Anda di halaman 1dari 5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Zeolit sebagai katalis


Zeolit memiliki porositas dan luas permukaan yang tinggi, pori yang besar, kandungan
asamnya stabil, tahan terhadap suhu tinggi dan hidrofobik (Sihombing et al., 2020; Li et al.,
2017). Keberadaan sisi asam Bronsted pada zeolit merupakan bagian katalis yang sangat
berpengaruh dalm reaksi HDO. Sisi asam Bronsted akan mengikat hidrogen dan
melepaskan hidrogen tersebut untuk berikatan pada minyak nabati yang
dihidrodeoksigenasi dengan mudah. Sisi asam Bronsted juga berfungsi mengaktifkan
gugus oksi pada minyak tersebut (Dickerson & Soria, 2012). Pada katalis bifungsional,
situs logam berperan dalam hidrogenasi dan situs asam Bronsted pada zeolit berperan dalam
reaksi dehidrasi. Pusat logam mempercepat laju reaksi dehidrasi untuk phenol pada situs
asam Bronsted dari zeolit, di sisi lain, situs asam bronsted meningkatkan laju HDO yang
terjadi dalam reaksi bifungsional (Shi et al.,2017).
Zeolit alam menunjukkan sifat struktural yang menarik seperti permukaan spesifik yang
besar, sifat keasaman yang baik, dan juga stabilitas hidrotermal yang dapat berperan penting
dalam kinerja katalitik zeolit sebagai katalis (Zhong et al., 2019; Huynh et al., 2015). Selain
itu selektifitas kapasitas pertukaran kation, dan aktivitas katalitik terutama oleh situs asam
Bronsted menjadikan NZ banyak digunakan dalam berbagai aplikasi seperti katalis dalam
industri perminyakan, adsorben pengolahan air, produksi semen, pemisahan gas, dan aplikasi
biomedis (Gatta and Lee., 2014).

2.2 Arang aktif sabut buah pinang


Sabut buah pinang mengandung beberapa komposisi senyawa kimia yaitu selulosa
(63,20%), hemiselulosa (32,98%), lignin (7,20%), dan lemak (0,64%) (Muslim dkk., 2015).
Biji pinang merupakan bagian terdalam dari buah pinang yang ditutupi oleh cangkang, sabut
dan kulit buah pinang, Hasil pengolahan buah pinang tersebut menyisakan limbah berupa
sabut pinang. Sabut pinang sejauh ini hanya dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan
kuas gambar atau kuas alis mata. Sabut pinang mengandung selulosa, air dan abu.
Kandungan selulosa dalam sabut pinang mencapai 70,2 %. Adanya selulosa pada sabut
pinang tersebut diduga dapat dimanfaatkan sebagai sumber karbon untuk pembuatan arang
aktif yang digunakan sebagai adsorben. Untuk memperoleh arang aktif sabut pinang yang
bermutu baik, maka dilakukan karakterisasi arang aktif sabut pinang berdasarkan adsorpsi
arang aktif SNI-06-3730-1995 dengan mengetahui kandungan abu, kandungan air, daya serap
terhadap iodium dan daya serap terhadap metilen biru (Sitanggang dkk.,2017). Hasil studi
terhadap penyangga katalis dalam yield dari proses hidrodeoksigenasi pun menyatakan
bahwa menggunakan penyangga karbon dalam katalis merupakan cara untuk mengurangi
laju pembentukan coke (Wildschut et al., 2010).
2.3 Hidrodeoksigenasi Menggunakan Katalis Berbasis Zeolit dan Carbon
Hidrodeoksigenasi (HDO) adalah suatu proses hidrogenolisis yang bertujuan
menghilangkan oksigen dari suatu bahan dengan cara memotong ikatan karbon-oksigen
dengan menggunakan gas hidrogen. Proses hidrodeoksigenasi biasa diikuti dengan reaksi
hidrogenasi, dekarboksilasi (DCO), dan dekarbonilasi (DCN), ataupun gabungan
ketiganya. Dalam hidrodeoksigenasi terjadi peningkatan nilai energi pada minyak dengan
melepaskan gugus oksi dalam bentuk H 2O atau dalam bentuk CO2 melalui proses
dekarboksilasi. Tujuan utama dari proses ini adalah untuk mereduksi rasio O/C dan secara
simultan meningkatkan rasio H/C (Mohammad et al, 2012). Kelebihan HDO adalah
menghasilkan produk samping berupa air yang ramah lingkungan. Kekurangannya
adalah membutuhkan gas H2 bertekanan tinggi dalam jumlah besar, sekitar 600-1000 L/kg
minyak nabati (Dickerson & Soria, 2012).
Konversi metil palmitat dan senyawa oksigenat setelah HDO (290°C dan H2 3Mpa)
meningkat signifikan dari 59% menjadi sekitar 100% menggunakan katalis zeolit β atau γ-
Al2O3 sebagai pengemban, metil palmitat dikonversi menjadi asam palmitat melalui hidrolisis
yang dikatalisis asam dan hidrogenolisis yang dikatalisis logam MoP (Shamanaev et al.,
2020). Kehadiran situs logam meningkatkan laju pemutusan O-CH3 pada reaksi HDO anisol
sehingga secara sinergis meningkatkan laju keseluruhan asam Bronsted mengkatalisis reaksi
transalkilasi (Zhu et al., 2011). Ayodele et al (2014) telah melakukan modifikasi zeolit A
dengan pengembanan ion fluorida dan molibdenum oksalat menjadi katalis FMoOx/Zeol
kemudian diuji aktivitasnya pada hidrodeoksigenasi asam oleat menjadi bahan bakar
menunjukkan kondisi terbaik diamati pada suhu 360°C, 30 mg FMoOx/Zeol menghasilkan
64% n-paraffin dan 30% iso-paraffin dengan waktu reaksi 60 menit.
Jongerius dkk., (2013) melaporkan bahwa Mo2C / CNF dan W2N / CNF menampilkan
konversi tinggi dan selektivitas tinggi terhadap fenolat dalam HDO guaiacol pada 573-648 K
dan 5,5 MPa tekanan H2. Ohta dkk., (2011) melaporkan tidak ada penurunan aktivitas dalam
HDO 4-propilfenol saat membandingkan katalis Pt yang didukung pada multi nanotube karbon
berdinding yang didukung pada berbagai jenis bahan karbon seperti karbon aktif, karbon
mesopori CMK-3 dan karbon hitam. Hasil inimemberikan dorongan tambahan untuk lebih jauh
penerapan CNT dalam HDO lignin turunan fenolat. Dongil dkk., (2015) menyebutkan bahwa
katalis 15Ni / AC menunjukkan konversi teritnggi dari HDO Guaiacol yang membentuk cincin
produk seperti sikloheksanol, sikloheksana dan metoksisikloheksanol hal ini mungkin
dikarenakan karena luas permukaan yang lebih tinggi dari dukungan arang aktif (AC) . Cheng
dkk., (2016) mendapatkan hasil penelitian bahwa katalis Ni/C menghasilkan hidrokarbon
tertinggi pada HDO PCG mentah yang menghasilkan 32,63% bio – minyak. Tambahan Fe,Cu
dan Mo ke Ni/AC pada HDO PCG mentah meningkatkan hasil dari alkyl-phenols, dan Ni-
Mo/Ac menghasilkan bio-minyak terupgrade dengan kandungan tertinggi alkyl-Phenols pada
38,41%.
Karbon bertemplat zeolit (ZTC) berhasil disintesis melalui karbonisasi dan telah di
pelajari sifat serapan hidrogen nya . Material tersebut pada prinsipnya amorf dengan luas
permukaan 932 m2/g, total volume pori 0,97 cm3 / g dan menunjukkan struktur tatanan pori
sumur yang berasal dari template serta beberapa karbon grafit. ZTC yang diperoleh diuji
untuk penyimpanan hidrogen pada suhu 30-50 ° C dan kapasitasnya sangat tergantung pada
kondisi suhu. Serapan hidrogen yang lebih besar diamati pada suhu dan tekanan yang lebih
rendah sebesar 1 bar yaitu 1,72 berat % (Wijiyanti, et al., 2020).
Kyotani dkk., (2003) mensintesis karbon templ melalui kombinasi dua metode (furfuryl
alcohol dengan impregnasi dan propylene melalui CVD) menggunakan tipe zeolit yang berbeda
(zeolite-Y, L, β, mordenite, dan ZSM-5) sebagai template. Keteraturan karbon yang
menggunakan zeolit-Y jauh lebih baik dibandingkan zeolit lain seperti luas permukaan superior
(2750 m2 / g) serta mikroporositas sempurna (1,5 cm3 / g). Karbon templated menggunakan
zeolit berbeda (13-X dan Y) dan asetonitril juga telah dibuat oleh Yang et al.,(2006). Karbon
dengan templat zeolit-Y menunjukkan luas permukaan 21% lebih besar dan volume mikropori
263% lebih tinggi dibandingkan zeolit-13X. Seperti dilansir Johnson et al.,(1987), karbon
pirolitik yang disintesis dalam saluran zeolit-Y lebih disukai karena memiliki struktur mikro tiga
dimensi yang saling berurutan

2.4 Asap Cair


Asap cair mengandung ratusan senyawa yang konstituen utamanya dikelompokkan
dalam grup fenolik dan berbagai aromatik (15-30wt%), aldehida (10-20%), asam karboksilat
(10- 15%), karbohidrat (5-10%), furfural (1-4wt%), alkohol (2-5wt%), keton (1-5wt%), dan
air (20-30wt%) (Lee, Y. M. Kim, et al., 2016), dan senyawa-senyawa lainnya dan sangat
variatif. Hasanah et al (2012) melaporkan komposisi asap cair dari tempurung kelapa terdiri
dari senyawa fenol (16,4%), hidrokarbon (12,4%), senyawa fenolik (27,6%), senyawa
oksigenat (53,6%), dan asam asetat (3%). Tingginya kandungan senyawa oksigenat
menyebabkan asap cair menjadi tidak stabil.
Kestabilan asap cair tampak lebih baik bila terlebih dahulu mengalami proses HDO.
Asap cair HDO dengan katalis Pd/C, Ru/C dan Pt/C (300oC, 3 Mpa H2, 60 menit) (Oh,
2016), disimpan (23oC, RH20%) selama 12 minggu), hampir tidak mengalami perubahan
warna dan sifat fisiko kimia. Kandungan air berubah dari 1.3% menjadi 3.4% masih
termasuk kategori kering (<6%), keasaman berkurang dari 70.2 menjadi 71 mg-KOH/gr dan
HHV juga justru kul dari 762 Da menjadi 867 Da. Demikian juga pada asap cair setelah
HDO dengan katalis Pt/Al2O3, Ni/HY, Pd/C (260oC, 70 Bar, 2jam), setelah 140 jam tidak
ada perubahan kandungan kecuali aldehida 0.8% menjadi 2.9% dan fenol 30% menjadi 27%
(Lee et al., 2017).
Sementara itu Gea et al (2020) melaporkan bahwa reaksi HDO asap cair menggunakan
katalis zeolit alam Sarulla aktif menyebabkan penurunan senyawa alkoksi guaiacol yang
terkonversi menjadi fenol dan catechol dengan total konversi sebesar 62,39% dan penurunan
senyawa alkoksi sebesar 11,93%.
Komposisi utama yang terdapat dalam tempurung kelapa adalah hemisellulosa, selulosa
dan lignin. Hemiselulosa adalah jenis polisakarida dengan berat molekul kecil berantai
pendek disbanding dengan sellulosa dan banyak dijumpai pada kayu lunak.
Hemisellulosadisusun oleh pentosan (C5H8O4) dan heksosan (C6H10O5). Pentosan banyak
terdapat pada kayu keras, sedangkan heksosan terdapat pada kayu lunak. Pentosan yang
mengalami pirolisis menghasilkan furfural, furan, dan turunannya serta asam karboksilat.
Heksosan terdiri dari mannan dan galakton dengan unit dasar mannose dan galaktosa, apabila
mengalami pirolisis menghasilkan asam asetat dan homolognya. Hemisellulosa tempurung
kelapa juga mengandung sellulosa dan lignin (Budijanto dkk., 2008).

2.5 Peta jalur Penelitian


Penelitian proses HDO asap cair dengan katalis zeolit Sintetis Mordenit bersalut karbon
aktif dilakukan dengan beberapa tahapan-tahapan, dirangkum pada Gambar 2.1 berikut :

Gambar 2.1. Peta jalan penelitian dari proses pemantapan asap cair dan produksi massal.
Penelitian yang akan dilakukan ini adalah sesuai dengan RIP USU terutama dibidang
unggulan natural resourcesdan rekaya teknologi berbasis pada pemanfaatan sumberdaya alam
lokal yang tersedia di Sumatera Utara yaitu pemanfaatan limbah batok kelapa menjadi asap cair
dan pemanfaatan sumberdaya alam mineral lokal zeolit alam sebagai material katalis. untuk
proses pemantapan asap cair metode HDO yang akan dikembangkan.

Anda mungkin juga menyukai