Anda di halaman 1dari 2

Komponen erosivitas hujan pada daerah penelitian, yaitu curah hujan selama 10 tahun (dari tahun 2004

hingga 2013) didapat dari stasiun penakar hujan Taba Mutung yang berlokasi di Kecamatan Talang
Empat. Setelah dilakukan perhitungan diperoleh nilai erosivitas hujan bulanan pada stasiun curah hujan
Taba Mutung berkisar antara 96,956 sampai 256,275, erosivitas hujan bulanan terendah terjadi pada
bulan Agustus sedangkan erosivitas hujan bulanan tertinggi terjadi pada bulan November. Erosivitas
hujan tahunan diperoleh dari penjumlahan erosivitas bulanan yaitu dari erosivitas hujan bulan Januari
hingga Desember. Nilai erosivitas tahunan yang diperoleh adalah sebesar 1.634,245. Tabel data
karakteristik hujan yang diperoleh dari Balai Wilayah Sungai Sumatera VII disajikan pada Gambar 4.1.
Hasil perhitungan nilai erosivitas hujan disajikan pada Tabel 4.1.

Brooks et al., (1991 dalam Bafdal  et al., 2011) berpendapat bahwa penyebab terjadinya erosi ada dua,
yaitu air dan angin. Indonesia sebagai Negara tropis sangat jarang atau dapat dikatakan tidak pernah
terjadi erosi yang disebabkan oleh angin. Erosi yang terjadi di Indonesia hanya disebabkan oleh air.
Mekanisme terjadinya erosi oleh Schwab (1999 dalam Bafdal et al., 2011) diidentifikasikan menjadi tiga
tahap, yaitu (i) detachment (penghancuran tanah dari agregat tanah menjadi partikel-partikel tanah);
(ii) transportation (pengangkutan partikel tanah oleh limpasan hujan atau run-off dan
(iii) sedimentation (sedimen/pengendapan tanah tererosi; tanah-taanh tererosi akan terendapkan pada
cekungan-cekungan yang menampung partikel-partikel tanah akibat top soil yang tergerus akan menjadi
area pertanian yang subur.

Hujan merupakan salah satu faktor penyebab erosi karena dapat memiliki energi kinetik sehingga
ketika jatuh mengenai permukaan tanah mampu memecah agregat tanah, serta dapat
menimbulkann aliran permukaan yang menyebabkan penggerusan pada tanah yang dilaluinya hal
inilah yang memicu terjadinya erosi pada tanah. Kemampuan hujan menimbulkan erosi terhadap
tanah disebut dengan erosivitas hujan (R) (Nurmansyah et al., 2007). R adalah faktor erosivitas
hujan atau faktor curah hujan dan aliran permukaan, yaitu jumlah satuan indeks erosi hujan yang
merupakan perkalian antara energi hujan total (E) dengan intensitas hujan maksimum 30 menit
(I30). Indeks erosivitas merupakan pengukur kemampuan suatu hujan untuk menimbulkan suatu
erosi yang diketahui melalui tebal curah hujan. Semakin tebal hujan yang terjadi maka nilai
erosivitas juga akan tinggi yang berarti bahwa kemampuan hujan untuk menimbulkan erosi
sangat besar (Tarigan dan Mardianto 2013).
26
Perhitungan faktor erosivitas hujan memerlukan data curah hujan yang diambil minimal dalam
kurun waktu 10 tahun terakhir. Data curah hujan yang diperlukan adalah curah hujan bulanan,
jumlah hari hujan dalam satu bulan, dan jumlah curah hujan maksimum dalam bulan tersebut.
Erosivitas tahunan yang digunakan dalam perhitungan erosi diperoleh dari penjumlahan
erosivitas bulanan. Metode penghitungan erosivitas curah hujan tergantung pada jenis data curah
hujan yang tersedia (Arsyad 2006). Perhitungan erosivitas yang dilakukan dengan menggunakan
Rumus Bols. Hal ini dikarenakan data curah hujan yang diketahui meliputi jumlah curah hujan
bulanan rata-rata, jumlah hari hujan dalam bulan tertentu, dan curah hujan harian rata-rata
maksimal pada bulan tertentu  yang merupakan variabel perhitungan faktor erosivitas menurut
Bols.
Fakhrudin dan Yulianti (2010) menyatakan bahwa indeks erosivitas hujan tinggi menunjukkan bahwa
curah hujan berperan cukup besar terhadap nilai potensi erosi tanah. Curah hujan yang tinggi
mnyebabkan semakin banyak butiran air hujan yang menghempas permukaan tanah, sehingga
mengakibatkan hancurnya agregat tanah yang kemudian terbawa oleh aliran permukaan. Kondisi yang
demikian merupakan awal terjadinya erosi tanah yang dapat menimbulkan degradasi kualitas tanah.
Perhitungan besarnya nilai indeks erosivitas hujan yang berdasarkan metode Bols sebesar 496.7607.

Anda mungkin juga menyukai