Anda di halaman 1dari 8

pencegahan

DiSusun Oleh

Kelompok III

Sitri E U Langoy Arvan A Wattimena


Gelssy Louhatapessy Nursia Kumkelo
Maryam Leka

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MALUKU HUSADA
KAIRATU

2018
Hipoglikemia

Hipoglikemia adalah gangguan kesehatan yang terjadi ketika kadar gula di dalam darah berada di
bawah kadar normal. Zat gula didapat dari makanan yang kita cerna dan serap. Molekul-molelul
gula tersebut masuk ke dalam aliran darah untuk selanjutnya disalurkan ke seluruh sel-sel yang
ada di jaringan tubuh. Namun sebagian besar sel-sel tubuh tidak bisa menyerap gula tanpa
bantuan hormon insulin yang diproduksi oleh pankreas. Dalam hal ini, insulin berperan sebagai
pembuka pintu bagi masuknya zat gula ke dalam sel.

Jika jumlah insulin terlalu banyak, otomatis kadar gula darah akan menurun. Itu sebabnya
hipoglikemia banyak dialami oleh penderita diabetes karena mereka sering menggunakan insulin
atau obat-obatan pemicu produksi insulin guna menurunkan kadar gula di darah mereka. Namun
bukan hanya insulin saja, terdapat beberapa faktor lainnya, seperti pola makan yang buruk dan
olahraga berlebihan, juga dapat menyebabkan hipoglikemia.

Gejala hipoglikemia

Jika kadar gula darah terlalu rendah maka tubuh, termasuk otak, tidak akan bisa berfungsi
dengan baik. Dan jika itu terjadi, seseorang yang menderita hipoglikemia bisa mengalami gejala-
gejala seperti berikut ini:
 Lelah
 Pusing
 Pucat
 Bibir kesemutan
 Gemetar
 Berkeringat
 Merasa lapar
 Jantung berdebar-debar
 Sulit berkonsentrasi
 Mudah marah

Penderita hipoglikemia yang kondisinya makin memburuk akan mengalami gejala-gejala seperti:

 Mengantuk
 Gangguan penglihatan
 Seperti kebingungan
 Gerakan menjadi canggung, bahkan berperilaku seperti orang mabuk
 Kejang
 Hilang kesadaran

Gejala yang memburuk tersebut umumnya terjadi ketika kadar darah turun secara drastis akibat
hipoglikemia yang tidak mendapat penanganan tepat.

Jika Anda menderita diabetes dan curiga sedang mengalami hipoglikemia, disarankan untuk
segera menemui dokter apabila kondisi Anda tidak mengalami perubahan positif meski sudah
ditangani (misalnya dengan mengonsumsi makanan atau minuman manis).

Penyebab hipoglikemia

Berikut ini beberapa penyebab hipoglikemia yang biasanya terjadi pada penderita diabetes:

 Penggunaan suntikan insulin pada kasus diabetes tipe 1 yang melebihi dosis, atau terlalu
banyak menggunakan obat-obatan oral pada kasus diabetes tipe 2 yang juga dapat
memicu pelepasan insulin berlebihan. Salah satu obat tersebut adalah sulphonylurea.
 Menggunakan insulin dengan dosis normal, namun tubuh kekurangan asupan
karbohidrat. Masalah ini bisa terjadi karena penderita terlalu banyak melakukan aktivitas
fisik, tidak cukup mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat, lupa makan,
atau menunda makan.
 Terlalu banyak mengonsumsi minuman keras atau alkohol dalam keadaan perut kosong.

Sedangkan beberapa penyebab hipoglikemia pada orang-orang non-diabetes di antaranya adalah:

 Produksi insulin yang terlalu banyak oleh pankreas. Hal ini bisa disebabkan oleh obesitas,
mengonsumsi karbohidrat terlalu banyak, tumor pada pankreas, atau efek samping dari
operasi bypass lambung.
 Terlalu banyak mengonsumsi minuman keras.
 Puasa.
 Menderita penyakit yang menyerang kelenjar tiroid, kelenjar adrenal, ginjal, atau hati.
 Menderita penyakit Addison (kelainan pada kelenjar adrenal).
 Kekurangan nutrisi.
 Efek samping dari obat-obatan, seperti propranolol untuk hipertensi, asam salisilat untuk
rematik, dan kina untuk malaria.

Diagnosis dan pengobatan hipoglikemia

Saat ini sudah tersedia alat pengukur kadar gula darah di apotek yang dapat digunakan oleh
penderita diabetes di rumah. Selain diabetes, alat ini juga dapat digunakan untuk mendiagnosis
hipoglikemia.

Kadar gula normal seseorang adaah 72 hingga 108 mg/dl pada saat puasa, dan mencapai 140
mg/dl kurang lebih dua jam setelah makan. Biasanya gejala hipoglikemia akan mulai dirasakan
seseorang jika darah mereka di bawah 70 mg/dl.

Ketika gejala hipoglikemia muncul, segera konsumsi makanan-makanan yang mengandung


kadar gula tinggi, seperti jus buah, permen, atau minuman ringan,. Selain itu, Anda juga dapat
mengonsumsi makanan yang kandungan karbohidratnya bisa diubah menjadi gula dengan cepat
oleh tubuh,  seperti roti lapis, sereal, atau biskuit.

Setelah 15 menit, periksa kembali kadar gula Anda. Jika masih tetap di bawah 70 mg/dl,
konsumsi kembali makanan-makanan pendongkrak kadar gula tadi. Lakukan terus pengecekan
tiap 15 menit sekali hingga kadar gula Anda berada di atas 70 mg/dl. Setelah kadar gula kembali
normal, jagalah agar tetap stabil dengan mengonsumsi makanan atau camilan sehat.

Jika gejala tergolong parah atau penanganan awal tidak efektif sehingga kondisi Anda
memburuk, maka segera ke dokter atau rumah sakit. Di rumah sakit, biasanya dokter akan
langsung memberikan suntikan glukagon atau cairan infus yang mengandung glukosa agar kadar
darah Anda kembali normal. Pastikan untuk tidak memasukkan makanan atau minuman apa pun
ke mulut saat penderita dalam kondisi tidak sadar untuk menghindari sesak.

Selain tes darah, dokter juga akan memeriksa fungsi organ hati, ginjal, kelenjar adrenal, atau
pankreas untuk mengetahui apakah hipoglikemia Anda terjadi akibat adanya gangguan pada
organ-organ tersebut. Jika ternyata benar, maka hipoglikemia baru bisa sembuh setelah kondisi
yang mendasari tersebut diobati. Penanganan dasar bisa dilakukan dengan obat-obatan, maupun
dengan operasi, misalnya untuk mengangkat tumor pada pankreas.

Secara umum, hipoglikemia perlu ditangani secara cepat dan tepat agar terhindar dari komplikasi
seperti kehilangan kesadaran, kejang hingga kematian. Selalu konsultasikan dengan dokter jenis
pengobatan dan aktivitas apa yang tepat untuk Anda.
Pencegahan hipoglikemia

Berikut ini beberapa tips untuk mencegah munculnya gejala hipoglikemia dan tips agar gejala
hipoglikemia yang muncul tidak memburuk:

 Makan sesuai dengan aktivitas yang kita lakukan. Hal ini penting untuk menjaga
ketersediaan gula yang dibutuhkan oleh tubuh. Terlebih lagi untuk penderita diabetes
yang akan melakukan olahraga, pastikan Anda mengonsumsi makanan yang mengandung
karbohidrat cukup dan menyesuaikan dosis insulin yang Anda pakai sesuai dengan
anjuran dokter. Bagi mereka yang kerap mengalami gejala hipoglikemia di malam hari
juga dianjurkan untuk mengonsumsi camilan yang mengandung karbohidrat sebelum
tidur, seperti susu atau biskuit. Selain itu, simpan makanan bergula di dekat tempat tidur
sebagai antisipasi jika gejala hipoglikemia mengganggu tidur Anda.
 Batasi konsumsi minuman keras atau hindari sama sekali jika bisa. Hal ini
dikarenakan alkohol dapat memengaruhi kemampuan tubuh untuk melepaskan glukosa.
Apabila Anda menderita diabetes tipe 1, sangat dianjurkan untuk tidak mengonsumsi
alkohol sama sekali, atau mengonsumsi tidak lebih dari 30 ml alkohol per hari. Pastikan
Anda langsung mengonsumsi makanan ringan setelahnya.
 Pantau kadar gula Anda secara berkala. Hal ini penting untuk dilakukan tiap hari
untuk memastikan kadar gula darah berada dalam kisaran normal. Jika Anda sering
mengalami hipoglikemia pada malam hari, cek kadar gula darah pada pukul 3.00 atau
4.00, yaitu ketika hipoglikemia sering dirasakan oleh para penderita diabetes.
 Kenali gejala-gejala hipoglikemia yang muncul. Pengetahuan kita mengenai hal ini
dapat membantu menangani hipoglikemia secara cepat.
 Selalu siapkan makanan atau obat-obatan pereda gejala di mana pun Anda berada.
Salah satu obat yang mungkin akan diajarkan penggunaannya oleh dokter adalah suntikan
glukagon.
 Berhati-hatilah saat mengendarai kendaraan. Pastikan kondisi Anda prima sebelum
berkendara. Hindari membawa kendaraan jika sedang dalam kondisi pemulihan atau baru
menjalani perawatan dalam 48 jam terakhir. Hentikan kendaraan jika mengalami
serangan hipoglikemia dan tangani sedini mungkin.

Apa yang Terjadi Jika Gula Darah Terlalu Rendah?

Gula darah terlalu rendah atau hipoglikemia terjadi ketika kadar gula darah Anda berada di
bawah 70 mg/dL. Kondisi ini juga umum terjadi pada penderita diabetes. Efek samping dari
obat-obatan yang digunakan untuk mengobati diabetes bisa menurunkan kadar gula darah secara
berlebihan.

Insulin pada penderita diabetes umumnya tidak berfungsi dengan baik. Oleh karena itu, penderita
diabetes diharuskan mengonsumsi insulin atau obat-obatan yang bisa menurunkan kadar gula
darah. Sayangnya, karena dikonsumsi terlalu banyak, insulin atau obat anti-diabetes bisa
membuat gula darah turun drastis.

Hipoglikemia akan cepat terjadi jika insulin atau obat anti-diabetes tidak diiringi oleh asupan
makanan yang cukup atau justru tidak makan sama sekali. Olahraga yang berlebihan juga bisa
memicu kondisi ini.

Kondisi ini juga bisa dialami oleh kalangan yang bukan penderita diabetes. Beberapa penyebab
yang mungkin memicu hipoglikemia, antara lain:

 Terlalu banyak mengonsumsi minuman beralkohol.


 Mengidap penyakit kritis tertentu, seperti hepatitis, anoreksia nervosa, atau tumor langka
pada pankreas.
 Kekurangan hormon tertentu.
 Mengonsumsi obat anti-diabetes milik orang lain atau obat seperti quinine.

Jika kadar gula darah Anda rendah, tubuh akan lemas dan tidak bertenaga. Tanda-tanda yang
bisa Anda rasakan adalah kulit berubah pucat, berkeringat, kelaparan, kelelahan, jantung
berdebar, kesemutan di area mulut, gelisah, dan mudah marah . Dampak yang akan Anda alami
ketika kadar gula darah terlalu rendah (di bawah 40 mg/dL), antara lain:

 Bicara yang melantur.


 Sulit untuk berkonsentrasi.
 Tidak mampu berdiri atau berjalan.
 Otot berkedut.
 Kejang.
 Stroke.
 Koma.
 Meninggal.

Mari Cek Gula Darah Anda

Cara untuk mengetahui kadar gula darah adalah dengan melakukan tes darah. Tes ini berguna
untuk memonitor kadar gula darah dalam tubuh Anda agar tidak keluar dari batas normal.

Tes gula darah bisa dilakukan di rumah dengan memakai alat tes gula darah. Anda juga bisa
melakukan tes gula darah di rumah sakit. Ada beberapa jenis tes gula darah yang bisa dilakukan:

 Tes gula darah yang mengharuskan Anda puasa. Anda diharuskan puasa delapan jam
sebelum pengambilan sampel darah. Tes ini sering dipakai untuk mendiagnosis
pradiabetes dan diabetes.
 Tes toleransi glukosa oral (TTGO). Dalam tes ini Anda akan diberikan glukosa dalam
jumlah tertentu dan dua jam kemudian, kadar gula dalam darah Anda akan diperiksa.
 Tes hemoglobin A1c atau glikohemoglobin. Tes ini dilakukan untuk mengetahui kadar
gula darah yang berada pada sel darah merah. Hasil tes ini dapat memberi informasi
mengenai kadar gula Anda selama 2-3 bulan terakhir. Tes ini memudahkan dokter untuk
mengubah obat-obatan diabetes seseorang jika diperlukan. Tidak seperti sebelumnya,
Anda tidak perlu menjalani persiapan khusus untuk melakukan tes ini.
 Tes gula darah acak. Tes ini bisa dilakukan kapan saja. Kadar gula darah bisa bervariasi
tergantung makanan seseorang dan kapan terkahir kali mengonsumsi makanan sebelum
tes dilakukan. Oleh karena itu, Anda tidak perlu melakukan persiapan khusus sebelum tes
dilakukan. Karena sifatnya yang tidak mengenal waktu, pengujian ini dianggap sangat
berguna karena umumnya kadar gula darah pada orang sehat tidak berbeda jauh
sepanjang hari. Jika kadar gula darah Anda berbeda secara signifikan, maka mungkin ada
masalah kesehatan. Selain di rumah sakit, tes ini juga bisa dilakukan di rumah memakai
alat tes gula darah.

Konsultasikan kepada dokter tes apa yang cocok untuk Anda jalani. Tanyakan pula kepada
dokter mengenai risiko atau hal-hal lainnya yang berkaitan dengan tes tersebut.

Lalu Berapa Kadar Gula Darah Normal?

Kadar gula darah normal tidak selalu sama, tergantung kapan tes yang Anda jalani dan kondisi
tubuh Anda. Hal seperti mengonsumsi alkohol atau kafein bisa memengaruhi kadar gula darah.
Berikut ini adalah kadar gula darah normal. Namun ini hanyalah perkiraan saja karena tiap
laboratorium memiliki patokan yang berbeda-beda.

 Jika Anda melakukan tes dua jam setelah makan, maka kadar normal gula darah adalah
kurang dari 140 mg/dL atau 7.8 mmol/L. Angka ini berlaku pada kalangan yang berusia
di bawah 50 tahun. Bagi mereka yang berusia 50-60 tahun, kadar normalnya adalah
kurang dari 150 mg/dL atau 8.3 mmol/L. Jika Anda berusia 60 tahun ke atas, maka kadar
normal gula darah adalah 160 mg/dL atau 8.9 mmol/L.
 Jika Anda melakukan tes gula darah yang mengharuskan puasa, maka kadar normal gula
darah Anda dapat berada kurang atau sama dengan 100 mg/dL atau 5.6 mmol/L.
 Jika Anda melakukan tes gula darah acak, maka hasilnya tidak bisa disamakan. Hasilnya
tergantung dari kapan dan apa yang Anda makan sebelum menjalani tes. Namun
umumnya kadar normal gula darah berada di angka 80-120 mg/dL atau 4.4-6.6 mmol/L
(jika melakukan tes sebelum makan atau setelah bangun tidur). Jika melakukan tes pada
waktu ingin tidur, maka angka normal adalah 100-140 mg/dL atau 5.5-7.7 mmol/L.
 Jika Anda menjalani tes hemoglobin untuk gula darah, maka kadar normal adalah kurang
dari atau sekitar 7 persen.

Pastikan Anda mencatat tanggal tes dan hasilnya. Perhatikan pula apa saja yang Anda konsumsi
atau aktivitas yang dilakukan sebelum menjalani tes itu. Dengan rutin mengecek tes gula darah
dan menjalani hidup sehat, Anda bisa terhindar dari efek negatif dari tinggi atau rendahnya kadar
gula darah.
reverensi

Evert, AB. (2014). Treatment of Mild Hypoglycemia. Diabetes Spectrum, 27(1), pp. 58-62.
Kalra, et al. (2013). Hypoglycemia: The Neglected Complication. Indian Journal of
Endocrinology and Metabolism, 17(5), pp. 819-834.
American Diabetes Association (2018). Hypoglycemia (Low Blood Glucose).
NHS Choices UK (2017). Health A-Z. Low Blood Sugar (Hypoglycaemia).
Mayo Clinic (2015). Diseases and Conditions. Hypoglycemia.
Ferry, et al. eMedicineHealth (2017). Low Blood Sugar (Hypoglycemia).
Global Diabetes Community. Blood Sugar Level Ranges.

Anda mungkin juga menyukai