“BBLR”
DI SUSUN OLEH:
KELOPOK IV
MALUKU HUSADA
KAIRATU
2018
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram
pada waktu lahir (Amru sofian,2012).
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru alhir yang berat badannya
2500 gram atau lebih rendah. Dalam definisi ini tidak termasuk bayi-bayi dengan berat
badan kurang dari 1000 gram. (Nugroho Iman santosa)
Bayi berat badan lahir rendah ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir
kurang dari 2500 gram (WHO). Berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat
badan kurang dari 2500 gram pada waktu lahir. (Huda dan Hardhi, NANDA NIC-
NOC, 2013)
Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir dengan berat
badan kurang dari 2500 gram tanpa memperhatikan usia gestasi (Wong,2009).
BBLR merupakan bayi (neonates) yang lahir dengan memiliki berat badan kurang dari
2500 gram atau sampai dengan 2499 gram. (Hidayah,2005).
B. Klasifikasi BBLR
Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya bayi berat lahir rendah dibedakan
dalam beberapa macam (Abdul Bari saifuddin,2001) :
1. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), berat lahir 1500 gram-2500 gram.
2. Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR),berat alhir kurang dari 1500 gram.
3. Bayi Berta Lahir Ekstrem Rendah (BBLER) berat lahir kurang dari 1000 gram.
Sedangkan menurut WHO membagi Umur kehamilan dalam tiga kelompok :
1. Preterm : kurang dari 37 minggu lengkap.
2. Aterm : mulai dari 37 minggu sampai kurang dari 42 minggu lengkap.
3. Pos term : 42 minggu lengkap atau lebih.
Ada dua macam BBLR yaitu :
1. Prematuritas murni atau bayi yang kurang bulan (KB/SMK) : bayi yang dilahirkan
dengan umur kurang dari 37 minggu dengan berat badan sesuai.
2. Dismaturitas : bayi .lahir dengan berat badan kurang dari seharusnya untuk masa
gestasi itu.
C. Etiologi
Menurut huda dan Hardhi dalam NANDA NIC-NOC (2013). Penyebab kelahiran bayi
berat badan lahir rendah,yaitu :
1. Prematur Murni
Premature Murni adalah neonates dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu
dan mempunyai berat badan yang sesuai dengan masa kehamilan atau disebut juga
neonates preterm atau BBLR. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
persalinan premature atau BBLR adalah :
a. Faktor ibu :
- Riwayat kelahiran premature sebelumnya.
- Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun.
- Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat.
- Penyakit ibu : HT, jantung, gangguan pembuluh darah (perokok).
- Primigravidarum.
- Usia ibu < 20 tahun.
b. Faktor kehamilan
c. Faktor janin
Seperti cacat bawaan,infeksi dalam rahim dan kehamilan ganda, anomaly
congenital.
Faktor kebiasaan : pekerjaan yang melelahkan.
Karakteristik yang dapat ditemukan pada Premature Murni adalah :
- LK <33 cm, LD < 30 cm
- Gerakan otot bmasih hipotonis.
- Umur kehamilan <37 minggu.
- Kepala lebih besar dari badan dan memiliki rambut tipis dan halus.
- Pernapasan belum normal dan sering terserang apnea.
- Kulit tipis, lanugo banyak terutama pada bagian dahi dan pelipis lengan.
- Genetelia belum sempurna, pada wanita labia minora belum tertutup oleh
labia mayora, pada laki-laki testis belum turun.
- Reflek menelan dan reflek batuk masih lemah.
2. Dismature
Dismatur(IUGR) adalah bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari berat
badan seharusnya untuk masa kehamilan dikarenakan mengalami gangguan
pertumbuhan dalam kandungan. Menurut Renfield (1975) IUGR dibedakan
menjadi dua yaitu :
a. Proportionate IUGR
Janin yang menderita distress yang lama dimana gangguan pertumbuhan
terjadi berminggu-minggu.
b. Disporpotionate IUGR
Terjadi karena distress subakut gangguan terjadi beberapa minggu sampai
beberapa hari sampai janin lahir. Factor-faktor yang mempengaruhi BBLR
pada dismatur adalah :
- Faktor ibu (HT,GGK,perokok,DM,toksemia, dan hipoksia ibu
- Faktor utery dan plasenta (uterus bicornis,infark plasenta,insersi tali pusat).
- Faktor janin (kelainan kromosom,gamelli,cacat bawaan, infeksi dalam
kandungan)
- Penyebab lain : keadaan sosial ekonomi yang rendah
C. Patofisiologi
D. Manisfestasi Klinis
Menurut Huda dan Hardhi. (2013) tanda dan gejala dari bayi berat badan rendah
adalah :
1. Sebelum lahir
- Pembesaran uterus tidak sesuai dengan usia kehamilan.
- Pergerakan janin lebih lambat.
- Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai yang seharusnya.
E. Komplikasi BBLR
Ada beberapa hal yang dapat terjadi apabila BBLR tidak ditangani secepatnya
menurut Mitayanti, 2009 yaitu :
1. Sindrom aspirasi mekonium (menyababkan kesulitan bernapas pada bayi).
2. Hipoglikemia simtomatik.
3. Penyakit membrane hialin disebabkan karena surfaktan paru belum
sempurna,sehingga alveoli kolaps. Sesudah bayi mengadakan inspirasi, tidak
tertinggal udara residu dalam alveoli, sehingga selalu dibutuhkan tenaga negative
yang tinggi untuk yang berikutnya.
4. Asfiksia neonetorom.
5. Hiperbulirubinemia.
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan glucose darah terhadap hipoglikemia.
2. Pemantauan gas darah sesuai kebutuhan.
3. Titer torch sesuai indikasi.
4. Pemeriksaan kromosom sesuai indikasi.
5. Pemantauan elektrolit.
6. Pemeriksaan sinar X sesuai kebutuhan (mis : fhoto thorak)
G. Penatalaksanaan BBLR
1. Penanganan bayi.
Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi. Maka semakin besar perawatan
yang diperlukan, karena kemungkinan terjadi serangan sianosis lebih besar. Semua
perawatan bayi harus dilakukan didalam incubator.
2. Pelestarian suhu tubuh.
Untuk mencegah hipotermi diperlukan lingkungan yang cukup hangat dan istirahat
konsumsi O2 yang cukup. Bila dirawat dalam incubator maka suhunya untuk bayi
dengan BB 2 kg adalah 35C dan untuk bayi dengan BB 2-2,5 kg adalah 34c. bila
tidak ada incubator hanya dipakai popok untuk memudahkan pengawasan
mengenai keadaan umum, warna kulit,pernafasan, kejang dan sebagainyasehingga
penyakit dapat dikenali sedini mungkin.
3. Inkubator
Prosedur perawatan dapat dilakukan melalui jendela atau lengan baju. Sebelum
memasukan bayi kedalam incubator. Incubator terlebih dahulu dihangatkan sampai
sekitar 29,4 C untuk bayi dengan BB 1,7 kg dan 32,20 C untuk bayi yang lebih
kecil.
4. Pemberian oksigen
Konsentrasi O2 diberikan sekitar 30-35% dengan menggunakan head box.
5. Pencegahan infeksi
Prosedur pencegahan infeksi adalah sebagai berikut :
- Mencuci tangan samoai kesiku dengan sabun dan air mengalir selama 2 menit
- Mencuci tangan dengan zat antiseptic sebelum dan sesudah memegang bayi.
6. Pemberian makanan.
Pemberian makanan sedini mungkin sangat dianjurkan untuk membantu terjadinya
hipoglikemi dan hiperbilirubin. ASI merupakan pilihan utama, dianjurkan untuk
minum pertama sebanyak 1 mllarutan glucose 5% yang steril untuk bayi dengan
berat badan kurang dari 1000 gram.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Diagnosa yang bisa ditegakkan oleh seorang perawat pada bayi dengan BBLR yaitu:
1. Pola nafas yang tidak efektif yang berhubungan dengan imaturitas pusat
pernapasan, keterbatasan perkembangan otot penurunan otot atau kelemahan, dan
ketidakseimbangan metabolik
2. Resiko termoregulasi inefektif yang berhubungan dengan SSP imatur (pusat
regulasi residu, penurunan massa tubuh terhadap area permukaan, penurunan
lemak subkutan, ketidakmampuan merasakan dingin dan berkeringat, cadangan
metabolik buruk)
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan penurunan
simpanan nutrisi, imaturitas produksi enzim, otot abdominal lemah, dan refleks
lemah.
C. Rencana Keperawatan
Intervensi Rasional
Mandiri:
Kaji frekwensi dan pola Membantu dalam membedakan periode
pernapasan, perhatikan perputaran pernapasan normal dari
adanya apnea dan perubahan serangan apnetik sejati, terutama sering
frekwensi jantung. terjadi pad gestasi minggu ke-30
Isap jalan napas sesuai Menghilangkan mukus yang neyumbat
kebutuhan jalan napas
.Posisi ini memudahkan pernapasan dan
Posisikan bayi pada abdomen menurunkan episode apnea, khususnya
atau posisi telentang dengan bila ditemukan adanya hipoksia, asidosis
gulungan popok dibawah metabolik atau hiperkapnea
bahu untuk menghasilkan Magnesium sulfat dan narkotik menekan
hiperekstensi pusat pernapasan dan aktifitas SSP
Tinjau ulang riwayat ibu Hipoksia, asidosis netabolik,
terhadap obat-obatan yang hiperkapnea, hipoglikemia, hipokalsemia
akan memperberat depresi dan sepsis memperberat serangan apnetik
pernapasan pada bayi Perbaikan kadar oksigen dan
karbondioksida dapat meningkatkan
fungsi pernapasan
Intervensi Rasional
Mandiri : Hipotermia membuat bayi cenderung
Kaji suhu dengan merasa stres karena dingin, penggunaan
memeriksa suhu rektal simpanan lemak tidak dapat diperbaruai bila
pada awalnya, selanjutnya ada dan penurunan sensivitas untuk
periksa suhu aksila atau meningkatkan kadar CO2 atau penurunan
gunakan alat termostat kadar O2.
dengan dasar terbuka dan Mempertahankan lingkungan termonetral,
penyebar hangat. membantu mencegah stres karena dingin
Tempatkan bayi pada Hipertermi dengan peningkatan laju
inkubator atau dalam metabolisme kebutuhan oksigen dan
keadaan hangat glukosa serta kehilangan air dapat terjadi
Pantau sistem pengatur bila suhu lingkungan terlalu tinggi.
suhu , penyebar hangat Penurunan keluaran dan peningkatan berat
(pertahankan batas atas jenis urine dihubungkan dengan penurunan
pada 98,6°F, bergantung perfusi ginjal selama periode stres karena
pada ukuran dan usia bayi) rasa dingin
Kaji haluaran dan berat Ketidakadekuatan penambahan berat badan
jenis urinePantau meskipun masukan kalori adekuat dapat
penambahan berat badan menandakan bahwa kalori digunakan untuk
berturut-turut. Bila mempertahankan suhu lingkungan tubuh,
penambahan berat badan sehingga memerlukan peningkatan suhu
tidak adekuat, tingkatkan lingkungan.
suhu lingkungan sesuai Tanda-tanda hipertermi ini dapat berlanjut
indikasi. pada kerusakan otak bila tidak teratasi.
Perhatikan perkembangan Stres dingin meningkatkan kebutuhan terhadap
takikardia, warna glukosa dan oksigen serta dapat mengakibatkan
kemerahan, diaforesis, masalah asam basa bila bayi mengalami
letargi, apnea atau aktifitas metabolisme anaerobik bila kadar oksigen yang
kejang. cukup tidak tersedia. Peningkjatan kadar bilirubin
indirek dapat terjadi karena pelepasan asam lemak
Kolaborasi : dari meta bolisme lemak coklat dengan asam lemak
Pantau pemeriksaan laboratorium bersaing dengan bilirubin pada pada bagian ikatan
sesuai indikasi (GDA, glukosa di albumin.
serum, elektrolit dan kadar Membantu mencegah kejang berkenaan
bilirubin) dengan perubahan fungsi SSP yang
Berikan obat-obat sesuai dengan disebabkan hipertermi
indikasi : fenobarbital Memperbaiki asidosis yang dapat terjadi pada
hiportemia dan hipertermia
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan penurunan
simpanan nutrisi, imaturitas produksi enzim, otot abdominal lemah, dan refleks
lemah.
Tujuan : nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhan.
Kriteria hasil :
- Bayi mendapat kalori dan nutrient esensial yang adekuat.
- Mempertahankan pertumbuhan dan peningkatan berat badan dalam kurva
normal dengan penambahan berat badan tetap, sedikitnya 20-30 gram/hari.
Intervensi Rasional
Mandiri : Menentukan metode pemberian makan
Kaji maturitas refleks yang tepat untuk bayi
berkenaan dengan pemberian Pemberian makan pertama bayi stabil memiliki
makan (misalnya : mengisap, peristaltik dapat dimulai 6-12 jam setelah
menelan, dan batuk) kelahiran. Bila distres pernapasan ada cairan
Auskultasi adanya bising parenteral di indikasikan dan cairan peroral harus
usus, kaji status fisik dan ditunda
statuys pernapasan
Kaji berat badan dengan Mengidentifikasikan adanya resiko
menimbang berat badan derajat dan resiko terhadap pola
setiap hari, kemudian pertumbuhan. Bayi SGA dengan
dokumentasikan pada grafik kelebihan cairan ekstrasel kemungkinan
pertumbuhan bayi Pantau kehilangan 15% BB lahir. Bayi SGA
masuka dan dan pengeluaran. mungkin telah mengalami penurunan
Hitung konsumsi kalori dan berat badan dealam uterus atau
elektrolit setiap hari mengalami penurunan simpanan
Kaji tingkat hidrasi, lemak/glikogen.
perhatikan fontanel, turgor Memberikan informasi tentang masukan
kulit, berat jenis urine, aktual dalam hubungannya dengan
kondisi membran mukosa, perkiraan kebutuhan untuk digunakan
fruktuasi berat badan. dalam penyesuaian diet.
Kaji tanda-tanda Peningkatan kebutuhan metabolik dari
hipoglikemia; takipnea dan bayi SGA dapat meningkatkan kebutuhan
pernapasan tidak teratur, cairan. Keadaan bayi hiperglikemia dapat
apnea, letargi, fruktuasi suhu, mengakibatkan diuresi pada bayi.
dan diaphoresis. Pemberian Pemberian cairan intravena mungkin
makan buruk, gugup, diperlukan untuk memenuhi peningkatan
menangis, nada tinggi, kebutuhan, tetapi harus dengan hati-hati
gemetar, mata terbalik, dan ditangani untuk menghindari kelebihan
aktifitas kejang. cairanKarena glukosa adalah sumber
utama dari bahan bakar untuk otak,
Kolaborasi : kekurangan dapat menyebabkan
Pantau pemeriksaan kerusakan SSP permanen.hipoglikemia
laboratorium sesuai indikasi : secara bermakna meningkatkan mobilitas
Glukas serum. Nitrogen urea mortalitas serta efek berat yang lama
darah, kreatin, osmolalitas bergantung pada durasi masing-masing
serum/urine, elektrolit urine episode.
Berikan suplemen elektrolit Kolaborasi :
sesuai indikasi misalnya kalsium Hipoglikemia dapat terjadi pada awal 3 jam
glukonat 10% lahir bayi SGA saat cadangan glikogen
dengan cepat berkurang dan glukoneogenesis
tidak adekuat karena penurunan simpanan
protein obat dan lemak.
Mendeteksi perubahan fungsi ginjal
berhubungan dengan penurunan simpanan
nutrien dan kadar cairan akibat malnutrisi.
Ketidakstabilan metabolik pada bayi
SGA/LGA dapat memerlukan suplemen
untuk mempertashankan homeostasis.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymuous, 2015. http://www.pediatric.com/.
Arief, Nurhaeni. 2008. Panduan Lengkap Kehamilan dan Kelahiran Sehat. Yogyakarta :
AR Group.
Betz, LC dan Sowden, LA. 2002. Keperawatan Pediatrik - Edisi 3. Jakarta : EGC.