan Anak RSUD Lubuk Sikaping Tahun 2020.
3
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Akut.
Diare Akut.
Akut.
h. Mampu membandingkan antara teori, kasus dan evidance based yang ada
C. Manfaat
1. Bagi Pasien
4
2. Bagi Pelayanan kesehatan
keperawatan pada pasien dengan Diare Akut, sehingga dapat dilakukan tindakan
yang segera untuk mengatasi masalah yang terjadi pada pasien dengan Diare Akut.
3. Bagi Pembaca
kepada pembaca. Khususnya dalam menyikapi dan mengatasi jika ada penderita
Diare Akut.
4. Bagi Mahasiswa
5
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Defenisi
Gastroenteritis adalah suatu kondisi yang ditandai dengan adanya muntah dan
diare yang diakibatkan oleh infeksi, alergi, tidak toleran terhadap makanan tertentu atau
yang ditandai dengan muntah-muntah dan diare yang berakibat kehilangan cairan dan
Betz; 2002).
Buang air besar (defekasi), dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya
(normal 100-200 ml per jam tinja), dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair
(setengah padat), dapat pula disertai defekasi yang meningkat. (Mansoer, Aref, 1999).
Diare adalah defekasi encer > 3 kali / hari dengan / tanpa darah dan atau lendir
dalam tinja. Diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak dan berlangsung < 7
hari pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat. Diare melanjut / berkepanjangan adalah
episode diare akut yang melanjut hingga berlangsung selama 7-14 hari, Diare persisten /
kronik adalah episode diare yang mula-mula bersifat akut namun berlangsung selama 14
hari atau lebih, Disentri adalah diare yang disertai darah dalam tinja. (Arif Mansjoer dkk,
2000).
Diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang abnormal > 3
kali / hari, serta perubahan isi / volume (>200 gr/hari) dan konsistensi feses cair. (Brunner
6
Menurut World Health Organization (WHO), penyakit diare adalah suatu
penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek
sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar yang lebih dari biasa, yaitu
3 kali atau lebih dalam sehari yang mungkin dapat disertai dengan muntah atau tinja yang
berdarah. Penyakit ini paling sering dijumpai pada anak balita, terutama pada 3 tahun
pertama kehidupan, dimana seorang anak bisa mengalami 1-3 episode diare berat
(Simatupang, 2004).
Di Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI, diare diartikan sebagai buang air besar
yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi lebih banyak dari
biasanya. Neonatus diyatakan diare bila frekuensi buang air besar sudah lebih dari 4 kali,
sedangkan untuk bayi berumur lebih dari 1 bulan dan anak, frekuensinya lebih dari 3 kali
(Simatupang, 2004).
Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan
lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat pula
berbagai enterogen termasuk, bakteri, virus dan parasit, tidak toleran terhadap makanan
tertentu atau mencerna toksin yang ditandai dengan muntah-muntah dan diare yang
berakibat kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan
keseimbangan elektrolit.
7
B. Epidemiologi
Indonesia pada tahun 2.000 adalah 301 per 1.000 penduduk untuk semua
golongan umur dan 1,5 episode setiap tahunnya untuk golongan umur balita.
Cause Spesific Death Rate (CSDR) diare golongan umur balita adalah sekitar
4 per 1.000 balita. Kejadian diare pada anak laki-laki hampir sama dengan
anak perempuan. Penyakit ini ditularkan secara fekal oral melalui makanan
yang tinggi dari penyakit diare merupakan kombinasi dari sumber air yang
1. Pengertian
pencampuran) dengan enzim dan zat cair yang terbantang mulai dari mulut
a. Kelenjar ludah
c. Kelenjar hati
d. Kelenjar pankreas
6
3. Struktur Pencernaan
a. Mulut / Oris
Mulut adalah suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air.
berakhir di anus.
gigi susu, terdiri dari 8 buah gigi seri (dens insisivus), 4 buah
(premolare).
Fungsi gigi terdiri dari; gigi seri untuk memotong makanan, gigi
dipotong-potong.
2) Lidah
7
napas pada waktu kita menelan makanan, supaya makanan
3) Kelenjar ludah
8
- Kelenjar sublingualis; letaknya dibawah selaput lendir dasar
b. Faring
bagian inferior.
c. Esofagus
9
1) Bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka)
d. Gaster / Lambung
1) Bagian lambung
10
- Osteum kardiakum, meruapakan tempat dimana esofagus
orifisium pilorik.
2) Fungsi lambung
susu).
e. Pankreas
11
- Kepala pankreas, terletak di sebelah kanan rongga abdomen
pertama.
menyentuh limpa.
2) Fungsi pancreas
insulin.
di intestinum.
12
3) Hasil sekresi
duodenum.
pankreas terdiri dari atas lobulus dari sel sekretori yang tersusun
ekor pankreas dan berjalan melalui badan pankreas dari kiri ke kanan.
Saluran kecil ini menerima saluran dari lobulus lain dan kemudian
4) Struktur pankreas
13
pankreas terdapat kelenjar-kelenjar yang membuat ludah perut atau
f. Kantung Empedu
menjadi kental.
14
kantung empedu lalu menjadi pekat berkumpul dalam kantung
empedu.
duodenum.
g. Hati
fungsinya, hati juga termasuk sebagai alat sekresi. Hal ini dikarenakan
yang bersifat racun dan menghasilkan amonia, urea, dan asam urat
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang
terletak di antara lambung dan usus besar. Usus halus terdiri dari tiga
bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejenum),
usus penyerapan (illeum). Pada usus dua belas jari terdapat dua muara
15
- Usus dua belas jari (duodenum) adalah bagian pertama usus
dari pilorus.
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus
- Tempat feses
hepatika.
16
abdomen, sebelah kanan terdapat fleksura hepatika dan sebelah
sigmoid.
rektum.
j. Usus Buntu
memiliki fungsi, tetati saat ini diketahui bahwa fungsi apendiks adalah
kelenjar limfoid.
k. Umbai Cacing
Umbai cacing adalah organ tambahan pada usus buntu. Umbai cacing
terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Dalam orang dewasa, umbai
17
cm.walaupun lokasi apendiks selalu tetap, lokasi umbai cacing bisa
l. Rektum
m. Anus
rektum dengan dunia luar (udara luar). Terletak di dasar pelvis bagian
yaitu :
kehendak.
18
Gambar 2.1
Sistem Pencernaan Manusia
(Sumber : www.google.co.id/anatomi+fisiologi+sistem+pencernaan)
D. Etiologi
penderita.
19
5. Faktor lingkungan dan perilaku
kotor
kamar mandi.
diare.
E. Klasifikasi
1. Diare Akut
Adalah diare yang terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang dari 7
2. Diare Kronis
20
Adalah diare yang berlangsung paling sedikit 2 minggu.
a. Diare osmotik
dihentikan).
mulainya/pola tampilannya.
b. Diare sekretorik
F. Patofisiologi
21
Faktor-faktor fisiologi yang menyebabkan diare sangat erat
khim dalam usus. Keadaan ini akan memperpendek waktu sentuhan khim
dengan selaput lendir usus, sehingga penyerapan air, elektrolit dan zat lain
penyebab dari diare, maka patofisiologi diare dapat dibagi dalam 3 macam
Gangguan sekresi
juga cukup penting dalam diare adalah empedu. Ada 4 macam garam
22
perubahan PH cairan usus juga. dapat menyebabkan terjadinya diare,
berada dalam keadaan yang cukup tercerna. Juga. waktu sentuhan yang
penderita yang masih dapat hidup setelah reseksi usus, walaupun waktu
dalam hal ini dapat memberikan efek langsung sebagai diare. Selain itu
bahwa hubungan antara aktivitas otot polos usus,gerakan isi lumen usus
23
dan absorpsi mukosa usus merupakan suatu mekanisme yang sangat
kompleks.
osmotik
diare. Adanya malabsorpsi dari hidrat arang, lemak dan zat putih telur
karena defesiensi enzim laktase. Dalam hal ini laktosa yang terdapat
gugusan asam organik dengan rantai atom karbon yang lebih pendek
yang terdiri atas 2-4 atom karbon. Molekul-molekul inilah yang secara
aktif dapat menahan air dalam lumen kolon hingga terjadi diare.
dan trehalase) dapat terjadi pada setiap kelainan pada mukosa usus
halus. Hal tersebut dapat terjadi karena enzim-enzim tadi terdapat pada
24
G. Tanda dan Gejala/ Manifestasi Klinis
Tanda-tanda awal dari penyakit diare adalah bayi dan anak menjadi
gelisah dan cengeng, suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu makan berkurang
atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja akan menjadi cair dan mungkin
disertai dengan lendir ataupun darah. Warna tinja bisa lama-kelamaan berubah
sekitarnya lecet karena seringnya defekasi dan tinja makin lama makin asam
sebagai akibat banyaknya asam laktat yang berasal darl laktosa yang tidak
dapat diabsorbsi oleh usus selama diare. Gejala muntah dapat terjadi sebelum
atau sesudah diare dan dapat disebabkan oleh lambung yang turut meradang
2006).
gejala dehidrasi mulai tampak. Berat badan turun, turgor kulit berkurang, mata
dan ubun-ubun besar menjadi cekung, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit
tampak kering (Hasan dan Alatas, 1985). Menurut Kliegman, Marcdante dan
frekuensi diare masih dalam batas toleransi dan belum ada tanda-tanda
dehidrasi.
25
2. Diare dengan dehidrasi ringan (3%-5%)
Pada tingkat diare ini penderita mengalami diare 3 kali atau lebih,
kurang atau langsung tidak ada, irritabilitas atau lesu, mata dan ubun-
ubun besar menjadi cekung, turgor kulit berkurang, selaput lendir bibir
dan mulut serta kulit tampak kering, air mata berkurang dan masa
Pada keadaan ini, penderita sudah banyak kehilangan cairan dari tubuh
pulsasi yang melemah, hipotensi dan tekanan nadi yang menyebar, tidak
ada penghasilan urin, mata dan ubun-ubun besar menjadi sangat cekung,
tidak ada produksi air mata, tidak mampu minum dan keadaannya mulai
26
Sedangkan menurut sumber lain, tanda dan gejala diare dapat
meliputi :
1. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer
2. Kram perut
3. Demam
4. Mual
5. Muntah
6. Kembung
7. Anoreksia
8. Lemah
9. Pucat
27
2. Skor Maurice King
Tabel 2.1
Skor Maurice King
Keterangan :
a. Skor :
Tabel 2.2
Cara Menentukan Derajat Dehidrasi
A B C
Yang dinilai (Tanpa (Dehidrasi Tak (Dehidrasi
dehidrasi) Berat) Berat)
28
Riwayat
1. Diare 1. < 4 x/hari cair 1. 4-10 x/hari cair 1. > 10 x/hari
cair
2. Muntah 2. Sedikit / tidak 2. Beberapa kali 2. Sangat sering
3. Rasa haus 3. Minum biasa 3. Haus sekali, 3. Tidak dapat
tidak haus rakus ingin minum
minum banyak
Raba
1. Kulit 1. Kembali 1. Kembali 1. Kembali
(dicubit) cepat lambat*** sangat lambat
2. Denyut 2. Normal 2. Agak cepat 2. Sangat cepat,
nadi lemah tidak
teraba
3. Ubun-ubun 3. Normal 3. Cekung 3. Sangat cekung
Kehilangan
1. Berat 1. < 40 g/KgBB 1. 40-100g/KgBB 1. >100 g/ KgBB
Badan
2. Cairan 2. < 5% BB 2. 5-10 % BB 2. > 10 % BB
Keterangan :
* Pada beberapa anak mata normalnya agak cekung : perlu
dikonfirmasikan dengan orang tua
29
** Kekeringan mulut dan lidah dapat diraba dengan jari bersih dan
kering, mulut selalu kering pada anak yang biasa bernafas dengan
mulut, mulut anak dehidrasi dapat basah karena habis minum
*** Cubitan kulit kurang berguna pada anak dengan marasmus,
kwashiorkor atau anak gemuk (sangat lambat jika kembali > 2 detik).
A = Tidak / tanpa dehidrasi
B = Dehidrasi tidak berat : 2 atau lebih tanda dimana salah satu tanda
adalah *
C = Dehidrasi berat : 2 atau lebih tanda dimana salah satu tanda
adalah*
(SPM Kesehatan Anak IDAI, 2004).
Gambar 2.2
Gejala Diare
H. Komplikasi
2. Syok
30
3. Kejang
4. Sepsis
6. Ileus Paralitik
7. Malnutrisi
I. Pemeriksaan Penunjang
sebagai berikut :
2. Volume Feses: Jika cairan diare tidak terdapat lekosit atau eritrosit,
Sekali diare harus dicatat (>250 ml/day), kemudian perlu juga ditentukan
3. Mengukur Berat dan Kuantitatif fecal fat pada feses 24 jam : Jika berat
feses > 300/g 24jam mengkonfirmasikan adanya diare. Berat lebih dari
31
1.000-1.500 gr mengesankan proses sektori. Jika fecal fat lebih dari 10g/
4. Lemak Feses : Sekresi lemak feses harian < 6g/ hari. Untuk menetapkan
suatu steatore, lemak feses kualitatif dapat menolong yaitu >100 bercak
merak orange per ½ lapang pandang dari sample noda sudan adalah
positif. False negatif dapat terjadi jika pasien diet rendah lemak. Test
pada tahap akhir. Eksresi yang banyak dari lemak dapat disebabkan
osmotic atau diare sekretori. Elekrolit feses Na, K dan Osmolalitas harus
feses adalah 290 mosm dikurangi 2 kali konsentrasi elektrolit faeces (Na
& K) dimana nilai normalnya < 50 mosm. Anion organic yang tidak
yang bernilai untuk anion gap, terjadi dari degradasi bakteri terhadap
seperti tinggi. Diare dengan normal atau osmotic gap yang rendah
32
6. Pemeriksaan parasit atau telur pada feses : Untuk menunjukkan adanya
karotin dan kolesterol mungkin turun tetapi Fe, folat dan albumin
mengkin sekali rendaah jika penyakit adalah mukosa primer dan normal
J. Penatalaksanaan
1. Keperawatan
e. Perawatan perineal
33
f. Penyuluhan kesehatan :
4) Imunisasi campak
2. Medis
a. Rencana Pengobatan A
Digunakan untuk :
Tabel 2.3
Kebutuhan oralit per kelompok umur
34
< 12 bulan 50-100 ml 400 ml / hari (2
bungkus)
1-4 tahun 100-200 ml 600-800 ml / hari
(3-4 bungkus)
> 5 tahun 200-300 ml 800-1000 ml /
hari (4-5
bungkus)
Dewasa 300-400 ml 1.200-2.800 ml /
hari
35
Berikan makanan yang sama setelah diare berhenti
dan berikan makanan tambahan setiap hari selama 2
minggu.
c) Bawa anak kepada petugas bila anak tidak membaik
selama 3 hari atau anak mengalami : bab sering kali,
muntah berulang, sangat haus sekali, makan minum
sedikit, demam, tinja berdarah
b. Rencana Pengobatan B
Dehidrasi tidak berat (ringan-sedang); rehidrasi dengan oralit 75 ml /
kg BB dalam 3 jam pertama atau bila berat badan anak tidak
diketahui dan atau memudahkan dilapangan, berikan oralit sesuai
tabel :
Tabel 2.4
Jumlah oralit yang diberikan 3 jam pertama
c. Rencana Pengobatan C
1) Dehidrasi berat : rehidrasi parenteral / cairan intravena segera.
Beri 100 ml/ kg BB cairan RL, Asering atau garam normal
(larutan yang hanya mengandung glukosa tidak boleh
diberikan).
Tabel 2.5
Rehidrasi Parenteral Berdasarkan Umur dan Berat Badan
36
Umur 30 ml/kg BB 70 ml/kg BB
< 12 bulan 1 jam pertama 5 jam kemudian
> 1 tahun ½ jam pertama 21/2 jam kemudian
Rehidrasi parenteral :
a) RL atau Asering untuk resusitasi / rehidrasi
b) D1/4S atau KN1B untuk maintenan (umur < 3 bulan)
c) D1/2S atau KN3A untuk maintenan (umur > 3 bulan)
d) Ulangi bila nadi masih lemah atau tidak teraba
e) Nilai kembali tiap 1-2 jam. Bila rehidrasi belum tercapai
percepat tetesan infuse
f) Juga berikan oralit 5 ml/ kg BB/jam bila penderita bisa
minum. Biasanya setelah 3-4 jam (bayi) atau 1-2 jam (anak)
g) Setelah 3-6 jam (bayi) atau 3 jam (anak) nilai lagi,
kemudian pilih rencana A, B, C untuk melanjutkan
pengobatan.
2) Obat-obat anti diare meliputi antimotilitas (loperamid,
difenoksilat, kodein, opium), adsorben (norit, kaolin, smekta).
3) Obat anti muntah : prometazin , domperidon, klorpromazin
4) Antibiotik hanya diberikan untuk disentri dan tersangka kolera :
Metronidazol 50 mg/kgBB/hari
5) Hipernatremia (Na > 155 mEq/L), dikoreksi dengan D1/2S.
Penurunan kadar Na tidak boleh lebih dari 10 mEq per hari
karena bisa menyebabkan edema otak
6) Hiponatremia (Na < 130 mEq/L), dikoreksi dengan RL atau
NaCl
7) Hiperkalemia (K > 5 mEq/L), dikoreksi dengan kalsium
glukonas perlahan-lahan 5-10 menit sambil memantau detak
jantung
8) Hipokalemia (K < 3,5 mEq/L), dikoreksi dengan KCl
(Kapita Selekta Kedokteran, 2000).
37
B.Asuhan Keperawatan Teoritis
1.Pengkajian
a) Identitas
nomor rekam medic, tanggal/ jam masuk rumah sakit, diagnosa medis.
b) Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
38
Pasien biasanya mengeluh sering menangis, tidak mau makan dan
Pada umumnya anak masuk rumah sakit dengan keluhan buang air
cair berkali-kali baik desertai atau tanpa dengan muntah, tinja dapat
1) Prenatal
2) Natal
3) Post natal
39
mengikuti pertumbuhan dan perkembangan anak pada usia
a. Pola Nutrisi
pada anak < 1tahun/ > 1tahun dengan Berat badan < 7 kg dapat
makanan cair.
b. Pola eliminasi
BAB (frekuensi, banyak, warna dan bau) atau tanpa lendir, darah
dan cara penanganan lebih lanjut. BAK perlu dikaji untuk output
c. Pola istirahat
40
Pada bayi, anak dengan diare kebutuhan istirahat dapat terganggu
d. Pola aktivitas
e. Pemeliharaan kesehatan
d) Pemeriksaan Fisik
nadi cepat dan lemah, tekanan darah menurun, mata cekung, mukosa
bibir dan mulut kering, kulit kering dengan turgor berkurang. Dapat
a. Sistem Neurologi
41
ringan atau tidak tampak sakit. KeSadaran diamati komposmentis,
b. Sistem Penginderaan
Inspeksi :
tampak cekung.
atau midriasis. Pada keadaan diare yang lebih lanjut atau syok
Palpasi :
42
1) Kepala, Ubun-ubun besar cekung, kulit kepala kering,
c. Sistem Integumen
dalam 1 detik = dehidrasi ringan, 1-2 detik = dehidrasi sedang dan >
d. Sistem Kardiovaskuler
Subyektif : badan terasa panas tetapi bagian tangan dan kaki terasa
dingin.
Perkusi : normal redup, ukuran dan bentuk jantung secara kasar pada
kausus diare akut masih dalam batas normal (batas kiri umumnya
tidak lebih dari 4-7 dan 10 cm ke arah kiri dari garis midsternal pada
43
Auskultasi : pada dehidrasiberat dapat terjadi gangguansirkulasi,
e. Sistem Pernafasan
fremitus (-).
f. Sistem Pencernaan
3 kali dalam sehari, adakah bau, disertai lendi atau darah. Kontur
Perkusi : mendengar aanya gas, cairan atau massa (-), hepar dan lien
44
Palpasi : adakah nyeri tekan, superfisial pemuluh darah, massa (-).
g. Sistem Perkemihan
Inspeksi : testis positif pada jenis kelamin laki-laki, apak labio mayor
ketentuan.
h. Sistem Muskuloskletal
Subyektif : lemah
kekuatan otot.
B. Diagnosa Keperawatan
45
(Sumber : Herdman, T Heater, 2013)
46
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
NoMR :
Nama :
Diagnosis TujuandanKriteriaHasil IntervensiKeperawatan
No Keperawatan (NOC) (NIC) Aktivitas
1. Diare berhubungna Setelah dilakukan perawatan Menajemen diare Observasi:
dengan inflamasi 3x24 jam diharapkan diare
gastrointestinal bisa teratasi dengan kriteria
hasil:
Kontrol pengeluaran feses Identifikasi penyebab diare
meningkat
Konsistesi feses menurun Identifikasi riwayat pemberian obat
Frekeuensi devekasi membaik Monitor warna,folume,frekuensi dan
konsistensi tinja
Monitor jumlah dan pengeluaran dioare
Monitor keamanan penyiapan makanan
Terapeutik :
Berikan asupan cairan OML
Pasang jalur intravena
Berikan cairanintravena
Ambil sampel darah untuk pemeriksaan
darah lenhkap
Ambil sampel feses untuk kultur
Edukasi :
Anjurkan makanan porsi kecil tapi
sering
Anjurkan menghindari pemberian
makanan bergas
Anjurkan melanjutkan ASI
47
Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian obat antimotalitas
Edukasi:
Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi:
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori
48
Menajemen diare Observasi:
Identifikasi penyebab diare
Identifikasi riwayat pemberian makanan
Monitor tanda dan gejala hipovelemia
Monitor jumlah pengeluaran diare
Monitor keamanan penyiapan makanan
Teraupetik:
Berikan asupan cairan oral
Pasang jalur intravena
Berikan cairan intarvena
Edukasi:
Anjurkan makananan porsi kecil tapi
sering
Kolaborasi:
Pemberian obat pengeras feses
50
51
BAB III
KASUS
A. IdentitasKlien
52
Diagnosismedik : Diare
Rencanaterapi : iufd RL31 cc/jam, IUFD Wida ZA 27cc/jam, injeksi cefriakson, zink, lakto B, PCT
sirup, liproloxac, L zink sirup
IdentitasOrangTua
Ayah Ibu
Nama ABBAS ULFADILA
Usia 31 TAHUN 24 TAHUN
Pendidikan S1 D III
Pekerjaan GURU AGAMA ISLAM GURU AGAMA ISLAM
Agama ISLAM ISLAM
Alamat MUARO SUNGAI LOLO MUARO SUNGAI LOLO
53
B. IdentitasSaudaraKandung
NO NAMA USIA HUBUNGAN STATUSKESEHATAN
1 NAHDA 4 Tahun Saudara Perempuan Sehat
ROYHANA Kandung
RIWAYATKESEHATAN
A. RiwayatKesehatanSekarang
KeluhanUtama :
Ibu Pasien mengatakan anaknya muntah-muntah lebih dari 7 kali. Dan mencret ( BAB ) Lebih
dari 6 kali dalam sehari konsistensi encer dan berlendir, Badan Anak Panas dan keadaanya
lemah
RiwayatKeluhanUtama :
Ibu Pasien mengatakan anaknya muntah-muntah lebih dari 7 kali. Dan mencret ( BAB ) Lebih dari 6 kali dalam
sehari konsistensi encer dan berlendir, Badan Anak Panas dan keadaanya lemah suhu 38,5 C anak tidak mau
KeluhanPadaSaatPengkajian : .
Didapatkan data dari ibu klien bahwa anaknya muntah lebih dari 7 kali dalam sehari .
Dan buang air besar lebih dari 6 kali dalam sehari dengan konsistensi lembek dan .
Berlendir. Anak dalam keadaan demam dengan suhu 38̊,5C.Anak terlihat lemas dan suka
merengek dan tidak nafsu makan, diet yang diberikan hanya habis setengah porsi dari yang di
sajikan. BB Klien 7 kg.
Dengan intake : 150 +162 = 312 .
Out put : 250 + 284= 534 .
Balance : 312-534 = -222
Diuresis : 250/12X7 = 250/84 = 2,9 .
IMT : PB/BB = -3 SD Kategori kurus
PB/U = 2 SD Kategori Normal
BB/U = -2 SD Kategori Gizi Baik
MasalahKeperawatan: Diare
Defisit Nutrisi
Hipertermi
Ketidakseimbangan elektrolit
54
B. RiwayatKesehatanLalu (Khususuntukanakusia0–5tahun)
1. PrenatalCare
Ibu memeriksakan kehamilannya di : Ibu memeriksakan
kehamilanya 4 kali
selama kehamilan di
praktek dokter dan di
puskesmas
Keluhan selama hamil yang dirasakan oleh Ibu :Ibu Sering Mual dan
muntah serta lebih banyak
tidur karena lemah selama
masa kehamilanya dan
tidak mau makan
2. Intranatal
Tempatmelahirkan : √ RumahSakit Puskesmas
PraktekBidan Lain-lain,
JenisPersalinan : √ Normal Caesar
PenolongPersalinan : √ Dokter Perawat
Bidan Lain-lain
Komplikasi yang dialami oleh ibu pada saat melahir kan dansetelahmelahirkan:
Tidak ada Komplikasi yang dialami oleh ibu pada saat melahirkan dan setelah
melahirkan .
.
55
Post Natal
APGAR Score :8
(UntukSemuaUsia)
MasalahKeperawatan: .
C. RiwayatKesehatanKeluarga
Genogram
KET:
: laki-laki
: Perempuan A I
X : Meninggal
: Klien
56
D. RiwayatImunisasi(ImunisasiLengkap)
JENIS WAKTU REAKSISETELAH
NO FREKUENSI FREKUENSI
IMUNISASI PEMBERIAN PEMBERIAN
1 BCG - - - -
2 DPT(I,II,III) - - - -
3 Polio(I,II,III,IV) - - - -
4 Campak - - - -
5 Hepatitis - - - -
Catatan : Anak Tidak mendapatkan Imunisasi karena orang tua tidak mau Anaknya untuk di
imunisasi
E. RiwayatTumbuhKembang
1. PertumbuhanFisik
Beratbadan :7 Kg
b. Motorikkasar : Ibu Klien mengatakan anaknya sudah dapat berdiri selama 30 detik
dengan berpegangan pada kursi atau meja,dan dapat duduk sendiri tanpa bantuan.
Anak juga sudah dapat mengangkat badanya ke posisi berdiri tanpa bantuan orang
tuanya atau orang lain
57
c. Motorikhalus: Ibu Klien mengatakan anaknya sudah dapat mengambil benda kecil
seperti kismis dan meremas diantara ibu jari juga sudah dapat mempertemukan dua
kubus kecil yang ia pegang
58
d. Kognitifdanbahasa
orang tua klien mengatakan anaknya sudah mampu merespon saat dipanggil namanya
dan mengucapkan “ma-ma” “pa-pa”
F. RiwayatNutrisi
PemberianASI :0-6 Bulan ASI eksklusif
Alasan pemberian susu formula : Ibu Klien mengatakan air susunya sedikit
dan anak suka rewel dan makananya / ASI
menurut ibu tidak cukup lagi bagi
anaknya.
Polaperubahannutrisitiaptahapusiasampainutrisisaatini
USIA JENISNUTRISI LAMAPEMBERIAN
0-6 bulan ASI 6 Bulan
MasalahKeperawatan: .
59
G. RiwayatPsikososial
Anak tinggal bersama :Orang tua ayah dan ibu apabila ayah dan ibu pergi
kerja dititipkan pada nenek nya
60
Hubungan antar anggota keluarga: ayah klien mengatakan klien adalah anak
keduanya dan sangat menyayangi anknya karena ia sangat menginginkan ank laki-
laki. Tapi ia juga mengatakan ia sangat bersyukur anak pertama yang diberikan
adalah anak perempuan yang cantik,demikian dengan ibu klien sangat bersyukur
ats rahmat yang diberikan kaena diberikan ank perempuan dan juga ank laki
laki.hubungan antara ayah dan ibu klien sangat harmonis dan saling menyayangi
hal ini terbukti saat pengkajian perhatian yang dberikan oleh ibu dan ayah klien
terhadap anak yang sakit sangat besar.
H. RiwayatSpiritual
Suppor tsistem dalam keluarga :Kedua orang tua sangat menyayangi anaknya
61
2. PemahamanAnakTentangSakitdanRawatInap
Anak rewel dan menangis ketika sakit dan orang tua khawatir dengan keadaan anaknya
serta ayah klien mengatakan apakah ada anak orang lain yang sama sakitnya dengan
anak nya karena anaknya selalu muntah dan diare dan tidak mau makan .
A. Nutrisi
KONDISI SEBELUMSAKIT SAATSAKIT
1.Selera makan Anak sering menyusu (asi pada Tidak ada selera makan anak
ibu) dan berselera makan sering rewel dan tidak mau
makanan RS
62
B. Cairan
KONDISI SEBELUMSAKIT SAATSAKIT
1. Jenis minuman ASI MLRS
Air putih
63
C. Eliminasi(BAB&BAK)
KONDISI SEBELUMSAKIT SAATSAKIT
1. Tempat pembuangan Kamar mandi Tempat sampah
4. Kesulitan Tidak ada kesulitan BAB dan Sering BAB dan BAK
BAK
D. IstirahatTidur
KONDISI SEBELUMSAKIT SAATSAKIT
1. Jamtidur
a. Siang 3-4 jam 1-2 jam sering terbangun
2. Pola tidur Tidur malam dan pagi hari Pagi,siang,malam tapi seing
terbangun
sebelum tidur
64
E. OlahRaga
KONDISI SEBELUMSAKIT SAATSAKIT
1. Program olahraga -
3. Kondisisetelaholahr - -
aga
F. PersonalHygiene
KONDISI SEBELUMSAKIT SAATSAKIT
1. Mandi
a. Cara Dimandikan oleh orang tua Dilap ibunya
2. Cucirambut
a. Frekuensi 2x sehari Belum ada sampai saat
pengkajian
65
b.Cara Dicuci sama ibu klien -
3. Gunting kuku
a. Frekuensi 1x seminggu Belum ada gunting kuku
selama dirawat
4. Gosokgigi
a. Frekuensi 2x sehari Tidak ada gosok gigi
b. Cara
G. Aktifitas/MobilitasFisik
KONDISI SEBELUMSAKIT SAATSAKIT
1. Kegiatansehari-hari Anak sering maindengan Anak lebih suka rewel
ayahnya dan tidur tapi sering
terbangun
ktifitas
66
4.Kesulitanpergerakantubuh Tidak ada Tidak ada
H. Rekreasi
KONDISI SEBELUMSAKIT SAATSAKIT
1. Perasaansaatsekolah - -
2. Waktuluang - -
3. Perasaansetelah
- -
rekreasi
4. Waktusenggang
keluarga
5. Kegiatanharilibur
67
PEMERIKSAANFISIK
Beratbadan :7Kg
Panjang badan :80Cm
A. Kepala
1. KeadaanRambutdanHygieneKepala
WarnaRambut : Hitam √Coklat
Lain-lain,_ _ .
Penyebaran : Merata √TidakMerata
KebersihanRambut : Bersih √TidakBersih
MudahRontok :√ Ya Tidak
Benjolan : Ada √TidakAda
NyeriTekan : Ada √Tidak
TeksturRambut : Kasar √Halus
EdemaPeradangan
Sklera : Ikterik √Anikterik
Konjungtiva : Normal √Anemis
Peradangan
Keadaan Visus : - OD
OS
Fungsi Penglihatan : √ Normal
KaburExopt
Diplopia
halmus
Lain-lain :Mata Cekung _.
4. HidungdanSinus
Septumhidung : √ Ditengah Tidakditengah
Sekrethidung : Ada √TidakAda
Bila terdapat Sekret : Jernih Purulen
Perdarahan Hidung : Ya √Tidak
Polip Hidung : Ada √Tidak
Peradangan mukosa : Ya √Tidak
Lain-lain : _.
.
69
5. HidungdanSinus
Dauntelinga : Sakit saat digerakkan
√Tidak sakit saat digerakkan
Kondisitelinga : √Normal Kemerahan
Bengkak Luka
Karakteristik :Warna coklat,Konsistensi , Bau tidak ada
Cairan dari telinga : Ada √TidakAda
Rasa penuh ditelinga: Ya √Tidak
Fungsi pendengaran : √ Normal Kurang
Tuli
Fungsi keseimbangan: √Normal AdaGangguan
Lain-lain : _.
.
6.Mulut
Keadaan gigi : Belum tumbuh gigi Gigi berlubang
Gigi lengkap √Gigi belum lengkap
Karang gigi Karies
Gigibersih
Gusi : Peradangan √Normal
Lidah : Bersih √Kotor
Bibir : Normal/pink Sianosis Kering√
Pucat Kering
Pecah-pecah
Baumulut : √Berbau TidakBerbau
Fungsibicara : Normal √Belumbisabicara
AdaGangguandalamBerbicara
Lain-lain :mulut kering _.
70
B. LeherdanTenggorokan
1. Leher
Kelenjarthyroid : √ Normal Membesar
Teraba √TidakTeraba
Kakukuduk : Ada √TidakAda
Kelenjarlimfe : Membesar √TidakMembesar
2. TenggorokanN
yeritekanNyer : Ya √Tidak
imenelan : Ya √Tidak
Lain-lain:susah menelan sehingga diert yang diberikan tidak habis
C. ToraxdanPernafasanJa
lannafasKarakteristiks : √ Bersih Adasumbatan
umbatan : Sputum Ludah
Lendir Darah
BatukS : Ya √Tidak
xProduktif xTidakProduktif
putum : xPutih xKuning
Hijau
Encer Kental
Bentukdada : BarrelChest FunnelChest
PigeonChest
D. Jantung
1. SirkulasiPerifer
Nadi : √ Reguler Irreguler
Denyutnadi : Kuat √Lemah
DistensiVenajugularisKanan : Ya √Tidak
DistensiVenajugularisKiri :Ya Tidak
Akral : √ Hangat Dingin
PengisianKapiler(CRT) :√ <3 detik >3 detik
2.SirkulasiJantung
Ictus cordis : √Teraba TidakTeraba
Pembesaran jantung : Positif Negatif
Bunyi jantung : √Normal Abnormal
Kelainan bunyi : x Gallop xMurmur
Nyeri dada : Ada √TidakAda
Nyeri dada timbul : x Saatberaktivitas Saatistirahat
Lain-lain : _.
.
72
E.Abdomen
Inspeksi
Membuncit : Ya √Tidak
Terdapatluka : Ya √Tidak
Auskultasi
BisingUsus :730 x/ Menit
Perkusi
Tympani : √ Ya Tidak
Redup : Ya √Tidak
Palpasi
NyeriTekan : √ Ya Tidak
NyeriLepas : Ya √Tidak
Hepar : Teraba √TidakTeraba
Lien : Teraba √TidakTeraba
Warnafeses : √ Kuning Coklat
Hitam SepertiDempul
Putih Sepertiaircucianberas
Konsistensifeses : Setengahpadat √Cair
Berdarah √TerdapatLendir
Tidak Ada Kelainan
Penggunaanalat : √ Tidak Ada Kolostomi
NGT
Lain-lain :turgor kulit : kembali lambat 2-5 detik _.
.
F. Genitalia
Kebersihan : Bersih √Kotor
PolaBAK : Terkontrol TidakTerkontrol
JumlahUrine : 250cc/hari
WarnaUrine : √ Kuning Coklat
Merah Putih
Hipospadia : Ya √Tidak
73
Berdarah TerdapatLendir
Lain-lain : _.
.
G. Muskuloskeletal
Strukturtulang : √ Normal Abnormal
Kolumnavertebralis : √ Normal Kifosis
Lordosis Skoliosis
Nyerisendi : Ya √Tidak
Lain-lain : _.
.
H. StatusNeurologif
Tanda– tandaperangsanganselaputotak
PEMERIKSAANPENUNJANG
Diagnostik:25-02-2021
Urine:makroskopis= warna kuning muda
kekeruhan: jernih
BJ : 1,010
PH : 6,0
Mauroskopis : leukosit 0-1
Eritrosit 0-3
74
Laboratorium :24-02-2021
Hemoglobin 7,5g/dl
Leukosit 2400/mm3
Eritrosit 5,02juta/mm3
Trombosit 661000/mm3
Hemaktorit 25,2
75
TERAPYYANGDIBERIKAN
Infus RL 31 cc/jam
Infus wida Za
Inj cefriakson 2x1,74
Zink 1x20
Lakto B
Paracetamol syr 3x100 mg
Liptoloc L zink sy
RENCANAPEMULANGAN
RencanaTindakLanjut:
NamadanTandaTanganPerawat
(……………...........)
76
ANALISADATA
5 Ds Hipertermi Dehidrasi
Ibu Klien mengatakan anaknya demam
Ibu klien mengatakan anaknya lemah
Do
T=38,5˚C
78
DIAGNOSISKEPERAWATAN
PRIORITAS DIAGNOSIS
KEPERAWATAN
79
RENCANAASUHAN KEPERAWATAN
NoMR :15.80.88
Nama :an m
Diagnosis TujuandanKriteriaHasil IntervensiKeperawatan
No Aktivitas
Keperawatan (NOC) (NIC)
1. Diare berhubungna Setelah dilakukan perawatan Menajemen diare Observasi:
dengan inflamasi 3x24 jam diharapkan diare
gastrointestinal bisa teratasi dengan kriteria
hasil:
Kontrol pengeluaran feses Identifikasi penyebab diare
meningkat
Konsistesi feses menurun Identifikasi riwayat pemberian obat
Frekeuensi devekasi membaik Monitor warna,folume,frekuensi dan
konsistensi tinja
Monitor jumlah dan pengeluaran dioare
Monitor keamanan penyiapan makanan
Terapeutik :
Berikan asupan cairan OML
Pasang jalur intravena
Berikan cairanintravena
Ambil sampel darah untuk pemeriksaan
darah lenhkap
Ambil sampel feses untuk kultur
Edukasi :
Anjurkan makanan porsi kecil tapi
sering
Anjurkan menghindari pemberian
80
makanan bergas
Anjurkan melanjutkan ASI
Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian obat antimotalitas
81
RENCANAASUHAN KEPERAWATAN
NoMR :15.80.88
Nama :an.m
Diagnosis TujuandanKriteriaHasil IntervensiKeperawatan
No Keperawatan (NOC) (NIC) Aktivitas
2 Defisit nutri Setelah dilakukan tindakan Menajemen nutri Observasi:
berhubungan dengan 3x24 jam diharapkan
ketidakmampuan pemenuhan nutrisi seimabng
mencerna makanan dengan kriteria hasil:
Berat badan meningkat Identifikasi status nutrisi
Panjang badan meningkat Identifikasi alergidan intoleransi
makanan
Kulit kuning menurun Identifikasi makanan yang
disukaiidentifikasi keburtuhankalori dan
jenis nutrisi
Skelera kuning menurun Monitor asupan makanan
Membran mukosa Monitor berat badan
kuningmenurun
Kesulitan makan menurun Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Edukasi:
Ajarkan diet yang diprogramkan
82
Kolaborasi:
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori
Teraupetik:
Berikan asupan cairan oral
Pasang jalur intravena
Berikan cairan intarvena
Edukasi:
Anjurkan makananan porsi kecil tapi
sering
Kolaborasi:
Pemberian obat pengeras feses
83
RENCANAASUHAN KEPERAWATAN
NoMR :15.80.88
Nama :an.m
Diagnosis TujuandanKriteriaHasil IntervensiKeperawatan
No Aktivitas
Keperawatan (NOC) (NIC)
4 Hipertermi berhubungan Setelah dilakukan tindakan Menajemen hipertemia Mengidentifikasi penyebab hipertemia
dengan dehidrasi 3x24 jam diharapkan suhu
tubuh kembali normal dengan
kriteria hasil:
Menggigil berkurang Monitor suhu tubuh
Warna kulit normal Monitor kadar elektrolit
Kejang berkurang Monitor haluaran urine
Frekuensi pernapasan normal Monitor kimpilikasi akibat
hipertemialonggarkan atau lepasdkan
pakaian
Denyut nadi dalam batas Basahi permukaan tubuh
normal
Berikan oksigen jika perlu
Menganjurkan tirah baring
Kolaborasikan pemberian cairan
elektrolit intravena jika perlu
84
RENCANAASUHAN KEPERAWATAN
NoMR :15.80.88
Nama :an.m
Diagnosis TujuandanKriteriaHasil IntervensiKeperawatan
No Aktivitas
Keperawatan (NOC) (NIC)
3 ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan Pemantauan elektrolit Identifikasi kemungkinan penyebab
elektrolit berhubungan 3x24 jam diharapkan ketidakseimbangan elektrolit
dengan diare pemenuhan kebutuhan
elektrolit seimbang dengan
kriteria hasil:
Asupan cairan adekuat Monitor kadar elektrolit
Out put urine meningkat Monitor mual muntah dan diare
Asupan makanan adekuat Monitor kehilangan cairan
Membran mukosa lembab Moniotir tanda dan gejala hiponamania
Tidak ada tanda tanda Monitor tanda dan gejla hipermagnesia
dehidrasi
Atur interval waktu pemantauansesuai
dengan kondisi pasien
85
CATATANPERKEMBANGAN
DiagnosisKepe ParafPer
No Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi
rawatan awat
1. jumat Defisit nutrisi Jam 08.40 09.35
26-02-2021 berhubungan dengan
ketidakmampuan
mencerna makanan
Mengidentifikasi status nutrisi S:
Jam 08.50 Ibu klien mengatakan klien muntah
lebih dari 4 kalidan anaknya tidak
mau makandan diet yang diberikan
tidak habis
Ibu Klien mengatakan Klien alergi
dengan ikan laut
Ibu Klien menagtaakan nak suka
makan telur dan kerupuk
Mengidentifikasi alergi dan intoleransi O:
makanan
Jam 09.00 Wajah klien tampak pucat
Mengidentifikasi makanan yang disukai Konjungtiva anemis
09.05 Membran mukosa pucat
PB=80 cm
BB=7Kg
Umur 1 Tahun
Status Nutrisi Klien berdasarkan
antropometri 2005:
PB/BB : -3SD Kategori Kurus
86
Mengidentifikasi kebutuhan kalori dan jenis A:
nutrisi
09.10 Masalah teratasi sebagian
Memonitor asupan makanan P:
09.15 Intervensi dilanjutkan
Memonitor berat badan Memonitor Asupan makanan
09.20
Memonitor hasil pemeriksaan laboratorium
Diagnosis Paraf
No Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi
Keperawatan Perawat
1 Jumat Diare berhubungan Mengidentifikasi penyebab diare S:
26-02-2020 denganinflamsi
gastrointestinal
Mengidentifikasi riwayat pemberian makanan Ibu klien mengatakan klien muntah
lebih dari 7x dan Bab 6 kali
Ibu klien mengatakan naknya tidak
mau makan dan diet yang
diberikan hanya habis setengah
porsi paling banyak
Mengidentifikasi gejala invaginasi O:
87
Memasang jalur intravena Hb: 7,5g/dl
Intervensi dilanjutkan
88
CATATANPERKEMBANGAN
DiagnosisKepe ParafPer
No Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi
rawatan awat
1 Jumat 09.20 Mengidentifikasi kebutuhan dan
jenis makanan
26-02-2021 Menyajikan makanan secara menarik Mengajarkan diet yang
diproblemkan
09.25 Mengkolaborasikan dengan ahli
gizi makanan yang dibutuhkan
Mengajukan diet yang diproblemkan
09.30
Mengkolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jenis nutrien yang dibutuhkan
89
Jam 10.50 P: intervensi dilanjutkan
Memonitir iritasi danulserasi kulit di daerah Memonitor volume,Frekuensi dan
perinal konsistensi tinja
Jam10.55 Monitor Pengeluaran diare
Memonitor jumlah penegeluaran diare Memasang jalur intavena
Jam10.59
Memberikan asupan cairan oral
Jam 11.05
Memasang jakur intravena
Jam 11.10
Mengambil sampel darah untukpemeriksaan
darah lengkap
Jam 11.15
Memberikan makanan porsi kecil dan
menghindari makanan bergas
Jam 11.25
Memberikan obat pengeras feses
90
CATATANPERKEMBANGAN
DiagnosisKepe ParafPer
No Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi
rawatan awat
2. Sabtu Hipertermia 09.00 S:
27-02-2021 berhubungan dengan
dehidrasi
Mengidentifikasi penyebabab hipertermia Ibu klien mengatkan anaknya
panas
Ibu klien mengatakan anknya tidak
mau miinum dan bila minum
anaknya akan muntah
Ibu klien mengatakan anknya tidak
mau minum cairan oralit
09.05 O:
Memonitor suhu tubuh Klien tanpak lemah dan rewel
T= 38,5 C
Jumlah urine 250 cc dalam 24 jam
Anak dalam keadaan di kompres
Anak tidak pakai baju hanya pakai
singlet dan celana saja
Ibu melap badan anaknya dengan
air hangat
09.10 A:
Memonitor kadar elektrolit Masalah teratasi sebagian
09.15 P:
Memonitor keluaran urine Intervensi dilanjutkan
91
09.20 Memonitor suhu tubu
Menyediakan lingkungan dingin
09.25
Melonggarkan atrau melepaskan pakaian
09.30
membasahi permukaan tubuh
3. Minggu ketidakseimbangan Jam 08.05 S:
28-02-2021 elektrolit
berhubungan dengan
diare
Mengidentifikasi kemungkinan penyebab Ibu klien mengatakan muntah lebih
ketidakseimbangan elektrolit dari 7x
Jam 08.10 Ibu klien mengatakan bab
berlendir lebih dari 6 kali
Memonitor kadar elektrolit O:
Jam 08.15 Mata cekung
Memonitor mual dan muntah serta diare Kulit kering
08.20 Feses cair dan berlendir
Intake : 150+162 =312
Output : 250+248 = 534
Balance : 312-534 = -222
Suhu 38,5 C
Memonitor kehilangan cairan A:masalah teratasi sebagian
08.30 P: intervensi dilanjutkan
Memonitor tanda dan gejala hipertermia Monitor mual muntah dan diare
Monitor kehilangan cairan
92
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada pembahasan kelompok akan membahas mengenai kesenjangan dari asuhan keperawatan
pada klien dengan penyakit Diare. Berdasarkan tinjauan teoritis dengan tinjauan kasus yang
telah dibuat serta faktor-faktor penghambat dan pendukung dalam pelaksananan asuhan
keperawatan yang mengacu pada teori yang ada.
A. Pengkajian
Pengkajian yang telah dilakukan berdasarkan teoritis dan anamnesa dari pasien.
Kemudian data dikumpulkan dan dianalisa sehingga dapat diketahui kebutuhan pasien
sesuai dengan kebutuhan yang ada. Data yang didapat setelah pengkajian pada An. M
sudah cukup sesuai berdasarkan tinjauan teoritis yang dibuat. Data-data tersebut
Pada saat dilakukan pengkajian, keluarga mengatakan bahwa pasien dibawa oleh
keluarganya ke RSUD Lubuk Sikaping pada Hari rabu 24 februari 2021 pukul 12.30
WIB dengan keluhan An. M muntah 7 kali dan Buang air besar lebih dari 6 kali.Demam
dengan suhu 38,5˚C, tidak mau makan dan terlihat lemah mata nak cekung dan sering
merengek
Pasien pernah berobat ke puskesmas dengan ISPA dan diberikan obat oleh dokter
kemandirian dan bergaulnya anak M sudah dapat memberdakan orang tuanya dengan
orang yang belum dikenal, kadang A.n M malu malu dan ragu pada permulaan bertemu
dengan oarang yang belum dikenal. AnM sudah dapat berdiri selama 30 detik dengan
berpegangan pada kursi atau meja dan dapat duduk sendiri tanpa bantuan,juga AnM
dapat mengambil benda benda kecil seperti kismis. An M juga sudaj dapat megucapkan
mama-papa.
93
An.M tinggal di lingkungan rumah yang cukup ramai dengan lalu lintas
kendaraan. Ada kemungkinan bahaya polusi maupun debu yang dapat mencemari
makanan di rumah An. M. Terlebih An.M juga suka duduk dipangku orang tua di depan
rumah setelah mandi di pagi hari untuk bersantai sambil melihat kendaraan yang lewat di
depan rumahnya. Selain itu An. M juga mempunyai kebiasaan menghisap telapak
tangannya. Kemungkinan saat ia menghisap tangan yang tidak bersih/ berdebu dapat
kepada neneknya sewaktu orang tuanya kerja dan nenenk sering membelikan makanan
ringan untuk An M.Hal ini merupakan beberapa faktor resiko untuk terjadinya diare akut
pada pasien.
hasil :
B. Diagnosa
Dari sekian banyak diagnosa keperawatan yang ada di teoritis tidak seluruhnya
dialami oleh pasien. Sesuai dengan data objektif dan data subjektif
yang dimana data subjektifnya adalah ibu klien mengatakan anaknya muntah lebih dari 7x
dan ibu klien juga mengatakan anaknya BAB lebih dari 6x berlendir dan fesesnya
berwarna coklat dan sedangkan untuk data objektifnya adalah BAB cair, BAB 4-5x sehari
gastrointestinal.
Ibu klien mengatakan muntah lebih dari 4x, Ibu klien mengatakan anaknya tidak mau
94
makan, Diet yang diberikan tidak habis hanya setengah porsi paling banyak , dan adata
objektifnya adalah Wajah tampak pucat, Konjungtiva anemis, Membran mukosa pucat
Pada pengkajian selanjutnya ditemukan data subjektifnya Klien tampak lemah, Ibu klien
mengatakan mual muntah lebih dari 6 x, Bab berlendir dan encer 7x dan data objektifnya
adalah Kulit kering, mukosa bibir kering, warna kekuningan , mata cekung, ubun-ubun
cekung,
Intake : 150+162=312
Output : 250+284=534
Diuresis :2,9
Secara teoritis diagnosa keperawatan yang dapat muncul dengan pasien Diare
95
8. Ketidakseimbangan elektrolit b.d mual, muntah, diare
Pada kasus ini diagnosa yang muncul pada saat pengkajian hampir sama dengan
teori yang didapat karena yang tampak dan dikeluhkan keluarga pada saat pengkajian
adalah keluarga mengatakan An.M buang air besar lebih dari 6 kalisehingga diangkatlah
Keluarga mengatakan An.M mual dan muntah sudah > 7kali Keluarga
mengatakan saat ini An. M belum bisa berjalan karena mengalami kelemahan pada
tungkainya, Ibu mengatakan An. Mtidak pernah mendapatkan imunisasi hal ini
disebabkan karena orang tua ank M T tidak mau anknya di imunisasi karena ibu An.M
mengatakan anaknya yang pertama sehat sehat saja walaupun tidak diimunisasi, danjuga
ibu An.M mengatakan anak tetangganya sering sakit setelah diberikan imunisasi, dan
keluarga mengatakan An. M dilap dengan handuk lembab dan pakaian selalu diganti jika
sudah tampak kotor. Berdasarkan observasi ditemukan data integritas kulit : utuh, turgor
kulit lambat; kulit sekitar anus An. M tampak lembab dan agak kemerahan; An. M hanya
terbaring di tempat tidur karena lemah.; An.M memakai popok saat berada di rumah sakit
karena mengalami diare; Otot kaki : Tonus otot lemah, otot tampak atrofi. Dengan adanya
96
C. Rencana Keperawatan
keperawatan yang telah disusunkan oleh SDKI sebagai standar. Dalam hal ini setiap
rencana keperawatan dikembangkan berdasarkan teori yang dapat diterima secara logis
Dalam hal ini Kelompok tidak terlalu mengalami kesulitan yang begitu berarti hal
ini disebabkan karena adanya beberapa factor pendukung dan terjalinnya hubungan
komunikasi yang baik antara anggota kelompok, keluarga klien dan perawatan ruangan.
1. Management diare
f. Timbang BB
2. Menajemen Nutrisi
97
f. Monitor hasil pemeriksaan labor
3. Pemantauan Elektrolit
D. Implementasi
didelegasikan kepada keluarga klien. Dalam tahap implementasi ini penulis tidak
menemukan kesulitan.
tindakan keperawatan.
asuhan keperawatan
98
3. Adanya bimbingan dari perawat ruangan serta memberikan kesempatan kepada
E. Evaluasi
pertemuan kepada An. M jam pertama sampai jam ketiga An. M memperlihatkan tidak
ada perbaikan yang signifikan dengan intervensi yang dilakukan, begitupun dengan
pertemuan selanjutnya.
Data-data yang ditemukan saat pengkajian pada An. M sejalan dengan teori yang
ada sebelumnya. Menurut Lukman Zulkifli Amin (2015), diare atau mencret
didefenisikan sebagai buang air besar dengan feses tidak berbentuk (unformed stools)
atau cair dengan frekuensi lebih dari 3 kali dalam 24 jam. Bila diare berlangsung kurang
dari 2 minggu, disebut sebagai diare akut. Apabila diare berlangsung 2 minggu atau lebih,
digolongkan pada diare kronik. Feses dapat dengan atau tanpa lendir, darah, atau pus.
Gejala penyerta dapat berupa mual, muntah, nyeri abdominal, mulas, tenesmus, demam,
Manifestasi lain juga sejalan dengan teori sebelumnya meskipun ada beberapa
yang tidak dialami oleh pasien, yaitu karena kehilangan cairan maka penderita merasa
haus, berat badan berkurang, mata cekung, lidah/ mulut kering, tulang pipi menonjol,
turgor berkurang, suara serak. Akibat asidosis metabolic akan menyebabkan frekuensi
pernapasan cepat, gangguan kardiovaskuler berupa nadi yang cepat, tekanan darah
menurun, pucat, akral dingin, kadang-kadang sianosis, aritmia jantung karena gangguan
elektrolit, anuria sampai gagal ginjal akut (Triadmodjo :1993, Festy Adyanastri : 2012).
99
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan oleh kelompok pada An.M
pada tanggal 26 februari – 28 februari 2021 di ruangan Rawat Inap Anak RSUD Lubuk
1. Diare akut
Diare adalah defekasi encer > 3 kali / hari dengan / tanpa darah dan atau lendir
dalam tinja. Diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak dan berlangsung <
7 hari pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat. Diare melanjut / berkepanjangan
adalah episode diare akut yang melanjut hingga berlangsung selama 7-14 hari, Diare
persisten / kronik adalah episode diare yang mula-mula bersifat akut namun
berlangsung selama 14 hari atau lebih, Disentri adalah diare yang disertai darah
Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan diare menurut Arif Mansjoer dkk
(2.000), yaitu :
100
f. Psikologi : rasa takut dan cemas.
2. Hasil pengkajian memperlihatkan diagnosa yang sesuai dengan teoritis pada kasus
b.d mual, muntah, diare, dan resiko kerusakan integritas kulit b.d lembab, imobilitas
fisik.
pada An.M tampak adanya perbaikan kesehatan meskipun tidak semua masalah
keperawatan teratasi.
B. Saran
Dengan selesainya dilakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan diare akut
Harapan sebagai masukan bagi rumah sakit dalam upaya promotif dan kuratif
pada pasien dengan diare akut dapat memberikan asuhan keperawatan yang lebih
intensif.
baik.
101
pencegahan dan penatalaksanaan jika terjadi diare akut di rumah pada anggota
keluarganya.
4. Bagi Mahasiswa
diharapkan mahasiswa dapat lebih memahami tentang diare akut dan kedepannya
selalu dapat menganalisis kasus beradasarkan teori dan evidence based yang ada.
102