Anda di halaman 1dari 10

“ANALISIS KASUS PEMBUNUHAN SADIS SATU

KELUARGA DI BOGOR”

Filsafat moral

paper

Anisa Praulfi Belasiswanti

21417002

Sastra/Sastra Inggris

DAFTAR ISI
Daftar isi………………………………………………………………………..2

I. Abstrak………………………………………………………………………..3

II. Permasalahan ………………………………………………………………..4

III. Teori-teori……………………………………………………………………5

IV. Kesimpulan…………………………………………………………………8

I. Abstrak

2
Dewasa ini sudah sering kita temui kejadian-kejadian yang
terjadi di sekitar yang dikatakan tidak bisa di ambil secara logis
dan secara nalar. Kasus-kasus penculikan hingga pembunuhan
sering kita dengar pada tahun ini. Tapi jika bisa disimpulkan
dilihat 85 dari 100 semua kasus-kasus ini terjadi karena
rendahnya pendidikan terutama di Indonesia sendiri dari sini
kita bisa menilai bagaimana moral dan karakter pada masing
individu. Contoh salah satu kasus pembunuhan. Mungkin para
tersangka dari pembunuhan ini sudah tidak ada jalan lagi. Tanpa
memikirkan bagaimana nantinya ataupun efek dari perbuatan
yang sudah mereka lakukan, dengan meluapkan ego dan tidak
berpikir jauh mereka pun langsung saja bertindak begitu saja.
Dalam essay ini saya akan membahas kasus pembunuhan yang
akhir-akhir ini meresahkan warga.

Dewantara, A. (2017). Filsafat Moral (Pergumulan Etis Keseharian


Hidup Manusia).

II. Permasalahan

3
PEMBUNUHAN YANG MENEWASKAN SATU KELUARGA

Contoh Kasus yang pertama adalah pembunuhan berantai satu keluarga yang akhir-
akhir ini meresahkan keluarga dilansir dari CNN ‘PELAKU SEBUT PEMBUNUHAN SATU
KELUARGA DI BEKASI DI RENCANAKAN’ Tersangka HS ini membunuh sepasang
suami istri dan juga dua anak yang sebenarnya saudara kadungnya sendiri. Humas dari
kepolisian yang bertanggung jawab atas kasus ini pun mengatakan bahwa sebenarnya
tersangka dan korban adalah masih dalam satu darah. HS menuturkan pembunuhan ini sudah
direncanakan sebelumnya dan ia lakukan karena adanya rasa dendam kepada keluarga
korban. Hal ini pun di awali oleh HS yang merasa bahwa keluarga korban mencoba merebut
hartanya. Dilansir dari tribunnews.com HS mengatakan dengan sadar diri bahwa ia tidak
bersalah. Wakapolda Metro Jaya Brigjen Wahyu Hadiningrat menyatakan HS dulunya
merupakan 'Bapak Kost' di rumah kost yang terletak di Bekasi. Kemudian, pengelolaan
rumah kos tersebut digantikan oleh kakak ipar pelaku. Pemilik kosan itu sendiri adalah kakak
korban Douglas Nainggolan. Meski tidak lagi bekerja sebagai pengelola kos, namun HS
masih sering berkunjung ke kos-kosan tersebut. Ia bahkan diketahui kerap menginap di kos-
kosan yang juga jadi tempat tinggal di keluarga korban itu. Selain itu korban juga kerap
sering di hina oleh korban.

Awal mulanya ketika tersangka ini diajak oleh korban untuk membeli baju natal
bersama dan ia pun tinggal semalam dirumah korban. Pada saat itu pergi untuk mencari
perkakas untuk digunakannya sebagai senjata untuk membunuh. Pukul menunjukkan sudah
tengah malam HS pun melakukan sesuai rencana kepala keluarga sesatnya tertidur dibunuh
dengan linggis sepanjang 80 cm dan juga istrinya. Dengan tidak sengaja ia pun
membanggunkan anak-anak dari korban. Anak-anak yang tidak berdosa itu pun keluar kamar
dan bertanya kepada tersangka apa yang terjadi, dengan tenang haris mengatakan mama
hanya sakit dan kedua anak itu pun kembali ke kamarnya dengan sigap HS pun mencekik
leher satu persatu dari mereka. Awalnya HS merencanakan untuk membunuh sepasang suami
istri itu tetapi karena dua anaknya keluar kamar dan mengetahui. Berdasarkan penyidikan,
pelaku melakukan pembunuhan karena dendam dengan korban. Ia sering dimarahi oleh
korban yang merupakan keluarganya. Alasan lain juga karena sudah telanjur sakit hati karena
hinaan yang tiada akhir.

III. Teori yang digunakan

4
“ACTUS HUMANUS” TAHU, MAU, & BEBAS
“Filsafat Moral” ( DR. AGUSTINUS W. DEWANTARA, S.S., M.HUM)

Pertama kita harus mengetahui actus humanus, apakah itu actus humanus? Dari kata
act (action) yang bisa diartikan tindakan dan juga human yaitu manusia. Jadi semua yang
berkaitan dengan tindakan dari manusia sendiri tidak lain tidak bukan ialah actus humanus.
Karena manusia sebagai subjeknya disini ia harus bertanggung jawab atas konsekuensi yang
ia lakukan. Sebuah tindakan sendiri pasti ada faktor-faktor tertentu yang mendorongnya
maupun keinginan sendiri dari sini adanya kebebasan yang bisa di jadikan dua yaitu tahu dan
mau. Hanya jika manusia itu menghendaki maupun manusia itu mengetahui yang pada
akhirnya berakhir pada manusia bebas dengan demikian ia mempunyai tanggung jawab atas
tindakkannya.

Arti Tahu yaitu bukan pengetahuan yang cukup terhadap objek atau sasaran
perbuatannya, melainkan juga mengenai dirinya sendiri. Mau juga menjadi syaratnya apakah
itu? Kebebasan berarti tidak ada pemaksaan atau kata lainnya natural dari dalam diri kita
sendiri.

“STRUKTUR TINDAKAN MANUSIA”


“Filsafat Moral” ( DR. AGUSTINUS W. DEWANTARA, S.S., M.HUM)

Tindakan manusia adalah eksekusi dari kehendak. Menurut Thomas Acquinas


melanjutkan gagasannya dari Aristoteles berkaitan dengan voluntary (tindakan yang
dikehendaki) dan involuntary (tindakan yang tidak dikehendaki). Menurut Thomas ada 2
macam klasifikasinya. Yang pertama directly voluntary yaitu apa yang dikehendaki dari
keputusan perbuatan dan indirectly voluntary yaitu apa yang merupakan konsekuensi
tindakan tetapi tidak dikehendaki. Direct voluntary adalah kehendak si pelaku itu sendiri,
cetusan manusia sebagai subjek dari tingkah lakunya. Indirect voluntary terjadi apabila suatu
keputusan atau tindakan yang dikehendaki menghasilkan sesuatu akibat yang tidak langsung
berada dalam kehendaknya.

“PERBUATAN DENGAN AKIBAT GANDA (DOUBLE EFFECT)”


“Filsafat Moral” ( DR. AGUSTINUS W. DEWANTARA, S.S., M.HUM)

5
Prinsip di mana tindakan manusia memiliki dua efek yang pertama sasaran atau akibat
langsung dan yang kedua sasaran sampingan atau akibat yang menyertai tindakan itu yang
tidak dikehendaki atau tidak langsung. Perbuatan manusiawi memiliki karakter dua sekaligus:
realitas fisik dan realitas moral. Realitas fisik artinya perbuataan manusia merupakan rentetan
gerakan tubuh manusia. Realitas moral perbuatan itu tidak hanya sekedar gerakan badan
manusia, melainkan juga mencetuskan kemanusiaannya. Realitas moral dalam hidup manusia
itu diandaikan karena kebebasanya, jadi setiap tindakan manusia sebagai manusia dalam
kualifikasi moral memiliki karakter langsung, yaitu kebebasan. Karena kebebasan, realitas
fisik gerakan tubuh manusia memiliki moralitas. karena kebebassan, realitas fisik suatu
perbuatan manusia langsung mengajukan nilai-nilai yang dalam kesempatan-kesepatan
tertentu saling bersaing. Kehendak bebaslah sumber penilian moral tindakan manusia.
Kebebasan manusia terletak pada akal budinya.

“BAB VI MORAL KEUTAMAAN DAN PERTUMBUHANNYA”


“Filsafat Moral” ( DR. AGUSTINUS W. DEWANTARA, S.S., M.HUM)

Yang pertama kita bisa melihat apakah itu definisi Moral? Moral (Bahasa Latin
Moralitas) adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan
yang memiliki nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral disebut moral artinya dia
tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya. Sehingga moral
adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. Moral keutamaan adalah kemauan untuk
melihat orang lain sebagai pribadi yang bermartabat. Moral sendiri bisa diartikan menjadi
perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dengan lawannya/berinteraksi dengan manusia
lainnya, intinya jika perilaku/ucapannya bisa baik dan diterima oleh pihak lainnya orang itu
bisa diterima dengan baik di mastyakat. Adanya komunikasi yang baik dari kedua belah
pihak atau adanya keterbukaan diantara lawan biacaranya. Apakah seperti itu? Keutamaan ini
sendiri menurut Aristoteles dibedakan menjadi dua yaitu karakter dan juga akal budi tentunya
ada perbedaan. Pada intinya moral itu harus dijadikan sebagai tolak ukur yang nantinya di
realisasikan kepada orang-orang terdekat (maupun orang yang baru dikenalnya). Selain itu
moral sendiri mempunyai faktor-faktornya seperti hati nurani, hati nurani sesat, hati nurani
bimbang serta akibat dari perbuatan yang telah dilakukan.

6
Karakter (sifat manusia) contohnya seperti kemurahan hati, tahu batas, keberanian dan
seterusnya yang semuanya meminta latihan (mengulang-ulang) dan aktivitas yang berulang-
ulang. Akal budi contoh kebijaksanaan, kepadaian dan latihan-latihan yang membutuhkan
waktu yang cukup lama. Keutamaan ialah suatu status yang berkenaan dengan pilihan.
Keutamaan sebagai kebiasaan diwujudkan dalam penentuan itu yang di tengah-tengah
(mean). Apakah itu mean? Mean artinya berada di tengah-tengah, tidak berlebihan dan tidak
kekurangan atau di antara kedua ekstrem. Namun apa yang pas untuk kita tersebut harus lolos
dari pertimbangan/pemeriksaan akal budi. Akhirnya, keutamaan yang berada di tengah-
tengah itu harus ditentukan dalam cara sebagaimana orang baik.

Keutamaan tanggung jawab, tanggung jawab adalah salah satu perwujudan kodrat
manusia yang sempurna. Manusia terbatas, tetapi dia meiliki kodrat keterarahan pada
kesempurnaan. Terbatas selanjutnya makin membaik dan pada akhirnya menjadi sempurna.
Manusia memang belum penuh. Kepenuhan manusia adalah “menjadi”,” memproses”,
“menyejarah” menuju kemanusiaanya. Dalam artian kata lain yaitu terbatas. Relasi dengan
orang lain dengan demikian di mengerti sebagai relasi dan saling mengerti. Keoptimisan dan
kedinamisannya tidak terletak pada keberaniannya bertanggung jawab, melainkan pada
tekadnya untuk menjadi, memproses melangkah, menyejarah, menjadi sempurna. Sebaliknya,
orang yang kekurangan yakni ia yang mengalami kemandengan dalam proses menajdi
melangkah, menyejarah menampilkan dirinya tidak bertanggung jawab adalah pribadi dengan
kekurangan yang besar.

Suatu tindakan menanggung sesuatu demi kebaikan dengan cara itu, manusia tumbuh
dan berkembang dalam keutamaanya, kesempurnaanya, kepenuhannya sebagai manusia. dan
manusia bertanggung jawab atas tindakannya, meski tidak ada hukum yang mengaturnya.

7
IV. KESIMPULAN

Kesimpulan dari kasus di atas dengan beberapa teori yang sudah saya tuliskan lebih
singkatnya seperti ini. Mengapa saya memilh teori-teori tersebut?

Alasan saya yang pertama adalah teori actus humanus tahu, mau, bebas. Disini
tersangka HS yang sudah seperti di sebutkan di atas dia sudah merencanakan pembunuhan
dalam keadaan sadar dan di waktu yang bersamaan ketika dirinya ditanya dia mengelak
bahwa dirinya tidak salah tetapi si korban yang salah, menurutnya. Tahu artian dalam
keadaan sadar dia tahu bahwa dua orang itu masih keluarga arti kata lain masih satu golongan
darah, satu hati. Mau yang dimaksud di saat dirinya berniat untuk mencari barang di belakang
rumah korban yang nantinya digunakan untuk membunuh keluarga korban. Bebas pada saat
satu keluarga ini sedang menikmati istirahat malam dengan bebas tanpa ada dorongan dari
orang lain ia pun melakukan pembunuhan begitu saja. Apalagi, di saat anak-anak itu di bunuh
dengan hidup-hidup (anak dalam keadaan sadar). Jadi dalam teori ini HS bisa dinyatakan
salah atau benar adanya jika dirinya melakukan pembunuhan dalam keadaan sadar tanpa ada
dorongan dari orang lain, egonya. Jadi, bisa disimpulkan dari teori ini tindakan yang baik
dengan demikian adalah tindakan yang dilakukan dengan tahu, mau, bebas yang selaras
dengan nilai-nilai kebaikan sedangkan di sisi lain tindakan yang baik atau buruk dengan
demikian adalah tindakan menyimpang dari nilai-nilai kebaikan yang dilakukan dengan tahu-
mau-bebas.

Alasan saya yang kedua menggunakan struktur tindakan manusia. HS munggkin


sudah dendam terlalu lama dengan korban dengan alasan itulah ia membela dirinya bahwa ia
tidak bersalah dan juga karena korban sering mengejek HS, karena sudah sakit hati yang
terlalu dalam dan mungkin bagi HS sudah tidak ada jalan lain untuk mengobati itu. Mungkin
tindakan ini tidak ia hendaki mungkin karena sudah terencana ini memang di kehendakinya
tetapi siapa yang tahu karena ada pada pilihannya, media press dan juga kepolisian juga
mengatakan bahwa sebenarnya kematian anak-anak dari korban sendiri itu memang tidak
direncakana sebelumnya hanya karena anak-anak keluar kamar dan mengetahui HS pun
menghabisinya. Mungkin bisa saja karena ego-nya yang semakin membesar dan ia pun tidak
bisa mengedalikan ego-nya sendiri dan pada akhirnya hilanglah akal sehatnya.

Alasan ketiga saya ini menurut saya alasan yang paling kuat karena disini membahas
tentang double effect atau akibat yang diterima oleh pelaku. Dituliskan bahwa tujuan yang
baik tidak menghasilkan/mengesahkan/memverifikasi segala cara. Apakah dengan HS

8
membunuh satu keluarga dia akan bisa hidup tenang tanpa ada yang mencacimaki lagi? Tentu
saja tidak malah akan berakibat semakin banyak orang yang mencacimaki ia karena sudah
membuat keramaian di nusantara. Dituliskan lagi disini perbuatan itu – tanpa jatuh dalam
pertimbangan fisikalis – harus didasarkan alasan yang seimbang (recta rasio). Apakah dengan
mudah alasan ‘dendam/sakit hati’ bisa dikatakan jelas? Tidak, mereka bisa membicarakannya
dan menyelesaikannya bersama tidak harus dengan kejahatan seperti ini jika bisa di benahi
mengapa tidak mencobanya. Dengan sadar atau tidak perilaku yang dilakukan HS akan tetap
menjadi kejahatan. Kejahatan muncul karena adanya kebebasan, kebebasan ini berkaitan
langsung dengan tindakan moral dari individu. Apalagi perilaku kejahatan HS ini sudah
direncanakan sebelumnya dalam artian kata dia sudah membayangkan dia sudah
berimajinasi.

Alasan yang terakhir tentang apa itu tanggung jawab dan apa itu konsekuensi.
Konsekuensi sendiri menurut saya yaitu dampak dari sesuatu/perbuataan kita yang kita
perbuat dan yang pada akhirnya kita harus menerima efek atau konsekuensinya secara
langsung pada saat itu maupun esok. Sedangkan, tanggung jawab sendiri adalah menanggung
dan menjawab. Artinya, kita sebagai mahkluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri harus
mengasihi orang lain bukan dalam bentuk hadiah atau apa tetapi sesuatu yang bermanfaat
contohnya adalah ilmu, mungkin ada teman dari kita yang tidak bisa dan kita tahu apakah itu
dan bagaimana cara menyelesaikannya nah kita bisa membantu teman kita. Pada kasus diatas
HS seharusnya jika dirinya tahu dia sakit hati atau dendam lebih baik ia mengerti betul
mengapa dia dikatakan seperti itu, karena itu adalah konsekuensinya, mungkin karena HS
pernah melakukan sesuatu yang menyebabkan korban mengolok-olok HS. Contoh lain HS
mengakui jika dirinya membunuh satu keluarga di bogor apa yang dia harus lakukan? Yaitu
ya menerima konsekuensi yang sudah ia perbuat. Berbeda dengan tanggung jawab, contoh
pada kasus ini karena korban sendiri ingin mengajak membeli baju natal dengan HS nah ini
termasuk mengajak untuk yang lebih baik, tanggung jawab karena ia melakukan kepada
keluarganya sendiri.

9
Source:

https://www.zonareferensi.com/pengertian-moral/

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20181116162531-12-347166/polisi-sebut-pembunuhan-
satu-keluarga-di-bekasi-direncanakan

https://prezi.com/7cjrfih00wes/prinsip-prinsip-dasar-moral-dan-keutamaan-moral/

http://bangka.tribunnews.com/2018/11/17/7-pengakuan-tersangka-pembunuhan-satu-
keluarga-di-bekasi

10

Anda mungkin juga menyukai