Anda di halaman 1dari 5

2.2.4.

Sifat Fisis dan Mekanis

Sifat fisis komposit tembaga/karbon yang akan diteliti adalah densitas, sedangkan sifat

mekanis yang diteliti antara lain; kekerasan, bending dan ketahanan aus.

1. Densitas

Kerapatan (densitas) adalah perbandingan massa terhadap volume. Densitas teoritis dapat

dihitung menggunakan persamaan rule of mixture (German, 1994):

ρc =ρm . v fm +ρ p . v fp ……………………………………………………...……( 1 )

ρc = desintas komposit (gr/cm3)

ρm = densitas matrik (gr/cm3)

ρ p = densitas penguat (gr/cm3)

v fm = fraksi volume matrik

v fp = fraksi volume penguat

Densitas aktual diuji menggunakan teori Archimedes (Barsoum, 1997).

W udara
ρ= xρfluida
(W udara −W fluida ) ……………………………………………………( 2 )

Wudara = berat udara (gr)

Wfluida = berat dalam fluida (gr)

ρfluida = densitas (gr/cm3)

2. Kekerasan
Metode pengukuran kekerasan dilakukan dengan uji Vickers, melalui pengukuran bekas

identasi pada permukaan benda uji pembebanan diberikan secara perlahan tanpa adanya beban

kejut dan ditahan selama 10 - 15 detik Uji Vickers ini mengacu pada ASTM Standart E 92-82

Volume 03.01 (2003). Angka kekerasan Vickers dapat ditentukan dengan persamaan sebagai

berikut:

P
H v =1 ,8544
d 2 ………………………………………………………………( 3 )

HV = angka kekerasan Vickers (MPa)

P = Pembebanan (N)

d = diagonal rata-rata pembebanan Vickers (mm)

Gambar 2.4. Bentuk pengujian Vickers

3. Ketahanan aus
Pengujian dilakukan dengan mengacu pada Metode Reiken Ogoshi. Keausan spesifik

dihitung dengan mencari lebar keausan pada benda uji yang dilakukan oleh piringan pengaus

yang berputar (Gambar 2.5).

Keausan spesifik dihitung dengan persamaan:

B .bo 3 mm 2
Ws=
8.r . Po .lo kg ……………………………………………………….( 4 )

B : lebar piringan pengaus ( 3 mm )

bo : lebar keausan pada benda uji ( mm )

r : jari-jari piringan pengaus ( 14,4 mm )

Po : gaya tekan pada proses pengausan berlangsung ( 2,21 kg )

Lo : jarak tempuh pada proses pengausan ( 100 m )

Gambar 2.5. Bentuk pengujian Keausan

4. Kekuatan Bending
Pengujian kekuatan bending dilakukan untuk mengetahui flexural strength material.

Pengujian dilakukan dengan metode Four Point Bending dengan standard pengujian J1S R 1601

(Gambar 2.6).

Hasil pengujian four point bending dapat dihitung dengan persamaan berikut:

1 F
M= ( S1 −S2 ). fail
2 2 …………………………………………………………( 5 )

1
I= BW 3
12 ……………………………………………………………………( 6 )

My 3( S1 −S2 )F fail
σ MOR = =
I 2 BW 2 …………………………………………………( 7 )

Ffail = beban pada saat spesimen patah (N)

S1 = jarak roller bawah (mm)

S2 = jarak roller atas (mm)

y = W/2 (mm)

B = lebar specimen (mm)

W = tinggi spesimen (mm)

M = momen (N.mm)

I = momen inersia (mm 4)

σ MOR = modulus of rupture (MPa)

S2
B
Ffail/2 Ffail/2
W

Ffail/2 Ffail/2
S1
Gambar 2.6. Bentuk pengujian Bending

Anda mungkin juga menyukai