Anda di halaman 1dari 249

MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.

id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
1
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
2
TOKOH-TOKOH KISAH:
Untuk mengingatkan kembali pada penggemar yang telah mengikuti beberapa kisah
tentang si Manusia harimau, baik dalam buku ini maupun melalui buku-buku yang telah
diterbitkan, dan bagi pembaca baru baiklah kami jelaskan, bahwa tokoh-tokoh utama
dalam
cerita nyata ini adalah:
Erwin, lelaki yang pada tahun delapan puluh telah mencapai usia tiga puluh tahun,
kini, dia
yang masih hidup, berumur sekitar tiga puluh tiga tahun. Sebenarnya pada hakekatnya
ia manusia biasa, tetapi oleh suatu warisan yang tidak dapat dielakkannya ia
kadangkala
berubah bentuk. Berkepala manusia tetapi bertubuh harimau. Betapapun aneh
kedengaran, bagi penduduk di Tapanuli Selatan, adanya manusia harimau bukanlah
suatu khayalan. Hampir semua orang sana mengetahui, sekurang-kurangnya mendengar
ceritanya. Walaupun tidak sangat banyak, tetapi makhluk aneh ini bukan pula hanya
satu dua. Sejak zaman dahulu mereka memang ada dan kiranya tidak akan pernah
lenyap lama sekali, karena tiap yang mati akan mewariskannya kepada anak lelakinya
yang tertua. Kalau seseorang atau satu manusia harimau tutup usia tanpa
meninggalkan
anak lelaki maka terpaksa anak perempuannya dijadikan pewaris. Kalau sama sekali
tidak mempunyai anak, maka akan diturunkan kepada salah seorang saudaranya. Erwin
merupakan salah satu dari tidak seberapa manusia harimau yang sampai kini masih
hidup. Di antara masyarakat biasa. Dia telah meninggalkan kampung halaman, yang
lebih banyak dilanda kemiskinan daripada kecukupan. Ia telah merantau ke Medan, di
mana ia ditakdirkan berjumpa dengan seorang gadis bernama Indahayati, yang
diselamatkannya dari keganasan beberapa lelaki yang hendak memperkosanya. Wanita
ini jatuh cinta padanya walaupun ia telah melihat sendiri bahwa Erwin disaat yang
amat
menyedihkan berubah jadi manusia harimau. Yang mestinya amat mengerikan, tetapi
Indahayati yang semula terkejut dan takut, tetap cinta padanya, karena ternyata
manusia
bertubuh harimau ini mempunyai hati amat lembut. Dengan hati amat tersayat-sayat ia
menganjurkan supaya Indahayati meninggalkannya, karena gadis secantik dan sebaik
dia tidaklah patut menjadi teman hidup dari makhluk yang kadangkala jadi harimau.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
3
Mereka nikah dan dikarunia seorang anak lelaki biasa, montok dan lucu. Takkan ada
orang percaya, bahwa hanya ibunyalah yang manusia normal sementara ayahnya
mempunyai dua kehidupan. Yang normal dan yang aneh, menakutkan dan
menyedihkan.
Yang kadangkala tidak dikehendakinya, tetapi tidak dapat ditolaknya. Tetapi
senyampang ia ingin berubah rupa, tetapi ia tidak mendapatkannya, sehingga ia tidak
dapat melaksanakan pembalasan yang jadi tuntutan hatinya. Dalam petualangannya ia
berlainan kepentingan dengan seorang berilmu tinggi, terkenal dengan sebutan Ki
Ampuh, karena ia benar-benar ampuh. Ki Ampuh ini punya niat jahat terhadap Erwin,
tetapi akhirnya mereka jadi sahabat.
Orang pandai dari Jawa itu ikut ke Sumatera untuk menambah ilmu. Kemudian
kembali ke Jawa. Tetapi pada suatu saat, Ki Ampuh yang telah bersumpah untuk selalu
bersahabat setia itu, melanggar sumpahnya. Ia membunuh Indahayati dan anaknya
ketika Erwin merantau. Sejak itu dendam Erwin membara. Walaupun Ki Ampuh,
sesuai dengan sumpahnya telah berubah menjadi seekor babi hutan yang amat malang.
Bekas manusia ini menyesali segala kejahatan dan kesadisannya. Ia bukan hanya tidak
berkemanusiaan, tetapi dengan mudah melupakan budi baik keluarga yang berkali-kali
telah menyelamatkan nyawanya. Ia pun rupanya dimakan sumpahnya sendiri sebagai
suatu tauladan bagi mereka yang mudah bersumpah dengan hati penuh kecurangan,
nada suatu saat bisa dimakan sumpahnya sendiri. Akan ada sajalah bencana yang
menimpa, entah dalam bentuk apa dan bagaimana, tetapi pastilah amat menyakitkan.
Jumlah insan yang dengan mudah bersumpah setia jabatan, setia pada bangsa dan nusa
sampai sekarang masih banyak Al Our'an di atas kepala atau tangan di atas injil dan
cara
lain, sesuai dengan agama masing-masing, sebagai manusia yang benar-benar boleh
diandalkan tetapi sebagian dari mereka ternyata merupakan bandit-bandit yang dengan
wewenang dan kelihaiannya merampok dan secara tak langsung melakukan
pembunuhan besar-besaran.
Dja Lubuk, ayah Erwin yang meninggal ditahun sekitar enam puluhan di Mandailing,
Tapanuli Selatan. Di masa hayatnya ia seorang pedagang amat kecil, yang mencari
biaya
hidup dari pekan (hari pasar atau poken bahasa Mandailing) kampung yang satu ke
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
4
pekan desa lain. Di waktu itu sudah diketahui sebagian masyarakat bahwa ia bukan
hanya memelihara beberapa harimau yang patuh kepadanya, seperti halnya beberapa
orang ternama di lingkungannya yang juga memelihara harimau liar sekedar untuk
menjaga kebun dari tangan-tangan jahil atau menunggui ternak yang sedang dilepas di
padang rumput supaya jangan dicuri orang atau diterkam harimau kelaparan. Dja
Lubuk lebih daripada itu. Telah ada sejumlah orang yang melihat ia berubah jadi
harimau (hanya seluruh tubuhnya, sementara kepalanya tetap kepala manusia tanpa
perubahan apa pun). Dalam saat-saat seperti itu ia biasanya menyembunyikan diri
karena merasa malu. Perubahan ujud itu pada umumnya bukan atas kehendak hati,
tetapi nasib yang tidak dapat dielakkan, guna mencegah bencana lain. Orang yang
berilmu harimau akan membiarkannya, berbuat seperti tidak tahu. Dalam hati merasa
kasihan pada Dja Lubuk. Tetapi ada pula masyarakat yang menghina dan menjauhi
dirinya.
Ada yang begitu benci, sehingga memandang makhluk semacam itu tidak berhak hidup
di antara manusia, harus dipunahkan. Ada lagi orang-orang yang melakukan
penyerangan secara beramai-ramai untuk membunuh. Perbuatan beginilah yang
membuat ia dan makhluk-makhluk semacam dia, menjadi terpojok lalu melakukan
perlawanan untuk mempertahankan nyawa. Ada kalanya manusia harimau kalah dan
tewas di tangan massa, tetapi selalu setelah menumbangkan beberapa penyerangnya.
Ada juga yang dapat meloloskan diri. Baik oleh ilmu tingginya maupun oleh bantuar,
orang berpengetahuan sangat hebat yang tidak tega melihat makhluk bernasib malang
itu jadi korban masyarakat yang tidak mengenal rasa kasihan.
Setelah meninggal, Dja Lubuk yang amat cinta pada anaknya Erwin, selalu keluar dari
kuburannya untuh mendampingi anak tersayang itu, manakala ia dalam kesulitan atau
nyawanya sampai terancam. Itulah sebabnya Dja Lubuk juga beberapa kali dating ke
Jakrta tempat anaknya bertualang mengadu nasib manakala Erwin dalam bahaya yang
amat besar. Ia pernah mengeluarkan Vrwin dari tahanan setelah lebih dulu menewaskan
beberapa petugas. Tanpa seorang pun melihatnya datang dan pergi. Tanpa ada
kerusakan pada pintu yang mengurung Erwin di dalam sel tahanannya.
Raja Tigor, ayah Dja Lubuk dan ompung (kakek) Erwin, yang serupa dengan Dja Lubuk,
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
5
semasa hidupnya juga manusia harimau. Ketika meninggal mewariskan ilmu dan
sifatnya kepada Dja Lubuk. Ia meninggal ditahun 1952, menyedihkan orang
sekampungnya, karena dia terkenal sebagai guru silat yang amat ramah dan baik budi.
Walaupun ia kadang-kadang berubah jadi harimau dan memelihara beberapa harimau
liar yang dapat diperintahnya. Ia sangat sayang pada Erwin, cucunya yang baru
berumur
dua tahun, tatkala Raja Tigor tutup usia. Ia pun beberapa kali bangkit dari
kuburannya,
hanya untuk membantu cucunya, manakala ia sudah kewalahan menghadapi musuhmusuhnya
yang salah sangka terhadap dirinya atau ingin beradu ilmu dengan dia.
Mbah Penasaran, seorang wanita yang punya ilmu tinggi, sudah berusia lebih seratus
lima
puluh tahun, tetapi tetap kelihatan muda. Bermukim di sebuah hutan belantara di
daerah Banten. Ia seperti seorang ratu yang punya tempat kediaman sangat indah
dengan banyak anak buah, laki-laki dan wanita. Pada waktu-waktu tertentu ia
menugaskan pesuruhnya mencari anak-anak muda tampan ke kota. Dengan kekuatan
ilmu ia membuat mereka jatuh cinta dan tidur bersamanya. Melalui cara inilah ia
memelihara kemudaannya yang tidak pernah pudar. Kalau ia sudah bosan, maka bekas
gendaknya itu dijadikan pesuruh tanpa punya daya lagi untuk membebaskan diri.
Erwin pun pernah hampir meniduri dirinya, tetapi sempat diselamatkan oleh kakek dan
ayahnya.
Ki Ampuh, seorang pandai dari daerah Cirebon. Beberapa kali berhadapan dan
bertarung
dengan Erwin. Namanya terkenal sebagai dukun dan tukang teluh. Maksudnya
membinasakan Erwin tidak pernah tercapai. Terkutuk oleh sumpahnya, ia menjadi
babi.
Sabrina, seorang wanita teramat cantik, anak Sutan Mandiangin, yang cindaku
(harimau
jadi-jadian) di sebuah desa dekat Sungai Penuh Sumatera Barat. Ayahnya tewas
dikeroyok masa ketika ia berubah menjadi harimau. Sebenarnya waktu itu ia mendadak
berubah dan terjadinya di tengah sebuah pasar. Ia melarikan diri untuk bersembunyi
karena malu. Sama sekali tidak punya niat untuk mengganggu siapa pun.
Tetapi ada beberapa orang menghasut dan ia dikeroyok sampai mati. Isterinya yang
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
6
datang berlari untuk menyelamatkan suaminya tidak sempat berbuat apa-apa, karena
dia pun dilumpuhkan oleh massa.
Sabrina kemudian sekolah di Jawa, tinggal pada pamannya. Kiranya, di luar kehendak
hatinya, ia pun jadi cindaku, sama dengan ayahnya. Penyakitnya yang terberat adalah
pada saat datang kehausan pada dirinya. Bukan dahaga biasa, tetapi haus darah. Yang
paling digemarinya pada saat-saat seperti itu hanya darah bayi. Dan dia mencari
rumah
yang ada bayinya. Bilamana ia dengan segala keramah tamahannya memandangi
seorang bayi, maka sepeninggalnya bayi itu akan menangis lalu menggelepar, karena
darahnya telah dihisap oleh Sabrina. Hanya dengan pandangan. Ia pernah berhubungan
baik, bahkan jatuh cinta pada Erwin. Ia yakin, bahwa Erwinlah yang sesuai bagi
dirinya
karena mempunyai sifat-sifat yang hampir sama. Tetapi oleh berbagai macam kejadian
yang amat tidak disukai Erwin, mereka tidak pernah sampai sungguh-sungguh menjalin
cinta. Dalam keadaan kecewa akhirnya Sabrina jatuh hati pada sahabat akrab Erwin,
yang kemudian dibunuhnya.
Datuk nan Kuniang, sudah meninggal. Dikuburkan di sebuah pemakaman tua di pinggir
jalan
raya Kebayoran Lama. la bukan manusia harimau, tetapi semasa hidupnya bersahabat
dengan Raja Tigor kemudian dengan Dja Lubuk. la pernah keluar dari kuburannya
berkunjung ke rumah-rumah orang di sekitar tempatnya. Tidak mengganggu, tetapi
meninggallkan bekas-bekas lumpur dan jejak kaki sehingga membuat takut orang-orang
yang didatangi. Dja Lubuk, Raja Tigor dan Erwin pernah ke kuburannya pada malam
hari. Di masa hidupnya Datuk nan Kuniang juga seorang yang amat disegani karena
punya ilmu tinggi.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
7
ORANG-ORANG yang mengenal Erwin, terutama para tetangganya tertanya-tanya ke
manakah lelaki muda yang dikenal sebagai dukun pintar tanpa mengutip bayaran itu.
Karena
selama lebih kurang enam bulan tidak terdengar kabar beritanya.
Di antara- mereka yang amat tertarik oleh lenyapnya Erwin secara tiba-tiba, tanpa
pamit, termasuk Kapten Siregar. Ketika enam bulan yang lalu Erwin ke Bangkok atas
biaya
Dr Anton, ia masih mengantarkan mereka ke Halim Perdanakusumah. Pada waktu itu,
selain dokter Anton, turut serta Lydia yang kekasih dokter itu, Christine yang
diguna-gunai
Sumarta dan seorang wanita bernama Susanty yang disembuhkan Erwin dari penyakit
gilanya.
Gadis cakep dan anak orang kaya ini tergila-gila pada Erwin yang miskin dan ingin
dikawinkan dengannya di Pattani, Muangthai Selatan. Tetapi Erwin menolak dengan
halus.
Ia akan melamar Susanty dulu secara sopan di Jakarta. Dengan janji kalau sekiranya
orang
tua Susanty menolak, mereka berdua tetap akan meneruskan maksud mereka. Pada saat
itu
Erwin sadar bahwa ia mendustai Susanty, karena ia tidak akan pernah melamar.
Mengetahui
bahwa Susanty yang kaya bukan pasangan yang cocok dengannya.
Setibanya kembali di Jakarta, Erwin masih tetap menumpang di rumah dr Anton yang
sudah memulai hidup baru dengan Lydia. Itu pun masih diketahui oleh Kapten Siregar,
perwira polisi yang telah menangani beberapa kasus yang ada kaitannya dengan
petualangan
si manusia harimau, kemudian kasus Sumarta dengan kucing suruhannya, di mana
akhirnya
Erwin turut terlibat.
Susanty yang tiap hari mengunjungi Erwin di rumah tempat ia menumpang, akhirnya
ketiadaan akal untuk menjawab, mengapa ia belum juga melamar. Walaupun dengan berat
hati dan sadar sepenuhnya, bahwa langkah yang akan diambilnya merupakan perbuatan
seorang pengecut, namun Erwin tidak punya pilihan lain.
Hanya kepada dr Anton dan isterinya Lydia, manusia harimau muda itu menceritakan,
bahwa ia akan menyingkir guna mengelakkan Susanty. Dokter itu dan isterinya berdaya
upaya membujuk dan memberi pengertian kepada Erwin, supaya jangan meninggalkan
Susanty.
"Orang yang jatuh cinta tanpa sebab atau dorongan tertentu, mudah emosi, bahkan
mudah putus asa. Dan orang yang putus asa, tanpa sadar mungkin melakukan
tindakantindakan
yang amat nekat. Bisa berakhir dengan tragedi. Kalaupun tidak cinta, kau harus
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
8
kasihan padanya Erwin," bujuk dr Anton bersama-sama Lydia.
"Justru karena kasihan padanyalah maka aku menyingkir. Sekiranya keadaanku
mengizinkan untuk mencintainya, kurasa aku pasti mencintainya. Tetapi justru
keadaan
inilah yang tidak memungkinkan. Dan aku tidak akan memulai sesuatu yang
kuperkirakan
akan menjadi bencana di kemudian hari! Aku bukan manusia normal. Itu saja sudah
jadi
sebab untuk tidak mungkin. Aku tidak akan pamit padanya. Kupinta kalianlah yang
tolong
menjelaskan. Dia terlalu muda, baik dan rupawan. Tidak layak menjadi korban dari
suatu
keterikatan dengan diriku yang serba kekurangan," kata Erwin. Suaranya membuka apa
yang
sesungguhnya dirasakannya. Bahwa ia sangat sedih, sangat terharu.
Lalu pergilah dia. Kepada Sumarta, Christine dan Kapten Sahata Siregar pun ia tidak
pamit. Ia sadar bahwa tindakan itu hanya dilakukan oleh seorang pengecut. Dia telah
jadi
pengecut. Tetapi demi kebaikan orang lain.
Begitulah yang terjadi ketika Erwin baru kembali dari Muangthai. Dan ia pergi
meninggalkan teman-teman terbaik tanpa punya rencana apa yang dilakukan. Atau akan
ke
mana. Dan ia menyesali dirinya, walaupun bukan kesalahannya mengapa Susanty yang
kaya
dan terpelajar itu sampai ingin mempersuaminya.
***
DENGAN susah payah dr Anton dan Lydia memaksa Erwin agar mau menerima sedikit
uang untuk diperjalanan. Sebagai biasa ia menolak pemberian karena iba kasihan. Ia
tidak
suka dikasihani, walaupun ia sadar bahwa wajarlah kalau kawan-kawan terbaik menaruh
simpati kepadanya karena mereka mengetahui bahwa ia tidak mempunyai apa-apa. Ia
ingat
kembali kepada almarhum isteri teramat setianya, Indahayati, ketika melihat dengan
mata
sendiri bagaimana ia berubah menjadi bertubuh harimau. Ia akhirnya mau menerima
wanita
itu sebagai isterinya, karena ia yakin, bahwa perempuan itu benar-benar cinta
kepadanya.
Bukan karena iba, bukan pula karena ia telah menyelamatkannya dari dua manusia
ganas
perenggut kehormatan kaum lemah.
Apakah masih akan ada wanita seperti Indah? Selama dua tahun sejak isterinya itu
meninggal telah beberapa wanita, baik gadis maupun istri orang yang terang-terangan
menyatakan cinta kepadanya. Mendambakan dirinya sebagai teman hidup. Tak seorang
pun
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
9
di antara mereka yang sekedar wanita kampungan. Penentuan menghendaki, semuanya
mereka wanita-wanita terpelajar dan mampu. Ada dua orang di antara mereka yang
merana
karena Erwin menyingkir. Memandangi diri mereka di cermin besar. Tiada cacat.
Memenuhi syarat untuk dikatakan cantik. Mereka pun benar-benar menyenangi Erwin.
Tetapi tiada seorang pun yang diterimanya. Suatu ketika, ia masih ingat, hampir
saja ia
takluk kepada seorang gadis, anak seorang pesihir kenamaan. Tetapi pada saat
penentuan,
datang ayahnya memberi nasihat agar ia jangan meneruskan maksud hatinya. Hanya akan
membawa bencana, kata ayahnya.
"Sukar memperisteri perempuan yang cantik, Nak," begitu nasihat Dja Lubuk. Begitu
pula nasihat Datuk nan Kuniang yang sengaja bangkit dari kuburannya di Kebayoran
Lama.
"Aku dulu pernah mempunyai isteri yang cantik dan kaya. Kami kawin atas kehendak
bersama. Tetapi setelah cinta yang berapi-api selama beberapa bulan, timbullah
kejemuan
atau kejenuhan. Apalagi ia termakan pula oleh hasutan orang. Dan ia meninggalkan
aku
tanpa pamit," kata Datuk nan Kuniang.
"Lalu?" tanya Erwin yang ingin tahu.
"Aku membiarkan. Tak kutahan. Tidak kutanya ke mana ia akan pergi."
"Inyiek tidak peduli, walaupun Inyiek dan dia pernah saling menyayang? Sama sekali
tidak menghiraukan nasibnya?" tanya Erwin.
Agak lama Datuk nan Kuniang, yang seperti biasa hanya berkain kafan berlumpur di
tubuhnya, tidak menyahut. Ia seperti teringat pada masa-masa yang telah lama
berlalu.
"Aku bukan tidak peduli Erwin. Aku tidak tahu apa yang dapat kulakukan untuknya.
Aku yang menyadari kemiskinan. Aku hanya memandangi dia pergi. Tanpa doa, tetapi
juga
tanpa kutuk!"
"Setelah itu Inyiek tidak pernah lagi mendengar tentang dirinya? Tidak pernah
bersua
dengannya?" Datuk nan Kuniang terdiam lagi. Mukanya yang tidak berubah, walaupun
telah puluhan tahun di dalam bumi, tampak sedih.
"Tak usahlah ceritakan, kalau Inyiek merasa berat!"
"Aku perlu menceritakannya. Kepadamu yang masih hidup. Dan masih mempunyai
masa depan yang cukup lama. Aku mendengar tentang nenekmu itu. Aku pernah bersua
dengannya!"
Erwin dan Dja Lubuk yang belum pernah mendengar kisah mengenai bekas isteri
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
10
Datuk nan Kuniang, walaupun dulu bersahabat, menanti.
Sejenak kemudian baru mayat yang tidak mati itu berkata, "Aku mendengar ia kawin
dengan seorang pemuda kaya. Tampan. Tetapi hanya beberapa bulan pula. Pemuda yang
banyak pemujanya itu membuangnya. Bukan menceraikan, karena mereka tidak pernah
nikah. Yang mereka katakan kawin itu rupanya sekedar hidup bersama!"
"Lalu?" tanya Dja Lubuk. Si manusia harimau tua ini pun rupanya sangat tertarik.
"Pada suatu hari aku bertemu dengannya. Keluar dari sebuah hotel seorang diri. Ia
melihatku. Kukira ia akan buang muka. Kiranya tidak. Ia menegur dan mengajakku ke
sebuah rumah makan! Terbengong oleh sikapnya itu aku tak kuasa menolak. Mengikut
saja
naik mobil yang rupanya memang menantikannya."
"Lalu Inyiek makan bersama?" tanya Erwin.
"Aku diajaknya makan. Aku menolak, tetapi ia kelihatan sedih dan aku jadi ikut
makan.
Sedang makan itulah ia berkata, "Maafkan aku Bang!"
"Tiada dosamu kepadaku," kataku, polos. Tidak ada maksud menyindir.
Kulihat air matanya tergenang, kemudian mengaliri pipinya, lalu kutanya, "Mengapa?
Apa yang menyusahkan hatimu? Adakah sesuatu yang dapat kuperbuat?"
"Tidak ada," katanya, begitu ujar Datuk nan Kuniang menirukan.
"Yah, aku tahu, memang tak ada. Apalah yang dapat dibuat oleh orang seperti aku!
Lalu
dia berkata, "Jangan tambah beban hatiku. Aku jadi tak mengerti," kata Datuk nan
Kuniang.
"Mengapa dia berkata begitu?" tanya Dja lubuk.
"Aku seperti tak percaya kepada telingaku. Katanya, tak ada orang sebaik abang.
Kelihatannya aku hebat, bergaya. Aku kini hanya wanita panggilan. Mobil itu hanya
taksi
gelap dan kusewa jam-jaman."
Sampai di situ Datuk nan Kuniang diam. Erwin dan ayahnya juga diam. Cukup jelas, ke
mana maksud cerita itu. Dan Erwin membatalkan keinginannya. Sampai datangnya
seorang
Susanty ke dalam hidupnya ia tetap bertahan. Tidak mau lagi bercinta. Lebih baik
menduda.
Tiada risiko sebanyak suami.
Sebelum ia melangkah pergi dengan hanya sebuah ransel berisi pakaian dan pisau
tuanya, dr Anton masih bertanya, "Tak bolehkah kami tahu, ke mana tujuanmu Erwin?
Bukankah kita ini sudah lebih daripada sahabat? Kami merasa kau sudah menjadi
keluarga
kami. Rasanya pantaslah kami mengetahui kota mana tujuanmu! Kau tentu tidak
bermaksud
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
11
memutuskan hubungan kita hingga di sini!"
Erwin sangat terharu, "Tidak dokter. Sesekali aku akan berkirim surat. Tetapi,
kalau
tujuanku yang dokter tanya, sungguh aku tak dapat menjawab. Aku belum tahu, akan ke
mana."
"Jadi pergi tanpa tujuan?" tanya Lydia.
"Hanya untuk menyelamatkan Susanty. Ia terlalu muda, polos. Dia belum mengenal
diriku yang asli. Kalau sudah tahu, dia pun akan benci atau takut kepadaku.
Barangkali
dapat dikatakan, bahwa tujuanku adalah untuk kebaikan Susanty. Tempat tujuan, belum
tahu Lydia," kata Erwin.
Tak tahu lagi hendak menahaninya cara bagaimana, dr Anton dan isterinya diam.
Uluran tangan Erwin mereka terima dan lelaki muda itu melangkah.
Tetapi apa hendak dikata, begitu dia keluar pintu, sebuah mobil berhenti,
dikemudikan
oleh Kvorang wanita. Dan wanita cantik itu tak lain dmi pada Susanty sendiri.
"Hendak ke mana?" tanya Susanty begitu turun dari mobil.
Erwin tergugup. Bahkan dr Anton dan Lydia pun turut gugup.
"Mau ke rumah teman sebentar," kata Erwin irdusta. Padahal tidak sifatnya berdusta.
"Membawa apa pun?" tanya gadis yang telah disembuhkannya.
Erwin tambah gugup. Tetapi sesaat kemudian ia menjawab, "Sedikit oleh-oleh untuk
temanku yang sedang sakit itu!"
Susanty curiga. Menurut naluri atau karena tak yakin orang semiskin Erwin membawa
oleh-oleh satu ransel untuk sahabatnya.
Tanpa kata Susanty menghela tangan Erwin masuk rumah kembali. Dan ia menurut.
Tak sopan menolak. Gadis itu baru tiba. Tentu untuk menemuinya.
"Aku punya satu pemintaan Er," kata Susanty.
"Akan kuberi, kalau ada padaku!"
"Ranselmu itu. Aku mau melihat isinya. Oleh-oleh apa saja yang kaubawa untuk
sahabat baikmu itu. Kalau kulihat kurang, akan kita tambah. Bukankah yang sakit itu
sahabat akrabmu!" Begitu kata Susanty dengan nada biasa. Sama sekali tidak
mengandung
sindiran. dr Anton memandang Lydia. Lalu memandang Erwin yang hanya tertunduk.
Dukun hebat yang manusia harimau itu seperti tidak punya daya apa pun. Bahkan
seperti
ditinggalkan semangatnya. Dia bukan takut, tetapi malu. Dan malu bisa lebih hebat
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
12
daripada sekedar takut.
Susanty membuka rensel, mengeluarkan isinya. Ia cinta kepada Erwin, cinta sepenuh
hati dan perasaan. Dia merasa berhak mengetahui. Dan ia mengeluarkan isinya. Lalu
menangis. Ia tidak ingin menangis, tetapi ia tak kuasa menahan air mata yang tak
terbendung.
Lydia meraih Susanty, membujuk.
"Kau mau pergi meninggalkanku. Diam-diam. Tega hatimu," kata Susanty
tersendatsendat.
Erwin diam. Tak tahu mau bilang apa.
"Jangan kira aku pergi dengan senang hati Susan," kata Erwin setelah cukup lama
tidak
memberi tanggapan. "Aku bukan orang yang tepat untuk mu Susan. Sungguh bukan aku.
Kau bukan mengenalku: Kau hanya melihat lahiriah dan itu saja pun sebenarnya sudah
cukup menjadi alasan, bahwa bukan aku orangnya!"
"Karena kau tidak punya apa-apa? Kau pikir aku apa?"
"Bukan kupikir, tetapi aku tahu bahwa kau terlalu baik. Itulah makanya kukatakan
bahwa bukan aku orangnya. Percayalah kepadaku dan percayalah juga kepada ketulusan
hatiku!"
"Aku tahu tentang dirimu Erwin. Bahwa kau hanya orang tak punya. Hanya dukun.
Aku mau sama orang tak mampu yang hanya dukun itu. Siapa akan membantah atau
mencegah. Kecuali kau. Mungkin aku tidak memenuhi syarat bagirnu!"
"Kau keliru. Kau belum mengenalku. Pendeknya aku tidak mau membuat kau
menderita. Itulah makanya aku mau menyingkir. Dan si pengecut ini memang mau
menghindar dengan diam-diam. Tak punya cukup keberanian untuk mengatakannya."
Susanty tidak mengerti. Ia tetap menduga, bahwa Erwin hanya terlalu tahu diri,
punya
rasa minder. Tidak seimbang dengan dia yang anak terpelajar dan orang kaya. Baginya
sendiri, semua itu tidak jadi soal. Ia mencintai Erwin. Kenapa? Ia sendiri tidak
tahu.
Pokoknya dia mencintainya dan dia hanya menghendaki Erwin.
Namun begitu, Susanty tidak minta dikasihani. Ia tidak mengharapkan iba kasihan.
Yang dikehendakinya hati Erwin. Kasih sayangnya. Itu yang dibutuhkannya. Dan ia
yakin
benar, bahwa Erwinlah orang yang paling tepat untuk itu.
Susanty berpaling kepada dr Anton dan Lydia. Lalu katanya pelan seperti menyesali,
"Dan dokter serta Kak Lydia sampai hati membiarkan dia pergi tanpa memberitahukan
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
13
daku. Mentang-mentang kalian sudah nikah," katanya mengikuti iri hatinya melihat
kedua
orang itu bisa nikah dan kelihatannya amat bahagia.
Dokter dan isterinya tidak berkata apa pun. Mereka merasa salah terhadap Susanty,
tetapi merasa benar terhadap Erwin. Dan bagi mereka yang mesti diutamakan adalah
Erwin.
Mereka sudah mendengar alasannya dan alasan itu dapat pula diterima akal sehat.
Suatu
pengorbanan dari seorang lelaki untuk seorang wanita.
Marilah bersamaku ke rumah, bicara dengan orang tuaku. Aku mau memikul semua
risiko. Aku yakin, kita akan bahagia Erwin!"
Susanty mengharapkan jawaban atau gerak Erwin. Mengatakan, "Baiklah," atau berdiri.
Suatu jawaban tanpa kata dan tanpa gerak. Tetapi cukup jelas. Ia keberatan. Ia
tidak mau.
Sesaat kemudian Susanty memasukkan kembali pakaian Erwin yang hanya beberapa
potong itu ke dalam ransel. Kini dia yang diam. Cukup jelas pula, bahwa ia tidak
menunjukkan keputusasaan. Ia tidak akan mengemis-ngemis lagi. Suasana di ruangan
itu
jadi hening.
Erwin pun tak tahu akan berbuat apa atau bagaimana yang terbaik. Hatinya bagaikan
hancur. Kasihan kepada Susanty. Sadar akan ketidakpantasan dan ketidakmampuan
dirinya.
Ia menyesali dirinya, mengapa ditakdirkan selalu digemari wanita. Semestinya
kenyataan itu
menjadi kebanggaan. Siapa sih yang tidak bangga selalu disukai oleh lawan jenisnya?
Banyak
orang malah akan jadi sok. Kalau mempergunakan istilah dagang, mempunyai pasaran
kuat.
Lain halnya dengan Erwin. la tahu benar dia lianya apa dan siapa. Tidak layak
berdampingan hidup dengan salah seorang di antara mereka yang antik-cantik,
terpelajar
dan kaya raya itu.
Cukup lama suasana di ruangan, bahkan di rumah itu sunyi sepi, tak seorang pun yang
berkata. Mencekam walaupun bukan karena ketakutan. Lebih benar kalau dikatakan
sangat
menyedihkan. Seperti menghadapi seorang keluarga yang sakit keras, sekarat
menantikan
elmaut datang menjemput. Semuanya sudah pasrah. Pada saat seperti itulah Sumarta
datang
dengan isteri hasil kerja guna-gunanya. Christine.
Mereka heran melihat semua orang berdiam diri.
Seperti orang-orang bisu saja. Mereka pandangi wajah seorang demi seorang. Dapat
dibaca dengan mudah bahwa mereka sedang murung. Entah memurungkan apa. Tetapi
pasti suatu hal yang menyedihkan mereka semua. Suatu kenyataan yang membuat mereka
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
14
semua sudah putus asa. Kalau baru sangat sedih masih dapat dihibur, kemudian
diatasi.
Tetapi putus asa tiada obatnya.
Sumarta dan Christine tidak berani bertanya. Mereka pun jadi terbisu. Sampai
beberapa
saat kemudian Susanty bangkit dan bergerak ke pintu. Tanpa sepatah kata pun. Tidak
pula
ada yang bertanya, hendak ke mana dia. Dengan langkah berat dia meninggalkan
mereka.
Ke mobilnya. Membuka pintu tanpa semangat. Tampak tak berdaya, tiada bertenaga.
Sebelum mampu masuk kendaraan, ia roboh. Kedua kakinya sudah tak kuat menopang
tubuhnya. Semua terkejut. dr Anton bergegas membopong Susanty ke dalam,
membaringkannya di atas sofa. Ia pingsan. Kini baru semua mereka berlutut di
hadapan
tubuh masih bernyawa tetapi tiada bergerak itu. Lydia berlari ke kamar tidur,
kemudian
menciumkan saputangan yang telah ber-odokolonye ke hidung Susanty. Ia bergerak
sedikit
tanpa membuka matanya.
Dan kini serentak bermufakat, mereka memandang ke arah Erwin yang berdiri
mematung. Dan mereka melihat apa yang belum pernah mereka lihat. Air mata mengalir
melalui pipinya yang pucat.
***
SUMARTA dan Christine kini mengerti duduk kemuraman ketika mereka datang tadi.
Seorang wanita cantik, Susanty, yang dikecewakan atau merasa sangat terhina oleh
seorang
Erwin yang sebenarnya bukan apa-apa. Sekedar insan terlalu sederhana, bahkan miskin
yang
dukun tetapi mampu menolak cinta yang dicurahkan atas dirinya. Dalam lubuk hati
Sumarta bukan hanya kagum, tetapi amat malu. Berkali-kali ia punya prasangka buruk
terhadap lelaki ini. Beberapa kali pula terbukti bahwa Erwin bukanlah manusia yang
pantas
dicurigai. Sekarang, setelah ia, berhasil mempersunting Christine dan melihat
seorang gadis
jelita sampai pingsan karena mendambakan kasih Erwin tanpa hasil, ia kian merasa
betapa
kecil dirinya dibanding dengan pendatang dari seberang ini. Yang dicintai, tetapi
tidak
mencintai, atau sekurang-kurangnya mampu untuk tidak berani mencintai.
Lydia mengulurkan saputangan bekas diciumkan pada Susanty tadi kepada Erwin agar
ia menyeka air mata. Erwin menerima dan mempergunakannya seperti yang dimaksudkan
oleh Lydia.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
15
"Dia amat mencintaimu Erwin. Kau telah melihatnya. Tinjaulah kembali keputusan
hatimu. Ia membutuhkanmu. Dan kini dia bukan hanya kecewa, tetapi juga putus asa,"
kata
dr Anton lembut.
Erwin tidak menjawab, tetapi air mata yang telah diseka tadi, digantikan dengan
baru.
"Kasihan Susanty, Erwin," kata Sumarta pelan.
Semua orang bisa jatuh cinta. Apalagi mengucapkan kata-kata cinta. Bisa lebih
lancar
dari kata-kata seorang pengarang roman. Tetapi cinta seperti yang dirasakan
Susanty,
sehingga membuat dia pingsan tak berdaya dalam kenyataan, tidak mudah tersua dua di
antara seribu.
Erwin tidak menanggapi dorongan Sumarta. Dia tidak perlu diajari untuk merasa
kasihan. Dia tahu arti kasihan dan dia punya rasa kasihan yang amat mendalam
terhadap
Susanty. Dia pun tahu artinya jatuh hati. Karena pengetahuannya itulah makanya ia
menolak dan merasa wajib menyingkir. Jatuh hati yang menerjang hati Susanty tidak
jelas
dikarenakan apa. Kalau Susanty nanti mendengar, apalagi melihat suatu kenyataan
yang
mengerikan, bukan tak mungkin Susanty akan merasa tertipu, karena ia bukan manusia
yang
sebenar manusia.
Erwin mengembalikan saputangan Lydia, tetapi dengan lembut wanita itu berkata,
"Simpanlah. Untuk kenang-kenangan." Sekali lagi Erwin meneteskan air mata oleh
katakata
"untuk kenang-kenangan" itu. Mestinya Lydia berkata, "Untuk penyeka air mata."
Kemudian air mata itu kian deras mnengalir. Ia teringat pada sebuah lagi. Lagu
Tudung
Periuk.
Tudung periuk pandailah menari
Permainan anak Raja Malaka
Kain buruk berilah kami
Untuk penyapu si air mata.
Kini Lydia dan Christine pun tak kuat menahan kesedihan. Pecah menjadi deraian air
mata. Mereka tidak tahu apa yang dipikir atau dikenang Erwin, tetapi mereka dapat
turut
merasakan betapa luluh hatinya. Lalu laki-laki yang amat tahu diri itu mengangkat
ranselnya. Pergi tanpa kata, sebagaimana Susanty tadi mencoba pergi tanpa
mengucapkan
sepatah kata pun. Ia masih terus mempergunakan saputangan pemberian Lydia untuk
menyeka pipinya.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
16
Seperti telah pernah beberapa kali dilakukannya, ia hanya menurutkan gerak kakinya.
Masih tidak tahu akan ke mana.
***
DR ANTON, Lydia dan Christine dengan perasaan amat sedih menanti Susanty sadarkan
diri kembali. Tidak cemas akan nyawanya, karena dr Anton telah mengatakan, bahwa ia
hanya tak kuat menahan derita. Ia akan sadar kembali, tetapi nanti akan amat lemas.
Hampir setengah jam kemudian barulah Susanty membuka matanya. Memandang
kosong. Tiada berkata. Seperti orang yang baru bebas dari mimpi yang amat
menyakitkan.
Padahal ia baru saja dan masih mengalami kenyataan yang amat pahit.
Lydia memberinya minum. Ia menurut. Karena haus atau karena tak kuasa menolak.
Atau ia sadar, bahwa kawan-kawan baik itu tentu melakukan yang terbaik untuknya.
Agak lama kemudian ia bertanya, "Mana dia?" Itupanya ia telah melihat bahwa Erwin
tidak ada di antara mereka.
Tidak dr Anton, tidak Lydia, juga tidak Christ ine menjawab. Dan itu sudah jawaban
bagi Susanty. Air mata kembali mengalir. Dan dia tidak bertanya lagi.
Sampai dua jam kemudian ia diantar pulang oIch ketiga orang itu, Susanty tidak
bertanya atau berkata sepatah kata pun.
Kedua orang tuanya terkejut melihat keadaan anak kesayangan mereka. Yang tanpa kata
langsung rnasuk ke kamar tidurnya, merebahkan diri. Hamidy dan isterinya tidak
menanyainya. Susanty begitu layu dan loyo. Kambuhkah penyakitnya?
Dr Anton hanya berpesan kepada ayah dan ibu yang cemas dan bingung itu agar
membiarkan Susanty.
"Dia hanya letih," kata dr Anton. "Nanti akan pulih kembali!"
"Tetapi mengapa? Apa yang terjadi?" tanya Hamidy.
"Besok kami kembali untuk menerangkannya. Tidak ada apa-apa yang
mengkhawatirkan," tambah dr Anton. Dan mereka meninggalkan Hamidy dengan isterinya
dalam kebingungan, kecemasan dan banyak tanda tanya.
Tak kurang dari tiga jam kemudian baru Susanty keluar dari kamar tidurnya. Jelas ia
belum mandi.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
17
Mukanya pucat. Kelihatan sangat lesu, seperti orang baru sembuh dari sakit berat.
Ayah dan ibunya secara hati-hati bertanya apakah ada sesuatu yang merisaukan
hatinya.
Tanpa menjawab, ia masuk kembali ke kamarnya, kini pintu dikuncinya. Suatu bahasa
bahwa ia tidak sudi diganggu. Hamidy dan isterinya merasa bahwa pertanyaan mereka
tadi
telah mengganggu Susanty. Apakah yang telah menimpa, maka ia bersikap demikian? Ia
tidak mau berkata. Ia merahasiakannya. Apa yang dirasa dan diderita hendak disimpan
untuk diri sendiri. Tak ada orang yang perlu tahu. Karena tiada seorang pun di
antara
mereka dapat membantu.
Baik Hamidy maupun isterinya tidak ada yang berani mengetuk pintu. Padahal mereka
bingung dan bimbang, apakah gerangan yang dilakukan atau akan dilakukan Susanty.
Menenangkan pikiran sampai normal ataukah akan berbuat sesuatu yang paling
mengerikan? Guna mengakhiri penderitaan? Hanya terbuka satu jalan untuk itu.
Detik-detik menegangkan berlalu hingga menjadi menit-menit yang amat
mendebarkan dan menyakitkan. Berlanjut menjadi satu, dua dan tiga jam. Pintu tidak
juga
dibuka. Keberanian untuk mengetuknya tidak ada. Takut kalau lebih mengganggu
manusia
yang pasti sudah sangat terganggu itu. Ibu dan ayah Susanty hanya berani
mendekatkan
telirsga ke pintu. Tiada apa pun yang terdengar. Tiada tanda-tanda kehidupan di
dalam
kamar terkunci itu.
Akhirnya Hamidy menelpon dr Anton supaya hi;mg, karena mereka tidak tahan lagi
dengan kesepian yang amat mencekam itu. Dan dr Anton dengan Lydianya datang.
Betapapun beratnya, kedua insan yang baru jadi suami isteri itu menceritakan dengan
sangat hati-hati apa yang telah terjadi.
Ibu Susanty menangis. Karena teramat sayang kepada anak, melebihi sayang kepada
derajat, ia berkata pelan di antara isak dan kesedihannya.
"Kami tiada keberatan ia nikah dengan Erwin, kalau sudah itu jadi kehendak
mutlaknya! Tolong katakan kepada Erwin. Atau panggilkan dia kemari hiar kami yang
menyampaikannya!" Pada saat itu lenyap segala gengsi yang selama ini merajai hati
dan
pendirian mereka.
"Ya, kami tiada keberatan," kata Hamidy meiiguatkan. "Tolonglah bawa dia kemari."
Dr Anton memandang Lydia. Dan hanya berpandangan itulah yang mereka lakukan.
Tiada kata.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
18
"Tolonglah bawa dia kemari," kata isteri Hamidy lagi. "Kami tidak berani mengetuk
pintu. Kami takut. Kecuali kalau Erwin sudah tiba."
Tetapi dr Anton dan Lydia tetap juga tidak menanggapi. Baik dengan kata, maupun
dengan gerak berdiri untuk pergi mengambil Erwin.
"Tolonglah pergi sekarang, Dokter," pinta Hamidy.
Kini dr Anton harus bicara. "Tetapi Erwin sudah pergi. Dan kami tidak tahu dia ke
mana!" Hamidy dan isterinya tak dapat menyembunyikan rasa terkejutnya.
Secercah harapan dibangkitkan oleh kata-kata dr Anton, "Tetapi kami meminta Kang
Sumarta untuk mengikutinya. Agar tahu ke mana dia. Sampai kami kemari tadi Kang
Sumarta belum kembali! Entahlah kalau sekarang. Baiklah saya pergi melihat!" dr
Anton
pergi sementara Lydia tinggal di sana. Barangkali kehadirannya di sana dapat
menjadi
sedikit keringanan bagi keluarga yang sedang dirundung kesedihan dan ketakutan itu.
Dr Anton mendapatkan Sumarta sudah kembali dari membuntuti Erwin, yang naik
sebuah Bajaj Tua berkeliling-keliling seperti orang mencari suatu alamat, tetapi
juga seperti
orang yang tidak punya tujuan. Untunglah Sumarta tidak sampai kehilangan jejaknya.
Ataukah malang baginya karena ia dapat mengikuti dengan menjaga suatu jarak
sehingga
tidak tampak oleh Erwin. Biasanya dalam hal begitu, Erwin punya firasat. Tetapi
kali ini ia
tidak merasakan apa-apa, mungkin karena beratnya penderitaan batin oleh penderitaan
yang
menimpa diri Susanty. Juga dirinya.
Erwin masuk ke sebuah rumah yang lebih tepat dikatakan gubuk. Yang pernah
ditempatinya sebelum dia dibawa pindah oleh dr Anton. Tempat itu masih dalam
kontrakannya. Sengaja tak dilepaskannya, karena dulu pun terpikir bahwa bukan tak
mungkin pada suatu saat ia membutuhkannya kembali, karena tinggal di gedung dr
Anton
tidak dapat dianggapnya suatu kepindahan guna menetap. Namanya saja ajakan. Tinggal
dan makan di sana tanpa membayar. Dan ia pindah ke sana karena pernah menyelamatkan
dr Anton dan Lydia dari serangan penjahat-penjahat bayaran seorang kaya bukan
Indonesia
asli yang telah mempunyai nama Jaya Wijaya.
Tetapi kegembiraan dr Anton melihat Sumarta telah ada di rumahnya segera berubah
bingung, karena lelaki tukang buah itu tidak seperti biasanya. Dia hanya duduk
termenung,
tidak menghiraukan tuan rumah atau sama sekali tak tampak olehnya karena ia masih
terpengaruh oleh sesuatu yang menyebabkan dia bukan Sumarta yang normal.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
19
Setelah dr Anton bertanya ada apa, barulah Sumarta sedikit kaget dan memandang. Dia
tunduk, tidak lantas menceritakan apa yang menyebabkannya demikian.
Dr Anton sendiri mengambil segelas air es, memberikan kepada Sumarta dan ia
menerima lalu meminumnya tanpa mengucapkan terima kasih. Sudah pasti ada sesuatu
yang
masih sangat menguasai dirinya sehingga ia jadi seperti dungu.
Dokter yang masih dipengaruhi kepergian Erwin tanpa pesan, keadaan Susanty yang
mencemaskan dan kini keadaan Sumarta pula, duduk di samping si tukang buah sambil
meletakkan tangan kanannya berbentuk setengah lingkaran di atas bahu kanan kawannya
itu.
"Ceritakanlah tenang-tenang," pintanya.
"Saya telah melihatnya," ujar Sumarta lalu diam sejenak. "Dia berpesan hanya boleh
dikatakan kepada Dokter. Tidak kepada siapa pun selain Dokter."
"Baiklah aku tidak akan menceritakannya kepada orang lain."
"Saya takut Dokter pada suatu saat kelepasan. Dan saya takut murkanya. Bersumpahlah
Dokter akan merahasiakannya!"
"Kalau Kang Marta menghendaki aku bersumpah, baiklah aku bersumpah. Apakah ada
orang lain yang meminta Kang Marta supaya menyuruhku bersumpah?"
"Tidak. Ini hanya kemauanku. Karena takut. Lain tidak!"
Dokter Anton berpikir-pikir dan diam-diam menebak apa kira-kira yang akan
diceritakan Sumarta. Dia berharap, hendaknya jangan yang terburuk. Ia
mengkhawatirkan
keselamatan Erwin yang pergi dalam keadaan sedih dan bingung, tetapi juga tidak
melihat
jalan lebih baik dari pada pergi.
Sumarta lalu menceritakan. Bahwa ia tidak kehilangan jejak Erwin. Sahabat mereka
itu
akhirnya masuk ke sebuah rumah tua dan buruk. Setelah menanti seketika, khawatir
kalaukalau
Erwin keluar lagi dan pergi pula entah ke mana, barulah Sumarta melangkah dan
kemudian mendekatkan telinganya ke dinding yang terbuat dari gedek (bambu yang
dianyam). Semula ia tidak mendengar apa-apa. Dan ia pun tidak melihat apa-apa,
karena
Erwin di dalam.
Tidak diketahuinya bahwa Erwin masuk ke sana karena tiada pilihan lain dan karena
ia
harus bersemhunyi agar tidak dilihat oleh orang lain. Ia teringat akan cerita
Sabrina, bahwa
ayahnya mati dikeroyok massa ketika mengharimau di pasar. Walaupun ia tidak punya
niat
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
20
untuk mengganggu apalagi menyerang siapa pun.
Di kendaraan tadi sudah mulai dirasakannya, tetapi ia masih berdoa agar jangan
sampai
kejadian. Bukan tidak pernah pertanda-pertanda itu lenyap kembali dan ia tidak jadi
mengharimau.
Tetapi yang dialaminya hari ini tidak memenuhi harapan. Sebaliknya membuat dirinya
jadi takut dan masuk ke gubug itu.
Ia duduk di lantai yang hanya terbuat dari adukan semen dan pasir tak seimbang
sehingga di sana sini sudah pecah-pecah. Ia menanti, karena hanya itu yang dapat
dilakukannya. Menanti perubahan yang pasti datang.
Dimulai dari tangan dan kakinya, seperti telah berkali-kali dialaminya, dia berubah
wujud. Ia sedih dan takut. Diwaktu sebagian dari tubuhnya sudah berubah jadi
harimau
itulah Sumarta mendorong pintu yang hanya dirapatkan. Erwin lupa menguncinya karena
gugup. Dan Sumarta mendorongnya karena mendengar suara mendengus. Ia pikir Erwin
diserang penyakit dan perlu bantuan.
Dan ia terkejut tak kuasa melangkah maju atau mundur melihat kenyataan itu. Erwin
memandanginya tanpa kata, sementara tubuhnya kian sempurna menjadi tubuh harimau.
***
BANYAK keajaiban yang didengar Sumarta melalui dongeng atau cerita, yang dikatakan
kisah nyata. Ia sendiri pun mempunyai seekor kucing ajaib yang diperolehnya melalui
seorang petapa di scbuah gua yang letaknya tak jauh dari tepian sungai di kawasan
Rajamandala, antara Ciranjang dan Padalarang, Jawa Barat. Dapat disuruh apa saja.
Hanya
di waktu-waktu belakangan kucing suruhan itu agak menjauhinya, karena ia berubah
pendirian. Hendak menyingkirkan seorang wanita kaya dan cantik yang telah jatuh
hati
kepadanya yang hanya penjual buah-buahan melalui guna-guna.
Apa yang disaksikan Sumarta dengan mata sendiri sekarang lebih tak masuk akal
daripada dongeng. Seorang manusia muda yang dukun kawakan dengan wajah tampan dan
hati melebihi kerasnya baja, berubah menjadi manusia harimau. Berkepala manusia
normal,
kepala Erwin sendiri tanpa perubahan apa pun dengan badan harimau loreng dewasa.
Besar
dan sempurna. Perubahan bagian terakhir dilihatnya sendiri. Sumarta tak sanggup
berkata,
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
21
bahkan tak kuasa menjerit walaupun ia sangat terkejut dan kemudian takut. Tetapi
harimau
yang tak lain adalah sahabat setianya itu memandanginya dengan wajah sedih.
"Kau telah melihat aku yang sebenarnya, Kang Marta!" kata Erwin dengan suara biasa.
Jelas terdengar nada sedih.
Sumarta tidak menanggapi, tetapi rasa takutnya menurun.
"Kang Marta, mengapa Kakang mengikutiku?" tanya Erwin.
"Karena kami semua sayang kepadamu Erwin. Dan kami tidak mau kehilangan kau!"
jawab Sumarta.
"Terima kasih. Kalian sahabat-sahabat terbaik. Dan hanya kalian pulalah sahabatku.
Kini Kang Marta dapat memaklumi, bukan?"
Pemilik kucing suruhan itu hanya memandang. Seperti ingin bertanya, karena kurang
jelas baginya apa yang dimaksud Erwin.
"Ini salah satu sebab mengapa aku harus menjauhi Susanty."
Sumarta paham, rasa takut tadi telah lenyap sama sekali. Digantikan oleh perasaan
iba
melihat kenyataan ini. Jadi, bukan karena Erwin tidak mencintai Susanty. Melainkan
karena
ia bukan manusia normal. Kasihan. Dan tukang buah itu menangis.
"Jangan terlalu sedih Kang Marta. Ini sudah bagianku. Kang Marta tahu, aku tidak
selalu begini, bukan?"
Rasa sedih Sumarta kini dilengkapi dengan rasa kagum. Begitu kuat iman dan mental
Erwin. Ia menerima takdir tanpa mengeluh.
"Bagaimana Susanty, Kang Marta?" Tanya Erwin.
Pertanyaan ini menguatkan keyakinan Sumarta bahwa sebenarnyalah Erwin cinta
kepada Susanty. Nasib gadis itu ternyata jadi perhatiannya. Dia tidak akan
menanyakan itu
kalau ia tidak punya perhatian dan rasa sayang.
"Sepeninggalku tadi masih belum sadarkan diri!" jawab Sumarta.
Kini Erwin pula yang tidak sanggup menahan air mata. Mengingat Susanty yang
malang dan menyadari dirinya. Walaupun ia tidak menyesali nasib.
"Pulanglah, Kang Marta. Jangan ceritakan apa yang Kakang lihat ini kepada siapa
pun.
Terkecuali Dokter Anton. Dia telah mengetahui!"
"Aku tahu. Percayalah. Tetapi aku belum mau pulang!"
"Mengapa. Tak ada faedahnya Kang Marta di sini."
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
22
"Aku ingin menemanimu! Kau larang?"
"Tidak. Hanya, apalah gunanya. Kang Marta telah melihat diriku sejak mengalami
perubahan wujud tadi. Tak ada yang dapat Kang Marta buat. Dan aku menerima
penentuan
ini dengan ikhlas!"
"Memang tak ada yang dapat kulakukan. Sekedar menemani saja. Aku senang sekali
kepadamu Erwin!"
"Walaupun sudah melihat keadaanku begini?"
"Apa bedanya. Bagiku kau tetap Erwin sahabat terbaikku!"
Erwin terharu. Sumarta telah duduk di hadapannya.
"Aku ingin mendengar kisahmu Erwin. Kalau boleh," kata Sumarta hati-hati.
Erwin lalu menceritakan. Bukan seluruh riwayat hidupnya. Hanya tentang kakek dan
ayahnya, yang kedua-duanya telah meninggal. Bahwa ia semula merantau dari
kampungnya
di Mandailing ke Medan. Kemudian ke Jawa.
"Kalau aku boleh bertanya Erwin. Pernahkah kau berkeluarga?" tanya Sumarta. Setelah
termenung sejenak bagaikan mangenang masa lalunya, baru ia berkata, "Pernah. Aku
pun
mempunyai anak!"
"Di mana mereka?"
Erwin menitikkan air mata. "Sudah tiada."
"Tak mengapa Kang Marta. Menyedihkan memang. Tetapi aku juga jadi ingat kembali
pada masa-masa indah kami. Isteriku, aku dan anak kami!" Erwin lalu menceritakan,
bahwa
isteri dan anaknya dibunuh oleh Ki Ampuh.
"Ki Ampuh?" tanya Sumarta.
"Kau mengenalnya?"
"Tidak. Tetapi aku pernah mendengar namanya."
Seketika Erwin terdiam membiarkan kenangannya melayang ke masa lampau.
Mengenang isteri dan anaknya dan Ki Ampuh yang membinasakan kedua manusia tak
berdosa itu.
"Telah kaubinasakan Ki Ampuh jahaman itu?" tanya Sumarta memecah kesepian.
"Kalau belum kita suruh kucingku membunuhnya."
"Dia telah menjadi babi dimakan sumpahnya sendiri. Dan kami telah bersahabat
kembali."
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
23
Sumarta seperti tak percaya. Ada orang yang sepemaaf Erwin. Menurut pendapat
Sumarta, makhluk semacam Ki Ampuh, walaupun sudah jadi babi, harus dibinasakan.
Tetapi ia tidak mengungkapkannya. Ia hanya berkata, "Kau terlalu baik Erwin!"
"Takkan ada wanita seperti isteriku yang dibunuh itu Kang Marta," kata Erwin.
"Dia tentu sayang sekali kepadamu Erwin, sehingga kau tidak bisa lagi jatuh cinta
kepada perempuan lain. Apakah�maafkan aku�dia mengetahui bahwa kau kadangkadang
seperti ini? Sekali lagi maafkan aku," tanya Sumarta lembut.
"Dia tahu. Sebelum kami nikah, dia sudah melihat sendiri tatkala aku berubah wujud.
Waktu itu aku telah mengatakan, bahwa beginilah aku. Dan aku merasa wajar kalau dia
membatalkan keinginannya untuk hidup bersama diriku!" Erwin lalu diam lagi.
Sehingga Sumarta berkata kembali, "Dan dia tetap mencintaimu lalu kalian menikah?"
"Ya, sampai dikarunia seorang anak lelaki mungil. Dan kami hidup bahagia. Dari
Medan kami, kemudian hijrah ke Jakarta ini. Kepergiannya dan anakku amat
menyedihkan
dan tidak pemah lekang dari ingatanku."
Sumarta mencium kepala Erwin sambil mengelus-elus punggung harimaunya. Ia turut
sedih, seperti dapat merasakan apa yang dirasakan oleh sahabatnya itu. Sepanjang
ingatnya
ia belum pernah selembut dan sesedih ini!
Erwin memandang Sumarta. Betapapun sedihnya, disaat seperti itu, ia merasa
penderitaannya agak ringan. Ini seorang sahabat yang tentunya benar-benar seorang
sahabat.
"Dokter Anton pernah melihat kau dalam keadaan seperti ini?"
"Tidak, tetapi ia mengetahui. Aku pernah berubah wujud di dalam salah sebuah
kamarnya. Aku permisi menguncikan diri. Sebab aku merasa akan datangnya perubahan.
Sahabatku yang terdekat dan terbaik sekarang hanyalah kang Marta dan dr Anton.
Jangan
ceritakan ini kepada isterimu!"
"Tidak. Aku akan merahasiakannya. Dia tidak perlu tahu. Tetapi," kata Sumarta tanpa
meneruskan kalimatnya. Sehingga Erwin bertanya, apa yang hendak dikatakannya dengan
"tetapi" itu.
"Menurut pendapatku, kepada Susanty boleh kuceritakan. Supaya ia mengetahui
mengapa sebenarnya sampai kau menyingkir. Mungkin hal ini akan membuat dia lebih
mengetahui. Kau pergi bukan hanya karena kau merasa dirimu miskin tetapi terutama
karena kau mempunyai penentuan seperti ini. Kurasa dia akan lebih memaklumi dan
dapat
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
24
menerima alasan kepergianmu. Dan aku yakin dia akan sangat menghargai dirimu,
walaupun sekiranya kalian tidak akan pernah bertemu lagi!"
Setelah diam pula sejurus, Erwin merasa bahwa pendapat Sumarta ini benar juga, lalu
ia
berkata sedih, "Kalau Kang Marta merasa perlu dan dapat meringankan beban hatinya,
ceritakanlah. Masalahya nanti apakah ia percaya akan cerita Kang Marta!"
"Kurasa ia akan percaya. Dia tentu akan ingat, bagaimana kau bersahabat dengan
harimau sangat besar kepunyaan nenek di Muangthai itu. Dia melihat sendiri,
bagaimana
harimau itu mendekati dirimu, nencium lalu duduk di hadapanmu. Aku masih ingat
katakata
nenek tua dalam bahasanya yang diterjemahkan oleh Lydia. 'Kau hebat sekali, anak
muda. Siapa gurumu? Dari mana asalmu?' Lalu nenek itu meletakkan tangannya di atas
kepalamu sambil membacakan mantera. Jelas terdengar. Dalam bahasanya yang juga
diterjemahkan oleh Lydia. tahwa dia memandangmu sebagai cucunya. Supaya kau
menyampaikan salam hormatnya kepada ayah dan kakekmu!"
"Ya, aku juga ingat. Dan aku akan melakukannya. Walaupun hanya pesan, berkirim
salam, tetapi aku akan menyampaikannya."
"Jadi kau akan pulang ke negeri asalmu. Aku lupa, apa nama negerimu itu?"
"Mandailing. Memang bukan daerah terkenal. Banyak orang yang tak pernah
mendengarnya. Yang dikenal orang hanya Batak, yaitu daerah yang letaknya di utara.
Kawasannya memang sama, yaitu Tapanuli. Tetap di Tapanuli itu ada beberapa daerah.
Satu di antaranya Mandailing. Negeri kami itu miskin. Tetapi tidak ada orang yang
mati
kelaparan," cerita Erwin dalam keadaannya bertubuh harimau dan berkepala manusia
itu.
Seolah-olah ia manusia biasa. Dan pelan-pelan Sumarta pun merasa bahwa ia sedang
bercakap-cakap dengan sahabatnya yang sama dengan manusia lainnya. Tidak terasa
olehnya bahwa ia sedang berdampingan dengan manusia harimau.
Berbeda dengan biasanya kali ini Erwin sampai hampir tiga jam dalam keadaan begitu.
"Kau percaya Kang Marta, takkan ada wanita seperti almarhum isteriku, Indahayati.
Takkan ada, Kang Marta," kata Erwin menegaskan keyakinannya.
"Belum tahu juga Erwin. Jangan kecil hati, menurut dugaanku, tanpa mengecilkan arti
almarhum bagimu, bukan tidak mungkin ada wanita lain yang sama dengan isterimu
tercinta yang telah pergi itu. Kita tidak dapat memastikan. Kau dengan keyakinanmu.
Keyakinan belum kepastian, Er. Aku dengan dugaanku. Juga belum suatu kepastian!"
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
25
"Tetapi kurasa aku yang benar. Tidak ada yang menyamai isteriku itu. Dan
percayalah,
aku tidak akan pernah jatuh cinta lagi."
"Jangan berkata begitu. Kalau aku tak salah, itu yang namanya takbur!"
"Bukan takbur. Di dalam takbur tercakup perasaan sombong. Aku tidak punya sifat
sombong. Aku tidak akan jatuh cinta lagi, karena selalu sadar akan keadaan diriku.
Yang tak
punya dan yang kadang-kadang seperti sekarang ini." Pada waktu itu Sumarta seperti
diingatkan kembali bahwa ia sedang bersama makhluk aneh. Tetapi kesadaran itu tidak
inembuat dia takut. Erwin hanya punya nasib hegitu. Selebihnya ia manusia yang
normal.
Baik dalam berpikir maupun dalam berkata-kata.
"Aku boleh omong kosong, Er?" tanya Sumarta.
"Boleh saja, Kang Marta. Bukankah kita sedang bersantai," sahut Erwin yang sudah
tidak sedih lagi, karena suasana yang diciptakan Sumarta membuat dia tidak lagi
merasa
bahwa dia sedang mengharimau.
"Sekiranya aku menceritakan kenyataan ini, lalu Susanty mengatakan bahwa dia tetap
mencintaimu dan dia tidak menginginkan laki-laki sebagai suami selain dirimu,
bagaimana?"
"Tidak perlu kita bicarakan itu, Kang Marta, karena ia tidak mungkin menyukai
makhluk semacam aku! Ia akan takut, jijik dan bersyukur atas terhindarnya dia dari
malapetaka. Tetapi sekaligus ia juga akan sangat menghargai diriku, karena
kepergianku
semata-mata dikarenakan kekerasan hati untuk menyelamatkan dirinya. Mungkin dia
akan
menyadari, bahwa karena benar-benar sayanglah maka aku menghindar."
Setelah hampir tiga jam, barulah Erwin merasakan tanda-tanda, bahwa ia akan jadi
manusia biasa kembali.
"Kang Marta, kau memang sahabat setia. Walaupun kau dulu pernah beberapa kali
curiga kepadaku," kata Erwin. Sumarta merasa mukanya berubah merah karena malu.
"Kau
boleh melihat aku berubah kembali jadi manusia biasa."
Muka Erwin bersimbah peluh. Tubuhnya yang harimau itu menggeliat. Dimulai
dengan hilangnya loreng-loreng berwarna hitam pada tubuhnya, secara bertahap
kukukukunya
pula menghilang. Lalu kaki depan dan belakang pula berubah kembali menjadi
tangan dan kaki manusia biasa. Yang tak dapat dipecahkan oleh otak Sumarta dan oleh
siapa
pun yang memandang, ketika tubuh manusianya normal kembali dia sudah dalam keadaan
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
26
berpakaian seperti ia belum mengharimau tadi.
Tampak oleh Sumarta bahwa Erwin letih sekali.
Dia bukan bermimpi, tetapi apa yang nyata-nyata disaksikannya lebih menakjubkan
dari apa yang dapat dialami orang dalam sebuah mimpi. Orang yang terbangun sehabis
mimpi akan mengetahui bahwa ia baru saja bermimpi. Dan mimpi, bagairnanapun
anehnya,
hanya suatu hal yang biasa. Tetapi bila seseorang selesai melihat suatu kenyataan
yang hanya
bisa tersua di dalam mimpi, maka orang itu merasa suatu keanehan menyelinap ke
dalam
seluruh dirinya. Dan itulah yang dirasakan Sumarta. Ia tidak mungkin tidak percaya,
karena
ia mengalami dan melihatnya sendiri.
Setelah beberapa kali Erwin mendesak Sumarta untuk pulang, barulah ia pulang dengan
janji, bahwa keesokan harinya ia masih akan kembali.
"Ajari aku sedikit saja dari apa yang kau miliki, Erwin. Aku ingin jadi muridmu!"
pinta
Sumarta. Erwin menjawab bahwa ia bukan guru dan tak punya kuasa untuk menerima
orang
yang ingin belajar.
***
PENGALAMAN Sumarta itulah yang diceritakan kepada dr Anton.
Ia percaya. Lalu katanya, "Kita harus dapat membawanya ke Susanty. Begitu keinginan
ayah dan ibunya. Susanty sudah tidak mau atau tidak pandai berkata-kata."
"Saya berpendapat, lebih baik menceritakan apa yang saya lihat kepada Susanty.
Erwin
yakin, dengan cara itu Susanty bukan hanya takut, tetapi juga sangat jijik. Dan ia
akan
merasa syukur," begitu kata Sumarta mengulangi kata-kata Erwin ketika sedang jadi
harimau tadi.
Mereka berdua bergegas ke rumah Hamidy untuk bermufakat, apa yang terbaik
dilakukan.
Pertanyaan pertama yang dilemparkan ayah Susanty, apakah sudah diketahui di mana
Erwin. Mendengar bahwa lelaki itu sudah ketemu, Hamidy dan isterinya girang.
Harapan
yang mati telah hidup kembali.
"Mengapa dia tidak dibawa langsung kemari?" tanya Nyonya Hamidy.
Setelah berpikir sejurus Sumarta menerangkan, bahwa ia telah mendengar bahkan
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
27
melihat alasan Erwin mengapa ia tidak kembali. Bahwa memang sesungguhnyalah ia
mempunyai alasan cukup untuk menjauhkan diri.
"Tetapi ini berarti bahwa ia membuat Susanty sakit kembali, bahkan bisa lebih parah
daripada itu. Kurasa anak kami tidak akan bisa sembuh tanpa dia. Kami bersedia
mengawinkan Susanty dengan Erwin," kata kedua ayah dan ibu itu.
"Tetapi ia benar-benar merasa dirinya tidak sepadan dengan anak Tuan dan Nyonya,"
kata Sumarta. Ia tidak mau menceritakan seluruh apa yang dilihatnya. Ia merasa
berdosa
kepada Erwin, karena dianggapnya ketidaknormalan sahabatnya sebagai suatu aib.
Memang
Erwin tidak menceritakan, bahwa Sumarta harus menyembunyikan tentang perubahan
dirinya itu, tetapi ia sendirilah yang merasa bahwa yang satu itu tidak perlu
diceritakan.
"Kemiskinan tidak menjadi halangan Pak Marta," kata Nyonya Hamidy. "Lagi pula ia
bukan terlalu bodoh. Ia tentu pernah duduk di bangku sekolah. Ia sopan. Kesopanan
seperti
yang ada padanya belum tentu ada pada orang yang sarjana sekali pun. Ia bukan
penipu. Ia
bahkan seorang pemurah. Tidak mata duitan. Padahal, kalau ia mau, dari kami pun ia
boleh
menerima jutaan sebagai upah atas pengobatannya terhadap diri anak kami!" Wanita
itu
mendadak bisa berpendirian dan bicara seperti itu.
Sumarta memandang dr Anton seperti mohon nasihat.
"Ceritakan saja semua, apa yang Pak Marta lihat," pinta dr Anton.
"Tuan dan Nyonya tak akan percaya," kata Sumarta.
"Kami percaya. Apa pun yang Pak Marta ceritakan, tidak akan mengubah pendirian
kami. Bahwa kami sangat suka menerima Erwin sebagai suami anak kami."
"Sekiranya . . ." Sumarta terhenti.
"Badannya penuh panau. Mudah diobati," jawab ayah Susanty sambil berkata kepada dr
Anton, "Bukankah begitu, Dok?"
"Ya, itu soal mudah."
"Sekiranya, yah, berat saya mengatakannya," kata Sumarta membuat ayah dan ibu
Susanty kian tak sabar.
"Sekarang katakanlah, Pak Marta," kata ibu Susanty memohon.
Tanpa mereka sangka, Susanty telah keluar dari kamar dan turut duduk mendengarkan.
"Mana dia?" Susanty sendiri bertanya.
Semua terkejut. Apakah ia sejak tadi mendengarkan? Apakah ia menjadi sadar,
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
28
manakala nama Erwin disebut-sebut?
"Sudah enakan, Sus?" tanya Nyonya, Hamidy.
"Aku tidak apa-apa. Aku hanya menantikan Erwin. Kata Pak Marta ada. Mana? Tak
maukah dia kemari? Bawa aku ke sana. Kalau ibu dan ayah keberatan aku kawin dengan
dia,
aku keluar saja dari rumah ini. Aku hanya mau hidup bersamanya!" kata Susanty
mantap.
"Walau bagaimanapun keadaannya?" tanya Sumarta. Sekarang dia nekat.
Bagaimanapun soal ini harus dibereskan.
"Aku inginkan dirinya. Tidak ada sangkut paut dengan keadaan."
"Kalau sekiranya dia kini mendadak sudah jadi orang bisu?"
"Kang Marta jangan mempermainkan aku. Mentang-mentang Kakang sudah
mendapatkan Christine dengan cara�" tetapi Susanty tidak meneruskan. Tampak muka
tukang buah itu memerah padam.
"Jangan gusar Susanty. Sebenarnya aku pun ingin kalian berdua bisa berbahagia. Dan
aku mau melakukan apa saja untuk itu. Tetapi dalam hal ini aku tidak dapat
menolong!"
"Menolong apa? Bukan untuk bicara dengannya. Atau mengobatinya, Kang Marta,"
sekali lagi Sumarta merasa malu. "Aku minta dia dibawa kemari atau aku dibawa ke
sana."
"Kau mau aku bicara terus terang?"
"Dari tadi pun itu yang kukehendaki. Tidak ada yang perlu dirahasiakan," kata
Susanty.
"Ia bukan orang biasa Susanty!"
"Aku sudah tahu. Dia dukun. Sudah kulihat dia disembah harimau di Muangthai
tempo hari. Harimau takut kepadanya. Itu tidak jadi soal Kang Marta. Malah bagus.
Dan
hebat bukan! Suami si Susanty ditakuti harimau!" kata Susanty. Dia merasa bangga.
Setelah diam sejenak dan keadaan tenang, Sumarta berkata sejelas mungkin, "Ia
sendiri
pun harimau, Susan. Maksudku, dia pun kadang-kadang jadi harimau. Aku telah
melihatnya. Tadi!"
"Kau bohong. Biar dia jadi babi hutan pun aku tetap mau. Busuk akalmu Kang Marta.
Betapa hinanya Kakang mengatakan dia pun harimau. Kalau sampai dia mengetahui.
Ataukah dia yang menyuruh Kakang berbohong supaya aku mundur?"
"Demi Tuhan, aku tidak bohong. Aku telah melihatnya. Aku bicara dengannya ketika
dia sedang berubah wujud tadi!"
"Aku tetap tidak percaya. Walaupun Kakang bersumpah. Dan andaikata Kakang
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
29
bersumpah benar pun, aku tetap mencintainya. Aku mau sama manusia harimau itu.
Ataukah ibu dan ayah keberatan?"
Tak ada yang menjawab. Lydia memandang kepada Susanty kemudian kepada Kang
Sumarta. Seperti bertanya. Sumarta menunduk. Suatu isyarat bahwa dia berkata benar.
Lydia heran. Dia tahu ada orang-orang Thai pintar yang dapat menundukkan harimau.
Banyak yang mampu jadi pawang gajah. Tetapi belum pernah ia tahu tentang adanya
manusia yang kadang-kadang jadi harimau. Yang ada harimau jadi-jadian. Yaitu, orang
berilmu atau terkutuk oleh sumpahnya, mati lalu jadi harimau, buaya, babi, bahkan
ada yang
jadi anjing dan kucing. Bukan pula tidak ada yang hanya jadi tikus atau ular.
Karena Lydia
memandang terus, pelan-pelan Sumarta mengangguk. Kini Lydia yang tunduk. Dalam hati
dia begitu berhasrat hendak bertemu dengan Erwin. Dia ingin ngomong-ngomong.
Menyatakan kekaguman dan simpatinya.
"Di mana dia sekarang?" tanya Lydia.
"Di gubuknya," jawab Sumarta.
"Bawa aku ke sana. Pendirianku tidak berubah. Ayah dan ibu harus mengawinkan aku
dengannya. Biarlah aku bersuamikan harimau! Sudah memang dia jodohku," kata Susanty
begitu yakin kepada dirinya. Secuil dugaan masih melekat di dalam hatinya, bahwa
Sumarta
berkata begitu hanya untuk menjauhkannya dari Erwin atas permintaan Erwin sendiri.
Ataukah Erwin sengaja hendak menguji sampai di mana benar kasihnya? Apakah dia
masih
juga mau, kalau sekiranya dia benar-benar manusia yang kadang-kadang berubah jadi
harimau? Susanty tidak tahu, apakah ia menghadapi suatu kenyataan atau sedang dalam
ujian.
***
MEREKA bergegas ke tujuan dengan Sumarta sebagai penunjuk jalan. Bukan hanya
Sumarta, tetapi juga Lydia dan Susanty dipenuhi oleh aneka nacam pikiran. Bahkan
kedua
orang tua Susanty dan dr Anton juga setengah bingung ditambah setengah takut,
apakah
yang akan mereka hadapi.
Sebenarnya Sumarta telah mengusulkan tadi, agar ia saja dengan dr Anton yang
menemui dan mengajak Erwin dengan mengemukakan segala kesediaan dan harapan
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
30
keluarga Hamidy, tetapi Susany berkeras hendak turut pergi, takut kalau-kalau ia
nanti
dikibuli. Mungkin saja atas permintaan Erwin, akan dikatakan oleh dr Anton dan
Sumarta,
bahwa Erwin telah tidak ada lagi di tempat itu.
Dalam pada itubukan tidak terpikir dan terbayang dalam otak Susanty dan Lydia,
bagaimana nanti kalau yang mereka hadapi benar-benar seekor atau seorang manusia
yang
sedang berwujud harimau. Apakah akan sanggup? Tidakkah akan pingsan atau
sekurangkurangnya
menjerit. Baik oleh rasa takut maupun oleh iba yang tidak terkendalikan.
Dan jauh di lubuk hatinya Susanty menanyai diri, apakah benar-benar dia nanti masih
akan tetap mencintai Erwin, kalau dilihatnya Erwin sedang bertubuh harimau seperti
yang
dikatakan oleh Sumarta.
Tetapi dicobanya menjawab sendiri, berdasarkan cerita Sumarta dari Erwin, bahwa
manusia harimau itu dulu pernah punya isteri bernama Indahayati yang sangat cinta
kepadanya. Bahwa wanita itu nikah dengannya sesudah�bukan sebelum�ia mengetahui,
bahwa Erwin sebenarnyalah bukan manusia normal seperti manusia lainnya. Dan mereka
mendapat seorang anak, yang kemudian bersama ibunya dibunuh oleh Ki Ampuh yang
telah
menjadi babi oleh kutuk sumpahnya sendiri. Sebenarnya apa yang diceritakan oleh
Sumarta
itu sudah merupakan suatu alasan yang amat kuat bagi Susanty untuk membatalkan
niatnya
bahkan barus merasa bersyukur bahwa semuanya belum terlanjur terjadi. Ia mestinya
sudah
dapat membayangkan, bagaimana banyak liku, jurang dan kepahitan yang akan
ditempuhnya, kalau ia jadi isteri Erwin. Dia harus berkenalan dengan babi, harus
bersebelahan tidur dengan makhluk berkepala manusia, bertubuh harimau.
Huh, buat apa memikirkan itu. Pasti hanya suatu akal licik Sumarta atau Erwin.
Bodoh
sekali untuk berkhayal yang menyiksa diri sendiri.
Dan tempat yang dituju telah dicapai. Sumarta turun dengan jantung berdebar. Dia
tidak pernah dapat izin dari Erwin untuk membawa tamu ke sana. Jangankan membawa
tamu, untuk memberitahukan alamatnya saja pun tidak. Tetapi ia sudah tidak dapat
mengelak.
Susanty seperti tidak percaya, bahwa mereka telah sampai di pintu gubuk Erwin.
Begitu
pula Hamidy dan isterinya. Padahal semuanya suatu fakta pada hari siang bolong.
Pintu diketuk oleh Sumarta. Tiada jawaban. Dipanggil-panggilnya nama Erwin. Tiada
sahutan. Ia tahu, bahwa sebagaimana ia tadi masuk ke sana melihat Erwin yang
mengerikan,
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
31
sekarang pun ia dapat menolak pintu itu dengan mudah. Akan terbuka. Tetapi dia
tidak
mau melakukan itu, khawatir Erwin terkejut dan marah. Dalam hal orang kaget dan
marah,
macam-macam bisa terjadi. Sampai pada hal-hal yang sama sekali tidak disangka.
"Bang Erwin," panggil Lydia kini. Dengan suara lembut.
Tidak juga ada sahutan.
Sekali lagi Lydia mencoba, "Bang Erwin, kami datang!"
Sepi. Tidak ada respons.
"Barangkali dia tidur," kata ibu Susanty. "Atau dia tidak suka diganggu!"
"Boleh jadi juga sedang samadi," ujar Hamidy.
Akhirnya Susanty sendiri bicara. Ia sudah tidak kuasa menahan diri, dan barangkali
pun
sudah tidak mengenal dirinya. Katanya, "Bukalah Erwin, ayah dan ibuku semua setuju.
Kami semua datang menjemputmu kemari." Tetapi tetap tiada sahutan. Beberapa
tetangga
terdekat datang dan mengatakan, bahwa mereka tadi melihat dia masuk.
"Kami juga melihat bapak itu tadi dari sini," kata seorang tetangga. Yang
dimaksudkannya bapak tak lain dari Sumarta. "Saya rasa Erwin masih tidur,"
sambungnya
lagi, sehingga menimbulkan harapan bagi semuanya. Bagaimanapun ia masih ada di
runiah.
Belum pergi.
Tetapi sial memang tak dapat ditolak. Tak lama antaranya datang pula seorang
tetangga
Erwin yang baru kembali dari menarik bajaj.
"Kalau Bapak-bapak dan ibu-ibu mencari Erwin, sudah terlambat. Dia sudah pergi.
Saya yang mengantarkan dengan bajaj saya tadi!" kata orang itu.
Tanpa berkata apa pun, Susanty mendorong pintu. Untuk menemukan suatu ruangan
kosong melompong. Semua mereka masuk.
Semua memandang ke Sumarta seperti minta penjelasan. Dan laki-laki itu mengerti. la
berkata pelan, "Di sinilah kami tadi. la menangis dan aku memeluk lehernya. Tiada
rasa
takut. Sampai ia jadi manusia kembali." Sampai di situ Sumarta diam. Tak kuasa
meneruskan kata-katanya.
Apa pun yang menjadi sebab, Susanty tak kuasa menahan tangis. Ayah dan ibunya,
begitu pula Lydia berusaha membujuk. Walaupun tahu tidak akan mencapai hasil
sepenuhnya. Sedikit meringankan mestinya ada.
"Dia pergi tandanya dia cinta kepadamu. Dia tidak mau membawamu turut menderita
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
32
bersama dirinya. Ia tidak dapat berbuat lebih baik daripada itu!"
"Tetapi aku tetap mencintainya. Jangan tanya mengapa. Karena aku pun tak dapat
menjawab. Aku rela menderita bersamanya, kalau itu dinamakan penderitaan!" jawab
Susanty sangat mantap. Memang benar apa yang dikatakannya. Jangan tanya, mengapa ia
tetap cinta. Memang banyak cinta bersendikan aneka sebab. Karena hubungan
persahabatan
yang secara perlahan atau bahkan sangat cepat berubah menjadi jalinan cinta yang
bagaimanapun mencakup unsur seks di dalamnya.
Ada dua manusia saling mencintai karena saling membutuhkan. Ada pula karena yang
wanita tertarik oleh harta si lelaki dan lawan jenisnya ini terpukau oleh
kejelitaan sang
wanita. Karena budi, karena patuh pada kehendak orang tua dan aneka sebab lain.
Pokoknya
semua cinta yang bersebab. Tetapi di samping itu semua ada sejenis cinta antara dua
manusia atau oleh seorang insan terhadap lawan jenisnya tanpa diketahuinya dengan
pasti
apakah yang membuat dia jadi begitu tertarik dan tak inginkan yang lain.
Sekurangkurangnya
pada waktu itu. Misterius memang. Dan cinta semacam ini memanglah suatu
keajaiban yang tidak dapat dikupas menurut hukum logika.
Cinta inilah yang melanda Susanty. Dan benarlah ia tidak kuasa menjawab kalau
ditanyakan apakah sebenarnya yang menjadi sebab.
***
SEDANG Susanty bergelut dengan pikirannya mengenai manusia harimau yang
dicintainya itu, Lydia dan dr Anton diam-diam memperhatikan lantai tempat Erwin
tadi
berbaring. Kejelian mata mereka akhirnya menghasilkan penemuan beberapa helai bulu.
Jelas bulu harimau.
"Ini dia, Tuan Hamidy," kata dr Anton. "Pak Marta telah menceritakan yang
sebenarnya!"
Dan tanpa mereka duga, pada saat itu Susanty terpekik.
"Berikan padaku. Ini milik Erwin dan miliknya adalah juga milikku. Bagaimanapun aku
harus mencarinya. Sampai dapat. Aku hanya mau nikah dengan dia. Tidak mau dengan
siapa pun lain daripada dia.
"Aku bersumpah," kata Susanty. Karena emosi dan terlanjur.
"Mengucaplah sayang," bujuk Nyonya Hamidy.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
33
"Mengucapkan apa? Aku sudah mengatakan, hanya mau kawin dengannya. Harus
mengucapkan apa lagi. Panggil tukang bajaj yang mengantarkannya tadi," kata
Susanty. Ia
setengah panik. Dan semua mereka tahu, bahwa cara atau sekedar usaha menenangkannya
hanyalah dengan mematuhi kehendak hati dan perintahnya.
***
TUKANG bajaj, kendaraan rakyat beroda tiga yang dapat masuk gang-gang sempit tak
terlewati mobil, dipanggil. Ditanyai ke mana ia mengantar Erwin. Orang kecil yang
tidak
punya dosa apa-apa itu semula agak ketakutan. Disangkanya Erwin telah melakukan
suatu
kejahatan atas para pendatang itu dan ia telah menyelamatkan Erwin dari
penyergapan.
Tetapi setelah dr Anton menerangkan bahwa Erwin sebenarnya saudara misannya yang
ingin merantau u tanpa perbekalan, si abang bajaj mau diajak mengantarkan mereka ke
tempat ia menurunkan Erwin di stasiun kereta api Gambir.
Mereka lalu berpencar mencarinya kalau-kalau belum berangkat.
Erwin yang memang masih ada di sana, masih berpikir ke mana akan pergi, kaget
setengah mati melihat dr Anton bersama Lydia. Kemudian melihat Susanty pula lagi.
Cepat
ia bersembunyi. Dia bukan takut, hanya malu, kalau mau disebut dengan "Hanya."
Padahal
rasa malu bisa jauh lebih menyakiti daripada takut.
Ia berhasil lolos tanpa kelihatan. Lalu menumpang bajaj lagi meninggalkan tempat
yang
dianggapnya akan membawa petaka itu.
"Ke mana, Pak?" tanya bang bajaj.
"Ayolah lekas. Ke mana saja!" jawab Erwin agak keras. Bukan marah. Oleh panik
semata-mata. Tetapi bang bajaj berpikir lain. Disangkanya Erwin baru habis mencopet
atau
menodong, lalu kini hendak menyelamatkan diri. Dia takut terlibat. Melarikan
penjahat.
Bisa-bisa dituduh sekongkol. Tetapi mau memaksanya turun; dia tidak punya cukup
keberanian. Orang semacam ini, terjepit, mampu melakukan apa saja. Dan sudah pasti
dia
tidak tanpa senjata. Kalau bukan senjata api, sekurang-kurangnya pisau belati atau
badik.
Kalau makan perut atau dada, bisa berpisah dengan dunia yang masih ia cintai,
walaupun
hidup melaratnya bukan alang kepalang. Pokoknya bagaimanapun pahitnya, lebih baik
hidup daripada mati.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
34
Akhirnya bajaj sampai di Tanah Abang pasar. Erwin memerintahkan berhenti. Legalah
hati si penarik.
"Berapa, Bang?" tanya Erwin.
"Terserah Bapak saja," jawab bang bajaj. Baginya tak dibayar pun sudah tidak soal.
Yang penting bebas dari dia.
Sialan, baru turun bertemu pula dengan Ashar, tetangganya.
"Tadi ada banyak orang mencari Bapak. Naik dua sedan. Tampaknya orang-orang kaya.
Karena bapak tidak ada, mereka pergi lagi. Tiga di antaranya wanita. Tampaknya
perlu
sekali mau bertemu," kata Ashar. Sebenarnya Erwin tak sabar mendengarkan, tetapi
kini ia
sudah mampu menguasai diri. Dan Ashar melanjutkan, "Mengapa Bapak menjauhi sanak
famili Bapak yang kaya-kaya itu?" Ia seperti ingin tahu. Dan ia selalu menunjukkan
rasa
hormat dan simpati, sehingga Erwin juga senang kepadanya.
Erwin memegang tangan anak tanggung itu. Pegang senang dan sayang. Anak itu
memandangnya dan Erwin juga balas memandang, sehingga mata mereka bertemu. Tanpa
kata, tetapi mata mereka bicara. Dengan bahasa yang sama. Dan perasaan yang sama
pula.
"Abang tak suka sama orang-orang kaya itu?" tanya Ashar. Ia belum puas, karena
pertanyaannya tadi tidak terjawab.
"Ceritanya panjang!"
"Abang mau ke mana?"
Erwin hanya tersenyum. Bukan senyum berarti seperti yang banyak dilakukan orang,
kalau ia hendak menyimpan sesuatu. Bukan pula senyum rahasia atau senyum kemenangan
atau putus asa. Senyum Erwin hanya sebuah gerak bibir yang kosong. Sekosong hatinya
pada saat itu.
"Pulanglah," pinta Erwin. "Nanti orang tuamu tercari-cari. Jadi risau memikirkanmu.
Kasihan mereka!"
"Aku tidak al.an pulang!" jawab Ashar.
Erwin jadi heran. Tidak akan pulang? Memang mau ke mana dia!
"Mengapa kau tidak akan pulang?"
"Seperti Abang. Tak suka kepada mereka. Karena mereka pun tidak suka kepadaku."
"Jangan mengada-ada. Tidak lucu begitu," kata Erwin.
"Aku tidak melucu. Bukan tak suka, tak dapat!"
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
35
"Kalau kau salah dan sesekali orang tuamu marah, itu wajar. Lain halnya dengan aku.
Tidak punya orang tua. Yang berdatangan tadi bukan sanak keluargaku. Paling-paling
kenalan."
"Sama. Aku juga tidak. punya orang tua. Aku menumpang di situ. Rumah pamanku.
Kaya. Ayahku miskin ketika mati di situ. Makku sudah lama tidak ada!"
Mendadak Erwin berubah. Timbul rasa iba. Barangkali lebih iba kepada diri Ashar
daripada kepada dirinya sendiri. Senasib? Tidak! Jenis saja sudah lain. Ashar
manusia biasa.
Dia hanya manusia harimau. Tetapi dia cukup menarik rasa kasih Erwin. Dia tidak mau
pulang karena dia tidak betah. Mungkin banyak sindiran, kerja berat makan kurang.
Atau
sudah diusir. Tidak diperkenankan lagi tinggal berteduh sambil hidup merana di
situ. Lain
halnya dengan dia. Dia menyingkir. Bukan karena tidak disukai, tetapi justru
sebaliknya.
Pahitnya lebih kurang sama. Mesti pergi. Akibatnya itulah yang diperhitungkan.
Mesti
pergi.
"Ke mana tujuanmu?" tanya Erwin sejurus kemudian.
"Tidak tahu. Belum ada tujuan. Bagaimana kalau aku ikut Abang? Ikut saja. Tidak
akan
menjadi beban Abang. Sumpah, aku tidak akan menyusahkan Abang! Yang kurasa sekarang
aku butuh teman. Dan aku punya semacam keyakinan, bahwa Abang pasti teman yang amat
baik. Abang tidak usah membawaku. Tetapi perkenanlah aku ikut!"
Erwin tidak menyahut. Tidak atau belum tahu mau mengatakan apa. Ia melangkah lagi
dan Ashar mengikuti. Tujuan? Sama-sama belum tahu. Biarlah langkah Erwin yang
menentukan.
Mereka berjalan di tengah-tengah manusia yang berjubel, khas kebiasaan di pasar
serba
ada dan murah Tanah Abang itu. Ashar waspada benar jangan sampai kehilangan jejak
Erwin, walaupun dia yakin bahwa orang itu tidak punya niat untuk sengaja
mengelakkan
diri.
Dalam otak kedua insan itu berkecamuk berbagai pikiran. Yang tidak seragam. Ashar
menyerah kepada nasib, sama sekali belum tahu apa yang harus dilakukannya untuk
memperpanjang umur hari demi hari. Ia tidak akan mengharapkan makan minum atas
biaya
Erwin. Ia telah mengatakan itu dan dia akan berpegang pada janjinya. Ia tahu benar,
bahwa
Erwin bukan orang mampu. Malah termasuk miskin. Seperti beberapa tetangga Erwin
lainnya, ia juga mendengar bahwa anak muda dari seberang itu punya ilmu untuk
mengobati
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
36
berbagai macam penyakit, tetapi ia tidak pernah memperkenalkan diri sebagai dukun.
Jadi
tidak mengadakan promosi. Yang terlebih aneh baginya, walaupun belum melihat
sendiri,
adalah cerita sejumlah orang bahwa Erwin dukun aneh. Yang tidak mau terima bayaran
atas
jasa-jasa yang diberikannya. Inilah sebab utama, mengapa Ashar dan orang-orang yang
mengenal Erwin menaruh simpati dan respek cukup tinggi terhadap diri perantau dari
Tapanuli itu. Inilah pula suatu bukti gamblang bagi siapa pun yang tidak mau
mengingkari
kenyataan, bahwa orang sangat keliru kalau menganggap, bahwa orang miskin tidak ada
maknanya. Orang-orang ekstrim materialistis malah memandang kaum tak punya dan
melarat ini sebagai makhluk-makhluk yang hanya menyemakkan dan mengotori
lingkungan. Sebaiknya mereka tidak ada saja. Betapa jahatnya cara mereka berpikir
kir dan
mengukur. Padahal di antara orang-orang tak mampu ini cukup banyak yang mempunyai
sifat
dan hati yang lebih baik bahkan jauh lebih mulia daripada sementara orang kaya.
Justru
di antara mereka inilah terdapat orang-orang beriman, tawakal, bersyukur pada
pemberian
dan anugerah Cuhan. Mereka inilah yang menyadari bahwa rezeki datangnya dari Tuhan,
sementara para hamba Allah hanya berusaha, Dan itu pulalah yang menyebabkan nereka
mudah bersyukur. Dan dalam kesyukuran itu pulalah letaknya rasa bahagia.
Lain benar halnya dengan orang yang tidak muaah puas, bahkan tidak kenal puas.
Serakah tanpa tara, tamak dan loba tanpa batas. Yang begini terdapat di antara
orang-orang
kaya, yang kebanyakan semakin jauh dari Tuhan mereka, dari sang Pencipta.
Erwin, yang selain miskin juga bukan manusia normal, merupakan sebuah tauladan di
antara tidak cukup banyak manusia teladan di masa keruntuhan moral dan mental.
***
AKHIRNYA kedua manusia yang baru bergabung itu bebas dari lautan semut-manusia
itu. Erwin menarik tangan Ashar, masuk ke sebuah warung tenda kecil yang
menyediakan
makanan murah. Tentu saja kualitas rendah. Tetapi cukup baik untuk mengganjal perut
yang kosong. Erwin memesan nasi pakai kuah sayur saja. "Dua," katanya. Tetapi Ashar
buru-buru menolak. "Satu saja Bang, aku belum lapar. Abang sajalah!" Erwin yang
sebcnarnya tahu, bahwa Ashar juga perlu mengisi perut, tetapi juga ingat akan kata-
katanya
tadi, "tidak mau menjadi beban," mengubah pesanannya jadi satu piring saja. Teh
tanpa
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
37
gula, gratis, tidak usah bayar. Dia makan sendiri. Melihat Ashar mengisi sebuah
gelas
setengah berdaki yang dipintanya dari tukang warung dengan teh. Tidak perlu bayar.
Untung masih ada pewarungpewarung amat kecil yang punya hati begitu sosial.
Erwin diam saja. Tidak menawarkan makan untuk kedua kalinya. Padahal ia tahu,
bahwa Ashar pasti kehausan dan kelaparan. Dahaga sudah diobat. Tetapi perutnya?
Dibiarkannya karena ia mau memberi kesempatan kepada Ashar untuk menggembleng diri.
Biar dia jadi manusia konsekuen dengan kata-katanya sendiri, walaupun untuk itu
harus
lapar.
"Boleh juga," kata Erwin setelah nasi yang hanya berkuah selesai dilahapnya. Ashar
diam saja. Mencoba tersenyum. Dan Erwin melihat tanpa keliru, bahwa senyumnya itu
senyum lapar!
Erwin bangkit dari bangku, mengajak Ashar pergi. Jauh di lubuk hati anak muda
tanggung itu menyadari bahwa ia mulai menerima konsekuensi dari apa yang tadi
diucapkannya. Tetapi ia tidak menyesal. Sebaliknya ia mulai merasa sebagai manusia
baru
yang mesti percaya kepada diri sendiri. Harus berani menanggung risiko.
Meninggalkan ruinah
pamannya yang bagaikan hidup di neraka itu adalah hasil kebulatan hati. Tidak boleh
disesali, bahkan harus disyukuri karena dengah begitu dia dapat memulai hidup yang
sebenarnya. Yang dirasanya sekarang lapar. Dilengkapi dengan tak punya uang lebih
daripada lima puluh rupiah.
"Kau hebat," kata Erwin tiba-tiba. "Dan aku suka kepada anak yang hebat. Orang
hebat
boleh dibikin kawan dan boleh dipercaya!"
Ashar memandang Erwin. Dia bangga juga. Dalam menanggung lapar dikatakan hebat.
Lebih baik daripada dikatai, "Rasain lu. Karena pura-pura malu jadi lapar!" Itu kan
sakit.
"Apa betul aku hebat, Bang?"
"Tentu. Laki-laki yang berpegang teguh pada kata-katanya adalah orang hebat. Kau
lapar, tetapi kau tidak mau membebani aku. Begitu katamu tadi. Dan itulah yang
kaulakukan. Bagus. Sungguh suatu awal yang amat bagus. Kau boleh dipercaya!"
"Mana Abang tahu?"
"Aku tahu. Karena kau boleh dipercaya, maka kuberi kaupinjaman dua ratus rupiah.
Nih. Masuk ke pondok itu. Makan. Seperti aku tadi. Kalau nasib kita kelak agak
baik,
makan dengan lauk! Sekarang latihan. Dan tiap latihan itu baik. Menambah
kepercayaan
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
38
kepada diri supaya kuat menahan derita. Ayo, makan. Nanti kita teruskan!"
Tanpa sanggup membantah, Ashar melnatuhi perintah Erwin. Dia makan, sementara
Erwin menunggu. Kini dia pula yang meminta segelas teh tanpa gula. Yang tidak usah
bayar
itu.
Ashar mulai kagum kepada Erwin. Orang miskin yang dukun. Yang tak suka uang.
Yang keras dan tegar hati. Membiarkan dia tadi lapar, padahal dia tahu. Tetapi
kemudian
meminjaminya uang untuk makan. Aneh manusia ini. Orang biasa tidak akan bersifat
dan
bersikap begitu.
"Kini kita sama-sama kenyang," kata Erwin setelah Ashar selesai memberi sedikit
alas
di dalam perutnya.
"Ke mana kita?" tanya Erwin kemudian. Mereka berdiri sebentar, berpandangan.
"Terserah Abang. Aku tak tahu," jawab Ashar.
"Aku lupa. Kau tak tahu. Dan aku pun tidak tahu. Kita ini jadi semacam pengembara
tanpa tujuan!" kata Erwin.
"Biarlah. Akan banyak pengalaman," kata Ashar. Anak tanggung itu jadi seperti orang
mulai dewasa. Sudah "berani" berkata begitu.
Erwin senang dengan sikap kawannya yang tidak ragu-ragu itu.
"Kau tahu, dalam perjalanan atau petualangan kita mungkin bertemu banyak kesulitan.
Barangkali akan banyak berjalan kaki. Mungkin juga menempuh hutan yang banyak
binatang buasnya. Ular-ular pemakan hewan dan manusia, gajah, babi hutan dan
badak!"
Dia tidak menyebut harimau tetapi sebaliknya Ashar bertanya, "Apakah kita juga akan
hertemu dengan harimau? Aku ingin sekali melihat yang masih bebas!"
Erwin tidak menjawab. Dia memang tidak mau menyebut hewan buas yang satu itu.
"Maksud Abang kita akan Sumatera? Di sana yang ada gajah dan harimau. Abang
sudah bertemu dengan harimau di hutan?" tanya Ashar. Lagi-lagi Erwin tidak
menjawab.
Karena sudah dua kali masalah harimau tidak ditanggapi, Ashar jadi berpikir. Bukan
jauhjauh!
Barangkali hewan yang satu ini tidak boleh disebut-sebut.
"Bang, apakah sebenarnya pantang menyebut harimau? Maaf, kalau aku salah!" kata
Ashar. Khavvatir kalau-kalau ia membuat kekeliruan oleh ketidaktahuannya.
"Oh tidak," jawab Erwin. "Di negeri kami sana, kami menyebutnya 'nenek' atau
'ompung.' Tahu 'ompung?' Kalau di Jawa mbah!"
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
39
Ashar akan ingat. Kalau Tiba di Sumatera�siapa tahu�ia tidak akan pernah menyebut
harimau.
"Kenapa kau begitu ingin bertemu dengan , ompung?" tanya Erwin.
"Karena aku kagum dengan kegagahannya. Dengan garis-garis loreng yang sangat
indah. Kulihat di gambar. Juga pernah di bioskop!" '
"Ya, harimau memang gagah. Tetapi tidak ganas, kalau dia tidak diganggu atau
disakiti.
Di negeriku banyak!" Pada saat itu kian besar hasrat Ashar untuk ke Sumatera. Ia
tahu,
Erwin asal Sumatera. Mudah-mudahan dia kembali ke sana.
***
SEMENTARA Erwin bersama teman tanggungnya masih belum punya ketentuan akan ke
mana, orang-orang yang gagal mengejarnya ke stasiun Gambir telah tiba di rumah
Susanty.
Gadis itu tampak murung. Namun demikian wajahnya membayangkan suatu tekad untuk
meneruskan pencarian. Ia menyesali Sumarta mengapa tadi tidak langsung membawauya
ke
rumah. Mengapa membiarkannya di gubuk itu sendirian, padahal sudah tahu, bahwa dia
ingin menghindar. Tampak perasaan jengkel Susanty terhadap Sumarta. Dianggapnya
orang
ini selalu egoistis. Sudah mendapat Christine, sudah selesai baginya. Dia lupa
bahwa
Christine saudara misan Susanty. Hamidy dan isterinya gelisah melihat perubahan
kelakuan
anak mereka. Yang terpelajar, yang cantik dan tergila-gila secara tak wajar.
Tetapi dalam hati mereka merasa kagum akan kekerasan dan kemuliaan hati Erwin,
yang menghindar dari sebuah cinta kasih yang dilimpahkan gadis sekaya dan secantik
Susanty. Betapa bedanya Erwin dan Sumarta. Orang yang hanya berkaliber amat kecil
dalam materi dan ilmu keduk.unan ini begitu tega merebut hati seorang wanita yang
bukan
tarafnya dengan guna-guna. Sehingga Christine yang kemenakan mereka itu jatuh
terjerembab secara tidak wajar. Walaupun mereka sangat risau memikirkan nasib anak
mereka, namun mereka jadi kian malu oleh prasangka mereka dulu bahwa Erwin
mengguna-gunai Susanty. Kalaulah Erwin bukan seorang laki-laki yang kuat iman,
pasti
"rezeki" yang demikian akan diterkam habis-habisan. Di sinilah letak kemuliaan
seorang
hamba Allah yang sukar ditemui di lingkungan mana pun, terrnasuk di kalangan
masyarakat
terpelajar, apalagi yang hanyak duit.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
40
Atas permintaan Hamidy dan isteri, malam itu Lydia menginap di rumah mereka, tidur
bersama Susanty.
Berbagai cara digunakan Lydia untuk menyadarkan Susanty, bahwa apa yang dilakukan
Erwin adalah yang terbaik yang dapat dilakukan oleh seorang yang berbudi luhur.
Yang
lebih suka mengorbankan perasaan dan dirinya daripada kelak pada saatnya melihat
orang
lain menyesal sepanjang usia. Dan usia manusia tidak terlalu panjang, bahkan
terlalu pendek
jika dibandingkan dengan hidup abadi di dunia lain yang harus diterima oleh tiap
makhluk
di permukaan bumi Allah. Betapa jahatnya seseorang yang membuat hidup di dunia
menjadi
begitu pahit dan penuh penyesalan bagi orang lain. Padahal hidup ini seharusnya
dinikmati
sebaik mungkin dalam jalur yang diridhoi oleh Yang Empunya Alam Semesta.
"Kau amat beruntung Susan mempunyai seorang pujaan yang begitu luhur budi dan rela
berkorban demi kebahagiaan hidup orang yang aku yakin amat disayanginya. Kalau ia
tidak
sayang kepadamu, pasti ia dengan segala senang hati, bahkan penuh kerakusan
menerima
cintamu. Cinta tanpa alasan yang kuat, yang hanya mengikutkan perasaan dan
barangkali
emosi yang hanya singgah sekejap mata untuk kemudian menghilang pula tanpa bekas!"
kata
Lydia.
"Aku rasa apa yang kakak katakan itu benar. Karena bukan kakak yang jatuh cinta.
Karena kakak bukan aku. Aku yang merasa. Akulah yang lebih tahu. Meskipun aku belum
pernah mengalami cinta , yang sampai menggores di hati, tetapi aku tahu pasti bahwa
aku
benar-benar menyukainya dan aku pasti hidup bahagia dengannya. Kepergiannya dengan
mengorbankan diri sendiri, seperti kakak katakan itu memperbesar keyakinanku, bahwa
inilah lelaki yang tahu makna cinta. Yang dia tidak tahu dalam pengorbanannya itu
ialah
bagaimana tersiksanya sisa hidupku. Aku dapat memahami kebesaran jiwanya. Tetapi
dia
tidak mengetahui penderitaanku yang tidak akan pernah lagi mengenal cerah dan
ceria,"
jawab Susanty. Melihat usianya yang masih amat muda, seyogianya ia tidak mampu
berkata
demikian. Tetapi apa yang dikatakannya tidak ada hubungan dengan umur. Ia hanya
menyatakan apa yang dirasa dan diderita.
Menyadari bahwa hati Susanty sudah sekeras baja dingin yang tak dapat diubah
bentuknya, Lydia hanya dapat berkata, "Aku salut kepadamu, Dik. Aku dapat
mengatakan
apa saja, tetapi memang kaulah yang menanggung merasakannya. Kuhargai kebesaran
kasihmu. Benar-benar melebihi cinta Romeo terhadap Julia. Kau percaya, kalau
kukatakan,
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
41
bahwa aku dan suamiku sangat sayang kepadamu?"
"Percaya," jawab Susanty. "Teman-teman dalam kemalangan ini hanya kalian. Kalau
ada yang dapat menolong pun hanya kalianlah."
"Aku mau berbuat apa saja untuk kebahagiaanmu sayang," kata Lydia. Susanty
menciumnya, terasa butir-butir air nestapa menimpa pipi Lydia. Dan ia pun tak
berdaya lagi
menahan kesedihannya. Ia sangat tahu artinya cinta dan ia lebih tahu lagi bagaimana
derita
seseorang yang mendambakan kasih dan belaian sayang.
"Kalau begitu carikanlah Erwin sampai dapat," pinta Susanty.
"Aku akan mencarinya."
"Kakak dan suami kakak pasti akan dihubunginya. Jadi akan mengetahui alamatnya."
"Barangkali dia juga akan menghubungimu Susan. Dengan surat atau telepon. Akan
menceritakan semuanya. Orang yang menyayangi seseorang pasti tidak akan
selamalamanya
membiarkan orang yang disayang tanpa berita. Tidak akan sanggup. Karena ia
selalu dikejar rasa berdosa, mengapa pergi tanpa pesan!"
"Kakak yakin dia akan menghubungiku?"
"Bukan hanya yakin. Aku tahu. Dia tidak akan pernah tenang sebelum menyampaikan
sendiri apa yang membuat dia merasa harus pergi!"
Begitu Lydia selesai mengucapkan kalimatnya, di kamar itu terasa ada angin bertiup.
Tidak mungkin angin dari luar, karena tiada jalan ia dapat masuk. Kamar itu
mempergunakan alat pendingin atau penyejuk ruangan.
Kedua wanita itu saling pandang. Mungkin sama-sama mendapat perasaan aneh.
Sekurang-kurangnya merasa heran mengapa ada angin bertiup. .
Kemudian terdengarlah suara itu. Suara orang yang diharap-harapkan kekembaliannya.
Suara Erwin. Lydia dan Susanty terdiam. Tetapi debar jantung mereka nyaris
terdengar
dalam ruangan sunyi sepi itu.
"Aku tahu perasaanmu Susan. Aku juga tahu perasaan Lydia," kata Erwin. Suara itu
begitu jelas, begitu lembut. Tetapi yang punya suara tidak kelihatan.
"Jadi, kau tahu?" tanya Susanty. Entah dari mana datangnya kekuatan dan kesanggupan
ia bertanya. Lalu Erwin berdiri di sana, sekitar dua meter dari ranjang tempat
mereka
berbaring.
Keajaiban itu mengalahkan kerinduan Susanty. Ia bukan berteriak girang lalu
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
42
memagutnya. Ia terbengong seperti mimpi atau ditipu oleh matanya sendiri. Padahal
yang
berdiri itu sesungguhnya bukan lain dan tak kurang daripada Erwin.
"Aku telah datang Susan. Memenuhi etiket yang lazim bagi insan yang sopan. Dan aku
ini, bagaimanapun keadaanku, aku ingin digolongkan pada yang tahu bersopan santun.
Seperti kata Lydia yang amat baik hati dan rupanya menguasai ilmu jiwa, aku takkan
pernah
tenteram kalau tidak mengatakan sendiri kepadamu mengapa aku pergi. Hidup tanpa
ketenteraman hati pasti amat tersiksa. Menambah siksaan yang kadang-kadang tanpa
ampun menghunjam diriku," kata Erwin. Tenang dengan penuh perasaan.
"Terima kasih Erwin. Kau sungguh luhur budi halus perasaan," ujar Lydia yang tidak
memikirkan dari mana datangnya Erwin. Tetapi melihat kenyataan, bahwa yang berdiri
dan
bicara itu memanglah sahabat mereka yang pergi membawa nasibnya. Semata-mata karena
tahu diri dan tak mau melibatkan orang lain yang disayanginya.
"Susan, aku tak tahu berbuat apa yang lebih daripada pergi. Aku pun tak tahu harus
berbuat apa terhadap kesucian kasihmu. Kalaulah aku ini bukan Erwin yang Erwin di
hadapanmu ini, aku akan mencium kakimu tanda bahagia. Tetapi aku hanyalah aku yang
ditakdirkan begini. Suatu takdir yang bukan kupinta, tetapi juga tidak kusesali!"
Susanty yang menangkap seluruh kata-kata yang amat jelas itu tidak bisa mengerti.
"Aku tidak mengerti Erwin."
Di dalam hati Erwin mohon supaya Susanty bisa mengerti melalui penglihatannya
sendiri. Dan permohonannya itu terkabul. Seperti biasa ia merasakan tanda-tanda
akan
datangnya perubahan. Ia bersyukur kepada yang mengabulkan permintaannya. Begitulah
dia. Si orang kecil yang menyandang nama Erwin. Ada saat ia amat ketakutan dengan
datangnya perubahan wujud dirinya. Ada pula waktunya ia amat membutuhkannya.
Seperti
sekarang. Di hadapan Susanty dan Lydia.
Perubahan itu berlangsung pelahan, bagian demi bagian. Dan Lydia bersama Susanty
menyaksikannya dengan perasaan yang tak dapat diuraikan. Tanpa jerit bahkan tanpa
suara.
Yang terlihat hanya turun naik dada mereka. Perasaan takut atau ngeri tidak ada
sama sekali.
Semua tertimbun oleh keajaiban yang tak masuk akal, tetapi bukan suatu khayalan.
Apa
yang terjadi di hadapan mereka, lebih daripada khayalan orang yang punya daya
khayal tak
bertara.
Akhirnya sempurnalah perubahan itu. Seluruh tubuh Erwin telah berubah menjadi
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
43
harimau dewasa. Besar dan tegap. Namun wajahnya tidak mengalami perubahan sehelai
rambut pun. Tetap Erwin yang tampan tetapi miskin. Kelainan pada wajah itu hanyalah
kemuraman yang tidak dapat disembunyikan. Dengan wajah sedihpya itu ia memandang ke
lantai, tidak mau menatap Susanty. Supaya wanita itu dapat memandang dan
mengamatinya
sepuas hati. Dan Susanty serta Lydia memang memandanginya. Entah dengan rasa apa,
tetapi pasti bukan rasa takut.
Dalam keadaan tertunduk itu, Erwin berkata pelan, "Sudah kaulihat sendiri Santy?
Inilah aku. Mengerikan, bukan?"
Tiada tanggapan. Baik dari Susan maupun dari Lydia. Semua rasa ada, hanya perasaan
ngeri itu yang tidak ada.
"Cerita Sumarta semua benar. Kau tidak lagi menyalahkanku, bukankah begitu Santy?
Ini takdir. Kau tahu arti takdir?" Tiada tanggapan. Dengan perasaan tak menentu air
mata
Susanty lepas dari bendungannya. Kalau ia mengatakan sesuatu, maka dengan air mata
itulah ia mengatakannya. Lydia yang telah merasa Erwin sebagai saudara sendiri pun
tak
kuat menahan kesedihannya.
"Sudah kaulihat Santy?" tanya Erwin. Lembut, bagaikan bertanya kepada orang yang
disayang dan dicinta.
Susanty tidak menjawab, membiarkan saja air mata mengalir sernau-maunya. Ia tak
kuasa berbuat lain, karena ia tidak tahu harus berbuat atau mengatakan apa.
"Lydia, aku sudah mengatakannya dengan kenyataan. Bukan sekedar kata-kata, yang
dapat diucapkan semau lidah. Kalian telah melihatnya. Bukan lagi sekedar cerita
dari Pak
Marta."
"Ya, kau telah memperlihatkannya, Erwin," kata Lydia.
"Kau tidak takut?" tanya Erwin.
"Tidak, mengapa harus takut. Bagaimanapun wujudmu, kau tetap Erwin yang kami
sayang. Sekarang pun kuulangi, agar kau jangan meninggalkan kami. Bukankah kita
sudah
merasa berkeluarga dan cukup tenteram bersama-sama. Bukankah ketenteraman menjadi
salah satu dasar hidup serumah?" `
"Lydia, Lydia. Kau terlalu baik. Setelah melihat kenyataan kau masih menawarkanku
tempat berteduh untuk menyambung hidup. Kudoakan, semoga Tuhan selalu
memberkahimu. Tetapi aku harus pergi Lydia. Ada semacam panggilan yang tak dapat
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
44
kuuraikan, menyuruhku pergi. Untuk kebaikan kita semua!"
"Kau tahu, bahwa kepergianmu juga pasti untuk kebaikanmu?"
"Aku tidak dapat memastikan. Pantang. Memastikan masa depan sama dengan
menduai Tuhan!"
Lydia tambah hormat kepada Erwin. Ia benar orang beriman, menerima takdir dengan
pasrah dan tetap takut kepada larangan Allah.
Susanty mendengar semua dialog. Dia tidak turut berkata, sarat dengan perasaan dan
pikirannya sendiri.
Kini terjadi lagi apa yang sukar dipercaya kalau tidak melihat sendiri. Sebagaimana
Erwin tadi secara perlahan berubah wujud menjadi berbadan harimau, maka kini
tubuhnya
berubah kembali jadi biasa. Dan Erwin menjadi lelaki normal. Seolah-olah bukan dia
yang
mengharimau tadi.
"Ya Tuhan, memang Engkau Mahabesar. Dapat berbuat sekehendak-Mu. Segala puji
dan syukur bagi-Mu ya Tuhan," kata Lydia di dalam hati. Di samping itu kini ia
melihat
sendiri betapa hebatnya manusia harimau Erwin ini. Patutlah dia mempunyai banyak
ilmu.
Orang-orang pandai di Muangtha pun mengatakan kepada Lydia, bahwa Erwin adalah
seorang hebat yang sukar dicari tandingannya. Bukan tidak ada, tetapi sangat
langka.
Susanty dan Lydia tidak kuasa berkata-kata. Sehingga Erwin jugalah yang memulai,
"Aku sudah datang. Kita sudah berkata-kata, bahkan lebih daripada itu. Kini tiba
saatnya
aku pergi!"
"Jangan," ucap Susanty, sadar atau terkeluar begitu saja. Lalu ia diam lagi.
Erwin mendekat, merogoh saku celana, lalu mengeluarkan benda terbungkus dengan
kain putih yang sudah agak kumal. Diberikannya kepada Susanty.
"Bukan begitu," kata Erwin memberi petunjuk. "Buka telapak tanganmu. Setelah
kuletakkan benda ini di tengah, jangan segera mengepal. Biarkan dulu beberapa saat
untuk
menguji, apakah ia serasi untukmu."
Karena Erwin sudah bicara seperti orang biasa, perasaan Susanty dan Lydia pun
berubah. Bertanya Susanty, "Apakah isinya?"
"Kuku harimau putih."
"Mengapa tak boleh segera digenggam?"
"Akan kulihat dulu tanda-tanda yang diberinya. Kalau ternyata tidak serasi, tidak
jadi
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
45
kuberi. Kalau cocok untuk dirimu, itulah sebuah kenang-kenangan dari aku yang tidak
punya apa-apa selain dari pada sayang tanpa noda atas dirimu!"
Lydia terharu mendengarnya. Begitu pula Susanty. Katanya sebuah kenang-kenangan
dari orang yang tidak punya apa-apa. Susanty mengikuti petunjuk, membuka telapak
tangan
kanannya. Lydia menyaksikan dengan penuh perhatian. Dia memang menaruh perhatian
besar sekali terhadap segala apa pun yang berbau mistik. Sebab, negerinya sendiri
masih
penuh oleh keajaiban yang musykil-musykil.
Erwin meletakkan kuku harimau putih berbungkus kain itu di tengah telapak tangan
Susanty. Tak lama kemudian benda itu memerah seperti warna api, tetapi Susanty
tidak
kepanasan olehnya. Lydia heran, mengapa bara itu tidak membakar kulit dan memakan
daging tangan gadis itu. Kemudian tampak keanehan lain. Bara itu mengepulkan asap
berwarna kuning.
"Genggamlah," kata Erwin. "Ia sesuai untukmu." Dan gadis itu melaksanakan perintah
tanpa tanya.
Lydia memandangi Erwin. Walaupun tanpa kata, wajahnya jelas mengandung
pertanyaan untuk apakah itu.
"Ia akan melindungimu dari segala maksud dan usaha jahat. Insya Allah," kata Erwin.
Setelah sunyi seketika, Lydia bertanya apakah Erwin tidak mampir dulu ke rumahnya
untuk bertemu dengan dr Anton.
"Tak usah, sampaikan salamku. Walaupun aku tidak tampak, aku akan selalu bersama
kalian. Selamat tinggal Susanty. Anggaplah kuku tadi sebagai pengganti diriku!" Dan
Erwin
hilang dari pandangan Lydia dan Susanty.
Susanty menangis terisak-isak, "Kak Lydia, apakah ini. Khayalan atau mimpi?"
Lydia memeluk Susanty, "Bukan, sayang. Ini suatu kenyataan!"
"Aku tidak percaya," kata Susanty dalam tangisiya.
***
SETELAH Susanty reda, Lydia mengajaknya keluar kamar untuk menceritakan
pengalaman mereka kepada Hamidy dan isterinya. Supaya kedua orang tua yang amat
susah
akan nasib anaknya itu barangkali bisa agak tenteram. Dan memang mereka masih
dudukMANUSIA
HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
46
duduk di ruang tengah. Mereka tak dapat tidur oleh ketidaktenangan yang terus
mengganggu.
Suami isteri itu melihat kedua sahabat itu keluar. Suatu pertanda yang meringankan.
"Belum tidur?" tanya Nyonya Hamidy.
"Belum, Bu, kami berbincang-bincang," kata Lydia sambil duduk berdampingan
dengan Susanty. "Dan kami telah bertemu," kata Lydia lagi membuat Hamidy dan
isterinya
jadi tidak mengerti.
Kok tiba-tiba sudah bertemu. Bertemu dengan siapa? Bukankah mereka tidak ke
manamana.
Sejak tadi di kamar saja.
"Maksudmu?" tanya Hamidy kepada Lydia yang menganggap wanita itu sudah seperti
anak sendiri yang lebih tua dari Susanty.
"Dengannya," sahut Lydia.
Hamidy saling pandang dengan isterinya. Masih saja tidak mengerti, bahkan tambah
heran apa maksud Lydia sebenarnya.
Susanty diam saja. Tidak ikut bicara. Dia tidak kuasa berkata-kata, tetapi dia
memang
ingin menyampaikan apa yang baru terjadi kepada ayah dan ibunya.
"Dia tadi datang," kata Lydia lagi.
"Dia siapa?" tanya ibu Susanty.
"Erwin," kata Lydia, membuat Hamidy dan isterinya saling pandang lagi. Heran dan
wajah mereka jelas membayangkan ketidakpercayaan. Mereka tidak melihat siapa pun
masuk. Bagaimana pula mungkin Erwin datang tanpa kelihatan oleh mereka yang duduk
di
sana. Kalau ia datang harus melalui ruangan tempat mereka duduk.
"Kami telah ngomong-ngomong. Erwin menerangkan semua," sambung Lydia.
"Kalian mimpi atau dikuasai khayalan. Kami sejak tadi duduk di sini. Mana mungkin
kami tidak melihatnya masuk. Andaikata dia lewat di sini, tentu dia menegur kami."
"Dia ke kamar kami tadi. Cukup lama!"
"Kalau benar, mana dia sekarang?" tanya ibu Susanty.
"Sudah pergi," jawab Lydia lesu.
"Kalian pasti bermimpi. Datang dan pergi lagi tanpa kami lihat adalah suatu hal
yang
mustahil."
"Yang mustahil itulah yang telah terjadi," kata Lydia menegaskan.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
47
Sekarang mau tak mau Hamidy dan isterinya harus percaya. Baru mereka teringat,
bahwa barangkali Erwin punya ilmu untuk membuat dirinya tidak kelihatan. Ilmu itu
memang ada dan masih lumayan banyak orang yang memilikinya. Ilmu ini disebut juga
ilmu
perabun.
Lydia menceritakan seluruh kejadian. Hamidy dan isterinya bukan hanya mendengar
dengan penuh perhatian tetapi juga dengan jantung berdebar, walaupun tidak
menyaksikan
dengan mata sendiri. Mereka bayangkan, betapa hebat dan mengerikannya. Padahal yang
mengalami, sama sekali tidak merasa takut.
"Kalian tidak takut?" tanya Nyonya Hamidy. "Tidak," jawab Lydia.
"Kau takut Susan?" tanya Hamidy kepada anaknya.
Susanty menjawab dengan gelengan kepala. Kedua orang tua itu heran bagaimana
mereka bisa tidak takut, sedangkan mereka yang mendengar ceritanya saja merasa amat
ngeri.
"Dalam keadaannya berubah wujud itu pun Erwin sangat lembut. Mukanya tenang.
Sama saja seperti yang kita lihat selama ini."
Kemudian Hamidy berkata, "Mengapa tidak memanggil kami tadi?"
"Tidak teringat ke situ. Lagi pula dia tidak meminta agar Ibu dan Bapak dipanggil!
Ia
datang khusus untuk mohon diri, karena ia merasa pergi tanpa permisi," kata Lydia.
Bagi Lydia dan Susanty yang kemudian masuk kamar kembali, malam berlalu tanpa
suatu kejadian apa pun yang menakutkan. Tetapi dini hari baru mereka bisa tertidur,
karena
wajah Erwin dalam dua wujud selalu saja terbayang.
Lain halnya dengan Hamidy darr isterinya. Mereka was-was, tidak tenang. Sangat
khawatir kalau-kalau Erwin datang dengan wujudnya berbadan harimau. Kalaulah sampai
terjadi, barangkali mereka akan mati kejang karena ketakutan walaupun telah
diceritakan
bahwa ia sama sekali tidak mengganggu. Sampai hari pagi mereka gelisah, tidak dapat
tidur.
Pada keesokan paginya dr Anton datang melihat isterinya dan Susanty. Kepadanya pun
diceritakan apa yang telah terjadi. Ia heran tetapi juga senang, karena Erwin tidak
melupakan mereka. Dia sendiri mempunyai pengalaman lain malam itu. Hanya kepada
Lydia diceritakannya. Bahwa ayah Erwin dalam wujudnya berkepala manusia dan
bertubuh
harimau telah mendatanginya ketika ia sedang asyik membaca buku tentang cara
penanganan dan perawatan penyakit napas sesak.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
48
"Aku terkejut sekali, walaupun dia sebelum memperlihatkan diri telah memberitahukan
tentang kedatangannya. Jadi hanya suara yang terdengar. Jelas benar katanya supaya
aku
jangan takut dan terkejut. Namun begitu terkejutnya aku bukan main," cerita dr
Anton.
Lalu secara tiba-tiba berdirilah dia di sisi dr Anton, sehingga ia harus menoleh ke
kanan
untuk melihatnya.
"Aku tidak percaya. Walaupun aku sadar benar, bahwa aku bukan bermimpi.
Disebutkannya namanya. Dia malah mengatakan, supaya aku jangan lupa. Dja Lubuk.
Kalau aku sangat terjepit, aku boleh menyebut namanya. Dan kalau keadaan
mengizinkan ia
akan datang. Jelas benar kudengar ia berkata, "Tempatku jauh, Nak. Di Mandailing
sana.
Kau pernah mendengarnya? Daerah miskin. Maksudku pada umumnya. Ada juga yang kaya.
Hanya satu dua. Banyak yang hanya mampu menunggu!" katanya.
Lalu kata dr Anton, "Menunggu apa, Pak?"
"Menunggu rumah reotnya ambruk, karena tidak ada biaya untuk memperbaiki.
Sekalisekali
jalanlah ke sana. Jangan hanya melihat gedung-gedung tinggi dan mewah. Nanti sakit
matamu dan keliru penilaianmu. Engkau perlu melihat semua. Yang di atas, yang di
tengah
dan yang di bawah. Kalian yang muda-muda menjadi tumpuan harapan bangsa. Meneruskan
cita-cita atau usaha sejumlah manusia jujur yang ada sekarang. Jangan tiru orang-
orang
yang memberi contoh buruk. Nanti kalian jadi serakah dan tidak mampu melahirkan
keadilan yang benar-benar adil. Tak mampu mewujudkan kesejahteraan yang merata
secara
wajar!" kata Dja Lubuk. Tegas tanpa emosi. Kata-kata bijaksana yang tidak diduga dr
Anton
ini membuat ia merasa tenang. Tanyanya,
"Bapak dulu orang pergerakan?"
Dja Lubuk tertawa ringan. Dr Anton memandangnya. Dia jadi kagum dan hormat.
Makhluk bertubuh harimau dewasa itu berwajah agak keriput tetapi kegantengan masih
jelas
memperlihatkan betapa gagahnya dia dulu.
"Begitulah. Aku pernah turut pergerakan di masa penjajahan dulu. Secara kecil-
kecilan.
Pernah juga merasai penjara di Penyabungan. Kau barangkali tak kenal kota itu."
Setelah
diam sejurus, Dja Lubuk berkata lagi, "Aku ayah Erwin. Banyak budimu kepadanya.
Kaubawa dia ke Muangthai sehingga dia bisa menambah pengetahuannya yang tak
seberapa
itu. Kau perlakukan dia sebagai saudara, walaupun dia hanya sebegitu saja. Berbudi
baik
kepadanya berarti berbudi baik kepadaku. Dia anak kesayanganku. Kesayanganku. Kau
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
49
belum punya anak. Belum tahu bagaimana gaimana indahnya menyayangi anak. Nanti kau
akan tahu. Kau akan dapat dua anak dari isterimu yang sama baiknya dengan kau,
Dokter!"
"Bapak tinggal di mana?"
"Di dalam bumi. Tetapi kadang-kadang mengelana. Sudahlah, tak usah tanya itu,
Dokter. Aku datang mengucapkan terima kasih. Juga kepada isterimu Lydia!"
"Dari mana Bapak mengetahui ini semua?"
Dja Lubuk hanya tertawa. Ramah sekali. "Kau agak bandel, Dok. Sudah kukatakan, tak
usah tanya. Nah, selamat tinggal. Kapan-kapan aku datang. Boleh?"
"Tentu, tentu. Bawa Erwin, Pak."
"Kau betul-betul baik hati, Dokter!" Lalu lenyaplah dia.
Dunia ini benar-benar masih penuh dengan keajaiban dan kegaiban yang melebihi
dongeng, pikir dr Anton. Yang tidak melihat tentu sukar mau percaya. Ah, biarlah.
Kepercayaan mereka tidak penting. Dia beruntung telah menyaksikan sendiri. _
Itulah yang diceritakan dr Anton kepada isterinya. Diingatnya betul, Dja Lubuk
mengatakan dia tinggal di Mandailing, di dalam bumi. Jelaskah, bahwa ia manusia
yang
telah meninggal dunia, tetapi bila perlu tampil di antara orang-orang yang masih
hidup.
"Kau mau ke Mandailing, Lydia?" tanya dr Anton.
"Ingin sekali. Tentu akan lebih menyenangkan kalau ke sana bersama Erwin. Tetapi ia
telah pergi. Barangkali kembali ke Mandailing."
"Aku punya keyakinan, bahwa pada suatu hari ia akan mengunjungi kita. Entah kapan,"
kata dr Anton.
***
KARENA dipaksa oleh Sumarta agar mau menerima sekedar belanja, ketika ia
mengunjunginya di gubuk tempat ia mengharimau, maka Erwin mempunyai uang agak
lumayan. Dengan uang itulah ia dan sahabat barunya Ashar naik bis atau kereta api
sehingga
akhirnya tiba di Merak, Banten. Dari sana mereka menyeberang ke Lampung.
"Kita sudah di Sumatera, As," kata Erwin.
"Iya, telah banyak sekali aku berutang. Tiap sen akan kubayar kembali, manakala aku
sudah punya uang. Aku berjanji," kata Ashar yang merasa berbahagia sekali mendapat
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
50
teman bertualang seperti Erwin.
"Bagus. Yang namanya utang memang harus dibayar," kata Erwin yang ingin terus
menanamkan pendirian dan sikap yang baik kepada kawan mudanya itu. Dengan adanya
kesadaran berutang yang harus dibayar, orang akan bekerja keras untuk mencari
pembayarannya. Kalau segala usaha Ashar nanti ternyata terbentur pada kegagalan,
Erwin
akan mengikhlaskan apa yang dinamakannya utang. Dengan cara itu utang akan hapus
dunia akhirat.
"Apakah kita akan ke kampung Abang?" tanya Ashar.
"Kau ingin ke sana?"
"Ya, untuk belajar menjadi dukun seperti Abang. Dan aku pun kelak tidak akan
mengutip bayaran, kalau aku sudah dapat menolong!"
"Lalu kau mau makan apa? Dan bagaimana membayar bayar utang?"
"Abang dari mana dapat uang? Padahal Abang pun tidak mau menerima bayaran untuk
pertolongan yang Abang berikan!"
Erwin tidak segera menjawab. la senang mendengar pertanyaan itu. Menandakan
bahwa sahabatnya itu berpikir, punya otak.
"Aku bekerja dan mendapat upah untuk keringat yang kucurah. Dan tidak benar, bahwa
aku tidak mau menerima bayaran sama sekali. Jikalau sedang tidak punya duit aku
terima
sekedarnya."
"Sekedarnya itu berapa Bang?"
"Cukup untuk belanja dua tiga harilah. Aku bisa mengemudikan mobil. Pernah jadi
pengemudi di Surabaya." Lalu dia diam. Teringat kepada pengalamannya di sana.
Digilai
isteri majikan, sehingga ia melarikan diri untuk mencegah bencana yang tidak
diingini.
"Aku juga akan begitu. Kalau ada kemungkinan aku mau belajar membawa mobil!
Betapa akan enaknya," kata Ashar. Dan dia berkhayal tentang masa depannya.
Dari Lampung mereka masuk ke daerah Palembang. Ketika tiba di Lahat, Erwin
ditemui oleh seorang yang sudah lanjut usia. Waktu itu kedua sahabat itu sedang
makan di
warung kampungan. Orang tua yang juga makan di situ menyalami Erwin tanpa
menyebutkan namanya.
"Anak muda, kaulah orangnya!" katanya. Tentu saja Erwin terkejut. Tidak pernah
mengenal orang itu dan tidak tahu apa maksudnya. Timbul curiga di dalam hatinya.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
51
"Apa maksud Bapak?" tanya Erwin. "Kalau aku boleh tahu, siapakah Bapak makanya
berkata begitu?"
"Namaku Abduh. Kaulah orang yang dapat menolong!" jawabnya.
"Menolong apa?" tanya Erwin kian heran. "Menolong aku. Karena aku tidak sanggup!"
Ashar mendengarkan dengan rasa heran yang sama. Jelas baginya bahwa Erwin tidak
mengenal orang asing itu.
"Anak ini muridmu, bukankah begitu," katanya lagi sambil melihat Ashar dan memberi
salam pula kepadanya.
"Bukan, dia temanku seperjalanan," jawab Erwin.
"Ya, tetapi dia ingin menjadi muridmu,"
Ashar tambah heran, bagaimana orang ini tahu keinginan hatinya.
"Bapak orang besar," kata Erwin. Kini ia memberi salam dengan menundukkan badan.
"Jadi lebih besar karena merendahkan diri. Sifat agung pada orang yang benar-benar
berisi.
Terimalah aku sebagai murid karena aku mengelana memang untuk mencari ilmu dari
siapa
saja yang sudi melimpahkan!" kata Erwin lembut. Ashar meniru sikap Erwin. Ia juga
menyalami orang tua itu dengan menundukkan badannya.
"Anak muda, kaulah yang benar-benar besar. Kau orang berisi, tetapi sangat pandai
membawakan diri. Isi dada memang penting, tetapi lebih penting dari itu adalah rasa
suka
orang kepada kita. Yang selalu menemui kegagalan justru orang-orang tanggung
ataupun
sebenarnya hebat yang lupa diri. Angkuh, melupakan siapa yang memberinya kekuatan.
Sudikah kau dan sahabatmu turut ke rumah burukku?"
Mereka bertiga berangkat. Berjalan kaki. Tak kurang dari tiga kilo jauhnya. Tidak
Erwin, juga tidak Ashar mengeluh di bawah terik matahari siang itu. Padahal
kendaraan ke
jurusan mereka banyak dengan biaya yang juga tidak seberapa. Erwin berpikir, bahwa
cara
ini tentu merupakan salah satu ujian dari orang asing yang menamakan dirinya Abduh,
Akhirnya Abduh yang bertanya, "Kalian tidak pernah bertanya berapa jauh lagi rumah
reotku itu! Mengapa?"
"Bukankah kita menuju rumah Bapak? Kalau sudah sampai tentu Bapak akan
mengatakan. Bertanya kalau ada keraguan. Kami tidak ragu-ragu, bahwa orang hebat
ikutan
kami punya rencana besar untuk aku yang masih anak bawang!" sabut Erwin.
Abduh tersenyum. Tampak kepuasan di mukanya.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
52
"Bagaimana ayahmu Dja Lubuk? Masih selalu datang?"
Oleh rasa heran yang memuncak, Erwin terdiam. Orang tua ini mengenal ayahnya.
Siapakah dia ini sebenarnya? Tetapi dia tidak bertanya, yakin nanti akan terungkap
juga.
"Ya, ada juga sesekali," jawa Erwin.
Abduh semakin kagum. Orang muda ini hanya menjawab, tidak bertanya mengapa
Abduh mengenal ayahnya.
Akhirnya mereka tiba di rumah Abduh. Bukan gubuk seperti yang dikatakannya. Ini
memang sebuah rumah. Besar, walaupun tidak baru. Pekarangannya cukup luas.
Erwin tidak menunjukkan rasa kagum. Juga tidak mengatakan, bahwa Abduh rendah
hati. Rumah besar setengah mewah dikatakan gubuk.
Dua anak masih sekitar tujuh dan lima tahunan keluar berlari-lari mendapatkan
Abduh.
"Kakek pulang, Kakek pulang," kata mereka kegirangan. Mereka senang, tandanya
sayang kepada kakek mereka. Pertanda pula, bahwa kepulangan Abduh selalu dinantikan
cucu-cucunya. Bagi yang punya anak atau cucu dapatlah merasa-rasakan hrtapa merdu
sambutan itu di telinganya.
"Bapak berbahagia sekali," kata Erwin. Lalu ia menjadi murung, karena terbayang
olehnya anak kandung dari Indahayati yang bersama ibunya telah tiada.
"Kau kelihatan sedih anak muda," kata Abduh.
"Ah, tidak," kata Erwin menutupi. Dalam hati ia tahu, bahwa orang berilmu ini tidak
dapat dikicuh.
"Memang sukar dilupakan, tetapi ia kini sudah senang dengan banyak teman-temannya
di surga. Yang kita-kita ini yang belum tentu," kata Abduh. Dalam kenyataan yang
aneh ini
pun Erwin tidak bertanya. Hanya kekagumannya bertambah. Abduh tentu tahu bahwa ia
telah kehilangan anak tunggal kesayangannya.
"Kau pada suatu hari akan mendapat jodohmu. Dan akan dapat keturunan. Dua orang,"
kata Abduh. Ramalan ini tidak menarik reaksi dari Erwin. Dia diam saja. Bukan tidak
percaya, walaupun tidak seratus persen. Yang mengetahui masa depan seseorang dengan
tepat hanyalah Yang Satu. Tiada lain daripada Dia. Orang pintar boleh saja meramal,
tetapi
ketentuan tetap di tanganNya.
Mereka masuk, disambut oleh seorang wanita sekitar tiga puluhan dan seorang wanita
lebih muda, sekitar delapan belas atau sembilan belas tahun. Kedua-duanya anak
Abduh.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
53
"Ini Erwin, sahabat baruku," kata Abduh memperkenalkan Erwin kepada kedua
anaknya. Rupanya dia bukan orang pintar kampungan. Kehadiran kedua putrinya
menyambut tamu yang masih asing juga menunjukkan bahwa meskipun punya ilmu
kebatinan yang cukup tinggi, ia berjiwa modern. Tidak memingit anak. Dukun-dukun
atau
orang-orang pandai di kampung masih banyak yang mentabukan anak-anak perempuan
mereka bertemu dengan orang asing. Kecuali kalau ia memang punya niat tertentu,
misalnya
supaya si pendatang sengaja dapat melihat paras muka dan potongan aduhai anaknya.
Kedua perempuan itu memandangi Erwin, seperti secara menyeluruh, membuat Erwin
merasa kikuk. Memang mereka agak heran, mengapa ayah mereka membawa anak muda
yang dikatakan sahabat. Tidak sebaya dengannya. Mereka tidak tertarik kepada Ashar,
yang
dikatakan sahabat Erwin. Sebab ayah mereka hanya mengatakan, bahwa Erwin sahabat
barunya. Ashar pengikut atau saudara Erwin.
Tidak mengherankan.
Biasanya yang datang ke rumah itu, orang orang yang memerlukan bantuan Abduh atau
sahabat-sahabat seprofessi yang usianya lebih kurang sebaya. Mengapa ia menyebut
anak
muda itu sebagai sahabat?
Kedua bocah yang memapak kedatangan kakeknya tadi masing-masing memegang
tangan orang tua itu, seolah-olah khawatir kakek mereka itu pergi lagi.
"Hasan dan Husin anak saya," kata wanita yang tadi memperkenalkan namanya
Fatimah. "Dan in adik saya," ujarnya lagi. Yang dimaksud adiknya adalah wanita muda
rupawan dengan sepasang mata gemerlapan mengesankan kepribadian yang periang. Nama
gadis ini Hasanah. Pada pandangan pertama saja ia sudah senang kepada Erwin yang
baru
dikenal namanya. Memang kesimpatikan yang merupakan anugerah Tuhan kepada
sementara hambaNya merupakan modal besar untuk disukai orang. Setidaktidaknya pada
kesan pertama. Bagaimana orang itu sebenarnya, masa pula yang akan menentukan.
Jangan
dikira orang yang pada awal berkenalan menimbulkan rasa senang kelak terbukti orang
baik
dan menyenangkan pula. Boleh jadi kelak terbukti, bahwa lahiriah saja ia
menimbulkan rasa
simpati. Padahal di hari kemudian ternyata ia hanya seorang penipu atau
bandit�dalam
berbagai segi. Bandit materi, bandit pencuri hati wanita, pendusta, penipu dan
semacamnya.
Dalam hal yang demikian, rupanya yang menimbulkan rasa senang itu benar-benar amat
menyesatkan bagi mereka yang mudah saja mengambil kesimpulan dari memandang wajah
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
54
seseorang.
Rumah itu memang dapat dikatakan besar. Walaupun tidak mempunyai arsitektur
modern, tetapi tangan-tangan trampil yang punya selera terpuji telah membuatnya
enak
dipandang. Lebih daripada itu sebenarnya. Enak dinikmati.
Mata Erwin yang memandang ke sekitarnya setelah mereka semua duduk bersamasama,
jelas memperlihatkan bahwa ia mengagumi tata letak dan hias ruangan-ruangan yang
tampak.
"Rumah reot Bapak ini menimbulkan, rasa senang. Menghilangkan letih," kata Erwin.
Dia berkata biasa-biasa saja, tetapi Abduh faham bahwa ia disindir dengan cara yang
amat
halus.
Mendengar ucapan Erwin kedua wanita kakakberadik itu saling pandang. Semula tak
mengerti apa maksud kata-kata tamu mereka, tetapi belakangan mereka sama tersenyum.
Tentuulah bapaknya yang tadi merendahkan diri dan kini dipukul balik oleh Erwin.
Dan
orang tua itu tidak menanggapi.
"Anak muda dan kawan anak muda ini dari Jawa," kata Abduh. Dari caranya berkata,
jelas bagi Erwin bahwa ia bukan bertanya, tetapi mengatakan tanpa ragu-ragu. Ia
tahu. Dan
dia benar.
"Tepat sekali. Bapak benar-benar handalan," kata Erwin. "Saya ingin belajar kepada
Bapak, kalau Bapak memperkenankan." Disusul oleh Ashar yang mengatakan, bahwa ia
merantau ke Sumatera juga untuk mencari ilmu. Ia pun mohon agar diterima sebagai
murid.
Abduh tertawa. "Anak muda, kau masih saja mau jadi harimau yang menyembunyikan
kuku. Aku si tua yang bodoh inilah yang seharusnya belajar dari kau, anak muda yang
rendah hati." Mendengar ini, kedua anaknya memandang Erwin dengan cara lain. Kagum,
bukan lagi oleh ketampanannya, tetapi karena ia ternyata bukan pemuda sembarangan.
Pemuda yang keren banyak, tetapi yang ada isi belum tentu terdapat seorang di
antara seratus.
Wajah Erwin memerah padam oleh pandangan kedua wanita muda itu. Sementara
Ashar merasa bangga, karena orang ikutannya tidak keliru lagi bukanlah orang
sembarangan.
Seorang laki-laki yang umurnya lebih kurang seperti Erwin membawa minuman dan
juadah.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
55
"Ini Muhidin, anak angkat saya," kata Abduh. Lalu ia menjelaskan siapa tamunya.
Muhidin menyalam dan hendak mencium tangan Erwin, tetapi si manusia harimau
buruburu
menarik. Menurut ajaran yang diterimanya, tidak baik membiarkan tangan dicium
orang yang sebaya, apalagi yang lebih tua. Lain halnya kalau yang mencium itu masih
kanak-kanak. Memberi tangan dicium oleh orang sebaya, apalagi yang lebih tua
menandakan kita menganggap orang itu di bawah kita dalam hal ilmu. Dan yang begitu
tidak baik. Buru-buru menarik tangan supaya jangan si penyalam sampai sempat
menciumnya berarti kita memandang tinggi dan hormat kepadanya. Sekurang-kurangnya
tidak memandang dia orang yang rendah ilmunya. Tetapi hanya sedikit sekali orang
yang
memahami hal ini.
"Saudara Muhidin dari utara?" tanya Erwin.
"Ya, dari mana Bapak tahu?" tanya Muhidin.
Fatimah dan Hasanah jadi lebih kagum. Pertanyaan itu membuktikan kepada Erwin,
bahwa ilmu Muhidin baru pada tahap permulaan.
"Tidak, hanya menerka-nerka. Rupanya kebetulan tepat, kalau benar saudara dari
utara!" jawab Erwin.
Muhidin lalu menerangkan, bahwa ia berasal dari Tanjungbalai Asahan.
"Jauh juga Saudara merantau," kata Erwin. "Tidak banyak orang Asahan di kota ini.
Saudara mendapat guru hebat."
"Kau memujiku, sementara kau sendiri berada jauh di atas kebolehanku yang tidak
seberapa," kata Abduh. "Aku akan senang sekali kalau kau mau bersama kami untuk
beberapa hari."
"Untuk apa?" tanya Erwin.
"Untuk menolongku. Bukankah kau suka menolong sesamamu yang amat
membutuhkan bantuan atau nasihatmu?"
"Bantuan apakah itu? Aku khawatir Bapak menemukan orang yang keliru. Aku tidak
punya kepintaran apa-apa. Aku dalam perjalanan pulang ke kampung yang sudah lama
tidak
kukunjungi!"
"Aku tahu. Ke Tapanuli. Kau ziarah ke makam ayahmu Dja Lubuk dan ompungmu
Raja Tigor. Mau menambah ilmu. Kaubawa Ashar karena ia tak tahan tinggal bersama
pamannya yang kaya!"
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
56
Erwin dan Ashar saling pandang.
"Bapak telah membaca diri kami," kata Erwin.
"Kalau tanggung-tanggung hebat, tidak akan mampu mengetahui semuanya begitu
tepat."
"Hanya menerka-nerka, kebetulan tepat, barangkali," balas Abduh.
Erwin merasa dirinya dipukul kembali. Dan kini semua sama-sama tertawa. Hanya
Ashar yang diam oleh rasa herannya akan ketinggian ilmu orang-orang itu.
"Ya, di sinilah Bang Erwin untuk beberapa hari. Memang rumah kami hanya begini,
tetapi hati kami terbuka lebar untuk Bang Erwin," kata Hasanah yang perawan dan
rupawan. Ayahnya mengerling. Banyaknya asam garam yang telah dirasanya membuat
Abduh tahu, apa yang mulai masuk ke dalam hati anak gadisnya itu. Tetapi ia malah
senang, karena ia tahu, bahwa Erwin seorang lelaki yang boleh dipercaya. Bukan
jenis yang
kelotokan atau mudah melebar lubang hidungnya kalau dipuji atau dimanisi wanita. Ia
memang masih muda, tetapi ia matang dan pengalamannya dimasa lampau, banyak
memberi pelajaran kepadanya.
Fatimah juga mengajak Erwin bermalarn di rumah mereka. "Untuk mempererat
hubungan keluarga," kata wanita yang sudah berfaham ini. "Tampaknya Hasan dan Husin
juga suka sama Abang."
"Mana ayah mereka?" tanya Erwin polos. Fatimah diam, begitu pula yang lain.
"Maaf atas pertanyaanku itu," kata Erwin. Ia mengerti, bahwa pertanyaan itu
menimbulkan kesedihan. Dia tidak menanyakan lebih jauh. Belakangan ia mengetahui,
bahwa Husni yang ayah kedua anak itu telah tewas diterkam harimau di Muara Bungo,
sebuah kota yang di sekitarnya masih menjadi sarang harimau. Tidak merupakan
kejadian
yang sangat mengherankan, kalau Husni dibunuh dan dimakan harimau di hutan atau di
pinggirnya, karena di sana harimau masih masuk ke desa-desa yang berhampiran dengan
belantara. Husni diterkam lalu diseret oleh seekor raja hutan di kota Muara Bungo.
Suatu
kejadian yang tidak pernah terjadi di tahun-tahun belakangan ini. Kata sementara
orang
pandai ia dibunuh oleh harimau atas suruhan seorang pemelihara harimau. Sepanjang
tahu
keluarga Abduh, mereka sekeluarga tidak punya kenalan pemelihara harimau. Oleh
karenanya mereka menarik kesimpulan, bahwa yang punya harimau piaraan itu pun
bekerja
atas keinginan orang lain pula. Yaitu orang yang benci kepada Husni dan menghendaki
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
57
kematiannya. Pembunuhan sebenarnya dapat dilakukan dengan berbagai cara, tetapi
orang
itu sengaja memilih cara yang amat menyakitkan hati.
Abduh meminta anak-anaknya, Muhidin dan Ashar pindah ke ruangan lain, karena ia
hendak bicara berdua-dua saja dengan Erwin.
"Aku ingin tahu, mengapa Bapak memilih aku," kata Erwin.
"Karena engkaulah orang yang kuyakini mampu," jawab Abduh.
Ia lalu menceritakan, bahwa ia dimintai bantuan oleh seorang amat kaya di kota
Lahat
itu untuk menemukan kembali Abu Samad yang telah hilang tanpa meninggalkan jejak.
Polisi telah dilapori dan telah mengerahkan banyak tenaga, namun tiada berhasil.
Mereka
tidak dapat- mengatakan, bahwa Abu Samad dibunuh karena tiada bukti untuk itu. Mau
dikatakan diculik juga sulit; karena belum pernah terjadi penculikan atas seorang
warga di
kota itu. Apalagi sepanjang tahu mereka, begitu pula masyarakat, lelaki itu sangat
baik hati.
Tidak punya musuh. Menurut penglihatan Abduh, lelaki itu masih hidup dan ditahan di
sebuah tempat yang dijaga ketat.
"Berupa binatang-binatang melata yang berbisa atau tangkal yang tidak dapat
ditembus?" tanya Erwin.
Dari pertanyaan itu Abduh kian mengetahui bahwa anak muda ini memang bukan
sembarangan. Istilah "dijaga ketat" itu dimakluminya. Dukun tanggung akan bertanya,
berapa jagoan atau tukang pukul yang menjaga rumah itu. Kalau baru tukang pukul
atau
bahkan tukang bunuh, masih dapat ditaklukkan oleh Polisi. Karena sudah terang
mereka
orang-orang bayaran untuk melakukan atau setidak-tidaknya melindungi kejahatan.
Polisi
dapat bertindak.
"Itulah yang tidak kelihatan di dalam usahaku," jawab Abduh. "Suatu bukti, bahwa
mereka menggunakan orang pandai. Dan mereka melakukan itu bukan untuk membunuh
Abu Samad. Karena kalau hanya untuk membunuh mengapa menempuh cara yang sesukar
itu?"
"Mengapa Bapak kira aku dapat membantu!" tanya Erwin.
"Kau telah mengatakannya kepadaku di dalam mimpi. Sudah sejak sepekan yang lalu.
Dan selama itu pulalah aku keliling mencari orang yang kulihat di dalam mimpiku
itu.
Tidak bersua. Memang aku pun tahu bahwa harapanku amat tipis, karena dalam mimpi
itu
jelas kaukatakan bahwa kau ada urusan dengan seorang wanita cantik di Jakarta.
Perempuan
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
58
itu kau sembuhkan dari penyakitnya. Dia jatuh cinta, tetapi kau menolak. Hanya
karena kau
merasa tidak sekufu dengan dia!"
"Hebat sekali mimpi Bapak itu," kata Erwin polos dan sangat kagum.
"Tidak dijelaskan. dalam mimpi itu bahwa kau akan singgah di kota ini. Ketika aku
melihat kau tadi, aku terperanjat. Betulkah kau yang dalam mimpiku, ataukah orang
lain
yang mirip dengan orang yang kulihat di alam mimpi itu? Setelah lama kuperhatikan,
aku
memberanikan diri, karena naluriku mengatakan, bahwa engkaulah orangnya."
"Sebetulnya aku belum apa-apa, Pak Abduh. Tetapi kalau sekedar mencoba bolehlah.
Kalau jelas kita memohon kepadaNya. Tanpa izinNya tidak akan ada keberhasilan."
Sekali lagi Abduh mengagumi Erwin. Yang tetap menggantungkan keberhasilan suatu
usaha kepada Tuhan. Tiada ketakburan padanya.
Dan malam itu juga ia mulai. Celakanya, waktu ia mengerahkan seluruh kekuatan
untuk mencari tahu di mana rumah tahanan itu, ia merasa bahwa dirinya akan berubah.
Dan
lebih celaka lagi, kali ini perubahan itu begitu cepat berlangsung.
Setelah ia berbadan harimau, mendadak di sana berdiri makhluk amat besar, tak tentu
bentuknya. Kerbau bukan, harimau juga tidak. Inilah jin kiriman orang yang menahan
Abu
Samad. Dan inilah yang harus dilawannya.
Jin itu bukan jenis yang banyak bicara. Ia langsung menerkam si manusia harimau,
sehingga terjadilah perkelahian. Kegaduhan itu terdengar oleh Abduh, Ashar, kedua
anak
Abduh dan Muhidin.
***
ABDUH tahu, bahwa Erwin pasti sedang bertarung dengan lawannya, yaitu orang pandai
yang memenjarakan Abu Samad dengan pengawalan amat ketat. Ia pun tahu, bahwa Erwin
sedang berusaha mematahkan penjagaan atas diri hartawan yang ditahan itu, tetapi
mendapat perlawanah keras sehingga terjadi adu kuat. Dalam pertempuran antara orang
pandai semacam itu hanya ada dua kemungkinan. Salah satu mengaku kalah atau salah
satu
tewas karena tidak ada yang mau menyerah. Orang berkekuatan batin yang sangat
menghargai martabatnya lebih cenderung untuk tewas daripada menyerah. Menurut
keyakinan Abduh, anak muda yang baru dikenalnya itu bersifat pantang menyerah. Jadi
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
59
dalam perkelahian ini hanya terbuka dua kemungkinan. Erwin tewas karena lawannya
lebih
kuat atau dia menewaskan lawannya kalau musuh itu tidak mau menyerah. Lawannya
pasti
tidak kepalang tanggung, karena Abduh sendiri sudah mengaku bahwa is tidak kuasa
mengalahkannya.
Kemudian secara tiba-tiba suara gaduh di dalam kamar itu berhenti. Sudah
selesaikah?
Siapa yang keluar sebagai pemenang? Di antara semua yang kelihatan bermuka pucat
hanyalah Hasanah. Sekali lagi ayahnya yang punya ilmu-ilmu tinggi membaca isi hati
perawan itu. Mengapa justru ia yang paling risau, padahal baru siang tadi kenal
dengan
Erwin Yang seperti biasa berpakaian amat sederhana, bahkan mendekati agak kumal.
Tidak
punya bawaan apa pun selain sebuah ransel. Ashar hanya punya buntalan kecil, berisi
satu
kemeja dan celana yang diselundupkannya dari rumah ketika pergi. Memang ia berniat
akan
meninggalkan rumah itu. Andaikata ia tidak bertemu dengan Erwin, maka ia akan
bertualang
seorang diri. Bagaimana kehendak nasib saja. la hanya keluaran es em pe. Berijazah
tulen, karena ia memang pintar di sekolah. Tanpa pungli atau sogok.
Abduh memasang telinga, rapat ke pintu kamar. Sebenarnya is tidak perlu berbuat
begitu, karena suara yang terdengar kemudian cukup jelas untuk didengar oleh mereka
semua yang ada di luar.
Satu suara lantang berkata, "Kau orang asing di sini, mengapa kurang ajar mau
mencampuri urusan kami?"
"Sumatera pulau asalku, walaupun aku bukan orang daerah ini. Dan aku tidak
mencampuri urusanmu. Kaulah yang mendatangiku kemari. Jadi kaulah yang kurang ajar,
kerbau hina yang sombong!" kata Erwin dengan suara menggeledek. Bukan suaranya yang
didengar Abduh siang tadi. Kemudian diiringi oleh geraman yang menakutkan. Geraman
harimau. Memang tidak salah, geraman harimau. Abduh biasa mendengar itu, ketika ia
tinggal di Rengat. Abduh, kedua anaknya dan Ashar serta Muhidin saling pandang
tanpa
kata dengan pikiran masing-masing. Yang teramat keheranan hanya Ashar yang tidak
bisa
menebak sedikit pun apakah gerangan yang sedang terjadi. Dia pernah mendengar bahwa
Erwin seorang dukun yang sangat sosial, lebih dari itu tidak. Jadi tidak pernah
diketahuinya
tentang manusia harimau dan sebagainya.
"Apakah yang terjadi dengan Bang Erwin?" tanya Ashar kepada Abduh, yang menjawab
dengan meletakkan jari telunjuknya di mulut, supaya anak muda tanggung itu
bertenang
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
60
saja.
"Barangkali dia membutuhkan bantuan ayah," kata Hasanah yang merasa gelisah
mendengar kegaduhan itu. Apalagi mendengar suara geraman yang membangkitkan bulu
tengkuknya.
"Berdoa sajalah," kata Abduh. "Ayah tidak boleh mencampuri."
"Tetapi apakah yang sebenarnya terjadi? Dan suara apakah itu?" tanya Hasanah yang
tidak puas dengan jawaban ayahnya dan mengkhawatirkan nasib tamu yang baru
dikenalnya
itu.
"Kau akan menyesal melawanku. Kau datang kemari mengantarkan nyawa," kata suara
makhluk lawan Erwin.
"Sudah nasibku kalau itu yang akan terjadi. Tetapi aku ingin memperingatkanmu
bahwa engkaulah yang akan binasa, bedebah," geram si manusia harimau.
"Sedangkan si Abduh yang kawakan tak kuasa menentangku. Si pengecut itu
mengotbankan engkau, karena ia sudah kehilangan akal. Menyerahlah engkau sebelum
aku
habis kesabaran. Kuberi engkau kesempatan terakhir untuk ke luar. Kau masih terlalu
muda
untuk tewas secara tiada berguna. Engkau hendak pulang ke kampungmu guna menziarahi
kuburan ayah dan kakekmu. Kuberi kau kesempatan terakhir selagi aku masih punya
rasa
kasihan!" kata si makhluk yang memang punya kemampuan luar biasa itu.
Erwin menggeram lagi lalu mendengus, diiringi oleh suara pergumulan baru, lebih
menakutkan dari tadi. Hati Abduh berdebar. Benarkah ia mengorbankan tamu yang
seharusnya tidak terlibat dalam urusannya ini? Kelirukah ia menaruh keyakinan yang
demikian besar atas diri Erwin? Mustahil. Lelaki muda itu memang orang yang bertemu
dan
bicara dengannya di dalam mimpi.
***
PERTARUNGAN antara si manusia harimau dengan makhluk suruhan pemiliknya itu
memang merupakan adu kekuatan dan kemampuan yang mengingatkan Erwin kepada
perkelahiannya dengan Ki Ampuh beberapa waktu yang lalu, sebelum orang itu dimakan
sumpahnya sendiri sehingga menjadi babi yang tidak pernah bebas dari penyesalannya.
Pada suatu saat Erwin merasa kewalahan. Sempat goncang keyakinannya pada diri
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
61
sendiri, ketika lawannya memberi pukulan yang sangat telak sehingga ia terjajar dan
merasa
pusing. Dicobanya berdiri, tetapi ia roboh kembali. Melihat ini si makhluk yang
bertenaga
raksasa itu tertawa menggelegar, sehingga seluruh rumah serasa bergoncang. "Sudah
kaurasa? Sekarang kau boleh tahu. Namaku si Jabalkat. Hanya Dadjal yang mampu
menandingi diriku dan engkau bukan si Dadjal. Aku terpaksa memenuhi janji,
menamatkan
riwayatmu. Mestinya kau tahu diri, tidak jadi gila oleh pujian si Abduh yang tidak
tahu malu
itu. Dia orang rakus yang ingin mendapat upah besar, sampai hati mengorbankan
engkau
yang masih hijau!"
Abduh yang mendengar kata-kata itu malu bukan buatan. Dia dikatakan rakus dan
mengorbankan Erwin oleh kerakusannya! Dia jadi lebih malu ketika Hasanah dan
Fatimah
memandangnya seolah-olah menyesali sifat buruk ayah mereka. Tetapi pada detik
itulah
terdengar lagi suara geraman yang amat dahsyat, diiringkan oleh suara terkaman dan
benda
berat yang jatuh berdebab sambil mengeluarkan suara kaget. Lalu mereka mendengar
suara
mendengus-dengus dan pukulan keras bertubi-tubi. Saat Jabalkat membanggakan diri
oleh
keberhasilannya, Erwin pulih dari rasa pusing lalu menerkam dengan seluruh berat
badannya, mempergunakan kedua tangannya yang kuat dengan kuku harimau yang tajam.
Tanpa mengenal ampun, karena menyadari bahwa nyawa sudah jadi taruhan yang
menentukan,
ia menyerang lawannya. Makhluk tak keruan wujud itu kaget oleh sobekan kuku
dengan sepenuh tenaga dan sudah bertekad mati atau mematikan. Yang mana pun jadi.
Tiada lagi pilihan lain.
"Ampun, ampuni aku yang telah menyombongkan diri," terdengar suara serak. "Jangan
tewaskan aku." Tetapi Erwin sudah seperti kesurupan. Ia tidak tahu lagi apa artinya
ampun.
Ia khawatir akan tertipu. Maka ia memukul terus dengan tenaga setan. Tenaga yang
membuat lawannya hanya berdesah-desah, tidak mampu lagi berkata-kata.
Semua orang di luar kamar berdebar-debar, penuh tanda tanya, penuh keraguan.
Kemudian mereka menjadi pucat, terutama sekali Abduh dan anaknya Hasanah. Merekalah
yang sangat berkepentingan dengan apa yang sebenarnya telah terjadi. Sudah tidak
ada lagi
suara. Sepi seolah-olah di dalam kamar itu sudah ada apa-apa lagi. Suatu kesepian
yang
amat mencekam. Dan mereka pun hanya mampu saling pandang. Tidak ada pertanyaan.
Karena tiada gunanya pertanyaan. Karena mereka tidak tahu mau menjawab apa kalau
sekiranya ada yang bertanya.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
62
Lama mereka terbodoh seperti itu. Sudah tamatkah semuanya? Tamat bagaimana?
Akhirnya Hasanah yang memecah kesepian. Karena ia sudah tidak tahan. Entah
mengapa jadinya dia yang tidak punya kekuatan lagi untuk menahan diri. Entah
mengapa
jadinya dia yang ingin tahu musabab dari kesepian yang lebih dari mencekam itu.
"Bang Erwin," jerit Hasanah dengan tangis yang meledak karena tak terkendalikan
lagi.
Tiada jawaban. Tetap sepi. "Bang Erwin," jeritnya lagi. Tiada sekerat suara pun
yang
menyahuti.
Kemudian Hasanah menggoncang pegangan kunci. Dan pintu itu terbuka, karena
rupanya tidak dikunci dari dalam. Gadis itu terpekik, lalu berlutut di hadapan
Erwin yang
terbaring di sana tanpa bergerak. Hanya dia. Tiada lain daripada dia. Lalu dengan
siapakah
dia bergumul tadi? Seorang diri? Tak mungkin.
Erwin berlumuran darah segar. Seorang laki-laki yang tadinya begitu tampan, kini
tergeletak tak sadarkan diri. Abduh menyesal, mengapa ia tadi tidak membuka pintu
yang
tidak terkunci itu ketika terjadi kegaduhan di dalam. Ia tahu, bahwa anak muda itu
habis
bertarung dan lawannya yang tentu bukan manusia biasa itu telah hilang. Matikah
dia? Dan
lawannya yang memang lalu telah lenyap tanpa bekas?
Tetapi Abduh yang tahu, bahwa Erwin tentu habis bertarung, segera melihat apa yang
tidak terlihat oleh Hasanah dan Fatimah yang menghadapi Erwin. Di dekat dinding
tampak
banyak darah segar, tetapi berwarna hitam kehijau-hijauan. Dan dia pun melihat
bahwa jari
jari tamunya itu berlumuran darah. Juga berwarna hitam kehijau-hijauan. Sudah pasti
bukan
darahnya. Sebab baju tamunya berlepotan darah merah. Kemudian tampak tandatanda
kehidupan pada dadanya yang mulai turun naik. Melihat ini timbul secercah harapan
yang
menggetarkan hati Hasanah. "Ia masih hidup ayah," katanya.
"Ya, bersyukurlah kepada Tuhan," kata Abduh. Timbul sedikit keredaan di dalam
hatinya.
Satu suara tanpa rupa yang mengeluarkannya berkata lemah, "Ia memang hebat Abduh.
Dia telah mengalahkanku. Kekalahan pertama dalam pengabdianku. Maafkan aku. Aku
hanya budak suruhan yang hina!"
Hasanah dan Fatimah memandang ayah mereka. Mereka tahu ayah mereka seorang
berilmu, tetapi mereka tidak bisa mengerti apakah makna kejadian ini semua. Namun
begitu
hati Hasanah serasa melonjak karena bangga atas kehebatan lelaki yang belum sampai
dua
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
63
puluh empat jam dikenalnya. Dia belum mampu menjawab, jika ditanya mengapa ia
begitu
gembira. Dia pun tidak tahu bahwa ayahnya memperhatikannya dengan pandangan yang
lebih banyak mengandung kecemasan daripada kegembiraan. Karena ia hanya tahu bahwa
Erwin memang orang penuh digdaya, belum lebih daripada itu.
Tanpa ada yang menyuruh dan tanpa memikirkan apa yang disangka atau dipikir ayah
dan kakaknya, ia mengambil air, membersihkan tangan Erwin lalu meminta kepada
ayahnya
agar pakaian Erwin diganti.
Ashar mengeluarkan pakaian lusuh dari ransel Erwin, membuat Hasanah tak kuasa
menahan air mata melihat keadaan yang mengundang rasa-iba terhadap nasibnya yang
hanya begitu. Abduh dan Muhidin memindahkan manusia harimau itu ke atas tempat
tidur. Dan Hasanah menungguinya tanpa kenal kantuk dengan berbagai perasaan merasuk
hatinya. Dan orang berpengetahuan mistik cukup tinggi yang modern itu membiarkan.
la
yakin tidak akan terjadi apa pun yang dapat merugikan nama baik mereka, bukan
karena
Erwin dalam keadaan tidak berdaya, tetapi karena ia yakin bahwa anak muda itu
bermoral
tinggi. Lebih baik dari banyak manusia penting yang selalu bicara tentang moral
sementara
mereka sendiri sebenarnya manusia tak bermoral dengan mental yang hanya dapat
digolongkan kelas biri-biri.
Tetapi di dalam berbincang-bincang dengan anaknya yang sedang menjanda itu Abduh
berkata, "Aku tidak pernah melihat adikmu berperangai seperti ini!"
Menjawab Fatimah dengan nada santai, "Jatuh hati barangkali. Kurasa tidak apa-apa.
Ayah khawatir?"
Dan ayahnya pun menjawab sambil senyum tanpa makna lain, "Uh, sama sekali tidak.
Aku malah senang dengan sifatnya. Tidak menilai manusia secara lahiriah. Kau kira
anak
muda hebat itu menyukai adikmu?"
"Pertanyaan mudah yang tidak dapat dijawab. Sembilan di antara sepuluh lelaki dapat
dipastikan akan tertarik bahkan jatuh cinta kepada Hasanah. Ia memenuhi segala
persyaratan untuk disukai lelaki, apalagi yang tergolong, begitu melihat langsung
terjerembab,
falling in love. Dalam pada itu tidak tertutup kemungkinan, manusia yang satu ini
justru tidak, termasuk dalam sembilan di antara sepuluh lelaki itu!" kata Fatimah.
Lalu ia
diam, teringat kepada suaminya yang diterkam-makan harimau di Muara Bungo. Ayahnya
paham apa yang mengganggu pikiran anaknya.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
64
"Aku juga belum berhenti sampai di situ, Fat. Aku mau tahu manusia di belakang
harimau itu. Aku akan coba!" kata Abduh.
"Coba apa?" tanya Fatimah.
"Mengetahui dalang pembunuhan itu."
"Bukankah Ayah sudah mencoba dan meminta pertolongan sahabat-sahabat Ayah."
"Ya, tanpa hasil," kata Abduh lesu. "Aku akan bicara dengannya."
"Nya siapa?"
"Erwin, siapa lagi. Nanti kalau dia sudah sembuh!"
"Malu," kata Fatimah_ lemah. "Dia baru saja hampir mati memenuhi permintaan
Ayah."
"Aku tahu. Aku juga malu. Tetapi aku akan melakukannya. Kau dengar suara tadi?"
"Ya, mengapa?" tanya Fatimah ingin mendapat ketegasan mengenai apa yang sudah
menjadi dugaannya.
"Kau percaya suara itu suara harimau?"
"Tetapi mungkinkah?"
"Yang pasti lawannya menyerah. Lawan yang tak terkalahkan olehku."
"Siapakah lawannya itu Ayah?"
"Aku tidak pernah melihatnya. Aku tidak tahan di kamar. Panasnya seperti sejengkal
di
bawah matahari. Dia tidak sampai menampilkan diri. Barangkali majikannya tidak
sampai
menyuruhnya menghadapiku. Tetapi tadi malam, seperti diakuinya, ia hanya pesuruh
yang
tidak dapat menolak perintah majikannya. Barangkali dia bisa memanggil orang yang
memerintah harimau suruhannya."
***
MENJELANG pagi Erwin mulai mampu membuka mata. Dia tidak percaya akan apa yang
dilihatnya. Susanty. Mengapa Susanty ada di situ? Bagaimana dia tahu? Dia malu.
Terlalu
malu. Apakah Susanty sama dengan almarhum isterinya Indahayati. Yang tetap
mencintainya, walaupun telah melihat sendiri, makhluk apa dia sebenarnya?
Hati Hasanah mekar-bahagia melihat Erwin telah membuka mata dan memandanginya
dengan rasa heran tetapi jelas penuh pula dengan terima kasih.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
65
"Kau telah menyelamatkanku Susan. Aku tidak pantas mendapat perlakuan begini
baik!" kata Erwin perlahan. Tentu saja Hasanah heran dengan ucapan lelaki itu. la
menyebut
Susanty dan tidak layak dapat perlakuan sebaik ini. Apakah maksudnya? Sekedar
mengigau
ataukah ada kisah nyata di belakang semua kata-katanya itu?
"Susanty, kau tidak marah kepadaku?" tanya Erwin.
Mengetahui, bahwa lelaki ini belum pulih benar., ditambah dengan dorongan hati yang
penuh harap dan tanda tanya, walaupun berdebar mendengar nama Susanty, ia berupaya
menyesuaikan diri, "Tidak, aku tidak marah Bang Erwin!"
"Betul?" Kau mestinya benci dan takut kepadaku."
Hasanah tambah dirasuki tanda tanya, upakah yang dimaksud oleh lelaki ini dengan
marah, benci dan mestinya takut. Siapakah Susan? Ada hubungan apakah orang muda
yang
handalan ini dengan perempuan bernama Susan? Kalau kata-kata Erwin dirangkaikan,
mestinya ada suatu hubungan cukup erat antara kedua manusia ini. Saudaranya,
sahabatnya,
kekasihnya ataukah isterinya?
Tetapi seketika kemudian, Erwin mengerutkan dahi seperti mengingat-ingat sesuatu
lalu katanya, "Kau bukan Susan, maafkan aku. Siapakah kau Nona?"
"Tidak mengapa. Kau belum sembuh. Memang aku bukan Susan. Kau mengingat dia?
Kau tentu sayang sekali kepadanya!"
"Aku telah mengecewakannya," kata Erwin lemah.
"Sudah, istirahatlah. Kau letih."
"Sekarang aku ingat. Kau Hasanah anak Pak Abduh. Mana beliau?"
"Ada. Abang mau bicara dengannya? Kupanggil ya."
"Boleh."
Tak lama kemudian datanglah Abduh. Si manusia harimau sudah lebih sehat. Pelanpelan
diceritakannya pengalamannya tentang kedatangan pesuruh yang berwujud aneh itu.
Tetapi tidak tentang perubahan dirinya sendiri menjadi harimau.
Abduh mengucapkan terima kasih. "Sejak memandang dan memperhatikanmu aku
sudah yakin, bahwa aku tidak keliru. Kaulah orangnya yang dapat mengalahkan orang
yang
memagar tempat tahanan Abu Samad." Hasanah yang mendengar cerita Erwin turut
bangga. Mengertilah dia kini, mengapa ayahnya menyebut Erwin dengar rekan dan
sahabat.
Rupanya anak muda yang telah memikat hatinya itu lebih kawakan daripada ayahnya
yang
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
66
di Lahat sudah terkenal sebagai orang amat pintar yang belum terkalahkan.
"Abang Erwin biar tinggal di sini saja Ayah," kata Hasanah yang kemauannya selalu
dituruti, karena dia anak bungsu di antara dua bersaudara. Hati Erwin berdebar
tanpa sebab.
Hanya baginya debaran demikian merupakan pertanda bahwa ia akan mendapat kesulitan
lagi. Dan kesulitannya kebanyakan dengan wanita. Hal ini merupakan suatu malapetaka
baginya karena keadaannya yang tidak normal ditambah dengan ekonominya yang
moratmarit
tidak mengizinkannya untuk mempunyai hubungan wajar dengan wanita-wanita yang
selalu tertarik kepada dirinya. Memang nasibnya berbeda sekali dengan sahabatnya
Sumarta
yang mempunyai kucing suruhan. Dia harus menggunakan guna-guna dengan bantuan
orang lain pula untuk memikat hati seorang wanita yang sama sekali tidak pantas
untuk
dirinya. Erwin malah kewalahan dengan banyak perempuan yang tertarik dan ingin
memiliki
dirinya. Kalau saja mereka tahu, bahwa ia seorang atau seekor manusia harimau,
barangkali keadaan akan menjadi sangat lain.
"Tidurlah Hasanah. Terima kasih atas budi baikmu," kata Erwin menganjurkan gadis
itu untuk pergi istirahat.
"Kamilah yang harus berterima kasih," sahut Hasanah.
"Ya, Hasanah benar Erwin," kata Abduh. "Kami yang mestinya berterima kasih. Kau
telah jadi korban karena urusan kami."
"Tidak apa. Justru baik bagiku untuk menambah pengalaman. Aku masih dalam taraf
belajar, Pak Abduh. Aku minta bantuan Pak Abduh dan Hasanah untuk meninggalkan aku
sendirian. Aku mau bertenang dan mengucapkan syukur yang khusuk, karena aku telah
dibantu oleh Yang Mahapengasih."
Mendengar permintaan yang sangat serius itu Abduh tak dapat berbuat lain daripada
memenuhinya. la memberi isyarat kepada anaknya supaya meninggalkan Erwin sendirian.
Ia masih merasa lemah. Lawannya tadi memang bukan kepalang tanggung. Di tengah
pertarungan tadi dia hampir putus asa dan sudah setengah yakin bahwa dia akan
gagal.
Hanya karena kesombongan dan kelengahan si Jabalkat jugalah maka Erwin mendapat
kesempatan untuk melancarkan pukulan yang menentukan.
Tak lama setelah ia sendirian di dalam kamar yang atas permintaan sengaja ditutup,
yang diharapnya datang pun datanglah Raja Tigor, kakeknya yang semasa hidupnya
merupakan dukun terbesar di Mandailing.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
67
"Ompung," kata Erwin yang belum kuasa bangkit dari pembaringannya.
Kakeknya yang sudah lama meninggal itu, datang menghampiri.
"Aku melihat kau bertempur tadi. Bagus. Aku senang kau telah berhasil
mengalahkannya. Tetapi kemenanganmu itu membawa bencana lain. Kalau tidak bagi
dirimu, bagi orang lain yang amat sayang kepadamu. Tabahkanlah hatimu!"
"Apa maksud Ompung?"
"Seperti yang kukatakan itu. Akan ada pula bencana sebagai imbangan dari
kemenanganmu." Raja Tigor diam. Kemudian melanjutkan, "Itu yang dinamakan suratan
badan. Tak dapat kita elakkan. Bukan kehendakmu, tetapi dia menyerempet bahkan
menimpa dirimu."
Erwin berpikir-pikir, apakah yang dimaksudkan oleh neneknya itu. Baginya masih
merupakan tanda tanya.
"Bencana apakah itu Ompung?"
"Biasa. Menyakiti, tidak mematikan. Sudahlah, tak usah pikirkan, sebab tidak dapat
dielakkan. Mari kuobati luka-lukamu. Tampaknya seperti tidak apa-apa. Tetapi kalau
tidak
segera diobati, besok dia akan bernanah dan bisa membawa maut. Lawanmu itu punya
bisa
yang amat berbahaya. Biarpun dia tadi kalah dan menghindar, tetapi dia tahu, bahwa
kaulah
yang akan mati!" Erwin terkejut, tidak menyangka, bahwa luka-lukanya sampai separah
itu.
Kakeknya yang datang dalam bentuk manusia biasa itu menyapukan segumpal tanah
yang dibawanya, ke luka-luka Erwin. Tanah dari kuburannya sendiri.
"Obat apa itu Ompung?"
"Sebetulnya oukan apa-apa. Hanya segumpal dari tubuh ompung. Tanah asal tumpah
darahmu. Tanah Mandailing," kata Raja Tigor sambil bergurau untuk menghibur cucunya
yang nyaris menemui ajaL Sebenarnya hanya tinggal menunggu tiga hari, kalau Raja
Tigor
tidak segera datang. Ia, sama halnya dengan ayah Erwin, selalu mengikuti kegiatan
Erwin
dan bersamaan dengan itu mereka juga memperhatikan rencana serta perbuatan orang-
orang
yang ditujukan untuk membinasakan sang manusia harimau. Ia memang selalu harus
dibantu kalau keadaan tidak teratasi lagi olehnya. Karena dialah turunan mereka
satusatunya
yang menerima warisan untuk meneruskan apa yang sudah tinggal terlalu sedikit di
Tapanuli Selatan Yaitu manusia harimau, manusia yang menguasai sejumlah atau seekor
harimau, harimau-harimau yang menjadi guru terakhir di dalam persilatan. Di samping
itu
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
68
masih ada lagi manusia yang mempunyai sifat harimau, sementara tubuhnya tetap
selalu
sebagai manusia biasa. Mereka yang hampir langka�tetapi masih ada�ini punya
kelemahan pada saat-saat tertentu untuk melepas dahaga dengan darah manusia.
Tentang
sifat ini masih ada dua pendapat atau keyakinan. Yang sekelompok mengatakan, bahwa
itu
merupakan sifat perorangan yang merupakan semacam warisan juga kepada salah seorang
di
antara sebuah keluarga. Tidak mutlak kepada anak lelaki tertua. Ada pula yang
berpendapat
bahwa kehausan aneh itu hanya merupakan penyakit pribadi yang menimpa seseorang
karena ia pernah menghina harimau. Menurut kepercayaan, harimau termasuk binatang
buas yang sama sekali tidak boleh dihina. Tidak boleh menceritakan yang buruk
tentang
mereka. Menurut kepercayaan masyarakat di daerah berharimau, telah banyak kali
terbukti
orang yang merendahkan atau menghina harimau dalam waktu yang tidak terlalu lama
diterkam oleh binatang buas itu. Untuk dimatikan lalu dimakan atau sekedar dibikin
cacat
seumur hidup, sesuai dengan berat ringan penghinaan yang dilakukannya. Tetapi ada
lagi
orang yang juga menurut kepercayaan�memang sudah ditentukan untuk jadi santapan
harimau, walaupun ia tidak pernah melakukan penghinaan atau takbur terhadap raja
rimba
ini.
"Berilah aku tanah seperti itu Ompung. Untuk digunakan bila perlu. Kalau-kalau ada
orang yang jadi korban seperti aku."
"Aku tidak keberatan memberimu tanah tubuhku, tetapi tidak akan ada faedahnya
bagimu. Harus aku sendiri yang menyapukannya. Sudah begitu ketentuannya. Karena ini
bukan suatu ilmu yang dapat dipelajari. Hanya suatu kenyataan yang tidak dapat
dijelaskan
mengapa begitu. Tetapi ada sesuatu yang boleh kukatakan kepadamu. Di kampung nanti
kau akan dapat belajar lebih banyak. Yang jahat maupun yang baik. Yang jahat itu
untuk
membinasakan orang. Jelasnya dosa. Yang baik untuk kebaikan sesama manusia. Yang
baik
itu saja pelajari. Kau akan berjumpa dengan seorang lelaki nanti. Hampir seperti
aku ini.
Dan keadaannya seperti aku."
"Maksud Ompung?"
"Ya seperti aku. Sudah tiada, tetapi ada. Tak usah kaucari dia. Dia akan
mendatangimu!
Sudah takdir begitu. Kau banyak berkenalan dengan manusia yang sudah tidak ada."
Pada saat itu, tanpa mereka duga atau khayalkan, terasa angin bertiup lembut dan
hawa
di dalam kamar itu menjadi dingin. Tak lama kemudian Dja Lubuk sudah ada di sana.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
69
"Ayah," kata Erwin yang tanpa disadarinya berdiri dan mendapatkan ayahnya. Pada
sebelum kedatangan Raja Tigor tadi, dia tidak bisa bangkit dari tempatnya
berbaring.
Dja Lubuk mencium dahi anaknya. Dan ketiga makhluk dari dua dunia yang masih satu
keluarga dan keturunan itu, kakek, ayah dan Erwin, seperti mengadakan semacam reuni
tanpa dimusyawarahkan tempat dan waktunya. Tahu-tahu saja semuanya berkumpul di
sana.
Semua kelihatan berbahagia. "Ompung, aku sudah bisa berdiri. Sudah kuat seperti
biasa," kata Erwin. Raja Tigor hanya tersenyum girang, melebihi kegirangan cucunya.
Erwin
merasa dirinya sudah dipulihkan dengan cara yang amat menakjubkan. Yang hanya dapat
dilakukan oleh seorang Raja Tigor.
Dja Lubuk memandangi anaknya.
"Mengapa Ayah memandangi aku begitu. Ada apa yang terlihat oleh Ayah?" tanya
Erwin.
"Seperti yang dilihat dan dikatakan oleh Ompungmu. Tentang bencana itu. Kukatakan
sajalah ya Amang," kata Dja Lubuk kepada ayahnya Raja Tigor.
"Kau yang ayah, kau lebih berhak dan lebih tahu," sahut Raja Tigor. Dan Dja Lubuk
mengatakannya.
"Kau ditakdirkan untuk hidup amat pas-pasan kata orang zaman sekarang. Tetapi kau
juga ditentukan untuk jadi kesenangan banyak wanita. Seperti yang telah kaualami
dan
beberapa kali menyusahkan dirimu. Sekurang-kurangnya menyusahkan pikiranmu!" kata
Dja Lubuk memulai. Lalu Raja Tigor menimpali, "Ya, seperti Ayahmu dulu. Dia pun
digilai
banyak perempuan. Setengah mati juga dia," kata Raja Tigor. Dja Lubuk tertawa.
Erwin
pun jadi turut tertawa.
"Kau lari dari Jakarta karena Susanty. Kakimu membawa ke kota ini. Di sini anak si
Abduh itu jatuh cinta pula kepadamu. Ini akan lebih rumit daripada yang dijakarta
itu
Erwin," kata Dja Lubuk.
Erwin diam.
"Dia ini benar-benar sayang kepadamu!" kata Dja Lubuk. "Ya lebih kurang samalah
dengan Susan."
"Ayah tentu sependapat dengan aku. Ini tidak mungkin. Dan keadaan juga akan jadi
lain kalau dia sudah tahu apa kita ini sebenarnya. Dia akan takut!" kata Erwin.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
70
"Dia tidak akan takut. Dan sayangnya pun tidak akan berubah," kata Dja Lubuk. "Yang
berat, ayahnya juga menghendaki kau jadi suami anaknya. Hasanah atau Fatimah.
Tetapi,
kalau kau mengambil Fatimah, kau mendadak jadi ayah dengan anak dua," kata Raja
Tigor
sambil tertawa. Hampir terkekeh-kekeh. Mereka anggap pembicaraan itu hanya omong--
omong ringan yang boleh dibuat kelakar.
Dja Lubuk juga tertawa. Hanya Erwin yang diam termangu. Dia peka sekali terhadap
perasaan. Perasaan dirinya dan orang lain. Baru saja dia dengan susah payah
menjauhkan
diri dari Susanty. Yang diketahuinya merasa ditinggal dengan hati masygul. Mungkin
juga
dengan perasaan minder. Walaupun dia melakukannya demi kebaikan dan kebahagiaan
mereka. Menurut maksud hatinya. Bagaimana yang sebenarnya akan terjadi, hanya
kenyataan pulalah yang akan menentukan.
"Jikalau begitu aku harus segera pergi dari sini," kata Erwin. "Ayah dan Ompung
tahu,
aku tidak mungkin berumah tangga sekarang. Oleh berbagai sebab. Antara lain oleh
kenyataan diri kita!"
"Itu tidak selalu jadi masalah. Kau ingat isterimu Indahayati yang teramat setia
itu? Dia
mencintaimu sepenuh hati. Dia menyadari bahwa perubahan yang sesekali itu hanya
suatu
takdir yang tidak dapat dielakkan. Dia menerima kenyataan seperti itu! Pasti akan
ada orang
seperti almarhum menantuku yang baik itu," kata Dja Lubuk. Pada saat itu, baik
Erwin,
maupun ayah dan ompungnya teringat lagi pada Ki Ampuh yang telah menghancurkan
kebahagiaan satu keluarga yang banyak membantunya.
Raja Tigor menukas, "Kau masih ada urusan yang akan snangat menarik di dalam
hidupmu. Suami Fatimah diterkam dan dimakan harimau itu. Coba kau terjun menghadapi
dan memenangkannya."
"Tetapi kauharus benar-benar siap mental. Baik yang punya, maupun pesuruhnya itu
mempunyai kemampuan luar biasa. Piaraannya itu guru terkenal di dalam mengambil
keputusan, apakah seorang murid sudah boleh dilepas ke gelanggang." kata Dja Lubuk.
Pada waktu itulah kelihatan kilat menyambar di dalam kamar. Sesuatu yang tidak
masuk akal. Tetapi justru kemustahilan itulah yang terjadi.
"Dia mendengar dan marah," kata Dja Lubuk.
"Dan dia menggertak untuk membuat kau mundur sebelum berhadapan, Erwin," kata
Raja Tigor.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
71
***
DJA LUBUK menyarankan kepada anaknya agar jangan menghadapi lawan tangguh itu,
kalau ia bimbang. Orang yang bimbang pasti tidak akan mungkin menang. Sedangkan
orang yang yakin sepenuhnya bahwa dia akan berhasil, masih belum tentu akan keluar
sebagai pemenang.
Erwin telah berkali-kali menghadapi lawan berat. Sudah sering pula melihat
pertandapertanda
akan kehebatan musuh, tetapi belum pernah mengalami memancarnya kilat di
dalam kamar.
"Kau heran melihat kilat yang menyambar tadi!" tanya Raja Tigor. "Itu hanya kilau
senjatanya. Ia bersenjata. Sebilah parang yang didapatnya tatkala dia bertapa di
Aceh. Pohon
sebesar apa pun akan rebah bila ditebas dengan perang ini."
"Ompung kenal dengan beliau?" tanya Erwin.
"Tidak. Aku telah tiada sebelum dia dikenal sebagai orang pintar yang penuh
digdaya.
Ada orang mengatakan dia sakti. Selain punya pedang yang amat ampuh, ia juga
memelihara dua ekor harimau. Satu jantan dan yang lainnya betina. Mungkin suami
isteri."
"Tetapi mengapa beliau sampai mau membinasakan Husni, menantu Pak Abduh, yang
kabarnya sangat ramah dan baik budi. Tidak punya musuh?"
"Dia memang orang baik. Antar manusia!" kata Raja Tigor. Makhluk atau mayat yang
bangkit dari kuburnya itu menerangkan lagi.
Teuku Samalanga yang pemilik parang panjang dan dua ekor harimau, itu pun
sebenarnya
orang baik. Tinggi ilmunya, tetapi ia mempunyai satu kelemahan. Dia tak mampu
membaca hati orang, tidak dapat meramal. Ia orang jujur dan selalu menganggap bahwa
semua orang juga tentunya jujur terhadap dirinya. Begitulah juga pandangannya
terhadap
Husni yang bertemu dan berkenalan '' dengannya di kota Palembang. Husni ke kota itu
dalam rangka melaksanakan suatu proyek pemerintah yang tendernya telah berhasil
dimenangkannya.
"Berapa umur Teuku Samalanga itu, Ompung?" tanya Erwin.
"Sekitar tiga puluhan. Seperti kaulah," jawab Raja Tigor yang membuat Dja Lubuk
memandang heran. Ia sendiri belum mengenal Teuku Samalanga ini dan karenanya tidak
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
72
menyangka kalau orang hebat itu baru berusia sekitar tiga puluh tahun.
Tidak banyak, bahkan terlalu langka orang berilmu tinggi semuda itu. Teuku
Samalanga ini rendah hati, walaupun berkepandaian tinggi. Banyak persamaannya
dengan
Erwin yang baik hati. Perbedaan di antara mereka terdapat antara lain di dalam cara
hidup.
Kalau Erwin cenderung kepada hidup sangat sederhana, mendekati miskin, tidak
demikian
halnya dengan Teuku Samalanga. Ia hidup dalam kecukupan. Ia suka makanan enak, ia
suka
pakaian bagus. Dan ia suka bekerja seperti tenaga-tenaga lain. Tidak semata-mata
menggantungkan pencarian pada perdukunan. Sebenarnya Erwin juga dengan mudah dapat
hidup seperti Teuku dari Aceh ini. Tetapi ia menolak bayaran tinggi oleh pasiennya
yang
kaya sekali pun. Yang dengan senang hati memberinya berjutajuta karena menyembuhkan
mereka dari penyakit yang tidak tertolong oleh tenaga medis. Erwin berpendapat,
bahwa
Dengan hidup dalam kekurangan orang bisa belajar dan mengalami banyak.
Lain falsafah hidup Teuku Samalanga. Hidup ini untuk dinikmati, tetapi juga membuat
persediaan untuk hari nanti. Hari yang tidak dapat dielakkan yaitu yaumilmakhsar.
Di mana
semua hamba Allah akan diadili. Tanpa ada hakim yang dapat diajak kompromi, tanpa
ada
jaksa yang bisa didatangi ke rumahnya. Teuku Samalanga dapat mengemudikan mobil,
sama
seperti Erwin yang pernah jadi supir orang kaya di Surabaya. Dia juga pandai kayu.
Dari
kepintarannya tulah ia kenal dengan Husni si pemborong banyak duit. Yang berbeda
dengan kebanyakan pemborong masa kini, tidak membuat proyek asal jadi. Tetapi juga
tidak dapat berbuat lain daripada mengurangi mutu, karena uang dananya sudah
dipotong
sejak di atas sampai kepada orang-orang kecilnya.
Pada suatu hari tergerak di hati Husni untuk singgah di rumah Teuku Samalanga.
Walaupun orang punya ilmu mistik, sama halnya dengan kebanyakan orang, ia juga
merasa
bangga dikunjungi oleh orang rada gede dan kaya seperti Husni, wong Palembang yang
bermukim di Lahat itu.
"Rumah saya begini saja, Pak," kata Teuku Samalanga dengan hormatnya
mempersilakan tamunya masuk.
"Yang penting kan hati tuan rumah," kata Husni yang memang selalu ramah terhadap
siapa saja. Dan begitu dia masuk ke dalam dia lantas berkata lebih lanjut, "Wah,
hawa di sini
lain daripada di luar. Sejuk. Seperti pakai ase!" Dan dia berkata benar. Bangga
hati Teuku
Samalanga dibuatnya. Yang merasa begitu bukan hanya dia, tetapi siapa saja yang
masuk
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
73
rumah itu, kalau tidak punya niat buruk di dalam hatinya. Tetapi bagi siapa yang
punya
maksud busuk di dalam hati, maka memasukinya sama halnya dengan memasuki dapur
pemanggang batu kapur.
"Teuku beruntung punya isteri yang pintar sekali memajang ruangan. Semua begitu
serasi, enak dipandang," puji Husni.
"Terima kasih untuk penilaian Bapak. Hanya saja, yang mengatur semua ini bukan
isteri saya!" jawab Teuku Samalanga.
"Maaf, kalau begitu Teuku belum berumah tangga."
"Sampai sekarang belum. Yang mengurus rumah buruk ini dua orang adik saya!"
Tak lama kemudian keluar seorang wanita, gadis dua puluhan tahun membawa teh dan
sedikit juadah, menghidangkannya dengan hormat di atas meja. Sama pula halnya
dengan
orang lain, Husni segera tertarik. Karena perempuan ini memang menarik. Sekilas
pandang
saja pun sudah akan tampak bahwa ia mempunyai paras yang amat elok. Lembut, tetapi
anggun. Khas Aceh. Hidung mancung dengan mata bersinar setengah menyala. Beberapa
untai rambut tergantung menawan di dahinya.
"Ini adik saya yang tua, Safinah," kata Teuku Samalanga. Lalu ia menyebutkan siapa
nama dan apa kedudukan tamunya. Walaupun majikan, Husni berdiri memberi salam
kepada gadis belia itu. Sentuhan itu membuat darah lelakinya berdesir. Orang boleh
bersalaman dengan seratus wanita, belum tentu ada seorang pun yang mendebarkan
jantung
mendesirkan darah.
"Silakan Pak seadanya," kata Safinah lembut. Kini suaranya membuat seolah dadanya
bergetar.
"Nora," seru Teuku Samalanga dengan nada tidak keras, karena mengetahui yang
dipanggil berada tak jauh dari sana. Seorang wanita lagi keluar.
"Ini adik saya yang kecil, Menora. Baru di kelas tiga es em a. Kepingin jadi
arsitek,"
kata Teuku Samalanga memperkenalkan. Menyebabkan Menora tersipu-sipu.
"Pilihan yang baik sekali," kata Husni. Dan ketika bersalaman, sekali lagi darahnya
berdesir. Dalam hati ia merasa malu. Untunglah Menora, Safinah dan ayah mereka
tidak
tahu. Kalau dua gadis adik kakak disalam membuat darah tersirap, itu kan agak
keterlaluan.
Bolehlah kalau merasa malu. Dan masih lumayanlah kalau masih punya perasaan malu.
Penyebabnya tak lain, karena yang punya nama Menora ini tak kalah menawan dari
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
74
kakaknya. Hidung mereka sama mancung, tetapi mata Menora bundar dan kalau
memandang seperti menantang, membuat lelaki lemah semangat pasti akan menoleh atau
tertawa untuk menutupi ketaklukannya. Tetapi yang lebih dari itu semua adalah
mulutnya
yang dibentuk oleh sepasang bibir sangat sexy. Yang beginian bukan sekedar bikin
berdebar.
Ia membangkitkan selera seks yang bisa menjalar ke tempat-tempat yang teramat peka.
Wanita-wanita yang punya daya seperti itu harus waspada. Bukan tidak ada lelaki
yang
tidak kuat menahan diri, lalu mengikuti. Dia bukan hanya tertarik atau merasa
kagum. Ia
telah diperintah oleh keinginan seksuil yang sukar dibendung.
Menora segera masuk ke dalam, sementara Teuku Samalanga dan Husni duduk samasama
minum dan mencicipi kue-kue sebagai dua orang sahabat.
Dalam hati Husni berkata bahwa kedua wanita itulah yang telah mengatur ruangan.
Sekelas dengan kerupawanan mereka. Tetapi Husni yang bersopan dan tahu menjaga
gengsi, tidak bertanya apa-apa tentang kedua adik Teuku Samalanga. Pun tidak memuii
kecantikan mereka. Suatu kelebihan yang tidak semua orang memilikinya.
***
KETIKA tiba di penginapan Husni, yang tidak pernah menyeleweng kepada isterinya,
walaupun hanya dengan khayalan, merasa pikirannya terganggu. Ia teringat kepada
Safinah
dan Menora buruk, kedua-duanya adik karyawannya. Yang paling buruk pada saat itu
lantas dating suatu keinginan di dalam hatinya untuk memiliki mereka. Ya, mereka!
Bukan
salah seorang di antara kakak beradik itu. Itu kan namanya benar-benar sialan.
Setingkat di
atas nafsu serakah. Husni sendiri merasa heran dengan perasaannya, tetapi sekedar
itu saja.
Merasa heran, tanpa mampu membendung atau membuangnya.
Dalam tidur ia diganggu oleh aneka mimpi. Terasa dirinya dikejar-kejar isterinya
yang
kemudian berubah jadi harimau. Dekat sekali di belakangnya. Ia ingin menjerit minta
tolong, tetapi secuil suara pun tidak keluar.
Lalu ia bermimpi bersanding dengan dua pengantin. Dia di tengah. Di kiri dan
kanannya Safinah dengan Menora. Mimpi yang enak, walaupun ia merasa kikuk. Tetapi
tiba-tiba kedua isteri yang belum ditidurinya sepakat untuk membinasakan suami
mereka.
Berkata Safinah, "Laki-laki seperti ini harus dibikin mampus. Mari kita kerjai dia.
Karena
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
75
rakusnya seperti ayam jantan, yang biasa disembelih lalu disantap, mari kita
sembelih pula
dia." Dan kedua wanita itu lalu memegangi kaki dan tangan Husni, lalu mereka ikat.
Menora yang mengambil pisau. Mengkilap. Baru diasah.
Saat akan disembelih, Husni terbangun. Terkejut dan takut. Badannya berkeringat. Ia
mengucap, lalu membaca beberapa ayat.
Ia bangkit, minum segelas air putih, merokok untuk menenangkan pikiran. Masih ingat
jelas apa yang telah dimimpikannya. Dan pada jauh larut malam itu ia berpikir,
mengapa ia
menjadi demikian. Ia malu kepada diri, malu mengingat isterinya yang baik di Lahat.
Akhirnya diambilnya keputusan malam itu. Melamar Menora yang adik Safinah. Yang
mulutnya sangat sexy menimbulkan gairah. Dia memaafkan dirinya sendiri. Kalau
memilih
satu di antara dua, rasa-rasanya tidak salah. Tetapi kalau kedua-duanya memang
terlalu
serakah.
Sejak kunjungannya yang pertama, Husni yang sopan dan bijaksana tidak meneruskan
dengan kunjungan kedua. Terlalu kentara dan juga untuk jaga gengsi. Dia pun tidak
menyatakan perasaannya kepada Menora. Juga tidak kepada Teuku Samalanga. Ia bicara
dengan seorang pamannya yang tinggal di kota mpek-mpek itu. Si paman mengerutkan
dahi, karena ia tidak setuju menantunya Fatimah yang selalu baik budi itu sampai
dimadu.
Tetapi perasaan itu hanya disimpan di dalam hati. Melihat kekurangsenangan itu
membias
di wajah pamannya, Husni berkata, bahwa kasih sayang dan perhatiannya terhadap ibu
kedua anaknya tidak akan berubah. Pendeknya tetap seperti biasa.
Karena punya utang budi kepada Husni yang banyak membantunya dalam usaha,
akhirnya si paman tidak dapat mengelak. Razak menyampaikan amanat Husni kepada
Teuku Samalanga.
Teuku Samalanga tidak heran kalau lelaki jatuh hati kepada adiknya. Karena dia tahu
kecantikan adik-adiknya. Tetapi bahwa Husni yang setelah sekali datang tak pernah
mengulangi kunjungannya, juga tertarik bahkan sampai ingin memperisteri adiknya
sungguh
tidak disangkanya. Dia menghargai sikap sopan majikannya, tetapi ia merasa heran,
mengapa ia melamar Menora, sedangkan menurut hukum adat, sebaiknya kakak perempuan
tidak dilangkahi oleh adiknya yang wanita. Walaupun menghargai majikan, untungnya
Teuku Samalanga bukan orangnya yang suka ambil muka. la memang bekerja kepada orang
dari Aceh itu, tetapi hubungan kerja ini sama sekali tidak punya kaitan dengan
urusan dia
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
76
dan adik-adiknya. Jadi, dalam hal ini ia merasa wajib bicara dengan adiknya. Di
luar dugaan
Teuku, adiknya tertawa geli ,mendengar keterangan abangnya.
"Mengapa kau tertawa. Apa yang aneh?" tanya Teuku Samalanga.
"Yang aneh, Bang? Aku tadi malam mimpi dilamarnya. Pak Husni sendiri yang bicara.
Lalu aku tertawa-tawa. Entah kenapa aku tertawa di dalam mimpi itu. Dan dia
bertanya
seperti Abang. Kenapa aku tertawa dan apa yang aneh?"
Abang yang penyayang adik itu kini turut tertawa. Kemudian baru berkata, "Heran,
bisa
sama. Sekarang aku tanya, bagaimana pendirianmu?"
"Melamar adalah hak tiap orang. Tetapi melihat sopan santun majikan Abang itu,
mestinya dia melamar Kak Safinah. Dia kakakku! Aku tidak mau melangkahi kakakku!"
jawab Menora tegas, tetapi dengan suara biasa.
"Suatu pendirian yang bagus," kata Teuku Samalanga.
Jawaban itulah yang diterima Razak yang paman Husni. Orang kaya yang biasanya
sangat baik itu, kecewa. Dan menyimpang dari biasanya, ia merasa terhina dan
hatinya tidak
menerima. Ia tetap menghendaki Menora. Mengherankan mengapa ia kali ini jadi
begitu.
Mungkin im suatu pertanda untux penentuan-penentuan lain di masa mendatang.
Husni berbuat lebih jauh daripada sokedar merasa sakit hati. Walaupun Razak
menerangkan bahwa penolakan Teuku Samalanga semata-mata karena Menora tidak mau
melangkahi kakaknya. Jadi, kalau sekiranya Husni melamar Safinah, besar sekali
kemungkinan akan berhasil. Berapa orang sih di zaman sekarang ini yang mau menolak
lamaran seorang kaya yang dapat memenuhi segala kebutuhan manusia akan materi?
Tetapi
Husni yang telah diselapi kehausan memiliki dan menguasai Menora tidak mau tahu
dengan
alasan apa pun. Tidak layak permintaannya ditolak. Dia memandang itu sebagai suatu
penghinaan terhadap orang kaya, sebagaimana banyak orang kaya lain juga akan punya
penilaian sama dengan Husni. Pamannya itu sendiri merasa heran mengapa Husni yang
selalu lembut itu mendadak jadi begini. Setan apakah yang memasuki dirinya?
Melalui orang lain Teuku Samalanga mendapat keputusan bahwa tenaganya tidak
dibutuhkan lagi. Dia orang yang cepat mengerti. Dan dia pun orang yang punya harga
diri.
Dia tidak minta bertemu dengan Husni. Untuk apa? Mohon belas kasihan? Huh, tunggu
dulu! Itu pekerjaan terlalu hina. Dan Husni yang mengharap akan dapat menyindir
Teuku
kalau sampai ia mohon meaghadap dan mohon dipekerjakan kembali, jadi kecewa di luar
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
77
dugaan. Sombong amat orang Aceh ini, pikirnya. Dan menurut nafsu buruknya orang
sombong harus dibalas. Dan ia akan melakukan pembalasan itu. Bukan orang kaya
namanya
kalau tidak bias membalas orang sekecil tetapi senekat Teuku.
Ada orang masa kini mengatakan, bahwa menolak keinginan orang berkuasa atau kaya
tergolong perbuatan nekat.
Melalui bantuan beberapa kawan akrabnya yang mudah diperintah dengan kekuatan
uang, dua tenaga disewa untuk menculik Menora guna santapan Husni yang sudah jadi
seperti orang tidak waras itu. Sesuai dengan perintah, Menora dilari sembunyikan ke
Muara
Bungo. Husni akan menyusul, guna menghilangkan kemungkinan sangkaan keterlibatannya
di dalam penculikan itu.
"Husni harus memperoleh apa yang jadi keinginan hatinya," kata Husni kepada diri
sendiri. Pada waktu itu ia berkeyakinan, bahwa uanglah yang paling menentukan di
dunia
ini. Dan dia mempunyai itu. Dalam bilangan banyak. Banyak sekali.
***
PENCULIK-PENCULIK bayaran itu melaksanakan tugas mereka dengan rapi. Di Muara Bungo
telah bersedia tempat penyembunyian. Sebuah rumah yang diberi perlengkapan cukup
baik
untuk dikatakan rumah yang menyenangkan untuk ditempati. Semua oleh daya guna uang
Husni yang diperintah untuk mengadakan apa yang dikehendakinya.
Di perjalanan Menora sudah mengetahui, bahwa ia diculik. Dan penculikan sudah pasti
bukan dengan tujuan baik. Ia pun sudah dapat menerka-nerka bahwa yang melakukan ini
tentu Husni yang marah, karena lamarannya ditolak. Ia juga tahu, bahwa kedua orang
yang
membawanya itu, seorang laki-laki dan seorang wanita hanya orang bayaran pemborong
banyak duit itu.
Wanita itu, yang mengaku bernama Rodiah bukan orang tak terlatih. Dengan kata-kata
lembut meyakinkan Menora agar ia tidak usah khawatir, karena tidak ada keburukan
apa
pun akan terjadi atas dirinya.
"Kakak siapa dan mau apa denganku?" Tanya Menora.
"Aku hendak membawamu ke kebahagiaan, karena kau patut hidup bahagia," sahut
Rodiah.
"Tetapi aku diculik," kata Menora.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
78
"Semua akan beres. Abangmu akan diberi tahu. Dan ia pun akan memahami bahwa
segalanya dimaksudkan untuk kebaikan."
"Aku tidak setuju. Hendak dibawa ke mana aku?"
"Kau akan nikah dengan Pak Husni yang kaya dan baik hati itu. Ia sangat
mencintaimu.
Dia akan membuat kausenang. Begitu pula keluargamu."
"Aku tidak mau dengan pak Husni."
"Percayalah, kau akan menyukai dan mencintainya. Ia belum pernah menyukai wanita
seperti ia mencintai kau sekarang. Tenangkan saja pikiranmu. Abangmu, nanti akan
diundang untuk menikahkan kau dengan Pak Husni."
Menora tahu, bahwa ia akan mendapat kesulitan. Ia akan dipaksa. Mungkin juga akan
diperkosa. Dan semua dugaan Menora memang tepat. Dimulai dengan bujuk rayu yang
tidak berhasil, akhirnya Husni yang belum pernah menggunakan kekerasan itu,
menggagahi
Menora. Ia merenggut kegadisan perawan itu dengan perasaan puas, tetapi dengan
tangis
dan deraian air mata bagi Menora. Pikiran gadis itu menjadi gelap. Ia tidak pernah
membayangkan
bencana begini akan menimpa dirinya. Keesokan paginya, ketika Husni pergi
mandi, Menora menamatkan riwayatnya dengan menggantung diri. Melihat kenyataan yang
tidak diduganya ini, Husni panik. Mau apa sekarang? Atas mufakat dengan orang
bayaran,
pada malam hari, mayat Menora dikuburkan.
Ketika ia kembali ke Palembang, ia berbuat seperti orang yang tidak tahu menahu
dengan malapetaka yang menimpa Menora dan kedua saudaranya. Teuku Samalanga yang
kalap, mengasah parang panjangnya. Ia akan menebas leher siapa pun yang telah
melarikan
adiknya.
Dalam sebuah mimpi, seorang gadis berpakaian serba putih, yang kemudian dikenalnya
sebagai adiknya, menceritakan kepadanya bahwa ia sudah tidak ada. Sudah dikuburkan
oleh
Husni. Teuku Samalariga tidak percaya akan mimpinya.
Dalam mimpi yang seperti khayalan itu ia seperti berdialog dengan adiknya.
"Mustahil,"
kata Teuku Samalanga. "Ia memang melamar dirimu dan telah kutolak sesuai dengan
pendirianmu. Tetapi tidak masuk akal, bahwa ia sejahat itu. Kecewa barangkali,
sakit hati
barangkali juga. Tetapi tidak masuk akal bahwa ia melarikanmu. Kau berolok-olok
Nora,"
kata lelaki yang dilanda mimpi buruk itu.
"Aku pikir pun Abang sukar percaya. Aku sendiri semula tidak percaya akan apa yang
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
79
telah menimpa diriku. Tetapi itu telah terjadi. Bukan dia sendiri yang melarikanku.
Ia
mempergunakan seorang lelaki dan seorang perempuan. Aku dibawa ke Muara Bungo.
Semula aku tidak percaya akan mengalami bencana ini. Kupikir ia akan memaksaku
kawin
dengannya. Kata perempuan itu Abang akan dibawa juga ke sana guna menjadi wali,"
begitu
tutur Menora di dalam mimpi itu: Persis seperti apa yang telah dialaminya dengan
perempuan yang membawanya.
"Lalu?" tanya Teuku Samalanga di dalam mimpinya.
"Aku dipaksa karena aku menolak. Akhirnya aku diperkosanya. Tentu tak masuk pula
pada akal Abang. Tetapi itulah yang telah terjadi. Maafkan aku, Bang, aku telah
mempertahankan kehormatan keluarga kita sekuat daya. Tetapi aku tak kuasa
melawannya.
Kalau pada waktu itu aku mempunyai rencong, telah kubunuh dia. Aku telah mati,
Bang.
Mati dengan membawa noda."
"Mati? Mustahil. Itu tidak benar!" jerit Teuku Samalanga, lalu ia terbangun dengan
badan menggigil dan bermandikan keringat.
Meskipun hanya mimpi, tetapi hilangnya Menora telah beberapa hari, membuat ia jadi
sangat panik. Mungkinkah mimpi menyampaikan kenyataan? Apakah hanya akibat dari
kerisauan pikirannya. Mustahil Husni yang sopan itu sampai mampu memerkosa orang
yang
tidak menghendaki dirinya. Kemudian membunuhnya pula. Tidak masuk akal. Jantung
Teuku Samalanga berdebar keras. Berperang antara kemungkinan benar dan godaan mimpi
buruk.
Dibangunkannya Safinah. Dalam keadaan panik itu ia menggedor pintu adiknya cukup
kuat, sehingga dara itu terbangun dengan hati berdebar. Apa yang terjadi?
Tergugup-gugup Teuku Samalanga menceritakan mimpinya. Di tengah cerita, Safinah
tak kuat lagi menahan tangis karena sedih dan penuh rasa takut. Karena ia pun
memimpikan
adiknya itu. Walaupun tidak selengkap mimpi abangnya. Ia memimpikan Menora menangis
lalu berkata, bahwa ia sudah tidak ada. "Aku sudah tidak ada, Kak. Maafkan aku
tidak
sempat pamit. Kini tinggal Kakak dan Abang saja. Aku sedih sekali Kak meninggalkan
kalian. Aku tidak akan pernah kembali lagi. Katakan kepada Abang supaya mencari
tempat
badanku sekarang. Tanya kepada orang kaya Husni. Dia tahu tempatku." Safinah
sendiri
menganggap mimpi itu hanya suatu gangguan amat jahat karena ia selalu teringat
kepada
Menora yang hilang dan kepada Pak Husni yang memberhentikarn abangnya.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
80
"Kau percaya mimpi itu benar-benar telah terjadi?" tanya Teuku.
"Aku tak tahu, Bang, tetapi aku juga mimpikan Menora. Menangis dan mengatakan
bahwa ia telah tiada." Mendengar ini Teuku Samalanga semakin yakin, bahwa adiknya
Menora memang telah tidak ada lagi. Telah dibunuh orang. Dan orang itu bukan lain
daripada Husni. Masih bertanya ia pada dirinya apakah benar Husni yang membunuh?
Tetapi Safinah pun bermimpi, bahwa Husni mengetahui di mana badan adiknya disimpan.
Meskipun masih mengharapkan bahwa mimpi itu hanya suatu percobaan untuk
menyesatkan jalan pikirannya, Teuku Samalanga juga tidak lagi memustahilkan
kebenaran
mimpi itu dalam kenyataan. Karena Safinah juga memperkuat kemungkinati. Barangkali
roh
Menora sengaja datang kepada kedua kakaknya untuk memberi petunjuk supaya si
pemerkosa
dan para pembantunya tidak lepas begitu saja dari tuntutan.
Karena kepintaran Teuku Samalanga tidak mencakup kemampuan membaca pikiran
orang, maka ia meminta bantuan seorang penenung yang tidak terkenal. Ia sengaja
memilih
yang belum banyak dikenal orang, karena kalau yang sudah kenamaan pasti akan segera
diketahui orang lingkungan dan timbul pertanyaan mengapa pula seorang dukun menemui
orang yang punya ilmu seperti dia sendiri dan akan tercium oleh Husni apa yang
dikehendaki oleh Teuku Samalanga. Dengan kekuasaan uangnya dia bisa saja membeli
rahasia itu dari orang yang mengetahui.
Pak Diran merasa heran akan kunjungan Teuku Samalanga, yang nama dan reputasinya
tidak asing baginya. Dan dia senang mendengar tamunya berterus-terang mengakui
bahwa
ia tidak mampu menenung. Untuk itulah ia memerlukan pertolongan Pak Diran.
Setelah menceritakan tentang kehilangan adiknya tanpa sedikit pun meninggalkan
jejak,
Pak Diran termenung cukup lama. Meskipun ia tidak terkenal, tetapi kebolehannya
dalam
melihat kejadian-kejadian yang gelap dan rahasia tidak dapat dipandang enteng.
Mendengar
cerita saja sudah menimbulkan semacam petunjuk kepadanya, walaupun masih sangat
samar-samar. Dia sendiri pun sukar percaya. Itulah yang menyebabkan dia terdiam
agak
lama. Apakah perasaannya mendustai dirinya?
Teuku Samalanga memandang tajam kepada Pak Diran sambil berpikir. Ia heran
mengapa penenung ini terdiam. Apakah dia mau merahasiakan sesuatu? Ataukah akan
mengubah sama sekali apa yang dilihatnya?
"Tidak Teuku, saya tidak punya sifat jahat seperti itu," kata Pak Diran.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
81
Teuku Samalanga memerah padam karena malu. Jalan pikiran dan dugaannya dibaca
oleh penenung tidak terkenal itu.
"Maafkan saya. Saya dalam kebingungan. Macam-macam yang terpikir oleh saya.
Macam-macam sangkaan buruk!" kata Teuku Samalanga.
"Saya dapat memaklumi," kata Pak Diran.
"Saya pun hanya ingin mengatakan untuk tidak perlu mencurigai saya. Kebplehan saya
hanya sangat sedikit dan belum tentu benar. Yang dapat melihat dan mengetahui
segalagalanya,
walaupun dirahasiakan, hanya Yang Satu. Saya hanya segelintir hamba yang daif
dan apa yang akan saya ceritakan hanyalah pandangan manusia yang sama dengan anak,
bahkan barangkali jauh di bawah Anak. Walaupun kita belum pernah berhadapan seperti
ini, saya telah mengenal nama besar Anak. Sedangkan saya sendiri bukan apa-apa,"
kata Pak
Diran merendahkan diri sambil mengakui kehebatan Teuku Samalanga. Dan orang dari
Aceh itu jadi kian malu, tetapi juga kian mengagumi Pak Diran yang rendah hati.
"Menurut penglihatan saya, yang mengatur iru seorang terpandang. Pintar dan punya
harta yang melimpah. Terjadinya cukup jauh dari kota kita ini. Kalau saya tidak
salah lihat,
ia dibantu oleh lebih dari seorang. Tak dapat saya ketahui berapa orang. Tetapi ada
seorang
berambut panjang di dalam!" Pak Diran lalu diam pula seketika.
Teuku Samalanga tidak bertanya. Hanya di dalam hati ia berpikir bahwa kejahatan itu
memang diatur.
"Siapakah kira-kira dalangnya, Pak Diran?" tanya Teuku.
"Saya tak dapat mengatakannya. Tidak sejauh itu pengetahuan saya. Tetapi orangnya,
menurut penglihatan saya agak gemuk."
"Bermisaikah orang itu?"
"Tak dapat saya lihat."
"Maaf Pak Diran, berapakah kira-kira umurnya?" '
"Tak dapat saya menaksir umur orang dengan melihat gambaran tubuhnya. Nanti saya
keliru, kalau menerka-nerka. Tetapi tampaknya orang itu gelisah. Barangkali ia
dibayangi
ketakutan. Walaupun dia punya nama."
Husni memang agak gemuk. Tetapi ada begitu banyak manusia lain yang juga agak
gemuk.
"Apakah dia mengenal saya?" tanya Teuku Samalanga.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
82
Pak Diran melihat teliti ke piring putih dengan isi.telur ayam mentah di
hadapannya.
"Dia mengenal Anak!"
Meskipun keterangan Pak Diran tidak cukup lengkap untuk langsung menuduh Husni,
namun Teuku Samalanga bertambah yakin, bahwa bekas majikannya inilah yang
mendalangi. Jangan-jangan juga turut membunuh.
"Boleh saya mohon bantuan lagi?" tanya Teuku yang takut mengesalkan Pak Diran
karena terlalu banyak pertanyaannya.
"Silakan. Tentu banyak yang ingin Anak ketahui. Tetapi terlalu sedikit yang dapat
saya
ceritakan. Itu pun hanva menurut penglihatan berdasarkan sedikit pengetahuan."
"Adik saya Menora. Masih adakah dia?" tanya Teuku Samalanga.
Pak Diran membaca-baca kemudian mengerutkan dahi.
"Apa yang Bapak lihat?"
Agak lama kemudian baru Pak Diran menjawab. "Ada," kata Pak Diran dengan suara
pelan. Mukanya suram.
"Maksud Bapak masih hidup?"
"Saya lihat Menora bukan lagi yang biasa."
"Lalu dalam keadaan bagaimana?"
"Yang saya lihat ini hanya jenazahnya. Maafkan saya. Mudah-mudahan penglihatan
saya ini keliru!" kata Pak Diran dengan suara sedih.
Teuku Samalanga tidak dapat menahan isak tangisnya. Penenung itu membujuk dengan
kata-kata lembut.
Geram dan panas hati Teuku dari Aceh itu bukan kan kepalang. Pak Diran yang
mengetahui bahwa orang dalam kesedihan demikian bisa jadi kalap lalu bertindak apa
saja
yang terpikir tanpa menghiraukan akibatnya, mohon agar ia dapat menenangkan diri.
"Mengadulah kepada yang berwajib dengan mengatakan siapa atau siapa-siapa yang
anak rasa melakukan atau terlibat. Jangan kalap. Nanti bencana bisa jadi lebih
besar. Dalam
hal beginilah orang membutuhkan iman dan kepala dingin. Teuku, saya merasa mendapat
kehormatan dengan kunjungan ini. Saya ingin kita bersahabat. Maukah menerima orang
hanya seperti saya ini sebagai sahabatnya
Pak Diran sambil mengulurkan tangan. Teuku Samalanga menyambutnya dengan
terharu. Dalam hal-hal tertentu Diran punya kelebihan.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
83
Dalam perjalanan pulang, Teuku Samalanga berpikir sesuai nasihat yang diberi Pak
Diran. Pembalasan harus dilakukan. Bagaimanakah caranya yang terbaik. Parang
panjang
sudah diasah. Kalau menurutkan kehendak hati belaka, maka ia tinggal mencari Husni
dan
memisahkan kepala dari tubuhnya. Ia yakin dapat melakukan itu. Ia punya ilmu bela
diri,
bahkan sangat mahir dalam menyerang dengan parang panjangnya. Tetapi seperti kata
Pak
Diran, bencana mungkin akan jadi lebih besar. Kalau ia sampai masuk penjara atau
tewas,
maka Safinah akan tinggal sendirian. Tidak lagi punya pelindung. Dan orang agak
gemuk
yang dilihat Pak Diran belum tentu Husni. Walaupun besar kemungkinan, dialah
orangnya.
Cukup alasan bagi Teuku untuk menuduhnya. Bukankah dia yang melamar tetapi ditolak?
Bukankah dia pula yang memberhentikannya sebagai suatu langkah tak terkendalikan
untuk
melakukan pembalasan? Atau pemerasan agar Teuku menyerahkan Menora kepadanya.
Ia pulang. Bertemu dengan adiknya. Yang tak sabar bertanya, apakah sing abang sudah
mengetahui apa sebenarnya yang telah terjadi. Karena hanya tinggal dua bersaudara,
maka
Teuku Samalanga menceritakan segala apa yang didengarnya dari Pak Diran.
Darah Aceh Safinah naik ke kepala mendengar cerita abangnya. Tak pelak lagi tentu
Husnilah yang menjadi dalang atau bahkan tangan dia sendiri yang membunuh setelah
melampiaskan hawa nafsunya atas diri Menora yang tak terjangkau olehnya dengan cara
biasa walaupun harta kekayaannya berbilang laksa. Tetapi kini giliran Teuku
Sarnalanga
yang menyabarkan adiknya. Safinah meminta agar dia sendiri yang menemui Husni dan
mengeluarkan isi perutnya dengan rencong, tetapi abangnya memberi nasihat seperti
yang
diberikan oleh Pak Diran.
"Besok aku akan menemuinya," kata Teuku Samalanga.
"Mengapa menanti sampai esok. Dia tidak berhak hidup barang semenit pun lagi. Aku
khawatir dia menghilang. Dia bisa saja minggat keluar negeri," protes Safinah.
"Aku mau menenangkan diri dulu malam ini. Supaya aku menghadapinya secara
tenang. Jangan salah orang dan jangan pula membawa malapetaka bagi kita," kata
Samalanga.
Malam itu Teuku Samalanga menghimpun seluruh kekuatan tetapi juga ketenangan di
dalam dirinya. Dengan membaca mantera-mantera, memanggil gurunya dan kedua harimau
piaraannya.
Dalam bahasanya ia bicara dengan si Mara dan Mira, dua harimau piaraannya bukan
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
84
harimau biasa. Dapat diraibkan diri bila saja perlu.
Setelah kedua hewan itu pergi, ia meneruskan tafakur sehingga akhirnya tertidur.
Ketika bangun pada keesokan paginya ia sudah merasa dirinya lain. Setelah pamit
kepada
adiknya ia melangkah.
***
TETAPI baru beberapa belas langkah dari rumahnya ia telah berbalik lagi. Bukan
karena
ada yang terlupa, tetapi karena ia mengarpbil keputusan lain. Ketika mau berangkat
tadi,
memang dengan sengaja parang panjang tidak dibawa. Karena dia hanya mau bicara,
bertenang-tenang. Dia khawatir akan menjadi khilaf, kalau parang dibawa.
Kini ia berpikir lain. Kalau Husni mempergunakan kata-kata kasar atau menggunakan
senjata, maka ia akan suruh parang yang telah diasah itu bekerja. Memisahkan kepala
Husni
dari tubuhnya.
"Mengapa Abang membawa parang?" tanya Safinah.
"Aku tidak akan mempergunakannya, kecuali kalau terpaksa. Aku juga belum tahu, apa
yang akan kuhadapi, jikalau benar ia jadi dalang penculikan dan menyebabkan
kematian
Menora."
Safinah tidak menentang, walaupun hatinya khawatir. Kalau-kalau abangnya khilaf
karena parang itu akan memberi dia semacam kemungkinan dorongan untuk bertindak
nekat. Tetapi apa yang dikatakan Teuku Samalanga juga benar. Belum tahu situasi
tagaimana yang akan dihadapinya. Dan dia sudah menenangkan diri.
"Doakan saja agar tidak sampai terjadi yang buruk. Tetapi kalau benar Menora sudah
tidak ada, maka siapa pun penyebabnya harus mendapat hukuman yang setimpal. Utang
nyawa tidak dapat dibayar dengan yang lain kecuali nyawa juga."
Dalam hal itu Safinah yang sedarah sedaging dengan abang kandungnya itu punya
pendapat dan tekad yang sama.
Sepanjang jalan menuju ke tempat menginap atau kerja Husni, orang dari Aceh itu
masih membaca-baca mantera penenang hati. Tetapi apa lacur, segala yang
dilakukannya
semalam, suntuk seperti tiada gunanya. Karena yang hendak ditemui sudah tak ada.
Kata
orang-orang terdekat dengan dia, Husni pagi-pagi itu telah berangkat ke Lahat.
Untuk ,
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
85
beberapa hari.
Mungkinkah Husni telah mendapat firasat, bahwa kejahatannya telah tercium, bahkan
mungkin sudah diketahui oleh Teuku Samalanga? Ia tahu bagaimana sifat dan gejolak
darah
kebanyakan orang asal Aceh. Lekas naik darah dan kalap. Dalam keadaan tidak kalap
pun
banyak di antara mereka yang punya keberanian luar biasa. Dalam hal ini orang-orang
Belanda dan marsose-nya yang pernah mencoba menundukkan Aceh dapat menceritakan
pengalaman mereka dengan bulu roma berdiri. Banyak sekali di antara mereka dengan
semangat jihad berhadapan secara frontal dengan tentara Belanda. Hanya dengan
rencong
atau senjata api buatan sendiri menyerang musuh yang punya senjata jauh di atas
kualitas
milik mereka menurut ukuran zaman itu. Senjata terampuh mereka cukup dengan
mengucapkan Allahu Akbar. Hanya Tuhan Yang Mahabesar, tidak kan ada orang tewas
tanpa izinNya. Menunjuk benda dengan kaki saja, oleh orang Aceh bisa dianggap suatu
penghinaan berat. Dan si penghina bisa mati di tempat itu juga oleh tembusan
rencong.
Memang sudah banyak orang Aceh modern yang telah menanggalkan sifat-sifat mudah
tersinggung atau merasa dihina itu, tetapi masih cukup banyak pula yang tetap mudah
panas
darah seperti di zaman penjajah Belanda. Itulah makanya dalam praktek Belanda tidak
pernah selesai menaklukkan Aceh sampai mereka lari kucar-kacir oleh serangan
tentara
Jepang yang hanya belasan orang tiap sergapan, tetapi disertai dengan jerit
penyerbuan yang
menakutkan. Dalam banyak serangan, jerit mengerikan itulah yang melumpuhkan
semangat
tentara Belanda yang terdiri atas banyak orang bumiputra dan sedikit perwira
Belanda yang
jadi komandan-komandannya. Seringkali menyerah tanpa bertempur. Bagaimanapun
buruknya peperangan itu, tidak dapat disangkal bahwa tentara Jepanglah yang telah
melaksanakan keinginan patriot-patriot Indonesia mengenyahkan Belanda dari bumi
nusantara.
Dan bagaimanapun banyaknya bangsa Indonesia jadi korban, baik di medan laga
maupun dii lapangan keija paksa, zaman pendudukan Jepang itulah yang membuka
kesempatan untuk memproklamirkan Indonesia Merdeka oleh Soekarno dan Hatta.
Rasanya akan terlalu aneh dan sangat rendahlah kalau ada penulis sejarah berusaha
melenyapkan atau mengecilkan peranan mereka.
***
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
86
KESAL dan panas hati Teuku Samalanga bukan main. Ia terlambat. Kalau kemarinnya ia
langsung mencarinya pasti bertemu. Ia kembalil ke rumah mufakat dengan adikny,
karena
sudah tidak ada orang lain untuk dibawa mufakat. Setelah itu ia bergegas mencari
dan
menyewa kendaraan ke Lahat. Di sana ia pasti akan bertemu dengan orang yang kini
diyakininya pasti jadi penculik dan penyebab kematian adiknya. Kendaraan itu
rasanya
terlalu lambat. Begitulah ia diburu oleh amarah dan dendam. Dia akan membunuhnya
walaupun di hadapan isteri dan anaknya. Biar mereka pun berteriak, menangis dan
bersedih.
Mengapa arus dia dan adiknya Safinah saja yang berduka, berdendam dan kehilangan
orang
kesayangan! Giginya beradu dan berbunyi-bunyi menahan sakit hati yang belum
terlampiaskan. Dibayangkannya kepala Husni lepas dari batang lehernya, terjatuh ke
lantai
atau ke tanah, lalu terlompat-lompat di sana untuk kemudian diam tak bergerak lagi.
Dia
pun membayangkan badan Husni masih berguling-guling kemudian tersentak-sentak
sebelum nyawa pergi meninggalkan tubuh tempatnya tadi bersarang. Dan dia akan
tertawa
keras sepuas-puasnya di tengah rasa takut dan tangis isteri, anak-anak dan famili
Husni.
Utang nyawa dibayar nyawa, itulah tekadnya.
Ketika memasuki kota Lahat, hatinya kian berdebar. Ketenangan yang dimilikinya
semalam lalu sudah tiada lagi. Hanya dendam yang ada. Sekali tanya saja, ia
mendapat
alamat Husni. Bagaimana tidak. Ia salah seorang paling terkenal di kota itu. Karena
kekayaannya dan karena baik budinya. Yang ditanya tidak sadar, bahwa jawabannya
mempercepat Teuku tiba di rumah tujuannya dan mempercepat dia membuat perhitungan.
Masih bagus ia memberi salam yang dijawab dengan baik dari dalam. Seorang
wanita keluar dengan senyum ramah dan mempersilakannya naik. Ia lihat tamunya itu
membawa sesuatu yang dibungkus dengan kain. Benda panjang, lebih dari setengah
meter.
Mendengar suara lembut dan wajah ramah wanita itu, hati Teuku jadi agak sejuk.
Apalagi ia dipersilakan masuk. Padahal wanita itu belum mengenalnya dan sama sekali
tidak
tahu apa tujuan kedatangannya. Dia sama sekali tidak bertanyakan identitasnya.
Sampai
sebegitu besar kepercayaan perempuan itu kepadanya.
"Adik hendak bertemu dengan Pak Husni?" tanyanya melihat keragu-raguan tamunya
menerima tawarannya untuk masuk.
"Ya, apakah beliau ada?"
"Sayang sekali. Mungkin sepekan lagi baru akan kembali. Sekarang sedang di
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
87
Palembang. Silakan masuk. Kalau ada pesan, akan saya sampaikan. Atau adik mau
meneleponnya ke Palembang? Boleh pakai telepon kami. "
Keramahtamahan Nyonya Husni membuat Teuku Samalanga merasa malu. Walaupun
perempuan itu tidak tahu apa maksud kedatangannya. Ia tadi mengkhayalkan akan
menebas
leher Husni di depan isteri dan anak-anaknya. Dan ia akan tertawa melihat kepala
itu
terlempar dari lehernya. Memang Husni telah menyebabkan kesedihan dan melakukan
keganasan, tetapi tiada peranan wanita ini dalam kejahatan itu. Ia memang
isterinya, itulah
kaitan Husni dengan dia. Tidak dalam soal penculikan dan kematian adiknya. Bahkan
dalam kejahatan itu ia mengkhianati isterinya yang begitu baik dan lembut.
Perempuan ini
harus dikasihani, bukan dibenci apalagi disakiti. Kesadaran itulah yang membuat
Teuku
Samalanga merasa sangat malu.
Melihat tamunya termangu dan seperti sangat kecewa itu Nyonya Husni jadi heran dan
timbul pertanyaan dalam hatinya, apa gerangan yang telah menyebabkan lelaki ini
begitu
sedih karena tak bersua dengan suaminya.
"Adik sedih sekali tampaknya karena tidak dapat bertemu dengan beliau. Kalau saya
dapat menolong, saya bersedia. Adakah yang dapat saya lakukan untuk adik?"
Teuku Samalanga kaget dari lamunannya. Dua butir air mata telah mengalir di
pipinya.
Bukan lagi karena bencana yang menimpa dirinya, tetapi karena kasihan kepada wanita
yang
baik hati itu. Mengapa seorang perempuan yang begitu lembut dan ramah mendapat
suami
yang ganas dan curang? Kasihan! Mestinya ia tidak jadi teman hidup orang semacam
Husni.
"Saya mohon diri saja, Bu," kata Teuku tanpa menyebutkan bahwa Husni tidak ada di
Palembang dan bahwa dia datang dari sana.
"Nama Adik siapa? Nanti saya sampaikan kepada beliau bila sudah kembali."
"Nama saya Samalanga," jawab Teuku.
"Nama bagus yang jarang dipakai orang. Adik dari Aceh?" Dia tetap ramah dan penuh
rasa persahabatan.
Merasa tidak perlu merahasiakan apa pun kepada perempuan itu, Samalanga
mengiyakan. Bahwa dia dari Aceh.
"Sudah sampai di sini. Masuklah, minum secangkir kopi dulu," kata Nyonya Husni.
"Terima kasih. Lain kali saja, Bu," jawab Samalanga hormat tetapi agak gugup kepada
wanita itu. Dia mohon diri lalu pergi. Kini dua macam kenyataan inengganggu
otaknya.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
88
Laki-laki ganas yang menimbulkan petaka atas dirinya dan seorang wanita baik hudi
yang
bersuamikan iblis. Rasa benci dan dendam bergejolak dengan rasa kasihan kepada dua
insan
yang suami isteri.
Keinginannya secepat mungkin membinasakan Husni kian membara walaupun ia tahu,
bahwa seorang wanita yang berhati bersih akan meraung karena kehilangan suami yang
disangkanya sangat baik, padahal telah menipu dirinya dengan cara yang amat busuk
dan
licik. Tetapi untuk apa meraungi seorang lelaki yang begitu palsu.
Kelemahlembutannya
hanya dijadikan kulit untuk menutupi isi yang sebenarnya. Teuku tidak tahu, bahwa
Husni
sebenarnya bukan orang yang begitu buruk perangai. Selama ini ia menganut faham dan
pendirian, bahwa isteri yang begitu baik dan telah memberinya keturunan harus
disayangi.
Sama sekali tidak boleh dikhianati. Tidak boleh diduai. Entah setan apalah yang
membuat
dia mendadak jadi berubah sejauh itu. Sanggup mengatur penculikan, melakukan
perkosaan
dan dilengkapi lagi dengan penguburan mayat. Memang bukan dia yang membunuh atau
mengatur pembunuhan tetapi gadis manis itu mati karena dia.
Dengan perasaan tidak menentu karena dendam tak terlampiaskan, Teuku Samalanga
kembali ke Palembang. Dan ia segera mendengar sebuah berita yang tidak diduganya,
tetapi
seharusnya diharap dan dinantikannya. Karena pengaruh hendak melakukan pembalasan
dendam dengan tangan sendiri, maka ia telah sampai lupa, bahwa ia masih punya
kekuatan
lain untuk membinasakan Husni.
Yang menghambat dia hanyalah kepastian yang belum diperolehnya. Yang ada baru
keyakinan, bahwa penyebab kematian adiknya Menora tentu Husni, karena hanya dialah
lelaki yang menaruh benci kepada dirinya. Tetapi keyakinan bukan suatu kepastian.
Orang
boleh saja yakin tanpa ragu-ragu, tetapi yang namanya keyakinan sama sekali bukan
kepastian, bukan seuatu yang diketahui.
Dua hari setelah Teuku Samalanga kembali di Palembang, bertanyakan keterangan
tentang kepergian Husni tanpa hasil, sampailah ke telinganya berita itu. Yang
mengejutkan
dia, padahal seharusnya dapat diduga mungkin terjadi. Mengenai sebuah mobil yang
mogok
ketika hendak memasuki kota Muara Bungo. Ada empat orang di dalam kendaraan itu.
Tiga di antaranya diterkam dan dicabik-cabik dua ekor harimau. Sementara orang
keempat
tidak diganggu sedikit pun. Dan orang keempat ini adalah supir mobil itu.
Ketiga orang yang diterkam dan dibunuh, lalu sebagian dimakan dua ekor harimau yang
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
89
mendatangi mobil mogok itu terdiri atas dua laki-laki dan seorang perempuan. Lelaki
yang
seorang segera dikenal, karena ia, memang orang punya nama. Dan namanya tak lain
dari
Husni, pemborong kaya yang baik hati.
Kejadian yang mengerikan bagi semua orang itu diceritakan secara lengkap oleh pak
supir yang bernama Anang. Karena perbaikan mesin yang dicoba Anang, memakan waktu
lumayan lama, maka semua penumpang merasa kepana:;an di dalam kendaraan. Mereka
keluar, karena tidak ada yang perlu ditakutkan. Harimau sekitar Muara Bungo cukup
terkenal, tetapi mereka sudah di pinggir kota. Tidak kan ada harimau di sana. Dan
Anang
melihat kedua raja rimba itu datang. Dengan tenang, sama sekali tidak melompat lalu
menerkam. Sedikit, pun tidak tergesa-gesa. Mereka tahu, bahwa penampilan mereka
memenuhi segala syarat untuk membuat para manusia tidak sanggup bergerak. Karena
takut
yang tak terhingga. Menjerit pun tak kuasa. Pasrah saja kepada nasib. Dan ketentuan
nasib
itu seperti berada pada si harimau.
Keempat manusia itu hanya punya satu keyakinan. Bahwa mereka akan mati. Hanya
keajaiban yang mungkin dapat menyelamatkan mereka. Bukan selamat dalam arti kata
tetap
utuh. Paling nasib baik pun luka-luka berat, tetapi tidak mati. Itu sudah suatu
keajaiban,
yang kemungkinannya hanya satu di antara seratus.
Hanya satu orang di antara mereka yang punya penyesalan. Bahwa ancaman bencana ini
barangkali ada sangkut pautnya.dengan perbuatannya. Mengatur penculikan, memperkosa
dan menyebabkan kematian Menora. Semua dapat dilakukannya berkat kekuatan uangnya.
Ia telah mempergunakan rezeki yang dilimpahkan Tuhan dengan cara yang bukan saja
tidak
diridhoi si Pemberi tetapi juga sangat melawan unsur kemanusiaan yang wajar.
Setelah sekitar tiga meter di hadapan keempat orang itu, harimau-harimau itu
berhenti.
Saling pandang seperti bertanya atau mufakat, apa yang akan dilakukan atau mana
yang
diterkam duluan. Pada saat berikutnya seekor harimau menerkam laki-laki yang
menculik
Menora sementara kawannya mengambil si perempuan yang bernama Raodah sebagai
mangsanya. Setelah melumpuhkan kedua korban dengan menggigit tengkuk masingmasing,
kedua tubuh itu mereka seret ke dalam semak-semak di pinggir jalan.
Supir dan Husni yang selamat tanpa mampu bicara kini saling pandang. Ada sedikit
kelegaan. Kedua harimau telah memilih mangsa masing-masing, tentu untuk dimakan.
Mungkin di dalam hati tidak sempat menaruh kasihan kepada mereka. Tetapi mungkin
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
90
mampu bersyukur bahwa mereka dibiarkan selamat. Barangkali juga kemudian terpikir
oleh
mereka, bahwa mustahil kedua harimau itu masih akan kembali. Satu manusia untuk
tiap
harimau tentu cukup. Takkan habis dimakan sekaligus. Pasti akan disisakan untuk
malam
hari atau bahkan keesokan harinya. Harimau memang punya kebiasaan untuk kembali ke
sisa-sisa korban yang belum dimakan.
Husni juga yang kemudian bisa mengeluarkan beberapa patah kata.
"Rupanya belum ajal kita," katanya.
"Mudah-mudahan begitu," sahut Anang. "Saya tidak menyangka di sini ada harimau.
Ini sudah masuk kota. Mestinya kita lekas pergi, tetapi mesin belum baik."
"Kita jalan kaki saja. Daripada diam di sini," kata Husni. Tetapi pada saat itu
terdengar
suara geraman. Seekor harimau muncul kembali dari semak-semak, memandangi kedua
lelaki yang kini gemetaran lagi. Dia kembali bukan untuk pamitan. Itu sudah pasti.
la belum
puas. Kini tentu bukan karena lapar lagi, tetapi oleh haus nyawa. Mungkin mereka
kehilangan anak atau kawan yang mereka ketahui telah dibunuh atau diambil oleh
manusia.
Dan mereka berdendam. Tidak tahu manusia mana yang bersalah tetapi orang-orang ini
manusia seperti yang membunuh atau mengambil keluarga mereka.
Tetapi teman raja rimba itu tidak datang menyertai. Tentu sedang sibuk melahap
daging empuk dengan darahnya yang manis. Kemudian, aneh sekali, mata harimau
menatap
Husni. Memandanginya dari atas ke bawah seperti seorang manusia menilai orang yang
menarik perhatiannya. Baik karena mengagumi maupun karena membencinya. Lalu
dilakukannya lompatan itu. Lompatan pembawa maut bagi manusia terkenal kaya yang
menyandang nama Husni. Ia tidak langsung menggigit tengkuknya. Ia pilih mukanya.
Taring-taringnya yang panjang dan tajam ditanamkannya ke muka Husni. Menyebabkan
dia tidak langsung mati. Tetapi meronta-ronta, walaupun tanpa harapan.
Dan semua itu terjadi di hadapan Anang yang tidak mampu berbuat apa pun.
Jangankan berteriak, berpikir pun ia sudah tidak mampu. Ia tidak punya daya, tidak
punya
tenaga. Ia, lemah total.
***
DALAM keadaan Husni masih meronta-ronta, harimau itu melepaskan mangsanya, kemudian
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
91
dipandanginya seolah-olah tampang korban itu menarik perhatian dan perlu mendapat
pengamatan khusus. Setelah itu ia menoleh kepada Anang, yang kian gemetaran karena
yakin bahwa kini tibalah gilirannya. Tiada sebab bagi si harimau untuk
memeliharanya.
Tiada sebab sama sekali. Mereka serombongan. Tidak adil, bahkan akan menimbulkan
kesan yang aneh sekali, kalau seorang di antara mereka tidak dibinasakan. Harimau
apa,
yang pakai pilih-pilih bulu segala!
Anang tahu bahwa jika harimau memandang, orang harus memandang pula tepat ke
mata si harimau tanpa berkedip. Si harimau akan kalah kuat lalu berpaling dan
pergi. di saat
demikian, kekuatan dan ketabahan biasa menjadi modal untuk menyelamatkan nyawa.
Tetapi Anang tidak mampu menatapnya. Ia tertunduk, pasrah kepada nasib. Tetapi di
luar
dugaannya, harimau itu tidak menyerang. Digigitnya Husni di bahu lalu diseretnya ke
dalam
belukar. Anang tidak merasa bebas dari maut. Harimau itu pasti kembali. Tetapi yang
dinantikannya justru tidak terjadi.
Sebelum ajal berpantang mati pun berlakulah. Sebuah mobil lewat dan dengan kekuatan
serta keberanian entah dari mana datangnya, supir itu memberi aba-aba. Mobil itu
berhenti.
"Tolong saya," hanya itu katanya.
Tanpa memberi kesempatan bagi si pengemudi untuk bertanya, ia bergegas membuka
pintu lalu masuk dan menutupnya kembali dengan satu bantingan. Kini napasnya
terengahengah
seperti orang sangat keletihan.
"Mobilmu mogok?" tanya bung supir.
"Lekaslah jalan," kata Anang. "Ada harimau."
Dan supir menancap gas kendaraannya yang terus hidup.
"Mana harimaunya?" tanya seorang penumpang.
"Ada dua. Sudah membunuh tiga penumpangku!"
Semua penumpang mendadak sontak jadi pucat. Seorang penumpang memberinya
minum dari termos.
"Kami tidak melihat harimau," kata seorang yang seperti tidak percaya akan cerita
Anang. Dengan terputus-putus karena belum normal kembali, Anang menceritakan apa
yang telah terjadi.
Mobil masuk kota, langsung ke kantor polisi. Anang melaporkan apa yang telah
terjadi.
Ia tidak mengenal dua di antara korban harimau itu, tetapi yang seorang pemborong
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
92
kenamaan, Husni.
"Mustahil," kata seorang di antara mereka. Ia lalu menangis. Karena ia saudara
sepupu
Husni. Dia tidak tahu secara terperinci, tetapi ada didengarnya bahwa Husni jatuh
cinta
kepada seorang gadis jelita di kota itu. Bagaimana kelanjutannya tidak
diketahuinya.
Polisi segera mengirim seregu tenaga ditambah pemburu yang punya nyali untuk coba
mencari binatang Was itu. Anang dengan berbagai bujukan akhirnya mau juga
mengantarkan ke tempat kejadian. Sebenarnya ia sangat takut, karena hanya dia yang
tidak
dibinasakan si raja rimba. Bantuannya kepada para pemburu dan polisi mungkin akan
membuat
harimau-harimau itu marah dan membunuhnya. Mereka akan berpikir bahwa dia
manusia tak tahu diri. Sudah dengan sengaja, karena kasihan tidak diterkam, malah
mengantarkan orang-orang bersenjata untuk membunuh. Dasar manusia tak tahu balas
budi.
Karena sedannya yang mogok merupakan petunjuk pasti tempat terjadinya bencana,
maka mereka tidak perlu mencari-cari.
"Ke mana perginya harimau-harimau itu?" tanya Letnan Polisi Manurung yang diamdiam
juga merasa sangat gentar. Lebih baik menguber residivis yang sadis daripada
mencari
harimau. Binatang buas ini terkenal sangat pandai bersembunyi, bahkan bisa
mendatangi
sasarannya tanpa memperdengarkan bunyi sedikit pun. Walaupun kaki-kakinya yang
besar
dengan badannya yang berat harus melalui dahan-dahan kering. Tidak diketahui,
mengapa
mereka bisa berjalan tanpa memperdengarkan suara. Tetapi sudah tentu Manurung
dengan
segala daya menyembunyikan rasa takutnya. Bawahannya yang peka pendengaran dapat
merasakan suaranya yang berbeda dari biasa. Suara manusia bimbang yang menekan
perasaan takut.
Anang hanya menunjukkan arah menghilangnya kedua raja rimba dari jeep hardtop.
Tidak mau turun. Dan untunglah tidak ada di antara mereka yang memaksanya untuk
turun. Sebab dia sudah memberi alasannya yang masuk akal.
"Mereka pasti akan menerkam saya, sebab saya yang menunjukkan. Mereka akan
menganggap saya sebagai pengkhianat!" kata Anang. Juga pengemudi hardtop tidak
turut
turun supaya selalu stand by, kalau mereka mesti segera lari.
Berjalan dengan kaki agak goyah sejauh beberapa meter, terdengar suara menggeram.
Dan tak lama kemudian mereka melihatnya. Dua ekor harimau dewasa yang sedang
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
93
menghadapi mangsa.
"Diam," bisik si pemburu kawakan. Dia mengangkat dan membidikkan laras senapan
dubbel loop-nya. Dan anehnya kedua harimau itu serentak menoleh ke arah empat
manusia
yang sedang menginlai dan mengancam nyawa mereka.
Suparjo juga mengangkat dan mengarahkan senjata laras panjangnya. Dengan aba-aba
mereka memilih sasaran. Masing-masing seekor.
Letnan Manurung memberi tanda untuk serentak menembak. Pelatuk ditarik. Tetapi
dengan sangat mengejutkan dan membuat mereka tambah pucat, tak satu letusan pun
terdengar. Kedua senjata api itu macet. Si pemburu memandang Manurung. Dua pasang
mata bertemu. Bicara tanpa kata. Keduanya mengatakan tanpa suara, bahwa kejadian
itu
terlalu mengherankan. Mengapa kedua-duanya senjata itu tidak bekerja? Suatu
kebetulan?
Masa iya! Baik Manurung maupun si pemburu yang tahu sedikit banyak tentang harimau,
berpikir macam-macam. Apakah ini bukan harimau biasa? Karena kedua binatang itu
tidak
pergi, juga tidak memperlihatkan tanda-tanda akan menyerang, maka Letnan Manurung
memberi tanda untuk menembak sekali lagi. Tetapi tatkala dia memberi aba-aba untuk
menarik pelatuk, mendadak kedua harimau itu lenyap bersama terdengarnya dua letusan
yang menggema. Tanpa mufakat dan tanpa mengatakan sepatah kata pun, tetapi seperti
ada
yang memberi komando, keempat orang itu lari tunggang langgang ke jalan raya yang
hanya
beberapa belas meter dari sana. Langsung menuju mobil dan memerintahkan pengemudi
mudi untuk cepat pergi. Dalam kepanikan yang amat menakutkan hanya napas-napas yang
seperti kejar mengejar yang terdengar.
Lama kemudian baru si pemburu berkata, "Itu bukan harimau. Itu setan. Harimau tidak
mungkin begitu!" Manurung tidak menanggapi. Dia teringat ke negerinya di bagian
selatan,
tempat penduduk mengenal berbagai jenis harimau. Termasuk harimau piaraan dan
suruhan
yang bisa mendadakk raib dan tidak dimakan peluru. Harimau yang merupakan "
penjelmaan dari manusia yang telah mati. Keluar dari ltuburannya di malam hari atau
bahkan kapan saja dikehendakinya lalu berkeliaran ke mana saja. Sampai-sampai
menyeberang lautan.
"Barangkali harimau suruhan," kata Manurung.
Semua yang mendengar memandang heran. Hanya Anang yang tertunduk. Seperti
Manurung, ia pernah mendengar tentang adanya binatang-binatang yang dapat disuruh
oleh
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
94
orang hebat yang menguasainya. Apakah kedua harimau itu disuruh hanya untuk
membunuh Husni dan kedua orang menumpangnya? Siapa yang menyuruh dan apakah
sebabnya? Yang pasti, siapa pun yang menyuruh tentu orang itu mempunyai rasa sakit
hati
terhadap ketiga orang itu. Tetapi mengapa? Apakah yang telah mereka lakukan
bersama?
Yang amat mengherankan ialah mengenai diri Husni. Ia terkenal sebagai orang sangat
baik
hati. Tidak sombong seperti kebanyakan orang kaya. Apa yang terpikir oleh Anang,
begitu
juga yang dipikir Manurung sambil mengajukan berbagai pertanyaan pada dirinya
sendiri.
Kini dia teringat bahwa menurut cerita orang, beberapa hari yang lalu Husni datang
ke
Muara Bungo. Tetapi hanya seorang diri.
Sebagai perwira polisi yang punya kecerdasan herpikir lain daripada orang awam, ia
lalu
memerintahkan seorang anggota intelnya untuk mencari info mengenai pemborong itu.
Tetapi dalam pada itu ia juga menyuruh seorang bawahannya untuk menghubungi Pak
Itam
yang dikenal sebagai pawang harimau. Kemampuan orang ini sudah cukup dikenal pula
di
kota kecil itu. Telah beberapa kali ia memanggil harimau yang berdosa. Karena
menerkam
dan memakan penduduk. Ada yang masuk perangkap. Tidak begitu mengherankan. Bukan
tidak boleh jadi harimau lapar yang tergiur oleh kambing yang dijadikan umpan.
Walaupun
yang dipanggil sebenarnya hanya harimau yang berdosa. Tetapi ada pula harimau yang
datang ke tempat Pak Itam menanti di hutan. Datang sambil tunduk lalu bersimpuh di
hadapannya. Dengan air mata ia mengakui kesalahannya. Telah membinasakan manusia
yang sedang menebang kayu atau menyadap getah. Ia datang menyerahkan diri untuk
dibunuh.
Sebelum berangkat Pak Itam membaca mantera-manteranya. Memanggil sambil
berkomunikasi.
"Ia tidak akan datang Pak Letnan," kata Pak Itam kepada Letnan Manurung. "Ia
menjalankan perintah majikannya. Dan ketiga orang itu memang punya dosa."
"Siapa yang menyuruh?" tanya Manurung.
"Menyesal sekali. Itu saya tidak tahu. Saya hanya punya sedikit pengetahuan tentang
harimau. Tidak tentang pemeliharaan harimau. Yang pasti, orang itu mempunyai ilmu
tinggi."
Bersama Pak Itam dan seregu polisi dengan juru tembak mereka pergi lagi ke tempat
ketiga korban harimau itu terbaring. Dan memang mengherankan. Tiada gangguan.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
95
Barulah mereka tahu, bahwa yang tewas dan sebagian tubuh serta isi perutnya telah
dilahap
harimau hanya seorang perempuan dan seorang laki-laki. Husni ternyata masih hidup.,
walaupun sudah sekarat. Seperti si harimau dengan sengaja tidak membunuhnya. Yang
dirusak hanya mukanya. Bahu kanannya remuk oleh taring-taring besar dan tajam.
Napasnya masih turun naik. Jelas kelihatan.
Husni pergi segera dilarikan ke rumah sakit. Orang sekarat harus ditolong, walaupun
sekedar menunda kematiannya. Kalau bisa, jiwanyu diselamatkan.
Mereka semua memandang Pak Itam tanpa tanya, tetapi pawang itu mengerti, bahwa
mereka ingin suatu jaminan, bahwa si raja hutan tidak akan datang menerkam sewaktu
mereka mengangkat sisa tubuh kedua korban dan badan Husni yang masih bernyawa.
Merasa, bahwa kedua harimau itu memang bukan harimau biasa, pawang itu sendiri
merasa
ragu. Ia punya firasat, bahkan keyakinan bahwa penyerangan terhadap ketiga orang
itu oleh
harimau bukan keganasan biasa. Bukan pula karena lapar. Hampir tidak pernah
kejadian
harimau berani menyerang manusia yang terdiri lebih dari dua orang. Tak jelas
mengapa,
mungkin juga karena takut menghadapi risiko. Sebab seekor harimau tak mungkin
menerkam
dua mangsa sekaligus. Yang tidak diterkam bisa bertindak, sedangkan dia harus
menumpahkan perhatian dan tenaga kepada yang disergap.
"Kita harus segera membawa yang masih bernyawa ini," kata Letnan Polisi Manurung.
Hanya pawang Itam yang menanggapi, "Sama-samalah kita meminta, semoga tidak
ada- apa-apa." Mendengar jawaban ini semua orang merasa takut, Harimau tidak akan
merelakan sisa makanannya diambil binatang lain atau manusia. Itu rezekinya. Tiap
makhluk yang mengambil akan dianggapnya sebagai perampas. Dan perampas harus
dibinasakan. Tetapi mereka juga merasa, bahwa sebagai manusia yang punya hati dan
benak,
mereka tak dapat lari dari suatu kewajiban kemanusiaan.
Lebih dulu diangkat badan Husni yang mukanya sudah sukar dikenal. Pawang Itam
tetap tinggal di situ dengan mantera-manteranya yang tidak putus-putusnya dibaca.
Sebagian dari rombongan segera pergi melarikan Husni.
Ketika tiba giliran Raodah dan kawannya diangkut, terdengar suara mengaum.
Membuat tiga orang yang masih ada di sana tambah pawang Itam dihantui rasa takut.
Jelas,
bahwa bunyi itu suatu peringatan agar sisa badan yang sudah tidak bisa ditolong itu
jangan
dipindahkan dari sana. Sekali lagi l mereka memandang Pak Itam. Ingin suatu
ketentuan
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
96
apa yang akan dilakukan. Dalam hati mereka semua berharap agar Pak Itam mengatakan
bahwa yang terbaik mereka pergi saja. Untuk tidak menghadap resiko si raja hutan
marah
dan menerkam. Memang ada pawang yang terkenal keampuhannya. Tetapi tidak dapat
dinilai sebagai suatu jaminan, bahwa kedua raja hutan itu akan mengalah. Apalagi
kedua
hewan buas itu bukan harimau biasa. Mereka dikendalikan dan diperintah oleh
manusia.
Dan apa yang mereka takuti dan diharap tidak sampai terjadi, justru menjadi
kenyataan
yang membuat tubuh mereka gemetaran. Tidak terkecuali Pak Itam, walaupun dia
seorang
pawang. Bukan tidak ada pawang harimau yang diterkam harimau. Sebagaimana ada
pawang buaya jadi mayat oleh sambaran buaya. Dua raja hutan dengan moncong yang
masih
berlepotan darah menampakkan diri sambil mendekat. Pada jarak kira-kira enam meter
mereka berhenti. Dua pemburu dan seorang anggota polisi mengangkat senjata,
mengarahkan laras ke pemakan manusia itu. Dengan tangan gemetar. Pawang Itam
menatap mata kedua harimau. Dia rasa kekecutan hatinya. Dia rasakan, pandangan
matanya
tidak mengandung kekuatan yang biasa. Kedua binatang itu juga menatap mukanya. Dan
terus menatap. 'I'idak tunduk lalu pergi seperti biasanya. Bahkan mereka bergerak
maju tiga
langkah lagi. Dan anehnya tiga orang yang siap dengan senjata api mereka bagaikan
terpaku.
Tidak mampu menekan pelatuk senjata yang mungkin merobohkan penantang mereka,
kalau saja tidak macet atau meletus tanpa mengenai sasaran. Atau kedua harimau yang
aneh
itu tidak dimakan peluru.
Raja rimba itu bergerak lagi, kini bukan beberapa langkah, tetapi langsung menuju
sisa
korban mereka. Pawang memandang dengan mata tak percaya. Laras tiga senapan turun
mengarah bumi di tangan tak berdaya. Dan mereka pun memandang dengan perasaan tidak
menentu. Tenang, bagaikan tak ada makhluk lain kecuali mereka, kedua harimau itu
menarik sisa tubuh kedua mangsa mereka. Di hadapan mata dan hidung empat manusia
yang tidak berbuat suatu apa pun selain memandang. Karena hanya itulah yang dapat
mereka lakukan. Mereka semua, termasuk pawang Itam yang sangat terkenal, seperti
terpukau atau dipukau.
Beberapa saat setelah kedua raja rimba itu menghilang, barulah manusia-manusia itu,
tanpa sepatah kata pun bergerak menuju jalan raya tempat mobil mereka menunggu. Dan
mereka naik, seorang demi seorang, masih tanpa kata.
Beberapa lama kemudian pula, barulah pawang Itam berkata, "Kita tak dapat berbuat
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
97
lain. Mereka, bukan harimau biasa!"
"Aku juga merasakan itu. Aku tak mampu menembak. Aku kehilangan semangat,
kehilangan tenaga. Berpikir pun tak mampu!" kata seorang pemburu kenamaan.
Mereka langsung ke kantor polisi dulu, melaporkan apa yang telah terjadi. Yang
tidak
menyaksikan sendiri hanya terbengong-bengong. Seperti mendengar suatu kisah khayal
yang tidak masuk akal. Tetapi itulah yang telah terjadi. Kewajaran dan hukum akal
tidak
terpakai.
***
KETIKA berita mengerikan itu sampai ke Palemhang dan ke telinga Teuku Samalanga, ia
dengan membawa serta adiknya Safinah segera menuju Muara Bungo. Atas permintaan
Teuku, Letnan PoI isi Manurung turut serta ke rumah sakit, mengunjungi Husni yang
masih bernapas.
"Dia banyak menyebut-nyebut Teuku Samalanga," kata perwira polisi itu.
Aneh memang. Dalam keadaannya yang sekarat, Husni mengenal suara Teuku bahkan
mengenali wajahnya.
"Ampuni aku," kata Husni pelan. Air mata mengalir. "Aku hanya menantikan
kedatangan Teuku. Aku bajingan, aku bajingan. Aku patut menerima nasib ini."
Letnan Wnurung heran mendengar. Tidak mengerti, mengapa kontraktor kaya itu
berkata begitu. Mengigaukah dia? Tetapi kata-katanya teratur jelas. Hanya menunggu
kedatangan Teuku Samalanga. Kenapa bukan menanti isteri dan kedua anaknya.
***
MESKIPUN muka Husni sudah dapat dikatakan binasa sama sekali oleh cakaran Mara,
Teuku
SamaIanga sama sekali tidak merasa kasihan. Dan wajarIah kalau sebagai manusia
biasa ia
tidak iba melihat korban Mara, yang harimau piaraannya. Ketika mendengar berita
mengganasnya. dua harimau terhadap hanya tiga di antara empat orang, Teuku sudah
tahu,
bahwa kedua harimau itu pasti Mara dan Mira. Harimau biasa tidak akan menerkam
orang
dalam jumlah sebanyak itu.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
98
Letnan Manurung mendengarkan dengan sangat tertarik dan penuh tanda tanya.
Apalagi melihat Husni menangis terisak-isak dalam keadaannya yang menurut hukum
kurang wajar sudah berada di ambang pintu kubur.
"Teuku mengampuni saya?" tanya Husni.
Teuku Samalanga tidak menjawab. Bagaimana mau mengampuni, merasa kasihan saja
pun dia tidak.
"Berilah aku ampun, supaya aku bisa pergi dengan tenang! Aku mengakui dosa dan
telah menerima hukuman!"
Teuku Samalanga tetap tidak memberi reaksi, sehingga menimbulkan kesan pada
Letnan Manurung, bahwa perbuatan orang yang jadi mangsa harimau ini tentu sangat
menyakiti Teuku sehingga dia berhati batu, tidak tergugah sedikit pun.
Letnan Manurung memandang dengan mata memohon kepada Teuku agar
mengabulkan permintaan Husni. Mungkin permintaan terakhir dari seorang hamba Allah
yang segera menghadap Tuhannya untuk diadili di sana. Dan Teuku mengerti apa maksud
letnan itu. Tetapi ia tetap memandangi Husni tanpa mengeluarkan kata barang sepatah
pun.
"Ampunilah saya Teuku. Dengan kata-kata yang tidak keluar dari hati pun jadilah.
Saya
mohon Teuku," kata Husni mengemis iba. Tetapi hati orang Aceh itu tidak
terlembutkan
sedikit pun. Dia cuma tidak mengatakan, bahwa bagi orang semacam Husni tidak ada
ampun.
"Kasihan dia Teuku," kata Letnan Manurung dan dengan berbisik ia berkata,
"Maafkanlah, walaupun sekedar di mulut!"
Tetapi kata-kata Manurung tidak menimbulkan pengaruh apa pun terhadap Teuku
Samalanga. Adiknya tidak bisa kembali. Tidak bisa diganti. Dan matinya karena satu
manusia sebejat Husni yang oleh kekayarayaannya merasa tak perlu membendung nafsu.
Menurut pikiran Teuku Samalanga, Husni punya pendirian, bahwa orang yang punya duit
inelimpah boleh berbuat apa saja di negeri ini. Syukur da telah didahului oleh
kedua
harimaunya. Kalau tidak, tentu dia sendiri akan menebas batang leher kontraktor
itu.
Mata Husni mulai terbeliak, seperti tak rela meninggalkan dunia karena dosanya
tidak
diampuni.
Letnan Manurung memandang Teuku Samalanga lagi, seperti mohon dengan sangat
agar dia mau mengampuni sekedar dengan kata-kata agar orang sekarat itu bisa pergi
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
99
dengan mata terkatup.
Tetapi orang dari Aceh itu betul-betul tidak bisa memaafkan, walaupun hanya dengan
mulut. Dan orang kaya yang pada suatu saat tak kuasa melawan godaan iblis itu,
menyentakkan napas terakhir dengan tubuh terangkat-angkat dan mata terus terbeliak.
Sampai badan itu tak bergerak lagi, mata Husni tetap terbuka lebar.
"Dia telah pergi," kata Letnan Manurung.
Teuku Samalanga memandangi wajah amat mengerikan itu tanpa menimbulkari kesan
pada dirinya. Letnan Manurung menutup kelopak mata Husni. Tidak berhasil. Ia telah
banyak kali melihat orang menghembuskan napas terakhir, tetapi baru kali ini
mengalami
sendiri mata yang tidak dapat ditutupkan.
Menoleh kepada Teuku Samalanga, letnan polisi itu berkata, "Barangkali dia ingin
Teuku yang menutupkan matanya. Apa pun kesalahannya semasa hidup terhadap Teuku,
cobalah tutup matanya. Tanda Teuku telah memaafkan kesalahannya!" Betapapun
lembutnya Manurung berkata, Teuku tetap tidak sudi menjamah mayat itu.
Letnan Manurung mengajak Teuku Samalanga sekendaraan dengannya ke kantor
untuk mengatakan apa yang hendak dikatakannya mengenai korban harimau itu.
Di kantor polisi lelaki yang telah kehilangan adik tersayangnya itu tidak segera
dapat
bercerita. Dan letnan yang bijaksana membiarkan. Tidak ia menganjurkannya dia untuk
bicara. Dibiarkannya orang itu meredakan amarah dan dendamnya.
Tak kurang dari sejam dua puluh menit kemudian barulah Teuku tanpa dipinta
memulai ceritanya. Ia menceritakan apa yang dialaminya sejak menjadi karyawan
Husni,
sampai orang kaya yang majikannya itu melamar adiknya. Tentang dia menolak dan
diberhentikan dari pekerjaan. Kcmudian sampai pada peristiwa mengerikan ten tang
lenyapnya
Menora. Dilanjutkan dengan berita dttcrkamnya dua lelaki dan seorang perempuan oleh
dua ekor harimau.
Sampai di situ Teuku Samalanga diam, seolah-olah ceritanya telah selesai. Bahwa
itulah
adanya, tiada lebih dari itu.
Tidak disangka Teuku bahwa Manurung menduga kisahnya tidak sekedar itu. Bahwa
letnan polisi yang dari Tapanuli itu punya sedikit pengetahuan tentang sifat dan
jenis-jenis
harimau yang ada di daerahnya.
"Tahukah Teuku barangkali, mengapa dua ekor harimau memilih hanya tiga dari empat
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
100
orang yang semuanya dapat dibinasakannya? Tidakkah sangat mengherankan, Husni
dibiarkan hidup sampai Teuku sempat bertemu dengannya dan mohon pengampunan atas
dosa-dosanya."
Teuku tidak menjawab. Padahal dengan mudah dia dapat mengatakan bahwa kejadian
itu memang sangat aneh, tetapi ia sendiri tidak tahu mengapa bisa terjadi seperti
itu. Ia tak
dapat dan tak mau berbohong.
"Di negeri saya ada harimau yang dikuasai manusia. Dapat disuruh melakukan apa
saja.
Ada juga orang mati yang kemudian menjelma jadi harimau, babi, anjing atau binatang
lainnya. Bahkan ada yang namanya manusia harimau dengan tubuh harimau tetapi
berkepala manusia!" kata Manurung lagi dalam usaha memancing keterangan atau cerita
dari Teuku Samalanga.
Karena Teuku Samalanga tetap tidak memberi jawaban, Letnan Manurung yang tidak
mudah putus asa bertanya, "Apakah di daerah Teuku juga ada hewan-hewan buas piaraan
yang tunduk kepada perintah majikannya?"
Tanpa ragu-ragu Teuku menjawab, "Ada." Hanya sepatah kata itu diucapkannya.
Dari anak buahnya yang ditugaskan mencari informasi mengenai Husni letnan polisi
itu
memperoleh keterangan, bahwa Husni datang ke kota itu beberapa hari yang lampau.
Juga
tentang seorang gadis ayu yang dibawa oleh seorang wanita dan lelaki. Karena Muara
Bungo
hanya sebuah kota kecil, maka kedatangan orang-orang baru cepat menarik perhatian.
Ketiga pendatang itu memasuki sebuah rumah yang diketahui beberapa hari sebelumnya
telah dilengkapi dengan perabotan lumayan mewah. Ke rumah itu pulalah Husni
berkunjung lalu tinggal di sana.
Ada pula orang melihat kepergian Husni dan dua dari tiga tamu yang datang duluan
sebagai penghuni. Tetapi gadis berpotongan ramping yang datang bersama mereka sudah
tidak ikut keluar rumah dan tidak pernah keluar dari sana.
Tidak sulit menarik kesimpulan, bahwa wanita muda dan punya paras menawan itu
sudah tidak ada lagi. Pernah masuk tetapi tidak pernah keluar lagi.
Tetapi tidak ada satu saksi pun yang mcnceritakan, bahwa dari rumah itu dibawa
sesuatu yang mencurigakan, yang bisa diduga kini sebagai muyat gadis yang tidak
pernah
kelihatan setelah kunjunganaya ke sana.
Oleh kesigapan polisi di Pal:embang akhirnya diketahui, bahwa Menora yang adik
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
101
Teuku Samalanga telah pergi bersama seorang wanita. Pengemudi kendaraan yang mereka
tumpang itu pun dapat dilacak dan diminta keterangan. Ceritanya sesuai dengan info
yang
diperoleh di Muara Bungo, bahwa gadis dan wanita berikut seorang lelaki dari
Palembang
telah diantarkan supir ke rumah yang sudah dipersiapkan itu.
Kemudian terbuktilah apa yang telah terjadi. Di belakang rumah dijumpai tanah bekas
galian yang telah ditutupi dengan rapi sehingga tidak akan kentara kalau tidak
diselidiki oleh
tenaga-tenaga polisi yang sudah berpengalaman. Mayat Menora terbaring tanpa kain
kafan
di lubang yang sudah ditutup rapi. Penggalian dilakukan dengan turut hadirnya Teuku
Samalanga yang melepaskan tangisnya tanpa usaha membendung. Ia sendiri yang masuk
ke
hubang dan mengangkat tubuh adiknya, yang sedikit pun tidak mengeluarkan bau
walaupun
sudah beberapa hari di dalam bumi.
Tanpa diceritakan oleh Teuku, letnan polisi itu mengetahui, bahwa Husni pasti turut
terlibat dalam kematian gadis itu. Bahkan bukan tidak mungkin dia yang membunuh.
Tetapi mengapa? Ia terkenal sebagai orang yang sangat baik, bahkan taat pada
agamanya.
Manurung yakin, bahwa bukan hanya Husni yang berdosa dalam kematian Menora.
Menghubungkannya
dengan hanya tiga dari empat manusia yang dibinasakan dua ekor harimau,
ia mempunyai sangkaan keras, bahwa kedua orarig itu pun pegang peranan.
Pemeriksaan mayat menunjukkan, bahwa Menora telah tidak perawan lagi. Dan
kegadisannya direnggut dengan kekerasan. Dalam tindak perenggutan itu Husni telah
kehilangan seluruh kehalusannya. Ia yang pada saat itu sedang kesetanan jadi tambah
menggila karena Menora memberi perlawanan sekuat daya. Tetapi hasil pemeriksaan itu
pun membuktikan bahwa Menora bukan dibunuh melainkan menggantung diri. Bekas tali
masih terlihat pada lehernya.
Berita terkaman harimau yang aneh segera disusul oleh bisik-bisik bahwa Husni yang
kaya dan 'cukup terpandang di Palembang telah melakukan pemerkosaan sebelum dia
mati
dikoyak-koyak harimau.
Karena yang diperkosa seorang gadis yang adik dukun muda cukup kawakan, maka
perlahan-lahan mulai ada yang berbisik, bahwa bukan tidak mungkin kedua harimau itu
suruhan Teuku Samalanga. Tetapi orang hanya berani berbisik karena takut. Manusia
memang makhluk yang aneh, walaupun punya akal terbaik di antara semua makhluk yang
hidup. Mereka takut, tetapi toh rnelakukannya: Seperti berbisik-bisik itu. Untuk
apa? Belum
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
102
tentu benar. Tetapi bagi mereka terasa enak menimbulkan dugaan yang menegangkan,
apalagi mencekam.
Kakak Husni yang juga kaya hanya mendengar bahwa adiknya diterkam harimau.
Bahwa adiknya itu pernah memberhentikan seorang karyawannya. Mungkin orang itu
sakit
hati lalu minta bantuan kepada seorang pandai yang benar-benar punya kepandaian
luar
biasa. Guna membalaskan sakit hatinya. Karena ada manusia yang usil mulut, maka
sampai
pula cerita kepada kakak Husni, bahwa orang yang diberhentikan itu memang penipu.
Tentu saja tidak bisa dipakai lebih lama. Yang buruk tidak sampai ke telinganya.
Karena
orang-orang di lingkungannya hanya mereka yang suka menjilat, ambil muka. Biasa!
Tukang jilat di mana-mana ada. Cara yang paling mudah untuk disenangi supaya dapat
rezeki atau naik pangkat adalah dengan jalan menjilat. Naik pangkat secara wajar,
melalui
prestasi kerja yang baik, sekarang sudah merupakan jalan yang amat panjang Bagi
orang
asing tentu terdengar aneh. Tetapi bagi orang kita sudah bukan kabar lagi. Itulah
makanya
kakak Husni yang bernama Hasan tidak sampai mengetahui bahwa adiknya itu telah
melakukan perenggutan keperawanan seorang gadis dan dia juga biang keladi kematian
Menora yang masih sekolah. Apalagi semua orang kenal kebaikan Husni. Tidak masuk
akal
rasanya orang semacam dia mau menculik dan memerkosa.
Hasan menghubungi. Abduh. Dan dukun itu mencoba. Mula-mula secara biasa. Lalu
menggunakan segenap ilmu yang ada padanya. Ternyata lawannya kelas berat yang tidak
terhadapi olehnya. Itulah makanya ia minta tolong kepada Erwin yang sudah terbukti
keampuhannya. Dari ayahnya Dja Lubuk kakeknya Raja Tigor ia mendapat info bahwa
kalau ia memenuhi permintaan Abduh ia akan berhadapan dengan orang yang amat tinggi
ilmunya. Erwin tidak mengabaikan nasihat ayahnya. Kakeknya juga mengatakan bahwa
dia
masih perlu belajar lagi. Akan ada seorang tua nanti menemuinya di Tapanuli.
Karena ompung dan ayahnya menyuruhnya berhati-hati, maka setelah sembuh dari luka
yang didapatnya dalam pertarungan dengan Jabalkat, Erwin meminta keterangan kepada
Abduh, apakah sebabnya sampai suami Fatimah diterkam harimau. Baik dia maupun
anaknya Fatimah tidak mengetahui apa sebabnya. Sepanjang tahu mereka Husni sangat
disukai masyarakat oleh kebaikan hatinya. Kalaupun ada orang yang sakit hati, maka
orang
itu barangkali seorang pekerja yang diberhentikannya karena suka mencuri. Orang itu
kabarnya punya kepandaian juga. Fatimah sama sekali tidak menceritakan bahwa ia
pernah
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
103
kedatangan tamu ketika ia di rumahnya sendiri. Bahwa tamu itu bernama Samalanga dan
menanyakan suaminya. Ia tidak punya dugaan sedikit pun bahwa pendatang itu punya
kaitan secara tak langsung dalam kematian suaminya. Memang, tatkala Samalanga ke
Lahat
mencari Husni, pemborong itu belum diterkam harimau, tetapi sudah menyebabkan
kematian Menora setelah memerkosanya karena tidak kuat melawan bujukan iblis.
"Erwin akan mampu menghadapi dukun yang punya harimau itu," kata Abduh.
"Belum tentu, karena ilmunya sangat tinggi," jawab Erwin merendah.
"Kau terlalu merendahkan diri. Itu baik. Tetapi aku tahu, bahwa kemampuannya masih
dibawah kesanggupanmu!" kata Abduh yang yakin, bahwa takkan ada orang yang punya
ilmu sehebat Erwin.
"Ayahku mengatakan, bahwa dukun yang pemilik harimau itu sukar dikalahkan," kata
Erwin. Mendetigar ini Abduh heran dan tak percaya. Bagaimana mungkin ayahnya
memberi tahu, sedangkan orang tua itu sudah tiada. Erwin sendiri pernah mengatakan
hahwa ia sudah lama kehilangan ayah.
"Ayah dan kakekku datang menemuiku dan menceritakan tentang orang berilmu tinggi
itu," kata Erwin. "Aku akan menyelidiki dulu."
"Aku akan malu sekali kalau sampai tak berhasil," kata Abduh berterus terang.
"Husni
menantuku dan abangnya Hasan telah datang meminta supaya aku berikhtiar."
Erwin berjanji akan melakukan segala yang dapat dilakukannya. Apa yang tak pernah
dilakukannya terpaksa tak dapat dielakkan sekali ini. Ia perlu melakukan
penyelidikan dulu
sebagai orang biasa, bukan sebagai manusia harimau yang dapat menghilang. Untuk itu
ia
perlu uang. Yang dia tak punya. Erwin merasa malu harus minta tolong.
Dari tanya sana tanya sini, ia kemudian pernah ke Palembang. Tidak terlalu sulit
mencari keterangan yang dibisik-bisikkan orang. Bahwa Husni telah memperkosa
seorang
gadis yang adik seorang pintar dari Aceh. Penerkaman hanya tiga dari empat orang
pun
cukup memberi keyakinan kepada Erwin, bahwa harimau-harimau itu pasti bukan harimau
biasa. Kalau bukan siluman tentu suruhan.
Langkahnya sampai ke rumah Teuku Samalanga. Orang hebat yang tidak punya
kepandaian tenung atau membaca wajah orang itu tidak tahu bahwa Erwin punya tujuan
khusus. Tetapi ada terasa olehnya bahwa Erwin bukan manusia biasa. Dia tidak tahu
apa
sebabnya.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
104
Lain halnya dengan Erwin. Ia tahu dengan orang pintar bagaimana ia berhadapan.
Sudah diceritakan ayah dan kakeknya.
Salam yang diucapkan dan tangan yang diulurkan oleh Erwin membuat Teuku
Samalanga merasa senang. Terkesan di hatinya bahwa Erwin seorang Islam yang baik.
"Saya Erwin, bahagia sekali dapat berkenalan dengan Teuku," kata Erwin
membungkukkan badan sedikit. Kini membuat Teuku Samalanga merasa agak kikuk dan
malu dan merasa amat dihormati. "Saya turut berduka atas petaka yang menimpa Teuku
sekeluarga," ucap Erwin lagi, membuat orang pintar dari Aceh itu terheran dan
bertanya
dalam hati, mengapa orang yang baru sekali dilihatnya ini mengetahui musibah yang
menimpa dirinya. Apakah maunya? Sekedar menyatakan belasungkawa? Dipandangnya
mata Erwin. Bukan mata biasa seperti kebanyakan orang.
***
TEUKU Samalanga mempersilakan tamunya masuk. Safinah yang mendengar kakaknya
kedatangan
seseorang segera keluar. Seperti biasa, dukun yang punya pendidikan tingkat
menengah itu memperkenalkan saudaranya. Ketika berjabatan tangan, gadis itu pun
merasa
bahwa Erwin mempunyai sesuatu.
"Saya datang menyatakan turut berduka atas musibah yang menimpa diri Nora," kata
Erwin. Sopan, sebagaimana ia selalu bersikap sopan. Setelah Teuku mempersilakan
Erwin
duduk sementara Safinah mengambil teh dengan hati berdebar tanpa sebab, orang Aceh
itu
bertanya, dari mana Erwin mengenal namanya.
"Dari ayah dan kakek saya," jawab Erwin.
"Berbahagia sekali masih mempunyai keduanya. Apakah nenek dan ibu Saudara masih
ada. Di mana beliau-beliau?"
"Semuanya telah tiada," jawab Erwin menimbulkun rasa heran pada Teuku.
Pada saat Teuku keheranan, Safinah keluar dengan dua cangkir teh dan kue kering. Ia
bertanya kepada abangnya apakah ia boleh ikut duduk dan tanpa menunggu jawaban ia
telah
mengambil kursi.
"Saya tidak mengerti," kata Teuku.
"Ayah dan kakek saya telah mengatakan, bahwa Teuku orang hebat dari Aceh. Itulah
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
105
makanya saya merasa beruntung sekali dapat berkenalan dengan Teuku," kata Erwin
dengan
nada biasa. Karena, memang tidak ada yang mengherankan baginya. Scbaliknya Teuku
kian
heran, bahkan cenderung berpikir bahwa tamu itu sedang menjalankan suatu muslihat.
Tetapi melihat gayanya, orang ini bukan pembohong. Mungkin orang yang agak sakit
ingatan. Safinah yang belum tahu bagaimana awal cerita hanya mendengarkan. Baginya
hanya timbul perasaan, bahwa Erwin bukan manusia biasa dan membuat hatinya belum
berhenti berdebar.
"Saudara bilang sudah tak ada," kata Teuku. Kini Safinah mulai mengerti dan turut
heran, sehingga ia tambah ingin tahu.
"Ya tetapi ayah dan kakek saya itu yang mengatakan," ujar Erwin. Dia tahu bahwa
Teuku merasa tidak mungkin, namun tidak mau mengatakannya.
Sebab mengatakan tak mungkin sama saja dengan menuduh Erwin berdusta. Dari sikap
Teuku, manusia harimau itu mengetahui, bahwa tuan rumah yang punya ilmu itu punya
sopan santun yang tidak dimiliki oleh banyak manusia.
"Ayah dan kakek saya itu datang untuk mengabarkan itu. Saya mengatakan ini kepada
Teuku karena sudah mendengar dari orang-orang yang saya tanyai, bahwa Teuku orang
pintar dan baik hati. Dan tadinya pernah bekerja pada Tuan Husni yang telah
dibinasakan
oleh kedua harimau Teuku." Wajah Teuku jadi agak berubah, begitu juga wajah
Safinah.
"Ia pantas menerima hukuman itu. Itulah cara yang terbaik. Daripada Teuku sendiri
turun tangan dengan parang sakti Teuku." Mendengar itu Teuku bertambah heran dan
sekaligus mulai merasa hormat kepada Erwin. Tidak disangsikan lagi bahwa dia bukan
orang sembarangan. Sampaisampai ke parang miliknya dia tahu. Dan kedatangan ayah
dan
kakeknya yang sudah tiada. Orang ini tentu punya sesuatu yang tidak dipunyainya.
"Betul, saya punya sedikit-sedikit, belum dapat diandalkan," kata Erwin. Orang Aceh
itu mengerti bahasa orang berilmu. Ia segera menanggapi, bahwa Erwin seorang kelas
tinggi
yang merendahkan diri, sesuai dengan sifat orang yang benar-benar punya kebolehan
tidak
kepalang tanggung. Yang suka besar omong itu hanyalah mereka yang juga punya
pengetahuan hanya secuil, tetapi berlagak seperti orang yang "bukan main."
"Saudara dapat membaca pikiran saya, lalu mcenanggapi. Pengetahuan begitu tidak ada
pada saya. Itulah makanya terjadi apa yang telah menimpa kami. Saya tidak dapat
membaca
maksud dan rencana lelaki yang merusak dan menyebabkan kematian adik tersayang
kami."
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
106
"Tidak ada manusia yang mempunyai segala ilmu. Saya tidak mempunyai parang
bertuah. Saya juga tidak mempunyai sepasang harimau yang dapat saya suruh!"
Teuku Samalanga tidak membantah. Ia menyahut polos, "Diberi seorang tua beberapa
tahun yang lalu. Saya tidak menyuruh kedua sahabat saya itu untuk membunuh si
keparat
itu," kata Teuku memaksudkan diri Husni yang tetap didendamnya walaupun sudah
tiada.
Inilah dendam yang tidak berakhir atau setidak-tidaknya tidak mudah padam.
"Kalau begitu mereka lebih daripada suruhan. Mereka tahu, apa yang mereka harus
lakukan untuk majikannya!"
Teuku Samalanga tidak menjawab. Dalam hati ia membenarkan ucapan tamunya yang
cerdas dan berilmu tinggi.
"Kalau boleh saya bertanya, adakah maksud saudara yang lain menemui saya," tanya
Teuku Samalanga. Safinah semakin tertarik. Apa kata Erwin yang kelihatan seusia
dengan
kakaknya dan punya kebolehan yang tidak dapat dipandang enteng.
"Saya rasa Teuku mengetahui, bahkan sudah sejak beberapa hari yang lalu, bahwa
seorang tak dikenal akan datang dengan maksud yang tidak terlalu baik," kata Erwin.
Apa
yang tidak terlalu baik, pikir Safinah yang kini mulai curiga kepada orang yang
sudah pasti
punya kelebihan dari manusia lain. Tanpa sembunyi-sembunyi ia memandang Erwin.
Pandangannya yang lembut tetapi mantap tidak mengurangi kekerasan hati Aceh-nya.
Apakah orang ini hendak menantang abangnya? Begitulah juga kini yang terpikir oleh
Teuku Samalanga setelah Erwin mengatakan, bahwa Teuku tentu tahu akan kedatangannya
dengan maksud yang tidak terlalu baik seperti katanya tadi.
Tetapi dengan tenang Teuku bertanya, "Apakah maksud itu? Saya sudah menerangkan
tadi, bahwa saya tidak punya kebolehan membaca pikiran dan maksud orang. Tetapi
bagaimanapun saya amat menghargai Saudara, telah mengatakan tujuan yang kata
Saudara
tidak baik itu."
"Terus terang ada pihak yang meminta saya melakukan suatu usaha yang tak mungkin
berhasil!" kata Erwin.
"Usaha apa?" tanya Teuku.
"Menghadapi Teuku, yang pada waktu itu sama sekali tidak saya kenal. Kakek dan ayah
saya yang berpesan supaya jangan bodoh berani-berani berhadapan dengan orang yang
bukan tandingan. Saya bisa binasa."
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
107
"Kakek dan ayah Saudara membesar-besarkan."
"Saya kira tidak. Ketika kami bicara, ada kilat menyambar di dalam kamar. Itulah
suatu
pertanda dari kehebatan yang jarang ada tandingannya, kata ayah saya." Safinah dan
Teuku
diam. Tidak jadi bangga apalagi sombong. Teuku yakin, bahwa kalaupun tidak dalam
semua
hal, tetapi dalam beberapa bidang tamunya ini pasti tidak pula dapat dianggap
ringan.
Bahkan mungkin tidak dapat dilawan. Apalagi dengan adanya ayah dan kakek yang setia
mendampingi manakala perlu.
"Sudah saya katakan tadi bahwa layak Tuan Husni itu mendapat hukuman tanpa Teuku
sendiri perlu turun tangan. Dan setelah saya tahu duduk perkara, saya tidak kan
sudi
mencoba apa pun sekiranya saya benar-benar punya ilnu tinggi. Apalagi dengan
kekuatan
saya yang baru seumur bawang," kata Erwin.
"Saudara orang hebat yang polos," kata Teuku.
"Tidak lebih polos dari Saudara," sambut Erwin. Teuku tambah kagum, begitu pula
Safinah.
"Siapakah yang minta bantuan kepada Abang Erwin?" tanya Safinah. Dan abangnya
membiarkan dia menyela. Apalagi dia sendiri pun sebenarnya ingin tahu.
"Tak ada baiknya kita bicarakan itu. Dan kalau kita benar-benar berdiri di tengah,
saya
rasa memang wajarlah dia mencari bantuan untuk membalas. Karena dia merasa
disakiti.
Dan dia tidak tahu duduk perkara yang sebenarnya. Hanya sebagian informasi dan
cerita
yang disampaikan orang kepadanya. Karena mereka hendak menyembunyikan yang buruk.
Demi nama baik yang biasa disandang Tuan Husni. Memang dia biasanya baik. Bahkan
baik sekali. Saya banyak mendengar ini. Hanya kemudian secara mendadak dia berubah.
Entah karena apa. Dia seperti kemasukan iblis. Yang melakukan kejahatan itu adalah
Tuan
Husni dan diselapi setan," kata Erwin menguraikan cerita yang didengarnya dan
pendapatnya mengenai peristiwa itu.
Diam-diam Teuku Samalanga menyadari dan harus mengakui bahwa perubahan Husni
terjadi setelah ia berkenalan dengan adiknya, Menora. Kalau dia tidak berkenalan
dengan
gadis itu barangkali dia tidak pernah akan kesetanan dan Menora juga tidak akan
mati
dengan cara begitu. Husni sama sekali tidak bersalah kalau sampai jatuh hati kepada
Menora. Semua orang berhak menyenangi atau jatuh cinta kepada seseorang. Tetapi
kalau
ada hambatan, misalnya sudah punya isteri atau tunangan, tidak akan mampu membiayai
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
108
rumah tangga ataupun yang dicintai tidak dapat membalas, haruslah orang
mendinginkan
kepala dan mengambil keputusan yang bijaksana. Jangan sampai yang berkuasa lantas
menggunakan kekuasaan atau yang kaya mempergunakan harta kekayaannya untuk
mencapai maksud. Itu sama dengan paksaan dan sama pula jahatnya dengan perkosaan.
Tetapi bagaimanapun Teuku Samalanga dan Safinah merasa bahwa sedikit banyak adik
merekalah jadi penyebab hilangnya kcseimbangan Husni sehingga menyebabkan iblis
iiiudah memasuki dirinya. Memang benar, kalau tidak pernah sampai berkenalan,
Menora
tidak akan ditimpa bencana itu, tetapi kejahatan Husni sampai menculik dan
memerkosa
lalu akhirnya menyebabkan kematian adiknya tetap tidak menjadi ringan karenanya.
Pada waktu mereka berbincang-bincang terdengar orang memberi salam. Seperti biasa
Teuku menyakuti dengan salam pula, melihat ke luar. Ada tamu. Sudah berusia lanjut,
berambut dan bermisai putih. Gagah masih. Pada usia mudanya tentu ganteng sekali.
"Boleh saya masuk?" tanya orang tua itu lalu masuk tanpa menunggu dipersilakan.
Radikal juga dia. Dan seperti tidak punya segan-segan. Kemudian Teuku
mempersilakan,
walaupun ia merasa seperti ada yang memaksanya untuk mempersilakan. Padahal hatinya
masih ragu-ragu, ingin tahu siapakah orang itu dan apa maksud kedatangannya. Semua
itu
hanya tinggal di dalam hati, tidak ditanyakannya.
Orang tua itu masuk. Begitu tamu baru itu sampai di dalam, Teuku dan adiknya jadi
sangat terkejut heran mendengar Erwin berkata tertahan, "Ayah," lalu ia berlutut
mencium
tangan Dja Lubuk. Yang datang itu memang, tiada lain daripada Dja Lubuk, ayah Erwin
dalam wujud manusia utuh. Tua, tetapi gagah dan penuh wibawa. Teuku dan adiknya
Safinah saling pandang. Tanpa kata, seperti tak percaya akan apa yang mereka
hadapi.
"Inilah ayahku, Teuku," kata Erwin. Begitu pula dikatakannya kepada Safinah. Kedua
kakak beradik itu mendekat dan menyalam Dja Lubuk dengan sikap sangat hormat.
Walaupun merasa seperti dalam mimpi. Tangan orang tua yang sebenarnyanya sudah
meninggal itu hangat. Sama dengan orang biasa. Matanya memandang lembut kepada
Teuku dan Safinah, tetapi kedua orang itu segera menundukkan muka karena tak kuat
menatap wibawa yang dipancarkannya.
Oleh herannya, baik Teuku maupun adiknya tidak mempersilakan tamunya duduk,
tetapi Dja Lubuk mengambil tempat di sebuah kursi. Begitu pula Erwin dan kedua
pemilik
rumah. "Enak duduk bersama orang utara yang sarat ilmu," kata Dja Lubuk. Oleh heran
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
109
yang belum juga mengurang, Teuku tidak menjawab. Melihat, bahwa Teuku dan adiknya
terus tunduk karena tak kuasa memandang matanya, Dja Lubuk berkata, "Kalian tak
suka
melihat aku?" mendengar ini Safinah dan Teuku langsung memandang karena tak mau
disangka tidak menyukai. Dalam hati mereka bertanya, benarkah orang tua ini sudah
meninggal? Lalu bangkit dari makamnya dan kini duduk bersama? Tidak ada tanda-tanda
bahwa ia lain daripada manusia biaasa.
"Memang benar, aku telah tiada. Tetapi seperti kalian lihat, aku ini ada. Sengaja
datang
untuk menyampaikan rasa gembira karena Teuku dan anakku Erwin jadi sahabat. Aku
tadinya mengkhawatirkan kalau-kalau kalian jadi bermusuhan!"
Safinah masuk mengambil sebuah cangkir dan mengisinya dengan teh manis yang
tersedia di dalam leko. Kemudian ia mempersilakan tamunya minum. Dan dengan
mengucapkan terima kasih Dja Lubuk minum, tanpa terdengar suara hirupan. Ia tahu
bagaimana minum dengan sopan. Orang ini pasti punya ilmu luar biasa. Dibawanya ke
liang
kubur dan kemudian dibawanya lagi ke atas bumi untuk mendampingi anak tersayangnya.
Mereka hanya sesekali bertanya dan tertawa santai tetapi amat terbatas. Terutama
Safinah dan Ceuku. Bagaimanapun mereka terus dicekam keheranan dan hampir tidak
percaya, bahwa mereka sampai duduk dan bercerita dengan orang yang bangkit dari
kuburnya. Dan pengalaman kedua saudara yang baru ditimpa kemalangan itu kiranya
bukan
sampai di situ. Sekali lagi terdengar orang mengucapkan salam. Dan sekali lagi pula
Teuku
pergi melihat. Tentu saja ia jadi kian heran, karena seorang tua lagi datang. Lebih
tua dari
Dja Lubuk, juga penuh wibawa tetapi tidak seganteng dia. Sama halnya dengan Dja
Lubuk,
dia pun bertanya apakah dia boleh masuk dan tanpa menunggu jawaban ia pun masuk.
Keheranan Teuku dan Safinah kian memuncak ketika Erwin bangkit dan mencium tangan
orang itu sambil berkata "ompung." Teuku dan adiknya tahu, bahwa ompung artinya
kakek
atau nenek di Tapanuli. Dan mereka pun segera tahu, bahwa yang ini pun orang telah
meninggal yang datang lagi ke permukaan bumi.
Kini, baik Teuku Samalanga, apalagi Safinah merasa lebih daripada bermimpi. Dua
manusia, telah meninggal, keluar dari kuburan lalu datang ke rumah mereka untuk
bercakap-cakap. Bagaimanapun aneh dan tak masuk akal, tetapi inilah yang terjadi di
rumah
Teuku Samalanga yang dari kampungnya merantau ke kota Palembang.
"Aku pun datang untuk menyatakan rasa senangku terhadap persahabatan kalian.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
110
Cucuku ini belum banyak pengetahuan, barangkali Teuku suka melimpahkan sedikit-
sedikit
kepadanya," kata Raja Tigor tak kalah ramahnya dengan Dja Lubuk. Terasa oleh Teuku
Samalanga dan adiknya betapa halus budi pekerti dan bahasa orang-orang Mandailing
ini.
"Sesekali datanglah ke daerah kami. Tidak banyak orang yang mengenal. Hanya daerah
miskin dengan sedikit tanaman kopi dan karet. Tapi banyak pengisi rimbanya. Teuku
mempunyai dua ya," kata Raja Tigor. "Kedua-duanya sangat terlatih. Jarang piaraan
sepintar
itu." Mendengar ini Teuku semakin sadar bahwa ia benar-benar berhadapan dengan
keluarga berkepandaian aneh dan sangat ajaib. Sehingga yang satu mati tetap saja
dapat berkumpul
seperti biasa dengan yang masih hidup.
Bagaimanapun rendah hati dan tak tahu menyombong, Erwin merasa bangga
mempunyai kakek dan ayah yang tanpa diduga sedikit pun datang bertamu ke rumah
Teuku
Samalanga yang semula diperkirakan akan jadi lawannya bertanding. Ia mula-mula
percaya,
bahwa orang yang dimintai bantuan oleh musuh Husni pasti manusia yang amat tangguh.
Itu telah dikatakan oleh Abduh yang mertua Husni. Yang sekaligus ayah Hasanah yang
tergila-gila pula setengah mati terhadap Erwin. Kebanggaan Erwin punya sebab yang
mudah dipahami. Ia senang melihat Safinah yang ramah dan sportif walaupun abangnya
berilmu tinggi dengan kemampuan mengobati penyakit-penyakit berat. Ia juga amat
senang
kepada Teuku yang ternyata amat baik hati. Apa yang dipujinya mengenai diri Teuku
memang keluar dari hati. Bukan untuk ambil muka. Tetapi selain itu semua, tanpa
dapat
dilawan dan ia pun sama sekali tidak berusaha melawan suatu perasaan di dalam
hatinya,
bahwa Safinah tanpa sengaja telah menyelinap ke dalam hatinya. Aneh, perasaan itu
datang
begitu saja. Mendadak, tidak dapat dijelaskan mengapa. Barangkali boleh dikatakan
termasuk apa yang orang kata tertarik pada pandangan pertama. Tidak dapat dibantah
bahwa perasaan ini pasti lain. Hasanah yang merawat dan berdaya upaya mengambil
hatinya, tidak berhasil. Begitu pula Susanty yang menyebabkan dia menghindar dari
Jakarta.
Erwin yan tidak.biasanya mencuri-curi pandang, sekali ini mengerling-ngerling
Safinah, si
perawan Aceh berhati karang itu. Adik dari Teuku Samalanga yang berparang panjang
disertai dua harimau yang telah membuktikan kecerdasan dan keganasan. Harima liar
yang
pemakan manusia. Sedangkan dirinya manusia merangkap harimau.
***
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
111
ERWIN yang merasa bahwa dia tertarik pada Safinah, mendadak menggelengkan kepalanya
untuk membuang apa yang coba menggoda hatinya. Dia malu pada dirinya, yang
dinilainya
tak tahu diuntung, walaupun beberapa wanita jatuh hati padanya tanpa mendapat
balasan
seimbang. Sekali ini dia merasa, bahwa hatinyalah yang bergoncang, sedangkan
Safinah
mungkin tidak merasa apa-apa. Betapa malunya kalau si penampik cinta itu sekarang
mendadak
jatuh hati pada seorang yang baru sekali dilihatnya.
Ketika dia memandang ayah kemudian ompungnya tampak senyum pada wajah kedua
orang tua itu. Entah senyum apa namanya. Tetapi dia tidak sangsi lagi bahwa ayah
dan
kakeknya telah membaca apa yang tersurat di dalam hatinya.
Dan ayah yang suka menggoda karena sayang pada anaknya itu berkata sambil melihat
Safinah, "Boleh bapak mengatakan sesuatu tentang dirimu gadis jelita?"
Safinah dan kakaknya kaget tetapi hampir serentak berkata, "Silakan pak. Apa yang
bapak lihat?"
"Bukan lihat. Hanya menduga," jawab Dja Lubuk.
"Katakanlah pak," pinta Safmah.
"Ada orang sedang memikirkan dirimu."
Safinah tertawa. Lega, karena semula dia, menyangka, bahwa orang tua itu akan
mengatakan sesuatu yang menakutkan atau setidaknya jadi pikiran. Melirik ke anaknya
Dja
Lubuk melihat, bahwa Erwin memerah jambu. Ia tahu bahwa ayahnya memaksudkan
dirinya. Tetapi sama sekali bukan dengan maksud jelek.
"Kenapa kau tertawa?" tanya Dja Lubuk. "Kau tahu siapa yang memikirkan dirimu itu?"
Muka Erwin kian memerah. Kalau ayahnya nanti sampai menyebut dirinya, benar-benar
tidak lucu. Tetapi masa iya ayahnya akan membuat dia malu dengan mengatakan bahwa
yang memikirkan Safinah itu tak lain daripada seseorang yang sedang berada di
antara
mereka. Mengatakan begitu saja Safinah akan tahu bahwa orang itu pasti Erwin.
Mustahil
orang-orang tua yang sebenarnya sudah mati, walaupun ada di sana.
Menjawab Safinah, "Kalau cuma dipikirkan seseorang biar saja pak. Tiap orang tentu
memikirkan seseorang atau bahkan lebih daripada seorang. Kakak saya ini entah
memikirkan siapa. Dan barangkali bang Erwin juga memikirkan seseorang. Dan dia
dipikirkan pula oleh beberapa orang. Anak bapak kan ganteng," kata Safinah berani
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
112
berkelakar karena merasa keluarga itu semua baik budi dan rcndah hati. Teuku
Samalanga
tertawa.
"Kalau kukatakan bahwa orang yang memikirkan Safinah ini seorang yang biasanya
tidak mau lahu dengan wanita, bagaimana? Apa masih juga tidak peduli?" tanya Dja
Lubuk.
Gadis itu jadi tertarik.
"Kalau benar begitu, cukup menarik juga," kata Safinah ringan. "Bolehkah saya tahu
siapa orangnya? Atau bagaimana orangnya." Mendengar pertanyaan ini, Erwin memucat
dan berdebar. Siapa tahu, sekali ini ayahnya berkelakar agak jauh. Untung saja dia
bisa
menahan diri. Tidak jadi salah tingkah.
"Orangnya baik. Itu dapat kujamin. Tetapi dia selalu gelisah oleh nasib yang
menimpa
dirinya. Suatu takdir yang tak dapat dielakkan."
"Apakah saya juga akan jatuh cinta padanya pak?" tanya Safinah.
"Maafkan, aku tak mau menjawabnya," kata Dja Lubuk. Lalu dia menunduk.
Safinah merasa heran, begitu pula Teuku Samalanga. Orang tua ini berkata polos,
tetapi
ia menyembunyikan orang yang katanya memikirkan Safinah. Mengapa? Tak mungkin
tanpa sebab. Tentu berdasarkan penglihatannya. Justru ini yang membuat Safinah kian
tertarik.
"Mengapa bapak menyembunyikannya? Ada apa sebenarnya. Saya jadi ingin tahu,"
pinta Safinah. Ia yakin sekali, bahwa kedua orang tua itu, begitu pula Erwin
mempunyai
pengetahuan amat tinggi. Bapak itu pasti mempunyai alasan kuat untuk tidak mau
mengatakan apakah Safinah akan jatuh cinta. Padahal jawabannya hanya berupa "ya"
atau
''tidak" saja.
"Karena orang itu punya kemauan keras. Punya kepintaran pula. Juga punya sesuatu
yang kukatakan "takdir" tadi. Mungkin kau semula tidak cinta padanya, tetapi oleh
kepandaiannya akhirnya kau jadi jatuh hati juga. Boleh jadi pula sebaliknya. Kau
mencintainya, kemudian setelah mengetahui nasib yang kukatakan takdir itu kau
berbalik
jadi takut dan benci padanya."
Safinah termenung diam. Dia terpengaruh oleh keterangan Dja Lubuk. Begitu pula
abangnya. Teuku Samalanga tidak ragu-ragu akan apa yang dilihat oleh Dja Lubuk.
Lain
halnya dengan Erwin. Dengan apa yang diceritakan ayahnya ia tahu, bahwa belum tentu
dirinya akan dicintai oleh Safinah. Tetapi boleh jadi pula Safinah yang semula
membalas
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
113
cintanya kemudian akan berbalik jadi takut dan benci kepadanya. Dia khayalkan apa
kirakira
yang mungkin terjadi.
"Pak Dja Lubuk," kata Safinah, "saya mulai kuatir. Tolong katakan, di mana orang
yang
bapak inaksud itu. Di Aceh ataukah di kota Palembang ini?"
"Kalau sekedar itu boleh kujawab. Orang itu ada di Palembang. Aku dapat
merasakannya. Kalau dia dipisahkan oleh lebih dari tiga sungai dari tempat kita
duduk ini
saya tidak akan dapat merasakan kehadirannya !"
"Apakah dia tetangga kami pak?" tanya Teuku Samalanga yang cemas memikirkan
adiknya.
"Tidak, dia sedang di kota ini, kadang-kadang melintasi rumah ini, tetapi bukan
tetangga. Tempat kediamannya yang sebenarnya juga bukan di sini. Kelak kalian akan
mengetahuinya," kata Dja Lubuk.
"Apa maksudnya melintas di depan rumah kita ini pak?" tanya Safinah.
Hati Erwin yang berdebar-debar cemas sejak ia tahu dirinya yang dimaksud ayahnya,
seperti terhenti sejenak. Ayah tersayangnya sudah sekian kali menyerempet-nyerempet
dirinya. Dia kuatir kalau Safinah sampai tahu, bahwa dialah orangnya yang sedang
memikirkan dara itu.
"Tidak ada maksud buruk. Dia pernah masuk pekarangan ramar kalian ini," kata Dja
Lubuk. " Dia sengaja menggoda anaknya. Dia tahu anaknya tidak enak hati, tetapi
orang
yang jatuh cinta juga tidak boleh hanya mau enaknya saja, begitu piker Dja Lubuk.
"Apakah dia ada menanamkan sesuatu di pekarangan ini?" tanya Safinah yang percaya
akan kekuatan guna-guna, baik yang dikirim melalui mantera maupun yang ditanam di
sekitar rumah. Ada kala nya di depan pintu supaya dilangkahi oleh orang yang
dimaksud.
"Ah tidak. Orang ini tidak punya sifat buruk. Dia bahkan sangat benci pada orang
yang
mempergunakan guna-guna."
"Kami sudah agak lama di sini," kata Raja Tigor tiba-tiba. "Kami pulang dulu.
Mari,"
katanya kepada Dja Lubuk.
"Bagaimana Erwin," kata Dja Lubuk kepada anaknya. "Betul kata ompungmu. Kami
sudah terlalu lama. Sudah banyak ngobrol dengan Teuku yang hendaknya suka jadi
sahabatmu. Belajarlah dari dia. Kami senang, kau tidak sampai dipergunakan orang
untuk
berhadapan dengan Teuku !"
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
114
"Memang aku pun tidak bersedia ayah. Nomor satu karena apa yang dilakukan kedua
harimau piaraannya itu sudah wajar. Kedua karena aku sadar bahwa aku tak mampu
menghadapinya, sekiranya ia melakukan perbuatan tercela yang menyakiti orang lain.
Ayah
tahu, kepandaianku baru sekuku Teuku saja," kata Erwin membuat Teuku merasa malu,
tetapi juga tambah hormat kepada ketiga tamunya itu.
Dja Lubuk, kemudian Raja Tigor disalam oleh Erwin dengan mencium tangan mereka.
Lalu kedua orang tua itu menyalam Teuku dengan adiknya. Setelah itu mereka
melangkah.
Hanya selangkah, lalu raiblah mereka tanpa meninggalkan bekas. Berbeda dengan
kedatangan mereka tadi.
Erwin tunduk sementara Safinah dan Teuku saling pandang. Mereka amat mengagumi
Erwin yang sama sekali tidak menunjukkan kehebatan atau rasa bangga atas kemampuan
ayah dan kakeknya.
"Saya merasa sangat beruntung dan mendapat kchormatan boleh berkenalan dengan
Saudara dan ayah serta ompung saudara," kata Teuku Samalanga.
"Terima kasih," jawab Erwin yang lalu menguI;ingi bahwa ia merasa bahagia dapat
bertemu dengan Teuku Samalanga.
"Kata ayah saya, kedua nenek piaraan Teuku itu bernama Mara dan Mira," kata Erwin.
Teuku membenarkan. Erwin lalu mengatakan, bahwa ia ingin sekali berkenalan dengan
kedua piaraan itu.
"Untuk apa?" tanya Teuku.
"Untuk menyatakan rasa kagum saya. Karena inereka bukan suruhan biasa. Mereka
dapat bertindak sesuai dengan keharusan. Jadi tidak sematamata atas perintah. Saya
pernah
mengenal seorang kucing seperti itu," ujar Erwin lalu menceritakan tentang Sati,
Kucing
suruhan kepunyaan Sumarta yang kemudian menjadi sahabatnya. Dengan Sumarta dia
pernah ke Muangthai. Di sana dia bertemu dengan seorang nenek yang menunggang dan
menguasai seekor harimau yang sangat besar.
"Sudah jauh perjalanan Saudara," kata Teuku "Saya dengar di negeri Thai banyak
sekali
harimau."
"Ya, dan besar-besar. Ada orang-orang pintar yang memiliki harimau dan gajah
suruhan." Atas pertanyaan Safinah dan abangnya Erwin menceritakan pengalamannya
dengan dr Anton yang akhirnya kawin dengan Nona Lydia Savetsela yang asal Muangthai
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
115
dan Christine yang tergila-gila oleh kekuatan guna-guna Sumarta yang pekerjaan
sehariharinya
tukang jual buah, tetapi kemudian jadi semacam dukun oleh kesaktian kucing
suruhannya.
Atas mufakat bersama, ketiga orang itu akan berangkat keesokan harinya ke Muara
Bungo. Safinah dan abangnya untuk ziarah ke makam Menora yang dikebumikan di sana.
Erwin ingin melihat tempat Husni dan kedua kaki tangannya diterkam harimau-harimau
milik Teuku.
"Di mana saudara menginap malam ini?" tanya Teuku, yang sudah mengetahui bahwa
tamunya itu datang dari Lahat.
"Tidak menjadi soal," jawab Erwin. "Di surau atau di mesjid." Ia yang sedang
tertarik
pada Safinah yang kelihatan lumayan berada, tidak segan-segan mengatakan yang
sebenarnya. Akan bermalam di surau. Kata-kata lain untuk ditempat yang tidak usah
mengeluarkan biaya. Safinah memandang kakaknya. Cukup untuk membuat Teuku
menawarkan kepada Erwin untuk bermalam di rumah mereka saja. Manusia harimau itu
menolak, tetapi atas permintaan Safinah akhirnya anak Dja Lubuk menurut. Tidur di
bawah
satu atap dengan wanita yang disukaiuya tetapi belum tentu menyukai dirinya.
"Kalian baik sekali," kata Erwin. "Tidakkah kalian curiga?"
"Jangan berkata begitu. Kami malah mendapat kehormatan dapat bersama saudara.
Sungguh, kami merasa bahagia sekali."
"Kalian sudah melihat, bahwa ayah dan kakek<u yang datang tadi sebenarnya sudah
tidak ada. Tidakkah kalian merasa kuatir? Kalian sama sekali belum mengenal aku.
Dan aku
sudah mengatakan, bahwa semula aku diminta orang untuk menghadapi Teuku!"
"Kuatir? Bukankah kita telah bersahabat. Begitu dipinta ayah dan ompungmu. Begitu
pula keinginan dan harapanku kepada saudara."
"Terima kasih. Kuharap aku dapat memenuhi harapan kalian," kata Erwin, penuh
keraguan dan kecemasan. Oleh karena ia sewaktu-waktu bisa berubah menjadi bertubuh
harimau. Kalau sampai terjadi, akan celakalah dia. Tetapi kalau sampai terjadi dan
Safinah
mengetahuinya ia akan segera tahu bagainana sikap gadis itu terhadap dirinya.
Itulah yang
tadi tak dikatakan ayahnya, tetapi jelas digambarkan, bahwa takdir dirinya akan
menentukan
apakah waiita pilihan hatinya masih akan menyukai dia. Seperti Indahayati tetap
mencintainya setelah mengetahui, bahwa ia makhluk yang berbadan harimau dan
berkepala
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
116
manusia. Sehingga dinamakan manusia harimau.
***
MALAM itu mereka bertiga makan bersama. Setelah Erwin duduk dengan pakaian tak
berganti
walaupun telah mandi, tahulah kedua kakak beradik dari Aceh itu bahwa tamu mereka
tidak
punya pesalin, walaupun dia membawa ransel yang tidak mereka ketahui apa isinya.
Dia
orang berilmu, punya sopan santun terpuji. Semiskin itukah dia? Ataukah dia
termasuk
orang yang punya pantangan tak boleh ganti pakaian semaunya? Memang ada orang
berilmu
yang hanya boleh sekali sepekan bersalin pakaian.
Dan pada hari tertentu pula. Ada lagi yang tidak boleh beralas kaki. Tetapi Erwin
ini
memakai sandal jepit. Hanya pakaiannya agak kumal.
Safinah dan Teuku meminta agar Erwin tidak segan-segan. Berbuat seperti di rumah
sendiri. Erwin tahu apa yang dipikir dan dipertanyakan pada diri sendiri oleh kedua
orang
Aceh yang baik hati itu.
"Saya memang musafir tak mampu. Tidak ganti pakaian bukan karena pantang, tetapi
karena memang tidak punya. Ada sepotong dua di Jakarta tidak dibawa. Untuk
memperingkas bawaan."
Safinah memandang abangnya. Keduanya menyadari, bahwa tamu mereka membaca
pikiran mereka dan menunjukkan bahwa ia tahu apa yang mereka pikir tentang dirinya.
Sedang mereka makan, datang seorang laki-laki bermobil. Mohon bantuan Teuku. Ada
serang yang sedang sekarat. Mengempas-empaskan badan sambil meronta-ronta. Seorang
dokter yang hendak memberinya suntik penenang dipukulnya sampai terlentang.
"Maaf," kata Teuku. "Pikiran saya belum wajar. Tak sanggup saya memusatkannya pada
suatu tujuan." Lalu Teuku minta kepada Erwin untuk sudi berusaha menolong si sakit.
Menghormati permintaan tuan rumah, yang wajar belum dapat mengkonsentrasi pikiran
oleh musibah yang baru menimpa, Erwin mengangguk dengan kata-kata, "Saya coba.
Tetapi saya bukan ahli. Sekedar berusaha. Tuhan jualah yang menentukan!"
Keluarga Raden Rahmat termasuk keluarga terkenal kaya di Palembang. Ketika Teuku
dan Erwin tiba di sana, masih ada dua orang dokter yang seorang dukun terkenal yang
ternyata tidak berhasil. Seperti , biasa, mereka memandang ringan kepada Erwin yang
masih
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
117
muda dan berpakaian lusuh. Kalau mereka tidak berhasil, bagaimana pula si dukun
palsu ini
akan bisa berbuat lain daripada coba menipu, pikir inereka.
"Saya bukan orang pandai. Tetapi saya ingin terangkan, bahwa saya pasti tidak punya
niat menipu.. Kalau ada yang menyangka begitu, buanglah pikiran itu jauh-jauh,"
kata
Erwin. Dan ia memandang lurus-lurus pada dua orang dokter dan dukun yang sudah
berumur serta cukup dikenal di Palemhang. Ketiga orang itu menundukkan muka. Jelas
tampak oleh Teuku. Jelas pula tampak oleh Raden Akib yang abang si sakit. Teuku
merasa
girang atas kata-kata pedas sahabat barunya itu.
Seperti biasanya kebanyakan dukun, Erwin pun meminta semangkuk putih air dan
sebutir telur ayam. Dimasukkannya telur ke dalam air, tenggelam. Si sakit meronta-
ronta,
dipegangi oleh tiga orang laki-laki. Cepat Erwin mengeluarkan pisau tuanya yang
sudah
karatan. Membaca mantera. Menakjubkan semua yang hadir, Raden Rahmat berhenti
mengamuk. Menjadi tenang. Pak dukun yang gagal dan dua dokter yang tidak berhasil,
mulai malu. Tidak selalu terjadi, tetapi kali ini seorang muda berpakaian kumal
ternyata
unggul. Erwin mencelupkan ujung pisaunya ke dalam air, membaca lagi. Kemudian
menarik
pisau dari mangkuk, menyimpannya kernbali. Telur yang tenggelam tadi kini timbul
seperti
telur yang tidak ada isinya. Semua mata memandang, kagum tanpa menyebutkan sepatah
kata pun.
Mendadak si sakit bicara, "Hai, mengapa kalian kerumuni aku? Aku bukan tontonan.
Pergi kalian semua. Aku mau ngomong-ngomong dengan kawanku ini saja," kata Raden
Rahmat sambil menunjuk Erwin dan Teuku Samalanga.
Raden Rahmat memberi salam. Katanya, "Aku pernah melihat kalian dalam mimpiku.
Lalu kita makan bersama-sama." Ia yang tuan rumah lalu memerintahkan agar makan
malam disiapkan. Dikatakannya bahwa isterinya dan Raden Akib boleh turut makan.
Lalu
mereka makan berlima. Tidak ada membicarakan penyakit.
Setelah selesai makan dan Erwin mohon diri, ia minta agar menunggu sebentar. Raden
Rahmat masuk, keluar lagi dengan seberkas uang, lima ratus ribu. Masih baru-baru
dengan
nomor urut. "Aku ingin saudara menerima pemberianku yang sedikit ini," katanya.
Erwin
menerima, menghitung empat puluh ribu, lalu mengembalikan lebihnya kepada Raden
Rahmat. Membuat semua orang tercengang. Tak mengerti. Dukun sombong atau dukun
kurang waraskah ini?
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
118
***
TANPA dipinta Erwin berkata, "Bukan sombong dan kurasa juga bukan kurang waras. Apa
yang mau disombongkan. Aku bukan orang kaya. Tentang kewarasan kurasa memadai."
Raden Rahmat dan isteri, abangnya Raden Akib dan Teuku Samalanga kaget dan malu.
Pertanyaan mereka di dalam hati dapat dibaca oleh Erwin. Keheranan mereka disertai
dengan ketidakmengertian. Mengapa dukun yang tidak punya duit itu tidak mau
menerima
uang yang tentu amat perlu baginya. Setidak-tidaknya untuk pembeli dan pengganti
pakaian
yang sudah agak kumal.
"Masih ada sehelai kemeja dan celana untuk persalinan," kata Erwin menjawab
keheranan yang tidak dinyatakan dengan kata-kata itu. Tentu saja ucapannya itu
membuat
mereka bertambah kagum pada dirinya.
Sama halnya dengan banyak pasien yang suda ditolongnya, Raden Rahmat bertanya
apakah yang dapat diperbuatnya sebagai tanda terima kasih.
"Bersyukur sajalah kepada Tuhan, bahwa Tuan mulai sembuh kembali. Sebab Dialah
sebenarnya yang Mahapemurah dan pengasih. Tanpa izinNya Tuan tidak akan sembuh,"
kata Erwin. Mereka tunduk. Tidak pernah menyangka ada manusia seperti ini. Apalagi
di
zaman sekarang, di mana kebanyakan manusia hanya memandang harta dan berlomba untuk
mendapat sebanyak mungkin. Sebagian dari mereka dengan menghalalkan segala cara.
Yang
teramat malu adalah Teuku Samalanga sendiri. Tamunya ini bukan hanya aneh, tetapi
begitu
banyak punya pengetahuan tentang kehendak Allah dan mengamalkannya dengan baik.
Betapa masih rendah budinya dibandingkan dengan orang dari Mandailing itu. Dia
sendiri
tidak pernah menjahili sesama manusia, suka pula menolong, tetapi kebaikannya itu
menjadi
hanya sebesar zarrah kalau dibandingkan dengan ketinggian budi Erwin. Masih ada
orang
yang tidak mementingkan materi padahal ia dengan mudah dapat meraihnya. Dengan
jalan
halal lagi. Apa yang diberikan Raden Rahmat kepadanya sama sekali bukan harga
menurut
tarip, tetapi suatu pemberian dari rasa senang dan penuh keikhlasan.
Tidak tahu bagaimana perasaan kedua orang dokter dan seorang dukun yang semula
mengejek Erwin di dalam hati masing-masing, kalau mereka melihat kenyataan ini.
Sayang
mereka sudah pulang, karena dianggap tidak berguna oleh Raden Rahmat yang tadinya
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
119
sakit. Mereka sama sekali tidak ditawari untuk turut serta bersantap.
"Siapa nama bapak?" tanya Raden Akib.
"Jangan panggil saya bapak, tidak pantas. Sayalah yang harus ber-bapak. Nama saya
Erwin. Cukup menyebut saya dengan nama saja," kata Erwin. Ia lalu mohon diri,
diikuti
oleh Teuku Samalanga yang tidak putusnya mengagumi orang itu.
"Jangan kagumi aku," kata Erwin. "tanpa kehendak Tuhan aku sama sekali bukan
apaapa.
Hanya manusia biasa yang berikhtiar dan memohon kemurahan Allah. Tiada lebih dari
itu."
"Saudara terlalu merendahkan diri. Merendahkan diri memang terpuji, tetapi kalau
sampai berlebihan seperti Saudara membuat aku jadi sangat malu. Sebenarnya akulah
yang
bukan apa-apa. Karena tiap habis menolong seseorang, aku selalu mengharapkan
imbalan
yang cukup, walaupun aku tidak terang-terangan meminta," kata Teuku Samalanga.
"Suatu keterbukaan yang baik sekali," tanggap Erwin. "Tanpa menentukan upah itu
saja
sudah baik sekali. "
"Tetapi mengapa Saudara tidak mau menerima pemberian sukarela tadi?"
"Entahlah. Tak dapat saya jawab. Saya tidak ingin memiliki banyak uang. Atau belum
ingin. Entah di kemudian hari barangkali saya jadi lain."
"Bukan pantangan?" tanya Teuku Samalanga.
"Tidak. Saya sendiri pun tidak mengerti mengapa saya begini."
"Saudara berhati mulia."
"Entahlah. Saya menyangsikannya. Sebab," kata Erwin tanpa meneruskan.
Teuku bertanya apa sebabnya.
"Banyak. Namanya saja sudah manusia. Ada saja kekurangan dan kesalahannya. Mana
pula ada ma- nusia yang sempurna. Hanya berusaha untuk dapat sebaik mungkin."
Teuku Samalanga bukan saja bertambah kagum, tetapi tidak mengerti, manusia apakah
Erwin ini. Bukan hanya berilmu tinggi dan rendah hati, tetapi juga begitu dalam
pengetahuannya tentang sifat manusia dalam kenyataan. Ia sendiri juga punya
kebolehan
yang bukan sekedar lumayan, tetapi apa yang dimiliki Erwin sungguh tidak dapat
diduga,
jikalau orang hanya melihat keadaan lahiriahnya.
"Saya sangat bersyukur mendapat sahabat yang begini hebat," kata Teuku tak mampu
menahan suara hati nuraninya.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
120
"Terima kasih, tetapi saya benar-benar tidak merasa punya suatu kelebihan yang
Teuku
katakan itu. Sayalah yang merasa bahagia tanpa sengaja menemukan seorang besar
seperti
Teuku. Persahabatan yang tidak direncanakan ini telah menyebabkan pula saya dapat
berbuat sedikit untuk Raden Rahmat," ujar Erwin.
Tiba di rumah, Teuku langsung memanggil SaI'inah dan berkata, "Ucapkan selamat
dan terima kasih kepada sahabat kita ini?"
Meskipun masih belum tahu untuk apa ucapan selamat itu, tetapi secara spontan
Safinah menyalam Erwin sambil menurut kehendak abangnya. Mengucapkan selamat dan
terima kasih. Kemudian baru ia bertanya, "Apakah yang telah terjadi?"
"Coba tanya kepada sahabat kita ini," jawab Teuku Samalanga.
"Apa bang Erwin?" tanya Safinah langsung kepada Erwin.
"Tak ada sesuatu yang luar biasa," jawab Erwin merendah seperti biasa.
"Masa iya. Lalu untuk apa ucapan selamat dan terima kasih itu? Mustahil tanpa
sebab.
Ceritakanlah, Safinah bisa dipercaya, tidak akan menceritakannya pula kepada lain
orang!"
kata Safmah berkelakar ringan. Dia memang ingin tahu apa yang telah terjadi.
"Tuhan telah memerintahkan saya coba mengobati seseorang. Dengan izinNya pula
orang itu sembuh. Lalu Teuku dan saya diajak makan bersama. Hanya itu."
Safinah memandang abangnya. Dengan mata minta penjelasan.
Setelah memandang Erwin dan orang ini hanya menundukkan muka, Teuku bercerita,
"Ketika kami tiba di rumah Raden Rahmat yang sudah lama sakit, ada dua dokter dan
seorang dukun di sana. Keanehan pertama, saudara kita ini memandang mereka bertiga
lalu
berkata, "Saya datang bukan untuk menipu." Dan ketiga orang yang tentunya hebat
menurut
pendidikan atau kepandaian masing-masing menundukkan muka. Tidak menanggapi
ucapan sahabat kita ini. Padahal jelas, yang dimaksudkannya ketiga orang itu yang
menyangka Erwin datang ke sana hanya mau mengeruk uang tanpa punya kepandaian
apaapa!
Dia membaca itu pada diri mereka atau bahkan lebih dari itu. Dia bisa membaca otak
dan hati mereka."
"Iya bang Erwin? Berbahaya juga. Dia bisa pula membaca jalan pikiran kita," kata
Safinah berkelakar lagi.
"Teuku melebih-lebihkan. Tetapi memang benar, saya ke sana tanpa maksud buruk.
Tetapi juga tidak lebih dari sekedar mencoba," kata Erwin. Tetap saja merendahkan
diri
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
121
seperti biasa. Sudah sifat. Tidak mudah merubahnya.
Teuku lalu meneruskan ceritanya, "Hanya dalam tempo kurang dari seperempat jam,
Raden Rahmat sudah normal kembali. Tadinya dia seperti orang gila yang mau mengamuk
saja. Lalu terjadi adegan lucu. Orang yang baru sembuh itu marah karena merasa
dirinya
dijadikan tontonan. Diusirnya mereka. Tanya kawan kita ini dan aku yang boleh
tinggal.
Aku benar-benar merasa takjub. Belum pernah melihat yang seperti itu."
Teuku lalu menceritakan tentang mereka berdua diajak makan oleh yang baru sembuh.
Hanya isteri dan abangnya yang boleh turut makan bersama.
"Hebat," kata Safinah lalu mengulurkan tangannya sekali lagi, menyalam Erwin. Dan
Erwin menyamhutnya. Dia senang juga memang, tetapi dia juga merasakan bahwa
tangannya agak bergetar mengikuti getaran hatinya. Ia bukan sekedar tertarik lagi
pada
Safinah. Tetapi dia telah dapat membaca, bahwa Safinah baru sampai pada tingkat
persahabatan baru. Dia benar-benar kagum atas ketinggian ilmu Erwin. Tak lebih dari
itu.
Padahal Erwin ingin yang jauh lebih banyak daripada itu. Untunglah Safinah dan
abangnya
tak dapat membaca perasaannya.
"Bukan hanya itu Saf," kata Teuku.
"Sudahlah Teuku. Kan sudah tidak ada apa-apa lagi," kata Erwin.
"Begitulah rupanya dia. Yang aneh tetapi sangat baik pun mau disembunyikannya.
Namun demikian aku mau menceritakannya kepadamu Saf. Walaupun bang Erwin kita jadi
marah kepadaku," kata Teuku Samalanga. Lalu dia menceritakan tentang pemberian
sebanyak lima ratus ribu dari Raden Rahmat. Erwin hanya mengambil empat lembar uang
lima ribuan. Yang selebihnya dikembalikannya.
Kini Safinah tidak mengulurkan tangan. Ia pandangi Erwin dengan mata seperti tak
masuk akal. Tetapi dia tidak bertanya apa-apa. Dia sangat heran dan tidak bisa
mengerti.
Dia yang tak punya pakaian, yang tampak jelas begitu miskin menolak pemberian yang
pasti
bisa sangat berguna baginya.
"Hebat tidak?" tanya Teuku kepada adiknya.
Setelah tetap diam sejenak, barulah ia berkata:
"Entahlah. Aku tidak mengerti. Seperti dongeng. Tetapi aku salut kepadanya!" Dan
Safinah diam lagi seperti membayangkan apa yang telah berlangsung di rumah Raden
Rahmat.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
122
"Berbahagia sekali mendapat kawan semulia hatimu bang Erwin," kata Safinah
melahirkan apa yang terasa di dalam hati.
"Terima kasih. Jangan tanya mengapa aku begitu!" kata Erwin.
Tetapi Safinah bertanya: "Ilmu apa itu bang Erwin?"
"Itu bukan ilmu. Justru barangkali suatu kelemahan!"
Teuku dan adiknya memandangi Erwin seperti hendak menerobos apa sebenarnya
pengisi dada dan hatinya, makanya ia begitu. Tetapi mereka tidak punya kemampuan
untuk
membacanya.
"Aneh, aku tetap merasa aneh dan barangkali akan seumur hidupku tidak mengerti,"
kata Teuku Samalanga. Kemudian lahirlah pertanyaan itu. Pertanyaan yang sama sekali
tidak diharapkan Erwin,
Tetapi suatu pertanyaan yang sesungguhnya wajar dari seorang yang merasa Erwin
sudah menjadi seperti salah seorang anggota keluarga. "Saudara Erwin sudah
berkeluarga?"
Erwin tidak segera menjawab, tetapi dia lihat Safinah tertarik ingin mendengar
jawaban. Karena Erwin tidak menjawab, maka Teuku berkata, "Maaf, kalau pertanyaanku
itu terlalu jauh."
"Tidak, sama sekali tidak," kata Erwin pelan. Safinah dan Teuku mudah melihat dari
wajah Erwin bahwa ia sedih. Tentu karena soal yang ditanyakan Teuku. Padahal ia
bertanya
semata-mata dari rasa persahabatan. Tak lebih daripada itu.
"Aku pernah berkeluarga," kata Erwin. Terdengar suara mengandung kesedihan.
"Tetapi isteriku itu telah tiada. Begitu pula anak kesayangan kami."
Safinah dan Teuku menundukkan kepala sambil nenyatakan turut merasakan kesedihan
Erwin. Dan kini, tanpa ditanya, Erwin sendiri yang melanjutkan: "Anak dan isteriku
meninggal bersama. Dibunuh makhluk yang tadinya jadi alat orang untuk membinasakan
diriku. Tetapi kemudian bersahabat karib. Namun dia juga yang membianasakan isteri
dan
anakku, yang kedua-duanya merupakan milik paling kusayang yang menjadi dorongan
moril
dalam semua usahaku!"
Setelah Keadaan senyap sajenak, Safinah bertaiya, "Sudah bang Erwin binasakan
penjahat itu?"
"Tidak !"
Teuku bertanya heran karena ia meyakini kemampuan Erwin, "Mengapa tidak?"
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
123
"Karena kami kemudian jadi bersahabat kembali!"
"Gila!" kata Safinah tak kuat menahan perasaan. Ia seperti tak bisa menerima
mengapa
Erwin tidak menghabisi orang yang membunuh anak dan isterinya. Dan dia mengatakan
"gila" karena Erwin bersahabat pula kembali dengan pembunuh orang-orang
tersayangnya
itu.
"Keterlaluan. Saudara tidak pantas bersahabat kembali dengannya. Tetapi harus
membunuhny,a pula. Bukankah hutang nyawa bayar nyawa," kata Teuku sesuai dengan
jerit
hati Aceh-nya. Dia masih meneruskan, "Andaikata saudara bunuh pun masih tetap belum
seimbang. Karena dia hanya mempunyai satu nyawa, sedangkan saudara kehilangan dua.
Mestinya satu nyawa dibalas dengan paling sedikit satu nyawa juga." Teuku merasa
panas,
seolah-olah dialah yang dijahati, padahal Erwin yang ditimpa tindak kebuasan itu.
"Bolehkah aku coba membunuhnya? Dengan izin saudara tentu!"
"Terima kasih atas simpati Teuku dan nona Safinah. Tetapi tak usah, karena kurasa
dia
pun sudah cukup terhukum!"
"Terhukum bagaimana? Selama dia masih hidup," tanya Safinah yang menilai masalah
ini sangat serius.
"Siapa namanya, bagaimana orangnya?" tanya Teuku.
Erwin tidak segera menjawab. Tetapi kemudian katanya, "Ki Ampuh."
"Bagaimana orangnya yang punya nama sehebat itu. Tetapi juga ganas melebihi hewan
yang terbuas," tanya Teuku bernada geram.
"Seperti babi!" kata Erwin.
Setelah saling pandang dengan adiknya, Teuku berkata lagi, "Kalau begitu saudara
sangat membencinya." Teuku dan adiknya menarik kesimpulan begitu karena Erwin
mengatakan rupanya seperti babi.
"Tidak. Malah kasihan," jawab Erwin, membuat Teuku dan adiknya tambah heran saja.
"Aneh sekali. Mengatakannya seperti babi, tetapi malah kasihan!" ujar Teuku
Samalanga penasaran.
'"Maksudku dia sudah jadi babi. Babi hutan!" jawab Erwin.
Oleh ketakjubannya, kini Safinah dan Teuku yang terdiam. Sudah mendengar sebagian
ceritanya, tetapi tidak mengerti bagaimana sebenarnya duduk kisah ini.
Erwin menjawab keheranan tuan dan nona pemilik rumah. "Dia jadi babi dimakan oleh
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
124
sumpahnya sendiri. Barangkali kutukan sumpah!"
Safinah dan abangnya tidak menanggapi keterangan Erwin. Mereka jadi semakin tak
habis pikir, bagaimana semuanya itu sampai bisa terjadi. Mereka yakin, bahwa Erwin
telah
menceritakan sebagian dari kisah hidupnya, yaitu bagaimana ia kehilangan isteri dan
anak
dan tentang seorang hebat yang akhirnya terkutuk menjadi seekor babi hutan.
"Mengapa bang Erwin bersahabat kembali dengan Ki Ampuh yang telah berbuat ganas
dan kemudian jadi babi itu?" tanya Safinah.
"Ia membunuh anak dan isteriku setelah dia menjadi babi," jawab Erwin.
Teuku Samalanga dan adiknya kian tidak mengerti, serasa tak masuk akal, tetapi
tiada
sebab bagi Erwin untuk mendongeng. Ini masalah kehilangan anak dan isteri.
"Maafkan kami telah menyebabkan saudara mengenang masa lalu yang rupanya penuh
derita," kata Safinah.
"Jangan pikirkan," kata Erwin. "Malah baik. Kalian membuat aku teringat ke masa
lalu,
yang memang tidak boleh sampai dilupakan. Dan aku takkan mungkin melupakannya."
Lalu katanya mengalihkan persoalan, "Kuharap kita jadi pergi besok ke tempat kedua
harimau saudara membalaskan sakit hati kalian terhadap penjahat itu."
"Tentu saja jadi. Bukankah aku sudah menjanjikan," kata Teuku.
"Dan aku ikut. Boleh kan bang?" tanya Safinah kepada kakaknya.
Teuku Samalanga tak kuasa menolak.
Setelah memberi Erwin sehelai sarung pelekat, dipersilakannya orang hebat itu untuk
istirahat.
Semalaman Teuku dan adiknya memikirkan mengapa ada manusia seperti Erwin.
Dalam pada itu si manusia harimau membayangkan apa kira-kira yang akan terjadi di
tempat tiga manusia jadi korban harimau piaraan itu.
***
PERJALANAN ke Muara Bungo dimulai dengan debaran jantung Erwin dan Teuku Samalanga.
Hanya debarannya yang sama, sebab-sebabnya berlainan. Erwin memikirkan bagaimana ia
akan menghadapi kedua harimau Teuku sampai mau dipanggilnya. Sedangkan Teuku
bertanya di dalam hati, apakah sebenarnya lagi yang akan dilakukan Erwin yang belum
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
125
dimengertinya bagaimana cara dia berpikir dan berbuat. Yang telah sudah semuanya
serba
aneh. Safinah sendiri hanya ingin tahu di mana terjadinya tempat kecelakaan atau
pembalasan dendam.
Walaupun makan waktu cukup lama, dengan tukar mobil di Lubuklinggau akhirnya
perjalanan mencapai tujuan.
"Nah, di pinggir jalan inilah terjadinya."
"Di pinggir jalan?" tanya Erwin.
"Begitu menurut keterangan pak Marpaung yang memimpin pemeriksaan. Dari jalanan
baru diseret ke semak belukar. Menurut supir Anang yang mengemudikan mobil mereka,
yang dipilih duluan seorang wanita dengan seorang pria. Tidak tahu mengapa begitu.
Barangkali mereka turut pegang peranan di dalam penculikan sampai akhirnya
menyebabkan adikku bunuh diri. Setelah diperkosa oleh kontraktor kaya Husni!"
Mereka turun di sana. Supir yang jelas kelihatan ketakutan karena ia pun mendengar
tentang serangan dua ekor harimau atas tiga manusia, tidak bersedia keluar dari
kendaraan.
Kalau dia tahu, bahwa para penumpangnya akan berhenti di situ ia pasti tidak akan
mau
walaupun dibayar lima kali lipat.
Erwin bertanya di mana tempat pemakanan, korban-korban kedua harimau piaraan itu.
Teuku yang yakin, bahwa harimau suruhannya tidak akan mungkin menyerang dirinya
segera masuk belukar dan menunjukkan lokasi.
"Hanya beberapa meter dari jalan raya," kata Erwin. "Mari kita jalan lebih ke
dalam,
barangkali ke tempat yang agak luas."
Ketika Erwin mengatakan begitu, Teuku berpikir bahwa orang Tapanuli yang terkenal
dengan silat harimaunya menyangka, bahwa Erwin mau menguji ketangguhan kedua
binatang piaraannya.
Lapangan kecil yang dicari segera juga didapat.
Erwin berhenti. Tanpa tanya, Teuku dengan adiknya juga turut berhenti. Walaupun
milik sendiri, Teuku tetap berdebar karena tidak tahu apa sebenarnya kehendak
manusia
dari Tapanuli Selatan itu. Tanpa kuasa menahan keinginan tahunya Teuku bertanya apa
yang hendak dilakukan Erwin.
"Ingin berkenalan dengan dua sahabat Teuku. Boleh kan?"
Teuku tidak menjawab, sebab baru sekali ini ada orang mau berkenalan dengan harimau
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
126
yang telah membinasakan tiga manusia. Suatu kenyataan bahwa kedua binatang buas itu
mau membunuh. Bahkan barangkali senang sekali melakukan pembunuhan demi
kepentingan majikan mereka.
Safinah yang wanita tentu saja lebih berdebar, bahkan takut menantikan apa gerangan
yang akan terjadi di sana. Yang pasti Erwin bukan manusia sembarangan.
"Kumohon kalian jangan bertanya apa-apa lagi. Aku belum tentu berhasil, tetapi aku
harap tidak akan mengecewakan diriku. Sekali lagi kuulangi, aku belum tentu
berhasil. Dan
kalau aku tidak berhasil kalian akan melihat suatu bukti bahwa aku sebetulnya belum
punya
ilmu seperti yang kalian duga.
Safinah dengan abangnya menanti dengan jantung yang lebih berdebar.
"Menghindarlah kalian agak jauh!" pinta Erwin. "Kami tidak boleh melihat?" tanya
Safinah.
"Boleh, mengapa tidak! Tetapi kalau kalian terlalu dekat dengan aku, mereka akan
terpengaruh oleh kehadiran kalian. Mereka harus memandang diriku sebagai orang
asing.
Bukan sahabat kalian."
Teuku dan adiknya mengerti lalu menjauh, bersembunyi di dalam belukar tetapi dapat
mengikuti dengan jelas segala apa yang akan terjadi.
Erwin duduk, lalu membaca beberapa mantera. Perbuatan itu dilakukannya menghadap
keempat penjuru mata angin. Utara, Timur, Selatan kemudian nenghadap ke Barat.
Setelah
itu ia menghadap ke arah utara kembali.
Ia tafakur sejurus lamanya tanpa bergerak sedikit pun. Lalu ia menengadah ke
langit.
Setelah itu ia berdiri perlahan-lahan, menyusun kedua tangannya bagaikan orang
membuat
sembah. Disusul lengan gerakan merendahkan diri sedikit. Lalu kedua tangannya
bergerak
perlahan, persis seperti persiapan orang yang akan bersilat. Gerakan itu secara
sistimatis
menjadi agak cepat, lebih cepat, lalu ligat. Kedua belah kakinya pun mengimbangi
gerakan
tangannya. Setelah beberapa lama yang tampak hanya gerakan-gerakan yang tidak bisa
lagi
diikuti dengan mata ke mana arah dan bagaimana gayanya. Teuku memperhatikan dengan
keheranan yang belum dialaminya selama melihat berbagai macam gaya silat. Orang ini
mempunyai kemampuan yang jauh di atas apa yang diduganya semula. Tadinya ia
menyangka, bahwa Erwin hanya hebat dalam perdukunan, baik pengobatan, maupun
barangkali per dukunan bidang kejahilan. Ternyata Erwin juga, ahli silat entah apa
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
127
namanya.
Secara amat teratur gerakan itu kembali seperti semula, lambat dan kian lambat,
lalu ia
berdiri tegak sambil menyusun kedua belah tangan. Ia menundukkan kepala. Dan apa
yang
dinantikannya itu terjadi.
Dua ekor harimau besar keluar dari belukar persis dari hadapan Erwin. Laki-laki itu
merasakan kedatangan itu walaupun ia belum melihatnya. Ia angkat kepalanya,
memandang
lurus-lurus ke depan. Ia sama sekali tidak terkejut. Justru pemiliknya, Teuku
Samalanga
yang kaget dan tak dapat menahan debaran jantungnya. Yang datang itu tak lain
daripada
Mara dan Mira. Kedua binatang buas piaraan itu menggeram. Seperti marah atau memang
benar-benar sangat marah. Teuku sendiri pun tidak dapat menebaknya. Ia merasa harus
mencegah jangan sampai terjadi sesuatu atas diri Erwin. Tetapi suatu pikiran lain
mencegahnya berbuat sesuatu. Safinah memegang tangan abangnya. Meskipun ia tahu
abangnya memelihara dua harimau, tetapi ia belum pernah melihatnya. Dan apa yang
dilihatnya itu sungguh amat mengecutkan hatinya. Kalau mereka menerkam Erwin,
kirakira
akan binasalah sahabat baru mereka yang rendah hati itu. Mata kedua kakak beradik
itu
seperti tidak berkedip-kedip, takut kehilangan suatu bagian dari apa yang akan
terjadi.
Harimau-harimau itu mendekat pelan-pelan, seperti dengan langkah teratur. Erwin
juga bergerak ke arah mereka dengan langkah perlahan. Juga seperti diatur. Mendadak
Erwin berhenti. Kedua harimau piaraan yang kelihatan amat ganas itu juga berhenti.
Di
sinilah letak kunci yang menentukan.
Erwin memandang lurus-lurus ke mata harimau yang juga menantangnya dengan sorot
mata yang garang. Dari semak-semak Teuku Samalanga dengan perasaan tegang
memperhatikan seluruh adegan. Ia yang memiliki dua harimau itu mempunyai perasaan
yang lebih mencekam daripada Erwin yang beradu pengaruh dengan kedua piaraannya.
Mendadak kedua binatang buas itu menggeram lagi. Teuku menyangka, bahwa mereka
tentu marah dan akan menerkam Erwin yang berdiri siap menghadapi segala
kemungkinan.
Tetapi yang terjadi justru yang sama sekali tidak diduga. Mara dan Mira menundukkan
kepala tanda menyerah, tak kuat memandang mata Erwin yang memancarkan suatu
kekuatan gaib sehingga kedua hewan yang amat garang itu tidak sanggup berkutik.
Setelah tunduk Mara dan Mira merapatkan perut ke bumi lalu bergerak pelan,
mengingsut-ingsut ke hadapan Erwin, dekat sekali dengan tempatnya berdiri.
Kenyataan ini
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
128
membuat Teuku Samalanga dan adiknya sangat kagum tetapi juga lega. Tetapi Teuku
juga
merasa bahwa Erwin lebih kuat dari kedua binatang perkasa yang biasanya belum
pernah
terkalahkan oleh apa dan siapa pun.
"Aku Erwin, anak Dja Lubuk, cucu Raja Tigor," kata Erwin dengan suara sampai
terdengar oleh Teuku dan Safinah. Kedua hewan itu menggerak gerakkan ekornya, ingin
mengakui lebih jelas bahwa mereka mengetahui dan tidak kuasa melawannya.
Erwin duduk lalu mengelus-elus kepala keduanya.
"Aku bukan musuhmu. Aku ingin bersahabat dengan kalian, karena majikanmu juga
telah menjadi sahabatku!" kata Erwin.
Mara dan Mira mengangkat kepala pelan-pelan, memandang Erwin. Ingin
mengatakan, bahwa mereka pun merasa bahagia bersahabat dengan Erwin yang telah
disaksikan mereka lebih perkasa dari mereka sendiri.
Erwin memanggil Teuku Samalanga. Ia duduk di samping Erwin, mengucapkan terima
kasih atas jasa mereka telah membinasakan musuh-musuh berupa manusia. Tanpa disuruh
oleh Teuku sendiri.
Walaupun tidak dipanggil, Safinah juga datang dan turut pula duduk di samping
saudaranya.
"Memang benar apa yang dikatakan saudara Erwin. Kami telah menjadi sahabat, yang
semoga tidak akan berpisah selain kalau maut memisahkan kami. Dan kalian pun harus
memandangnya sebagai sahabat. Jangan dendam oleh kekuatannya yang jauh lebih besar
dari kita! Kalau ada yang memusuhi Erwin, maka kalian pun harus memusuhinya. Kalau
Erwin memerlukan, kalian harus mendampinginya."
Mara dan Mira memandang majikan mereka seperti hendak mengatakan, bahwa
mereka mengerti dan akan mematuhi kehendak Teuku.
Erwin berdiri, diikuti oleh Teuku dan Safinah.
"Berdirilah kalian," perintah Erwin, "aku menyerahkan kalian kembali kepada majikan
kalian, Teuku Samalanga," lalu Erwin memandang Teuku, kemudian memberi salam.
Teuku menerima salam dari si manusia harimau, keduanya berpandangan. Teuku
meneteskan air mata oleh keharuannya. Setelah Teuku menyuruh Mara dan Mira kembali
masuk rimba, kedua hewan piaraan dan suruhan itu bergerak mundur tanda hormat.
Setelah
berjarak sepuluh meter barulah mereka sujud kembali, berdiri dan melompat ke dalam
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
129
semak belukar untuk kembali ke tempat kediaman mereka. Suatu keanehan ialah tidak
adanya keturunan mereka, tidak beranak, walaupun mereka ibarat laki-bini. Sampai
kini
tidak diketahui di mana letak rahasianya. Mereka berbuat tetapi tidak bisa mendapat
anak,
karena mereka piaraan orang berilmu ataukah Teuku Samalanga yang membuat mereka
tidak bisa beranak, namun mendapat kesenangan mereka dengan cara lain. Ataukah
mereka
sudah dibuat merasa seperti adik kakak dan tidak pernah bersebadan.
***
TANPA kata ketiga orang itu berjalan menuju mobil yang menanti agak jauh dari
tempat
mereka melakukan pertemuan dengan kedua harimau piaraan orang pandai dari Aceh itu.
Di perjalanan itu pun setelah setengah jam semuanya diam barulah Teuku berkata,
"Saudara luar biasa sekali." Erwin tidak menanggapi. Hanya di dalam hati ia
menjawab
bahwa semua itu hanya dimungkinkan oleh karena ia anak Dja Lubuk dan cucu Raja
Tigor.
Mengetahui tidak ada tanggapan dari Erwin, orang dari Aceh itu mengerti, bahwa
tamunya itu tidak mau bicara tentang itu di dalam mobil karena akan menimbulkan
pertanyaan di dalam hati pengemudi taksi dan akan terasa olehnya bahwa penumpangnya
bukan orang biasa. Yang demikian mudah tersebar luas dan akan menimbulkan kehebohan
di antara masyarakat yang akibatnya belum tentu menguntungkan. Bahkan lebih mungkin
merugikan mereka sendiri.
Atas usul Teuku mereka bermalam di Lubuklinggau, sebuah kota yang diperkirakan
nomor dua terbesar di daerah Sumatera Selatan setelah kota Palembang sendiri. Sama
halnya dengan ketika mereka pergi ke Muara Bungo menukar kendaraan ketika tiba di
Lubuklinggau. Dari muara Bungo ke Lubuklinggau saja sudah memakan jarak sekitar
tiga
ratus kilo. Kira-kira sejauh itu pula dari Lubuklinggau ke Palembang.
Di penginapan sederhana malam itu, barulah 'I'euku bicara lagi dengan Erwin. Itu
pun
setelah agak lama duduk berduaan tanpa kata.
"Harimau piaraanku itu jelas kalah pada kekuatanmu sahabat," katanya menukar
istilah
"saudara". "Tetapi sebelum kita bercerita lebih mendalam bolehkah aku tahu, silat
apa
namanya yang saliabat perlihatkan kemarin?"
"Kata orang di kampungku "silat harimau." Dan jurus pemutus biasanya juga harimau,"
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
130
jawab Erwin polos.
"Apa maksud sahabat memperlihatkan jurusan-jurusan yang baru bagiku itu? Adakah
sebagai tantangan terhadap kedua punyaku?"
"Bisa dua macam. Sebagai tantangan atau memperkenalkan diri. Sebab piaraan Teuku
melihat apa yang kulakukan. Rupanya mereka memilih bersahabat daripada bermusuh.
Melakukan pertandingan tanpa guna. Sebab pasti akan ada yang celaka. Mereka atau
aku.
Teuku pun tentu tidak menyukai itu."
Teuku diam, berpikir. Memang dia tidak menyukai pertarungan antara kedua harimau
piaraannya dengan Erwin.
Manusia harimau dari Mandailing itu meneruskan lagi, "Yang terutama dipandang
mereka bukan diriku, tetapi ayah dan kakekku." Sesungguhnya aku belum apa-apa.
Namun
begitu, setelah kita bersahabat begini aku merasa perlu menceritakan, bahwa aku
memang
masih menuntut dan mencari pengalaman. Semua ini meminta ketekunan dan memakan
waktu. Kuyakin dari Teuku pun banyak yang dapat kupelajari. Aku tidak mempunyai
pedang seperti Teuku."
"Tetapi aku juga tidak mempunyai pisau tua seperti yang sahabat gunakan ketika
mengobati Raden Rahmat. Pusaka atau pemberian seorang sakti? Tak usah dijawab kalau
aku tidak boleh tahu," kata Teuku berhati-hati.
"Bukan pemberian orang sakti. Peninggalan ayahku. Kami keturunan miskin. Tanda
mata beliau hanya pisau ini. Ada lagi sebuah yang lain. Dari seorang nenek, masih
keluarga
kami. Untuk usaha pengobatan juga."
"Sahabat sangat sederhana dalam hidup dan berpikir. Tetapi luar biasa dalam
tindakan
dan sikap. Pengalaman saudara tentu banyak dan mengasyikkan."
"Juga menyedihkan dan menakutkan," kata Erwin.
"Sahabat mengenal rasa takut?"
"Tentu. Memangnya apa aku ini? Kurasa tiada manusia yang tidak mengenal rasa takut.
Kecuali kalau ia kemasukan setan atau gila!" Erwin mengenang beberapa pengalamannya
yang penuh derita. Saat-saat dia mendadak berubah jadi harimau dan ketika ia
berhadapan
dengan Ki Ampuh serta mbah Panasaran wanita sakti yang tidak mengenal tua di Banten
itu.
"Dari sini, sahabat akan ke mana?"
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
131
"Pulang ke kampungku. Ziarah ke makam ayah, ibu dan kakek serta leluhurku!"
"Boleh aku bertanya? Maksudku tentang yang lain."
"Boleh saja. Tiada pantangan bagi siapa pun untuk bertanyaan."
"Apakah sahabat juga memelihara?"
"Memelihara apa? Maksud Teuku seperti milik Teuku itu?"
"ha!"
"Tidak. saya tidak punya piaraan!"
"Mengapa kedua piaraanku itu takut pada sahabat?"
"Aku memang pernah dan lulus belajar silat harimau. Dan mereka dianggap binatang
terhebat dan paling perkasa di negeri kami. Kami menyebutnya juga "na beteng i,"
maknanya "yang gagah perkasa."
"Kudengar banyak orang di sana memelihara harimau."
"Ada juga. Tidak banyak!"
"Aku sangat tertarik dengan kenyataan-kenyataan itu."
"Tidak aneh bagi Teuku, bukan? Karena Teuku sendiri juga memelihara, yang bahkan
dapat bekerja tanpa perintah Teuku tetapi demi keinginan dan kepentingan Teuku."
"Bolehkah aku turut ke kampung sahabat?"
"Tentu saja, tetapi jangan sekarang. Aku ke sana atas perintah orang yang harus
kupatuhi dan aku senang mematuhinya."
Mereka ngomong-ngomong tentang berbagai ilmu. Tetapi sama-sama tertutup.
Bersahabat sudah, tetapi saling percaya sepenuhnya, belum.
Sampai terjadi lagi suatu kenyataan yang membingungkan Erwin pada keesokan
harinya.
***
PADA malam sekembali dari Muara Bungo itu, Teuku Samalanga sukar tidur. Bukan dia
tak
diserang kantuk, setelah perjalanan jauh cukup melelahkan itu, tetapi gangguan
pikiran oleh
aneka pertanyaan membuat dia gelisah. Apa yang dimilikinya ternyata masih jauh
daripada
kemampuan sahabat baiknya Erwin, yang belum diketahuinya di mana letak rahasia
kelebihannya itu. Bagaimana sampai kedua harimaunya tunduk kepada Erwin, sedangkan
ia
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
132
sendiri tidak memiliki harimau. Biasanya piaraan dihadapkan dengan piaraan pula.
Tinggal
si pemiliklah beradu kuat dengan ilmu gaibnya. Harimau-harimau yang kalah
memperlihatkan, bahwa pemiliknya tidak kuat menghadapi lawannya.
Pawang harimau tidak dapat berbuat seperti apa yang dilakukan Erwin. Mereka hanya
dapat memanggil harimau yang telah melakukan kesalahan, biasanya kalau ia membunuh
manusia. Dipasang perangkap. Harimau tak berdosa tidak akan mau masuk ke dalamnya.
Hanya yang bersalah itulah yang tergerak untuk memakan umpan di dalam perangkap.
Bilamana ia sudah tertangkap dan pada saatnya si pawang datang lalu membacakan
mantera-manteranya ia akan tunduk. Tandanya ia mengaku salah dan pasrah apa pun
yang
akan dilakukan atas dirinya. Tetapi bukan tidak ada perangkap harimau dipasang
sematamata
untuk menangkap harimau guna mendapatkan uang. Kalau yang punya perangkap
datang dan kemudian orang kampung pun ramai melihat, maka ia akan memandang
berkeliling dengan mata tajam, mencari siapakah gerangan yang telah memasang
perangkap.
Ia akan menemukan orang itu, lalu dipandanginya dengan sorot mata mengandung
dendam.
Mengapa kemerdekaannya dirampas sedangkan ia tidak melakukan kesalahan. Ia merasa
berhak hidup di hutan yang memang jadi tempat kediamannya. Kalau ia ditembak ketika
masih dalam perangkap, akan tewaslah dia dengan raungan terakhir yang hendak
mengatakan, bahwa manusia telah berlaku kejam terhadap dirinya. Kalau ia dapat
berkata,
maka ia akan menjerit, "Hutan ini milik Allah, kami pun makhluk milik Allah.
Mengapa
kalian hendak menguasai harta milik Tuhan ini, membunuh aku yang tidak berdoa.
Kalian
kejam merampas nyawaku di rumahku. Bukankah kami tidak masuk ke rumah kalian!"
Raungan ini akan didengar oleh kawan-kawannya dan mereka turut berdendam. Terutuma
keluarganya, kalau ia mempunyai keluarga. Misalnya bini, laki atau anak. Ia akan
masuk
kampung dan melakukan pembalasan. Bukan semata-mata membunuhi ternak, tetapi
terutama mencari manusia untuk pembayar nyawa kawannya yang sudah direnggut oleh
tangantangan jahil manusia. Sedapat mungkin orang yang telah memasang perangkap
maut
itu.
Dapat pula terjadi yang aneh dan cukup mengerikan. Kalau sampai harimau
terperangkap itu mendobrak kurungannya sewaktu banyak orang menonton dirinya, maka
ia
akan mengamuk. Dalam hal yang demikian maka orang yang memasang perangkaplah yang
akan dibunuhnya, dirobek perutnya lalu dimakan habis seluruh isinya. Biasanya
dimulai
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
133
dengan menghabiskan jantungnya. Kalau ia harimau yang boleh kita namakan mengenal
keadilan, maka cukuplah baginya menerkam dan melahap pemasang perangkap itu saja.
Tetapi kalau ia tergolong sadis dan tidak pakai pertimbangan, maka manusia-manusia
lain
itu pun akan diamuknya. Kalau ia sampai mati dikeroyok, ia akan puas. Bukan mati
konyol.
Padahal biasanya harimau tidak berani menyerang sekelompok orang, walaupun yang
diperlukannya untuk pengisi perut yang telah sangat lapar hanya satu manusia saja.
Kalau kita bercerita tentang harimau, maka banyak orang yang tertarik akan kebuasan
binatang rimb fi-ii boleh mengetahui, bahwa pada lazimnya harimau hanya menerkam
manusia tak berdosa kalau ia lapar sekali dan tidak bisa mendapat rusa, kijang atau
babi
hutan. Selagi masih ada hewan lain untuk diterkam bagi pengisi perutnya ia tidak
akan
menerkam manusia. Kalau harimau menerkam manusia tak, berdosa, sedangkan di hutan
itu
masih banyak hewan yang bisa dijadikan makanan, maka ia akan dibenci dan dijauhi
oleh
kawan-kawannya, karena ia telah merusak citra harimau di mata manusia. Perbuatan
begitu
dianggap mencari musuh dan yang ; akan jadi korban pembalasan belum tentu harimau
yang
telah berdosa itu. Di antara harimau ada ketententuan-ketentuan yang harus ditaati,
sama
dengan ketentuan-ketentuan tak tertulis yang perlu diperhatikan di antara
masyarakat
manusia.
***
TIDAK disangsikan Teuku Samalanga sedikit pun, bahwa Erwin pasti ia seorang yang
mempunyai kebolehan amat tinggi, tetapi menampilkan diri seperti orang yang tidak
berisi
sedikit pun. Sifatnya yang tidak mau menerima banyak uang saja, sudah merupakan
sesuatu
yang sangat ganjil yang tidak kunjung dimengerti. Apa sebab, apa sebab?
Bagaimanapun
selagi hidup manusia perlu berpenampilan rapi supaya jangan diremehkan manusia
lainnya.
Setelah sembahyang subuh, barulah Teuku Samalanga menjadi agak tenang dan tertidur.
Dia tahu, bahwa Erwin pada waktu yang sama juga sembahyang di kamar tidurnya, masih
jelas terdengar olehnya tamunya itu mengucapkan "Allahu Akbar."
Dia orang yang taat pula pada perintah Tuhannya, pikir Teuku Samalanga.
Diperkirakan ia tidak mempraktekkan ilmu hitam.
Kalau Erwin sehabis sembahyang subuh pergi berjalan-jalan untuk memelihara
kesehatan, maka pada pagi itu Teuku tidur sampai jam delapan. Safinah sendiri
heran, tetapi
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
134
ia tidak membangunkan kakaknya. Ia sendiri pun pada malam itu sukar tidur oleh
kesankesan
apa yang disaksikannya pada tempat terbuka di dekat Muara Bungo. Dia pun
bertanya-tanya pada dirinya ilmu apakah yang dianut Erwin sampai kedua harimau
kakaknya tunduk kepadanya. Dia pun merasa bahwa pastilah Erwirl melebihi kemampuan
kakaknya yang diketahuinya telah banyak menolong orang dan disegani pula di kampung
mereka di Aceh sana. Bukan hanya kakaknya, tetapi ayahnya pun cukup terkenal oleh
kebolehan yang dimilikinya. Dia tabu, bahwa ayahnya mempunyai ilmu kebal dan bagi
masyarakat kampungnya bukan suatu keanehan kalau mendengar ada orang-orang jatuh di
tangannya. Yaitu orang-orang yang menantang dirinya dalam unjuk kekuatan dan ilmu.
Ayahnya malah terkenal sebagai guru ilmu gaib. Yang diterima hanyalah mereka yang
benar-benar punya tujuan baik, sebab ilmu yang benar hanya digunakan untuk
kebajikan.
Tiada lain daripada kebajikan. Jangan dilupakan, bahwa membela diri termasuk
perbuatan
yang baik. Orang yang tidak mempertahankan nyawa manakala ia diserang hanyalah
mereka
yang tidak sempat bertindak atau orang yang tidak berani bertindak. Yang tidak
sempat
melawan tentu punya aneka sebab, tetapi yang tidak berani melawan pasti akan mati
konyol,
kalau musuh sampai merobohkan dirinya!
Teuku Samalanga tahu, bahwa Erwin yang sudah hebat itu masih merasa belum
mempunyai cukup kemarnpuan. Oleh karenanya ia mau kembali lagi menambah isi dadanya
ke Mandailing. Dan tentu karena itulah makanya ia kali ini belum bersedia
membawanya
turut serta ke kampungnya. Aceh memang terkenal dengan berbagai ilmu kebatinan,
termasuk ilmu kebal yang tahan peluru dan senjata tajam. Tetapi dia juga tahu,
bahwa di
Mandailing ilmu-ilmu semacam itu juga ada. Tentang kekebalan Aceh dinilai lebih
kuat,
tetapi di bidang persilatan dan perdukunan Mandailing lebih ampuh. Pernah
didengarnya
tentang orang-orang pintar di tano Batak dan Mandailing yang dapat memanggil orang
yang diam di seberang lautan sekali pun. Jampi-jampi mereka begitu kuatnya,
sehingga
orang yang dipanggil terus menerus gelisah ingin pulang. Ia sendiri selalu tidak
tahu apa
sebabnya. Seringkali bukan karena rindu pada keluarga atau kampung halaman. Tetapi
hatinya ingin pulang. Setelah mulai berangkat barulah hatinya agak lega atau
jantungnya
berdebar tak tentu sebab. Apa pun yang dirasakannya ia ingin lekas sampai ke
kampung atau
kotanya. Tidak tahu apa yang menantikan dirinya. Kegembiraan, problema berat atau
kematian. Begitulah kuatnya ilmu-imbau orang Batak dan Mandailing. Di Minangkabau
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
135
pun ilmu ini cukup dikenal, walaupun hanya sedikit orang sangat pandai yang
memilikinya.
Sejak saat itu Teuku yang mempunyai parang panjang dan dua ekor harimau piaraan
bertekad untuk menambah ilmunya. Untuk itu ia akan lebih mendekatkan dirinya pada
Erwin. Dan ia menceritakan maksud hatinya kepada Safinah, yang serta merta
menyetujui,
karena ia sendiri telah melihat kehebatan Erwin dalam ilmu yang kian lama kian
sedikit
pewarisnya itu.
Lain pula halnya dengan Erwin yang melakukan gerak jalan. Ia memang senang telah
dapat menundukkan Mira dan Mara, karena kenyataan itu membuktikan bahwa ilmunya di
bidang itu sudah dapat dikatakan lumayan. Yaitu kedua harimau itu lebih suka
bersahabat
daripada bertarung dengannya.
Andaikata kedua macan yang bukan sembarang macan itu memilih pertarungan, belum
tentu siapa yang lebih unggul. Mungkin benar, apa yang dikatakannya, bahwa kedua
harimau itu memilih persahabatan karena ia anak Dja Lubuk dan cucu Raja Tigor.
Tetapi lebih daripada merasa senang akan keberhasilannya itu, ia sangat tergoda
oleh
ingatannya kepada Safinah. Ia merasa bahwa ia bukan sekedar tertarik, tetapi telah
jatuh hati
pada gadis asal Aceh itu. Dan ia tahu bahwa wanita itu baru sekedar simpati
kepadanya,
karena telah menolong abangnya dalam penyembuhan Raden Rahmat. Apakah gadis itu
nanti akan tertarik padanya seperti dia tertarik dan bahkan jatuh hati, masih
merupakan
tanda tanya yang hanya dapat dijawab oleh waktu-waktu yang akan datang. Pada waktu
ia
teringat pada gadisgadis yang tanpa dikehendakinya terpikat padanya. Mengapa
Safinah
yang justru disukainya itu tidak segera menunjukkan rasa senang. Senang dalam arti
kata
yang dikehendakinya. Erwin menghela napas. Agak kecewa, tetapi masih jauh dari
putus
asa. Mengapa harus putus asa! Mencoba saja pun dia belum.
Ketika ia tiba di rumah, sarapan pagi telah tersedia, tetapi Teuku Samalanga belum
bangun. Ia duduk-duduk di beranda muka. Safinah yang ramah turut pula duduk dan
mengajaknya ngomong-ngomong. Dengan suara santai. Sedangkan dia sendiri merasa agak
kikuk karena mempunyai perasaan lain. Dirasakannya sesuatu kegugupan dan darah
bergemuruh. Kegugupan dan gemuruh yang tidak ada pada Safinah.
Pada suatu kesempatan Safinah bertanya, "Mengapa bang Erwin tidak mau mengajak
serta kakak saya ke kampung abang?"
"Saya pulang untuk beberapa urusan keluarga, ziarah dan menemui orang-orang tua
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
136
yang masih ada. Akan menjemukan bagi Teuku," sahut Erwin.
"Dia mengatakan ingin belajar di Mandailing."
"Teuku sudah mempunyai cukup kebolehan, Kurasa tidak ada lagi yang perlu
dituntutnya. Kepandaian orang di daerah saya masih belum setaraf ilmu yang ada di
Aceh!"
"Abang terus saja merendahkan diri, padahal abang saya itu sungguh-sungguh ingin
menambah pengetahuan. Tak bolehkah orang dari Aceh menambah ilmu di Mandailing?"
Pertanyaan itu menyentuh perasaan Erwin. Mengandung semacam sindiran walaupun
dalam bentuk pertanyaan.
Dengan rasa malu yang disembunyikan Erwin menjawab, "Bukan begitu. Siapa pun
boleh mencari dan rnenuntut ilmu. Tetapi bagi orang yang sudah cukup berisi seperti
abang
nona, sudah tidak perlu lagi!"
"Janganlah menyebut nona, tak akrab kedengarannya. Abang lebih tua, sebut saja
namaku!"
Erwin senang mendengar, tetapi yang celaka, darahnya tambah bergemuruh. Apakah
ini boleh dikatakan sebagai suatu kemajuan dalam harapannya?
"Baiklah, kalau begitu kehendak," ia tidak meneruskan.
"Safinah, namaku Safinah. Boleh abang sebut dengan Saf atau Ina saja," ujar Safinah
tambah menyenangkan tetapi juga menggoncangkan Erwin. "Tetapi Safinah keturunan
bangsawan. Saya hanya orang biasa!"
"Apa bangsawan. Kebangsawanan adanya di dalam hati, sikap dan sifat serta
perbuatan.
Bukan sekedar keturunan!" kata Safinah.
Erwin memandang, Safinah juga memandang sehingga mata mereka bertemu. Sekali
lagi Erwin yang duluan tunduk, padahal biasanya matanya tak tertentang oleh orang
lain.
Safinah pun mestinya tidak kuat menentang matanya, tetapi hati Erwin telah lebih
dulu
tunduk. Dan kekuatan mata itu harus ditunjang oleh hati.
"Safinah seorang yang amat maju dalam berpikir. Memang begitulah sebenarnya," kata
Erwin. "Manusia yang bangsawan di dalam hati, sifat, sikap dan perbuatan itu tidak
banyak.
Kalian termasuk di dalam yang tidak banyak itu."
"Terima kasih. Abanglah yang sebenarnya bangsawan sejati. Sudah abang buktikan
ketika mengobati Raden Rahmat. Kami semua senang pada abang. Dan tentu banyak orang
lain sangat senang pada abang Erwin!"
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
137
"Ya, ada yang senang ada yang benci," kata Erwin menanggapi.
"Boleh aku bertanya sedikit tentang kehidupan bang Erwin!"
"Tentu saja," jawab Erwin tetapi hatinya berdebar. Mau menanyakan apa wanita ini.
"Setelah bencana yang menimpa diri abang, apakah abang tidak pernah tertarik lagi
pada wanita? Kurasa abang mempunyai type yang disukai wanita. Maaf kalau aku
bertanya
hal yang sangat pribadi. Aku llanya ingin tahu kalau boleh," ujar Safinah lembut
dan
berhati-hati.
Erwin seperti tersentak. Yang ditanyakan justru yang paling ditakutinya. Sedang ia
kebingungan untunglah datang dewa penolong. Teuku Samalanga yang sudah berpakaian
rapi mengajak mereka sarapan.
"Mengapa tidak dahuluan saja?" tanya Teuku ramah. Erwin serasa dibebaskan dari
hukuman mati.
"Kami menunggu Teuku," jawab Erwin. Bersyukur dan lega.
"Tentu sudah lama kalian mengobrol. Hari sudah hampir pukul sembilan!" kata Teuku
yang mempersilakan Erwin duduk menghadapi makan pagi. Tetapi dasar mereka rupanya
belum boleh mendapat ketenangan, pada waktu itu datang tamu memberi salam. Orang
yang sudah dikenal Teuku. Suruhan dari Ong Chu Fat, saudagar alat-alat rumah tangga
paling besar dan terkaya di Palembang.
Teuku berdiri. Sebelum ia bertanya si pendatang telah berkata, "Keadaan nona tambah
parah Pak. Matanya terbalik-balik, busa keluar dari mulut dan hidungnya! Juga dari
telinga."
"Baiklah, sebentar lagi aku datang," kata Teuku. Ia mengajak orang itu turut makan
dulu, tetapi dengan sopan ia menolak.
Mereka mulai sarapan. Erwin dan Safinah biasa-biasa saja, tetapi Teuku jelas
kelihatan
seperti berpikir. Agak gugup. Erwin dan adik Teuku melihat, fetapi tidak bertanya.
Takut
mengganggu. Mungkin Teuku lebih suka dibiarkan dengan problemanya, kalau ia
mempunyai masalah.
Tetapi akhirnya Teuku sendiri yang berbicara.
Katanya, "Aku sudah kewalahan sahabat!" Atas pertanyaan Erwin ia menceritakan
tentang seorang gadis, anak Ong Chu Fat yang sudah berbulan-bulan sakit tanpa ada
dokter
dan dukun yang sanggup memulihkan keadaannya. Suatu kejadian yang selama
petualangan
Erwin telah beberapa kali datang berulang. Tetapi yang ini tidak menyangkut
dirinya. lni
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
138
urusan Teuku Samalanga, yang diketahuinya cukup terkenal dan mempunyai kebolehan
tinggi dalam obat mengobat secara jampi dan ilmu gaib.
"Aku percaya Teuku akan berhasil," kata Erwin setelah tuan rumah selesai bercerita.
"Aku meragukannya. Aku tak pernah lebih dari tujuh hari menangani orang sakit yang
meminta pengobatan!" kata Teuku.
"Dan selalu berhasil, bukankah begitu?" tanya Erwin penuh keyakinan.
"Ya, alhamdulillah, memang begitu. Tentu saja dengan izin Tuhan, seperti yang
selalu
sahabat katakan! Tapi yang sekali ini, aku hampir putus asa. Tak sanggup! Jelas ini
terkena
buatan orang. Orang dari timur. Kurasa akan mengatakan tak sanggup saja nanti. Biar
orang
lain pula mencoba. Aku ingin menolong, tetapi kemampuan tak sampai!"
Erwin tidak menanggapi lagi. Sehingga Teuk memandang Safinah dan oleh kode
adiknya ia bertanya kepada Erwin, apakah ia mau coba menolong.
Tanpa menunggu jawaban Erwin, Teuku berkata, "Nanti kita sama-sama ke sana.
Sahabat akan kasihan melihat nona cantik dan selalu hidup riang serta amat ramah
itu!"
Erwin tidak menjawab, tetapi ajakan Teuku tidak ditolaknya. Bertiga mereka ke sana,
Karena Safinah pun ingin pula melihat wanita muda yang sakit parah itu.
***
KEDATANGAN Teuku Samalanga dengan seorang wanita dan seorang lelaki yang yang belum
dikenal keluarga Ong Chu Fat menimbulkan rasa heran pada mereka yang sedang
kebingungan itu. Bagaimana tidak bingung anak Ong hanya dua orang. Seorang lelaki
yang
abang anak gadis itu telah meninggal dalam suatu tabrakan dengan truk. Kini Ong Mei
Lan, yang membuat mereka hampir putus asa. Sudah tak kurang dari enam dokter coba
menolong, tetapi tiada berhasil. Keluarnya busa dari muut dan bahkan dari dubur
bukan hal
yang aneh. Tetapi kalau busa sampai keluar dari telinga, sungguh suatu hal yang
amat
menakutkan. Itulah yang tidak dimengerti dan tak terpecahkan oleh para dokter yang
semuanya terkenal punya reputasi tinggi.
Ketika seorang dukun bernama Fadillah mengatakan, bahwa penyakit ini bukan
penyakit biasa, para dokter itu pun tidak kuasa membantah, walaupun istilah "buatan
orang"
jahil kurang diterima oleh akal mereka yang sarjana. Padahal para dokter itu pun
tahu,
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
139
bahwa memang ada penyakit aneh yang tak tersembuhkan oleh dukun tetapi sembuh oleh
kepintaran sang dukun yang tidak dapat dijelaskan secara ilmiah. Tetapi dukun
Fadillah
yang juga punya nama di kota Palembang akhirnya menyatakan tidak sanggup
menyembuhkan. Dukun yang berhati lumayan baik ini terus terang mengatakan, "Ilmu
yang
membuat lebih daripada saya. Tidak dapat saya lawan. Saya menyerah," katanya. Dia
boleh
dikata dukun baik, karena mau berterus terang tentang ketidaksanggupannya.
Kebaikannya
pun lebih nyata, ketika ia menolak bayaran. "Saya tidak berhasil, tidak berhak
menerima
imbalan!" Dua orang dokter yang hadir pada waktu itu diam-diam salut kepada
Fadillah.
Rupanya tidak semua dukun mata duitan. Tidak sanggup menerima uang dari usaha yang
tidak berhasil. Kedua dokter itu menyalam Fadillah ketika dia beranjak dari sana
dengan
ucapan, "Maafkan ketidakmampuan saya. Tetapi saya telah berusaha. Sekedar usaha,
sebab
penentuan tetap berada di tangan Yang Satu. Mungkin ada dukun lain yang sanggup.
Saya
yakin, penyakit anak tuan dan nyonya adalah hasil kejahilan manusia. Saya usul
untuk
mencari dukun lain." Dan ia pergi dengan rasa kecewa, karena ia tidak dapat
menolong.
Bukan karena tidak jadi terima bayaran.
Melihat keadaan Mei Lan yang tidak menunjukkan perubahan itu, Teuku Samalanga
mohon kepada Erwin untuk mencobakan kebolehannya.
Kini mata orang tua Mei Lan dan dua anggota keluarga yang ada di sana tertumpu pada
Erwin, yang sama sekali tidak mempunyai penampilan sebagai orang yang punya
simpanan
di dalam dadanya.
Pun mata Safinah tertuju kepada Erwin.
"Tuan," kata Erwin kepada Ong Chu Fat. "Terus terang saya katakan, bahwa kalau
Teuku tidak sanggup, maka saya pun rasanya tidak akan mungkin sanggup. Karena
pengetahuan saya yang amat sedikit berada jauh di bawah kemampuan Teuku."
"Cobalah bang Erwin. Teuku sudah mengaku tidak sanggup. Cobalah, barangkali
abang bertangan dingin. Saya pribadi pun yang baru kali ini melihat nona Mei Lan,
sangat
ingin akan kesembuhannya!"
Dengan harapan yang kian menipis, nyonya Ong berkata kepada Erwin, "Tolonglah
pak. Seperti kata nona ini, siapa tahu bapak bertangan dingin. Kami akan membayar
berapa
saja, kalau anak kami vang tinggal satu-satunya ini dapat bapak tolong!"
"Tolong saya," kata Erwin kepada nyonya Ong. "Jangan bicara perkara bayaran."
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
140
Tuan dan nyonya Ong mohon maaf dengan peiasaan heran dan malu. Teuku dan
Safinah juga heran tetapi disertai rasa bangga di dalam hati. Baru kali ini mereka
mempunyai sahabat yang tidak suka mendengar uang.
"Dengan izin Teuku, saya akan mencoba," kata Erwin.
Kata-kata ini tambah meningkatkan penghargaan Teuku dan adiknya kepada orang
Mandailing yang bukan kepalang itu. Yang pasti dia telah sanggup menundukkan daa
harimau perkasa piaraan Teuku.
Erwin meminta nama lengkap, hari dan tanggal lahir gadis yang sudah cukup lama
menderita itu.
Setelah itu ia�seperti biasa�meminta air putih di dalam mangkuk putih. Juga sebuah
jeruk purut jantan, yang dalam tempo singkat juga tersedia. Lalu tujuh butir lada
putih.
Sebagai biasa, dikeluarkannya pisau tua yang sudah karatan, yang tempo hari juga
sudah
dilihat oleh Teuku ketika Erwin mengobati Raden Rahmat.
Semua benda itu dimasukkannya ke dalam mangkuk. Segera pula semuanya tenggelam.
Erwin mengernyitkan dahi. Ia menghadapi keadaan yang baginya amat serius. Biasanya
limau mengapung, kalau si pembuat kejahilan belum termasuk kelas berat.
"Beri saya sebuah pisang atau buah apa saja.Tetapi yang lebih baik, sepotong batang
pisang,
kalau di sini ada pohon pisang!" Mendengar permintaan ini Teuku dan keluarga Mei
Lan
merasa heran. Belum pernah ada dukun minta pisang atau buah lain atau sekerat
batang
pisang. Dukun yang seorang ini memang lain. Tetapi kelainan bukanlah berarti suatu
kehebatan atau keberhasilan.
Sekerat batang pisang pun segera pula tersedia. Di halaman belakang rumah keluarga
Ong memang ada serumpun pohon pisang ambon.
Ditimang-timang Erwin batang pisang yang hanya sepuluh senti dan diambil dari anak
pohon. Ia minta pula sekapur sirih, yang juga disediakan dalarn tempo singkat
karena itu
nyonya Ong pemakan sirih. Kelahiran Palembang dan sudah seperti pribumi.
Setelah sirih dikunyah lumat dan bibir Erwin pun kelihatan merah seperti harimau
baru
menerkam mangsa, diangkatnya batang pisang tadi, disemburnya tujuh kali. Terdengar
suara angin kencang, sebagaimana sudah beberapa kali dialami Erwin. Dan juga tidak
aneh
bagi Teuku yang biasa mengobati penyakit melalui ilmu gaib. Tandanya yang membuat
ada
di sana tanpa memperlihatkan diri. Kemudian beberapa benda berjatuhan dari
tempatnya
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
141
diletakkan. kan. Juga oleh kekuatan gaib dukun yang menjahili Mei Lan. Entah
untuknya
sendiri entah atas suruhan orang lain.
Batang pisang diletakkan kembali di atas lantai.
Erwin mengangkat lalu memanterai pisau tuanya. Tampak jelas, Erwin memegang
pisau itu kian erat sampai ia berpeluh. Seperti mempertahankan pisau itu dari
rebutan
seseorang. Dan memang demikianlah kenyataannya. Ada tenaga gaib yang amat kuat
mengeluarkan seluruh tenaga untuk merebut pisau tua itu. Pada saat Erwin telah
bersimbah
peluh itulah terdengar suara auman harimau di dalam ruangan itu. Dikecualikan
Teuku,
semua yang hadir terkejut dan pucat. Mei Lan bergerak di ranjangnya. Suatu gerakan
yang
sudah lama tak pernah dilihat orang tuanya.
Pegangan Erwin pada pisau mengendur. Digenggamnya hulu pisau lalu ditikamkannya
ke batang pisang. Terdengar suatu jerit melengking. Jelas jerit wanita. Tetapi
bukan Mei
Lan. Suara menegakkan bulu roma itu datang dari tengah ruangan.
Kemudian terdengar suara "ampun, ampun." Angin yang tadi sudah kian kencang juga
mendadak mereda. Erwin menarik napas terengah-engah. Dia sangat letih. Keringat
yang
membasahi mukanya disekanya dengan tangan. Hanya dengan tangan karena ia tidak
mempunyai sapu tangan. Safinah memberikan sapu tangannya. Walaupun sedang
kelelahan,
hati Erwin berdesau. Karena saputangan dari Safinah, orang yang telah menggoncang
hatinya. Setelah menatap muka perawan itu, ia menerima lalu menyekakan ke mukanya.
Dengan jeritan "ampun" dan meredanya angin, tampak Mei Lan membuka mata dan
melihat ke sekelilingnya. Juga suatu perbuatan yang sangat lama tidak pernah
dilakukannya.
Hati Ong dan isterinya, begitu pula kedua saudaranya seperti bunga layu disiram air
sejuk.
Ayah dan ibu itu tak kuat menahan air mata haru. Teuku dan adiknya memandang kagum
pada Erwin. Erwin berdiri dari tempat ia duduk di lantai, inemandangi wajah Mei Lan
tanpa berkedip lalu bibirnya kumat-kamit membaca jampi. Mei Lan menggerakkan kepala
lalu memandang ke Erwin sehingga matanya bertemu tepat dengan pandangan Erwin. Ia
tersenyum, lebih menggirangkan hati kedua orang tuanya, karena senyum telah lebih
tiga
bulan lenyap dari wajah gadis itu. Semua melihat bahwa dukun muda itu tidak
membalas
senyumnya. Ia terus saja membaca-baca. Kemudian Erwin menyapu wajah Mei Lan dengan
telapak tangan kanannya. Kini gadis itu berpaling memandang kedua orang tuanya.
"Mama . . . papa," ucapnya pelan tetapi jelas. Ia telah mengenal ayah dan ibunya
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
142
kembali. Kedua orang tua itu tak kuasa lagi menahan diri dan berlutut dan memeluk
anak
mereka.
"Kenapa papa dan mama menangis?" tanya Mei Lan.
Kini kedua wajah itu berubah memperlihatkan tawa. "Karena terlalu senang dan�" kata
ayah Mei Lan tanpa meneruskan kalimatnya yang hampir keseleo. Dia tadinya mau
mengatakan bahwa mereka tadinya sudah tidak punya harapan lagi. Untung ia cepat
merasa
kekeliruannya.
"Dan apa papa?" tanya Mei Lan, membuat ayahnya merasa terdesak.
"Dan tak ada apa pun yang lebih menyenangkan dari ini," kata Ong, beruntung masih
mampu memilih kata-kata yang tepat.
"Aku lemes sekali mama," kata perawan itu,
"Ya, tentu masih lemas. Habis makan sedikit air kaldu panas nanti Lanny akan merasa
agak segar Mau?" tanya mamanya.
"Mau, tentu mau," sahut Mei Lan diluar dugaan orang tuanya. Sudah sekian lama ia
hanya menelan air putih. Dia tak mampu menelan lain daripada itu. Dan itu pun
dengan
setengah paksa., Kadang-kadang tanpa disadarinya. Dan itulah yan menyebabkan
badannya
kurus kering, tiada bertenaga, tiada semangat, tiada lagi gairah apa pun. Kalau pun
ada yang
diingininya, tiada lain daripada bebas dari penderitaan yang tidak menentu itu. Dia
hanya
ingin mati. Dia sadar, dari mulut, hidung dan telinganya keluar busa. Mana mungkin
ada
harapan untuk hidup. Pada saat seperti itu orang dalam keadaan gawat selalu tidak
ingat,
bahwa yang menentukan kematian makhluk termasuk manusia hanya Allah. Tiada lain
daripadaNya.
Tetapi melebihi orang tua Mei Lan, adalah kegembiraan Erwin. Karena berkat
usahanya dan dengan kehendak Allah ia telah membebaskan gadis itu dari sebagian
penyakit
yang ditimpakan sesama manusia atas dirinya. Memang benar baru sebagian. Ia tahu
betul,
bahwa usahanya belum selesai. Masih ada tantangan yang harus dihadapinya. Dukun
jahil
itu tidak akan menyerah sampai di situ saja. Kalau diibaratkan pertandingan, baru
ronde
atau babak pertama. Ia mengetahui itu dari perasaannya yang masih gemuruh.
Ketenangan
yang wajar belum kembali.
Ong dan isterinya berlutut menyalam dan mencium tangan Erwin, yang dibiarkannya
karena telah mengetahui dari Teuku Samalanga bahwa keluarga ini pemeluk agama
Budha.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
143
Dirinya dianggap sebagai dewa yang sengaja diturunkan dari kahyangan untuk
menyelamatkan anak mereka. Menurut keyakinan mereka, manusia ini tentu bukan orang
biasa. Sebab orang biasa sudah tidak mungkin dapat menolong, begitulah pikir
mereka.
"Terima kasih datok," kata Ong. Begitu juga kata isterinya. Erwin merasa tangannya
basah oleh air mata mereka yang sangat bahagia itu. Dan kenyataan ini merupakan
dorongan bagi Erwin untuk mengerahkan segala kemampuannya guna menghadapi
lawannya. Kalau ia di babak berikutnya kalah, maka penyakit Mei Lan akan kembali.
Dan ia
akan lama, mungkin bertahun-tahun menderita. Telah dilihatnya dari jeruk dan lada
tadi,
bahwa sang dukun jahat bukan terutama menghendaki kematian gadis itu dengan segera.
Tetapi mau membuatnya merana dan menderita berkepanjangan. Itu lebih berat dari
suatu
kematian. Sebab dengan kematian, terhentilah segala derita dunia. Sakit hati dukun
atau
yang memerintahkannya itu begitu besar, sehingga kematian yang segera tidak cukup
untuk
memuaskan dendam yang terus membawa.
"Jangan panggil saya datok," pinta Erwin lembut. "Saya orang biasa bukan orang yang
dikeramatkan."
"Kalau bukan datok, mana bisa sembuhkan anak saya!" kata Ong dengan setulus hati.
Baginya, Erwin seperti keramat hidup.
"Yang sembuhkan bukan saya, melainkan Tuhan Allah."
Walaupun dipinta begitu, Ong, isterinya dan kedua saudaranya yang hadir di sana
tetap
saja " menyebut si manusia harimau dengan "datok."
Erwin melirik Safinah yang menyambutnya dengan senyum, sehingga menambah
suburnya harapan Erwin. Bahwa gadis Aceh itu senang padanya, sudah tidak perlu
disangsikan. Tetapi senang pada seseorang sama sekali belum mencakup cinta.
Sedangkan di
dalam cinta sudah terpadu rasa senang dan sayang.
Tanpa disangka oleh siapa pun yang ada di situ, Mei Lan bertanya lembut, "Abang
yang menyembuhkan saya?"
"Bukan saya. Tuhan. Saya hanya meminta kepada Tuhan. Saya akan meminta lagi
supaya nona betul-betul sembuh!" kata Erwin, merendah hati seperti biasa.
Di situlah letak salah satu kejujuran Erwin. Semua mereka menyangka, bahwa si sakit
telah sembuh. Betapa tidak menyangka begitu! Semua busa yang mengalir terus dari
mulut,
hidung dan telinganya berhenti. Bagi orang tua Mei Lan, yang demikian berarti
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
144
kesembuhan. Sebab itulah yang sangat merisaukan dan hampir memutuskan seluruh sisa
harapan. Mata kasar mereka hanya melihat kelainan yang amat menakutkan itu. Apalagi
kemudian Mei Lan mau tersenyum dan sudah bisa menyapa orang tuanya. Lalu pandai
pula
bicara langsung dengan dukun yang mengobatinya, yang olehnya disebut "abang."
Sementara orang tuanya menganggap sebutan abang kepada dukun itu tentu kualat.
Mestinya
panggil "datok." Apalagi bagi Mei Lan yang masih begitu muda. Baru sekitar dua
puluh
tahun.
Tetapi bukan sekedar itu yang tampak oleh Erwin. Pada mata Mei Lan masih ada sisa
pengaruh ilmu jahil yang ditimpakan atas dirinya.
Setelah Erwin mengatakan, bahwa untuk hari itu pengobatan sudah selesai dan akan
dilanjutkannya dari rumah, maka ia mohon diri bersama Teuku Samalanga dan Safinah.
"Bang Erwin kembali lagi nanti sore, ya," kata Mei Lan. "Supaya Mei Lan bisa
sembuh!" Bagi Ong dan isterinya kata-kata itu hanya ucapan biasa karena anak mereka
berterima kasih dan memang ingin segera sembuh. Tetapi Erwin yang sudah beberapa
kali
mengalami hal yang akhirnya menyusahkan dirinya atau orang lain, kini kuatir lagi.
Pengalaman dan nasib masa silamnya membuat dia berpikir lain daripada Ong dan
isterinya.
Tetapi untuk menyenangkan Mei Lan yang diharapnya bisa sembuh kembali ia
menyahut ramah: "Ya, nanti saya kembali. Istirahatlah dan coba makan yang banyak
supaya
badan nona kuat kembali!"
"Mei Lan akan makan banyak kalau bang Erwin datang lagi nanti," kata gadis itu.
Kini
Ong dan isterinya saling pandang. Tanpa kata. Dan Teuku juga saling pandang dengan
Safinah. Juga tanpa kata.
Ong memerintahkan seorang pembantu rumah tangga untuk memberitahu supir agar
mengantarkan ketiga tamunya. Erwin mau menolak, tetapi Teuku memberi isyarat supaya
menerima saja.
Setelah ketiga orang itu berada di luar pintu, diantar oleh Ong dan isterinya,
dengan
amat mengejutkan mereka, Mei Lan telah pula berada di sana untuk sekali lagi
meminta
kepada Erwin datang pada petang harinya. Tidak ada seorang pun di antara mereka
menyangka, bahwa gadis itu sudah mampu berdiri sementara badannya begitu kurus dan
tentunya amat lemah oleh lamanya berbaring di tempat tidur dan hampir tak mau makan
sama sekali. Hati Ong dan nyonya tambah goncang, sementara Erwin kian bingung
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
145
bagaimana Mei Lan yang masih sangat lemah memerlukan keluar dan mengulangi kata-
kata
itu.
Safinah melirik Erwin. Karena Erwin juga sedang meliriknya, maka di sini bertemu
dua
lirikan. Safinah tersenyum, entah mau mengatakan Erwin hebat atau sekedar mau
melihat
perubahan wajah oleh keramah tamahan Mei Lan. Yang diketahui Erwin hanyalah bahwa
Safinah bukan cemburu.
Mau cemburu apa, dia sama sekali tidak menaruhfiati pada tamunya itu. Walaupun dia
telah membuktikan kehebatannya paling sedikit dalam dua bidang.Ditambah sifatnya
yang
aneh, tetapi amat terpuji. Sebagai wanita Safinah merasa, bahwa Mei Lan
telah tertarik pada dukunnya. Yang begitu sederhana, mendekati penampilan orang
miskin!
Mengapa? Karena jasanya dalam pengobatan ataukah Erwin mengguna-gunai dia sambil
mengobati penyakitnya?
***
SETIBA di rumah, mereka duduk bertiga menceritakan Mei Lan dan orang tuanya, Erwin
memandang Safinah. Ia berkata datar, "Aku tidak mengguna-gunainya Saf. Buanglah
pikiran itu. Aku hanya berusaha mengobatinya, lain tidak!"
Mendengar kata-kata Erwin itu, Teuku Samalanga memandang adiknya yang jelas
tampak memerah padam wajahnya.
"Maafkan aku Bang Erwin. Memang ada juga pikiranku begitu. Melihat tingkah
lakunya yang sangat aneh. Hanya sekilas terlintas dalam pikiranku. Aku sama sekali
tidak
menuduhmu! Tetapi dari apa yang kulihat tadi, pastilah Bang Erwin mempunyai sesuatu
di
dalam diri yang membuat wanita muda terpikat. Itu bukan kesalahan Abang. Rupanya
sudah nasib baik Abang untuk tanpa sengaja menaklukkan wanita!"
"Entahlah. Tetapi kalaupun ada kebenarannya, itu bukan kehendak hatiku," kata
Erwin.
"Memang bukan kehendak hati. Suatu nasib baik," kata Safinah.
"Nasib baik katamu. Aku telah beberapa kali mendapat kesulitan d buatnya!"
"Kalau begitu suatu keberuntungan yang membawa petaka," kata Teuku Samalanga.
"Entahlah," kata Erwin. "Bagaimana mungkin, aku yang hidup begini ingin menarik
hati apalagi menjatuhkan hati wanita." Sambil berkata begitu, Erwin juga malu
kepada
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
146
dirinya, karena diam-diam dia sudah jatuh hati kepada Safinah. Di luar
keinginannya, tetapi
tidak pula dapat dilawannya. Juga tidak berani menyatakannya. Apalagi ia dapat
membaca
hati wanita itu. Yang sama sekali tidak atau sekurang-kurangnya sedikit pun belum
mencintainya dalam arti yang dikehendakinya.
"Aku pikir dia akan minta kepada orang tuanya agar dikawinkan denganmu, sahabat,"
kata Teuku Samalanga setengah berkelakar tetapi juga dengan keyakinan, bahwa yangg
begitu bukan mustahil akan terjadi.
"Aku juga berpikir begitu," kata Safinah. Erwin hanya mendengar tanpa menanggapi.
Mau menanggapi apa! Dia sendiri pun sebenarnya telah merasakan kemungkinan itu. Dia
teringat kepada beberapa peristiwa serupa di masa lalu.
Akhirnya dia berkata, "Kalian tolonglah aku dengan doa, agar Mei Lan bisa sembuh.
Kasihan. Dia dianiaya orang. Dan yang kuhadapi ini bukan kepalang hebatnya. Belum
tentu
aku akan mampu mengalahkannya!"
Tak lama setelah itu, Safinah menghidangkan minuman. Dan ketika mereka minum
sambil hendak meneruskan obrolan, terdengar suara seorang wanita memberi salam.
Safinah
segera keluar. Memang ada seorang tamu wanita.
"Saya ingin bertemu dengan Teuku Samalanga," kata wanita itu. Orangnya masih
muda, sekitar dua puluh empat tahun. Ditakdirkan berwajah cantik. Potongan tubuh
juga
aduhai benar! Jika iman kepalang tanggung akan oleng juga dibuatnya. Sudah pasti
banyak
lelaki yang bisa jatuh hati pada pandangan pertama.
Safinah mempersilakan tamunya masuk, membawanya ke ruangan tempat mereka
duduk ngomong-ngomong, memperkenalkannya kepada abangnya. Teuku yang masih
bujangan itu agak terpesona. Wanita itu berpakaian rapi dengan corak yang amat
serasi.
Menandakan dia tahu betul bagaimana memantas diri. Kebaya hijau muda manis sekali
dipadu
dengan kain panjang berdasar warna cerah dengan liris coklat tua. Selopnya sewarna
dengan kebaya. Sanggulnya terletak manis di atas kuduk. Penampilan sederhana yang
amat
menyenangkan mata si pemandang dan memberi keyakinan penuh pada si pemilik.
Setelah berkenalan dengan Teuku sambil menyebutkan namanya Carolina, ia
diperkenalkan Safinah dengan Erwin. Dalam berjabatan tangan, Erwin kaget. Tangannya
lembut sebagaimana harusnya, tetapi tapi sekaligus menyebabkan getaran yang tidak
wajar.
Mustahil, mustahil, kata Erwin di dalam hati. Mana mungkin wanita semuda dan
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
147
secantik ini mempunyai pengetahuan tinggi atau ilmu yang sekedarnya saja pun.
"Adik Teuku cantik sekali," kata wanita itu.
"Masih kalah cantik dari Kakak," sahut Safinah. Hati si tamu senang mendengarnya.
Walaupun dia menanggapi, "Tidak, Adik Safinah lebih cakep!"
Carolina seperti kurang acuh kepada Erwin. Sebaliknya dukun muda ini selalu
memperhatikannya. Karena timbul pertanyaan yang tidak terjawab di dalam hatinya.
Teuku
juga banyak memandangi atau mengerling dia. Lain pula sebabnya. Bukan seperti
Erwin. Ia
seperti orang yang jatuh hati pada pandangan pertama terhadap Carolina.
"Adakah sesuatu yang dapat saya lakukan untuk Nona?" tanya Teuku dengan suara agak
lain karena mengandung perasaan yang dia tidak ingin sampai diketahui oleh tamunya
yang
molek itu.
"Sebenarnya tidak ada yang terlalu khusus. Saya mendengar bahwa Teuku punya
kepandaian tinggi. Telah banyak menolong orang. Dan saya mendengar juga, bahwa
Teuku
sedang kedatangan tamu yang juga punya ilmu tinggi. Saya ingin berkenalan,
barangkali
pada suatu kesempatan saya memerlukan bantuan Teuku atau Tuan Erwin ini!" kata
Carolina.
"Wah, saya sih tidak punya apa-apa," kata Erwin.
"Orang padat isi memang selalu merendahkan diri, bukankah begitu Teuku?" kata
Carolina. Dan orang Aceh itu mengiyakan. Malah ditambahkannya, "Saya ingin berguru
kepada sahabat saya ini." Carolina pandai bicara. Lancar sehingga menimbulkan
suasana
seperti sudah berkenalan lama.
"Kakak masih kuliah, mengajar ataukah pengusaha, kalau saya boleh tahu?" tanya
Safinah. Suatu pertanyaan yang sangat disenangi Erwin, karena ia sendiri pun ingin
tahu,
apa professi wanita ini.
"Saya swasta. Baru belajar berusaha," jawab Carolina.
"Bang Erwin dari Jakarta ya," kata Carolina. Safinah dan Teuku heran juga,
bagaimana
tamu itu tahu, bahwa Erwin dari Jakarta. Apakah pernah melihatnya di sana? Erwin
mengiyakan. Tidak heran, karena ia sudah tahu, bahwa wanita ini punya pengetahuan.
Telah dirasakannya sejak kedatangannya tadi.
"Nona Carolina bergerak di bidang usaha apa?" tanya Erwin.
"Perangkaian bunga. Tidak besar-besaran tetapi saya ingin yang lain daripada
mereka.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
148
Yang menyenangkan dan mengagumkan!" jawab perempuan itu dengan diiringi tawa kecil
menimbulkan lesung pipit di kedua belah pipinya. Ia memandang Erwin dengan mata
hidup. Erwin juga memandangnya dengan suatu kekuatan yang tidak dimiliki oleh
banyak
orang. Perempuan itu tidak berkedip, Erwin juga tidak, sampai ia tertawa untuk
melenyapkan kesan, bahwa ia sedang menguji Carolina.
"Suatu ide yang baik sekali. Pasti akan menarik banyak langganan dan membangkitkan
rasa kagum!" ujar Erwin.
Teuku Samalanga juga memandang wanita itu, tetapi bukan dengan perasaan serta
maksud seperti Erwin. Ia senang melihat tawa pada wajah yang amat menarik itu. Dan
hatinya kian berdebar dengan suatu pengakuan diam-diam, bahwa wanita ini sesuai
dengan
idaman hatinya. Safinah yang mengerling abangnya juga dapat melihat bahwa Teuku
punya
rasa tersendiri terhadap tamu itu.
"Tuan Erwin asal Medan, ya?" tanya Carolina.
"Pernah di sana."
"Negeri asal Tapanuli. Kalau saya tidak salah terka dari daerah selatan,
Mandailing.
Daerah yang banyak harimau dan orang-orang sangat pandai itu."
"Betul. Tepat sekali dugaan Nona. Tetapi saya tidak tergolong pada orang-orang yang
pandai itu. Harimau memang banyak di sana. Sama dengan daerah asal Nona, Jambi.
Yang
juga banyak harimaunya. Nona pernah berjumpa dengan nenek yan perkasa itu?"
Teuku dan Safinah tertarik dengan pembicaraan mereka yang dirasakan bukan sekedar
percakapan biasa itu. Seperti dua orang yang saling memperlihatkan kepandaian
menebak.
Teuku lebih-lebih tertarik karena harimau disebut-sebut.
"Ngomong-ngomong," kata Carolina, "kata orang, Teuku mempunyai dua harimau. Di
mana kandangnya?"
Teuku terkejut. Perempuan ini jelas menyindir. Di mana pula ada orang memelihara
harimau di dalam kandang. Yang begitu hanya terdapat di kebun binatang.
"Saya tidak punya harimau," kata Teuku.
"Nona Carolina barangkali punya," kata Erwin. Safinah tertawa, karena
menganggapnya sebagai kelakar Erwin. Dan semuanya mereka tertawa. Cerita harimau
tidak diteruskan. Tetapi Teuku, Erwin dan Carolina tidak berhenti sampai di situ.
Pikiran
mereka meneruskan dengan tanda tanya.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
149
Dalam hati Erwin membaca beberapa mantera. Ia semakin heran. Mungkinkah? Kalau
benar, sungguh luar biasa. Belum pernah didengar apalagi dialaminya. Wanita ini
datang
bukan untuk menemui Teuku. Itu hanya sebuah kamuflase. Ia mau mengenal Erwin.
Menatap mukanya. Bahkan lebih dari itu. Ia mau bicara dengannya.
"Sebetulnya saya mempunyai dua tujuan besar datang kemari. Pertama-tama ingin
berkenalan Iengan Teuku Samalanga yang hebat dengan ilmu Acehnya. Kedua mau
bersahabat dengan pendatang dari Jakarta yang kebesarannya telah sampai ke telinga
saya,"
kata Carolina. Nadanya kini serlus.
Safinah menyela, "Saya yang girang dengan kedatangan Kak Carolina sama sekali tidak
disebut-sebut. Rupanya saya tidak dikehendaki. Apakah lebih baik saya menjauh
saja?"
lanjutnya tertawa, karena ia sama sekali tidak berkecil hati. Ia tahu, kalau sudah
begitu
nadanya, pasti ia tidak perlu hadir.
"Ah, maaf. Saya tidak menyebutnya. Tetapi pasti saya senang sekali berkenalan
dengan
Dik Safinah. Adik orang hebat. Dan sedang diincer pula oleh orang yang lebih hebat
lagi!"
kata Carolina membuat Erwin jadi merah padam. Karena jelas dirinya yang dimaksud.
Mudah-mudahan saja Teuku dan adiknya tidak mengetahui.
"Kakak berlebih-lebihan kalau mengatakan saya hebat. Saya tidak merasa punya suatu
kehebatan apa pun. Tetapi tentu senang sekali kalau benar ada orang hebat sedang
mengincer saya," sahut Safinah. "Kalau Kakak mau mengatakan siapa orang yang
mengincer
saya itu, tentu saya akan senang sekali."
"Nanti Adik akar tahu. Buat sementara orang itu ingin merahasiakan perasaannya."
Erwin jadi gelisah. Tetapi bagaimanapun perempuan pandai ini baik hati juga. Tidak
sampai, mengatakan berterus terang.
"Boleh saya mengatakan apa yang saya lih mengenai diri Tuan Erwin?" tanya Safinah.
Yan punya diri tidak menjawab. Malah Safinah yang bertanya, "Apa yang Kakak lihat
pada
diri sahaba kami ini?"
"Saya pernah belajar sedikit tentang manusia Tuan Erwin ini termasuk orang yang
dilahirkan di bawah bintang gemerlapan. Dalam satu hal. Banyak wanita
menyenanginya.
Tetapi dia tidak tertarik kepada mereka. Dia tidak menghiraukan, sehingga banyak
wanita
yang kecewa karenanya!"
"Apa iya Bang Erwin?" tanya Safinah.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
150
Manusia harimau itu tidak segera menjawab. Dia tidak suka berdusta. Dia tahu wanita
itu telah berkata yang sebenarnya. Tetapi dia juga tidak mau mengatakan bahwa itu
benar.
"Dik Safinah bertanya Tuan Erwin. Penglihatanku itu benar atau tidak?" tanya
Carolina.
"Kurasa tidak mungkin wanita tertarik kepada orang yang hanya seperti aku ini. Aku
sendiri tahu bahwa aku manusia yang tidak punya arti."
"Daya tarik tidak selalu berkaitan dengan berarti atau tidaknya seseorang. Itu
suatu
anugerah Tuhan!"
"Sudahlah, jangan bicara tentang itu. Tidak enak bagi sahabat kami. Apa yang
dikatakannya punya alasan, tetapi apa yang Nona katakan juga bukan tidak mungkin
benar!"
"Oke, maafkan aku. Anggaplah itu sebagai suatu penglihatan iseng-iseng. Sekedar
memperdekat persahabatan kita, kalau diriku bisa diterima sebagai sahabat pula
sebagaimana Teuku dan Dik Safinah inemandangnya sebagai sahabat. Tetapi ada satu
hal
yang saya ingin bicarakan secara seiius. Karena menyangkut diri sahabat saya.
Tentang anak
Tuan Ong Chu Fat. Yang sedang diobati oleh Tuan Erwin. Terus terang, sahabat saya
terlibat dalam hal ini."
"Terlibat bagaimana?" tanya Teuku Samalanga.
"Ia dilawan Tuan Erwin. Sudah tentu dia melawan. Aku tidak tahu siapa yang akan
kalah, tetapi yang kudengar, sahabatku itu juga mempunyai kekuatan yang tidak dapat
dianggap ringan!"
"Nona mengenalnya?" tanya Teuku Samalanga.
"Namanya saja sudah sahabat, tentu saja aku mengenalnya. Kalau aku boleh
menasihati,
lebih baik jangan bermusuhan dengannya. Tak ada faedahnya, bukan?"
"Tetapi dia menyebabkan kesengsaraan atas diri wanita muda itu," kata Safinah.
"Bukankah itu pekerjaan yang tidak baik!"
"Tentu ada sebabnya. Orang tidak akan melakukan sesuatu tanpa sebab!"
"Untuk dirinya sendiri ataukah untuk orang lain?" tanya Teuku.
"Apa bedanya?" tanya Carolina.
"Perbedaannya sangat besar. Kalau untuknya sendiri tentu karena ia berdendam kepada
korbannya itu. Barangkali masih boleh didengar apa ya membuat dia sampai begitu
marah!
Tetapi kalau melakukan itu untuk orang lain, tentu karena mengharapkan upah. Betapa
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
151
jahatnya perbuatan itu. Sama saja dengan tukang pukul atau pembunuh bayaran. Hina
sekali, bukankah begitu," tukas Erwin yang terus mempelajari perempuan itu lebih
mendalam lagi.
Perempuan itu tidak segera menjawab. Tetapi kemudian dia berkata juga, "Belum tentu
hina, Barangkali dia bersedia melakukannya, bukan terutama karena upah tetapi mau
tahu
apakah ada orang yang akan menentangnya. Dan kalau ada, apakah orang itu sanggup
mengalahkannya. Kalau dia kalah, mungkin dia akan berguru lagi. Bukankah begitu?"'
Baik Safinah, maupun abangnya dan Erwin merasa seolah-olah Carolina membela
pekerjaan orang yang menimbulkan siksa atas diri Mei Lan. Apakah dukun itu
saudaranya,
pikir Safinah di dalam hati.
"Dia bukan saudaraku," kata Carolina menjawab pikiran yang tidak dikatakan Safinah.
Membuat perempuan itu tambah yakin bahwa wanita ini benar-benar bukan sembarangan.
Sama kepandaiannya membaca pikiran orang seperti Erwin. Sungguh tidak disangka, ada
perempuan muda dan cantik sepandai itu.
"Kakak orang berilmu, ya," kata Safinah.
"Tidak, hanya pernah sedikit-sedikit belajar melihat wajah dan membaca pikiran
orang.
Lain tidak!" kata Carolina. "Tetapi aku ingin memperingatkan Tuan Erwin untuk tidak
usah melawan sahabatku itu. Lebih baik kalian bersahabat!" Ia berdiri, memberi
salam,
mengucapkan terima kasih lalu mohon diri.
Sesudah Carolina meninggalkan rumah itu, Erwin meminta Teuku untuk meraba kursi
yang tadi diduduki tamu aneh itu. Tanpa curiga Teuku meletakkan telapak tangannya,
tetapi ia segera menjerit sambil melompat. Karena kepanasan, sama dengan memegang
bara.
***
TELAPAK tangan Teuku Samalanga melepuh. Padahal ia kebal terhadap senjata tajam,
bahkan
terhadap peluru. Sudah diuji gurunya berkali-kali. Tetapi memang begitulah ilmu
kebal.
Ada kecualinya. Yang kebal terhadap besi dan baja, terhadap kuningan, tembaga dan
timah,
belum tentu kebal terhadap sepotong bambu. Seluruh badan bisa kebal tetapi tidak
pada
tumit, umpamanya.
Teuku Samalanga tidak kebal terhadap benda panas. Itulah makanya bekas tempat
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
152
duduk Carolina yang panas bagaikan api itu membuat tangannya melepuh.
Safinah pucat karena terkejut dan takut. Erwin juga terkejut dan langsung
mengetahui,
bahwa tamu mereka tadi mempunyai suatu ilmu tinggi yang sangat langka. Bekas tempat
duduknya saja bisa begitu, bagaimana kalau bekas tamparan atau tendangannya. Dan
orang
itu tak lain daripada seorang Carolina yang amat muda dan rupawan.
"Tidak kusangka?" kata Erwin. '"Sudah pasti dia orangnya!"
"Orang apa?" tanya Safinah.
"Orang yang menyiksa Mei Lan dengan ilmu pedukunannya. Orang yang sengaja
datang kemari menantang aku."
Safinah mengambil obat darurat untuk telapak tangan abangnya.
"Aku masih sukar percaya!" kata Teuku.
"Sukar percaya boleh saja. Tetapi ia telah memperlihatkannya. Membekas di tangan
Teuku. Aku benar-benar tak mengerti ilmu apa yang dipakainya. Sampai bekas
tempatnya
duduk saja panas seperti api. Kalau yang bekasnya basah, walaupun kain atau
celananya tetap
kering sudah pernah kualami! Seorang dukun bangsa Thai ketika aku ke sana dulu!"
"Bang Erwin sudah di negeri Thai?" tanya Safinah.
"Dibawa kawan baik. Seorang dokter yang akhirnya kawin dengan seorang wanita Thai.
Takkan, pernah kulupakan kebaikan budi dan keramahannya. Namanya Lydia. Lydia
Savetsela," kata Erwin menegaskan.
"Katanya orang di sana cantik-cantik," kata Safinah lagi. "Abang tidak tertarik?"
Erwin tidak menjawab, mengalihkan pada masalah lain. Bahwa ilmu orang di sana tak
kala hebat daripada orang di Indonesia. Bahwa di sana pun ada harimau piaraan.
Bahkan
gajah tunggal yang tunduk di bawah perintah seorang kakek.
"Banyak sekali pengalaman bang Erwin," kata Safinah.
"Ya, lumayanlah. Boleh kucoba mengurangi rasa sakit Teuku?" tanya Erwin sambil
mengambil tangan sahabatnya. Ia membaca mantera, kemudian meniup tangan yang
melepuh itu. Tidak jadi mendadak sembuh, tetapi rasa sakitnya agak mereda.
"Abang akan menghadapi nona Carolina?" tanya Safinah.
Erwin malu menjawab. Bagaimanapun dia seorang wanita. Pantaskah seorang laki-laki
menerima tantangan wanita secantik Carolina?
Teuku memandang Erwin. Kentara benar, ia pun ingin mendengar jawaban dari orang
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
153
Mandailing yang telah menaklukkan, dua harimaunya itu. Dan Erwin juga tahu, bahwa
kedua orang itu sedang menantikan jawabannya. Mungkin dari jawabannya Safinah dan
abangnya akan menilai dirinya.
"Kalau Teuku berada di tempatku, bagaimana?" tanya Erwin.
Kini orang Aceh itu tidak menyahut. Memang berat memberi jawaban karena hal ini
menyangkut seorang wanita. Apalagi dia telah menaruh hati pada tamu yang baru
dikenalnya itu.
"Hati bang Erwin sedang berperang, ya," kata Safinah menggoda sambil memancing.
"Aku tidak akan melawan seorang wanita, tetapi aku tetap berusaha menyembuhkan
gadis malang yang kurasa tidak bersalah," jawab Erwin.
"Tetapi itu berarti melawan dia," kata Teuku.
"Tidak, aku hanya berusaha dalam penyembuhan. Kalau dia tidak menghendaki Mei
Lan sembuh, maka dialah yang melawan diriku. Bukan aku melawan dia," ujar Erwin.
"Apakah Teuku ingin aku tidak meneruskan usaha pengobatannya? Membiarkan gadis itu
tersiksa entah untuk berapa lama lagi?"
Sekarang Teuku yang merasa dirinya diuji dan dipancing. Oleh karena itu dia
berpendapat untuk tidak lagi meneruskan pembicaraan mengenai itu. Dan Safinah yang
merasa bahwa abangnya sendiri tidak punya ketegasan dalam masalah ini, juga tidak
melanjutkan pertanyaan. Tetapi mereka tetap mempercakapkan Carolina yang jelas
merupakan seorang perempuan yang menimbulkan keheranan serta penuh tanda tanya.
Suara tegas tanpa tampak siapa yang empunya, berkata supaya Erwin jangan mundur di
dalam meneruskan usaha kemanusiaan.
"Mei Lan memerlukan usahamu Erwin," kata suara itu. Jelas suara Dja Lubuk,
walaupun ia tidak memperlihatkan diri.
"Baik ayah," sahut Erwin. Safinah dan Teuku memandang ke sekeliling, menduga
bahwa orang tua itu pasti akan hadir secara tiba-tiba sebagaiman ia pernah datang
bersama
kakek Erwin, Raja Tigor yang juga telah tiada, tetapi tetap hidup dalam kenangan
masyarakat Tapanuli Selatan.
"Tetapi risikonya besar anakku. Kalian serumah sudah mengenal bukan? Dia berguru
pada ular raksasa yang masih hidup sampai sekarang. Aku akan menemuinya. Entah akan
berhasil, entah pula tidak. Ular ini punya daya panggil yang tak terkalahkan oleh
ilmu apa
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
154
pun di dunia ini!"
Erwin yang tadi duduk di kursi, turun ke lantai, duduk bersimpuh dengan kepala
ditundukkan. Safinah dan abangnya mengikuti sikap Erwin, sudah seperti murid-murid
yang amat hormat dan taat pada guru yang penuh kesaktian dan amat berwi bawa.
Agak lama suasana hening mencekam.
Semua menanti, apa lagi yang akan dipesan atau dikatakan oleh Dja Lubuk. Kemudian
terdengarlait suaranya yang lembut, penuh kasih sayang. Untuk Teuku Samalanga.
"Dia bukan jodoh untukmu," kata Dja Lubuk.
Ketiga orang itu terkejut, tetapi yang teramat kaget adalah Teuku Samalanga. Karena
ia
tahu, bahwa dirinya yang dimaksud. Safinah dan Erwin lebih banyak heran daripada
terkejut. Laki-laki dari Aceh itu kian tunduk dengan pikiran tak menentu. Tetapi
penuh
keinginan tahu, mengapa makhluk sakti itu berkata demikian.
"Begini," kata Dja Lubuk menjawab pertanyaan y;ng tidak dikatakan itu. "Dia
bersedia
untuk menerimamu jadi suami!" Besar hati Teuku. Kalau sudah bersedia, apalagi yang
harus
dipermasalahkan. Yang terpenting dan yang amat ditakutinya adalah kalau wanita itu
tidak
menyukainya. Ternyata ia mau diperisteri, karena itulah yang jadi tujuan Teuku.
Kalau
Teuku mau dan Carolina mau, maka hal yang pokok sudah beres. Bahwa dia seorang
wanita
punya ilmu. tinggi, bukan halangan. Dia juga berilmu. Mereka, selain sating
mencinta dapat
tukar menukar pengetahuan dan bahkan bekerja sama. Orang pintar dengan orang
pandai,
bukankah itu pasangan yang boleh dipastikan akan sangat ideal."
"Sama-sama pandai saja belum jadi persyaratan yang memadai anakku. Entahlah kalau
engkau rela binasa karena cintamu yang tidak menghiraukan pengorbanan apa pun."
Mendengar itu Teuku seperti tersentak dari duduknya. Sementara Erwin dan Saf'inah
jadi
amat tertarik dan ingin tahu bagaimana Dja Lubuk sampai berkata begitu.
Sesudah ketiga orang itu tidak lagi mengharapkan kehadiran Dja Lubuk dalam fisik,
mendadak orang tua berambut dan bermisai putih penuh wibawa dan jelas ganteng itu
telah
duduk di sana. Erwin buru-buru mencium tangan ayahnya. Begitu pula Teuku dan
Safinah.
"Tidak heran kalau Teuku jatuh hati padanya. "Sembilan dari sepuluh laki-laki pasti
akan ingin memilikinya. Kalau cuma tertarik saja, masih belum apa-apa. Semua hati
yang
tidak buta, baik lelaki maupun wanita bisa saja tertarik pada lawan jenisnya.
Bahkan pada
jenisnya sendiri! Tetapi dia bukan wanita biasa. Kalau dalam usia semuda itu punya
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
155
pengetahuan tinggi, sesungguhnya harus kita hargai dan kagumi. Tetapi sampai di
situ saja."
Setelah diam sejurus, barulah Dja Lubuk meneruskan, "Ia punya perjanjian dengan
gurunya. Tiap suaminya harus diserahkan kepada gurunya itu!"
Bukan hanya Teuku, tetapi juga Erwin dan Safinah turut mengangkat muka,
memandang Dja Lubuk.
"Untuk apa ayah?" tanya Erwin.
"Untuk jadi makanannya. Semakin sering dia kawin, semakin banyak ia dapat mengabdi
dan menyenangkan hati gurunya!"
Dja Lubuk yang mempunyai banyak pengalaman semasa hayatnya, menceritakan,
bahwa ular raksasa yang guru Carolina semula juga manusia. Seorang wanita cantik
yang
dipermainkan dan dibuat sangat sakit hati oleh suaminya. Namanya Marini. Oleh
karena ia
terlalu cinta pada suaminya, sakit hatinya jadi terlalu berat. Ia tidak mampu
merubah sifat
buruk sang suami dengan segala bujukan dan tangis. Ia begitu sering menangis,
sehingga
akhirnya ia merasa tidak punya air mata lagi. Kering ditimba oleh derita yang tiada
mengenal henti. Karena tak kuasa mendengar, bahkan melihat suaminya terus berganti
wanita, ia menghindar. Semula ia bermaksud membunuh suaminya manakala ia sedang
tidur
nyenyak. Telah beberapa kali dicobanya dan ia pasti berhasil, kalau ia mempunyai
kesanggupan hati untuk itu. Tetapi justru kekerasan hati itulah yang tidak pernah
dimilikinya. Ia tahu, ia inginkan kematian suami jahanam itu. Keinginan yang tidak
pernah
terlaksana.
Ia masuk hutan di kawasan Jambi yang kaya binatang buas terutama harimau berbagai
jenis. Dari harimau kumbang, tutul sampai ke macan loreng. Ia tidak punya rasa
takut,
karena hidup atau mati ;udah tidak menjadi soal baginya.
Ia tidur di mana saja. Di dalam gua, atau di bawah pohon. Dia pun makan apa saja
yang
dapat dinakan nakan walaupun tadinya tidak biasa memakaniya. Dari buah-buahan
sampai
ke ubi-ubian dan dedaunan.
Lama kelamaan hidup di hutan sudah menjadi sesuatu yang wajar. Yang tidak wajar
pun banyak dialaminya. Sudah berkali-kali in bertemu dengan binatang buas. Ya
harimau,
ya gajah, bahkan pernah bersua dengan badak. Berjumpa dengan ularuular besar sudah
menjadi kejadian sehari-hari. Tidak satupun di antara sekian banyak binatang itu
mengusik
dirinya. Mereka hanya memandangi atau menghindar. Tidak dapat dijelaskan mengapa
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
156
begitu, tapi itulah yang benar-benar telah terjadi.
Marini tak pernah berganti baju, karena ia tidak membawa pesalin. Ia basah kuyup
ditimpa hujan, karena ia manusia biasa. Tetapi ia tidak pernah sakit, sama halnya
dengan
ular dan harimau juga tidak sakit oleh hujan. Pakaiannya di makan masa, semua
koyakkoyak,
kemudian hanya tinggal sebagian badannya yang tertutup. Kian hari yang tertutup
kian sedikit, akhirnya hanya kemaluannya saja yang masih dilindungi oleh secarik
kain
usang. Yang tidak wajar lagi, ia tetap berpikiran waras. Ia tahu apa yan telah
terjadi atas
dirinya. Ia sadar bahwa ia hampir telanjang. Dan ia pun sangat sadar, bahwa semua
ini
menimpa dirinya karena ia mengasingkan diri ke dalam rimba. Dan ia pun tahu benar
bahwa ia mengasingkan diri karena tidak tahan mendengar dan melihat tingkah polah
suami. Satu-satunya manusia yang pernah aicintainya selama hidup
Yang dirasakannya kini hanya akibat dari cinta yang dikhianati. Sudah suratan
nasib,
dalam pengembaraan ia bertemu dengan seekor ular berwarna putih, seputih gading.
Ular
biasa. Tidak terlalu besar: Hanya warnanya itulah yang aneh. Tak biasanya, mungkin
tak ada
ular lain yang seperti itu. Binatang melata itu menjilati dirinya. Marini terkejut
heran ketika
ular itu bicara dengan bahasa yang jelas. "Jadilah seperti aku, supaya tidak
memerlukan
pakaian!"
"Tanpa banyak pikir, Marini menjawab, "Mau, tetapi mana aku bisa!"
"Bisa," kata ular putih. "Tetapi harus seikhlas hati. Tiada bujukan, tiada
paksaan!"
"Aku ingin jadi ular, supaya tidak membutuhkan pakaian seperti katamu tadi!" Dengan
mengejutkan dan mengherankan, ular itu berubah menjadi manusia. Seorang wanita,
sementara Marini pada saat yang sama berubah menjadi seekor ular. Tetapi tidak
berwarna
putih. Ular biasa, seperti ular sawah. Tetapi ia tetap bisa berkata-kata. Tanyanya,
"Mengapa
engkau jadi manusia?"
Peempuan itu tertawa, "Sedari tadi pun aku manusia. Barangkali kau saja yang
melihat
aku seakan-akan ular."
Marini merasa dirinya tertipu, tetapi ia tidak menyesal setelah wanita itu
mengatakan,
bahwa dengan jalan ini ia dapat membalas sakit hati pada suaminya yang binal. Tiap
hari ia
menanamkan rasa dendam pada Marini yang dalam waktu tak masuk akal menjadi ular
besar dan terus kian besar. Ia juga memberi pelajaran ilmu hitam kepadanya, mampu
memanggil suaminya untuk masuk rimba. Dan ketika si suami oleh kekuatan gaib yang
tak
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
157
dapat dilawan masuk ke dalam hutan tampaklah olehnya ular sangat besar yang
mengecutkan diriiya. Ia ingin lari, tetapi kakinya tak kuasa membawa badannya.
"Aku Marini, kau ingat," kata ular itu. Sardi tidak percaya mendengar ular dapat
bicara
dan mengaku bernama Marini lagi. Sama dengan nama perempuan yang dua tahun yang
lalu pernah dikhianatinya dan menghilang. Mungkinkah isterinya itu berubah rupa,
menjadi
ular? Mengapa?
"Ini semua karena ulahmu," kata ular itu. "Dulu aku ingin membunuhmu, tetapi hatiku
tak pernah tega. Karena aku terlalu cinta padamu. "Tetapi sekarang aku sanggup. Aku
masih
Marini, tatapi juga bukan manusia lagi. Akan kutelan kau, supaya tak dapat lagi
menyakiti
wanita !"
"Jangan, jangan," kata Sardi mohon dikasihani.
"Tiada hakmu untuk dikasihani, karena kau sendiri tidak mengenal rasa kasihan!"
Marini memagut laki-laki yang pernah suaminya itu, membelit meremukkan tubuhnya
lalu
dengan tenang melulurnya. Disaksikan oleh ular putih yang sudah menju di manusia
itu.
***
KEPADANYALAH seorang wanita bernama Munah mohon pertolongan. Seorang wanita buruk
rupa yang selalu dinista oleh kawan-kawannya, bahkan dibenci oleh orang tuanya
karena
rupanya yang amat buruk. Bopeng oleh penyakit cacar yang meninggalkan bekas di
seluruh
wajah dan tubuhnya. Dengan mata yang juling pula lagi.
Munah masuk hutan menemui Marini atas petunjuk sebuah mimpi. Setelah
mengisahkan nasibnya, Marini menyuruhnya pulang dengan kata-kata yang meyakinkan,
"Aku tidak dapat merubah rupamu, tetapi mulai saat ini kau akan cantik sekali bagi
mata
siapa saja yang memandang. Akan banyak yang tergila-gila padamu. Kawinlah kau
dengan
yang gagah dan ganteng menurut seleramu. Suami-suamimu itu akan cinta sekali
padamu.
Tetapi setelah 21 hari jadi suamimu, harus kau serahkan kepadaku. Kau tidak akan
kehilangan karena telah banyak pengganti menantikanmu. Semua harus kau beriksan
kepadaku. Sebagai imbalannya, kau bukan hanya akan kelihatan selalu cantik tetapi
juga
punya ilmu-ilmu besar yang jarang dimiliki manusia yang butuh tahun-tahun berguru
atau
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
158
bertapa!"
Sebagaimana ular putih itu dulu mengatakan kepadanya, bahwa tiada bujukan dan
paksaan untuk berubah jadi ular, begitu pulalah dia berkata kepada Munah, bahwa
tiada
kemestian bagi dirinya. Dia boleh pulang dalam keadaannya yang sangat buruk: atau
patuh
mengikuti perintah Marini. Ular, itu menyuruh Munah mengganti namanya jadi
Carolina.
Itulah nama yang sesuai baginya. Sejak waktu itulah Carolina kelihatan menarik dan
menekuklututkan banyak lelaki. Telah banyak suami diserahkannya kepada gurunya,
yang
pernah sangat disakiti oleh. Sardi. Ia ingat betul kata-kata Marini yang
mengesankan,
"Hampir semua laki-laki jahat, kejam dan serakah. Kau lihat nanti. Mereka yang
pernah jijik
melihatmu akan jatuh cinta. Mereka tidak layak dikasihani. Balas dendammu. Dan
jangan
kenal henti. Karena sebagian besar lelaki akan sama saja busuknya. Sampai kapan
pun."
***
BANYAK orang telah pernah jadi suami Carolina. Dan semua mereka diantarkannya ke
hutan
tanpa pernah kembali lagi. Banyak juga orang heran, ke mana bekas-bekas suaminya,
tetapi
tidak ada seorang pun tergerak hati untuk menyelidikinya. Ia cukup mengatakan,
bahwa ia
telah bercerai dan bekas suaminya pergi ke tempat lain karena tak kuasa melihat dia
berdampingan dengan lelaki lain.
Hanya sedikit sekali orang tahu, bahwa selain cantik, Carolina juga punya kemampuan
tinggi dalam bidang ilmu hitam. Ada cerita mengatakan, bahwa Carolina memelihara
lipan
dan kalajengking dengan bisa mematikan dan dapat disuruh menurut kehendak hatinya.
Seorang keturunan Cina yang telah punya dua isteri yang jatuh cinta pada Mei Lan
anak orang kaya Ong Chu Fat. Hal ini tidak mengherankan karena Mei Lan mempunyai
cukup syarat yaitu menggiurkan hati lelaki. Sebagian daripada merck ini sudah tentu
ingin
memilikinya untuk dapa menghisap madunya sepuas hati. Karena yang menghendaki
banyak, sedangkan bendanya hanya satu maka terjadilah semacam perlombaan di antar
mereka. Ada yang hanya main untung-untungan Syukur kalau dapat. Kalau tidak, apa
boleh
buat. Tetapi ada manusia berkeras hati yang mati-matian bertekad harus
mendapatkannya.
Dengan berbaga jalan. Pamer kekayaan, yang banyak dilakukan manusia kaya masa kini,
Surat-surat cinta penuh rayuan gombal yang menggelikan hati gadis-gadis yang cerdik
atau
ucapan-ucapan sejuta kasih kala dapat peluang untuk bertemu dan berkata-kata.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
159
Itu semua masih dapat dikatakan biasa dan sama sekali tidak menyalahi "hukum yang
berlaku dii negara ini." Begitu kata-kata heran yang selalu kita jumpai di koran-
koran. Juga
koran masa kini. Ada lagi kata-kata yang cukup bikin gemes banyak insan. Juga insan
masa
kini. Yaitu akan diselesaikan menurut hukum yang berlaku." Tetapi dalam banyak
kasus
tidak pernah diselesaikan menurut hokum seolah-olah tidak ada hukum untuk
menyelesaikannya, atau hukum itu tidak untuk semua orang berlaku dalam qadar dan
cara
yang sama. Kata-kata sinisnya oleh orang yang gagal cara keadilan berbunyi, "hukum
pun
sudah punya mata, pandang-pandang bulu."
Tetapi orang penasaran yang jatuh hati atau iebih baik kalau dikatakan, orang yang
sudah dikuasai nafsu mau melakukan apa saja untuk mendapatkan wanita yang katanya
sangat dicintainya, padahal sesungguhnya hanya untuk pelampiasan nafsu. Di sinilah
nafsu
dan cinta dicampur aduk dan disalahtafsirkan. Orang yang mencintai seseorang tidak
akan
mampu melakukan apa pun yang bisa menyakiti orang yang dicintai. Yang sangat
penasaran,
walaupun telah punya dua isteri dan beberapa piaraan karena banyak harta dan besar
nafsunya itu semula tidak percaya, bahwa orang semuda dan secantik Carolina bisa
menolong dia untuk mendapatkan Mei Lan. Tetapi sahabatnya memberi keyakinan, bahwa
kalau Carolina tidak mampu takkan ada dukun di Sumatera Selatan yang mampu. Tersiar
desas-desus bahwa Mei Lan sendiri sudah mendapat pagar dari seorang ulama Budha.
Dan
sebenarnyalah beberapa dukun yang dipergunakan beberapa orang yang mengingini Mei
Lan ternyata tidak berhasil inelemahkan hati gadis itu.
"Kalau dia tidak mau tunduk, bagaimana?" tanya Carolina kepada keturunan Cina yang
bernama Li Mau San kemudian diganti dengan Ali Musa. "Sebab hanya ada dua
kemungkinan tuan Ali. Dia menyerah pada kemauan tuan atau dia sakit untuk
perlahanlahan
mati!"
'Seboleh-bolehnya dia jadi mau pada saya. Tapi kalau dia terlalu keras, biar saja
sakit
sampai mati. Saya tidak rela dia jatuh ke tangan orang lain.'
Carolina bekerja dan sesuai dengan keampuhan ilmunya Mei Lan bukan jadi tertarik
pada Ali Musa. Ia malah membencinya dan sekaligus merasa dirinya sakit-sakit. Dalam
beberapa hari saja keadaanny begitu memburuk, sehingga ia tak kuasa lagi bangkit
dari
tempat tidur. Dukun-dukun yang dimintai pertolongan tak kuasa melawan kekuatan
Carolina. Pada malam pertama Erwin memusatkan segenap pikiran dan kekuatan
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
160
menghadapi Carolina ia merasa, bahwa lawannya memang punya ilmu yang amat tinggi.
Dalam kamar terkunci tempat ia bekerja, mendadak saja Carolina telah hadir. Cantik
mempesona sebagaimana ia menampilkan dirinya pada siang hari.
"Tiada gunanya kau melawan aku Erwin," kata perempuan itu.
"Aku pun tidak suka kita bermusuhan. Cabutlah kuku kekuasaan yang telah kau
tanamkan pada diri gadis tiada berdosa itu. Kita akan bersahabat, kalau kau suka
berkawan
dengan aku yang miskin," pinta Erwin.
"Aku heran. Kau tidak akan suka menerima bayaran, kalau kau berhasil. Kau pun tidak
mencintainya. Tidakkah kau mau jadi teman hidupku. Kita berdua akan hebat sekali.
Kekuatanmu dan kebolehanmu digabung. Orang hebat bagaimanapun tak akan mampu
melawan kita!"
Erwin tertawa. Membuat Carolina merasa dianggap ringan. Tetapi dia juga sudah tahu,
bahwa Erwin bukan lawan sembarangan.
"Kau memang hebat Carol. Bekas tempat dudukmu saja lebih panas daripada api.
Tangan Teuku melepuh dibuatnya. Ilmu apakah itu? Siapa gurumu?"
"Ah, masa iya. Aku saja tidak mengetahui!" kata Carolina.
Erwin tahu, bahwa dia belagak bodoh, padahal di dalam hati merasa bangga.Dia yakin,
tak ada orang lain punya kemampuan begitu. Tapi itu juga yang membuat dia kagum
pada
Erwin yang masih berani melawan dia. Teuku Samalanga tentu tidak dapat memakan dia.
"Anda seorang wanita. Muda dan cantik pula lagi. Dengan modal itu Anda dapat
meraih apa saja yang jadi keinginan Anda. Mengapa terjun ke bidang ilmu hitam,
menganiaya manusia-manusia tak berdosa? Apakah kesenangannya?"
Kini Carolina ganti tertawa. "Banyak kesenangannya kawan," katanya. "Melihat hasil
nyata dari ilmu yang pernah kupelajari. Dan banyak kesenangan lain, yang tidak
dapat
kuterangkan satu demi satu. Tetapi kau yang mampu membaca pikiran manusia lain
tentu
tahu atau akan tahu apa saja kesenangan yang, kuperdapat. Sebagian daripadanya
boleh kukatakan.
Aku dapat melakukan apa yang biasa dikerjakan oleh dukun atau penyihir-penyihir
yang mukanya saja sudah menyeramkan. Bahwa aku dapat mengalahkan ilmu mereka.
Padahal aku begini muda dan punya rupa lumayan. Bukankah begitu," katanya polos
tetapi
juga dengan nada yang memperlihatkan kebanggaan hatinya. "Ada juga wanita-wanita
yang
punya berbagai macam ilmu, termasuk ilmu hitam atau ilmu penyembuhan tetapi pada
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
161
umumnya mereka sudah tua-tua. Lain halnya dengan aku. Dan terus terang, aku bangga
dengan kebolehanku ini. Makanya aku heran, mengapa kau tertawa waktu kukatakan
bahwa
kita berdua dapat jadi pasangan yang amat cocok. Apakah kau melihat suatu
kekurangan
pada diriku sebagai wanita. Apakah kau malu berjalan dengan wanita yang seperti aku
ini?"
"Tidak, aku mengagumi kecantikanmu kawan. Bahkan aku mau mengatakan bahwa
termasuk salah satu wanita tercantik yang pernah tersua selama kehidupku. Artinya,
kecantikanmu memang bukan kepalang tanggung. Aku tak heran, kalau sembilan dari
sepuluh lelaki jatuh hati padamu. Aku pun hampir termasuk satu di antara yang
sembilan
orang itu."
"Jadi kau tidak termasuk! Mengecewakan hatiku, tetapi juga menyenangkan. Kau
lakilaki
yang berterus terang. Mengatakan apa yang kau rasa. Tidak perduli apa yang dirasa
lain
orang. Jelek tetapi juga baik. Kau katakan aku sangat cantik, tetapi kau tidak
suka. Jadi aku
hanya seperti gadis-gadis yang tidak kau sukai. Juga seperti nyonya kaya raya di
Surabaya.
Hatimu hati batu. Tetapi akhirnya kau jatuh hati juga, bukankah begitu? Pada gadis
itu,
yang belum tentu akan mencintaimu. Pendeknya sekarang dia belum jatuh hati padamu.
Aku kasihan. Yang menyerah tak kau terima. Yang kau ingini iustru yang tidak suka
padamu."
Mendengar ucapan itu Erwin merasa malu sekali. Rupanya orang ini mempunyai
kemampuan seperti yang dipunyainya. Bisa membaca pikiran orang. Unggul dia.
Setelah mengatakan, bahwa apa yang dibaca Carolina memang benar, ia mengimbangi.
"Sebenarnya aku juga cinta padamu, walaupun kau tidak menyukai aku!"
"Kau keliru. Aku mencintaimu!" kata Carolina.
"Untuk kau jadikan santapan ular raksasa gurumu itu? Itulah salahnya."
Sekarang Carolina diam. Kalau dua orang pintar sudah saling baca diri, maka
keduanya
pula menjadi lemah.
"Tapi aku tidak akan menceritakan niat burukmu Carol. Asal saja jangan sahabatku
Teuku Samalanga kau pilih jadi korban!"
"Bijaksana juga kau. Aku juga tidak akan mengatakan kepada adiknya bahwa kau telah
jatuh cinta mati-matian kepada safinah!"
Serentak kedua orang itu berjabatan tangan. Seragai suatu janji. Akan pegang teguh
rahasia hati dan jabatan.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
162
"Kau orang baik sahabat," kata Carolina. "Ak senang dengan kau. Kita tak mungkin
saling cinta,
"Mungkin saja Carol, tetapi jangan sampai nikah!"
Carolina tertawa. Orang muda yang amat sederhana ini suka pula berkelakar.
"Sayang,"
kata Carolina, kita bertentangan dalam tugas dan kepentingan. Kumpulkan seluruh
kepintaranmu, karena aku bukan takbur, tidak mudah kau menundukka aku. Aku harus
jaga
reputasi dan gengsiku terhadap orang yang membayar diriku. Aku butuhkan banyak uang
Erwin. Berbeda sekali dengan kau, yang barangkali tidak tahu bagaimana mengambil
kenikmatan dari uang."
Carolina mohon pergi. Berjabatan tangan mereka saling pandang.
"Baru sekali selama hidupku mengenal wanita seaneh dan sehebat kau. Aku ingin kenal
lebih banyak mengenai dirimu, dan aku akan mendapatnya."
"Silakan. Aku tahu kau akan mendapatkannya. Tak ada rahasia yang tak terbongkar
olehmu. Kau anaknya Dja Lubuk dan cucunya Raja Tigor. Siapa orang sakti yang tidak
mengenal ayah dan kakekmu. Dan kau pun ingin punya nama setenar mereka. Kau punya
ambisi besar dan aku senang dengan orang semacam kau!"
Erwin mengucapkan selamat jalan, tetapi perempuan itu menjawab bahwa belum
waktunya mengucapkan itu. Sebab mereka akan segera bertemu lagi, barangkali dalam
suasana yang sangat berlainan.
Walaupun Safinah dan abangnya tidak tidur, mereka tidak mendengar apa pun dari
kamar Erwin. Tentu saja tidak mengetahui, bahwa sahabat mereka telah coba dirayu
oleh
Carolina yang sebenarnya jadi inceran Teuku Samalanga.
"Kau yakin, bahwa Carolina wanita berbahaya?" tanya Teuku kepada adiknya. Sang
saudara muda menjawab, bahwa tangannya yang melepuh cukup memberi jawaban.
"Abang cinta benar-benar kepadanya?"
"Kurasa begitulah," kata Teuku yang belum pernah bermain asmara. Rupanya dalam hal
ini orang tidak perlu belajar teori. Kalau rasa cinta itu mendadak datang, maka ia
sukar
memendamnya.
"Coba minta nasehat Erwin. Bukankah sahabat tersetia kita sekarang dan ilmunya
dalam beberapa hal melebihi abang. Hanya saja, mungkin dia tidak kebal!" kata
Safinah.
"Kalau dia sendiri jatuh cinta pada perempuan pintar itu bagaimana?"
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
163
"Tidak mungkin. Mereka berlawanan tugas dan kepentingan."
"Tetapi cinta dapat membuat dua manusia berkompromi!"
Safinah diam, tetapi dia tidak yakin bahwa. Erwin akan jatuh cinta pada perempuan
yang meninggalkan bekas pantat yang panasnya melebihi api.
Lagi pula dia seperti orang yang selalu merasa rendah diri bagaimana pula dia
berani
mencintai orang cantik dan kelihatan sekaya Carolina.
Sama halnya dengan Erwin telah berganti nama dari Munah menjadi Carolina itu pada
malam yang sama juga mengerahkan seluruh kebolehannya. Pada tahap pertama dia coba
membuat Erwin mengurungkan niatnya menentang dia. Erwin merasa hatinya bergoncang
tidak stabiL Dan dia tahu, bahwa perubahan pada dirinya tentu perbuatan Carolina.
Tetapi
seperti biasa terdengar olehnya suara itu. Kali ini suara Datuk nan Kuniang, orang
berilmu
yang dikuburkan di pemakaman tua di Kebayoran Lama. Supaya ia menguatkan tekad,
Harus melawan Carolina yang menghendaki kematian Mei Lan. Biar pun wanita secantik
bidadari harus dilawan kalau ia punya maksud yang sangat jahat. Kecantikan itu
hanya
lahiriah. Ia menyimpan otak dan hati yang sama sekali tidak mengenal kasihan.
Jangan
dicari, mengapa ia jadi begitu. Walaupun itu hanya akibat dari penderitaan hidup
tetap tak
boleh berlaku sadis terhada orang, makhluk Allah, apalagi perempuan itu sama sekali
tidak
punya dosa. Percuma Erwin mempunyai kebolehan kalau kelebihan itu tidak digunakan
bagi
menolong orang yang tidak bersalah.
Erwin merasa seluruh dirinya seperti ditusuk-tusuk dengan jarum, perih dan sakit
sekali. Ditahannya rasa sakit itu sehingga membuat dirinya menggigil lalu
berkeringat.
"Hentikan perlawananmu Erwin. Tiada gunanya. Aku bukan sendiri karena kalau
seorang diri aku takkan kuasa merubuhkan engkau!" kata suara Carolina dan lagi-lagi
dia
menampakkan diri di hadapan Erwin. Bukan merayu, tetapi dengan berkacak pinggang
memperlihatkan keyakinan akan keunggulannya.
"Aku tahu kau tak seorang diri," kata suara lain tiba-tiba. Nada biasa, tiada
amarah
tiada ancaman. Suara Datuk nan Kuniang yang berdiri pula di sana dalam kain
kafannya.
Berlumpur karena musim hujan.
"Siapa kau yang berani mencampuri urusan kami!" tanya Carolina.
"Aku Datuk nan Kuniang. Masa iya kau tidak kenal. Tak diceritakan gurumu
kepadamu?"
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
164
Mayat Datuk yang sudah beberapa kali membantu Erwin dalam kesulitan karena ia
bersahabat erat dengan ayah dan kakek manusia harimau itu mendatangi Carolina. Kian
dekat.
"Cukup," kata Carolina. "Jangan kau jamah aku. Kau mayat tak tahu diri. Kau jadi
begini karena kutukan. Bukankah begitu? Carilah jodohmu di antara sesama mayat!"
kata
Carolina. Ia heran dan merasa takut juga, tetapi coba menutupinya dengan kata-kata
sombong.
"Kau benar-benar jahaman Munah!" bentak Datuk nan Kuniang.
Nama aslinya disebut, Carolina merasa bahwa mayat ini bukan manusia terkutuk,
tetapi
orang yang tadinya punya ilmu luar biasa dan ikut dibawanya mati. Tidak diwariskan
kepada
anak atau adiknya.
"Aku memang kotor. Penuh lumpur. Tetapi kau lebih kotor lagi. Kau si buruk rupa
yang menipu pandangan semua lelaki. Kau tahu bahwa kau perempuan tak laku dan jadi
nistaan orang karena muka busuk dan bopeng. Keringatmu saja bisa membuat orang
muntah!"
Kata-kata yang benar ini membuat Carolina alias Munah tak kuat lagi menahan diri.
Dia menghilang sebelum sempat dicekik oleh Datuk nan Kuniang. Erwin mempersaksikan
itu dengan perasaan yang amat takjub. Tambah sadar, bahwa di dunia ini ada lagi
orangorang
yang punya ilmu lebih aneh lagi.. Dirinya manusia harinaau hasil dari warisan
ayahnya
yang tidak dielakkannya. Bukan tidak dapat, tetapi ia tidak tega mengecewakan
ayahnya. Ia
sangat sedih menjelang kematian ayahnya Dja Lubuk yang miskin, tetapi tetap
sungsang
sumbal sampai di hari tuanya mencari biaya sekolah anaknya.
"Ketika akan menghembuskan napas terakhir ia berkata, "Tiada yang kutinggalkan
untukmu sayang!" Erwin selalu ingat kata-kata itu.
"Kupindahkan diriku ke dirimu amang," kata Dja Lubuk. (Amang artinya anak.
Panggilan kesayangan untuk anak lelaki).
Dan Erwin menerima dengan keharuan.
"Inyiek telah menyelamatkan diriku," kata Erwin kepada Datuk nan Kuniang. Pada saat
itu pula datang ayahnya.
"Memang, kau sendiri takkan mampu melawan dia. Kemenanganmu tadi siang hanya
pada babak pertama."
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
165
Dja Lubuk mengajak anaknya pergi bersama dia. Malam itu juga. Datuk nan Kuniang
juga turut. Dia meninggalkan belas lumpur dari kuburan di kamar itu.
***
PADA keesokan paginya Teuku Samalanga menantikan Erwin di meja makan. Untuk sekedar
sarapan bertiga. Kali ini lain dari biasanya. Teuku tidak melihat Erwin datang dari
olahraga
pagi atau duduk membaca di beranda depan. Tertidurkah dia karena mengantuk sehabis
semalam suntuk mengerahkan seluruh kebolehannya dalam usaha penyempurnaan
pengobatan Mei Lan? Ataukah yang lebih buruk? Erwin kalah dalam pertarungan ilmu
gaib
dan ia tak sadarkan diri atau bahkan telah tiada lagi? Bukan suatu hal yang
mustahil!
Bersama adiknya Safinah ia mengetuk-ngetuk pintu kamar Erwin. Semula perlahan
supaya sahabat mereka itu tidak terkejut. Tetapi karena tiada sahutan, ketukan
diperkeras.
Tak juga ada suatu tanda kehidupan di dalam kamar itu.
Teuku dengan mudah membuka pintu, yang sebelum pergi menjelang subuh telah
dibuka Erwin dari dalam karena tahu bahwa sahabat-sahabatnya akan kehilangan.
Teuku dan Safinah terkejut. Tiada Erwin. Tak pula ada surat meninggalkan pesan,
kalau-kalau ia pergi diam-diam oleh alasan yang hanya dia dan Tuhan yang
mengetahuinya.
Tetapi kemudian kakinya menginjak lumpur yang ditinggalkan Datuk nan Kuniang yang
sama sekali tidak dikenal Teuku. Adik dan kakak itu heran, dari mana gerangan
datangnya
lumpur. Erwin masuk kamar setelah mensucikan diri.
Teuku dan Safinah saling pandang tanpa bicara. Tetapi yang menjadi keheranan di
dalam hati mereka sama. Dari mana datangnya lumpur itu. Apakah lawan Erwin masuk
dengan membawa lumpur di kakinya? Jika begitu tentu bukan Carolina. Piaraan
perempuan
cantik itukah? Orang atau binatang suruhannyakah yang telah mengambil Erwin? Mayat
atau jasadnya yang masih mempunyai. denyut nadi dan jantung?
"Tiada bekas telapak kaki," kata Safinah. Tidak bekas manusia, juga tidak bekas
hewan.
Lalu apa yang membawa lumpur itu?
"Kita cari wanita itu," kata Safinah. Abangnya setuju. Hanya minum beberapa teguk
kopi panas, mereka bergerak. Alamat Carolina mereka sudah tahu. Wanita itu sendiri
memberinya.
Di luar dugaan, wanita muda itu menyambut mereka dengan ramah mempersilakan
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
166
masuk. Tiada sedikit pun tanda mencurigakan pada wajahnya. Tiada keletihan, tiada
ketegangan. Dia begitu segar dan rapi. Membuat Teuku yang sudah tergila-gila merasa
berdosa mengapa sampai mencurigai Carolina. Dia punya ilmu memang. Itu sudah
dirasakannya sendiri. Tangannya yang melepuh pun belum sembuh.
"Hanya berdua? Mana sahabat kita Erwin?" ' tanya Carolina. Ia seperti heran,
mengapa
orang yang terang-terangan jadi lawannya tidak turut datang.
"Maaf kak," kata Safinah. "Kami menyangka dia ada di sini." Ia tidak tergolong
orang
yang cukup pandai menyimpan rahasia hati. Lagi pula Carolina pandai membaca
perasaan
dan pikiran orang. Tiada guna berpura-pura padanya.
"Mengapa pula dia ke mari. Dia menganggap diriku lawannya dan memang begitulah
keadaan yang nyata." kata wanita itu. Kedengaran dan tampaknya jawaban polos.
"Barangkali kalian kompromi," kata Teuku Samalanga.
"Sudah dicoba kemarin. Bukankah dia yang tidak mau. Dia keras hati. Aku keras
pendirian dan tidak sebaik dia," ujar Carolina lagi berterus terang mengenai
sifatnya.
"Menurut pikiran atau penglihatan Lina yang tajam, ke manakah sahabat kami itu?"
tanya Teuku yang tidak mempunyai ilmu yang semacam itu.
"Dia pergi, tetapi besar kemungkinan akan kembali!"
"Kalau begitu ada juga kemungkinan dia tidak akan kembali?"
"Tentu saja. Dalam hidup kita ini bukankah semuanya serba mungkin? Teuku pun
mengetahui. Bukankah begitu?"
"Tetapi di kamar tidurnya ada bekas lumpur. Tanpa jejak kaki manusia atau hewan,"
kata Safinah.
Carolina tidak menjawab. Sejurus kemudian baru dia mengatakan, bahwa kalau begitu
kenyataannya dia sendiri pun merasa heran. Padahal ia mengetahui, bahwa Erwin pergi
ke
belantara perawan di daerah Jambi untuk menemui gurunya. Bersama dengan ayahnya.
Hanya kelebihan Datuk nan Kuniang jualah yang membuat perempuan pandai itu tidak
mengetahui, bahwa mayat dari kuburan Kebayoran Lama Jakarta turut bersama mereka.
Ia
minta izin ke dalam untuk menyediakan minuman, karena satu-satunya wanita setengah
baya yang membantunya sedang pergi belanja. Padahal maksud yang pokok adalah untuk
menguji Teuku Samalanga, apakah ia mempunyai kelebihan dalam ilmu lainnya. Baru
satu
kelemahan orang Aceh itu yang diketahuinya. Tak dapat membaca pikiran dan maksud
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
167
seseorang.
Tak lama kemudian ia keluar dengan sarapan pagi. Tiga cangkir teh susu dan ketan
kolak. Katanya masakannya sendiri. Ia mempersilakan tamunya mencoba hidangannya.
Safinah dan Teuku mulai makan ketan ditemani kolak pisang raja masak di pohon.
Carolina
sendiri juga turut makan. Adik kakak memuji kelezatannya.
Ketika perempuan itu mengajak kedw tamunya minum, Safinah segera mereguk teh
susu pekat sedap yang sukar dijumpai di restoran besar mana pun di Jawa. Ketika
Safinah
memuji pula lezat cita rasa teh itu, Teuku mengangkat cangkirnya. Tetapi begitu
jarinya
menjamah telinga cangkir, benda itu pecah tanpa sebab yang wajar. Muka Carolina
berubah.
Karena ia memang membubuhkan racun di dalam minuman untuk Teuku. Ia sudah tahu
bahwa laki-laki itu jatuh cinta padanya, tetapi ia akan dicegah oleh Erwin. Kalau
orang dari
utara itu sampai jatuh ke tangannya maka ia tanpa ragu-ragu kelak juga akan
menyerahkannya kepada gurunya. Karena yang demikian tak mungkin, dan Erwin belum
tentu dapat dikalahkannya, maka ia pilih menyingkirkan laki-laki yang jadi penyebab
Erwin
sampai mengobati Mei Ian.
Ketika cangkir pecah, Teuku memandang Carolina. Ia baru tahu bahwa minuman itu
berisi racun dengan pecahnya cangkir. Dia tidak punya ilmu untuk mengetahui
sebelumnya.
Ada pula untuknya mempunyai keampuhan yang begitu. Si penaruh racun dibikin senang
dengan persangkaannya bahwa orang yang dimaksud akan meminum atau memakan benda
yang akan membawa maut itu. Hanya waktunya bisa cepat bisa juga secara perlahan.
"Nanti saya ganti," kata Carolina sambil bangkit mengambil lap untuk membersihkan
tumpahan teh susu itu. Tetapi ketika kembali hendak membenahi tumpahan dan pecahan
itu ia jadi terbengong melihat teh susu yang berwarna hampir kuning tua itu telah
berubah
menjadi hijau bagaikan daun.
"Daun tehnya bermutu tinggi sekali. Makanya warnanya berubah," kata Teuku sedikit
menyindir.
Tetapi wanita itu pun tak kalah bijak. Sambil tertawa ia berkata, "Ya memang
bermutu
tinggi. Aku mau mencoba kehebatan lelaki yang menaruh perhatian besar atas diriku.
Rupanya punya pelindung tersendiri."
Safinah lebih bengong lagi. Memandang ke abangnya dan Carolina. Apakah memang
begini permainan orang-orang yang punya kemampuan gaib? Karena abangnya pun
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
168
kemudian tertawa, maka Safinah juga turut tertawa.
Ketika Carolina membawa secangkir teh susu lain, tanpa curiga orang Aceh itu
mereguknya. Kejadian tadi tidak terulang, karena minuman ini tidak berisi seperti
yang
mula-mula.
"Kami resah memikirkan sahabat kami," kata Teuku.
"Wajar. Tetapi jangan terlalu dipikirkan. Dia tidak berdiri sendiri. Perginya saja
pun
tidak sendiri. Menurut penglihatanku bukan dengan musuh, walaupun aku tadi
mengatakan
bahwa aku juga heran. Dia punya kemauan keras sekali. Aku rasa cukup baik, walaupun
tentu banyak risikonya!"
Safinah mohon izin melihat-lihat sebuah album yang terletak bersama beberapa
majalah
di atas sebuah meja kecil. Carolina sendiri malah mengambil dan memberikannya
kepada
Safinah.
Pada halaman ketiga ada gambar sebesar kartu pos. Gambar seorang wanita buruk.
Berbeda dengan gambar-gambar lain yang juga ada pada halaman itu. Agak lama Safinah
memperhatikan dan kemudian tak dapat menahan pertanyaan, "Yang seorang ini siapa?"
"Kakakku," kata Carolina. ''Kasihan, dia kena penyakit cacar. Meninggalkan bekas
yang
sangat, menyedihkan. Rupanya dia tidak dapat menerima takdir itu. Ia bunuh diri."
Carolina
termenung sehingga Safinah menyatakan simpati dan turut sedih akan musibah itu. Dia
tidak pernah tahu, bahwa itulah Carolina ketika masih bernama Munah dengan
lubanglubang
bekas penyakit cacar di wajahnya. Sebelum dia masuk hutan karena malu lalu
bertemu dengan ular asal manusia yang hidup penuh kekecewaan karena dipermainkan
oleh
suami yang sangat dicintainya.
Pada halaman berikutnya Safinah memperhatikan gambar yang hampir serupa dengan
orang yang dikatakan kakak Carolina tadi. Tetapi yang ini dengan muka dirias dan
pakaian
bagus, sebagus pakaian Carolina sendiri di masa itu. Dengan seorang pria ganteng
yang
diterangkan Carol sebagai suami kakaknya itu.
"Itulah kakakku yang merias diri dan baru dua puluh hari kawin dengan lelaki
idamannya."
"Mirip dengan kakak, tetapi kakak masih lebih cantik. Kecantikan kakak alamiah.
Yang
ini buatan!" kata Safinah.
"Terima kasih. Memang begitulah kenyataannya. Kasihan, umurnya hanya singkat.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
169
Mati muda!" kata Carolina dengan penuh perasaan, walaupun ia tahu bahwa ia
berdusta.
Rupanya lensa tidak dapat ditipu karena dia benda mati. Tidak diceritakannya,
karena ia tak
mungkin menceritakan, bahwa dua hari setelah rnembuat foto itu ia mengantarkan
suaminya kepada gurunya yang ular raksasa itu. Pernah ia coba menipu gurunya itu.
Ia
benar-benar jadi cinta pada seorang suaminya yang oleh kepandaian dan pengalaman
mampu memberi dirinya kepuasan sejati seperti idaman tiap wanita tetapi jarang
dicapai
oleh wanita dalani arti kata kepuasan murni. Ia sempat menahan suaminya sampai dua
puluh dua hari. Hanya sekian, walaupun ia sudah sama sekali tidak punya niat untuk
memenuhi janjinya. Pada hari ke dua puluh tiga lelaki itu sendiri pergi tanpa
pamit. Bukan
karena i.a tidak cinta pada isteri cantiknya, tetapi karena ia merasa ada suatu
panggilan yang
amat kuat sekali. Ia tak tahu dari mana, tetapi akhirnya ia sampai juga ke tempat
orang yang
memanggil dengan kekuatan gaib yang tidak mungkin diuraikan mengapa sampai mungkin
begitu.
Bagi lelaki yang bernama Sumantri ini, ular besar itu bagaikan seorang wanita yang
teramat jelita. Matanya telah tertipu lagi, sebagaimana ia sejak memandang Carolina
sampai
menjadi suaminya tak pernah bebas dari pandangan yang menipu matanya itu.
"Kau rupanya yang menyebabkan aku mengkhianati isteriku yang tadinya amat
kusayangi. Aku merasa terpanggil ke mari, tak tahu karena apa. Seperti ada suatu
kekuatan
menuntun aku ke mari. Panggilan itu tak terlawan. Untunglah pula tidak dapat
kulawan.
Kiranya seorang bidadari telah menantikanku!" kata Sumantri tanpa malu-malu, bahkan
dengan suara yang memperlihatkan seorang lelaki yang benar-benar bertekuk lutut di
hadapan seorang wanita. Bersedia diperintah apa pun, kecuali kematian tentu. Kalau
sudah
mati mana bisa lagi menikmati wanita kepada siapa ia bersedia memperhamba dirinya.
"Ya, memang aku menantikan kedatanganmu. Aku sudah lama hidup di sini. Karena
aku ingin bebas bagaikan burung, ingin leluasa bagaikan harimau. Aku ingin berteman
dengan semua makhluk dan aku telah memperolchnya. Kau barangkali tak percaya, bahwa
aku belum pernah jatuh cinta. Tertarik pada lelaki pun belum. Entah mengapa pada
dua
hari belakangan ini aku selalu digoda oleh suatu wajah. Wajahmu. Dalam khayalan
lelaki
yang kupuja itu bernama Sumantri," kata ular yang dulunya Marini. Hanya lebih muda
dan
lebih cantik dari Marini yang dulu dikhianati dan akhirnya tidak diindahkan oleh
lelaki
rakus yang suaminya itu.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
170
Karena senang dengan permaiman itu, ia tidak segera menelannya. Dibiarkannya
Sumantri yang tergila-gila itu memeluk ciumi dirinya. Bahkan lebih dari itu. Dan
lelaki yang
tertipu oleh kekuatan gaib, itu merasa puas. Bagaikan lebih puas pula dari pada
dengan
Carolina yang semula berarti segalagalanya bagi dirinya. .
Aneh dan tak masuk diakal rasanya. Tetapi itulah yang terjadi. Untuk kata sehari-
hari
dapat kita katakan ilmu penipu, pandangan dan perasaan. Sama saja dengan orang�
biasanya masih anak�yang dilarikan setan yang dinamakan gondoruwo. Sepiring cacing
yang disuguhkan kepadanya dirasa seperti mie yang lezat sekali. Padahal pemberian
makan
cacing itu merupakan salah satu proses dalam memperbodoh anak yang dilarikan.
Bilamana
ia ditemukan manusia, maka biasanya ia sudah gagu, penakut dan kalau mungkin
melarikan
diri dari manusia untuk kembali ke rumahnya. Rumah sang gondoruwo yang letaknya
bisa
di guha, bisa di batang pohon besar yang dilubangi. Mungkin juga di dalam lubuk
yang
dibuatkan untuknya. Atau di alam terbuka di hutan belantara, dibasahi hujan
dikeringkan
panas penyakit pun tak suka mendekatinya.
Dua hari setelah Sumantri memuaskan diri, ketika ia memeluk erat sang wanita cantik
dicintai, ia merasa dibalas oleh pelukan ketat. Semula disangkanya pelukan karena
tambah
sayang. Tetapi pelukan itu kian lama kian erat, sehingga ia merasa sakit, mulai
berat
menarik napas.
"Marini," ucapnya dengan suara berat. Dan dan saat itu pula ia mengetahui, bahwa ia
sekali ini bukan memeluk dan dipeluk Marini, tetapi seekor ular. Dia tak kuasa lagi
menjerit
keras karena kaget dan takut. Masih sempat ia berpikir, sekedar berpikir, bagaimana
dia
sampai dibelit ular, sedangkan tadi dia berpelukan mesra dengan Marini. Dan ular
itu tidak
meneruskan belitannya supaya korbannya mati dan mudah dilulur. Dia diberi
kesempatan
kepada Sumantri untuk memandangi kepalanya yang dihadapkan ke muka lelaki itu
dengan
mulut dingangakan. Memberi tahu bahwa melalui mulut yang dapat dibesarkan itulah
nanti
ia berpindah dunia. Dalam keadaan utuh secara lahiriah, tetapi tulang tulangnya
telah remuk
sama sekali.
Kalau Sumantri ketakutan menghadapi kematian dengan cara yang begitu mengerikan,
maka Marini menikmati rasa takut si lelaki itu. Baginya suatu kepuasan tersendiri
sebelum
menelanya seperti tumbal-tumbal yang diantarkan Carolina kepadanya.
Sampai Safinah menutup album dengan banyak foto itu ia tidak menyadari bahwa ia
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
171
sedang berhadapan dengan si muka jelek yang kata Carolina kakak yang sudah tiada.
Ketika Teuku dan adiknya mohon diri disertai maaf karena telah rnepgganggu di pagi
hari, dan Carolina mengantar mereka ke pintu, mendadak perempuan cantik itu
terjajar
jatuh beberapa meter sambil mengucapkan kata-kata "jahanam." Safinah dan Teuku
Samalanga pun sangat terkejut. Buru-buru mereka menolong, hendak menegakkan
Carolina, tetapi tak terangkat oleh mereka. Begitu beratkah badan wanita yang
pernah
menyebabkan tangan Teuku sampai melepuh? Tampak oleh mereka, bahwa perempuan
berisi itu pun berusaha berdiri, tetapi seperti ada sesuatu yang menahan.
"Jangan tekan aku jahanam!" kata Carolina. Membuat Teuku daan Safinah tambah
heran, bahkan malu. Menyangka, bahwa barangkali mereka yang dituduh menekan.
Padahal
mereka justru berdaya upaya menegakkannya. Adik dan kakak itu menjauh.
"Bukan, bukan kalian yang kumaksud," kata Carolina. Sekali lagi kedua saudara itu
berpandangan tak mengerti. Lalu siapakah yang "dijahanamkannya" itu. Tidak ada
orang
lain selain mereka.
"Lepaskan aku," teriak Carolina lagi. "Tua bangka tak tahu malu." Tetapi ia masih
saja
tetap tak kuasa bangkit.
BERSAMBUNG ....
Bagian 3
CAROLINA seperti orang kurang waras atau bahkan telah menjadi gila. Bicara seorang
diri
tanpa ada yang menanggapi, bahkan tanpa terlihat dengan siapa dia bicara kalau
memang
ada lawannya bicara.
Lalu terdengar suara tawa yang jelas dimiliki seorang yang sudah lanjut usia. Bukan
tawa terbahak-bahak karena merasa geli. Bukan pula tawa kegirangan. Suatu tawa yang
aneh. Kalau diterjemahkan dalam kata-kata seperti hendak mengatakan agar yang punya
diri
dan memaki-maki itu, jangan terlalu sombong. Jangan merasa tiada punya imbang lagi
di
permukaan bumi Allah ini. Carolina kini dapat bangkit. kelihatan letih.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
172
"Mengapa?" tanya Teuku yang heran serta ingin.
"Kalian tidak melihatnya? Aneh, mengapa sampai kalian tidak melihatnya. Dia tadi
yang menamparku sehingga terjatuh. Lalu menekan bahuku. Kuakui memang hebat dia.
Hanya dengan sebelah tangan, tetapi aku tak sanggup berdiri. Bahkan tenaga kalian
tidak
mampu mengangkat aku," kata Carolina.
"Dia siapa? Kami tidak melihat siapa pun!" kata Safinah.
"Kakeknya!"
"Kakek siapa?"
"Orang tua yang punya ilmu perabun itu. Tidak tampak oleh siapa pun yang tidak
diingininya melihat dirinya tetapi tetap kelihatan oleh orang lain yang tidak
dibikinnya
seperti buta!"
"Terus terang, aku tidak mengerti. Kakek siapa dan apa maksudnya menyembunyikan
diri terhadap kami!"
"Supaya aku saja yang melihat. Sebab dia hanya ingin aku mengetahui, bahwa dia ada.
Supaya aku memperhitungkannya."
"Tetapi mengapa begitu. Kakek siapa dia, kakak belum menjawabnya," kata Safinah
yang amat ter tarik dengan cerita yang penuh keajaiban itu.
"Kakek sahabat kalian itu!"
Kedua orang bersaudara itu tidak mengerti walaupun Teuku yang punya ilmu mulai
menebak-nebak, bahwa antara wanita ini dengan Erwin tentu ada sesuatu yang
menyebabkan orang yang dikatakan kakek Erwin sampai menampar dirinya lalu
memperlihatkan kekuatannya.
Safinah pun kemudian menduga, bahwa perempuan ini pegang peranan dalam
permusuhan sahabatnya yang dilawan Erwin. ataukah, dia sendiri yang sebenarnya
menjadi
lawan Erwin dalam usahanya mengobati Mei Lan? Masa iya! Safinah sukar percaya,
bahwa
wanita semuda dan secantik ini punya ilmu begitu tinggi sehingga mampu menghadapi
Erwin yang sudah dilihatnya sendiri kehebatannya dalam menundukkan dua harimau
piaraan abangnya.
Akhirnya Akhirnya Teuku mengeluarkan dugaan hatinya. Tanyanya, "Apakah yang
Lina katakan sahabat yang sukar dilawan Erwin itu sebenarnya Lina sendiri? Maafkan,
kalau
pertanyaanku menyinggung perasaan, sebab bukan itu yang kumaksud. Katamu kakek yang
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
173
menekan dirimu itu kakek Erwin. Apa sebab ia berbuat begitu kalau Lina bukan lawan
cucunya?"
Carolina terdiam. Ceritanya tadi memang telah membuka rahasianya sendiri. Tetapi
Safinah menyela, "Kata Kakak, yang menampar dan menekan tadi kakek Erwin. Bagaimana
mungkin. Kakeknya sudah lima meninggal. Begitu pula ayahnya!"
Carolina memandang Safinah, membuat gadis Aceh itu tidak kuat menatap dan
mengalihkan pandangnya kepada abangnya sambil minta penegasan tentang kakek dan
ayah
Erwin. Dan Teuku menguatkan, bahwa menurut cerita Erwin memang ayah dan kakeknya
sudah lama meninggal.
"Di situlah salah satu kehebatan keluarga mereka. Yang sudah mati pun masih bangkit
membantu yang hidup. Tidak masuk akal kalian? Tetapi begitulah faktanya!" Namun
begitu
Carolina yang juga punya kelemahan yang tentu telah atau akan diketahui Erwin tidak
menceritakan bahwa Erwin sebenarnya bukan manusia sempurna. Bahwa ia kadang-kadang
berubah ujud berbadan harimau tanpa dapat dilawannya karena sudah begitulah
penentuan
bahwa dirinya yang menerima warisan dari ayahnya.
Teuku tidak mengulangi pertanyaannya yang tidak dijawab oleh Carolina. Itu sudah
cukup untuk jadi pengakuan, bahwa memang dialah lawan Erwin. Bahwa yang
dinamakannya "sahabat" nya itu tiada lain daripada dirinya sendiri.
Safinah mengajak Carolina ke rumahnya dulu kalau ia merasa kesepian karena
pembantunya belum pulang, apalagi baru kedatangan lawan yang katanya kakek Erwin.
Dan
perempuan itu mengatakan yang sebenarnya. Yang datang itu memang tiada lain
daripada
Raja Tigor yang mengetahui bahwa perempuan yang kelihatan muda dan amat cantik itu
merupakan lawan berat dan tidak berdiri sendiri. Ia tidak punya niat jahat terhadap
wanita
kawakan itu, hanya ingin memberi dorongan untuk mengurungkan niatnya melawan Erwin
yang ingin menyembuhkan Mei Lan.
ERWIN dan ayahnya bersama Datuk nan Kuniang segera tiba di belantara tempat
kediaman
Marini yang sudah mengular atas kehendak hatinya sendiri.
"Apa maumu mayat dari Mandailing?" tanya Marini kepada Dja Lubuk yang tiba di
sana dalam bentuk manusia biasa. Dengan wajahnya yang tampan walaupun sudah keriput
dan misainya yang membuat dia lebih gagah lagi.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
174
"Kau sombong Marini. Memang, manusia yang sudah jadi ular hanya bisa menutupi
duka nestapanya dengan kesombongan," balas Dja Lubuk, memhuat ular raksasa itu
terdiam. Apa yang dikatakan ayah Erwin memang benar. Itulah makanya ia merasa
begitu
terpukul.
Marini melihat dengan penuh kejijikan pada Datuk nan Kuniang. Wajar, karena ia
datang dengan kain kafan penuh lumpur, walaupun mukanya masih utuh seperti bukan
dia
yang sudah dikubur puluhan tahun lamanya.
"Namaku Datuk nan Kuniang. Dan namamu Marini, yang mengelana ke mari karena
ditipu oleh suamimu. Bukankah begitu perempuan malang?" kata mayat dari Kebayoran
Lama itu. Mendengar itu Marini sedih. Matanya berkaca-kaca.
"Telah banyak manusia tiada berdosa jadi korbanmu. Diantar oleh muridmu setelah
menjadi suaminya selama tiga minggu. Semua kau telan sebagai balas dendammu
terhadap
lelaki. Padahal yang salah hanya suamimu seorang. Dia pun telah kau makan. Mestinya
kau
telah puas. Tetapi ternyata tidak begitu. Seolah-olah kebencianmu terhadap lelaki
tak
mengenal akhir," kata Datuk nan Kuniang melanjutkan
Kini ular itu menangis tersedu-sedu, tak mampu menyanggah segala nista yang
dilontarkan terhadap, dirinya.
Tanpa suara resekan, ular putih yang membuat Marini menjadi ular telah tiba di
sana.
"Aku yang harusnya dicaci-maki Datuk," kata ular itu. "Marini hanya melakukan apa
yang kugerakkan. Aku yang menyuruhnya membalas dendam terhadap lelaki, karena
sebagian terbesar lelaki adalah ibarat hewan belaka. Bahkan dalam banyak hal hewan
masih
lebih baik dari setan yang berujud manusia. Datuk mengetahuinya, bukan? Ataukah
Datuk
tidak cukup jantan untuk mengakui keburukan banyak kaum pria itu?"
Sambil menantikan tanggapan Datuk, Marini menegur Dja Lubuk, menyatakan senang
atas kunjungan manusia harimau yang sudah mati tetapi tetap hidup untuk anaknya.
"Anda
auladan bagi tiap ayah." Dan kepada Erwin dia berkata, "Kau anak beruntung
mempunyai
ayah yang begitu kasih kepadamu." Lalu dia berpaling lagi kepada Datuk nan Kuniang,
"Ini,
anak muda yang putra tersayang Dja Lubuk, cucu Raja Tigor ini contoh dari seorang
lelaki
yang selalu mengecewakan wanita. Sudah terlalu sering ia menjauhkan diri dari
wanita yang
benar-benar amat mencintaiya. Tetapi aku juga tahu, bahwa ia berbuat begitu, karena
sangat
mengetahui keadaan dirinya dianggapya tidak memenuhi syarat untuk mencintai."
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
175
"Syukurlah kalau kakak mengetahui," kata Erwin kepada ular yang sudah berubah jadi
manusia. Karena dari manusia juga asalnya.
Erwin mulai menerangkan maksud kunjungannya, tetapi baru mengucapkan beberapa
patah kata, perempuan ular putih itu sudah memotong bahwa ia rnengetahui maksud
kedatangan mereka.
"Jangan sampai anakku bertanding dengan murid Marini yang kawakan itu. Tiada sebab
bagi kita untuk bermusuhan. Kalau kau menghendaki, akulah yang memohon supaya kita
jangan bermusuhan," kata Dja Lubuk tanpa malu-malu. Dia sama sekali tidak merasa
hina
minta perdamaian, karena apa yang dikerjakan anaknya semata-mata demi kemanusiaan.
Mendengar Dja Lubuk merendahkan diri, hati guru dan murid yang berasal dari
manusia itu sangat tersentuh. Meskipun belum pernah bertemu, tetapi nama Dja Lubuk
dan
ayahnya Raja Tigor cukup, bahkan sangat dikenal dan disegani oleh mereka yang ahli
mistik
dan ilmu sihir. Erwin yang manusia harimau muda pun sudah dikenal mereka.
"Kapan kau akan menikah lagi Erwin?" tanya Marini tiba-tiba. "Sebenarnya yang
seperti kaulah pria idaman kebanyakan wanita, sayang sekali lelaki sepertimu hanya
sangat
sedikit di dunia ini." Marini memandangi Erwin dengan aneka perasaan. Kalau
sekiranya
dia dulu punya suami seperti Erwin, walau pun dia kadang-kadang mengharimau, tentu
dia
tidak mengasingkan diri ke rimba dan tidak pula pernah mempunyai murid bernama
Carolina. Ciptaannya. Dengan ilmu menipu pandangan.
Jarang terjadi sekian banyak makhluk pintar bertemu. Walaupun di antara mereka ada
persaingan kepentingan, namun tidak ada yang memperlihatkannya. Bagi Erwin sendiri,
inilah pengalaman pertama berhadapan dengan satu kelompok penyihir dan penganut
ilmu
hitam yang selalu digunakan untu menjahili manusia atau berperang tanding antar
mereka
sendiri.
Atas anjuran guru Marini dan Marini sendiri Carolina mengulurkan tangan kepada
Erwin.
"Ini tidak berarti aku mengaku kalah Erwin," kata Carolina yang punya keyakinan
bahwa ia mampu mengalahkan manusia harimau itu. Tidak mau dianggap enteng.
Lebihlebih
oleh Dja Lubuk dan Datuk nan Kuniang. Walaupun dia sudah merasakan tamparan
dan tekanan Raja Tigor. Kemenangan Raja Tigor dianggapnya sebagai suatu hasil kecil
dari
serangan mendadak secara pengecut dan di luar dugaannya.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
176
Persetujuan itu tidak hanya sampai sekian. Untuk memperlihat keunggulan,
setidaktidaknya
perasaan lebih unggul Marini minta diberi tumbal seorang lagi. Carolina alias
Munah menyanggupi dengan syarat wajahnya akan tetap cantik sampai mayat
meninggalkan
jasad.
Kelompok Dja Lubuk menyetujui, karena kesediaan Marini untuk setelah itu
menghentikan praktek pertumbuhan sudah merupakan suatu bantuan bagi kemanusiaan dan
terhindarnya sekian korban lagi yang akan masuk ke dalam perut Marini.
Mereka berpisah dengan perasaan menang di dalam hati masing-masing. Oleh ilmu
Datuk nan Kuniang menempuh jarak hampir secepat kilat, tak beberapa lama antaranya
mereka sampai di pinggiran kota Palembang. Ketiga orang dan makhluk itu
berpandangan
karena merasa berat untuk berpisah, tetapi harus berpisah, karena Erwin masih
manusia
hidup sebagaimana manusia lainnya. Walaupun ia bukan sekedar manusia biasa oleh
takdir
yang harus diterimanya untuk sewaktu-waktu berubah ujud
"Jaga dirimu baik-baik hasayangan," kata Dja Lubuk. Datuk nan Kuniang sangat
terharu sementara Erwin tidak kuasa menahan air mata. Ia yang sedewasa itu masih
saja
disebut "kesayangan" oleh ayah yang selalu memanjakan dirinya. Erwin mencium tangan
ayahnya dan Datuk. Kedua orang tua itu pergi lalu hilang di hadapan mata Erwin. Ia
merasa
sendirian lagi. Tetapi sudah beres berkat bantuan kedua orang yang tetap ada
walaupun
menurut pengetahuan mereka yang melihat apalagi yang turut mengebumikan, telah
tiada.
Erwin tiba dalam keadaan segar dan sudah tahu bahwa kedua sahabatnya akan melihat
kedua tangannya dengan banyak tanda tanya.
"Maaf, aku pagi tadi pergi tanpa pamit karena kalian masih tidur. Kini semuanya
telah
selesai. Maksudku urusanku dengan keluarga," kata Erwin. Teuku dan adiknya tidak
mengajukan pertanyaan tapi memperlihatkan tanda senang atas kekembaliannya dalam
keadaan selamat. Mereka juga tidak bertanya tentang lumpur misterius di dalam kamar
Erwin. Mereka nilai itu sebagai suatu rahasia "jabatan" Erwin.
Yang lain dari biasa pada diri Erwin adalah pernyataannya, bahwa ia lapar. Belum
pernah ia berkata begitu. Ia sudah sangat mereka kenal. Pemalu. Dan ketika makan
dihidangkan Safinah ia kelihatan gembira lalu makan dengan lahap. Belum pernah pula
selahap itu. Ia tentu benar-benar lapar. Tetapi besar sekali kemungkinan ada faktor
lain yang
membuatnya sangat berselera makan. Memang begitulah adanya. Dia tidak usah lagi
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
177
bertarung kepandaian dengan seorang wanita. Seperti melanggar etik, walaupun belum
ada
dibuat kode dan etika di dalam pelaksanaan tugas ilmu mistik atau ilmu gaib lain
Ia lebih girang lagi, karena tambah yakin akan kesembuhan Mei Lan. Sama sekali
bukan karena ia punya perhatian khusus terhadapnya. Semata-mata ingin
menyembuhkannya
dan membuat orang tua yang tadinya putus asa, merasa girang serta bersyuka kepada
Tuhan. Dalam pada itu ia juga merasa bahwa seorang wanita lagi akan dikecewakannya.
Seperti kata Marini dan Carolina. Ia sudah melihat dan merasakan, bahwa Mei Lan
senang
padanya. Yang tidak diharapnya, tetapi tak dapat dicegahnya. Karma. Untuk itu ia
harus
membayar. Gadis yang dicintainya, Safinah sampai waktu itu belum punya cinta
padanya.
Yang ada baru rasa kagum dan sahabat. Tiada lebih dari itu. Sekurang-kurangnya
belum
lebih daripada itu. Ataukah tidak akan pernah lebih daripada itu?
***
PETANG itu juga Erwin mengajak Teuku rumah Carolina. Di sana pun Erwin
memperlihatkan sikap lain. Ia berterus terang mengatakan ingin minum teh di situ,
syukur
kalau ada kue-kuenya. Sikap yang mengherankan Teuku, sama sekali tidak aneh bagi
Carolina. Ia pun senang dengan kedatangan Erwin. Suatu sikap terpuji dari seorang
lelaki
yang kini sudah jadi sahabat.
Erwin tertawa senang melihat Carolina. Yang diketahuinya buruk tetapi kelihatan
cantik sekali. Carolina juga tertawa penuh arti pada Erwin. Karena ia tahu bahwa
lelaki yang
banyak digemari wanita itu justru jatuh hati pada seorang perempuan yang tidak
punya rasa
cinta terhadap dirinya. Dari tetawa itu juga tersimpul semacam janji, bahwa
keduanya akan
sama-sama memegang teguh rahasia.
Setelah selesai minum sambil berbeka-beka, Erwin minta diri. Langsung ke rumah Mei
Lan.
Menurut orang tuanya pada malam lalu ia memperihatkan kelakuan mencemaskan.
Ngomong sendiri.
Dari mulutnya mulai keluar busa lagi. Juga dari telinganya. Tetapi mulai siangnya
ia
tenang kembali. Banyak menyebut-nyebut nama Erwin. Dari merasa kecewa, kemudian
senang akhirnya Erwin menjadi bingung lagi. Karena gadis yang rupanya membaik
sesudah
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
178
ada kompromi antara Erwin yang didampingi ayahnya dan Datuk nan Kuniang dengan
kelompok Carolina mulai mengingat-ingat Erwin. Seperti suatu penyakit untuk Erwin
sendiri, karena harus memecahkannya.
Kedatangan Erwin sangat menggembirakan keluarga Ong Chu Fat. Lebih-lebih Mei
Lan sendiri tidak menyembunyikan perasaannya. Sehingga jelas tampak oleh Teuku. Dan
bertanya ia di dalam hati, apakah yang dipakai oleh Erwin, sehingga anak orang kaya
yang
semuda dan sejelita Mei Lan bisa begitu mudah jatuh cinta padanya.
Teuku juga bertanya pada dirinya mengapa dia justru jatuh cinta pada Carolina. Dan
dia juga masih saja mcngharapkan diri wanita itu tanpa ada hambatan.
Lain pula dengan Carolina yang masih harus memberikan satu tumbal lagi kepada
gurunya si manusia ular penelan manusia. Siapa orang ini.
Itulah yang dipikir lalu direncanakannya.
***
SEMALAMAN Carolina sukar mendapat tidur lelap yang amat. Ia lebih suka bertenang-
tenang
dan ingin mimpi yang indah-indah untuk masa depan yang diharapnya masih akan
panjang.
Tetapi yang terjadi justru yang sebaliknya. Masalah tumbal terakhir untuk Marini
yang
gurunya itu. Janji tidak boleh dimungkiri, walaupun ia ingin mengelakkan. Sudah
terbukti
dengan Sumantri yang akhirnya dicintainya dan tidak diantarnya ke Marini. Dua hari
kemudian lelaki itu diam-diam pergi, seperti orang menyerahkan diri untuk disantap
oleh
ular raksasa itu. Bila pikiran warasnya sedang dominan ia merasa lega, bahwa apa
yang akan
diantarnya adalah tumbal terakhir. Setelah itu ia akan bebas, tetapi tetap
kelihatan cantik
jelita bagaikan perawan mulus yang memenuhi segala persyaratan. Siapakah orang
terakhir
yang harus dipersembahkannya ini? Sudah tentu bukan Teuku Samalanga, yang
diketahuinya sudah tergila-gila kepadanya. Walaupun ia dihambat oleh Dja Lubuk dan
Erwin, orang yang sudah tergila-gila bukan tidak mungkin bertindak nekat. Tidak
boleh,
tidak boleh Teuku. Dia dan adiknya dan Erwin telah menjadi sahabat. Keterlaluanlah
mencederai sahabat, apalagi mengantarkannya kepada ular.
Masalah lain yang agak mengganggu pikiran ialah penyampaian kegagalannya kepada
Li Mau San alisa Ali Musa yang menjanjikan bayaran tinggi kepadanya kalau dapat
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
179
menundukkan Ong Mei Lan sehingga mau kawin atau hidup bersama dengan dia. Tetapi ia
harus menyampaikannya. Terlalu pengecut untuk diam-diam tanpa memberi berita.
Padahal
orang itu pasti mendengar bahwa Mei Lan mendekati kesembuhan dan dukunnya hanya
seorang lelaki muda yang belum layak jadi dukun. Paling tidak, mustahil dapat
mengalahkan
Carolina yang mempunyai guru ular.
Karena rumahnya dilengkapi telepon, seperti ada sesuatu yang menggerakkan, Carolina
bang lalu membuat sambungan dengan Li Mau San. Perempuan itu mengatakan ingin
bertemu. Mau San yang sudah sangat kesal oleh berita mengenai Mei tanpa sanggup
menguasai diri, minta bertemu malam itu juga. Dia sendiri yang akan datang ke rumah
Cirolina. Dan wanita itu menyetujui. Sementara menanti kedatangan lelaki kaya yang
selalu
haus seks itu, ia mengatur kata-kata bagaimana cara penyampaian yang terbaik.
Jangan
sampai terlalu menjatuhkan wibawa dirinya.
Ketika lelaki itu tiba, Carolina merasa gugup. Waupun dia sudah memikirkan apa yang
akan dikatauii. Semata-mata karena ia belum pernah gagal. Dan kegagalan sekali ini
pun
sebenarnya bukan kekalahan murni. Hanya oleh suatu kompromi di antara orang-orang
yang gurunya. Dan yang pencipta guru itu dengan manusia kawakan yang seakan-akan
tidak
mengenal akhir hidup di dunia walaupun jelas telah dikuburkan.
"Kenapa dia bisa mulai sembuh kembali. Aku kecewa, sangat kecewa," kata Li Mau
San. Perempuan muda itu tidak segera menjawab.
"Apakah kau sengaja mengalah kepada orang yang mengobatinya dan dengan begitu
membiarkan aku merana!" lanjut lelaki banyak duit itu.
"Kau tidak perlu merana karenanya," kata Carolina, walaupun tadinya dia tidak bisa
memperengkau hartawan itu. Orang itu pun kini menyebut dengan "kau" karena ia tidak
membuat Mei Lan terus sakit atau jadi jatuh cinta kepadanya, ia merasa sangat
tersinggung.
Dia tidak merasa perlu orang itu dengan "tuan." Bersamaan dengan kata-kata yang
dianggapnya kasar itu timbul suatu keinginan di dalam hatinya bagaimana caranya
membuat
orang ini menjadi makanan gurunya.
Suatu takdir juga barangkali yang membuat lelaki itu berkata lembut, "Aku tidak
akan
merana kalau diberi penggantinya!"
Carolina diam saja. Kemudian dipandangnya lelaki itu. Tepat ke matanya. Dan dia
tahu
apa yang dipikir oleh Li Mau San. Dirubahnya wajah kesal jadi cerah kembali.
Katanya,
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
180
"Katakan saja, orang kaya."
Kini orang itu pula yang tidak segera berkata. Seperti orang bimbang atau tidak
punya
cukup keberanian.
"Tak usah segan-segan," kata Carolina. "Terus terang, orang yang mengobati Mei Lan
lebih kuat dari aku. Dan aku tahu, bahwa kau kecewa. Aku mau menebus kegagalanku,
kalau saja aku bisa. Katakanlah!"
"Kau tidak akan marah?" tanya Li, masih ragu-ragu.
"Mengapa marah. Aku merasa senang bisa berkenalan dengan orang sehebat kau." Dan
kata-kata Carolina benar-benar menumbuhkan keberanian di dalam diri Li Mau San.
"Dirimu sendiri! Hanya kau yang secantik dia. Bahkan melebihi dia. Sedari dulu,
ketika
baru kali pertama bertemu, aku sudah mau mengatakannya, tetapi terbentur," kata
lelaki itu.
"Terbentur apa?" tanya Carolina. Pura-pura heran, tetapi dalam hati dia gembira
banget.
"Aku takut kau tolak Carolina. Rasanya diriku tidak pantas dengan wanita sepintar
dan
secantik kau!"
"Bukan terbalik?" sindir Carolina. "Kau rasa aku tidak pantas untukmu. Tidak
secantik
Mei Lan. Sesudah aku gagal mengambilkan hati Mei Lan untukmu, kau gombali aku!"
"Tidak, bukan gombal. Aku mau membuang semua isteriku yang lain, kalau kau mau
jadi kawan hidupku. Aku tahu, kau wanita yang dapat memberi segala kepuasan pada
lelaki.
Aku dapat melihatnya," kata Li Mau San menambah berat rayuan buayanya.
"Kau sungguh-sungguh?" tanya Carolina. Padahal dia sudah tahu bahwa orang itu
memang menghendaki dirinya. Entah karena apa. Yang pasti karena dia memang mata
keranjang.
Beberapa saat lamanya keadaan hening. Tidak ada seorang pun yang berkata. Wanita
berilmu itu sengaja menunggu sampai memohon lagi. Dia ingin menjadi orang yang
dibutuhkan, walaupun ia sendiri sangat membutuhkan si gila seks itu.
"Kau setuju Carol?" tanya Li Mau San.
"Kalau kau benar-benar, oke. Aku tidak mau kau perlakukan seperti wanita-wanitamu
yang lain itu. Ceraikan mereka. Jangan kau buang, sebab mereka bukan sampah.
Ataukah
kau menganggap kami wanita hanya senilai sampah saja?"
Lelaki itu bersumpah akan menceraikan semua isteri dan gundik-gundiknya.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
181
Tak kuasa mengekang selera atau lebih baik dikatakan nafsu, Li Mau San merangkul
Carolina. Dan wanita itu membiarkan, walaupun ia menolak usaha cium orang itu.
Kemudian, kawinlah mereka. Carolina dan Li Mau San.
Baru sekali ini Carolina terpaksa membiarkan dirinya dinikmati lelaki itu. Walaupun
tidak setiap kali Li menghendaki. Lebih banyak lagi penolakannya, membuat Li tambah
tergila-gila. Carolina sengaja membuatnya terheran-heran, karena selain memberi dia
dengan kelihatan penuh nafsu, perempuan itu juga kadang-kadang sangat ketus dengan
mengatakan dia terlalu rakus, seperti kelinci yang tidak pernah merasa kenyang.
Tetapi
setelah berkata begitu, Carolina memeluknya erat, menciuminyar seperti orang
kemasukan,
membuat Li kadang-kadang selesai sebelum benar-benar memulai.
Li Mau San sudah tidak mengingat Mei Lan lagi, yang telah sembuh sama sekali.
Badannya yang kurus mulai berisi lagi, membuat Ong suami isteri me rasa amat
bahagia dan
berhutang budi yang rasanya takkan terbayar oleh mereka. Bagaimana pula
membayarnya,
kalau mereka merasa mendapat kembali anak tunggalnya yang tadinya dianggap sudah
pasti
hilang. Hanya menanti saat kematian. Tetapi kegembiraan mereka itu disertai pula
dengan
gangguan pikiran karena anaknya itu selalu saja mengatakan rindu pada Erwin.
Akhirnya
berterus terang minta untuk dikawinkan dengannya. Kalau saja Mei Lan minta diberi
benda
yang dapat dibeli dengan uang, ia akan memberinya. Tetapi Erwin, sang dukun aneh
yang
tidak bisa dimengerti apa sebenarnya yang menyebabkan orang pandai berusia muda itu
sampai menolak uang dua juta yang diberikan Ong kepadanya! Dia tidak menampiknya
sama sekali. Tetapi dia hanya mengambil tiga ratus ribu dari padanya. Untuk membeli
pakaian bagi dirinya sendiri dan sahabat seperjalanannya yang masih tinggal di
Lahat. Di
rumah dukun Abduh yang punya dua anak perempuan. Seorang janda dan seorang dara
yang punya paras boleh diketengahkan. Ia juga akan memberi sebagian dari uang itu
kepada
orang itu karena sahabatnya telah beberapa lama makan dan minum serta memondok di
situ.
Sikap aneh Erwin menimbulkan keheranan yang kemudian berubah jadi tambah
hormat kepada orang muda itu. Desakannya supaya Erwin menerima seluruh uang yang
diberinya dengan penuh keikhlasan dan sangat gembira itu telah ditolak orang
Mandailing
itu dengan halus. Kepada Teuku ia berkata bahwa sekali ini mengambil agak banyak
dari
pemberian orang kepadanya untuk menutupi beberapa kebutuhan yang sudah amat
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
182
mendesak. Diceritakanya tentang Ashar, anak muda yang mengikutinya dari Jakarta.
Yang
ingin berkelana, ingin mencari ilmu seperti yang dimiliki Erwin. Manusia harimau
itu juga
bertanya, apakah Teuku mempunyai ilmu pembenci, yaitu suatu ilmu gaib yang membuat
orang atau banyak orang membenci seseorang. Tetapi dengan merasa amat kecewa Erwin
mendapat jawaban bahwa sahabatnya itu tidak mempunyai kepandaian semacam itu. Tiada
guna, kata Teuku Samalanga. Padahal Erwin justru sangat membutuhkannya. Dengan
berat
hati, karena hati itu sudah terpaut pada Safinah, tetapi tidak mampu melahirkannya,
Erwin
mohon diri dengan janji akan kembali sebelum ia meneruskan perjalanan ke kampung
halamannya.
***
MASA tiga pekan terasa amat lama bagi Carolina. Pada hari-hari terakhir menjelang
waktu
itu ia mcmperlihatkan cintanya kepada Li Mau san, sehingga orang itu merasa bahwa
akhirnya ia memperoleh kemenangan. Telah mampu merebut hati wanita yang sudah
sekian
kali dirasanya memberi puncak kesenangan kepadanya.
"Kau kini sudah benar-benar menyayangiku Carolina?" tanya Li pada suatu malam,
ketika mereka akan tidur.
"Tidakkah kau merasakannya? Baru sekali iniIah aku benar-benar mencintai seorang
lelaki. Karena kau pria yang bukan sekedar lelaki, tetapi memiliki kejantanan. Yang
begitu
didambakan oleh semua wanita, tetapi hanya sedikit lelaki yang beruntung
memilikinya."
Li mengerti apa maksud perempuan itu dan dia merasa bangga pada dirinya, karena
dikatakan
katakan dia benar-benar jantan. Belum ada wanita yang berkata begitu kepadanya,
walaupun ia telah mengenal sekian banyak, sehingga tidak semua lagi teringat
olehnya.
Pada malam kedua puluh satu sejak perkawinan mereka, Carolina kian membuktikan
kasih sayangnya dan kemampuannya memberikan segala yang dihajati oleh lelaki yang
punya selera tinggi. Terus terang Li Mau San alias Ali Musa seolah-olah baginya
hanya
lelaki itulah yang benar-benar berarti. Bahwa dunia ini tiada makna baginya tanpa
Li Mau
San.
Ada sedikit rasa kasihan di dalam hati Carolina, tetapi selebihnya hati itu menari
penuh
kesenangan, karena masa tugasnya akan segera berakhir sementara hari-hari depan
yang
panjang masih terbuka lebar baginya.
Pada hari kedua puluh satu itulah Carolina mengajak Ali Musa berjalan-jalan ke
Jambi.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
183
Keinginan yang dipenuhinya dengan segala suka hati sebagaimana ia belum pernah
menolak
apa pun yang dipinta oleh Carolina. Baginya, inilah baru benar-benar perempuan yang
memenuhi segala persyaratan untuk dibanggakan. Dia begitu yakin, bahwa takkan ada
lelaki
lain yang mendapat kebahagiaan seperti yang diperolehnya dari Carolina.
Oleh kekuatan ilmu gaib Carolina, Ali Musa tidak merasa bahwa mereka telah
memasuki hutan. Bagi lelaki itu keadaan di sekitarnya seperti sebuah kota yang
cukup ramai
dengan segala toko dan berbagai macam manusia, laki-laki yang ganteng dan wanita-
wanita
yang berparas sedang atau cantik. Tetapi tidak ada yang sejelita Carolina.
Ia baru merasa heran ketika bertemu dengan seorang perempuan yang lebih cantik dari
pujaan hatinya itu. Carolina dengan ramah memperkenalkannya kepada Ali Musa. Dan
wanita itu menyebut namanya dengan suara empuk, "Marini."
"Nama yang bagus sekali. Sebagus orangnya," kata lelaki rakus dan mata keranjang
itu
tanpa malu-malu dan tanpa menghiraukan hati Carolina yang tadi begitu disanjung
bahkan
disembahnya. Tetapi perempuan itu sama sekali tidak berkecil hati. Sebaliknya ia
kelihatan
tambah senang.
"Aku tertarik pada sahabatmu ini Carolina," kata Marini mengimbangi Ali Musa yang
tidak kenal malu itu. "Kalian bersahabat, bukan bertunangan kalau aku tidak salah
lihat,"
kata Marini meneruskan. Dan Carolina mengiyakan, membuat Ali Musa sangat girang.
Perempuan itu seperti tahu apa yang diingininya. Bahwa mereka hanya bersahabat,
tidak
lebih daripada itu. Supaya tiada rintangan bagi Marini, tiada ganjalan yang menahan
lidahnya untuk berkata.
"Aku mau meneruskan perjalanan Li," kata Carolina. "Kau mau turut atau tinggal di
sini?"
Merasa bahwa mereka berada dalam sebuah rumah cukup mewah, lengkap dengan
segala perabotannya, tanpa ragu-ragu Li berkata bahwa ia lebih suka tinggal di
situ. Dia
tidak keberatan kalau kawannya seperjalanan tadi meneruskan langkah untuk mencapai
tujuannya.
Carolina mengulurkan tangan, Li menerimanya. Mereka berpandangan seketika. Li
dengan mata bersinar senang, Carolina seperti orang lesu, tiada selera hidup. Bagi
Li suatu
perpisahan yang menyenangkan karena ada yang lebih cantik baginya. Bagi Carolina
seakanakan
kehilangan lelaki yang amat dicintainya. Dalam hati ia menjerit girang, tiada rasa
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
184
kasihan sedikit pun. Untuk apa mengasihani manusia seperti itu. Yang selalu
bermulut
manis tetapi sekaligus juga tanpa perasaan. Biarlah dia mampus, pikir Carolina di
dalam hati.
Baginya, ia sedang menunaikan tugas. Menyerahkan suami untuk terakhir kali pada
gurunya
yang ular besar itu. Carolina berhadapan dengan ular, tetapi Li Mau San merasa
bertemu
dengan wanita bernama Marini yang punya paras melebihi kecantikan Carolina.
Apa yang pernah dialami Sumantri, suami Carolina yang dipanggil sendiri oleh Marini
karena tidak diantar setelah dua puluh satu hari menikah, dirasakan pula oleh Li
Mau San.
Ia seperti merasakan kenikmatan yang melebihi apa yang beberapa kali diberi
Carolina,
tetapi kemudian ia terkejut melihat kenyataan yang sebenarnya, bahwa mata dan
dirinya
serta seluruh perasaan sejak kedatangannya tadi hanya tertipu belaka. Ia sedari
tadi memeluk
ciumi ular yang pasti pemakan manusia. Yang tentu lebih enak daripada babi hutan
atau
rusa yang bertaring atau bertanduk panjang. Masih sempat Li Mau San menyadari bahwa
dirinya akan ditelan ular itu seperti ular lidi menelan katak saja. Bahwa dia tidak
akan
mungkin tertolong lagi, terkecuali kalau datang suatu keajaiban yang membuat ular
itu
mengurungkan maksudnya. Tetapi miracle itu tidak datang dan ia merasa bahwa dirinya
kian
lemah dan ular itu mengetatkan belitannya. Ia masih mendengar tulang belulang
rusuknya
berderak-derak patah dan remuk. Ia belum tewas ketika ular siluman atau ular
manusia itu
membuka mulutnya selebar mungkin, lalu dengan bantuan air liurnya yang berfungsi
sebagai
pelumas kepala Li Mau San mulai dijepit oleh rahang-rahangnya yang kuat. Dia juga
masih
merasakan tangan dan kakinya sedikit menggelepar, tetapi dia juga merasa bahwa
kepalanya
semakin masuk ke dalam mulut makhluk yang setengah manusia setengah hewan itu.
Secara
sangat perlahan, kadang-kadang terhenti. Tidak seperti orang menelan nasi atau
harimau
melahap korbannya.
Barangkali ular itu dengan sengaja memperlambat penelanan mangsanya untuk dapat
menikmatinya secara optimal. Barangkali ini manusia terakhir yang akan meredakan
rasa
laparnya. Ia masih berharap agar ada seorang wanita seburuk Munah yang datang minta
kecantikan kepadanya.
***
MENJELANG tiba di rumahnya Carolina masih membayangkan, bagaimana Ali Musa alias Li
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
185
Mau San yang pernah berkali-kali tidur bersamanya itu ditelan oleh gurunya. Tapi
hanya
seketika. Kemudian hilang. Bukan untuk pertama kali ia menyerahkan tumbal kepada
gurunya. Lagi pula ia tidak melihat sendiri bagaimana manusia itu lenyap ke dalam
perut si
ular. Yang terbayang di hadapan matanya kini Teuku Samalanga, yang diketahuinya
amat
cinta pada dirinya. Ia tahu, bahwa orang pandai dari Aceh itu tentu sudah mendengar
tentang dirinya, siapa dia sebenarnya dan apa yang harus dilakukannya. Tetapi masa
itu
sudah berlalu dengan menghilangnya Li Mau San ke dalam perut Marini. Kalau Dja
Lubuk
dan Erwin sportif, mereka harus menceritakan perubahan keadaan ini kepada Teuku
Samalanga. Mengatakan kepadanya, bahwa kini tidak perlu kuatir lagi mencintai dan
menikahi Carolina. Soal ia sebenarnya berwajah buruk tidak penting. Pokoknya bagi
Teuku
ia kelihatan sangat jelita. Ia senang, ia terangsang. Ia cukup untuk membuat orang
saling
mencinta dan melaksanakan kewajiban suami isteri saling memberi nafkah bathin.
Di Lahat kedatangan Erwin disambut gembira oleh Abduh dan kedua anak
perempuannya. Apalagi Ashar yang semula sudah kebingungan karena ia terus makan
tidur
di tempat itu tanpa punya uang untuk membayar. Walaupun tuan rumah tidak meminta,
bahkan senang dapat melayaninya karena ia dibawa oleh Erwin.
Mereka semua agak heran, tetapi tidak bertanya. Erwin yang tadinya pergi dengan
pakaian kumal untuk coba melaksanakan tugas yang diterimanya dari Abduh, kini
kembali
dengan keadaan yang jauh lebih rapi. Dengan pakaian bersih dan jelas kelihatan
baru.
Sepatunya juga baru.
Setelah istirahat, barulah tuan rumah secara hati-hati bertanya tentang orang yang
menjahili menantunya Husni. Tanpa berbelit-belit Erwin menerangkan bahwa ia telah
bertemu dengan dukun yang ada kaitannya dengan kematian Husni. Tetapi orang itu
sama
sekali bukan pembunuhnya, kata Erwin. Menantu Abduh memang benar dimakan harimau
di luar kota Bangko. Bukan oleh satu tetapi oleh dua ekor. Satu jantan dan yang
lainnya
betina. Keduanya milik dukun. Namanya pun tidak disembunyikan. Teuku Samalanga dari
Aceh, masih muda, belum punya isteri. Hanya lebih tua sedikit dari Erwin.
Dengan sangat hati-hati Erwin menceritakan bahwa sebenarnya yang telah dilakukan
Husni yang biasanya terkenal baik budi. Bahwa ada celahnya dimana Syaitan dapat
memasuki diri manusia terbaik sekali pun. Dalam hal seperti itu sebenarnya iblislah
yang
menguasai manusia dan dialah yang mendorong seseorang melakukan sesuatu yang
menurut
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
186
wajarnya tak mungkin dilakukannya. Abduh mendengarkan dengan hati berdebar seperti
tidak percaya bahwa menantunya bisa dimasuki iblis yang lalu menguasai diri dan
memerintahnya berbuat apa saja yang bertentangan dengan kebajikan.
"Kedua harimau yang membinasakan Husni dengan kedua orang kaki tangannya,
diantaranya seorang wanita, telah melakukan pembunuhan, itu menurut pertimbangan
mereka sendiri. Sama sekali bukan atas perintah Teuku Samalanga!"
Erwin menceritakan apa yang telah dilakukan oleh suami Fatimah. Ia tidak dapat
menahan tangis dan merasa amat malu, walaupun kematian suaminya itu tetap amat
melukai hatinya!
"Karenanya aku tidak merasa pantas melawan orang Aceh itu," kata Erwin. Tidak
diceritakannya tentu saja tidak bahwa ia jatuh hati pada Safinah yang adik Teuku.
Karena
tidak maunya dia berperang dengan Teuku tidak punya kaitan dengan rasa kasihnya
kepada
Safinah.
Mendengar kisah itu, yang diyakini Abduh bukan cerita karangan semata-mata, ia
tidak
kuasa berkomentar.
Erwin juga menceritakan, bahwa laki-laki yang pemilik harimau itu pernah datang
menemui Fatimah menanyakan Husni yang hendak dibunuhnya dengan parang panjang
pusakanya. Dia amat sedih melihat Fatimah dan amat menghormatinya karena ia begitu
baik hati. Dengan amat ramah mempersilakannya masuk, tanpa mengetahui apa
sebenarnya
maksud kedatangan lelaki yang tidak dikenalnya itu.
"Maafkan saya," kata Erwin, "karena tidak sanggup melaksanakan keinginan bapak
yang begitu baik kepada saya dan sahabat saya Ashar. Kami akan meneruskan
perjalanan."
Hasanah, anak Abduh yang sudah jatuh cinta pula pada si manusia harimau Erwin,
tidak
dapat menahan tangisnya. Bukan karena kematian abang iparnya. Dia menganggap kedua
harimau Teuku pantas membunuh orang dan orang-orang yang terlibat dalam kematian
adik Teuku yang tidak berdosa. Dia telah menggagahi seorang perawan. Apa pun yang
jadi,
oleh dorongan nafsu dan iblis atau sebab lain, lelaki begitu pantas mendapat
hukuman yang
setimpal dengan kejahatannya.
Erwin memberikan lima puluh ribu kepada Abduh, tetapi dukun yang pernah
ditolongnya itu menolak. Kehadiran Ashar di rumah itu tidak perlu diiimbali dengan
uang.
Dialah yang merasa masih berhutang budi pada Erwin. Mukanya telah diselamatkan oleh
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
187
pendatang dari Jakarta asal Tapanuli itu.
Kemudian Erwin menerangkan sekali lagi, bahwa ia akan ke Mandailing. Abduh
kecewa, karena ia ingin menarik tambahan ilmu dari anak muda yang punya kepandaian
lebih tinggi dari dirinya yang telah setengah umur. Tetapi lebih dari kekecewaan
hatinya
adalah kesedihan yang menimpa hati Hasanah, adik Fatimah. Ia tak dapat
menyembunyikan
kemasygulan itu, walaupun dia seharusnya berbuat begitu. Ia tidak mau Erwin pergi,
dia
ingin orang yang telah mengambil hatinya tanpa sengaja, tetap tinggal bersama
mereka.
Tidak lagi sebagai tamu, tetapi sebagai anggota keluarga.
Hasanah begitu merindukannya ketika dia bepergian selama lebih dari sepuluh hari
dari
rumah itu. Selalu mengharapkan kekembaliannya. Kiranya ketika dia akhirnya kembali,
hanya membuat dia sesaat menjerit kegirangan di dalam hati untuk kemudian lemas
dilanda
kekecewaan yang mengembang jadi kesedihan. Karena ia datang untuk segera pergi
lagi.
Tadinya ia tahu bahwa lelaki yang dalam tempo begitu cepat telah memberi harapan
ceria di
dalam hati hanya pergi untuk melaksanakan permintaan ayahnya. Menyelidiki sebab
musabab kematian Husni yang kakak iparnya lalu melakukan pembalasan atas orang yang
telah menjahilinya. Setelah itu dia akan kembali. Pasti kembali karena Ashar
dititipkannya
di rumah itu. Kini dia akan pergi bersama Ashar, tiada kepastian kapan dia kembali.
Ataukah itu berarti suatu kepastian bahwa dia tidak akan kembali lagi?
Abduh, Fatimah yang sudah janda melihat dengan nyata bahwa Hasanah telah jatuh
hati kepada tamu mereka yang baik. Hanya mau berbuat kebajikan dengan ilmu yang
dimilikinya, tetapi tidak sudi melakukan kejahatan terhadap Teuku Samalanga yang
dianggapnya tidak berdosa. Yang membalas adalah harimau miliknya. Bukan tangannya
sendiri. Andaikata pun Teuku menebas leher Husni dengan parang panjang yang telah
dibawanya ketika ia mengunjungi Fatimah, ia tidak juga akan mau bermusuhan
dengannya.
Memang perbuatannya yang demikian melanggar hukum, padahal negara ini negara hukum.
Tetapi ia, walaupun hanya seorang dukun yang tidak punya wewenang apa-apa dalam
negara ini sangat mengetahui, bahwa dalam banyak kasus dirasakan hukum tidak
dijalankan
sebagaimana mestinya. Dalam banyak hal keadilan belum ditegakkan sebagaimana ia
seharusnya ditegakkan. Dia membaca bahwa dalam beberapa kasus si tersangka atau
tertuduh hanya dihukum sangat ringan, menurut orang awam tidak sesuai dengan
kejahatannya. Bahkan ada beberapa tertuduh yang dibebaskan, sedangkan orang-orang
tak
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
188
berkuasa menduga bahwa ia kan mendapat hukuman yang setimpal, benar-benar setimpal.
Tidak ringan, tetapi juga tidak lebih besar dari kesalahan yang dilakukannya.
Menurutnya
dan banyak anggota masyarakat, begitulah yang dinamakan keadilan. Dia tidak
menyetujui
main hakim sendiri, tetapi proses begitu lamban dalam menegakkan keadilan dan
kebenaran
itulah yang selalu membuat orang yang menjadi korban atau keluarga korban yang
ditinggalkan tidak kuasa lagi menahan diri. Lalu dilakukanlah pembalasan dendam
yang
dinamakan perbuatan menghakimi sendiri di luar wewenang dan dia akan menjadi
tertuduh
pula dalam upaya menegakkan hukum yang seperti terlalu banyak ganjalan dan
rintangannya.
Malu oleh tangis yang tak dapat ditahannya, Hasanah berlari ke dalam, masuk kamar
melepaskan semua air mata. Karena hanya itu cara yang diketahuinya untuk
meringankan
beban hatinya. Hanya meringankan barangkali atau suatu awal dari hidup merana
berkepanjangan. Hidup sedih berkelanjutan ini dialami oleh banyak manusia,
perempuan,
bahkan laki-laki yang kehilangan harapan dalam bercinta. Entah dikala masih
berpacaran,
entah selagi dalam masa pertunangan. Sering pula terjadi setelah hidup sebagai
suami isteri
yang begitu saling menyayang mengasihi, sehingga kepergian salah seorang memenuhi
panggilan Tuhannya menyebabkan yang tinggal hidup dalam kesedihan berkepanjangan
sampai dia pun tak kuasa lagi berada di dunia ini. Dan dia pergi dengan tenang,
karena
hatinya punya kepastian bahwa dia pergi untuk menyusul kesayangan yang telah
mendahuluinya. Inilah sebabnya banyak janda dan duda tidak lagi menghendaki teman
hidup kalau sudah ditinggalkan oleh kawan sebiduk yang amat dicinta. Tidak mau
berpisah,
padahal ia mengetahui, bahwa hidup di dunia tidak abadi. Cukup banyak lemah tidak
mampu menerima suatu ketentuan yang pasti tidak terjadi. Kematian bagi tiap insan
hanya
soal waktu. Sebabnya saja yang berbeda-beda, tetapi kepastian itu berlaku bagi tiap
yang
bernyawa. Bagi kalian semua, baginya dan bagiku!
***
"BICARALAH dengan Hasanah bang Erwin," pinta Fatimah. Ayahnya lebih berterus
terang,
"Dia mencintaimu. Aku merasakannya, kau pun tentu mengetahuinya," kata Abduh. Erwin
diam-diam tahu, tetapi hatinya bukan melonjak kegirangan dicintai oleh seorang
gadis yang
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
189
lahiriah memenuhi segala persyaratan untuk diperisteri. Tangis yang tak terkekang
menunjukkan bahwa ia benar-benar menghendaki Erwin. Sedikit-dikitnya untuk waktu
itu.
Dan itu cukup untuk diimbangi dengan perasaan yang sama. Walaupun untuk waktu itu
pula. Sebah masa depan, bagaimana kelak di kemudian hari, hanya Tuhan yang
menentukan. Ataukah prilaku yang keimanan manusia yang menentukan?
Akhirnya berkata juga Erwin, "Aku akan ngomong-ngomong dengan Hasanah, apabila
dia sudah reda."
"Kau mau tinggal di sini?" tanya Abduh berpengharapan lagi.
"Tinggallah di sini. Abang tahu, kami hanya tinggal bertiga. Adikku anak baik. Aku
tahu dia mencintaimu. Selama kau pergi tak ada hari berlalu tanpa pertanyaannya,
kapan
abang akan kembali," kata Fatimah mengatakan apa adanya.
Akhirnya tangis Hasanah tidak terdengar lagi.
Sebab bagaimanapun lukanya perasaan, orang tak akan dapat menangis terus menerus.
Tiada lagi air mata, ia tertidur oleh bantuan Tuhan untuk memberi hamba yang
dikasihaninya istirahat di dalam derita. Untuk kemudian diteruskan dengan perasaan
hampa, tanpa tawa, tiada cerita untuk entah berapa lama. Yang teramat parah dan tak
sanggup lagi memikul beban teramat berat itu, menanti sampai ia dibebaskan dari
derita itu.
Untuk selamanya.
Tatkala Hasanah terbangun, hari telah senja. Ia mandi. Badan agak segar, tetapi
hati
tetap pudar. Tak dapat menyegarkan hati melalui mandi.
"Kau tertidur Hasanah," kata Erwin lembut. "Lama aku menantikanmu. Kita tidak
pernah bercakap-cakap santai. Aku tiada melihat peluang untuk itu." Hati hampa
Hasanah
bagaikan tak percaya akan apa yang didengar telinganya. Dia terlalu yakin, bahwa
tiada lagi
harapan barunya. Walaupun Erwin belum pernah mengatakan tiada cinta kepadanya. Dan
dia sendiri pun belum pernah menyatakannya kepada Erwin. Baru dengan isyarat. Bukan
sedikit orang ragu-ragu dengan isyarat. Kalau salah menafsirkannya, kan memalukan!
Kini, sesudah dia kehilangan semua harapan, laki-laki yang termasuk sedikit
misterius
itu ingin bicara santai dengan dia. Belum tahu apa yang akan dikatakannya. Tetapi
sekurang-kurangnya Hasanah melihat suatu kemungkinan. Ia dapat menyembunyikan
harapan yang sebenarnya hanya secercah itu.
Tanpa mengangkat kepala Hasanah bertanya hampir tak terdengar, "Apa yang abang
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
190
ingin katakan dengan santai itu? Tidak benar, kalau abang katakan tiada peluang.
Abang
pasti mengetahuinya dan abang pun tahu bahwa aku ingin abang berkata. Bagaimanapun
akan pahitnya bagiku!"
Setelah mereka duduk berdua dengan jarak yang amat dekat, belum pernah sedekat itu
selama ini, Erwin memulai dengan sangat hati-hati, dengan dada bergemuruh. Bukan
karena debaran cinta, tetapi karena tak ingin melukai hati wanita yang sudah sangat
diketahuinya amat cinta padanya. Sebagaimana Susanty di Jakarta, dari siapa ia
terpaksa
melarikan diri. Bukan karena telah berbuat salah, tetapi karena takut akan bercinta
mengingat begitu banyak hambatan di dalam dirinya sendiri. Walaupun hambatan yang
sama membuat dia toh tergila-gila pada Safinah. Hanya tak berani mengatakannya,
karena
justru gadis itu tidak, sekurang-kurangnya belum mencintainya sebagaimana yang
diharapkannya. Entahlah di hari nanti. Itu masih hari nanti. Suatu rahasia yang
hanya
Tuhan mengetahui. Karena Dia yang menentukan.
"Kau tahu Hasanah, aku menyenangimu. Sangat menyenangimu. Kuingat bagaimana
kau membela diriku ketika aku hampir mati."
"Tatkala abang menyangka diriku Susanty, karena hanya dia yang abang cintai,
bukankah begitu?" sahut Hasanah.
"Tidak Has, kau keliru. Aku meninggalkan Jakarta justru karena aku hendak
menyelamatkan dirinya dari jatuh hati pada orang yang sama sekali tidak tepat bagi
dirinya."
"Dan aku tidak tepat bagi diri abang?"
"Aku tidak mengatakan itu. Tetapi kupikir memang begitu. Bukan macam aku orang
yang layak mendapat cintamu Hasanah!"
"Apakah abang yang menentukan berhak atau tidaknya. Apakah itu penolakan secara
halus bang Erwin? Kau tahu hatiku, karena kau dapat membacanya!"
"Aku tidak menentukan Has, tetapi aku mengetahui, bahwa diriku ini tidak berhak
mendapat perhatian dan penghargaan yang begitu tinggi darimu. Yang kuketahui begitu
suci. Orang seperti kau harus mendapat kebahagiaan hidup. Itulah yang tidak akan
kau
dapat, karena aku tidak dapat memberikannya. Bukan tak mau Hasanah, tak mampu.
Itulah
yang sebenarnya. Menyambut kasih sayangmu sama artinya membiarkanmu kelak kecewa,
bahkan takut. Di saat itu nanti kau merasa aku menipu dirimu sedangkan aku akan
malu
dan merasa sangat berdosa!"
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
191
Hasanah jadi heran dan tak mengerti. Kalau ini suatu penolakan, sungguh suatu
penolakan yang amat licik. Berbelit-belit, sekedar suatu usaha untuk membuat dia
menjauhkan diri. Omong kosong, semua ini omong kosong. Lelaki memang suka mencari
akal melepaskan diri. Dengan segala cara, termasuk dengan segala dusta. Mustahil
dia yang
mengetahui, akan bahagia atau tidaknya Hasanah, sedangkan dialah yang mengetahui
dirinya.
"Aku bukan berbelit-belit dan aku tidak punya akal licik seperti yang kau sangka
Hasanah."
Mendengar ini Hasanah terdiam. Sekali lagi, jalan pikirannya dibaca oleh Erwin.
"Aku ini bukan manusia seperti yang kau lihat. Karena aku bukan manusia yang
berbahagia seperti manusia-manusia yang benar-benar manusia!" Kini Hasanah
tertarik.
Apa yang akan dikatakan oleh lelaki ini. Dia pandai membaca pikiran, apakah dia
juga
mampu meramal apa yang akan terjadi di masa mendatang?
"Bukan ramalan Hasanah. Aku ini akan membuat kau kecewa dan malu, karena nanti
kau pasti akan mengetahui, bahkan melihat bahwa aku ini mewarisi suatu kenyataan
yang
tidak dapat kuhindari!"
***
KINI Hasanah menatap muka Erwin, yang term tunduk meneruskan ceritanya. Ia lebih
dulu
enjelaskan, bahwa dia bukan mau mengelak, bukan mau mencari-cari dalih. Jauh sekali
dari
aksud mendustai Hasanah.
Lalu diceritakannya siapa neneknya yang bernama Raja Tigor itu. Bukan hanya siapa
dia, tetapi juga apa dia sebenarnya. Manusia yang bukan hanya memelihara harimau
liar
untuk menjaga kebunnya dari serangan babi hutan, tetapi dirinya sendiri kadang-
kadang
berubah menjadi setengah harimau. Sukar masuk akal. Tetapi bagi orang yang
mengetahui,
apalagi yang pernah melihat tentulah merupakan suatu kenyataan yang menyedihkan
atau
menakutkan atau kedua-duanya.
Walaupun sukar masuk akal, tetapi Hasanah tidak lagi mengatakan bahwa Erwin
berbelit-belit atau berdusta. Ia mendengarkan dengan penuh perhatian, kadang-kadang
disela rasa kasihan. Setelah Erwin berhenti bercerita tentang kakeknya barulah
Hasanah
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
192
berkata di dalam hati, bahwa semua kejaiban yang�kalau benar�amat memilu dan
menautkan itu adalah nasib suratan takdir Raja Tigor. Tidak ada kaitan dengan Erwin
yang
jelas manusia dan ia sama sekali tidak memandang orang yang diintainya jadi hina
atau perlu
merasa malu. Namun begitu Hasanah tidak berkomentar. Ia melihat bahwa laki-laki itu
amat tercekam dan berduka.
Ketika Erwin melanjutkan kisahnya, "Begitulah juga nasib ayahku. Dan aku!" barulah
Hasanah tersentak dari alam yang bagaikan khayalan belaka.
Agak lama kemudian Hasanah bertanya lembut, "Bang Erwin kenapa? Aku tidak
mengerti apa maksud abang."
"Ayahku sama seperti kakekku. Kadang-kadang berubah jadi setengah harimau.
Perlukah aku bersumah bahwa aku mengatakan yang sebenarnya? Mesinya aku malu,
tetapi
begitulah kenyataannya. Dan aku juga seperti kakek dan ayahku yang kedua-duanya
telah
meninggal."
"Aku percaya semua tentang yang abang ceritakan. Tetapi tidak yang tentang diri
abang
sendiri!" kata Hasanah.
"Kalau begitu aku bersumpah!"
"Jangan. Jangan bersumpah."
"Itulah makanya aku akan pergi. Aku tidak layak menerima kasihmu Hasanah. Tidak
layak. Kau mengerti arti tidak layak!" '
"Tetapi aku mencintaimu, biar siapa dan apa pun dirimu," kata Hasanah sudah tidak
kuat menahan perasaan hatinya. Cinta memang sesuatu yang seringkali mudah diuraikan
dengan mengemukakan berbagai sebab dan alasan. Tetapi cinta juga kadang-kadang
tidak
dapat dijelaskan sebab musababnya. Lagi satu kenyataan yang sukar masuk akal,
tetapi pasti
dirasakan oleh banyak manusia, mungkin Anda termasuk di dalamnya. Mungkin juga aku
sendiri. Jangan munafik. Dia dapat disebabkan oleh berbagai alasan. Tetapi dia juga
kadangkala tidak dapat mengerti. Dia tercetus dari suatu rasa. Rasa cinta pada
seseorang.
Cukup!
"Aku kadang-kadang berubah jadi harimau. Seluruh tubuhku. Hanya kepala yang
tidak!" kata Erwin menjelaskan. "Kau pasti akan takut."
"Itu katamu. Aku tidak akan takut, karena kau tetap Erwin. Ataukah kau bukan dirimu
lagi kalau benar-benar kau berubah!" tanya Hasanah mengandung tantangan.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
193
"Memang tetap diriku. Tetapi ujudku akan membuat orang takut. Lebih takut daripada
melihat harimau yang sebenarnya!"
"Jadi hanya itu sebabnya kau takut?"
"Kurasa itu saja sudah cukup menakutkan dan aku takut kau kaget dan mungkin juga
pingsan melihat diriku!"
"Aku sayang padamu, aku sudah tidak malu mengatakan, karena kau dapat
membacanya. Dan aku tidak akan takut walaupun kadang-kadang kau berubah. Jadi apa
pun
tidak akan membuat aku akan terkejut!" kata gadis itu. Dan ia�walaupun lazimnya
wanita
dapat menguasai diri oleh perasaan malu�lalu memeluk Erwin. Dan Erwin membiarkan
dirinya dibelai diciumi. Ia dapat merasakan bahwa tindak wanita itu adalah luapan
rindu
yang lama dipendam.
Erwin merasa kasihan. Apa yang mau dilakukan selain menyerah, memberinya
kelegaan. Tanpa dipinta tetapi dipikir akan ada gunanya, perasaan dingin menjalari
seluruh
tubuh lelaki dalam pelukan itu. Kalau biasanya dalam keadaan begitu ia lalu
melarikan dan
menyembunyikan diri, maka sekali ini Erwin menanti kejadian yang biasanya tidak
dapat
dielakkan. Bukan tidak dipikirkannya apa yang mungkin menimpa diri Hasanah yang
begitu
"bandel" dengan rasa cintanya. Terkejut, pingsan atau bahkan mati kaku. Ataukah ia
tidak
akan perduli, sesuai dengan kata-katanya beberapa saat yang lalu.
Perubahan atas diri Erwin berlangsung seperti biasa. Tubuhnya mengharimau. Semula
Hasanah yang sedang dimabok kasih itu tidak merasakan, karena pada wajah Erwin
tidak
terjadi perubahan apa pun. Tetapi kemudian jantungnya seperti berhenti berdenyut.
Kedua
tangannya yang memeluk tubuh Erwin merasa meraba bulu. Semula ia tidak percaya.
Menganggapnya sebagai khayalan oleh cerita Erwin tentang diri kakek, ayah dan
dirinya
sendiri. Tetapi dia merasakan bulu itu. Benar-benar bulu. Dan benar-benar
dirasakannya.
Ketika matanya secara refleks beralih ke tangan Erwin, tampak apa yang tidak
dipercaya
tetapi telah diceritakan lelaki itu tadi. Harimau, Erwin telah berubah menjadi
harimau.
Tanpa memandang muka Erwin, gadis yang baru saja memeluk mesra itu terkejut dan
menjerit sambil melepaskan Erwin yang sudah mengharimau. Mendengar jerit ini ayah
dan
kakaknya datang berlari dan mereka terhenti melihat kenyataan yang tidak pernah
mereka
khayalkan itu.
Tetapi karena manusia harimau itu tidak bergerak dan sama sekali tidak
memperlihatMANUSIA
HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
194
kan gerak kaget atau mencurigakan, Abduh mendekati Hasanah yang terduduk menutupi
mukanya.
"Tenanglah," kata Abduh kepada anaknya yang ketakutan. Fatimah yang juga terkejut,
tidak beranjak pergi karena cepat memaklumi, bahwa perubahan ujud itu tentu hanya
seketika. Karena banyak dukun punya sifat atau kelainan sendiri-sendiri. Dan apa
yang
disangka dan diharapnya memang benar jadi kenyataan. Tak lama kemudian Erwin telah
menjadi manusia utuh kembali. Erwin yang tadi duduk berdampingan dengan Hasanah.
"Lihatlah," bujuk Abduh. "Itu abang Erwinmu!"
Dan gadis itu memandang karena merasa aman di dekat ayahnya. Dan pandangannya
kini membuat ia merasa malu sendiri.
"Maafkan aku bang Erwin!" ujar Hasanah sambil mendekati lelaki itu kembali. Ia
yakin,
bahwa yang dilihatnya tadi hanya tipuan matanya belaka. Karena Erwin terus
bercerita
tentang kakek, ayah dan dirinya yang senasib. Yang kadang-kadang jadi harimau.
Pengaruh
cerita itulah rupanya yang telah membuat dia berkhayal. Betapa malu Hasanah.
"Tak ada yang harus dimaafkan. Semua telah berlangsung wajar. Kau telah melihat aku
yang sebenarnya, bukan? Seperti yang kuceritakan tadi. Dari kakek, bahkan dari
moyangku
sampai ke ayah dan kini ke diriku!" balas Erwin pelan.
Hasanah diam, ia tetap yakin, bahwa apa yang dilihatnya tadi hanya khayalan belaka.
"Bukan khayalanmu Hasanah. Tanyakanlah kepada ayah dan kakakmu. Mereka juga
melihat. Dan mereka tahu, bahwa mereka bukan berkhayal. Kau menjerit terkejut tadi,
ketika ujudku berubah!" kata Erwin meluruskan jalan pikiran Hasanah. Hasanah
memandang ayah dan kakaknya. Mereka hanya tunduk, tidak mengangguk atau
menggeleng. Sehingga Hasanah kian percaya, bahwa apa yang dilihatnya hanya
khayalan.
Buktinya, kakak dan ayahnya tidak mengiyakan. Padahal mereka tidak mau mengangguk,
karena tidak tega mengakui apa yang benar-benar telah mereka saksikan sendiri.
"Ayah, aku tetap mau mengikut bang Erwin kalau dia pergi dari sini! Kuharap ayah
menyetujui. Sebab, kalau ayah tidak setuju, aku akan pergi juga!" kata Hasanah. Dia
memperlihatkan bahwa dia telah dewasa dan berhak menentukan sendiri pendirian atau
pilihannya. Kalau cinta sudah bertahta di hati seseorang, maka tiada lagi rintangan
untuk
mengatakan atau melakukan apa pun. Cinta seperti membenarkan segala-galanya atau
sekurang-kurangnya memberi keberanian kepada manusia yang dikuasainya.
Sesungguhnya,
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
195
cinta bisa sebagai malaikat tetapi dia juga bisa memberi sifat seperti iblis, Abduh
dan
Fatimah sangat iba melihat Hasanah yang sudah dimabuk asmara gila itu. Terang-
terang
diketahuinya, bahwa Erwin bukan manusia biasa, bahkan ia tadi menjerit ketakutan.
Bagaimana makanya ia sampai sanggup mengatakan hendak mengikuti Erwin. Makhluk
yang menakutkan! Terpikir kembali oleh Abduh dan Fatimah apakah gadis itu sudah
terkena guna-guna Erwin. �
"Aku tidak mengguna-gunainya. Jangan menyangka buruk sejauh itu," kata Erwin.
"Aku telah berulang kali mengatakan kepadanya bahwa aku bukan manusia seperti
manusia
biasa lainnya. Aku juga telah mengatakan, bahwa bukan aku laki-laki yang baik
baginya.
Aku mengatakan yang sebenarnya tentang diriku dan kalian telah melihatnya. Kalian
bukan
orang wajar, kalau tidak mempercayai apa yang kalian lihat dengan mata sendiri!"
kata
Erwin yang kali ini merasa syukur telah berubah ujud dan lebih bersyukur lagi
karena
perubahan itu hanya sesaat. Sekedar untuk bukti bahwa ia berkata benar.
"Sekarang aku harus pergi. Sudah waktunya aku berpisah dengan pak Abduh dan
nyonya Fatimah yang baik. Begitu pula dengan dik Hasanah yang akan selalu
kukenang!"
Erwin berdiri mendapatkan pak Abduh dan Fatimah. Ia mengulurkan tangan untuk salam
perpisahan. Abduh dan Fatimah tak kuasa menolaknya. Walaupun dengan haru. Tetapi
ketika Erwin hendak menyalam Hasanah, gadis itu menolak sambil berkata lantang,
"Aku
tidak mau ditinggal. Aku tidak perduli bang Erwin manusia harimau atau manusia
setan
pun. Aku ingin selama hidupku bersamanya!"
Erwin terharu dan kasihan pada Hasanah. Dibacanya mantera dengan permohonan
bantuan dari Allah. Pintanya dikabulkan. Ia mendadak hilang seperti ditelan lantai
tempat
dia berpijak.
Fatimah dan ayahnya terkejut. Rupanya anak inuda itu punya ilmu meraibkan diri.
Mengapa dia menjadi berbuat begitu?
Hasanah setengah melolong, "Bang Erwin�!!" lalu ia terduduk lemas. Ini bukan
khayalan seperti yang disangkanya mengenai perubahan diri lelaki itu tadi. Ini satu
kenyataan. Yang amat memalukan dan teramat pahit bagi dirinya. Orang itu sampai
menghilangkan diri. Hanya untuk menjauhkan dari dia. Rupanya Erwin memang tidak
menghendaki dirinya. Tega benar, mengapa harus dengan cara begitu.
"Karena menurut pendapatnya, itulah jalan terbaik Hasanah," kata Abduh yang
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
196
mengetahui apa yang dirasa dan dipikir anaknya yang telah ditelan cinta tanpa
pertimbangan
itu. Cinta sekedar mengikutkan kata hati. Karena begitulah kebanyakan cinta dalam
praktek.
Hasanah membiarkan pikirannya menerawang tanpa berkata apa pun. Ia terlalu sedih.
Seperti ditinggal mati orang yang paling dicinta. Padahal orang itu tidak mati. Ia
pergi
untuk menghindar dengan segala alasan yang telah dikemukakannya.
"Dia pergi karena dia sayang padamu Has," kata Fatimah coba menghibur adiknya.
Tetapi juga dengan keyakinan, bahwa Erwin berbuat begitu karena ia tidak mau
mengecewakan Hasanah. Menurut dugaannya dukun muda itu juga dengan sengaja
merubah ujudnya untuk membuktikan kepada adiknya bahwa sebenarnyalah bukan dia
orangnya yang tepat untuk wanita semuda dan secantik Hasanah.
"Kalau dia sayang mengapa dia menghilang!" tanya Hasanah yang memang terhibur
oleh kata-kata kakaknya.
"Menyatakan dan membuktikan sayang ada berbagai macam caranya Has. Dia
mendengar kau menjerit tadi. Karena kau terkejut dan takut tentu. Tidak bisa lain
daripada
itu. Dia tak tega melihat kau takut. Dan kejadian itu akan berulang dan berulang
lagi," kata
Fatimah.
Hasanah menangis, meletakkan kepala di pangkuan kakaknya.
"Dia sayang padamu, itulah makanya dia pergi," kata Fatimah lagi menenangkan
adiknya. Tetapi Hasanah malah menyahut, "Aku akan mencarinya. Sampai bertemu
kembali. Atau kakak tidak akan pernah lagi melihat aku!"
Fatimah memandang kata-kata itu hanya karena emosi belaka. Setelah reda dan dia
dapat berpikir wajar, ia akan tahu apa yang harus dan apa yang sama sekali tidak
baik
dicobanya.
"Percayalah, dia akan memberi kabar," kata Fatimah. Kalimat yang sepotong ini
rupanya jadi penawar juga. Memberinya harapan, bahwa laki-laki itu akan mengirim
kabar.
Masuk akal, mustahil dia tidak akan mengirim surat setelah ia pergi dengan cara
menghilang begitu. Cara pamit yang tidak semestinya. Dia orang sopan, orang baik,
manusia berbudi. Dia pasti akan memberi kabar.
***
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
197
ASHAR, anak muda yang mengikuti Erwin dari Jakarta pada malam setelah kepergian
Erwin
tidak dapat tidur, karena tak tahu ke mana akan pergi. Ia terkejut dan tak percaya,
ketika
menjelang tengah malam mendengar bisikan, "Jangan bersuara. Ini aku. Bang Erwinmu."
Hati anak muda yang bingung dan kecut itu mendadak sontak jadi gembira.
Kegembiraan seorang yang tadinya sudah putus asa, tidak tahu apa yang akan
dilakukan.
Bahkan tak tahu ke mana akan pergi. Ia pun amat malu kepada tuan rumah karena
dirinya
ditinggal begitu saja. Hampir saja dia menyangka, bahwa orang yang begitu dipercaya
dan
dikaguminya, akhirnya bertindak begitu pengecut. Tiada bertanggungjawab.
Hati Ashar melonjak dan tanpa sengaja ia menciumi tangan Erwin. Si manusia harimau
dapat merasakan betapa lega sahabat mudanya itu.
"Mari kita pergi," bisik Erwin.
"Begini saja? Tidak permisi kepada pak Abduh?"
"Aku sudah menyiapkan surat untuk ditinggalkan. Surat dari kita berdua. Kau dan
aku.
Pak Abduh akan memaklumi dan tidak akan berkecil hati. Kita pergi diam-diam, bukan
karena tidak berterima kasih dan menghargai kebaikannya. Tetapi karena tiada jalan
lain!"
Ashar yang memang sudah siap dengan bungkusan baju dan celana baru belian Erwin
tidak memerlukan waktu berkemas lagi.
Erwin dan Ashar keluar rumah itu menjelang jam dua belas malam. Abduh mendengar
kemudian melihat, karena ia sudah menduga, bahwa Erwin akan menjemput kawannya.
Tetapi ia diam saja. Erwin juga tahu, bahwa Abduh tentu mendengar atau mengintip
kepergian mereka. Dan bahwa dukun cukup kawakan itu membiarkan. Karena dia sadar,
bahwa si manusia harimau melakukan itu demi kebaikan anaknya. Sama sekali bukan
karena
suka berbuat begitu.
Pagi harinya Abduh pun terpaksa berpura-pura terkejut dan heran lalu risau
memikirkan lenyapnya Ashar tanpa mohon diri lagi.
KEDATANGAN Erwin kembali dengan Ashar yang telah diceritakannya, sangat
menggembirakan
. Teuku Samalanga dan adiknya Safinah. Kegembiraan persahabatan atau kekeluargaan.
Tidak tampak kegirangan karena rindu pada wajah Safinah. Terutama pada matanya.
Karena senang semata-mata, sama sekali bukan karena cinta. Tetapi Erwin yang
biasanya
amat tahu diri itu tetap merindukan kasihnya. Sungguh untung, baik Teuku apalagi
Safinah
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
198
tidak dapat membaca hatinya.
"Abang senang-senang saja di Lahat? Tidak berat berpisah dengan kekasih di sana?"
tanya Safinah menggoda. Sekedar menggoda. Tidak tahu bahwa Erwin meninggalkan
seorang gadis rupawan dengan hati pedih, karena kepergian seorang dukun muda yang
jadi
pilihan tanpa mendapat sedikit balasan yang amat didambakannya. Mendengar kelakar
tanpa sidiran itu Erwin tercenung sejenak, teringat pada Hasanah yang begitu manis
dan
telah memeluk diriiva tetapi kemudian juga menjerit terkejut karena ternyata ia
memeluk
harimau berkepala manusia.
"Aku mohon pada Teuku. Mohon direlakan yang sudah kumakan dan kuminum!" kata
Erwin. Suaranya mengandung kesedihan yang ditekan, karena apa yang dikatakan bukan
suara hati. Yang sebenarnya dia kembali sebentar untuk melihat Safinah yang tak
dapat
dilekangkannya dari ingatan. Kemudian berubah jadi kerinduan berkepanjangan.
"Erwin, aku tetap akan melamar Carolina. Aku kan menikahinya, walau apa pun akan
menimpa iriku. Akhirnya nasib tiap hamba berada di tangan Tuhannya!"
***
DENGAN langkah berat, Erwin pamit pada Teuku Samalanga dan adiknya. Dia rasakan,
betapa beratnya berpisah dengan orang yang dicintai, walaupun secara diam-diam.
Bersamaan dengan itu ia menyadari bahwa begitulah juga perasaan Susanty, dari siapa
dia
melarikan diri. Begitu pula perasaan Hasanah yang ditinggalkannya dengan cara tidak
wajar.
Bahkan mungkin lebih sakit daripada apa yang dideritanya. Lalu Mei Lan yang telah
sembuh sepenuhnya berkat tiada lagi perlawanan dari Carolina yang cukup kawakan
itu.
Dalam kesadarannya itu ia pergi ke rumah keluarga keturunan Tionghoa itu. Ia harus
pamitan dengan balk kepada keluarga itu, terutama kepada Mei Lan.
Kegembiraan gadis itu menyambut kedatangannya hanya sesaat. Karena orang yang
memerintahkan perbuatan jahat atas dirinya itu telah tiada, Erwin nengatakan bahwa
Mei
Lan dan orang tuanya tidak perlu kuatir lagi, karena Li Mau San yang mengingininya
dengan segala cara telah ditelan ular. Ong Chu Fat dan isterinya bergidik mendengar
kematian dengan cara amat mengerikan itu dan mereka kian percaya, bahwa Erwin
bukanlah manusia biasa. Dia punya kesaktian yang jarang dipunyai orang lain, atau
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
199
barangkali tidak dimiliki oleh siapa pun di dunia ini.
Sama halnya dengan Hasanah, gadis ini pun berterus terang kepada orang tuanya bahwa
ia mau mengikut Erwin. Kedua orang tua yang yakin bahwa Erwin yang menyebabkan anak
mereka masih hidup, tidak kuasa mencegah.
Tetapi Erwin berkata dengan lembut, "Kalau orang tuamu setuju, nanti aku akan
kembali." Tidak dikatakannya bahwa ia bukan manusia yang kadang-kadang mengharimau.
Kenyataan itu harus merupakan rahasia bagi orang lain. Gadis ini tidak akan
percaya,
kalaupun dikatakannya apa dia sebenarnya, sebagaimana Hasanah juga tidak yakin akan
kebenaran itu, jikalau ia tidak dengan mata sendiri menyaksikan. Itu pun akhirnya
dipandangnya sebagai suatu khayalan.
"Bang Erwin akan kembali?" tanya Mei Lan ragu-ragu.
"Aku akan kembali. Kau masih perlu istirahat," katanya dengan perasaan berat,
karena
ia tahu bahwa is berdusta. Hanya untuk melepaskan diri dari cinta seorang gadis.
Mei Lan melepasnya dengan air mata. Erwin pergi dengan rasa dosa. Tetapi dibujuknya
diri, bahwa kebohongan itu untuk kebaikan Mei Lan.
Ashar yang melihat adegan-adegan itu merasa heran dan kagum atas iman Erwin. Dia
pun berharap, semoga kelak is juga punya kekuatan seperti sahabat yang amat rendah
hati
dan berbudi itu.
Meskipun ada tujuan besar di kampung asalnya, namun perjalanan sekali ini dilakukan
dengan perasaan yang cukup sedih, kalau tidak mencapai tingkat hampa sama sekali.
Ashar memperhatikan Erwin yang tidak seperti biasanya itu. Banyak bercerita dan
ceria.
Bahkan selalu berkelakar. Sesuatu yang tidak diharapkan atau diduga dari seorang
dukun
yang begituu tinggi ilmunya. Apalagi oleh orang yang mengetahui, bahwa dia
sebenarnya
seorang atau seekor manusia harimau. Yang telah banyak bertarung, telah banyak
mendapat
ancaman, pernah hampir mati dalam pertempuran ketika hendak menyembuhkan Raden
Rahmat dan telah mengirim banyak musuhnya ke dunia lain, dari mana orang tidak akan
pernah kembali. Dikecualikan orang-orang semacam Raja Tigor, Dja Lubuk, Datuk nan
Kuniang dan tentu ada sejumlah lagi yang lainnya di seluruh dunia ini yang dalam
hidupnya
juga punya ilmu yang hamper langka atau punya sumpah yang akhirnya harus dibayar
sampai setelah mereka meninggalkan dunia ini.
Ashar menduga-duga, bahwa sahabatnya yang hebat itu mungkin memikirkan Susanty,
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
200
Hasanah dan Mei Lan, yang kesemuanya jatuh cinta kepadanya dan semuanya pula
ditinggalkannya. Oleh sangkaannya, Ashar mengambil kesimpulan, bahwa dalam hal yang
begitu Erwin akhirnya hanya seorang manusia biasa yang punya hati dan jantung di
dalam
dirinya, sama halnya dengan manusia lainnya. Yang dapat bersedih, dapat mengenang
dan
yang paling sakit, dapat merasa rindu. Rasa rindu memang sesuatu yang selalu amat
pedih
terasa dan tidak mudah dilawan. Kerinduan dapat juga merasuk jiwa seseorang yang
benci
kepada orang yang pernah disayanginya. Aneh kedengaran, tetapi selalu terjadi di
dalam
kehidupan. Itulah makanya tercipta lagu "benci tapi rindu" Rinto Harahap, semata-
mata
tuangan dari perasaan yang tak terlawan oleh sementara manusia yang telah berpisah
dengan
orang yang pernah amat dicintainya. Entah sebagai pacar, tunangan yang terputus
ataupun
sebagai isteri atau suami dengan siapa mereka pernah sangat saling menyayang,
memberi
dan menerima dengan kenikmatan yang tidak terlupakan.
Ashar sama sekali tidak tahu, bahwa orang yang amat baik itu bukan dilanggar wabah
rindu. Bahwa dia terlalu sedih memikirkan nasibnya yang begitu buruk. Mengapa orang
yang berkenan dihatinya justru tidak mempunyai perhatian terhadap dirinya. Tidak
menaruh hati padanya. Sekedar persahabatan. Mengapa orang-orang yang menggilai
dirinya
justru hanya diingininya sekedar sebagai sahabat. Begitu terbalik, bertentangan
dengan
harapannya. Ia pun mulai percaya, bahwa hukum karma dalam cinta mulai menimpa
dirinya.
Ini pun barangkali baru awalnya. Mungkin kian hari penyakitnya itu kian parah.
Apakah ia
akan tak berselera makan dan tak bisa lelap tidur sebagai yang banyak didendangkan
di
dalam pantun-pantun lama? Karena cinta memang sudah berusia semenjak turunan
sepasang manusia, Adam dan Hawa ke bumi ini!
"Bang Erwin, jangan ngelamun. Aku risau meli hat abang!" kata Ashar kasihan melihat
Erwin yang jadi punya sifat lain itu.
"Tidak, aku tidak ngelamun. Hanya memikirkan apa yang akan kita lakukan di
Mandailing. Kau belum pernah ke negeriku yang subur tanah tetapi miskin penduduknya
itu, ya," jawab Erwin mngalihkan persoalan.
Walaupun Ashar merasa bahwa Erwin sengaja mengalihkan cerita, namun ia juga
memahami mengapa sahabatnya berbuat begitu. Ia ingin menyimpan perasaan itu
untuknya
sendiri saja. Walaupun deritanya akan jadi lebih berat. Ia harus menerima beban
bathin itu,
sebagaimana Susanty, Hasanah dan Mei Lan juga harus menerimanya. Mereka semua
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
201
menangis karena dia, walaupun tidak itu yang dikehendakinya. Mengapa pula dia harus
bebas dari penderitaan. Tiada alasan untuk itu. Bahkan penderitaan wanita-wanita
itu
membuat sangat layak dia in ditimpa beban kesedihan. Supaya derita itu merata di
antara
mereka.
Meskipun masih punya uang sisa dari yang beberapa waktu yang lalu terpaksa
diterimanya agak banyak, namun ia dan Ashar berjalan kaki meninggalkan kota
Palembang
yang telah menyebabkan satu sayatan yang amat perih di dalam hati. Bila tampak
bahwa
Ashar telah sangat letih mereka berhenti di warung pinggir jalan, melepas dahaga
dan
makan sedikit bilamana lapar. Ashar heran mengapa sahabatnya memilih jalan kaki
padahal
ia masih mempunyai uang cukup untuk naik bis ke Lubuklinggau, lalu Sijunjung di
Sumatera Barat.
"Kita tidak terus berjalan sampai ke kampungkuAshar," kata Erwin yang membaca
pikiran Ashar. "Nanti kita menumpang bis, lalu jalan kaki lagi. Kita sedang melatih
daya
tahan pisik. Ketahanan fisik akan meningkatkan kekuatan moril. Juga mempertebal
keyakinan serta kepercayaan pada diri ndiri. Kalau kita berjalan karena tidak
punya, maka
kita letih karena terpaksa. Tetapi kalau kita sanggup meletihkan tubuh padahal kita
punya
biaya untuk tidak usah menyiksa diri, ia sudah merupakan latihan pula dalam
pengendalian
diri. Dan pengendalian diri inilah ilmu tanpa guru yang amat sulit dilakukan.
Kemampuan
menahan diri merupaka suatu kemampuan yang penting dan seringkali menentukan di
dalam hidup. Cucurkan keringat pada waktu kau tidak perlu mencucurkannya. Bilamana
tiba saatnya kita harus bermandi peluh, kita tidak akan terkejut dan mengeluh lagi.
Hidup
tanpa keluhan merupakan suatu syarat pula bagi hidup yang benar-benar bahagia."
Dalam
mengajarkan falsafah hidup dalam mempertebal iman itu, ia sadar bahwa dia sendiri
belum
memenuhi syarat. Karena jauh di dalam lubuk hati, manusia harimau itu menjerit
mengapa
harus Safinah yang dicintainya itu yang, tidak punya rasa sayang yang amat
didambakannya.
Mengajari memang selalu lebih mudah daripada mengamalkan.
Ashar menanamkan pelajaran itu di dalam hati. Dan dia akan menyesuaikan hidupnya
dengan ajaran itu. Bersakit-sakit untuk menjinakkan rasa sakit.
Perjalanan dilakukan seperti yang dijanjikan Erwin. Tiap lima puluh kilo kaki di
ditukar
dengan roda-roda milik bis. Sehingga tiba di Lubuklinggau, di mana Erwin pernah
menginap ketika ia bersama Teuku dan Safinah menyelidiki kematian Menora. Sekali
lagi
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
202
Erwin menginap di kota itu. Tanpa terjadi sesuatu yang perlu dicatat, pada keesokan
harinya
kedua petualang itu melangkah tatkala matahari belum menampakkan diri diufuk timur.
"Segar berjalan pagi," kata Erwin. Ashar sependapat.
Ketika akan mendekati Sijunjung giliran kaki mereka harus bekerja. Dua puluh
kilometer menjelang Sijunjung untuk pertama kali mereka dihadang oleh seekor
harimau
besar, yang berdiri dalam posisi santai di tengah-tengah jalan.
"Celaka kita bang," kata Ashar.
"Tenangkan diri. Tiada kematian tanpa izin Tuhan. Tidak ada kesalahan kita padanya
dan tidak pula ada niat buruk kita terhadap diri Inyiek perkasa itu," kata Erwin.
"Sudah di
mulut naga pun orang akan dilepaskan kembali kalau bukan penentuannya untuk mati
ditelan naga!"
Ashar coba percaya akan kata-kata Erwin, tetapi karena belum punya pengalaman dan
tidak pernah mengenal harimau, kakinya terasa goyah dan keringat dingin membasahi
baju.
Erwin jalan terus mendekati harimau yang memasang diri siap untuk menerkam, tetapi
tetap pada tempatnya. Mungkin dia heran melihat manusia-manusia ini yang punya
sifat
menyimpang dari yang diketahuinya. Pada umumnya manusia tidak akan mampu bergerak
kalau berhadapan dengan harimau. Manusia akan seperti kena pukau dan hanya menanti
nasib dengan pasrah. Yang cukup berani akan memberi perlawanan, tetapi pada umumnya
perlawanan sia-sia. Si raja hutan juga yang akan unggul. Tetapi ia bukan tidak
mendengar
dari kawan-kawannya bahwa ada juga sesekali harimau dikalahkan oleh manusia. Tentu
saja
kalau manusianya bukan manusia biasa yang lekas takut dan bergerak pun tidak mampu.
Si manusia harimau memusatkan pikirannya sambil membaca beberapa mantera
penunduk si Raja Rimba. Harimau besar itu tampak gagah perkasa dan indah. Warnanya
yang kuning tua dengan loreng-loreng hitam tampak mengkilat oleh sinar matahari.
Jenggotnya yang cukup lebat dan panjang memperlihatkan umurnya yang sudah lebih
dari
dewasa tetapi sama sekali tidak menandakan kelanjutan usia. Ia gemuk menandakan ia
kenyang. Harimau kenyang tidak mau menerkam manusia, kecuali kalau sang manusia
sombong dan takbur. Kalau diibaratkan manusia, maka ia seorang yang sangat
berkecukupan. Semacam gubernur, bupati, camat atau setidak-tidaknya lurah "gemuk"
yang
punya banyak bawahan dan rakyat. Sebagai harimau suruhan yang dikirim majikannya
untuk
menguji Erwin yang hendak menambah ilmunya ke kampungnya? Ia tidak bergerak,
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
203
walaupun Erwin dan kawannya yang gemetaran dan bermandi keringat telah kian dekat.
Setelah tinggal berjarak lima meter, Erwin berhenti.
"Aku numpang lewat Inyiek," kata Erwin. Harimau itu menatap dia. Masih tetap di
tempatnya.
Lalu kata Erwin lagi, "Aku tahu daerah ini di bawah kekuasaan Inyiek. Aku dan
sahabatku ini mohon diperkenankan lewat. Aku hendak ke Mandailing menemui ayahku
Dja Lubuk dan ompungku Raja Tigor!" Rupanya kata-kata ini punya pengaruh. Harimau
itu masih menatap, tetapi pancaran matanya yang tadi berapi-api dan ganas, berubah
menjadi lembut.
"Inyiek mengizinkan kami lewat?" tanya Erwin.
Harimau itu ternyata harimau biasa. Bukan suruhan, bukan jadi-jadian. Tetapi
rupanya
ia juga kenal, sekurang-kurangnya pernah mendengar tentang Dja Lubuk dan Raja
Tigor.
Namun ia tidak juga menyingkir.
Raja rimba itu tampak merubah posisi tegaknya. Bukan tanda hendak menerkam.
Melainkan suatu persiapan untuk bersilat. Erwin segera mengerti apa keinginan
harimau itu.
Sebab ia biasa bersilat dengan harimau. Ia suruh Ashar menyingkir. Dengan tambah
ketakutan karena akan jauh dari lelaki yang iadi sahabat, pelindung dan tempatnya
bergantung itu.
Dengan amat menakjubkan Erwin, anak Dja Lubuk itu merapatkan kaki, menyusun jari
lalu meletakkannya di hadapan mulutnya. Tampak mulutnya bergerak-gerak tanpa
mengeluarkan kata. Kemudian kedua tangan bergerak, kaki kanan diangkat. Harimau itu
masih tidak bergerak. Erwin merubah kaki dan tangan. Kini harimau itu juga merubah
tegak. Erwin melangkah ke kiri dan kanan sambil merubah-rubah tangan. Setelah
berada
pada jarak sekitar empat meter, harimau itu mendadak menerkam dengan satu lompatan
jauh dan indah. Secepat kilat, tetapi lebih cepat dari itu, Erwin merendahkan diri,
sehingga
binatang buas itu lalu di atas kepalanya. Tiba di tanah, dibelakang Erwin ia
secepat kilat
pula berbalik, tetapi Erwin telah lebih dulu berbalik menghadapi dia. Sesaat kedua-
duanya
saling pandang dan membaca pikiran atau maksud lawannya. Setelah itu terjadilah
serang
menyerang dan elak mengelak dengan serba cepat. Harimau itu ingin menghabiskan
tenaga
si manusia, supaya ia yang punya daya tahan jauh lebih kuat, dengan mudah
mengalahkannya. Ashar ketakutan. Tidak berani lari, tidak pula berani menolong
kawannya.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
204
Yang tersisa baginya hanya menonton. Jantungnya berdebar keras. Kalau Erwin sampai
kalah, akan tamat pulalah riwayatnya. Pada waktu itu dia menycsal, mengapa
meninggalkan
Jakarta dan mengikut orang hebat tetapi petualang ini.
Gerakan-gerakan Erwin dan si harimau perkasa cepat sekali, tak terikutkan oleh
mata.
Kuku si harimau tidak pernah sempat merobek diri Erwin, tetapi pada suatu
kesempatan
lelaki itu dapat menampar kepala lawannya dengan keras. Tangan berisi itu membuat
si
harimau terjatuh pusing. Ia mestinya jadi lebih ganas karena amarah, tetapi bukan
itu yang
terjadi. Ia berdiri tenang memperhatikan Erwin. Dengan langkah teratur dia
mendekati,
menatap muka lalu menyingkir ke pinggir jalan. Ia bukan mau bertarung mati-matian,
hanya ingin bukti bahwa Erwin berkata benar. Dan ia telah melihat buktinya. Erwin
mengerti, menaruh jari di depan mulut tanda memberi hormat dan mohon diri.
Ashar yang lebih takut daripada kagum melihat pertarungan antara sahabatnya dengan
harimau yang begitu besar dan kuat ganas merasa terbebas dari kematian yang
diyakininya
tidak dapat ditolak lagi.
Ketika setelah berjalan hampir seratus meter, Erwin menoleh ke belakang tampak
olehnya harimau tadi masih mengikuti mereka dengan pandangan mata. Kagum dan puas.
Kagum karena Erwin muda punya kemampuan sehebat itu dan puas, karena orang itu
benar
anak Dja Lubuk dan cucu Raja Tigor. Banyak di antara harimau yang belum pernah
bersua
dengan kedua manusia harimau yang telah tiada itu, tetapi di antara semua harimau
kedua
nama itu tidak asing. Bahkan selalu diceritakan antar mereka sebagai suatu legenda.
Mereka
memuji dan menghormati kedua manusia gagah perkasa itu karena selama hidup mereka
banyak menolong harimau-harimau tak berdosa yang terjerat atau mau dibinasakan oleh
para pemburu. Baik yang karena hobby berburu maupun yang ingin mencari nafkah atau
bahkan memperkaya diri di atas bangkai raja-raja hutan itu.
Setelah lebih dua minggu meninggalkan Palembang sampailah Erwin dan kawannya di
perbatasan Minang dan Mandailing. Berjalan kaki lagi dari perhatasan ke Muara
Sipongi.
"Di Ranjau Batu aku akan menemui unyangku dulu," kata Erwin. Atas pertanyaan
Ashar, manusia harimau itu menjelaskan, bahwa unyang adalah ayah dari kakeknya.
"Masih ada?" tanya Ashar.
Erwin menerangkan, bahwa unyangnya benar masih hidup. Usianya mendekati dua
ratus tahun. Namanya Raja Di Ginjang.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
205
RANJAU BATU adalah desa pertama yang masuk Mandailing setelah perbatasan Tapanuli
dengan kabupaten Pasaman dengan ibu negerinya Lubuk Sikaping. Daerah ini terletak
paling utara di kawasan Sumatera Barat. Sejak dulu sampai sekarang dan mungkin
beratusratus
di masa mendatang terkenal dengan harimaunya yang banyak. Sebanyak yang ada di
daerah Solok, Sawahlunto dan Sijunjung di bagian selatan. Meskipun sama-sama banyak
Inyiek Belang-nya (sebutan terhormat bagi harimau di Minangkabau), namun sifat-
sifat raja
rimbanya banyak berlainan. Di kawasan Selatan lebih banyak yang ganas daripada di
utara.
Bagi orang awam cdengarannya tentu aneh. Masa iya, harimau saja punya sifat-sifat
yang
berlainan. Bagi orang yang tahu, kenyataan ini suatu hal yang biasa saja. Di bagian
utara
yang berbatasan dengan Tapanuli itu banyak harimau yang telah jinak karena banya
berkawan dengan sebangsanya yang jadi piaraan manusia. Harimau-harimau piaraan ini
selalu menasehati kawan-kawannya yang liar untuk tidak mengusik manusia kalau tidak
ada
sebab-sebab utama atau tidak karena dipaksa keadaan. Baik karena mereka dijahati
manusia
maupun karena makanannya telah ditiadakan oleh tangan-tangan jahil manusia.
Misalnya
dengan membabati hutan tempat rusa babi dan kera beranak pinak. Ataupun karena para
pemburu banyak menghabiskan babi dan rusa, sehingga makhluk-makhluk yang digelarkan
raja hutan ini sulit mendapat mangsa. Sama saja dengan manusia. Walaupun tidak
dilahirkan untuk jadi pencuri professional, tetapi kalau perut mereka, terutama
anak-anak
dan isteri sudah lapar, maka mereka bisa juga jadi pencuri. Demi perut, lain tidak.
Perbuatan
tetap salah, tetapi bagi banyak manusia lebih suka memilih salah daripada mati.
Manusiamanusia
ini pun bisa jadi pembunuh. Bukan karena punya darah pembunuh, tetapi
membunuh supaya jangan dibunuh. Membela diri atau mempertahankan nyawa yang celaka
sekali hanya dimiliki satu saja oleh tiap orang. Harimau tidak enggan membunuh dan
memakan manusia kalau sudah tiada makanan lain. Mereka pun tidak keberatan membunuh
manusia, kalau nyawa mereka diancam oleh makhluk terpandai itu.
Ranjau Batu terkenal sebagai kampung yang juga menyimpan harimau. Ada yang
piaraan, ada yang liar. Ada pula yang dikeramatkan atau dianggap sebagai penunggu
kampung oleh penduduk setempat. Di sana pernah ada harimau amat besar, jantan yang
pincang salah satu kaki depannya. Penduduk setempat mengatakan karena terjepit pada
perangkap besi, sehingga ia meraung-raung kesakitan tanpa mampu melepaskan diri. Ia
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
206
mengamuk sejadi-jadinya dalam keadaan putus asa. Dia menyadari bahwa tangan manusia
akan menghabisi nyawanya. Dengan bedil atau diperamai-ramaikan dengan senjata
tajam,
Mulai dari parang sampai ke lembing dan tombak. Di waktu itulah lewat seorang
petani
miskin. Hanya seorang diri. Jelas bagi si harimau bahwa ia tidak akan dikeroyok. Ia
kenal
betul tampang petani ini. Pernah diamatinya. Mengetahui, bahwa harimau itu telah
terjebak, hanya dapat meronta-ronta tetapi tak dapat lari, maka ia berhenti. Hanya
menyaksian, tidak berbuat apa-apa. Ia tidak mendekat, karena bagaimanapun mendekat
bisa
membahayakan dirinya. Harimau yang kesakitan sangat berbahaya. Sama berbahayanya
dengan harimau betina yang kehilangan anak.
Mengherankan, harimau itu bukan tambah marah, walaupun ia tahu bahwa perangkap
yang menyebabkan ia tersiksa itu buatan manusia. Itulah suatu tanda pasti, bahwa
harimau
dapat membedakan manusia baik dan jahat. Ia menjadi tenang, walaupun dengan menahan
sakit yang amat sangat. Dipandangnya manusia itu dengan mata seperti mohon iba
kasihan.
Ditunjukkannya kakinya yang terjepit di antara besi-besi kokoh dan tajam. Dan
manusia itu
seperti tahu apa yang dipinta si harimau. Entah karena kekuatan pandangan hipnotis
dari
mata raja hutan, entah dari rasa kasihannya semata-mata Dan keyakinannya bahwa
harimau
tidak akan membalas kebaikan dengan kejahatan. Manusia yang mau berbuat begitu.
Binatang tidak! Kalau ada kekurangan atau kelebihan binatang, di situlah letaknya.
Sutan Tagor membungkuk di depan kaki harimau. Tiada rasa sangsi sedikit pun. Ia
coba membebaskan si raja hutan. Tidak mudah. Gigitan bes-besi jebakan itu kuat
sekali.
Tetapi akhirnya�entah dengan tenaga dari mana�Tagor berhasil juga membebaskan kaki
harimau yang terjepit itu,
Harimau itu duduk. Memandangi Tagor dengan mata memperlihatkan rasa terima
kasih. Kemudian baru ia menjilati luka cukup berat di kakinya. Rumput di sekitar
tempat
jebakan itu merah oleh darah, Timbul rasa kasihan lebih mendalam pada diri Tagor.
Dibukanya kemejanya yang kumal dan telah cabik di sana sini. Dibalutnya kaki si
raja rimba
agar darahnya berhenti mengalir dari lukanya. Tagor kini hanya tinggal bercelana
butut
dengan badan telanjang. Tetapi hatinya senang. Dipandanginya lagi harimau itu. Yang
masih duduk di sana. Kini dengan mata yang jelas basah. Oleh tangis. Tidak tahu
bagaimana
membalas budi baik seorang anak manusia.
Tagor berdiri. Si harimau liar mencium tangannya. Lelaki itu mengusap-usap
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
207
kepalanya.
"Pergilah. Nanti mereka datang," kata Tagor seolah-olah hewan itu dapat berkata-
kata.
Dan di luar dugaannya, walaupun tidak bisa bicara, kiranya raja rimba itu mengerti
bahasa
Tagor. Dipandangnya manusia itu, lalu pergi terpincang-pincang. Sebelum ia
menyelinap ke
dalam semak belukar yang lebih lebat, ia menoleh sekali lagi seolah-olah hendak
berkata,
"Terima kasih sahabatku!"
Tiga hari kemudian seorang penduduk kampung itu juga, Sutan na Sada yang disegani
orang-orang di sana mati diterkam harimau, tak jauh dari tempat ia memasang
jebakan.
Kata penduduk, ia dibinasakan oleh betina si raja hutan yang cedera itu. Ia sendiri
tak
mungkin melakukannya, karena kakinya luka parah. Yang mencarikan makannya pun sang
isteri yang selalu setia.
Begitu cerita cucu dari Sutan Tagor yang mendengar kisah kakeknya dari ayahnya.
Yang amat mengesankan dalam kisah Tagor dan harimau yang ditolongnya itu terjadi
ketika
Sutan Tagor meninggal dunia sekitar lima puluh tahun yang lalu. Seekor harimau yang
sebelah kakinya pincang mengikuti para pengantar jenazah dari agak kejauhan. Tak
ada
seorang pun yang terkejut atau takut. Karena mereka tahu, bahwa dia tak lain
daripada
"ompung na denggan roha" (kakek yang baik hati) yang sangat sedih oleh kepergian
penyelamat nyawanya. Ia turut mengantar. Ketika para pengantar jenazah pulang, ia
tetap di
sana lalu mendekati kuburan. Ia menciumi onggokan tanah yang masih basah. Tanda
duka
cita dan sayangnya. Menurut cerita orang kampung di situ sampai tujuh malam ia
menjagai
kuburan manusia yang disayanginya itu. Dan setelah itu ia masih selalu ziarah ke
sana.
Beberapa orang pernah melihat ia mencium batu nisan kuburan itu.
Sampai beberapa tahun yang lalu ia masih menjaga kampung itu. Di bulan puasa, pada
malam hari selalu duduk di dekat jembatan. Tidak pernah menjahati orang kampung
yang
kebetulan lalu. Bila melihat dia orang selalu mengucapkan salam sambil bil
mengatakan
numpang lewat. Orang sana menamakannya kakek penunggu kampung.
***
ERWIN menceritakan tentang harimau itu kepada sahabat mudanya.
"Heran ada kenyataan seperti di dalam cerita!" kata Ashar setelah mendengar cerita.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
208
"Memang ada kenyataan yang muskil pada akal, melebihi khayalan. Tetapi apa yang
terjadi di kampung ini sebenarnya belum sesuatu yang tak masuk akal. Budi baik
dibalas
dengan kebajikan!" jawab Erwin menjelaskan.
"Tetapi keberanian Tagor yang mendekati dan membebaskan harimau itu. Hampir tak
masuk akal, karena pada umumnya manusia pasti takut pada harimau!"
Erwin senang mendengar jalan pikiran Ashar. Ia mempergunakan otaknya, tidak
mengabaikan hukum akal. Katanya menjelaskan, "Tidak begitu di banyak kampung di
Mandailing ini. Banyak penduduk memandang "ompung na betengi" (kakek yang perkasa
itu) sebagai makhluk Allah yang punya nyawa dari anugerahNya dan punya hak hidup
sama
dengan manusia yang juga makhluk. Hanya cara hidup yang berlainan. Dengan keyakinan
itulah Tagor mendekati dan menolong makhluk yang terjebak itu."
"Tetapi aku tetap berpendapat bahwa ia terlalu berani!"
"Keberanian yang diberikan oleh keyakinannya itu!"
"Terlalu hebat!"
"Kau benar. Memang hebat, tetapi masih dalam jangkauan hukum akal!"
"Aku dapat menerima. Tetapi takkan ada satu di antara seribu orang yang punya cara
berpikir dan keberanian seperti kakek Tagor. Betapa senangnya, kalau aku punya
keberanian
seperti beliau!"
"Bagus. Kau punya cita-cita yang baik. Aku senang padamu As," kata Erwin lalu ia
bertanya apakah Ashar ingin bertemu dengan harimau tua itu. Setelah berpikir
sejurus,
rupanya menanyai dirinya, Ashar mengangguk-angguk. Dia ingin. Walaupun jauh di
lubuk
hatinya ia merasa takut. Tetapi dia juga punya jiwa petualang. Tanpa keberanian
orang tak
akan mungkin jadi petualang. Dalam hal apa saja. Termasuk dalam cinta. Jangan
dikira
bertualang dalam cinta tidak membutuhkan keberanian. Tentu saja sebaiknya dengan
perhitungan. Keberanian tanpa perhitungan dan keyakinan adalah perbuatan semberono
dan
ngawur. Yang seringkali harus dibayar degan harga yang sangat tinggi.
Mereka bermalam di kampung itu. Di rumah suatu keluarga Lubis yang banyak tahu
tentang Inyiek Balang (nenek belang) itu. Yang punya rumah mengatakan, bahwa
penjaga
kampung itu tetap di kawasan itu, tetapi hanya sesekali memperlihatkan diri. Sudah
tambah
tua, kata marga Lubis itu. Sekitar enam bulan sebelum kedatangan Erwin dan Ashar ia
masih menangkap seorang maling berasal dari kampung lain. Ia menyergapnya.
Menggigit
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
209
si maling pada bahunya. Oleh amat terkejut pencuri itu menjerit jerit sehingga
penghuni
rumah terjaga dan penduduk sekitar pun berdatangan. Semua mereka melihat kengerian
itu.
Seorang lelaki dengan bahu di mulut sang harimau penjaga. Ada yang yakin, bahwa
harimau
itu pasti akan membinasakannya. Yang kurang berani, memalingkan muka. Tidak tega
melihat manusia itu dibunuh di hadapan mereka.
Pencuri itu hanya minta-minta tolong dengan suara yang hampir tak terdengar. Karena
sudah putus asa. Seperti tahu dengan pasti, bahwa kepergian nyawa dari tubuhnya
hanya
tinggal menungu detik.
Yang cukup berani menyaksikan dengan hati berdebar. Yang pendendam atau agak
sadis malah ingin melihat si raja rimba yang sudah jadi penjaga kampung merobek-
robek
dan memakan mangsanya. Hukuman setimpal bagi pencuri. Sang penjaga tentu tidak akan
salah vonis. Sebab ia bukan manusia yang banyak di antaranya bisa disogok. Uang,
barangbarang
mewah atau perempuan jelita. Asal lokal atau barang impor.
Tanpa mereka duga, "ompung na beteng" melepaskan gigitannya. Mangsanya terkulai
ke bumi dan hewan itu pergi. Terpincang-pincang seperti biasa. Orang itu tidak
bergerak.
Seperti sudah mati. Barangkali juga memang sudah tidak bernyawa.
Orang mulai mendekati. Sebab ompung sudah menyerahkan kepada mereka. Itulah
makanya ia pergi. Ternyata orang itu masih bernapas. Ia seperti sudah mati hanya
karena
sangat ketakutan. Diperiksa bekas gigitan si penjaga. Berdarah pun tidak. Rupanya
ia
sekedar mau menangkap, bukan menghakiminya. Ada manusia yang punya tugas untuk itu.
Bukan dia yang hanya penegak hukum. Penegak hukum bukan hakim. Merasa tidak berhak
menjatuhkan vonis. Tak mau dikatakan "main hakim sendiri." Si harimau rupanya masih
lebih baik dari sementara manusia.
Karena si penangkap tidak membunuh, bahkan tidak sampai mencederainya, orang
kampung berpendapat bahwa ia harus dimaafkan. Pendatang dari kampung lain itu mau
mencuri karena sudah tidak punya makanan untuk isteri dan anak-anaknya tidak pula
ada
lagi yang dapat dijual. Sudah lebih dua bulan tidak punya pencarian. Mau berutang
kiri
kanan tiada yang percaya.
Orang itu diberi peringatan. Dia bersumpah tidak akan berani lagi berbuat jahat.
Setidak-tidaknya di kampung itu. Kasihan mendengar ceritanya, beberapa penduduk
malah
memberinya beras dan ikan sale (ikan yang diasap). Ada yang memberinya seilikit
uang,
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
210
karena hampir semua penduduk pun bukan orang kaya. Tetapi tidak pernah sampai tak
punya beras untuk dimasak.
***
PADA malam pertama Erwin dan Ashar tidak berhasil. Dia tidak datang. Dicari ke
tempatnya
biasa duduk, tidak ada. Entah ke mana. Mungkin diundang makan oleh anak atau
cucucucunya.
Atau oleh kawan serumpun yang kesemuanya memuliakan dia. Baik karena usia,
maupun karena budi baiknya. Hampir semua mereka banyak belajar dari dia. Barangkali
pula pada malam itu dia sedang memberi petuah kepada mereka yang muda-muda. Untuk
tidak mengganggu supaya jangan ditakuti dan dimusuhi. Apa dan siapa pun yang
ditakuti
pasti punya banyak musuh. Mungkin tidak mengatakannya. Tetapi di dalam hati ingin
supaya yang ditakuti lenyap. Agar mereka bebas dari rasa takut. Kalau manusia,
paling
sedikit dijauhi orang. Hanya manusia bodoh atau jahat ingin ditakuti atau menakut-
nakuti.
Yang pintar ingin supaya dirinya disegani.
Tetapi pada malam kedua bukan hanya Ashar yang kaget sehingga terkencing di celana.
Juga Erwin terkejut seperempat mati. Walaupun dia manusia harimau.
Begitu mereka keluar rumah untuk pergi ke tempat si belang pincang itu biasanya
duduk menjaga kampung, mendadak dari balik pohon kelapa keluarlah dia. Besar,
melebihi
kebanyakan harimau dewasa. Kelihatan tua dengan janggutnya yang panjang. Tetapi
penuh
keperkasaan. la berdiri seperti menantikan kedua orang yang barangkali diketahuinya
begitu
ingin bertemu dengannya. Entah untuk apa. Tentu bukan untuk berguru. Karena ia
bukan
guru. Dia memang gagah dan ditakuti oleh kawan-kawannya. Dulu, tatkala dia masih
muda.
Dan kini setelah umurnya puluhan tahun.
Erwin mengucapkan "assalamualaikum." Diikuti oleh Ashar yang tak lepas memegangi
tangan pelindungnya. Harimau itu tentu mengerti, karena perkataan itu telah ribuan
kali
didengarnya. Dari tiap orang situ yang bertemu dengannya. Ia duduk. Memberi
kesempatan
kepada kedua orang yang bersusah payah berusaha menemuinya.
"Kami datang dari jauh ompung," kata Erwin. "Sengaja bermalam di Ranjau Batu ini
untuk bertemu dengan ompung. Telah banyak cerita kami dengar."
Harimau itu mendengus seolah-olah hendak mengatakan, bahwa dia mengerti.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
211
"Sahabat mudaku ini sangat kagum mendengar kisah tentang ompung. Begitu pula aku.
Dari sini kami hendak ke Penyangek. Mau menemui unyang. Aku anak Dja Lubuk,
ompung. Cucu Raja Tigor!" kata Erwin. Harimau itu mendengus lagi.
Erwin duduk di hadapan penjaga kampung yang pincang sebelah kakinya itu. Diikuti
pula oleh Ashar. Meskipun hewan yang biasanya buas dan ganas itu kelihatan baik dan
sangat jinak, namun hati Ashar tetap berdebar. Wajar, karena inilah untuk pertama
kali ia
berada begitu dekat dengan harimau. Berhadapan. Seperti menghadapi manusia yang
dimuliakan. Sopan dan tertib.
"Kawanku ini ingin berguru di Muara Sipongi. Kalau ia sudah punya ilmu ia ingin
menolong sesama manusia yang memerlukan bantuannya," kata Erwin.
"Ya ompung," kata Ashar yang sudah tahu apa artinya ompung. "Saya sudah mendengar
kisah tentang kebaikan ompung kepada penduduk kampung ini."
Erwin memegang kaki yang pincang, mengangkat, lalu menciumnya. Tanda hormat.
Ashar mengikuti pula. Masih berdebar, tetapi tidak lagi seperti tadi. Dia sudah
melihat dan
yakin, bahwa harimau besar ini dapat dipersahabat. Dan setelah dia mencium kaki
harimau
itu, Ashar merasakan dirinya jadi hebat. Lebih dari manusia lain. Karena mendadak
dia
merasa dirinya jadi lain. Orang-orang hebat yang pernah dikenalnya takkan pernah
berhadapan dengan harimau seperti dia. Sejak waktu itu tertanam suatu keberanian di
dalam
diri Ashar dan semakin bulat tekadnya untuk belajar di Muara Sipongi atau di mana
saja.
Juga belajar bersilat dengan harimau sebagai gurunya. Dia bukan saja girang tetapi
juga
berkhayal.
Setengah jam kemudian barulah Erwin bangkit setelah mohon diri kepada penjaga
kampung itu.
Terbukti bagi Ashar, bahwa kenyataan memang bisa lebih mengherankan daripada
khayalan. Betapa mengherankan. Betapa besarnya kekuasaan Tuhan,.
Keesokan harinya mereka berjalan kaki ke Panyangek yang tidak jauh dari Ranjau
Batu.
Bertemu dengan ayah Raja Tigor yang masih hidup.
***
PANYANGEK hanya sebuah kampung sangat kecil dengan belasan rumah saja. Penghuni tak
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
212
mencapai jumlah seratus orang. Penghidupan tidak dapat dikata mudah, walaupun tidak
terdengar ada manusia yang mati oleh kelaparan. Miskin sudah pasti, tetapi ada
makan.
Melihat dari kian lama kian mengecilnya jumlah penduduk mungkin lambat laun desa
itu
akan lenyap. Tetapi ada seorang tua di sana yang sudah berumur mendekati 140 tahun
hampir sejak lahir tetap di tanah yang lumayan luas, diwarisi dari ayahnya Raja
Haholongan
yang baru meninggal setelah anaknya Raja di Ginjang berumur seratus tahun lebih.
Raja di Ginjang yang ayah dari Raja Tigor inilah yang hendak dikunjungi oleh Erwin
dengan membawa sahabatnya itu. Orang tahu, bahwa dia manusia yang kadangkala
berubah
jadi harimau. Bukan seperti Dja Lubuk dan Erwin yang tetap berkepala dan berwajah
manusia walaupun tubuhnya mengharimau belang. Berbeda dengan anaknya Raja Tigor dan
cucunya Dja Lubuk serta cicitnya Erwin, manusia harimau ini tidak pernah merantau.
Kata
orang yang mendengar cerita dari orang-orang yang sudah lanjut usia dan tinggal di
sekitar
daerah itu, ia tidak bersembunyi walaupun sedang menjadi harimau. Ia tetap di
kebunnya.
Tidak pernah sekali pun mengganggu orang dan lambat laun orang pun tidak takut lagi
kepadanya. Sebab, kalau dia dalam keadaan biasa, ia selalu meminta kepada penduduk
setempat supaya jangan kuatir kalau ia berubah, karena itu sudah merupakan nasib
peruntungan badan. Tetapi kalau sedang berubah jadi harimau ia tidak dapat bicara.
Mengerti apa yang dikatakan isteri dan anak-anaknya tetapi tidak dapat berkata-kata
dengan mereka.
Pernah seorang dukun besar asal Tapanuli yang sudah lama merantau di Perak,
Malaysia mendengar kisah itu lalu kembali ke Kotanopan tempat asalnya. Ia pergi
menemui
Raja di Ginjang, menawarkan bantuan kepadanya kalau dia suka menerima. Tetapi
ketika
mendengar bahwa bantuan itu berupa membebaskannya dari nasib itu, ia menolak dengan
halus. Dengan halus karena ia tahu, bahwa orang sedaerahnya datang dari jauh karena
kasihan padanya. Padahal Raja di Ginjang tidak mengingini bantuan seperti itu. Ia
menerima nasibnya, karena ia tahu, bila mati nanti toh ia akan diterima oleh bumi,
karena ia
juga hamba Allah, sama dengan manusia lainnya.
Dukun itu, yang sudah mendapat hadiah gelar Dato di Perak karena banyak jasanya
dalam penyembuhan orang-orang besar, merasa heran. Tetapi Raja di Ginjang yang
dapat
membaca pikiran Dato Mahmood Badar Tanjang berkata agar perantau itu jangan heran.
"Ada kesenangannya sesekali berubah jadi harimau."
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
213
"Bagaimana perasaan Raja dalam keadaan begitu?" tanya Dato.
"Berubah sama sekali. Rasanya ingin memakan daging seperti harimau liar, daging
hewan apa saja. Tetapi pikiran manusiaku melarang. Dan aku tunduk pada pikiran
sebagai
manusia itu. Dengan bantuan Tuhan aku dapat mengendalikan diri."
Ashar mendengar�dari terjemahan Erwin�dengan perasaan heran dan hampir tak
percaya. Bahwa di dunia ini segalanya bisa terjadi bukti dari pertemuannya langsung
dengan
harimau penunggu di Ranjau Batu itu, yang akhirnya masuk juga pada akalnya. Yaitu
kebaikan dibalas dengan kebaikan. Dan harimau bisa lebih baik daripada sementara
manusia
yang seringkali menunjukkan sifat seperti anjing terjepit. Setelah ditolong malah
menggigit
si penolong. Walaupun tidak banyak anjing yang begitu. Bahkan kebanyakan binatang
anjing lebih setia daripada manusia terhadap orang yang memelihara dan sayang
padanya.
Tetapi Raja di Ginjang yang kadang-kadang berubah menjadi harimau seutuhnya! Punya
nafsu harimau tetapi mengendalikannya dengan iman manusia yang ada padanya, sungguh
sesuatu yang sukar masuk di akal.
"Memang tak masuk akal anak muda," kata Raja di Ginjang membuat Ashar malu dan
juga seram. Kalau kakek ini marah, bisa celaka. Yang jelas dia telah membaca pula
apa yang
terlintas dalam benaknya. Sama seperti Erwin yang punya kemampuan tinggi itu.
"Maaf, ompung," kata Ashar.
"Tidak mengapa. Memang seharusnya kau berpikir begitu. Tandanya otakmu tidak
beku. Menerima saja apa yang diceritakan orang. Sehingga mudah tertipu. Manusia
diberi
akal untuk dipergunakan. Dan kau telah mempergunakannya dengan baik. Harus begitu.
Tetapi dalam hal-hal tertentu memang ada yang ajaib di permukaan bumi ini. Misalnya
saja
tentang diriku. Aku pun tidak mengerti mengapa bisa begitu. Tetapi setelah terus
menerus
mengalami kenyataan, maka aku hanya menyimpulkan, bahwa kelainan ini tidak punya
sangkut paut dengan ilmu pengetahuan. Tidak ada kaitan pula dengan hukum akal.
Jadi,
tidak perlu meletihkan diri dengan mempergunakan "akal sia-sia," kata Raja di
Ginjang
tenang. Ia sama sekali tidak marah.
"Ambillah diriku yang bodoh ini sebagai murid ompung," pinta Ashar.
"Kau anak baik, aku tahu. Tetapi aku bukan guru. Mana dapat memberi pelajaran."
Ashar yang meyakini kebaikan kakek itu penasaran.
"Kau penasaran ya. Tidak percaya!"
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
214
"Tidak ompung," jawab Ashar ragu-ragu dan malu, karena orang tua itu pasti membaca
pikirannya. Dan memang ada hal lain yang tidak masuk akalnya. Yaitu keadaan pisik
Raja di
Ginjang. Erwin menceritakan bahwa datuknya itu telah berumur lebih seratus empat
puluh
tahun. Umur langka. Tetapi masih pernah didengarnya orang berusia di atas seratus
tahun.
Tetapi orang yang katanya seratus empat puluh tahun ini sama sekali tidak sesuai
dengan
umurnya. Badannya kekar. Mukanya hampir tidak lisut. Otot-ototnya menonjol.
Dagingnya
sama sekali tidak jatuh. Dan rambutnya hitam, sehitam rambut pemuda umur tiga
puluhan.
Apakah dicatnya? Mana mungkin. Untuk apa? Dan dia sendiri takkan merasa perlu!
"Aku pun tak tahu, mengapa aku nampak muda dengan badan kekar dan otot kuat,
anak muda. Anugerah barangkali. Pendatang takkan percaya, bahwa aku sudah berumur
mendekati satu setengah abad. Itu pun tidak usah kau pikirkan. Hanya meletihkan.
Kelainan
ini pun termasuk sesuatu yang tidak punya sangkut paut dengan hukum akal!"
"Aku merasakannya, jangan kalian terkejut dan takut. Sudah kukatakan tadi. Aku
harimau yang dikendalikan oleh jiwa manusia beriman!"
Walaupun dikatakan jangan takut, tetapi Ashar bergidik juga. Kalau betul terjadi,
ini
akan menjadi pengalamannya yang kedua. Dan, luar biasa mujur bagi Ashar. Raja di
Ginjang berubah ujud. Bukan perlahan-lahan seperti si manusia harimau Erwin, tetapi
secara mendadak dan cepat. Secepat itu ia mengharimau, sehingga Erwin sendiri pun
terkejut dan terlompat dari duduknya. Dia tahu, Raja di Ginjang kadang-kadang
berubah
jadi harimau. Diceritakan oleh Dja Lubuk. Tetapi tidak tahu, kalau perubahan itu
berlangsung secara ini.
"Ompung," kata Erwin. Sementara Ashar diam seperti orang gagu. Ketakjubannya lebih
besar daripada keinginan dan daya khayalnya.
Harimau besar yang kelihatan sedang dalam usia remaja tetapi berbadan besar itu
hanya
memandang. Tidak menyahut. Suatu keanehan lagi. Bertubuh besar tetapi remaja. Sama
seperti usia Raja di Ginjang sebagai manusia. Betapa besar bedanya dengan harimau
penunggu kampung Ranjau Batu, yang pincang dan jelas kelihatan tua disertai janggut
panjang.
Harimau itu membuka sebuah jendela yang tadi masih tertutup untuk memberi masuk
cahaya matahari. Manusia di dalam dirinya itulah yang membuat dia berpikir dan
melakukan apa yang perlu dilakukan. Harimau dengan jiwa dan hati harimau tidak akan
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
215
mungkin begitu.
Ada selama sepuluh menit Raja di Ginjang berwujud harimau. Selama itu pula Ashar
takjub dan masih diliputi sedikit rasa takut. Ia tidak habis pikir bagaimana bisa
begitu. Kalau
ia tidak melihat sendiri ia akan mengatakan tidak masuk akal. Tetapi seperti telah
dikatakan
ompung berbadan tegap dan berwajah muda itu, di dunia ini ada kenyataan-kenyataan
aneh
yang tidak perlu disangkut pautkan dengan hukum akal.
"Aneh ya, tetapi suatu kenyataan," kata Raja di Ginjang setelah ia menjadi manusia
kembali. Dan ia tertawa-tawa seolah-olah kejadian itu hanya suatu hal yang amat
biasa.
Baginya memang demikian.
"Aku masih belum yakin, bahwa ompung tidak dapat memberi pelajaran kepadaku.
Kurasa ompung sengaja tidak mau. Karena aku bukan keluarga dan bukan pula orang
asal
sini," kata Ashar.
"Kau keliru orang muda. Bagiku orang dari mana pun sama saja. Bukan asal atau
daerahnya yang menentukan. Manusia ditentukan oleh pribadinya sendiri. Kalau aku
pandai
menurunkan sesuatu ilmu, pasti aku tidak akan ragu-ragu mengajarimu. Karena kau
anak
baik!"
"Setidak-tidaknya ompung tentu tahu ilmu memelihara diri, sehingga selama-lamanya
tampak muda."
Raja di Ginjang tertawa, sementara Erwin mendengarkan saja. Kepada Ashar dia
berbahasa Indonesia. Dia cukup mahir, karena dia pernah jadi guru sekolah rakyat
(dulu
dinamakan volks school). Kalau berbicara dengan Erwin ia mempergunakan bahasa
daerah.
"Sudah kukatakan, bahwa aku sendiri pun tidak tahu, mengapa aku selalu kelihatan
muda. Tidak pakai ilmu apa-apa. Hanya bangun pagi, tidak pernah tidur siang, tetapi
pada
jam sembilan malam sudah tidur!" kata manusia yang harimau atau harimau yang
manusia
itu.
"Angku berkata benar Ashar. Ia tidak mempunyai sesuatu istimewa. Dalam arti ilmu
mistik. Beliau memang yang dengan kehendak Tuhan berumur panjang. Hanya ketika jadi
guru beliau meninggalkan kampung. Kemudian menetap di sini!"
"Dan aku ingin mati di sini, karena isteriku dikuburkan di sini. Sudah sejak dua
puluh
tahun yang lalu. Waktu itu Erwin baru berusia sekitar sembilan tahun."
"Berapa umur beliau ketika wafat ompung?" tanya Ashar.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
216
"Dua puluh empat tahun," kata Raja di Ginjang dan ia termenung. Rupanya teringat
isteri yang amat dikasihinya itu. Baik Erwin maupun Ashar tidak bertanya apa-apa
lagi.
Pertanyaan hanya akan membawa kenangan yang menyedihkan.
Ketika kedua orang dari Jakarta itu akan pergi, Raja di Ginjang memberi sebuah
benda
kecil berbungkus kain kuning kepada Ashar.
"Aku tidak punya ilmu apa-apa. Tetapi bawalah ini sekedar menjaga diri dari
gangguan
binatang," katanya. "Bila perlu, katakan kau cucuku. Itu pun kalau kau tidak
keberatan."
Ashar mencium tangan orang tua yang muda itu. Sebenarnya ia ingin tahu apa isi kain
kuning itu, Tetapi ia takut bertanya.
"Isinya sebuah kuku dan misai," kata Raja di Ginjang tanpa menerangkan bahwa kuku
dan bulu itu tadinya kepunyaan harimau. Yang beberapa tahun yang lalu sengaja
datang ke
kebun Raja. Ketika orang berusia lebih seratus tahun ini menemukannya di kebunnya
dilihatnya ada bekas galian dengan kuku di samping tubuhnya yang sudah sekarat.
Rupanya
lubang itu dibuatnya sendiri dan berhenti ketika ia tak kuasa meneruskan.
Dia memandang Raja di Ginjang dengan mata sayu penuh harapan. Ataukah
permohonan untuk boleh berkubur di sana?
"Mengapa kau ingin dikuburkan di sini saudaraku?" tanya Raja.
Harimau itu tidak bisa berkata-kata. Tetapi dari matanya Raja di Ginjang dapat
membaca bahwa sebenarnyalah ia ingin dikuburkan di situ. Andaikata ia punya cukup
tenaga menggali lubang itu sampai selesai, ia sendiri akan masuk ke dalam. Tentu
akan ada
orang yang menutupi kuburannya. Sampai sekarang Raja di Ginjang tidak tahu, mengapa
harimau itu ingin dikuburkan di sana. Apakah ia salah seorang anggota keluarga yang
terkutuk jadi harimau karena kesalahannya ataukah harimau yang sudah diusir dari
kelompoknya karena berbuat salah atau dianggap sudah terlalu tua. Tidak sanggup
lagi
mencari makan sendiri. Hanya mengharapkan pemberian kawan-kawan yang mampu
menyergap babi atau rusa. Atau memandangi monyet-monyet yang ketakutan di
dahandahan
pohon dan akan jatuh ke bumi karena takutnya atau karena tiada tahan oleh daya
pukau yang terdapat di dalam pandangan si raja rimba. Kekuatan pancaran mata
harimau
bukan rahasia bagi pendtrduk yang tinggal di kawasan dengan mereka atau oleh orang
yang
i-oanyak membaca tentang harimau. Sifat, kebiasaan, kekuatan dan kelemahannya.
Kalau ia
terlalu lapar dan mengetahui ada harimau di pohon, maka ia cukup memandangi hewan
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
217
yang ahli memanjat dan melompat itu. Seringkali ia akan jatuh, baik karena
gemetaran
maupun karena gugup di waktu melompat ke dahan lain untuk menyelamatkan diri. la
akan
jatuh dan si raja hutan akan melahapnya selagi binatang yang bernasib sial itu
masih
menjeritjcrit menjelang kematiannya.
DALAMperjalanan kaki dari Panyangek ke Muara Sipongi, Erwin bertanya-tanya kepada
dirinya, apakah harimau yang ingin dikuburkan di tanah milik Raja di Ginjang itu
salah
seorang keluarga? Ia tak dapat menjawabnya, tetapi hatinya menduga-duga, bahwa
kemungkinan itu memang ada. Apakah ia kelak akan mati tatkala ia bertubuh harimau,
lalu
ingin dikuburkan pula di salah satu pekarangan inilik keluarga atau sahabat?
Diwaktu itu ia lalu teringat kepada Safinah, adik Teuku Samalanga yang telah
menduduki hatinya. Apakah ia kelak, bila merasa akan menemui ajal, akan pergi ke
Palembang, mendatangi orang yang diam-diam dicintainya itu, lalu mohon kepada
abangnya untuk dikuburkan di pekarangan rumah mereka? Tolonglah ompung, tolonglah
ayah, tolonglah ya Tuhanku agar jangan sampai terjadi yang sehina itu atas diriku,
pintanya.
Ia tidak akan pernah bisa tenang di dalam kuburnya, karena setelah mati pun ia akan
mendukung malu yang tak ada hentinya.
Mereka tidak mengambil jalan raya yang lumayan ramai dilalui kendaraan, terutama
bis
antar kota dan antar daerah. Tak terlalu jauh dari Panyangek Erwin membelok ke
kiri, jalan
pintas ke Muara Sipongi. Bukan jalan lumayan. Jalan setapak yang sebenarnya ada,
selalu
diselimuti oleh alang-alang yang tingginya melebihi manusia. Bukan hanya Erwin,
orangorang
yang cukup yakin akan keselamatan lamatan dirinya juga ada yang lalu di sana. Harus
yakin. Tanpa itu orang tidak akan berani, karena daerah yang hampir kesemuanya
alangalang
itu memang tempat tinggal amat menyenangkan bagi ompung-ompung bolang.
Biasanya liar. Di sana sini ada rumpun pohon-pohon, tempat kijang dan babi. Yang
selalu
jadi intaian harimau, tetapi tak dapat berbuat lain daripada berserah kepada nasib.
Tak kurang dari tiga kali mereka bersua dengan macan dewasa. Sekali berpapasan.
Erwin mohon lewat. Hewan dan manusia saling berpandangan sejenak, lalu raja rimba
meneruskan perjalanan. Pada suatu kesempatan seekor harimau dengan dua anaknya yang
baru berumur sekitar enam bulan membuntuti mereka dari belakang. Biasanya manusia
dengan harimau di belakangnya akan jadi mangsa. Karena lazimnya harimau hanya
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
218
menyerang dari belakang. Ashar yang juga beberapa kali membaca cerita bahwa
kebiasaan
harimau menerkam dari belakang, kehilangan hampir seluruh semangatnya. Untunglah
kaki
masih kuat memikul tubuhnya. Dan dukungan moril Erwin, bahwa mereka tidak akan
diganggu. "Tenang-tenang sajalah," kata Erwin. "Dia hanya mau tahu sampai di mana
keberanianmu, yang ingin berguru di Mandailing ini!" Ashar tetap takut, walaupun
sudah
dua kali berhadapan dengan dua jenis harimau. Harimau liar yang akhirnya jadi
penunggu
atas kemauannya sendiri dan harimau yang menjelma dari manusia.
Ashar memegangi tangan Erwin erat-erat ketika harimau betina dengan dua anaknya
itu melalui mereka. Mereka kini jalan di hadapan mereka. Barangkali merasa bahwa
Ashar
ketakutan dan mereka mau membebaskannya dari cekaman itu.
Di Muara Sipongi banyak orang terheran-heran. Yaitu yang mengenalnya. Bahwa dia
anak Dja Lubuk dan bahwa dia pun manusia harimau. Bahwa dia telah di Jakarta,
pernah
kembali lebih setahun yang lalu. Kini datang lagi. Tentu ada sesuatu. Dan sesuatu
itulah
yang mereka tidak tahu. Erwin menemui beberapa keluarga, cerita tentang Jakarta,
Surabaya, Lahat, Palembang. Tetapi tidak menceritakan semuanya.
Keesokan harinya orang sudah tidak melihatnya lagi. Dia telah pergi. Rupanya di
waktu
malam. Tandanya dia tidak ingin orang tahu, apa yang akan dikerjakannya. Dan dugaan
mereka itu memang benar.
***
ERWIN dan Ashar meninggalkan Muara Sipongi pukul satu malam. Karena tak tahu
kuburan
yang perlu diziarahinya, ia mengucapkan mantera yang telah beberapa kali
menolongnya.
Menyuruh kakinya membawa dia ke tempat yang masih asing baginiya.
"Akan ke mana kita bang Erwin?" tanya Ashar.
"Aku pun tak tahu As, kita turutkan saja ke mana dibawa kaki. Kau takut?" tanya si
manusia harimau.
"Tidak. Kurasa tidak bang. Setelah pengalaman-pengalaman di Ranjau Batu dan
Panyangek itu, aku mulai yakin, bahwa di dunia ini bisa terjadi kenyataan yang tak
masuk
akal. Dan tak perlu dikaitkan dengan hukum akal!"
"Bagus. Kuharap kau berhasil mencapai citacitamu. Tetapi sebelum kau bertemu
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
219
dengan guru, aku ingin mengatakan padamu, bahwa menuntut ilmu kebatinan bukan
pekerjaan yang mudah.
Banyak orang gagal, karena tak tahan dengan ujiannya. Orang memerlukan ketetapan
hati dan kekuatan iman!"
"Aku mulai tahu, bahwa belajar yang gaib tidak semudah belajar di sekolah. Kuharap
aku akan lulus ujian!"
"Kuharap juga begitu!"
Mereka berjalan di jalan raya menuju Kotanopan, tetapi di kiri kanan hampir
seluruhnya hutan. Hanya sesekali bertemu kampung dengan penduduk- 1 nya yang sedang
tidur lelap.
"Apakah ini daerah ompung-ompung na beteng, bang?"
"Seluruh Mandailing ini daerah mereka dan daerah penduduk. Pada umumnya mereka
hidup sekawasan dengan rukun dan damai. Hanya sesekali terjadi bentrok antara para
penghuni. Itu pun kalau ompung dibikin marah. Atau, ya atau nasib yang sudah
tersurat di
telapak tangan dan di tengkuk !"
"Aku tak mengerti!"
"Ada juga manusia yang memang sudah nasib suratan badannya akan mati diterkam
ompung."
"Walaupun dia tak bersalah?"
"Benar. Walaupun dia tak bersalah!"
Karena Ashar ingin penjelasan, diceritakan oleh Erwin bahwa ada juga sesekali
manusia
tak bersalah suatu apa pun diterkam oleh harimau. Entah di kebunnya, entah di jalan
raya!"
"Jalan raya seperti ini?"
"Ya," kata Erwin. Lalu dia menceritakan, bahwa kalau memang sudah penentuan nasib,
maka manusia tidak akan dapat mengelakkannya. Kadang-kadang terdengar penyadap
karet
diterkam lalu dimakan.
Biasanya tak sampai habis. Bila orang bernasib malang itu tak pulang ke rumahnya,
maka keluarganya dan sejumlah penduduk akan mencari. Sebagian besar dari mereka
sudah
menduga, bahwa orang itu telah dibawa orang bunian. Atau dimakan harimau. Mereka
mencari berkelompok, karena harimau tidak akan menerkam manusia yang lebih dari
tiga
orang.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
220
"Mengapa harimau selalu menerkam mangsanya dari belakang?" tanya Ashar.
Kepadanya diterangkan, bahwa pada dahi manusia ada tulisan keramat yang membuat
harimau takut. Orang yang bernasib sial untuk jadi mangsa harimau, walaupun ia
tidak
bersalah, konon punya tulisan pula pada tengkuknya yang seakan-akan mengundang si
raja
hutan untuk menerkam dan mengoyak-ngoyak dirinya. Atas pertanyaan Ashar, orang yang
hanya mengikutkan bimbingan kakinya itu tidak dapat memastikan kebenaran tulisan
itu.
Tetapi banyak orang mengatakan demikian. Kalau orang kebetulan bertemu berhadapan
dengan harimau, dia hanya memerlukan keberanian untuk terus menatap mata si raja
rimba.
Jangan sekali kali berpaling atau lari. Kalau berlari, harimau itu akan mengejar
dan
menerkam dia. Tetapi kalau bukan nasibnya untuk jadi mangsa harimau, maka binatang
yang ditakutinya itu pun akan lari pula.
Awan yang tadi menghitam, pelahan-lahan menyingkir dan bulan empat belas hari
memperlihatkan diri, menerangi seluruh bagian bumi yang kena sorotannya.
"Kita di tengah hutan bang Erwin," kata Ashar.
"Tidak, kita hanya menempuh belukar-belukar muda. Ashar bertahan bahwa mereka
sedang berada di hutan yang amat lebat. Erwin tahu, bahwa ada sesuatu yang membuat
mata Ashar tertipu. Yang mereka tempuh sebenarnya tak lebih dari pohon-pohon atau
semak-semak yang tingginya tidak lebih dari sebahu manusia.
Tak kurang dari dua puluh menit mereka menempuh semak belukar untuk kemudian
tiba di suatu lapangan kecil yang hanya ditumbuhi rumput hijau muda. Rapi seperti
rumput
taman yang dipelihara dengan baik. Di tengah-tengah berdiri sebatang pohon,
setinggi
kurang lebih lima belas meter dengan banyak cabang tetapi tanpa daun sehelai pun.
Gundul.
Di bawah pohon itu ada seonggok tanah yang agak tinggi, seperti kuburan atau
memang kuburan. Di atasnya bertaburan batu-batu kerikil putih. Adanya nisan di
salah satu
ujungnya memperkuat keyakinan, bahwa di bawahnya dikuburkan tubuh manusia yang
ditinggalkan nyawanya. Jenazah. Di bawah sinar bulan yang cukup terang itu, tampak
bahwa
nisan yang terbuat dari kayu itu masih baru.
"Kurasa kita telah sampai ke tujuan," kata Erwin. Kini mata Ashar telah sama dengan
mata Erwin. Bahwa yang dilihatnya itu sebuah tanah lapang sangat terawat dan di
bawah
pohon tanpa tahun ada kuburan.
Dengan huruf Arab tertulis di atas nisan dari kayu itu sebuah nama. Syekh Ibrahim
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
221
Bantani, wafat 12 Zulhijjah 1243. Sudah lebih seratus lima puluh tahun. Mendekati
160
tahun, pikir Erwin yang berkunjung ke sana di tahun 1981 Masehi. Terpikir di dalam
hatinya siapakah keluarga tuan syekh ini, yang begitu rajin memelihara kuburan yang
cukup
jauh dari pinggir jalan tanpa ada kampung di sekitarnya.
Erwin bersila di hadapan kuburan itu, mulai membaca do'a untuk almarhum. Ashar
mengikuti.
Setelah ia selesai dan menyapu muka dengan kedua belah tangannya mendadak
terdengar suara lembut: "Terima kasih atas kedatangan dan do'amu." Meskipun lembut,
tetapi Erwin, terlebih-lebih Ashar terkejut mendengar suara yang tiba-tiba itu.
Diucapkan
begitu jelas. Tentunya suara dari lobang kubur, sebagaimana pernah dibacanya di
alam
kisah-kisah pendek mengenai yang ajaib dan gaib.
Tetapi mengapa begitu jelas. Kalau dari dalam lubang yang sudah tertutup rapat
selama
lebih dari satu setengah abad, tentu suaranya agak sengau.
Syekh Ibrahim Bantani menunjukkan, bahwa ia berasal dari Banten, Jawa Barat.
Rupanya merantau ke Tapanuli, barangkali pun pernah jadi seorang panglima di dalam
tentera kerajaan. Entah di Aceh, Tapanuli, entahkan di Minangkabau.
"Terima kasih atas doa-doamu anak muda. Apa kabar ompungmu Raja Tigor, apa
masih selalu menemuimu?"
"Masih tuan Syekh," jawab Erwin.
"Bagus, aku senang sekali padanya. Orang yang selalu hidup berdisiplin tak pernah
melupakan cucu tersayangnya. Engkau berbahagia sekali menjadi cucunya, Erwin."
"Terima kasih tuan Syekh." Lalu Erwin merasa kepalanya dipegang seseorang ataukah
hanya sesuatu yang belum tentu manusia. Bukan hanya manusia dapat memegang. Jin,
setan, iblis dan harimau pun dapat.
"Bolehkah aku menoleh, datuk mana pun yang memegang kepalaku?" tanya Erwin
sangat berhatihati dan sekaligus sesuai dengan sopan santun dalam dunia gaib.
"Mengapa tidak?" Kata si pemegang.
Erwin menoleh. Ia melihat seorang tua, dengan rambut putih sebahu dan walaupun hari
malam hanya berlampukan bulan, ia dapat melihat dari mata orang tua itu bahwa ia
memancarkan semacam sinar yang ajaib. Sesuailah dengan dunia gaib yang sedang
dimasukinya.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
222
"Siapakah tuan, kalau aku boleh tahu," kata Erwin.
"Orang yang kau doakan tadi!"
Erwin seperti tidak percaya. Apakah ini tuan Syekh Ibrahim Bantani, sedangkan dia,
yaitu jasadnya ada di dalam kuburan yang sedang dihadapinya.
"Memang jasadku ada di sana," kata orang tua itu. "Karena memang begitulah yang
harus dilakukan terhadap jenazah! Tetapi aku yang sebenarnya diriku ada di sini.
Kau
heran?"
"Aku tidak mengerti." kata Erwin.
"Kini aku yang heran. Kau punya ompungmu Raja Tigor dan ayahmu Dja Lubuk yang
sudah dikuburkan, karena telah meninggalkan dunia ini. Tetapi beliau-beliau
kadangkadang
menemuimu. Tandanya ada di atas dunia. Hanya jasadnya yang dikuburkan orang.
Nyawa atau rohnya tidak. Jasad itu dikebumikan karena ia telah ditinggalkan
rokhnya."
Erwin segera mencium tangan orang tua. Tentu ,aja Ashar yang begitu ingin cari guru
segera mengikuti. Dia masih dapat berkata: "Saya Ashar tuan Syekh. Menempuh jalan
jauh
untuk mencari guru. Saya mau menuntut ilmu di Mandailing ini."
"Aku tahu," kata Ibrahim Bantani, "Jangan salah memilih guru. Entahlah kalau kau
mencari ilmu hitam. Hampir tidak ada di sini. Itu bisa ke dapat di bagian utara.
Membuat
orang jadi batu, membunuh orang dari jauh. Segala macam siksa dunia dapat kau
lakukan
melalui ilmu hitam."
"Tidak tuan, aku bukan mau ilmu jahat. Aku ingin dapat menolong manusia sakit yang
tidak dapat diselamatkan oleh dokter. Aku ingin menjauhkan iblis dan syaitan dari
manusia
yang hampir sesat. Dan aku ingin pula," kata Ashar tanpa meneruskan kalimatnya.
"Bagus, semua bagus. Juga tentang belajar silat itu. Kau hendak berguru dengan
harimau. Itu tidak mudah. Kau berguru dengan ahli silat dulu. Setelah kau merasa
kuat dan
perkasa, kau minta bantuan harimau yang mau menguji dirimu dan bersamaan dengan itu
juga menambah kepandaianmu."
Giliran Erwin bertanya: "Apakah tuan yang akan memberi aku ilmu yang belum
kukuasai. Apakah tuan orang yang akan menemui diriku di Mandailing ini?"
Orang itu tidak langsung menjawab. Ia menerangkan, bahwa ia punya sedikit
kepandaian, yang barangkali sudah juga dimiliki Erwin.
"Siapakah yang membersihkan semua ini tuan?" tanya Erwin.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
223
"Tak ada lain orang di sini. Hanya aku dan kawan-kawanku."
"Mana kawan tuan itu. Apakah dia juga seperti tuan?"
"Tidak, agak lain sedikit. Dia harimau kumbang yang amat baik. Mungkin dia kesepian
karena harimau semacam dia hampir langka di sini. Dia lihat aku juga hanya seorang
diri.
Maka kami menjadi sahabat. Dia yang memelihara taman ini. Dia punya jiwa seni. Kau
sukar percaya kalau kuceritakan. Kau lihat pohon-pohon kembang di dua pojok taman
ini."
Erwin dan Ashar langsung melihat dan di bawah sinar rembulan itu cukup jelas
kelihatan adanya berbagai macam pohon bunga dengan aneka warna. Ditanam di tempat
yang agak tinggi atau sengaja ditimbuni dulu oleh si harimau kumbang. Seperti
pekarangan
gedung-gedung mewah yang ditangani oleh ahli-ahli pertamanan saja. Siapa berani
bilang
lagi, bahwa banyak pekerjaan manusia juga dapat digantikan oleh hewan yang dikira
bisanya
hanya menerkam dan memakan manusia dan hewan-hewan tak sekuat dia.
"Memang kawanku itu yang mengangkut tanah untuk meninggikan kedua pojok itu.
Aku tak pernah tanya apakah dia dulu berasal dari manusia yang pernah punya taman
yang
indah. Aku kuatir akan menyinggung perasaannya?"
"Apakah kawan tuan itu tahu, bahwa tuan sebenarnya telah dimakamkan di sini?"
"Entah, dia tak bertanya dan tidak nampak keheranan. Mungkin dia tahu, barangkali
juga tidak. Kami berkenalan di tempat ini. Dia tidak pernah kelihatan inginkan
diriku.
Kalau kulihat begitu, bukan tidak mungkin bahwa jasadku sebenarnya sudah di dalam
tanah.
Aku ini hanya rokh. Aku yang sebenarnya aku, seperti kukatakan tadi!"
"Tuan tahu aku akan datang?" tanya Erwin.
"Tahu dan bawa seorang teman. Apa yang ada padaku akan kulimpahkan kepadamu.
Entah akan berguna atau tidak. Bahwa kau akan mendapat tantangan yang lebih besar,
kurasa tidak perlu kita ragukan. Kau banyak berbuat baik Erwin, tetapi juga berbuat
yang
amat mengecewakan dan menyakitkan hati. Kau tahu maksudku?"
"Kurang, tuan," jawab Erwin.
"Itu, gadis-gadis cantik yang kau pernah bantu penyembuhannya. Tetapi hati mereka
kemudian luka!"
Orang ini tak kalah sakti dari ayah dan ompungnya. Jangan jangan melebihi.
Barangkali
tuan Syekh ini juga dapat berjalan di atas air seperti Datuk nan Kuniang.
"Aku bukan melukai mereka tuan. Aku hanya memandang diriku tak memenuhi syarat
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
224
untuk menyambut cinta mereka. Lagi pula tidak ada alasan!" kata Erwin.
"Kadang-kadang cinta tidak mengenal alasan. Aku ingin tanya, kalau kau nilai dirimu
tidak memenuhi syarat, mengapa kau justeru mencintai orang yang sampai kini tidak
mencintai dirimu. Dia hanya sangat menghargaimu. Kau tahu maksudku. Safinah adik
Teuku Samalanga!"
Erwin diam. Malunya bukan kepalang. Tetapi tidak tergerak hatinya untuk
menghindar. "Bila telah tiba di Kotanopan, kirimlah surat kepada orang di Lahat
itu. Juga
kepada anak Tionghoa yang tergila-gila kepadamu. Memang bukan salahmu dia tergila-
gila.
Mestinya jadi risikonya sendiri. Aku pun tidak menganjurkanmu untuk mencintainya."
"Aku tidak menghendaki semua ini tuan. Berilah aku azimat pembangkit kebencian.
Supaya mereka tidak tertarik kepada yang sebenarnya bukan nanusia ini."
Sedih juga hati tuan Syekh mendengar. "Jangan begitu. Aku tahu keadaanmu. Tetapi
aku juga kasihan kepada mereka yang mencintaimu itu! Bagaimana rasanya mencintai
tanpa
dapat balasan? Kau sedang merasakannya!"
"Tuan mau memberi aku azimat itu?"
"Tidak baik memakai itu. Akan banyak buruknya bagimu. Kau pun tidak mau gunaguna
untuk menarik hati Safinah lalu membangkitkan cintanya. Bukankah begitu?"
Erwin tunduk tanpa memberi jawaban. Ia memang ingin kasih sayang adik Teuku
Samalanga. Ia merasa merana kini. Tetapi ia tidak mau memperolehnya melalui cara
yang
tidak wajar. Pada saat itu ia teringat kepada Christine yang diguna-gunai pak
Sumarta
dengan bantuan kucing suruhannya. Tak tahu, akan sejauh mana Sumarta dapat
mempertahankan cinta wanita kaya, terpelajar dan cantik itu. Sedangkan pak Sumarta
hanya
orang sederhana dengan profesi tukang jual buah, tetapi punya hati menyala-nyala
terhadap
perempuan yang di gilai banyak orang itu. Aneh bagi masyarakat sekitar Christine
bagaimana ia sampai jatuh cinta pada Sumarta. Sampai juga ke telinga Christine
bahwa ia
telah diguna-gunai, tetapi ia tidak menghiraukaunya.
"Apakah ada harapanku tuan?" tanya Erwin yang seperti kehilangan kepercayaan pada
dirinya sendiri.
"Hanya Tuhan Yang tahu Erwin. Manusia bisa berharap, bisa meminta, bisa
berkeyakinan, tetapi kepastian hanya ada di tangan Tuhan!"
Tuan Syekh mengangkat tangan Erwin untuk berdiri. Mengajaknya duduk di dekat
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
225
bunga-bunga yang indah. Ketika mereka berjalan ke sana datang seekor harimau muda.
Jalan atas dua kaki belakangnya, sementara sebelah kaki depan bertugas sebagai
tangan
mengepit sehelai permadani. Dihamparkannya di dekat pohon-pohon bunga. Meskipun
telah mempunyai banyak pengalaman dan punya ilmu tinggi, ia belum pernah
menyaksikan
pemandangan seperti ini. Harimau itu seperti manusia saja. Di tempat ini, yang
tidak semua
orang Mandailing mengetahui, ada masyarakat kecil manusia sakti dan sejumlah
harimau.
Diantaranya seekor harimau kumbang yang ahli pertamanan. Semua ini membantu
masyarakat yang sangat aneh itu. Yang seperti dongeng saja, tetapi oleh Ashar dan
Erwin
dilihat sendiri sebagai suatu kenyataan yang sulit dipercaya oleh siapa pun yang
tidak
mengenal kemungkinan adanya persekutuan antara makhluk berlainan jenis. Yang satu
dinamakan manusia, yang lainnya disebut hewan.
"Tuan," Ashar yang sudah mulai berani. "Bolehkah aku bertanya?"
"Tentu saja. Tiap insan bebas bertanya apa saja kepada sesamanya. Apa yang ingin
kau
tanya?" kata tuan Syekh Ibrahim Bantani.
"Tuan manusia hidup atau�," dia tak berani meneruskankan.
"Jangan segan-segan. Kau mau bertanya apakah ini orang hidup atau mati, bukankah
begitu?"
"Ya," jawab Ashar. Memang dia malu, karena isi hatinya diketahui orang sakti itu.
"Tentu saja orang hidup. Kau dengan aku berkata-kata, kau lihat keadaanku. Orang
mati tidak akan berkata-kata."
"Tapi, ini kuburan tuan," kata Ashar.
"Memang, ini kuburanku. Kuburan jasadku. Dia memang mati, tetapi aku yang
sebenarnya aku, yang kalian namakan rokh, aku tetap hidup! Kau telah melihatnya.
Jangan
tanya lagi mengenai itu, nanti kau yang menjadi bingung."
***
ASHAR masih ingin bertanya, bagaimana proses kejadian demikian, tetapi tuan Syekh
sudah
melarang dan ia tidak berani membantahnya. Jikalau orang sakti itu kecil hati,
besar
kemungkinan ia, tidak mau menerimanya sebagai murid. Sesungguhnya ia masih ingin
bertanya, kalau yang dikuburkan jasad, lalu apa nama tubuhnya yang sekarang yang
tidak
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
226
berbeda dengan manusia lain. Apakah ia berganti jasad setelah ia meninggal?
"Jangan pikirkan itu orang muda. Hanya meletihkan otakmu. Mungkin kelak kau
mengetahui, mengapa yang demikian bisa terjadi," kata tuan Syekh. Ia merasa
beruntung
sekali, selama perantauannya yang belum berapa lama telah bertemu dengan beberapa
manusia aneh dengan ilmu gaib dapat membaca pikiran orang lain.
***
MEREKA bertiga ditemani oleh harimau remaja yang membawa permadani duduk bagaikan
satu keluarga yang amat rukun. Ashar dan Erwin masih terkejut tatkala tak lama
kemudian
datang pula harimau kumbang yang juga turut duduk. Seperti orang bermusyawarah.
Sebenarnya Erwin sendiri yang belum pernah berhubungan dengan harimau kumbang,
ingin
bertanya apakah si hitam mengki-. lap itu juga dapat disuruh. Walaupun kata tuan
yang
punya kuburan dan taman itu telah mengatakan bahwa harimau itu da-tang lalu
menunjukkan sikap ingin berteman. Akhirnya ditanyakannya juga: "Apakah datuk Hitam
tuan ini dapat disuruh?" ,
"Ia membuat taman ini atas kehendaknya sendiri. Tanpa disuruh dan aku pun tidak ada
niat untuk menyuruh. Kalau maksudmu apakah ia harimau suruhan, maka aku hanya perlu
mengatakan "tidak". Dia tidak akan jadi si hitam suruhan."
"Aku belum pernah berkenalan dengan datuk hitam. Melihatnya pun aku baru sekali
ini!" kata Erwin.
"Aku tahu. Mulai sekarang dia sahabatmu. Sebab baginya, tiap yang menjadi sahabatku
merupakan sahabatnya juga!"
Harimau kumbang itu mendengus, mungkin maksudnya menegaskan apa yang
dikatakan tuan Syekh.
"Ashar besok kukirim ke sahabatku. Sutan Palupuh. Ia guru silat dan ilmu
pengobatan,"
kata tuan Syekh. Anak muda dari Jakarta yang tak tahan tinggal di rumah keluarganya
lagi,
merasa kecewa, tetapi tidak membantah. Ia ingin belajar dari orang yang punya dua
jasad
dan mempersahabat dua harimau dengan kemampuan sebagai manusia. Ia sudah mulai
akrab dengan suasana di tempat yang amat rahasia itu.
"Dia baik sekali Ashar. Jangan kau risau. Kau akan cepat menambah pengetahuan
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
227
darinya. Ilmu manusia yang kau cita-citakan itu," kata tuan Syekh Ibrahim Bantani.
Kepada
Erwin dia berkata, agar tinggal di sana sedikitnya sepekan. Harus mempunyai
ketabahan
hati seperti yang pernah dimilikinya ketika menambah pertahanan diri lebih setahun
yang
lalu. Erwin berjanji akan mematuhi segala ketentuan dan tuntutan. Tetapi saat
mengatakan
begitu pikirannya melayang ke Safinah.
"Kau memikirkan dia. Karena kau cinta padanya. Tak usah malu. Semua laki-laki
dengan beberapa pengecualian pasti menaruh kasih sayang pada seorang lawan
jenisnya.
Atau bahkan lebih. Begitu pula wanita. Hanya satu dua yang tidak kenal cinta pada
lelaki.
Dia malah mencintai kaum sejenisnya!" kata tuan Syekh Ibrahim.
"Apa artinya itu tuan?" tanya Ashar yang tidak mengerti.
"Pada waktunya kelak kau akan mengetahui, Orang yang demikian, baik lelaki maupun
wanita adalah manusia yang menyimpang. Tak perlu membenci, bahkan dalam beberapa
hal
patut dikasihani!" Ashar bertambah bingung tetapi tidak bertanya, Sudah dikatakan
tuan
Syekh, pada waktunya nanti dia pun akan mengetahui.
"Erwin," kata tuan Syekh. "Tidurlah malam ini. Mudah-mudahan dapat alamat baik.
Pandangi pohon yang berdaun rindang menyejukkan hati itu. Kau juga Ashar. Inilah
tempat
kalian menginap malam ini!"
Ashar dan Erwin serentak memandang pohon banyak cabang tetapi tanpa sehelai daun
pun. Dan mereka heran, pohon itu kini berdaun rindang. Benar pula mengenakkan mata
memandang. Semula mereka berdua saling pandang, kemudian mereka melihat ke arah
tuan
Syekh tanpa tanya. Tetapi orang tua berjasad ganda itu berkata: "Di dunia ini serba
mungkin. Oleh kekuatan alam, oleh keserbamampuan Tuhan atau oleh kepintaran ummat
manusia. Tanah subur dengan padi menguning yang memberi jaminan kepada para petani,
untuk hari esoknya dalam sekejap mata bisa berubah jadi lautan dilanda banjir.
Masih
setengah celaka kalau padi saja yang ditelan air bah, tak terduga-duga. Yang lebih
celaka
daripada itu kalau rumah, ternak dan manusia pun ditelan air. Pikirkanlah oleh
kalian. Di
waktu bertanam mereka memerlukan air, tetapi kalau kemudian air itu datang secara
berlebihan, maka ia menjadi pembawa malapetaka yang amat mengerikan. Itu yang
dinamakan kekuatan alam. Masa manusia hidup serakah sekarang, kekuatan alam itu
dibantu dengan penggundulan hutan, terinasuk penggundulan gunung dan bukit.
Sehingga
air bah itu jadi lebih besar dan kesengsaraan berlipat ganda. Kekuasaan Tuhan dapat
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
228
menciptakan segala-galanya. Tanpa kecuali. Apa pun yang dikehendakiNya."
Kemudian tuan Syekh menceritakan tentang kepintaran manusia yang terus meningkat.
Dulu, katanya pergi ke bulan hanya dongeng. Kini yang lebih dari itu pun dapat
dilakukan
manusia. Tetapi, kepintaran yang amat maju itu pula yang telah menyebabkan negeri
makmur dan penuh tawa hari ini, besoknya berubah jadi neraka. Gedung-gedung
pencakar
langit hancur dengan mayat-mayat bergelimpangan. Kepintaran telah digunakan untuk
membinasakan sesama ummat manusia.
Erwin saja pun heran mendengar ceramah tuan Syekh. Apalagi Ashar yang masih asing
dengan dunia gaib, walaupun ia telah melihat sebagian sangat kecil daripadanya.
Bagaimana
orang yang telah meninggal, kemudian mempunyai "jasad" baru bisa mengetahui segala
perkembangan terakhir di dunia. Apakah dia membaca koran? Mengetahuinya melalui
buku
atau majalah? Bagaimana semua ini bisa terjadi. Tetapi baik Ashar maupun Erwin
tidak
bertanya, karena tuan Syekh kira-kira akan menjawab agar jangan memikirkannya,
karena
tidak dapat dikaitkan dengan hukum akal.
"Tidurlah, dimana kalian suka. Malam ini akan turun hujan lebat. Angkat telunjuk
kalian tinggi-tinggi. Tetapi celupkan dulu ke dalam mulut. Nanti kalian akan
merasakannya!"
Erwin dan Ashar melakukannya. Tidak ada yang mereka rasakan. Bulan masih tetap
bersinar terang. Tiada segaris awan pun, tiada pertanda akan hujan.
"Terasa?" tanya tuan Syekh. Atas jawaban negatif, tuan Syekh itu berkata: "Kalian
belum peka. Kelak kalian akan dapat merasakannya. Pelaut tradisional punya ilmu
itu.
Hampir semua. Bukan, saja apakah akan turun hujan, tetapi juga apa akan datang
angin
kencang. Dari mana arahnya. Itu salah satu bekal terpenting pelaut kita, terutama
yang
menggunakan perahu layar!"
"Nah, tidurlah," kata tuan Syekh lagi lalu pergi. Tidak mendadak hilang seperti
ditelan
bumi, tetapi tiap langkah semakin samar sehingga lenyap dari penglihatan.
Harimau loreng dan kumbang merebahkan diri di permadani. Kini Ashar takut
kembali, karena tuan Syekh sudah tak disitu. Erwin tidak takut, memberi kekuatan
moril
kepada Ashar. Dan mereka pun ikut mengistirahatkan tubuh di permadani itu.
Tak lama kemudian awan mulai berarak menutupi bulan. Hanya sesekali sinarnya masih
dapat menembus awan yang tipis. Kemudian jadi gelap. Hujan segera turun. Tetapi
belum
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
229
sampai ke tempat mereka. Kian lebat. Tidak juga sampai ke taman buatan harimau
kumbang. Mereka mendengar jatuhnya hujan disekitar itu. Bunyinya yang berat
diselangseling
oleh halilintar membuat suasana agak seram. Kemudian mereka merasa heran,
mengapa di taman itu tidak turun hujan, mereka tidak disiram air yang runtuh dari
langit.
Apakah ini suatu ilmu gaib tuan Syekh pula?
Tak kurang dari tiga jam hujan seperti dicurahkan, tetapi taman itu tetap bebas
hujan.
Pada jamnya langit di ufuk timur mulai memerah untuk kemudian digantikan oleh pagi
cerah dengan aneka burung bersahut-sahutan mengucapkan syukur kepada Sang Pencipta
Mayapada dengan seluruh isinya.
Kalau pada malamnya mereka belum melihat adanya tempat mandi, maka pada pagi itu
mereka dibawa si harimau remaja memasuki belukar lalu menuruni tebing sungai kecil
yang
amat jernih airnya, Anak sungai Batang Gadis. Harimau biasa yang tak pandai bicara
tetapi
tahu membawa permadani itu memandangi Erwin, berjalan lalu menoleh lagi, sehingga
akhirnya si manusia harimau tahu bahwa harimau itu mengajaknya mengikut.
Seperti kebanyakan sungai dangkal di Mandailing batang air kecil ini juga berbatu-
batu.
Airnya yang jernih membuat mata dapat memandang tembu sampai ke dasarnya. Sang
harimau ikut mandl. Keindahan air diperasyik oleh ikan-ikan dan dan udang-udang
sungai
yang kejar-mengejar atau bersembunyi dibalik-balik batu.
Ashar kian bebas dari perasaan asing-lingkungan. Ia coba mendekati harimau yang
menuntun mereka ke sana. Ia mulai merasa bahwa harimau itu sahabatnya. Dan ia telah
mengetahui sendiri kebaikan hati harimau yang dikenalnya. Harimau benar atau
manusia
yang berubah jadi harimau.
"Sungai ini selalu membawa emas Ashar," kata Erwin. Dulu banyak orang kampung
cari logam murni itu di sini. Banyak yang berpenghasilan lumayan. Sekarang juga
masih
ada!"'
***
KIRA-KIRA pukul sepuluh hari Kamis itu datang seorang muda, hampir seusia Ashar ke
taman
itu. Langsung saja mengatakan, bahwa ia diutus gurunya untuk menjemput Ashar. Erwin
menganjurkan supaya ia ikut, karena segala sesuatunya tentu telah diatur oleh tuan
Syekh.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
230
Ketika telah bergerak beberapa langkah, Ashar kembali, tanpa ragu-ragu mengelus
kepala
dan kuduk si harimau kumbang dan yang belang. Tampak jelas bahwa kedua binatang itu
merasa senang, karena tak jadi terlupakan oleh Ashar. Dan kedua binatang itu sama
bangkit
mengantarkan Ashar dan penjemputnya sampai ke luar taman.
Erwin merasa tak enak tanpa kerja. Ia bersihkan kuburan sementara si harimau
kumbang menanam bunga-bunga baru yang diambilnya dari darah luar taman.
Tak lama kemudian si harimau loreng datang. Seperti malam yang lalu, jalan atas
kedua
kaki belakang. Kini membawa pisang raja masak di batang, jambu kelutuk dan sebuah
durian yang juga jatuh dari pohon karena sudah masak. Erwin tahu bahwa semua itu
dibawakan untuknya. Sebab harimau tidak makan pisang atau jambu kelutuk. Tetapi dia
juga tahu, bahwa harimau sangat gemar akan durian. Kalau sedang musim, suka
menunggu
agak jauh dari pohon. Sengaja menunggu yang jatuh, tetapi tidak di bawah batangnya
karena tahu bahwa kalau kepalanya tertimpa akan cukup buruk akibatnya.
Tetapi di luar dugaannya, harimau itu pun ikut makan pisang. Begitu juga si harimau
kumbang, yang lazimnya hanya mau makan daging segar. Erwin kian heran, ketika si
harimau loreng membukakan durian dengan kedua kaki depannya. Mudah sekali
tampaknya. Yang mengetahui tak usah heran, karena harimau memang pandai sekali
membuka durian. Lain halnya dengan gajah. Yang membungkus durian dengan daun-daun
kering, kemudian melulurnya bulat-bulat untuk keluar lagi dalam keadaan bulat juga.
Konon, durian yang telah melalui perut gajah lebih enak dari durian biasa yang
bagaimanapun
tebal isi dan kuning emas warnanya. Si harimau meletakkan durian yang telah
dibukanya di hadapan Erwin. Untuknya. Untuk menunjukkan rasa senang serta
menghargai
Erwin segera memakannya. Harimau itu memandangi saja. Tetapi kemudian Erwin coba
menyuapnya dengan durian. Dan si belang menerima. Dia pun senang dan menghargai
sikap si manusia yang barang kali sudah dirasa atau bahkan diketahuinya mengandung
unsur
harimau di dalam dirinya. Si harimau kumbang yang mengkilap cantik di bawah sinar
matahari turut pula makan pisang. Semua yang seperti khayalan ini bukan dongeng.
Erwin
pernah menceritakannya. Kurasa dia tidak berlebih-lebihan. Jadi kisah dongeng untuk
kanak-kanak menjadi kenyataan bagi Erwin dan orang-orang lain yang pasti ada tetapi
sangat sedikit jumlahnya. Bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di Birma, Thai dan
Tanah
Melayu yang banyak harimaunya dan mempunyai sejumlah orang yang berjinak-jinakan
dan
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
231
bersahabat dengan harimau. Bahkan ada yang beristeri atau bersuamikan harimau. Pada
suatu waktu nanti akan kita ceritakan juga kenyataan aneh itu. Lebih aneh daripada
orang
utan Kalimantan yang punya manusia sebagai isteri yang amat disayang. Untuk siapa
ia rela
memberikan nyawa tunggalnya.
***
PUKUL sebelas malam Jum'at itu barulah orang tua berjasad lain itu datang dengan
memberi
salaur, Erwin tidak bertanya atau berkata mengenai sahabatnya Ashar. Orang tua itu
pun
tidak bercerita tentang dia.
"Anak Dja Lubuk, ilmu apa lagi yang hendak kau pelajari. Kurasa dadamu hampir
penuh. Dirimu yang bisa berwujud ganda menyempurnakan kekuatanmu sesuai dengan
kebutuhan. Hanya sesekali kau mendapat kesulitan oleh keadaanmu itu. Tetapi bukan
hidup
namanya kalau manusia hanya mengenal rasa senang. Dan kesenangan akan jadi berlipat
ganda nikmat atau indah manakala orang mengalami betapa rasanya sakit dan
sengsara,"
kata tuan Syekh Ibrahim memulai ajarannya. Karena memang sebenarnyalah ia telah
memulai dengan mukaddimah itu.
"Hidupmu termasuk sangat bahagia Erwin. Hatimu selalu hendak meledak oleh
kesenangan. Tetapi kau juga makhluk yang banyak menimbulkan kesengsaraari!"
Tanpa mengangkat kepala, Erwin bertanya apakah maksud semua kalimat yang terasa
setengah misterius itu.
"Kau bahagia karena hidupmu penuh tantangan. Paling menjemukan adalah hidup yang
dari hari ke hari itu ke itu juga. Ibarat air di dalam tempayan atau gelas. Tiada
gerak, tiada
riak. Membuat orang bosan dalam kehidupan atau jemu melihat air yang tidak beriak
itu.
Tantangan membuat bahkan memaksa orang berpikir. Lalu berbuat apa yang dinilainya
baik
untuk mengalahkan sang tantangan. Datanglah dinamika, menyala kehidupan dan
semangat
untuk menang. Sebenarnya itulah baru dapat dinamakan kehidupan. la menimbulkan
gairah
untuk hidup dan membangkitkan perlawanan terhadap kematian. Orang yang tidak
bergairah hidup tidak akan pernah berusaha melawan kematian. Walaupun pada akhirnya
orang harus memenuhi panggilan Sang Pemilik kalau sudah tiba waktunya."
Yang dikatakan tuan Syekh hanya suatu falsafah hidup. Yang tinggi tingkatnya. Yang
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
232
sebenarnya sudah dijalaninya tetapi tidak disadarinya.
Tentang kesenangan, orang gaib itu menerangkan, bahwa tiap menyelamatkan orang
Erwin merasa sangat senang, tidak menghendaki upah lebih dari yang benar-benar
diperlukannya sebagai penyambung hidup. Dia selalu lebih senang dari orang yang
ditolongnya. Itu suatu kenikmatan tersendiri di dalam hidup.
Kemudian, dengan lebih dulu menyatakan berat hati, tuan Syekh menjelaskan, bahwa
kekecewaan dan siksaan hati yang diderita oleh sekian banyak manusia, akan menjadi
bumerang terhadap dirinya sendiri. Ia memang pernah hancur hati ketika anak dan
isteri
tersayangnya meninggal oleh perbuatan Ki Ampuh yang pernah diselamatkannya tetapi
ia
masih akan menerima imbalan atas apa yang telah diderita orang-orang yang mencintai
dirinya. Walaupun bukan oleh buatannya. Kini pun ia telah mulai merasakannya.
Tetapi itu
baru awal, kata orang gaib itu. "Persiapkan dirimu menghadapi yang berat dan
terberat.
Jangan kau sampai binasa dengan cara yang hina," pesannya.
Bagaimana pun banyak isi dadanya, Erwin berdebar dan merinding mendengar katakata
tuan Syekh.
Tiga malam berturut-turut tuan Syekh mengisi diri Erwin. Pada malam keempat ia
bertanya, apakah Erwin berani dikubur hidup-hidup. Kalau mati ia harus menerima
dengan
ikhlas, tetapi kalau ia mempunyai tekad serta keyakinan berdasar ilmu yang sudah
diajarkan
ia akan tetap hidup.
"Ingat Erwin, kau dikubur dalam keadaan hidup. Bukan mayat yang sudah tidak
merasakan apa-apa. Yang menerima siksa kubur bukan jasad, melainkan si "aku" dalam
diri
tiap insan ke alam baqa yang abadi."
Erwin menyatakan siap menerima segala risiko. Kalau pun sampai gagal dan ia mati,
apa harus ditakutkan. Akhirnya pada suatu saat yang sudah tak dapat dielakkan tiap
makhluk, manusia atau hewan harus mati. Si manusia kembali ke Yang Empunya. Erwin
bukan mencari mati, karena hanya orang putus asa dan sesat yang dengan sengaja
mencari
kematian. Ia mau dikubur untuk menantang kematian, sebagaimana tercakup di dalam
falsafah hidup tuan Syekh Ibrahim.
Lubang kubur sudah disiapkan oleh dua harimau sahabat orang berjasad dua itu.
Ketika
akan masuk, tuan Syekh memberi salam. Katanya tenang dan penuh wibawa: "Selamat
jalan.
Atau sampai bertemu lagi."
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
233
***
ERWIN telah biasa berhadapan dengan oran orang bersenjata, bertarung dengan Ki
Ampuh
yang kawakan, kemudian bertarung lagi dengan beberapa jin piaraan lawannya. Dia pun
sudah berkali-kali bertanding dengan harimau. Semua itu dirasakannya sebagai
pertarungan
yang amat berat. Namun begitu semuanya itu menjadi kecil jika dibandingkan dengan
ujian
yang sekarang. Memang ia bukan sembarang dikubur. Ia telah menerima beberapa petuah
dan jampi dari tuan Syekh Ibrahim. Dapatkah ia keluar hidup setelah dua puluh satu
jam
lamanya berada di dalam bumi.
Mengapa tidak, katanya meyakinkan diri, setelah badannya ditimbuni dan kedua
harimau sahabat tuan Syekh membentuknya seperti kuburan, Mengapa tidak. "Aku si
Erwin
anak Dja Lubuk. cucu Raja Tigor, cucu Datuk nan Kuniang, cicit Raja di Ginjang dan
murid tuan Syekh," katanya meyakinkan diri'. "Sedangkan cacing 'saja menetas dan
hidup di
dalam tanah. Mustahil ia tidak bernapas. Ia dapat bernapas, sudah tentu aku yang
anak
manusia harimau dapat pula bernapas dan hidup seperti mereka."
Kata tuan Syekh, kalau ia lulus di dalam tanah, maka ia akan mampu bergerak atau
bahkan tidur di bawah air, juga sampai dua puluh satu jam, tanpa perlu mengambil
napas ke
permukaan laut atau sungai. Karena ikan pun dapat berbuat demikian. Bahkan melebihi
jenis banyak ikan yang sewaktu-waktu merasa perlu menghirup udara dari luar air.
Pada waktu Erwin di dalam tanah itulah datang Dja Lubuk menghadap tuan Syekh.
Keduanya saling menghormati, sebab masing-masing punya kelebihan. Penghuni taman
buatan harimau itu mengetahui akan mendapat kunjungan ayah Erwin, karena
bagaimanapun orang tua itu mencemaskan nasib anak yang amat dikasihinya.
Dua manusia ataukah makhluk (?) yang sama-sama kelihatan tua bersalaman. Yang
seorang penuh kelembutan dengan sinar mata menembus jantung. Itulah tuan Syekh
Ibrahim Bantani. Yang seorang lagi, juga dengan rambut dan misai hampir putih
seluruhnya, dengan pandangan mata yang sama, tetapi kelihatan angker dan penuh
wibawa
tanpa melenyapkan kegantengan yang pernah dan masih dimilikinya.
Sebelum ditanya, tuan Syekh telah mendahului: "Insya Allah, Erwin akan lulus. Ia
mempunyai ketabahan hati yang luar biasa. Tak mau kalah dengan ayah dan ompungnya."
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
234
"Kau baik sekali, sahabat. Aku kagum pada banyak kelebihanmu!" kata Dja Lubuk.
"Jangan berkata begitu. Memang ada sedikit kelebihanku. Tetapi kau punya banyak
sekali kelebihan dari aku. Kau bisa pergi ke manapun. Sebagai manusia atau yang
lainnya
itu!" Tuan Syekh tak matt menyebutkan sebagai "manusia harimau," sesuai dengan
kehalusan bahasa yang diperolehnya dari orang tuanya di Banten.
"Tetapi kau mempunyai dua jasad. Sekarang ini di dalam makam ada badanmu dan
tuan mempunyai jasad lain lagi! Aku hanya punya satu. Kalau aku mengelana
mendatangi
anakku, maka kuburanku kosong. Bukankah tuan juga yang lebih. Suatu kelebihan yang
amat menyenangkan, sehingga anakku bisa menuntut ilmu dari tuan," kata Dja Lubuk
mencampur sebutan tuan dan kau.
"Mengapa kita mempersoalkan itu. Tiap insan atau bahkan hewan masing-masing
punya kelebihan dan kekurangannya. Semut yang kecil saja dapat membikin mabuk dan
pusing seekor gajah yang ditakuti penduduk seluruh kampung!" kata tuan Syekh. Dan
Dja
Lubuk mengangguk, membenarkan guru anaknya.
"Anak Dja Lubuk ini kuat dan tabah. Tetapi dia sedang dirundung rana. Dia justru
jatuh cinta pada gadis yang memang sangat simpati kepadanya. Hanya simpati sama
sekali
bukan cinta!"
"Ya, itulah, juga yang kurisaukan. Aku ingin omong-omong dengan dia, kalau anakku
itu masih akan ke luar hidup dari kuburannya itu!"
"Dja Lubuk ayahnya, Raja Tigor kakeknya. Dia tidak akan cedera. Bahkan mungkin
akan jadi orang baru," kata tuan Syekh.
"Yang tetap manusia harimau," ujar Dja Lubuk.
Tuan Syekh tidak menanggapi. Lebih baik juga tidak! Harimau remaja sahabat tuan
Syekh datang, terhenti melihat Dja Lubuk. Kemudian, seperti ada yang menyuruh atau
digerakkan oleh hatinya sendiri, ia memberi hormat dengan sujud di hadapannya.
Begitu
pula yang dilakukan oleh si-harimau kumbang.
Ah, menceritakan dunia ini seperti berkhayal. Bagi mereka suatu kertyataan yang
tidak
mereka pikirkan, karena sudah begitu mestinya.
"Kedua sahabatku itu memandang Dja Lubuk sebagai atasannya. Mereka tahu benar,
kepada siapa harus bersikap hormat."
Kini Dja Lubuk yang tidak menanggapi. Dia juga berpendapat, lebih baik tak usah.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
235
Dja Lubuk menjadi tamu tuan Syekh Ibrahim Bantani sampai anaknya boleh ke luar
lagi. Entah dalam keadaan bagaimana. Yang menyediakan jamuan, harimau remaja.
Buahbuahan,
sebagaimana dia menyediakan sarapan untuk Erwin.
"Nyaman sekali di sini," kata Dja Lubuk.
"Kenyamanan itu di dalam hati. Tidak ditentukan oleh tempat," kata orang pandai
dari
Banten itu.
Dja Lubuk tersenyum senang, membenarkan tuan rumah. Atau tuan taman gaib itu.
Diam-diam Tuan Syekh bangga.
***
SETELAH genap dua puluh satu jam, tuan Syekh minta bantuan kedua harimaunya untuk
menggali. Kalau orang berjasad itu menyangka, bahwa Erwin tentu letih atau bahkan,
pingsan, maka ia keliru. Anak Dja Lubuk memang berbajukan lumpur, tetapi ia segar.
"Untung!" kata Erwin tanpa meneruskan. Ia hendak mengatakan, "Untung tidak
mengharimau, sebab tadi ia mendapat tanda-tanda itu, syukur tidak jadi.
"Untuk ini kau lulus, hebat sekali," kata tuan Syekh. "Ayahmu tadi kecemasan!" Dan
Erwin langsung menyalam ayah tercintanya yang sudah tiada, tetapi selalu ada demi
anaknya.
Orang dari Banten itu lalu menerangkan kepada Erwin bahwa dia masih akan beberapa
hari di sana. Untuk menguji sampai dimana kebetahan dia di tempat tersembunyi itu.
"Dan kau tak boleh sampai kelihatan oleh manusia, sedikit-dikitnya selama tujuh
hari
sejak kau memulai.
"Kalau dengan sengaja bertemu di hutan ini, bagaimana, Tuan?" tanya Erwin. Risiko
ini
lebili besar daripada dikubur hidup-hidup. Yang itu sudah di dilaluinya. Tetapi
kalau
kebetulan ada orang melihat dia, bagaimana.
"Segala ilmu yang kuberi itu jadi luntur. Pantangan yang buruk, tetapi apa mau
dikata.
Aku pun belajar dulu dengan cara yang sama."
Erwin bertekad untuk sembunyi saja sampai selesai.
"Apa lagi pantangannya, Tuan?"
"Juga tak boleh berjumpa atau terlihat oleh babi!"
Erwin tidak bertanya lagi.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
236
Kini ayahnya berkata lembut: "Engkau sudah lama kehilangan orang-orang yang paling
kau sayang. Sudah waktunya kau berumah tangga kembali dan hidup tenteram. Dimana
saja
yang kau kehendaki. Di Lahat, di tempat tuan Abduh atau di Palembang tempat tinggal
Mei Lan. Atau di Jakarta dimana Susanty masih meqharapkan kedatanganmu. Mereka
semua benar-benar mencintaimu Erwin!"
"Tapi aku juga benar-benar," kata Erwin.
"Benar-benar apa?" kata Dja Lubuk. "Mencintai Safinah adik Teuku Samalanga. Dia
sangat baik kepadamu, lain tidak. Dja tidak tertarik padamu. Tiap orang punya
seleranya.
Ada yang menyenangi warna hijau, membenci warna coklat. Ada yang suka teh manis
adapula yang hanya mau minum air putih atau teh tanpa gula. Ada laki-laki yang
menyenangi tujuh wanita, tetapi benci melihat seorang gadis yang sebenarnya jauh
lebih
cantik daripada yang tujuh orang itu. Dalam hal dirimu banyak yang tertarik bahkan
tergilagila
padamu, tetapi kau tidak menyukainya. Kau menghendaki wanita yang tidak cinta
padamu. Kurasa semacam pembalasan juga, anakku, supaya kau bisa merasakan apa yang
dirasa oleh orang-orang yang kau tolak cintanya itu!"
Erwin tidak menjawab. Ayahnya serius. Dan apa yang dikatakannya itu benar.
Barangkali ini suatu hukum karma atas diri seorang, lelaki yang mematahkan hati
sekian
banyak wanita, walaupun tidak disengajanya berbuat begitu. Namun begitu hatinya
tetap
ingin mendapatkan diri Safinah. Dan karena manusia di dalam dirinya dalam banyak
hal
sama dengan manusia lainnya, maka ia pun tanpa sadar sesumbar berkata kepada
dirinya.
"Masa iya, dia tidak menyukai diriku. Apa benar bedanya hatinya dengan yang lain-
lain itu.
Mungkin itu hanya suatu cara perempuan bersikap." Kini Erwin berpikir begitu,
padahal
biasanya ia dapat mengetahui yang sebenarnya dan tidak akan mendustai dirinya
sendiri. Ia
jadi lain. Apakah pengaruh dari pelajaran yang masih belum selesai? Perasaan tahu
diri yang
biasa diamalkannya sedang dikalahkan oleh perasaan dan kepercayaan tidak berdasar
sekedar
untuk menyenangkan hati.
"Kau laki-laki, kalau begitu pendirian dan keyakinanmu, cobalah. Aku hanya
menasihati, jangan pakai jalan yang tidak wajar. Jangan tambah kehinaan diri kita
ini
dengan perbuatan yang lebih menjatuhkan martabat kita."
"Tidak, Ayah," jawab Erwin. Entah sepenuh kesadaran, entah dengan pikiran tidak
menentu. Erwin sendiri merasa bahwa ia sedang tidak normal. Ayahnya merasakan itu.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
237
Tuan Syekh Ibrahim pun mengetahui. Tetapi kedua orang tua itu, yang tahu benar
bagaimana manusia�siapa pun dia�kalau sedang dikuasai cinta, membiarkan. Hanya
berdoa semoga kenormalan segera kembali ke dalam dirinya.
Dja Lubuk mohon diri setelah mengucapkan terima kasih lagi kepada tuan Syekh. "Dia
anakku. Aku sangat sayang kepadanya." Hanya itu, tetapi dia tak kuasa membendung
air
matanya. Ia pergi dengan langkah gontai, tidak bedegap seperti biasanya. Gerak dan
perawakannya yang tak biasa kelihatan tua, pada saat itu seperti berubah perasaan
tidak
menentu. Ayahnya sedih, itu tidak usah disangsikan lagi.
***
MULAI saat itu, sampai dua puluh satu jam pula ia tidak boleh makan, melanjutkan
tahap
berikut setelah dikuburkan. Pesan tuan Syek disanggupi oleh Erwin. Apalah artinya
tanpa
makanan sekedar dua puluh satu jam. Apalah artinya itu dibandingkan dengan selama
waktu
sama tidur bersama cacing-cacing di dalam tanah.
"Berbuatlah sesukamu. Hanya tak boleh makan dan minum, walaupun hanya seteguk.
Tak boleh berjumpa atau terlihat oleh manusia dan babi." Tuan Syekh masih berkata,
sebelum ia pergi: "Hari akan terik sekali Erwin dan aku khawatir akan turun hujan!"
'
Erwin tidak gentar pada panas, apalagi sama hujan. Sudah diketahuinya, bahwa taman
itu tidak akan termasuki oleh hujan.
Sejak matahari mulai meninggi, memang keadaan kian panas. Menyengat. Mengapa
panas sampai menjamah taman ini, padahal hujan tidak. Kalau hujan dapat dijauhkan
tentu
panas juga bisa, kalau tuan Syekh mau. Tetapi rupanya ia sengaja mau mengetahui
sampai
dimana daya tahan orang yang sudah tidur 21 jam di dalam bumi itu, terhadap
matahari.
Anehnya kedua harimau yang tetap menunggu di sana tidak kelihatan gelisah. Bagi
mereka terik yang amat sangat itu seperti tidak ada artinya. Hausnya bukan main,
tetapi ia
tidak boleh minum. Menelan ludah pun tak kuasa, karena mulut sudah kering. Matahari
kian menyengat, Erwin tak kuat lagi berdiri. Terbaring di tanah. Barangkali rumput
bisa
membantu, tidak terlalu panas. Tetapi rebah di rumput pun serasa di atas bara.
Ujian,
cobaan terberat dalam hidupnya. Dia coba meyakinkan dirinya bahwa panas yang tiada
tara
ini hanya khayalan. Kalau ia bisa membebaskan diri dari khayalan itu, maka dengan
sendirinya rasa panas itu akan menghilang. Tetapi usaha itu tidak membawa hasil.
Karena
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
238
apa yang dirasakannya itu memang bukan pengaruh khayalan. Melainkan suatu
kenyataan.
Dia tidak punya ilmu untuk melenyapkan kenyataan yang demikian.
Hujan turun kian lebat saja. Erwin kedinginan dan kemudian disusul oleh gigil. Ia
mohon agar hujan itu berhenti. Tentu saja tiap insan boleh memohon. Tetapi tidak
semua
permohonan selalu terkabul. Jangan dikira bahwa kita lantas boleh mengatakan bahwa
Tuhan tidak menghiraukan hambanya yang sedang kepayahan. Ia sedang menguji
ketabahan hambanya. Tanpa ujian orang tidak akan mengenal kata lulus. Dan orang
yang
telah diberi Tuhan ujian lalu lulus akan menjadi orang yang sudah lebih mampu
daripada
saat ia belum diuji. Tuhan tidak pernah benci pada hambaNya, sebab sesungguhnyalah
Dia,
hanya Dia yang benar Maha Pengasih dan Maha Pemurah. Ia memberimu kesempatan
untuk menguatkan iman dan ketabahan hati.
Dalam kepayahan itu Erwin masih sadar, bahwa masa dua puluh satu jam tentu
merangkak terus sehingga tiba di garis finish. Tetapi rupanya ujian terhadap Erwin
bukan
sekedar panas amat terik dan hujan sangat lebat. Dalam menggigil itu dia merasakan
suatu
rindingan menjalari tubuhnya. Rindingan biasa. Bahwa dia akan berubah wujud. Dia
mohon
lagi, supaya dia jangan jadi harimau. Tetapi permohonan itu pun hanya didengar
tetapi tidak
dikabulkan.
Maka berubahlah dia, si Erwin malang menjadi insan dengan kepala manusia tetapi
tubuh seluruhnya harimau, lebih besar daripada harimau remaja dan macan kumbang
yang
dengan takjub memandanginya. Mungkin mereka pun belum pernah bertemu dengan
makhluk yang begitu. Mereka hanya merasa bahwa di dalam tubuh anak muda ada
keharimauan, tidak tahu bahwa dia bisa jadi harimau. Si kumbang dan belang saling
pandang. Tanpa katu tetapi tentu dengan pikiran yang sama. Bahwa Erwin bukan
manusia
biasa. Bukan pula harimau biasa.
Erwin masih dapat melihat, kedua hewan rim.ba itu mendekat lalu sujud di hadapan
mukanya.
Tak jauh dari kepalanya yang terletak di rumput, basah kuyup oleh hujan.
Tetapi bagaimanapun dia hanyalah makhluk dengan nyawa yang hanya menyimpang
dari manusia biasa. la letih dan akhirnya tertidur di bawah siraman hujan lebat.
Sampai saat tuan Syekh datang, Erwin masih menggeletak tak sadarkan diri. Hujan
belum mereda, tetapi tuan Syekh tidak basah sedikit pun. Tak lama kemudian Dja
Lubuk
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
239
juga datang, bukan sendiri tetapi dengan ayahnya, Raja Tigor yang kakek Erwin.
Rupanya
mereka turut merasa cemas melalui kontak batin antara Erwin dengan orang-orang yang
amat dicintainya itu.
Tepat dua puluh satu jam sejak ujian, hujan berhenti. Bukan dengan jalan mereda
dulu,
melainkan mendadak sontak saja. Erwin dalam wujudnya sebagai manusia harimau belum
sadarkan diri. Dia tak tahu, bahwa hujan sudah habis sama sekali dan bahwa ia
dikelilingi
oleh ayahnya, kakeknya dan tuan Syekh.
Agak lama barulah Erwin membuka mata, tetapi seperti tidak melihat apa-apa. Dia
memerlukan waktu untuk menyadari bahwa tadi dia ditimpa hujan lebat, kedinginan,
menggigil, kemudian baring di rumput. Setelah sadar, bahwa dirinya telah
mengharimau,
baru ia meraba badannya. Mendadak ia terduduk, seperti kaget. Dia mengharimau
dikelilingi dan dipandangi oleh enam pasang mata. Sepuluh pasang kalau ditambahkan
dengan dua pasang mata harimau yang turut memandangi dirinya.
"Ampun, Ayah," itulah kata-katanya pertama. Kemudian dia menyebut ompungnya,
Raja Tigor lalu menundukkan kepala di hadapan gurunya tuan Syekh Bantani.
Hari sudah mulai siang. Beberapa orang lalu di taman itu. Orang kampung. Mau ke
ladang atau mencari kayu untuk dijual atau dipergunakan sendiri. Tetapi mereka
tidak
menoleh ke pemandangan yang aneh itu. Seolah-olah mereka tidak tahu atau tidak
sadar
bahwa mereka sedang melalui taman indah dengan rerumputan yang terawat serta
sebatang
pohon kayu tanpa daun di atas sebuah kuburan.
Erwin juga yang mulai, "Mengapa mereka tidak menegur atau menghiraukan kita,
Tuan?" tanya Erwin.
"Karena mereka barangkali tidak melihat kita!" jawab tuan Syekh.
***
MEMANG benar orang-orang kampung yang melalui taman resik dan teratur itu tidak
melihat
adanya keindahan tersebut. Bagi mereka seperti melalui hutan atau semak belukar
saja.
Tidak ada penduduk Muara Sipongi dan sekitarnya yang mengetahui tentang keajaiban
ini.
Hanya beberapa orang teramat pandai saja yang mendengar, bahkan pernah menyaksikan.
Hanya begitu. Mereka tidak pernah bertanya kepada tuan Syekh Ibrahim Bantani yang
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
240
kadang-kadang terlihat dalam ujudnya sebagai manusia utuh. Tetapi kadang-kadang
orangorang
berilmu ini mengaji atau berdoa di depan makam. Mereka mendengar tentang adanya
seorang perantau dari Banten di Pulau Jawa ke Mandailing dan terakhir bermukim di
Muara
Sipongi. Mereka pun mendengar tentang wafatnya perantau itu. Mereka pun juga
mengetahui dari cerita orang-orang yang sudah tiada, bahwa banyak penduduk melayat
ke
rumahnya. Orang-orang situ juga yang memandikan dan mengafaninya. Tetapi kemudian
terjadilah keajaiban itu setelah jenazah, disembahyangkan dan dimasukkan ke dalam
keranda, tiba-tiba keranda itu bergerak sendiri. Seperti ada yang mengangkat, lalu
mengusungnya pergi. Padahal semua orang yang datang melayat masih ada di situ.
Mereka
keheranan, tetapi hanya berani saling pandang. Mereka semua tahu, bahwa perantau
dari
Banten ini bukan orang yang bisa dipandang seperti manusia biasa. Ia memiliki
sesuatu.
Bukan, bukan sesuatu. Ia memiliki banyak, yang tidak dimiliki oleh manusia pada
umumnya. Orang-orang pandai Mandailing dan Muara Sipongi khususnya juga tahu,
bahwa di Banten banyak orang pandai. Sangat tinggi ilmu kebathinan dan gaib mereka.
Memang ada juga yang memakai ilmu hitam. Tetapi sebagian terbesar mereka adalah
orangorang
pandai yang sangat patuh pada suruh dan larangan agama. Ilmu mereka kebanyakan
ilmu putih pada jalan yang benar. Digunakan untuk menolong sesama manusia. Dalam
keadaan bagaimana pun. Kadang-kadang guru-guru besar di jalan Tuhan itu harus
berhadapan dengan orang-orang pandai sihir yang bertulangpunggungkan jin dan
syaitan.
Bila sampai begitu, maka bertarunglah ilmu di jalan Allah dengan kepandaian yang
didukung jin dan iblis. Yang menang. Tidak tentu. Siapa yang lebih kuat, itulah
yang
menang.
***
SETELAH keluar rumah, keranda itu masih saja bergerak seperti dipanggul oleh
manusiamanusia,
menuju arah utara kemudian menghilang. Hampir tidak ada yang tahu, kemana
pergi jenazah yang dibawa secara gaib itu. Dikecualikan beberapa orang pandai Muara
Sipongi. Hanya beberapa orang saja. Mereka yang sedikit ini diberitahu di dalam
mimpi.
Tuan Syekh Ibrahim Bantani mengatakan, bahwa ia berhutang budi pada keramah-tamahan
orang Mandailing. Ia mohon maaf atas kepergiannya yang aneh. Tetapi ia tak kuasa
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
241
menolak kehendak sahabat-sahabat yang mengusung dan menguburkannya itu. "Aku sangat
bahagia dapat bertahun-tahun bersama kalian yang kucinta. Aku menyenangi Mandailing
seperti menyenangi Banten."
***
PADA malam ke lima di taman impian yang bukan mimpi itu Erwin merasa kantuk
menyerang dirinya. Suatu kantuk yang belum dirasakan pada masa-masa yang lalu.
Kelopak
mata seperti tak sudi dibuka, padahal tuan Syekh berpesan agar ia selama tiga hari
tiga
malam mendatang tidak tidur sepicing pun. Ia menyanggupi dengan segala keyakinan.
Apa
pula susahnya tidak tidur tiga hari tiga malam. Yang dikubur dan disiram hujan
serta
dibakar terik mentari pun sudah dilaluinya.
Ia seperti kehilangan kemampuan. Tak kuat menyalangkan mata. Dicobanya
mengenang masa-masa silam yang penuh kemenangan dan kesedihan serta bencana.
Dibayangkannya Susanty, Lydia Savetsela yang amat baik, Mei Lan yang tergila-gila
kepadanya. Dan Safinah yang tidak inginkan dirinya. Semua tidak menolong. Ia tetap
terkantuk-kantuk. Kata tuan Syekh tadi, kalau ia sampai tertidur sejenak saja, maka
bukan
hanya ilmu-ilmunya akan luntur, tetapi ia pun tidak akan dapat bangun lagi. Mati!
Untuk
dikubur dan kemudian barangkali jadi seperti ayah dan kakeknya. Bila perlu keluar
dari
kuburnya. Tetapi siapa yang akan ditolongnya? Ia tidak punya anak, tidak punya
isteri.
Kedua-duanya telah dibinasakan Ki Ampuh, sang babi hutan asal sumpahnya sendiri.
Kedua kawannya, Si Belang dan si Hitam memperhatikan dengan rasa kasihan dan
cemas, karena mereka telah menyukai anak manusia yang juga bisa menjadi harimau.
Belakang hari diketahui, bahwa Erwin bukan orang pertama yang sampai mendapat
petunjuk untuk masuk ke sana. Sama halnya dengan dirinya, seperti ada yang
membimbing.
Yang pertama mereka lihat, lelaki yang dikuburkan itu telah menjadi mayat ketika
digali
kembali setelah dua puluh satu jam. Yang seorang lagi tahan ditanam, bahkan tampak
segar
bugar saja ketika dikeluarkan lagi. Tetapi ia pun mati karena tertidur pada masa
ujian tahan
kantuk. Sesudah tak kuat melawan kantuk, ia pun tidak pernah bangun lagi. Mayat
kedua
orang itu dikuburkan oleh kedua harimau bersama tuan Syekh kepekuburan di kampung
itu.
Malam hari, tiada seorang pun mengetahui. Orang-orang baru gempar pada keesokan
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
242
harinya ketika melihat ada kuburan baru, padahal tidak ada jenazah yang dikuburkan.
Kalau
ada yang mati, seluruh penduduk yang tidak seberapa jumlahnya itu pasti akan
mengetahui.
Tiada batu nisan. Tidak diketahui, siapa yang tidur di dalam. Orang kampung masih
tambah dikejutkan oleh adanya kuburan kedua beberapa waktu kemudian. Juga tanpa ada
yang menggali kubur dan memasukkan mayat ke dalamnya.
Menurut cerita orang-orang yang tahu di kampung itu, di antara orang-orang yang
menyaksikan saat itu ada orang pandainya. Ia berniat mengeluarkan mayat itu. Pada
malam
Selasa, begitulah syaratnya. Ia yakin, bahwa yang ditanam di sana tentu bukan mayat
biasa.
Dapat digunakannya untuk melipat ganda kekuatan ilmu hitamnya.
Malam itu hujan rintik-rintik ketika orang pintar yang bernama Dja Bokir masuk ke
kawasan kuburan teramat sederhana itu. Hanya satu dua yang dipagar dengan kayu.
Beberapa pula dengan batu bata. Dua buah kuburan dinaungi dengan atap.
Dja Bokir baru mulai, menggali kuburan baru itu, ketika seekor harimau berwarna
hitam pekat menyerang dan membinasakannya. Ia bukan orang biasa, tetapi harimau
kumbang itu pun bukan hewan yang hanya binatang buas. Ia punya isi, yang tidak
dimiliki
oleh harimau liar biasa. Karena dia sahabat tuan Syekh Ibrahim yang punya dua
jasad.
Keesokan paginya orang baru mengetahui, bahwa Dja Bokir telah tewas di kuburan. Di
sekitar mayatnya tampak jejak-jejak harimau yang berlainan ukuran. Menandakan ada
dua
harimau. Yang mengenal harimau dan korban raja rimba itu segera mengetahui, bahwa
walaupun ada dua harimau, yang menyerang dan mematikan hanya satu diantara mereka.
Tahulah mereka bahwa mayat yang ditanam diam-diam pada malam hari�entah siapa
yang menguburkan�tidak boleh diganggu. Tetapi bagi yang mengenal ilmu pemanfaatan
mayat, dan ingm menarik keuntungan sangat memahami bahwa mayat itu pasti akan
sangat
besar faedahnya.
Kuku-kukunya dapat dibuat racun. Untuk membunuh. Tetapi juga dapat dijadikan
penawar untuk menyembuhkan. Minyak tubuhnya yang sudah kaku dapat dijadikan
pelaris.
Yaitu dengan jalan mengoleskannya sedikit pada barang yang akan dijual, Kalau yang
akan
dijual itu makanan, cukup dengan mengoleskannya pada tempat makanan itu. Di pantat
piring atau stopfles. Atau di luar bakul dan keranjang. Tentu saja bukan hanya
minyak si
mati. Ada ramuan lain dan ada pula jampinya.
Tersiarlah kabar sampai ke luar kota bahwa Dja Bokir yang pandai sihir telah tewas
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
243
diterkam harimau ketika ia hendak mencuri mayat misterius yang ditanam entah oleh
siapa.
Baru dua orang penuntut yang lulus ujian. Seorang laki-laki dari Muangthai dan
seorang setengah baya asal Cirebon Jawa. Dari Sumatera sendiri belum ada yang
sampai
mampu melewati segala testing dengan berhasil.
***
ERWIN sudah hampir k.o. dipukul kantuk celaka itu, ketika terdengar olehnya suara
Ashar
memanggil "bang Erwin." Ia terheran girang dan pada saat itulah baru timbul kembali
rasa
tanggung jawab yang hampir saja terlupakan karena beratnya ujian yang ditempuh.
Tentu
saja ia bertanggung jawab atas keselamatan Ashar karena anak muda itu mempercayakan
diri
dari nasib kepadanya.
"Dengan siapa?" tanya Erwin.
"Dengan bang Jalal ini," kata Ashar sambil hendak memperkenalkan kawannya
seperguruan yang lebih senior dari dia. Tetapi orang yang dikatakan "Jalal" itu
sudah tidak
ada.
"Kau puas?" tanya Erwin.
"Luar biasa sekali bang. Aku tidak pernah mengkhayalkan dunia yang begini. Terutama
tentang kambing itu!" kata Ashar membayangkan kembali apa yang telah dialaminya.
Erwin tertarik, sebab dia sendiri belum pernah belajar dengan keikutsertaan
kambing.
Tanpa ditanya, Ashar menceritakan: Kambing jantan dewasa dengan tanduk kekar dan
melengkung dihadapkan dengan seekor harimau liar yang dipanggil oleh sang guru ke
tempat belajar. Harimau itu bukan piaraan, bukan suruhan. Juga bukan jadi-jadian
atau yang
kadang-kadang berubah jadi setengah manusia seperti Erwin. Ia datang atas kekuatan
sang
guru memanggil. Harimau liar mana pun dapat dipanggil sang guru. Dipertarungkan
dengan kambing jantan yang tersedia, kambing milik tuan guru.
"Aku tidak ragu-ragu, bahwa si kambing pasti akan segera tewas dan jadi santapan
macan yang kekar dan jelas kelihatan sangat ganas itu. Tetapi kambing yang mestinya
mengembik-embik dan meronta-ronta itu tenang-tenang saja melihat kedatangan si raja
rimba," kata Ashar. Ia lalu menceritakan, bahwa kedua binatang y.dng tidak
berimbang
kekuatan itu, saling berhadapan. Jarak antara mereka sekitar enam sampai tujuh
meter.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
244
Harimau itu tampak bersiap untuk menerkam tanpa keraguan sedikit pun bahwa ia akan
segera melahap seekor kambing yang akan cukup mengenyangkan. Yang juga amat
mengherankan Ashar adalah sikap harimau itu yang tidak menaruh perhatian pada
beberapa
manusia yang ada di sana. Guru dan beberapa muridnya termasuk Ashar. Seperti
semuanya
telah diatur oleh sang guru dengan kekuatan ilmu gaibnya.
Harimau melompat secara mendadak untuk melumpuhkan kambing yang bukan
tandingan itu. Tetapi amat mengejutkannya justeru kambing itu lebih dulu melompat
tinggi,
hampir empat meter membuat si raja hutan menerkam angin saja. Ia segera membalik,
secepat kelincahan yang ada padanya, menerkam lagi, tetapi untuk kedua kalinya
kambing
yang rupanya bukan sembarang kambing itu mempecundangi dia. Ia merendah di bawah
lompatan harimau belum sempat membalikkan badan untuk menghadapinya. Di situlah
kambing menyeruduk�dan mendorong raja rimba dari belakang dengan ujung
tanduktanduknya
yang tajam. Serangan diluar dugaan ini membuat harimau sangat terkejut dan
marah. Sama sekali tidak diperhitungkannya. Disangka saja pun tidak. Mana mungkin
seekor kambing akan dapat melawan harimau. Dalam hati harimau itu pasti mengutuk
"binatang sialan, berani kurang ajar main-mainin gua." Waktu itu dia tidak ingat,
bahwa dia
juga binatang. Mestinya dia mengutuk "manusia sialan" berani main-main dengan dia
yang
raja rimba. Yang ditakuti oleh semua makhluk bernyawa.
Kata Ashar yang menceritakan pengalamannya dengan sangat bersemangat dan
membuat kantuk Erwin jadi hilang, kambing itu kemudian terbatuk-batuk sambil
berdiri di
atas kedua kaki belakangnya menghadapi si harimau yang sudah mempersiapkan
diri pula untuk mengulangi penerkaman. Pertarungan yang tidak masuk akal tetapi
ditonton
oleh tuan guru dan murid-muridnya ini, kian asyik karena ketika si harimau
melompat,
kambing pintar dan galak itu juga mengangkat dirinya sehingga kedua tanduknya
menikam
perut sang macan loreng.
Erwin menyela: "Ceritamu ini khayalan atau beneran Ashar?" Ashar jadi merasa
terpaksa bersumpah-sumpah, biar tidak bisa berdiri dan mati tidak usah diterima
bumi,
kalau dia bohong. Tetapi dia juga diam-diam bangga, karena rupanya Erwin sendiri
belum
pernah menyaksikan apa yang sudah dilihatnya: Punya juga suatu kelebihan.
"Aku ingin mendapat kesempatan melihat pertarungan kambing dengan harimau
seperti yang sudah kau lihat," kata Erwin.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
245
"Abang belum mendengar seluruhnya," kata Ashar.
Dia lalu mengisahkan, bahwa setelah kena tikam perutnya, harimau itu kehilangan
banyak darah dan tenaga. Kambing yang memiliki keganasan itu tidak berhenti sampai
disitu. Ia terus melakukan serangan bertubi-tubi, sehingga binatang yang ditakuti
semua
binatang itu mendengus-dengus menjelang sentakan napasnya yang terakhir.
Tuan guru menceritakan, bahwa kambing itu sudah diisi. Bukan lagi kambing berjiwa
dan semangat kambing. Ia ingin membuktikan kepada para muridnya, bahwa kalau
kambing
saja dapat membinasakan harimau, konon pula manusia, kalau pun sudah memiliki ilmu
untuk menghadapi musuh yang tak kan terlawan oleh manusia biasa.
Ashar menceritakan pelajaran apa saja yang diterimanya dari tuan guru. Ia diberi
pelajaran ilmu silat sekedar untuk membela diri kalau ada yang menyerang. Ia pun
juga
sudah mendapat pelajaran berupa jampi dan doa serta cara-cara mengobati beberapa
macam
penyakit.
***
SETELAH sepuluh malam di taman gaib itu, tuan Syekh Ibrahim mengizinkan Erwin
menerus
kan perjalanan.
"Pergilah ke Penyabungan," kata tuan Syekh.
"Ada pesan khusus tuan?''� tanya Erwin.
"Tidak. Tetapi pergilah. Tabahkan hatimu. Berbuatlah sebaik mungkin yang dapat
dilakukan oleh manusia yang baik!"
Maksud tuan," kata Erwin minta penjelasan.
"Di sana kau akan mengetahuinya!" Dan Erwin tidak bertanya lagi. Kalau sudah begitu
kata orang yang telah diketahui ketinggian ilmunya maka yang terbaik adalah
melakukan
apa yang dipesankannya itu.
Erwin bukan hanya sangat terharu berpisah dengan guru yang begitu banyak
menambah ilmunya tetapi juga dengan kedua harimau berlainan juga yang masing-masing
punya tugas, yang lazimnya hanya dapat dilakukan oleh manusia. Khusus harimau
kumbang
itu seperti seorang pengenal dan ahli seni pertamanan.
"Jangan cerita mengenai diri kami Erwin," kata tuan Syekh ketika melepas muridnya
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
246
itu. "Mungkin pada suatu ketika kelak kita masih akan bertemu."
***
SEPERTI keberangkatannya dari Palembang, Erwin dan sahabat mudanya melakukan
perjalanan dengan bis dan jalan kaki. Ia ingin lekas tiba di Penyabungan untuk
mengetahui
apakah yang menantikan dirinya di sana, tetapi dia juga harus dapat mengendalikan
diri
dalam hal kesabaran. Selain itu ia merasa wajib mengunjungi beberapa banyak
keluarga yang
ada di kampung-kampung sepanjang perjalanan. Dia juga merasa wajib menziarahi makam
segenap keluarga yang telah dahulu, bukan hanya yang lebih tua, tetapi juga yang
adik atau
kemenakan. Untuk orang yang telah tiada hanya ziarah dan doa yang dapat dilakukan.
Itu
pertanda cinta. Yang telah pergi hendaklah dikenang, bukan dilupakan.
Lima hari kemudian barulah mereka tiba d Penyabungan. Lama di jalan, tetapi Erwin
mendapat suatu ketenangan di dalam hati. Ia merasa telah mengerjakan apa yang
sebaiknya
dilakukan oleh seorang anak manusia yang baik.
Di Penyabungan ia mendatangi rumah seorang pamannya, yang seperti ayahnya
menjadi pedagang kecil keliling. Setelah mendapat sambutan hangat dari keluarga dan
mencicipi hidangan kampung sangat sederhana disampaikanlah cerita itu kepadanya.
Cerita
yang cukup mengejutkan dirinya.
Bahwa ada dua keluarga menanyakan dirinya. Seorang setengah baya dari Lahat dengan
anaknya bernama Hasanah dan seorang laki-laki Tionghoa, juga setengah baya. Juga
dengan
anaknya, perempuan bernama Mei Lan.
Erwin memandangi paman dan bibinya seperti tidak percaya. Tetapi dia tahu, bahwa
mereka berkata benar.
***
KUNJUNGAN tamu-tamu yang kelihatan dari golongan mampu itu, menarik perhatian
masyarakat yang tidak biasa kedatangan orang-orang asing. Yang pulang ke kampung
biasanya mereka yang mencari nafkah di rantau. Tidaklah heran kalau orang lantas
bertanya
kepada Sutan na Tolupulu yang paman Erwin itu. Memang bukan urusan mereka, tetapi
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
247
begitulah oyang kampung. Para tetangga merasa sangat akrab seorang dengan lainnya.
Pertanyaan dan keinginan tahu begitu hanya sesuatu yang lumrah. Bahkan akan janggal
kalau para tetangga seperti tidak perduli saja.
Dan Sutan na Tolupulu tanpa berbelat-belit mengatakan, bahwa mereka mencari
Erwin. Mereka semua ingin bertemu dengannya. Ada urusan penting, kata mereka. Apa
yang penting itu tidak mereka katakan, walaupun paman Erwin menanyakannya.
"Tidak ada berita bahwa ia akan kemari," kata Sutan polos. Memang Erwin tidak
memberitahukan maksud kedatangannya. Tetapi tidak ada seorang pun punya prasangka
buruk. Mereka semua mengenal Erwin. Dan mereka juga sudah mengetahui bahwa ia
mewarisi peninggalan ayahnya, Dja Lubuk. Dan semua mereka senang pada manusia lain,
tetapi mereka adalah orang-orang baik, selalu sopan santu dan menghargai para
tetangga.
Apalagi dengan keluarga.
Yang mengherankan mereka cuma tamu-tamu yang hampir sama keadaannya itu.
Seorang laki-laki setengah baya dengan seorang wanita yang jelas kelihatan masih
gadis.
Apa mau mereka itu? Ya, apa mau mereka itu, hanya pertanyaan demikian timbul pada
tiap tetangga. Mereka tahu, Erwin juga sudah banyak menolong orang yang sakit
payah; di
antaranya yang tidak tertolong oleh para dokter. Cerita-cerita itu dibawa perantau
yang
pulang ke kampung. Mereka juga mendengar tentang orang-orang yang memusuhi Erwin.
Mengetahui, dia pernah dimasukkan orang-orang jahil ke dalam tahanan, tetapi
kemudian
beberapa orang yang menyiksa dirinya harus membayar dengan harga mahal, sangat
mahal.
Dengan nyawa tunggal mereka. Mereka pun mengetahui, bagaimana Ki Ampuh yang
pernah datang ke Mandailing berbalik jadi pengkhianat setelah ia dimakan oleh
sumpahnya.
Ki Ampuh yang jadi babi itulah yang telah merenggut kebahagiaan Erwin dengan jalan
membunuh isteri dan anak tersayangnya. .
Tetapi tentang kegiatannya di Lahat dan Palembang sampai di Muara Bungo belum
ada yang sampai ke kampung. Kedatangannya ini mendadak. Hanya terlintas juga di
hati
sang paman, apakah kunjungan tamu-tamu itu hanya mencari Erwin. Ataukah mereka
tahu,
bahwa anak muda itu akan pulang ke kampungnya.
Ketika Sutan na Tolupulu menceritakan para tamu itu kelihatan Erwin berwajah merah.
Ia tidak dapat menyembunyikannya, walaupun ia�bila perlu�dapat menyembunyikan
dirinya yang mengharimau di balik lalang sehelai.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
248
"Siapa mereka itu sebenarnya Erwin. Jangan kau berahasia sama uda," kata Sutan na
Tolupulu. (uda artinya paman bahasa Tapanuli).
Erwin tidak menjawab. Dia pun tidak mau menyebut "hanya kenalan," sebab dia tahu
bahwa kedatangan mereka itu bukan tanpa maksud yang penting untuk mereka. Seperti
yang mereka katakan kepada adik Dja Lubuk.
Erwin tahu, bahwa kedatangan kedua lelaki dengan dua wanita itu mengenai soai
perasaan. Baik Hasanah yang anak dukun Abduh di Lahat itu maupun Mei Lan yang anak
orang kaya di Palembang yang telah disembuhkan berkat usahanya.
Usaha mereka mencari sampai ke Penyabungan tentu saja bukan atas mufakat, tetapi
dengan ikhtiar bertanya kian kemari akhirnya membuat mereka mendarat di
Penyabungan.
Tanpa kegigihan mereka tidak akan sampai ke rumah paman Erwin.
Sutan na Tolupulu mengulangi pertanyaan kepada kemenakannya.
"Nasibku Uda," jawab Erwin. Jawaban yan tidak jelas maknanya bagi pamannya.
Sehingga menanyakan lagi, nasib bagaimana yang menyebabkan dia sampai dicari-cari
oleh
tamu-tamu itu.
Erwin menceritakan. Dimulai dengan kisah Hasanah dan asal mula ia sampai
berkenalan dengan gadis itu. Sampai pada cerita kakak gadis itu, Fatimah yang
kehilangan
suaminya Husni, yang semula terkenal hartawan dan budiman. Yang akhirnya
dibinasakan
oleh harimau-harimau milik Teuku Samalanga karena orang baik itu kemasukan iblis
sehingga menculik adiknya dan diperkosa di Muara Bungo. Tidak diceritakannya
mengenai
kedua harimau Teuku yang ditundukkannya.
Erwin juga menceritakan bagaimana sampai ia kenal dengan gadis keturunan Tionghoa
yang bernama Mei Lan, yang diselamatkannya setelah ia hampir tewas digunai-gunai
oleh
seorang dukun berilmu hitam atas perintah seorang laki-laki sebangsa Mei Lan yang
tergilagila
padanya. Di luar keinginannya Mei Lan ini pun jatuh hati pula padanya. Dari
keberatan
akhirnya orang tua Mei Lan menyetujui saja keinginan gadis mereka yang tadinya
mereka
yakini pasti akan mati, karena tak ada seorang dukun pun mampu melawan si pandai
yang,mengirimkan penyakit mengerikan itu.
"Kalau dia mau masuk Islam apa salahnya kau menerima hatinya," kata Sutan na
Tolupulu yang telah menaruh simpati pada diri gadis peranakan itu. Adik Dja Lubuk
itu
mempunyai keyakinan, bahwa salah satu pahala terbesar dalam beramal ialah membuat
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
249
seseorang masuk menjadi muslimin atau muslimat. "Aku rasa dia mau," kata paman
Erwin
melanjutkan sebelum kemenakannya memberi tanggapan.
Dan Erwin memang tidak menanggapi. Masalah pokok baginya, ia tidak mencintai
gadis itu, walaupun ia memenuhi segala persyaratan lahiriah untuk dicintai.
Karena menyangka, bahwa Erwin mungkin lebih tertarik pada Hasanah yang anak
dukun Abduh, orang itu menanyakan bagaimana kalau ia menerima curahan cinta gadis
Lahat itu.
"Aku tidak mencintainya Uda. Yang ada hanya rasa simpati dan sayang. Dan sayang
belum pasti mengandung cinta antara dua manusia berlainan jenis. Kalau aku tak
salah, Uda
dulu pernah memberi aku petunjuk seperti itu, tatkala aku akan akan merantau ke
Medan.
Uda ingat?"
Orang tua itu terdiam. Walaupun tidak mengiyakan, tetapi ia tidak mungkir, bahwa ia
dulu pernah memberi petuah begitu kepada Erwin. Kata Sutan na Tolupulu beberapa
tahun
yang lalu: "Kalau ada seseorang, jelasnya seorang wanita kasihan atau sayang
kepadamu,
janganlah buru-buru kau pikir, bahwa ia telah jatuh cinta. Nanti kau malu pada diri
sendiri."
Pusing juga otak manusia harimau itu mencari jalan keluar.
"Untuk kepentinganmu sendiri, terutama untuk keturunan, kau harus berumah tangga
lagi. Jika kau sudah punya anak, beban hatimu berangsur-angsur akan berkurang
Erwin."
Paman yang baik hati itu hanya menginginkan kebahagiaan kemenakannya. Baginya
Hasanah atau Mei Lan yang sampai ke Penyabungan mengejar-ngejar si manusia harimau,
patutlah dihargai. Cinta iseng tidak akan membuat gadis-gadis sampai mau bertualang
begitu. Tak kenal letih, tak kenal jemu, tak perduli alasan-alasan Erwin. Mereka
ingin
dicintai, ingin hidup berdampingan. Mereka tidak salah menumpahkan cinta kepada
Erwin.
Tiada hukum yang melarang. Adat, barangkali. Tetapi adat selalu dikalahkan oleh
jeritan
hati. Kalau orang sudah benar-benar jatuh cinta, walaupun ianya seorang wanita,
maka
semua penghambat akan coba disingkirkan. Kalau yang merintangi sebuah gunung, maka
gunung itupun rasanya hendak dipindahkan atau diratakan dengan bumi.
Untunglah sampai petang tetamu dari jauh itu tidak ada yang kembali. Sehingga Erwin
mempunyai lebih banyak waktu untuk mencari jalan. Yang tidak ditemukan, karena
penghalang itu adalah hatinya sendiri. Yang justeru cinta pada gadis yang hanya
simpati
kepadanya. Dan pada petang itu, untuk melenyapkan tanda tanya yang tidak
menenteramMANUSIA
HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
250
kan hati sang paman, Erwin bercerita. Seadanya saja. Bahwa ia jatuh hati pada
seorang gadis
asal Aceh bernama Safinah, yang adik dukun kawakan Teuku Samalanga yang memiliki
dua
harimau yang mampu bekerja atas inisiatif sendiri. Bahwa Safinah yang telah
kehilangan
adiknya Menora merasa berhutang budi pada Erwin karena ia telah menolong kakaknya
dalam pengobatan dan penyembuhan nona Mei Lan. Ia ceritakan pula, bagaimana Teuku
dari Aceh itu tidak sudi memberi maaf kepada Husni, pada saat ia sudah sekarat dan
hendak
menghembuskan napas terakhirnya. Walaupun dibujuk oleh perwira Polisi Manurung dan
Erwin untuk sekedar memberi maaf dengan kata-kata. Tidak usah dengan hati. Teuku
yang
sangat dendam itu tidak mau mengatakan sepatah kata maaf pun. Sehingga Husni mati
dengan mata terbelalak. Kelapak matanya tidak dapat ditutup oleh siapa pun. Teuku
Samalanga tidak mau menjamah jenazah itu, walaupun sekedar meniadakan belalak
matanya
itu. Mengapa mesti memberi maaf kepada lelaki punya isteri yang telah menculik,
memperkosa dan kemudian membunuh adiknya. Baginya, kematian Husni secara amat
mengerikan itu saja rupanya belum cukup, kata Erwin bercerita kepada pamannya.
"Itulah dendam orang Aceh," kata Sutan Tolupulu.
Pamannya ini pun sambil merasa lega berkata, "Kalau cuma itu soalnya, serahkan saja
padaku. Kau kembali ke Palembang, tak usah ke rumahnya, Kau lihat dia dari jauh
saja
sudah cukup. Dia akan terbalik mengejar kau Er. Itu soal terlalu kecil untuk
dipusingkan.
Malam Selasa ini kuajarkan caranya. Menurunkan ilmu yang satu ini hanya boleh pada
malam Selasa. Diantara magrib sehingga mulai masuk sembahyang isya."
Seperti telah dikatakannya berkali-kali kepada sahabat-sahabat terdekat, juga
kepada
ayahnya, begitu pula kepada Raja di Ginjang, ia tidak mau merebut hati wanita
melalui
guna-guna. Dia anggap itu pekerjaan bodoh dan hina. Seperti yang pernah dicurahkan
almarhumah isterinya Indahayati. Tetap mencintai dan membelai dirinya walaupun
sudah
tahu, bahwa ia kadang-kadang jadi harimau dengan muka aslinya, muka Erwin ganteng
yang digilai oleh wanita-wanita yang tidak diharapnya untuk mencintainya.
"Kalau begitu masalahnya jadi susah amang," kata si paman menyebut kemenakannya
dengan istilah rasa sayang. (amang sebenarnya artinya anak). Erwin juga merasa,
bahkan
tahu bahwa masalahnya tidak sederhana. Mengingini seorang wanita untuk dijadikan
teman
hidup yang tidak atau belum punya kemauan ke arah itu, tetapi tidak pula mau
memilikinya
dengan jalan yang tidak lurus.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
251
Walaupun ia manusia harimau dengan segala macam kelebihannya berpikir dan
berbuat, tetapi di dalam masalah jatuh hati ini ia tidak dapat berbuat banyak.
Bahkan tidak
berbuat apa pun. Ia tidak pernah berusaha merayu Safinah. Terbentur pada
kekesadaran
bahwa ia bukan manusia normal. Kenyataan dirinya jadi penghambat. Berlainan halnya
dengan Hasanah dan Mei Lan dan juga Susanty yang membuat ia ambil keputusan
menghindar dari Jakarta. Mereka semua dan banyak lagi yang lain jelas jelas
menghendaki
dirinya. Mungkin kenyataan dirinya yang kadang-kadang mengharimau itu kelak jadi
hambatan. Tetapi mungkin juga tidak. Sudah jadi kenyataan dengan Indahayati yang
amat
mencintai dirinya dalam segala wujud. Safinah sedikitpun tidak pernah menunjukkan
sikap,
baik melalui kata-kata maupun melalui mata atau gerak lainnya, bahwa ia cinta pada
Erwin.
Walaupun tahu, bahwa harapan itu amat tipis, hampir tak ada sama sekali, namun ia
tidak juga mampu melupakan gadis Aceh itu. Dia bahkan merindukannya. Berkali-kali
mimpi memeluk dan menciuminya. Dalam mimpi dia dengar Safinah mengucapkan katakata
cinta yang amat mesra bagi dirinya. Betapa indah dan mengasyikkan. Tetapi semuanya
itu juga jadi begitu menyakitkan, setelah ia sadar bahwa semua itu hanya mimpi,
hasil
khayalannya sebagai laki-laki yang punya sifat dan kehendak laki-laki. Ia selalu
merasa
dirinya dungu memikir dan bayangkan yang indah-indah dengan Safinah. Dia sadar
sepenuhnya, bahwa dalam membiarkan dirinya tenggelam dalam alam khayalan itu ia
dungu, sangat dungu. Tetapi dia membiarkan kedunguan yang amat indah tetapi
menyakitkan itu, karena ia tak kuasa menghindar dari sana. Walaupun dia manusia
harimau.
Kesadarannya bahwa ia bukan manusia normal sama sekali tidak membantu dirinya.
Kalau orang tahu, bagaimana seorang Erwin bisa jatuh cinta separah itu, maka orang
menyadari betapa lemahnya dia. Selemah insan-insan lain yang dimabuk cinta,
walaupun
sadar hanya mencintai sepihak. Bodoh, sangat bodoh. Tetapi cinta memang selalu
membuat
bodoh dan membiarkan orang itu tenggelam, bahkan seperti gila dalam kebodohannya.
Perasaan dan kesadarannya juga membuat Erwin memikirkan betapa sakit dan berat
derita yang dipikul oleh gadis-gadis yang mencintainya tanpa dapat balasan. Tetapi
kesadaran dan rasa kasihan tidak dapat membuat dia lalu menjadi agak lunak dalam
pendirian. Tidak mampu membuat dia lalu mau jadi teman hidup orang yang sangat
mendambakannya. Walaupun bukan tidak ada lelaki atau wanita yang akhirnya menyerah.
Sehingga terjadilah percintaan atau perkawinan yang timpang, yang sebab musababnya
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
252
berlainan. Yang sebenarnya tidak serasi. Yang pada suatu saat kelak akan
memperlihatkan
akibatnya. Pertikaian dengan segala katakata yang amat pahil dari pihak yang hanya
menaruh kasihan terhadap orang yang semula terlalu mencintai. Tetapi tidak pula
semua
perkawinan yang semula timpang akhirnya jadi berantakan dengan segala akibat
sampingan
yang bisa berbagai ragam bentuk dan jenisnya. Akibat fatal bagi orang yang sudah
tidak
percaya lagi akan adanya cinta seindah yang dikisahkan oleh novel kasih mesra yang
tak
mengenal arti padam.
"Pikirkanlah baik-baik Amang," kata Sutan na Tolupulu. "Aku kasihan pada kedua
gadis-gadis cantik yang amat baik dan menderita itu. Bukan aku lupa pada petuahku
kepadamu dulu. Mereka ini bukan kasihan, tetapi cinta padamu. Jadi berbeda jauh
dengan
orang yang hanya kasihan."
Erwin bukan menjawab, tetapi dengan muka berubah agak pucat ia mengatakan, bahwa
pertanda telah datang. Pamannya mengerti. Dia akan mengharimau.
Cuma ada satu kamar di rumah yang sangat sederhana itu. Kamar tidur paman dan
bibinya. Bibinya itu disebutnya dengan mak etek, artinya dalam bahasa Minang makcik
atau
bulik di jawa. Ia berasal dari daerah Pariaman. Nikah dengan Sutan na Tolupulu di
daerah
pesisir Sumatera Barat itu. Setelah pernikahan ia diberi gelar Sutan Paduko.
Setelah kembali ke Mandailing orang sana menggelarkannya Sutan na Tolupulu. Bukan
tanpa arti dan sebab. Tolupulu artinya tiga puluh. Menurut cerita dan dipercayai
orang di
sana ia mempunyai tiga puluh piaraan. Kesemuanya harimau, terpencar beberapa
daerah.
Termasuk di Kerinci dan Pasaman. Ia bukan manusia harimau. Menerima warisan tiga
puluh harimau dari mendiang neneknya. Seorang perempuan yang menghilang dari
kampungnya ketika ia telah mencapai usia seratus tiga puluh tahun. Tidak ada yang
benarbenar
tahu pasti mengenai nenek ini. Ada yang mengatakan dia hijrah ke hutan karena tidak
menyukai lingkungan yang banyak tipu muslihatnya. Cerita lain menerangkan, bahwa ia
sengaja meraibkan diri ketika merasa dipanggil Tuhan. Ia tidak mau menyulitkan
keluarganya dengan pemakaman dirinya. Masih ada pula yang mengatakan bahwa nenek
Siti Basariah pergi bertapa dan sebenarnya telah kembali ke kampungnya dalam
keadaan
lain sama sekali. Muda kembali, seperti umur dua puluhan. Memang ada seorang wanita
pendatang baru beberapa tahun yang lalu di kota itu. Katanya dari Sibuhuan
Padanglawas.
Umurnya pun kira-kira dua puluhan. Namanya Anggrasari. Bermarga Hasibuan, katanya.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
253
Erwin disuruh pamannya masuk kamar. Diam-diam dia berharap agar jangan datang
tamu-tamu yang mencari kemenakannyaitu. Barangkali mereka sudah tahu bahwa yang
dicari telah datang. Di kota sekecil itu kedatangan seseorang dari jauh, apa lagi
punya cerita
tersendiri, cepat diketahui orang.
Menjelang magrib Sutan na Tolupulu mendengar suara orang memberi salam. Isterinya
yang mengintip lewat jendela menerangkan, bahwa yang datang itu adalah orang, dari
Lahat
dengan anaknya. Hasanah, pikir paman Erwin. Dia masih ingat nama itu. Dia pun ingat
betul bagaimana gadis cantik itu seperti orang kebingungan dan ketiadaan gairah.
Kasihan.
Memang kasihan melihat wanita yang sudah benar-benar jatuh cinta. Laki-laki selalu
dapat
memikirkan berbagai macam cara, tetapi kebanyakan wanita dalarn keadaan terpojok
begitu
hanya berserah kepada nasib. Yang mungkin membawa berbagai akibat yang menyedihkan.
"Silakan masuk," kata Sutan na Tolupulu kepada kedua orang tamunya. Dia tidak
mampu mengatakan atau berbuat lain daripada itu. sesudah basa-basi, barulah pak
Abduh
bertanya apakah Erwin sudah tiba. Padahal dia sudah mengetahuinya.
"Sudah, sudah. Sudah tiba," kata paman Erwin. Tampak benar dia gugup. Ia tahu akan
menjurus kemana nanti keinginan
tamunya.
"Bolehkah kami bertemu dengannya.
Dia kemenakan pak Sutan, tolonglah
sampaikan, kami ingin dan perlu sekali
bertemu!" kata Abduh. Hasanah
menunduk.
"Tentu, tentu," kata paman Erwin.
Dia bingung, karena Erwin sedang
menjadi harimau.
***
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
254
SELURUH percakapan di luar kamar terdengar jelas oleh Erwin. Jaraknya hanya dinding
yang
terbuat dari papan. Dia tahu bahwa pamannya gugup menghadapi, karena paman ini
bukan
orang yang pandai berbohong.
Sesudah Sutan na Tolupulu mengata-kan "tentu dapat bertemu," ia tidak beranjak dari
tempatnya duduk. Sementara pak Abduh dan Hasanah yang datang dari Lahat menanti
tanpa menambah dengan pertanyaan baru. Abduh merasa amat malu, tidak tahu bagaimana
sebaiknya dia nanti menyampaikan maksud kedatangannya itu. Hasanah juga malu,
tetapi
lebih disiksa oleh perasaan rindu seorang gadis yang jatuh cinta. Cinta yang belum
tentu
dibalas, tetapi bersamaan dengan itu juga cinta yang tak dapat dipadamkan, bahkan
setelah
Erwin pergi cinta itu bagaikan kian menyala.
Sutan na Tolupulu merasa bahwa kedua tamunya gelisah menunggu tetapi segan
bertanya lagi, mana dia Erwin yang boleh ditemui itu. Dia sendiri, pun jadi gelisah
dan
seperti tidak tahu apa yang terbaik dilakukan. Memang keadaan sudah jadi serba
salah.
Sang tamu mau bertemu Erwin, si paman menyanggupi, tetapi yang mau ditemui
sedang dalam ujud harimau. Akhirnya ia permisi kepada tamunya ke dalam sebentar.
Tidak dapat bicara secara biasa. Akan terdengar ke luar. Dengan hati masgul ia
lihat
Erwin duduk dengan wajah murung.
Sutan mendekati kemenakan, berbisik ke telinganya.
"Mereka ingin bertemu!" kata Sutan.
"Aku sudah mendengar semua!" Erwin lalu bertanya bagaimana baiknya.
"Terserah kau Er," ujar Sutan.
"Aku mau bertemu dengan mereka. Terlalu biadab kalau aku tidak berani bertemu.
Mereka datang dengan kesusahan hati mereka. Aku pengecut kalau menyembunyikan diri!
Tetapi aku benar-benar tidak tahu, apakah ini baik!"
"Ini apa?" tanya Sutan.
"Mempersilakan mereka masuk dan melihat diriku ini!" kata Erwin dengan menguatkan
hatinya.
"Kurasa berterus terang begitu sangat baik. Kemiskinan kita mereka sudah tahu!"
Tercapailah kata sepakat antara paman dengan kemenakan. Si penguasa tiga puluh
harimau
dan si manusia harimau.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
255
Sutan keluar. Dilihatnya kedua tamunya menanti-jawaban. Dan celakanya dia raguragu
kembali. Betulkan baik mempertemukan tamu-tamu itu dengan kemenakannya yang
sedang mengharimau?
Mereka ngomong-ngomong lagi sebentar, lalu Sutan mengajak kedua tamunya ke
kamar. "Jangan terkejut melihat kemiskinan kami ini," katanya.
Sebenarnya Abduh dan anaknya heran mengapa harus masuk kamar, padahal
sewajarnya Erwinlah yang keluar. Apakah dia sakit, tak kuasa bangun? Dalam sopan
santun
yang wajar, tentulah Erwin yang harus keluar menemui tamu yang datang dari tempat
yang
begitu jauh. Tapi tak mengapa, toh mereka yang sangat butuh bertemu dengan Erwin.
Tangan orang yang berharap harus di bawah, menadah. Tangan si pemberi yang di atas.
Mereka masuk ke dalam kamar pengap yang hanya punya satu jendela kecil di bagian
samping rumah.
Mereka melihat Erwin duduk di sana bersimbah peluh. Sutan na Tolupulu terkejut.
Bukan karena Erwin berubah seluruhnya jadi harimau, tetapi karena ia telah jadi
manusia
biasa kembali. Hasanah tak kuasa menahan diri dari mendekati dan memeluk Erwin.
Aneh
kedengaran, tetapi begitulah yang jadi kenyataan. Sorang gadis cantik memeluk
seorang
Erwin yang baru saja bebas dari manusia yang mengharimau. Dan Erwin pun membiarkan.
Tanpa kata, karena ia pun dipenuhi berbagai pertanyaan, mengapa dia harus begitu
cepat
berubah kembali jadi manusia. Padahal ia ingin kedua tamunya itu melihat dirinya
sebagai
harimau berkepala manusia.
"Kau sehat Erwin?" pertanyaan pertama Abduh. Karena tak tahu mau mengatakan apa
selain itu.
"Alhamdulillah. Sehat. Bagaimana dengan pak Abduh?" tanya Erwin.
"Aku sudah tiba di sini. Payah kami mencarimu."
Sutan na Tolupulu yang diam membisu. Karena benar-benar tidak tahu, apa yang
pantas dikatakannya.
"Maafkan aku, kalau kalian jadi bersusah payah," kata Erwin.
"Bukan salahmu. Bukan kau yang menyebabkan kami datang kemari. Walaupun kau
yang kami cari. Kami sendirilah yang merasa perlu kemari!" kata Abduh.
Hasanah ingin mengatakan sesuatu, tetapi kerongkongannya serasa tersumbat.
Sehingga suasana jadi sepi. Semua berdiam. Sampai Erwin juga yang buka bicara.
"Kalian
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
256
terlambat masuk kemari," katanya.
Abduh dan Hasanah diam tidak mengerti. Dan Sutan juga diam, tetapi karena
mengerti. Kalau mereka lebih cepat masuk, maka mereka masih akan menemukan Erwin
dalam keadaan bertubuh harimau. Itulah yang hendak diperlihatkan Erwin kepada ayah
dan
gadisnya itu. Supaya semua jadi lurus kembali. Yaitu agar Hasanah dan ayahnya
benar-benar
menyadari, bahwa Erwin bukan lelaki untuk gadis itu. Bahkan menurut bahasa, sukar
mengatakan dia lelaki. Sebab dia juga harimau.
Dan bagi harimau tiada sebutan lelaki. Yang ada harimau jantan.
"Kalau kalian masuk lebih cepat, kalian akan menemukan aku si manusia harimau yang
sedang mengharimau," kata Erwin tenang-tenang. "Tetapi kalian terlambat beberapa
detik
saja. Dan aku terlalu sial untuk sempat memperlihatkan diriku yang sebenarnya.
Hasanah,
aku bukan manusia sebenar manusia. Kurasa pak Abduh sudah tahu, ketika aku bergelut
dengan lawan bapak dulu! Aku nyaris tewas dikalahkannya. Tetapi tatkala itu aku
bernasib
baik menjadi harimau sehingga dapat menaklukkannya. Sehingga tuan Raden dapat kita
selamatkan. Ingat pak Abduh? Aku lupa nama orang kaya yang baik hati itu."
"Ya, yang kau tolak uangnya. Karena kau bukan dukun pencari upah!" kata Abduh.
Sutan na Tolupulu bangga mendengar kemenakannya bukan dukun upahan.
"Erwin, kami ingin mengajakmu ke Lahat, tinggal di sana. Kita kumpul jadi satu
keluarga," kata Abduh memilih kata-kata yang dirasanya terhalus menyampaikan maksud
hatinya dan cinta kasih anaknya. Semenjak kau pergi rumah kita seperti tidak punya
kehidupan lagi. Padahal dihuni oleh orang-orang hidup. banyak sekali terjadi hal-
hal yang
membingungkan kami." Paman dan kemenakan mendengar saja tanpa memberi tanggapan.
Hasanah pun tidak bersuara. Ayahnya telah menyampaikan semua. Lebih daripada jelas.
Tetapi karena Erwin tidak memberi reaksi apapun, akhirnya Hasanah dengan lembut
berkata:" Abang mau pulang bersama kami ke Lahat, bukan?"
"Kampungku di sini Hasanah. Aku sangat menghargai kebaikan hatimu, tetapi
kampungku di Mandailing ini. Nenek-nenek moyangku, sampai ke kakek dan ayahku,
begitu pula semua paman dan bibiku, saudara-saudara sepupuku, semua kami dilahirkan
dan
dibesarkan di sini. Negeriku ini memang miskin, serba ketinggalan, tetapi ini
tempat asal
kami," kata Erwin. Lembut tetapi lesu.
"Kalau begitu terimalah aku tinggal di sini. Aku tak mau kembali ke Lahat tanpa
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
257
abang," kata Hasanah lebih berterus terang mengatakan apa saja yang menjadi
kehendak
hatinya.
Setelah diam sejenak, Erwin berkata tetap lesu tanpa semangat: "Ini bukan tempat
yang
sesuai untukmu Has. Kau akan menyesal dan aku tidak mau kau sampai menyesal.
Celakanya aku tidak dapat mencegah kau dari penyesalan. Aku ini bukan hanya miskin
tetapi bukan manusia seperti kalian-kalian. Kurasa telah pernah kuterangkan kepada
ayahmu."
"Biarpun kau sebenarnya jin, aku tetap mau bersamamu bang," kata Hasanah tak kalah
gigihnya. "Aku paling sedikit akan sama baiknya dan sayangnya padamu seperti isteri
tercintamu dulu. Kau percaya, aku rasa aku ditakdirkan untuk menjadi penggantinya."
Ayah Hasanah dan Sutan na Tolupulu merasa terharu, kasihan. Ada wanita yang
sampai sekian dalamnya tenggelam ditelan cinta. Bagai khayalan. Dan kata-kata yang
diucapkannya seperti kalimat-kalimat di dalam buku saja. Kalimat buku hanya
karangan si
penulis, tetapi kata-kata Hasanah keluar dari lubuk hati. Bukan karangan, bukan
hasil dari
latihan. Ia menyuarakan apa yang dikatakan hatinya.
"Uda," kata Erwin kewalahan, bagaimana pun kerasnya hati, ia jadi terbodoh
mendengar kata-kata Hasanah. Bukan karena dia jadi jatuh hati padanya tetapi dia
kasihan.
Kasihan pada Hasanah dan sebaliknya benci pada dirinya. Mengapa ia harus
ditakdirkan
begitu. Dicintai oleh seorang gadis yang masih begitu polos, yang sebenarnya
mempunyai
masa depan sangat cerah. Untuk apa harus hidup dengan makhluk yang dinamakan
manusia
harimau.
"Kalau kau tadi sempat melihat aku ketika masih bertubuh harimau, kau akan pingsan
ketakutan!" kata Erwin.
"Jadilah harimau sekarang. Aku akan memeluk dan menciumimu."
Pak Abduh sangat malu mendengar ucapan anaknya. Ya Tuhan, mengapa anakku ini
jadi begini, pikirnya. Tidakkah ada rasa malu lagi? Apakah betul ada cinta yang
sampai tidak
mengenal malu?
"Uda," kata Erwin mengulangi kalimat yang hendak dikatakannya tadi. "Bantulah aku.
Jelaskanlah kepada pak Abduh dan Hasanah yang amat baik hati ini. Ceritakanlah Uda,
apa
kita ini sebenarnya."
Sutan na Tolupulu mencoba. Menceritakan siapa mereka sejak dulu. Bukan manusia
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
258
biasa. Tak layak dijadikan teman hidup. Tetapi dengan terus-terang Hasanah berkata,
bahwa hanya Erwin lah yang diingininya menjadi teman di dalam hidup selanjutnya.
"Amang, ompung, jadikanlah aku harimau sekarang. Biar dia melihat!" jerit Erwin
seperti tanpa sadar. Karena kata-kata sudah tidak kuasa menyadarkan gadis cantik
yang
dihayut tenggelamkan cinta tanpa sebab yang jelas itu.
"Aku tak dapat menjadikan kau harimau amang," kata satu suara. Dan Dja Lubuk
sudah berdiri di sana. Dengan rambut dan misai putih seluruhnya, tetapi tampan dari
gagah
perawakannya. Bukan hanya Abduh dan Hasanah, tetapi Sutan na tolupulu yang adiknya
pun terkejut. Ia tidak pernah didatangi abangnya yang sudah lama tiada itu. Hanya
Erwin
yang girang, karena panggilannya didengar dan dikabulkan ayahnya.
"Aku ayah Erwin, tuan Abduh!" Laki-laki itu dan anaknya memandang dengan hati
berdebar. "Kau gadis baik Hasanah. Aku berterima kasih, perawan secantik kau senang
melihat anakku yang miskin dan bukan manusia biasa ini. Tetapi kau keliru kalau
mencintainya. Batasi sajalah sampai kepada senang bersahabat dengannya. Anakku ini
baik.
Aku tak segan-segan mengatakan ini. Tetapi sekedar untuk jadi kawan. Bukan jadi
kekasih
atau suami. Seperti katanya, kau akan menyesal kelak nak Hasanah. Itulah yang tidak
dikehendakinya. Kau terlalu baik, untuk pada suatu hari kelak menyadari, bahwa kau
benarbenar
salah pilih! Kembalilah ke Lahat. Nanti Erwin datang ke sana mengunjungi kalian!"
Mendengar suara Dja Lubuk yang lembut itu, hilang rasa takut Hasanah yang dilanda
cinta itu. Dia malah berani berkata: "Aku hanya mau pulang ke Lahat, kalau bersama
anak
Bapak. Aku tak mau berpisah dengannya. Bapaklah tolong memberi tahu, supaya dia
mengerti apa yang kuderita!" Dalam mengandung harapan itu Hasanah sampai tidak
memikirkan dari manakah datangnya Dja Lubuk, maka tiba-tiba saja hadir di sana.
"Kau keras hati, gadis Lahat. Barangkali di kotamu itu tak ada wanita yang punya
hati
sekeras kau," kata Dja Lubuk berkelakar dalam kesungguhan Hasanah. "Aku akan
membujuknya. Kini pulanglah dulu ke tempat kalian menginap. Besok pagi Erwin akan
ke
sana untuk bicara bertenang-tenang. Dia dalam keadaan bingung sekarang. Baru saja
bebas
dari perubahan ujudnya!"
Oleh wibawa yang terkandung di dalam suara manusia harimau tua yang selalu bangkit
dari makamnya tiap kali Erwin membutuhkan dirinya, seperti digerakkan oleh suatu
tenaga
gaib Abduh dan Hasanah mencium tangan Dja Lubuk yang lembut bagaikan kapas. Mohon
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
259
diri kepada Sutan na Tolupulu dan meminta kepada Erwin agar pada esok hari datang
ke
tempat mereka. Atau mereka yang datang lagi. Dan Dja Lubuk pun menghilang.
Kedatangannya hanya untuk menyuruh pulang tamu-tamu yang membingungkan anak dan
adiknya itu.
Paman dan kemenakan serta bibi Erwin yang baru kembali dari rumah keluarga belum
sempat lama berbincang-bincang ketika datang lagi dua tamu. Mei Lan dan ayahnya.
Kunjungan ini lebih menarik hati para tetangga lagi. Sekali lagi darah Erwin
tersirap.
Benar-benar tersirap, walaupun dia manusia harimau. Namun begitu, ia harus
bersyukur,
karena kedatangan Mei Lan dan ayahnya tidak terjadi sewaktu Abduh dan Hasanah ada
di
sana.
Kalau lah sampai terjadi begitu; dua wanita dengan ayah rnasing-inasing mendatangi
seorang Mandailing miskin yang manusia harimau dan yang mereka sama cintai,
bagaimana
Erwin dan pamannya akan menghadapi. Bagaimana Erwin, dan bagaimana pula kedua gadis
dan ayah mereka itu? Tetapi rupanya Mei Lan lain dari Hasanah. Ia diam saja. Hanya
memandang dan tersenyum-senyum. Seperti orang gagu. Tidak sepatah katapun keluar
dari
mulutnya. Padahal seperti Hasanah yang jatuh cinta pada satu manusia harimau
seharusnya
dia pun menyampaikan apa yang dirasakannya.
Erwin lah yang duluan bertanya: "Apa kabar nona Mei Lan?" Dan gadis cantik itu
tersenyum. Tidak lebih dari tersenyum. Timbul curiga di hati Erwin. Gadis ini
beberapa
waktu yang lalu memburu dia ke pintu ketika dia akan pulang setelah mengobatinya.
Dia
mengatakan ingin ikut dengan "bang Erwin." Kini, dia datang dari Lahat di Sumatera
Selatan sampai ke Penyabungan di Mandailing hanya untuk tersenyum?
"Mei Lan, kau sakit lagi?" tanya Erwin. Suaranya penuh sayang-kasihan.
Gadis cantik itu tetap membisu hanya senyum itu juga yang membias di bibirnya.
Ayahnya dengan kepala tunduk menerangkan, bahwa dia sudah hamper sepekan tak dapat
bicara. Kata terakhir yang diucapkannya sebelum membisu adalah nama dukun yang
menyembuhkannya itu. Nama "bang Erwin." Lelaki itu tak kuasa menahan air mata.
"Kita akan mengobatinya lagi, ya," kata Erwin atas pertanyaan itu tetap saja hanya
senyuman. Bibi dan paman Erwin yang sama-sama di sana sangat sedih melihat keadaan
wanita itu.
"Ketika masih dapat bicara dia selalu mengatakan, hanya mau kawin sama bang Erwin,"
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
260
kata ayah gadis malang itu. Sudah tanpa malu-malu. Nyawa anak jadi taruhan. Kalau
saja
Erwin mau menerima dia, mungkin semua akan beres lagi. Mereka sekeluarga sudah
tidak
ada yang keberatan Mei Lan kawin dengan dukun muda itu. Diam-diam mereka juga sudah
mempergunakan dua tukang tenung yang cukup kawakan. Keduanya mengatakan, bahwa
cinta Mei Lan memang cinta wajar. Bukan karena buatan atau guna-guna.
Erwin memberi alasan seperti yang di kemukakannya kepada Hasanah. Tetapi kalau
Hasanah memberi alasannya dengan kata-kata yang teratur sesuai dengan suara
hatinya,
maka Mei Lan hanya diam.
Alasan-alasan Erwin tidak membuat dia tersenyum. Dia mengerti apa yang orang
katakan, tetapi dia sendiri sudah tidak dapat berkata-kata.
Pada waktu itu Erwin meminta supaya dia jangan sampai berubah pula. Gadis itu bisa
mati kaget atau kecewa kalau ia berubah jadi harimau. Karena dia dalam keadaan
tidak
wajar. Rasa kasihan dalam diri Erwin sangat besar. Yang tidak ada justeru rasa
cinta seperti
yang dibutuhkan oleh Mei Lan dan Hasanah.
Mei Lan kian loyo. Akhirnya tak sadarkan diri di rumah buruk Sutan. Kenyataan ini
membangkitkan iba dan menimbulkan rasa bersalah pada diri Erwin. Walaupun ia tidak
pernah dan tidak akan pernah melakukan sesuatu yang buruk atas diri nona itu. Dia
ingat
lagi pada Sumarta yang main guna-guna dengan bantuan kucing suruhannya.
Dia tidak akan pernah seperti itu.
Satu bisikan pada telinga Erwin menyuruhnya menyelamatkan Mei Lan. Dia tahu
bisikan siapa itu. Ayahnya. Setelah mufakat dengan Uda dan Bibinya malam itu juga
dicari
mobil untuk disewa ke Medan.
"Aku akan membawamu ke Lahat Mei Lan," kata Erwin. Mendengar itu manusia loyo
yang sudah tak sadarkan diri itu membuka mata.
Dan tanpa disangka ayahnya dan Erwin ia berkata, "Betul bang?"
Orang gagu itu bisa bicara kembali. Erwin yang berhati pun tak kuasa menahan air
mata. Sebegitu besarkah pengaruh baik dan buruknya terhadap Mei Lan? Dan Hasanah.
Dan Susanty. Dan entah nona atau nyonya mana lagi.
Dia mau mengantarkan Mei Lan dengan meninggalkan Hasanah?
***
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
261
SETELAH menyatakan mau mengantarkan Mei Lan ke Palembang, barulah si manusia
harimau heran _ pada dirinya sendiri, mengapa ia sampai seberani atau sekonyol itu.
Dia
bukan hanya menghadapi seorang gadis Tionghoa yang benar-benar telah jadi tidak
normal
karena tergila-gila padanya. Masih ada seorang lagi yang datang duluan ke rumah
pamannya
dan duluan pula meletakkan hatinya ke dalam dada Erwin tanpa mendapat tempat
sebagaimana layaknya. Hasanah dengan ayahnya Abduh yang juga dukun kawakan dan
telah
dijanjikan untuk ditemui pada keesokan paginya. Bagaimana dengan janji itu, padahal
ia
seorang yang tidak pernah ingkar akan apa yang sudah dijanjikan.
Ia hampir tidak pernah kehilangan akal, tetapi sekali ini ia benar-benar tidak tahu
apa
yang harus diperbuat untuk tidak sampai kehilangan muka.
Sampai-sampai Sutan na Tolupulu sendiri bertanya dalam keadaan terbodoh dan
terpojok. "Bagaimana dengan pak Abduh dan anaknya, Erwin? Mereka pasti akan kemari
lagi. Apa yang harus kukatakan?"
"Pandai-pandai Uda-lah, aku pun sudah tidak tahu. Gadis yang gagu ini telah dapat
bicara lagi. Itu sajalah dulu!" kata Erwin.
Setelah menyalam paman dan bibinya, Erwin pergi bersama kedua tamu dari
Palembang itu. Baru sekali ini dalam hidupnya dia tidak kuasa memikirkan apa yang
akan
terjadi dengan Abduh dan anaknya. Baru kali ini ia mengkhianati janji. Tandanya ia
makhluk biasa walaupun ia kadang-kadang berganti ujud.
Perjalanan ke Medan lebih dari tiga ratus kilometer. Sewa tinggi untuk sebuah sedan
besar tua dibayar oleh ayah Mei Lan. Dari Medan perjalanan ke Palembang akan
diteruskan
dengan menumpang pesawat terbang. Di dalam hati Erwin merasa amat malu, karena
segala
biaya dipikul oleh orang lain. Lebih kurang sebulan yang lalu ia hanya mengambil
sebagian
amat kecil dari dua juta yang diberikan oleh orang itu. Pada saat itu ia merasakan,
bahwa
uang kadang-kadang amat diperlukan. Ia tidak mempunyainya karena ia menolak hadiah
atau upah halal yang seharusnya diterima.
Atas mufakat dengan pamannya, Ashar ditinggalkan di Penyabungan untuk nanti
dikirim kepada guru-guru yang akan menambah isi dadanya.
***
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
262
DIPERJALANAN Mei Lan duduk bersandar pada bahu Erwin. Si ayah yang sudah tidak
berdaya
selain daripada menyerah kepada nasib, membiarkan. Erwin juga membiarkan, bahkan
memelukkan tangan kanannya ke bahu gadis itu, karena menurut jalan pikirannya
itulah
yang terbaik. Tiada lagi yang lebih daripada itu dan dia pun lebih baik tidak usah
memikirkannya. Ada kalanya memang manusia harus pasrah kepada apa yang terjadi.
Berpikir tanpa dapat merubah kenyataan hanya akan meletihkan otaknya yang sudah tak
kuasa menanpung beban yang lebih berat lagi.
***
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
263
LAIN halnya dengan Abduh yang tidur di losmen. Hatinya yang semula sudah lega
karena
yakin bahwa esok harinya Erwin akan memenuhi harapan anaknya, mendadak menjadi
gelisah. Sebagai dukun yang cukup kawakan, sebagaimana telah terbukti ketika ia
untuk
pertama kali bertemu dengan Erwin, ia tahu bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Dan
kalau
ada yang menyusahkan pasti punya kaitan dengan Erwin, karena soal itulah yang
sedang
dihadapinya. Ia belum tahu persis apa yang telah terjadi, tetapi pastilah sesuatu
yang tidak
menyenangkan. Ketika lewat tengah malam ia tidak dapat lagi menahan diri dan
dilihatnya
Hasanah telah tidur nyenyak dengan wajah cerah penuh keyakinan, ia berangkat ke
rumah
Sutan na Tolupulu.
Ucapan salam disusul ketukan pintu di tengah malam membuat suami isteri Sutan na
Tolupulu yang tak dapat tidur, terkejut, tetapi segera mengetahui, bahwa yang
datang itu
tentulah Abduh yang sudah mereka dengar dari Erwin bagaimana ketinggian ilmunya.
"Maaf aku menggangu," kata Abduh setelah dipersilakan masuk ke dalam rumah yang
hanya berpenerangan lampu minyak tanah.
"Tak mengapa, kami tahu tuan akan datang, karena tuan dapat melihat dan merasa dari
jauh. Tuan telah mengetahui, hanya mau melihat kepastiannya!" kata Sutan tenang
tetapi
dengan perasaan malu.
Kedua-duanya diam.
"Tetapi dia akan kembali, " kata Sutan kemudian.
"Sampai benar hatinya," hanya itu kata Abduh. Ia teringat nasib Hasanah, entah apa
yang akan menimpa gadisnya itu. Jauh-jauh dari Lahat hanya untuk ditinggal pergi
tanpa
pamit oleh seorang laki-laki yang sangat dicintainya. Adakah kekejaman yang lebih
besar
daripada ini? Mengapa harus melarikan diri? Begitu sajakah jiwa seorang lelaki yang
sangat
dibanggakannya? Ternyata seorang pengecut. Walaupun Abduh tahu, bahwa kekuatan
Erwin jauh di atas dirinya, tetapi jiwa keayahan bangkit marah di dalam dirinya.
Yang
paling berbahaya adalah orang yang sedang marah dan sakit hati.
"Maafkan aku yang tak kuasa menahan dia, tuan," kata Sutan merasa salah.
"Bukan salah Sutan. Ia mengetahui kehebatan dirinya, makanya ia berbuat apa yang
enak dirasanya," kata Abduh pedih dan pahit.
"Tidak, itu aku tidak setuju. Dia berbuat begitu karena sudah tidak tahu apa yang
harus
dilakukannya. Dia hanya makhluk biasa. Bisa tidak dapat menerima kalau Tuan sangka
dia
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
264
sombong atau pengecut. Ia benar-benar sudah kehilangan akal, tuan Abduh. Itulah
keadaan
yang sebenarnya."
"Tetapi anakku bagaimana?"
"Aku tahu betapa perasaan tuan! Tetapi kemenakanku itu benar-benar terjepit. Aku
yakin, dia akan mendatangi Tuan untuk menerima hukuman yang bagaimana pun. Dia akan
sadar bahwa dia bersalah. Dan sejak kecil dia tahu, bahwa tiap yang bersalah itu
harus
menerima hukumannya."
Pak Abduh percaya akan keterangan Sutan, tetapi ia juga tidak dapat mengelak dari
menghadapi anak kandungnya Hasanah. Seharusnya ia jangan mencintai Erwin. Tetapi
dapatkah dipaksa hati seorang insan yang jatuh hati pada orang pilihannya? Apalah
kalau itu
bukan karena harta atau kegantengan semata-mata. Melainkan karena sebab yang tidak
diketahui. Pokoknya jatuh cinta. Ia tidak mampu berbuat lain daripada itu, walaupun
sejuta
orang berpikiran waras menasihatinya untuk membelokkan pikiran dan hati pada
kegiatan
atau kesibukan lain. Atau memilih orang lain yang jauh lebih memenuhi syarat. Itu
dapat
dikatakan oleh orang yang bukan Hasanah. Yang jatuh cinta Hasanah, maka dialah yang
paling tahu bagaimana rasanya. Sama halnya dengan seseorang yang benar-benar
terkena
hati lalu jatuh cinta. Tidak perduli apakah dia lelaki atau wanita. Apakah orang
yang dipilih
hatinya itu tidak sempurna dalam arti cacad, apakah ia buta sebelah atau punya
cacad lain,
misalnya gugup, pincang dan semacamnya. Kalau sudah jatuh cinta mau apa! Jangan
banding-bandingkan hati orang yang jatuh cinta dengan orang lain. Namanya saja
sudah
"jatuh," mana bisa dipersamakan dengan orang yang tegak atau duduk lurus.
Pak Abduh tahu bahwa kehadirannya di rumah Sutan pada jauh malam begitu tidak ada
gunanya lagi. Dia merasakan, bahwa Sutan juga malu dan sedih, tetapi akhirnya yang
menentukan adalah Erwin. Walaupun ia telah mendengar bahwa Erwin terjepit dan akan
bersedia menerima hukuman apa pun, hati ayah gadis itu tetap merasa sakit. Mungkin
akan
tumbuh menjadi dendam yang menuntut balas. Dan dia tahu, sesakit-sakit hatinya
tentu
lebih parah lagi bagi Hasanah.
"Maaf aku sangat mengganggu Sutan. Aku bisa mengerti. Aku mohon diri! Semua ini
bukan kehendakku. Barangkali ini termasuk yang dinamakan takdir!"
"Tuan tidak berdendam pada kemenakanku?" tanya Sutan.
"Entah," jawab pak Abduh polos. "Kalau Sutan ditempatku, bagaimana? Kurasa tidak
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
265
banyak beda, karena kita sama-sama manusia, tetapi ilmu Sutan dan kemenakan Sutan
jauh
lebih tinggi. Aku hanya orang tidak ada arti," kata pak Abduh. Ia tidak mau
berbohong dan
dia sendiri merasa bahwa katakatanya itu mengandung sindiran cukup berat. Tetapi
memang itulah yang dirasakannya. Mengapa mesti memendam rasa, hanya untuk
menyenangkan hati orang lain?
Di penginapan Hasanah masih tidur nyenyak. Barangkali memimpikan hari cerah yang
akan datang pada esok harinya. Diperhatikannya gadis malang itu. Tampak sesungging
senyum, seolah-olah orang yang sedang cerah ceria. Kemudian kelihatan tenang
melanjutkan
tidur yang sudah ditinggalkan mimpi indah. Melihat itu Abduh semakin luka.
Di saat itulah timbul suatu niat untuk membalas. Biar pun dia manusia harimau atau
manusia hantu atau pun jin berkepala tujuh, ia harus menerima balasannya. Terlalu
enak
baginya hidup dengan melakukan apa saja yang jadi kehendak hati. Tetapi kemudian
bertanya juga dia pada dirinya, apakah sanggup melawannya? Memang ia harus membalas
sakit hati. Tetapi kalau pertahanan Erwin lebih kuat daripadanya, maka usahanya
bisa jadi
bumerang, memukul kembali ke dirinya sendiri.
***
SAMPAI pagi Pak Abduh tidak bisa tidur lagi. Ia lebih cemas dari pada saat bergegas
dengan
hati risau ke rumah Sutan na Tolupulu pada tengah malam itu. Tetapi di luar
dugaannya,
pada pagi harinya Hasanah bangun dengan tenang, tidak pula langsung menanyakan
apakah
ada sesuatu yang dirasakan ayahnya mengenai diri Erwin. Seharusnya ia bertanya
karena
tahu benar bahwa ayahnya punya kemampuan firasat yang amat kuat, bahkan tahu
meramalkan apa yang akan terjadi. Sudah banyak orang ditolongnya dalam hal-hal
begitu,
juga dalam penyembuhan berbagai penyakit.
Tetapi setelah ia selesai mandi dan sembahyang subuh sebagaimana biasanya, Hasanah
bertanya kepada ayahnya, "Aku pikir dia tidak akan kemari Ayah!"
Pak Abduh tidak menanggapi. Tetapi merasa agak lega, anaknya yang memulai, dan
mampu berkata dengan suara tenang dan muka tidak kusut.
"Aku tadi malam bermimpi yang indah dengannya. Bahkan ada yang terlalu indah. Aku
bahagia sekali," kata Hasanah melanjutkan.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
266
Ayahnya tidak juga menanggapi. "Aku pernah membaca buku mengenai tafsiran
mimpi. Bukan percaya sepenuhnya, tetapi banyak juga yang benar."
Melihat ayahnya diam saja, Hasanah bertanya: "Kenapa Ayah diam saja? Ayah sudah
tahu, bahwa ia tidak kan datang, bukan?"
"Ya," jawab pak Abduh pendek. "Dan kita tidak akan ke sana."
Kini Hasanah memandang ayahnya. Dia tidak mengetahui dan menduga sejauh itu.
Ayahnya tunduk bagaikan sulit meneruskan kata-kata.
Tanpa menunggu pertanyaan Hasanah ia berkata, "Aku akan membalas Nak. Dengan
persetujuanmu tentu!" Anaknya diam. Menanti kelanjutan tetapi tidak memperlihatkan
tanda-tanda terkejut. Hanya dahinya agak dikerutkan�seperti berpikir atau
menebaknebak.
"Dia telah menghina kita, terutama aku. Ia telah pergi. Mungkir janji. Tenangkan
hatimu, kita akan membalas. Kau mau?"
Walaupun masih ingat, bahwa Erwin pernah memperlihatkan kehebatan diatas
kemampuan ayahnnya, entah apa yang menggerakkan, Hasanah menyahut: "Balas Ayah,
balas. Penghinaan begitu harus di balas. Kalau tak terbalas lebih baik kita mati
berputih
tulang."
Jawaban diluar dugaan pak Abduh itu menguatkan tekad dan memaksa dia berpikir
dengan cara bagaimana membalas dukun muda kawakan tetapi juga tidak punya hati dan
jantung itu!
"Ayah akan membalas, janjikan padaku!" kata Hasanah menguatkan.
"Aku akan membalas Nak," janji pak Abduh.
"Aku ingin melihat, setidak-tidaknya mendengar. Kalau kutukanku berlaku, kukutuk
dia," kata Hasanah gemas dan marah. Dia memang hanya seorang wanita, tetapi wanita
bisa
menjadi sangat garang, kalau merasa dikecewakan, apalagi disakiti dan dilukai. Dan
Abduh
bisa mengerti perasaan anaknya. Dia bersyukur Hasanah bukannya jadi pingsan atau
hilang
ingatan. Tetapi tanggung jawabnya untuk membalaskan sakit hati anaknya juga jadi
lebih
besar. Dia harus dapat membuktikannya kalau ia tidak mau kehilangan muka dan malu
pada
anaknya. Barangkali untuk itu dia harus mempertaruhkan nyawanya, sebab yang
dihadapi
adalah manusia harimau seperti yang diakui Erwin sendiri.
Dalam usaha menghadapi Erwin, dukun dari Lahat itu tak segan bertanya kian kemari,
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
267
terutama kepada orang-orang berusia lanjut apakah di kota itu ada orang-orang
pandai. Atas
petunjuk mereka ia pergi ke rumah dua penduduk. Seorang lelaki yang tinggal di
rumah
cukup baik di tengah kota, yang konon mempunyai ilmu tinggi dalam segala kepandaian
gaib. Lelaki itu setengah baya, berbadan kurus ceking. Muka pucat dengan mata
kecoklatan
tanpa sinar.
Setelah mendengar cerita pak Abduh ia menggelengkan kepala.
"Saya tidak sanggup." Diterangkannya, mengapa ia bertubuh begitu. Nampaknya orang
itu bercerita polos. Dia tadinya bertubuh kekar dan mukanya juga tidak seperti
mayat.
Tetapi ia telah salah taksir akan kekuatan lawannya. Dia tidak ditewaskan oleh
musuhnya,
hanya dibikin merana seperti itu. Ilmunya pun tidak hilang dari dirinya. Ia masih
juga suka
menolong, tetapi kalau dirasanya tak terlawan, ia lantas menyatakan tidak sanggup.
"Terus
terang saja, saya tidak sanggup," katanya.
"Jadi kepada siapa saya dapat minta bantuan?" tanya Abduh.
"Berat, menghadapi keluarga Sutan na Tolupulu itu tidak bisa sembarangan," kata pak
kurus pucat yang mengaku bernama Lokot. "Sutan itu mempunyai tiga puluh harimau
yang
semuanya tunduk kepadanya. Tuan tentu tidak percaya. Tetapi Mandailing ini negeri
miskin yang penuh misteri. Orang-orang garang yang tiada isi dan orang-orang
kelihatan
bodoh, tetapi mampu membakar rumah orang hanya dengan jampi-jampi dari jauh!"
Pak Abduh dan anaknya mendengar heran, tetapi percaya. Lanjut cerita pak Lokot:
"Ayahnya Dja Lubuk yang sudah lama meninggal, kadang-kadang terlihat. duduk di
lapau
minum kopi. Semula orang takut, tetapi kemudian orang terbiasa: Menegurnya dan dia
pun
menjawab dengan baik. Tidak mengganggu. Selesai minum, kadang-kadang makan goreng
pisang panas, ia pergi. Dan tiap pergi ia pamit dalam bahasa Mandailing. "Mulak ma
ahu
jolo," pulanglah aku dulu. "Mana bisa kita melawan yang begitu," kata Lokot dan
dengan
berbisik ia menjelaskan. "Anaknya itu sangat baik hati. Semua orang disini, bahkan
di
banyak kota senang padanya. Ramah, sopan dan berhati mulia: Tetapi sesungguhnya dia
hebat sekali. Tak kalah hebat dari ayah dan ompungnya Raja Tigor. Aku ini pernah
murid
Raja Tigor, tetapi tidak sampai selesai!"
Dari sana pak Abduh pergi ke pinggir kota, ke sebuah rumah tua, tetapi terawat
baik.
Rumah Boru Napitupulu. Dia pun tidak menyanggupi.
"Aku memang punya sedikit kepandaian. Tetapi bukan apa-apa jika dibandingkan
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
268
dengan yang raja-raja itu," katanya. Akhirnya ia menyebutkan satu alamat di Pal
Sabolas,
jalan ke Sipirok. "Kupikir beliau mau menolong. Beliau setingkat Dja Lubuk. Mungkin
lebih. Cukup alasannya mau menolong tuan," kata Boru Napitupulu.
Pak Abduh dan anaknya mendapat harapan. Dia keluarkan lima puluh ribu, diberikan
kepada perempuan yang sudah agak lanjut usia itu. Tetapi dia menolak dengan
perkataan:
"Jangan menghina aku. Aku tidak berbuat apa pun untuk kalian. Aku memang miskin,
tetapi Tuan keliru kalau menyangka bahwa aku peminta-minta," katanya tersinggung.
Abduh mengatakan, bahwa uang itu bukan sadaquah. Pemberian kekeluargaan, karena
dia pun dukun, walaupun hanya ukuran kecil. Ia mohon maaf. Dan Boru Napitupulu
menerima permintaan.
"Kemarikan kepalamu," katanya kepada Hasanah. Yang menurut tanpa bertanya untuk
apa. Pak Abduh segera tahu, bahwa wanita ini memang punya kekuatan. Dia punya ilmu
petunduk.
Perempuan itu membaca mantera di ubun-ubun Hasanah, menjilat dahinya sekali, lalu
mencium rambutnya. "Kau tidak akan termakan oleh guna-guna," katanya. Lalu ia
meminta
dua ribu untuk pembayar hutang di warung, katanya. Aneh sifat orang di Mandailing
ini,
pikir ayah dan anak, tetapi mereka tidak bertanya. Namun Boru Napitupulu berkata:
"Memang aneh, tetapi tidak semua. Kalian pun aneh, mau datang dari jauh-jauh ke
penyabungan ini. E, asalku dari Utara," katanya.
Dengan penuh harapan, bahwa orang di Pal Sabolas itu akan dapat melaksanakan
pembalasan terhadap Erwin, karena ia mungkin lebih setingkat dari Dja Lubuk,
berangkatlah dua beranak itu ke sana.
***
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
269
PERJALANAN ke Medan pada malam hari pelarian itu mereka lakukan lewat Sipirok
langsung
Tarutung guna mempercepat waktu. Tetapi mereka tidak cukup mujur. Bukan tanpa
halangan. Setelah melalui Sipirok dan akan memasuki Pahae, sebuah ban mereka
kempes.
Tertikam paku atau dilakukan oleh tangan suruhan yang tidak kelihatan.
Jalan disitu memang sepi. Jauh dari rumah atau gubug sekali pun. Di tengah harangan
lah. Dan seperti hampir seluruh Tapanuli, daerah ini pun tidak bebas harimau,
walaupun
tidak dapat dikatakan pemukiman harimau seperti halnya sekitar Sijunjung-Solok atau
sekitar Muara Sipongi-Kotanopan.
Waktu itu sedang musim durian pula. Di sana terkenal oleh duriannya yang murah dan
tebal isi serta keemasan warnanya. Tetapi pada waktu itu juga harimau jadi lebih
banyak,
karena kedatangan si raja rimba dari daerah-daerah yang agak jauh.
Masih untung bagi si supir, malam tidak gelap gulita. Ada bulan sepuluh hari.
Dengan perasaan enggan dan tidak enak hati, tetapi juga sadar akan tugas, pengemudi
turun untuk menukar ban kempes dengan serap. Ia dibantu oleh keneknya. memang lebih
bijaksana dalam perjalanan di Tapanuli ini, kalau supir membawa pembantu.
Lampu mobil dinyalakan untuk menjauhkan harimau. Mereka tidak suka menentang
sorotan yang menyilaukan. Tetapi itu hanya dari arah muka. Tanpa disadari oleh
supir dan
kenek, seekor harimau bertubuh sedang sudah ada di belakang mobil. Kira-kira jarak
lima
meter. Ia duduk saja tenanb tenang di sana seperti memperhatikan apakah kerja
manusiamanusia
itu. tidak kelihatan tanda-tanda mau menyerang atau mendekati. Dia menjilat-jilat
sekitar mulutnya, kadang-kadang menyeka dengan kaki depannya. Baru habis makan
durian
barangkali. Atau habis mendapat rusa atau babi hutan. Sehabis makan, mulut perlu
dibersihkan dong. Begitu dulu-dulu diajarkan nenek mereka yang dinamakan kucing,
ketika
mereka masih hidup berdampingan secara damai. Sebelum harimau minta diajarkan
memanjat tetapi ditolak oleh kucing demi keselamatan manusia.
Walaupun begitu sudah tentu supir dan kenek gemetaran. Mereka tahu, harimau
kenyang tidak akan menyerang manusia. Jangankan manusia yang memang bukan musuh
mereka�kecuali pemburu�sedangkan babi hutan atau rusa lalu di hadapan mereka pun
akan dibiarkan. Harimau membunuh untuk makan, bukan asal bunuh. Jadi lebih baik
dari
sementara manusia. Sehabis merampok membunuh dan walaupun sudah dapat banyak harta
rampokan masih melakukan perampokan dan pembunuhan lagi di rumah lain. Memang
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
270
dalam banyak hal harimau lebih baik dari sementara manusia. Mereka memang ganas di
waktu lapar, tetapi tidak serakah. Jauh sekali dari sifat-sifat sadis. Manusia
malah banyak
yang serakah dan sadis lagi. Kalau kita bandingkan antara kedua makhluk ini, maka
jelas di
kota-kota besar sekarang lebih banyak manusia ganas daripada hewan buas di rimba.
Tetapi kemudian harimau itu mendekat, seperti ingin tahu lebih banyak mengenai ban
yang akan diganti itu. Jantung supir dan kenek hampir saja berhenti berdenyut.
Bagaimana
tidak. Jarak kepala raja rimba itu hanya kira-kira sejengkal dari kepala mereka.
Dia
mendengus sekali, kemudian pergi.
Seluruh adegan dilihat Erwin dan ayah Mei Lan dari dalam. Lelaki keturunan Cina itu
takut bukan kepalang. Dia merasa pasti bahwa kedua petugas kendaraan yang di luar
itu
akan binasa dan berpindah ke perut sang harimau. Kemudian akan tiba giliran mereka.
Binatang itu pasti akan memecahkan kaca dan membunuh mereka. Erwin membaca-baca,
supaya jangan sampai harimau itu menerkam kedua insian yang sedang bekerja untuk
meneruskan mereka ke Medan. Ketika harimau itu pergi, ia yakin bahwa kepergian itu
karena kemujaraban jampi-jampinya.
Dengan tangan gemetar akhirnya ban serap selesai dipasang. Supir dan kenek seperti
orang mati yang hidup kembali. Mereka tadi sudah tidak punya harapan dan tidak
berani
mengharap. Kini mereka merasa tak ada manusia punya nasib lebih baik daripada
mereka.
Supir memutar kunci kontak. Sekali tidak hidup, sekali lagi. Juga tidak hidup.
Sialan.
Kini dia harus turun lagi, melihat apa yang menyebabkan. Tetapi hatinya tidak cukup
berani. Kalau sekali lagi datang harimau, pasti.tidak akan lolos.
"Lihatlah kerusakannya, Insya Allah tidak akan ada apa-apa. Telah kalian lihat
tadi, na
beteng itu pergi tanpa mengusik kita. Mereka bukan musuh. Tadi hanya mengawani,"
kata
Erwin. Yakin pada dirinya dan untuk melenyapkan rasa takut para petugas kendaraan
itu. Ia
tidak turun karena tangan kanannya sedang melingkari tubuh Mei Lan, yang dikasihani
tetapi bukan dicintai dalam arti yang diingini gadis itu.
Kedua orang itu, supir dan kenek turun lagi. Kata-kata Erwin membantu juga. Apa
yang dikatakannya tadi memang benar, tetapi mereka. juga berharap Erwin memang
pawang harimau yang dapat menjauhkan mereka dengan mantera-manteranya.
Kap mesin dibuka dan supir menyalakan senter untuk melihat dimana kira-kira letak
penyebab kemogokan. Tetapi tanpa diduga, baru saja ia mulai melihat-lihat,
datanglah
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
271
seekor harimau sangat besar. Telah berjanggut dan berjambang lebat. Datangnya
tenangtenang
mendekati mobil. Si supir tidak kuat berdiri lagi, lemas, terduduk. Keneknya
menggigil, kedua tangannya bertopang di mobil. Menunggu nyawa dipisahkan dari
badan.
Sekali ini tak kan ada harapan, pikirnya.
Harimau itu berdiri atas kedua kaki belakangnya, memandang ke dalam lewat kaca yang
ditutup Erwin. Dukun dan manusia harimau yang tadi tidak gentar, sekali ini punya
perasaan lain. Pada muka harimau itu dia tidak melihat rasa segan. Apalagi rasa
takut. Yang
satu ini nampaknya garang dan marah. Erwin terus membaca, tetapi harimau itupun
terus
saja berdiri. Kemudian memukul kap kiri mobil dengan kaki depannya, silih berganti,
kiri
dan kanan. Jelas ia marah kepada orang yang ada di dalam mobil. Itu paling sedikit.
Mungkin dia menghendaki salah satu atau kesemuanya.
Kalau harimau itu hendak membinasakan kenek dan supir mobil, ia tinggal menerkam
tengkuk lalu menancapkan taringnya dalam-dalam. Jangan lepaskan sebelum ia tak
bernapas.
Kalau mau lebih sadis, setelah dibunuh, robek-robek badan, terutama perutnya agar
isinya bertaburan keluar. Tetapi ia tidak melakukan itu, sama halnya seperti
harimau
pertama sama sekali tidak mengusik supir dan kenek mobil yang sedang mengganti ban.
Kenek yang terkapar lemas dan supir yang tak terpikul lagi oleh kedua belah kakinya
jadi tersadar oleh kejadian yang aneh itu. Mengapa sang harimau memukul-mukul
mobil,
padahal mereka ada di luar. Mereka juga manusia, kalau mau membunuh atau memakan
manusia, bukankah bagi sang harimau bukan kerja berat lagi. Walaupun sedang takut,
mereka dapat bertanya pada diri sendiri, apakah orang-orang dalam kendaraan itu
yang jadi
sasaran? Dan sempat pula mereka berpikir siapakah mereka. Berangkat malam-malam ke
Medan, seolah-olah tiada hari esok lagi. Harimau biasanya marah kepada orang-orang
yang
berbuat salah. Apakah mereka itu punya ssalah?
Tak cukup hanya memukul kap mobil, raja rimba itu kemudian memukul kaca jendela
sebelah kiri. Pecah berantakan. Karena kaki harimau itu punya tenaga tidak kepalang
tanggung.
Ayah Mei Lan dan anak gadisnya terkejut dan tak kuat menahan jerit ketakutan. Mei
Lan kuat memeluk Erwin yang dianggapnya bisa melindungi dirinya. Dan dukun muda
yang sedang digilai anak Tionghoa itu pun meneruskan manteranya sambil bertanya
pada
diri sendiri mengapa harimau ini begitu marah. Dia tidak sangsi lagi, bahwa harimau
ini
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
272
marah kepadanya. Barangkali juga kepada ayah Mei Lan yang membiayai perjalanan.
Mantera Erwin yang biasanya sangat ampuh, kini tidak berdaya. Harimau apa atau
siapakah
harimau ini sebenarnya. Harimau liar biasa, suruhan ataukah harimau yang jadi hakim
di
rimba itu?
Bagaimana pun manusia harimau-nya, Erwin menjauh dari jendela yang sudah pecah
itu. Rasa takut bangkit di dalam dirinya. Ia pun lalu bertanya, apakah semua ini
karena ia
pergi dengan Mei dan meninggalkan pak Abduh dengan anaknya Hasanah tanpa
memberitahu? Pak Abduh juga dukun, apakah dia yang telah mengetahui kecurangan
Erwin
lalu melepaskan kekuatan dan kemampuan yang ada padanya? Memang Erwin pernah
unggul dalam melakukan pengobatan dan Abduh merasa di ditolong olehnya, tetapi itu
tidak berarti, bahwa pak Abduh dalam segala hal hanya bawahan Erwin.
Setelah kaca jendela kiri pecah, harimau yang belum puas itu memukul kaca belakang
sehingga berlubang. Disitulah terasa puncak ketakutan pada Mei Lan dan ayahnya.
Erwin
sendiri pucat. Apakah sekali ini dia berhadapan dengan lawan yang akan menamatkan
riwayatnya. pada saat itu teringat olehnya apa yang pernah dipesankan Dja Lubuk:
"Di
dunia ini selalu ada saja yang lebih kuat. Makanya jangan pernah menilai diri tidak
terkalahkan. Pikiran begitulah merupakan awal dari kejatuhan.
Setelah kaca belakang pecah, harimau yang pasti murka itu Pergi lagi ke samping
mobil
sebelah kanan. Di sana pun kaca-kaca jendela dipecahkannya.
Erwin menduga bahwa kini harimau itu akan memasukan kaki depannya ke dalam
untuk merusak muka dan tubuh mereka. Mei Lan dan ayahnya sudah merasa pasti, bahwa
mereka akan mati di sana, walaupun mereka masih sempat heran mengapa kedua manusia
yang ada di luar tidak diserang.
Tetapi apa yang mereka kuatirkan itu justeru tidak terjadi. Tetapi ia memandang
cukup
lama ke muka Erwin. Setelah itu ia berlalu. Mei Lan dan ayahnya begitu juga supir
dan
kenek merasa bagaikan mayat yang hidup kembali, sementara Erwin menganggap bahwa
tentu ayah dan ompungnya-lah yang dengan kekuatan gaib mereka telah mencegah
harimau
itu berbuat lebih ganas daripada itu. Agak lama juga kemudian baru supir dan kenek
masuk
lagi ke mobil, tanpa memperbaiki apa pun, kapan mereka tidak melihat sebab mogoknya
kendaraan tersebut. Supir memutar kunci kontak lagi dan mesin hidup seolah-olah
bukan
dia yang tadi tidak mau disuruh. Sebagai didorong oleh gerak refleks kenek keluar
dan
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
273
menutup kap mesin. Mobil dijalankan dengan tangan masih gemetar dan baju basah oleh
peluh, walaupun cuaca sangat dingin.
Tak ada seorang pun yang berkata. Juga Erwin tidak. Masing-masing dengan pikiran
sendiri Erwin dengan kepercayaan, bahwa kedatangan harimau itu pasti memberi
tahukan
kepadanya bahwa ia telah melakukan suatu kesalahan, yang tidak pantas dibuatnya.
Walaupun ia manusia harimau dengan ilmu penakluk yang sangat tinggi. Diam-diam ia
bersyukur, bahwa ke empat orang yang bersamanya itu tidak ada seorang pun yang
dicederakan oleh raja hutan itu. Mungkin atau bahkan dapat dipastikan, karena
mereka
sama sekali tidak bersalah. Semua itu menghindari Abduh dan Hasanah tidak akan
pernah
terjadi kalau bukan Erwin menghendaki begitu.
Tanpa sengaja Erwin menggumam: "Maafkan aku pak Abduh. Aku bersalah padamu
Hasanah. Aku akan datang menemuimu, menerangkan semua dan mohon ampunmu atas
perbuatanku yang tidak pantas ini!" Masih baik, ia merasa bersalah dan sama sekali
tidak
mempersalahkan sang harimau. Dia pun merasa cukup beruntung tidak sampai keluar
mobil
menghadapi sang raja, yang dalam keadaan wajar, yaitu kalau ia tidak berdosa, pasti
akan
dapat ditundukkannya sebagaimana sudah beberapa kali dilakukannya.
Sejak kejadian itu Erwin terus memohon kepada ayah dan ompungnya, kepada Datuk
nan Kuniang dan Syekh Ibrahim Bantani agar ia dan segenap orang yang bersamanya
dilindungi oleh petaka lain lagi. Dan permintaannya terkabul, mobil memasuki kota
Tarutung dengan selamat. Tetapi sepanjang jalan mereka kedinginan karena angin
masuk
dari jendela jendela yang telah binasa. Dinginnya bukan kepalang. Tetapi bagaimana
pun,
kedinginan masih lebih baik daripada tewas dibunuh harimau.
Di Tarutung mereka cari warung yang masih buka dan minum kopi untuk memanaskan
badan. Beberapa orang yang ada di sana keheranan. Mungkin karena wajah mereka semua
belum bebas dari kepucatan. Ada pula yang melihat jendela jendela kaca mobil
berpecahan.
Ada yang bertanya kepada supir, tetapi ia tidak menjawab. Erwin pun tidak menjawab.
Seolah-oleh bencana itu perlu dirahasiakan.
Mereka berangkat tanpa kata, keramahan Mandailing hilang dari diri Erwin. Hal ini
membuat orang-orang lain semakin bertanya-tanya dan mengikuti mereka sampai masuk
mobil. Mereka tidak dapat jawaban, mengapa kaca-kaca mobil itu, karena jatuh tak
mungkin, sebab badannya tetap mulus. Dilempari orang dengan batu, dari kiri, kanan
dan
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
274
belakang? Kaca depannya utuh. Dan mereka tidak sedikit barangkali pun sampai
menyangka, bahwa kerusakan itu dilakukan oleh seekor harimau yang sangat marah.
Mereka
lebih-lebih tidak pernah tahu. bahwa keek dan sopir yang berada di luar mobil tidak
digores
sedikit pun oleh sang raja raja rimba.
Melalui Siborong-borong dengan angin kencangnya yang menulang sumsum, Mei Lan
gemetaran. Yang lainnya, termasuk Erwin menahan dingin yang sangat menyiksa.
Padahal
Erwin biasanya tidak dimakan cuaca seburuk apa pun. Tetapi perjalanan ke Siantar
dilalui
dengan mulus. Hanya ketika hendak memasuki Tebingtinggi Deli, yang di kiri kanannya
melebar luar ke kebun-kebun getah yang terpelihara rapi, di kejauhan tampak seekor
harimau duduk di tengah jalan. Jelas benar disorot oleh lampu mobil. Meskipun mobil
mendekat, ia tidak menyingkir. Bahkan ketika mobil itu berhenti karena sang supir
tidak
berani lebih dekat lagi, datang dua ekor lagi. Bukan anak-anaknya. Besar-besar,
sama
dengan yang pertama tadi. Untunglah Mei Lan sudah tertidur. Begitu pula ayahnya
yang
menyangka perjalanan selanjutnya akan aman, tidak akan ada gangguan lagi. Jalan
dari
Siantar ke jurusan Medan sudah tidak seperti antara Sidempuan dan Tarutung tadi. Di
daerah yang terkenal dengan sebutan Deli Negeri Dollar ini banyak kampung dan kota-
kota
kecil.
Melihat tiga harimau duduk seperti menanti di tengah jalan, hati kenek dan supir
merosot lagi. Apakah lolos dari maut tadi hanya suatu penundaan? Seperti harimau
tadi;
yang tiga ekor ini pun nampaknya bukan harimau biasa. Memang daerah itu masih
menyimpan banyak raja rimba, itu cukup diketahui oleh supir. Ada juga kendaraan
yang
kadang-kadang melihat harimau melintas. Bahkan siang hari pun pernah ada. Tetapi
sekedar begitulah. Menyeberang saja, tidak punya maksud menantang. Bahkan merekalah
yang merasa menumpang lewat, karena jalan raya itu bukan dibuat untuk mereka.
Mereka
cukup tahu, sebagai mana mereka merasa bahwa rimba adalah milik mereka. Boleh
diambil
kayunya sebatang dua, tetapi jangan sampai begitu rupa sehingga semua makanan
mereka
melarikan diri dari sana. Jikalau sampai mereka ketiadaan makanan oleh ulah tangan
manusia, mereka akan marah. Sesekali akan membalas akan membalas. Seperti yang
terjadi
di beberapa lokasi transmigran di sekitar Sijunjung dan Rengat. Mereka menerkam
ternak
dan kemudian manusia.
Aneh, ketika datang sebuah kendaraan dari jurusan berlawanan dengan lampuMANUSIA
HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
275
lampunya yang menyorot jauh, ketiga binatang besar itu minggir, sehingga kendaraan
itu
jalan terus, kemudian melalui kendaraan yang ditumpangi Erwin. Tetapi begitu
kendaraan
itu lewat, ketiga harimau itu kembali ke jalan raya, duduk bertenang-tenang di
sana.
Menantang, menanti ataukah mempermainkan. Kini pun bacaan-bacaan Erwin tidak
membuat harimau itu meminggir. Sebuah kendaraan lain dari arah yang sama dengan
mobil
Erwin, jalan terus karena harimau-harimau itu jelas kelihatan meminggir. Supir
mobil
tumpangan Erwin tidak berani jalan terus, seperti ada yang menahan dirinya. Dan
seperti
tadi, setelah mobil ini melewati tempat mereka menghadang, mereka datang lagi ke
tengah
jalan. Kemudian seperti ada komando, ketiganya bergerak serentak ke arah mobil
Erwin
yang jauhnya sekitar lima puluh sampai tujuh puluh meter. Mereka tidak berlari-
lari. Jalan
bertenang-tenang saja, seperti yakin akan kelebihan dan kepastian kemenangan.
***
OLEH berhentinya kendaraan itu ayah Mei Lan terbangun, sementara sang gadis yang
letih,
terutama oleh rasa takut, tadi, tetap tertidur dengan kepala di bahu Erwin.
Kedatangan ke
tiga ekor harimau itu, bagaikan tiga algojo akan melaksanakan vonis membuat semua
yang
berada di mobil yakin akan tamatnya riwayat mereka. Yang punya niat akan
mempergunakan seluruh kepandaiannya hanya Erwin.
Pada saat genting itulah mereka melihat seekor harimau besar dari jurusan mobil ke
arah para pengancam itu. Apakah artinya ini? Pertanyaan itu timbul di hati kenek,
supir dan
ayah Mei Lan. Erwin sendiri segera tahu bahwa harimau yang mendatangi ketiga ekor
macan dar jurusan berlawanan itu tak lain dari ayahnya, Dja Lubuk. Langkahnya tegap
dan
tampak tidak punya kesangsian sedikitpun.
Jelas kelihatan oleh sorotan lampu, bahwa mendadak ketiga harimau penghadang itu
berhenti. Si harimau tunggal juga berhenti, tetapi kemudian melangkah lagi untuk
berhenti
setelah mereka berhadap-hadapan.
Ketiga harimau itu tidak menjawab, namun tidak ada tanda-tanda mereka mau mundur.
Tetapi kelihatan bahwa mereka mengerti apa yang ditanyakan Dja Lubuk.
"Anakku itu memang bersalah. Dia pun sudah mendapat pelajarannya di Pahae tadi.
Kurasa itu sudah cukup!" Ketiga raja rimba itu masih diam.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
276
"Siapa menyuruh kalian, kalau kalian memang suruhan?"
Serentak harimau itu duduk. Tidak menjawab, karena mereka memang tidak pandai
bicara.
"Kalau kalian tidak punya majikan, hanya ingin membuat dia menjadi manusia harimau
yang baik, aku akan mengajar adat padanya. Bukan sekarang. Aku ayahnya. kalian
dengar,
ataukah kalian tahu, bahwa aku ini ayahnya! Kuminta kalian pergi. Nanti aku
mengajarnya.
Tetapi kalau kalian tidak mau menghindar dan tetap hendak menghukum dia, maka
kalian
berhadapan dengan aku dulu. Kalau kalian dapat membuat aku jadi bangkai, barulah
kalian
menyerang anakku!"
Harimauh-harimau liar yang kagum atas kecintaan kepada anaknya itu saling pandang,
kemudian menundukkan kepala, mungkin tanda rasa hormat terhadap pendirian seorang
ayah.
Mereka kemudian mengundurkan diri. Kenek, supir dan ayah Mei Lan yang
mempersaksikan adegan aneh itu heran, kemudian lega. Dan mereka mulai berpikir,
bahwa
penumpang yang mereka bawa itu tentu bukan manusia biasa. Tentu punya hubungan
dengan harimau tunggal yang menantang ketiga pendatang itu. Erwin yang amat malu
dan
terharu, turun dari kendaraan mendapatkan ayahnya. Ia berlutut, memeluk dan
menciumi
ayahnya. Disaksikan oleh enam pasang mata, yang tidak bisa mengerti, apakah
semuanya
ini. Seatu kenyataan yang tidak akan dipercaya kalau diceritakan kepada mereka yang
tidak
turut melihat. Disitulah letak keajaiban dan letak ilmu gaib.
"Aku telah bersalah Ayah," kata Erwin.
"Syukur kalau kau menyadarinya. Tetapi aku juga tahu, kau tidak punya banyak
pilihan," jawab Dja Lubuk.
"Perbuatan siapakah semuanya ini Ayah?"
"Perbuatanrnu !"
Erwin tidak mengajukan pertanyaan lagi. Jawaban ayahnya itu ringkas, tetapi cukup
jelas. Memang ulahnya menyebabkan segala malapetaka ini. Cuma tidak terang baginya,
apakah ini ditimbulkan para harimau itu ataukah raja-raja rimba itu melakukannya
atas
suruhan seseorang.
"Sudah, aku mau pergi. Teruskanlah perjalanan kalian," kata Dja Lubuk, lalu ia
raib.
Barangkali dia pun ingin menunjukkan ketidak setujuannya pada Erwin.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
277
***
TIDAK susah bagi Abduh mencari alamat yang dikatakan Boru Napitupulu sebab Dja
Halaban dikenal oleh siapa saja di sekitar situ. Sampai kepada anak-anak. Semua
orang tahu
dia punya harimau. Kadang-kadang harimau itu, tiga ekor banyaknya duduk-duduk di
pekarangannya. Walaupun pada siang hari. Dja Halaban main-main dengan mereka
seperti
dengan kucing-kucing saja. Dan orang yang berkeperluan dengannya boleh masuk tanpa
menghiraukan anak-anak asuhannya itu. Dan mereka tahu, Dja Halaban dapat menyuruh
mereka seperti menyuruh anak-anaknya sendiri. Yang terang menjaga kebun dari
serangan
babi hutan. Bila perlu, Dja Halaban menyuruh mereka menangkap rusa, tetapi tidak
boleh
dibunuh. Di tangkap hidup. Seperti menangkap bandit besar yang harus dipelihara
nyawanya karena akan mengorek keterangan-keterangan dari padanya.
Begitu memberi salam, Dja Halaban lantas saja berkata: "Tuan yang datang dari jauh,
silakan masuk. Aku tak tahu apakah dapat berbuat sesuatu, karena Tuan pun mempunyai
ilmu tinggi. Memang patut kalau Tuan bersakit hati. Tetapi orang itu pun
melakukannya
dalam keadaan sangat terjepit. Dia sahabat dan pernah membantu Tuan, bukankah
begitu?"
Abduh tidak heran. Dia dapat membaca pikiran orang. Walaupun barangkali belum
setingkat dengan kemampuan Dja Halaban. Erwin pun punya ilmu itu. Mengetahui maksud
kedatangan seseorang dan dapat membaca apa yang dipikirkannya.
"Kami mendengar nama besar Tuan dan seorang wanita," kata Abduh.
"Ya, Boru Napitupulu. Dia wanita baik, sederhana dan tidak mempergunakan
kebolehannya untuk mencari uang. Pemberian Tuan ditolaknya, bukan?"
"Ya," kata Abduh. Hasanah kagum. Diharapnya orang ini melebihi Erwin.
"Boleh berharap, tetapi jangan lupa dia pun orang luar biasa," kata..Dja Halaban
kepada
Hasanah. "Umurnya saja yang muda. Pengalaman dan pengetahuannya melebihi banyak
orang tua yang terkenal pandai. Seketurunan mereka orang-orang beteng," kata Dja
Halaban mengatakan kehebatan Erwin dan keluarganya.
"Nama Tuan sudah terkenal kemana-mana," kata Abduh.
"Itu tidak betul. Tuan baru mendengarnya dari Boru Napitupulu kemarin. Saya sama
sekali bukan orang terkenal seperti yang Tuan katakan itu."
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
278
Abduh malu. Pujiannya yang berlebihan dibaca oleh Dja Halaban. Ia menyesal berkata
begitu. Ia merasa bodoh, sangat bodoh! Bukankah dia sudah tahu bahwa Dja Halaban
mahir
membaca maksud, tujuan dan isi hati dan otak orang. Dan Dja Halaban yang amat
pintar
itu tahu, bahwa tamunya merasa sangat malu. Ia meringankan dengan berkata: "Nah,
ceritakan duduk soalnya dan apa yang Tuan kehendaki dariku?"
Abduh menceritakan sejak awal. Dja Halaban mendengarkan. Sebuah kisah menarik.
Walaupun ia mengetahui maksud kedatangan seseorang kepadanya dan dapat membaca
pikiran orang, namun ia pun bukanlah manusia yang mengetahui segalagalanya sampai
halhal
yang sekecil-kecilnya. Ia tahu Abduh dan anaknya datang dari jauh, ia tahu mereka
mau
minta tolong dan bahwa yang memberi tahu namanya Boru Napitupulu, tetapi dia sama
sekali tidak mengetahui asal mula perkenalan Erwin dengan Hasanah. Dia bukanlah
manusia, kalau dia. Bisa mengetahui seluruh kisah hidup seseorang. Padahal ia
manusia
dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
"Jadi?" tanya Dja Halaban setelah Abduh selesai bercerita, didengarkan oleh Hasanah
tanpa komentar.
Kini malah Hasanah yang menjawab. "Hatiku sangat sakit dan malu Pak. Tidak pantas
dia meninggalkan kami diam-diam. Bukankah itu suatu penghinaan? Penghinaannya
inilah
yang saya ingin supaya berbalas Pak."
"Dengan cara bagaimana?"
Hasanah memandang ayahnya.
"Harus dimatikankah dia?" tanya Dja Halaban. Tiada jawaban.
"Ataukah disuruh merangkak dan menyembah kakimu?" tanya Dja Halaban lagi.
Rupanya pertanyaan ini membuat Hasanah malu. Masih baik. Kalau orang ini masih
punya
perasaan malu, maka orang itu masih baik.
"Tidak Pak. Tidak sampai begitu!" jawab Hasanah.
"Mengapa tidak? Bukankah wajar kalau penghinaan dibalas dengan merangkak dan
mohon ampun kepada kita?"
"Tidak Pak. Jangan sampai begitu," kata Hasanah.
"Mengapa tidak?" tanya Dja Halaban. Mungkin juga memancing walaupun dia sudah
membaca isi hati gadis itu.
"Saya cinta padanya."
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
279
"Lalu bagaimana membalasnya. Bukankah kau ingin pembalasan?"
Hasanah yang ketika di Penyabungan marah meluap-luap rupanya sudah reda kembali.
Ia tetap menghendaki Erwin.
"Tuan Abduh tentu tahu, bahwa pukulan Tuan telah dirasakan oleh anak muda itu!"
kata Dja Halaban.
Abduh memandang. Memang diam-diam, sebelum ke pak Lokot dan Boru
Napitupulu, yaitu tanpa diketahui Hasanah, pada malam kembali dari rumah Sutan na
Tolupulu ia telah memasang ilmunya yang terkuat. Agar Erwin ditimpa bala. Ia tidak
punya
harimau dan raja rimba yang memecahkan kaca-kaca mobil di dekat Pahae itu bukan
suruhannya. Tetapi pecah ban lalu mesin mobil yang tidak mau hidup dan kemarahan
harimau liar itu adalah pengabulan atau akibat dari ilmu yang dilepaskan Abduh
dengan
khusuk pada jauh malam itu. Karena Erwin bukan orang biasa dan dia tidak sepenuhnya
yakin, bahwa kirimannya mengenai sasaran, maka ia mencari bantuan pada pak Lokot
dan
Boru Napitupulu yang kedua-duanya menolak permintaan Abduh.
"Ada apa dengan bang Erwin?" tanya Hasanah. Ia terkejut dan takut.
"Ia telah dihadang musibah. Kasihan dia," kata Dja Halaban.
"Apa yang telah terjadi?" tanya Hasanah. Tetapi Dja Halaban tidak menerangkan. Dia
tidak tahu. Tetapi Dja Halaban mengatakan kepadanya, bahwa Erwin telah ditimpa
kemalangan. Dua kali, katanya.
"Apa yang dapat kulakukan untuk kalian?" tanya orang Tapanuli itu.
"Supaya dia ke rumah kami dan tidak meninggalkan aku lagi," kata Hasanah.
Memanghanya itu yang dikehendakinya sekarang. Tiada lagi pembalasan dendam.
Kecelakaan apa yang telah menimpa diri Erwin itu saja sudah cukup membuat Hasanah
tidak tenang. Dia ingin tahu, tetapi tidak mengetahuinya.
Dja Halaban berkata: "Kulihat nona ini ingin sekali mengetahui, apa yang telah
terjadi
atas diri Erwin. Punya cukup kekuatan hati untuk melihatnya?"
Hasanah mengangguk lalu menundukkan kepala. Lebih baik tahu daripada terus dalam
kebingungan, pikirnya.
Kalau biasanya dukun mempergunakan sebuah mangkuk putih dengan air bersih yang
masih mentah di dalam guna dapat melihat sesuatu peristiwa, maka Dja Halaban
mengambil tak kurang dari sebuah ember yang sudah dilapisi dengan cat hijau berisi
air
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
280
yang amat jernih. Air asli dari pegunungan.
Kepada kemenakannya dipinta untuk mengambil tiga macam bunga, diantaranya melati
yang belum mekar. Semua ditaburkan ke air di ember itu. Abduh dan anaknya mengikuti
dengan penuh perhatian.
Semua kembang mengambang. "Bagus," kata Dja Halaban.
Tanpa tanya, Hasanah merasa lega juga mendengar kata-kata "bagus" itu.
Kemudian; sama saja seperti kebanyakan dukun, ia meminta pedupaan dengan bara
menyala. Lalu memanterai kemenyan putih. Cukup besar. Diletakkannya ke atas air.
Kemenyan yang sewajarnya tenggelam itu ternyata mengapung. Seperti kapas saja.
"Bagus," kata Dja Halaban sekali lagi. Dan sekali lagi pula hati Hasanah bertambah
lega.
Setelah membacakan mantera lain, Dja Halaban berkata pelan, "Mogoklah supaya
kalian juga melihat apa yang kulihat. Kalau permintaanku dikabulkan!"
Beberapa menit mereka memandang dengan penuh pertanyaan ke air berkembang dan
kemenyan itu. Belum ada apa-apa.
Dja Halaban menaburkan kemenyan baru ke perasapan, membaca lagi.
Abduh dan Hasanah terkejut. Dja Halaban memandang dengan penuh perhatian.
Tidak memperlihatkan rasa terkejut, walaupun apa yang dilihatnya sama sekali tidak
diduganya.
Ada harimau membayang, kian lama kian jelas. Kelihatan pula dua bayangan seperti
manusia sedang jongkok. Harimau hilang. Tetapi datang lagi yang lain. Nampak marah,
kemudian memukul kaca mobil. Hampir sama dengan peristiwa yang kemarin malamnya
menimpa Erwin dan kawan-kawannya.
Dja Halaban heran, mengapa harimau mendatangi orang yang sebenarnya merajai
harimau. Abduh tidak mempunyai harimau. Tak perlu ditanyakannya. Ia dapat
merasakannya. Ia tidak perlu meragukannya. Kalau ia mempunyai, Dja Halaban akan
merasa lain. Dari mata seseorang saja ia dapat mengetahui dengan pasti, apakah
orang itu
punya harimau suruhan, cindaku atau manusia harimau.
Mereka masih melihat adegan di kedai kopi di Tarutung. Juga melihat tiga harimau
yang menghadang di dekat Tebingtinggi Deli.
"Itu bukan pekerjaanku," kata Abduh.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
281
Dja Halaban tidak memberi tanggapan. Tetapi Hasanah memandang agak tajam pada
ayahnya. Apakah ayahnya punya harimau suruhan? Kenapa disuruh membinasakan Erwin.
Si hati cinta kini lebih berat pada sang kekasih yang tidak mencintainya dari
kepada ayah
kandung.
"Kau gadis yang baik sekali Hasanah," kata Dja Halaban. "Jarang cinta wanita
sebesar
ini kepada seorang laki-laki, yang sudah diketahui bukan laki-laki normal. Memang
begitulah cinta," kata orang pandai itu dengan terkekeh-kekeh kecil, tetapi bukan
mengejek.
Ia sendiri, meskipun punya kepintaran setengah dunia, barangkali tidak mengerti
mengapa
cinta bisa seaneh itu.
"Ya, memang saya cinta sekali kepadanya!" kata Hasanah terus terang.
"Tetapi itu cinta buta namanya," kata Dja Halaban. Abduh, mendengarkan perdebatan
mengenai cinta antara anaknya dengan sang orang pandai yang kawakan itu. Rupanya
orang
sehebat dia juga suka bicara tentang cinta.
"Cinta memang buta Pak," kata Hasanah seperti mengajari Dja Halaban yang dimintai
bantuan itu. "Kalau tidak buta, bukan cinta namanya."
"Kau hebat, tetapi menurut pendapatku, cinta harus dengan perhitungan," ujar Dja
Halaban mempertahankan pendiriannya.
"Kalau pakai perhitungan tidak dapat lagi dinamakan cinta. Itu sudah dagang. Sebab
perhitungan menyangkut untung atau rugi. Dan cinta bukan dagang," kata Hasanah yang
ternyata sudah mampu membahas masalah cinta menurut pendapatnya sendiri.
"Yah, barangkali kau lah yang betul," kata Dja Halaban tidak mau memperpanjang soal
itu. Dia menyadari bahwa tidak ada gunanya berdebat dengan wanita yang punya
pandangan lain karena dirinya sudah dalam cengkeraman apa yang dinamakannya cinta.
Setelah berbincang-bincang akhirnya Dja Halaban mau menolong Hasanah untuk
membuat Erwin senang dan akhirnya barangkali jatuh cinta padanya.
"Aku hanya dapat mendoakan, karena anak muda ini memang lain. Dia terlalu tahu
diri. Sebenarnya kau hanya korban oleh sifatnya yang amat tahu akan kekurangan dan
kemiskinan dirinya." Kepada Abduh ia bertanya, apakah tidak keberatan kalau ia
memberi
sekedar azimat kepada gadis itu. "Kurasa Tuan pun tahu dan dapat membuatnya,
walaupun
barangkali lain isi dan caranya. Jimat pekasih, Hasanah, kau mau?"
Gadis itu tidak menjawab. Yang penting baginya memiliki Erwin, yang pada waktu itu
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
282
dinilainya sebagai satu-satunya pria yang dapat membahagiakan hidupnya. Dan dengan
sebuah azimat yang diselesaikan Dja Halaban pembuatannya dalam waktu tak kurang
dari
tiga jam, ayah dan anak itu berangkat dari Pal Sabolas, melalui jalan yang ditempuh
Erwin
pada malam kemarinnya menuju Medan. Ketika tiba di tempat ban kendaraan Erwin
kempes sehingga terpaksa berhenti, mereka lihat seekor harimau sangat besar berdiri
di
tengah jalan. Supir, Abduh dan Hasanah terkejut. Apa maksudnya ini. Apakah harimau
yang dikuasai Dja Lubuk atau Erwin hendak melakukan pembalasan? Kemungkinannya
besar sekali, sebab mereka itu seperti mempunyai suatu kerajaan dengan harimau-
harimau
sebagai rakyatnya. Mobil berhenti. Dengan peperasaan takut dan jantung berdebar
keras,
mereka menanti. Dan harimau itu bergerak, menuju mobil. Takut Abduh dan supir,
terutama Hasanah menjadi jadi walaupun Abduh dukun kawakan yang punya banyak ilmu.
Cara menghadapi harimau dia tidak tahu. Setelah sampai dua meter di depan
kendaraan,
raja rimba itu berhenti. Lalu bergerak lagi ke arah mobil, dan dari samping
kendaraan itu ia
terus berjalan. Tak seorang pun di antara mereka berani mengikuti geraknya.
***
SETELAH beberapa keadaan sunyi dikecualikan debaran jantung yang hamper-hampir
terdengar di dalam mobil itu. Abduh menoleh melihat melalui kaca belakang. Dia
hampir
tidak percaya dengan apa yang tampak oleh matanya. Harimau berbadan kekar dan besar
tadi telah berada di belakang mobil, lebih kurang dua puluh meter, duduk tenang
memandangi mobil yang masih berhenti itu. Seolah-olah dia hanya ingin
memperlihatkan
diri. Atau lebih dari itu, bahwa dialah raja di lingkungan itu. Diakui oleh siapa
pun,
termasuk Abduh yang berilmu tinggi. Atau dia ingin menceritakan, bahwa dia bisa
sangat
baik terhadap manusia tak berdosa. Bahwa dialah yang pada malam kemarinnya
menghancurkan kaca-kaca jendela mobil yang ditumpangi Erwin. Tetapi ia tak dapat
bicara,
tak dapat mengatakannya.
Abduh menyuruh supir agar melanjutkan pcrjalanan. Sama halnya, dengan supir yang
membawa Erwin, pengemudi yang ini pun melanjutkan perjalanan dengan tangan
gemetaran.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
283
"Pelan-pelan saja," kata Pak Abduh. Dia tidak mau menimbulkan kesan, seolah-olah
melarikan diri. Dan harimau itu tidak mengejar. Hanya memandangi. Agak lama
kemudian
baru Abduh teringat kepada harimau yang dilihatnya dalam air di rumah Dja Halaban.
Dia
mengingat-ingat. Bentuk harimau ini seperti yang membayang di dalam air. Dia tidak
dapat
memastikan, bahwa inilah harimau yang diperlihatkan Dja Halaban, karena rupa
harimau
semua sama saja. Susah membedakannya. Tetapi besar badan disertai cambangnya yang
sudah panjang mirip dengan yang dilihatnya di dalam air jampian Dja Halaban.
Hasanah
pun berpikir begitu, tetapi ayah dan anak menyimpan dugaan itu untuk diri masing-
masing
saja. Supir yang telah ratusan kali menempuh jalan ini, juga pada waktu malam,
belum
pernah mengalami seperti itu. Kalau hanya melihat harimau duduk di pinggir jalan
atau
menyeberang bukan lagi hal yang aneh baginya. Lalu ia bertanya di dalam hati,
siapakah
sebenarnya laki-laki tak pandai berbahasa Tapanuli yang dibawanya ini? Manusia
pemelihara harimau, harimau jadi-jadian ataukah manusia harimau yang sedang dalam
keadaan
normal? Berpikir begitu, suatu rasa takut menyelinap ke dalam benaknya. Apakah
tidak mungkin orang ini nanti mendadak berubah dan haus darah. Tentu saja dia tidak
akan
meminum darah anaknya. Lalu darah siapa lagi, kalau bukan darahnya? Kalau
penumpangnya ini manusia biasa, mustahil seekor harimau berbuat seaneh itu. Ataukah
harimau tadi piaraannya yang ingin memberi hormat kepada majikannya yang lewat di
sana?
Inilah yang paling mungkin. Dia tahu betul, bahwa sejumlah orang Mandailing masih
mempunyai harimau, sekedar untuk penjaga atau untuk disuruh. Walaupun ada di antara
mereka yang sudah maju, tidak menyukainya. Tetapi mereka juga tidak dapat
mengelakkan
diri dari itu. Ilmu di sekolah tinggi bagaimanapun, orang pintar selangit pun tidak
bisa
mengelak, kalau ia memang sudah ditakdirkan harus mewarisinya dari ayah atau paman
langsung yang meninggal dunia. Ilmu di universitas tidak punya kaitan dengan
warisan ini.
Kalau engkau seorang pewaris tetapi engkau tidak mau menerimanya, maka engkau tidak
pernah hidup tenang. Bahkan mukamu perlahan-lahan bisa berubah menjadi seperti
harimau. Penulis sudah bertemu dengan laki-laki seperti itu. Dan ia mengakui terus
terang,
bahwa ia mendapat kutukan karena tidak mau menerima warisan itu.
Sebentar-sebentar supir itu melihat penumpangnya melalui kaca spion. Tidak ada
tanda-tanda bahwa dia cindaku. Di bawah hidungnya ada parit, sedangkan cindaku
tidak
mempunyainya.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
284
"Kau sangka aku harimau jadi jadian ya pak supir?" tanya Abduh. Orang yang baru
bebas dari rasa takut melihat harimau dan kemudian agak lega setelah memperhatikan
bibir
atas Abduh, jadi pucat kembali. Bukan hanya karena malu, tetapi ia jadi takut lagi,
lebih
daripada tadi. Orang ini sudah pasti tersinggung dan marah. Supir itu tidak
menjawab.
"Tetapi tak mengapa, kita sebaiknya selalu berhati-hati!" kata Abduh.
"Mengapa Tuan tidak suka berbahasa Mandailing?"
"Suka, tetapi tak bisa!"
"Jadi Tuan bukan orang sini?" tanya supir yang menyangka bahwa hanya orang
Mandailing saja yang bisa punya atau mampu menaklukkan harimau.
"Bukan, kemari hanya menemui sahabat lama!"
Kemudian sepi. Cukup lama juga. Penduduk banyak yang hilir mudik. Ke sawah,
ladang atau kebun masing-masing. Mereka sudah sampai di daerah yang penduduknya
sebagian terbesar bersuku Batak. Di pinggir jalan berlonggok durian yang oleh
pemilik
diharap akan dibeli oleh para penumpang mobil atau bus yang lewat di sana. Di sana-
sini
ada kendaraan berhenti, penumpangnya makan durian. Asyik kelihatannya. Daerah itu
banyak harimaunya. Yang semuanya senang durian. Tetapi durian yang sudah ditimbun
di
sana, walaupun pemiliknya tidak kelihatan, tak pernah dijamah harimau. Mereka tahu,
bahwa itu sudah milik manusia. Kalau diambil juga, mencuri namanya. Harimau, kalau
tidak terpaksa tidak mau mencuri. Walaupun tidak ada neraka yang akan mengazab
mereka
di hari kelak. Dalam hal ini, sekali lagi harimau menunjukkan bahwa mereka lebih
baik
daripada manusia, yang mau mencuri walaupun bukan karena lapar. Apa mau dikata,
barangkali memang begitu mestinya. Abduh pun mampir di kedai kopi yang disinggahi
Erwin pada malam kemarinnya. Oleh supir didengarlah orang-orang yang masih
membicarakan tentang sedan misterius dengan kaca-kacanya yang pecah. Dan tidak satu
pun di antara penumpangnya mau menceritakan apa penyebab kaca-kaca jadi hancur.
Supir menceritakan kepada Abduh tentang percakapan mereka. Kemudian ia menduga,
bahwa sedan itu agaknya yang ditumpangi Erwin bertanya Dia pun sebagai orang pandai
bertanya kepada dirinya apakah harimau besar tadi yang telah memecahkan kaca-kaca
sedan
itu. Tetapi bukankah ia manusia harimau? Kemudian ia ingat akan cerita Dja Halaban!
Lalu
yang dilihatnya di dalam air itu. Harimau, mobil dan orang-orang. Juga tentang
kata-kata
Dja Halaban, bahwa permintaannya terkabul. Erwin telah ditimpa musibah. Dari
Tarutung
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
285
ke Medan jalan bagus, pemandangan indah. Menyebabkan suku Batak yang dirantau
sesekali terpanggil untuk melihat kampung halamannya yang penuh kedamaian di tengah
keindahaii yang dianugerahkan Tuhan. Tiga harimau yang mencegat Erwin sebelum masuk
kota Tebingtinggi Deli tidak memperlihatkan diri. Mungkin yakin akan dihalangi oleh
Dja
Lubuk lagi. Mereka tidak menyewa hotel, karena Abduh punya bekas pasiennya di sana
yang berkali-kali menawarkan agar bila dia datang ke Medan, menginap di rumahnya.
Dia
akan bawa ke Prapat untuk memperlihatkan Danau Toba yang kebanggaan Sumatera itu.
Yang terhampar bagaikan permadani biru bertatahkan zamrud Samosir di
tengahtengahnya.
Oleh desakan tuan rumah yang pernah diobatinya sampai sembuh itu, Abduh dan
Hasanah bermalam dua hari di Medan. Ayahnya menasihati supaya jangan tergesa-gesa.
Dia percaya Erwin akan datang ke rumah mereka di Lahat. Tidak dengan merangkak
mohon belas kasihan karena Hasanah sudah menolak cara yang begitu.
***
ERWIN dan Mei Lan telah tiba di Palembang kalau sekiranya tidak terjadi diluar
dugaan dan
sangat tidak diharapkan atas diri manusia harimau itu. Atas keinginan Mei Lan,
mereka
menginap di hotel terbaik di kota itu. Mei Lan yang tadinya sudah gagu tak mampu
bicara
kini menjadi gadis lincah kembali, walaupun dua puluh empat jam yang lalu dia
hampir mati
ketakutan oleh amarah harimau dan hadangan harimau. Baginya terasa sudah ada suatu
kepastian. Erwin yang dukun dan miskin itu akan jadi miliknya. Dia belum pernah
tidak
mendapat apa yang diingininya, karena ayah dan ibunya memberi segala yang
dipintanya.
Kemujuran tetapi juga kemalangan anak tunggal yang terlalu dimanja. Orang yang amat
dimanja bisa menyusahkan yang memanjakan tetapi juga bisa menjadi sangat susah
sendiri
oleh sifat dan kebiasaannya itu.
Mei Lan dan ayahnya berada di kamar dukun muda itu untuk omong-dmong. Bagi Mei
Lan biarlah ayahnya ada di sana asalkan ia dapat lebih lama bersama Erwin. Rasanya
ia tidak
mau jauh lagi dari laki-laki ini. Sebagai basa-basi manusia harimau itu meladeni
mereka
seramah mungkin walaupun ia ingin tinggal sendirian dengan perasaannya yang
tersiksa dan
merasa sangat berdosa terhadap Hasanah. Tetapi ia pun tidak mampu menyuruh mereka
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
286
meninggalkan dia. Pikirannya belum bisa bebas dari ingatan pada peristiwa-peristiwa
yang
dialaminya.
Mengingat semua itu ia sadar, bahwa manusia tidak boleh berbuat semaunya, tanpa
memikirkan apa yang dirasakan oleh orang lain.
"Papa tidak keberatan Bang Erwin tinggal bersama kita saja, bukan?" tanya Mei Lan.
"Aku merasa tenteram kalau dia berada di dekat kita." Dan dengan hati tertekan ayah
yang
hanya punya seorang anak itu tidak sanggup menolak walaupun ia tidak mengatakan
setuju.
Ia sudah sangat mengetahui, bahwa Mei Lan telah benar-benar tak mau lagi berjauhan
dengan anak Mandailing itu. Melihat ayahnya tidak menjawab, Mei Lan berkata, "Ayah
tidak menjawab pertanyaanku!" Merasa terpojok oleh perasaan dan pertimbangan, juga
oleh
rasa takut akan kehilangan anaknya, ia berkata bahwa ia hanya ingin kebahagiaan Mei
Lan.
Dan kepada Erwin ia berkata, "Kuserahkan kepada kalian untuk mengambil jalan yang
sebaik-baiknya. Seorang Ayah tidak bisa berbuat lain daripada mengikuti kemauan
anak,
kalau si anak sudah memilih jalan yang dianggapnya terbaik bagi dirinya."
"Jadi Ayah setuju?" tanya Mei Lan tanpa meminta pendapat Erwin. Bersedianya Erwin
pergi bersama-sama ke Medan di malam hari itu telah dianggapnya suatu pertanda
bahwa
Erwin juga menyenangi dan sudah mencintai dirinya. Kalau dua insan dewasa sudah
sepakat
dan sehati, maka pihak ketiga tidak punya arti lagi, walaupun mereka ayah dan ibu,
yang
mengasuh dan membesarkannya sejak dilahirkan. Begitulah nasib orang tua. Bila tiba
waktunya mereka tidak akan punya kuasa apa pun lagi. Supaya jangan shock, tiap
orang tua
perlu mempersiapkan diri atas kemungkinan yang bisa menyakitkan ini. Pikiran Erwin
berperang. Ia telah melakukan suatu kesalahan besar dengan melarikan diri dari
Hasanah
yang berayah dukun kawakan! Entah apa yang telah terjadi atas diri gadis Au oleh
perasaan
malu terbesar yang bisa diderita wanita. Tetapi ia juga tidak sanggup lagi menolak
Mei Lan
karena telah melihat bagaimana akibatnya. Ia merasakan, bahwa nyawa Mei Lan
tergantung
kepada dirinya. Terlintas juga di dalam benaknya untuk melarikan diri lagi
sebagaimana ia
telah menghindar dari Hasanah. Tetapi bagaimana, kalau perbuatan itu sampai membuat
Mei Lan lebih celaka lagi? Bukan hanya gagu, tetapi mati dalam kesedihan? Kalau ia
tidak
menghendaki risiko ini, maka ia harus selalu di dekat gadis itu.
Kalau sekedar dekat, mungkin masih kurang apa-apa, tetapi karena Mei Lan
terangterangan
menghendaki dirinya sebagai teman hidup, hal ini akan menjadi lain. Akibatnya
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
287
mungkin akan jauh lebih besar. Dia yang mencintai Safinah mungkin akan tambah
kasihan
kepada Mei Lan, kemudian menuruti kehendak si gadis. Yang mungkin disebabkan oleh
beberapa keadaan. Barangkali ia korbankan perasaan dan segenap hatinya demi Mei Lan
lalu kawin dengannya. Demi Mei Lan, sungguh demi gadis Tionghoa itu. Tetapi kalau
ia
terpaksa menikahi gadis yang masih suci itu oleh paksaan keadaan, maka akan
celakalah
dirinya untuk selamanya. Kemungkinan ini selalu terbuka. Karena ia pun, walau
seorang
manusia harimau yang bernama Erwin, sifat dan keinginan laki-laki hidup normal di
dalam
dirinya. Dan akan terus begitu selama nyawa belum meninggalkan jasadnya. Selama ia
masih laki-laki yang jantan, kalau ia tidak dibinasakan lawan yang akan membuat dia
menjadi tidak berdaya, seperti halnya Jaya Wijaya yang akhirnya ditinggalkan Lydia
Savetsela, maka kemungkinan itu selalu ada. Kalau yang terburuk itu sampai terjadi,
maka
rasa bangga pada diri dan dibanggakan oleh ayah dan ornpungnya akan berubah menjadi
suatu rasa hina diri yang berkepanjangan. Kalaulah itu sampai terjadi mungkin
orang-orang
tercintanya yang telah tiada, tidak akan pernah lagi mengunjunginya, walaupun ia
menangis
darah merindukan dan membutuhkan mereka.
"Mei Lan," kata Erwin. Pelan hampir tak kedengaran, ketika ia dalam cengkeraman
rasa ngeri mengingat semua kemungkinan buruk itu. Ia tidak dapat meneruskan. Dia
tidak
pandai mengatakannya, walaupun ia mempunyai keinginan kuat untuk menjelaskan.
Itulah
dia si manusia harimau, si garang dan si lemah lembut yang tidak banyak taranya.
"Katakanlah, Bang Erwin," kata Mei Lan. "Tentang hari peresmiannya kuserahkan
sepenuhnya kepada Abang. Aku akan menurut, karena Abang tentu lebih tahu memilih
hari
yang baik untuk kita."
Kata-kata Mei Lan yang polos itu membuat Erwin merasa lebih berat. Reaksi gadis itu
bertolak belakang sekali dengan risiko yang tidak dikehendakinya.
Kini ia bertambah sukar mengatakannya. Bahkan tak terkatakan lagi olehnya. Ya
Tuhan, mengapa begini jadinya. Hanya itu yang dikatakan Erwin dalam hati. Mengapa
tidak ada bantuan gaib yang membuat Mei Lan mendadak benci kepadanya dan dialah
yang
menjauhkan diri? Mengapa tidak ada bantuan pada saat ia sangat membutuhkannya? Pada
saat ia putus asa dan tidak tahu apa lagi yang dapat dilakukannya selain pasrah
kepada nasib
penentuan badan, datang juga bantuan yang dipintanya.
Kalau dapat dikatakan bantuan yang akan menyelamatkan mereka semua. Dalam
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
288
keadaan tidak menentu pikiran itulah Erwin yang selalu ingin mengelakkan bencana,
masih
dapat berkata kepada Mei Lan. "Pergilah kalian dulu!" Ia mulai gemetar dan peluh
dingirt'
akan menyusul.
Mei Lan yang melihat perubahan pada manusia yang dicintainya itu malah bertanya,
"Abang sakit?" dan kepada ayahnya ia minta untuk memanggil dokter. Dia cemas
melihat
Erwin. Pautan hatinya itu baru saja mulai dekat kepadanya. Ia tidak mau kehilangan
lagi.
"Jangan," kata Erwin. "Jangan panggil dokter!"
Mei Lan masih membujuk. "Abang dapat menyembuhkan orang, tetapi kalau Abang
yang sakit, harus orang lain yang menolong!"
Tetapi sejalan dengan waktu, Erwin pun tidak dapat melawan proses atas dirinya,
walau
ia mencoba melawannya.
Lalu terjadilah bencana yang semula diharap merupakan bantuan itu.
Erwin berubah wujud. Tangannya berbulu, badannya membesar, sehingga pakaiannya
robek karena menjadi sempit. Tampaklah belang itu, belang harimau jantan dewasa.
Mei Lan terpekik, lemas. Entah kekuatan dan pikiran dari mana yang menggerakkan
ayahnya membopong dia ke luar kamar. Masuk ke kamar mereka sendiri, mengunci pintu
dari dalam. Di sana baru orang kaya yang pengusaha perabotan rumah tangga itu turut
gemetaran. Sekali lagi, entah siapa yang membuat dia tidak meminta bantuan kepada
pengurus penginapan atau tamu-tamu lain yang ada di sana. Seolah-olah ada bisikan
kepadanya agar merahasiakan kejadian yang pasti menimbulkan kekacauan walau sampai
diketahui oleh orang-orang lain.
***
ERWIN kian mengharimau. Hanya kepalanya yang tidak. Pikirannya bekerja seperti
biasa.
Dikuncinya pintu dan ia menunggu. Entah apa yang akan terjadi. Boleh jadi pintu
akan
diketuk atau bahkan didobrak orang. Dan kalau sampai dibuka paksa sudah tentu
orangorang
bersenjata yang akan dihadapinya. Mereka akan menembaknya, karena dirinya
dianggap bukan manusia. Dan dia akan melawan. Barangkali juga ayah dan ompungnya
akan membantu. Sehingga terjadi pertarungan gila-gilaan di hotel itu. Dan korban
pasti
akan berjatuhan. Dia pun mungkin akan mati di sana. Yang tidak akan tewas adalah
Dja
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
289
Lubuk dan Raja Tigor serta Datuk nail Kuniang, kalau dia pun datang membantu. Dalam
kegaduhan benaknya itu. Erwin menyesali diri. Mengapa sampai meninggalkan Hasanah
secara pengecut? Dia yakin, bahwa apa yang terjadi sekarang adalah lanjutan hukuman
atas
dirinya. Dia disadarkan oleh kenyataan, bahwa bagaimanapun hebatnya dia, ada yang
lebih
hebat lagi. Hukum karma yang tidak dapat dielakkan oleh siapa pun. Dan itulah yang
sedang berlaku atas diri si manusia harimau.
Melihat Mei Lan belum siuman, ayahnya kian bingung. Kalau tadi dalam kepanikan ia
tidak mau hal itu diketahui orang lain, kini ia memikirkan keselamatan anaknya.
Bagaimana
kalau Mei Lan tidak bangun-bangun lagi?
***
AYAH yang kecemasan itu mengambil tindakan yang dianggapnya terbaik untuk anaknya.
Ia
menelepon ke reception hotel dan minta dipanggilkan dokter dengan segera.
Dua orang petugas hotel naik ke tingkat tiga, langsung ke kamar Mei Lan. Ong Chu
Fat hanya mengatakan, bahwa anaknya kaget dan pingsan. Dia tidak menerangkan apa
yang
menyebabkan gadis itu terkejut sampai berakibat sejauh itu, karena khawatir akan
membawa
hal-hal yang lebih buruk lagi. Di samping itu ia sendiri pun kini sangat ketakutan
oleh apa
yang telah dilihatnya. Manusia yang dukun tetapi juga harimau itu bisa marah.
Tetapi bukan
itu saja yang dirasakan orang tua yang kebingungan itu.
Ia pun kini mengetahui, kenapa Erwin menolak cinta anaknya. Padahal anaknya begitu
cantik dan mereka begitu kaya. Mengingat itu Ong Chu Fat berbalik jadi sedih.
Karena apa
yang telah dikatakan Erwin semuanya benar dan ia ingin menjauh karena tidak mau Mei
Lan sampai terkejut dan ketakutan di kemudian hari. Kalau yang tidak diingini Erwin
sampai terjadi juga, seperti yang mereka alami sekarang, semua itu oleh kesalahan
mereka
sendiri, kalau mengejar dukun muda itu sampai ke Mandailing dapat dikatakan suatu
kesalahan. Tetapi apakah salah, kalau seorang gadis yang telah tenggelam oleh
cinta,
melakukan segala yang mungkin untuk mendapatkan satu-satunya orang yang dianggapnya
dapat membahagiakannya dalam hidup yang tidak terlalu lama di bumi Allah yang tidak
abadi ini? Bukankah hak tiap hamba Allah yang semuanya mempunyai kelemahan untuk
memiliki kebahagiaan dan mempertaruhkan segala-galanya untuk mendapatkannya.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
290
Salahkah Mei Lan kalau la memandang Erwin sebagai satu-satunya manusia yang dapat
memberi kebahagiaan dan ketenteraman itu? Ia bukan mengada-ada, bukan membuat-buat.
la mengikutkan kata hati. Kalau ia bersalah, maka kesalahannya adalah karena ia
mengikutkan kata hati.
Ayah Mei Lan kini menyadari bahwa Erwin sebenarnyalah makhluk tidak wajar,
seorang manusia merangkap harimau yang mempunyai ilmu tinggi dan berbudi luhur
pula.
Pada waktu itu ia merasakan, bahwa manusia wajar belum tentu akan sebaik Erwin.
Kalaupun ada yang baik, di masa kini, maka hanya paling banyak tiga di antara
seratus.
Tetapi tiba-tiba seorang petugas hotel bertanya, "Ke mana kawan Tuan yang datang
bersama-sama tadi? Kenapa tidak dipanggil?"
Ayah Mei Lan gugup sesaat. Untunglah hanya sesaat. "Ia sendiri sejak tadi tidak
enak
badan. Letih, karena baru sembuh sakit," dustanya.
"Kalau begitu dia pun memerlukan dokter," kata petugas yang bermaksud baik itu.
"Tidak, dia sudah sembuh, hanya memerlukan istirahat karena keletihan. Biarlah dia
tidur," kata Ong Chu Fat yang ingin supaya petugas itu jangan bertanya lagi. Kalau
sampai
petugas itu masuk ke kamar Erwin untuk melihat dan menolongnya, maka bencana lebih
besar akan terjadi. Bukan hanya akan menimbulkan kegemparan di hotel, tetapi
mungkin
seluruh kota Medan akan dilanda panik. Untunglah pada waktu itu dokter pun tiba.
Langsung memerika Mei Lan.
"Shock berat," katanya. Ia melakukan apa yang perlu untuk mengembalikan kesadaran
Mei Lan.
"Apakah berbahaya, Dokter," tanya ayah kebingungan itu.
"Saya harap tidak. Apakah yang menyebabkan dia begitu terkejut" tanya dr. Hilmy.
Dua
petugas hotel saling pandang. Seperti ada arti, tetapi tidak jelas bagi dokter dan
ayah Mei,
yang tidak berani mengatakan apa yang jadi penyebab. Di kamar itu pernah ada tamu
bunuh
diri.
"Saya dengar tadi kawan Tuan sakit!" kata orang petugas hotel.
"Ah, bukan sakit, hanya kecapekan," kata ayah yang mau menutup rahasia itu.
'Karena saya pun sudah di sini, bagaimana kalau kita lihat dia?" ujar dokter yang
simpatik itu. "Barangkali ada sesuatu yang dapat saya tolong." Dokter Hilmy minta
diantarkan ke kamar Erwin yang segera dipenuhi oleh petugas hotel. Memang lebih
baik
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
291
begitu, pikirnya yang merasa bertanggung jawab atas keselamatan tamu-tamu dan ingin
memberikan pelayanan yang sesuai dengan taraf hotel. Ayah Mei Lan jadi pucat,
tetapi
tidak dapat mencegah. Kalau ia mengajukan keberatan, maka akan timbul kecurigaan.
Pintu kamar Erwin diketuk, tiada jawaban. Petugas mencoba membuka pelan-pelan.
Dan untunglah, terbuka dengan mudah sekali. Karena memang tidak terkunci. Tetapi
mereka bertiga jadi kecele, karena orang yang dikatakan letih dan aisangka tertidur
tanpa
menguncikan pintu, tidak ada di ranjang. Diketuk pintu karnar mandi, tiada sahutan.
Pintu
ini pun dibuka dengan mudah, sebab tidak dikunci. Karena memang kosong. Tidak ada
Erwin di sana. Petugas mengetuk pintu kamar Mei Lan yang ditunggui ayahnya dengan
jantung berdebar, karena yakin hotel itu akan heboh. Tadinya ia merasa pasti, bahwa
kedua
petugas dan dokter akan berteriak karena terkejut dan takut, kalau sekiranya mereka
melihat
Erwin bukan manusia, tetapi harimau yang lebih menakutkan dari harimau biasa. Ia
tidak
segera membuka pintu.
"Tuan, kawan Tuan itu tidak ada di kamar," kata seorang petugas.
Tiada jawaban. Bukan karena ayah Mei Lan tidak mendengar, tetapi ia menjadi
bingung dan tertanyatanya. Kebingungan yang lain daripada tadi. Kalau dia tidak ada
di
kamarnya tentu dia keluar. Orang tak bisa bersembunyi di kamar, lalu ke mana dia?
Petugas
mengetuk lagi. Pelan-pelan saja. Dan ayah Mei Lan membuka pintu.
Ketika petugas hotel mengulangi bahwa Erwin tidak ada di kamarnya, ayah yang
kebingungan itu menunjukkan keheranan atau ketidak-percayaannya. "Masa iya tidak
ada,"
katanya. Ternyata jawaban itu membuat petugas berkata, "Kalau Tuan kurang yakin,
mari
kita lihat."
"Apakah dia demam panas?" tanya dokter. Sebab orang yang terlalu tinggi panasnya
bisa juga berbuat yang aneh-aneh tanpa sadar.
"Mungkin juga, setiba di sini ia mengatakan mau istirahat karenar letih. Sejak itu
kami
belum bertemu lagi."
"Tetapi bisa juga hanya pergi mengambil angin segar, lupa mengunci pintu kamarnya.
Tetapi kalau ada apa-apa, telepon saja saya," kata dr. Hilmy.
Ayah Mei Lan diamuk berbagai perasaan dan dugaan. Perasaan takut juga ada,
walaupun Erwin sendiri yang pergi diam-diam dari Palembang menjauhi anaknya karena
ia
merasa dirinya tidak normal.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
292
Tetapi setelah ia tadi melihat orang baik itu menjadi harimau, ia bimbang. Apakah
jalan
pikiran dan keinginan manusia yang berubah harimau masih sama dengan ketika ia
manusia
biasa?
Lama juga Mei Lan tak sadarkan diri. Ketika ia mulai bergerak tetapi masih
memeramkan matanya, ayah yang hanya punya anak tunggal itu lega sedikit. Masih
banyak
yang pasti akan dihadapinya.
Entah bagaimana pula Mei Lan nanti. Dia pernah jagi gagu, tak mampu bicara karena
sangat terpukul oleh kepergian Erwin tanpa pamit. Ia telah menjadi normal kembali
setelah
bertemu dengan Erwin. Tetapi dia juga telah melihat Erwin yang sesungguhnya bukan
manusia seperti orang-orang normal. Ia manusia yang sewaktu-waktu mengharimau. Mei
Lan telah sangat terkejut dan sampai tak sadarkan diri. Apakah seumur hidupnya dia
akan
diburu oleh rasa takut, kalau ia masih akan panjang umur setelah peristiwa yang
amat
mengejutkan tetapi juga sangat mengecewakan hatinya itu? Apakah ia masih menilai
Erwin
sebagai satu-satunya manusia yang dapat membahagiakannya ataukah ia akan diburu
ingatan oleh apa yang telah dilihatnya tadi? Dan Erwin, apakah ia akan menghilang
untuk
selamanya, kalau dia masih hidup.
Ataukah berbalik akan dendam karena Ong Chu Fat dan anak gadisnya itu menjerit
ketakutan lalu meninggalkan dia setelah mengetahui keadaan yang sebenarnya? Semua
boleh
jadi. Kalau manusia di hadapan manusia jelas jelas berubah jadi harimau, maka
semuanya
yang lain pun bisa saja terjadi. Dalam kebingungan itu terlintas juga dalam hatinya
untuk
minta perlindungan kepada polisi. Tetapi meminta perlindungan kepada polisi berarti
menceritakan kenyataan yang dialaminya. Menceritakan bahwa seorang atau seekor
manusia
harimau atau harimau manusia sedang berkeliaran di kota Medan. Kemudian ayah Mei
Lan
berpikir, apakah polisi dapat melindungi mereka terhadap kemungkinan bahaya yang
bukan
biasa? Apakah pengaduan tidak akan membuat Erwin jadi marah dan membinasakan anak
dan ayah, bahkan mungkin mereka sekeluarga. Menerkam tengkuk mereka seorang demi
seorang, mengeluarkan seluruh isi perut, lalu mencabik-cabik tubuh mereka?
Ayah malang itu gelisah. Melapor dan minta perlindungan? Padahal Erwin sama sekali
belum tentu akan menyusahkan mereka. Sejak dulu ia telah menjauhkan diri. Kenapa
mencari dia dan setelah bertemu serta mengetahui kenyataan, mengambil tindakan agar
ia
dibinasakan. Kalau polisi mengetahui adanya makhluk berbahaya berkeliaran, maka
demi
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
293
keselamatan masyarakat dan ketenangan kota Medan, makhluk itu harus ditiadakan.
Ditembak. Dengan pistol, karaben atau bahkan diberondong dengan senapan mesin.
Tetapi satu suara tanpa rupa, terang bukan suara Erwin yang sudah hapal di
telinganya,
terdengar memberi ingat, "Jangan lakukan yang bukan-bukan. Kalian yang mencari
anakku
sapmai ke kampong kami. Ingat, sekali lagi kukatakan jangan lakukan yang bukan-
bukan!"
Ayah Mei Lan jadi lebih takut daripada tadi. Suara itu menyebutkan "anakku".
Berarti
dia ayahnya. Dan dia mengetahru apa yang berkecamuk di dalam hati orang tanpa
ditanyai.
Bisa memberi ingat tanpa menampakkan diri. Suara Dja Lubuk sudah cukup untuk
mengurungkan kemungkinan ayah Mei Lan mengadu kepada polisi.
Bukan hanya dia. Seorang perawat wanita yang telah dikirim oleh dokter baik hati
tadi
guna keperluan Mei Lan manakala dia sudah siuman pun terkejut dan heran. Hanya
heran.
Mungkin karena dia tidak tahu persoalan. Mungkin juga karena dia kebetulan berasal
dari
Muara Sipongi yang banyak menyimpan kisah serta kenyataan misterius itu.
Suster Sarimana Parinduri memandang heran kepada ayah Mei Lan, ketika orang itu
berlutut dan berkata, "Tidak Bapak, saya tidak akan cerita!" Suster bijaksana itu
tidak
bertanya apa-apa, tetapi sebagai orang Tapanuli ia tahu, bahwa telah terjadi
sesuatu yang
tidak wajar atas diri keluarga ini. Inilah yang menyebabkan Mei Lan pingsan dan
suara gaib
tadi pasti mempunyai hubungan dengan peristiwa ini.
Setelah Ong Chu Fat mengucapkan janjinya, Mei Lan membuka mata, semula
memandang ke atas, kemudian ke suster yang duduk di dekatnya. Lalu memandang
ayahnya
yang kelihatan banyak berkurang cemasnya.
"Kakak siapa?" tanya Mei Lan.
"Saya perawat!" jawab Sarimana.
"Siapa yang sakit? ' tanya gadis yang baru sadarkan diri itu.
Suster memandang Ong Chu Fat. Agar dia yang menjawab. Tetapi ayah ini pun diam.
Dia tidak tahu hendak berkata bagaimana.
Melihat tiada yang menjawab, Mei Lan pun diam. Dalam diam itu kiranya pelan-pelan
ingatannya kembali.
"Bang Erwin. Mana dia bang Erwin, Papa?" Ong heran mengapa gadis ini menanyakan
Bang Erwin, padahal dia tadi menjerit terkejut melihat kenyataan, bahwa Erwin itu
makhluk yang menyimpang. Manusia iya, harimau juga iya.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
294
"Papa, mengapa Papa tidak menjawab pertanyaanku? Aku ingin bertemu dengannya!"
Kini Ong Chu Fat masygul kembali. Mei Lan mau bertemu dengannya, mengapa?
Suster memberi Mei Lan obat penenang. Gadis itu bertanya, untuk apa obat itu,
sedangkan
dia tidak merasa sakit apa pun.
"Hanya untuk penenang," kata Suster yang baik menjalankan tugasnya dengan baik
sesuai dengan pesan dokter Hilmy.
"Buat apa penenang bagi saya yang tidak apa-apa? Bukankah saya cukup tenang?"
Suster tidak mau berdebat. Dia tidak mau mengatakan; bahwa Mei Lan tadi tidak
sadarkan diri. Tetapi gadis itu kemudian bertutur, "Sekarang aku mulai ingat, Papa.
Kita
tadi di kamar Bang Erwin. Ngomong-ngomong. Dia sudah suka dan sayang kepadaku. Aku
ingat. Kita sama-sama dari .. apa nama kota itu Papa? O ya, Penyabungan Kita jumpa
harimau besar, tetapi tidak mengganggu kita. Tentu karena dia takut kepada Bang
Erwin
yang hebat itu. Bang Erwinku itu me mang hebat sekali, ya Papa?"
"Ya " jawab Papanya yang kini tahu bahwa semua Yang telah terjadi mulai kembali ke
dalam ingatan Mei Lan. Nanti dia juga akan ingat tentang abangnya yang jadi harimau
itu.
Diam-diam suster Sarimana jadi ingin tahu, siapakah Erwin yang dibicarakan itu.
Orang
keturunan Cina yang sudah ganti nama ataukah orang Indonesia yang benar-benar
Indonesia tanpa embel-embel apa pun. Tetapi keingin-tahuan itu terpaksa
disimpannya.
Tidak layak dia menanyakan. Mencampuri urusan orang namanya itu dan Sarimana bukan
tergolong orang yang tidak tahu etiket. Dari kata-kata Mei Lan dia hanya menebak-
nebak,
bahwa Erwin agaknya pacar Mei Lan yang tidur di lain kamar. Dan bahwa orang itu
orang
hebat, seperti kata Mei Lan. Lalu dia ingat kata-kata suara gaib tadi yang menyebut
tentang
anaknya. Kira-kira Erwin inilah anaknya. Kalau begitu Erwin yang disebut-sebut ini
tentu
orang Indonesia anak yang memberi peringatan itu. Sarimana kian orang tertarik,
tetapi
baru itulah yang diketahuinya tanpa bertanya. Itu pun kalau perkiraannya benar.
"Lanny mau minum?" tanya ayahnya.
"Mau Papa, Fanta merah yang dingin saja." Memang itu minuman kesenangannya.
Suster yang seharusnya tadi menawarkan minum, merasa dirinya salah. Tergoda oleh
pembicaraan pasiennya dengan Ong Chu Fat. Cepat ia bangkit mebuka kulkas tempat
tersedia beberapa macam minuman. Kebetulan ada yang dipinta Mei Lan. Ia
tuang ke dalam gelas, mcmberikannya kepada Mei Lan. Setelah minum denggan
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
295
mengatakan "enak sekali," rupanya ingatannya pun jadi kian segar.
"Aku ingat, Papa. Bang Erwin kemudian berubah. Aku ketakutan. Kurasa aku
menjerit!"
"Ya betul," kata Ong Chu Fat yang senang mendengar kata-kata itu. Dia yakin akan
diiringkan oleh kalimat yang mengatakan, bahwa kini Mei Lan jadi takut sekali dan
minta
lekas-lekas pulang ke Palembang. Tetapi keyakinan Ong hanya harapan hampa. Sebab
Mei
Lan sama sekali tidak mengatakan bahwa ia sekarang masih takut. Dia malah berujar
"Memang hebat. Bisa mengubah dirinya. Aku tadi memang terkejut. Siapa pun pasti
akan
terkejut. Tetapi sekarang aku tidak takut. Ia hanya mau memperlihatkan kehebatannya
kepada kita, ya Papa. Padahal tanpa diperlihatkan pun, kita sudah tahu bahwa
abangku itu
memang luar biasa. Yang tak dapat dikerjakan oleh dokter pun dapat dilakukannya.
Kalau bukan karena dia, kan aku belum sembuh ya Papa. Barangkali juga sudah mati!"
Ong Chu Fat jadi lesu. Rupanya tetap saja celaka dua belas baginya. Anaknya hanya
kaget dan takut sebentar. Kini tidak lagi. Akan gawat, kalau dia minta supaya Erwin
dipanggil ke sana.
"Nanti kuperkenalkan Suster dengan kekasihku itu. Orangnya ganteng, tetapi sangat
sederhana. Orang Mandailing. Semua orang Tapanuli hebat-hebat ya Kak," tanya Mei
Lan.
"Ah, sama saja seperti orang dari daerah lain. Yang hebat ada. Hanya satu dua. Yang
lainnya ya manusia biasa saja. Tidak ada kelebihan apa-apa di negeri kami itu,"
kata
Sarimana yang rupanya perendah hati. Atas pertanyaan Mei Lan, ia mengatakan, bahwa
ia
pun memang orang asal Tapanuli.
"Papa, sebenarnya siapa sih yang sakit?" tanya Mei Lan lagi.
Kini Suster Sarimana menjawab, bahwa sebenarnya tidak ada yang sakit. Dia datang
hanya untuk mengawani Mei Lan, kalau-kalau ada sesuatu keperluan. Menurut
pendapatnya itulah jawaban tertepat.
"Kakak pernah melihat orang yang bisa mengubah dirinya jadi harimau?" tanya Mei
Lan. Atas jawaban Suster bahwa ia belum pernah melihat, dengan bangga Mei Lan
menerangkan, bahwa kekasihnya yang bernama Erwin itu dapat berbuat begitu. Walaupun
punya semangat besar, diam-diam suster itu berharap agar ia tak usah bertemu dengan
manusia yang harimau.
Lesu Ong Chu Fat menjawab, "Dia sudah tiada!"
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
296
"Apa!" tanya Mei Lan setengah kaget kembali. "Maksud Papa dia sudah mati?
Ditangkap dan ditembak?" Kini Mei Lan menangis, karena kata-kata ayah
nya menyebut "sudah tiada tadi" ditafsirkannya sudah mati. "Aku tidak mau, tidak
mau,"
katanya terisak-isak. Ayahnya jadi lebih bingung daripada tadi.
***
ONG CHU FAT melirik Suster Sarimana, khawatir wanita itu tahu apa yang telah
terjadi, dan
menceritakannya kepada petugas hotel. Memang tambah banyak tanda tanya yang timbul
dalam pikiran perawat itu. Siapa yang ditembak, siapa yang ditangkap. Tak jelas
baginya.
Tetapi cukup terang bahwa Mei Lan cemas dan takut, kalau-kalau orang dicintainya
telah
ditangkap atau pun ditembak. Tetapi dia tadi menanyatakan apakah suster itu telah
pernah
melihat orang yang dapat mengubah dirinya jadi harimau! Tentu ini orang yang
dikhawatirkan Mei Lan, tetapi apakah mungkin gadis secantik dia bisa jatuh cinta
kepada
orang yang bisa jadi harimau dan orang itu pula tentu yang telah membuat dia
terkejut dan
ketakutan sehingga tak sadarkan diri.
"Tidak, dia hanya pergi ke luar sebentar. Ambil angin segar barangkali," kata
ayahnya
menenangkan.
"Cari dan panggil dia kemari," kata Mei Lan. Nah, ini kan bikin lebih celaka. Mau
dicari ke mana? Dan lagi bukan tidak mungkin pula dia memang sudah ditangkap dan
bahkan barangkali pun sudah mati ditembak. Kalau makhluk semacam itu bisa dimakan
peluru. Ataukah dia sudah mengamuk dan mengambil korban?"
"Baiklah, papa akan pergi mencarinya," kata Ong kehilangan akal dan dia bersiap-
siap
untuk keluar kamar, walaupun tak tahu apa yang dilakukannya. Tetapi tepat pada saat
ia
mau melangkah ke luar pintu, telepon berdering.
Ong Chu Fat segera mengambilnya dengan muka pucat, setengah gemetar, entah berita
buruk apa yang akan didengarnya dari petugas hotel. Pasti tentang Erwin. Dan dia
memang
tidak salah terka. Tetapi orang yang memperhatikan wajah Ong akan melihat dari
perubahannya, bahwa ia menjadi agak tenang. Telepon itu dari Erwin. Dari orang yang
berubah jadi harimau tadi.
"Bagaimana Mei Lan, Tuan Ong?" tanyanya di telepon.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
297
"Sudah sadar!"
"Maafkan saya telah menyusahkan Tuan!"
"Tidak, kamilah yang menyusahkah. Karena kami maka semuanya ini terjadi!"
Mendengar percakapan itu Mei Lan bertanya apakah itu Bang Erwinnya. Ketika
ayahnya mengangguk ia langsung melompat dari tempat tidur dan mengambil telepon
dari
tangan ayahnya. Begitu segar dan gembira, seolah-olah bukan dia yang tadi menjerit
ketakutan lalu jatuh pingsan.
"Abang ada di mana?" tanya Mei Lan.
"Di sini. Mei Lan baik-baik saja?"
"Kurang baik. Akan baik kalau Abang datang kemari!"
Suster yang mendengarkan seperti tidak percaya akan apa yang didengarnya. Bisakah
orang begitu cinta kepada orang yang membuat dia takut dan bahkan sampai pingsan?
Apa
guna ditanya, inilah buktinya. Suster Sarimana membayangkan, kalau orang yang jadi
harimau itu datang, maka ia pun akan melihatnya. Menakutkan pasti, tetapi pasti
pula suatu
pengalaman yang tidak akan pernah dijumpainya kalau bukan dia yang menunggui Mei
Lan.
Ong Chu Fat mendengarkan anaknya bicara. Dia cemas lagi karena Mei Lan meminta
orang yang harimau itu datang kembali.
Lama juga Mei Lan berdialog dengan Erwin, yang merasa kecewa, mengapa gadis itu
bukan jadi takut dan dengan begitu dia bebas atas kehendak Mei Lan sendiri. Dia
tidak
mengerti Mei Lan bisa begitu. Saat itu ia teringat kepada Indahayati. Apakah Mei
Lan ini
memang ditakdirkan untuk menggantikan bekas istrinya yang sudah almarhumah? Tidak
boleh jadi. Dia dulu mati-matian cinta kepada Indah, sedangkan dalam hal yang
sekarang
hanya Mei Lan yang tergila-gila kepadanya. Yang mestinya mustahil. Tetapi justru
suatu
kemustahilan yang sudah jadi kenyataan.
Beberapa waktu kemudian Mei Lan berkata lemah, "Dia tidak bisa datang, Papa.
Katanya untuk kebaikan kita semua."
Ayahnya hanya mendengarkan, diam membisu. Memang dia tidak tahu harus memberi
tanggapan bagaimana.
Lalu gadis itu melanjutkan, "Kita disuruhnya pulang. Ia akan datang ke rumah."
Lega hati Ong Chu Fat mendengar. Sekali lagi Erwin membuktikan bahwa ia
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
298
mempunyai pikiran waras. Tidak ada sedikit pun niat buruk terhadap Mei Lan dan
dirinya,
walaupun mereka tadi memperlihatkan keterkejutan dan ketakutan. Hanya ia bertanya
di
dalam hati, apakah Erwin sudah jadi manusia biasa lagi makanya dapat menelepon. Dan
dari mana dia menelepon.
Sebenarnyalah Erwin telah jadi manusia kembali. Dengan mengandalkan sedikit uang
yang ada padanya, ia menyewa sebuah kamar di losmen murah di bilangan Kota Matsum.
Dari sana dia menelepon. Dengan memberi kabar tentang dirinya dia mengharap telah
dapat menenteramkan hati keluarga Ong dan mereka akan kembali ke Palembang.
Erwin meninggalkan hotel mewah tadi setelah ia kembali menjadi manusia dengan
mempergunakan ilmu meraibkan diri sehingga tidak seorang pun melihatnya, walaupun
ia
melalui cukup banyak tamu yang duduk-duduk minum atau mendengar musik di lobi.
Pengetahuannya tentang kota Medan ketika ia akan merantau ke Jawa beberapa tahun
yang
lalu, membuat dia tidak susah mencari losmen murah untuk tempat berteduh dan
berpikir
tenang apa sebaiknya yang akan dilakukan. Meskipun mendapat ganjaran cukup lumayan
oleh doa Pak Abduh dan perbuatannya yang menyakitkan hati Hasanah, namun rupanya
belum seluruh nasib baik meninggalkan dirinya. Dari percakapan tamu-tamu yang ada
di
sana ia mengetahui, bahwa pemilik losmen, yang bukan tinggal di situ, sedang sakit
keras.
Kata orang kemasukan arwah saudaranya. Ada yang mengatakan, bahwa ia dibikin orang.
Suatu istilah lain bagi kata diguna-gunai. Keadaanriya tambah payah karena sekian
dukun
yang dimintai bantuan ternyata tak sanggup melawan orang yang mengirim bencana.
Oleh karena tahu, bahwa ia tidak mempunyai cukup uang yang sangat dibutuhkan
untuk perjalanan selanjutnya, maka sekali ini ia menyimpang dari biasa. Tak ada
orang
mengajak dia bicara. Wajar, apa pula yang mau dibicarakan dengan orang yang hanya
seperti
laki-laki kelihatan kampungan ini? Walaupun merasa malu, ia berkata, "Saya dengar
pemilik
losmen ini sakit keras." Si pelayan hotel yang diajak ngomong menyahut singkat,
"Iya," lalu
pergi karena merasa tidak perlu mendengar apa lagi yang akan dikatakan Erwin. Erwin
merasa terpukul. Dia yang sekali ini ingin bicara, malah tidak dihiraukan oleh
orang yang
diajak bicara. Dia butuh uang. Sekali ini dia merasa bahwa pada waktu tertentu,
orang tidak
bisa berbuat, apa pun tanpa uang, perjalanan harus dibiayai dengan duit. Kebutuhan
amat
mendesak kadang kadang membuat orang terpaksa mencuri. Tanpa disukainya, tetapi
terpaksa dia lakukan karena sudah ketiadaan jalan lain. Kasihan mereka itu. Dia
tidak
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
299
pernah mencuri, walaupun butuh uang. Dia punya kepandaian, untuk mana dia biasanya
tidak suka dibayar. Tetapi di waktu perlu sekarang, usahanya mau menawarkan jasa,
tidak
dihiraukan orang. Memang sedih!
Sekali lagi Erwin berkata kepada seorang petugas losmen, yang tampaknya bukan
pelayan seperti yang diajaknya bicara tadi. Orang ini seperti mengurus keuangan.
Mungkin
orang yang dipercayakan mengurus losmen oleh si pemilik.
"Bang," kata Erwin dengan sangat sopan. Untunglah yang diajak ngomong seorang
peramah. Ia memandang menunggu lanjutan.
"Abang jangan marah. Saya dengar tuan yang punya hotel ini sedang sakit.
Bolehkah�" tetapi Erwin tidak sanggup meneruskan.
"Memang sedang sakit. Tetapi dia bukan tuan. Dia nyonya. Kakakku. Apa yang mau
Bung katakan!" kata Maspar, yang asal Deli tulen.
"Bolehkah saya melihatnya?" tanya Erwin.
"Untuk apa? Dia sedang sakit," kata Maspar lesu. Seperti tidak mengandung banyak
harapan. "Apakah Saudara mengenal kakakku?"
"Tidak Bang. Sulit aku mengatakannya," ujar Erwin.
"Katakan saja, barangkali aku bisa membantu!"
"Saya mau melihat dan coba mengobatinya, kalau boleh!"
Maspar memandangi Erwin walaupun tidak terlalu kentara dari atas ke bawah.
Bagaimanapun baik hatinya, timbul juga keragu-raguan. Apakah orang semacam Erwin
bisa
mengobati? Sedangkan dukun-dukun kenamaan sudah angkat tangan. Tetapi sebelum
mengajukan pertanyaan lebih jauh kepada Erwin, ia juga berpikir bahwa segala yang
mustahil kadang-kadang bisa terjadi. Dia hanya mau melihat dan coba mengobati. Apa
ruginya!
Setelah bicara dengan seorang petugas lain, Maspar membawa Erwin ke rumah
kakaknya. Boncengan di sepeda motornya.
Ternyata rumah pemilik losmen itu bilangan Medan Baru. Sebuah rumah masuk kelas
mewah. Di luar dugaan Erwin. Karena dia tidak tahu, bahwa perempuan yang sudah
janda
ini, Tengku Khadijah, seorang pengusaha yang bergerak di lebih dari satu bidang.
Antara
lain ia mempunyai beberapa losmen. Punya toko juga.
Meskipun ada beberapa orang, tetapi tidak kelihatan kesibukan. Setelah omong-omong
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
300
dengan beberapa keluarga, Maspar membawa Erwin langsung ke kamar kakaknya, yang
terbaring dengan mata terpejam. Beberapa wanita menungguinya. Ada anak, ada
kemanakan. Mereka semua sudah hampir putus asa. Dukun Deli sudah! Bahkan yang
terkenal dari Serapoh di Langkat pun sudah pernah mencoba. Begitu juga dukun dari
Sidikalang dan Kabanjahe.
Keluarga yang sudah kehilangan hampir seluruh harapan itu membiarkan Erwin. Siapa
tahu! Toh tak ada ruginya. Barangkali orang ini yang mengembalikan harapan. Siapa
tahu!
Tetapi pada beberapa detik kemudian Erwin merasa dirinya kepanasan dan seperti ada
yang
mencekik lehernya, sehingga ia berontak, mengejutkan keluarga si sakit yang
melihat.
Tetapi mereka lantas tahu, bahwa ini hanya reaksi dari serangan tak kelihatan atas
diri
Erwin. Yang begini biasa terjadi atas dukun mana saja yang mau mencobakan kebolehan
mereka.
***
TETAPI berkat tambahan ilmu tidak kepalang tanggung yang diterimanya dari Tuan
Syekh
Ibrahim Bantani di sebelah utara Muara Sipongi, ia segera normal kembali.
Lama juga ia membaca-baca sementara si sakit kelihatan gelisah di pembaringannya.
perlahan-lahan, Tengku Khadijah membuka matanya, lalu minta minum. Erwin meminta
kepada seorang perempuan muda yang menungguinya agar kepadanya diberikan air putih
yang sudah disediakannya. Khadijah minum. Yang memandangi heran. Biasanya,
jangankan
meminta, diberi minum saja pun ia menolak.
Tak ada yang menyangka bahwa orang yang kelihatan kampungan itu punya
kemampuan seperti ini. Seperti biasa, sebelum mengenal, tak kan ada orang percaya
bahwa
Erwin mempunyai kebolehan yang tidak mudah mencari imbangannya.
Keluarga Tengku Khadijah berbisik-bisik. Menyatakan kekaguman dan tentu saja ingin
tahu, siapa gerangan manusia yang sangat hebat ini. Tak cukup sampai di situ.
Seorang tua dan seorang muda datang ke rumah itu, memberi salam. Keluarga Khadijah
menawarkan bahwa pasti dukun pula yang hendak menawarkan jasa dengan mengajukan
segala persyaratan. Membicarakan imbalan sebelum berbuat suatu apa pun terhadap si
sakit.
Dukun-dukun komersial yang kadang-kala memang hendak menipu saja. Keluarga orang
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
301
kaya yang sedang gering memang salah satu obyek yang mudah dimakan.
"Kami sudah tidak memerlukan dukun," Maspar yang pergi menyambut para tamu itu.
"Terima kasih atas maksud baik Bapak."
Orang tua yang punya umur sekitar enam puluh menyahut, "Kami bukan mau
menawarkan bantuan. Kami mohon diberi izin bertemu dengan bapak yang sedang
mengobati Tengku."
"Beliau sedang bekerja," kata Maspar. Orang tua itu menerangkan, bahwa ia mohon
juga kebaikan hati tuan rumah untuk sekedar menyampaikan niatnya itu.
Ketika Maspar masuk ke kamar kakaknya, tanpa disangka oleh semua hadirin Erwin
berkata kepada Maspar agar mengatakan kepada tamu-tamu itu untuk menanti. Maspar
heran, dari mana pula Erwin tahu, bahwa kedua tamu itu ingin bertemu dengannya.
Tetapi
ia tidak bertanya, hanya menarik kesimpulan bahwa Erwin memang bukan dukun sekedar
dukun. Dan ia tambah kagum kepada orang muda yang tidak punya gaya meyakinkan itu.
Ketika Erwin keluar, ke ruang tamu, di tempat menanti orang tua dengan kawannya
yang masih muda, tanpa disangka Maspar dan keluarga yang lain, orang tua berambut
setengah putih itu langsung mendatangi, membungkuk dan menyalam Erwin. Bagi Maspar
masih tanda tanya apa yang dikehendaki orang ini.
"Aku datang mohon damai," kata orang tua yang mengaku bernama Munaf. "Aku akan
menarik kembali kirimanku. Hanya satu permintaanku kepada Tuan. Jangan binasakan
periuk nasiku!"
Maspar sudah mengerti. Rupanya dialah yang mengirim penyakit untuk Tengku
Khadijah. Maspar yang kelihatan ramah tetapi rupanya bisa mendadak panas darah
melompat, menangkap leher orang tua yang dukun itu. Untung Erwin segera membentak,
"Jangan, Bang! Aku tidak suka kekerasan. Dia sudah mengaku salah, biarlah dia
pergi. Kalau
sekali lagi dia membuat macam-macam barulah jangan beri ampun."
Bentakan Erwin sebagai perintah dari perwira kepada bawahannya. Maspar mundur,
walaupun ia masih penasaran. Kepada Munaf diperintahkannya supaya meminta maaf dan
mengakui segala perbuatannya kepada Tengku Khadijah. Orang itu diam, rupanya merasa
berat untuk berbuat begitu. Dia sudah mengakui dosa, minta maaf, pikirnya sudah
cukuplah
sekian.
"Tidak cukup sekian, Pak Munaf," kata Erwin. Seperti biasa ia membaca apa yang
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
302
dipikirkan lawannya. Menyebabkan orang itu tambah takut kepadanya.
"Tetapi kalau saya sampai menghadap Tengku sendiri, saya akan sangat malu dan
berupa suatu penghinaan terhadap diri saya. Bagaimanapun, saya seorang dukun," kata
Munaf. Setengah merasa keterlaluan tetapi juga setengah memohon kebaikan hati
Erwin.
"Mengapa merasa dihina. Bapak memang punya sifat hina. Jadi wajar kalau mengaku
bersalah dan minta maaf kepada yang empunya diri!" kata Erwin. Keluarga Maspar yang
mendengarkan merasa ngeri juga dengan keberanian seorang muda seperti Erwin
terhadap
orang tua, dukun terkenal yang punya nama di Deli dan Serdang. Hanya saja mereka
tidak
menyangka, bahwa dukun besar inilah yang merusak Tengku Khadijah.
Pada saat itu mendadak Munaf menggeliat-geliat, memegangi perutnya. Ia mengaduhaduh
kemudian meronta-ronta. Rupanya sakitnya kian menjadi-jadi. Dia yang bisa
mengirim segala macam kejahatan untuk orang-orang yang jadi sasaran atas upah, kini
merasakan sendiri suatu serangan yang dilancarkan seorang yang jauh lebih muda dari
dirinya sendiri.
"Ampun Tuan," kata Munaf kepada Etwin.
"Bapak tidak, bersalah kepadaku. Yang Bapak jahili adalah Tengku Khadijah yang
tidak
punya dosa apa pun kepada Bapak. Maka kepadanyalah Bapak minta ampun. Itu pun kalau
beliau mau memberi ampun. Kalau tidak, tentu Bapak berurusan dengan yang berwajib.
Tujuan Bapak membunuh Tengku itu secara pelan-pelan. Bukankah begitu!"
Munaf menjadi pucat, dan sebelum sempat mengelak satu tendangan Maspar telah
bersarang di rusuknya. Ia terjatuh, segala kehebatannya tidak kelihatan. Tetapi
matanya
memandang tajam ke arah Maspar, seolah-olah hendak mengatakan, bahwa pada suatu
hari
Maspar harus membayar untuk perbuatannya ini.
"Mau membalas?" tanya Erwin kepada Munaf. "Orang yang main hakim sendiri pasti
akan membunuhmu sampai mati. Karena Bapak tukang santet!" Menyebabkan Munaf
memandang, rupanya kurang mengerti. "Santet itu membunuh melalui ilmu hitam!"
"Saya tidak akan membalas. Saya mengaku salah," kata Munaf.
Ia tidak dapat berbuat lain daripada mengikuti Maspar masuk ke ruangan si sakit
yang
sudah sadarkan diri.
"O, Pak Munaf. Apa kabar? Tak pernah Bapak datang mengobati saya," kata Tengku
Khadijah. Membuat dukun itu tambah malu.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
303
"Ampuni saya Tengku," kata Munaf. "Saya datang mohon ampun dari Tengku. Saya
telah berbuat buat salah terhadap Tengku yang begitu baik terhadap saya!"
"Mengapa Bapak ini? Minta ampun apa?"
Orang tua yang berilmu hitam itu kian malu. Ia menceritakan apa yang telah
dilakukannya. Ia merasa menyesal. Ia terpengaruh oleh uang dari Wan Hamdan.
Semua keluarga Tengku Khadijah dapat merasakan, bahwa kedatangan orang jahil
dengan pengakuan sambil minta ampun itu tentu oleh kuatnya ilmu Erwin.
Ketika dukun Munaf hendak mencium tangan Tengku Khadijah sebagai tanda
hormatnya, Erwin menepiskan tangannya, "Jangan!" Bentak Erwin.
***
DUKUN tua itu terkejut, memandang murka ke arah Erwin, dengan sorot mata mengandung
dendam. Semua hadirin termasuk Tengku Khadijah heran atas sikap Erwin yang tidak
mereka mengerti..
Dan Erwin tahu dia harus memberi jawaban atas keheranan dan ketidak mengertian
mereka. "Tuan hendak membunuh Tengku melalui mulut dan ludah Tuan yang berbisa,
Tuan Munaf! Terlalu, buat orang setua Tuan sungguh keterlaluan!" desis Erwin.
Pak Munaf hanya bisa menundukkan muka. Sebab Erwin telah mengatakan yang
sebenarnya. Ini bukan lawan baginya. Kalaupun akan membalas dendam, bukanlah di
situ
tempatnya. Kau harus menunggu kesempatan lain, kalau kesempatan yang demikian akan
terbuka baginya.
"Saya mohon diri saja," kata Munaf sambil mundur seperti kucing yang disiram dengan
seember air.
Kekaguman mereka terhadap si orang muda sangat sederhana kian bertambah. Semua
ingin tahu dari mana asalnya, siapa gurunya atau di mana dia bertapa.
"Tak ada suatu apa pun yang aneh pada diri saya," kata Erwin tanpa ditanya. "Saya
berasal dari orang kampung biasa di Tapanuli Selatan.
"Tetapi Bapak luar biasa," kata Maspar yang semula memandang enteng kepadanya.
Hanya keramahannya saja yang membuat dia membawa Erwin melihat kakaknya. Bukan
karena kepercayaan, bahwa orang ini dapat menolong Tengku Khadijah.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
304
"Saya hanya berusaha. Yang menyembuhkan, kalau nanti sembuh, adalah Tuhan. Tiada
lain daripada dia." Kata-kata Erwin ini meningkatkan penghargaan mereka terhadap
dirinya. Mereka yakin sepenuhnya, bahwa orang ini hanya berjalan di jalan Allah.
Dari
percakapan ringan, tahulah segenap keluarga Tengku Khadijah, bahwa ia baru siang
itu
datang dari Tapanuli. Yang mereka tidak tahu, karena mereka tidak bertanya, mengapa
ia
sampai ke losmen di daerah perkampungan lama itu.
"Berapa faedah yang harus kami berikan kepada Bapak? ' tanya Maspar.
Erwin tidak segera menjawab. Di satu sudut hatinya ia malu, karena ia tidak biasa
menjual ilmu. Di sudut lain ia mengetahui benar, bahwa ia sangat butuh biaya.
Perjalanannya masih jauh. Masih akan ke Palembang. Juga ke Lahat. Untuk menemui
gadis
yang dicintai dan guna memenuhi janjinya akan mengunjungi Mei Lan yang ditinggal
pergi
ketika ia mengharimau.
Erwin meneruskan pekerjaannya. Menyiapkan air untuk diminum selama tiga hari.
Tujuh teguk tiap hari menjelang Magrib.
Dalam bisik-bisik antar keluarga Tengku Khadijah diambil mufakat untuk memberi
Erwin setengah juta.
Ketika uang itu disampaikan dengan hormat kepada nya oleh Maspar, manusia harimau
itu memandang semua hadirin. Tiap mata yang bertemu pandang dengan mata Erwin,
menunduk.
Kemudian Erwin berkata, "Sebenarnya saya tidak biasa menerima upah, kalau
pemberian ini dinamakan bayaran atau upah. Tetapi saya memang sedang perlu uang.
Saya
malu menerimanya tetapi saya masih akan berjalan jauh. Dengan ikhlas hati Tengku
saya
ingin menerima sebagian dari uang ini!"
"Semuanya untuk Bapak. Ini bukan upah. Apa yang telah Bapak lakukan tidak dapat
dinilai dengan uang." Memang benar begitu. Segenap keluarga tadinya sudah hampir
tidak
punya harapan. Tengku Khadijah hampir pasti tidak tertolong lagi. Erwin hanya
mengambil
sebagian dari uang yang diberikan. Selebihnya dikembalikan. Yang tentu saja,
seperti biasa
membuat mereka tercengang. Kok ada dukun yang menolak rezeki.
"Kuterima sebagian ini karena aku membutuhkannya. Bukan upah!" kata Erwin
mengulangi.
Tengku Khadijah berkata, "Kalau Bapak masih lama di Medan ini, di rumah buruk
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
305
kami ini sajalah menginap." Walaupun rumahnya itu sebenarnya laksana istana mini.
Tergolong orang yang suka merendahkan diri, begitulah wanita keturunan bangsawan
itu.
Erwin menolak dengan halus. Mengatakan, bahwa baginya bisa menginap di losmen saja
sudah lebih daripada sangat baik. Mereka semua terharu, terutama Tengku Khadijah
yang
merasa diselamatkan nyawanya. Ketika anak Dja Lubuk itu mohon diri. Tengku
memintanya menunggu.
"Kami ingin minum kopi sekedarnya dengan bapak," kata Tengku Khadijah dikuatkan
oleh Maspar. Begitu juga oleh keluarga yang lain. Mereka ingin lebih lama
bersamanya.
Bagi mereka orang muda ini dianggap mempunyai sesuatu yang sangat ampuh. Ada yang
menyangka dirinya orang sakti untuk yang menyamar sebagai pemuda kampungan dalam
menyelamatkan Tengku Khadijah yang hidupnya selalu berbuat kebajikan terhadap
sesamanya. Ajakan itu semula akan ditolak oleh Erwin, karena ia merasa penghormatan
itu
agak berlebihan, tetapi kemudian hatinya begitu saja tergerak, menerima. Beberapa
gadis,
kemanakan Tengku, menyediakan minuman dan juadah. Ramai-ramai mereka menghadapi
meja. Semua mata tertuju kepada Erwin.
Semuanya sangat kagum kepadanya, termasu ketiga gadis keturunan Tengku yang jelas
membiaskan kebangsawanan pada wajah mereka. Erwin lebih banyak menunduk, tak
sedikit
pun memperlihatkan kelebihan. Dan kali ini untung baginya, gadis-gadis cantik itu
hanya
sampai pada mengagumi. Kalau ada di antara mereka yang sampai jatuh hati pula,
seperti
telah banyak kali dialaminya dan rata-rata menimbulkan kesulitan baginya, bisa
bikin
perkara baru. Bukan tak mungkin Erwin akan menghadapi kesulitan baru di Medan.
"Bila ke Medan, kami harap Bapak sudi singgah di gubuk kami ini," kata Tengku
Khadijah polos dan tetap merendah.
"Insya Allah," jawab Erwin tanpa mengangkat muka. 'Saya merasa sangat bahagia
malam ini, lebih daripada Tengku dan keluarga Tengku semua!"
Selama minum bersoma itu ada semacam perasaan tidak enak di dalam hati Erwin. Ia
tidak tahu mengapa, karena ia bukan manusia yang selalu serba tahu. Mei Lan atau
Hasanahkah? Ada semacam dugaan, bahwa Hasanah dan ayahnya menyusul ke Medan dan
urusannya dengan gadis serta dukun Abduh tidak akan habis sampai di situ saja.
Sebelum ia
meninggalkan rumah itu, Tengku memberikan sehelai kain tenunan Silungkang, katanya
untuk dipakai sembahyang. Sepeninggal Erwin yang kembali diantarkan oleh Maspar,
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
306
mereka masih membicarakan dirinya.
Tetapi hanya beberapa puluh meter dari rumah Tengku Khadijah, Maspar yang
mengemudikan sepeda motor jadi kaget karena lampunya menyorot satu benda melintang
di
tengah jalan yang kian dekat jelas sosok manusia. Mereka turun. Sudah tentu. Orang
yang
berkemanusiaan tidak akan terus saja berlalu kalau melihat tubuh manusia tergeletak
di
tengah jalan. Entah sudah mati, entahkah masih bernyawa. Mereka jadi sangat
terkejut,
karena orang itu tak lain daripada Munaf, sang dukun yang menjahili Tengku Khadijah
dan
tadi sempat ditendang Maspar karena tidak kuat menahan emosinya. Pemeriksaan lebih
dekat menunjukkan bahwa orang itu sudah mati dengan perut terbuka lebar dan isinya
seperti sengaja ditumpukkan di sisi badannya. Mukanya tidak dirusak, tetapi pada
dadanya
jelas ada bekas cakaran kuku besar dan dalam. Yang sudah tentu bukan kuku manusia.
Maspar mau mengatakan bahwa dada itu bekas dicakar harimau, tetapi tak
diucapkannya,
karena tidak pernah ada lagi harimau masuk kota Medan. Kalau beberapa puluh
kilometer
di pinggirannya mungkin masih ada. Daerah Diski dekat Binjai dan Tanjungmorawa
beberapa puluh tahun yang lalu masih menyimpan banyak harimau.
Bertanya Maspar, "Apakah Bapak pikir ia dibunuh manusia?'
"Tidak, cakaran ini jelas bekas kuku harimau!"
"Tetapi�" kata Maspar tanpa meneruskannya.
"Tetapi tidak masuk akal. Tidak semuanya harus masuk akal, Pak Maspar," kata Erwin.
"Kalau orang bercerita dan kita tidak melihatnya sendiri, boleh kita katakan tidak
masuk
akal. Tetapi apa yang dilihat oleh mata kita merupakan suatu kenyataan. Dan
kenyataan
tidak memerlukan masuk akal atau tidak. Bukankah begitu?"
Kini baru Maspar berkata, "Apakah harimau piaraan? Ataukah harimau jadi jadian yang
dinamakan cindaku?"
"Kedua-duanya boleh jadi. Yang nyata, kematian Pak Munaf ini disebabkan serangan
harimau!"
"Kalau misalnya harimau piaraan, harimau siapa? Tentu musuhnya yang mengirim!
Kalau harimau jadi-jadian, bukankah Pak Munaf dukun besar yang tentunya ditakuti
oleh
cindaku!"
"Entah. Kalau cindaku itu punya ilmu pula dan pernah dihina oleh Pak Munaf ini,
boleh jadi ia membalaskan dendamnya," kata Erwin. Ia ngomong sekedar memberi reaksi
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
307
saja. Kemungkinan adanya harimau suruhan seseorang yang memang sakit hati kepada
Munaf memang bisa saja terjadi. Di Medan bukan rahasia bagi sementara orang pandai,
bahwa beberapa orang berilmu memelihara harimau untuk disuruh-suruh.
Sedikitsedikitnya
memelihara keselamatan dirinya dari serangan musuh. Di mana pun tiap orang
berilmu selalu punya musuh. Dan musuh itu biasanya orang berilmu pula semacam dia.
Selalu ada semacam persaingan di antara mereka.
Terutama di antara yang asalnya berlainan daerah. Kadang-kadang tidak dengan
maksud jahat. Hanya sekedar hendak mengukur kekuatan rekan. Bukan hendak
membinasakannya.
Erwin sebenarnya punya firasat kuat, bahwa yang membinasakan dukun Munaf tak lain
dari ayahnya. Atau kakeknya. Atau harimau Sutan Na Tolupulu. Boleh jadi pula
sahabatsahabat
harimau kumbang dan belang milik Tuan Syekh Ibrahim Bantani yang di hutan
Muara Sipongi itu? Tetapi kalau salah satu di antara mereka yang membinasakan
Munaf,
tentu ada kaitan dengan maksud buruknya dan keselamatan Erwin yang mengobati Tengku
Khadijah. Salah satu dugaan Erwin itu memang, benar. Munaf tahu, bahwa Erwin datang
ke sana bersama Maspar. Ia telah menanyakannya kepada penjaga rumah orang kaya itu.
Dengan begitu ia pun tahu, bahwa Maspar akan mengantarkannya kembali. Terhadap
kedua-duanya Munaf punya dendam. Ia sakit hati kepada Maspar karena orang itu telah
menendang dirinya.
Ia merasa sangat dihina dan malu tetapi tak kuasa berbuat apa-apa, karena ada
Erwin.
Ia pun tidak bersiap terhadap serangan itu. Ia datang ke sana karena hatinya
didorong oleh
suatu kekuatan dan meminta maaf kepada orang yang memaksanya melalui kekuatan
batin.
Ia juga sangat dendam kepada Erwin yang masih begitu muda tetapi sanggup
menundukkannya. Suatu aib yang sangat besar bagi seorang dukun hebat semacam dia.
08
Munaf sudah rnempunyai rencana ketika ia meninggalkan rumah Tengku Khadijah.
Seorang diri ia tak akan mampu menghadapi Erwin. Sudah terbukti kekuatannya.
Tetapi, ia
mempunyai dua kawan. Piaraan seperti yang dimiliki beberapa orang hebat semacam
dia.
Kalau di antara rekan-rekannya ada yang menguasai ular, kala atau lipan, maka Munaf
mempunyai dua harimau, yang dapat disuruh apa saja. Pada waktu di luar dinas mereka
berkeliaran di hutan, tetapi mereka akan datang bila saja majikannya memanggil.
Beberapa
puluh meter dari rumah Tengku Khadijah, Munaf masuk ke pekarangan rumah orang yang
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
308
tak berpagar. Penghuninya sudah tidur. Di sana ia duduk memusatkan pikiran sambil
membaca mantra. Kedua harimaunya datang. Dan ia memberi tahu apa keinginannya.
Walaupun kedua harimau itu tidak dapat berbicara, tetapi mereka mengerti apa yang
dikatakan majikan.
Munaf dan kedua harimau suruhannya menunggu di pekarangan itu. Waktu terasa
berjalan lambat sekali. Munaf ingin melihat kedua orang itu segera diselesaikannya
dan
nanti dia akan meneruskan pembunuhan pelan-pelan terhadap Tengku Khadijah.
Tetapi apa yang sama sekali tidak diduga telah terjadi. Tanpa kelihatan orangnya,
ada
suara berkata kepada Munaf, "Hai dukun jahil, kau rupanya manusia yang keterlaluan.
Tidak cukup kau hendak membunuh perempuan tak berdosa itu hanya karena mengharapkan
uang. Dan kau sudah bernasib baik tidak sampai dibunuh oleh saudara perempuan
itu. Orang yang datang mengobatinya itu tidak punya niat buruk terhadap dirimu.
Memang
ia telah memaksamu datang ke rumah orang sakit itu supaya mereka mengenal siapa
yang
melakukan kejahatan. Tentu saja kau jadi malu karenanya. Tetapi itulah risikonya
jadi
dukun. Bisa dapat uang, bisa juga kalah kepada rekan yang lebih unggul!"
Munaf heran terkejut. Siapa pula yang mengajari dirinya ini!
"Hai, siapa pun kau, marilah berhadapan secara jantan," kata Munaf.
"Aku lebih suka kita tidak berhadapan. Aku hanya mau memberi nasihat kepadamu.
Sebelum terlambat!" kata suara itu.
"Tetapi aku tidak membutuhkan nasihat dari iblis!"
"Kau sombong Munaf!"
"Sombong atau tidak, tetapi aku terang bukan iblis. Aku punya wujud. Aku manusia.
Yang tidak kelihatan tetapi punya suara, hanya iblis. Dan iblis itu terlalu hina
jika
dibandingkan dengan manusia!"
"Betul katamu. Iblis selalu jahat. Tetapi banyak Iblis tidak sejahat kau yang
menyombongkan dirimu sebagai manusia. Dan aku bukan iblis seperti yang kautuduhkan
itu. Kau benar ingin melihat diriku?" Munaf yang tadi baru kena tendangan dan malu
bukan
buatan kini tertawa terbahak-bahak menunjukkan kesombongan dengan keyakinan yang
barangkali berlebihan terhadap dirinya. Karena ada harimau-harimau suruhan yang
jadi
andalannya. Harimau-harimaunya itu akan girang sekali mendapat dua mangsa sekaligus
untuk dilahap sepuas-puasnya. Mudah, sesudah dibinasakan, kedua hewan itu nanti
akan
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
309
menarik kedua tubuh rnanusia itu ke pekarangan tempat mereka menanti sekarang.
Pagipagi
yang punya rumah akan melihat dua bekas manusia yang hanya tinggal tulang dan di
sana-sini sedikit daging yang tersisa.
"Menolehlah kemari," kata suara tadi. Biasa saja, tanpa amarah atau tantangan.
Munaf menoleh dengan keyakinan bahwa ia tidak akan melihat apa-apa. Bahwa iblis itu
hanya mempermainkan dirinya. Tetapi betapa celakanya. Dalam suasana yang tidak
cukup
terang itu ia melihat sesuatu. Belum jelas apa. Tetapi bentuknya sebagai makhluk
besar.
Jantung Munaf berdebar.
Dicobanya melawan rasa ragunya dengan berkata, "Kau iblis hebat juga. Sedang
menyamar, ya!"
"Mendekatlah supaya lebih terang," kata suara itu. "Ataukah aku yang mendekat. Kau
boleh pilih! Aku iblis yang lumayan baik juga, bukan? Memberi kesempatan kepadamu
untuk memilih!" Kedua harimau suruhan Munaf menanti apa yang akan terjadi. Lazimnya
mereka bertindak atas perintah. Dialog antara makhluk-makhluk yang bisa bicara ini
tidak
mereka campuri.
Munaf tidak mendekat. Bayangan yang belum jelas itu menghampirinya.
***
MESKIPUN dukun tergolong kawakan, pernah mendengar cerita tentang manusia babi,
manusia kuda dan manusia harimau, namun baru kali ini Munaf menyaksikan makhluk
begitu di dalam kenyataan. Di hadapan matanya dan jelas marah karena ia bermaksud
melakukan suatu kejahatan baru. Makhluk ini sudah tentu mempunyai dua kekuatan,
yaitu
mempunyai otak dan cara berpikir seperti manusia dan punya tenaga seperti harimau.
Tidak
disangsikan lagi, bahwa kedua harimaunya takut atau sekurang-kurangnya bimbang
menghadapi makhluk aneh ini. Kalau bukan karena rasa ragu-ragu pasti mereka telah
menyerang dan menghabisi musuh yang datang mengganggu. Tetapi siapakah dia, makanya
mau campur di dalam urusannya dengan Erwin dan Maspar? Keingintahuan itu membuat
Munaf bertanya dengan suara sudah tidak selantang tadi, "Siapakah engkau yang ingin
campur dalam urusanku? Aku tidak merasa punya hubungan atau kesalahan kepadamu.
Kalau kau mengenal aku, tentu kau mengetahui, bahwa aku sebenarnya manusia Munaf
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
310
yang suka damai. Lebih suka berkawan daripada berlawan! Apakah kau tidak mempunyai
pendapat seperti aku?"
Kini makhluk ber-dwirupa itu yang tertawa sinis, "Setuju, sangat setuju dengan
pendapatmu, dukun Munaf. Aku pun lebih suka mempunyai kawan. Tetapi, sayang sekali,
aku tahu bahwa kau bukan manusia seperti yang kaukatakan. Kata-katamu itu bahkan
menunjukkan kepalsuanmu. Kalau kau tidak suka mendapat musuh, tentu kau kini sudah
berada di rumahmu. Tentunya kau lebih tahu dari aku, bahwa kau berada di sini
dengan
kedua suruhanmu untuk menghadang dan membinasakan kedua orang yang tidak kausukai
itu!"
Munaf tidak segera menjawab. Yang penting baginya sekarang bukan melakukan
pembalasan, tetapi menyelamatkan nyawa. Pembalasan bisa lain kali, kalau keadaan
sudah
mengizinkan. Dalam keadaan seperti sekarang, ia lebih baik merendahkan diri, tetapi
keingintahuannya siapakah makhluk ini tetap merasuk pikirannya. Maka katanya,
"Baiklah,
aku tidak perlu malu mengaku, bahwa kau punya ilmu sangat tinggi. Kata-katamu
benar.
Seharusnya aku tidak boleh mempunyai niat jahat terhadap dukun muda yang
menyembuhkan perempuan itu. Tetapi kurasa aku patut mengetahui, siapakah kau ini
makanya sampai datang mencampuri urusanku yang memang sangat tidak terpuji?"
Makhluk itu tertawa lagi, "Nomor satu aku bukan iblis seperti yang kaukatakan tadi.
Itu
suatu penghinaan. Selama hidup sampai setelah aku mati aku belum pernah mendapat
penghinaan seperti itu!" Makhluk itu sengaja diam sejenak. Dan Munaf tidak dapat
menyimpan pertanyaan, "Sampai sesudah mati?" Ia heran. Biasanya orang mengatakan
"selama hidup." Dia ini lain. Lain rupa, lain pula bicaranya. Tanyanya, "Kaukatakan
sampai
setelah kau mati?"
"Kau tidak salah dengar dan aku tidak salah ngomong, Munaf. Sampai aku sudah mati,
baru kau yang menghina aku separah itu!"
Kini Munaf tambah takut. Ia berhadapan dengan makhluk yang bangkit dari kuburannya,
pikirnya. Berkata makhluk itu, "Memang, aku bangkit dari kuburanku. Tidak selalu.
Hanya kalau perlu saja. Kau masih mau tahu aku siapa?"
Munaf tidak kuasa menjawab, walaupun dia masih ingin tahu.
Kata makhluk itu, tenang dan jelas, "Aku ini bernama Dja Lubuk. Sebelum dan sesudah
mati namaku Dja Lubuk. Tidak ada nama baru setelah mati! Dan kau tentu ingin tahu
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
311
mengapa aku datang mencampuri urusanmu!" Dia diam lagi. Menunggu reaksi, tetapi
Munaf tidak berkata apa pun. Keheranan dan ketakutan membuat dia terdiam dan
menjadi
seperti bodoh.
"Urusanmu itu juga urusanku, Munaf, karena yang hendak kaubunuh itu anakku! Kau
dengar, anakku. Anak kesayanganku! Kalau kau dan kedua piaraanmu membinasakan aku
di
sini, maka aku mati untuk anakku. Dan aku tidak akan menyesal. Bahkan aku senang
kalau
kau dan kedua harimaumu mengeluarkan segala kemampuan kalian, sehingga kita
menyelesaikannya secara jantan. Bukankah kau tadi menyuruh aku memperlihatkan diri,
kalau aku jantan!"
"Kurasa tidak ada gunanya kita saling menumpahkan darah di sini. Aku sudah
mengakui kelebihanmu. Mengaku kalah. Apakah itu tidak cukup untuk kita seterusnya
hidup sebagai sahabat?" Munaf merasa dirinya hina sekali mengucapkan kata-kata itu,
tetapi
lebih baik begitu daripada mati tanpa punya kesempatan untuk melakukan pembalasan.
'Mulailah, kalau kalian mau membela majikanmu yang hendak membunuh anak
kandungku itu," tantang makhluk itu kepada dua harimau milik Munaf. Dukun jahil itu
mengharap kedua macannya menerima tantangan dan menyerang. Selagi mereka bertarung
ia dapat melarikan diri. Tetapi, ia hanya bisa berharap. Tiada lebih dari itu.
Kedua
harimaunya memandang makhluk itu sejenak lalu mundur pelan-pelan, berbalik dan
pergi.
Munaf merasa bahwa harapannya kian menipis.
"Tak usah minta ampun, kalau itu pelarianmu yang terakhir Munaf," kata Dja Lubuk.
"Sudah kukatakan tadi, terlalu berbahaya membiarkan manusia semacam kau ini hidup
lebih
lama di dunia ini. Masih akan banyak orang jadi mangsamu. Aku tidak menyukai dusta
dan
kelicikanmu."
"Maksudmu?" tanya Munaf pelan.
"Walaupun kau tidak mau melawan, karena tidak punya cukup keberanian untuk
menang atau tewas sebagai jantan, aku akan membunuhmu."
"Jangan, kau terlalu jahat kalau menganiaya orang yang telah mengaku kalah, minta
ampun dan berjanji untuk tidak lagi melakukan kejahatan!"
"Jahat memang, tetapi aku akan lebih jahat kalau membiarkan kau hidup untuk
memberimu kesempatan melakukan lebih banyak pembunuhan dengan cara yang sangat
keji. Membiarkan kau hidup sama artinya dengan aku menyetujui kejahatankejahatanmu
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
312
yang akan datang. Kalau kau mau bertobat, bertobatlah, Munaf!"
"Setelah aku bertobat, kau memaafkanku?"
"Bukan itu maksudku. Tobat barangkali akan meringankan dosa-dosa yang telah
banyak kali kau lakukan. Setelah itu kau kubunuh! Dan ketahuilah sebelum kau mati,
bahwa
aku membunuhmu untuk mencegah lebih banyak pembunuhan. Jadi, sama artinya kubunuh
kau supaya dosa-dosamu jangan bertambah banyak lagi!"
Tanpa menunggu lagi, karena memang bagi Dja Lubuk tidak ada lagi yang perlu
ditunggu, ia menenamkan kuku-kukunya di kuduk Munaf. Tanpa mendapat perlawanan.
Suatu pembunuhan yang tidak menyenangkan bagi Dja Lubuk. Tetapi ia tidak dapat
berbuat lain kecuali membunuhnya.
"Tolonglah melawan, Munaf, dengan segala kepintaran yang ada padamu. Aku tidak
senang melakukannya secara ini. Lawanlah," kata Dja Lubuk sambil mengendorkan
cengkeramannya. Tetapi perlawanan yang dipintanya itu tidak ada. Dengan perasaan
kecewa
ia menyeret korbannya ke tengah jalan raya. Di sana baru ia merobek dada dan perut
Munaf.
Semua dengan cepat, bukan karena takut, tetapi ia ingin pekerjaan yang tidak
menyenangkan itu segera selesai. Setelah dada dan perut terbuka, isinya
dikeluarkannya,
ditumpukkannya di samping tubuh Munaf.
Setelah itu Dja Lubuk pergi. Tujuan menyelamatkan Erwin telah terlaksana.
Bersamaan dengan itu ia juga mencegah dukun jahil itu melakukan lebih banyak
kejahatan
terhadap hamba Allah yang tidak berdosa, tetapi tidak kuat melawan ilmu kejam dukun
yang mau melakukan apa saja demi uang. Pengeluaran isi dada dan perut Munaf
dilakukannya ketika Erwin mendapat hadiah sehelai kain Silungkang dari Tengku
Khadijah.
Dja Lubuk memperhitungkan semua, supaya tugas cinta kasih kepada anak selesai
ketika ia
dan Maspar melalui jalan itu. Tidak boleh terlalu lama sebelum dan juga tidak boleh
ketika
Erwin baru saja berangkat dari rumah. Dalam hal yang pertama darah sudah akan mulai
membeku dan dalam hal kedua ia khawatir Maspar sempat melihat ia mengerjakan
missinya.
***
KETIKA Erwin dan Maspar memeriksa tubuh yang sudah jadi mayat dalam keadaan rusak
dan
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
313
mengerikan itu, memang darah masih segar. Dengan lampu senter yang dibawa Maspar
mereka melihat darah masih keluar dari luka-luka Munaf. Melihat jantung, hati,
perut dan
limpa yang teronggok di sisi mayat, Erwin sudah tahu bahwa pembunuhan dilakukan
oleh
ayah atau kakeknya. Kalau tidak ada sebab yang memaksa, kedua orang yang sudah
tiada,
tetapi tetap sangat disayanginya itu tak mungkin mau berbuat sesadis itu. Biasanya
yang jadi
sebab, kalau Erwin terancam. Terpikir olehnya apakah Munaf tadinya punya niat atau
bahkan mengatur jebakan terhadap dirinya? Apakah ini yang menyebabkan ia merasa
agak
gelisah, lalu seperti ada dorongan yang menyebabkan dia mau menerima ajakan minum
kopi
oleh Tengku Khadijah. Guna memberi kesempatan kepada kakek atau ayahnya! Lama
Erwin memandangi mayat yang rusak berat itu. Termenung. Ajakan Maspar untuk
lekaslekas
pergi dan melapor kepada polisi, tidak segera dihiraukannya. Sehingga Maspar heran
mengapa Erwin jadi termenung dan kelihatan terharu. Karena kasihan? Lalu sangat
sedih
memikirkan kematian dukun yang bersifat bajingan itu? Bah, sudah wajar ia ditimpa
hukum
karma yang begitu. Diam-diam ia merasa bersyukur, karena ia sendiri pun menghendaki
kematian Munaf setelah mengetahui bahwa dukun setan itulah yang jadi penyebab
kakaknya
hampir tewas.
Maspar sama sekali tidak tahu, mengapa Erwin termenung lama. Keharuan Erwin
memikirkan kecintaan ayah dan ompungnya ditafsirkan sebagai suatu kesedihan atas
kematian Munaf.
Terlintas pertanyaan di dalam dada Erwin, apakah ayah atau kakeknya atau
keduaduanya
sedang memperhatikan perilakunya itu!
Kalau bukan karena ada mobil lewat dan jalannya teralang oleh adanya mereka di
tengah jalan itu, Erwin belum bangkit dari memandangi mayat itu sambil pikirannya
menerawang ke ayah dan ompungnya.
Seorang laki-laki dan istrinya yang turun karena ingin tahu, kontan jadi merasa
ngeri
dan takut. Istrinya langsung menjerit. Masih mujur dia tidak pingsan. Si laki-laki,
yang jelas
kelihatan kaya dari jam dan cincin berlian besar yang dipakainya, mengajukan satu
dua
pertanyaan. Sekedar ingin tahu.
"Diserang dan dikoyak harimau. Tuan lihatlah bekas di dada dan perutnya itu. Tetapi
bukan sembarang harimau. Lihat isi seluruh perutnya itu, lengkap dengan jantung.
Semua
masih segar. Tandanya baru saja kejadian tidak ada yang dimakannya. Tandanya ia
bukan
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
314
harimau sembarangan," kata Erwin. Membuat laki-laki itu, terlebih-lebih istrinya
kontan
jadi lebih ngeri dan buru-buru berangkat. Bukan tak mungkin harimau yang sedang
hanya
haus nyawa itu masih ada di sekitar dan mereka akan jadi giliran menerima nasib
yang
serupa. Tak lama kemudian tempat itu jadi ramai dan polisi pun sudah datang
memeriksa.
Sama halnya dengan di Jakarta dan Muara Bungo, di Medan juga ada anggota polisi
yang
bermata jeli dalam kejadian serupa itu. Apalagi yang namanya Medan. Di mana banyak
polisi dan reserse berasal dari daerah Minang, Karo, Toba dan Mandailing! Daerah-
daerah
yang menghasilkan banyak insan Indonesia yang pintar-pintar, tetapi juga masih
diselimuti
berbagai misteri yang sebagian belum dan barangkali tak pernah terpecahkan oleh
otak
manusia biasa. Segera tersiar berita, bahwa di kota Medan scdang mengamuk harimau
siluman. Ada yang mengatakan harimau suruhan dukun membinasakan dukun.
Ada pula yang berbisik antara mereka, bahwa yang membunuh itu tentu harimau liar
yang kuat instingnya. Mengetahui bahwa di kota itu sudah terlalu banyak orang
jahat, baik
yang melakukannya dengan senjata, membunuh, memerkosa, menodong dan merampok.
Maupun yang mencuri secara besar-besaran melalui jabatan mereka yang salah
penempatan
orangnya. Ibarat memercayakan intan berlian kepada maling. Cukup banyak jabatan
kunci
dan harta kekayaan bangsa yang dipegang oleh orang-orang teiamat pintar tetapi
berjiwa
maling. Ceritanya sudah sejak lama terus disikat, sampai kini belum selesai.
Barangkali
nanti-nanti. Jangan putus asa sehingga menyebabkan gantung diri. Terlalu enak bagi
yang
menyikat, dong! Kata mereka, harimau ini menunjukkan bahwa orang yang merasa
dirinya
aman walaupun bikin banyak dosa, sebenarnya hanya berkhayal. Pada saatnya dia pun
akan
dibinasakan oleh harimau seperti yang membunuh dukun Munaf yang dikenal oleh
sementara orang sebagai dukun sangat jahat. Mau membunuh dengan jalan halus asalkan
diimbali dengan uang. Dan dukun-dukun seperti ini masih ada di daerah Sumatera
Utara
sampai ke Barat sana. Orang sana berpendapat, bunuh melalui jalan halus paling
aman.
Siapa bisa buktikan?
Bagaimana mau menahan atau menangkapnya? Aparat penegak hukum umumnya
lumpuh tak berdaya. Yang bisa "menyergap" hanya orang berilmu juga. Yang ilmunya
lebih
tinggi. Anda tidak usah takut, tetapi Anda boleh tahu, bahwa di Sumatera Timur dan
Barat
bunuh-halus atau mempergunakan tangan binatang piaraan masih ada. Betul-betul masih
ada! Tetapi kalau Anda bukan asal sana, jangan lantas pikir bahwa di tempat lain
tidak ada.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
315
Hampir di semua daerah ada. Cara-caranya saja yang kadangkadang lain. Semua orang
barangkali tahu, betapa hebatnya ilmu mistik dari Ambon, Cirebon, Sulawesi, Banten
dan
banyak lagi yang lain. Tetapi kalau Anda tidak punya dosa besar apa pun jenisnya
tak
usahlah khawatir.
Orang sekitar yang mengetahui peristiwa itu memeriksa pintu dan jendela kembali,
walaupun sudah dikunci rapat. Banyak yang tak mampu tidur sampai pagi. Dibayangi
rasa
ngeri. Lebih-lebih yang punya kesalahan.
***
KARENA Maspar tak kuasa menahan mulut oleh kegirangan dan kengerian, yang
keduaduanya
punya sebab, maka Losmen "Tenang" jadi ramai. Nama Erwin jadi buah bibir, suatu
hal yang sangat tak disenanginya.
Beberapa orang "mohon menghadap" lelaki sederhana yang kampungan itu minta
bantuan. Agar sudi mengobati keluarganya yang sudah bertahun-tahun sakit dan tak
juga
sembuh walaupun sudah ditangani banyak dokter. Itu pada malam yang sudah sepi
karena
hampir seluruh penduduk Medan sudah dibuai atau diamuk mimpi.
Keesokan harinya setelah koran pagi menyiarkan kematian dukun terkenal dikoyak
harimau dan dikaitkan dengan cerita Maspar yang tak terkendali kan menceritakan
segala
peristiwa mengheran-ngerikan itu kepada beberapa wartawan profesional dan cekatan
yang
malam itu juga meng-intervieuw Maspar, kian ramailah orang ke Losmen "Tenang" yang
berubah jadi Pasar Pagi yang amat ramai. Erwin bukan jadi senang, tetapi malu dan
gugup.
Belum pernah ia dikerumuni orang sebanyak itu. Sebagian besar sebagai penonton yang
ingin melihat bagaimana rupa dukun muda kampungan itu, yang mengalahkan Munaf
dalam kepintaran mistik, dan kemudian dukun tua itu dibunuh harimau di tengah
jalan.
Yang pasti bukan dilakukan oleh Erwin, tetapi tidak dapat tidak tentu dikerjakan
oleh
harimau yang punya hubungan dengan dia. Piaraannya atau harimau yang pernah
diselamatkannya.
Dan Eriwn terpaksa berdusta, bahwa�walaupun ia berasal dari Mandailing dan punya
sedikit ilmu pengobatan secara kuno�namun ia sama sekali tidak punya hubungan
dengan
harimau. Dia tidak punya piaraan apa pun.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
316
Sebenarnya dia berat hati mengatakan begitu, tetapi dia mau bercerita apa-apa untuk
mengurangi kehebohannya yang akhirnya bisa membuat dirinya terjebak dalam
kesulitan. Ia
ingat pernah dimasukkun ke dalam tahanan di Jakarta, padahal ia tidak bersalah.
Berkesudahan dengan kematian brherupa orang petugas polisi yang menyiksa dirinya.
Petugas-petugas yang dibunuh oleh ayahnya yang masuk dan keluar dari sana
menyelamatkan Erwin tanpa satu biji mata pun melihat dia, walaupun Dja Lubuk
membawa
Erwin di hadapan mata mereka semua. Yang sangat ditakuti Erwin, walaupun dia
manusia
harimau dan dukun kawakan, tentu saja ada. Sedangkan harimau liar punya rasa takut.
Betapa akan sedih hati Mei Lan dan ayahnya kalau mereka mendengar kemudian membaca
di dalam surat kabar tentang adanya manusia yang diterkam dan dirobek-robek harimau
dengan cara amat mengerikan. Karena terakhir sekali Ong Chu Fat melihat Erwin
adalah
ketika ia sedang berubah jadi harimau di kamarnya di hotel mewah itu. Yang sampai
membuat Mei Lan yang tergila-gila dan mengejar-ngejar dirinya itu, jatuh pingsan.
Hanya
Erwin tidak tahu, bahwa sesudah siuman kembali gadis yang keturunan Cina itu toh
memanggil-manggil dirinya dan sangat takut akan keselamatan dirinya.
Mei Lan menolak untuk kembali ke Palembang pada hari itu. Ia masih ingin bertemu
dengan Erwin. Walaupun sekiranya dia dalam tahanan atau hanya tinggal mayat saja!
Dan
Ong Chu Fat tak kuasa melawan kehendak hati anaknya. Dia pun tak tahu harus
mendoakan apa? Agar Erwin mati dan kisah cinta anaknya berakhir? Belum tentu baik!
Kalau anaknya oleh kematian Erwin sakit merana dan tewas pula? Atau bahkan bunuh
diri
karena sedih yang tak tertahankan! Sebaliknya kalau Erwin selamat dan bertemu lagi
dengan
Mei Lan atau gadis itu mencarinya sampai dapat, apa yang akan terjadi? Ayah malang
itu
betul-betul tidak tahu, harus mendoakan apa untuk Erwin? Mati salah, hidup pun akan
meneruskan kisah cinta anaknya yang sangat memalukan dan menyedihkan!
Masih ada lagi peristiwa lain yang sangat merisaukan hati si manusia harimau yang
juga
sangat ditakutinya tetapi mungkin tak dapat dihindarinya. Hasanah dan dukun Abduh.
***
RASA risau Erwin memang pada tempatnya, karena tanpa segera diketahuinya Hasanah
dan
Pak Abduh telah tiba di Medan. Supir mengantarkan mereka ke hotel terbaik, karena
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
317
Abduh, walaupun hanya dukun, yang kadang-kadang orang katakan seenaknya sebagai
tukang obat kampung, ingin memberi kesenangan kepada anaknya yang sedang terlalu
sedih
dan khawatir, walaupun tadinya dia sudah sangat ingin melampiaskan seluruh sakit
hati
kepada manusia harimau muda itu. Jadi mereka menginap di hotel yang sama dengan Ong
Chu Fat dan anaknya Mei Lan, Hotel D.
Kedengarannya seperti diatur dalam cerita, padahal memang begitu kenyataannya.
Bukan takdir, hanya suatu kebetulan. Walaupun di kota itu ada beberapa hotel yang
cukup
menyenangkan, tetapi pilihan supir mereka jatuh pada hotel itu. Mereka tidak
mengenal
Mei Lan dan ayahnya, tetapi mereka sempat mendengar bahwa Erwin berangkat bukan
seorang diri, melainkan dengan seorang lelaki dan gadis Tionghoa yang mereka
perkirakan
anak dan ayah.
Sama halnya dengan Mei Lan, anak dukun Abduh juga ingin bertemu dengan Erwin.
Selekasnya. Kalau ia bernasib baik�ataukah sebaliknya�Erwin belum meninggalkan
Medan.
Hasanah seharusnya merasa letih oleh perjalanan yang lumayan jauh dan pikiran yang
tak tenteram. Tetapi ia hanya memerlukan mandi. Tidak perlu istirahat.
Biasa! Orang yang sedang memburu kekasih kareiia dimabuk cinta tidak mengenal lelah
sampai badan terkulai sendiri karena kehabisan enersi, seperti mobil kehabisan
bensin.
Setelah mandi ia akan mengunjungi hotel-hotel yang ada di Medan. Bertanya apakah
ada tiga tamu baru datang, dua Tionghoa dan seorang Indonesia yang sangat
sederhana.
Tentu saja yang dapat giliran pertama hotel tempat ia menginap. Hasanah mengatakan,
bahwa kalau tak salah yang Indonesia itu bernama Erwinsyah. Nama yang Tionghoa dia
tidak tuhu. Petugas resepsion, seorang nona manis yang baik hati menjawab bahwa dia
dinas
pagi, belum tahu kalau ada yang bernama Erwinsyah. Dipersilakannya Hasanah
memeriksa
buku tamu. Sudah tentu yang dicari Hasanah nama Erwin dari Penyabungan, tetapi nama
itu tidak ada. Barangkali ia mempergunakan nama lain. Tetapi bukankah orang baru
yang
belum menjadi langganan tetap hotel, harus memperlihatkan kartu tanda penduduknya?
Tetapi bisa saja orang yang banyak akal mempunyai lebih dari satu KTP. Atau yang
mendaftar hanya satu orang, yaitu orang Tionghoa yang bersama Erwin. Ketika ia akan
melangkah ke luar menuju hotel lain, kebetulan ada beberapa orang ngomong-ngomong
dengan menyebut nama Erwin. Tentu saja Hasanah menjadi tertarik walaupun yang
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
318
bernama Erwin mungkin ada ratusan orang di Medan, apakah ia penduduk di situ atau
pendatang. Ketika Hasanah menangkap sepotong cerita tentang kehebatan dukun muda
bernama Erwin, ia sudah tidak sangsi lagi, bahwa inilah kekasih yang dicarinya. Ia
sempat
mendengar cerita tentang seorang dukun tua bernama Munaf yang dibunuh harimau
dengan
cara amat mengerikan. Tetapi ia tidak tertarik dengan kisah yang barangkali hanya
sensasi.
Kalaupun cerita sungguhan ia tidak peduli. Yang penting baginya hanya Erwin. Tiada
lain
daripada itu.
"Di mana menginapnya Bang Erwin, Tuan?" tanya Hasanah kepada orang tak
dikenalnya itu. Yang ditanya agak heran, kemudian tambah heran ketika Hasanah
mengatakan bahwa mungkin orang bernama Erwin itu abangnya. Dan gadis itu berkata
begitu untuk menghilangkan keheranan yang tampak jelas pada wajah orang yang
ditanya.
Setelah orang itu menyebutkan nama losmen dan alamatnya, Hasanah, tanpa mengajak
ayahnya bergegas dengan taksi ke sana.
Dilihatnya masih banyak orang, tetapi ia terus saja masuk dan minta bertemu dengan
penguasa penginapan itu. Maspar langsung saja bertanya, "Nona juga mau minta
pertolongannya?"
"Bukan, saya sedang mencari kakak saya yang juga bernama Erwin dan tak saya ketahui
di mana tempat tinggalnya. Sudah lama ia meninggalkan rumah. Sudah letih saya
mencari!"
kata Hasanah. Semua keluar lancar saja dari mulutnya.
"Kalau saya dapat saya ingin sekali menolong Nona. Siapa tahu, barangkali dia
memang
kakak yang Nona cari. Tetapi Nona terlambat. Dia sudah tidak ada," jawab Maspar.
Dari
wajah Hasanah ia dapat melihat, bahwa perempuan muda itu memang berkata benar dan
ingin bertemu kembali dengan abangnya itu.
"Tidak ada?" tanya Hasanah seperti tidak prrcaya. Dia menjadi lesu. "Tetapi
barangkali
dia meninggalkan alamat. Saya dan keluarga kami semua sangat merindukannya."
"Tiada alamat," dan Maspar terpaksa mengatakan apa yang sebenarnya telah terjadi,
bahwa orang yang mungkin abangnya itu telah hilang raib begitu saja, ketika ia
mengetuk
pintu kamarnya untuk mengatakan, bahwa sebaiknya ia bertemu dengan begitu banyak
orang yang ingin menghadap dirinya. Dia mempergunakan perkataan "menghadap," karena
menurut Maspar perkataan itu tepat bagi orang sepenting dan sehebat Erwin
"Menghilang?" ulang Hasanah tambah kecewa, tetapi tambah yakin bahwa orang itu
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
319
pastilah Erwin yang dicari karena dicintainya.
"Bagi saya pun aneh sekali. Tetapi di atas meja di kamarnya ditinggalkannya
sejumlah
uang pembayaran sewa kamar dan minum yang dipesannya. Diceritakannya semua. Sejak
Erwin datang sampai dibawanya ke rumah kakaknya yang sakit keras yang diobati oleh
lelaki
yang�Maspar berterus terang�semula dianggapnya kampungan dan tak perlu dikenalnya
itu. Dan ia menceritakan tentang Tengku Khadijah yang ditolongnya, tentang dukun
Munaf
yang menjahili kakaknya itu. Lalu tentang mayat Munaf di tengah jalan, dikoyak-
koyak
harimau dengan mengeluarkan seluruh isi perutnya. Bukan dimakan tetapi diletakkan
begitu
saja di sisi dukun yang menjadi mayat itu.
"Harimau masuk ke dalam kota ini?" tanya Hasanah sangat pelan tak masuk akal,
tetapi
tahu bahwa Maspar menceritakan yang sebenarnya.
"Ya, mengherankan memang. Saya membonceng Pak Erwin dengan sepeda motor. Di
tengah jalan kami lihat mayat dukun yang mengguna-gunai kakak saya itu."
Hasanah lantas tahu, bahwa bukan Erwin yang membinasakan korban itu, tetapi
harimau yang tentu punya hubungan dengan Erwin. Jangan-jangan manusia harimau
seperti
Erwin pula. Apakah mereka sekeluarga semua manusia harimau, tanya gadis itu dalam
hati.
Hasanah berlalu tanpa ingat mengucapkan terima kasih. Tetapi Maspar tidak berkecil
hati.
Ia tambah keras menduga, bahwa dukun muda itu memang benar Erwin abang perempuan
yang kehilangan saudara itu.
Dengan pikiran kosong ia kembali ke Hotel D menceritakan semua kepada ayahnya.
Abduh tidak rnemberi tanggapan, karena tak tahu bagaimana meringankan kegundahan
yang menerpa anaknya itu.
"Mau Ayah mencarikannya?" tanya Hasanah. Abduh tidak menjawab.
Melihat anaknya tak dapat membendung air mata, ia membujuk Hasanah turun ke lobi
untuk minum sedikit menenangkan dan menjernihkan pikiran. Karena Hasanah tak
beranjak dari tempatnya duduk, ayah yang sama bingung dan sedih itu berkata lembut,
"Tentu saja akan ayah cari." Ditambahkannya lagi, "Sampai dapat." Barulah Hasanah
mau
turun dan masuk ke ruang minum yang berdekorasi cukup menyejukkan perasaan bagi
orang
yang ingin minum dan makan dengan santai. Bagi Hasanah semua keindahan itu seperti
tidak ada, karena tidak membawa pengaruh apa-apa atas hatinya. Setelah Hasanah
mencicipi sedikit minuman makanan yang dipesan ayahnya, mereka keluar. Atas usul
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
320
ayahnya, mereka berjalan kaki. Supaya lebih tenang. Kalau nasib baik pasti akan
segera
bertemu. Dan apa yang dikatakan Abduh memang benar jadi kenyataan. Ketika menyusuri
kaki lima Jalan Surabaya, Hasanah melihat Erwin keluar dari sebuah toko. Ia berlari
mengejar sehingga menarik perhatian orang banyak. Ayahnya mengikuti dengan perasaan
gugup dan malu.
Untung, Erwin yang tinggi ilmu itu tidak tahu bahwa ia dilihat dan dikejar Hasanah.
Gadis itu langsung saja memegangi tangan Erwin, membuat ia tak kuasa berkutik.
Walaupun dia manusia harimau, mukanya merah-padam karena malu. Karena ia sadar
bahwa Hasanah tentu mengetahui, bahwa ia dengan sengaja melarikan diri dari
Penyabungan. Memungkiri janji. Ketika Abduh pun sampai, Erwin kian malu. Berhasil
melepaskan diri dari Mei Lan, kini jatuh ke tangan Hasanah. Jangan dikira manusia
harimau yang lebih banyak mempunyai unsur dan sifat manusia di dalam dirinya, tidak
bisa
mengalami kekalahan seperti ini.
"Abang kecewa dapat kucari?" tanya Hasanah.
"Aku senang, karena aku pun akan mencarimu!"
"Ayolah kita pulang," pinta Hasanah.
"Ya Erwin, mari kita pulang," kata Abduh menguatkan. Ia benar-benar pasrah. Sudah
letih mengejar. Sudah banyak macam dialami dan diketahui Hasanah. Kalau dia tetap
cinta,
apa mau dikata. Yang jadi pikiran Abduh, apakah Erwin benar-benar dapat menerima
cinta
anaknya? Ia mempunyai sifat-sifat yang jarang dipunyai lelaki lain. Terlalu tahu
diri,
sehingga memberinya banyak alasan untuk menjauhi Hasanah. Berlawanan sekali dengan
gejolak hati dan darah Hasanah yang tetap ingin disampingnya. Seperti dikatakannya
kepada Dja Halaban, orang pandai di Pal Sabolas itu, cinta sejati memang buta.
Kalau sudah
pakai perhitungan, maka namanya jadi dagang.
Karena gerak-gerik mereka yang tidak wajar, banyak orang memperhatikan, bahkan ada
yang agak mendekat mendengarkan, karena ingin tahu. Walaupun bukan urusannya.
"Pulang ke mana?" tanya Erwin.
"Kita ke hotel dulu, mengemasi pakaian, lalu ke Palembang."
Ketika Hasanah mengatakan, bahwa mereka menginap di Hotel D, si manusia harimau
harus cari akal mengelak. Mengapa mereka menginap di sana? Mengapa bukan di
penginapan lain? Bisa akan jadi ramai sekali dan sangat memojokkan dia, karena Ong
Chu
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
321
Fat dan Mei Lan juga di sana. Barangkali pun Hasanah sudah bertemu dan berkenalan
atau
mengenal Mei Lan. Sekali lagi Erwin merasakan, betapa celakanya dicintai oleh lebih
dari
satu wanita, kalau datang saat-saat naas seperti itu. Keadaan ini menyuruh Erwin
berpikir
cepat mencari jalan keluar, setidak-tidaknya yang agak aman baginya.
"Aku sedang jadi pembicaraan orang. Mungkin juga dicari polisi, walaupun aku tidak
punya kesalahan. Sebaiknya Has dan Bapak saja kembali ke hotel. Aku menunggu di
kedai
kopi itu!" kata Erwin. Alasan Erwin dapat dimengerti oleh Hasanah dan ayahnya,
tetapi
gadis itu khawatir kalau-kalau sepergi mereka nanti, Erwin menghilang lagi. Tetapi
ia juga
tidak kehabisan jalan. Katanya, "Sudah, Ayah saja kembali ke hotel, ambil barang
kita.
Nanti Ayah singgahi kami di sini." Erwin mengerti, mengapa Hasanah tidak mau
meninggalkannya sendirian. Ia sudah mengalami, bagaimana Erwin sanggup mengibul.
Walaupun ia punya alasan yang benar. Yang katanya untuk kebahagiaan Hasanah
sendiri.
Abduh mengikuti kehendak anaknya. Tak lama kemudian ia sudah sampai lagi di tempat
Erwin dan anaknya menanti. Dari agen perjalanan mereka mendapat keterangan bahwa
pesawat ke Palembang untuk hari itu sudah berangkat. Karena harus menunggu sampai
keesokan harinya, Erwin mengusulkan supaya menginap di tempat lain saja. Tetapi
kemudian ia sendiri juga yang meminta agar naik mobil saja. Ia baru ingat, bahwa
Ong Chu
Fat dan Mei Lan�menurut rencana�akan terbang ke Palembang, bersamanya. Kalau
mereka pun masih mencari dia, lalu besoknya baru berangkat dan bertemu di terminal
Polonia, pasti ia akan kewalahan menghadapinya. Sekarang saja dia sudah merasa
kalah.
Harus mengikuti Hasanah dan ayahnya ke Palembang.
Padahal dia bersama Mei Lan dan ayahnya melarikan diri dari Penyabungan,
menghindar dari Hasanah. Gila benar. Kayak main-main. Tetapi bukan permainan enak
atau lucu.
Hasanah tidak man membantah kemauan Erwin. Sang ayah tak berani menentang
kemauan anaknya. Maka setelah mendapat kendaraan, mereka langsung berangkat. Si
Erwin manusia harimau, kali ini merasa dirinya sebagai tawanan. Tawanan wanita yang
jatuh cinta.
Kalau beberapa hari yang lalu ia merasa salah dan sedih membohongi Hasanah di
Penyabungan, maka sekarang ia merasa bersalah melarikan diri dari Mei Lan. Erwin
benarbenar
ditimpa bencana cinta.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
322
"Mengapa Abang berdiam diri dan seperti bingung?" tanya Hasanah pelan.
"Memikirkan masa depan. Entah bagaimana!" jawabnya.
"Sudah ada yang mengatur itu. Jangan terlalu dipikirkan, nanti tambah letih.
Barangkali, ini yang dinamakan takdir!" kata Hasanah. Erwin tidak menyahut.
Pikirannya
penuh dosa. Padahal baru kemarin malamnya ia dikatakan juru penyelamat nyawa oleh
keluarga Tengku Khadijah. Tiada mendengar jawaban, Hasanah bertanya lagi, "Bukankah
begitu, Bang?"
"Ya, barangkali," kata orang yang biasanya bijaksana itu.
Hasanah merasa bahwa otak Erwin belum bebas dari berbagai masalah lain sehingga ia
tidak dapat kecil hati atas jawaban yang seperti asal jawab saja. Dia harus
membiarkan
Erwin tenang kembali dan yang begitu tidaklah mudah bagi orang semacam dia dengan
problem berat yang silih berganti. Sebagaimana dia pernah berjanji akan menemui
Hasanah
setelah ditinggalkannya di Penyabungan, kini ia berjanji kepada dirinya, bahwa ia
akan
mengunjungi Mei Lan untuk inenjelaskan segala kejadian yang menyebabkan ia
menghilang
dari hotel mewah itu. Dia tahu, Mei Lan akan mengerti, tetapi apakah dia juga nanti
seperti
Hasanah yang tetap menghendaki dirinya. Apakah tidak mungkin kelak dia akan
"disergap"
Mei Lan di kota Pelembang, seperti yang dialaminya dari anak dukun Abduh di kota
Medan. Erwin ingin bebas dari segala macam pikiran yang tidak akan mengubah
keadaannya pada saat itu. Tetapi ia tak mampu. Kemanusiaan di dalam diri dan rasa
bersalah menimbulkan sesal dan kesal. Mengapa mereka itu harus jatuh hati
kepadanya? Ia
tidak normal. Punya banyak kekurangan lagi. Apa gunanya bagi mereka, tanya Erwin
kepada otaknya sendiri. Kalau dia tahu, bahwa Hasanah menganut falsafah, bahwa
cinta
sejati memang buta, dia tidak perlu mencari jawaban. Dengan air mata tergenang,
Erwin
melalui kota dan desa di daerahnya. Juga ketika ia melewati Pahae menjelang masuk
Sipirok
dari Tarutung ia ingat kepada peristiwa yang mengerikan itu. Seekor harimau yang
sangat
marah, sehingga menghancurkan kaca-kaca jendela mobil yang ditumpanginya hbrsama
Ong Chu Fat dan Mei Lan. Ia tahu, bahwa harimau itu bukan harimau biasa. Kalau
bukan
suruhan paling sedikit harimau yang sangat pintar dan mengetahui, bahwa Erwin harus
mendapat teguran dan peringatan keras. Supir dan kenek yang ada di luar kendaraan
tidak
diganggunya.
Sipirok dilaluinya tanpa berhenti agak sejenak. Begitu pula kota Penyabungan tempat
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
323
kediaman beberapa keluarganya. Ia tidak singgah di rumah pamannya tempat ia
disaksikan
Hasanah sedang mengharimau di sebuah kamar, yang hanya satu-satunya di rumah itu.
Ia
merasa berdosa, tetapi rasa malu lebih kuat dari kesadaran bersalah. Apa akan
katanya dan
apa pula yang dipikir pamannya, kalau ia kini sudah bersama Hasanah dan dukun Abduh
yang beberapa hari yang lalu telah dikibulinya. Manusia harimau yang sangat peka
itu
menangis tanpa suara. Diketahui oleh Hasanah, tetapi ia membiarkan. Memang
membiarkan itulah cara yang terbaik. Kalau air mata sudah mengering, mungkin
sedikit
ketenangan akan kembali.
Dilaluinya pula Sihepeng tempat ia pernah belajar silat, begitu pula Muara Sipongi
dengan taman misteri milik Tuan Syekh Ibrahim Bantani dengan dua harimau yang
mempunyai kemampuan manusia. Beberapa waktu kemudian keluarlah dia dari Mandailing,
tempat asal yang sangat dicintainya dan entah kapan akan dilihatnya kembali. Ketika
memasuki daerah Pasaman di Minang, dengan harimau-harimaunya yang terkenal garang
atau sangat ramah, ia merasa telah jadi perantau atau petualang kembali. Dalam hati
dia
menjerit sedih:
Izinkan aku pergi Amang,
Relakan aku Ompung,
Ampuni aku Inang
Bukan aku tak cinta kampung
Tanpa disadari, Erwin terisak-isak lalu masuk ke alam mimpi, mata terpejam, hati
dihempas-hempaskan oleh aneka perasaan yang tak terhadapi lagi olehnya. Banyak
musuh
kaliber berat dikalahkannya, tetapi ia tak kuasa melawan dirinya sendiri. Mereka
jatuh cinta
atas kehendak mereka sendiri, mereka menderita karenanya, dia pun tersiksa dan
orang--
orang lain turut pula menderita.
Memasuki kawasan Jambi, empat harimau duduk berjejer di pinggir jalan dengan kepala
tegak. Entah apa maknanya. Barangkali menyambut kedatangannya atau coba meringankan
duka deritanya.
***
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
324
SELAMA dalam perjalanan dari Medan, si manusia harimau yang telah membuktikan
dirinya
sangat hebat dalam menyembuhkan berpenyakit berat menunggu kematian menghadapi
berbagai macam lawarn yang biasanya tak terkalahkan, kini merasa dirinya tak lebih
dari
tawanan seorang wanita yang jatuh cinta kepadanya. Terhadap siapa ia sama sekali
tidak
menaruh cinta. Yang ada hanya rasa kasihan. Dan sekarang, tatkala ia sendiri pun
terperangkap, rasa kasihan karena Hasanah telah melakukan segala-galanya untuk
mendapatkan kasih sayangnya. Ia merasakan, bagaimana besarnya kekuasaan cinta atas
diri
orang yang disergapnya. Tak mampu membebaskan diri, bahkan tidak mampu berpikir
wajar. Dan Erwin kasihan terhadap Hasanah yang sudah jadi korban cinta yang
menerjang
lalu mencengkeram dirinya.
Dalam menaruh kasihan kepada Hasanah, manusia harimau yang sangat peka terhadap
penderitaan orang lain, sampai tidak sempat memikirkan nasib apa lagi yang akan
menimpa
dirinya di Lahat yang kian detik kian dekat juga. Apa yang akan dilakukannya, kalau
Hasanah dan ayahnya memaksa menikah. Ia belum memikirkan itu. Kalau saja ia
memikirkan tentu ia dengan mudah menjawab kepada dirinya sendiri, bahwa bukan suatu
kewajiban baginya untuk menikahi Hasanah, karena ia tidak pernah mencemarkan
dirinya,
tidak mengambil kegadisannya. Tetapi sampai hatikah ia menolak setelah melihat
sendiri
apa yang ditempuh gadis itu? Semata-mata karena cinta yang tak terlawan olehnya.
Lalu
bagaimana dengan Mei Lan yang bersama ayahnya juga seperti mengembara ke daerah
penuh misteri Mandailing, mencari dirinya. Juga karena tak mau atau tak mampu
mengubah
hasrat hatinya untuk memiliki Erwin. Walaupun dia sendiri sudah melihat Erwin
mengharimau di kamar hotel D di Medan. Menurut kehendak salah seorang dari mereka
berarti menyakiti yang lain. Dengan melakukan itu ia akan bersikap tidak adil.
Lalu bagaimana yang adil? Melarikan diri lagi dari mereka berdua dan membiarkan
mereka menerima apa saja yang akan terjadi? Merana, atau bahkan lebih dari itu.
Putus asa
karena cinta bisa macam-macam akibatnya. Yang terburuk adalah bunuh diri. Jalan
pintas
untuk bebas dari penderitaan batin, tetapi juga jalan pintas yang salah, yang tidak
diridhoi
Tuhan. Orang yang melenyapkan nyawanya sendiri karena putus asa adalah orang tak
beriman dan orang yang menentang kehendak Tuhan! Tidak dapat dikatakan, bahwa bunuh
diri adalah takdir. Seolah-olah begitulah kehendak Tuhan. Karena putus asa dan
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
325
kekurangan iman jualah maka orang sampai tersesat bunuh diri. Dan bukanlah salah
Tuhan
kalau hamba-Nya kurang atau tidak beriman.
Orang-orang itu adalah korban dari setan yang mendorong mereka ke jalan sesat.
Dorongan itu hanya bisa berhasil terhadap orang tidak beriman. Setidak-tidaknya
yang
kurang teguh imannya. Sehingga tak mampu melawan kehendak setan atau iblis. Yang
kurang atau sama sekali tidak punya iman sudah pasti orang yang kurang menguasai
ajaran
agama. Orang yang setengah-setengah.
Setelah tiba di Lubuklinggau, kegelisahan Erwin meningkat. Suatu pertanda lagi,
bahwa di waktu dalam keadaan wajar, kemanusiaan dan cara berpikirnya amat tinggi.
Tetapi
juga kepekaannya terhadap derita orang lain.
Ia mohon petunjuk kepada Tuhan, Apa yang terbaik dilakukannya? Terbaik di antara
yang kesemuanya buruk itu? Memang sudah tidak tersisa lagi yang baik dalam
menghadapi
masalahnya dengan Mei Lan dan Hasanah? Mau adil salah, mau berat sebelah lebih
salah
lagi. Manakah yang terbaik di antara yang semuanya serba salah ini?
Dalam sedikitnya dua bulan terakhir ini ia telah melakukan perbuatan-perbuatan
terpaksa yang menimbulkan rasa sakit bagi orang lain. Walaupun semua itu sama
sekali
bukan kesalahannya. Dia sendiri tidak mengerti mengapa nona-nona yang kaya dan
cantikcantik
itu terpikat kepada dirintya! Dia manusia yang serba kekurangan. Dia tidak memakai
guna-guna. Karena dia bukan tipe Sumarta yang pemilik kucing suruhan. Yang selalu
membantu tuannya dalam mencapai keinginan hatinya.
Harimau manusia yang mempunyai hati sangat peka itu jadi bingung, tak tahu apa yang
nanti akan dilakukannya. Dia tidak mencintai mereka, dia tidak ingin mereka
tersiksa, tetapi
dia juga ingin menyelarnatkan dirinya. Hal-hal yang semua bertolak belakang. Kalau
dia
kurang iman pasti dia membenturkan kepala ke sisi mobil.
Semalam di Lubuklinggau tidak memberi jalan ke luar baginya.
"Abang kelihatan bingung sekali!" kata Hasanah melihat kelainan sifat Erwin yang
biasanya tenang tetapi penuh wibawa.
"Ah tidak, apa yang dibingungkan? Orang yang kusayang ada di dekatku. Barangkali
akulah orang yang terbahagia di dunia ini," katanya selancar murid yang menghapal
sejarah
di luar kepala. la mengeluarkan itu dengan sadar. Jadi tahu, bahwa dia berbohong.
Tetapi
dia seperti mudah saja melakukannya.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
326
Dia merasa aneh, mengapa dia mendadak jadi pembohong dan senang pula dengan
kebohongan itu. Padahal ia tadinya orang yang paling pantang melakukan dusta.
Terhadap
siapa pun. Hanya dalam keadaan terpaksa saja ia berbuat begitu. Itu pun tidak
dengan
maksud merugikan pihak lain. Tetapi sekarang dia seenaknya mengucapkan yang sama
sekali tidak benar. Dan dia tidak merasa tertekan atau berdosa.
Mengapa Erwin bisa berubah begitu? Barangkali benar-benar sudah kehilangan akal.
Dipikirkan pun hanya meletihkan otak. Ia tidak menemukan jalan keluar. Lalu buat
apa
dipikir lagi! Turutkan saja apa yang tergerak di hati atau di mulut. Toh semuanya
punya
risiko.
Karena Erwin tak pernah berkata begitu, Hasanah jadi heran. Dipandangnya Erwin.
Dia begitu serius. Dia pasti berkata benar. Lalu dipeluknya laki-laki itu. Tidak
peduli sama
ayahnya yang duduk di samping pengemudi.
Erwin bukan hanya membiarkan. Dia membalas dengan pelukan dan ciuman mesra. Si
manusia harimau memang bukan lagi Erwin yang punya sifat pendiam dan sangat tahu
diri.
Mengapa dia jadi begitu? Dia pun tidak tahu, mengapa dia begitu. Dia sadari
perubahan
kelakuannya, dia sadari pula bahwa dia tidak mcncintai Hasanah. Tetapi dia tahu
bahwa
gadis itu butuhkan kasih sayangnya. Diambilnya jalan singkat. Diberinya pelukan dan
ciuman. Yang bukan ciuman biasa. Bukan pula ciuman terpaksa, tetapi hempasan rasa
sayang dan rindu yang seperti keluar dari lubuk hati. Dengan sepenuh perasaan. Dan
Hasanah seperti di awang-awang. Rupanya Erwin memang cinta kepadanya, sangat cinta.
Rupanya dia tidak bertepuk sebelah tangan. Rupanya Erwin hanya menguji dirinya
sampai
di mana benar cintanya kepada orang yang sudah dilihatnya sendiri bukan manusia
wajar.
Setelah Erwin merasa bahwa Hasanah lulus dalam ujian maka segala kasih dan sayang
dilimpahkannya.
Betapa nikmat dalam pelukan orang yang sekian lama dicinta, dikejar, tetapi selalu
bersikap dingin, bahkan mengelak.
"Abang betul-betul cinta kepadaku?" bisik Hasanah. Bisikan yang lumayan, sehingga
terdengar oleh telinga ayahnya. Dan membuat supir mengerling ke kaca spion untuk
turut
melihat sekilas apa yang sedang berlangsung di tempat duduk belakang sedan itu.
Bukan
suatu pemandangan yang mengherankan. Sebagai supir taksi ia banyak kali mengalami.
Adegan biasa, cuma pemegang peran saja yang lain. Dengan bisik pula Erwin menjawab,
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
327
"Tidakkah kau dapat merasakannya, Dik? Lidah ini mudah berbohong, tetapi perasaan
tidak
bisa berdusta. Aku sangat bahagia! Mungkin kaulah yang ragu-ragu?" Hasanah
mengetatkan
pelukannya dan menghujani muka serta leher Erwin dengan ciuman serta kecupan mesra.
O, mesra sekali. Tak kan kalah dari kemesraan Anda, kalau Anda juga suka
bermesraan!
"Sampai di rumah nanti, kita akan merencanakan perkawinan. Aku mau lekas-lekas jadi
Nyonya Erwin," kata Hasanah.
Dalam hati Erwin masih mampu berkata sinis, "ya, jadi nyonya manusia harimau."
Tetapi yang keluar dari mulutnya, "Tentu. Aku menurut saja apa yang kaurasa baik.
Asal
Ayah menyetujui! Tak tenang perkawinan yang tidak sepenuhnya direstui orang tua!"
"Ayahku sudah sangat setuju. Makanya dia ikut mengejar Abang."
Aneh memang. Erwin merasa senang dengan sandiwara gila itu.
"Kita undang semua famili Abang di Mandailing. Terutama Bapak Sutan naTolupulu,"
kataHasanah. Lega nian hatinya.
"Tetapi abang tak punya uang untuk itu!"
"Jangan bicara soal uang. Kami semua tahu, Abang tidak suka uang. Abang terlalu
pengasih. Abang sudah sampai pada tingkat yang tinggi, yaitu kesadaran bahwa bukan
uang
yang memberi rasa bahagia!"
Erwin tidak menanggapi. Jahatkah dia membiarkan gadis itu berangan-angan oleh
gelora hatinya? Tidak! Bukankah semua ini menyenangkan hati Hasanah. Hasanah
meyakinkan Erwin, agar ia tidak merasa kecil diri oleh ketiadaan uang. Semua akan
disediakan oleh ayahnya yang memang benar-benar bahagia sekali kalau Erwin menjadi
menantunya. Lagi-lagi Erwin tidak menanggapi. Dan ia pun memang tidak merasa rendah
diri. Padahal biasanya ia tidak mau dibiayai seperti au, apalagi menyangkui
perkawinan.
Laki-lakilah yang harus memikul biaya. Ia sangat mengetahui hal itu, tetapi sekali
lagi ia
bersikap tidak peduli.
Tiba di rumah Hasanah, yang calon istrinya itu, jantung Erwin kian berdebar dan
keaslian dirinya mulai bangkit kembali. Ia tidak rnau dibelanjai Abduh untuk
menjadi suami
anaknya. Apalagi dia tidak cinta kepada gadis itu. Dan ia sadar, betapa buruk
caranya
meyakinkan Hasanah bahwa ialah yang sangat bahagia mendapatkan gadis seperti
Hasanah.
"Sekarang rumah ini juga rumahmu, Erwin," kata Abduh yang sudah ikut yakin pula,
bahwa si manusia harimau itu rupanya sudah sejak lama cinta kepada anaknya. Hanya
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
328
kemampuannya menahan diri, sehingga setelah dikejar-kejar ke Tapanuli baru membuat
dia
mengaku, bahwa dia sayang dan bahkan cinta sekali kepada Hasanah.
Ucapan calon mertua itu pun tidak ditanggapi dengan kata-kata. Tetapi ia tersenyurn
senang. Meneruskan sandiwara dalam kesadaran penuh.
Karena sudah ditelepon lebih dulu, maka kakak Hasanah yang sudah jadi janda akibat
kematian suaminya oleh terkaman harimau Teuku Samalanga, juga hadir di rumah itu
menyambut kcdutungort si calon ipar.
"Kakak dan anak-anak semua sehat-seliat'?" tanya Erwin. Kini mempergunakan
"kakak," sebagaimana Hasanah memanggil perempuan yang kakak kandungnya itu.
Semua berjalan lancar, membuat Hasanah lebih terbuai di alam kesenangan
Susahpayahnya
ternyata tidak sia-sia.
***
DI KAMAR yang sudah disediakan oleh Fatimah, manusia harimau itu istirahat dan
berpikir.
Sandiwara ini tidak boleh diteruskan. Karena hanya akan menambah besar dosa dan
akibatnya. Selesai makan malam bersama sebagai keluarga yang amat bahagia Erwin
meminta supaya mulai pukul 11.00 ia akan mengunci diri untuk mengamalkan
tuntutannya
selama di Tapanuli. Tentu saja Abduh mengizinkan, karena ia tahu bahwa dukun-dukun
besar pada waktu-waktu tertentu harus menyendiri tanpa gangguan untuk dapat
berkhusuk
dan kadangkadang bertemu dengan gurunya. Hanya hati Hasanah yang pada waktu itu
agak
terguncang. Takut kalau-kalau dukun muda itu melenyapkan diri. Tetapi kemudian ia
membujuk hatinya. Mustahil, dia yang sudah dipeluk ciumi begitu mesra dengan penuh
kasih sayang oleh Erwin akan ditinggalkan. Mustahil. Itu hanya khayalan bodoh yang
menakutkan diri sendiri.
Hasanah tidak dapat tidur nyenyak, walaupun ia percaya, bahwa Erwin tidak akan
"larimalam."
Ia agak terkejut ketika mendengar lewat tengah malam Erwin keluar dari
kamarnya. Gadis itu mengintip dengan jantung berdebar. Ee; rupanya Erwin ke kamar
mandi, mengambil air sembahyang untuk sholat hajat barangkali. Setelah laki-laki
itu masuk
kamarnya kembali, Hasanah tenang dan sedikit malu kepada dirinya yang penuh curiga.
Tetapi bukan dia saja yang diam-diam merasa malu. Ayahnya juga, sebab Pak Abduh pun
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
329
tidak dapat tidur tenang. Ia juga mendengar Erwin keluar kamar. Dia pun turut pula
mengintip. Menjelang subuh suara Erwin berkumandang melagukan azan, membangun dan
memberitahukan kepada umat pemeluk Islam untuk menyembah Tuhan Yang Satu. Sejuk
rasanya hati Hasanah dan ayahnya.
Setelah itu Erwin berjalan pagi bersama Hasanah, menghirup udara segar sambil
menggerakkan otot-otot guna melancarkan jalan darah guna memelihara jantung.
Hasanah
memegang erat tangan Erwin, hatinya membesar gunung dipenuhi perasaan bahagia.
Kadang-kadang Erwin memeluk pinggang gadis manis yang sedang dibuai-buai cinta itu.
Mereka bercerita-cerita ringan, diselang-selingi oleh tertawa kecil.
"Kita akan tiap pagi berjalan jalan begini, ya Bang," kata Hasanah.
"Tentu, jalan pagi begini banyak sekali faedahnya."
"Badan sehat, rezeki pun murah!" sambung Hasanah.
"Ya, asal saja Has tidak ketiduran!" ujar Erwin dan Hasanah tertawa karena
pikirannya
jadi membayang-khayalkan keindahan yang mungkin sekali menyebabkan kenyenyakan
tidur.
Ketika tiba kembali di rumah, sarapan sudah tersedia. Dan mereka semua bersamasama
menikmati, sekedar alas perut. Bukan untuk makan kenyang. Selepas sarapan mereka
duduk di beranda depan, ngobrol hilir-mudik yang ringan-ringan. Tetapi di samping
itu
Abduh juga banyak bertanya tentang Erwin, bagaimana ia sampai menjadi dukun sehebat
itu dalam usia yang masih sangat muda. Dan Erwin pun, di luar kebiasaannya
bercerita
dengan bumbu yang cukup banyak. Termasuk apa saja yang terlintas di dalam otaknya.
Dia
pada hari itu berbalik menjadi orang yang suka banyak omong. Sangat mengherankan
bagi
orang yang benar-benar mengenal diri Erwin. Barangkali ia berbuat begitu untuk
meringankan otaknya yang sebenarnya sudah tak kuasa memikul masalah yang harus
dipecahkannya.
***
DI WAKTU makan siang, Erwin tidak kelihatan. Dinanti-nanti tidak juga datang.
Padahal tadi
dia ada di rumah. Kalau ia pergi, maka kepergiannya sama sekali tidak kelihatan.
Tak ada orang yang tahu, bahwa sehabis mengobrol pagi itu lah Erwin masuk ke
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
330
kamarnya, ia terkejut melihat suatu kenyataan yang baru pertama kali dialaminya.
Ayahnya
sudah ada di sana. Dalam wujudnya sebagai manusia penuh. Erwin langsung mencium
tangan ayahnya, lalu memandang mukanya yang juga lain dari biasa. Mencerminkan
kesedihan yang amat dalam.
"Aku sedih dan malu melihat perangaimu. Pergilah ke suatu tempat sepi. Sucikan
dirimu. Kelainan yang kausandiwarakan hanya awal dari keruntuhanmu. Pergilah,
jangan
pikirkan apa-apa. Kuatkan hatimu, sebab untuk hari-hari esok kau memerlukan hati
yang
sangat tabah."
Setelah itu Dja Lubuk menghilang. Dan pada siangnya Erwin pun meninggalkan
rumah Hasanah. Memang tiada yang melihatnya.
***
SEJAK menghilang dari rumah Hasanah, hati Erwin tidak mengenal ketenangan. Dia
akan,
ke Palembang, tetapi sesuai dengan pesan ayahnya, ia mau menyepi dulu.
Mengembalikan
keasliannya.
Untuk itu ia ke Prabumulih. Kadang-kadang telinganya seperti mendengar jerit
Hasanah. Dia tahu, bahwa gadis itu dan ayahnya pasti akan panik. Yang sebenarnya
terjadi
lebih daripada sekedar kepanikan. Pada petang hari itu Hasanah yang malang telah
pingsan.
Mudah dimengerti. Dia yang sudah begitu girang dengan kepastian akan menjadi istri
Erwin, tiba-tiba ditinggal begitu saja. Malu kepada ayah dan kakaknya, begitu pula
kepada
keluarga yang sudah diberi tahu, tetapi terlebih-lebih lagi malu kepada dirinya
sendiri, telah
menyebabkan Hasanah tak kuat memikul beban perasaan itu.
Di pinggiran kota Erwin menemukan pondok yang tidak berpenghuni. la menyelinap
ke dalam bagaikan seorang pencuri. Bagaimanapun masuk ke pondok orang tanpa izin
yang
empunya adalah suatu perbuatan salah. Ia merebahkan diri di atas sehelai tikar
butut.
Malain yang lalu ia masih tidur di ranjang berkasur empuk. Tetapi bukan itu yang,
jadi soal
baginya. Ia menyadari keburukannya dan menangis terisak-isak. Ia sedih sekali
memikirkan
Hasanah yang telah ditipunya. Dia sadari sepenuhnya bahwa Erwin, si manusia harimau
yang jujur dan suka menolong manusia, sekarang menjadi penipu. Dan dia akan jadi
penipu
yang lebih kejam lagi, kalau ia tidak menemui Mei Lan di Palembang, karena ia telah
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
331
berjanji kepada gadis itu dan ayahnya.
Lalu, kalau sudah bertemu, apa lagi? Dalam keletihan otaknya, manusia harimau itu
tertawa-tawa bagaikan orang gila. Kemudian menangis lagi, sampai ia terlena.
Rupanya
tertidur itu hanya untuk memberi kesempatan bagi mimpi-mimpi buruk menggoda
dirinya.
Semua yang disayang dan menyayanginya bagaikan berbalik gagang jadi membenci dan
memusuhinya. Ia minta-minta tolong, tetapi semua mengejek dan menertawakannya.
Akhirnya ia terbangun bermandikan keringat. Dia merasa takut. Dipanggilnya ayah,
ompung, Datuk nan Kuniang, Tuan Syekh Ibrahim, dan akhirnya ibu yang telah lama
tiada.
Tak seorang pun datang membantu. Sudah menjadi sebatangkarakah dia? Dalam
kehilangan akal itu, bencana lain lagi menimpa. Ia berubah jadi harimau.
Tak cukup sekian. Di luar didengarnya suara banyak orang, kian lama kian dekat.
Mungkin orang-orang kampung yang kembali dari ladang. Hari memang menjelang petang.
Lalu turun hujan. Erwin semakin takut. Kalau mereka berteduh ke pondok kosong itu
akan
celakalah dia. Atau mereka yang ditewaskannya. Tidak, dia tak mau jadi pembunuh.
Sudah cukup banyak dosanya pada hari-hari belakangan ini. Orang-orang itu benar
masuk ke pondok. Erwin pergi ke pojok- sebab tiada kamar tempat bersembunyi. Dan ia
menunggu nasib. Mereka pasti melihatnya. Mereka akan lari terkejut dan ketakutan
atau
ramai-ramai mengeroyok dirinya dengan kayu, parang, dan cangkul. Dia bertekad untuk
tidak melawan. Rupanya sampai di situlah riwayatnya. Sudah nasib suratan badan!
Harimau manusia itu merasa mukanya menjadi pucat dan tubuhnya gemetaran. Sama
dengan tiap makhluk bernyawa yang pasti sangat takut dan gemetar, menanti tibanya
ajal
secara tidak wajar. Tewas dipukul dan dibacok.
Tetapi tidak ada yang menjerit terkejut lalu lari. Tak pula ada yang memberi
komando
supaya mengeroyok dan menewaskan si Erwin yang sedang jadi harimau. Mereka hanya
bercakap-cakap biasa, menyatakan khawatir kalau hujan deras itu turun
berkepanjangan.
Tidak kelihatankah oleh mereka harimau yang ketakutan menunggu kematiannya?
Rabunkah mereka itu semuanya? Erwin sendiri pun merasa heran. Ia ingat betul, ia
tidak
membaca doa pembuta mata. Terlupa oleh perasaan penuh dosa dan kebingungan.
Keajaiban ini tentu karena kebesaran Tuhan Yang Maha Pangasih. Orang yang sudah
menanti ajal saja pun masih diberinya nyawa! Di situ Erwin mendapat kepercayaan
diri
kembali. Betapa Maha Pengampunnya Tuhan. Apakah supaya ia mendapat kesempatan
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
332
untuk menebus dosa-dosanya? Dengan cara bagaimana?
Bukan sarnpai di situ saja Tuhan memperlihatkan ke-Mahabesaran-Nya. Hujan deras
yang turun secara mendadak tadi, kini tiba-tiba berhenti.
"Hujan numpang lalu!" kata salah seorang petani.
"Bukan, Tuhan kasihan sama kita. DihentikanNya supaya kita dapat pulang. Supaya
orang rumah dan anak-anak jangan gelisah. Supaya mereka jangan menyangka kita
diterkam
Nenek Belang!" kata yang lain.
Semua kata-kata mereka didengar jelas oleh Erwin. Dia tersentak ketika orang
menyebut Nenek Belang. Dialah salah satu dari si Belang itu.
Kini Erwin meminta supaya dia dimanusiakan kembali. Permintaannya terkabul. Ia
coba memusatkan pikiran dan mengikuti pesan ayahnya supaya ia menyucikan diri.
Tetapi ia
tak sanggup memusatkan pikiran. Ia tak kuasa melawan perasaan berdosa karena
meninggalkan Hasanah secara pengecut. Dalam kebingungan, tak tahu mana yang terbaik
dikerjakan, ia keluar. Tak jadi menyepi. Ayahnya pun tak datang menguatkan hatinya.
Mungkin ia sudah tidak peduli.
***
SEPANJANG perjalanan menuju Palembang hatinya tidak menentu. Bukan tanpa tujuan. Ia
akan menemui Mei Lan dan ayahnya. Apa yang akan terjadi nanti, soal nanti saja. Ia
tak kan
kuasa mengubah keadaan dan nasib yang sudah menantikan dirinya. Setiba di Palembang
memang ia langsung ke rumah Ong Chu Fat. Anak dan ayah menerima kedatangannya
dengan gembira. Sebenarnya Ong sudah menduga bahwa Erwin tidak akan datang.
Sementara Mei Lan ragu-ragu. Kedatangannya melenyapkan segala kebimbangan dan
memberi keyakinan, bahwa Erwin sudah punya ketetapan hati.
Ketika berdua-dua dengan Mei Lan, gadis itu berkata pelan, "Bang Erwin kini
benarbenar
jadi milikku?"
"Tentu, milik siapa lagi, kalau kau memang benar menghendaki aku. Aku datang
untukmu! Hanya untukmu, Lanny."
Betapa bahagia Mei Lan mendengar itu, sebahagia Hasanah ketika dalam keadaan
serupa dengan si manusia harimau. Sama halnya dengan Hasanah, Mei Lan tidak sangsi
lagi
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
333
bahwa Erwin yang dikejarnya sampai ke Tapanuli Selatan, kini telah menjadi
miliknya. Dan
Erwin yang menyadari kebohongannya berpendapat, bahwa itulah yang terbaik.
Seterbaik
pendapatnya ketika mengucapkan kata-kata yang sama kepada Hasanah. Erwin meneruskan
lagi sandiwara busuknya. Lupakah bahwa dirimu baru saja diselamatkan Tuhan di Gubuk
pinggiran kota Prabumulih itu? Ketika hujan datang mendadak, banyak petani
berteduh.
Dia sedang mengharimau tanpa dapat menyembunyikan diri, tetapi mereka tidak
melihatnya!"
"Abang sungguh-sungguh?" tanya Mei Lan.
"Mengapa harus berbohong? Terlalu bodoh berdusta kepada orang yang sesetia dan
secantik kau, Lanny. Akulah yang mestinya tidak percaya, bahwa aku bisa seberuntung
ini!"
kata Erwin. Lancarnya seperti air terjun di Batang Anai saja!
"Tetapi hatiku bimbang, takut Abang tinggalkan lagi!"
"Buanglah pikiran yang menipu dan menyakiti diri sendiri," kata Erwin
lagi.meyakinkan Mei Lan. Dan gadis Tionghoa itu jadi yakin.
Di rumah gadis pengagum dan pencinta dirinya itu pun Erwin istirahat di kamar yang
buru-buru disediakan baginya. Lalu makan siang bersama, seperti di rumah Hasanah
yang
sedang pingsan sudah berjam-jam tanpa sadarkan diri. Karena ulah si manusia
harimau.
Kemudian ia permisi, berterus-terang mau ke rumah Teuku Samalanga tempat ia
pernah menumpang. Karena perkenalan Mei Lan dengan Erwin pun berkat perantaraan
Teuku, maka gadis dan ayah itu tidak keberatan. Bahkan mengatakan, bahwa memang
patut
sekali ia ke sana.
"Nanti sore kita jalan-jalan berdua. Dengan mobil, aku yang nyetir," kata Mei Lan
berpelukan teringat ia juga jalan-jalan pagi berpelukan pinggang dengan Hasanah.
"Bagaimana kalau Abang yang nyetir. Abang pernah jadi supir di Surabaya!" Dia
berkata benar, memang pernah jadi supir di Surabaya sesudah ia menyembuhkan seorang
laki-laki kaya. Tetapi istri orang kaya yang amat baik hati itu jatuh cinta pula
kepadanya.
Lalu ia menghilang karena tidak mau menurutkan keinginan wanita itu.
"Oke, kalau Abang yang mau nyetir," kata Mei Lan yang sama sekali tidak berubah
walaupun kekasihnya pernah jadi supir. Seperti Hasanah, dia juga bercinta buta.
***
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
334
DI DEPAN rumah Safinah ia terhenti sebelum memasuki pekarangan. Orang ramai.
Firasat
yang biasa membantunya, kali ini tidak berfungsi. Ah, barangkali keluarga Teuku
Samalanga mengadakan hajatan. Atau dukun itu beristri. Betapa bagus langkahnya,
kalau
memang Teuku akan menikah. Ia pun masuk tanpa ragu-ragu. Segera bertemu dengan
Teuku yang menyambutnya dengan pelukan.
"Kau datang tepat pada waktunya sahabat," kata Teuku girang.
"Apa iya? Teuku akan menikah?" tanya Erwin. Tanpa berpikir, karena hanya menjawab
pertanyaan sederhana, Teuku berkata, "Bukan, bukan aku. Aku masih mau menuntut
ilmu.
Ingin sepintar kau, Erwin. Kau lebih muda tetapi jauh lebih pandai dariku!" Tanpa
menyadari bahwa jantung Erwin seperti mau copot karena takut mendengar kabar paling
buruk, Teuku melanjutkan bahwa yang akan menikah adalah adiknya Safinah. "Kau tentu
ingin bertemu dengannya. Dia tentu akan girang sekali!" Tunggu, duduk dulu.
Kupanggilkan!"
Ketika Teuku melangkah ke dalam, Erwin bergerak ke luar. Di luar pintu dipercepat
langkah kaki yang sebenarnya sudah hampir tak mampu memanggul tubuhnya. Dan ia
menghilang. Tanpa pamit. Tanpa bertemu dengan orang yang amat dirindukannya. Ketika
Teuku dengan adiknya keluar dengan hati gembira, Erwin sudah tak ada. Semula mereka
pikir ia ke belakang buang air kecil. Tetapi setelah lama dinantikan ia tak kunjung
datang,
barulah Teuku memandang adiknya. Dan si adik memandang abangnya. Teuku mulai
menduga. Dan hatinya sedih.
"Ke mana Bang Erwin?' Mengapa dia pergi?" tanya Safinah.
Teuku menceritakan apa yang telah terjadi. Pertanyaan Erwin dan jawabannya. Lalu
tentang dia mengatakan, bahwa yang akan menikah adalah Safinah.
"Pernah dia mengatakan cinta kepadamu Saf?" tanya Teuku.
"Tidak. Bukankah kita sudah seperti bersaudara dengannya?"
***
HATI Erwin lebih hancur dari piring yang terjatuh ke lantai ubin. Bukan hanya itu.
la malu,
karena pergi tanpa pamit dan dengan itu dia memperlihatkan kekalahan dan
kesedihannya.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
335
Safinah akan menjadi pengantin malam itu. Laki-laki lain yang akan memiliki dan
memperoleh segala idaman hati. Bukan dia, si Erwin yang hanya manusia harimau.
Dalam
hal lain ia sangat hebat, karena dia manusia harimau yang mampu melakukan hampir
segala-galanya.
Kini dia teringat pada perbuatan dan kelakuannya pada hari-hari terakhir menjelang
ketibaannya di rumah Teuku Samalanga. Ia ingat Panyabungan. Berjanji dengan Hasanah
tetapi lari dengan Mei Lan. Ia ingat, Medan. Meninggalkan Mei Lan lalu pergi dengan
Hasanah.
Kemudian dia memberi harapan kepada kedua~gadis berkemauan keras dan tahan
segala derita itu. Ia bahkan sudah berjanji. Dikeluarkannya segala katakata
terindah di dalam
cinta, padahal dia sadar bahwa dia tidak mencintai mereka.
Kini dirasakannya apa yang dirasa oleh Hasanah dan Mei Lan. Tetapi keadaannya tidak
sama. Safinah tidak pernah mengatakan cinta kepada Erwin, tidak pernah
mempermainkan
apalagi menipu dirinya.
***
MAU ke mana sekarang? Ke Lahat mendatangi Hasanah? Atau kembali ke Mei Lan.
Kesempatan masih terbuka. Ia bisa saja memberi alasan mengapa ia mendadak pergi.
Katakan saja, didatangi lalu dibawa ayah dan ompungnya. Tak banyak kesulitan. Dia
toh
sudah belajar bahkan sudah sangat mahir berbohong. Dia bukan Erwin yang dulu. Ia
tak
sanggup melaksanakan pesan ayahnya supaya menyepi dan menyucikan diri. Ia sedang
dikalahkan oleh kekecewaan dan kegagalan. Ditinggalkan oleh Safinah yang
dicintainya
diam-diam.
Sekali lagi ia mencari tempat untuk menyendiri. Karena tiada kenalan untuk
menumpang, maka ia menyewa kamar murah pada sebuah losmen. Penguasa tempat minta
uang duluan, karena ia tidak mempunyai kopor untuk bisa dipercaya, bahwa ia bukan
gelandangan. Macam-macam pikiran menggoda. Mengapa menyerah kalah. Ia dapat
merebut Safinah dengan ilmu-ilmu baru yang didapatnya di kebun misterius milik
Syekh
Ibrahim Bantani di dekat Muara Sipongi itu. Lalu ia melampiaskan rindu terhadap
orang
yang sangat digilainya itu. Ia dapat melakukannya. Tetapi itu namanya paksa dan
perkosa.
Akhirnya ia tidak melakukannya. Terdengar olehnya suara Tuan Syekh melarang.
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SERIAL MANUSIA HARIMAU
KARYA: S.B. CHANDRA
336
Erwin seperti orang gila oleh peperangan yang bqrkecamuk di dalam dadanya. Baru
beberapa jam di losmen Erwin pergi lagi. Berjalan kaki mengikuti jalan ke daerah
Jambi.
"Kau patut menerima penderitaan ini, anakku," terdengar suara Dja Lubuk. "Supaya
agak seimbang dengan penderitaan Hasanah dan Mei Lan. Kau membuat mereka
menanggung siksaan batin. Jangan lagi lakukan yang buruk!"
"Tuhan ambillah nyawaku ini secara wajar. Aku sudah tidak sanggup lagi hidup!" kata
Erwin memohon.
"Bodoh," kata suara ayahnya. "Ini hanya suatu cobaan. Kau masih akan hidup belasan
tahun lagi. Jangan jadi pengecut. Kembali ke jalan yang benar!" Dan Erwin berjalan
dengan
air mata menganak sungai di kedua pipinya. Kemudian ia tak kuat lagi. Entah sudah
berapa
jam ia berjalan. Akhirnya ia masuk ke semak-semak di pinggir jalan. Ia roboh
kehabisan
tenaga.
Pada saat itu ia masih sempat melihat Hasanah datang dan berkata, "Kau mencintaiku
Bang Erwin? Kau tak pernah mengatakannya!"
Melihat dan mendengar ini ia menangis! Mengapa tak pernah dikatakannya? Ia mau
bangkit, berlari ke Palembang, tetapi sudah tak berdaya.***
S E L E S A I
Nantikan Serial Manusia berikutnya :
PETUALANGAN MANUSIA HARIMAU
(KARYA S.B. CHANDRA)

Anda mungkin juga menyukai