Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DENGAN

MASALAH MALARIA

Di dusun air buaya


Definisi
 Malaria adalah penyakit infeksi akut atau kronis yang disebabkan
oleh protozoa genus Plasmodium, ditandai dengan gejala demam
rekuren, anemia dan hepatosplenomegali. Penyakit malaria dapat
menyerang secara berulang-ulang dan dapat menyebabkan kematian
(Soedarmo, 2010). Sedangkan meurut ahli lain malaria merupakan
suatu penyakit infeksi akut maupun kronik yang disebakan oleh
infeksi Plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan
ditemukannya bentuk aseksual dalam darah, dengan gejala demam,
menggigil, anemia, dan pembesaran limpa
Etiologi
 Malaria disebabkan parasit malaria, suatu protozoa darah yang
termasuk dalam phyllum Apicomplexa, kelas Sporozoa, subkelas
Coccidiida, ordo Eucoccidides, subordo Haemosporidiidea, famili
Plasmodiidae, genus Plasmodium (Nugroho, 2012).
• Klasifikasi
1. Malaria Tropika (Plasmodium Falcifarum)
    

Malaria tropika/ falciparum malaria tropika merupakan bentuk yang


paling berat, ditandai dengan panas yang ireguler, anemia,
splenomegali, parasitemia yang banyak dan sering terjadi komplikasi.
Masa inkubasi 9-14 hari. Malaria tropika menyerang semua bentuk
eritrosit. Disebabkan oleh Plasmodium falciparum. Plasmodium ini
berupa Ring/ cincin kecil yang berdiameter 1/3 diameter eritrosit
normal dan merupakan satu-satunya spesies yang memiliki 2 kromatin
inti (DoubleChromatin). Klasifikasi penyebaran Malaria Tropika:
Plasmodium Falcifarum menyerang sel darah merah seumur hidup.
Infeksi Plasmodium Falcifarum sering kali menyebabkan sel darah
merah yang mengandung parasit menghasilkan banyak tonjolan untuk
melekat pada lapisan endotel dinding kapiler dengan akibat obstruksi
trombosis dan iskemik lokal. Infeksi ini sering kali lebih berat dari
infeksi lainnya dengan angka komplikasi tinggi (Malaria Serebral,
gangguan gastrointestinal, Algid Malaria, dan Black Water Fever).
2. Malaria Kwartana (Plasmoduim Malariae)
Plasmodium Malariae mempunyai tropozoit yang serupa
dengan Plasmoduim vivax, lebih kecil dan sitoplasmanya lebih
kompak/lebih biru. Tropozoit matur mempunyai granula coklat
tua sampai hitam dan kadang-kadang mengumpul sampai
membentuk pita. Skizon Plasmodium malariae mempunyai 8-10
merozoit yang tersusun seperti kelopak bunga/rossete. Bentuk
gametosit sangat mirip dengan Plasmodium vivax tetapi lebih
kecil.
Ciri-ciri demam tiga hari sekali setelah puncak 48 jam. Gejala
lain nyeri pada kepala dan punggung, mual, pembesaran limpa,
dan malaise umum. Komplikasi yang jarang terjadi namun
dapat terjadi seperti sindrom nefrotik dan komplikasi terhadap
ginjal lainnya. Pada pemeriksaan akan di temukan edema,
asites, proteinuria, hipoproteinemia, tanpa uremia dan
hipertensi.
 3.      Malaria Ovale (Plasmodium Ovale)
 Malaria Tersiana (Plasmodium Ovale) bentuknya mirip Plasmodium malariae,
skizonnya hanya mempunyai 8 merozoit dengan masa pigmen hitam di tengah.
Karakteristik yang dapat di pakai untuk identifikasi adalah bentuk eritrosit yang
terinfeksi Plasmodium Ovale biasanya oval atau ireguler dan fibriated. Malaria
ovale merupakan bentuk yang paling ringan dari semua malaria disebabkan oleh
Plasmodium ovale. Masa inkubasi 11-16 hari, walau pun periode laten sampai 4
tahun. Serangan paroksismal 3-4 hari dan jarang terjadi lebih dari 10 kali walau
pun tanpa terapi dan terjadi pada malam hari.
 4.      Malaria Tersiana (Plasmodium Vivax)
 Malaria Tersiana (Plasmodium Vivax) biasanya menginfeksi eritrosit muda yang
diameternya lebih besar dari eritrosit normal. Bentuknya mirip dengan
plasmodium Falcifarum, namun seiring dengan maturasi, tropozoit vivax berubah
menjadi amoeboid. Terdiri dari 12-24 merozoit ovale dan pigmen kuning tengguli.
Gametosit berbentuk oval hampir memenuhi seluruh eritrosit, kromatinin
eksentris, pigmen kuning. Gejala malaria jenis ini secara periodik 48 jam dengan
gejala klasik trias malaria dan mengakibatkan demam berkala 4 hari sekali dengan
puncak demam setiap 72 jam. Dari semua jenis
 malaria dan jenis plasmodium yang menyerang system tubuh, malaria tropika
merupakan malaria yang paling berat di tandai dengan panas yang ireguler,
anemia, splenomegali, parasitemis yang banyak, dan sering terjadinya komplikasi.
 Patofisiologi
 Parasit malaria memerlukan dua hospes untuk siklus hidupnya, yaitu manusia dan
nyamuk anopheles betina (Nugroho, 2012).
 Siklus Pada Manusia (fase aseksual)
Pada waktu nyamuk anopheles infektif mengisap darah manusia, sporozoit yang
berada dalam kelenjar liur nyamuk akan masuk ke dsalam peredaran darah selama
kurang lebih 30 menit. Setelah itu sporozoit akan masuk ke dalam sel hati dan menjadi
tropozoit hati. Kemudian berkembang menjadi skizon hati yang terdiri dari 10.000
sampai 30.000 merozoit hati. Siklus ini disebut siklus eksoeritrositer yang berlangsung
selama kurang lebih 2 minggu. Pada P. vivax dan P. ovale, sebagian tropozoit hati tidak
langsung berkembang menjadi skizon, tetapi ada yang memjadi bentuk dorman yang
disebut hipnozoit. Hipnozoit tersebut dapat tinggal di dalam sel hati selama berbulan-
bulan sampai bertahun-tahun. Pada suatu saat bila imunitas tubuh menurun, akan
menjadi aktif sehingga dapat menimbulkan relaps (kambuh). Merozoit yang berasal
dari skizon hati yang pecah akan masuk ke dalam peredaran darah dan menginfeksi
sela darah merah. Di dalam sel darah merah, parasit tersebut berkembang dari
stadium tropozoit sampai skizon (8-30 merozoit). Proses perkembangan aseksual ini
disebut skizogoni. Selanjutnya eritrosit yang terinfeksi skizon) pecah dan merozoit
yang keluar akan menginfeksi sel darah merah lainnya. Siklus inilah yang disebut
dengan siklus eritrositer. Setelah 2-3 siklus skizogoni darah, sebagian merozoit yang
meninfeksi sel darah merah dan membentuk stadium seksual yaitu gametosit jantan
dan betina (Nugroho, 2012).
 Siklus Pada Manusia (fase aseksual)
 Pada waktu nyamuk anopheles infektif mengisap darah manusia, sporozoit
yang berada dalam kelenjar liur nyamuk akan masuk ke dsalam peredaran
darah selama kurang lebih 30 menit. Setelah itu sporozoit akan masuk ke
dalam sel hati dan menjadi tropozoit hati. Kemudian berkembang menjadi
skizon hati yang terdiri dari 10.000 sampai 30.000 merozoit hati. Siklus ini
disebut siklus eksoeritrositer yang berlangsung selama kurang lebih 2
minggu. Pada P. vivax dan P. ovale, sebagian tropozoit hati tidak langsung
berkembang menjadi skizon, tetapi ada yang memjadi bentuk dorman yang
disebut hipnozoit. Hipnozoit tersebut dapat tinggal di dalam sel hati selama
berbulan-bulan sampai bertahun-tahun. Pada suatu saat bila imunitas tubuh
menurun, akan menjadi aktif sehingga dapat menimbulkan relaps
(kambuh). Merozoit yang berasal dari skizon hati yang pecah akan masuk
ke dalam peredaran darah dan menginfeksi sela darah merah. Di dalam sel
darah merah, parasit tersebut berkembang dari stadium tropozoit sampai
skizon (8-30 merozoit). Proses perkembangan aseksual ini disebut
skizogoni. Selanjutnya eritrosit yang terinfeksi skizon) pecah dan merozoit
yang keluar akan menginfeksi sel darah merah lainnya. Siklus inilah yang
disebut dengan siklus eritrositer. Setelah 2-3 siklus skizogoni darah,
sebagian merozoit yang meninfeksi sel darah merah dan membentuk
stadium seksual yaitu gametosit jantan dan betina (Nugroho, 2012).
Manifestasi Klinis
 Status kekebalan yang biasanya berhubungan dengan tingkat endemisitas tempat tinggalnya.
 Beratnya infeksi (kepadatan parasit).
 Jenis dan strain Plasmodium.
 Status gizi.
 Sudah minum obat anti malaria.
 Keadaan lain penderita (bayi, hamil, orang tua, menderita sakit lain).
 Faktor genetik (HbF, defisiensi G6PD, ovalositosis, dan lain-lain)
 Pemeriksaan Laboratorium
 Untuk menegakkan diagnosis malaria dapat dilakukan beberapa pemeriksaan, antara lain:
 1. Pemeriksaan mikroskopis
 Darah
 Terdapat dua sediaan untuk pemeriksaan mikroskopis darah, yaitu sediaan darah hapus tebal dan
sediaan darah hapus tipis. Pada pemeriksaan ini bisa melihat jenis plasmodium dan stadium-
stadiumnya. Pemeriksaan ini banyak dan sering dilakukan karena dapat dilakukan puskesmas, lapangan
maupun rumah sakit. Untuk melihat kepadatan parasit, ada dua metode yang digunakan yaitu semi-
kuantitatif dan kuantitatif. Metode yang biasa digunakan adalah metode semi-kuantitatif dengan rincian
sebagai berikut :
 (-) : SDr negatif (tidak ditemukan parasit dalam 100 LPB)
 (+) : SDr positif 1 (ditemukan 1-10 parasit dalam 100 LPB)
 (++) : SDr positif 2 (ditemukan 11-100 parasit dalam 100 LPB)
 (+++) : SDr positif 3 (ditemukan 1-10 parasit dalam 100 LPB)
 (++++) : SDr positif 4 (ditemukan 11-100 parasit dalam 100 LPB).
 Sedangkan untuk metode kuantitatif, pada SDr tebal menghitung jumlah parasit/200 leukosit dan SDr
tipis penghitungannya adalah jumlah parasit/1000 eritrosit.
 Pulasan Intradermal (Intradermal Smears)
Penelitian di Cina belum lama ini, memperlihatkan bahwa pulasan
dari darah intradermal lebih banyak mengandung stadium
matur/matang dari Plasmodium falciparum daripada pulasan darah
perifer. Penemuan ini bisa menjadi pertimbangan untuk
mendiagnosis malaria berat dengan lebih baik dan akurat. Pulasan
ini hasilnya dapat positif atau dapat juga terlihat pigmen yang
mengandung leukosit setelah dinyatakan negative pada pulasan
darah perifer. Untuk uji kesensitifitasannya, pulasan intradermal
sebanding dengan pulasan darah dari sumsum tulang yang lebih
sensitif dari pulasan darah perifer.
 Tes Diagnostik Cepat (Rapid Diagnostic Test)

Metode ini untuk mendeteksi adanya antigen malaria dengan cara


imunokromatografi. Tes ini dapat dengan cepat didapatkan hasilnya,
namun lemah dalam hal spesifitas dan sensitifitas. Tes ini biasanya
digunakan pada KLB (Kejadian Luar Biasa) yang membutuhkan
hasil yang cepat di lapangan supaya cepat untuk ditanggulangi.
Penatalaksanaan :
 Komplikasi
Komplikasi pada penyakit malaria menurut Arif Mansjoer, dkk (2011) adalah :
1. Malaria otak
   

Malaria otak merupakan penyulit yang menyebabkan kematian tertinggi (80%)


bila dibandingkan dengan penyakit malaria lainnya. Gejala klinisnya dimulai
secara lambat atau setelah gejala permulaan. Sakit kepala dan rasa ngantuk
disusul dengan gangguan kesadaran, kelainan saraf dan kejang-kejang bersifat
fokal atau menyeluruh.
2. Anemia berat
   

Komplikasi ini ditandai dengan menurunnya hematokrit secara mendadak > 3


mg/ dl. Seringkali penyulit ini disertai edema paru. Angka kematian mencapai
50%. Gangguan ginjal diduga disebabkan adanya anoksia, penurunan aliran
darah keginjal, yang dikarenakan sumbatan kapiler, sebagai akibatnya terjadi
penurunan filtrasi pada glomerulus.
3. Edema paru
    

Komplikasi ini biasanya terjadi pada wanita hamil dan setelah melahirkan.
Frekuensi pernapasan meningkat merupakan komplikasi yang berat yang
menyebabkan kematian. Biasanya disebabkan oleh kelebihan cairan dan Adult
Respiratory Distress Syndrome (ARDS).
 Skenario Kasus
 Pada sebuah kasus ditemukan di dusun air buaya
terdapat 170 penduduk, dengan rincian 50 lansia, 52
remaja, 48 PUS, dan 20 Balita. Berdasarkan data yang
diperoleh dari puskemas tanggul didapatkan data
hasil jumlah kasus malaria pada tahun 2020tercatat
18 orang, akan tetapi 9 orang merupakan pasien luar
tanggul, sehingga pasien yang berasal dari wilayah
tanggul itu sendiri berjumlah 9 orang. Di desa
tersebut jarang diadakan penyuluhan dan jarak
antara puskesmas dengan pemukiman warga jauh.
Masyarakat didaerahnya pun kurang peduli
terhadap kebersihan lingkungan.
  
 Pengkajian Komunitas
 Pengkajian menggunakan pendekatan community as partner meliputi : data inti dan data sub sistem.
 Data Inti Komunitas meliputi :
 Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
 Lokasi :
 a) Propinsi daerah tingkat 1 : maluku
 b) Kabupaten/ kotamadya : seram bagian barat
 c) Kecamatan : kairatu
 e) Dusun : air buaya
 h) Luas wilayah : -
 i) Batas wilayah/wilayah : -
 Data demografi
 a) Jumlah penderita malria di dusun air buaya : 9 orang
 b) Jumlah penderita malaria dari luar dusun air buaya : 9 orang
 Berdasarkan jenis kelamin
 Laki-laki : 11 orang
 Perempuan : 7 orang
 Berdasarkan kelompok penderita Malaria
 Usia < 15 th : 3 orang
 Usia 16-45 th : 11 orang
 Usia >45 th : 4 orang
 3) Berdasarkan Tipe Malaria
 Malaria Tropika (Plasmodium Falcifarum) : 2 orang
 Malaria Kwartana (Plasmoduim Malariae) : 12 orang
 Malaria Ovale (Plasmodium Ovale) : 3 orang
 Malaria Tersiana (Plasmodium Vivax) : 1 orang
Analisa data
No Data Focus Etiologi Maslah
1DS : dari hasil wawancara didapatkan bahwa di Lingkungan Resiko tinggi
dusun tersebut ada warga yang menderita yang kotor penularan
penyakit malaria dan pola malaria
DO : hidup yang
- Berdasarkan data dari kurang
puskemas tanggul didapatkan sehat
data ada 9 penderita malaria.
- rumah yang padat, lembab
dan Pembuangan sampah
masih di dekat pekarangan.
- Ketidakpatuhan mengobati
penyakitnya (malaria)
- Pola hidup yang kurang sehat
 Diagnosa Keperawatan
Resiko tinggi penularan Malaria di dusun air buaya
berhubungan dengan lingkungan yg kotor dan pola hidup
yang tidak sehat ditandai dengan :
DS : dari hasil wawancara didapatkan bahwa di dusun
tersebut ada warga yang menderita penyakit malaria.
DO :
- Berdasarkan data dari puskemas tanggul
didapatkan data ada 9 penderita malaria.
- rumah yang padat, lembab dan Pembuangan
sampah masih di dekat pekarangan.
- Ketidakpatuhan mengobati penyakitnya (malaria).
- Pola hidup yang kurang sehat.
Prioritas Masalah
Perubahan positif Penelesaian
Pentingnya untuk untuk
penyelesaia penyelesaian di peningkatan
n masalah komunitas kwalitas hidup
Diagnosa keperawatan Score
1 : rendah 0 : tidak ada 0 : tidak ada
2 : sedang 1 : rendah 1 : rendah
3 : tinggi 2 : sedang 2 : sedang
3 : tinggi 3 : tinggi
Resiko tinggi penularan
malaria di Ds air buaya
berhubungan dengan
3 3 3 9
lingkungan yg kotor dan
pola hidup yang tidak
sehat.
Intervensi

Diagnosa Tujuan Rencana Tindakan Sasaran Metode Media Waktu Tempat


Keperawatan

1. Resiko tinggi Tujuan Umum 1. Bina Warga dusun Ceramah, Tanya Proposal sabtu 27 februari Balai desa dusun
penularan malaria : hubungan air buaya jawab, diskusi Leafleat 2021 air buaya
di dusun air Tidak saling percaya Flipchart
buaya berkurangnya dengan
berhubungan angka masyarakat
dengan kejadian 2. Penyuluhan
lingkungan yg malaria di kesehatan
kotor dan pola dusun air tentang cara
hidup yang tidak buaya pencegahan dan
sehat ditandai Tujuan cara
dengan : Khusus : penanganan
- Dari hasil Malaria.
wawancara 3. Mencegah dan
didapatkan melakukan deteksi dini
bahwa di dusun terjadinya penularan
tersebut ada malaria.
warga yang
menderita
penyakit malaria.
- Berdasarkan
data dari
puskemas
tanggul
didapatkan
data ada 9
penderita malaria.
- Rumah
yang padat,
lembab dan
Pembuangan
sampah masih di
dekat
pekarangan.
-
Ketidakpatuhan
mengobati
penyakitnya
(malaria).
- Pola
hidup yang
kurang sehat
 Tahap Implementasi
 Implementasi merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah disusun. Implementasi
diberikan secara langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat dan kebutuhan masyarakat. Pada umumnya
tindakan keperawatan komunitas yang dilakukan di dusun air buaya sesuai dengan teori yaitu berfokus pada upaya
meningkatkan, mempertahankan, memperbaiki kesehatan, mencegah penyakit dan rehabilitasi dengan
menggunakan strategi yaitu proses kelompok, health promotion dan partnership.
 Tindakan pelaksanaan atau implementasi yang diperlukan untuk mengatasi masalah-masalah keperawatan
komunitas adalah hasil kerja sama dengan masyarakat. Implementasi untuk masalah kesehatan lingkungan yang
diangkat adalah malaria berhubungan dengan Lingkungan yang kurang memadahi. Kegiatan dimulai dengan
memberikan penyuluhan tentang Malaria pada hari sabtu 27 februari 2021 di dusun air buaya. Oleh mahasiswa ners
STIkes Maluku Husada
 Pelaksanaan kegiatan komunitas berjalan sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Pemberian tindakan
pendidikan kesehatan atau penyuluhan kepada warga dusun air buayar . Perubahan yang dapat dinilai sebatas
tahap perubahan pengetahuan. Perubahan yang dapat dinilai karena berdasarkan faktor yang mempermudah
perubahan perilaku baru terjadi perubahan pengetahuan, sikap, dan kepercayaan.
  
 Tahap Evaluasi
 Evaluasi merupakan tahap akhir proses keperawatan yang digunakan untuk menilai keberhasilan dari pemecahan
masalah keperawatan komunitas yang ada. Dari evaluasi yang dilaksanakan dapat diketahui masalah keperawatan
komunitas dapat terpecahkan seluruh, sebagian, atau tidak terpecahkan tetapi menimbulkan masalah baru. Kegiatan
evaluasi yang dilakukan adalah mengukur keberhasilan mengumpulkan data dan menganalisa. Kegiatan ini
dilakukan bersama dengan masyarakat.
 Evaluasi hasil kegiatan telah dilakukan untuk menilai efektifitas kegiatan sesaat setelah kegiatan dilakukan dan
evaluasi yang dilakukan pada akhir program untuk menilai aktifitas jangka panjang yang akan dilakukan sebagai
rencana tindak lanjut di dusun air buaya. Evaluasi secara umum dilakukan setelah mahasiswa selesai melaksanakan
kegiatan yang direncanakan.
 Pelaksanaaan kegiatan yang telah dilakukan berjalan lancar, sesuai rencana dan adanya peran serta KADER dan
mayarakat setempat. Selama dilakukan kegiatan tidak ditemukan hambatan yang berarti.
 Hasil evaluasi tindakan untuk mengatasi masalah malaria dengan melakukan Penyuluhan Kesehatan yang dihadiri
oleh warga dusun air buaya, Terdapat bapak-bapak dan Ibu- Ibu yang aktif bertanya dan mendengarkan materi yang
diampaikan.
DANKE

Anda mungkin juga menyukai